A. Xerostomia
1. Pengertian Xerostomia
Xerostomia adalah kondisi mulut kering yang kronis. Xerostomia adalah suatu gejala
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan dan bukan penyakit yang berdiri sendiri. Kondisi
ini terjadi akibat terganggunya fungsi kelenjar ludah dalam memproduksi ludah. Meski
demikian, penderita xerostomia tidak dapat langsung diasumsikan mengalami disfungsi air
liur.
Kondisi ini pada dasarnya tidak berbahaya. Namun Anda perlu khawatir
jika xerostomia terjadi berulang-ulang dan berkelanjutan. Xerostomia lebih sering terjadi
pada perempuan dibanding laki-laki, serta lebih banyak ditemukan pada lansia.
2. Diagnosis Xerostomia
Pemeriksaan secara seksama sangat diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya
xerostomia. Pemeriksaan xerostomia yang dilakukan meliputi pemeriksaan pada kelenjar air
liur (saliva). Pemeriksaan xerostomia juga mencakup pemeriksaan konsistensi air liur,
kecepatan aliran air liur, tingkat produksi air liur, dan kondisi kelenjar air liur.
Tehnik pencitraan kelenjar saliva juga dapat dilakukan jika diperlukan, di antaranya
dengan ultrasonografi dan sialografi. Jika pemeriksaan awal mengarah kepada kecurigaan
kondisi tertentu, maka diagnosis kelainan pada kelenjar air liur dapat ditunjang dengan
pemeriksaan jaringan yaitu pemeriksaan darah dan biopsi.
3. Gejala Xerostomia
Gejala xerostomia yang paling umum adalah:
4. Pengobatan Xerostomia
Penanganan xerostomia bergantung pada penyebab terjadinya kekeringan di mulut.
Jika xerostomia disebabkan karena obat-obatan, maka pasien perlu berkonsultasi pada dokter
yang memberi pengobatan tersebut. Lewat konsultasi nantinya akan diketahui apakah
pemberian obat tersebut dapat diganti, dihentikan atau menggunakan dosis yang lebih rendah.
Jika dari hasil pemeriksaan didapati bahwa kelenjar saliva mengalami gangguan
namun masih dapat memproduksi air liur, maka pengobatan xerostomia dapat dilakukan
lewat terapi atau pemberian obat-obatan untuk merangsang sekresi air liur. Terapi bisa
dilakukan dengan menggunakan teknik akupunktur atau tehnik stimulasi lainnya.
5. Pencegahan Xerostomia
Xerostomia dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
Meningkatkan konsumsi air putih. Namun hindari minum air putih dengan suhu ekstrem
(terlalu dingin atau terlalu panas).
Menghindari minuman dengan kandungan gula yang tinggi atau berkarbonasi.
Menghindari minuman yang mengandung kafein.
Menghindari minuman beralkohol.
Berhenti merokok.
Menggunakan obat kumur yang bebas alkohol.
Memperbaiki pola makan.
Menjaga kebersihan mulut.
6. Penyebab Xerostomia
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab xerostomia. Kondisi medis dan
penggunaan obat-obatan tertentu merupakan salah satu penyebab xerostomia yang paling
sering –terutama pada orang lanjut usia. Biasanya obat pengontrol tekanan darah, obat anti
depresi, dan anti alergi dapat memicu terjadinya xerostomia.
Sementara itu, beberapa kondisi medis yang dikaitkan dengan xerostomia antara lain
adalah Sjogren’s sindrom, diabetes, bulimia nervosa, rheumatoid arthritis, penderita kanker
yang sedang menjalani terapi. Defisiensi nutrisi juga dapat menyebabkan xerostomia.
Selain hal-hal di atas, xerostomia juga dapat disebabkan akrena dehidrasi dan
gangguan psikologis (seperti cemas dan gugup). Kebiasaan merokok atau mengunyah
tembakau turut memengaruhi produksi air liur dan memperburuk kondisi penderita
xerostomia.
Pencegahan karies rampan harus dilakukan secepatnya ketika gigi susu anak telah
erupsi yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menurut Syaifudin9 dan Rohaeni8 .
a. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih.
Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat
gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah
erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun. 9
b. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu
formula atau jus buah atau larutan yang manis.
c. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada
malam hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang
direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah
memasukkan dot dengan minuman yang manis.
d. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan
dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
e. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur.
Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter
gigi.
C. STUNTING
1. Pengertian
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi
badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari
WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya
asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan
dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
2. Penyebab
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor
gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling
menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan
pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa
faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
Berikut klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator tinggi badan per
umur (TB/U).
I. Sangat pendek : Zscore < -3,0
II. Pendek : Zscore < -2,0 s.d. Zscore ≥ -3,0
III. Normal : Zscore ≥ -2,0
Dan di bawah ini merupakan klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator
TB/U dan BB/TB.
I. Pendek-kurus : -Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0
II. Pendek-normal : Z-score TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0
III. Pendek-gemuk : Z-score ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22667/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4&isAllowed=y
https://www.klikdokter.com/penyakit/xerostomia
http://repository.umy.ac.id
file:///C:/Users/GIGI/Downloads/7288-14280-2-PB.pdf
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/Buletin-
Stunting-2018.pdf
http://eprints.undip.ac.id