Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


“PT. AMARTA KARYA (PERSERO)”

Disusun oleh:

Nama : Yulia Tasya Bella


No.Induk Siswa : 12899
Kelas/Jurusan : XI – Desain Permodelan dan
Informasi Bangunan

SMK NEGERI 4 JAKARTA


Jl.Rorotan VI Cilincing Jakarta Utara 14140 Telp.021-448500
e-mail: info@smkn4jkt.sch .id Website : smkn4jkt.sch.id
JAKARTA
TAHUN 2018
DAFTAR ISI

LEMBAGA PENGESAHAN ............................................................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN) ............................................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1
1.2 Dasar Hukum UU Perusahaan ......................................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Melaksanakan PKL ..................................................................................... 4

BAB II (Gambaran Umum Perusahaan) ............................................................................................... 6


2.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................................................................. 6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................................................... 7

BAB III (Laporan Kegiatan) ...................................................................................................................... 8


3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL ............................................................................................................... 8
3.2 Hasil Kegiatan PKL ............................................................................................................................ 12

BAB IV (Penutup) ....................................................................................................................................... 14


4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 14
4.2 Saran ........................................................................................................................................................ 14

Daftar Pustaka ........................................................................................................................................... 15


LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini telah di setujui oleh :

Jakarta , 30 Oktober 2017

Pembimbing Instansi Disusun Oleh

ANDRE YUDHANTARA YULIA TASYA BELLA

Mengetahui

Kepala Kompetensi Wali Kelas XI-DPIB.B


(KAKOM) SMK Negeri 4 Jakarta

ERNI ASMARAYANI M.pd MARINI FANIA ROSLAN S.pd

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-NYA maka saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri ini hingga
selesai.
Dengan diadakannya praktik kerja industri ini maka siswa mengetahui bagaimana
kegiatan di dunia kerja yang nyata. Selain itu siswa/siswi SMK Negeri 4 Jakarta juga
akan menambah pengetahuan selama prakerin. Praktik kerja industri juga sangat
bermanfaat, karena siswa/siswi SMK akan mempraktikkan langsung teori-teori yang
telah didapat di sekolah dan akan diterapkan langsung di perusahaan selama prakerin.
Selain itu prakerin juga menambah wawasan bagi siswa tentang pekerjaan, sehingga
siswa dapat menyikapi persaingan-persaingan yang terjadi didunia industri.
Laporan ini berisi tentang kegiatan/aktivitas selama siswa melaksanakan
praktik kerja industri di perusahaan.
Dalam pembuataan laporan saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Orang Tua saya, yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan Do’a.
2. Diding Wahyudin, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Jakarta
3. Ir. Catur Prabowo, MM, Direktur PT. AMARTA KARYA (PERSERO)
4. Imelda Catherine selaku Kepala Biro MRP,dan juga sebagai guru pembimbing
prakerin
5. Drs. Kusyana Wakil Hubungan Industri.
6. Erni Asmarayari M.pd , selaku Kepala Kompetensi
7. Marini Fania Roslan S.pd , Selaku Wali Kelas dari XI-DPIB’ B
8. Seluruh karyawan PT AMARTA KARYA (PERSERO)

Saya sebagai penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan Laporan ini
masih terdapat kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan penulis. Untuk itu
diharapkan kepada pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan bermanfaat bagi kita semua, baik penulis maupun pembaca.

Jakarta, 30 Oktober 2017

Penyusun

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan ketentuan kurikulum SMK Tahun Pelajaran, 2018/2019, maka
siswa-siswi kelas XI (Sebelas) diwajibkan melaksanakan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN).
Di Era Globalisasi ini, dimana persaingan semakin ketat, kebetuhan tenaga kinerja
terampil akan semakin banyak sehingga dianjukrkan mencari ilmu, diluar jam sekolah
sesuai dengan bidang keahliannya dan diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Industri
dengan baik sehingga ilmu yang didapatkan siswa-siswi nantinya dapat di manfaatkan
dengan sebaik mungkin.
Kegiatan Praktik Kerja Industri ini, merupakan awal dari kegiatan siswa Sekolah
kejuruan untuk terjun langsung dilapangan pekerjaan.
Di segi pengalaman siswa-siswi akan lebih mendalam tentang pembelajaran DPIB
misalnya melakukan survey lapangan dan pengawasan dibandingkan sebelum
melaksanakan PRAKERIN. Karena itu dilapangan siswa mendapatkan pengalaman
berkomunikasi langsung dengan orang-orang lapangan yang sudah berpengalaman.
Setelah melaksanakan kegiatan PRAKERIN para siswa sekolah kejuruan dituntut
untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan disiplin tinggi baik waktu, maupun saat
bekerja. Untuk mengikuti kemajuan zaman yang semakin modern, pemerintah
memerlukan para generasi muda yang siap untuk terjun lalu kerja diswasta atau
wirausaha maupun di Kantor Pemerintahan.

1
1.2. Dasar Hukum UU Perusahaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 29 TAHUN 1984
TENTANG
PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM
MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT AMARTA KARYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang:
a. bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan daya saing kontraktor-
kontraktor nasional terhadap kontraktor asing, maka kontraktor-kontraktor
nasional perlu didukung antara lain dengan penyediaan alat-alat untuk pekerjaan
konstruksi;
b. bahwa berdasarkan maksud tersebut diatas maka sebagian peralatan pekerjaan
konstruksi beserta fasilitasnya yang pada saat ini berada di bawah pengelolaan
Departemen Pekerjaan Umum, dapat diserahkan kepada salah satu Badan Usaha
c. Milik Negara yang ada di bawah pembinaan Departemen Pekerjaan Umum untuk
dimanfaatkan oleh kontraktor-kontraktor nasional dengan cara menyewa;
d. bahwa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Amarta Karya di samping tetap
melaksanakan kegiatan usaha di bidang konstruksi, terutama dalam konstruksi
baja yang telah dilakukan selama ini, dipandang cukup mampu untuk diberi tugas
usaha di bidang penyewaan peralatan konstruksi;
e. bahwa penyerahan peralatan pekerjaan konstruksi beserta fasilitasnya tersebut
akan merupakan tambahan penyertaan modal Negara ke dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Amarta Karya, yang berasal dari pemisahan
kekayaan Negara;
f. bahwa pemisahan kekayaan Negara tersebut pada huruf d yang dijadikan sebagai
tambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham
Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Amarta Karya perlu ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah;
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23)
sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1971 (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2959);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969
Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) tentang Bentuk-bentuk
Usaha Negara menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan
(PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 21, Tambahan Lembaran

2
Negara Nomor 2894) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1972 tentang
Perubahan atas Ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969
tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1972 Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2987);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1970 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Negara (PN) Amarta Karya menjadi Perusahaan Perseroan
(PERSERO) PT. Amarta Karya (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 76);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan
Pengawasan Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM), dan
Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3246) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1983 (Lembaran Negara Tahun 1983
Nomor 37);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENAMBAHAN
PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. AMARTA KARYA.

BAB I
PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL

Pasal 1
(1) Negara Republik Indonesia melakukan penambahan penyertaan modal ke dalam
modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Amarta Karya berupa
sebagian peralatan untuk pekerjaan konstruksi dan fasilitas pemeliharaannya
yang pada saat ini berada di bawah pengelolaan Departemen Pekerjaan Umum
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengairan, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan
Pusat Pembinaan Peralatan (PUSBINAL).
(2) Besarnya nilai penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke
dalam modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Amarta Karya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan bersama oleh Menteri Keuangan
dan Menteri Pekerjaan Umum.

3
BAB II
PELAKSANAAN PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL

Pasal 2
Pelaksanaan penambahan penyertaan modal Negara ke dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Amarta Karya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, dilakukan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad Tahun
1847 Nomor 23) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1971, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969, sebagaimana telah
diubah, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1972.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 3
Ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh Menteri
Pekerjaan Umum dan Menteri Keuangan baik secara bersama atau sendiri-sendiri,
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Pasal 4
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

1.3. Maksud dan Tujuan Melaksanakan PKL

Praktek Kerja dan Industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan


keahlian kejuruan, yang memadukan kegiatan belajar di sekolah dan kegiatan bekerja
langsung di industri/dunia usaha, untuk mencapai standar kompetensi pada profesi
kejuruan tertentu.
Dari pengertian di atas perlu ditegaskan :
a. PKL jangan diartikan hanya ada pada saat ada pelatihan siswa di instansi pasangan,
tetapi mencakup semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik di sekolah maupun
di dunia kerja, mulai dari PSB sampai dengan pelulusan siswa di tingkat terakhir
SMK.
b. Praktek Kerja Lapangan adalah jenis kegiatan pelatihan dan merupakan rangkaian
pelaksanaan program yang direncanakan oleh SMK bersama-sama dengan instansi
pasangan dan dilaksanakan di dunia kerja.

4
TUJUAN PKL
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas ; Yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan kerja,
b. Memperoleh Link and match antara sekolah dengan dunia kerja.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
dari proses pendidikan.

5
BAB II
Gambaran Umum Perusahaan

2.1 Sejarah Perusahaan


VISI
" Menjadi perusahaan konstruksi yang Unggul dan Terpercaya "

Keberadaan PT AMARTA KARYA seperti saat ini tidak terlepas dari sejarah
berdirinya yang cukup panjang. Menjelang tahun 1960 NV Lindeteves Stokvis dan Fa. De
Vri'es Robbe keduanya berkedudukan di semarang, melakukan penggabungan / merger
menjadi NV Constructie Werk Plaatsen De Vri'es Robbe Lindeteves, disingkat "Robbe
Linde & Co" yang bergerak dalam bidang usaha Fabrikasi Konstruksi Baja.
Pada tahun 1962 Perusahaan ini dinasionalisasi menjadi Perusahaan Negara
dengan nama PT AMARTA KARYA dengan bidang usaha yang sama. Pada tahun 1972,
status PN AMARTA KARYA diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
AMARTA KARYA, yang berkedudukan di Jakarta. sejak itu perusahaan meluangkan
bidang usahanya ke dalam konstruksi bidang sipil, elektrikal dan mekanikal, disamping
konstruksi baja yang sejak awal sudah merupakan core business-nya.
Sedangkan dalam usaha meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kepuasan
Pelanggan secara berkesinambungan, telah dilakukan upaya-upaya peningkatan
pemahaman dan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, yang merupakan
peningkatan dari ISO 9001:2004 yang sertifikatnya telah diperoleh sejak tahun 1996.
Saat ini Perusahaan juga telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001:2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS
18001:2007.
Dengan Visi dan Misi yang dirumuskan kembali dan bidang usaha yang
dikelompokkan menjadi Jasa Konstruksi Spesialis dan Industri Penunjang Konstruksi,
sesuai dengan core competence Perusahaan, diharapkan peningkatan kinerja akan
dapat dicapai, sehingga sebagai BUMN akan dapat memberikan kontribusi terhadap
pendapatan Negara dan meningkatkan kesejahteraan Karyawan.

6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

7
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PKL
3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL

(Gambar 3.1.1 Rangka Baja)

KONSTRUKSI RANGKA BAJA


- Pengertian
Konstruksi baja adalah sebuah konstruksi atau rangka baja yang terdiri dari susunan
beberzpa batang-batang baja yang di sambung-sambung menjadi kumpulan bentuk
segitiga yang banyak pada atap bangunan. Setiap pertemuan beberapa batang akan
selalu di sambung pada pertemuan simpul menggunakan baut, las lumer dan juga paku
kelling. Bisa di katakan jika konstruksi baja ini merupakan rangka di bagian atap sebuah
bangunan besar seperti bangunan pabrik, gudang pabrik, bagasi mobil-mobil besar, dan
masih banyak lainnya.
Pada dasarnya di bandingkan kontruksi yang berbahan beton atau kayu,
konstruksi yang menggunakan bahan baja berat ini memiliki kelebihan yang cukup baik,
meskipun juga memiliki kekurangan.

8
Gambar 3.1.2 Pemasangan HCS (Hollow Core Slab)

HOLLOW CORE SLAB (HCS)


- Pengertian
Sistem precast hollow core slab menggunakan system pre-tensioning
dimanakabel prategang ditarik terlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang
telahdisiapkan dan ` dilakukan pengecoran. Oleh karena itu pembuatanproduk
precast ini harus ditempat fabrikasi khusus yang menyediakan dudukanyang
dimaksud. Adanya lobang dibagian tengah pelat secara efektif mengurangiberat
sendirinya tanpa mengurangi kapasitas lenturnya. Jadi precast ini relatifringan
dibanding solid slab bahkan karena digunakannya pre-stressing makakapasitasnya
dukungngya lebih besar.
Keberadaan lobang pada slab tersebut sangat berguna jika diaplikasikan
padabangunan tinggi karena mengurangi bobotnya lantai. Bayangkan saja,
untuk solidslab, tebal 120 mm saja maka beratnya adalah sekitar 288 kg/m2 hampir
samadengan berat beban hidup rencana untuk kantor yaitu 300 kg/m2. Padahal
kontribusi kekuatan pelat hanya untuk mendukung pembebanan tetap saja (DL +LL).
Bahkan karena beratnya tersebut akan menjadi penyumbang utama besarnya gaya
gempa. Jadi jika berat lantai berkurang maka beban gempa rencananya juga kurang.
Dengan demikian penggunaan lantai precast yang ringan juga mengurangi resiko
bahaya gempa

9
- Pengecoran Pada Celah Pelat Lantai
Pengecoran dikerjakan dalamwaktu yang bertahap per-lantai. Untuk
memudahkan pengecoran, maka dibantu dengan pompa betontruk,truk yang tersedia
pipa - pipa dari baja untuk menyalurkan beton ready mix ke plat lantai yang akan dicor
dengan sistem pompa. Kemudian pemadatan dilakukan dengan vibrator dilanjutkan
dengan perataan dengan alatperata

- Keuntungan

1. Pelat Hollow Core difabrikasi dengan mesin di pabrik, bentuk, panjangpotongan


2. memanjang sesuai dengan konstruksi yang akan dibuat dan disimpan berdasarkan
skedul
3. konstruksi Berlin siap untuk dapat dengan cepat dikirim ke proyek.
4. Pemasangan kecepatan
5. Sistem ini dapat lebih cepat dengan peralatan dan pekerja yang minimum Wilk
6. Mengurangi waktu konstruksi, Pengurangan waktu konstruksi akan mengurangi
resiko rusak.
7. Waktu penyimpanan dan biaya sewaktu di lapangan.
8. Mengurangi Perancah atau Penyanggah
9. Sistem plat HCS tidak memungkinkan banyak penyanggah selama konstruksi
10. Mengurangi Pekerja di lapangan
11. Pekerja bisa sampai 1.000 m
12. dari pelat lantai Hollow Core per hari.
13. Lubang pada pelat Hollow Core dan akibat prategang akan mengurangi beban
mati akibat
14. berat sendirinya tanpa mengurangi kekuatannya. Ketebalan dari pelat dan pola
kabel
15. (strand) dapat divariasikan pada harga minimum yang cocok untuk bentang dan
bebannya.
16. Pelat Hollow Core dapat dibandingkan dengan kebanyakan material dan jenis
bangunan
17. lain termasuk dinding bata (tukang batu), pracetak atau balok / dinding beton
cor di tempat,
18. beton prategang. atau balok baja, sistem pelat hollow core dapat dibuat untuk
semua
19. Persyaratan yang dibutuhkan seperti bukaan, sudut dan kantilever
20. Beton yang digunakan untuk produksi inti berongga adalah sesuai dengan standar dan kabel

10
(Gambar 3.1.3 Atap JPM)

- Pengertian
adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan
dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun
datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh. Bahan untuk atap
bermacam-macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng bergelombang, asbes,
maupun semen cor. Adapula atap genteng metal yang sangat ringan, tahan lama, anti
karat dan tahan gempa
Pengertian Rangka Atap Baja Ringan merupakan struktur pembangun untuk
membentuk atap yang terbuat dari bahan baja tipis yang memiliki kekokohan seperti
rangka kayu, bahkan lebih kokoh karena anti rayap. Bentuk yang umum berupa Canal C
dan Reng yang biasa kita sebut Truss.
Canal C merupakan penahan atau penopang utama dalam rangka. Dinamakan
Canal C karena bentuknya menyerupai huruf C yang sengaja di bentuk seperti balok
kayu. Sedangkan Reng merupakan pelengkap rangka Canal C yang di gunakan untuk
menopang rangka atap pula. Digunakan untuk dikaitkan dengan penutup atap.

11
3.2. Hasil Kegiatan PKL

Gambar 3.2.1 . Hasil Atap

Gambar 3.2.2 Hasil HCS

12
13
BAB IV
Penutup

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan PRAKERIN selama 3 (Tiga) Bulan, maka Saya dapat menyimpulkan
hasil yang saya peroleh selama melaksanakan PRAKERIN diantaranya :
 Dapat langsung terjun kelapangan serta untuk beradaptasi dengan dunia industri.
 Menambah ilmu yang didapat di perusahaan, sehingga ilmu yanga didapat mampu di
kembangkan.
 Mendapatkan ilmu-ilmu baru yang belum pernah didapat di sekolah, serta
menjadikan siswa lebih kereatif dan mandiri.
 Melatih diri untuk bersikap yang lebih baik dan sopan serta berjiwa wirausaha yang
mantap.

Pembangunan JPM (Jembatan Penyebrangan Multiguna) yang berada di kawasan Tanah


Abang bertujuan untuk mengurangi kepadatan di daerah tanah abang,memudahkan
para pengguna dan menyediakan fasilitas toko untuk para pedagang.

4.2 Saran

 Harus selalu mengkosultasikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepada


panitia kegiatan PRAKERIN SMK ataupun kepada staf dan semua pihak yang
menjadi tata laksana PT. AMKA yang bersangkutan.
 Harus mempunyai rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam bekerja.
 Harus mempersiapkan dengan baik segala hal yang berkaitan dengan apa yang akan
dikerjakan.
 Dibutuhkan kesabaran, keterampilan, kemampuan, kesadaran dan tanggung jawab
terhadap tugas dan kewajiban yang diberikan .
 Harus bisa beradaptasi dengan pimpinan maupun kepada staf karyawan.
 Mampu beradaptasi ddengan keadaan sosial masyarakat sekitar.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://pengertiankonstruksibaja.blogspot.com/
http://harga-rangka-atap-baja-ringan.blogspot.com/2016/06/pengertian-
rangka-atap-baja-ringan.html
https://www.academia.edu/16416224/KONSTRUKSI_RANGKA_BAJA
https://www.academia.edu/25186307/STRUKTUR_BETON_GEDUNG_Bon
dek_dan_Hollow_Core_Slab
http://civilbanget.blogspot.com/2013/07/konstruksi-rangka-baja.html

15

Anda mungkin juga menyukai