Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


TUNE-UP MINIBUS
Diajukan Untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Industry (prakerin)

Disusun Oleh:

NAMA : ARIF SATRIA

NIS : 2339

KELAS : IX TKR 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI

SMK TARUNA SATRIA PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2018/2019


LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

OLEH
NAMA : ARIF SATRIA

KELAS : IX TKR 1

JURUSAN : MEKANIK OTOMOTIF

Tanggal, 9 Mei 2019

Kepala Jurusan Guru Pembimbing

Teknik Otomotif

SAMSUL HUDA, S. Pd SAMSUL HUDA, S. Pd

Mengetahui/Mengesahan

Kepala Sekolah

SMK TARUNA SATRIA

Ir. H. TARMIZI MADJID

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

sehingga laporan praktek kerja industri ini dapat terselesaikan dengan baik. Karena laporan ini

berguna untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam kelulusan Sekolah Menengah

Kejuruan Taruna Satria.

Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak bekerja sendiri tetapi penulis banyak dibantu

oleh berbagai pihak. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu penulis antara lain:

1. Bapak Ir. H. TARMIZI MADJID, selaku Kepala Sekolah SMK Taruna Satria

2. Bapak Drs. SYAMSURI SelakuKetuaPelaksanaPraktekSistemGanda.

3. Bapak SAMSUL HUDA,S.Pd, selaku Kepala Program Keahlian Teknikkendaraanringan

4. Bapak IRWAN S.Pd, selaku Guru Pembimbing Laporan PSG

5. Bapak / Ibu Guru SMK Taruna Satria Pekanbaru

6. Dan teman-teman yang sama-sama menggali ilmu pengetahuan di SMK Taruna Satria

Pekanbaru.

Begitu pula semua pihak yang telah mendukung dan memberikan waktu dan kesempatan

kepada kami dalam melaksanakan praktek.

Pekanbaru, 9 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i

KATA PENAGNTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................... 1

B. Landasan Hukum ................................................................................................ 2

C. Tujuan Praktek Industri ...................................................................................... 3

D. Tujuan Pembuatan Laporan ............................................................................... 3

BAB II SEJARAH SEKOLAH

A. Sejarah SMK Taruna Satria................................................................................ 4

B. Visi dan Misi Sekolah SMK Taruna Satria ........................................................ 4

BAB III URAIAN

A. Pengertian Tune Up ........................................................................................... 5

B. Alat-alat Tune Up .............................................................................................. 5

C. Langkah Dalam Melakukan Tune Up ............................................................... 8

D. Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up ............................................................ 29

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 30

B. Saran .................................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia otomotif di Indonesia berkembang dengan pesat, dimana kebutuhan akan

kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan sudah menjadi

kebutuhan primer. Sebagai contoh kebutuhan kendaraan, dimana setiap manusia pada saat

ini membutuhkan kendaraan untuk melakukan berbagai aktifitasnya sehari-hari. Pertama kali

otomotif ditemukan pada tahun 1876 dimana penemu pertamanya Nicolaus August

Otto menemukan cara membuat mesin motor di Jerman, dan pada saat itu perkembangan

dunia otomotif berkembang pesat, dengan berbagai merek dan jenis mobil salah satu merek

mobil yang pertama kali merek Mercedes Benz yang didirikan oleh Karl-Benz pada tahun

1886 dan setelah itu pada pertengahan tahun 1910 hingga tahun 1920 an banyak jenis dan

merek mobil dari berbagai negara, salah satunya Amerika, mobil buatan Amerika mampu

bersaing dengan mobil buatan Jerman di pasar otomotif. Pada tahun 1930 an salah satu

negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik mobil yang bermerek Toyota yang didirikan

oleh Kichiro Toyota.

Mobil pabrikan Toyota ini terus meningkatkan produksinya hingga mencapai

puncaknya pada tahun 1970 an hingga sekarang sangat diminati oleh seluruh masyarakat.

Dengan begitu banyaknya berbagai merek mobil yang ada, semakin banyak pula muncul

bengkel-bengkel otomotif, Bengkel merupakan salah satu perusahaan jasa pelayanan yang

memberi kemudahan bagi para penggunanya untuk mengatasi berbagai masalah pada

kendaraannya

1
B. Landasan Hukum Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri (Prakerin) yang merupakan bagian dari kurikulum di sekolah

menengah kejuruan (SMK) berlandaskan kepada sejumlah perundang-undangan antara lain :

1. PP Nomor 29 XI pasal 20 ayat yang berbunyi : “penyelenggara sekolah menengah

kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para

dermawan untuk memperoleh sumberdaya dalam rangka menunjang menyelenggarakan

dan pembangunan pendididkan”.

2. PP Nomor 39 Bab III pasal 48 yang berbunyi : “peranan serta masyarakat dapat

berbentuk pemberian kesempatan untuk magang atau pelatihan kerja”.

3. Keputusan mendikbud nomor 086/U/ 1993 Bab IV butir C1 (kurikulum 1994,

SMK)Yang berbunyi : sekolah menengah kejuruan dapat memilih pola penyelenggaraan

pendidikan sebagai berikut :

a. Menggunakan unit produksi (UP) sekolah yang beriorentasi secara professional sebagai

wahana pelatihan kejuruan.

b. Melaksanakan sebagian kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan di sekolah dan

sebagian lainnya di dunia usaha/industri (DU/DI).

c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya di masyarakat

dunia usaha dan industri.

2
C. Tujuan Praktek Kerja Industri

1 Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidanganalisis dan produksi

dengan cara melihat, belajar, bekerja, d a n mempraktekkan ilmu yang diperoleh di

Sekolah.

2 Menciptakan keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, disiplin dan tanggung

jawab.

3 Membiasakan diri dengan dunia kerja industri, menaati jam kerja yang berlaku dan

menunjukkan kedisplinan kerja yang tinggi.

D. Tujuan Pembuatan Laporan

Setelah siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/Dunia

Industri, siswa diwajibkan membuat laporan hasil prakerin yang dilegalisasi oleh pihak

sekolah dan pihak DU/DI.

Laporan pada dasarnya memuat seluruh kegiatan selama melakukan Prakerin yang

bersumberkan dari journal atau agenda kegiatan harian.Pembuatan laporan harus selalu

dikonsultasikan kepada pembimbing sekolah dan Pembimbing DU/DI. Bentuk laporan

disesuaikan dengan format ketentuan penulisan laporan yang dikeluarkan pihak sekolah.

Pembuatan Laporan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan :

1. Siswa mampu membuat laporan atau karya ilmiah sesuai dengan aturan dan kaidah yang

benar.

2. Dokumentasi pribadi dan sekolah sebagai sarana dan literature untuk menujang

peningkatan pengetahuan dan wawasan.

3
BAB II

SEJARAH SEKOLAH

A. Sejarah SMK Taruna Satria Pekanbaru

SMK Taruna Satria Pekanbaru adalah Sekolah Menengah Kejuruan kelompok

Teknologi dan Rekayasa yang berada di bawah Yayasan Amaliah Pekanbaru, berdiri pada

tahun 2004. Masa Pendidikan SMK Taruna Satria Pekanbaru selama 3 Tahun ( 6 Semester

). Kedisiplinan di SMK Taruna Stria Pekanbaru dengan sistem semi militer yang dalam hal

ini bekerja sama dengan Komando Distrik Militer ( KODIM ) 0301/ PEKANBARU.

B. Visi dan Misi SMK Taruna Satria

a. Visi SMK Taruna Satria Pekanbaru

Menjadikan SMK Taruna Satria Pekanbaru, berkwalitas unggul yang maju

berdasarkan IMTAQ dan IPTEK serta menghasilkan tamatan yang mampu

bersaing di tingkat nasional maupun global, berdisiplin dan bertanggung jawab.

b. Misi SMK Taruna Satria Pekanbaru

1. Membentuk peserta didik yang berahlak dan berbudi pekerti luhur.

2. Meningkatkan prestasi akademik tamatan.

3. Meningkatkan keteranpilan tamatan.

4. Meningkatkan disiplin guru, karyawan dan taruna/taruni.

5. Memperkookoh organisasi.

6. Meningkatkan kemampuan guru dan karyawan.

4
BAB III
URAIAN

A. Pengertian Tune-Up
Translate kata "tune" itu berarti menyetel, menyesuaikan, mencocokkan dan

menyempurnakan. Sedangkan kata "up" itu berarti ke atas, naik, atau menaikkan jika

sebagai kata kerja. Jadi tune up jika di indonesiakan artinya adalah

menyetel/menyesuaikan/mencocokkan/menyempurnakan ke atas.

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian tune up adalah

menyetel, menyesuaikan, mencocokkan dan menyempurnakan engine atau mesin atau

mobil supaya performanya dapat ke atas atau maksimal.

Sedangkan secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan servis ringan

engine/mesin/mobil yang bertujuan agar performa mesin/engine/mobil dapat maksimal

atau ke atas, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan dan pencocokan dengan standar

pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen jika diperlukan.

B. Alat_alat Tune-Up

5
Peralatan Yang Wajib Tersedia Ketika Melakukan Tune Up Mobil – Setiap kegiatan
ataupun aktivitas di bengkel yang berupa perbaikan kendaraan atau servis pastinya
memerlukan peralatan yang bertujuan untuk memudahkan serta mempercepat proses kerja.

Hampir semua pekerjaan di bengkel memerlukan alat-alat khusus, salah satunya ialah
tune up mobil. Setidaknya ada beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan tune
up mobil. Berikut ini peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan Tune Up mobil.

1. Cover Set

Peralatan ini berfungsi sebagai pengaman serta pencegah supaya bodi

kendaraan tak kotor ataupun tergores ketika tune uap dilakukan. Cover set ini terdiri

dari fender cover, grill cover, steering cover, seat cover, handle transmission cover

serta floor cover.

2. Kunci Ring, Kunci Pas, Kunci kombinasi (Pas Ring) 1 Set


Biasanya kunci-kunci ini digunakan sewaktu melakukan perbaikan di bengkel,
maka untuk melakukan tune up mobil mesti ada kunci-kunci seperti ini. Umumnya
dalam Tune Up mobil yang paling kerap dipakai ialah kunci ukuran 8, 10, 11, 12, 14,
17 dan 19.
3. Obeng plus (+) serta minus (-)
Obeng standar berupa plus serta minus kerap dipakai sewaktu melakukan tune
up mobil, semisal untuk melakukan penyetelan celah katup, penyetelan putaran serta
campuran idle, menyetel celah platina dan yang lainnya.
4. Kunci Shock, Kunci Busi serta Kunci T.
Jangan lupa pula dengan ketiga kunci ini, sebelum memilih untuk
menggunakan kunci ring, maka pilihlah dulu kunci shock ataupun kunci T, hal ini
bertujuan supaya kerusakan pada kepala baut bisa dihindari. Ketiga kunci ini dipakai
untuk melepas tutup cylinder head, memeriksa kekencangan baut cylinder
head, serta melepas atau memasang spark plus.
5. Kunci moment.
Kunci ini digunakan untuk memeriksa ataupun mengencangkan baut kepala
silinder sebelum dilakukan penyetelan celah katup. Kunci momen ini bisa disetel
besar momen pengencangannya. Jika sudah sesuai dengan besar momennya, maka
kunci momen akan berbunyi klik.

6
6. Feeler Gauge.
Feeler gauge merupakan alat berupa lembaran plat baja tipis yang mempunyai
ukuran tebal serta dipakai ketika melakukan penyetelan celah katup, feeler gauge
berguna untuk mengukur celah suatu benda, dalam melakukan tune up mobil feeler
gauge ini dipergunakan untuk mengukur celah katup, celah platina, serta yang
lainnya.
7. Multi Meter (Avo Meter).
Alat ini dipergunakan untuk mengukur tahanan suatu benda semisal kabel,
arus, dan untuk mengukur kontinuitas kabel. Pada multi meter ada selector yang
dipergunakan untuk memilih tipe pengukuran yang akan dilakukan. Ketika
melakukan tune up mobil multimeter ini dipergunakan untuk memeriksa tahanan
kabel tegangan tinggi ataupun kabel busi, tahanan koil, serta tegangan aki.
8. Engine Tune Up Tester.
Alat ini merupakan alat paling penting yang dipakai ketika melakukan tune up
mobil, alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur sudut dwell, rpm, ketika
pengapian dan yang lainnya.
9. Compression Tester.
Alat ini dipakai untuk memeriksa tekanan kompresi suatu mobil dengan
bermacam satuan, mulai dari psi, kPa, kg/cm2 dan yang lainnya.
10. Spring Scale serta Mistar Baja.
Kedua alat ini dipakai untuk memeriksa ketegangan v-belt. Caranya
penggunaannya cukup mudah hanya dengan menarik v-belt dengan beban tertentu,
selanjutnya diukur perubahan letak menggunakan mistar baja.
11. Sikat Baja.
Sikat ini dapat dipakai untuk membersihkan busi ataupun spark plug agar
bersih dari kotoran serta gelaga yang menempel pada busi. Diharapkan, spark plug
yang sudah dibersihkan bisa berfungsi dengan optimal.
12. Kompresor serta Air Gun.
Kedua alat ini berfungsi untuk membersihkan filter udara serta filter bahan
bakar. Filter udara perlu dibersihkan supaya udara bisa lancar masuk ke dalam
silinder tanpa terhambat karena adanya kotoran yang menempel pada air filter.
13. Radiator Tester
Alat ini berfungsi untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin, alat ini pun
dilengkapi dengan peralatan yang dipakai untuk memeriksa tutup radiator.

7
14. Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit baterai, berat jenis
elektrolit baterai yang sudah terukur selanjutnya dibandingkan dengan spesifikasi
yang ada, serta langkah selanjutnya ialah apakah perlu untuk dilakukan perbaikan
atau tidak.

C. Langkah Dalam Melakukan Tine-Up


Tune-up merupakan servis yang paling sering dilakukan dibandingkan dengan jenis

servis mobil yang lain, seperti overhaul, spooring- balancing, dan kenteng magic (ketok

magic). Tune-up merupakan servis yang bertujuan untuk mengembalikan tenaga motor /

mobil agar sesuai dengan standarnya. Jadi, tune-up merupakan servis penting sebuah motor

/ mobil sebelum servis lainnya.

Pekerjaan tune-up harus sesuai dengan prosedurnya. Tanpa mengikuti urutan yang

benar, hasil tune-up tidak akan sempurna dan akan banyak mengalami terjadinya

pengulangan pekerjaan. Ibarat orang membersihkan ruangan, langkah yang tepat adalah

menyapu (membersihkan) bagian atas (langit-langit), kemudian membersihkan lantainya.

Jika menyapu lantai terlebih dahulu, kemudian membersihkan langit-langit ruangan,

lantainya harus disapu lagi. Ini jelas tidak efisien, baik tenaga, waktu, maupun hasil

pekerjaan. Dengan prosedur tune-up yang benar, akan diperoleh beberapa keuntungan

sebagai berikut:

 Waktu yang diperlukan lebih cepat.

 Tenaga yang dikeluarkan untuk menservis lebih kecil.

 Peralatan lebih awet karena frekuensi pemakaian alat berkurang.

 Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

8
Adapun bagian – bagian dari kendaraan yang sering di tune – up antara lain :

1. Sistem Pendingin

Komponen system pendingin yang biasa di tune-up antara lain:

a. Air Radiator

Sebelum tune-up dimulai, terlebih dahulu air radiatornya kita

periksa. Buka tutup radiator dengan cara diputar, kemudian lihat air

radiator dari lubang pengisian air. Jika jumlah air radiatornya kurang,

tambahkan secukupnya dengan air yang bersih.

b. Resevoir Tank

Volume air di radiator dikatakan cukup jika ketinggiannya

mencapai batas bawah leher tutup radiator. Jangan menghidupkan mesin

dalam keadaan air radiator kurang, karena, mesin akan menjadi sangat

panas.

9
c. Tutup Radiator

1) Gunakan alat uji tutup radiator

2) Tekanan pembukaan standar : 0,75- 1,05 kg/cm persegi (10,7-

14,9 psi )Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm persegi (8,5

psi )

3) Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup

radiator perlu di ganti.

2. Oli Pelumas

Setelah memeriksa air radiator, tahap berikutnya adalah memeriksa oli

mesin. Jika oli mesin diperiksa setelah tune-up selesai, hasil tune-up tidak akan

maksimal karena kondisi oli mesin berpengaruh terhadap suhu kerja mesin.

Selain itu, oli mesin juga berpengaruh terhadap bunyi mesin. Jika oli mesin

sangat kotor, encer, atau kurang, bunyi mesin akan menjadi kasar. Hal ini akan

berpengaruh terhadap putaran stasioner dan idel.

Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli

harus memenuhi batas minimal yang ditentukan, jika Oli kurang, tambahkan

dengan oli yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli yang ditambahkan tersebut

10
mereknya sama, untuk menghindari reaksi kimia yang dapat merugikan kondisi

dan kerja mesin.

Dilihat dari bahan bakunnya, oli pelumas ada 2 macam, yaitu :

a. Oli Mineral Oli mineral dibuat dari bahan crude oli yang mengandung

bahan hidro karbon dan parafin yang cukup tinggi.

b. Oli Sintetis merupakan hasil dari perpaduan beberapa senyawa kimia. Oli

sintetis lebih baik daripada oli mineral karena bisa tahan bekerja pada

suhu rendah dan suhu tinggi.

c. Kondisi Visual Mesin

Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung menghidupkan mesin.

Amati dengan teliti kondisi visual mesin. Pastikan bahwa mesin benar-benar

aman untuk dihidupkan.

Memeriksa kondisi mesin secara visual termasuk tindakan pencegahan

kecelakaan yang harus dilakukan sebelum tune-up. Mesin dikatakan aman

untuk dihidupkan jika pemeriksaan mesin menunjukkan hasil sebagai berikut:

1) Tidak ada kabel yang tersangkut.

2) Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang.

3) Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai dengan urutan

pengapiannya.

4) Tidak ada peralatan apa pun yang terletak di atas mesin.

5) Baut dan mur terpasang dengan baik.

6) Tidak terdapat kebocoran bensin pada mesin.

11
7) Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.

8) Oli mesin dan air radiator cukup.

3. Menghidupkan Mesin

Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari kemungkinan adanya

bahaya, hidupkan mesin pada putaran stasioner, beberapa menit kemudian

tambahkan putarannya jika diperlukan. Jangan menghidupkan mesin langsung

pada putaran tinggi, karena pelumasan belum sampai ke seluruh komponen

mesin, untuk mencegah keausan pada komponen. Untuk keperluan

menganalisis kerusakan mesin, selama mesin hidup perhatikan tiga hal sebagai

berikut:

a. Bunyi Mesin

Bunyi mesin yang bisa timbul saat menghidupkan mesin sebagai

berikut:

1) Ledakan akibat Pembakaran

Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin atau solar)

menimbulkan bunyi yang khas. Pada mesin yang pembakarannya normal,

bunyi ledakannya rata. Pada mesin yang pembakarannya tidak normal,

bunyi ledakannya tidak rata, terjadi entakan setiap beberapa detik. Jika

bunyi tersebut tidak disalurkan lewat knalpot, akan terdengar sangat

keras dan memekakkan telinga.

Bunyi mesin berbahan bakar bensin lebih halus dibandingkan dengan

mesin berbahan bakar solar atau diesel.

12
2) Getaran Komponen

Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah

dalam menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh getaran

komponen mesin merupakan bunyi yang tidak normal. Getaran tersebut

bisa terjadi karena baut atau mur yang longgar, komponen retak, atau

patah. Bunyi-bunyi akibat getaran mesin berbeda sekali dengan bunyi

akibat pembakaran bahan bakar.

3) Gesekan

Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bisa

menimbulkan bunyi yang tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan bisa

timbul pada tuas sistem kawat gas karburator yang tidak dilumasi dengan

baik, gesekan piston dengan dinding silinder, atau gesekan pada lakher.

4) Aliran Gas

Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang tidak normal,

seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam silinder

(intake manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang keras.

5) Ketukan (knocking)

Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen mesin

yang cukup keras, biasanya terjadi di daerah sebagai berikut:

13
 Celah katup yang terlalu besar.

 Bantalan poros engkol longgar.

 Piston kocak.

 Pen piston longgar.

 Poros nok kocak.

 Loncatan Bunga Api.

Loncatan listrik tegangan tinggi bisa menimbulkan bunyi khas.

Bunyi tersebut bisa mirip suara seekor cicak berdecak. Penyebab

loncatan bunga api listrik adalah kebocoran arus atau hubungan singkat.

6) Tekanan Gas

Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor hampir sama

dengan kebocoran aliran gas masuk. Kebocoran gas disebabkan oleh

sekat yang kurang rapat. Bunyi mesin harus didengarkan dengan saksama

untuk mencari penyebab kerusakan mesin. Karena itu, bandingkan bunyi

mesin sebelum dan setelah tune-up.

b. Getaran Mesin

Perhatikan getaran selama mesin hidup pada putaran stasioner.

Mesin yang normal tidak memiliki getaran yang kasar. Jika diamati, pada

waktu mesin dinyalakan, bodi mesin tersebut tidak bergetar kecuali

kabel-kabel businya yang sedikit bergetar. Jika getaran mesin agak kasar,

14
berarti terdapat gangguan pada proses pembakaran atau komponen-

komponennya. Getaran yang kasar disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut:

1) Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing silinder.

2) Tekanan kompresi di atas standarnya.

3) Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.

4) Salah satu busi mati.

5) Salah satu kabel busi lepas.

6) Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan pengapiannya.

7) Terdapat komponen-komponen yang kocak atau kendor baut-

bautnya.

c. Asap Kenalpot

Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati, selanjutnya

perhatikan dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang

keluar dari knalpot. Asap yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk

baik tidaknya proses pembakaran bahan bakar mesin tersebut.

Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik

tidaknya proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut:

1) Warna Asap Hitam

Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan

sesuatu yang wajar. Namun, warna asap hitam pada mesin bensin

15
merupakan pertanda adanya pembakaran yang tidak sempurna

karena kelebihan bensin pada campuran gas dan bensinnya. Ukuran

standar yang digunakan sebagai pembanding warna asap dikatakan

hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi normal.

2) Warna Asap Putih

Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih. Berbeda

dengan mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak berwarna putih berarti

terdapat kerusakan atau gangguan pada mesin tersebut. Warna

putih disebabkan asap dari oli yang terbakar. Pada mesin 2 tak, oli

memang terbakar bersama bensin. Namun pada mesin 4 tak, oli

tidak terbakar, kecuali terdapat kebocoran oli dari karter ke ruang

bakar.

3) Asap Tak Berwarna

Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna.

Warna asap seperti ini menandakan campuran gas normal, tidak

kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, dan tidak

kekurangan bensin.

4) Asap Knalpot Berjelaga

Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak,

disebabkan adanya kandungan minyak tanah di dalam bensin. Jika

16
asap yang dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak normal

(kasar) dan elektroda businya hitam.

4. Saringan Bahan Bakar ( Fuel Filter)

1) Lepas filter bahan bakar

2) Perhatikan saluran masuk dan buangnya

3) Semprotkan udara bertekanan rendah

4) Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran masuk, saluran masuk -

saluran buang, saluran buang - saluran masuk.

5) Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan buangnya. Apabila ringan :

berarti bersih, apabila berat harus diganti.

17
5. Saringan udara (Air filter)

Saringan udara terlebih dahulu harus diservis dibandingkan dengan

komponen yang lain, karena saringan udara merupakan komponen mesin yang

paling dingin dibandingkan dengan komponen yang lain setelah mesin

dihidupkan. Selain itu saringan udara juga berpengaruh terhadap komponen

lain jika diservis belakangan, seperti terhadap pembentukan campuran udara

dan bensin di saluran pada intake manifold (saluran pemasukan gas).

Saringan udara atau lebih populer dengan sebutan filter terletak di dalam

kotak berbentuk lingkaran yang menyerupai piring. Kotak tersebut terbuat dari

pelat besi biasa. Saat pengapian, putaran stasioner sangat dipengaruhi oleh

saringan udara. Penyetelan idel juga dipengaruhi oleh saringan udara.

6. Baterai (Accu)

Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan accu. Pemeriksaan accu meliputi

sebagai berikut:

18
a. Tinggi Air (Accu)

Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis batas atas (upper

level) dan garis batas bawah (lower level). Jika air accu jumlahnya kurang,

tambahkan dengan accu zur secukupnya. Ketinggian air accu pada prinsipnya

adalah merendam seluruh sel-sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel.

Jika mobil menggunakan accu kering, perawatannya menjadi lebih mudah

karena tidak memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan.

Kutub-kutub accu juga harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya.

Namun, harga accu kering lebih mahal sehingga masih banyak mobil yang

menggunakan accu basah. Air accu yang kurang (di bawah standar) berakibat

reaksi pada accu tidak maksimal, sehingga arus yang dihasilkannya tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik pada mobil.

19
b. Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat

Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air hangat,

sedangkan karat yang mengotori kutub-kutub accu harus dibersihkan dengan

ampelas.

Bagian yang nampaknya remeh, tetapi sangat penting, adalah klem atau

penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya. Klem tersebut mudah sekali

kendor. Jika klem kendor, mesin akan mati karena busi tidak melon¬catkan

bunga api. Untuk merawat klem agar tetap berfungsi dengan baik, ke¬raskan

baut pengikatnya dan gunakan klem yang berkualitas baik. Kutub-kutub accu

yang kotor atau berkarat menyebabkan tahanan sangat besar. Akibatnya, arus

yang mengalir menjadi berkurang (kecil) sehingga tenaga mesin menjadi

berkurang, bahkan mesin tak bisadihidupkan. Pada pemeriksaan pengapian,

umumnya accu diperiksa paling akhir, itu pun kalau bunga api yang keluar dari

busi sangat kecil dan bagian pengapian lainnya telah diservis.

7. Sistem Pengapian

Komponen system pengapian yang biasa di tune-up antara lain:

a. Busi

Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan kompresi atau

sebelum penyetelan celah katup. Alasannya, pada pengukuran tekanan

kompresi maupun penyetelan celah katup busi dalam keadaan tidak terpasang,

bisa menghasilkan efisiensi kerja yang optimal. Saat pengukuran kompresi,

busi harus dilepaskan karena lubang busi digunakan untuk memasukkan ujung

20
alat pengukur tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya

dalam keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang meliputi

kebersihan dan celah elektrodanya. Elektroda yang kotor harus diampelas

dengan ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda negatif tidak boleh

berhubungan. Karena itu, harus disetel celahnya. Adanya kotoran pada kedua

elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api

listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada elektroda busi

perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda tengah

dengan insulatornya, berarti tipe busi yang digunakan cocok.

2) Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru,

berarti tipe businya terlalu dingin.

3) Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada

elektrodanya, berarti tipe businya terlalu panas.

Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi tipe panas

kurang tahan terhadap panas, tipe dingin tahan terhadap panas. Busi panas

cocok untuk perjalanan jauh.

21
b. Kabel busi

Setelah platina diservis, tutup distributor tidak perlu segera dipasang.

Periksa kondisi tutup distributor beserta kabel-kabelnya. Pemeriksaan tersebut

dilakukan setelah menyervis platina dengan tujuan untuk efisiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas

pengapian dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya. Namun,

kabel busi harus diperiksa atau diservis terlebih dahulu daripada businya,

karena kabel busi merupakan pengantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi ke

busi.

Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang sembarangan

kualitasnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan yang besar

pada busi. Isolasi kabel busi harus memenuhi syarat, karena listrik yang

dialirkan bertegangan tinggi (15.000-20.000 volt). Isolasi kabel busi yang

sudah usang harus diganti kabelnya. Penggantian kabel busi sebaiknya satu

22
unit, dengan harga yang bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal

harganya, semakin baik kualitasnya.

Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang menyebabkan

timbulnya crossfire, yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan, sehingga

busi yang kabelnya terkena induksi meloncatkan bunga api liar dan

menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin

kasar dan tenaga mesin menjadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya

besarnya tahanan diukur menggunakan Ohm meter, jika besarnya tahanan tidak

sesuai dengan standartnya maka kabel busi diganti dengan yang baik.

c. Tutup distributor

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan

pemeriksaan kabel-kabel busi dan servis platina. Hal ini dimaksudkan untuk

meng¬hemat waktu kerja. Jika pemeriksa¬an tutup ditributor dilakukan

se¬telah mesin dihidupkan, akan mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut

kabel busi dan tutup dis¬tributor.

Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya sebagai berikut:

1) Tidak retak.

2) Arang pada tutup distributor yang berfungsi meng¬alirkan listrik

tegangan tinggi tidak aus.

3) Bisa menutup dengan rapat.

23
Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian

atas tutup tersebut. Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air

yang terjebak di dalam tutup distributor. Dengan adanya ventilasi tersebut, uap

air bisa keluar sehingga distributor tetap kering.

d. Platina

Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya

yang harus diservis adalah platina. Platina terletak di dalam distributor. Platina

perlu diperiksa atau diservis terlebih dahulu sebelum menyetel saat pengapian

dan putaran stasioner. Jika platina disetel setelah penyetelan saat pengapian dan

putaran stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina dibersihkan

dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat pengapian dipengaruhi

oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar, saat pengapian akan maju

sedikit. Sebaliknya, jika celah platina lebih sempit, saat pengapian akan

mundur.

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina

lebih besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya, jika celah platina

semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit. Meskipun perubahan

putaran stasioner tersebut tidak begitu besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian

hasil servis. Kondisi permukaan kontak platina sangat berpengaruh terhadap

putaran stasioner dan bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor, putaran

stasioner akan turun. Namun, jika permukaan platina dibersihkan, putaran

24
stasioner akan naik. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis setelah

penyetelan putaran stasioner dan campuran gas.

Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan benar.

Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat dengan bodi

mesin. Hubungan singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya

loncatan bunga api pada busi. Apabila mobil sudah menggunakan CDI maka

tidak perlu melewati tahapan ini.

8. Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah menyetel

celah katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak perlu dipasang di

lubangnya. Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara, hingga penyetelan katup

selesai.

Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan

memperoleh keuntungan sebagai berikut:

a. Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi

masing-masing silinder.

b. Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah mencapai

titik puncaknya atau belum.

c. Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa busi.

d. Syarat Penyetelan Katup

25
Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1) Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.

2) Penyetelan dilakukan ketika celah katup paling besar.

3) Penyetelan katup dapat berhasil dengan baik jika proses kerja

mesin (gerak naik-turun piston) sesuai dengan gerak katup-

katupnya.

Cara Penyetelan

Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-syarat agar penyetelan

katup berhasil dengan baik, yaitu sebagai berikut:

1) Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston berada di

posisi top kompresi masing-masing silinder. Cara ini banyak

membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus memutar puli sesuai

dengan banyaknya silinder sampai mendapatkan posisi piston pada top

silinder 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Saat posisi top kompresi, kedua katup

iNdan EX harus dalam keadaan menutup rapat, sehingga bisa disetel

celahnya.

2) Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston pada posisi

top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang diperlukan sesuai dengan

proses kerja mesin. Cara ini lebih cepat dan menghemat dengan tenaga,

tetapi memerlukan pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya

26
hubungan antara urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan

katup.

9. Positive Crack Case Ventilation (PVC)

PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke

dalam ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui sebuah

selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold.

Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis terlebih dahulu

sebelum .tes kompresi. PCV sedikit berpengaruh terhadap tekanan kompresi

dan putaran mesin. Tanpa PCV putaran mesin lebih rendah dibandingkan

dengan ketika PCVdiaktifl<an.

Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan

kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti

dengan yang baru.

27
10. Saat Pengapian

Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran mesin.

Alasannya, karena saat pengapian yang tercantum dalam buku pedoman servis

mobil adalah saat pengapian pada putaran stasioner. Jika saat pengapiannya

disetel pada putaran tidak stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Hal ini

sebenarnya bisa dihindari, karena begitu pu¬taran mesin disetel, saat

penga¬t,piannya pasti berubah.

Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar dis¬tributor dalam

keadaan mesin hidup sampai memperoleh bunyi mesin yang paling halus

dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa dijadikan

pedoman, jika penyetelan saat pengapian dilakukan tanpa menggunakan

timing- light (penyetelan perigapian) atau alat bantu lainnya.

Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan setelah baut pengikatnya

dikendorkan. Jika distributor diputar berlawanan arah dengan putaran rotor,

berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya, jika distributor diputar

searah dengan putaran rotor, berarti saat pengapian dimundurkan.

11. Idel

Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-up

mesin mobil. Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap saat pengapian,

celah katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi

oleh berbagai komponen mesin.

Menyetel idel pada prinsipnya adalah menyetel campuran antara udara

dengan bensin pada putaran idling. Jadi sebelum menyetel campuran idel,

28
putaran mesinnya harus stasioner terlebih dahulu. Jika setelah penyetelan idel,

kemudian putaran stasionernya berubah, putaran stasionernya harus disetel

ulang.

12. Tali Kips

Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas

berpengaruh terhadap pendinginan dan putar¬an alternator. Jika tali kipas

kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin de¬ngan baik

karena selip.

Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran

mesin sehingga mesin menjadi panas. Selain itu, putaran alternator juga tidak

bisa maksimum sehingga pengisian ke baterai kurang baik.

D. Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up


Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan seluruh komponen

mesin sudah terpasang di tempatnya dengan benar atau belum. Jika semua komponen telah

terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada ifputaran stasioner beberapa menit. Selama

mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi normal, naikkan putaran mesin perlahan-lahan

sambil perhatikan bunyi mesin, getaran, dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin tidak

terdapat gangguan atau ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.

29
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah empat bulan kami melaksanakan Praktek Kerja Industri, banyak sekali

manfaat yang kami dapatkan di dalamnya. Dan pada akhirnya pada laporan Praktek

Industri ini kami dapat menarik beberapa kesimpulan melingkupi segi pelaksanaan Praktek

Industri maupun penyusunan laporan ini, antara lain :

1. Kami selaku peserta Praktek Industri begitu banyak mendapatkan pengalaman yang

sangat bermanfaat bagi masa depan kami.

2. Dalam melaksanakan Praktek Industri, kami dituntut agar selalu disiplin,

mandiri, bekerja keras dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang kami.

3. Praktek Industri mampu menumbuhkan rasa percaya diri dalam lingkungan kerja, serta

mampu melatih kemampuan yang dimiliki oleh para peserta.

4. Kami dapat lebih memahami permasalahan sesungguhnya yang dialami oleh

kendaraan yang dibawa ke bengkel.

5. Kami belajar memahami bahwa situasi dan kondisi sangat berpengaruh terhadap hasil

kerja.

30
B. Saran

Begitu banyak manfaat yang kami dapatkan dalam pelaksanaan Praktek Industri ini,

namun itu semua tidak lepas dari kendala yang sering kami alami saat pelaksanaan Praktek

Industri. Untuk itu kami ingin sedikit memberi masukan agar pelaksanaan Praktek Industri

selanjutnya menjadi lebih baik.

1. Memberikan tambahan pembinaan tentang pelaksanaan Praktek Industri serta tentang

penyusunan laporan agar didapat laporan Praktek Industri dengan baik

2. Meningkatkan frekuensi monitoring terhadap peserta yang sedang melaksanakan

Praktek Industri.

3. Selalu menjaga hubungan baik antara sekolah dan bengkel sehingga hubungan ini

akan terus berlanjut.

4. Menambah sarana dan prasarana pada bengkel agar pelanggan dapat menikmati

pelayanan yang memuaskan.

5. Lebih meningkatkan kualitas kerja serta meningkatkan perhatian terhadat para

karyawannya.

31
DAFTAR PUSTAKA

www.mekanikmitsubishi.com

www.otodetik.co.id

https://pajeroindonesiaclub.id

www.academia.edu

32

Anda mungkin juga menyukai