J l. V e te r a n n o 4 1 -4 3 S r a g e n T e lp . ( 0 2 7 1 ) 8 9 1 5 3 8 F a x . ( 0 2 7 1 ) 8 8 2 4 2 3 0
e m a il. r s s a r ila h u s a d a @ g m a il. c o m
TENTANG
Ditetapkan di : Sragen
Pada tanggal : 20 Oktober 2016
BAB 1
DEFINISI
A. Latar Belakang
Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di rumah sakit yang sering terjadi dan
dapat mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan adverse
event kedua terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah kesalahan
pengobatan/medication errors (AHRQ). Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak
kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang ditanggung pasien dan rumah
sakit (RS). Permasalahan pasien jatuh telah menjadi perhatian penting bagi pemerintah
dalam pelayanan pasien di RS melalui Peraturan Menteri Kesehatan No.
1691/MENKES / PER / VII / 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang
diperbaharui dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
Karena pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki risiko jatuh dan kejadian jatuh
memberikan kontribusi cedera selama pasien dirawat di rumah sakit, maka rumah sakit
perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi
risiko cedera bila sampai jatuh serta mengkondisikan lingkungan fisik yang sesuai.
Pencegahan pasien jatuh merupakan tanggung jawab seluruh karyawan yang ada di
Rumah Sakit Umum Sarila Husada dan keberhasilan dari pencegahan dan pengelolaan
pasien jatuh ini memerlukan pendekatan yang menyeluruh dari berbagai macam
disiplin.
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menurut asal penyebab :
1. Intrinsik : berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
2. Ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan berdasarkan analisa sebelum pasien
jatuh
1. Dapat diperkirakan (anticipated)
2. Tidak dapat diperkirakan (unanticipated).
Tabel I.1. Faktor faktor Risiko Pasien Jatuh
Intrinsik (berhubungan dengan Ekstrinsik ( berhubungan
kondisi pasien) dengan lingkungan )
Dapat 1. Riwayat jatuh sebelumnya 1. Lantai basah/silau,
diperkirakan 2. Inkontinensia ruang berantakan,
3. Gangguan pencahayaan kurang,
kognitif/psikologis kabel longgar/lepas
4. Gangguan 2. Alas kaki tidak pas
keseimbangan/mobilitas 3. Dudukan toilet yang
5. Gangguan pendengaran rendah
6. Usia > 65 tahun 4. Kursi atau tempat tidur
7. Osteoporosis beroda
8. Penyakit Parkinson 5. Rawat inap berkepan-
9. Stroke jangan
10. Status kesehatan yang buruk 6. Peralatan yang tidak
11. Perasaan takut jatuh aman
12. Delirium/agitasi 7. Peralatan rusak
13. Depresi 8. Tempat tidur ditinggal-
14. Riwayat jatuh sebelumnya kan dalam posisi tinggi
15. Riwayat patah tulang 9. Penggunaan alat
/fraktur penahan diri/ pengekang
16. Gangguan gaya berjalan (restraint)
atau mobilitas
17. Gangguan penglihatan
Tidak dapat 1. Kejang Reaksi individu terhadap
diperkirakan 2. Aritmia jantung obat-obatan
3. Dehidrasi
4. Stroke atau Serangan
Iskemik Sementara
(Transient Ischaemic
Attack-TIA)
5. Pingsan
6. Vertigo / pusing
7. Serangan jatuh (Drop
Attack)
8. Hipoglikemia
B. Definisi
1. Pasien jatuh adalah jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau tempat lainnya
yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak
disebabkan oleh penyakit stroke, epilepsi, dll atau bahaya karena terlalu banyak
aktifitas.
2. Kejadian jatuh tak disengaja: kejadian jatuh yang terjadi secara tidak sengaja
(misalnya terpeleset, tersandung). Pasien yang berisiko mengalami kejadian ini
tidak dapat diidentifikasi sebelum mengalami jatuh dan umumnya tidak
dikategorikan dalam risiko jatuh. Kejadian jatuh jenis ini dapat dicegah dengan
menyediakan lingkungan yang aman.
3. Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi: kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab
fisik tidak dapat diidentifikasi.
4. Kejadian jatuh yang dapat diantisipasi (diperkirakan): kejadian jatuh yang terjadi
pada pasien yang memang berisiko mengalami jatuh (berdasarkan skor asesmen
risiko jatuh).
Risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang dirawat di ruangan: IRNA,
HCU dan ICU. Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua
pasien yang dirawat inap memiliki risiko untuk jatuh, dan semua petugas tersebut memiliki
peran untuk mencegah pasien jatuh
Panduan ini diterapkan kepada :
A. Pasien Rumah Sakit Umum Sarila Husada : pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat
Darurat (IGD), dan pasien rawat jalan.
B. Pelaksana Panduan Rumah Sakit Umum Sarila Husada : tenaga kesehatan (medis,
perawat, farmasi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat (staf
administratif, pekarya dan staf pendukung lainnya) yang bekerja di rumah sakit.
BAB III
KEBIJAKAN
A. Semua pasien baru rawat inap harus dilakukan pengkajian/penilaian risiko jatuh.
B. Setiap pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Sarila Husada dilakukan
asesmenulang risiko jatuh bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan.
C. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh setiap hari setelah perawatan
di Rumah Sakit Umum Sarila Husada.
D. Pengurangan risiko jatuh dilakukan dengan memberikan identifikasi pada setiap pasien
yang berisiko jatuh, memberikan intervensi serta memberikan lingkungan yang aman
terhadap seluruh pasien.
E. Semua pasien rawat inap yang berisiko jatuh harus mendapatkan informasi tentang
risiko pasien jatuh.
F. Rumah Sakit Umum Sarila Husada menetapkan petugas penanggung jawab terhadap
pencegahan risiko jatuh pasien adalah perawat penanggung jawab pasien ( PPJP).
G. Identifikasi pasien dengan faktor risiko jatuh sedang dan tinggi dilakukan dengan
menempelkan stiker berwarna kuning, papan penanda risiko jatuh pada pintu kamar
atau tempat tidur pasien.
H. Seluruh pasien rawat inap baik berisiko rendah, sedang ,atau tinggi harus dilakukan
intervensi pencegahan jatuh sesuai dengan status rekam medis penanganan risiko
jatuh.
I. Perawat Penanggung Jawab Pasien membuat strategi rencana keperawatan untuk
pasien risiko jatuh, strategi untuk mengurangi kejadian jatuh fisiologis dan faktor
lingkungan, manajemen setelah kejadian jatuh, serta memberikan edukasi pasien
tentang pencegahan risiko jatuh.
J. Rumah Sakit menetapkan bahwa pencatatan perkembangan skor pasien risiko jatuh, di
catat pada form grafik pencegahan pasien jatuh.
K. Semua kegiatan risiko jatuh didokumentasikan di rekam medis.
BAB IV
TATALAKSANA
A. PELAKSANA
1. Petugas penanggung jawab:
Perawat penanggung jawab pelayanan (PPJP)
2. Perangkat kerja
a. Status Rekam Medis Pasien
b. Tanda risiko pasien jatuh (stiker FALL RISK)
c. Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
d. Formulir dokumentasi informasi risiko pasien jatuh
e. Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan intervensi risiko jatuh
B. Asesmen Risiko Jatuh
1. Asesmen awal / skrining
a. Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall
Scale (dewasa), Humty Dumty (anak), Ontario Modified Stratify (Sidney
Scoring) untuk pasien lanjut usia segera di Instalasi Gawat Darurat dan paling
lambat 24 jam dari pasien masuk di ruang rawat inap serta mencatat hasilnya
pada form asesmen risiko jatuh.
b. Rencana intervensi akan segera disusun, diimplementasikan, dan dicatat dalam
Rencana Keperawatan Interdisiplin dalam waktu 2 jam setelah skrining.
c. Skrining farmasi dan atau fisioterapi dilakukan jika terdapat adanya risiko jatuh
pada pasien.
2. Asesmen ulang
a. Semua pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh pada saat transfer ke
unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien.
b. Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh dan Rencana Keperawatan
Interdisiplin akan diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil asesmen.
c. Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah, diperlukan skor <
25 dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut.
3. Pasien akan dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut :
Tabel IV.1: Asesmen Risiko Jatuh Morse
Skor Total Asesmen Risiko Jatuh Risiko Jatuh
0 24 Rendah (R)
25 44 Sedang (S)
45 Tinggi (T)
Tabel IV.2:Assessmen risiko jatuh Humpty Dumpty (bayi dan anak anak)
8) Dengan izin dari pasien, keluarga akan diberitahukan jika pasien mengalami
kejadian jatuh, termasuk cedera yang ditimbulkan dan komunikasikan tentang :
a) Keadaan umum pasien
b) Tindakan yang sudah dan akan dilakukan
c) Keluarga diminta segera melaporkan keperawat jika menjumpai keadaan
yang mengkhawatirkan seperti :
i. Kesadaran menurun
ii. Pasien kesakitan
9) Petugas yang menyaksikan kejadian jatuh atau menemukan pasien jatuh akan
membuat laporan kejadian/insidens dan meneruskan laporan insidens ini ke
Tim Patient Safety.
10) Laporkan kejadian sesuai dengan pedoman pelaporan Patient Safety
Riwayat Jatuh :
(tidak termasuk Jatuh satu kali atau lebih dalam kurun waktu 6
25
kecelakaan kerja bulan terakhir
atau rekreasional)
Agitasi / Konfusi 15
Status Mental
Demensia 15
Efek dariobat-obat analgesik / sedatif, dll 10
Medikasi Riwayat Operasi dengan GA / RA dalam 24 jam
Skor Risiko Jatuh
20
terakhir
Terganggu 20
Gaya Berjalan Lemah 10
Normal 0
Benda
disekitar;
Mobilitas 30
kursi, dinding
PenggunaanAlat Bantu dll
Kruk,
Tongkat, 15
Tripod, dll
Kondisi Medis Diagnosis Sekunder 15
Terapi intravena kontinyu 20
SKOR TOTAL 195
Kategori:
Risiko tinggi = 45
Risiko sedang = 25 44
Risiko rendah = 0 24
Petunjuk Penggunaan Asesmen Risiko Jatuh Morse (Pasien Dewasa)
Riwayat jatuh:
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau terdapat riwayat kejadian jatuh
fisikologis dalam 6 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau gangguan gaya berjalan, berikan skor
25. Jika pasien tidak mengalami jatuh, berikan skor 0.
Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak, berikan skor 0.
Status mental:
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk berjalan. Jika
pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya (agitasi / konfusi) , berikan skor
15. Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor 0.
Mobilitas :
1. Alat bantu:
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan,berikan skor 30.Jika pasien menggunakan
tongkat /alat penopang, berikan skor 15.Jika pasien dapat berjalan tanpa alat bantu, berikan
skor 0
2. Gaya berjalan:
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untuk bangun dari kursi,
menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepala menunduk, pandangan
mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang total untuk menjaga keseimbangan
dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan langkah-langkahnya
pendek; berikan skor 20.
3. Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk; tidak dapat mengangkat
kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan bantuan ringan untuk berjalan; dan
langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
4. Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
Kondisi Medis:
1. Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak, berikan skor
0.
2. Terpasang infus (terapi intra vena) :Jika pasien terpasang infus, berikan skor 20; jika tidak,
berikan skor 0.
Tabel IV.2 : Asesment Risiko Jatuh Humpty Dumpty (Pasien Anak)
2. Jumlahkan seluruh skor risiko jatuh dan kualifikasi risiko jatuh sebagai berikut :
SKOR 7-11 = RISIKO RENDAH
SKOR 12 23 = RISIKO TINGGI
Tabel IV.3 : DOKUMENTASI PEMBERIAN INFORMASI RISIKO PASIEN JATUH
Nama Pasien: ................... No. Rekam Medis: .....................
Umur/ Jenis Kelamin: ...... Kelas/ Kamar: ............................
Diagnosis: ........................ Tanggal/ Jam: .............................
PEMBERI INFORMASI
PENERIMA INFORMASI
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDAI
()
1 Faktor risiko pasien jatuh Gangguan Pendengaran
Gangguan Penglihatan
Terpasang Catheter urine
Terpasang infus/ CVP
Menggunakan obat pencahar
Usia..............................
Mobilisasi.............................................
Tergantung pada kursi roda
Riwayat jatuh dalam 30 hari
Rasa baal pada ekstremitas
Menggunakan obat sedasi
Perlu bantuan ambulasi
Perlu bantuan dalam psroses eliminasi
Post operasi...........................................
Riwayat kejang/ vertigo/ depresi/ pingsan/
pusing/ delirium/ disorientasi lingkungan
2 Tingkatan risiko jatuh Rendah/ sedang/ tinggi
3 Tindakan pencegahan Orientasi lingkungan dan fasilitas ruang
risiko jatuh perawatan (Letak bel, posisi tempat tidur dengan
posisi terendah dan roda terkunci, letak kamar
mandi)
Pemasangan tanda risiko jatuh (gelang kuning)
Pemasangan pengaman/ pagar tempat tidur
Mendekatkan semua kebutuhan pasien (bed side
cabinet, alat-alat yang dibutuhkan pasien)
Anjuran untuk menggunakan sendal anti licin
Bantuan perawat (beritahu perawat bila
membutuhkan sesuatu)
4 Tujuan Tindakan Pasien aman dari risiko jatuh selama menjalani
pencegahan risiko jatuh perawatan dirumah sakit
5 Akibat dari risiko jatuh Timbulnya cidera
6 Lain-lain ...................................................................
...................................................................
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas secara benar Tanda
dan jujur dan memberi kesempatan untuk bertanya dan/ atau berdiskusi Tangan
Dengan ini menyatakan bahwa saya/ keluarga telah menerima informasi Tanda
sebagaimana diatas yang saya beri tanda/ paraf di kolom kanannya, dan telah Tangan
memahaminya serta akan menjalankan tindakan pencegahan sesuai dengan
informasi yang diberikan.
Mengingat bahwa pencegahan risiko pasien jatuh merupakan salah satu sasaran
dalam perbaikan keselamatan pasien, maka berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan Permenkes No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, pelaksanaan
program peningkatan mutu keselamatan pasien harus dilakukan oleh Rumah Sakit Umum
Sarila Husada sesuai standar akreditasi Sasaran Keselamatan Pasien tentang pencegahan
risiko pasien jatuh. Peningkatan mutu pelayanan terutama dalam pencegahan risiko pasien
jatuh sangat diperlukan agar tidak terjadi kejadian pasien jatuh. Diharapkan dengan adanya
panduan yang jelas ini, maka angka kejadian pasien jatuh dapat berkurang.