XEROSTOMIA
PENDAHULUAN
Xerostomia atau mulut kering adalah berkurangnya produksi saliva secara
abnormal dan dapat merupakan gejala penyakit tertentu atau efek samping
pengobatan tertentu. Penyebab xerostomia termasuk penyakit kelenjar liur seperti
Sjögren’s syndrome, diabetes tidak terkontrol, radiasi regio kepala leher,
kemoterapi, dan sejumlah obat-obatan. Injuri pada daerah kepala atau leher dapat
merusak saraf yang penting bagi produksi dan sekresi saliva oleh kelenjar saliva
(Porter dkk., 2004).
Saliva terdiri dari dua komponen yang disekresikan oleh mekanisme
mandiri: pertama, komponen cairan yang termasuk ion, yang sebagian besar
diproduksi oleh stimulasi parasimpatik, kedua, komponen protein yang disekresi
oleh kelenjar acini dan sebagian besar dilepaskan oleh rangsangan simpatik.
Eksitasi saraf simpatik atau parasimpatik ke kelenjar saliva menstimulasi sekresi
saliva, tetapi efek saraf parasimpatik lebih kuat dan lama. Kelenjar saliva
merespon terhadap agonis kolinergik dan adrenergik dengan meningkatkan sekresi
kalium dan bikarbonat. Pada sel-sel acini serous, asetilkolin, norepinefrin,
substansi P, dan vasoaktive intestinal polipeptida dilepaskan oleh terinal saraf
spesifik dan meningkatkan sekresi amilase dan aliran saliva. Asetilkoline,
subtasnsi P, dan norepinefrin yang bekerja pada reseptor α meningkatkan
konsentrasi ion kalsium pada sel-sel acini serous, menghasilkan sekresi yang
melimpah dengan konsentrasi amilase rendah. Sebaliknya, aksi norepinefrine
pada reseptor β dan polipeptida intestinal vasoaktif meningkatkan konsentrasi
siklik adenosinmonofosfat, menghasilkan sekresi kaya amilase. Maka stimulasi
marasimpatik menghasilkan saliva dengan konsentrasi protein rendah, sementara
stimulasi simpattik menghasilkan sedikit saliva dengan konsentrasi protein tinggi,
yang memberikan sensasi kering (Porter dkk, 2004;Eisburch, dkk., 2003).
Xerostomia dapat megakibatkan berbagai komplikasi seperti mukositis
dan kandidiasis oral yang dapat menimbulkan sensasi tidak nyaman bagi
200
ETIOLOGI
Xerostomia dapat disebabkan oleh berbagai macam, dibedakan menjadi
penyebab iatrogenik dan penyakit pada kelenjar saliva (Tabel 1).
Tabel 1. Penyebab xerostomia jangka panjang (Porter dkk., 2004)
Iatrogenik
Obat-obatan
Radiasi local
Kemoterapi
Penyakit kelenjar saliva
Sjo¨gren’s syndrome
Sarcoidosis
Penyakit HIV
Infeksi virus hepatitis C
Sirosis
Diabetes mellitus
Penyebab jarang
Amyloidosis
Hemochromatosis
Wegener’s disease
Salivary gland agenesis
dalam dosis tunggal. Pada dosis di atas 52 Gy, disfungsi kelenjar saliva terjadi
sangat parah. Perawatan karsinoma mulut secara konvensional melibatkan
pemberian dosis radiasi 60 Gy sampai 70 Gy, dan hal ini dapat menyebabkan
menurunnya aliran selama minggu pertama radiasi, dengan reduksi mencapai
95%. Saat minggu ke-5 radiasi, aliran saliva sangat rendah dan jarang kembali
seperti semula. Seluruh aliran saliva kelenjar saliva yang teradiasi terhambat.
Tetapi akan terdapat hipertrofi kompensasi pada kelenjar saliva yang tidak
teradiasi setelah beberapa bulan atau tahun, yang menyebabkan berkurangnya
sensasi rasa mulut kering. Derajat xerostomia tergantung pada derajat paparan
kelenjar saliva terhadap radiasi, dengan bagian kelenjar yang teradiasi sebagian
memiliki aliran lebih tinggi daripada yang teradiasi seluruhnya.
Radiasi pada tumor kelenjar saliva hanya merusak secara unilateral,
sedangkan pada radiasi daerah nasofaring akan merusak kedua sisi kelenjar saliva
yang menyebabkan xerostomia jauh lebih berat. Tetapi, dengan penggunaan
teknik radiasi menggunakan corong menyebabkan radiasi terfokus pada satu sisi
saja.
KEMOTERAPI
Berbagai macam keganasan diterapi dengan kemoterapi atau kombinasi
radioterapi dan kemoterapi. Pada penelitian 127 pasien dengan kanker dan
xerostomia, ternyata xerostomia merupakan salah satu empat gejala yang paling
sering dikeluhkan oleh pasien (78% pasien) dan derajat xerostomia berhubungan
dengan jumlah total obat-obat kemoterapetik yang digunakan. Xerostomia
merupakan genaja ketiga yang paling menyiksa. Xerostomia berhubungan dengan
ketidaknyamanan mulut, kesulitan menelan, dan kesulitan berbicara. Obat-obatan
yang digunakan untuk kanker dapat membuat saliva lebih kental, menyebabkan
mulut terasa kering.
Induksi menggunakan paclixatel, carboplatin, dan infus 5-fluorouracil
diikuti oleh radiasi dapat menyebabkan xerostomia. Xerostomia dilaporkan pada
65% dari 50 pasien yang dirawat lebih dari 12 bulan dengan cisplatin intra arteri
dan radiasi standar yang digunakan pada squamos cell carcinoma daerah kepala
203
2. SARCOIDOSIS
Pada keadaan sarcoidosis kronis dapat menyebabkan xerostomia dan
pembesaran kelenjar saliva pada 9% pasien, sering merupakan bagian sindrom
Heerfordt. Pada penelitian baru-baru ini, derajat xerostomia dan xerophthalmia
serupa dengan penderita Sjoregen syndrome, dimana pembesaran kelenjar saliva
lebih sering ditemukan pada penderita sarcoidosis. Pasien dengan sarcoidosis
biasanya dengan keterlibatan paru-paru dan kulit.
3. INFEKSI HIV
Penyakit kelenjar saliva dapat muncul pada 4%-8% penderita HIV dewasa
dan anak-anak. Prinsip manivestasi klinis peyakit kelenjar saliva adalah sebagai
berikut: penyakit kelenjar saliva dengan adanya pembesaran kelenjar saliva dan
xerostomia, sarkoma Kaposi yang menyebabkan pembesaran kelenjar saliva, non-
204
MANIFESTASI KLINIK
Masifestasi klinis xerostomia berbagai macam (Tabel 3). Xerostomia yang
berkepanjangan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang, termasuk
diantaranya terjadi mukositis akibat xerostomia (gambar 1).
AGEN TOPIKAL
Secara tradisional, pengobatan mulut kering difokuskan pada terapi
paliatif dengan pengganti saliva, tetapi karena bahan tersebut dibuang melalui
mulut ketika menelan, durasi effeknya sangat singkan dan juga fungsi protektifnya
sangat kurang dibandingkan dengan saliva. Pengganti saliva berfungsi untuk
meningkatkan lubrikasi dan hidrasi jaringan mulut dan mmempertahankan
kesehatan dan fungsi mulut. Permen atau permen karet bebas gula dapat
meningkatkan produksi saliva, tetapi dapat membuat pasien tidah nyaman.
Pengganti saliva dengan efek remineralisasi pada dentin dan email dapat
menghilangkan gejala mulut kering. Lubrikasi dari gel, obat kumur, lozoges, dan
pasta gigi juga dapat digunakan dengan hasil bervariasi. Kualitas lubrikan
diperhitungkan berdasarkan kemampuan lubrikasi, rasa, masa kerja, sistem
angkut, keparahan xerostomia,dan biaya. Beberapa preparat yang tersedia adalah
Luboran (Antigen, Inggris), Saliva Orthana (AS Pharma,Swedia), Salivace, dan
Oral Balance (Anglian, Inggris) yang telah terbukti efektif untuk mulut kering
akibat radiasi atau Sjorgen syndrome. Beberapa di antaranya dapat menyebabkan
demineralisasi gigi. Selain itu dapat digunakan pastiles perangsang stimulasi
saliva (Salivix, Provalis, Inggris) tampaknya berguna sebagai terapi tambahan
untuk pasien dengan mulut kering yang menerima oxybutynin klorida.
Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa mucin dalam bentuk
semprotan berguna untuk xerostomia pada penderita yang menerima radiasi.
Selain itu dapat juga digunakan alat intra oral yang mengandung pengganti saliva
dan mengeluarkan saiva secara perlahan ke mulut lebih membuat nyaman pasien.
AGEN SISTEMIK
1. Pilokarpin
206
KESIMPULAN
Xerostomia merupakan salah satu masalah kompleks yang dapat
menurunkan kualitas hidup seseorang. Xerostomia dapat disebabkan oleh efek
iatrogenik dan penyakit pada kelenjar saliva. Tatalaksana xerostomia dilakukan
berdasarkan etiologinya. Pengobatan dapat diberikan secara topikal dan sistemik.
Pengobatan topikal seperti penggunaan pengganti saliva lebih diutamakan
daripada sistemik karena efek sampingnya. Dengan tatalaksana yang tepat sesuai
indikasi keparahan xerostomia dapat direduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Dawson, LA, Biersack, M, Lockwood, G, dkk.2005. Use of Principal
Component Analysis to Evaluate The Partial Organ Tolerance of Normal Tissues
to Radiation. Int. J. Radiation Oncology Biol. Phys., Vol. 62. Elsevier Inc. USA.
Eisburch, A, Rhodus, N, Rosenthal, D, dkk. 2003. The Prevention and Treatment
of Radiotherapy-Induced Xerostomia. Seminars in Radiation
Oncology.Vol 13. Melalui http://www.onrad.org.
Garfunkel, Adi. 2004. Oral Mucositis-The Search for a Solution. N Engl J
Med.melalui http://www.nejm.org.
208