Anda di halaman 1dari 6

Agrium, April 2012 Volume 17 No 2

Review
STUDI KIMIA DAN FARMAKOLOGI TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa L) SEBAGAI
TUMBUHAN OBAT SERBAGUNA

Partomuan Simanjuntak
Laboratorium Kimia Bahan Alam, Puslit Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jl. Raya Bogor Km 46 Cibinong 16911
E-mail : partomsimanjtk@yahoo.com

Abstract
Some reports indicated a great variety of pharmacological activities of kunyit, Curcuma longa
L. which exhibit anti-inflamatory, anti virus, anti bacteria, antioxidant, nematocidal activities, etc.
Curcuminoids are major compounds in Curcuma longa L responsible for the biological activity. This
paper compiles an overview of those pharmacological activities and chemical compositions of the kunyit,
Curcuma longa establishing its importance in health.
Keywords: chemistry, pharmacology, Curcuma longa L, medicinal plants

Abstrak
Beberapa literatur mempublikasikan sejumlah besar aktivitas farmakologi kunyit, Curcuma
longa L. yang menunjukkan efek anti peradangan, anti virus, anti bakteri, antioksidan, aktivitas
nematosida dan lainnya. Kurkumin adalah komponen utama dalam kunyit yang bertanggungjawab atas
aktivitas biologis tersebut. Tulisan ini menyusun telaah atas aktivitas farmakologi, kandungan senyawa
kimia dan memperlihatkan pentingnya kunyit, Curcuma longa tersebut dalam kesehatan.
Kata kunci: kimia, farmakologi, Curcuma longa L, tumbuhan obat

A. PENDAHULUAN Studi kimia pada beberapa simplisia


Kunyit, Curcuma longa L. turmerik menunjukkan bahwa komposisi kimia
(Zingiberaceae) adalah tanaman tropis yang di dalam tanaman kunyit adalah minyak atsiri
banyak terdapat di benua Asia yang secara 4,2-14%, minyak lemak 4,4-12,7% dan senyawa
3
ekstensif dipakai sebagai zat pewarna dan kurkuminoid 60-70%. Srinivasan (1953)
pengharum makanan. Dalam bentuk serbuk menyebutkan tiga senyawa kurkuminoid
yang dikenal sebagai turmerik “turmeric” juga sebagai kandungan utama dari kunyit adalah
banyak digunakan untuk bahan obat. Pada senyawa 1,7-bis(4-hidroksi-3-metoksifenil)-1,6-
zaman agama Hindu mulai berkembang, yaitu heptadiena-3,6-dion yang disebut sebagai
pada buku tua „Ayurvedic‟ juga dituliskan kurkumin (1) yang banyak berperan dalam
bahwa kunyit tercatat sebagai aromatika, aktivitas biologis, kemudian senyawa
stimulan, dan sebagai sumber zat warna merah turunannya 1-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-7-(4-
tua. Turmerik yang dicampur dengan kapur hidroksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion atau
banyak digunakan masyarakat sebagai bahan demetoksi kurkumin (2) dan 1,7-bis(4-
pengobatan untuk keseleo dan pembekakan hidroksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion atau
yang diakibatkan oleh luka. Dan akhir-akhir ini 3
bisdemetoksi kurkumin (3). Kemudian Park
secara tradisional di India turmerik telah 4
digunakan untuk melawan penyakit yang (2002) menyatakan bahwa selain senyawa
berhubungan dengan empedu maupun “hepato- kurkuminoid (1~3) tersebut, masih ada senyawa
lainnya yang merupakan senyawa turunan yaitu
biliary disorders”, selesma, batuk, diabetes dan 4”-(3”‟-metoksi-4”‟-hidroksilfenil)-2”-okso-
1
penyakit hepatik, reumatik dan sinusitis. enabutanil 3-(3‟-metoksi-4‟-hidroksifenil)
Sedangkan di China dilaporkan bahwa kunyit propenoat atau disebut sebagai calebin A (4),
digunakan untuk penyakit yang berhubungan 1,7-bis(4-hidroksi-3-metoksifenil)-1,4,6-
2
dengan penyakit perut dan penyakit kuning. heptatriena-3-on (5), 1-hidroksi-1,7-bis(4-
Secara etnologi di India maupun di Indonesia hidroksifenil)-3-metoksifenil)-6-heptena-3,5-
kunyit masih mempunyai posisi penting, dan dion (6), 1,7-bis(4-hidroksifenil)-1-heptena-3,5-
banyak digunakan serbuk turmerik dalam dion (7), 1,7-bis(4-hidroksifenil)-1,4,6-
upacara keagamaan maupun adat-istiadat. heptatrien-3-on (8) dan 1,5-bis(4-hidroksi-3-
Dalam tulisan ini dilaporkan penelitian yang metoksifenil)-1,4-pentadien-3-on (9). Di antara
telah dilakukan terhadap kunyit, C. longa yang senyawa tersebut, senyawa 1, 3, 4 dan 7
berhubungan dengan studi kimia, farmakologi, berpotensi untuk melindungi sel PC12 dari -
toksisitas, farmakokinetik maupun studi amyloid-insult yang dapat melawan penyakit
4
klinisnya. Alzheimer dengan ED50 0,5~10 mg/ml.
5
M. Ohshiro dkk. (1990) dalam
1. Kandungan Kimia dalam Curcuma longa publikasinya menyebutkan bahwa dari ekstrak

103
Partomuan Simanjuntak
MeOH rimpang kunyit, selain kurkuminoid, zedoaronediol (19), prokurkumenol (20),

telah diisolasi beberapa senyawa kimia minor epiprokurkumenol (21), germakron-13-al (22),
lainnya seperti kurkumenon (10), 4-hidroksi-bisabola-2,10-diena-9-on (23), 4,5-
dehidrokurdion (11), (4S,5S)-germakron-4,5- dihidroksibisabola-2,10-diena (24), 4-metoksi-
epoksida (12), bisabola-3,10-diena-2-on (13), α- 5-hidroksibisabola-2,10-diena-9-on (25), 2,5-
turmeron (14), bisakumol (15), bisakuron (16), dihidroksibisabola-3,10-diena (26), dan
5
kurkumenol (17), isoprokurkumenol (18), prokurkumadiol (27).
O OH
R1=R2=OCH3 (1)
R1 R2
R1=OCH3; R2=H (2)
HO OH R1=R2=H (3)
O OH
(4)
H3CO O
OCH3
HO O O

(5)
H3CO OCH3
HO O O OH

R1=R2=OCH3 (6)
R1 R2
R1=H; R2=OCH3 (7)
HO OH R1=R2=H (8)
OH O O
H3CO OCH3
(9)
HO OH
Gambar 1. Struktur kimia kurkumin dan turunannya hasil isolasi dari kunyit,

Curcuma longa L.
O O

O O
H O O O O

(13) (14)
(12)
(10) (11)
OH
H H H
O O O

HO O OH H HO H
HO
OH
(15) (16) (17) (18) (19)

H H H
O H
O
O
HO H HO H O OH OH
(21) (22) CHO
(20) (23) OH
OH (24)
H
O
O OMe OH HO OH

(27)
(25) (26)

Gambar 2. Struktur kimia seskuiterpen dan turunannya hasil isolasi dari kunyit,
Curcuma longa L.

104
STUDI KIMIA DAN FARMAKOLOGI

2. Aktivitas Curcuma longa L memperlihatkan sedikit efek dalam


11
a. Aktivitas anti peradangan penghambatan oksidasi hemoglobin.
12
Beberapa hasil penelitian tentang Rubi dkk. (1995) melaporkan bahwa
aktivitas anti peradangan oleh kunyit telah di antara ketiga senyawa utama kurkuminoid,
dipublikasikan. Mukophadhyay dkk (1982)
6 yaitu bisdemetoksikurkumin (3) mempunyai
aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan
memperlihatkan bahwa kurkumin dan senyawa dua senyawa lainnya. Ketiga senyawa tersebut
semi-sintetik (natrium kurkuminat, diasetil
memperlihatkan aktivitas masing-masing IC50
kurkumin, trietil kurkumin dan tetrahidro terhadap peroksida lipida adalah 20; 14 dan 11
kurkumin) mempunyai aktivitas anti-inflamasi
terhadap paw edema tikus yang diinduksi oleh μg/ml; IC50 terhadap superoksida 6,25; 4,25 dan
karagenin. Pada percobaan tersebut digunakan 1,9 μg/ml dan IC50 terhadap radikal hidroksil
12
asam ferulat dan fenilbutazon sebagai obat 2,3; 1,8 dan 1,8 μg/ml. Dalam kasus
acuan. Natrium kurkuminat ternyata paling kurkumin, gugus metoksi tampaknya
potensial dan lebih larut air dibandingkan memainkan peran utama, dan sistem 1,3-diketon
kurkumin. Di antara derivat kurkumin, trietil dari senyawa tersebut mempunyai peran penting
kurkumin adalah antiperadangan yang paling dalam menyumbang efek ini. Sistem diketon
potensial pada model peradangan kronis, bila adalah suatu ligan yang berpotensi untuk
dibandingkan dengan senyawa lainnya dan obat pengikatan logam-logam seperti besi yang
acuan. Pada kondisi peradangan akut, semua digunakan dalam penelitian ini. Fakta lain
senyawa efektif anti peradangan, sehingga dapat menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan
disimpulkan bahwa aktivitas senyawa-senyawa meningkat bila gugus fenolat dan gugus metoksi
yang digunakan dalam percobaan tersebut berada pada posisi orto. Mekanisme aktivitas
6
tergantung pada kondisi peradangannya. Arora kurkumin masih belum diketahui dengan baik.
7
dkk (1971) menyelidiki aktivitas
antiperadangan oleh ekstrak petroleum eter c. Aktivitas Antiprotozoa
rimpang kunyit pada hewan. Ekstrak tersebut Aktivitas kurkumin dan beberapa
ternyata mengurangi pertumbuhan granuloma senyawa turunannya terhadap tripanosomatid
pada peradangan kronis dan tidak memiliki efek telah dipelajari dalam bentuk promastigot
7
toksik. (ekstra seluler) dan amastigot (intraseluler) pada
Aktvitas farmakologi kurkumin Leishmania amazonensis. Hasil menunjukkan
sebagai zat antiperadangan telah diuji juga oleh bahwa kurkumin secara in vitro memiliki
8
Srimal dan Dhawan (1973) . Dalam studi aktivitas dengan LD50 = 24 μM atau 9 μg/ml;
tersebut dilaporkan bahwa senyawa kurkumin dan senyawa semi-sintetiknya yaitu
efektif pada model peradangan akut dan kronis. metilkurkumin memiliki aktivitas terbaik
Potensi kurkumin hampir setara dengan dengan LD50 < 5 μg/ml terhadap bentuk
fenilbutazon pada uji edema yang diinduksi oleh promastigot. Senyawa turunan ini diuji secara
karagenin, tapi hanya setengah dari aktivitas in vivo pada mencit dan memperlihatkan
8
fenilbutazon pada percobaan kronis. aktivitas yang baik sebagai antiprotozoa dengan
9 13
Chuang dkk (2000) menunjukkan penghambatan sebesar 65,6%.
bahwa kurkumin pada konsentrasi 200 mg/kg
atau 600 mg/kg dapat secara efektif d. Aktivitas Nematosida
menghambat peradangan hati yang diinduksi Minyak curcuma yang diuji terhadap
9
oleh dietilnitrosamin pada tikus. Aktivitas Paramecium caudatum (dengan variasi
kurkumin yang menarik lainnya juga konsentrasi antara 1 dalam 2000 hingga 1 dalam
diperlihatkan oleh Park dkk. pada 5000) menunjukkan bahwa Ciliata tersebut
hepatotoksisitas akut yang diinduksi dengan berubah menjadi seperti lumpur dan akhirnya
injeksi karbon tetraklorida secara i.p. pada tikus. 14
mati.
Hewan yang diperlakukan dengan kurkumin,
10 e. Aktivitas Antibakteri
kerusakan hatinya dapat dihambat.
Minyak curcuma juga telah diuji
b. Aktivitas Antioksidan terhadap kultur Staphylococcus albus, S.aureus
11
Unnikrishnan dan Rao (1995) dan Bacillus typhosus, dan mampu menghambat
meneliti aktivitas antioksidan kurkumin dan 3 pertumbuhan bakteri S. albus dan S. aureus
senyawa turunannya (demetoksikurkumin, pada konsentrasi IC50 di atas 1 μg dalam 5000
14
bisdemetoksi kurkumin dan diasetilkurkumin). ml.
15
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa B. Shankar dan Murthy (1979)
tersebut pada 0,08 μM dapat melindungi menyelidiki aktivitas fraksi turmerik terhadap
hemoglobin dari oksidasi yang diinduksi oleh beberapa bakteri usus secara in vitro. Hasilnya
nitrit, kecuali diasetilkurkuminyang menunjukkan bahwa daya hambat pertumbuhan
total Lactobacilli adalah 4.5 - 90 μl/100 ml.

105
Partomuan Simanjuntak

Fraksi lain dari ekstrak alkohol, juga efektif (10 menginduksi GOT sampai 53% dan GPT
- 200 μg/ml), tetapi penghambatannya tidak sampai 20% terhadap kontrol. Induksi D-
sama bila menggunakan turmerik secara galaktosamin yang meningkatkan GPT
langsung yang mempunyai daya hambat 21
dikurangi sampai 44% terhadap kontrol.
pertumbuhan bakteri S. Aureus sebesar 2,5 - 50
15

g/ml. 3. Empedu
22
Rampasad dan Sirsi (1957) meneliti
f. Aktivitas Antivenom efek natrium kurkuminat pada sekresi empedu
Fraksi C. longa yang mengandung ar- dari saluran empedu terkanulasi pada anjing
turmeron ternyata juga mampu menetralkan yang telah dibius. Hasilnya natrium kurkuminat
aktivitas hemoragik “hemaorrhagic” dan efek menyebabkan penyembuhan sampai 100% pada
mematikan gigitan ular terhadap mencit. Dalam 22
pemberian 25 mg/kg secara intra vena.
penelitian ini ar-turmeron mampu
menghilangkan aktivitas hemoragik venom 4. Studi farmakokinetik
Bothrops dan sekitar 70% efek mematikan Percobaan menggunakan tikus yang
venom Crotalius.
16 diberi kurkumin secara oral telah dilakukan oleh
23
Wahlstrom dan Blennow (1978) . Penelitian
g. Aktivitas Anti-HIV menunjukkan bahwa senyawa tersebut pada
17
Mazumber dkk (1995) dosis 1-5 g/kg yang diberikan pada tikus, jelas
memperlihatkan bahwa kurkumin memiliki tidak menimbulkan efek merugikan apapun dan
aktivitas antivirus dengan menghambat HIV-1 sekitar 75% dikeluarkan lewat feses dan hasil
integrase dengan IC50 = 40 μM dan disarankan ini juga terlihat pada urin. Kurkumin juga
agar senyawa turunan kurkumin juga dapat mampu dieliminasi dari darah setelah
dikembangkan sebagai obat anti AIDS. Data pemberian secara intravena dan dengan cepat
23
menunjukkan bahwa kurkumin dapat dimetabolisme dalam sirkulasi dan dibuang.
menghambat replikasi protein HIV-1
17 5. Studi klinis
integrase. Eigner dan Scholz (1999)
melaporkan bahwa kurkumin mempunyai Literatur juga memperlihatkan bahwa
aktivitas sebagai anti HIV-1 dan HIV-2 dan pemberian serbuk C. longa pada beberapa
telah mengajukan paten.
18 pasien berpenyakit pernafasan dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Peneliti
h. Anti tumor lainnya melaporkan pemberian kurkumin 120
19
Huang dkk. (1988) meneliti pengaruh mg/hari secara oral selama 7 hari pada 18
kurkumin, asam klorogenat, asam kafeat dan pasien penderita arthritis reumatik dan
asam ferulat terhadap promosi tumor pada kulit menunjukkan perkembangan penyembuhan
24
tikus yang diperlakukan dengan 12-o- yang nyata pada pasien.
tetradekanoil-13-asetat (TPA). Pengamatan
menunjukkan bahwa semua senyawa tersebut B. KESIMPULAN
dapat menghambat epidermal ornitin Berdasarkan literatur yang telah
dekarbosilase (ODC) dan sintesis DNA ditelaah di atas diperoleh bahwa kurkumin
epidermal, namun kurkumin yang paling mempunyai aktivitas farmakologi yang kuat
efisien.
19 serta bervariasi dan mempunyai efek samping
yang sangat rendah.
i. Penyakit yang berhubungan dengan
hepatoprotektor C. DAFTAR PUSTAKA
1. Lambung 1. Kurup, P.N.V., 1977. Studies on
Serbuk C. longa dilaporkan mampu traditional Indian medicine, Handbook
meningkatkan kandungan mucin pada cairan of Med. Plants vol. 1, Central Council
lambung kelinci yang berguna untuk melindungi for Research in Indian Medicine and
lapisan mukosa lambung terhadap iritasi. Bhatia Homoephaty, p.1-10
dkk menunjukkan aktivitas protektif Curcuma
terhadap perlukaan lambung yang diinduksi 2. Porkert, M., 1978. Pharmacology of
histamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa traditional medicine plant in China,
batas pemberian secara oral adalah 100 mg/kg Pharmacologie 1 (1), p.23-8
20
berat badan per hari selama 6 hari. 3. Srinivasan, K. R., 1953. Composition
of Curcuma longa, J. Pharm.
2. Hati Pharmacol. 5, p. 448
21
Kiso dkk. (1983) dengan memantau 4. Park, S.Y., and Kim, D. 2002.
GOT dan GPT dalam hepatosit tikus yang Discovery of natural prducts from
dikultur dan diperoleh kurkumin 1 mg/1 ml Curcuma longa that protect cells from
yang dapat menghilangkan CCl4 dan

106
STUDI KIMIA DAN FARMAKOLOGI

beta-amyloid insult: A drug discovery 14. Chopra, G. N., Gupta, J.C., Chopra, G.
effect against Alzheimer‟s disease, J. S., 1941. Pharmacological action of the
Nat. Prod. 65 (9), p. 27-30 essential oil of Curcuma longa, Indian
J. Med. Res. 29, p. 769 – 72
5. Ohshiro, M., Kuroyanagi, M. and
Ueno, A., 1990. Structures of 15. Bhavani, S., Murthy, S. 1979. Effect of
sesquiterpenes from Curcuma longa, turmeric (Curcuma longai) fractions in
Phytochem. 29 (7), p. 2201-5 the growth of some intestinal and
pathogenic bacteria in vitro, Indian J.
6. Mukophadhyay A., Basu, N., Ghatak, Exp. Biol. 17, p. 1363 – 66
N, and Gujral, P. K. 1982. Anti-
inflamantory and irritant activities of 16. Ferreira, L.A.F., Henriques, O.B.,
curcumin analogues I rats. Agents and Andreoni, A.A.S., Vital, G. R. F.,
Actions 12, p. 508-12. Campos, M.M.C., Habermehl, G.G.,
and Moraes, V/.L.G. 1982. Antivenom
7. Arora, R. B., Basu, ., Kapoor, V., and and biological effects of ar-turmerone
Jain, A.P. 1971. Anti-inflamantory isolated from Curcuma longa
studies on Curcuma longa (Turmeric), (Zingeberaceae). Toxicon 30, p. 1211 –
Indian J. Med. Res. 59, p.1289 – 95 1218

8. Srimal, R.C., Dhawan, B. N. 1973. 17. Mazumber, A., Rhagavan, K.,


Pharmacology of diferuloyl methane Weinstein, J., Kohn, K. W., Pommer,
(curcumin), a non-steroidal anti- Y. 1995. Inhibiton of human
inflammantory agent. J. Pharm. immunodeficiency virus type-1
Pharmacol. 25, p.447-52 integrase by curcumin. Biochem.
Pharmacol. 49, p.1165 – 1170
9. Chuang, S. E., Chen, A.L., Lin, J.K.
2000. Inhibition by curcumin of 18. Eigner, D., Schol, D. 1999. Curcuma
diethylnitro samine-induced hepatic longa in traditional medicinal treatment
hyperplasia, inflammation, cellular and diet in Nepal, J. Etnopharmacol
gene products and cell-cycle related 67, p. 1 – 6
protein in rats. Food Chem. Toxicol.
38, p. 991 – 25 19. Huang, M. T., Smart, RC., Wong, C.
Conney, A.H. 1988. Inhibitory effect of
10. Park, E.J., C. H., Ko, G., Kim, j., and curcumin, chlorogenic acid, caffeic
Sohn, D. 2000. Protective effect of acid and ferulic acid on tumor
curcumin in rat liver injury induced by promotion in mouse skin by 12-O-
carbon tetracholide, J. Pharm. tetradecanoylphorbol-13-acetate,
Pharmacol. 52, p. 437 – 40 Cancer Res. 48, p. 5941 – 5946
20. Prasad, D.N., Gupta, B., Srivastava,
11. Unnikrishnan, M. K., and Rao, R.
R.K., Setyavati, G. V. 1976. Effect of
1995. Inhibition of nitrite induced
high does of curcumin, Indian J.
oxidation of hemoglobin by Phisiol. Pharmacol. 20, p. 92
curcuminoids. Pharmazie 50, p. 490-
492 21. Kiso, Y. Suzuki, y., Watanabe, N.,
Oshima, N., and Hikino, H. 1983. The
12. Ruby, A.J., Khuttan, G., Babu, K. D., protective action of Curcuma longa,
Rajasekharan, K. N., and Khuttan R., Planta Medica 49, p. 184-87
1995. Anti-tumour and antioxidant
activity of natural curcuminoids, 22. Rampasad, C., and Sirsi, M. 1957. J.
Cancer lett. 94 (1), p. 79 – 83 Sci. Ind. Research, 16C, p. 108 – 10
23. Wahlstroom, B., Blennow, G. 1978.
13. Aradjo C.A.C., Alegrio, L.V., Lima. M.
Acta Pharmacol. Toxicol. 43, p. 87 –
E. F., Gomes-Cardoso, L., and Leon, L.
92
L., 1999. Studies on the effectiveness
of diarylheptanoids
24. Deodhar, S.D., Sethi, B., and Srimal,
derivatives against Leishmania
R. 1980. Indian J. Med. Res. 71, p
amzonensis. Mem. Inst. Oswaldo Cruz.
.632-34
94 p. 791 – 794

107

Anda mungkin juga menyukai