Makalah Ilmu Gizi Vitamin
Makalah Ilmu Gizi Vitamin
“Vitamin”
D
OLEH :
A. Latar Belakang
1
penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan
darah. Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap
orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang
menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan
beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari. Jika manusia, hewan dan
ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan
aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah
terkena penyakit.
Vitamin dan mineral adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila
seseorang mengkonsumsi berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk
mengalami kekurangan vitamin dan mineral adalah sangat kecil. Orang-orang yang
menjalani diet ketat mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin atau mineral
tertentu. Contohnya seorang vegetarian yang sangat ketat bisa mengalami
kekurangan vitamin B12, yang hanya bisa diperoleh dari makanan yang berasal dari
hewan. Sebaliknya, mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan mineral tambahan
tanpa pengawasan medis, dapat menimbulkan efek yang berbahaya.
Semua orang tua pastilah tahu mengenai manfaat atau peran aneka vitamin
dan mineral bagi tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan sistem pertahanan tubuh.
Unsur-unsur penting tersebut banyak terkandung dalam berbagai bahan makanan
yang mudah ditemui sehari-hari.
Menurut berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin dan mineral ini
memberi efek nyata dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari
berbagai penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya.
Berdasarkan hal itu, ahli gizi Dr. Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, B.Sc.,
MCN, mengingatkan agar orang tua memperkenalkan makanan dengan menu
seimbang kepada anak sejak dini. Kalau sampai tubuh kekurangan zat-zat penting,
metabolisme akan terhambat yang selanjutnya dapat mengakibatkan persoalan
kesehatan.
Akan tetapi, tentu saja perlu diperhatikan agar asupan unsur-unsur tersebut tidak
berlebihan. Mungkin belum banyak yang tahu, dampak buruk dari kelebihan
vitamin dan mineral.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Jenis-jenis Vitamin
A. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan.
Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan
semua retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid yang
mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.
Fungsi vitamin A
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari
darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein
opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual-purple) atau
rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang
dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu
ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat
itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf
mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.
Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan
diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali
menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi untuk membentuk
rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan harus
diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam
darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang
kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina.
Penglihatan dengan cahaya samar-samar/buram baru bisa terjadi bila
seluruh siklus ini selesai.
5
2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan
dalam sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini
adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat
terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap
pembentukan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa, dan masa tua.
Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif
dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor
penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada
diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang
dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel
yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus,
terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan
mengeluarkan mukus atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel
epitel. Jaringan epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan
epidermis, sedangkan yang menutupi bagian dalam dinamakan
membran mukosa, yaitu yang menutupi permukaan dalam saluran cerna,
saluran pernapasan, kantung kemih dan uretra, uterus dan vagina,
kelopak mata, saluran sinus, dan sebagainya. Mukus melindungi sel-sel
epitel dari serbuan mikroorganisme dan partikel lain yang berbahaya.
Lapisan mukus pada dinding lambung juga melindungi sel-sel lambung
dari cairan lambung. Di bagian atas saluran pernapasan sel-sel epitel
secara terus-menerus menyapu mukus ke luar, sehingga benda-benda
asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi,
sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan
mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang
mengeluarkan mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan
kering (keratinized). Kulit menjadi kering, kasar, dan luka sukar
6
sembuh. Membran mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus
dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri (infeksi).
Keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang melapisi kelopak dan bola
mata) merupakan salah satu tanda khas kekurangan vitamin A. Peranan
vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat
dalam pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel
b. Kompleks vitamin A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga
mempengaruhi DNA
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada
manusia dan hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara
pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan
humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A menurunkan respons
antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada
kekebalan seluler). Sebaliknya infesi dapat memperburuk kekurangan
vitamin A.
7
Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk
tulang tidak normal. Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak
mengandung vitamin A, maka pertumbuahan akan terganggu setelah
simpanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang
kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin
A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam
reproduksi pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta
pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan
membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan
status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran
atau kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil
meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.
Sumber vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten
terutama di dalam pangan nabati.
8
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam
lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin
A. Karena vitamin A tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur
adalah karoten yang tidak diubah menjadi vitamin A. Minyak hati ikan
digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan
penyembuhan.
9
A darah menurun yang berakibat vitamin tidak cukup diperoleh retina
mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
3. Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A,
sehingga mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan yang menutupi
trakea dan paru-paru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir,
sehingga mudah dimasuki mikroorganisme atau bakteri atau virus dan
menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan
dinding usus akan diare. Perubahan pada permukaan saluran kemih dan
kelamin dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantung kemih, serta
vagina. Perubahan ini dapat pula meningkatkan endapan kalsium yang
dapat menyebabkan batu ginjal dan gangguan kantung kemih.
Kekurangan vitamin A pada anak-anak di samping itu dapat
10
menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkan
kematian. Vitamin A juga dinamakan vitamin anti-infeksi.
3 Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di
mana tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat
11
cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak
dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak
mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui
makanan.
Fungsi vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon
paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium,
fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini
adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium
dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses
pengerasan tulang. Hal ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D
dengan cara merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan protein
pengikat fosfor pada mukosa usus halus
2. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang
pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah
3. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorpsi kalsium dan
fosfor.
Sumber vitamin D
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan.
Penduduk daerah tropik tidak perlu menghiraukan kemungkinan
kekurangan vitamin D. Bayi dan anak-anak dianjurkan berada di bawah
sinar matahari beberapa waktu tiap hari. Kekurangan vitamin D lebih
mungkin terjadi di negara-negara yang tidak selalu mendapat sinar
matahari.
Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan.
Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk
12
kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati-
ikan. Susu sapi dan ASI bukan merupakan sumber vitamin D yang baik.
Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan fortifikasi
makanan, terutama terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi
dengan vitamin D2 (ergosterol yang diradiasi).
13
empat musim. Sekarang masih terdapat pada anak-anak miskin di kota-
kota industri yang kurang mendapat sinar matahari.
Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya terjadi
pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat
sinar matahari dan mengalami banyak kehamilan dan menyusui.
Osteomalasia dapat pula terjadi pada mereka yang menderita penyakit
saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Tulang melembek yang
menyebabkan gangguan dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang
belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awalnya adalah rasa sakit seperti
rematik dan lemah dan kadang muka menggamit (twitching), tulang
membengkok (bentuk O atau X) dan dapat menyebabkan fraktur (patah).
Karena cukup sinar matahari, kekurangan vitamin D tidak merupakan
masalah di Indonesia. Suplemen vitamin D tidak dibutuhkan.
4 Vitamin E (Tokoferol)
Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah
keguguran dan sterilisasi pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor
antisterilitas dan kemudian vitamin E. Vitamin E kemudian pada tahun 1936
dapat diisolasi dari minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol,
14
berasal dari bahasa Yunani dari kata tokos yang berarti kelainan dan pherein
berarti yang menyebabkan. Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan
istilah vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran
tokoferol yang aktif secara biologik. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin
E dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan nabati.
Kekurangan vitamin E pada hewan dapat menimbulkan berbagai sindroma,
tapi angka kecukupan untuk manusia belum dapat dikatakan sudah pasti.
Fungsi vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam
lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada
struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul
reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan.
Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan
radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme aerobik normal
pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas
yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon,
dan asap rokok.
Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan
memegang peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-tidak
jenuh ganda dan komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
1. Peroksidasi lipida dan vitamin E
Membran sel terutama terdiri atas asam lemak tidak jenuh ganda yang
sangat mudah dioksidasi oleh radikal bebas. Proses peroksidasi lipida ini
dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran sel. Reaksi ini
dipercepat oleh kehadiran tembaga dan besi dan dapat dicegah bila semua
radikal bebas dapat dipunahkan oleh antioksidan. Proses ini dimulai oleh
radikal bebas OH yang mengikat satu hidrogen dari asam lemak tidak jenuh
ganda/ALTHG:H, sehingga membentuk radikal ALTJG (ALTJG). ALTJG
bereaksi dengan oksigen dan membentuk radikal peroksil (ALTJG:OO*),
15
yang kemudian bereaksi dengan ALTJG:H lain hingga membentuk suatu
hidroksiperoksida (ALTJG:OOH) dan suatu ALTJG lagi.
Peranan biologik utama vitamin E adalah memutuskan rantai proses
peroksidasi lipida dengan menyumbangkan satu atom hidrogen dari gugus
OH pada cincinnya ke radikal bebas, sehingga terbentuk radikal vitamin E
yang stabil dan tidak merusak.
16
Sumber vitamin E
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama
vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah
gandum dan biji-bijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit
mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga merupakan sumber
vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan
mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas.
Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses
penggorengan) dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan
bahan makanan dalam bentuk segar atau yang tidak terlalu mengalami
pemrosesan. Karena vitamin E tidak larut air, vitamin E tidak hilang selama
dimasak dengan air. Pembekuan dan penggorengan dalam minyak merusak
sebagian besar vitamin E.
17
Akibat kelebihan vitamin E
Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan
keracunan. Namun, akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan
kelebihan vitamin A. Gangguan pada saluran cerna terjadi bila memakan
lebih dari 600 miligram sehari (60-75 kali kecukupan). Dosis tinggi juga
dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk
mencegah penggumpalan darah.
5 Vitamin K
Pada tahun 1935, Dam dari Denmark menemukan penyakit perdarahan
pada pada ayam percobaan yang diberi makanan cukup dalam zat gizi yang
telah diketahui. Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung
ikan yang telah busuk. Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu
dinamakan vitamin koagulation. Dengan bantuan Karrer, seorang ahli kimia
dari Swiss, pada tahun 1939 ia berhasil mengisolasi vitamin larut lemak
yang dinamakan vitamin K (dari koagulation). Faktor ini ternyata
merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas filokinon yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang terdapat dalam minyak ikan
dan daging. Menakinon juga dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus
halus manusia.
Fungsi vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam
pembekuan darah, walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
Baru sejak tahun 1970-an para ahli mengetahui secara lebih jelas peranan
vitamin K di dalam tubuh, yang ternyata tidak hanya dalam pembekuan
darah saja.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang
mengubah residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-
karboksiglutamat (gla). Protein-protein ini dinamakan protein-tergantung
18
vitamin K atau gla-protein. Enzim karbokilase yang menggunakan vitamin
K sebagai kofaktor didapat di dalam membran hati dan tulang dan sedikit di
jaringan lain. Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium.
Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologik vitamin K. Pada
proses pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati pada
residu asam glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah,
seperti faktor II (protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla-protein
untuk mengikat kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan
darah.
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di
dalam jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks.
Kedua jenis gla-protein ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam
pembentukan tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang
tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral-mineral yang
diperlukan dalam pembentukan tulang.
Sumber vitamin K
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti.
Olson (1973) telah membuat kadar ringkasan kadar vitamin K bahan
makanan yang dikumpulkan dari beberapa bioessay. Sumber utama vitamin
K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong,
kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan
vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam
jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan
sayuran lain. Sumber vitamin K lain adalah flora bakteri dalam usus halus
(jejunum dan ileum). Penggunaan menakinon yang disintesis oleh
mikroorganisme usus halus belum diketahui dengan pasti.
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan
bakteri yang dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam
saluran cerna bayi. Untuk mencegah terjadinya gangguan penggumpalan
darah yang dapat menyebabkan perdarahan, bayi baru lahir dianjurkan
19
mendapat vitamin K melalui mulut atau dalam bentuk injeksi intramuskular.
Susu formula bayi sebaiknya difortifikasi dengan vitamin K.
1. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin
C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila
terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi.
20
Vitamin C stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan
asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil.
Fungsi vitamin C
1. Sintesis kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel
disemua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin
gigi, membran kapiler, kulit dan tendon (urat otot). Dengan demikian,
vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan
di bawah kulit dan perdarahan gusi.
2. Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin, dan lain-lain.
Karnitin memegang peranan dalam mengangkut asam lemak-rantai
panjang kedalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada
defisiensi vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.
3. Absorbsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah di absorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin
yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan.
Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada
vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin
di dalam plasma ke feritin hati.
4. Absorpsi kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar
kalsium berada dalam bentuk larutan.
5. Mencegah infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan
karena pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap
fungsi kekebalan.
21
Sumber vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu
sayur dan buat terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya,
gandaria, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-
daunan dan jenis kol.
22
1. Diare
2. Mual
3. Muntah
4. Mulas
5. Kram perut
6. Sakit kepala
7. Insomnia
8. Batu Ginjal
2. Vitamin B
a. Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio)
dan nitrogen (amine). Tiamin merupakan kristal putih kekuningan
yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil.
Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada
dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah rusak
oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan
bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang
digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.
Fungsi vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi
sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan
23
untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan
memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus
krebs untuk pembentukan energi. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini
disamping itu merupakan prekursor penting lipida asetil kolin, yang berarti
adanya peranan TPP dalam fungsi normal sistem saraf. Didalam siklus
krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-
kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk
dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-
karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin,
isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase
yang berfungsi dalam pentosa-fosfat shunt, jalur alternatif oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam
nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber vitamin B1
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia
tumbuk/setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya.
Di Indonesia serealia yang dinamakan sebagai makanan pokok adalah beras.
24
Sumber tiamin lain adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-
kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur.
Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang baik. Tiamin di dalam
serealia utuh terdapat di dalam sekam (lapisan aleuron) dan benihnya. Roti
dibuat dari gandum utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning.
Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi, dan asam, tetapi tidak
tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses
pemasakan tidak banyak yang rusak.
Fungsi vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin
membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting
25
untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari
metabolisme energi nutrisi tersebut.
Sumber vitamin B2
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan
nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna
hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang
diperkaya akan meningkatkan konsumsi riboflavin.
26
Dampak kelebihan vitamin B2
Belum diketahui tanda-tanda kelebihan riboflavin.
Fungsi vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan
asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam
amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel
darah merah.
Sumber vitamin B6
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir,
kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
kentang, dan pisang. Susu, telur sayur, dan buah mengandung sedikit
vitamin B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih
mudah diabsorpsi daripada yang terdapat di dalam bahan makanan
nabati.
27
Akibat kekurangan vitamin B6
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah,
menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur.
Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi
motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan
antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut
dan kuit. Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan
kerusakan pada sistem saraf pusat.
28
Fungsi vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang
berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan
yang mengelilingi dan melindungi serat saraf dan mendorong
pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas
dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk
melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel
darah merah.
29
Akibat kelebihan vitamin B12
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin
B12. Dosis hingga 1000 mikrogram tidak menampakkan bahaya,
tetapi juga tidak menunjukkan kegunaan. Penganut vegetarisme
dianjurkan memakan suplemen multivitamin yang mengandung
vitamin B12.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Vitamin dan mineral adalah nutrisi yang penting dalam tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
2. Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang
larut dalam lemak yaitu vitamin A,D, E, dan K serta vitamin yang larut
dalam air yaitu vitamin C dan B.
3. Vitamin yang larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit
dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.
4. Kebanyakan vitamin berfungsi sebagai koenzim dalam berbagai reaksi
dalam tubuh.
5. Kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran reaksi–reaksi
biokimia di dalam tubuh dan masing-masing vitamin dapat
mendefenisikannya.
B. Saran
1. Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan
selalu menjaga kesehatan.
2. Dengan memahami makalah ini, kita diharapkan dapat mencukupi
kebutuhan vitamin sehari-hari agar tubuh tetap sehat..
31
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Gibney, Michael J., et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Khomsan, Ali. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Proverawati A., dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
https://www.academia.edu/10106266/makalah_vitamin_dan_mineral
(diakses tanggal 8 Maret 2015)
http://makalahstudy.blogspot.sg/2013/05/vitamin.html
(diakses tanggal 9 Maret 2015)
32