• Revisi dr TS: dengan menghilangkan penilaian ekspansi respirasi dan waktu isi
kapiler. Hai ini dikarenakan sulit dinilai, terutama waktu malam.
• 2 tipe: triase & penelitian
• RTS ≤11 berhubungan dengan meningkatnya mortalitasharus segera dibawa ke
pusat trauma
RTS penelitian
• RTS penelitian berbeda dari triase dalam penggunaan faktor
pemberat dan didesain untuk pengumpulan data retrospektif
• Faktor pemberat tersebut berupa komponen respirasi dikalikan
dengan koefisien 0,2908, tekanan darah sistolik dikalikan 0,7326 dan
GCS dikalikan 0,9368
• Hasil: 0 hingga 7,8408, nilai yang rendah menunjukkan cidera yang
lebih berat
CRAMS
(Circulation, Respiration, Abdominal injury, Motor & Speech responses)
• Ps = 1/(1+e-b)
= 1/(1+2,7183-0,7076)
= 1/(1+0,4928)
= 1/1,4928
= 0,67
= 67%
• Keterbatasan:
- seperti ISS dan GCS
- persamaan memiliki banyak komponen
perhitungan
- tidak dimasukkannya informasi yang berkaitan
dengan penyakit penyerta (misal penyakit
jantung, penyakit paru, dan sebagainya).
A Severity Characterisation Of Trauma (ASCOT)
oleh Champion dkk, 1996
• menggunakan GCS, AP, usia, tekanan darah sistolik dan laju respirasi
• perhitungan kompleksitas lebih besar
• Ps = 1/(1+e-k)
• Di mana
Ps = Probabilitas kelangsungan hidup
e = 2,7183 (dasar logaritma Napierian)
k = k0+k1G+k2S+k3R+k4A+k5B+k6C+k7Nilai usia
G = nilai GCS seperti yang dikodekan di RTS waktu masuk RS
S = nilai tekanan darah sistolikseperti yang dikodekan di RTS waktu masuk RS
R = nilai laju respirasi seperti yang dikodekan di RTS waktu masuk RS
A, B, dan C adalah komponen AP
• Koefisien pemberat untuk ASCOT tergantung dari tipe cidera.
• Pada ASCOT, usia pasien mempunyai lima poin skala
Pasien usia ≤54Nilai usia = 0
Pasien usia 55-64Nilai usia = 1
Pasien usia 65-74Nilai usia = 2
Pasien usia 75-84Nilai usia = 3
Pasien usia ≥85Nilai usia = 4
• Pasien dengan cidera yang sangat parah (AIS = 6) atau sangat ringan (komponen A,
B, dan C AP = 0) tidak dievaluasi dengan model logistik ASCOT.
Kesimpulan
• Trauma adalah kondisi sensitif-waktu dan merupakan salah satu tantangan
utama
• Sistem penilaian trauma membantu menilai secara kuantitatif berat
ringannya cidera, memperkirakan hasil akhir trauma tersebut, bahkan
berguna dalam penelitian
• Hingga sekarang, tidak ada sistem penilaian trauma yang digunakan sebagai
standar. Setiap sistem penilaian mempunyai keterbatasan
• Sistem penilaian anatomis membutuhkan informasi yang akurat tentang
sifat dan tingkat yang tepat setiap cederatidak dapat diperoleh dalam
waktu singkat
• Penilaian fisiologis dapat dilengkapi tanpa informasi cidera penyerta yang
detail. Namun, pada penilaian fisiologis, sulit untuk menilai GCS pada pasien
yang terintubasi atau mengalami paralisis. Situasi ini menyebabkan hanya
nilai-nilai tertentu yang sesuai
• Metode kombinasi mengusahakan cara yang terbaik, tetapi membutuhkan
pengumpulan jumlah data yang banyak. Kurangnya ketersediaan tenaga
yang terlatih untuk melengkapi nilai-nilai secara akurat dan segera juga
menghambat praktiknya
TERIMA KASIH