Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH PEMBENTUKAN PANITIA SEMBILAN

Panitia Sembilan adalah panitia yang beranggotakan sembilan orang yang bertugas untuk
merumuskan dasar negara Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945.

Para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)


mengemukakan dasar negara merdeka dalam sidang pertama BPUPKI. Dari pendapat yang
berkembang diantara Mr. Muhammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno, akhirnya
disepakati bahwa dasar negara Indonesia terdiri dari lima unsur dengan nama Pancasila. Dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila pertama kali di perkenalkan oleh Soekarno
(penggali), dengan rumusan sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
3. Mufakat atau Demokrasi;
4. Kesejahteraan Sosial;
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Karena adanya rumusan yang berbeda diantara para anggota, maka dipandang perlu untuk
membentuk panitia kecil yang bertugas membahas usul-usul yang diajukan oleh para anggota,
baik itu usul secara lisan maupun tertulis. Panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI pada 1 Juni
1945 dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan.
Panitia Sembilan ini adalah panitia yang beranggotakan 9 orang yang bertugas untuk
merumuskan dasar negara Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945. Adapun anggota Panitia
Sembilan adalah sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
4. Mr. Muhammad Yamin (anggota)
5. KH. Wachid Hasyim (anggota)
6. Abdul Kahar Muzakir (anggota)
7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
8. H. Agus Salim (anggota)
9. Mr. A.A. Maramis (anggota)

Panitia Sembilan pimpinan Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945 telah menghasilkan
"Piagam Jakarta" atau Jakarta Charter yang didalamnya tercantum rumusan Dasar Negara,
yaitu:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selanjutnya, Panitia Sembilan mengajukan Piagam jakarta pada sidang kedua Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung pada tanggal 14-16 Juli
1945, dan diterima dengan baik. Isi dari Piagam Jakarta diatas, kelak menjadi Pancasila dengan
kalimat pada butir pertama yang diubah dalam perumusan Pancasila. Kata "dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" berubah menjadi "Yang Maha Esa".
Piagam Jakarta inilah yang menjadi cikal bakal Pembukaan UUD 1945 dengan perubahan
pada sila pertama yang berdasarkan pada berbagai pertimbangan mengenai sebuah negara
kesatuan.

Hasil Kerja Panitia Sembilan Tanggal 14 Juli 1945 :

1. Pernyataan Indonesia Merdeka.


2. Pembukaan Undang-Undang Dasar.
3. Undang-Undang Dasar.
Tugas Dari Keanggotaan Panitia Sembilan Yang Dibentuk BPUPKI :

1. Bertanggung jawab penuh dalam pembentukan dasar negara.


2. Memberikan usul-usul baik lisan maupun tulisan serta membahas dan merumuskan dasar
negara Indonesia merdeka.
3. Setelah mengusulkan,mereka juga menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan
dasar negara Indonesia merdeka dari berbagai tokoh.
4. Setelah mereka mengusulkan dan menampung aspirasi-aspirasi tentang dasar
negara,mereka juga harus menyusun sebuah naskah rancangan pembukaan hukum dasar
yang kemudian oleh Mr.Muhammad Yamin diberi nama "Piagam Jakarta".
Foto Panitia sembilan

Foto rapat membahas Piagam Jakarta


Piagam Jakarta

Sumber

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


TUGAS KLIPING

SEJARAH TERBENTUKNYA PANITIA SEMBILAN

Disusun Oleh:

THYAS ENDAH KHOIRUNNISA’

KLS VII A

Anda mungkin juga menyukai