Anda di halaman 1dari 9

MK.

ELEMEN MESIN Perencanaan Poros


MES1-61-3106 Kekuatan (Strength)
Poros dapat dirancang atas dasar:
Kekakuan
(Rigidity or Stiffness)
Analisa Perencanaan
Dalam merancang poros atas dasar kekuatan (Strength),
Poros / Shaft harus dipahami bahwa:
a. poros mengalami momen puntir atau torsi saja
b. poros mengalami momen lentur saja
c. poros mengalami gabungan momen puntir dan momen
Jurusan Teknik Mesin lentur
Universitas Negeri Padang
2018 d. poros mengalami beban aksial selain gabungan beban
torsi dan lentur
1 2

c. Poros mengalami momen puntir dan


2. Teori tegangan normal maksimum atau Rankine’s
momen lentur Theory (digunakan untuk bahan rapuh seperti besi
➢ Dalam perencanaan poros yang mengalami beban kombinasi cor/tuang)
yaitu momen puntir dan momen lentur, maka berdasarkan b (max) =
1
b +
1
( b )2 + 4 2
teori dapat diselesaikan dengan persamaan berikut: 2 2
2 2
1. Teori tegangan geser maksimum atau Tesca Guest’s 1 32 M 1  32 M   16 T 
Theory (digunakan untuk bahan ulet seperti baja ringan)
= .
2  d3
+   d 3  + 4   d 3 
2    

 max =
1
2
( b )2 + 4 2 =
32 M  1
 d 3  2
(
M +

M2 + T2 

)
2 2
1  32 M   16 T  16
 max =   + 4   = M2 + T2
2 d
3
  d 
3 
 d3 
32
 b (max) d 3 =
1
2
(
M + M2 + T2 )
max = 
Momen torsi → Te =  max 16 d = M + T
3 2 2
3 Momen lentur → Me =
1
2
(
M + M2 + T2 )= 
32
b d3 4

1
d. Poros mengalami beban aksial selain
gabungan beban torsi dan lentur Example 1.
(Poros mengalami kombinasi momen puntir dan lentur)
➢ Poros yang mengalami beban aksial, maka tegangan
akibat beban aksial harus ditambahkan ke tegangan Sebuah poros pejal memiliki momen bending
lentur (b), yaitu: (Mb) sebesar 3000 N.m dan Torsi (T) 10000
d
M.
M b M.y 2 32 M N.m. Bahan poros dibuat dari bahan S45C
=  b = = =
I y I  4  d3
64
d yang memiliki tegangan tarik ultimate (u) 700
MPa dan tegangan geser ultimate (u) 500
➢ Tegangan akibat beban aksial: MPa. Diasumsikan harga faktor keamanan
F 4F
n = =

d2  d2 adalah 6. Tentukan diameter poros minimum
4
akibat beban torsi dan lentur yang terjadi.
maka:
32 M 4F 32  F .d
 = + = M + 
 d3  d2  d3  8  5 6

Twisting moment (Momen torsi)


Solusi:

Te = M b2 + T 2
➢ Tegangan tarik:
 t atau  b =
u Te = (3 x 10 ) + (10 x 10 )
6 2 6 2
= 10,44 x 106 N .mm
sf
sehingga:
700
b = = 116,7 N / mm2 = 116,7 MPa 
6 Te = .  . d s3
16
➢ Tegangan geser:

u 10,44 x 10 6 = (83,3) d s3 = 16,36 d s3
 = 16
sf
10,44 x 10 6
500 d s3 = = 0,636 x 10 6
 = = 83,3 N / mm2 = 83,3 MPa 16,36
6
ds = 86 mm
7 8

2
(Poros mengalami kombinasi momen puntir dan lentur)
➢ Momen Lentur (Bending moment) Example 2.
1 
Me = .  M b + (M b ) + (Te ) 
2 2

2  
=
1
2
( ) (
6 2
) (
3 x 10 + 3 x 10 + 10,44 x 10 6
6
)
2
Sebuah poros yang
didukung oleh dua
= 6,72 x 10 6 N .mm bantalan bola yang
membawa roda gigi lurus
sehingga: 
Me = .  b . d s3 dan memindahkan daya
32
 7,5 kW pada putaran 300
6,72 x 10 6 = (116,7 ) d s3 = 11,46 . d s3 rpm.
32
6,72 x 10 6 Diameter roda gigi 150 mm dan jarak antara sumbu bantalan
d s3 =
11,46 dan roda gigi masing-masing 100 mm. Bahan poros adalah
ds = 83,7 mm baja karbon dengan tegangan geser 45 MPa. Tentukan
diameter poros dimana sudut kontak roda gigi sebesar 200.
Jadi dari perhitungan tersebut diperoleh diameter poros
9 (Perhatikan Gambar) 10
yang terbesar adalah 86 mm ≈ 90 mm

Solution
Diketahui: Torsi yang terjadi: ➢ Beban normal pada gigi dari roda gigi adalah:
P = 7,5 kW Ft 3182 ,7 3182 ,7
P . 60 W = = = = 3387 N
n = 300 rpm T = cos a cos 20 o 0,9397
2 n
D = 150 mm
L = 200 mm =
7,5 x 10 3 . 60 ( ) ➢ Momen bending maksimum pada roda gigi:
2  300
 = 45 MPa = 45 N/mm2
M =
W.L
=
(3387 ) (0,2) = 169,4 N .m
= 238,7 N .m
a = 200 4 4

➢ Momen twist yang terjadi:


Gaya tangensial pada roda gigi:
Te = M2 + T2 = (169,4)2 + (238,7)2 = 292,7 N .m
2T 2 (238,7 )
Ft = = = 3182,7 N = 292,7 x 10 N .mm
3
D 0,15
11 12

3
Sehingga diameter poros optimum adalah : Perancangan Poros berbasis kekakuan
 ➢ Beberapa poros dirancang berbasis kekakuan,
Te = .  . d s3
16 yaitu kekakuan torsional dan kekakuan lateral.

292,7 x 10 3 = (45) d s3 = 8,84 d s3
16
Kekakuan batang / poros Kekakuan batang / poros
292,7 x 103
d s3 = menahan sudut putar menahan lendutan
8,84 sehingga puntiran tidak sehingga geser yang terjadi
ds = 32,11 mm  35 mm berakibat kegagalan tidak berakibat kegagalan
(limit 2,50 s.d. 30) (limit 0,3 s.d. 0,35 mm)

13 14

Example 3.
➢ Sudut puntiran () yang terjadi karena panjang poros (Perancangan Poros berbasis kekakuan)
dibatasi sampai 0,250 atau 0,30 yaitu :
F.L F.L F.L Poros spindel panjang 1 m dari bahan baja
 = = = 584 (derajat)
G.J    G . d4 mentransmisikan daya 4 kW dengan putaran
G. d4 
 32  800 rpm. Poros spindel mengalami sudut
➢ Defleksi poros akibat adanya kekakuan dan tumpuan puntiran ( ) ± 0,250. Jika modulus kekakuan
dibatasi sampai 0,3 atau 0,35 mm, maka perlu (G) bahan poros spindel 84 GPa.
diperhitungkan, yaitu: Tentukan diameter poros spindel dan
M = EI
d2y

d2y
=
M Tegangan geser yang terjadi pada poros
dx2 dx2 EI
spindel
F . L12 . L22
y = 3,23 x 10 − 4 (mm)
d4 . L 15 16

4
Solution Example 4.
➢ Torsi yang terjadi: (Perancangan Poros berbasis kekakuan)
T =
P . 60
=
(
4 x 10 3 60 )
= 47,74 N .m = 47,74 x 10 3 N .mm
2 n 2  (800 )
maka: T .l Analisa perbandingan berat, kekuatan dan
J =
G . kekakuan antara poros berongga dengan

(d )4 (47,74 x 10 ) (1000 )
3

32
=
(84 x 10 )(0,0044 )
3
= 129167 poros padat/padu. Dimana diameter dalam
  
d 4 = 129167 
dari poros berongga merupakan setengah
 = 1,3 x 10
6

 32 
d = 33,87  35 mm
diameter luarnya. Kedua poros memiliki
➢ Tegangan geser yang terjadi pada poros:
bahan dan panjang yang sama.
 47,74 x 103
T = . . d3  = = 5,67 N / mm2 = 5,67 MPa
16 8420

47,74 x 10 3 = .  . (35 ) = 8420 . 
3

16 17 18

Solution Solution
➢ Seperti diketahui:
d0 = d di 1
b. Perbandingan Kekuatan

d
di = 0
atau k =
d0
=
2
= 0,5
✓ Kekuatan poros berongga: TH =
16
3
(
.  . (d 0 ) 1 − k 4 )
2
a. Perbandingan Berat 
(d )  ✓ Kekuatan poros padat: TP = .  . (d )
3

✓ Berat poros berongga: WH = A . L .  = − (di ) L . 
2 2

4
0 16


✓ Berat poros padat: WP = A . L .  = (d )2 . L .  maka:
4

WH (d ) − (d ) (d ) − (di )
2 2 2 2
TH
= o
( )
(d ) 1 − k 4 = (d o ) 1 − k 4
3 3
( )
maka:
WP
= o 2 i = o
d (d o )2
TP d3 (d o )3
= 1 − k 4 = 1 − (0,5) = 0,9375
4

= 1−
(di )2 = 1 − k = 1 − (0,5) = 0,75
2

(d o )2 19 20

5
Solution
Perhitungan dengan metode yang lain
c. Perbandingan Kekakuan (Stiffnes)
Poros yang mengalami beban
T G.J
Pd = f c . P (kW )
= puntir dan Lentur
 L
Poros meneruskan daya melalui (T 1000 ) 2 .n 60 
1

✓ Kekakuan poros berongga: SH =


G 
.
L 32

(d o )4 − (di )4  sabuk, roda gigi, dan rantai Pd =
102
mendapat beban Pd
G  T = 9,74 10 5
(kg .mm)
✓ Kekakuan poros padat: SP = . (d )
4
. puntir dan lentur n1
L 32
Tabel Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, (fc)
maka: SH (d ) − (d )
= o 4 i = o
(d ) − (di )
4 4 4 4
Daya yang akan ditransmisikan fc
SP d (d o )4 Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
= 1−
(di )4 = 1 − k 4 = 1 − (0,5) = 0,9375
4 Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2
(d o )4 21 Daya normal 1,0 - 1,5 22

✓ Untuk bahan yang liat (ulet): ✓ Untuk bahan yang liat:


 max =
1
( ) 2
+ 4 2
 max =
1
( )2 + 4 2
2 2

✓ Untuk poros pejal dan bulat: ✓ Untuk poros pejal dan bulat:
2 2 2 2
1  32 M   16 T  16 5,1 1  32 M   16 T  16 5,1
 max =   d 3  + 4   d 3  = M2 + T2 = 3 M2 + T2  max =   d 3  + 4   d 3  = M2 + T2 = M2 + T2
2      d3 d 2      d3 d3

✓ Pada kondisi ini perlu diperhatikan Faktor Pembebanan ✓ Pada kondisi ini perlu diperhatikan Faktor Pembebanan
untuk momen lentur (Km) dan Faktor Koreksi untuk momen untuk momen lentur (Km) dan Faktor Koreksi untuk momen
puntir (Kt) puntir (Kt)

✓ Sehingga diameter poros adalah: ✓ Sehingga diameter poros adalah:


1 1
 5,1  2
3
 5,1   3
d =   (K m . M )2 + (K t . T )  d =   (K m . M )2 + (Kt . T )2 
  max   23
  max   24

6
Tabel Diameter
Tabel Faktor koreksi yang direkomendasikan poros
Jenis pembebanan Km Kt
1. Poros Tetap
a. Beban perlahan 1,0 1,0
b. Beban tiba-tiba 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0
2. Poros yang berputar
a. Beban perlahan ataupun tetap 1,5 1,0
b. Beban tiba-tiba (kejutan ringan) 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0
Keterangan:
c. Beban tiba-tiba (kejutan berat) 2,0 – 3,0 1,5 – 3,0 1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan
yang bersangkutan dipilih dari bilangan
standard
2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai
25 untuk bagian dimana akan dipasang 26
bantalan gelinding.

Example 5:
Solusi
Rencanakan poros yang ditumpu 2 buah bantalan. Jarak antara
kedua bantalan 1000 (mm). Poros memutar dua buah puli sabuk-v ✓ Daya yang ditransmisikan P = 18 kW, putaran n1 = 300 rpm
yang dipasang dengan jarak 300 mm dan 200 mm dari masing- ✓ Faktor koreksi (fc) = 1,4 (direncanakan daya normal)
masing bantalan. ✓ Sehigga daya rencana menjadi:
Poros meneruskan daya
sebesar P =18 (kW) pada Pd = (1,4) . (18) = 25,2 kW
putaran n = 300 rpm. Poros
B dibuat dari bahan S40C.
RH2 Defleksi akibat puntiran
✓ Torsi yang terjadi:
25,2
H2 = 270 kg dibatasi sampai 1 derajat. T = 9,74 105 = 81820 kg.mm
Massa puli dan sabuk I adalah 300
RV2
A
25 kg, massa puli sabuk 2 ✓ Beban yang terjadi akibat pemasangan puli dan sabuk:
H1 = 215 kg
adalah 20 kg.
RH1 H1 = 215 kg ; V1 = 403 kg
Gaya yang bekerja pada poros karena gaya yang
H2 = 270 kg ; V2 = 35 kg
bekerja pada sabuk-v adalah H1 = 215 (kg) , V1 =
RV1
403 (kg) dan H2 = 270 (kg) , V2 = 35 (kg). 27 28

7
Solusi Solusi
✓ Momen lentur yang terjadi adalah momen horisontal dan
vertikal pada posisi puli 1 dan puli 2, sehingga:
✓ Akibat beban yang bekerja, akan timbul reaksi di tumpuan A
dan B dengan mengasumsikan momen di titik tumpuan sama Momen lentur horisontal:
dengan nol, sehingga: M H1 = 205 x 300 = 61500 kg.mm

RH 1 =
(215 x 700 ) + (270 x 200 ) = 205 kg M H 2 = 280 x 200 = 56000 kg.mm
1000 Mmen lentur vertikal:
RH 2 = (215 + 270 ) − 205 = 280 kg M V 1 = 289 x 300 = 86700 kg.mm

RV 1 =
(403 x 700 ) + (35 x 200 ) = 289 kg M V 2 = 149 x 200 = 29800 kg.mm
1000 Jadi Momen lentur pada tumpuan A dan B adalah:
RV 2 = (403 + 35) − 289 = 149 kg M R1 = (61500 )2 + (86700 )2 = 106297 ,4 kg.mm
29
M R2 = (56000 )2
+ (29800 ) = 63435 ,3 kg.mm
2 30

Solusi Solusi
✓ Bahan poros S40C dengan b = 55 kg/mm2 (lihat tabel) ✓ Dengan Faktor Pembebanan momen lentur (Km) dipilih 1,5
✓ Poros dibuat bertingkat untuk tempat puli dan puli ditetapkan untuk beban tumbukan ringan.
dengan pasak. Faktor keamanan untuk menghitung tegangan
geser izin diambil Sf1 = 6,0 dan faktor keamanan untuk ✓ Besarnya faktor koreksi untuk momen puntir (Kt) dipilih 1,5
konsentrasi tegangan Sf2 = 2,0. untuk sedikit tumbukan atau kejutan.
✓ Sehingga tegangan geser izin bahan poros S40C adalah: ✓ Sehingga diameter poros adalah:
b 55
a = = = 4,58 kg / mm2
Sf1 . Sf2 (6) . (2)
1
 5,1   3
d    (1,5 . 106297 ,4)2 + (1,5 . 81820 )2 
  4,58  
✓ Jadi diameter poros adalah:  58,3 mm  60 mm
1
 5,1   3
d    (K m . M )2
+ (K t . T ) 
2

  a   31 32

8
Tabel Baja karbon untuk konstruksi mesin dan Tabel
baja batang yang difinis dingin untuk poros Standar
Standar dan
Lambang
Perlakuan Kekuatan tarik
Keterangan
Baja
macam Panas (kg/mm2)
Baja karbon S30C Penormalan 48
konstruksi
mesin. S35C “ 52

(JIS G 4501) S40C “ 55


S45C “ 58
S50C “ 62
S55C “ 66
Batang baja S35C-D - 53 Ditarik dingin,
yang difinis digerinda,
dingin S45C-D - 60 dibubut, atau
S55C-D - 72 gabungan antara
33 34
hal-hal tersebut

Tabel baja Tugas 1:


paduan untuk Poros spindel bahan baja memindahkan daya 4,5 kW
poros dengan putaran 750 rpm. Poros spindel mengalami
sudut puntiran ( ) ± 0,750. Jika modulus kekakuan (G)
bahan poros spindel 78 GPa. Tentukan diameter poros
spindel dan Tegangan geser yang terjadi pada poros
spindel
Tugas 2:
Poros pejal memiliki momen bending (Mb) sebesar 2500
N.m dan Torsi (T) 12500 N.m. Bahan poros dibuat dari
bahan S50C yang memiliki tegangan tarik ultimate (u)
850 MPa dan tegangan geser ultimate (u) 650 MPa.
Diasumsikan harga faktor keamanan adalah 4 dan
35
tentukan diameter poros minimum akibat beban torsi 36

dan lentur yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai