Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JARAGA SASAMEH BUNTOK

RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK


BARITO SELATAN
Jln. Patianom no.6 Buntok Kode Pos 73111
Telp. (0525) 21261 Fax. (0525)21021
E-mail : rsud.buntok@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di Rumah Sakit. Dalam
rangka menurunkan risiko cidera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan
melakukan penilaian ulang terhadap risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam
memberikan intervensi pencegahan jatuh sesuai prosedur.
Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak
keuangan yang ditanggung pasien di Rumah Sakit. Permasalahan pasien jatuh telah menjadi
perhatian penting bagi pemerintah dalam pelayanan pasien di Rumah Sakit melalui
peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien. Enam
sasaran keselamatan pasien dan salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh.
Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh, maka petugas Rumah Sakit perlu
melakukan pengkajian awal dan pengkajian ulang terhadap kategori risiko pasien jatuh dan
bekerja sama dalam memberikan intervensi pencegahan pasien jatuh sesuai prosedur.
B. Pengertian
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak sengaja/ tidak direncanakan dangan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa menciderai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis atau
lingkungan.
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor
lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera.
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu :
1. Faktor Intrinsik
Berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
2. Faktor Ekstrinsik
Selain itu faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan
(anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated).
Faktor risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang dapat diperkirakan dapat
terjadi sebelum pasien jatuh.
Instrinsik Ekstrinsik
(berhubungan dengan kondisi (berbungan dengan
pasien) lingkungan
Dapat diperkirakan - Riwayat jatuh - Lantai basah/silau,
sebelumnya ruang berantakan,
- Inkontinensi pencahayaan kurang,
- Gangguan kabel lepas/longgar
kognitif/psikologis - Alas kaki yang tidak
- Gangguan pas
keseimbangan - Dudukan toiet yang
/mobilitas rendah
- Usia ≥ 65 tahun - Kursi atau tempat
- Osteoporosis tidur beroda
- Status kesehatan yang - Rawat inap
buruk berkepanjangan
- Gangguan - Peralatan yang tidak
musculoskeletal aman
- Tempat tidur
ditinggalkan dalam
kondisi tinggi

Tidak dapat diperkirakan - Kejang


- Aritmia jantung
- Stroke atau serangan
iskemik sementara (
Transient Ischemic
Attack)
- Pingsan
- Serangan jatuh (Drop
Attack)
- Penyakit kronis

C. Tujuan Pencegahan Jatuh


Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien dengan cara :
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko jatuh dengan menggunakan pengkajian
resiko jatuh
2. Melakukan pengkajian ulang pada semua pasien (setiap 3 hari)
3. Melakukan pengkajian yang berkesinambungan tehadap pasien yang berisiko jatuh
dengan menggunakan pengkajian risiko jatuh harian
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif
BAB II
RUANG LINGKUP
Komponen dari proses pelayanan rawat jalan maupun rawat inap adalah pengkajian pasien
untuk mendapatkan pengkajian pasien untuk memperoleh informasi terkait status pasien status
medis pasien, begitu juga untuk pasien yang memiliki risiko jatuh. Pengkajian pasien dengan risiko
jatuh dibutuhkan dalamm membuat keputusan-keputusan terkait :
1. Status kesehatan pasien
2. Kebutuhan dan permasalahan keperawatan
3. Intervensi guna memecahkan permasalan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga
mencegah masalah yang bisa timbul di masa mendatang
4. Tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi
Pengelolaan risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang di rawat di Rumah
Sakit, ruang lingkup
1. Ruang lingkup lokasi, yaitu :
a) Poli pelayanan rawat jalan
b) Instalasi Gawat Darurat
c) Ruang rawat inap
d) Kamar operasi
e) Instalasi Radiologi
2. Ruang lingkup usia, yaitu :
a) Anak-anak dari usia 0-13 tahun
b) Dewasa dari usia dari rentang usia > 13-65 tahun
c) Geriatri dari usia ≥ 65 tahun
Semua petugas yang bekerja di Rumah Sakit harus memahami bahwa semua pasien yang dirawat
memiliki risiko jatuh dan semua petugas tersebut memilki peran untuk mencegah pasien jatuh.
BAB III
KEBIJAKAN

Kebijakan pada pencegahan risiko jatuh pasien tercantum dalam surat keputusan direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh termuat dalam lampiran berikut ini
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JARAGA SASAMEH
NOMOR : 24/RS.TU.1-AKR/880/04/2018

TENTANG

KEBIJAKAN LANGKAH LANGKAH PENCEGAHAN RISIKO PASIEN JATUH DI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JARAGA SASAMEH

DIREKTUR RSUD JARAGA SASAMEH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap


pasien diperlukan usaha keselamatan pasien dan dalam hal mengurangi
risiko pasien dari cedera karena jatuh yang megacu pada standar
akreditasi baru yang termasuk dalam kelompok sasaran keselamatan
pasien;
b. bahwa dalam indentifikasi pasien risiko jatuh setiap pasien wajib
diidentifikasi melalui Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan Humpty
Dumpty untuk pasien anak-anak sejak awal mendapatkan pelayanan di
Rumrah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh Buntok;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan butir a dan b maka perlu dibuat tentang
langkah-langkah pencegahan risiko pasien jatuh di Rumah Sakit Umum
Daerah Jaraga Sasameh Buntok.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;
2. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 116, tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4431);
3. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 nomor 49, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3637);
5. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahu 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis;
9. Peraturan Menteri Kesehatan nomor Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
10. Nine Life Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety
(2007).

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JARAGA SASAMEH
TENTANG KEBIJAKAN LANGKAH LANGKAH PENCEGAHAN
RISIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JARAGA
SASAMEH.

KEDUA : Memberlakukan kewajiban identifikasi risiko pasien jatuh kepada setiap


pasien sejak awal mendapatkan pengobatan atau pelayanan rawat inap
berdasarkan Morse Fall Scale dan Humpty Dumpty Scale.

KETIGA : Memberlakukan kewajiban petugas dalam melaksanakan langkah-langkah


pencegahan pada pasien yang mempunyai risiko jatuh sejak awal
mendapatkan pelayanan di rawat inap maupun apabila terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan selama di Rumah Sakit.

KEEMPAT : Semua biaya yang dibutuhkan dengan adanya kebijakan/keputusan ini


dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.
Ditetapkan di : Buntok
Pada tanggal : Juni 2018

RSUD JARAGA SASAMEH


Direktur,

dr. LEONARDUS P. LUBIS, Sp.OG


Penata Tk. I, III/d
NIP. 19730522 200501 1 012
BAB IV
TATALAKSANA
Prinsip pencegahan injury termasuk edukasi mengenai hal-hal yang membahayakan keamanan
dan strategi pencegahan, pengotrolan lingkungan dan mesin-mesin (keamanan aktif atau pasif di
kemudian hari untuk mencegah injury dari produk atau alat yang digunakan) dan penguatan pada
peraturan di antara peralatan pengamanan, tenaga kerja dan sebagainya.
Keamanan aktif termasuk pemberian pengaturan pada tingkah laku seseorang yang dapat
menguntungkannya. Keamanan pasif termasuk pengaturan yang menggunakan mesin dan
peralatan dan tidak membutuhkan tingkah laku seseorang yang spesifik untuk menjadi aktif. Salah
satu risiko keamanan pasien selama berada dalam pelayanan di Rumah Sakit adalah kemungkinan
pasien jatuh (fall)
Pengkajian risiko jatuh telah dapat dilaksanakan saat pasien mulai mendaftar dengan
menggunakan skala jatuh. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa
menggunakan Morse Fall Scale, pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty.
Dalam penatalaksanaan pengelolaan pasien dengan risiko jatuh meliputi :
1. Petugas penanggung jawab :
Perawat/bidan
2. Perangkat kerja
a) Status rekam medik pasien
b) Label risiko pasien jatuh
c) Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
d) Formulir dokumentasi informasi perawat tentang pengkajian dan intervensi risiko
jatuh
3. Tata laksana pengkajian risiko pasien jatuh
a) Pengkajian awal/ skrining
Perawat akan melakukan penilaian dengan pengkajian resiko jatuh dengan
menggunakan dalam waktu 2 jam dari pasien masuk Rumah Sakit dan mencatat hasil
pengkajian. Petugas segera menyusun rencana intervensi, diimplementasikan dan
dicatat dalam rencana keperawatan dalam waktu 2 jam setelah skrining.
b) Pengkajian ulang
1. Setiap pasien akan dilakukan pengkajian ulang resiko jatuh saat setiap 3 hari,
pasien ditransfer ke unit atau ruangan lain, adanya perubahan kondisi pasien atau
adanya kejadian jatuh pada pasien.
2. Penilaian menggunakan pengkajian skala Morse Fall Scale dan Humpty dumpty
dan rencana keperawatan akan diperbaharui sesuai dengan hasil pengkajian
ulang.
3. Untuk mengubah risiko dari kategori risiko tinggi ke risiko rendah diperlukan
skor ≥ 25 dalam dua kali pemeriksaan berturut-turut.
c) Petugas penanggung jawab yang bertugas akan mengidentifikasi dan menerapkan
prosedur pencegahan jatuh berdasarkan pada :
1. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang,tinggi)
2. Kebutuhan dan keterbatasan per pasien
3. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety device)
4. Pengkajian klinis harian
Pengkajian ulang resiko jatuh dilaksanakan setiap 3 hari, saat transfer ke unit lain,
adanya perubahain kondisi pasien, atau adanya kejadian jatuh pada pasien.
d) Prosedur pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko rendah, sedang atau tinggi
harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal.
e) Tatalaksana pengisian formulir pengkajian risiko pasien jatuh
1. PENGKAJIAN UNTUK PASIEN RISIKO JATUH PADA ORANG DEWASA
MORSE FALL SCALE
VARIABEL NILAI SKOR

1. Riwayat jatuh TIDAK 0


Keterangan : waktu < 3 bulan
(misal : pingsan, gangguan YA 25
keseimbangan berjalan)
TIDAK 0
2. Diagnosa sekunder (penyakit penyerta )
≥2 YA 15

3. Penggunaan alat bantu


ambulasi/berjalan pada ekstremitas
untuk mencapai keseimbangan
/menopang berat tubuh :
a. Tidak ada alat bantu atau posisi
tidur atau bed rest/ada perawat 0
b. Tongkat/kruk (cane, crutchces,
walker) 15
c. Pelangkap/aksesoris alat bantu
tongkat/kruk/kursi roda 30
(remote control yang menempel langsung
untuk operasional pada kursi roda, dsb)
Keterangan : pada penyakit ataxia, arthritis,
neurophaty, hemiplegia/paresis, Parkinson
4. Pemasangan infus/i.v. line TIDAK 0

YA 20

5. Gaya berjalan pasien :


a. Normal/bedrest/kursi roda/tidak 0
dapat berjalan
b. Lemah 10
c. Gangguan keseimbangan 20
6. Status mental pasien :
a. Orientasi baik (sadar dengan
kemampuan diri) 0
b. Orientasi buruk (penurunan
kesadaran) 15
(misal : pada pasien kejang, Parkinson, dsb)

LEVEL RISIKO SKOR TINDAKAN

Risiko Rendah 0-24 Tindakan pencegahan dengan risiko


rendah
Risiko Sedang 25-44 Tindakan pencegahan dengan risiko
sedang
Risiko Tinggi ≥45 Tindakan pencegahan dengan risiko
tinggi
2. PENGKAJIAN RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK ANAK
PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR

USIA <3 tahun 4


3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
≤ 13 tahun 1

Laki-laki 2
JENIS KELAMIN
Perempuan 1

DIAGNOSIS Diagnosis neurologi 4


Perubahan oksigenasi (diagnosis
respiratorik, dehidrasi, anemia, 3
anoreksia, sinkop, pusing dsb)
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1

GANGGUAN Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3


KOGNITIF Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1

FAKTOR Riwayat jatuh/bayi diletakkan di 4


LINGKUNGAN tempat tidur pasien dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/bayi 3
ditempatkan dalam tempat tidur
bayi/perabot rumah
Pasien ditempatkan di tempat tidur 2
Area di luar Rumah Sakit 1

PEMBEDAHAN/ Dalam 24 jam 3


SEDASI/ANESTESI Dalam 48 jam 2
>48 jam/tidak menjalani 1
pembedahan/sedasi/anestesi

PENGGUNAAN Penggunaan multiple : sedative, obat 3


MEDIKAMENTOSA hypnosis, barbiturate,
antidepresan,pencahar,
diuretic,narkose
Penggunaan salah satu obat di atas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak 1
ada medikasi

JUMLAH SKOR HUMPTY DUMPTY

Skor assessment risiko jatuh Humpty Dumpty:


1. Skor 7-11 : risiko rendah
2. Skor 12-23 : risiko tinggi

3.ASSESMENT RISIKO JATUH PADA PASIEN RAWAT JALAN


1. Pengkajian
No Penilaian / Pengkajian Ya Tidak
1 Cara berjalan pasien (salah satu atau
lebih)
a. Tidak seimbang /sempoyongan/
limbung
b. Jalan dengan menggunakan alat
bantu (kruk, tripod, kursi roda,
orang lain)
2 Menopang saat akan duduk : tampak
memegang pinggiran kursi atau
meja/benda sebagai penopang saat akan
duduk

2. Hasil
No Hasil Penilaian/pengkajian Keterangan
1 Tidak berisiko Tidak ditemukan a dan b
2 Risiko rendah Ditemukan salah satu dari a atau b
3 Risiko tinggi Ditemukan a dan b

3. Tindakan
No Hasil Kajian Tindakan Ya Tidak TTD/Nama
petugas
1 Tidak berisiko Tidak ada tindakan
2 Risiko rendah Edukasi
3 Risiko tinggi Pasang label risiko
jatuh
Edukasi

LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN RISIKO PASIEN JATUH

RISIKO RENDAH RISIKO SEDANG RISIKO TINGGI

Pastikan bel mudah Lakukan SEMUA pedoman Lakukan SEMUA pedoman


dijangkau pencegahan untuk risiko pencegahan, risiko rendah
rendah dan sedang

Roda tempat tidur pada Pasangkan label khusus Kunjungi dan monitor
posisi terkunci (warna kuning) tanda risiko pasien per 2 jam
jatuh

Tempatkan label risiko Tempatkan pasien di kamar


Posisikan tempat tidur pada jatuh pada daftar nama yang paling dekat dengan
posisi terendah pasien (warna kuning) nurse station (jika
memungkinkan)

TATA LAKSANA PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH


No Risiko rendah Ya Tidak Ket
1 Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
2 Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas
hambatan dan terang
3 Pastikan lorong bebas hambatan
4 Pastikan lingkungan aman
5 Edukasi pasien dan keluarga
6 Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi
tidak aman dan segera laporkan untuk perbaikan
7 Informasikan dan mendidik pasien atau keluarga
mengenai rencana perawatan untuk mencegah
jatuh
8 Bekolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien
No Risiko sedang Ya Tidak Ket
1 Pastikan lantai tidak licin, ruangan dan toilet
terang
2 Tempatkan alat bantu, seperti walkers/tongkat
dalam jangkauan pasien
3 Pasang bedside rel
4 Pastikan lingkungan aman
5 Edukasi pasien dan keluarga
6 Berkolaborasi dengan perawat dan keluarga untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien
7 Jangan biarkan pasien beresiko jatuh tanpa
pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi
8 Informasikan dan mendidik pasien atau anggota
keluarga mengenai rencana perawatan untuk
mencegah jatuh
No Risiko tinggi Ya Tidak Ket
1 Anjurkan pasien memita bantuan yang diperlukan
2 Sediakan kursi roda yang terkunci di samping
tempat tidur pasien
3 Pencegahan jatuh akibat kecelakaan (pastikan
lantai tidak licin, ruangan dan toilet terang)
4 Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat
dalam jangkauan pasien
5 Pasang bed side rel
6 Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
7 Jangan biarkan pasien beresiko jatuh tanpa
pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi
8 Pertimbangkan efek puncak obat yang
diresepkan, yang mempengaruhi tingkat kesadaran
9 Pastikan pasien yang diangkut dengan
brancard/tempat tidur, posisi bed side rel dalam
keadaan terpasang
10 Informasikan dan mendidik pasien atau anggota
keluarga mengenai rencana keperawatan untuk
mencegah jatuh
11 Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk
memberikan bantuan kepada pasien
BAB IV
DOKUMENTASI
Bukti dokumen yang terdapat pada kegiatan pengelolaan pencegahan pada pasien beresiko
jatuh terdiri dari :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. SK Direktur no 58/RS.TU.1-AKR/880/04/2018 tentang Sasaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Jaraga Sasameh
3. SPO pengkajian risiko jatuh pada pasien
4. SPO Pengkajian risiko jatuh pada pasien rawat jalan
5. SPO pengkajian risiko jatuh pada pasien neonatus
6. SPO pemasangan label risiko jatuh pada pasien
7. SPO pelaporan kejadian cidera akibat jatuh
8. Blanko pengkajian risiko jatuh harian pada pasien
BAB V
PENUTUP
Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah kerjakan apa yang ditulis, tulis apa yang
dikerjakan dan bisa dibuktikan. Perlu komitmen yang kuat dari semua pihak yang ada di Rumah
Sakit untuk terlaksananya kegiatan sesuai dengan buku pedoman yang telah di susun.
Dengan telah disusunnya buku pedoman pencegahan risiko pasien jatuh ini diharapkan dapat
membantu petugas terkait dalam menerapkan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh pada RSUD
Jaraga Sasameh Buntok.

Anda mungkin juga menyukai