Anda di halaman 1dari 20

PENGERTIAN DAN PROSES KEHAMILAN

Pengertian
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di
dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar
40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat
berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko
kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba
dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau
tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak
langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah
keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya
pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus
terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.

Proses Kehamilan
Proses kehamilan terjadi karena adanya pertemuan antara sel telur dan sel sperma
1. Sel telur
Saat ovulasi, sel telur berada pada tahapan
pembelahan meiosis II. Sel telur dikelilingi oleh
lingkaran proteinaseosa yang disebut sebagai zona
pellucida. Sel granulosa yang menempel pada
permukaan zona pellucida dan dikeluarkan bersama
sel telur tetap menempel sebagai cumulus oophorus
Sperma yang pada akhirnya mengadakan fertilisasi
terlebih dulu harus melalui lapisan disekeliling telur
sebelum mengadakan penetrasi ke dalam membran
sel telur. Oosit akan bertahan hidup 6 – 24 jam pasca
ovulasi.

2. Sperma
Saat koitus dan terjadi ejakulasi, jutaan sperma
terdeposit pada vagina bagian atas. Sebagian besar
tidak pernah mencapai lokasi fertilisasi. Sperma
abnormal jarang dapat berhasil melakukan perjalanan
yang panjang ini dan mahka majoritas spermatozoa
sehat bahkan mati ditengah jalan.

Majoritas sperma keluar dari vagina setelah


pengenceran cairan semen dan hanya sebagian kecil
yang mampu menembus servik dalam hitungan menit

1
Sperma tak dapat melewati kanalis servikalis bila
mukosa servik dalam keadaan tidak siap.
Kesiapan servik biasanya terjadi pada pertengahan
siklus ketika kadar estrogen mencapai puncaknya dan
kadar progesteron paling rendah.
Pada kondisi optimal, sperma memerlukan waktu 2 –
7 jam untuk bergerak melalui uterus menuju lokasi
fertilisasi dalam saluran tuba falopii. Spermatozoa
dapat bertahan 24 – 48 jam dalam saluran reproduksi
wanita. Sperma yang baru dikeluarkan saat ejakulasi
belum mampu membuahi sel telur. Mereka harus
mengalami kapasitasi. Kapasitasi dapat pula di
induksi secara in vitro dengan kultur yang sesuai.
Selama kapasitasi, selubung glikoprotein yang menempel pada membran sel
spermatozoa dilepaskan dan menyebabkan perubahan pada permukaan membran
sperma dan mengadakan reorganisasi pada membran sperma tersebut. Kapasitasi
sperma memungkinkan terjadinya reaksi akrosom. Enzym proteolytic yang dilepaskan
akrosom memungkinkan penetrasi zona pellucida oleh sperma yang bergerak seperti
cambuk.Penetrasi zona pelucida memerlukan waktu sekitar 15 menit

3. Fertilisasi
Penetrasi zona pellucida memungkinkan terjadinya
kontak antara spermatozoa dengan membran oosit.
membran sel germinal segera mengadakan fusi dan
sel sperma berhenti bergerak. Inti sel sperma
kemudian masuk kedalam sitoplasma sel telur

Saat fusi antara sel membran sperma dengan sel telur sudah terjadi maka terjadi 3
peristiwa penting pada oosit : :
a. Depolarisasi membran sel telur sehingga terjadi blokade primer terhadap
polispermia ( spermatozoa lain tak dapat masuk kedalam sel telur ). Hanya satu
pronukelus pria yang dapat ber fusi dengan pro nukleus wanita dan menjaga
keadaan diploid dari zygote.
b. Reaksi kortikal. Menyebabkan zona pellucida menjadi keras sehingga mencegah
sperma lain untuk berikatan dengan zona pellucida. Terjadi blokade sekunder
terhadap polispermia.

2
c. Pembelahan meiosis II pada sel telur. Badan polar II terbentuk dan dikeluarkan dari
sel telur sehingga memastikan bahwa pronukelus wanita bersifat haploid. Sekali
lagi, hal ini akan menjaga agar zygote tetap diploid. Kegagalan untuk menjaga sifat
diploid pada hasis konsepsi sering menyebabkan kegagalan proses kehamilan.
Setelah berada dalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel
telur dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Membran yang baru terbentuk di
sekeliling kromatin sperma membentuk pronukelus pria. Membran inti oosit yang
baru juga terbentuk di sekeliling pronukleus wanita.
Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan terjadilah
pembelahan sel pertama.

4. Implantasi

Setelah fertilisasi, hasil


konsepsi harus mengadakan
implantasi pada dinding
uterus dan memberikan
informasi kepada ibu agar
mengadakan adaptasi akibat
adanya kehamilan. Tanpa
adanya kedua hal itu, zygote
akan dengan mudah keluar
dari uterus bersamaan
dengan menstruasi
berikutnya.

Zygote yang sedang


membelah mengapung dalam
tuba falopii ekitar 1 minggu,
berkembang dari tahap 16 sel
melalui tahapan morula yang
padat menjadi tahap blastokis
dengan 32 – 64 sel. Tahap
blastokis memiliki rongga
berisi cairan. Blastokis
memiliki dua jenis sel
embrionik yang telah ber
diferensiasi : trofoectoderm
di bagian luar dan inner cell
mass di bagian dalam
Sel trofoectoderm kelak akan membentuk plasenta
dan inner cell mass akan membentuk janin dan
membrane janin.

Pada tahapan blastokista ini, hasil konsepsi masuk


uterus dan mengadakan implantasi Selama dalam
tuba falopii, hasil konsepsi tetap diselubungi zona
pelucida. Setelah 2 hari dalam uterus, blastokista
melepaskan diri dari zona pellucida. Setelah

3
peristiwa pelepasan tersebut, sel trofoectoderm
blastokista mulai ber diferensiasi menjadi sel
trofoblas.
Proses yang simultan ini memungkinkan sel trofoblas berhubungan langsung
dengan endometrium. Dalam beberapa jam, endometrium dibawah blastokista akan
terkikis dan lisis sehingga substrat-substrat metabolik primer yang dihasilkan akan
digunakan untuk kehidupan blastokista. Endometrium yang mengalami perubahan
biokimia dan morfologi yang hebat itu disebut sedang mengadakan proses
desidualisasi, suatu proses yang dimulai saat terjadinya implantasi dan menyebar
dalam bentuk gelombang konsentris yang berpusat dari tempat implantasi .
Endometrium sekitar hasil implantasi akan kembali pulih sehingga seluruh hasil
implantasi tertanam dalam endometrium.
Bersamaan dengan invasi embrio ke jaringan ibu, sel trofoblas kemudian ber
diferensiasi menjadi 2 jenis sel : sel sitotrofoblas dan sel sinsitiotrofoblas. Sel
sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan multinuklear yang berkembang dari
lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif mengeluarkan hormon plasenta dan mentrasfer zat
makanan dari ibu ke janin. Sekelompok sel sitotroblas memiliki sifat invasif ,
melewati stroma endometrium untuk mencapai pembuluh darah ibu, termasuk
arteri spiralis endometrium

Implantasi terjadi sekitar 7 – 10 hari setelah ovulasi. Jika hasil konsepsi bertahan
hidup lebih dari 14 hari setelah ovulasi, corpus luteum ovarium akan terus
menghasilkan progesteron.

HCG yang dihasilkan oleh trofoblas yang berkembang dan di sekresi ke dalam aliran
darah ibu bekerja menyerupai hormon luteinisasi, yaitu menunjang corpus luteum
dengan menghambat proses regresi luteal. Pemeriksaan HCG melalui urine
merupakan salah satu tanda pasti hamil.

TANDA-TANDA KEHAMILAN

Tanda-tanda akan adanya kehamilan dibagi menjadi tiga kategori yaitu


1. tanda-tanda tidak pasti hamil diantaranya :
a. Amenorea
Kondisi ini sangat umum dan banyak menduga kehamilan ditandai dengan berhentinya
siklus menstruasi .Padahal bagi wanita yang mengalami siklus tidak teratur sulit untuk
menjadikan kondisi ini sebagai tanda kehamilan . Sedangkan bagi anda yang memiliki
siklus menstruasi yang teratur, penting untuk dapat menentukan hari pertama dan
terakhir menstruasi. Sehingga dapat ditentukan sebagai tanda kehamilan .
b. Mual dan Muntah
Terjadi pada trimester pertama kehamilan.Kondisi ini dialami pada pagi atau malam
hari bahkan lebih terkenal dengan istilah morning sickness .
Hanya saja sebagain wanita mengira bahwa tanda mual yang dialaminya disebabkan
karena gangguan kesehatan. Untuk membedakannya, mual karena tanda kehamilan
sering terjadi pada siang atau malam hari tanpa diketahui penyebabnya .
c. Sering Buang Air Kencing
Pada bulan pertama kehamilan, wanita mengalami kondisi buang air kecil yang lebih
sering. Pada bulan pertama kehamilan uterus membesar dan juga menekan pada

4
kandung kemih. Memasuki trimester kedua , kondisi ini akan hilang dengan
sendirinya.Muncul kembali pada trimester akhir kehamilan .
d. Perubahan Bentuk Buah Dada
Tanda tidak pasti kehamilan selanjutnya dalah mammae yang membesar. Perubahan
bentuk buah dada ini dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron yang merangsang
alveoli payudara. Inilah yang menyebabkan kelenjar montgomery terlihat lebih besar.
e. Striae dan Hiperpigmentasi Kulit
Tanda dugaan/ tidak pasti kehamilan selanjutnya adalah adanya perubahan warna kulit
pada bagian hidung, pipi dan juga dahi.Bahkan pada bagian areola mammae yang
menghitam , pada linea alba yang nampak mengalami perubahan warna menjadi lebih
hitam.
f. Obstipasi
Kondisi ini dikarenakan tonus otot yang menurun yang disebabkan karena terjadinya
pengaruh hormon steroid .
g. Varises
Meskipun sering terjadi pada trimester akhir kehamilan . Pada bagian kaki, betis, fossa
poplitea dan daerah genetalia eksternal. Pada bagian multigravida kadang varises
ditemukan pada kehamilan terdahulu, pada bulan kesatu hingga bulan ketiga kehamilan
.
2. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil , diantaranya adalah :
a. Tanda Hegar
Mengetahui tanda ini dengan meletakan dua jari pada forniks posterior dan tangan lain
yang berada pada bagian dinding perut diatas simpisis pubis. Inilah yang akan terasa
pada korpus uteri yang seakan terpisah dengan serviks. Pada kehamilan minggu ke 6
hingga minggu ke 8, pemeriksaan bimanua dapat diketahui dengan tanda hegar ini .
b. Tanda Piskacek
Selanjutnya tanda pembesaran uterus yang tida merata hingga dapat terlihat menonjol
pada kejurussan uterus yang semakin membesar. Kondisi ini dimana uterus dalam
keadaan hamil tumbuh dengan cepat pada tempat implantasinya .
c. Tanda Braxton Hicks
Selanjutnya yang berhubungan dengan tanda kehamilan muda, yaitu kira-kira pada
minggu ke 20. Sehingga pada minggu ini air ketuban jauh lebih banyak dengan
menggoyangkan uterus yang ditekan sehingga janin akan melenting dalam uterus.
Kondisi inlah yang diketahui sebagai ballottement.
d. Tanda Chadwick
Kondisi ini ditandai dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna yang terjadi
pada bagian selaput lendir vulba dan juga vagina yang semakin ungu.
e. Hasil Positif Saat Test Kehamilan
Test kehamilan sangat membantu anda dalam mengetahui tanda-tanda yang dialami
secara fisik dan psikis merupakan tanda yang berhubungan dengan kehamila atau
gangguan keehatan. Test kehamilan yang negatif dan anda belum mendapatkan
menstruasi, mungkin anda terlalu cepat menggunakan test kehamilan .
Sehinga test kehamilan yang baik dilakukan adalah tujuh hari setelah berhubungan.
Anda dapat menunggu kembali beberapa hari, untuk melakukan test ulang. Lakukan
test kehamilan dengan menggunakan testpack pada pagi hari.

3. tanda pasti kehamilan harus dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan bantuan medis,
dokter kandungan atau bidan. tanda pasti kehamilan diantaranya adalah :
a. Gerakan Janin

5
Gerakan janin di dalam rahim sudah dapat terlihat dengan menggunakan USG. Bahkan
dokter kandungan atau bidan dapat mengetahui gerakan untuk menentukan kehamilan
yang sehat. Selanjutnya adalah janin sudah mulai teraba dengan pemeriksaan lebih
lanjut, bidan atau dokter kandungan dapat meraba janin. Bahkan sudah dapat meraba
bagian-bagian janin sehingga dapat megidentifikasi janin sesuai dengan usia kehamilan
yang sedang berlangsung.
b. Detak Jantung Janin
Bidan atau dokter kandungan sudah dapat memprediksi detak jantung janin dengan
menggunakan stetoskop leanec, alat dopler dan juga alat kardiotokografi sehingga
dapat dengan langsung mendengarkan detak jantung janin.
Bahkan detak jantung janin dapat dilihat dengan menggunakan ultrasonografi. Bahkan
dengan pemeriksaan yang lebih canggih dapat juga menggunakan rontgen dalam
melihat kerangka janin.

ADAPTASI FISIOLOGI PADA KEHAMILAN

1. Darah & peredaran darah

a. Perubahan Volume Darah


Dalam keadaan tidak hamil maka 70% dari
berat badan adalah air.
 5% diantaranya adalah cairan
intravaskular.
 70% adalah cairan intraseluler dan
 Sisanya adalah cairan interstisial

Dalam kehamilan, cairan intraseluler tidak


berubah namun terjadi peningkatan volume
darah dan cairan interstitsial.
Peningkatan volume plasma lebih besar
dibandingkan peningkatan sel darah merah
sehingga terjadi anemia dan peningkatan
kadar protein sehingga kekentalan
(viskositas) darah menurun.
b. Perubahan Vaskular Lokal
Perubahan lokal terlihat jelas pada tungkai
bawah dan akibat tekanan yang ditimbulkan
oleh uterus terhadap vena pelvik. Oleh
karena 1/3 darah dalam sirkulasi berada
dalam tungkai bawah maka peningkatan
tekanan terhadap vena akan menyebabkan
varises dan edema vulva dan tungkai.

Keadaan ini lebih sering terjadi pada siang hari akibat sering berdiri. Keadaan ini
cenderung untuk reversibel saat malam dimana pasien berada dalam keadaan berbaring:
edema akan direabsorbsi – venous return meningkat dan output ginjal meningkat
sehingga terjadi nocturnal diuresis. Bila pasien dalam keadaan telentang, tekanan
uterus terhadap vena akan juga meningkat sehingga aliran balik ke jantung menurun dan

6
terjadi penurunan cardiac output. Suatu contoh ekstrim terjadi saat uterus menekan vena
cava dan menurunkan CO sehingga pasien terengah-engah dan dapat menjadi tidak
sadarkan diri. Dapat terjadi sensasi nause dan gejala muntah. Gejala ini disebut SUPINE
HYPOTENSIVE SYNDROME harus senantiasa diingat saat melakukan pemeriksaan
kehamilan pada pasien hamil lanjut, dan harus dicegah dengan cara tidak memposisikan
pasien dalam posisi telentang

c. Perubahan Haematologi
Perubahan nilai hasil pemeriksaan darah
seperti nilai haemoglobin merupakan akibat
dari kebutuhan kehamilan yang dipengaruhi
oleh peningkatan volume plasma. Terjadi
peningkatan eritrosit sebesar 18% dan terjadi
peningkatan volume plasma sebesar 45%.
Dengan demikian maka terjadi penurunan
hitungeritrosit per mililiter dari 4.5 juta
menjadi 3.8 juta. Dengan semakin
bertambahnya usia kehamilan, volume
plasma semakin menurun dan hitung eritrosit
menjadi sedikit meningkat sehingga kadar
hematokrit selama kehamilan menurun
namun sedikit meningkat menjelang aterm. Perubahan pada volume darah total,
volume plasma dan volume sel darah
merah selama kehamilan dan pasca
persalinan

Peningkatan volume plasma menyebabkan penurunan kadar haemoglobin.


Selama masa kehamilan kadar haemoglobin turun sampai minggu ke 36. Penurunan ini
mulai terlihat pada minggu ke 12 dan nilai minimum terlihat pada minggu ke 32. Terlihat
dari data diatas bahwa tidak ada satu nilai normal yang dapat ditemukan selama
kehamilan. Fakta ini penting dalam menegakkan diagnosa anemia dalam kehamilan.
Pada minggu ke 30, kadar haemoglobin sebesar 10,5g/l adalah normal, namun nilai
tersebut pada minggu ke 20 meunjukkan adanya anemia.
d. Zat besi
Dengan peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses produksi
hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan, kemungkinan akan
terjadi anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan zat besi pada paruh kedua kehamilan kira-
kira 6–7 mg/hari. Bila suplemen zat besi tidak tersedia, janin akan menggunakan
cadangan zat besi maternal. Sehingga anemia pada neonatus jarang terjadi ; akan tetapi
defisiensi zat besi berat pada ibu dapat menyebabkan persalinan preterm, abortus, dan
janin mati
e. Jantung
curah jantung – cardiac output meningkat secara dramatis selama kehamilan.
Peningkatan CO dari 4.5 l/menit menjadi 6.0 l/menit. Peningkatan terbesar terjadi pada
trimester I dan kenaikan CO lebih lanjut terjadi pada kehamilan 24 minggu. Peningkatan
CO menyebabkan meningkatnya frekuensi nadi dan curah sekuncup – stroke volume

2. Pernafasan
Perubahan fisik pada sistem respirasi terjadi sejak awal kehamilan dan terjadi untuk
memperbaiki sistem pertukaran gas selama kehamilan

7
Volume dan kapasitas paru
Pada fisiologi pernafasan dikenal 4 “volume” paru dan 4 “kapasitas” paru.
“Volume” paru terdiri dari dari :
 Tidal volume : volume udara yang di inspirasi dan di ekspirasi pada tiap kali
pernafasan
 Inspiratory reserve volume: jumlah maksimum udara yang dapat di inspirasi dalam
situasi tidal volume normal
 Expiratory reserve volume : jumlah maksimum udara yang dapat di ekspirasi dari
posisi istirahat ekspirasi-akhir
 Residual volume: volume udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal
Frekuensi pernafasan tidak berubah dan elevasi diafragma menurunkan volume paru
saat istirahat namun terdapat peningkatan “tidal volume” sebesar 40% serta terjadi
kenaikan “minute ventilation “ dari 7.25 liter menjadi 10.5 liter.

3. Pencernaan

Perubahan pada traktus gastro intestinal


terutama disebabkan oleh relaksasi otot
polos. Keadaan ini dipicu oleh tingginya
kadar Progesteron selama kehamilan
 Relaksasi sfingter oesophageus
menyebabkan regurgitasi asam lambung
sehingga menyebabkan keluhan panas
didada ( heartburn )
 Sekresi dan motilitas lambung menurun
sehingga pengosongan lambung
terhambar, keadaan ini menyebabkan
pencernaan semakin efisien namun
menyebabkan rasa mual
 Motilitas usus halus menurun sehingga
absorbsi akan berlangsung lebih lama
 Motilitas usus besar menurun sehingga
absorbsi lebih lama namun menyebabkan
obstipasi
 Pertumbuhan janin dan uterus
meningkatkan ras haus dan selera makan

4. Perkemihan

Keluhan sering buang air kecil merupakan


keluhan yang sering terjadi pada awal
kehamilan dan berulang lagi pada akhir
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh
perubahan anatomi dan merupakan hal yang
wajar selama kehamilan
 Pada kehamilan dini : uterus membesar
meski masih dalam panggul sehingga
menimbulkan tekanan pada kandung
kemih dan akibatnya adalah pasien sering
buang air kecil

8
 Pada pertengahan kehamilan : uterus
sudah keluar dari panggul sehingga proses
miksi berlangsung normal

 Pada akhir kehamilan: Terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluhan
sering bang air kecil terulang kembali.
Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter terlihat nyata.
Terjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan
tonus otot polos akibat hormon progesteron yang diperberat oleh tekanan mekanis dari
uterus pada pintu panggul

5. Sistem reproduksi
a. Vulva dan vagina
Pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah sehingga nampak semakin merah dan kebiru-biruan disebut Chadwick. Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan
memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertropi otot polos dan
pemanjangan vagina. Sel-sel vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen.
Sel-sel yang tinggal membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang
disebut leukore, selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam. Keasaman
berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH membuat wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi vagina, khususnya jamur. Leukore adalah rabas mukoit berwarrna keabuan dan
berbau tidak enak.
b. Serviks uteri
Serviks uteri terbagi menjadi dua bagian yaitu pars supravaginal dan pars
vaginal. Pars vaginaldisebut juga porsio, terdiri dari bibir depan dan bibir belakang
porsio. Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat
terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan.
Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis, serabut kolagen bersatu dengan arah
paralel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak pada dinding kondisi tidak
hamil, tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan. Pada saat kehamilan mendekati
aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun
secara nyata dari keadaan yang relatif (dilusi) dalam keadaan menyebar (dispresi) dan
termodel menjadi serat. Dipresi meningkat oleh peningkatan rasio dekorin terhadap
kolagen. Karena serabut terdispresi, konsentrasi air meningkat seperti juga halnya asam
hialuronat dan glikosaminoglikan. Asam hialuronat disekresikan oleh fibroblas dan
memiliki afinitas yang tinggi terhadap molekul air. Penurunan konsentrasi kolagen lebih
lanjut ini secara klinis terbukti dengan melunaknya serviks.
c. Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
alpukat. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Panjang
uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk oval.

9
Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertropi seperti korpus uteri yang
mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda hegar.
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravididatum, korpus
luteum gravididatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus luteum mengecil
setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan kematangan folikel
baru ditunda, hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal dengan
terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16
minggu.

6. Sistem payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen menimbulkan hipertropi
sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada
payudara. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein. Dengan
demikian payudara dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu perubahan progesteron dan
somatomamotropin terbentuk lemak disekitar alveolus-alveolus, sehingga payudara
menjadi besar. Papila mamae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam,
seperti seluruh areola mamae karna hiperpigmentasi. Lemak yang muncul di areola primer
disebut lemak tuberkel montgomery. Grandula montgomery tampak lebih jelas menonjol
dipermukaan areola mamae. Rasa penuh peningkatan sensifitas, rasa geli dan rasa berat
dipayudara mulai timbul sejak minggu ke-6 gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda
mungkin hamil. Sensifitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh
darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan
jaringan biru dibawah permukaan kulit.

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

Anamnesa/ Wawancara Pada Ibu Hamil

Selamat anda sudah masuk pada tahap pembelajaran praktikum pemeriksaan fisik pada
ibu hamil.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil, anda akan mempelajari tentang
anamnesis atau wawancara pada ibu hamil. Selamat belajar

A. Pengertian:

10
Anamnesis/ wawancara adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu
hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan factor resiko yang dimilikinya.
B. Tujuan:
Tujuan melakukan wawancara/ anamnesa pada ibu hamil: mengidentifikasi informasi
untuk menentukan risiko yang terkait dengan ibu hamil.
Hal- hal yang perlu dianamnesa/ diwawancara pada ibu hamil antara lain (Chapman &
Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin, 2011; Kinzie
& Gomez, 2004, NHS, 2008):
1. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk menentukan risiko tertentu
berdasarkan karakteristik sosiodemografi Yang perlu anda tanyakan pada ibu hamil
antara lain umur, gravida (kehamilan)/ para (bersalin) ke berapa, alamat, ras/ etnis/
suku asal. Agama ibu, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan. Umur perlu
ditanyakan pada ibu hamil karena umur sebelum 20 tahun dan lebih 35 tahun
merupakan umur yang berisiko tinggi untuk hamil/ bereproduksi. Status gravid/
status kehamilan perlu ditanyakan pada ibu hamil karena ibu hamil pertama
(primigravida) dengan ibu hamil yang kedua atau lebih (multipara) akan berbeda
kebutuhan informasi dan penanganannya. Alamat pun perlu ditanyakan karena
lokasi tempat tinggal akan mempengaruhi lingkungan yang terkait dengan kesehatan
ibu hamil. Ras/ etnis/ suku asal ibu perlu dikaji karena umumnya setiap daerah
memiliki budaya yang berkaitan dengan perawatan ibu hamil. Agama ibu dikaji
karena ada beberapa agama yang memiliki aturan tentang kehamilan atau perawatan
bayi. Status perkawinan perlu dikaji karena jika ibu hamil tanpa menikah maka akan
mempengaruhi penerimaan terhadap kehamilannya. Pekerjaan ibu perlu dikaji
karena jika ibu hamil merupakan pekerja fisik berat maka akan banyak
mempengaruhi pertumbuhan janin. Pendidikan ibu perlu dikaji karena akan
menentukan bagaimana anda sebagai perawat akan memberikan informasi kesehatan
terkait kehamilannya. Pertanyaan- pertanyaan tersebut untuk menentukan risiko
yang berdasar karakteristik sosiodemografi
2. Riwayat kesehatan masa lalu dan yang sekarang
Riwayat kesehatan masa lalu dan sekarang pada ibu hamil perlu dikaji. Apakah
riwayat kesehatannya itu akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya. Misalnya
ibu yang memiliki kebiasaan merokok, harus segera diinformasikan untuk
menghentikan merokoknya.
3. Penggunaan obat medis
Riwayat penggunaan obat, operasi termasuk penerimaan transfusi darah, alergi,
imunisasi perlu dikaji. Apakah obat- obat tersebut masih digunakan atau memiliki
efek samping hingga saat ini.
4. Riwayat pengobatan/ penyakit keluarga
Hal ini perlu dikaji karena ada beberapa penyakit yang diturunkan secara genetic
seperti thalasemia dan lain-lain. Hasil pengkajian ini akan meminimalkan risiko
terjadinya kelainan genetik
5. Reproduksi
System reproduksi ibu perlu dikaji karena akan mengetahui secara rinci tentang
siklus menstruasi ibu, kehamilan masa lalu dan bayi yang dilahirkan, gangguan
ginekologi, kontrasepsi yang pernah digunakan, riwayat infeksi menular seksual, dan
praktik seksual yang aman. Siklus menstruasi akan berpengaruh terhadap taksiran
persalinan (TP). Cara mengetahui TP yaitu dengan cara tanggal HPHT + siklus

siklus hari bulan


26 5 +9 atau -3

11
27 6 +9 atau -3
28 7 +9 atau -3
29 8 +9 atau -3
30 9 +9 atau -3
31 10 +9 atau -3

Contoh soal
Siklus 28
HPHT = 17 + 02 +2017
07+ 09 +
TP = 24 - 11- 2017

Siklus 30
HPHT = 17 + 02 +2017
09+ 09 +
TP = 26 - 11- 2017

Status obstetri
G = Gravida
P = Melahirkan berapa kali
A = Melahirkan aterm
P = Prematur
I = Imatur
H = Hidup
A = Abortus
M = Mola hidatidosa
K = Kehamilan ektopik terganggu

Contoh seorang wanita hamil ke 3, pernah melahirkan 1 kali aterm, kemudian


meninggal dan abortus 1 kali
Maka status obstetrinya adalah G3P2000 A100

6. Perawatan diri, gaya hidup, dan keselamatan


Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui frekuensi ibu melakukan pemeliharaan
kesehatan seperti pemeriksaan gigi, pola tidur, manajemen stress, penggunaan
alcohol, tembakau/ rokok, penyalahgunaan narkoba. Selain itu juga dapat
diidentifikasi praktik/ ritual- ritual kesehatan yang biasa dilaksanakan selama ini
yang dapat mempengaruhi kehamilan dan janinnya.
7. Psikososial
Psikososial perlu dikaji untuk mengetahui kesehatan psikologis dan emosional masa
lalu dan sekarang. Kesehatan mental perlu dikaji untuk mengidentifikasi sumber
dukungan emosional dan social dalam keluarga.
8. Budaya
Budaya dikaji untuk mengidentifikasi praktik- praktik budaya dan keyakinan/ nilai-
nilai yang mempengaruhi kesehatan ibu
9. Lingkungan
Lingkungan dikaji untuk mengidentifikasi paparan lingkungan masa lalu dan
sekarang. Apakah dipengaruhi oleh tempat tinggal atau pekerjaan ibu.

12
Setelah anda melakukan anamnesa pada ibu hamil, anda dapat melanjutkan
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil, tidak hanya terbatas pada pemeriksaan Leopold,
tetapi masih banyak yang perlu dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui kondisi fisik
dan psikologis ibu.
a. Pengertian
Pemeriksaan fisik ibu hamil dilakukan pada ibu hamil untuk mengidentifikasi
kesehatan ibu hamil dan janin.
b. Indikasi
Dilakukan pada ibu hamil mulai dari trimester I sampai trimester III. Khusus untuk
pemeriksaan Leopold hanya dilakukan setelah ibu masuk usia kehamilan trimester II
dan III.
c. Tujuan
Untuk mengetahui kesehatan ibu hamil dan janin
d. Petugas
Instruktur/ dosen/ mahasiswa perawat
e. Fase pra interaksi (fase sebelum berinteraksi dengan klien)
a. Validasi perlunya prosedur pada status medis
b. Validasi perencanaan keperawatan klien
f. Fase orientasi
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik
b. Rumuskan kontraks tindakan bersama, meliputi waktu, tempat, aktivitas/ tindakan,
tahapan prosedur
c. Dukung privacy klien
d. Bila memungkinkan ajak klien bekerja sama dalam prosedur ini
e. Menjelaskan seluruh prosedur dan tujuan pemeriksaan fisik (Leopold I – IV) pada
klien
g. Prosedur
Untuk melakukan prosedur ini, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan antara
lain:
a. Biasakan cuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan fisik
pada ibu hamil
b. Pada saat pemeriksaan Leopold maka posisi pemeriksaannya adalah ibu
dianjurkan tidur terlentang dengan menaruh handuk/ bantal kecil yang disimpan
dipunggung/ di atas bokong ibu untuk mencegah hipotensi ortostatik.

C. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu disiapkan antara lain (Chapman & Durham, 2010; Pilliterie,
2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin, 2011; Kinzie & Gomez, 2004, NHS,
2008):
1. Catatan keperawatan
2. Alat untuk mencatat
3. Stetoskop mono aural (laenec)/ dopler
4. Thermometer raksa
5. Pita ukur (meteran)
6. Stetoskop
7. Spigmomanometer
8. Hammer reflex

13
9. Alat perineal hygiene: kom tutup berisi kapas lembap dalam tempatnya, bengkok,
sarung tangan, perlak & pengalas
10. Timbangan badan dan pengukur tinggi badan
11. Penlight
12. Alat tenun/ selimut
13. Jam detik

D. Prosedur Praktikum

Baiklah mari kita lihat dan lakukan prosedur pemeriksaan fisik ibu hamil ini
(Chapman & Durham, 2010; Pilliterie, 2003; Perry, et all, 2010; Reeder, Griffin, Martin,
2011; Kinzie & Gomez, 2004, NHS, 2008):
1. Lakukan pemeriksaan keadaan umum & kesadaran klien. Apakah keadaan umum baik
atau sakit, kesadaran compos mentis/ penuh atau mengalami penurunan kesadaran
2. Periksa tanda- tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, respirasi, nadi dan suhu serta
ukur berat badan ibu hamil dan tinggi badan ibu hamil
3. Pemeriksaan TTV tersebut menggunakan alat seperti spigmomanometer, stetoskop,
termometer, dan jam detik

4. Kaji kesimetrisan kepala, rambut Lihat apakah ada benjolan pada kepala ibu, apakah
rambut ibu mudah dicabut.
5. Kaji konjungtiva, sklera
Lihat apakah konjungtiva ibu anemis (pucat) atau tidak, sklera apakah ikterik / kuning
atau tidak
6. Kaji hidung, penciuman
Apakah hidung ibu ada massa, benjolan, apakah fungsi penciuman baik atau tidak
7. Kaji bibir, gigi
Apakah membran mukosa bibir lembap atau kering, gigi apakah utuh atau ada karies/
bolong
8. Kaji telinga, mastoid
Apakah ada massa pada telinga, tulang mastoid ditekan apakah mengalami nyeri tekan
9. Kaji adanya pembesaran KGB, thyroid
Apakah ibu hamil mengalami pembesaran Kelenjar Getah Bening (KGB) atau kelenjar
thyroid
10. Auskultasi jantung paru
Auskultasi jantung dengan menggunakan stetoskop pada Intracostae (ICS) II kanan, II
kiri, IV kiri. Auskultasi suara paru dengan menggunakan stetoskop pada paru kiri dan
kananmulai ICS II kanan dan kiri, bandingkan apakah ada perbedaan suara antara paru
kanan dan paru kiri
11. Inspeksi kesimetrisan payudara, areola mamae & penonjolan puting susu
Kaji apakah payudara kiri dan kanan simetris atau tidak, areola mamae apakah hitam
atau tidak, apakah puting susu menonjol keluar atau tidak. Jika puting susu ibu hamil
menonjol ke dalam atau datar (inverted) maka anda dianjurkan untuk mengajarkan ibu

14
teknik hoffman yaitu teknik menekan areola mamae ke arah luar pada seluruh lingkaran
puting susu. Hal ini dimaksudkan agar puting susu ibu hamil dapat keluar
12. Palpasi seluruh area mamae & kaji pengeluaran kolostrum
Anda harus mengkaji, area mamae diraba dengan menekan seluruh kuadran/ sisi.
Payudara kiri dan kanan harus dikaji. Kaji adanya pengeluaran ASI/ kolostrum. Namun
sebelum anda mengkaji pengeluaran kolostrum/ ASI anda harus menanyakan pada
klien apakah ibu pernah mengalami keguguran atau tidak, apakah ibu pernah
mengalami persalinan prematur atau tidak. Jika ibu pernah mengalami keguguran atau
persalinan prematur, maka anda tidak dianjurkan untuk banyak memanipulasi/
melakukan pemeriksaan pada puting susu ibu. Hal ini dapat menyebabkan ibu
mengeluarkan hormon oksitosin sehingga dapat merangsang kontraksi uterus dan
keguguran atau persalinan prematur.
13. Lakukan inspeksi abdomen
Lihat abdomen ibu hamil, lihat apakah terdapat linea nigra, striae gravidarum. Jika ibu
hamil sudah masuk ke trimester II atau III, maka anda dapat melanjutkan pemeriksaan
leopold

14. Lakukan manuver leopold 1


Sebelum anda melakukan pemeriksaan Leopold, anjurkan ibu untuk BAK, agar ibu
merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian posisikan ibu supine/ terlentang
dengan satu bantal di bawah kepala & dengan posisi lutut fleksi/ menekuk. Tempatkan
gulungan handuk kecil di bawah pinggang kanan atau kiri klien untuk memindahkan
uterus jauh dari pembuluh darah mayor (untuk mencegah terjadinya sindrom hipotensi
akibat supine/ terlentang). Jika menggunakan tangan kanan, berdiri di sebelah kanan
klien, lihat wajah klien.

15
Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus
ibu hamil dan tinggi fundus uteri (TFU).

Bagian janin yang terdapat di fundus


Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras
maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian fundus itu teraba bagian- bagian
kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin.

Tinggi Fundus Uteri (TFU)


a. teknik TFU Mc. Donald
Untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), anda harus pastikan apakah ibu
hamil sudah memasuki trimester II atau III atau belum. Jika sudah memasuki
trimester II atau III, maka anda harus menentukan TFU

Cara pengukurannya dengan menggunakan metline (pita ukur) dari tepi atas
symfisis pubis menuju puncak tertinggi rahim. Ikuti langkahnya berikut ini:
1) Posisikan ibu hamil berbaring dengan kaki meempel di tempat tidur .
2) Lalu menentukan bagian fundus dengan bantuan tangan kanan dan kiri.
3) Setelah diketahui posisi dari fundus, lakukan pengukuran dimulai dari tepi
symfisis sampai dengan fundus dengan posisi meteran terbalik.
4) Posisikan angka nol berada di atasa simfisis.
5) Setelah diposisikan secara tepat, balikan meteran lalu baca hasil
pengukurannya.

Untuk mengetahui teknik TFU Mc. Donald, harus memperhatikan beberapa prinsip
sebagai berikut :
1) Harus menggunakan alat ukur metline atau meteran yang tidak elastis.

16
2) Dilakukan dengan keadaan kandung kemih yang kosong. Karena kandung
kemih yang penuh dapat memperbesar hasil pengukuran tinggi fundus uteri.
3) Dilakukan dengan posisi ibu hamil setengah duduk agar ibu hamil terhindar dari
gangguan peredaran darah balik yang dapat berpengaruh pada ibu maupun
janin.
4) Ibu hamil dilarang untuk berbaring terlentang karena dapat terjadi pengurangan
oksigen ke otak yang dapat menyebabkan ibu hamil jatuh pingsan.
5) Mengukur TFU harus dimulai dari usia kehamilan 22 minggu
Rumus
Berikut rumus perhitungan Tinggi Fundus Uterus atau TFU Menurut MC Donald.
dapat dikalkulasi sebagai berikut :
1) Ukuran Tinggi Fundus (cm) x 2/7 = ( durasi kehammilan dalam bulan )
2) Tinggi Fundus (cm) x 8/7 = ( durasi kehamilan dalam minggu )

Tinggi Fundus uteri dalam sintimeter (cm), yang normal harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir.
Misalnya, jika umur kehamilannya 33 minggu, tinggu fundus uteri harus 33 cm.
Jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi
lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan
janin. Sedangkan bila deviasi lebih besar dari 2 cm, kemingkinan terjadi bayi
kembar, polihidramnion, atau janin besar.

b. Memakai ukuran jari


Berikut ini adalah tabel TFU
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 3 jari di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat

17
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

15. Lakukan manuver leopold 2


Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian kanan
dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras,
mudah digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut,
agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus
itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian
kanan atau kiri itu teraba bagian- bagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin.

16. Lakukan manuver leopold 3


Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian
presentasi/ bawah uterus ibu hamil
Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang
dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba
bagian- bagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin. Jika saat anda palpasi
hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian kepala janin tersebut, apakah kepala
masih goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat digoyangkan dengan tangan anda
maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan Leopold IV. Namun jika saat
melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak dapat digoyangkan maka anda
lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.

18
17. Lakukan manuver leopold 4
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP). Cara pemeriksaannya adalah Tempatkan jari-jari tangan anda dengan
tertutup di sebelah kiri dan kanan pada segmen bawah rahim kemudian tentukan letak
dari bagian presentasi tersebut (konvergen/ divergen)

18. Auskultasi DJJ


Anda dapat menggunakan dopler atau monoaural untuk mengauskultasi Denyut
Jantung Janin (DJJ). Jika anda menggunakan monoaural maka pastikan bagian yang
menempel telinga anda adalah bagian yang datar, dan yang menempel pada bagian
perut ibu adalah yang berlubang. Jika anda menggunakan dopler, maka anda harus
mengoleskan jelli pada permukaan area yang akan diauskultasi.
Cara menentukan punctum maksimum (pusat terdengarnya DJJ) maka pastikan dimana
posisi punggung dan kepala janin. Tentukan pusar/ pusat ibu. Jika punggung janin
berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di fundus maka tarik garis lurus dari
pusat ke arah ketiak kiri ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah ketiak kiri, kemudian
tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada di fundus
maka tarik garis lurus dari pusat ke arah ketiak kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar
ke arah ketiak kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama
1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada di simfisis
pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka
Anterior Posterior) kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah selangkangan/ SIAS
(Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler.
Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di simfisis
pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka
Anterior Posterior) kiri ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah selangkangan/ SIAS
(Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri, kemudian tempelkan monoaural atau dopler.
Hitung DJJ selama 1 menit penuh.

19
Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung Anda kaji berapakah frekuensi
DJJ, keteraturan, kekuatan, detak jantung janin
19. Kaji kebersihan perineum
Anjurkan ibu untuk membuka pakaian bawah dan pakaian dalamnya.
Kaji adanya perdarahan/ pengeluaran pervaginam, hemoroid, varises, leukorhea, luka
parut, massa, cairan Anda harus mengkaji apakah ibu mengalami perdarahan
pervaginam, apakah ada hemoroid, apakah ada varises pada vagina/ vulva, apakah ada
keputihan/ leukorhea/ apakah ada luka/ jaringan parut, apakah ada massa di vulva.
Kaji ada/ tidaknya edema
Anda kaji apakah ada edema pada kedua tungkai/ kaki ibu hamil dengan cara menekan
area di atas mata kaki/ maleolus. Lihat apakah saat ditekan ada cekungan atau tidak
pada permukaan yang ditekan. Jika terdapat cekungan maka ibu mengalami edema
20. Kaji adanya varises
Anda kaji apakah ada varises didaerah kaki atau belakang lutut ibu.
21. Lakukan reflex patella
Lakukan pemeriksaan reflex patella pada kedua lutut ibu

22. Setelah selesai, rapikan alat dan ibu


23. Lakukan evaluasi: Evaluasi respon klien setelah dilakukan pemeriksaan, Rencanakan
tindakan yang akan datang, Kontrak waktu yang akan datang
24. Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan dengan mencatat semua tindakan dan respon
klien, Mencatat jelas, ditandatangani dan nama jelas, Tulisan salah, dicoret, kemudian
diparaf, Catatan dibuat dengan ballpoint/ tinta.

20

Anda mungkin juga menyukai