Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Program Pendidikan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Dita Rahmawati Putri, S.Ked 12711023
Shindy Yudha Utami, S.Ked 12711137
Tedja Prakoso, S.Ked 12711053
Rosalina Febrianti, S.Ked 12711049
R. Zhafira Arrum P, S.Ked 12711015
Muhammad Ali Topan, S.Ked 10711044
Winda Widiyanti, S.Ked 09711101
Disusun oleh:
Dita Rahmawati Putri, S.Ked 12711023
Shindy Yudha Utami, S.Ked 12711137
Tedja Prakoso, S.Ked 12711053
Rosalina Febrianti, S.Ked 12711049
R. Zhafira Arrum P, S.Ked 12711015
Muhammad Ali Topan, S.Ked 10711044
Winda Widiyanti, S.Ked 09711101
R Zhafirra Arrum P1, Muhammad Ali Topan1, Winda Widiyanti1, Leli Puspitowati2
ABSTRAK
Latar Belakang : Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) adalah praktek yang
berkaitan dengan kegiatan pembuangan tinja yang akses jambannya masih sembarangan
seperti di sungai, kolam, dan kebun. Kebiasaan ini menyebabkan terkontaminasinya sumber
air minum dan sumber air sehingga menimbulkan penyakit. Berbagai faktor dinilai
berhubungan dengan perilaku BABS.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku BABS di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang
Metode: Penelitian ini merupakan observational analitic, dengan desain cross sectional yang
dianalisis secara kuantitatif. Sebanyak 91 KK dilibatkan dengan metode consecutive
sampling. Penelitian dilakukan 2 hari dengan kuisioner. Data dikumpulkan untuk dilakukan
analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis data menggunakan SPSS 21.0 dengan uji
chi square.
Hasil Penelitian : Rata-rata usia responden 40-60 tahun. Sebagian besar responden memiliki
pekerjaan non formal (90,1%), memiliki jamban (65,9%), pengetahuan baik (78%), dan sikap
buruk (51,6%). Terdapat hubungan signifikan antara perilaku BABS dengan kepemilikan
jamban, pengetahuan, dan sikap. Tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan
terhadap perilaku BABS di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang.
Kesimpulan : Kepemilikan jamban (p=0,000), pengetahuan (p=0,000), dan sikap (0,000)
berhubungan secara signifikan dengan perilaku BABS di Desa Pakunden, Kecamatan
Ngluwar, Kabupaten Magelang.
Kata Kunci : BABS, pengetahuan, sikap, kepemilikan jamban
ABSTRACT
Background : Defecation of Free (DOF) is the practice related to excreta disposal activity
which toilet access as in rivers, ponds, and farm. This habit causes contamination of drinking
water sources and water sources causing illness. Various factors were assessed to be related
to DOF behavior.
Objective : This study aims to determine the factors that effect the behavior of DOF in the
Pakunden, Ngluwar District, Magelang.
Methods : This research used an observational analitic, with cross sectional design which is
analyzed quantitatively. A total of 91 households are involved with the consecutive sampling
method. The study was conducted 2 days with questionnaires. Data were collected for
univariate, bivariate, and multivariate analyzes. Data analysis using SPSS 21.0 with chi
square test.
Results : The average age of respondents is 40-60 years. Most of the respondents had non-
formal works (90.1%), latrines (65.9%), good knowledge (78%), and bad attitude (51.6%).
There is a significant relationship between the behavior of DOF with the ownership of
latrines, knowledge, and attitude. There is no significant relationship between the works on
the behavior of DOF in Pakunden, Ngluwar District, Magelang
Conclusions : The latrine ownership (p = 0,000), knowledge (p = 0,000), and attitude (0,000)
were significantly related to BABS behavior in Pakunden, Ngluwar District, Magelang.
Key words : DOF, knowledge, attitude, latrine
PENDAHULUAN
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang
dilakukan di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang selama 1 minggu
yaitu tanggal 15 Mei sampa 20 Mei 2017. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan tanggal
16 dan 17 Mei 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di Desa Pakunden
sejumlah 1193 KK. Sedangkan prosedur untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling non probabilitas yaitu consecutive sampling. Sampel dalam
penelitian adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu
berjumlah 91 orang, jumlah ini didapatkan dari perhitungan besar sampel dengan nilai α 5%.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Kepala keluarga desa Pakunden, KK
yang dimaksud adalah a) Ayah kalau dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak, b) Ibu
kalau dalam keluarga tersebut statusnya janda atau ayah sulit ditemui karena sedang bekerja
di luar 2) bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian adalah :
1) Tidak bersedia menjadi responden.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pekerjaan, pengetahuan, sikap, dan
kepemilikan jamban sebagai variabel bebas dan perilaku buang air besar sembarangan
(BABS) sebagai variabel terikat. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) adalah praktek yang berkaitan dengan
kegiatan pembuangan tinja yang akses jambannya masih sembarangan seperti di kolam,
empang, sungai, kebun. Perilaku dikatakan BABS jika dalam KK melakukan dan tidak
jika tidak melakukan perilaku BABS.
2. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan didalam atau diluar rumah untuk membantu
penghasilan keluarga. Pekerjaan dibagi menjadi sektor non formal yaitu buruh, petani,
pedagang/wiraswasta dan pekerjaan sektor formal yaitu PNS atau pegawai swasta8.
3. Tingkat pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki responden mengenai pemanfaatan
jamban yang meliputi pengertian, syarat jamban sehat hingga pemeliharaan jamban.
Pengetahuan dikatakan baik jika jawaban benar dari kuisioner >60% dan pengetahuan
buruk jika jawaban benar <60% 9.
4. Sikap adalah respon responden terhadap pemanfaatan jamban. Sikap dikatakan baik jika
skor 7-11 dari kuisioner dan buruk jika skor 1-6 10.
5. Kepemilikan jamban adalah ketersediaan sarana jamban yang dimiliki responden.
Kategori dibagi menjadi memiliki jamban dan tidak memiliki jamban11
Alat ukur dalam penelitian ini berupa kuisioner. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan
tentang karakteristik responden dan faktor yang mempengaruhi perilaku BABS (pekerjaan,
kepemilikan jamban, tingkat pengetahuan, dan sikap). Alat penelitian dalam hal ini kuisioner
telah terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitas oleh peneliti sebelumnya dengan uji
korelasi Pearson9. Sehingga alat tersebut dinilai valid dan reliabel untuk digunakan dalam
penelitian ini.
Tahapan penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Pada
tahap persiapan peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, mengurus perijinan penelitian
ke puskesmas Ngluwar dan perangkat Desa Pakunden. Pada tahap pelaksanaan peneliti
melakukan pengambilan data melalui perangkat kusioner pada sampel masyarakat Desa
Pakunden.
Dari hasil penelitian ini dilakukan coding kemudian di lakukan analisis univariat untuk
mengidentifikasi karakteristik masing-masing variabel, analisis bivariat untuk menguji
hipotesis hubungan antara variabel bebas dan terikat. Data kemudian diolah menggunakan
SPSS 21.0 menggunakan uji chi square dengan kepercayaan 95% (α=0,05). Hubungan
dikatakan bermakna apabila P<0,05. Teknik analisis multivariat yang digunakan adalah
regresi logistik pada variabel yang memiliki nilai probabilitas p<0,25 setelah diukur dengan
analisis bivariat.
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis univariat untuk variabel dependen yaitu perilaku BABS digambarkan
dalam tabel 2 yaitu didapatkan 38 responden menyatakan melakukan perilaku BABS dengan
presentase 41,8%.
Dari hasil tabel diatas menunjukan bahwa dari variabel pengetahuan (p=0,083) dan
sikap (p=0,997) memiliki p>0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak berhubungan secara
statistik dalam uji analisis multivariat.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan hasil dalam analisis bivariat (p=0,589) bahwa
pekerjaan tidak berhubungan secara signifikan dengan perilaku BABS di Desa Pakunden,
Kecamatan Ngluwar Magelang. Pada hasil penelitian ini rata-rata pekerjaan masyarakat pada
sektor non formal yaitu bertani, buruh, pedagang/wiraswasta. Dari 91 KK terdapat 35 KK
dengan pekerjaan non formal yang melakukan perilaku BABS. Salah satu alasan responden
adalah dikarenakan lokasi jamban yang jauh ketika bertani. Dalam penelitian lainnya terdapat
hubungan signifikan antara pekerjaan dengan perilaku BABS. perbedaan tingkat partisipasi
responden yang tidak bekerja juga terkait dengan aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
perilaku BABS.8
Pada variabel kepemilikan jamban dalam analisis bivariat p=0,000 dan analisis
multivariat 0,016 yaitu menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan
jamban dengan perilaku BABS. Dalam penelitian lainnya terdapat hubungan signifikan
antara kepemilikan jamban dengan perilaku kepala keluarga dalam pemanfaatan jamban
dengan nilai risk prevalence sebesar 5,625.9 Penelitian lainnya terdapat hubungan signifikan
antara kepemilikan jamban keluarga dengan tindakan BABS di desa Sosor Tolong
Doloksanggul.12 Dalam penelitian ini, dari total 91 sampel terdapar 26 sampel KK yang
melakukan perilaku BABS dan tidak memiliki jamban. Alasan sebagian responden tidak
memiliki jamban adalah tidak memiliki cukup dana untuk membuat jamban pribadi atau
jamban ideal untuk rumah. Alasan masyarakat yang belum memiliki jamban adalah faktor
ekonomi, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
dan ketergantungan masyarakat kepada bantuan pemerintah dalam pembangunan jamban.13
Tetapi dari 91 sampel KK yang memiliki jamban terdapat 12 KK yang masih menerapkan
perilaku BABS. Alasannya antara lain karena faktor kenyamanan saat aktivitas buang air
besar dilakukan di sungai/kali dan karena lokasi jamban yang jauh dari rumah apabila sedang
bertani di sawah.
Variabel sikap dalam analisis bivariate p=0,000 yang menunjukan bahwa terdapat
hubungan signifikan antara sikap dan perilaku BABS. Hal ini sejalan dengan penelitian
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap pemilik rumah dengan perilaku BABS
dengan nilai p=0,000 dan OR 2,646 yaitu responden dengan sikap tidak baik memiliki risiko
perilaku 2,646 kali lebih besar untuk berperilaku BABS daripada responden dengan sikap
baik.8 Dari penelitian ini didapatkan 40 responden dengan sikap buruk yang melakukan
perilaku BABS. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan menerima, merespon, menghargai, dan
bertanggungjawab. Terwujudnya suatu sikap memerlukan faktor pendukung baik berupa
fasilitas dan pihak lain.15 Dalam penelitian ini yang menjadi faktor pendorong adalah sarana
dan prasaran pelayanan kesehatan yang mudah diakses dan dukungan dari petugas kesehatan.
Apabila peningkatan sikap tidak diimbangi dengan tindakan nyata maka akan memberikan
peluang besar merugikan kesehatan pribadi dan lingkungan karena perilaku masyarakat yang
melakukan BABS.17 Faktor penentu sikap seseorang salah satunya adalah komunikasi sosial,
dapat berupa informasi sosial yang menyebabkan perubahan pada individu tersebut.18
KESIMPULAN
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa kepemilikan jamban, pengetahuan dan
sikap KK berhubungan dengan perilaku BABS. Atas dasar itu peneliti menyarankan kepada
petugas kesehatan untuk melakukan intervensi lebih lanjut terutama kepada masyarakat baik
berupa pembinaan peran serta masyarakat yang belum memiliki jamban dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan lingkungan, melakukan
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan melanjutkan upaya pemicuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan (BABS).
DAFTAR PUSTAKA
1 NO. RESPONDEN
2 NAMA RESPONDEN
3 UMUR
4 PEKERJAAN
1) Informal (Petani,Pedagang/Wiraswasta,Buruh Tani,Tukang Becak)
2) Formal (PNS, BUMN, BUMD, Pegawai Swasta, Polisi, TNI)
Petunjuk pengisian: Pilihlah jawaban dengan memberi centang (√) pada kolom
yang sudah tersedia.
B. KEPEMILIKAN JAMBAN
Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah saudara memiliki jamban dirumah
C. PENGETAHUAN
Pernyataan Ya Tidak
1. Jamban adalah tempat untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran manusia.
2. Jamban adalah sarana pokok yang harus
dimiliki oleh setiap keluarga.
3. Syarat Jamban sehat yang Saudara ketahui:
- Tidak berbau
- Tersedia air,gayung
- Tersedia alat pembersih
- Tersedia dinding dan atap pelindung
- Tersedia ventilasi
- Lantai kedap air
4. Penularan penyakit muntah-berak dapat
dicegah dengan membiasakan menggunakan
jamban
5. Bangunan jamban perlu ada lubang angin
atau ventilasi.
6. Jenis jamban yang Saudara ketahui:
- Jamban Cemplung
- Jamban Empang
- Jamban Leher Angsa
- Jamban septic tank
7. Septic tank merupakan tempat / suatu bak
untuk menampung feses.
8. Selain dapat mencegah penularan penyakit,
manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan jamban adalah terciptanya
lingkungan yang bersih dan sehat.
9. Perilaku memanfaatkan jamban harus
dilakukan oleh setiap anggota keluarga
D. SIKAP
Pilihlah jawaban yang tepat bedasarkan situasi dari tiap butir soal di bawah ini.
Statistics
Umur
Valid 91
N
Missing 0
Mean 48.0549
Median 48.0000
Std. Deviation 13.54446
Umur
pekerjaan
Kepemilikan_jamban
Sikap
BABS
ANALISIS BIVARIATE
Cases
BABS Total
tidak ya
Count 47 35 82
non formal
Expected Count 47.8 34.2 82.0
pekerjaan
Count 6 3 9
Formal
Expected Count 5.2 3.8 9.0
Count 53 38 91
Total
Expected Count 53.0 38.0 91.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.76.
b. Computed only for a 2x2 table
Cases
BABS Total
tidak ya
Count 2 42 44
baik
Klasifikasi Expected Count 20.3 23.7 44.0
sikap Count 40 7 47
buruk
Expected Count 21.7 25.3 47.0
Count 42 49 91
Total
Expected Count 42.0 49.0 91.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.31.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
BABS Total
tidak Ya
Count 49 22 71
Baik
Expected Count 41.4 29.6 71.0
Pengetahuan
Count 4 16 20
Buruk
Expected Count 11.6 8.4 20.0
Count 53 38 91
Total
Expected Count 53.0 38.0 91.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Cases
BABS Total
Tidak ya
Count 5 26 31
tidak memiliki
Expected Count 18.1 12.9 31.0
Kepemilikan_jamban
Count 48 12 60
Memiliki
Expected Count 34.9 25.1 60.0
Count 53 38 91
Total
Expected Count 53.0 38.0 91.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.95.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Total 91 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 91 100.0
tidak 0
ya 1
Frequency Parameter
coding
(1)
baik 71 1.000
pengetahuan02
buruk 20 .000
baik 44 1.000
Sikap
buruk 47 .000
tidak memiliki 31 1.000
Kepemilikan_jamban
Memiliki 60 .000
Classification Tablea,b
Observed Predicted
BABS Percentage
tidak ya Correct
tidak 53 0 100.0
BABS
Step 0 ya 38 0 .0
Total 91 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 91 100.0
tidak 0
ya 1
Frequency Parameter
coding
(1)
Classification Tablea,b
Observed Predicted
BABS Percentage
tidak ya Correct
tidak 53 0 100.0
BABS
Step 0 ya 38 0 .0
Overall Percentage 58.2
Score df Sig.
Chi-square df Sig.
Model Summary
1 .201 4 .995
2 6 6.000 0 .000 6
3 6 6.149 6 5.851 12
Step 1
4 1 .851 6 6.149 7
5 2 1.851 16 16.149 18
6 0 .149 10 9.851 10
Classification Tablea
Observed Predicted
BABS Percentage
tidak ya Correct
tidak 50 3 94.3
BABS
Step 1 ya 6 32 84.2
Overall Percentage 90.1
Lower Upper