Anda di halaman 1dari 7

Sulphur Dioxide (SO2)

makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah kimia non air yang diampu oleh
Bpk Didik SW, M.Si

Oleh:

Ilyas Bachtiar 24030110120034


Tuti Alawiyah 24030110120035
Dessy Ayu S. 24030110120037
Nurul Fauziyah 24030110120042
Erwin Nur Cahyanto 24030110120047
Selfina Riska Ardila 24030110120048
Reni Meiyanti 24030110120050
Cyrilla Oktaviananda 24030110130051

Jurusan Kimia
Fakultas SAINS DAN MATEMATIKA
Universitas Diponegoro
Semarang
2013
Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna berbau tajam. Sulfur
dioksida merupakan senyawa kimia dengan rumus SO2 tersusun dari 1 atom sulfur
dan 2 atom oksigen yang dihasilkan terutama dari letusan gunung berapi dan
beberapa proses industri. Bahan bakar minyak banyak mengandung unsure sulfur,
sehingga pembakarannya menghasilkan SO2 kecuali sulfurnya telah dihilangkan
sebelum dilakukan pembakaran. Oksidasi lain dari sulfur biasanya dikatalisis oleh
NO2 membentuk H2SO4 yang merupakan hujan asam. Emisi sulfur dioksida juga
merupakan komponen partikulat yang ada di atmosfer.
Sifat Fisik SO2

1. Derajat Disosiasi
Sulfur dioxida mungkin satu-satunya ciran anorganik yang molekulnya benar-
benar berada di alam. Keberadaannya diusulkan sekali dari disosiasinya, yakni
2SO2 SO2+ + SO32-
2. Karakter Asam basa
SO2 dapat bertindak sebagai asam Lewis maupun basa Lewis. SO2 bertindak
sebagai asam Lewis dikarenakan atom S yang dapat menerima tambahan
sepasang elektron. Sedangkan untuk basa Lewis berasal dari atom O yang
memiliki pasangan elektron bebas, tetapi atom O bersifat sedikit elektronegatif
sehingga kurang menyukai untuk menyumbangkan elektron. Karena hal tersebut,
SO2 lebih cenderung bertindak sebagai asam Lewis dari pada basa Lewis.

3. Solubility (Kelarutan)
Secara umum, senyawa kovalen lebih larut daripada garam dalam larutan SO2.
Kebanyakan senyawa organik sangat larut dalam larutan SO2 kecuali senyawa
alifatik hidrokarbon jenuh. Adanya dipole-dipole dan interaksi dispersi maupun
kemampuan dari SO2 untuk bertindak sebagai penerima elektron yang
menyebabkan terjadinya pelarutan oleh SO2. Dalam hal ini, interaksi dispersi
memiliki peran yang dominan. Potensial dispersi yang terukur sebagai medan
interaksi yang disebabkan oleh kemampuan polarisasi dari molekul dihitung
sebesar 294 erg cm6 dari larutan SO2 yang dibandingkan dengan 47 erg cm6
untuk air.
Banyak molekul organik yang memiliki kemampuan untuk mendonorkan
elektron seperti amina, eter, dan alkohol membentuk senyawa dengan
penambahan SO2, dimana penambahan terakhir berperan sebagai penerima
elektron. Kompleks amina sangat berwarna dan dipercaya sebagai tipe transfer
muatan. Kadang-kadang SO2 berperan sebagai donor elektron melalui atom
oksigen, tetapi hanya untuk asam Lewis yang kuat seperi PF3 atau SbF5.
Larutan SO2 relatif memiliki konstanta dielektrik rendah yaitu 15,4 pada 0oC
dan memiliki moment dipole 1,62D. Diprediksi SO2 sedikit melarutkan senyawa
ionik. Namun, larutan SO2 memiliki kelarutan yang tinggi untuk kebanyakan
garam, khususnya untuk alkali dan tetraalkilamonium halida. Pelarut yang stabil
diketahui terbentuk dari SO2 dan garamnya seperti NaI-2SO2 ; RbI-4SO2 ;
(CH3)4NBr-2SO2). Hal ini membuktikan bahwa terdapat interaksi yang kuat.
Kelarutan yang sangat tinggi dimiliki oleh iodida dan tiosianat karena adanya
interaksi antara SO2 dan anionnya lebih kuat daripada kesamaan kepolaran.
Campuran tersebut dalam larutan SO2 memiliki warna kuning yang dipercaya
untuk menimbulkan transisi transfer elektron pada komplek anion SO2.
Bahkan lebih mengejutkan kemampuan dari pelarut SO2 menyebabkan
ionisasi yang cukup besar pada beberapa senyawa kovalen halida, seperti
trifenilklorometan, yang terionisasi dan terdisosiasi menjadi ion Ph3C+ dan Cl-.
Hal ini mempengaruhi interaksi spesifik yang melibatkan transfer muatan
diantara pelarut dan ion halida. Keduanya menyebabkan ionisasi
trifenilklorometan dan pelarutan yang tinggi dari ion halida.

4. Electrochemistry
Koduktivitas elektrolit dari larutan SO2 mengikuti tipe pola media dielektrik
rendah. Analisis dibawah konsentrasi dari 10-2 M, termasuk garam yang dibentuk
dari pasangan ion-ion dan beberapa ion bebas. Untuk konsentrasi yang tinggi ,
konduktansi disebabkan karena terdapat tiga ion yang mengambil alih, sehingga
dapat diketahui harga minimum dari kurva dari log A vs log C, yang mana hal ini
SO2 pada konsentrasi sekitar 10-1 M. Diatas konsentrasi tersebut konduktivitasya
disebabkan okeh adanya tiga ion. Keseluruhan akan terjadi dissosiasi yang terus
menerus secara konstan untuk beberapa elektrolit yang dilarutkan dalam pelarut
SO2 pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Electrolitic Conductance and Dissociation Constants in Liquid


SO2

Ionphore Ao Kd x 10-4
LiBr 189 0.27
NaBr 265 0.48
KCl 243 0.74
KI 244 3.0
Me4NCl 243 10.3
Me4NBr 236 11.8
Me4NI 234 13.9
Me4NclO4 218 8.4
(C6H5)3CCl 207 0.41

Pada prinsipnya pelarut SO2 merupakan medium yang baik pada metode
potensiometri, karena pada umumnya bersifat inert pada reaksi redoks. Ion iodida
teroksidasi secara kuantitatif oleg agen pengoksidasi yaitu FeCl3 dan SbCl5 yang
mana iodine diketahui dapat mengoksidasi sulfit menjadi sulfat. Beberapa
metode untuk menentukan potensial elektrolit standart pada pelarut SO2 dapat
dilihat dan diketahui E0 nya pada tabel 3.14
Reaksinya SO2+ dan SO3- dipercaya membawa sifat asam dan basa seperti
halnya pelarut SO2. Pernyataan ini dibuktikan dengan rekasi asam basa seperti
berikut :
K2SO3 + SO(SCN)2  2KSCN + 2SO2
Seperti halnya reaksi amfoter, juga pada reaksi pemutusan ikatan alumunium
sulfit oleh sulfit yang berlebih.
Al(SO3)3(s) + 3[(CH3)4N]2SO3  2[(CH3)4N]3(SO3)3
Ini dapat digambarkan melalui reaksi metatesis. Reaksi metatesis ini sangat jelas,
contohnya rekasi yang mengikuti sistem kerja untuk preparasi larutan HI anhidrat
KI + HCl  HI + KCl
Reaksi solvolisis yang mana ion SO32- atau SO2+ terbentuk seperti reaksi
hidrolisis asam basa dalam air :
2NH4Ac + 2SO2  (NH4)2SO3 + SO(Ac)2
Namun reaksi solvolisis yang lain juga terjadi pada larutan SO2, contohnya :
PCl5 + SO2  POCl3 + SOCl2
NbCl5 + SO2  NbOCl3 + SOCl2
Zn(C2H5)2 + SO2  ZnO + (C2H5)2SO
Pelarut So2 memiliki keuntungan yauitu sebagai pelarut yang inert dalam
reaksi organik. Reaksi tersebut digunakan sebagai pelarut dalam reaksi friedel
craft, hal ini dikarenakan kelarutannya pada reaktan organik dan katalis (AlCl3,
FeCl3) yang cukup besar. Contohnya :
C6H6 + (CH3)3CCl  C6H5C(CH3)3 + HCl
Contoh reaksinya sepertinya reaksi halogenasi dan sulfonasi, juga
menggunakan pelarut SO2. Untuk menghilangkan pelatrut SO2 tersebut dapat
dilakukan dengan cara evaporasi, dikarenakan titik didih SO2 itu rendah.
Cell Potential, V
Pb|PbCl2(satd), Hg2Cl2|Hg 0,43
Zn|ZnBr2(satd), Hg2Cl2|Hg 0,37 to 0,40
Cd|CdI2(satd), Hg2Cl2|Hg 0,42 to 0,45
Pb, PbCl2(s)|Cl- Hg2Cl2|Hg E = 0,36
Ag, AgCl(s)Cl- Hg2Cl2|Hg E = 0,04 (initial)
Ag, AgBr(s)Br- Hg2Cl2|Hg E = 0,048 (initial)

Tabel 3.14 potesial ektroda pada larutan SO2

Anda mungkin juga menyukai