DOSEN
DRS. DWI WAHYU PRASETYONO, M.SI.
MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PANCASILA
OLEH
LUQMAN (16011013)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
KATA PENGANTAR
Bismilahirahmanirrahim, dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Saya
panjatkan puji syukur atas karuniaNya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini saya susun sungguh – sungguh dengan mengutip literatur dari buku – buku yang
membahas mengenai Pancasila.
Kami menyadari masih ada banyak kekurangan di makalah yang saya tulis ini, oleh karena itu saya
ucapkan mohon maaf kepada pembaca jika merasa terdapat kekurangan baik di segi isi makalahnya
maupun tata bahasanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan pancasila di Negara ini belum memenuhi angka yang memuaskan melainkan masih
angka yang sangat minim, karena masih banyak yang belum menerapkan nilai-nilai pancasila,
seperti penerapan di lingkungan rumah, di linkungan belajar, maupun dilingkungan kantor.
Selama ini hanya sila ke-1 saja yang sudah dapat diterapkan di lingkungan manapun, sedangkan
untuk sila-sila yang lainnya, belum semua di terapkan melainkan masih jauh sekali untuk bisa
diterapkan, dikarenakan masih banyak yang mengabaikan sila-sila kedua sampai kelima,
misalnya saja sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia, masih belum bisa diterapkan karena
halnya masih banyak sekali keributan antar warga Negara ini, masih banyak sekali yang belum
bersatu melainkan masih memegang teguh erat masa nenek moyangnya.
Atas ilustrasi tersebut, dalam pembahasan tentang pancasila ini diharapkan dapat menemukan
atau memberikan contoh apa saja sikap yang dapat kita lakukan sesuai dengan nilai-nilai dari
pancasila itu sendiri. Pengalaman pancasila yang baik dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang
lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.
Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam
ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978
mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa
pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari negara
NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR
tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional,
selain kedudukannya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang
mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif, sehingga
tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila
perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.
2.2 Arti Pancasila sebagai Ideologi yang Terbuka dan Sarana Pemersatu Rakyat
Pancasila sebagai ideologi yang terbuka memiliki maksud bahwa pancasila merupakan
ideologi yang dapat meneysuaikan diri dari perkembangan zaman tanpa mengubah nilai dasar
pancasila. Pancasila dapat menyesuaikan dan diterapkan di Indonesia dan dunia tanpa mengubah
nilai-nilai dasar Pancasila itu sendiri. Sehingga pancasila dapat diterapkan dalam berbagai
perkembangan zaman. Dengan menanamkan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
maka secara tidak langsung kita menanamkan tujuan atau cita-cita dibuatnya Pancasila.
Sebagai sarana pemersatu rakyat, Pancasila dijadikan sebagai dasar pemikiran dan
landasan yang objektif, sehingga kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara tidak akan
menyimpang dari ideologi bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam pancasila merupakan nilai yang
telah disepakati bersama, oleh karena itu menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat
indonesia. Ideologi pancasila memiliki makna untuk mewujudkan bangsa yang religius,
manusiawi, demokratis, bersatu, adil dan sejahtera, sesuai dengan inti dari masing-masing sila
dalam Pancasila. Dalam kehidupan politik, pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai
konsensus bahwa dalam hal konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan
memainkan peran sebagai penengah.
3.1 Wujud dan Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
dalam kehidupan sehari - hari
Berikut ini adalah fungsi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara :
Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu ”Panca” yang berarti lima dan ”Sila” yang berarti
dasar. Pancasila berarti lima dasar atau lima asas yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi Pancasila mengandung penegrtian bahwa Pancasila merupakan ajaran,
gagasan, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan dijadikan pandangan hidup
bangsa Indonesia dan menjadi pentunjuk dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian ideologi Pancasila merupakan
ajaran, doktrin, teori dan/atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini
kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk dengan pelaksanaan yang jelas.
Pancasila sebagai tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai suatu
ideologi, karena Pancasila memuat ajaran, doktrin dan atau gagasan (ide) bangsa Indonesia yang
di yakini kebenarannya dan disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya. Selain
sebagai ideologi negara, Pancasila juga berperan sebagai ideologi terbuka. Ideologi terbuka
mengandung pengertian ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman yang
ditandai adanya dinamika secara internal. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama dalam
penerapannya yang berbetuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia nodern. Kita
mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai
sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai dengan keadaan, dan nilai praksis
berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Sekalipun demikian, perwujudan ataupun
pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai prsksis harus tetap mengandung jiwa dan
semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
2. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh.
Maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hirarkis dan sistematis.
Konsekuensinya kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan
memiliki esensi serta makna yang utuh.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Infonesia, mengandung makna bahwa
dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan
nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Pemikiran filsafat
kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup
manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).
Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia hidup
sebagai warga negara, sebagai persekutuan hidup yang berkedudukan kodrat manusia, sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang merupakan persekutuan
hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk
mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau makhluk yang
beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidup
manusia haris membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga). Terwujudnya
persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam
suatu wilayah negara tertentu. Konsekuensinya dalam hidup kenegaraan itu haruslah
mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Maka negara harus
bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai individu maupun
secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama,
maka dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga,
sehingga untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu prinsip
keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial) (hakikat sila kelima). Nilai-
nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa adalah Pancasila sebagai pandangan hidup, sering
disebut dengan way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia maupun petunjuk
hidup. Walau ada banyak istilah mengenai pengertian dari pandangan hidup, akan tetapi pada
dasarnya memiliki makna yang sama. Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri dengan kokoh
dan mengetahui dengan jelas arah, ke mana tujuan yang ingin dicapai sangat memerlukan yang
namanya"pandangan hidup". Tanpa mempunyai pandangan hidup, suatu bangsa akan mudah
terombang-ambing untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul, baik persoalan dari
masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku
serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya
dapat dibedakan dengan bangsa lain. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi
bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
berkehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan
dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut, Pancasila merupakan panutan atau ideologi yang harus
diterapkan oleh segenap bangsa Indonesia. Bangsa kita memiliki ras, budaya, warna kulit, dan
agama yang berbeda – beda. Karena itulah Pancasila dibutuhkan untuk mencapai tujuan Bangsa
kita, diantaranya melindungi segenap warga negara indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial. Pancasila
merupakan visi dari penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Sebagai ideologi terbuka, pancasila merupakan ideologi yang dapat meneysuaikan diri
dari perkembangan zaman tanpa mengubah nilai dasar pancasila. Pancasila bisa diterapkan di
Indonesia dan dunia tanpa mengubah sistem yang berada di dalamnya. Sebagai sarana pemersatu
bangsa, Pancasila dijadikan sebagai dasar pemikiran dan landasan yang objektif, sehingga
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara tidak akan menyimpang dari ideologi bangsa
Indonesia.
Pancasila memiliki 4 fungsi yaitu, Pancasila sebagai ideologi negara, lalu Pancasila sebagai
dasar negara, setelah itu Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dan yang terakhir adalah
Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
Melalui pandidikan Pancasila ,warga negara Indonesia diharapkan mampu memahami,
menganalisa, menjawab masalah - masalah yang dihadapi oleh bangsanya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional. Caranya adalah dengan
mengamalkan masing – masing butir dari lima sila yang terkandung di Pancasila.
4.2 Penutup
Demikian makalah yang saya susun, saya mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT, serta
seluruh pihak yang mendukung dalam pengerjaan makalah ini. Jika adalah kesalahan dalam
makalah ini saya ucapkan mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Daftar Pustaka
1. Buku
- Kaelan, H. Pendidikan Pancasila : SK Dirjen Dikti No. 38 / DIKTI / KEP / 2002.
Yogyakarta : Paradigma.
- Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, 1993, Yogyakarta : Kanisius
- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No. VII/MPR/2001 tanggal 9 November
2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan
- Wahjono, Padmo. Bahan-bahan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila,
1993, Jakarta : Rineka Cipta
- Abdulgani, Roeslan. Pancasila : perjalanan sebuah ideologi perjalanan sebuah ideology,
1998, Jakarta : Grasindo
- Oesman, Oetjo. Pancasila sebagai Ideologi : dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, 1991, Jakarta : BP-7 Pusat
2. Artikel
- http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-fungsi-pancasila-sebagai-
ideologi-negara.html
- http://www.softilmu.com/2015/02/Pengertian-Fungsi-Pancasila-Sebagai-Ideologi-
Bangsa-Negara-Nasional.html
- http://www.artikelsiana.com/2015/03/fungsi-peranan-pancasila-pancasila-fungsi.html
- http://www.academia.edu/8233565/FUNGSI_PANCASILA_DALAM_KEHIDUPAN_
BERBANGSA_DAN_BERNEGARA
- https://susirananingsih26.wordpress.com/penerapan-nilai-nilai-pancasila-dalam-
kehidupan-sehari-hari/