Anda di halaman 1dari 30

Sistem Skor pada Trauma

Jafan, Andrey, Angga


PENDAHULUAN
• Trauma adalah penyebab ketiga terbesar kematian dan kecacatan.
• Dokter harus selalu melihat sisi obyektif keparahan cidera
 perlu sistem yang menyatukan deskripsi dan kuantifikasi cidera
 penggunaan istilah standar dan penilaian organ yang spesifik
 membantu proses penilaian antar dokter
• Sistem skor trauma mencoba menerjemahkan keparahan cidera
menjadi angka.
• 3 tipe sistem skor trauma
 Anatomis; deskripsi cidera
 Fisiologis; observasi dan pengukuran tanda-tanda vital
 Kombinasi sistem penilaian anatomis dan fisiologis
ANATOMI
Abbreviated Injury Score (AIS), oleh American Medical Association
committee on Medical Aspect of Automotive Safety, 1969

• Mengukur trauma dari


kecelakaan kendaraan
bermotor.
• Sistem pengkodean yang
menyeluruh untuk cidera
semua tipe di setiap bagian
tubuh, dengan deskripsi
karakteristik setiap tingkat
keparahan dari 0-6.
• Sederhana dan subyektif.
ANATOMI
Injury Severity Score (ISS) oleh Susan Baker dkk., 1984
• Turunan AIS.
• Merangkum tingkat keparahan kondisi pasien yang mempunyai
beberapa cidera.
• Tubuh dibagi menjadi 6 area:
1. Kepala dan leher
2. Wajah
3. Toraks
4. Abdomen (termasuk organ pelvis)
5. Alat gerak (termasuk tulang pelvis)
6. Permukaan tubuh
• AIS setiap cidera dicatat→cidera yang punya nilai tertinggi di
setiap area diutamakan.
• ISS adalah penjumlahan kuadrat tiga nilai AIS tertinggi di setiap
tiga area tubuh yang mendapat cidera paling berat.
• ISS = a2 + b2 + c2
Keterbatasan:
 Pengumpulan nilai yang digunakan untuk menggambarkan
lokasi dan keparahan cidera terbatas.
 Membutuhkan pengumpulan informasi cidera yang detail.
 Beberapa hanya dapat diperoleh dengan alat penunjang.
 Tidak cocok pada keadaan akut.
 Tidak menyediakan gambaran keparahan cidera yang nyata.
 ISS kurang baik digunakan bila ada banyak cidera di satu sisi
tubuh.
ANATOMI
• New Injury Severity Score
(NISS) oleh Osler, 1974
• Untuk mengurangi
kelemahan ISS, terutama
kegagalan menilai cidera
multipel di satu regio.
ANATOMI
Anatomic Profile (AP) oleh Copes dkk., 1990
• 4 variabel untuk menjabarkan cidera pasien:
 A, B, dan C berasal dari cidera kepala dan leher, toraks, dan
bagian tubuh lain yang serius (nilai 3-6)
 D berasal dari semua cidera yang tidak serius (nilai 1-2)
ANATOMI
Mangled Extremity Severity Score (MESS)
• Penilaian yang didesain untuk
memprediksikan kemampuan hidup anggota
gerak yang cidera.
• Poin diberikan pada keparahan cidera,
iskemik anggota gerak, syok dan usia.
• Nilai ≥7 memberikan prediksi dibutuhkannya
amputasi.
SISTEM SKOR FISIOLOGIS
Glasgow Coma Score (GCS) oleh
Teasdale dan Jennet, 1974
• cepat dan sederhana
• bersifat subyektif pada beberapa kasus, cth:
Respon verbal pasien yang terintubasi dan
trakeostomi atau respon membuka mata pada
pasien dengan pembengkakan wajah yang
berat
• metode yang diakui pada cedera kepala
• ringan (GCS 13-15), sedang (GCS 9-12), atau berat (GCS 3-8)
Trauma Score (TS) oleh
Champion dkk., 1981
Trauma Skor Dan Kemungkinan Untuk Hidup (PS)

Trauma Skor PS (%)


16 99
15 98
14 95
13 91
12 83
11 71
10 55
9 37
8 22
7 12
6 7
5 4
4 2
3 1
2 0
1 0
RTS (Revised Trauma Score) oleh Champion dkk., 1983

• Revisi dr TS: dengan menghilangkan penilaian ekspansi respirasi dan waktu isi
kapiler. Hai ini dikarenakan sulit dinilai, terutama waktu malam.
• 2 tipe: triase & penelitian
• RTS ≤11 berhubungan dengan meningkatnya mortalitasharus segera dibawa ke
pusat trauma
RTS penelitian
• RTS penelitian berbeda dari triase dalam penggunaan faktor
pemberat dan didesain untuk pengumpulan data retrospektif
• Faktor pemberat tersebut berupa komponen respirasi dikalikan
dengan koefisien 0,2908, tekanan darah sistolik dikalikan 0,7326 dan
GCS dikalikan 0,9368
• Hasil: 0 hingga 7,8408, nilai yang rendah menunjukkan cidera yang
lebih berat
CRAMS
(Circulation, Respiration, Abdominal injury, Motor & Speech responses)

• setiap nilai ditandai setiap variabel,


tergantung apakah itu normal (nilai 2),
abnormal ringan (nilai 1), atau
abnormal berat (nilai 0)
• ≥9: trauma minor
• ≤8: trauma mayor
Pediatric Trauma Score (PTS)

• ≤8 harus dikirim ke pusat trauma


SISTEM SKOR KOMBINASI
TRISS (Trauma Score-Injury Severity Score)
oleh Champion dkk., 1987
• menggabungkan usia, ISS, mekanisme cidera, dan komponen RTS penelitian untuk
menghitung kemungkinan hidup (Ps/Probability of survival)
• Variabel perhitungan matematika TRISS merupakan fungsi logistik.
[1] Ps = 1/(1+e-b)
Di mana Ps adalah perkiraan probabilitas kelangsungan hidup pasien dan
e ≈ 2,718281828459045235360287471352 ≈ 2,7183 (dasar logaritma Napierian)
[2] b = bo+b1(RTS)+b2(ISS)+b3(USIA)
RTS = Revised Trauma Score dengan faktor pemberat waktu masuk RS
ISS = Injury Severity Score
USIA = 0 untuk usia <55 tahun. 1 untuk usia ≥55
b adalah koefisien regresi yang diperoleh dari analisa regresi logistik data MTOS.
• Pada pasien ini, ISS mengambil area:
- Toraks (pada contoh terdapat 2 cidera: perforasi paru (nilai 4) dan
hemopneumothoraks bilateral (nilai 3). Nilai yang diambil adalah
yang paling tinggi42=16)
- Abdomen (pada contoh terdapat 3 cidera: perforasi diafragma (nilai
3), laserasi hepar (nilai 3), dan laserasi duodenum (nilai 2). Nilai
yang diambil adalah nilai yang paling tinggi di antara
ketiganya32=9)
- Ekstremitas (pada contoh hanya cidera pada paha, bernilai 112=1)
Sehingga total ISS adalah 16+9+1=26

• Sistem penilaian trauma RTS pada contoh:


GCS 15=4, SBP 80=3, RR 29= 3
Nilai RTS =(GCSx0,9368)+(SBPx0,7326)+(RRx0,2908)
= (4x0,9368)+(3x0,7326)+(3x0,2908)
= 3,7472+2,1978+0,8724
= 6,8174
• b = bo+b1(RTS)+b2(ISS)+b3(USIA), dengan koefisien TRISS jenis
trauma tajam:
bo= -2,5355, b1 = 0,9934, b2 = -0,0651, b3 = -1,136
usia pasien di bawah 55 tahunusia = 0
= -2,5355+0,9934(6,8174)+(-0,0651)26+(-1,136)0
= -2,5355+6,7724–1,6926–0
= 2,5443
• Ps = 1/(1+e-b)
= 1/(1+2,7183-2,5443)
= 1/(1+0,0785)
= 1/1,0785
= 0,927
= 92,7%
• Total ISS =27

• Sistem penilaian trauma RTS pada contoh:


GCS 13 = 4, SBP 60 = 2, RR 20 = 4
Nilai RTS =(GCSx0,9368)+(SBPx0,7326)+(RRx0,2908)
= (4x0,9368)+(2x0,7326)+(4x0,2908)
= 3,7472+1,4652+1,1632
= 6,3756 ≈ 6,376
• b = bo+b1(RTS)+b2(ISS)+b3(USIA), dengan koefisien
TRISS jenis traumatumpul:
bo= -0,4499, b1 = 0,8085, b2 = -0,0835, b3 = -1,7430
usia pasien di atas 55 tahunusia = 1
= -0,4499+0,8085(6,376)+(-0,0835)27+(-1,7430)1
= -0,4499+5,155–2,2545–1,7430
= 0,7076

• Ps = 1/(1+e-b)
= 1/(1+2,7183-0,7076)
= 1/(1+0,4928)
= 1/1,4928
= 0,67
= 67%
• Keterbatasan:
- seperti ISS dan GCS
- persamaan memiliki banyak komponen
perhitungan
- tidak dimasukkannya informasi yang berkaitan
dengan penyakit penyerta (misal penyakit
jantung, penyakit paru, dan sebagainya).
A Severity Characterisation Of Trauma (ASCOT)
oleh Champion dkk, 1996
• menggunakan GCS, AP, usia, tekanan darah sistolik dan laju respirasi
• perhitungan kompleksitas lebih besar
• Ps = 1/(1+e-k)
• Di mana
Ps = Probabilitas kelangsungan hidup
e = 2,7183 (dasar logaritma Napierian)
k = k0+k1G+k2S+k3R+k4A+k5B+k6C+k7Nilai usia
G = nilai GCS seperti yang dikodekan di RTS waktu masuk RS
S = nilai tekanan darah sistolikseperti yang dikodekan di RTS waktu masuk RS
R = nilai laju respirasi seperti yang dikodekan di RTS waktu masuk RS
A, B, dan C adalah komponen AP
• Koefisien pemberat untuk ASCOT tergantung dari tipe cidera.
• Pada ASCOT, usia pasien mempunyai lima poin skala
Pasien usia ≤54Nilai usia = 0
Pasien usia 55-64Nilai usia = 1
Pasien usia 65-74Nilai usia = 2
Pasien usia 75-84Nilai usia = 3
Pasien usia ≥85Nilai usia = 4

• Pasien dengan cidera yang sangat parah (AIS = 6) atau sangat ringan (komponen A,
B, dan C AP = 0) tidak dievaluasi dengan model logistik ASCOT.
Kesimpulan
• Trauma adalah kondisi sensitif-waktu dan merupakan salah satu tantangan
utama
• Sistem penilaian trauma membantu menilai secara kuantitatif berat
ringannya cidera, memperkirakan hasil akhir trauma tersebut, bahkan
berguna dalam penelitian
• Hingga sekarang, tidak ada sistem penilaian trauma yang digunakan sebagai
standar. Setiap sistem penilaian mempunyai keterbatasan
• Sistem penilaian anatomis membutuhkan informasi yang akurat tentang
sifat dan tingkat yang tepat setiap cederatidak dapat diperoleh dalam
waktu singkat
• Penilaian fisiologis dapat dilengkapi tanpa informasi cidera penyerta yang
detail. Namun, pada penilaian fisiologis, sulit untuk menilai GCS pada pasien
yang terintubasi atau mengalami paralisis. Situasi ini menyebabkan hanya
nilai-nilai tertentu yang sesuai
• Metode kombinasi mengusahakan cara yang terbaik, tetapi membutuhkan
pengumpulan jumlah data yang banyak. Kurangnya ketersediaan tenaga
yang terlatih untuk melengkapi nilai-nilai secara akurat dan segera juga
menghambat praktiknya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai