Makalah Geologi Mineral
Makalah Geologi Mineral
MINERAL
Oleh : Offering K
Kelompok : 05
Imam Aminudin
Siti Arofah
Widya Pranata
Yohanes Baptista
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………
02
Pendahuluan………………………………………………………………………
……….. 03
Pembahasan
Mineral……………………………………………………………………….. 04
Mineralogi……………………………………………………………………
… 04
Pengertian
Mineral……………………………………………………………… 04
Klasifikasi Jenis – jenis
Mineral………………………………………………. 05
Penggolongan
Mineral………………………………………………………… 14
Sifat – sifat
Mineral……………………………………………………………. 20
Identifikasi
Mineral……………………………………………………………. 22
Proses Pembentukan
Mineral………………………………………………….. 26
Mineral Pembentuk
Batuan……………………………………………………. 29
Kesimpulan…………………………………………………………………………
……… 33
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………
… 34
PENDAHULUAN
Kebanyakan orang menganggap batuan adalah segala sesuatu yang
keras, sedangkan mineral adalah segala bahan galian atau batu mulia
yang ditambambang dan mempunyai nilai ekonomis. Tetapi anggapan
tersebut sangat jauh dari keadaan yang sebenarnya.
PEMBAHASAN MINERAL
1.1 Mineralogi
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia,
struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga
mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem
klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical
Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-
organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara.
Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi
Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb.
Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang
diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50
lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik
eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang
ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan
sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup
permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika
padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal
yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti
pada perovskites, mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus,
bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral
dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi
perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka
pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan
ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram
dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara
fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang
umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu
material daripada ilmu lainnya.
1.2 Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineraltermasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi
juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni
dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Foto dari US Geological Survey
1.3 Klasifikasi Jenis – jenis Mineral
Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS, dapat
digolongkan menjadi 8, yaitu :
1. Native Elements
2. Sulfides dan Sulfosalts
Halides
1. Oxides dan Hydroides
2. Carbonates, Nitrates dan Borates
3. Sulfates, Chromates, Molybdates dan Tungstates
Phospates, Arsenates dan Vanadates
Silicates
III. HALIDES
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine)
Sifat dari golongan Carbonates antara lain cenderung larut dengan mudah
dalam larutan asam hydrochloric, dapat juga tidak berwarna atau dapat
juga berwarna tajam/hidup.
NITRATES
Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur logam
atau semilogam bersenyawa dengan Nitrate radical (NO2)-1. Contoh
mineralnya Nitratine (NaNO3).
Terjadi pada daerah yang kering/gersang sebagai endapan yang
berkembang pada permukaan, berasosiasi dengan Gypsum, Nitratine
seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah.
BORATES
Adalah persenyawaan kimia antara unsur logam bersenyawa dengan
Borate radical (BO3)-3.
Terjadi/terdapat pada endapan-endapan evaporite dan lapisan-lapisan
mineral.
Sifat dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang/muda dan
cenderung mempunyai Berat Jenis yang rendah/ringan.
MOLYBDATES
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Molybdates
radical (MoO4)-2.
Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh, berwarna cemerlang/hidup,
misalnya mineral Wulfenite (PbMoO4).
Sifat dari golongan Molybdates : mudah melebur, dapat larut dalam asam
hydrochloric, bila dalam kondisi panas, berwarna cemerlang mulai dari
orange, kuning atau coklat keabu-abuan.
TUNGSTATES
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Tungstate
radical (WO4)-2.
Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh, berwarna cemerlang.
Vanadates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Vanadate
radical (VO4)-3/(VO4)-1.
Sifat dari golongan ini : cenderung lunak, rapuh, berwarna cemerlang
seperti yang terlihat pada mineral Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl], merupakan
mineral terbaik yang dikenal pada kelompok Vanadates, dimana terbentuk
kristal-kristal hexagonal merah – orange. Mempunyai kekerasan berkisar
antara 2 – 3,5.
Contoh mineral lainnya seperti :
1. Nesosilicate
– Mempunyai (SiO4)-4 tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra
silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
– Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti :
Olivine [(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2. Sorosilicate
– Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang
merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7.
– Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :
Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
3. Cyclocilicate
– Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.
– Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite
(BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl
(Be3Al2Si6O18).
Mineral lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18], Ferroxinite
[Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite [Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].
4. Inosilicate
– Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
1. Mineral Silikat
Mineral feldspar merupakan kelompok mineral yang sangat dominan.
Mineral ini menyusun lebih dari 50% kerak bumi. Kuarsa merupakan
mineral yang umum kedua pada kerak benua, hanya disusun oleh unsur
silikon dan oksigen.
Piroksin
Hornblende
Merupakan mineral yang umum dari kelompok amfibol. Mineral ini
umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahannya dua arah
membentuk sudut 60o dan 120o. Di dalam batuan, hornblende berbentuk
prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan
piroksin yang umumnya berbentuk prismatik pendek. Hornblende
umumnya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Biotit
Merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi.
Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lembaran yang
memberikan belahan satu arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap
yang membedakan dari mineral ferromagnesian lainnya. Seperti
hornblende, biotit juga banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak
benua, termasuk batuan beku granit.
Garnet
Adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan
kilap seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya
satu arah. Di dalam bataun muskovit sangat mudah dikenali karena sangat
bercahaya.
Feldspar
Mineral ortoklas
Kuarsa
Merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen.
Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2.
Karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom
silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral
kuarsa ini netral. Struktur kristal kuarsa membentuk jaringan tiga dimenasi
yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk
suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak
mempunyai bidang belahan, sangat keras dan resisten terhadap proses
pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan konkoidal. Pada bentuknya yang
sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk kristal heksagonal dengan
bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung
pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna ini
menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang
umum adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu), kuarsa ros
(pink), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).
Lempung
Dua macam mineral non silikat lainnya yang sering dijumpai dalam batuan
sedimen adalah halit dan gipsum. Halit adalah nama mineral untuk garam
dapur, sedang gipsum adalah mineral yang sering digunakan sebagai
bahan perekat dan sebagai material bahan bangunan. Berikut adalah
beberapa sifat fisik mineral non silikat.
Kalsit
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai
pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain.
Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia
yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3,
Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi
oleh Mn).
Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs);
bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat
terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik.
Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender,
hijau pucat, abu-abu, dan hitam.
Dolomit
Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur
hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia
CaMg(CO3)2. Berwarna sering merah muda atau kemerah merahan dan
dapat tidak berwarna, putih, kuning, beruban/kelabu atau bahkan warna
coklat atau hitam ketika besi hadir di kristal.
Pirit
Mineral Pirit atau disebut juga besi sulfide ( FeS2 ) mempunyai kristal
isometrik yang pada umumnya terlihat atau nampak dan bentuknya seperti
dadu atau kubus dan di sebut juga striated ( garis sejajar pada permukaan
kristal ). Mineral pirit mempunyai kekerasan 6-6.5, dan mempunyai bobot
jenis 4.95-5.10.ima). Mineral Pirit adalah yang paling umum untuk mineral
sulfide. Mineral ini pada umumnya mempunyai warna emas pucat. Pirit
menyingkapkan kepada lingkungan selama pekerjaan tambang dan
penggalian bereaksi dengan oksigen dan air untuk membentuk asam
belerang, menghasilkan pengeringan tambang asam. Ini diakibatkan oleh
reaksi bakteri Thiobacillus, yang menghasilkan energi mereka dengan
penggunaan oksigen untuk mengoxidasi besi yang mengandung besi (
Fe2+) ke besi/ ferric ( Fe3+). Besi yang ferric pada gilirannya bereaksi
dengan pirit untuk menghasilkan asam belerang dan mengandung besi.
Kalkopirit
1. Suhu Kohesi
Sifat kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik
antar atom pada sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral yang
sejenis, akan mempunyai daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-
mineral tersebut cenderung akan terkumpul dalam suatu jumlah tertentu
dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom atau
komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga
dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik
atau kohesi ini disebut suhu kohesi.
3. Perawakan Kristal
Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan
sekelompok mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna
karena ada gangguan dari sumber utama mineral maupun gangguan dari
lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk
dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran
mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral.
4. Sifat Kelistrikan
Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk
menerima dan juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya.
Pada mineral hanya ada dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat
menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak dapat menghantarkan
listrik (isolator).
5. Sifat Radioaktivitas
Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang
ada dalam mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat
mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Ada mineral-mineral unsure-unsur
yang dapat bersifat radioaktiv
sepertiUranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V)
dan Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai
dalam mineral-mineral ikutan atau mineral-mineral yang terbetas
jumlahnya. Kegunaan dari mineral-mineral radioaktiv adalah dapat
digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk
mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half
time).
6. Gejala Emisi Cahaya
Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan
dalam proses-proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar
Ultraviolet. Mineral Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan
cahaya adalah contoh emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga
halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra). Cahaya tersebut merupakan
gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral, dimana panjang
gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang cahaya
biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya
seperti Phospor, Radium dan Flouride.
Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika
bentuk fisik mineral diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa
pada mineral :
Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin).
1. Kilat (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)
8. Berat jenis (specific gravity)
9. Sifat dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya lebur
1. Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu
mineral yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilat secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti
logam.
2. Kilat Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas :
Kilat intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
Kilat kaca (vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit.
Kliat sutera (silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki
serat, seperti asbes dan gips.
Kilat damar/resin (resinous luster); kilat seperti getah damar/resin,
misalnya mineral sphalerit
Kilat mutiara (pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
serpentin, opal dan nepelin.
Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan
limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu
mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat
berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna (bening).
kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan
adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama
ortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90°), bila
berwarna putih abu- abu diberi nama plagioklas
(belahan kristal kembar).
karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri
utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna
kuning kehijauan seperti gula pasir.
piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
oksida besi : kuning- coklat kemerahan
lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang
merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila
berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.
Azurit : bila berwarna biru
jasper : bila berwarna merah
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan
suatu mineral dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa
digunakan ialah skala yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau
yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1
sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala 10 adalah
mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan
apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.
Skala Mohs
4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk).
Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar
suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral
kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli
mineral, dapat pula berbeda.
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk
membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan
merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari
luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila
mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan
yang licin.
Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang
belah.
Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki
belahan.
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur,
sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur.
Perbedaannya bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar
seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan
sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral
adalah sebagai berikut :
Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang
melengkung, seperti pada pecahan botol.
7. Bentuk
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang
tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk
kristal disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk
kristal disebut amorf.
1.7 Proses Pembentukan Mineral
Adapun menurut M. Bateman, proses pembentukan mineral dapat dibagi
atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang
bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue
mineral.
1. Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat
ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk
mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium
liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun
non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur
pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
3. Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas
mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma
makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang
telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk
mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile
tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk
endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.
4. Proses Hydrotermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang
terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal
dapat dibagi atas :
6. Proses Sedimenter
Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain
sebagainya.
7. Proses Evaporasi
Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.
Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-
lain.
Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan
9. Supergen enrichment
10. Metamorfisme
Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan
metamorfisme.
1. Quartz (Kuarsa)
Mineral kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid
dan kombinasinya. Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah
SiO2. berat jenis dari mineral ini adalah 2,65 dengan tingkat kekerasan (H)
bernilai 7. Warna pada kuarsa dapat jernih atau keruh bila terdapat
bersama feldspar, sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau mineral
pengotor didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan sangat
mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukkan
dapat diperkirakan kemurnian kuarsa tersebut. Tidak terdapat belahan
pada kuarsa. Dan kuarsa juga banyak digunakan dalam industri,
khususnya yang berkaitan dengan gelas (kaca).
Sistem kristal dari plagioklas ini adalah triklin dengan berat jenis 2,26-
2,76. plagioklas ini mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai belahan
berbentuk kembaran. Komposisi kimia dari mineral ini adalah
NaCaAl2Si3O8.
1. Feldspatoid
Mineral feldspatoiid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar,
dikarenakan mineral ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup
terdapat SiO2. Bila dalam suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas,
maka yang akan terbentuk adalah feldspar dan tidak akan terbentuk
feldspatoid. Mineral-mineral yang termasuk feldspatoid adalah nepheline,
leusite, sodalite, scapolite, carcrinite dan analcite. Namun yang umunya dapat
ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.
Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal
hexagonal, walaupun bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine
grain. Warna dari mineral ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu
kemerahan. Nilai kekerasan nepheline adalah 5,5 sampai dengan 6
dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai 2,65. Kilap pada nepheline adalah
kilap kaca, namun ada juga yang memiliki kilap minyak. Belahan
permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-kristal besar.
Nepheline sering ditemukan dalam bentuk “dike” pada batuan beku.
Leucite (KaISi2O8)
Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk
umumnya adalah trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan
halus, dan terkenal dengan nama fine grain matrix. Nilai kekerasan pada
mineral leucite ini adalah 5,5 sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45
sampai dengan 2,5. warna leucite umumnya adalah putih keabu-abuan.
1. Piroksin
Piroksin merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan
memiliki hubungan erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi
kimia walaupun mereka mengkristal dalam dua sistem yang berbeda, yaitu
orthorhombic dan monoklin. Secara struktur, piroksin terdiri dari mata rantai
yang tidak ada habisnya dan tetrahedral SiO4 yang diikat bersama-sama
secara lateral oleh ion-ion logam Mg dan Ca yang berikatan dengan
oksigen, dan tidak berikatan langsung dengan silicon.
1. Amphibole (Horblende)
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk
prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya
mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium
(Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak berwarna hijau tua
kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku
dan batuan metamorf.
1. Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi
yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum
(Al) , silicon (Si) dan air (H2O). Struktur mika adalah tipe tetrahedron dalam
lembar-lembar. Tiap SiO4 mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen
bebas., sehingga komposisi dan valensinya diwakili oleh (Si4O10)ˉ4.
Z = Ai, Al.
KESIMPULAN