Anda di halaman 1dari 29

#Rubrikasi

Layaknya sebuah media penerbitan pada umumnya, mading sebaiknya memiliki rubrik yang
dikelola seorang penanggung jawab.

Suara Redaksi (semacam Editorial/Tajuk). Rubrik ini memuat pengantar redaksi, yang
biasanya mengulas isu aktual seputar sekolah. Bahkan, bisa saja topiknya melebar, namun
masih dalam koridor dunia pendidikan.

Opini/Esay/Artikel. Redaksi (mading) mengakomodir naskah-naskah siswa yang memuat


gagasan-gagasan tentang hal apa saja. Biasanya dalam bentuk tulisan yang khas, bisa artikel,
opini, atau esay.

Tulisan Kreatif. Rubrik ini menampung karya-karya kreatif siswa dalam bentuk cerita
pendek, puisi, anekdot, dan sebagainya. Umumnya, majalah dinding di sekolah sering
terjebak oleh naskah-naskah jenis ini. Bahkan, tidak sedikit mading-mading yang hanya
didominasi oleh puisi saja.

Kartun/Karikatur. Rubrik ini menampilkan gambar-gambar yang sudah distilisasi. Ada


penambahan, ada pengurangan. Hasilnya anatomi manusia ideal menjadi berubah dengan
proporsi yang tidak beraturan. Isinya bisa hanya sekedar humor biasa atau gagasan (atau
kesaksian) yang mengritisi atau menyikapi sebuah keadaan.

Galeri Foto. Peristiwa yang direkam dalam gambar, bisa menjadi magnet perhatian. Sekali-
kali menjadi ajang narsis keluarga besar sekolah.

Agenda Sekolah. Rubrik ini memuat informasi seputar sekolah, biasanya berupa agenda
kegiatan. Baik itu agenda OSIS, ekstrakurikuler, guru, kepala sekolah, komite sekolah.

Rubrik lain yang dipandang perlu bisa ditambahkan, semacam hiburan, gosip, dan konten
yang ringan-ringan sesuai kebutuhan. Mendiskusikan rubrikasi sangat mengasyikan.

Tips Mengelola Mading


1. Tentukan karakter
Sebuah mading yang ada dimasjid tentu saja berbeda muatanya dengan mading yang ada di
jurusan. Mading disekolah tentu bada dengan mading kampus. Penepatan karakter mading
sangat penting. Hal-hal seperta ;segmen pembaca,isu yang diusung,jadwal terbit, gaya bahasa
adalah beberapa hal utama yang mebuat mading punya karakter yang menentukan
pengelolaanya kedepan.
2. Susun kepengurusan mading
Mading professional meibatkan orang professional, bukan sekedar orang yang punya hoby
temple-menempel. Susunan kepengurusan seperti pemimpin redaksi atau redaktur,illustrator
adalah contoh posisi-posisi vital dalam pengelolaan mading.

3. Jangan remehkan Lay Out Mading


Disinilah keunikan mading yang tidak dimiliki oleh media lain. Ada dua kali penataan layout
Mading pertama, perancangan ketika pengetikan (untuk yang dikerjakan dengan computer)
atau penulisan (untuk yang ditulis dengan tangan) dan kedua, perancangan susunan di mading
. Ada 5 (lima) urutan kerja yang penting untuk diikuti :
• Buat sketsa penempatan tulisan-tulisan di mading sebagai acuan utama perancangan dan
penempelan
Ada beberapa pula yang perlu diperhatikan ketika membuat sketsa ini :
Ukuran mading
Ukuran kertas
Jumlah Artikel yang hendak ditampilkan
Gambar dan aksesoris lain
Ruang kosong
• Pengetikan, ukuran huruf,perpaduan antar lembaran Catatan penting :
Walalupun dikerjakan terpisah , kalo bisa ada kesepakatan yang dipimpin oleh seorang piñata
layout tentang bagaimana lembar-lembar itu seharusnya tampil . sumbangan dari contributor
sebaiknya diminta dalam bentuk file, sehingga bisa diedit oleh team mading . kertasa A4
jangan langsung ditempel begitu saja , apabila kalau mading-nya kecil. Space, atasa, bawah,
kiri,kanan dari tulisan kepinggiran kertas jangan terlalu jauh . Dan satu lagi catatan yang
harus juga diperhatikan : panjang artikel dimading sebaiknya tidak lebih dari 2 lembar kertas
A4 (Sekitar 1000 kata).
• Pemilihan warna dan aksesoris
Banyak yang terjebak untuk membuat mading menjadi semarak dengan menambah warna-
warna yang mencolok . padahal mading yang baik adalah mading yang tampilannya
sederhana dengan daya tarik pada aksesoris-aksesoris sederhana yang berkarakter kuat ,
misalnya : Garis di sudut , bunga-bunga di sudut garis, garis memanjang di bagian bawah,
warna mencolok di sisi kiri mading.
• Penempelan yang cermat
Sering penulis dapati, tampilan mading terganggu dengan bekas lem yang menggembung
disudut kertas. Atau sudut-sudut yang tidak tertempel rapi karena pengeleman yang tidak
merata.
• Penempatan mading
Yang tak kalah penting adalah penempatan mading, ketinggian, pencahayaan, ruang baca
mampu memberikan kenyamanan tersendiri dalam membaca mading. Mading yang terlalu
tinggi membuat pembaca harus mendongkak hingga lelah, mengganggu keasyikan membaca
mading.
4. Komersialisasi mading
Teori advertising mengajarkan sebuah hal sederhana : semakin tinggi rating pembaca,
semakin efektif pula sebuah media untuk tempat promosi . mading yang professional bahkan
bisa hidup dari iklan. Pengelolaan iklan yang baik juga mencegqah orang yang tidak
bertanggung jawab menempelkan pengumuman seenaknya di mading.`

PROGRAM KERJA EKSTRAKURIKULER JURNALISTIK ANGKATAN I

Di Susun Oleh : Lia Purnama Sari, S.Pd

SMK NEGERI RAWAS ULU


KECAMATAN RAWAS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MURATARA
TAHUN AJARAN 2014/2015

EKSTRAKURIKULER JURNALISTIK SMKN RAWAS ULU

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jurnalistik merupakan ilmu yang akrab dengan masyarakat sehari-hari. Ia
ada di televisi, majalah, koran, radio dan internet. Jurnalistik dengan
kelenturannya juga bisa masuk di berbagai disiplin ilmu. Ia tidak hanya mengasah
keterampilan menulis bagi orang yang mempelajari jurnalistik namun lebih jauh
mengajak orang untuk berfikir lebih dalam, bagi orang yang mempelajarinya.
Mengapa Ekstrakurikuler Jurnalistik?
Ekstrakulikuler Jurnalistik, dimaksudkan untuk membangun kelompok-
kelompok jurnalistik di tingkat siswa. Hal ini merupakan upaya pensiasatan untuk
kalangan siswa mengisi waktu senggangnya selepas kegiatan pendidikan wajib di
sekolah. Upaya ini, juga berjalan beriringan dengan program pendidikan nasional,
kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi yang ditawarkan dalam program ini
adalah menulis. Ragam penulisan yang sedemikian banyak bisa menjadi pilihan
para siswa untuk mengekspresikan dirinya. Membuat cerita pendek, puisi, tulisan
berita dan novel. Di luar ekspresi-ekspresi yang telah menjadi paradigma para
siswa “nongkrong di mall, nonton di bioskop, main playstation, bahkan tawuran”.
Biasanya, sekolah-sekolah memiliki media majalah dinding atau majalah
sekolah. Yang dikelola bersama guru dan siswa. Hal ini merupakan kegiatan yang
sangat positif. Namun, kegiatan jurnalistik tidak berhenti begitu saja seusai
majalah dinding dikreasi atau majalah/ tabloid sekolah diterbitkan. Ada banyak
pendalaman yang bisa dilakukan untuk lebih mengasah bakat dan kemampuan
jurnalistik/ menulis seseorang.
Disini kami hadir untuk menjadi solusi bagi sekolah yang ingin membuat
media cetak sebagai alat publikasi jurnalistik. Kami akan hadirkan sesuatu yang
inovatif dan kreatif sehingga majalah/ tabloid sekolah yang dihasilkan dapat
menjadi sebuah majalah yang menarik hati dan membuat orang nyaman ketika
membacanya.
Dasar-dasar Jurnalistik
Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan
kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing
kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam
penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik
merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan
media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi
media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta
untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya.
Apa Itu Jurnalistik?
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi
secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan
penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik
mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada
masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan
publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui
media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media
elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi
jurnalistik cetak (printjournalism), elektronik (electronicjournalism). Akhir-akhir
ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (onlinejournalism).
Atas dasar tersebut, sudah selayaknya sebuah sekolah dalam hal ini SMK
Negri Rawas Ulu sebagai sekolah rintisan/ baru mempunyai suatu kegiatan yang
mendidik siswa-siswinya untuk bisa menulis khusunya menulis jurnalistik. Oleh
karena itu kami mengusulkan eksrakulikuler jurnalistik sebagai ekstrakulikuler baru
di SMKN Rawas Ulu.

B. LANDASAN HUKUM
Adapun landasan hukum diselenggarakannya ekstrakulikuler jurnalistik ini
adalah sebagai berikut.
1 . Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2 . Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999, Tentang Pendidikan Menengah
Kejuruan.
3 . Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0450/U/1992, Tentang
Sekolah Menengah Kejuruan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya ekstrakurikuler jurnalistik ini
adalah sebagai berikut:
1. Mempererat hubungan antara siswa-siswi SMK Negri Rawas Ulu.
2. Memberi kesempatan untuk saling mengenal serta menumbuhkan jiwa kompetitif
secara intelektual di kalangan siswa.
3. Mengembangkan potensi sesuai bakat dan minat siswa.
4. Membekali siswa dengan kemampuan life skill (kecakapan hidup).
5. Menyiapkan siswa untuk mengikuti berbagai lomba atau event yang bertujuan
meningkatkan prestasi non akademik.
6. Sebagai media informasi dan promosi profil dan prestasi sekolah.
7. Menampung kreatifitas masing-masing kelas yang ditampung dalam sebuah media
cetak yaitu majalah/ tabloid sekolah.
8. Menjadi wadah bagi siswa-siswi SMK Negri Rawas Ulu untuk menyalurkan bakat
dan kemampuannya maupun kreatifitasnya di bidang seni menulis maupun
fotografi.
9. Menciptakan budaya kreatif, kritis dan inovatif di tingkat siswa.
10. Menjadi sarana bagi para siswa SMKN Rawas Ulu untuk berlatih berorganisasi,
bekerja sama dan bertanggung jawab.
11. Sebagai media Independen yang mengkrtisi kebijakan sekolah melalui tulisan-
tulisan/ opini.
12. Mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang meliputi wirausaha media
maupun profesi jurnalis/pers.
13. Memberikan informasi pada orangtua siswa mengenai kondisi terkini tentang
sekolah.

D. NAMA KEGIATAN
Ekstrakulikuler Jurnalistik

E. VISI DAM MISI EKSTRAKULIKULER JURNALISTIK


Visi :
1. Meningkatkan pengetahuan jurnalistik yang berdasarkan iman dan takwa
2. Membentuk karakter seorang jurnalis profesional
3. Mewujudkan ekstrakurikuler yang dapat menambah wawasan baru di bidang
jurnalistik yang meliputi kegiatan liputan, reportase, fotografi, desain layout dan
lainnya.
Misi:
1. Mencetak jurnalis sekolah yang kompeten dan berprestasi di bidang khusus
2. Menjadikan ekskul jurnalistik sebagai wadah penyebaran ilmu pengetahuan
sekaligus jalan dakwah kebenaran sesuai dengan kode etik jurnalistik
3. Menyiapkan kemampuan jurnalistik siswa sebagai bekal hidup di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.

F. MOTTO
Reach the world with the words (raih kesuksesan di dunia melalui kata-kata)

G. DESKRIPSI LAMBANG EKSTRAKULIKULER JURNALISTIK


Lambang merupakan simbol utama bagi setiap organisasi maupun lembaga
untuk mewakili inspirasi jenis kegiatan maupun tujuan yang ingin di capai,
lambang ekskul jurnalistik meliputi beberapa simbol berikut ini:
1. Pena/ Pencil yang mempunyai makna sebagai ujung tombak atau benda wajib
yang mengiringi kegiatan jurnalistik, yang memiliki makna lain tidak bisa lepas dari
menorehkan dan menuliskan pengetahuan dan informasi.
2. Garis panjang di bawah pena memiliki arti, tegas dan konsisten dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawanya serta tetap dalam koridor kebenaran,
menyampaikan apa yang mestinya harus disampaikan dengan tegas dan berimbang.
3. Bola dunia, bertepatan dibelakang pena dan garis panjang horizontal
mengisyaratkan bahwa dengan menuliskan dan menuangkan gagasan dan informasi
secara terus menerus akan menghasilkan hasil yang maksimal sehingga dimasa
mendatang siswa tahu bahwa mereka bisa menaklukan dan membuka jendela dunia
dengan banyak menulis dan membaca.
4. Simbol cahaya yang sedang bersinar pada ujung pena dapat disimpulkan bahwa
tugas seorang penulis/ jurnalis ibaratkan lentera yang menyinari kegelapan,
berwarna merah menyala memiliki makna tiada kenal lelah menjadi penerang
dengan semangat yang membara demi menyampaikan sebuah kebaikan.
5. Garis lengkungan hijau memiliki arti bahawa siswa SMKN Rawas Ulu mampu untuk
menjadi perangkul masyarakat dalam menciptakan kehidupan yang lebih damai
dan sejahtera.
6. Pita berwarna merah muda yang menjadi landasan berlabuhnya bumi memilik
arti, siswa snkn rawas ulu dituntut mampu menciptakan rasa saling memiliki,
kerjasama dan kasih sayang terhadap sesama sehingga mampu menciptakan
harmoni yang berdampak positif.

H. ALAT YANG DIBUTUHKAN


Adapun alat yang dibutuhkan dalam ekstrakulikuler jurnalistik ini adalah
sebagai berikut:
· Papan Majalah Dinding
· Kamera digital
· HandyCame
· Alat perekam suara
· Laptop/ computer
· Printer
· Modem
F Flashdisk
· ATK
· Kartu tanda anggota (untuk tugas peliputan)

I. SASARAN KEGIATAN
Adapun sasaran yang akan di capai dari kegiatan ini adalah civitas
akademika sekolah, terutama siswa supaya dapat menciptakan budaya kreatif,
kritis dan inovatif dan pada akhirnya siswa dapat mengaplikasikan ilmunya ketika
sudah terjun ke lapangan yang akan mengurangi angka pengangguran membuka
lapangan kerja khususnya bagi lulusan muda. Selain itu dengan adanya kegiatan ini
dapat mengurangi angka tawuran, nongkrong, dan terjerembab di dunia narkoba.
Ini juga membantu memecahkan permasalahan sekolah dalam mempromosikan
sekolah kepada pihak luar.

J. ANGGARAN BIAYA
Adapun anggaran biaya yang dibutuhkan dalam ekstrakurikuler jurnalistik ini
berasal dari :
· Anggaran kegiatan kesiswaan.
· Donatur.
· Iuran wajib anggota (@ Rp. 2,000/ Minggu)

K. JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dimulai pada semester 2 bulan Januari. Setiap hari Minggu pada
13.00 WIB setelah kegiatan KBM. Berlokasi di ruang kelas SMK Negeri Rawas Ulu.

L. MATERI DAN PEMATERI


a. Materi
Adapun materi yang dikaji/ diperdalam dalam ekstrakulikuler jurnalistik ini
adalah sebagai berikut.
· Pengertian dan sejarah singkat jurnalistik.
· Kode etik jurnalistik, kode etik AJI, majelis kode etik.
· Kilas balik wartawan Indonesia, profesi wartawan, kode etik wartawan
Indonesia.
· Dewan pers, tugas dewan pers.
· Jurnalistik dan sastra.
· Peliputan bermetode ilmiah.
· Peliputan selidik beretika.
· Peliputan selidik bersastra.
· Cara menulis berita, teknik menulis artikel, teknik pengumpulan berita.
· Cara penggunaan perangkat elektronik pendukung tugas jurnalistik (kamera
digital, alat perekam suara, laptop/ komputer).
· Cara penggunaan software pendukung tugas jurnalistik (Ms. Word, Adobe InDesign
CS5 Portable, Adobe Photoshop CS5 Extended, CorelDraw X4, RonyaSoft Poster
Designer (Poster Forge) V2.01, Scribus 1.4.0rc5, dll).

b. Pembimbing & Pemateri


Adapun pembimbing dan pemateri dalam ekstrakulikuler jurnalistik ini
adalah sebagai berikut.
1. Lia Purnama Sari, S.Pd. (Guru Bahasa Inggris SMKN Rawas Ulu)
2. .......................................... (Guru Teknik Informasi dan Komunikasi )
(TIK)/ KKPI SMKN Rawas Ulu.
3. Wartawan Profesional/ Nara Sumber (Pemateri Tamu)

M. TARGET KINERJA
Dengan terwujudnya kegiatan ekstrakulikuler jurnalistik maka sekolah
mempunyai suatu media penyampaian informasi berupa product majalah/ tabloid
sekolah. Selain itu siswa-siswi mempunyai wadah tempat berekspresi, dan
menuangkan inspirasi. Insya Allah ini menjadi titik awal kemajuan SMKN Rawas Ulu
di bidang jurnalistik.

N. PROGRAM KERJA

a. Program Umum
Secara umum, ekskul Jurnalis memiliki 4 program, yaitu :
Program Unggulan, Program jangka pendek, Program jangka menengah dan
Program jangka panjang.

1. Program Unggulan
Program kerja yang menjadi unggulan ekskul Jurnalis, diantaranya :

No Jenis Kegiatan
1. Penerbitan Majalah atau bulletin sekolah
2. Meng-upgrade mading sekolah dan blog resmi ekskul jurnalistik
3. Terlibat secara langsung dalam men-dokumentikan kegiatan sekolah maupun
masyarakat
4. Mengadakan kerja sama yang intens dengan seluruh organisasi dan ekskul di
SMKN Rawas Ulu
5. Mengadakan lomba antar kelas ( The Best Writer of the Month/ Year)
6. Mengadakan diskusi pelatihan, kepemimpinan dan public speaking
7. Mengunjungi kantor berita, telivisi maupun radio

b. Program Jangka Pendek


Program jangka pendek merupakan program organisasi yang hanya berfokus
dalam kehidupan organisasi sehari-hari, atau minimal satu kali dalam satu
semester. Berikut program-programjangka pendek organisasi ekskul Jurnalis :
· Mengadakan Kajian Materi satu kali setiap minggu
· Mengadakan pelatihan satu kali dalam 2 minggu
· Membuat artikel-artikel berita untuk ditempel di Majalah Dinding
· Mengadakan “Malam Jurnalis” minimal satu kali dalam 2 bulan
· Mengadakan bedah buku/ diskusi mengenai isu-isu terbaru yang ada minimal 1
bulan
· Selalu meng-update berita-berita terbaru dalam website/ blog organisasi
· Membantu seluruh pihak di SMKN Rawas Ulu dalam mengabadikan setiap
momen atau kegiatan sekolah
· Menjalin kerja sama antar organisasi, baik di SMKN Rawas Ulu maupun di luar
sekolah
· Menyampaikan aspirasi siswa kepada pihak sekolah serta memperjuangkannya
· Mensosialisasikan program “Pojok Baca” di seluruh wilayah di SMKN Rawas Ulu

c. Program Jangka Menegah


Program jangka menengah adalah program yang dilaksanakan secara umum
dalam satu tahun kepengurusan. Berikut program jangka menengah ekskul Jurnalis
:

Mengadakan pelatihan liputan, broadcast maupun reportase di beberapa kantor


media cetak, stasiun radio dan TV di tingkat kabupaten maupun kota.
Mengadakan pelatihan kepemimpinan
Mengadakan pelantikan Dewan Pengurus baru
Mengadakan pembelajaran komputer mengenai cara-cara penulisan yang baik dan
editing foto di laboratorium komputer
Mengadakan “Journalist Award”
Mengadakan angket organisasi mengenai segala permasalahan siswa dan sekolah
Mengadakan pengumuman “The Top Website”
Peluncuran INSPIRASIKU (Majalah Sekolah) setiap 4 bulan sekali
Study Banding
Study Tour

d. Program Jangka Panjang


Program jangka panjang adalah program yang merupakan usaha-usaha menuju
tujuan dimasa depan atau memiliki efek yang besar bagi tahun-tahun mendatang.
Adapun program jangka panjang ekskul Jurnalis adalah :
· Mentargetkan pembelajaran online di SMKN Rawas Ulu pada tahun 2020 dengan
cara membuat website resmi setiap mata pelajaran dan organisasi
· Membuat website organisasi sebagai bahan dokumen masa mendatang
· Mengupayakan kepemilikan komputer organisasi untuk keperluan dokumen dan
karya tulis siswa
· Mengupayakan kepemilikan Majalah Dinding untuk di-update setiap minggunya
· Mengupayakan kepemilikan INSPIRASI FM untuk pembelajaran broadcast siswa
· Mengupayakan kepemilikan Sekretariat Organisasi serta fasilitas ekskul
jurnalistik
· Mentargetkan INSPIRASIKU (Majalah Sekolah) lebih baik dan lebih profesional di
masa mendatang serta bisa bersaing dengan majalah-majalah umum yang lain

O. PERATURAN ORGANISASI
Seluruh anggota jurnalistik diwajibkan mengikuti seluruh peraturan berikut
ini
1. Aktif mengikuti seluruh kegiatan yang ada didalam program kerja ekskul
jurnalistik
2. Menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan jabatan masing-masing
3. Mencerminkan citra diri/ sikap yang positif baik dilingkungan sekolah maupun di
luar sekolah
4. Tahu dan paham kode etik jurnalistik/pers

P. STRUKTUR ORGANISASI
Berikut susunan pengurus ekstrakulikuler jurnalistik SMK Negeri Rawas Ulu.
No Nama Anggota Kelas Jabatan Keterangan
1 Bayusi
2 Patia’ah
3 Davina Veronika
4 Obi
5 Yeyen Tamalia
6 Edy K
7 Ibrahim
8 Wanda
9 Alvian
10 Epiriyansah
11 Nauro
12 Yudi
13 Anang
14 Susi Permiyanti
15 Dedek
16 Ira

17 Nafa urbayanti
18 Dandi Riyanto
19 Apriyanti

20 Emariansi
21 Azizia Secha
22 Cecen

23 Puspita
24 Mansa Ibrahim

25 Dadang

26 Kurniawan
27 Angga
28
Q. DESKRIPSI TUGAS/ JABATAN

1. Pimpinan Redaksi
· Tugas
Bertanggungjawab terhadap isi redaksi penerbitan
Bertanggungjawab terhadap kualitas produk penerbitan
Memimpin rapat redaksi
Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat
pada setiap edisi.

2. Redaktur Pelaksana
· Tugas
Bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari
Memimpin rapat perencanaan, rapat cecking, dan rapat terakhir sidang redaksi
Membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan
Bertanggung jawab terhadap isi redaksi penerbitan dan foto
Mengkoordinasi kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik/desk
Mengkoordinasikan alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian setting
atau layout.
Mengkoordinator alur perjalanan naskah dari bagian setting atau lay out ke
percetakan

3. Koordinator Liputan
· Tugas
Memeriksa,mengedit, dan menyempurnakan naskah sesuai dengan penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
Menyesuaikan naskah yang sudah diedit dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa
Jurnalistik
Mengubah pengulangan kata-kata yang sama dalam satu tulisan, sehingga kalimat
dalam naskah menjadi bervariasi.
Mengedit penggunaan logika bahasa, alur naskah
Menyeragamkan style penulisan masing-masing redaktur, sehingga gaya penulisan
seluruh naskah menjadi sama
Memeriksa naskah kata per kata, penggunaan titik, koma, tanda seru, titik dua.
Mengedit penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing, bahasa daerah, bahasa
slank sehingga mudah dimengerti pembaca.
Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi
mendatang
Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk setiap
penerbitan

4. Reporter
· Tugas
Mencari dan mewawancarai sumber berita yang ditugaskan redaktur atau atasan
Menulis hasil wawancara, investasi, laporan kepada redaktur atau atasannya
Memberikan usulan berita kepada redaktur atau atasannya terhadap suatu
informasi yang dianggap penting untuk diterbitkan
Membina dan menjalin lobi dengan sumber-sumber penting di berbagai ekskul
maupun kegiatan
Menghadiri acara press conferensi yang ditunjuk redaktur, atasannya, atau atas
inisiatif sendiri.

5. Fotografer
· Tugas
Menjalankan tugas pemotretan yang diberikan redaktur atau atasannya
Melakukan pemotretan sumber berita, suasana acara, aktivitas suatu objek, lokasi
kejadian, gedung, dan benda-benda lain
Mengusulkan konsep desain untuk cover majalah
Menyediakan foto-foto untuk mendukung naskah, artikel, dan berita
Mengarsip foto-foto, atau compact disk bagi kamera digital
Melaporkan setiap kegiatan pemotretan kepada atasan
Mempertanggungjawabkan setiap pengambilan objek foto , baterai, atau compact
disk yang telah digunakan kepada organisasi.

6. Sekretaris Redaksi
· Tugas
Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau lembaga yang
berkaitan dengan pemberitaan
Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau
pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja
Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mensuport kebutuhan kerja para
wartawan dalam meliput satu acara yang mengharuskan membuat tanda pengenal
seperti menyiapkan
Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterei, kaset, alat tulis,
dan note book
Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat.
Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat cheking, rapat final.

7. Riset, Pustaka dan Dokumentasi


· Tugas
Mencari data-data, artikel, tulisan yang dibutuhkan untuk sebuah penulisan oleh
reporter, redaktur, redaktur pelaksana, dan Pemimpin Perusahaan.
Mencari dan menata buku-buku yang berkaitan dengan tugas dan kerja para
wartawan
Menata majalah, surat kabar, dan tabloid setiap hari dan menyimpannya dengan
baik sesuai aturan
Melakukan kerja sama dengan bagian riset dan dokumentasi perusahaan lainnya
seperti barter majalah, koran, tabloid, dan buku.
Mengusulkan suatu berita kepada redaksi bila dalam melaksanaan tugas
menemukan data-data atau informasi penting

8. Desain Grafis
· Tugas
Merancang cover atau kulit muka
Membuat dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual ke pasa
Mendesain dan melay out setiap halaman dengan naskah, foto, dan angka-angka
Mengatur peruntukan halaman untuk naskah
Menulis judul berita,anak judul, caption foto, nama penulis pada setiap naskah
Menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari terbit, dan
tanggal terbit pada setiap edisi

9. Sosialisasi/ Humas & Publisher, Promosi dan Sirkulasi


· Tugas
Diantaranya adalah:
(a). Merancang pesan tematik agar pesan yang disampaikan oleh organisasi
memiliki keseragaman/ keterkaitan pesan.
(b). Melakukan segmentasi media, dimana seorang humas harus mampu
memformulasikan keseimbangan saling dukung antara media cetak dan online.
(c). Menjaga reputasi organisasi melalui pemanfaatan kekuatan pesan dan atau
kombinasinya.
(d). Mengoptimalkan promosi berita terbaru melalui berbagai Social Media dan
Social Bookmark (Facebook, twitter, digg, dll).
(e). Bertanggung jawab keluar dan ke dalam atas segala aktivitasnya sebagai divisi
penunjang produktivitas bidang keredaksian dengan melakukankoordinasi dengan
Pemimpin Redaksi, Kepala Deputi atau perwakilan dan Divisi Keuangan dan Iklan
dapat melakukan perekrutan personil untuk tugas-tugas dibidang tata usaha.
(f). Mempunyai hubungan luas dibidang bisnis lainnya / lobi dan kemitraan dalam
bidang usaha untuk melaksanakan kegiatan perusahaan pers dan penerbitan.
(g). Bertugas menyebarluaskan Media massa yakni dalam bidang pemasaran
(Marketing) atau penjualan. Bagian ini merupakan bagian komersial meliputi
sirkulasi / distribusi iklan dan promosi.
(h). Bertanggung jawab kepada Pemimpin Perusahaan.

10. Pracetak
· Tugas
Membawa naskah yang sudah disetujui pemimpin redaksi ke percetakan untuk
dicetak
Mengawasi proses pencetakan di percetakan
Menerima kondisi produk dalam keadaan baik dari percetakan
Bersama dengan bagian distribusi, segera mengedarkan produk tersebut ke sekolah
dan lingkungan sekitarnya.

Minggu ke 1 Oktober 2012

– Perkenalan peserta kegiatan ekstrakurikuler dengan pembimbing dan peserta lain.

– Sharing untuk mengkolaborasikan harapan dan keinginan terhadap jalannya kegiatan


ekstrakurikuler jurnalistik

– Pelaksanaan Kegiatan : Rabu, 14.15 – 16.00 wib

Minggu ke 2 Oktober 2012

– Penjelasan Teknis tentang divisi Jurnalistik.

1. Divisi Reportase
2. Divisi Fotografi
3. Divisi Editing

Minggu ke 3 Oktober 2012

– Menentukan Rencana Program kerja Ekskul Jurnalistik 2012/2013 :

1. Perkenalan Anggota, Materi Dasar Jurnalistik, materi dasar reportase


2. Mading Reportase Berita
3. Reportase luar Sekolah
4. Recording Berita
5. Materi Dasar Fotografi
6. Outdoor Fotografi
7. Outbond
8. Lomba Fotografi
9. Layout Majalah
10. Lomba Jurnalistik
11. Promo Ekstra display hasil karya

– Visi dan Misi Jurnalistik

Visi : mewujudkan ekstrakurikuler yang dapat menambah wawasan baru di bidang


Jurnalistik

Dalam hal reportase, fotografi, desain layout dan lainnya.

Misi:
1. Menjadikan ekskul Jurnalistik sebagai ekstrakulikuler yang santai, serius, dan tetap
menyenangkan.
2. Mengaplikasikan wawasan jurnalistik tidak hanya di kawasan sekolah, tetapi juga terjun
langsung di lapangan melalui kegiatan luar sekolah
Minggu ke 4 Oktober 2012.

– Pengertian Jurnalistik

 Jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan


penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak
melalui saluran media tertentu.
 Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada
masyarakat.

– Reportase

Dalam dunia jurnalistik, reportase adalah salah satu hal yang harus dilakukan seorang
reporter untuk mengumpulkan data dan fakta suatu peristiwa untuk penulisan berita.

– Fakta mengandung unsur 5W + 1 H.

 What : Apa
 Who : Siapa
 Where : Dimana
 When : Kapan
 Why : Mengapa
 How : Bagaimana
 PROGRAM KERJA EKSTRAKULIKULER JURNALISTIK TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
 PROGRAM KERJA
 EKSTRAKULIKULER JURNALISTIK
 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 1. PENDAHULUAN
 Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak azasi manusia yang
dilindungi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia PBB. Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, menjadikan
media cetak maupun elektronik harus mampu untuk berkontribusi sebagai sarana
menyampaikan informasi yang bersifat objektif dan faktual. Penguasaan dasar
pengetahuan jurnalistik sangat penting untuk membantu kita menyeimbangi informasi
yang semakin berkembang dengan sifat yang objektif, faktual, dan bertanggung
jawab.
 Ekskul jurnalistik yang merupakan ekskul baru di SMAN 1 Cikidang adalah salah
satu dari sekian ekskul yang memiliki program kerja untuk satu tahun kedepan. Tidak
hanya itu, ekskul jurnalistik melengkapi dirinya dengan tiga program umum, yaitu
program jangka pendek, program janka menengah, dan proghram jangka panjang.
Semunya tidak lain dari musyawarah dengan pembina ekskul jurnalistik dalam
mengembangkan minat pelajar di bidang jurnalistik.
 Ekskul jurnalistik diharapkan merupakan ekskul baru yang mendapat dukungan dari
berbagai pihak di SMAN 1 Cikidang, baik dari kepala sekolah, bagian TU, selurug
guru, dan ekskul lain yang ada di SMAN 1 Cikidang. Dengan dukungan tersebutlah
ekskul jurnal;istik bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan sistematis yang
sesuai dengan program kerja yang telah disusun.

 2. LANDASAN HUKUM
 Adapun landasan hukum diselenggarakannya organisasi ini yaitu:
  Undang-undang No. 40 tahun 1999 tentang pers
  UUD 1945 Pasal 28
  Tap MPR No. XVII/MPR/1998 pada pasal 20 dan 21 tentang Hak Azasi Manusia
  Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional

 3. VISI DAN MISI EKSKUL JURNALISTIK
 Visi:
  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan jurnalistik berdasarkan iman dan
takwa
  Membentuk kepribadian seorang jurnalis yang kreatif dan tekun
  Menjadikan ekskul yang dapat menambah pengetahuan dan kekreativitasan di
bidang jurnalistik seperti kegiatan fotografi, reporter, desain layout, penulisan artikel,
dan sebagainya.
 Misi:
  Menghimpun jurnalis sekolah yang aktif, kreatif, dan berbudi pekerti yang luhur
  Menjalankan ekskul jurnalistik sebagai wadah pengetahuan dan kekreativitasan
sesuai dengan kode etik jurnalistik
  Melatih dan menyiapkan kemampuan jurnalistik sebagai bekal kehidupan
bermasyarakat

 4. MOTTO
 3B yaitu Bentangkan penamu, Bentangkan kreativitasmu, dan Bentangkan aksimu.

 5. TUJUAN
 Adapun tujuan ekskul jurnalistik yaitu:
  Mempererat hubungan antar siswa-siswi SMAN 1 Cikidang yang bergabung dalam
ekskul jurnalistik.
  Menumbunhan jiwa kejurnalistikan di kalangan siswa.
  Menyiapkan siswa untuk mengikuti perlombaan dan event yang bertujuan
meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa.
  Sebagai media informasi sekolah.
  Menampung kreativitas siswa-siswi SMAN 1 Cikidang pada bidang seni menulis
dalam sebuah media cetak yaitu mading, blog, dan fb.
  Menciptakan budaya kreativitas, keaktifan, kritis, aktif, dan inovatif.
  Menjadi sarana bagi siswa-siswi SMAN 1 Cikidang dalam berorganisasi, bekerja
sama, dan bertanggung jawab.


 6. PROGRAM KERJA JURNALISTIK

No. Nama Program Waktu Penanggung Keterangan
Jawab
1. Mengisi Mading Setiap satu Tempat,
minggu sekali waktu, dan
tanggal
ditentukan
oleh ketua
2. Peng-updatean blog dan Setiap dua Tempat,
fb jurnalistik minggu sekali waktu, dan
tanggal
ditentukan
oleh ketua
3. Diklat Jurnalistik Pada saat Tempat,
penerimaan waktu, dan
anggota baru tanggal
ditentukan
oleh sekolah
dan pembina
ekskul
4. Pertemuan rutin setiap Hari rabu pulang Untuk
satu minggu sekali sekolah pada mempererat
pukul 14:15 silaturrahmi
WIB sampai antar anggota,
selesai mendiskusikan
mading, blog,
serta fb
jurnalistik,
serta
melakukan
pembelajarn
jurnalistik
5. Peliputan kegiatan Setiap ada acara Sebagai bahan
atau perlombaan tambahan
di sekolah pengisian
mading, blog,
dan fb
jurnalistik
6. Pengumpulan data Pembina
7. Mengadakan uang iuran Seminggu sekali
sebasar Rp.
2.000,-
8. Pengumpulan karya-karya Setiap dua Humas Setiap masa isi
di mading, blog, dan fb minggu sekali mading, blog,
dan fb habis
9. Pengumpulan karya-karya Setiap satu Sesuai tema
dari setiap kelas minggu sekali
10. Penyeleksian karya-karya Bagian
dari siswa/siswi editor
11. Menjaga kondisi mading Bagian
peremajaan

 7. PROGRAM UMUM
 Secara umum, ekskul jurnalistik memiliki tiga program, yaitu:
  Program jangka pendek
  Program jangka menengah
  Program jangka panjang

 8. PROGRAM UNGGULAN
 Program kerja yang menjadi unggulan ekskul jurnalistik, yaitu:
  Penerbitan dan peremajaan mading sekolah
  Penerbitan blog dan fb jurnalistik
  Belajar menjadi pewara
  Cara menulis berita, teknik menulis artikel, teknik menulis esai, dan teknik
pengumpulan berita
  Mengadakan diskusi dan pelatihan menulis
  Mengembangkan “Tajuk Kreativitas”

 9. PROGRAM JANGKA PENDEK
 Program jangka pendek merupakan program organisasi yang hanya fokus pada
kehidupan organisasi sehari-hari, atau minimal satu kali dalam satu semester. Berikut
program-program jangka pendek organisasi ekskul jurnalistik:
  Mengadakan kajian materi satu kali seminggu
  Mengadakan pelatihan jurnalistik satu kali dalam dua minggu
  Membuat artikel berita untuk dimuat di mading serta blog dan fb jurnalistik
  Selalu meng-update berita terbaru dalam blog dan fb jurnalistik
  Membantu pihak SMAN 1 Cikidang dalam mengabadikan setiap kegiatan
  Menjalin kerja sama antar organisasi baik di SMAN 1 Cikidang maupun diluar
SMAN 1 Cikidang
  Menyampaikan aspirasi siswa kepada pihak sekolah maupun pembina
  Mensosialisasikan program “Tajuk Kreativitas” di SMAN 1 Cikidang

 10. PROGRAM JANGKA MENENGAH
 Program jangka menengah adalah program yang dilaksanakan secara umum dalam
satu tahun kepengurusan. Berikut program jangka menengah ekskul jurnalistik:
  Mengadakan pelantikan dewan pengurusan baru
  Mengadakan pembelajaran komputer mengenai cara-cara penulisan yang baik dan
editan foto
  Mengadakan cara menulis berita, teknik menulis artikel, teknik menulis esai, dan
teknik pengumpulan berita
  Mengadakan pelatihan setiap 6 bulan sekali (mengundang pembina dari media
masa atau narasumber)
  Mengadakan diskusi jurnalistik
  Mengikuti berbagai perlombaan, baik karya tulis maupun perlombaan yang lain

 11. PROGRAM JANGKA PANJANG
 Program jangka panjang adalah program yang merupakan usaha-usaha menuju tujuan
di masa depan atau memiliki efek yang besar bagi tahun-tahun mendatang. Adapun
program jangka panjang ekskul jurnalistik meliputi:
  Membuat blog organisasi sebagai bahan dokumentasi di masa mendatang
  Mengupayakan kepemilikan komputer dan printer untuk keperluan dokumen dan
karya tulis siswa
  Menargetkan mading lebih baik, update, dan aktual di masa mendatang

 12. PENUTUP
 Demikian program kerja ini kami buat sebagai bagian dan upaya untuk menyongsong
hari esok yang lebih baik. Kami ucapkan terima kasih, karena tanpa bantuan dan
bimbingan dari semua pihak, maka kedudukan dan peranan eksul jurnalistik tidak
akan berkembang dan berjalan dengan lancar. Semoga program kerja ekskul
jurnalistik dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.



 Cikidang, 28 September 2015
 Mengetahui, Pembina
 Kepala Sekolah



 Dra. Eli Tarliah, M. M.Pd Anna Devara, S.Pd.
 NIP. 19630213 198803 2 002
 A. Pengertian Berita
 Berita adalah laporan, karangan, atau informasi mengenai suatu kejadian atau
peristiwa yang terkini (aktual) sesuai dengan fakta yang terjadi. Contoh, berita tentang
sebuah kecelakaan, kebakaran, perampokan, kunjungan presiden ke suatu daerah, dan
lain sebagainya.
 Prinsip-prinsip dasar yang harus diketahui wartawan atau penulis dalam menulis
berita adalah :
 1. Kejujuran : apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar
terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita.
 2. Kecermatan: berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan
tepat. Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.
 3. Keseimbangan:
Agar berita seimbang harus diperhatikan:
 a) Tampilkan fakta dari masalah pokok
 b) Jangan memuat informasi yang tidak relevan
 c) Jangan menyesatkan atau menipu khalayak
 d) Jangan memasukkan emosi atau pendapat ke dalam berita tetapi ditulis seakan-
akan sebagai fakta
 4. Kelengkapan dan kejelasan : Berita yang lengkap adalah berita yang memuat
jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how.
 5. Keringkasan : Tulisan harus ringkas namun tetap jelas yaitu memuat semua
informasi penting.
 B. Macam-macam fakta dalam berita
 1. Fakta Psikologis, yaitu fakta tentang suatu peristiwa yang didapat dari komentar
atau keterangan orang yang ahli mengenai topik berita yang diambil. Contoh, ketika
menulis berita tentang kecelakaan, maka fakta psikologisnya adalah komentar dari
pihak kepolisian, saksi atau korban.
 2. Fakta Sosiologis, yaitu fakta yang bisa diraskan sendiri oleh panca indera. Seperti
kasus kebakaran, maka fakta sosiologisnya adalah keberadaan sisa abu kebakaran atau
api yang masih menyala.
 3. Jenis-jenis Berita
 1. Straigh News : Berita langsung, ditulis apa adanya secara singkat, apa adanya dan
lugas.
 2. Berita Kisah (Feature) : Berita yang menggunakan pelacak latar belakang suatu
peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan, dengan
penyajian yang indah dan menarik pembaca, sehingga tak jarang di situ muncul sudut
pandang penulisnya sendiri.
 3. Reportase (Interpretative news) : Berita yang disajikan berdasarkan pengamat dan
sumber tulisan, serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
 4. Unsur Berita
 Berita yang baik adalah berita yang bisa memberikan jawaban atas :
 1. What/Apa : Apa yang akan kita beritakan, seperti kebakaran dan lain sebagainya.
 2. Who/Siapa : Siapa yang menjadi subyek berita tersebut
 3. When/Kapan : Waktu peristiwa/kejadian
 4. Where/Dimana : Tempat peristiwa/kejadian
 5. Why/Kenapa : Alasan atau sebab pada peristiwa
 6. How/Bagaimana : Proses terjadinya sebuah peristiwa
 5. Judul Berita
 Judul berita memiliki beberapa fungsi, beberapa diantaranya adalah untuk menarik
minat pembaca; merangkum isi berita; melukiskan “suasana berita”. Judul berita
sebaiknya sesuai dengan teras/awalan berita. Artinya, tidak ada pertentangan antara
judul dan kalimat di awal berita.
 TEKNIK LIPUTAN DAN WAWANCARA

 A. Peliputan
 Sebelum masuk lebih dalam tentang teknik peliputan, maka kita harus mengetahui
pengertian dari kata peliputan. Menurut sejumlah ahli, peliputan bisa diartikan sebagai
sebuah kegiatan dari pewarta yang turun ke lapangan untuk mencari dan
mengumpulkan fakta, baik yang ia saksikan sendiri maupun melalui sumber
terpercanya, untuk kemudian disajikan menjadi sebuah berita. Sehingga, peliputan
juga bisa dimaknai sebagai suatu proses yang dilakukan oleh pewarta untuk
mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang akan
dijadikan berita.
 Apakah fakta itu?, Fakta adalah suatu peristiwa yang terjadi dan dapat diperiksa atau
dibuktikan kebenarannya. Sebagai contoh fakta tentang pembunuhan. Pewarta dapat
melihat secara benar ada kasus pembunuhan yang terjadi di suatu tempat berdasarkan
temuan-temuan di lapangan atau keterangan dari nara sumber terpercaya.
 Perlu juga diketahui, dalam lingkup jurnalisme, terdapat dua jenis fakta. Pertama,
fakta sosiologis, yaitu fakta yang menunjuk pada suatu peristiwa yang kebenarannya
dapat dibuktikan melalui panca indera, misalnya, kecelakaan lalu lintas (kita bisa
melihat tanda bekas terjadinya kecelakaan) atau kunjungan presiden ke suatu tempat
(Kita bisa melihat bahwa presiden memang benar datang).
 Kedua adalah fakta psikologis. Yaitu fakta yang berupa pendapat atau kesaksian
seseorang tentang suatu peristiwa dan isu tertentu. Misalnya, pendapat seorang ahli
meteorologi tentang musim yang akan terjadi beberapa bulan ke depan, atau kesaksian
dari seorang saksi mata tentang bagaimana suatu terjadinya perampokan, yang
pewarta sendiri tidak bisa melihatnya secara langsung.
 Nah, dalam meliput suatu peristiwa, pewarta pada umumnya akan mengumpulkan
kedua fakta itu, sosiologis dan psikologis sebagai bahan untuk membuat berita.
Karena tidak ada pewarta yang dapat melihat seluruh fakta sosiologis secara utuh,
karena tentu ada beberapa bagian tertentu yang tidak diketahuinya. Selain itu,
pewarta juga tidak selalu bisa menyaksikan kejadian suatu peristiwa sosiologis.
Pewarta terkadang baru menyaksikan ketika peristiwa itu sudah terjadi dan hanya
dapat melihat jejak-jejaknya saja.
 Untuk menyusun fakta menjadi sebuah berita, tentu pewarta membutuhkan fakta
psikologis dari seorang saksi mata yang melihat peristiwa itu secara langsung. Ini
berguna untuk menyajikan berita menjadi selengkap mungkin. Sebagai contoh, ada
peristiwa kebakaran sebuah pasar pada dini hari, tentu pewarta tidak akan seketika
tahu kejadiannya. Setelah mendengar kabar itu, maka ia baru mendatangai lokasi
untuk melihat jejak-jejak dari peristiwa kebakaran, seperti kios yang hangus. Hal ini
disebut fakta sosiologis.
 Namun begitu, pewarta tentu tidak tahu bagaimana kebakaran itu terjadi. Untuk
menjelaskan kepada pembaca melalui sebuah berita bagaimana peristiwnya, ia perlu
melakukan wawancara dengan nara sumber kompeten seperti pihak kepolisian, kepala
pasar, BPBD atau saksi yang mengetahui awal kejadian. Hal ini disebut fakta
psikologis.
 Pada intinya, secara idealis berita yang tersaji dari seorang pewarta harus berdasarkan
pada fakta sosiologis serta psikologis. Meskipun pada praktiknya banyak pewarta
yang hanya menampilkan fakta psikologis dan meng-kesamping-kan fakta sosiologis.
 Sebenarnya, sah-sah saja seorang pewarta menyajikan berita hanya dari fakta
psikologis. Namun, ada baiknya hal itu tetap dirujukan kepada fakta sosiologis.
Sehingga, dalam penyajian berita pewarta bisa menggambarkan secara jelas mengenai
suatu topik.
 Selain itu, saat berada di lokasi sebuah peristiwa, seorang pewarta harus membuka
mata dan telinga lebar-lebar. Ibaratkan sedang ke pasar untuk belanja apa saja, dengan
Cuma-Cuma.
 Ada beberapa hal yang harus dilakukan saat pewarta melakukan peliputan, antara lain
:
 1. Ketika mengumpulkan fakta, pewarta harus bersikap skeptis (tidak mudah
percaya terhadap data yang diperolehnya). Semua data harus diverifikasi/dibuktikan
secara ketat untuk mendapat kebenarannya.
 2. Pewarta harus menemui narasumber yang tepat dan sesuai untuk memberikan
pernyataan berdasarkan peristiwa yang sedang diliput. Contoh, ketika meliput sebuah
peristiwa kedelakaan, tentu pewarta perlu meminta keterangan dari kepolisian sebagai
pihak yang berwenang.
 3. Saat datang ke lokasi peliputan, seorang pewarta harus membuka mata dan telinga
lebar-lebar. Ibaratkan sedang ke pasar untuk belanja bahan masakan, belanjalah
sebanyak-banyaknya, sehingga ketika sampai rumah, memiliki banyak pilihan untuk
memasak aneka ragam makanan.
 Untuk menghindari kesulitan saat peliputan, pewarta juga perlu melakukan berbagai
persiapan, antara lain :
 1. Pewarta harus selalu ‘mengupdate’ informasi aktual, baik melalui buku ataupun
media lainnya. Hal ini penting, untuk menambah daya pikir dan analisa pewarta saat
berada di lokasi peliputan.
 2. Jika pewarta akan melakukan peliputan khusus yang sudah ditentukan
sebelumnya, sempatkan membuat penelitian kecil-kecilan untuk mendalami tema
peliputan itu. Hal itu bisa dilakukan dengan mencari ke mesin pencari google.
 3. Membuat garis besar liputan (outline ). Untuk menghasilkan berita yang baik,
lengkap dan utuh, pewarta harus menentukan apa saja yang nanti akan menjadi obyek
liputan kita. Seperti saat liputan kemarau di sebuah daerah tentu seorang pewarta
harus mencari tahu bagaimna sumber air di sana, apakah sudah ada bantuan air bersih
dari pemerintah atau bagaimana dampak dari kemarau tersebut.
 4. Carilah fakta yang benar-benar unik dan lain serta beda dengan sudut pandang
pewarta lain, maka itu berita yang kita susun akan memiliki daya tarik tersendiri.

 B. Wawancara
 Wawancara adalah tanya-jawab antara pewarta dan nara sumber untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau peristiwa sebagai salah satu bahan
menyusun berita.
 Tujuan seorang pewarta melakukan wawancara adalah mengumpulkan informasi yang
lengkap, akurat, dan faktual sebagai bahan untuk menyusun berita. Seorang
pewawancara yang baik, selalu mencari sebuah pengungkapan atau wawasan
(insight), pikiran atau sudut pandang dan memang menarik untuk diketahui. Jadi
bukan sesuatu yang sudah secara umum didengar atau diketahui.
 Dalam proses wawancara, pewarta benar-benar harus meredam egonya, dan pada saat
yang sama harus melakukan pengendalian tersembunyi. Ini adalah sesuatu yang sulit.
Pewarta harus mampu membuat nara sumber yang diwawancarai lebih banyak bicara
dari pada biasanya. Itu pertanda proses wawancara yang kita lakukan berhasil.
 Dalam proses wawancara, pewarta juga harus selalu memantau semua yang
diucapkan oleh nara sumber, baik secara harfiah maupun melalui bahasa tubuh.
namun begitu, tetap saja suasana santai tetap menjadi prioritas, agar nara sumbe tidak
sedang merasa diintimidasi. Kondisi yang tidak nyaman akan membuat nara sumber
terkadang pelit mengeluarkan keterangan.
 Secara garis besar ada beberapa hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan
wawancara, antara lain :
 1. Pastikan nara sumber yang akan kita wawancarai sesuai dengan topik berita atau
peristiwa yang sedang terjadi.
 2. Siapkan wawancara guede (daftar pertanyaan) jika itu wawancara terencana.
 3. Jangan pernah memberikan pertanyaan dengan kesan tekanan kepada nara
sumber. Meskipun kenyataannya nara sumber memang tertekan, hal itu harus
disamarkan.
 4. Jangan pernah ulangi pertanyaan yang sama, karena akan mengurangi respek nara
sumber kepada pewarta.
 5. Ada baiknya gunakan alat perekam untuk mengantisipasi pengingkaran
keterangan dari nara sumber saat berita sudah tersaji.
 6. Gunakan teknik ‘runing question’ (Pertanyaan yang dilontarkan berdasarkan
jawaban nara sumber dari pertanyaan sebelumnya).
 7. Biarkan nara sumber lebih banyak bicara dari pada pewarta.
 8. Jangan sekali-kali memberikan bantahan kepada nara sumber menggunakan
pernyataan. Namun bantahlan pernyatan yang secara fakta pewarta anggap salah,
menggunakan pertanyaan selanjutnya.

 Selama mencoba dan yakinlah anda bisa, karena kunci penulis adalah bagaimana ia
menulis, bukan bagaimana ia berpikir.

ARTIKEL/ESAI

A. Pengertian
Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan pendapat seorang penulis atas suatu
fakta/data/ pendapat orang lain berdasarkan rangkaian logika tersendiri. Atau bisa juga
diartikan sebagai tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah
tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu
(informatif), mempengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur
khalayak pembaca (rekreatif).
Secara umum menulis artikel/esai hampir sama dengan menulis feature news. Sehingga
seringkali artikel/esai ditulis dengan model piramida tidak terbalik. Meskipun banyak juga
penulis yang saat menulis artikel menggunakan alur tak beraturan. Artinya tidak selalu tulisan
mereka dibuat dengan model piramida tak terbalik atau terbalik. Seringkali tulisan mereka
mengikuti alur yang dibuat oleh penulis itu sendiri.
B. Karakteristik Artikel
1. Ditulis dengan atas nama (by line story)
2. Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial
3. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca
4. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual
5. Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, komunikatif
6. Singkat dan tuntas
7. Orisinal
C. Struktur Artikel
1. Judul
2. Alinea Pembuka (Lead)
3. Alinea Penjelas (Batang Tubuh)
4. Alinea Penutup (Ending)
D. Cara Menulis Artikel
1. Pilih tema
2. Tentukan judul (bisa juga ditentukan belakangan)
3. Susun alinea pertama
4. Uraikan tema dalam beberapa alinea penjelas (tergantung panjang-pendek tulisan)
5. Perhatikan format/gaya penulisan (ilmiah atau populer?)
6. Eksploitasi data/ referensi penting
7. Simpulkan pendapat dalam alinea penutup (jadilah draf awal artikel)
8. Edit ulang draf awal (judul bisa ditentukan saat ini)
E. Memilih Judul
1. Judul mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan diajukan
2. Singkat (3 – 7 kata) dan padat (sarat makna)
3. Menarik, provokatif dan menggugah orang untuk membaca tulisan secara keseluruhan
4. Gunakan istilah/idiom yang sedang populer
F. Gaya Penulisan Artikel
1. Deskriptif, memerikan fakta apa adanya secara detail
2. Naratif, menguraikan fakta secara kronologis/ spasiologis
3. Argumentatif, menjelaskan fakta dan sebab-akibat yang melatarinya
TEKNIK MENULIS ARTIKEL

Langkah pertama adalah tentukan tema yang akan kita tulis. Jangan terburu-buru
menentukan judul tulisan, karena seringkali judul yang tepat akan muncul setelah tulisan jadi
secara utuh Setelah itu, barulah mulai menyusun alenia pembuka (lead pertama) tulisan.
Secara lebih rinci bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
A. Menyusun kerangka tulisan
1. Tentukan kira-kira ada berapa paragrap yang akan kita tulis dalam artikel tersebut.
2. Rincikan pembahasan pada setiap paragrap yang akan kita tulis, misalnya pargrap 1, 2 dan 3
kita akan menulis tentang apa, dan selanjutnya.
3. Siapkan referensi/rujukan yang akan kita gunakan dan tentukan dita
B. Menyusun alenia pembuka (Pendahuluruh)
1. Tulislah bahasa pengantar yang terkait dengan tema yang diambil.
2. Rincikan isi setiap pargrap yang akan ditulis.
3. Antarkan pembaca kepada masalah utama yang melatar-belakangi tema tulisan.
C. Menyusun Alenia penjelas (Pembahasan)
1. Rincikan isi setiap pargarap yang akan ditulis.
2. Tulislah kembali masalah dan penyebabnya yang yang sudah kita jabarkan pada alenia
pembuka.
3. Pecahkan msalah yang kita tulis pada alenia pembuka tadi ke dalam beberapa pendapat.
4. Tulislah sedikitnya dua versi pendapat tentang pemecahan masalah.
D. Menyusun Alenia Penutup (Kesimpulan)
1. Rincikan isi setiap paragraph yang akan ditulis.
2. Tulislah secara analisis penyebab masalah yang terjadi pada tulisan yang ditulis.
3. Tulislah langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditulis pada tulisan.
4. Berilah opini/pendapat utama mengenai tulisan dengan melihat hasil yang tertulis pada alenia
penjelas.
E. Referensi
Dalam sebuah artikel, referensi merupakan hal yang haru ada. Beberapa pendapat yang
kita tulis dalam artikel sangat mungkin merupakan penapat orang lain yang sudah lebih dulu
dipublikasikan. Secara umum ada beberapa model penulisan referensi dalam sebuah artikel :
1. Catatan kaki (Footnotes)
Catatan kaki ditulis dengan format, Nama Penulis, nama buku (dicetak miring), penerbit, kota
penerbit, tahun penerbit dan halaman tulisan yang kita ambil. Contoh, Ismawati, Lahirnya
Majalah Ulumiyyah, PT Ulumiyyah Perkasa, Tuban, 2045, hlm 234.
Ada beberapa istilah singkatan yang digunakan dalam penulisan referensi model footnotes,
antara lain :
a. Ibid, Referensi yang diambil dari buku dan pengarang yang sama. Jika berbeda
halaman, maka juga dicantumkan halamnnya. Namun jika sama halamannya maka
cukup ditulis dengan Ibid. Contoh, Ibid, hlm 231.
b. Op. Cit, referensi yang bersumber dari buku dan pengarang yang sama sebelumnya,
namun telah didahului oleh referensi lainnya. Harus diawali dengan nama
pengarangnya. Jika halamannya sama, cukup ditulis Op. Cit, namun jika halamannya
berbeda maka juga harus ditulis halamannya. Contoh, Ismawati, Op. Cit, hlm 221.
c. Loc. Cit, sama dengan Op. Cit, Namun yang membedekannya adalah jika Op. Cit
diguankan untuk referensi yang berupa buku, sedangkan Loc. Cit digunakan unruk
referensi yang brupa artikel. Contoh, Ma’ruf, Loc. Cit, hlm 237.
2. Catatan Dalam (middle notes)
Catatan dlam ditulis dalam kurung setelah kutipan, dengan model, nama pengarang : nama
buku: halaman. Contoh, (Abdul Matin : Kiat-Kiat Menjadi Pengusaha Tempe : 543). Bisa
juga ditambahi tahun penerbtan buku, seperti (Abdul Matin : Kiat-Kiat Menjadi Pengusaha
Tempe : 543 : 2033).
3. Catatan Akhir (endnotes)
Catatan akhir ditulis hampir sama dengan footnotes, namun letaknya adalah di akhir tulisan.
Contoh, Rossy Fiana, Puisi-Puisi Kemerdekaan, PT Ulumiyyah Perkasa, Tuban, 2025, hlm
34.
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan kumpulan identitas buku, artikel atau karya-karya yang kita
gunakan untuk menyusun sebuah tulisan artikel. Daftar pustaka ditulis di akhir halaman
secara terpisah, dengan format, nama pengarang, judul buku, penerbit, kota penerbit, tahun
penerbit. Dalam daftar pustaka halaman yang kita kutip tidak perlu kita cantumkan. Contoh,
Abdul Ghofur, Sejuta Pesona Bermain Drama, PT Ulumiyyah Perkasa, Tuban, 2018.

CONTOH ARTIKEL/ESAI

Kunci Sukses Penulis Adalah Menulis


Oleh : Bledeg Biru *)

Menulis itu bagaimana kita menuangkan ide, perasaan atau pengamatan melalui sebuah
tinta atau sejenisnya. Menulis itu, bukan bagaimana kita berfikir untuk bisa menulis. Namun,
sesungguhnya menulis itu satu dari banyak tindakan jujur yang dilakukan oleh seseorang.
Karena, menulis itu menuangkan apa yang ada dalam pikiran, perasaan atau pengamatan kita
melalui coretan, dengan apa adanya, tidak lebih dan tidak kurang.
Banyak orang yang sebelumnya sudah merasa inferior atau kurang percaya diri untuk
mulai menulis. Padahal, untuk menulis kita hanya butuh membuat topik tulisan. Jika kita
berpedoman pada filosofi ‘menulis adalah menuangakn suatu hal melalui coretan dengan apa
adanya’, tentu semuanya akan berjalan jauh lebih mudah. Karena, tulisan ideal hanya lahir
dari seorang penulis yang menuangkan suatu hal dengan apa adanya, bergantung apa yang
sedang ia pikirkan, rasakan atau amati.
Memang benar adanya, kunci sukses penulis adalah menulis. Penulis sering lahir bukan
karena ulung pikiannya. Banyak penulis yang justru lahir karena kegemarannya menilai,
merasakan atau mengamati apa yang ada di sekitar, sesuai sudut pandangnya. Andrea Hirata,
salah seorang penulis yang cukup fenomenal saat ini, jika dicermati melahirkan banyak
tulisan karena pengamatannya, bukan hasil ia ‘berpikir’. Novel Laskar pelangi yang booming
sekitar tahun 2009 lalu adalah hasil dari perasaan dan pengamatannya sejak kecil pada proses
hidup yang ia alami. Itu salah satu bukti, ia menulis dengan bercerita apa adanya, tidak lebih
dan tidak kurang.
Namun begitu, secara ideal ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang yang
bermimpi menjadi penulis sukses. Pertama, tanamkan pada mindset kita, bahwa menulis
adalah panggilan hati, bukan sebuah tuntutan. Jika kita bisa menanamkan itu pada diri kita,
maka menulis akan lebih tulus dan sangat ‘apa-adanya’. Sesuai dengan apa yang kita rasakan
dan amati.
Menulis adalah panggilan hati, itu berarti setiap kita menulis akan selalu berangkat dari
rasa cinta kita terhadap karya tulis, tanpa beban dan tanpa tuntutan. Bahkan, sekalipun itu
menulis topik yang sangat sederhana. Karena, apapun itu bisa tergambar dari sebuah coretan.
Kedua, membaca tulisan orang lain. Seringkali seorang penulis terlalu sombong, hingga
tiada karya yang ia baca selain karya dirinya sendiri. Padahal sangat mungkin itu keliru.
Tulisan yang renyah dan indah, justru seringkali dihasilkan setelah penulis banyak membaca
tulisan orang lain. Dengan melihat hasil tulisan orang lain, maka seorang penulis akan
mampu memperkaya model atau varian tulisannya. Tentu, dengan kharakter tulisan yang
sudah ada pada dirinya.
Namun begitu, perlu diingat setiap penulis memiliki kharakter yang masing-masing
berbeda. Ada penulis yang cenderung suka pada model feature (Tulisan yang lebih banyak
berdasarkan pandangan subyektif penulis). Namun ada juga penulis yang lebih suka
menggunakan model straight (Menulis apa adanya atas hasil pengamatan suatu topik).
Ketiga, buatlah kerangka tulisan. Tulisan yang baik selalu runtut dan berkesinambungan
antar satu bahasan dengan bahasan lainnya. Untuk membuat tulisan seperti itu, biasanya
setiap penulis akan menentukan kerangka tulisan yang ditulisnya. Tujuannya adalah, agar
antar satu bahasan dengan bahasan lain tidak terputus dan tetap terkait. Contoh sederhana
adalah, ketika kita akan menulis satu topik sebanyak delapan paragrap. Maka, kita harus
sudah menentukan apa isi dari setiap paragraf tersebut.
Langkah ini mungkin dianggap terlalu ribet dan kuno. Banyak penulis yang sudah jarang
melakukannya. Namun, sesungguhnya membuat kerangka tulisan sebelum mulai menulis
akan memudahkan penulis memahami gambaran umum tulisannya, sebelum benar-benar
berwujud naskah.
Keempat, hindari bahasa kompleks. Tulisan yang baik sekalipun kadang akan sulit
dipahami oleh pembaca, karena bahasanya terlampau kompleks. Banyak penulis yang
terjebak dalam pemahaman subyektifnya. Penulis menganggap kompleksitas bahasa dalam
tulisannya itu bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca, seperti dirinya. Namun harus
diingat, kita menulis bukan hanya untuk diri kita, namun juga untuk orang lain.
Sebuah tulisan yang menurut pandangan penulisnya itu indah, bernilai tinggi dan
sensasional, akan menjadi sia-sia, karena tolak ukur bahasanya hanya dirinya. Padahal, belum
tentu pembaca akan bisa memahmi model bahasa yang oleh penulisnya dianggap indah itu.
Kelima, buatlah sebuah kesimpulan. Tulisan apapun, akan menjadi ‘liar’ dan tak
berujung jika tidak memiliki kesimpulan akhir. Muara dari sebuah tulisan adalah kesimpulan
dari topik yang sedang ditulis. Jika sebuah tulisan tidak memiliki kesimpulan apapun, itu
sama saja seperti membawa seseorang dalam perjalanan tanpa tujuan jelas. Perlu diingat,
kesimpulan dalam tulisan akan memberikan pembaca kata kunci dan kesan mendalam
tentang topik yang diangkat.
Kelima hal di atas bukan mutlak menjadi pengantar bagi seorang yang ingin menjadi
penulis sukses. Namun, setidaknya dengan kelima hal itu, kita akan mulai melangkah
menjadi seorang penulis sukses. Itu karena, kunci sukses penulis adalah bagaimana ia
menulis, bukan bagaimana ia berpikir.
*) Penulis dan penikmat tulisan.

Anda mungkin juga menyukai