Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

BAN, RODA, DAN WHEEL ALIGNMENT

Diajukan untuk menyelesaikan Praktek kerja industry (Prakerin)

Di Susun Oleh :

NAMA : M. JOANDA DARMAWAN


NIS : 2347
KLS : IX TKR 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
SMK TARUNA SATRIA PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

OLEH:
NAMA : M. JOANDA DARMAWAN
JURUSAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Tanggal, Mei 2016

Kepala Jurusan Guru Pembimbing Laporan

Teknik Otomotif

SAMSUL HUDA, S. Pd SAMSUL HUDA, S. Pd

Mengetahui/Mengesahan
Kepala Sekolah

SMK TARUNA SATRIA

Ir. H. TARMIZI MADJID

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

sehingga laporan praktek kerja industri ini dapat terselesaikan dengan baik. Karena laporan ini

berguna untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam kelulusan Sekolah Menengah

Kejuruan Taruna Satria.

Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak bekerja sendiri tetapi penulis banyak dibantu

oleh berbagai pihak. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu penulis antara lain:

1. Bapak Ir. H. TARMIZI MADJID selaku Kepala Sekolah SMK Taruna Satria

2. Bapak Drs. SYAMSURI Selaku Ketua Pelaksana Praktek Sistem Ganda.

3. Bapak SAMSUL HUDA, S.Pd selaku Kepala Program Keahlian Teknik kendaraan ringan

4. Bapak SAMSUL HUDA, S.Pd Selaku Guru Pembimbing Laporan PSG.

5. Bapak / Ibu Guru SMK Taruna Satria Pekanbaru

6. Dan teman-teman yang sama-sama menggali ilmu pengetahuan di SMK Taruna Satria

Pekanbaru.

Begitu pula semua pihak yang telah mendukung dan memberikan waktu dan kesempatan

kepada kami dalam melaksanakan praktek

Pekanbaru, Juni 2016

\Penulis,

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang ............................................................................. 1

B. Landasan Hukum ........................................................................ 2

C. Tujuan Praktek Industri .............................................................. 3

D. Tujuan Pembuatan Laporan ........................................................ 3

BAB II SEJARAH SEKOLAH

A. Sejarah SMK Taruna Satria ........................................................ 4

B. Visi dan Misi Sekolah SMK Taruna Satria ................................ 4

C. Sejarah MZR Auto Service ........................................................ 5

D. Struktur MZR Auto Serive ......................................................... 6

BAB IV BAN

A. Pengertian Ban............................................................................ 7

B. Sejarah Ban ................................................................................. 8

C. Jeis-jenis Ban .............................................................................. 13

D. Spesifikasi Ban ........................................................................... 17

iii
E. Cara Perawatan Pada Ban Mobil ................................................ 28

F. Kerusakan Ban............................................................................ 30

BAB V RODA

A. Velg ............................................................................................ 34

B. Jenis-jenis Velg .......................................................................... 35

C. Karakteristik Velg ...................................................................... 39

D. Spesifikasi Velg .......................................................................... 41

BAB VI WHEEL ALIGNMENT

A. Fungsi Wheel Alignmet .............................................................. 46

B. Sudut-Sudut (Front Whee ........................................................... 46

1. Camber ........................................................................... 46

2. Caster .............................................................................. 48

3. Toe .................................................................................. 49

4. Toe-Out Saat Belok ........................................................ 50

5. Stering Axis Inclination (SAI)........................................ 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 54

B. Saran ........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia otomotif di Indonesia berkembang dengan pesat, dimana kebutuhan akan

kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan sudah menjadi

kebutuhan primer. Sebagai contoh kebutuhan kendaraan, dimana setiap manusia pada saat

ini membutuhkan kendaraan untuk melakukan berbagai aktifitasnya sehari-hari. Pertama

kali otomotif ditemukan pada tahun 1876 dimana penemu pertamanya Nicolaus August

Otto menemukan cara membuat mesin motor di Jerman, dan pada saat itu perkembangan

dunia otomotif berkembang pesat, dengan berbagai merek dan jenis mobil salah satu merek

mobil yang pertama kali merek Mercedes Benz yang didirikan oleh Karl-Benz pada tahun

1886 dan setelah itu pada pertengahan tahun 1910 hingga tahun 1920 an banyak jenis dan

merek mobil dari berbagai negara, salah satunya Amerika, mobil buatan Amerika mampu

bersaing dengan mobil buatan Jerman di pasar otomotif. Pada tahun 1930 an salah satu

negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik mobil yang bermerek Toyota yang didirikan

oleh Kichiro Toyota.

Mobil pabrikan Toyota ini terus meningkatkan produksinya hingga mencapai

puncaknya pada tahun 1970 an hingga sekarang sangat diminati oleh seluruh masyarakat.

Dengan begitu banyaknya berbagai merek mobil yang ada, semakin banyak pula muncul

bengkel-bengkel otomotif.

1
B. Landasan Hukum Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri (Prakerin) yang merupakan bagian dari kurikulum di sekolah

menengah kejuruan (SMK) berlandaskan kepada sejumlah perundang-undangan antara lain

1. PP Nomor 29 XI pasal 20 ayat yang berbunyi : “penyelenggara sekolah menengah

kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para

dermawan untuk memperoleh sumberdaya dalam rangka menunjang

menyelenggarakan dan pembangunan pendididkan”.

2. PP Nomor 39 Bab III pasal 48 yang berbunyi : “peranan serta masyarakat dapat

berbentuk pemberian kesempatan untuk magang atau pelatihan kerja”.

3. Keputusan mendikbud nomor 086/U/ 1993 Bab IV butir C1 (kurikulum 1994,

SMK)Yang berbunyi : sekolah menengah kejuruan dapat memilih pola

penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :

a. Menggunakan unit produksi (UP) sekolah yang beriorentasi secara professional

sebagai wahana pelatihan kejuruan.

b. Melaksanakan sebagian kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan di sekolah

dan sebagian lainnya di dunia usaha/industri (DU/DI).

c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya di

masyarakat dunia usaha dan industri.

2
C. Tujuan Praktek Kerja Industri

1 Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidanganalisis dan

produksi dengan cara melihat, belajar, bekerja, d a n mempraktekkan ilmu yang

diperoleh di Sekolah.

2 Menciptakan keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, disiplin dan tanggung

jawab.

3 Membiasakan diri dengan dunia kerja industri, menaati jam kerja yang berlaku dan

menunjukkan kedisplinan kerja yang tinggi.

D. Tujuan Pembuatan Laporan

Setelah siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/Dunia

Industri, siswa diwajibkan membuat laporan hasil prakerin yang dilegalisasi oleh pihak

sekolah dan pihak DU/DI.

Laporan pada dasarnya memuat seluruh kegiatan selama melakukan Prakerin yang

bersumberkan dari journal atau agenda kegiatan harian.Pembuatan laporan harus selalu

dikonsultasikan kepada pembimbing sekolah dan Pembimbing DU/DI. Bentuk laporan

disesuaikan dengan format ketentuan penulisan laporan yang dikeluarkan pihak sekolah.

Pembuatan Laporan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan :

1. Siswa mampu membuat laporan atau karya ilmiah sesuai dengan aturan dan kaidah

yang benar.

2. Dokumentasi pribadi dan sekolah sebagai sarana dan literature untuk menujang

peningkatan pengetahuan dan wawasan.

3
BAB II

SEJARAH SEKOLAH

A. Sejarah SMK Taruna Satria Pekanbaru

SMK Taruna Satria Pekanbaru adalah Sekolah Menengah Kejuruan kelompok

Teknologi dan Rekayasa yang berada di bawah Yayasan Amaliah Pekanbaru, berdiri pada

tahun 2004.

Masa Pendidikan SMK Taruna Satria Pekanbaru selama 3 Tahun ( 6 Semester ).

Kedisiplinan di SMK Taruna Stria Pekanbaru dengan sistem semi militer yang dalam hal

ini bekerja sama dengan Komando Distrik Militer ( KODIM ) 0301/ PEKANBARU.

B. Visi dan Misi SMK Taruna Satria

a. Visi SMK Taruna Satria Pekanbaru

Menjadikan SMK Taruna Satria Pekanbaru, berkwalitas unggul yang maju

berdasarkan IMTAQ dan IPTEK serta menghasilkan tamatan yang mampu bersaing

di tingkat nasional maupun global, berdisiplin dan bertanggung jawab.

b. Misi SMK Taruna Satria Pekanbaru

1. Membentuk peserta didik yang berahlak dan berbudi pekerti luhur.

2. Meningkatkan prestasi akademik tamatan.

3. Meningkatkan keteranpilan tamatan.

4. Meningkatkan disiplin guru, karyawan dan taruna/taruni.

5. Memperkookoh organisasi.

6. Meningkatkan kemampuan guru dan karyawan.

4
A. Sejarah Singkat MZR Auto Service

Bengkel MZR Auto Service merupakan bengkel mobil yang berdiri sejak tahun

1998. Awalnya MZR Auto Service adalah bengkel umum yang melayani jasa service

seluruh tipe dan merek kendaraan mobil. seiring berjalannya waktu MZR Auto Service

mulai melakukan penyedia jasa salon mobil dan penjual suku cadang untuk kendaraan

mobil. Dari hasil penjualan ini, bengkel MZR Auto Service mulai mengalami

perkembangan bahkan kemajuan yang pesat mengingat besarnya permintaan konsumen

terhadap suku cadang mobil dari berbagai merek pada waktu itu.

melihat pesatnya penjualan yang dilakukan membuat salah satu perusahaan

pengembang bengkel yang ada di indonesia, yaitu TOMO (Toko Model Brigeston) merasa

tertarik untuk menjadikan bengel MZR Auto Service untuk menjadi salah satu bengkel

resminya. maka dari itu, pada tahun 2007 begkel MZR Auto Service ini resmi menjadi

bengkel resmi TOMO yang terletak di jalan arifin ahmad, kota pekanbaru, dan terus

mengalami perkembangan hingga saat ini dan telah berhasil membuka satu cabang baru,

yaitu MZR Auto Service jl. Harapan raya kota pekanbaru. Bengkel MZR Auto Service ini

ditujukan untuk memenuhi dan melayani para pengguna mobil yang berada di daerah

tersebut, berupa pelayanan service dan pembelian suku cadang maupun ban dan pelak

mobil.

5
B. Struktur MZR Auto Service

STRUKTUR BENGKEL MZR AUTO SERVICE

WORKSHOP MANAGER
H. ARSYID

SERVICE ADVISOR
MINI
AYI

SERVICE COUNTER SPAREPART COUNTER


NORI MELZA

KEP. MEKANIK
HANZIWAN

MEKANIK ACCESSORIES
M. IRZAN IZUL

6
BAB IV

BAN
A. Pengertian Ban

Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting

dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan

ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta

memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan

mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan

bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain

seperti baja.

7
A. Sejarah Ban

Dilahirkan di Stonehaven, Kincardineshire, Robert ialah putera ke-11 dari 12

bersaudara

dari keluarga pemilik pabrik pemintalan wol setempat. Keluarganya mengharapkan ia

untuk belajar menjadi staf kementerian, namun Robert menolak, satu alasan yang

dikemukakannya adalah ketidakmampuannya menguasai bahasa Latin.

Dia meninggalkan sekolah pada umur 14 tahun dan menetap bersama pamannya di

Charleston, Amerika Serikat, di mana dia magang di seorang saudagar. Dua tahun

kemudian dia pulang dan mempelajari kimia, listrik, dan astronomi secara mandiri dengan

bantuan seorang ahli tenun setempat yang berwawasan matematika.

Ayah Robert memberinya lokakarya, dan ketika itu dia berumur 17 tahun, dia

merombak mesin cuci tradisional ibunya, sehingga linen yang basah dapat dilewatkan

melalui roda penggulung menurut arah mana saja, dia pun berhasil merancang dan

8
membuat ribbon saw, dan menyelesaikan model mesin uap eliptika putar pertamanya yang

dapat berfungsi baik yang lantas ia sempurnakan di waktu berikutnya.

Dia bekerja magang sebagai tenaga rekayasawan di Aberdeen dan Dundee sebelum

kemudian bergabung di sebuah perusahaan teknik sipil di Glasgow.

Dia kemudian bekerja untuk sebuah firma di Edinburgh yang mana para teknisi

sipilnya dia nasehati dengan metode baru peledakan menggunakan tenaga listrik, yang

dengan demikian mengurangi ancaman maut di dalam pertambangan di seluruh dunia.

Thomson berikutnya bekerja sebagai insinyur rel kereta api dan mengawasi

peledakan di dekat tebing-tebing kapur Dover untuk Kereta Api Timur Selatan Britania.

Tak lama kemudian ia mendirikan sendiri usaha konsultansi rel kereta api dan

mengusulkan jalur untuk Kereta Api County Timur yang diterima oleh Parlemen dan

akhirnya dikembangkan.

Thomson masih berusia 23 tahun ketika dia mematenkan ban pneumatiknya. Dia

diberi paten di Perancis pada 1846 dan di Amerika Serikat pada 1847. Ban yang ia

temukan terdiri dari sabuk berongga karet alami yang mengembang karena udara, sehingga

roda berupa "bantalan udara di atas tanah, rel, atau lintasan tempat mereka berjalan". Sabuk

kanvas karet yang lentur ini tertutup di dalam cangkang luar yang kuat dari kulit yang

dilesakkan ke dalam roda.

"Roda Udara" Thomson dipertunjukkan di Taman Regent London pada Maret 1847

dan dipasangkan ke beberapa kereta kuda, sangat meningkatkan kenyamanan perjalanan

dan mengurangi kebisingan. Satu set berlari untuk 1.200 kilometer tanpa tanda-tanda

kemunduran.

9
Selama bertahun-tahun Thomson dipusingkan oleh minimnya pasokan karet tipis,

dan dia kembali mengembangkan ban karet butanya. Tidak sampai 43 tahun kemudian

bahwa ban pneumatik hadir kembali, ketika ia dikembangkan sebagai ban sepeda oleh John

Boyd Dunlop. Dunlop diberi paten pada 1888, tapi dua tahun kemudian dikabarkan secara

resmi bahwa paten itu tidak sah, di mana paten Thomson menindaklanjutinya.

Pada Pameran Besar, Thomson memeragakan pena yang diisinya sendiri dan kursi

roda dengan ban karet buta. Tahun berikutnya dia menerima tugas penempatan di Jawa, di

mana dia merancang mesin baru untuk pembuatan gula tebu, yang pada akhirnya

memperbesar keuntungan. Selama masa ini dia menemukan keran uap yang dapat

dipindahtempatkan namun tidak berminat mematenkannya.

Thomson pulang ke Skotlandia pada 1862. Meskipun kesehatannya memburuk, yang

lantas memerangkapnya hanya di atas sofa, kejeniusan Thomson tidaklah surut, dan

beberapa karya terpentingnya dilakukan selama sepuluh tahun berikutnya. Pada tahun 1867

ia mematenkan ban karet buta untuk kereta uapnya. Orang Skotlandia

menggambarkan penerapan karet alami tervulkanisasi ke roda-roda kereta uap sebagai

"langkah terbesar yang pernah dibuat dalam penggunaan uap di jalan-jalan umum".

Ketahanan ban karet yang gemuk membiarkan mesin uap ringan lima ton miliknya untuk

berjalan pada permukaan kasar atau licin, basah atau kering, melampaui hambatan,

menanjak atau menurun. Selain itu, karet tebal ban tidak merusak jalan seperti halnya roda

besi mesin dengan tarikan berat. Kereta uap pertama Thomson, dibuat di bengkel kecil

sendiri di Leith, yang dilengkapi dengan tiga roda, dan satu roda kecil di bagian depan

yang langsung di bawah kemudi. Ban, setebal 125 mm (5 inci), diberi kontur gelombang di

bagian dalamnya dan diikuti oleh gesekan roda.

10
Kereta uap Thomson, sering menggambarkan empat wagon yang dipenuhi batu bara

seberat 40 ton, berjalan menanjak dan menurun, memercikkan minat yang besar di jalanan

Edinburgh. Segera kemudian omnibus pertama dioperasikan di antara Edinburgh dan Leith.

Mesin yang dia rancang dikirim ke Jawa, India, Kanada, dan Australia, dan pada 1871

diproduksi di bawah lisensi perusahaan-perusahaan Britania dan Amerika seperti Tennants

di Leith, Charles Burrell di Thetford dan Robey di Lincoln.

R. W. Thomson, seorang jenius yang serbaguna, wafat di rumahnya di Moray Place,

Edinburgh, pada usia 50 tahun. Pikirannya aktif hingga akhir hayatnya, dan aplikasi paten

terakhirnya, untuk sabuk, kursi, dan bantal yang lentur diajukan setelah kematiannya oleh

istrinya, Clara. Pada 1922 Klub Otomobil Skotlandia Kerajaan mempersembahkan kota

kecil Stonehaven dengan sebuah plakat perunggu untuk memperingati seratus tahun

kelahiran Robert William Thomson. Plakat ini ditempatkan di atas gedung sisi selatan

Alun-alun Pasar yang meliputi situs kelahirannya

Sebelum 1845

Awalnya ban belum berisi angin seperti sekaran alias hanya dibuat dari karet padat.

Kerugiannya, membuat kendaraan jadi enggak nyaman karena karet padat enggak bias ikut

meredam goncangan jalan.

1845

RW Thompson menemukan dan mematenkan idenya berupa ban berisi angin. Dia

merancang ban ini berisi pipa-pipa karet kecil yang diisi angin, lalu dibungkus lapisan kulit

sebagai ban luarnya. Jadi mirip ban mobil diisi banyak ban dalam sepeda. Keunggulannya

tidak gampang kempis total kalau kena paku. Tapi pasti repot ngisi anginnya dan jika

11
benar-benar kempis, penambalannya jua akan sulit. Selain itu ban temuannya ini mahal

biaya produksinya sehingga tidak disukai.

1888

John Boyd Dunlop, seorang dokter hewan dari Skotlandia merancang ban dengan

ban dalam berisi angin mirip dengan ban masa kini. Awalnya ia merancang ban ini untuk

sepeda dan memasangnya pada sepeda yang ikut balapan The Irish Cyclist. Hasilnya,

sepedanya keluar sebagai pemenang. Nama Dunlop pun mulai dikenal sebagai pembuat

ban jempolan.

1890

Ban berisi angin (pneumatik) rancangan Dunlop dirancang menempel pada pelek

sehingga susah sekali jika ban kempis dan mau ganti ban dalam.

1895

Pria berkebangsaan Perancis, Andrea Michelin mencoba memasang ban berisi angin

pada mobil. Sayangnya, percobaan itu gagal.

1903

P.W. Litchfield dari perusahaan ban Goodyear sukses merancang ban pneumatik

tanpa ban dalam (tubeless) pertama. Sayangnya temuan itu tidak dijual secara komersil

sampai tahun 1954. Keunggulannya, enggak mudah kempis sehingga lebih aman dan

mudah ditambal tanpa harus dibongkar.

1908

Frank Seiberling membuat ban dengan alur/kembangan supaya daya cengkeram ke

jalan lebih baik.

1910

12
BF Goodrich berhasil membuat ban lebih awet dengan menambah unsur karbon pada

karet sebagai bahan baku ban.

1911

Philip Strauss sukses memasang ban pneumatik pada mobil. Lalu ia memproduksi

ban pertama untuk mobil lewat perusahaannya, Hardman Tire & Rubber Company.

1937

Mulai digunakannya karet sintetis (buatan) menggantikan karet alami sebagai bahan

baku ban oleh BF Goodrich.

1948

Michelin membuat ban radial pertama yang daya cengkeramnya lebih baik.

B. Jenis-jenis Ban

1. Ban Bias

Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari

banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan

cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran

ban.

2. Ban Radial

Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut

terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah

dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan

langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang

dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi

13
dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial

ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

a. Karakteristik Ban Radial

 Umur pemakaian lebih lama

 Peningkatan panas kecil

 Stabilitas pengembalian baik

 Daya pengereman lebih baik

 Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil

b. Perbedaan Ban Radial Dan Ban Bias

Ban Bias disebut juga sebagai ban diagonal. Hal ini dikarenakan jalinan

benang yang menjadi kerangkanya disusun dengan kemiringan 45-55%

mengarah pada bagian tengah tapak ban atau tread.

14
Sedangkan ban radial atau radius susunan kerangka benangnya melintang

dari sisi ban kiri dan kanan begitupun sebaliknya. Ban radial memiliki layer

tambahan hanya pada permukaan telapak bannya.

Kedua ban tersebut sampai saat ini masih diproduksi dan masing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang paling menonjol perbedaan

antara keduanya terdapat fleksibilitas ban. Ban Bias memiliki dinding yang

cukup kaku sedangkan ban radial jauh lebih fleksibel.

Struktur ban radial dinding lebih tipis namun fleksibel

Struktur ban bias memiliki dinding lebih tebal dan lebih kuat

15
Dari segi kekuatan, ban bias lebih kokoh, terlebih pada dinding bannya

(sidewall) karena jalinan struktur benangnya terjalin merata dari dinding

hingga telapak ban dan minimal memiliki dua lapisan benang (ply).

Sedangkan pada radial jalinan strukturnya hanya di sebelah kiri ke kanan

saja. Dengan demikian dindingnya tidak sekokoh ban bias.

Ban radial lebih banyak dipergunakan pada kendaraan penumpang, walau

ada pula yang dipergunakan pada kendaraan komersial.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Ban radial Dan ban Bias

1) Ban Radial

- Kelebihan

 Karena susunan kerangkanya melintang, maka tidak banyak

deformasi pada ban sehingga ban lebih minim terhadap fibrasi.

 Lebih nyaman dikendarai karena dinding bannya lebih fleksibel

 Tidak lekas panas sehingga mampu dibawa untuk kecepatan tinggi

- Kekurangan

 Lebih berisik dibandingkan dengan bias

 Side wall tipis tidak sekokoh ban bias

2) Ban Bias

- Kelebbihan

 Side wall lebih kuat

 Lebih senyap

- Kekurangan

16
 Lebih cepat panas

 Kurang nyaman dikendarai karena sidewallnya kuat.

3. Ban Tanpa Tube (Tubless)

Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban

dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990.[4] Ban tubeless

adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban

pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus

menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka

dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa

dari velg roda logam.

C. Spesifikasi Ban

Semua ban memiliki serangkaian kode khusus yang menginformasikan spesifikasi

ban tersebut. Kode tersebut meliputi ukuran/dimensi, tahun produksi, ukuran tekanan

17
(PSI/pounds per Square Inch), dan maksimal rotasi kecepatan, serta ukuran tekanan beban,

dan suhu maksimal saat berputar.

Cermat membaca kode ban pada kendaraan, maka Anda telah melakukan langkah

pertama untuk berkendara dengan aman. Banyak sekali kasus kecelakaan yang terjadi

karena tak cermat ketika memilih ban.

Komposisi ban dijelaskan oleh kode alfanumerik yang umumnya dicantumkan pada

dinding ban bagian terluar.

Kode ban telah berkembang seiring teknologi yang diusung produsen selama

bertahun-tahun, hal tersebut terkait dengan campuran kompon karet sebagai bahan dasar

ban, serta pengembangan untuk memaksimalkan tingkat ketahanan suhu, atau biasa dikenal

dengan Uniform Tire Quality Grade (UTQG).

1. Kode Pada Ban Mobil

Di sisi pinggir bagian luar ban mobil tertera rangkaian angka dan huruf yang

semuanya mempunyai arti tertentu. Bagi yang masih belum tahu cara membaca maksud

dari angka dan huruf tersebut.

Sebagai contoh, misalnya ban mobil anda berkode:

205 / 65R15 95H

 205: menunjukkanlebar nominal bagian ban dalamukura nmilimeter.

 65: menunjukkanrasioaspek, sebuahperbandinganbagiantinggi ban

denganlebarbagiannya (65 menunjukkantingginya 65% darilebarnya).

 R: menunjukkankonstruksi ban denganlapisan radial.

 15: menunjukkan diameter nominal penggunaanpelekroda (15 inci)

18
 95H: adalah simbol yang menunjukkan kapasitas maksimum beban dan

kecepatan ban yang secara aman dapat dioperasikan. Angka 95 merupakan

beban maksimum 690 kg per ban, dan H merupakan kecepatan maksimum 210

kmh.

Perlu dicatat, ban juga mempunyai batas kedaluwarsa, biasanya 3 tahun

dari tanggal produksi atau sudah menempuh jarak 60 ribu kilometer. Setiap pabrik

ban mempunyai kode yang berbeda pada bagian ini, contohnya 1913 yang artinya

ban diproduksi pada minggu ke-19 pada tahun 2013.

Kode "DOT" yang merupakan kode kelayakan dari Departemen of

Transportationmenunjukkan bahwa ban telah memenuhi standar keamanan untuk

ban.

Adapun batas ketebalan pada ban Tread Wear Indicator adalah batas dari

ketebalan ban. Tanda ini terletak persis di kedua sisi ban. Biasanya terdapat garis

tebal yang membentang di antara kembangan ban. Jika ketebalan ban sudah

menyentuh garis tersebut, maka tandanya ban sudah harus diganti.

Di bawah ini adalah arti dari kode batas kecepatan dan beban maksimal pada

ban:

Kode Kec. maksimal (km/jam)

P 150

Q 160

R 170

S 180

19
T 190

H 210

V 240

W 270

Y >300

Kode Beban Maksimal (kg)

62 265

63 272

64 280

66 300

68 315

70 335

73 365

75 387

80-89 450 - 580

90-100 600 – 800

Kebanyakan ukuran ban diberikan menggunakan sistem ukuran ISO Metric.

Namun, untuk beberapa truk pick-up dan SUV menggunakan sistem Light Truck

Numeric.

20
a. Lebar Dan Tinggi

Angka 185 menunjukkan kode lebar telapak ban yang memakai satuan

ukur milimeter. Makna angka tersebut adalah telapak ban memiliki lebar 185

milimeter.

Berikutnya ada angka 65. Angka ini menunjukkan ketebalan/tinggi

dinding ban yang dihitung melalui persentase lebar ban, maka 65 adalah

tebal/tinggi ban 65% dari lebar telapak. Semakin kecil angkanya, semakin tipis

dinding ban.

b. Konstruksi Dan Diameter

Kode R menjadi kode yang banyak orang salah paham. Orang-orang

pikir kode itu sebagai ‘Ring’ atau satuan diameter. Padahal makna kode R

adalah keterangan konstruksi ban yaitu dibuat dengan teknik Radial. Angka 16

baru menunjukkan diameter lingkar ban, yakni 16 inci.

21
c. Beban Dan Kecepatan

Arti angka 88 adalah indeks beban maksimal yang mampu

ditopang ban. Jika di ban ada tulisan 88 berarti satu ban mampu menopang

beban hingga 560 kilogram. Untuk mobil, indeks beban maksimum dibuat

antara 62 ( kira-kira 265 kg) hingga 126 (1700 kg).

22
Kemudian kode H adalah batas kecepatan yang dapat ditempuh

dengan ban tersebut, yakni 210 km/jam. Kode terendah adalah F dengan batas

80 km/jam, sementara tertinggi adalah Y untuk bisa capai 300 km/jam.

d. Masa Produksi

Semua produk mempunyai tanggal buat dan tanggal kadaluarsa,

ban mobil juga ada. Kalau di dinding ban dekat bibir velg terdapat kode 1015,

artinya ban diproduksi pada pekan ke-10 tahun 2015.

Kode-kode tersebut sebagai panduan buat Anda jika sedang bingung

dalam memilih ban yang tepat untuk mobil.

2. Bagian Ban

a. Tread (Tapak)

Tread berfungsi untuk melindungi carcass terhadap keausan dan

kerusakan yang dsebabkan oleh permukaan jalan.

1) tipe telapak ban

 Rib

untuk Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil

23
- Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil

- Kendaraan mudah dikendalikan

- Suara yang ditimbulkan keci

- Tenaga tariknya kurang baik

 Lug

untuk jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industry

- Tenaga tarik baik

- Rolling resistance cukup tinggi

- Tread lebih mudah aus tidak merata

- Suara lebih besar

 Rib And Lug

untuk > jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus

- Kendaraan lebih stabil

- Kemampuan pengendaraan dan

- pengereman lebih baik

 Block

untuk > jalan berlumpur dan bersalju

- pengereman lebih baik

- Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju

- Lebih cepat aus

- Rolling resistance lebih besar

24
b. Side Wall

`Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan

melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.

c. Carcass

Carcass merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan

udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam

perubahan beban dan benturan.

d. Breaker

Breaker terletak antara carcass dan tread yang memperkuat daya rekat

keduanya, dan meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke carcass.

e. Bead

Bead berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh oleh karena

berbagai gaya yang bekerja.

3. Perbedaan Kode Ban Pada Kondisi Jalan

Tiap produsen ban tentu saja akan mengklasifikasikan ban produksi mereka

dengan menerapkan berbagai kode berupa angka dan juga huruf, salah satunya

ialah ban yang memiliki kode H/T, A/T dan juga M/T yang biasanya tercetak

pada dinding ban. Apakah arti dari ketiga kode ini ? Dan untuk apa saja

penggunaannya ?

25
Ban ialah bagian yang tak akan pernah terpisahkan dari sebuah kendaraan, nah

bagi para pengguna mobil jenis SUV tentu saja ketiga kode ban ini sudah tidak asing

lsgi ditelinga anda. Bahkan beberapa merk ban pun dikenal jua sebagai istilah HT,

AT ataupun MT, yang biasanya tercetak di bagian dinding ban dan dari ketiga kode

inipun memiliki arti, klasifikasi serta kegunaannya masing masing.

a. Ban Kode H/T

Kode HT atau H/T merupakan singkatan dari "Highway Tread" beberapa

menyebutnya sebagai "Highway Terrain". Ban berkode H/T ini idealnya

diaplikasikan ke kendaraan yang biasa melewati jalanan dengan komposisi

75% jalanan biasa dan 25% nya medan off-road.

Ban berkode HT memiliki desain tapak yang paling hapus dibandingkan

ketiganya, sehingga ban ini tergolong kedalam ban senyap yang tidak

menghasilkan suara bising saat digunakan di jalanan beraspal.

Karena desainnya yang memiliki hambatan paling minim terhadap aspal

jalanan, selain tidak menimbulkan suara yang bising, ban ini Juga membuat

kinerja mesin lebih optimal sehingga hemat bahan bakar. Ban jenis H/T lebih

diperuntukkan anda yang sering berkendara di lintasan aspal ataupuh

perkotaan.

26
b. Ban Kode A/T

Ban berkode A/T memiliki kepanjangan "All Terrain" dan sesuai dengan

penamaannya ban ini memiliki kemampuan untuk menjelajah semua medan

jalanan baik itu jalanan aspal biasa atau on road, maupun di jalananoff road.

Tapak ban berkode A/T ini dibuat lebih kasar dari ban jenis H/T sehingga

dengan desain telapak ban yang demikian, mobil yang menggunakan ban jenis

ini dapat lebih baik melahap jalanan off road jika dibandingkan dengan ban

jenis H/T. Ban A/T ini didesain dengan formula 50% penggunaan di jalanan

biasa atau on road, dan 50% untuk penggunaan medan off road. Ban ini lebih

diperuntukkan bagi anda yang sering keluar masuk medan aspal maupun

medan off road.

c. Ban Kode M/T

Ban berkode M/T adalah kepanjangan darj Mud Terrain, ban model ini

jika dibandingkan dengan kedua jenis ban yang telah dijelaskan diatas,

memiliki desain telapak ban dengan pola dan gap yang besar. Dengan tapak

ban yang besar ini maka baik itu lumpur ataupun salju yang melekat pada

telapak ban dapat dengan mudah terlepas sehingga kondisi tapak ban tetap

bersih.

Disamping itu desain pola tapak ban yang seperti ini akan lebih kuat

mencengkeram permukaan jalan berlumpur.

Ban model M/T ini didesain dengan komposisi 75% jalanan off road dab

25% nya jalanan on road atau lebih diperuntukkan untuk kendaraan yang lebih

banyak melintasi jalanan off road ketimbang on road. Walaupun ban ini

27
sebenarnya bisa digunakan untuk medan aspal jalan, namun daya cengkeram

ban ini kurang begitu baik dan rawan slip Saat melewati jalanan aspal yang

basah terguyur air hujan.

Selain itu ban yang diciptakan lebih banyak melewati jalanan off road

jika digunakan lebih banyak melenggang di jalanan aspal, membuat ban akan

lebih mudah habis, dan ban model ini mengeluarkan suara yang bising saat

dipacu di jalanan beraspal dan boros bahan bakar.

D. Cara Perawatan Pada Ban Mobil

Entah di tengah hujan ataupun terik matahari, mobil senantiasa melindungi kamu

dan memastikan kamu sampai di tujuan. Itulah alasan kamu harus lebih sayang pada

mobil kamu. Perlakukanlah dengan layak, di mulai dari hal kecil seperti merawat ban

mobil kamu.Ban merupakan satu-satunay bagian mobil yang menyentuh jalan. Bila

terjadi sesuatu pada ban, kemampuan mengemudi yang lihai atau mesin yang tangguh

juga sia-sia! inilah beberapa tips otomotif untuk memperlakukan ban mobil biar tahan

lama. Apa saja?

1. Pastikan Tekanan Anginnya Pas

Pastikan kamu selalu memompa ban mobil kamu hingga mencapai tekanan

yang direkomendasikan oleh panduan moblimu. Kenapa demikian?Kalau tekanan

ban mobil kamu terlalu rendah, maka gesekan antara ban dan jalan akan menjadi

semakin besar. Pasalnya, pada ban yang kempes, permukaan ban yang menyentuh

jalan menjadi semakin luas. Banyaknya gesekan dan panas yang dihasilkan oleh

pergerakan mobil akan membuat ban jadi semakin cepat rusak.Di luar itu, bila

28
kamu memompa ban hingga tekanannya berlebih, permukaan ban yang

menyentuh tanah akan menjadi semakin kecil. Memang ban akan lebih awet, tapi

ban juga jadi lebih mudah terpeleset ketika menyentuh jalan licin. Jadi, kita harus

pastikan tekanan ban itu pas.

2. Merawat Ban Mobil Secara Dirotasi

Ingin tahu rahasia punya ban yang super awet, meskipun mobilnya sendiri

sudah tua? Jawabannya adalah dengan menukar posisi ban yang ada di mobil

secara berkala.Ban yang ada di depan itu senantiasa terkena gesekan dari rem dan

juga gesekan ekstra ketika mobil berbelok. Sementara itu, ban di belakang

umumnya hanya mengikuti laju mobil dan menerima gesekan yang minim.Oleh

karenanya, direkomendasikan untuk menukar posisi ban depan dan belakang

setiap 5.000 km sekali.

3. Bawa Barang Secukupnya Saja

Kalau ini sih tidak perlu penjelasan panjang. Semakin berat mobilmu, semakin

banyak juga beban yang ditanggung oleh keempat ban mobilmu. Gesekan antara

jalan dan permukaan ban ketika mobil melaju juga semakin berat dan merusak.

Terkadang, peduli dan merawat ban mobil hanya sesederhana menurunkan beban

yang tidak perlu.

4. Periksa Keadaan Banmu Secara Rutin

Kalau kamu ada waktu senggang, coba lihat keadaan ban mobilmu.

Apakah ada lumpur ataupun kerikil di sela-sela ban? Kalau jawabannya ada,

langsung bersihkan banmu dari benda-benda asing yang dapat menggangu.Coba

bayangkan batu kerikil yang terselip di sela ban dan kemudian mobilmu melaju

29
dalam kecepatan 80 km/jam. Dengan kecepatan tinggi, batu kerikil yang keras

bisa menimbulkan gaya gesekan yang kuat. Kamu bisa merawat ban mobil

dengan membersihkannya secara berkala.

5. Bawa Ke Bengkel Untuk Pemeriksaan Rutin

Meskipun kita teliti dan peduli sama mobil, terkadang kita tidak

punya peralatan dan ruang kerja yang lengkap untuk memeriksa keadaan ban

mobil kita. Selain hal di atas, ada juga faktor seperti posisi roda ataupun kondisi

suspensi mobil yang juga mempengaruhi usia ban.Karena itu, kamu juga masih

membutuhkan kejelian para mekanik mobil yang berpengalaman. Merekalah yang

paling tahu cara merawat ban mobil. Kunjungi bengkel sesuai dengan jangka

waktu yang direkomendasikan dan pastikan mobil serta ban kamu berada dalam

kondisi prima.

E. Kerusakan Ban

Hal diatas merupakan cara perawatan ban agar dapat tahan lama, namun, bagaimana

jika ban yang telah terawat mengalami kerusakan seperti, bocor atau sebagainya? Lantas

bagaimana cara kita mengatasinya? Berikut akan dibahas mengenai apa saja yang harus

dilakukan pada saat ban menalami kerusakan.

1. Ban Bocor

Kebocoran pada ban kendaraan (sepeda, motor, mobil , bis) adalah masalah,

yang sangat mengganggu dan merugikan kita apabila sedang melakukan perjalanan

baik jarak dekat terlebih jarak jauh.

30
Salah satu alternatif dari kita untuk mengakali kebocoran pada ban adalah

dengan cara menambalnya, karena apa?.. ban masih dalam kondisi yang sangat bagus

dan masih layak digunakan atau selagi tingkat kebocorannya tidak begitu parah,

dalam dunia pertambalan ban, ada beberapa tambal ban yang sering ditawarkan.

Berikut jenis-jenis tambal ban yang saya ketahui selama magang:

a. Tambal Cacing Atau String

Khusus digunakan untuk ban tubless, karena karet yang digunakan

bentuknya mirip dengan cacing maka jenis ini dikatakan tambal ban cacing,

cara tambal ban ini adalah dengan membuat lubang yang lebih besar pada

permukaan ban yang bocor, kemudian dengan campuran lem pada karet tambal

ban cacing, dipaksakan untuk dimasukkan kedalam lubang yang sudah

diperbesar tersebut dengan kait, kemudian dicabut, sehingga karet cacing

tersebut tertinggal dan menutupi kebocoran. Cara ini sebenarnya memang lebih

murah, praktis, lebih cepat, untuk kasus kebocoran memanjang dapat

ditanggulangi dengan cara ini, bahkan dapat menanggulangi kebocoran pada

dinding ban anda, kelemahannya adalah lubang kebocoran lebih besar karena

memang dilebarkan lubangnya, lapisan benang pada permukaan ban yang

31
bocor akan menjadi rusak yang ujung-ujungnya kekuatan ban jadi berkurang.

Biaya tambal cacing ini biasanya sekitar 40 ribu.

b. Tambal Pres Atau Tip-Top

Tambal cara ini merupakan tambal permanen.Tambal tiptop

menggunakan cara di-press dan dipanaskan seperti tambal ban pada sepeda

motor. Cara ini kurang efisien karena membutuhkan waktu yang lama, tak

heran tambal ban model ini sudah jarang ditemui. Biaya tambal tiptop sekitar

Rp 100 ribu.

2. Shock CBU

Shock CBU adalah peristiwa terputusnya benang-benang konstruksi ban pada

posisi samping ban yang disebabkan oleh terbenturnya ban dengan keras. Shock

CBU paling potensial terjadi akibat jalan yang rusak, cara mengemudi yang kasar

dan ceroboh.

32
BAB V

RODA

Roda adalah objek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu, dapat menghasilkan

suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir. Contoh umum ditemukan dalam

penerapan dalam transportasi. Istilah roda juga sering digunakan untuk objek-objek berbentuk

lingkaran lainnya yang berputar seperti kincir air.

Kapan dan di mana roda ditemukan masih merupakan sebuah pertanyaan. Tetapi, secara

umum diyakini roda dimulai dari batang kayu yang digelindingkan. Dari sana, roda menjadi

penampang lintang batang kayu, roda yang cukup berat dan mudah pecah namun setidaknya

dapat menggelinding.

Piktograf yang berasal dari Sumaria, sekitar tahun 3500 SM menggambarkan roda pertama

adalah tiga papan yang disatukan dan dipahat membentuk lingkaran. Ini jelas cara yang lebih

mudah untuk membuat roda dibandingkan dengan lempengan utuh, mengingat roda lebih dulu

ada dibandingkan jalan.

mengenai soal roda, roda memiliki bagian penampang yang menempel pada lingkaran roda

yang disebut dengan Velg. berikut akan dibahas mengenai velg pada roda.

33
A. Pengertian Velg

Velg atau rim adalah lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam

dari ban sudah terpasang pada kendaraan seperti mobil. Sebagai contoh,

pada rodasepeda di tepi lingkaran yang besar menempel pada ujung luar dari jari-

jari roda yang memegang ban dan tabung.

Pelek merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengendaraan,

sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya pengendaraan

dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. Pelek juga harus seringan

mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus pada kecepatan tinggi

dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat menahan ban dengan kuat.

Pelek (disk wheel) diikat dengan kuat pada baut tanam (hub bolt) yang dipasang

pada axle hub dengan mur roda. Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat

34
menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat

pemasangan.

B. Jenis-jenis Velg

Pelek atau rim mobil dibagi menjadi enam jenis menurut standar Jepang (JIS) yang

terdiri dari divided type rim (D.T), drop center rim (D.C), wide drop center rim (W.D.C),

semi drop center rim (S.D.C), flate base rim (F.B.R), dan interim rim (I.R). Berikut

penjelasannya:

1. Pelek Divided Type Rim (D.T)

Tipe pelek ini, biasanya digunakan oleh mesin pertanian, mobil-mobil mini,

dan juga berbagai kendaraan yang digunakan di industri seperti forklift dan yang

lainnya. Tipe D.T sangat pas untuk keperluan dalam buka dan pasang ban dengan

mudah. Bead pada tempat duduknya tidak datar, namun miring pada kedua sisi dan

menurun ke arah pusat sehingga membentuk taper. Kondisi miring pada bead

berfungsi untuk mencegah penggeseran yang akan menghasilkan pegangan yang kuat

dari pelek dan juga bead.

2. Pelek Drop Center Rim (D.C)

35
Pelek drop center rim ini hanya terdiri dari satu bagian saja. Bagian tengah

berbentuk cekung yang bertujuan untuk memudahkan dalam memasang bead. Selain

itu, ada pula taper yang memiliki fungsi dapat mencegah pergeseran yang terjadi

diantara ban dan pelek. Pelek yang satu ini biasa digunakan untuk mobil sedan

maupun truk kecil.

3. Pelek Wide Drop Center Rim (W.D.C)

Pelek WDC atau dikenal dengan wide drop center rim merupakan jenis pelek

yang memiliki bentuk lebih lebar dibandingkan dengan pelek lainnya. Biasanya,

36
pelek jenis ini digunakan untuk ban-ban dengan ukuran yang lebih besar dari pada

ban pada umumnya. Dan sekarang kebanyakan mobil menggunakan ban dengan

tekanan angin yang lebih rendah, sehingga dibutuhkan ban dengan ukuran yang lebih

besar dan pelek atau rim yang digunakan juga dengan ukuran yang besar pula seperti

pelek jenis WDC ini agar dapat menambah kenyamanan anda dalam berkendara.

Mobil sedan dan truk kecil sangat cocok dengan tipe pelek ini.

4. Pelek Semi Drop Center Rim (S.D.C)

Bentuk dari pelek SDC ini sedikit cekung pada bagian tengah. Hal ini berfungsi

untuk memudahkan pada saat penggantian ban. Taper yang ada membuat kontak

antara ban dan pelek menjadi lebih lebar. Terdapat tiga bagian dari pelek semi drop

rim yang dapat memudahkan dalam mengganti ban mobil. Tiga bagian tersebut

terdiri dari cincin, flens, dan pelek induk. Cincin dipasang antara flens dan pelek

induk yang biasa disebut dengan cincin pengunci (lock ring). Dan sekarang ini,

banyak yang menggunakan pelek dengan dua bagian tanpa cincin pengunci dan

bagian yang bisa dilepas yaitu cincin samping (side ring). Pelek jenis semi drop

center rim ini banyak dipakai oleh truk kecil.

37
5. Pelek Flat Base Rim (F.B.R)

Pelek flate base rim ini memiliki bentuk yang rata dan kuat. Dengan bentuk

seperti ini, pelek IR mampu menopang atau menahan beban muatan yang lebih berat.

Seperti halnya pada pelek semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping

berfungsi untuk pemasangan dan pelepasan ban. Saat ini, pelek jenis flate base rim

dibuat lebih lebar lagi. Tempat dudukan bead berada di sebelah kiri. Terdapat taper

yang sedikit dan tidak begitu jelas terlihat, pada sisi dimana cincin samping berada

tidak ada taper. Hal ini menyebabkan pemasangan bead tidak begitu bagus. Pelek

jenis ini biasa digunakan oleh kendaraan-kendaraan berat seperti truk dan bus.

6. Pelek Interim Rim (I.R)

38
Kontruksi atau bentuk dari pelek interim rim ini sama dengan pelek jenis flat

base rim. Dimana memiliki bentuk yang lebar dan pelek jenis ini merupakan model

flat base rim yang sudah disempurnakan. Dan menurut hasil penelitian yang telah

dilakukan selama bertahun-tahun ditemukan bahwa rasio perbandingan terbaik antara

lebar pelek dan ban sekitar 70%. Fungsi dari penggunaan pelek yang lebih lebar ini

adalah untuk mencegah terjadinya timbulnya panas dalam ban dan umur ban menjadi

lebih pendek atau cepat mengalami kerusakan, jika dibandingkan dengan pelek yang

lebih tua dengan lebar sekitar 57% dari lebar ban.

Pemilihan pelek atau rim mobil yang tepat dapat memberikan kenyamanan saat

sobat berkendara. Berbagai merek mobil sepeti Daihatsu, Toyota, Suzuki, Honda,

dan lainnya dapat sobat aplikasikan dengan tipe pelek atau rim manapun sesuai

dengan kebutuhan.

C. Karakteristik Velg

 Diameter (efektif): jarak antara bekel (untuk ban), yang diukur pada bidang rim

dan melalui sumbu pusat yang sedang atau akan dipasang, atau yang

merupakan bagian integral dengan tepi.

 Lebar (efektif): pemisahan jarak antara tepi flensa.

 Tipe: Tergantung pada jenis kendaraan dan ban. Ada berbagai rim (velg), serta

jumlah komponen rim.

39
Kendaraan penumpang modern dan ban tubeless biasanya

menggunakan one-piece rims dengan "keamanan" pada rim. Fitur keamanan

membantu menjaga berpegang pada tepi bawah kondisi buruk dengan memiliki

sepasang rasas memperluas keselamatan dari pinggiran menuju kursi ban lain

dari luar permukaan berkontur pinggirannya.

Kendaraan berat dan beberapa truk mungkin memiliki multi-piece dilepas

dan tepi terdiri dari basis yang mount ke roda. Komponen-komponen ini

dilepas dari satu sisi untuk pemasangan ban, sementara sisi berlawanan yang

melekat pada basis tetap mengarah.

 Performa kendaraan: Karena rim adalah tempat ban berada di kemudi dan

pinggiran ban mendukung bentuk, dimensi dari pinggiran adalah faktor dalam

penanganan karakteristik dari sebuah mobil.

Rim yang terlalu luas dalam kaitannya dengan lebar ban untuk mobil

tertentu dapat menghasilkan lebih banyak getaran dan kurang nyaman karena

dinding samping ban tidak cukup kelengkungan yang fleksibel mengemudi

dengan benar di atas permukaan kasar. Rim besar akan menyebabkan ban

untuk mengesek ketika berputar.

D. Spesifikasi Velg

Velg merupakan salah satu bagian terpenting bagi sebuah kendaraan, khususnya

mobil. Selain fungsinya yang cukup vital, pelek juga menjadi salah satu bagian yang kerap

40
dimodifikasi atau up grade, agar penampilan mobil makin menarik, baik ukurannya

maupun modelnya.

Bisa dikatakan, pelek juga merupakan bagian paling awal yang harus diubah dalam

modifikasi eksterior. Proses penggantian pelek ternyata juga harus dilakukan dengan

cermat, agar tidak salah pilih dan bisa sesuai dengan spesifikasi mobil.

Untuk lebih jelasnya, yuk kita mengenal kode yang ada pada pelek.
contoh pada sebuah pelek terdapat tulisan
8-JJx17 H2 4x114.3 ET35.

Contoh kode ukuran pelek

1. Lebar Pelek
Angka pertama pada kode tersebut menunjukkan lebar dari sebuah pelek,

biasanya dalam ukuran inci. Semakin besar angkanya, maka akan semakin

lebar juga peleknya.

Lebar ukuran pelek yang lazim ditemui mulai dari 5 sampai 9,5 inci,

meskipun ada juga yang lebih lebar lagi.

41
2. Jarak Flens
Pelek dengan tanda kode 'J' dan 'JJ' bentuknya hampir sama, tetapi tinggi

(jarak) flens dari tempat dudukan ban sedikit berbeda. Tinggi flens pelek 'J'

adalah 17,5 mm sedangkan untuk pelek 'JJ' adalah 18 mm.

Pada umumnya bentuk flens 'J' digunakan pada pelek berdiameter sampai

15 inci, sedangkan untuk yang diameternya lebih besar cenderung digunakan

bentuk 'JJ'.

Ini karena bentuk 'JJ' lebih tinggi membuat ban tidak mudah lepas.

Huruf J menandakan ukuran flens

3. Diameter pelek

Angka berikutnya menunjukkan ukuran diameter sebuah pelek. Biasanya

mengunakan satuan inci. Ukuran diameter atau yang umum dikenal dengan

Ring untuk masing-masing mobil berbeda, yang umum antara 14 – 22 inci.

42
4. Model Hump

Kode H2 pada pelek menunjukkan model hump atau bagian cekungan

pelek, yang berfungsi sebagai dudukan bead dari ban guna mencegah ban

bergeser saat mobil melaju.

Terdapat beberapa tipe hump yang umum beredar saat ini, perhatikan

gambar bergaris merah di bawah ini.

Tabel model hump

5. PCD
Angka selanjutnya yakni 114.3 menununjukkan ukuran pitch circle

diameter (PCD). "Jadi PCD itu diameter lingkaran antar jarak lobang baut,

biasanya dalam satuannya mm," ujar Wibowo Santosa dari Permaisuri Ban.

Bila tertera angka 4x114.3 berarti pelek tersebut memiliki 4 buah lubang

baut dan ukuran PCD-nya 114.3.

43
6. Offset
ET merupakan singkatan dari bahasa Jerman Einpresstieffe, yang menunjukkan

kedalaman sebuah pelek. ET atau yang lazim disebut offset, berkaitan dengan

seberapa besar tekukan penampang/permukaan tengah pelek ke luar ataupun ke

dalam.

Secara umum offset digambarkan dengan angka. Semakin kecil angkanya, atau

mendekati nol, maka penampang tengah pelek makin celong ke dalam. Akibatnya

pelek jadi punya bibir yang lebar.

"Sebenarnya kalau palang tengah pelek ke arah dalam disebut offset (-),

sebaliknya kalau makin keluar disebut inset(+)," jelas Wibowo.

Jadi jika ada pelek ber-offset 25 dan 35 mm, maka yang berangka terkecil,

mempunyai luas penampang bibir luar peleknya besar. Sehingga kalau dipasang,

pelek jadi makin keluar fender.

Sebaliknya, makin besar angkanya atau menjauhi angka nol, maka penampang

tengahnya makin keluar dari bibir pelek.

44
BAB VI

WHEEL ALIGNMENT

Kendaraan bermotor dewasa kini telah menjadi suatu yang wajib dimiliki oleh setiap

keluarga di Indonesia. Namun tidak banyak mengetahui detail terkait apa yang mereka

kendarai. Kali ini saya akan membahas sesuatu terkait dengan kendaraan yang sering kita

pakai ini. Kali ini saya akan membahas wheel alignment (kelurusan roda) yang

mempengaruhi stabilitas kendaraan yang kita pakai. Setiap produk keluaran pabrik

memiliki ciri khas wheel alignment tersendiri sesuai dengan apa yang mereka teliti dan

kembangkan.

Sistem kemudi dan suspensi modern adalah merupakan contoh yang bagus terkait

bentuk geometri yang bekerja pada kendaraan. Wheel alignment akan mengintegrasikan

semua faktor dari faktor geometri sistem kemudi dan suspensi untuk menghasilkan kualitas

stabilitas kendaraan yang baik dan meningkatkan umur dari roda yang dipakai. Front wheel

alignment dideskripsikan sebagai keseluruhan sudut yang terbentuk akibat dari geometri

sistem kemudi dan suspensi. Secara umum, terdapat lima sudut untuk front wheel, yaitu:

45
caster, camber, toe, steering axis inclination (SAI) dan toe-out pada saat belok. Ketika kita

beranjak dari kendaraan dua roda ke kendaraan empat roda, kita perlu menambahkan

setback dan vehicle trust angle pada persamaan yang kita buat dalam menganalisa stabilitas

kendaraan selain kelima sudut tersebut. Camber dan toe pada roda belakangpun harus

dicek untuk kendaraan roda empat. Kali ini saya akan lebih detail membahas terkait sudut-

sudut tersebut dan pengaruhnya terhadap stabilitas kendaraan.

A. Fungsi Wheel Alignment

- Kendaraan berjalan lebih stabil

- mudah dikendalikan dan ringan pada saat berbelok

- pengemudi lebih yaman dalam mengendarai kendaraan

- mengurangi keausan tidak rata pada ban

B. Sudut-sudut (Front Wheel)

1. Camber

Camber merupakan sudut pada roda diukur dengan melihat roda dari bagian

depan. Jika roda bagian atas condong ke arah luar dari garis tengah pada sumbu

vertikal, maka keadaan ini disebut camber positif. Begitu pula sebaliknya, jika bagian

atas roda condong ke arah dalam maka keadaan ini disebut camber negatif. Pada saat

tejadi camber, hal ini akan membuat salah satu sisi roda akan lebih sering

bersentuhan dengan jalan dari pada sisi lainnya sehingga akan mempengaruhi laju

keausan pada sisi roda tersebut. Contoh pada saat camber terlalu negatif maka sisi

roda bagian dalam yang lebih sering bersentuhan dengan jalan sehingga pada sisi

tersebut lebih cepat aus dari pada sisi luar.

46
Seorang engineer akan men-desain sekecil mungkin camber pada roda untuk

mempermudah kemudi dari kendaraan dan memperpanjang umur roda. Namun pengaturan

camber menjadi positif atau negatif pun sering dilakukan tergantung kondisi apa yang akan

dilalui kendaraan dengan mengobarkan sisi umur roda. Camber negatif akan menahan

kecenderungan dari roda untuk slip selama berbelok. Namun akan menambah usaha dalam

mengemudikannya karena gaya yang yang diberikan relatif lebih besar. Sementara camber

positif akan berefek pada stabilitas saat kendaraan lurus ke arah depan dan pengembalian

kemudi roda. Ketika roda kembali pada kondisi lurus, berat kendaraan akan menekan ke

arah bawah pada sumubu kemudi dan membantu meluruskan roda. Kebanyakan mobil dan

truk ringan menggunakan camber positif agar dapat mudah megembalikan pada kondisi

lurus. Namun pada mobil balap dan beberapa mobil yang mempunyai performa tinggi

menggunakan negatif camber untuk menghindari slip akibat berbelok pada kecepatan

tinggi.

 Kesimpulan

- sudut yang dibentuk oleh garis simetris ban terhadap garis vertikal dilihat dari

depan kendaraan.

47
- jika tidak dilengkapi oleh camber, maka saat kendaraan akan diberi beban, roda

depan akan miring dimana telapak bawah ban lebih mengarah keluar

dibandingkan yang diatas sehingga kemudi berat.

2. Caster

Ketika membelokkan kemudi roda, roda depan akan merespon gerakan tersebut

pada sebuah pivot (tumpuan) yang mengenai sistem suspensi. Sudut caster diukur

dengan melihat dari sisi samping kendaraan. Jika pada bagian atas tumupuan

condong ke arah belakang maka kondisi ini disebut caster positif. Dan sebaliknya

untuk caster negatif. Jika terdapat perbedaan caster pada sisi roda antara roda kiri dan

kanan untuk mobil maka kendaraan akan menarik ke arah paling kecil sudut caster

positifnya. Jika caster sudah sama namun terlalu negatif maka kemudi akan sangat

ringan dan kendaraan akan lebih sulit untuk dipertahankan dalam kondisi lurus. Jika

caster sudah sama namun terlalu positif maka kemudi akan semakin berat namun

lebih mudah menjaga posisi tetap lurus.

48
3. Toe
Tidak seperti caster dan camber yang diukur dalam satuan derajat, toe lebih

sering diukur dalam satuan inchi. Pengukuran toe sangat tergantung pada alat ukur

yang digunakan. Kesalahan dalam pengaturan toe merupakan faktor utama keausan

pada roda. Untuk bagian roda depan maupun belakang, toe masih dalam definisi

yang sama. Toe merupakan perbedaan antara leading edge (bagian depan) dan

trailing edge (bagian belakang) dari roda. Toe-in kondisi dimana bagian depan lebih

dekat dari bagian belakang. Dan begitupun kebalikannya untuk toe-out.

Namun ketika kendaraan dalam posisi bergerak, lenturan dari komponen

linkage akan mengubah alignment yang ada pada kondisi diam. Hal ini dapat disebut

“Running Toe”. Running Toe diusahakan seminimal mungkin terjadi untuk

meningkatkan umur roda dan mengurangi rolling resitance (hambatan putar).

49
Toe-in yang berlebihan akan membuat sisi luar roda lebih cepat aus. Begitupun

sebaliknya dengan toe-out yang berlebih. Untuk roda bagian depan biasanya

dikondisikan dalam kondisi toe-in jika menggunakan kendaraan berpenggerak

belakang dan toe-out jika kendaraan berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk

meng-kompensasi perubahan pada steering linkage dan roda ketika kendaraan

bergerak. Ketika kendaraan bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda

meluruskan kembali pada saat akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi

sedikit. Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi pada panjang atau

terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan steering arm

(lengan kemudi) dan roda mebentuk arah baru.

4. Toe- Out Saat Belok

Toe-out pada saat belok juga dapat disebut radius belok atau sudut ackerman.

Pada kondisi kendaraan berbelok, roda depan bagian sisi luar memiliki sudut lebih

kecil dari pada roda bagian dalam. Hal ini mengakibatkan roda depan menjadi toe-

50
out selama berbelok. Toe-out pada saat belok diperlukan karena roda bagian luar

harus berbelok dengan radius yang lebih besar daripada roda bagian dalam. Toe-out

saat belok harus dirancang sama ketika berbelok ke arah kiri maupun kanan. Dan

sudut yang digunakan sesuai dengan spesifikasi jalan yang ditempuh kendaraan.

5. Stering Axis Inclination (SAI)


Steering Axis Inclination (SAI) merupakan kemiringan dari sumbu kemudi

secara vertikal yang dilihat dari arah depan. sudut ini terbentuk oleh garis yang

melalui tengah dari upper dan lower ball join pada penopang. Sama seperti caster,

SAI mempengaruhi stabilitas kemudi. Pada sebuah suspensi yang tidak memiliki

caster yang besar, SAI yang besar dapat membuat stabilitas kemudi lebih kaku. SAI

ditambah dengan sudut camber disebut included angle. Jika camber positif, included

angle adalah lebih besar daripada SAI dan sebaliknya. Mengetahui SAI, camber dan

included angle dapat membantu menganalisa permasalahan dalam sistem kemudi dan

suspensi.

51
Apakah pernah bertanya-tanya kapada mekanik bengkel, keuntungan wheel

alignment selain membuat ban depan lebih tahan lama atau mengurangi steering

yang berat? Jawaban itu coba dibeberkan oleh Moch. Kosasih, Workshop Head PT

Hino Catur Kokoh Mobil Nasional apa alasan pemilik kendaraan untuk wheel

alignment.

Sebab pertama adalah keausan pada ban. “Ban adalah fast moving spare part

yang mahal di hampir seluruh kendaraan apalagi truk yang jelas membawa muatan.

Jika ban tidak diperhatikan maka akan muncul problem biaya yang membengkak”

terangnya.

Alasan kedua yang paling penting dalam menyelaraskan ban depan adalah

untuk mengurangi penyimpangan sistem kemudi, beban ketika berbelok, serta

meningkatkan kemampuan cengkraman truk ke medan jalan. Namun, ada alasan

penting ketiga kenapa menjaga keselarasan ban depan harus dilakukan. Penggunaan

bahan bakar yang tidak ekonomis dipengaruhi oleh ban tidak selaras.

“Seperti yang kita ketahui bersama, truk diesel menggunakan teknologi

pendorong yang berasal dari roda belakang.

52
Tenaga penggerak berasal dari bagian belakang truk. Seperti halnya nya truk

dengan penggerak belakang, ban depan jelas menerima sejumlah gerakan bergulir

yang continue antara permukaan ban dan jalan. Inilah yang menyebabkan apa itu

“drag.” atau orang awam memahami bagian luar ban terseret karena roda tidak

selaras” tambahnya.

Lazimnya truk yang bergerak kedepan, drag membuat ban bergerak kearah

yang berbeda. Sebenarnya gerakan ini masih dalam kondisi normal jika masih dalam

angka toleransi dari pabrikan. Dengan demikian, ketika kendaraan dalam keadaan

statis atau tidak bergerak, ban depan yang selaras adalah jarak normal sisi depan

lebih sempit dari pada belakang. “Memang seperti ini, setelah truk diiisi muatan

barulah posisi ban depan akan sejajar” jelas Kosasih.

Jika settingan toe ban tidak benar ini akan menyebabkan naiknya dua poin

biaya operasional: pertama, penurunan usia ban, dan kedua penurunan efisiensi

bahan bakar. Jika hal tersebut dibiarkan saja, pemilik kendaraan akan mengalami

pembengkakan biaya. “Memang besarnya biaya tergantung pada ukuran ban dan

beban truk, dengan ban yang tidak selaras usia ban bisa berkurang setangah dari usia

normal. Begitupun juga dengan konsumsi bahan bakar bisa semakin pendek hingga

satu kilometer perliternya “ terangnya

Sebab kedua yang akan meningkatkan keausan ban dan menurunkan efisiensi

bahan bakar ban adalah camber. Camber adalah kemiringan ban dalam bidang

vertikal. Jika bagian paling atas ban lebih panjang dari sisi bawah, maka kondisi ban

disebut camber positif. Jika bagian atas ban lebih pendek dari sisi bawah disebut

camber negatif.

53
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah empat bulan kami melaksanakan Praktek Kerja Industri, banyak sekali

manfaat yang kami dapatkan di dalamnya. Dan pada akhirnya pada laporan Praktek

Industri ini kami dapat menarik beberapa kesimpulan melingkupi segi pelaksanaan Praktek

Industri maupun penyusunan laporan ini, antara lain :

1. Kami selaku peserta Praktek Industri begitu banyak mendapatkan

pengalaman yang sangat bermanfaat bagi masa depan kami.

2. Dalam melaksanakan Praktek Industri, kami dituntut agar selalu

disipliN, mandiri, bekerja keras dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang kami.

3. Praktek Industri mampu menumbuhkan rasa percaya diri dalam

4. lingkungan kerja, serta mampu melatih kemampuan yang dimiliki oleh para peserta.

5. Kami dapat lebih memahami permasalahan sesungguhnya yang dialami oleh kendaraan

yang dibawa ke bengkel.

6. Kami belajar memahami bahwa situasi dan kondisi sangat berpengaruh terhadap hasil

kerja.

54
B. Saran

Begitu banyak manfaat yang kami dapatkan dalam pelaksanaan Praktek Industri ini,

namun itu semua tidak lepas dari kendala yang sering kami alami saat pelaksanaan Praktek

Industri. Untuk itu kami ingin sedikit memberi masukan agar pelaksanaan Praktek Industri

selanjutnya menjadi lebih baik.

1. Memberikan tambahan pembinaan tentang pelaksanaan Praktek Industri serta tentang

penyusunan laporan agar didapat laporan Praktek Industri dengan baik

2. Meningkatkan frekuensi monitoring terhadap peserta yang sedang melaksanakan

Praktek Industri.

3. Selalu menjaga hubungan baik antara sekolah dan bengkel sehingga hubungan ini

akan terus berlanjut.

4. Menambah sarana dan prasarana pada bengkel agar pelanggan dapat menikmati

pelayanan yang memuaskan.

5. Lebih meningkatkan kualitas kerja serta meningkatkan perhatian terhadat para

karyawannya.

55
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Syarsini. 2016. Sejarah Singkat Ban dan pengertian Ban. https://carreview.id/car-tech:
02:01 WIB
Wikipedia. 2012. Ban. https://id.wikipedia.org: 02:30 WIB
Brigestone. 2008. jenis-jenis ban dan komponen pada ban. https://www.bridgestone.co.id: 01:00
WIB
Brown, Gilian And George. 2015. Pengertian wheel alignment. https://www.teknik-
otomotif.com: 15:30 WIB
Depdipbud. 2017 . Macam-macam cara perawatan pada ban mobil dan kerusakan ban.
http://www.insinyoer.com: 09:00 WIB
Kusumo, Halim. 2018. Macam-macam cara penambalan pada ban mobil. https://kompas.com:
01:00 WIB
Edo. 2018. ini-arti-dan-kode-pada-pelek-mobil. https://kabaroto.com/post/read/: 08:25 WIB

56

Anda mungkin juga menyukai