PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman obat. Terdapat lebih
dari 30.000 jenis tanaman di Indonesia dan 9600 jenis diantaranya berkhasiat
sebagai tanaman obat. Akan tetapi, hanya 300 tanaman yang telah dimanfaatkan
sebagai tanaman obat (DepKes RI, 2007). Pemanfaatan sebagai tanaman obat,
dengan metode pemanfaatan dan bentuk sediaan yang sederhana dan tidak praktis.
Hal ini membuat kalangan medis enggan menggunakan obat-obat herbal tersebut
(Azadirachta indica A. Juss.) merupakan beberapa jenis tanaman obat yang secara
terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan pemejanan selama 14 hari
pada tikus dengan DM tipe I yang memberikan hasil sama memuaskannya dengan
pemberian metformin (Zhang dan Tan, 2000). Selain itu, tikus yang sebelumnya
telah diinduksi aloksan dapat diturunkan kadar gula darahnya sebesar 36,91%
ekstrak etanolik sambiloto dan daun mimba menunjukkan efek hipoglikemik yang
lebih baik daripada ekstrak tunggal dengan menurunkan kadar glukosa darah
prepandial dan postprandial pada tikus yang diinduksi aloksan (Nugroho, dkk.,
2014).
1
2
Penggunaan herba sambiloto dan daun mimba masih terbatas pada bentuk
sediaan yang sederhana. Bentuk ekstrak lebih efektif karena melalui proses
penyarian sehingga hanya komponen yang diharapkan yang masih terdapat dalam
sediaan. Ekstrak dapat diformulasi dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya
adalah sirup. Sirup adalah sediaan yang dapat digunakan hampir semua orang.
Selain itu, karena merupakan bentuk sediaan cair, sirup relatif lebih cepat
diabsorbsi sehingga diharapkan memiliki efek yang relatif lebih cepat daripada
sediaan padat.
rasa yang sangat pahit dan sukar larut dalam air. Sirup merupakan sediaan yang
dikonsumsi secara oral sehingga rasa dan kelarutan merupakan faktor penting
dalam formulasi. Untuk itu, perlu dilakukan optimasi formula agar dihasilkan
propilen glikol dan sorbitol 70%. Propilen glikol berfungsi sebagai kosolven
untuk mendispersikan bagian yang sukar larut. Sorbitol 70% berfungsi sebagai
pemanis untuk memperbaiki rasa sirup dan sebagai pembawa serta stabilisator
Formulasi yang ideal memerlukan optimasi, dan salah satu metode yang
penentuan formula dengan coba-coba (trial and error) (Armstrong dan James,
1996).
3
stabilitas sediaan yang berpengaruh pada stabilitas zat aktif yang ada di dalamnya.
formula optimum sirup kombinasi ekstrak etanolik herba sambiloto dan daun
mimba dengan variasi komposisi propilen glikol dan sorbitol 70% dan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh propilen glikol dan sorbitol 70% terhadap sifat fisika-
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh propilen glikol dan sorbitol 70% terhadap sifat fisika-
indica A. Juss.).
4
D. Pentingnya Penelitian
dalam pembuatan formula sirup kombinasi ekstrak etanolik herba sambiloto dan
daun mimba dengan sifat fisika-kimia terbaik sehingga dapat diterima konsumen
dan dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pengobatan diabetes. Lebih jauh
lagi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dalam pengembangan produk
E. Tinjauan Pustaka
1. Uraian tanaman
a. Tanaman sambiloto
yang berbentuk kristal tak berwarna dan bersifat larut dalam metanol,
etanol, aseton, piridin, etil asetat, kloroform dan asam asetat, sedikit
larut dalam air dan tidak larut dalam dietil eter. Analisis andrografolid
HO O
CH3
CH2
HO
H3C OH
dalam dosis tinggi dapat menyebabkan mual dan muntah karena rasanya
6
b. Tanaman mimba
rutin, ferulic acid, β- sitosterol, lupeol, dan kuersetin dalam 50% ekstrak
eter, etanol, piridin dan asam asetat (Lide dan Milne, 1994). Kuersetin
bersifat tidak larut dalam air (Lewis, 2001). Rutin adalah bentuk
HO
OH
O OH
O HO HO
OH
O
OH HO O OH
O
O OH
O O CH3
HO
OH
HO OH
OH
Kuersetin Rutin
2. Maserasi
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
8
aktif. Zat aktif akan terlarut pada penyari karena adanya perbedaan konsentrasi
zat aktif dalam penyari yang terdapat di dalam dan di luar sel. Peristiwa
antara penyari di dalam sel dan di luar sel (DepKes RI, 1986).
3. Sirup
lain dengan atau tanpa perasa dan bahan obat (Allen dkk, 2005). Selain itu,
sebagai pemanis, sering pula digunakan senyawa seperti poliol yaitu sorbitol
untuk merubah rasa ataupun penambahan gliserin untuk mengubah sifat lain
pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi. Kandungan gula yang terdapat dalam
sirup antara 50-65 % b/b. Namun, pada umumnya sirup memiliki kandungan
gula antara 60-80% b/b untuk memperoleh rasa yang manis dan menjaga
kestabilan sediaan (DepKes RI, 2014). Sirup dengan kadar gula jenuh dapat
proses formulasi. Zat perasa, baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi,
9
ditambahkan untuk menutupi rasa yang tidak enak, seperti misalnya rasa pahit
4. Monografi Bahan
Bahan yang dioptimasi pada penelitian ini adalah propilen glikol dan
a. Propilen Glikol
jernih atau sedikit berwarna, kental, rasa agak manis, dengan bobot
molekul 76,09. Propilen glikol harus disimpan pada wadah tertutup baik,
Propilen glikol campur dalam aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan
air.
HO
OH
b. Sorbitol
yang enak dengan tingkat kemanisan 50-60% dari sukrosa. Pada suhu 20
ºC, sorbitol bersifat sangat tidak larut dalam eter, sedikit larut dalam
metanol, dan larut dalam perbandingan 1:0,5 dalam air. Sorbitol harus
disimpan dalam wadah tertutup baik, ditempat yang sejuk dan kering.
OH OH
OH
HO
OH OH
pembawa dalam sediaan bebas gula. Dalam sediaan sirup, sorbitol aktif
sebagai berikut :
a. Sukralosa
larut dalam etanol 95%, metanol, dan air, serta sedikit larut dalam etil
HO
OH
O
Cl
Cl
HO O
O
OH
HO Cl
menyebabkan karies pada gigi dan tidak berdampak pada kadar gula
b. Gliserin
Gliserin berupa cairan jernih dan tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
molekul gliserin adalah 92,90. Pada suhu 20 ºC, gliserin bersifat larut
dalam air, metanol, dan etanol. Praktis tidak larut dalam benzen,
2009).
HO
HO OH
c. Mentol
atau heksagonal. Mentol memiliki bau dan rasa yang kuat dengan
bobot molekul 156,27. Mentol sangat mudah larut dalam etanol 95%,
kloroform, eter, minyak dan parafin cair. Mentol harus disimpan dalam
H3C CH3
HO
CH3
d. Asam sitrat
transparan atau tidak berwarna atau berwarna putih dan memiliki rasa
asam yang kuat. Asam sitrat larut dalam 1,5 bagian etanol 95% dan 1
bagian air serta sedikit larut dalam eter. Asam sitrat harus disimpan
O
HO
O
OH
HO
OH O
e. Sodium benzoat
bagian etanol 95%, 50 bagian etanol 90%, dan 1,8 bagian air.
(pH 2-5). Pada kondisi basa, sodium benzoat hampir tidak memiliki
–
O O
Na+
dihidrogen fosfat sangat mudah larut dalam air terutama dalam air
panas dan praktis tidak larut dalam etanol 95%. Bentuk anhidratnya
Na+ Na+
O–
O P O–
OH
g. Air Murni
reverse osmosis, dan pertukaran ion. Air berupa cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan pH antara 5,0 hingga
7,0. Air disimpan dalam wadah tertutup rapat (DepKes RI, 2014).
dan jika mungkin selama waktu pengukuran stabilitas (Lachman dkk., 2008).
menggambarkan besarnya perubahan warna yang terjadi. Bau dan rasa dapat
diukur dengan memberikan sampel yang telah berumur dengan sampel acuan
mendeteksi adanya perbedaan, berarti bau dan rasa sirup tersebut tidak
dan shear rate dengan satuan internasional (SI) pascal-second (Pa-s). Satuan
lain yang sering digunakan adalah poise (P), dimana 1 Pa-s = 10 P. Salah satu
Parameter lain yang sering digunakan adalah waktu tuang dan derajat
kemiringan 45o dalam waktu tertentu (Banker, dkk., 1996). Uji derajat
kombinasi bahan yang jumlah totalnya tetap sama yaitu satu bagian. Profil
kuantitatifnya dianggap sebagai satu formula. Perubahan pada satu fraksi akan
mengubah satu atau lebih komponen lain. Hubungan fungsional antara respon
persamaan (1).
Keterangan:
respon total yang paling besar. Respon total dihitung dengan rumus:
sediaan. Dari persamaan respon total tersebut, akan diperoleh formula yang
menggunakan dua macam fase dalam analisisnya, yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase gerak akan bergerak melewati fase diam karena dua hal yaitu
pengaruh kapiler pada elusi secara ascending dan pengaruh gravitasi pada
dan kuantitatif. Parameter yang digunakan adalah nilai Rf. Suatu senyawa
yang dibandingkan dikatakan identik jika memiliki nilai Rf yang sama pada
kondisi KLT yang sama. Nilai Rf sering dikonversi menjadi hRf (hundred
itu, uji kuantitatif dilakukan dengan densitometer atau disebut dengan KLT-
Densitometer.
karena bercak yang kecil akan menghasilkan kurva yang sempit dan tajam,
sebaliknya bercak yang besar akan menghasilkan puncak yang tumpul dan
20
F. Landasan Teori
glukosa darah ke perifer sehingga kadar glukosa dalam plasma menurun (Yu,
dkk., 2003). Pada tanaman mimba, efek hipoglemik salah satunya merupakan
komponen fenolik yang sangat reaktif mengikat radikal bebas (Lamson dan
Brignal, 2000).
Komponen yang dioptimasi dalam penelitian ini adalah propilen glikol dan
sorbitol 70%. Propilen glikol merupakan kosolven yang umum digunakan baik
pada sediaan parenteral maupun non parenteral (Weller, 2009). Kosolven adalah
salah satu bahan tambahan utama dalam sediaan oral yang digunakan untuk
dapat membantu kelarutan bahan yang sukar larut karena memiliki indeks
muka antara keduanya (Yalkowsky dan Roseman, 1981 cit. Nayak dan Panigrahi,
Penambahan pemanis adalah salah satu cara perbaikan rasa secara fisik. Pemanis
dicampurkan dengan obat yang pahit untuk memperbaiki rasa dari obat tersebut.
Dalam sediaan oral, sorbitol digunakan sebagai pembawa pada sediaan bebas gula
21
dan efektif menghilangkan kristalisasi pada mulut botol sirup. Selain itu, sorbitol
semakin besar berat molekul maka viskositas sediaan akan meningkat (Marzuki,
Penggunaan pelarut dengan indeks polaritas terlalu tinggi maupun rendah tidak
dapat melarutkan andrografolid dengan baik (Rais, 2014). Menurut Piskula dan
Terao, (1998), kelarutan kuersetin dalam propilen glikol memberikan hasil yang
dan air saja. Jika jumlah kuersetin terlarut dalam propilen glikol dinyatakan 1,
maka jumlah relatif kuersetin terlarut dalam campuran propilen glikol-air dan air
G. Hipotesis
dan daun mimba stabil secara fisik selama penyimpanan dalam tempo tertentu.