Anda di halaman 1dari 2

Norma dan Praktek dalam Kehidupan Seksualitas dan Kemampuan Reproduksi

2.Menikah di usia dini

a.Norma

 Adanya perasaan malu orang tua ketika anak gadisnya tidak segera mendapat pasangan
hidup/suami
 Budaya masyarakat bahwa seorang wanita tidak boleh terlambat menikah
 Hukum adat belum mengenal batas usia ideal seseoarang untuk menikah.
 Untuk menghindari terjadinya perzinaan.
 Berlakunya hukum bagi laki-laki dewasa yang menikahi wanita di usia dini

b.Praktek dalam Kehidupan seksualitas

Mudanya usia saat melakukan hubungan seksual pertamakali juga meningkatkan risiko
penyakit menular seksual dan penularan infeksi HIV. Banyak remaja yang menikah dini berhenti
sekolah saat mereka terikat dalam lembaga pernikahan, mereka seringkali tidak memahami dasar
kesehatan reproduksi, termasuk di dalamnya risiko terkena infeksi HIV. Infeksi HIV terbesar
didapatkan sebagai penularan langsung dari partner seks yang telah terinfeksi sebelumnya. Lebih
jauh lagi, perbedaan usia yang terlampau jauh menyebabkan anak hampir tidak mungkin
meminta hubungan seks yang aman akibat dominasi pasangan. Pernikahan usia muda juga
merupakan faktor risiko untuk terjadinya karsinoma serviks.5-10,13 Keterbatasan gerak sebagai
istri dan kurangnya dukungan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena terbentur kondisi
ijin suami, keterbatasan ekonomi. Banyak isu seksualitas pernikahan yang muncul dari
pengalaman masyarakat. Pengalaman seseorang di masyarakat terhadap seks yang dialami,
sering dijadikan contoh bagi anggota masyarakat lainnya. Padahal semua informasi mengenai
seks perlu divalidasi kebenarannya secara logis dan teoritis. Contohnya, malam pertama tidak
berdarah berarti istri sudah tidak perawan. Ini pastilah mitos seks, karena faktanya tidak semua
wanita mengalami pendarahan di malam pertama.

c.Kemampuan reproduksi

Terjadinya pernikahan di usia muda akan menyebabkan masalah pada kesehatan. Pada
usia muda alat reproduksi seseorang masih dalam proses kematangan atau belum matang
sehingga belum siap untuk melakukan hubungan fisik (seksual). Selain itu pada usia dibawah 20
tahun perempuan masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.Remaja usia muda,
terutama mereka yang belum berusia 15 tahun lebih besar kemungkinanya mengalami kelahiran
secara prematur (premature labor).

Ancaman lain terhadap kesehatan reproduksi wanita muda, ialah ketika mengambil
keputusan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan di lingkungan di mana
pengguguran tidak dibenarkan oleh hukum atau sukar diperoleh. Dalam situasi seperti ini para
remaja mungkin akan mencari orang yang dapat melaksanakan pengguguran gelap; sering orang-
orang yang melaksanakan pengguguran ini tidak ahli dan bekerja di bawah kondisi yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai