Tugas Kelompok Paliatif Terapi Mual Muntah
Tugas Kelompok Paliatif Terapi Mual Muntah
KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
PEMANFAATAN JAHE (Zingiber officinale) UNTUK MENGURANGI
MUAL MUNTAH IBU HAMIL
Disusun oleh
Kelompok 3:
1. Muhammad Syamsul Hidayat NIM. 131214153001
2. Rista Fauziningtyas NIM. 131214153010
3. Putri Kristyaningsih NIM. 131214153017
4. Puteri Indah Dwipayanti NIM. 131214153024
5. Jauhari NIM. 131214153027
6. Alfeus Manuntung NIM. 131214153030
7. Antok Nurwidi Antara NIM. 131214153036
8. Iqlima Dwi Kurnia NIM. 131214153042
Daftar Isi
Halaman Judul ……..………………………………………………….....……. i
Daftar Isi ……….……………………………………………………..……..…. ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………….……………………...…….…………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………….……………………...……
1.3 Tujuan ………….……………………...……
1.4 Manfaat ………….……………………...……
BAB 2. Konsep Masalah Keperawatan Dan Terapi komplementer
2.1 Kondisi Kesehatan Ibu Hamil……………………………………………..
2.2 Mual muntah selama kehamilan ……………………………………………….
2.3 Konsep Jahe ………………………………………………
2.3.1 Deskripsi Jahe………………………………………
2.3.2 Jenis Jahe……………………………………….
2.3.3 Kandungan Jahe………………………………
2.3.4 Farmakokinetik Jahe………………………………..
2.3.5 Manfaat Jahe…………………………………………….
2.4 Aplikasi Dalam Keperawatan…………………………………….
2.4.1 Jahe dan Kehamilan………………………….
2.5 Perspektif terapi dalam penelitian dan praktek keperawatan ……………
BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN
Daftar Pustaka ………..………………………………………………………….
Lampiran ………………………………...……………….……………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe terutama
golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri (Benjelalai, 1984). Senyawa
fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yang berpengaruh dalam sifat
pedas jahe (Kesumaningati, 2009), sedangkan senyawa terpenoida adalah merupakan
komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau, dapat diisolasi dari bahan nabati
dengan penyulingan minyak atsiri. Monoterpenoid merupakan biosintesa senyawa
terpenoida, disebut juga senyawa “essence” dan memiliki bau spesifik. Senyawa
monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolitik,
sedative, dan bahan pemberi aroma makanan dan parfum. Menurut Nursal, 2006
senyawa-senyawa metabolit sekunder golongan fenolik, flavanoiada, terpenoida dan
minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe diduga merupakan golongan senyawa
bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
2.3.4 Farmakokinetik jahe
Menurut Zick SM, et al ., 2008. Pada manusia konjugat jahe mulai
muncul 30 menit setelah pemberian melalui oral, dan mencapai Tmax antara 45
-120 menit, dengan t½ eliminasi 75 – 120 menit pada dosis dua gram.
2.3.5 Manfaat Jahe
Berdasarkan sejumlah penelitian, jahe memiliki manfaat antara lain untuk
merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah sehingga
darah mengalir lebih cepat dan lancar. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah
menjadi turun. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama, protease
yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua
enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Jahe sekurangnya
mengandung 19 komponen bioaktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling
utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah.
Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. Jahe dapat
menghambat serotonin sebagai senyawa kimia pembawa pesan yang menyebabkan perut
berkontraksi dan menimbulkan rasa mual (Sahelian 2007 dalam Amalia 2004).
Menurut Schuler (1990) dalam Aminah (2004), jahe mempunyai beberapa
manfaat yaitu sebagai antioksidan dan antikanker. Jahe adalah salah satu bahan pangan
yang mengandung senyawa fenol yang berperan sebagai antioksidan. Jahe juga
termasuk jenis bahan pangan yang berpotensi dalam pencegah kanker karena terbukti
memiliki aktivitas antioksidan dan antikanker (antikarsinogenik) yang tinggi.
Menurut Megawati (2007), Dr.Francesca Borelli dan kawan-kawan dari
University of Na ples Frederico mengulas beberapa literatur medis untuk mempelajari
jahe, mereka menemukan enam penelitian yang menguji jahe pada wanita hamil.
Dikemukakan, jahe berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau vitamin B6 dan
dianggap aman untuk wanita hamil. Jahe, dalam beberapa penelitian, dapat mengatasi
mual, muntah, bahkan hiperemesis gravidarum. Mengonsumsi jahe dapat merangsang
pengeluaran air liur dan memperlancar cairan pencernaan.
a. Konvensional: …
b. Komplementer: …
c. Paliatif : …
d. Macam Herbal untuk Mual Muntah : …
1. Jahe
Jahe secara efektif dapat menghalau terjadinya mual dan mengurangi
ketidaknyamanan pencernaan secara umum. Banyak cara untuk menikmati
obat alami tersebut. Jika anda tidak terbiasa dengan menikmati jahe segar
yang panas dan pedas, Anda dapat mengakalinya dengan mengolahnya
sebagai campuran.Menyeduh teh hangat dengan irisan tipis jahe, dipercaya
dapat memberikan dosis yang lebih ringan bagi perut.Jangan memberikan
dosis jahe yang besar pada perut Anda, karena dapat membuat perut
teriritasi dan menyebabkan diare. Beda negara beda pula cara menikmati
jahe. Penduduk Amerika lebih gemar menikmati jahe jika telah diolah
dalam rupa permen, minuman ataupun kue.Secara tradisional, penggunaan
jahe dapat meliputi penyembuhan masalah perut, mengurangi sakit gigi,
rematik, dan diare.Para dokter di zaman China kuno juga sudah
menggunakan jahe guna pengobatan kolera.Pengujian ilmiah menegaskan
efektivitas jahe dalam mengobati masalah pencernaan, termasuk
menghilangkan mual.
Minyak volatile pada jahe menciptakan rasa ramuan dan efek
obat.Pengujian pada hewan dan manusia menunjukkan minyak pada jahe
meringankan mual pagi hari dan mabuk serta mual akibat kemoterapi dan
anestesi, menurut Dr. Kathi J. Kemper, dari Longwood Herbal Task
Force.Pengujian tidak mengkonfirmasi jahe sebagai pengobatan yang
efektif untuk lambung atau perut kembung.Dalam pengujian laboratorium,
jahe menunjukkan efek antibakteri dan anti-jamur.Jahe mengandung
sejumlah besar anti-oksidan zingerone dan dapat melindungi jaringan
tubuh dari kerusakan oksidasi.
Namun terlalu banyak jahe justru dapat meningkatkan gangguan
lambung, karena mengiritasi lapisan mukosa lambung. Jumlah yang
dibutuhkan untuk mengobati mual tergantung pada massa tubuh. Gunakan
jahe hanya hingga 2.000 mg sehari.Jangan menggunakan lebih dari 1 gram
jahe bubuk hingga empat kali sehari. Teh yang dibuat dari 2 sendok
makan jahe segar aman untuk mengurangi gejala pilek dan gejala flu,
namun pastikan Anda minum tidak lebih dari tiga cangkir dalam sehari.
Anak di bawah usia 2 tahun tidak dianjurkan mengonsumsi jahe.
Untuk anak yang lebih tua, skala dosis harus sesuai dengan berat badan,
karena jahe dapat mencegah darah dari pembekuan normal.Jangan
menggunakan jahe dengan obat seperti aspirin atau warfarin.Menggunakan
jahe selama lebih dari 4 hari dapat menyebabkan diare dan mengiritasi
jaringan yang sensitif.Untuk amannya, konsultasikan dengan dokter Anda
sebelum menggunakan jahe sebagai obat.
(http://meetdoctor.com/article/jahe-si-obat-anti-mual)
Untuk mengetahui lebih banyak lagi manfaat dari jahe, National Institutes of
Health telah membuat sejumlah ringkasan tentang kebenaran dari khasiat
jahe dalam mengatasi berbagai penyakit :
Mabuk perjalanan
Beberapa penelitian melaporkan bahwa jahe tidak banyak berpengaruh
dalam mengatasi mabuk perjalanan. Studi lain bahkan mencatat, jahe hanya
dapat mengurangi muntah, bukan mual. Diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui efek yang mungkin dapat ditimbulkan dari konsumsi jahe
dan obat mabuk lainnya.
Mual dan muntah saat kehamilan : Studi awal menunjukkan bahwa jahe
mungkin aman dan efektif untuk mual dan muntah semasa kehamilan bila
digunakan sesuai dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat.
Mual akibat kemoterapi: Laporan penelitian awal menunjukkan bahwa
jahe dapat mengurangi keparahan dan lamanya waktu mual pada pasien
kanker setelah kemoterapi. Studi lain juga menunjukkan tidak ada efek
samping dari konsumsi jahe. Meski begitu, masih diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hasil ini.
Mual dan muntah pascatindakan bedah :Beberapa laporan penelitian
mengindikasikan konsumsi jahe sebelum operasi justru dapat memicu
peningkatan mual atau muntah setelah pasien menjalani operasi. Namun,
riset lain justru menunjukkan hasil berbeda sehingga perlu studi lanjutan.
...
DAFTAR PUSTAKA
Website:
http://cls.maranatha.edu/khusus/ojs/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/146,
(File: Jurnal Terapi Mual Muntah.pdf), Diakses tgl 3 Mei 2013, Jum’at
Website:
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/view/634,
(File: Jurnal Terapi Mual Muntah 2 pdf.pdf ), Diakses tgl 3 Mei 2013, Jum’at