Anda di halaman 1dari 44

GEODYNAMICS

• Tektonik adalah studi sejarah gerakan dan deformasi dari


skala regional ke skala global.

• Batas lempeng terdiri dari tiga jenis, yaitu:


a). batas divergen
b). batas konvergen
c). batas sesar transform

• Tiap lempeng adalah satu fragmen tersendiri yang dibatasi


oleh lempeng lainnya.

Geology
GeologyITB
ITB
PLATE TECTONICS AHH-08
AHH-09
GEODYNAMICS

PLATE TECTONICS
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

DISTRIBUSI DAN ARAH GERAK LEMPENG


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Sistim Lempeng Global (The Global Plate System)

• Segmen batas lempeng merupakan garis menerus antara dua


lempeng yang berhenti pada triple junction.

•Triple junction merupakan titik temu ketiga lempeng.

• Lempeng litosfer aktif harus bergerak sebagai satu unit. Gerakannya


pada bumi harus bergerak sebagai busur lingkaran.

• Suatu segmen batas tidak perlu terdiri dari hanya satu jenis segmen
(divergen, konvergen, transform).

• Bahkan, tiap segmen dapat terdiri dari dua jenis batas lempeng.

• Umumnya batas lempeng berupa pertemuan batas pemekaran dan


batas transform. Pola tersebut merupakan suatu aturan bagi
pematang tengah samudra.

• Batas konvergen biasanya digambarkan dengan bentuk kurva.


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Triple Junction

Terdapat sembilan jenis triple junction. Tiap jenis batas


disimbolkan dengan huruf R (rift) untuk batas divergen;
T (trench) untuk batas konvergen; dan F (fault) untuk
batas transform.

Enam jenis batas lempeng


9 jenis triple junction dengan triple junction
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

6 SISTEM SIMETRIK LEMPENG IDEAL


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

TRIPLE JUNCTION

9 4

11 19

6 10

CONTOH TRIPLE JUNCTION DAN POSISI GEOGRAFI

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

EVOLUSI TRIPLE JUNCTION JENIS RRR

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

UNSTABLE STABLE

EVOLUSI TRIPLE JUNCTION JENIS TTT AHH-08


AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

MID-OCEAN RIFT SYSTEM

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Jenis Sesar Transform (Varieties of Transform Faults)

• Tuzo Wilson di tahun 1965 mengenai enam jenis sesar transform,


yang ditentukan berdasarkan jenis batas lempeng (divergen atau
konvergen) dimana sesar transform menghubungkan ujung keduanya.

• Jenis A, sesar transform


menghubungkan dua batas divergen.
Jenis ini adalah ciri batas kerak
samudra yang biasa ditemukan pada
pematang tengah samudra.
• Pada jenis B dan C, sesar transform
menghubungkan batas divergen dgn
batas konvergen.
• Jenis D, E dan F, menghubungkan
sesar transform pada dua batas
divergen.
• Dalam pergerakan lempeng diantara
enam jenis transform tersebut, jenis
A dan E tidak mengalami perubahan
panjang, jenis F bertambah panjang
dan jenis D bertambah pendek.
• Transform scar hanya dapat
terbentuk jika ada batas divergen
(jenis A, B, C)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

BATAS TRANSFORM
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Rotasi Lempeng pada Bola (Plate Rotation on a Sphere)

• Lempeng litosfer adalah fragmen kulit bola yang bergerak sebagai


satu kesatuan pada permukaan bola. Jika suatu fragmen kulit bola
tersebut diletakkan pada bola lainnya (dengan ukuran bola yang
sama), maka akan terdapat gerakan fragmen tersebut akan
mengikuti pola lingkaran.
• Gerakan fragmen tersebut juga
akan memiliki suatu kutub
rotasinya. Dalam ilmu, kutub rotasi
tersebut dinamakan Kutub Euler
(Euler Pole).
• Gerakan fragmen kulit bola akan
mengikuti Teorema Euler, yang
menyatakan bahwa gerakan suatu
fragmen bola terhadap permukaan
bola akan membentuk rotasi
terhadap kutubnya.
• Gerakan lempeng selalu
membentuk busur dari lingkaran
besar (great circle), sementara
perubahan posisi titik referensi dari
perpindahan lempeng akan
menghasilkan busur lingkaran kecil
(small circle)
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

PLATE MOTION ON SPHERE

PRINSIP EULER
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Pada satu lempeng yang sama dan pada satu kali gerakan
akan teramati bahwa bagian lempeng yang terletak dekat
dengan kutub rotasi akan bergerak lebih pendek daripada
bagian lempeng yang terletak jauh dari kutub rotasi.

Kutub Euler (Euler Pole)


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Contoh Bumi dgn tiga lempeng A, B, C.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Dengan menerapkan garis sesar sebagai busur lingkaran kecil, maka busur lingkaran
besar dapat ditentukan. Sehingga Kutub Euler sebagai titik temu busur lingkaran besar
dapat ditentukan.
• Tiga lempeng (lempeng A, B, dan C). Batas lempeng B dan C memiliki Kutub BC. Kutub
tersebut menggambarkan gerakan relatif antara lempeng B dan C.

• Yang dimaksud dgn gerakan lempeng adalah


gerakan relatif salah satu lempeng terhadap
lempeng lainnya.
• Gerakan lempeng yang sebenarnya adalah
gerakan terhadap mantel dan inti bumi. Namun
gerakan tersebut sangat sulit untuk diukur.
• Segmen batas divergen merupakan busur
lingkaran besar. Busur tersebut menghubungkan
batas segmen dgn kutub rotasi.
• Segmen batas divergen dipisahkan oleh sesar
transform. Semakin besar jarak batas divergen
dari kutubnya (kutub rotasi AB), maka kecepatan
lempeng semakin meningkat. Sehingga, batas
divergen yang terletak semakin jauh dari kutub
(kutub AB) akan menghasilkan semakin banyak
litosfer samudra yang baru.
• Hal tersebut juga akan berakibat pada batas
lempeng B dan C (batas konvergen/subduksi).
Semakin jauh jarak subduksi dari kutub AB (bukan
kutub BC), maka kecepatan subduksi akan
meningkat.

Kecepatan Relatif Lempeng AHH-08


AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

EARTH MAGNETIC FIELD AHH-08


AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS
ROCK MAGNETISM

REVERSE
MAGNETISM

Geology ITB
PALEOMAGNETISM AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

• Sumbu batang magnet tersebut bertepatan dgn sumbu geografi bumi.


• Pada titik proyeksi garis sumbu magnetik, atau sumbu geomagnetik,
dari permukaan bumi merupakan kutub magnetik.
• Sumbu magnet bumi membentuk sudut 15o terhadap sumbu geografi.
Akibatnya, kutub magnet tidak bertepatan dengan kutub geografi.
• Garis medan magnet bumi terhadap inti bumi. Sumbu magnetik
berorientasi vertikal.
• Ekuator magnetik (magnetic equator) terletak pada bidang tegak lurus
terhadap sumbu geomagnetik dan mengelilingi permukaan bumi yang
hampir sama dengan ekuator geografis.
• Jarum kompas yang berorientasi sejajar dengan garis gaya magnet.
• Sudut vertikal antara garis gaya dengan bidang horizontal dinamakan
inklinasi magnetik (magnetic inclination).
• Inklinasi tersebut hampir nol pada ekuator geomagnetik, namun
hampir 90o pada daerah dekat kutub geomagnetik. Inklinasi diukur
menggunakan dip needle, jarum magnet ditempatkan pada sumbu
horizontal.
• Garis gaya magnetik memanjang hingga ke luar angkasa dan
menyelimuti bumi. Efek medan magnet ini dinamakan magnetosphere.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Magnetisme bumi biasanya dijelaskan dengan Teori Dinamo.

• Teori tersebut mempostulasikan bahwa besi cair pada inti berputar


perlahan terhadap mantel. gerakan tersebut menyebabkan inti
berperan sebagai dinamo yang menghasilkan arus listrik. Akhirnya,
arus listrik tersebut membentuk medan magnet.

• Salah satu penemuan yang penting adalah medan magnetik bumi


mengalami perubahan medan kutub. Dengan kata lain, kutub utara
magnetik dan kutub selatan telah berganti tempat, namun dengan
posisi sumbu magnetik yang tidak berubah.

• Fenomena tersebut dinamakan pembalikan medan kutub magnetik


(magnetic polarity reversal).

• Pembalikan dimulai ketika gaya dari medan geomagnetik melemah


sedangkan polarisasi dan arah garis gaya tetap sama.

• Setelah kekuatan medan magnetik menjadi nol, medan magnetik


kembali normal namun dengan arah medan kutub yang berubah.

• Interval waktu pembalikan medan kutub tidak berpola.


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Paleomagnetik (Paleomagnetism)

• Lava basalt mengandung banyak mineral silikat dan sedikit oksida


besi dan titanium. Oksida besi tersebut biasanya magnetit (Fe3O4)
yang berkembang dengan oksida titanium (FeTiO4 atau FeTiO3).
Magnetit dan mineral besi lainnya mudah mengalami magnetisasi
dan hasilnya dinamakan mineral magnetik (magnetic mineral).
• Ketika temperatur magma masih tinggi, mineral magnetik tidak
memiliki sifat magnet. Namun, ketika temperaturnya turun
melewati titik Curie (Curie point; 400o – 600o C), mineral tersebut
mengalami magnetisasi.
• Karena kristalisasi magma dipengaruhi medan magnet bumi, sifat
magnet pada mineral diasumsikan memiliki arah sejajar dengan
garis gaya medan magnet bumi.
• Pendinginan selanjutnya membentuk sifat magnet yang permanen
(thermal remnant magnetism) pada batuan dan berperan sebagai
perekam medan magnet bumi saat magma mendingin.
• Sifat magnetisme yang diperoleh dari batuan yang merekam medan
magnet bumi dinamakan paleomagnetik (paleomagnetism).

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Dalam studi magnetisme batuan beku, contoh batuan yang diambil


diukur orientasi geografisnya. Kemudian batuan tersebut
ditempatkan pada alat pengukur arah, intensitas magnetik dan
inklinasi sumbu magnet pada batuan. Alat tersebut dinamakan
magnetometer.

• Terdapat dua jenis paleomagnetisme, yaitu magnetisme permanen


yang didapat pada hydrogenic mineral yg berkembang dari
pengendapan kimiawi (chemical precipitation). Contohnya hematit
(Fe2O3).

• Jenis lainnya adalah detrital remnant magnetism yang ditemukan


pada batuan sedimen.

• Mineral yang bersifat magnet akan memiliki sumbu magnet yang


sejajar dengan garis gaya magnet bumi. Dengan kata lain, mineral
berlaku seperti kompas.

• Detrital magnetism dapat diperoleh dalam proses diagenesa. Sifat


magnet tersebut berperan penting dalam menentukan sejarah
paleomagnetik lapisan sedimen pelagik
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Jika axial rift valley memang merupakan tempat keluarnya


lava basaltik dan jika pemekaran kerak merupakan proses
kontinu, maka aliran lava yang keluar dari axial rift akan
bergerak menjauhi rift.

• Lempeng litosfer di kedua sisi batas pemekaran mengalami


akresi dengan kecepatan yang sama. Hasilnya, kerak
samudra yg dihasilkan dalam satuan waktu membentuk dua
lapisan yang sejajar dengan lebar yang sama di kedua sisi
pusat pemekaran.

• Dengan berjalannya waktu, lapisan tersebut memiliki


pasangan kesamaan umur di kedua sisi pusat pemekaran dan
semakin bertambah tua menjauhi pusat pemekaran.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Dalam pengertian paleomagnetik, zona lava tersebut akan


memiliki ciri normal dan reversed magnetic polarity. Dengan
kata lain, lapisan lava dari pemekaran akan memperlihatkan
pola magnetik yang simetris atau biasa dinamakan magnetic
stripe.

• Dalam sejarah Tektonik Lempeng, penjelasan tersebut


dinamakan Vine-Matthews hypothesis.

• Penemuan magnetic stripe pada lantai samudra menjadi


bukti penting dalam kemajuan bidang ilmu geologi. Berbagai
survei magnetik selanjutnya pada pematang tengah samudra
menunjukkan adanya pola magnetic stripe yang serupa
dengan efek cermin.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
Pola Magnetik Pematang Tengah Samudra AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
Pola Magnetik Pematang Tengah Samudra AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
UMUR LANTAI SAMUDRA AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

Mengukur Kecepatan Pemekaran (Calculation of Spreading Rates)

• Dengan menggunakan pola anomali magnetik memungkinkan


identifikasi normal dan reversed epoch pada lantai samudra.
• Prosedur dilakukan oleh Pitman dan Hertzler di tahun 1966 dengan
contoh di East Pacific Rise.
• Skala waktu tersebut bermulai dengan nol di bagian pusat dan duplikasi
ke dua arah berlawanan. Hasil skala waktu tersebut dapat digunakan
untuk menghitung kecepatan pemisahan dua lempeng.
• Panjang setengah bagian dari zona anomali adalah 450 km yang terjadi
dalam waktu 10 juta tahun. Jadi, kecepatan gerakan horizontal rata-rata
pada satu lempeng atau half spreading rate adalah 4,5 cm/tahun.
Kecepatan pemisahan total (full separation rate) adalah 2 kalinya sama
dengan 9 cm/thn.
• Dari satu daerah ke daerah lainnya, magnetic stripe dari tiap epoch dapat
berbeda lebarnya. Ini berarti kecepatan pemekaran lempeng dari satu
tempat ke tempat lainnya berbeda-beda.
• Grafik jarak dari axial rift terhadap waktu (juta tahun) memperlihatkan
semakin curam garisnya berarti semakin cepat kecepatan pemekaran
suatu lempeng.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Calculation of Spreading Rates

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Gerakan Lempeng Relatif (Relative Plate Motion)

• Gerakan lempeng relatif dapat diperkirakan dengan menggunakan


beberapa cara. Diantaranya menggunakan:
• arah ditunjukkan oleh sesar transform yang dikonfirmasi oleh
adanya gelombang P
• bukti seismik dapat menunjukkan arah gerakan penunjaman
lempeng
• pola anomali magnetik dan data umur basalt dari lantai
samudra menunjukkan kecepatan gerakan lempeng
• rangkaian kepulauan gunungapi dan seamount dapat
digunakan untuk menentukan arah dan kecepatan gerakan
lempeng, baik di masa sekarang maupun masa lalu.
• Peta dunia pertama yang memperlihatkan arah dan kecepatan
lempeng adalah peta yang dibuat oleh para peneliti dari L-DGO
(Heirtzler, Dickson, Herron, Pitman dan Le Pichon) di tahun 1968.
• Peta tersebut menggunakan perhitungan dari data anomali
magnetik. Peta kedua yang dibuat oleh Le Pichon, memperlihatkan
batas lempeng dan nama tiap lempeng.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Gerakan lempeng sebenarnya adalah gerakan relatif dari satu


lempeng terhadap lempeng lainnya, atau gerakan relatif dari tiga
lempeng terhadap salah satu lempengnya.

• Untuk mempermudah, salah satu dari tiga lempeng tersebut


diasumsikan tetap pada tempatnya (fixed position). Namun ini tidak
berarti lempeng tersebut tidak bergerak terhadap mantel.

• Beberapa peneliti memilih Lempeng Afrika sebagai referensi fixed


plate karena beberapa hotspot di Perisai Afrika mengandung lava
dengan rentang umur geologi yang panjang dan tersusun dengan
kronologi tanpa terganggu struktur geologi. Bukti tersebut
menunjukkan bahwa litosfer benua afrika tetap pada tempatnya
dalam jangka waktu yang panjang terhadap sumber magma (mantle
plume) di mantel atas.

• Fakta lainnya adalah lima hingga enam kali panjang dari daerah
sekitarnya merupakan batas pemekaran.

• Alasan pendukung pilihan ini adalah karena ketebalan benua yang


besar, maka litosfer benua bergerak lateral lebih lambat di atas
astenosfer daripada litosfer samudra. Litosfer benua dapat mencapai
kedalaman lebih dari 300 km. Pada kedalaman tersebut astenosfer
lebih kuat daripada kedalaman kurang dari 300 km.
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Pengukuran Geodetik pada Gerakan Lempeng


(Geodetic Measurements of Plate Motions)

• Tahun 1976, NASA meluncurkan satelit Lageos sebagai cara baru untuk
mengukuran gerakan lempeng relatif.
• Lageos singkatan dari Laser Geodynamics Satellite. Satelit ini berperan
sebagai reflektor laser yang dikirimkan ke ground station di bumi.
Dengan menggunakan dua atau lebih ground station sebagai sistim
triangulasi, satelit ini sanggup menjadi alat triangulasi yang akurat bagi
pengukuran geodetik, dinamakan Satellite Laser Ranging (SLR).
• Tahun 1979, NASA menggunakan teknologi VLBI (Very Long Baseline
Interferometry) yang mampu mengukur hingga tingkat 3 cm di bumi.
• Sistim ketiga adalah Global Positioning System (GPS) menggunakan
beberapa satelit yang memancarkan sinyal dan diterima oleh ground
station.
• Hasil pengukuran satelit menunjukkan bahwa kecepatan terendah
gerakan lempeng adalah 1 cm / tahun, sementara kecepatan tercepat
adalah 10 cm / tahun.
• Tahun 1986, hasil pengukuran dengan sistim VLBI ternyata cocok
dengan fakta geologi / geophysic.

Geology
GeologyITB
ITB
LAGEOS – VLBI – GPS AHH-08
AHH-09
GEODYNAMICS

VLBI Ground Station


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Dari jaringan VLBI, diketahui bahwa Lempeng Australia bergerak


terhadap Lempeng Amerika utara dengan kecepatan 7 cm / tahun.
Namun, Lempeng Australia bergerak terhadap Lempeng Amerika
Selatan dengan kecepatan 2,3 cm / tahun.

• Di awal dekade 1990-an, sistim baru yang bernama NUVEL-1


digunakan. Sistim ini adalah model global untuk menggambarkan
gerakan diantara 12 lempeng. NUVEL-1 menggunakan lebih dari 1000
data, termasuk 277 kecepatan pemekaran lempeng dari data anomali
magnetik, 121 azimut sesar transform dan 724 vektor gerakan gempa.

Geology
GeologyITB
ITB
NUVEL-1 AHH-08
AHH-09
GEODYNAMICS

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Gaya yang terlibat dalam Gerakan Lempeng


(Forces involved in Plate Motion)

Semua gaya yang terlibat dalam gerakan lempeng dibagi menjadi dua
kategori:

a) driving force adalah gaya yang cenderung menghasilkan gerakan


lempeng relatif terhadap astenosfer, atau gaya pada satu lempeng
relatif terhadap lempeng lainnya di sepanjang batas sesar. Gaya
gravitasi adalah agen yang mengendalikan gaya ini. Gaya gravitasi
berasal dari energi potensial pada litosfer yang terdongkrak oleh
proses tektonik dari mantel.

a) resisting force adalah gaya yang terbentuk akibat adanya driving


force. Gaya ini cenderung membentuk resistansi yang sama atau
berlawanan dengan gerakan lempeng. Konsep ini dinyatakan oleh
Keary dan Vine: karena kecepatan lempeng sekarang terlihat
konstan, tiap lempeng haruslah berada dalam kesetimbangan
dinamik, dengan driving force yang menjadi seimbang oleh gaya yang
menghambatnya.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Dua model yang berhubungan dengan gerakan lempeng litosfer


samudra terhadap gerakan viscous yang terjadi pada astenosfer.

• Model terdahulu adalah arus mantel yang menyeret kerak samudra


diatasnya (Slab-Pull). Model baru adalah gerakan lempeng yang
menyeret mantel di bawahya (Ridge-Push).

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Pada Kelas R, terdapat dua jenis bentuk menghilangnya energi


(energy dissipation). Menghilangnya energi antara lempeng dan
astenosfer terjadi pada seluruh lapisan dimana terjadi viscous
shearing. Viscous shear ini menghasilkan panas (sensible heat) pada
lapisan mantel. Resistansi yang terjadi antara dua lempeng
menghilang melalui friksi. Gerakan lempeng tersebut adalah jenis
stick-slip, yang juga dinamakan stick-slip shear. Panas dari friksi ini
disalurkan ke massa lempeng di dekatnya. Proses ini menghasilkan
gempa.

• Ridge-push force (FRP) hadir sebagai gaya gravitasi pada lempeng


samudra. Gaya ini bermula dari pematang, dimana kemiringan
lempeng pada pematang adalah curam. Gaya ini berpasangan dengan
mantle-drag force (RD).

• Pada lempeng yang menunjam, gaya gravitasi dinamakan slab-pull


force (FSP). Gaya ini pada bagian atas dan bagian bawah dihambat
oleh mantle-drag force (RD). Pada ujung bawahnya, lempeng
menekan batuan mantel. Uyeda menamakan gaya ini sebagai ‘slab-
resistance force.’

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Lempeng benua memiliki peranan yang relatif pasif. Para ahli geophysic meneliti
zona subduksi yang membatasi Lempeng Pasifik, dan menemukan bahwa
lempeng benua bergerak lambat terhadap batas subduksi sementara lempeng
samudra lebarnya semakin menipis.

• Hal ini memberikan kesan bahwa palung ‘bergerak mundur’ terhadap benua, atau
palung ‘bermigrasi’ (bergerak) ke arah samudra. Para ahli geophysic mengenali
gaya ini sebagai trench-suction force (FSU), yaitu gaya yang ‘menarik’ lempeng
benua ke palung. Sifat gaya tersebut tidak begitu dimengerti. Mungkin
penjelasan yang baik adalah model mantle corner flow atau arus pada mantel
yang naik dan turun dan menyeret litosfer benua ke bawah sehingga
menyebabkan pelipatan ke bawah (buckle downward) dan akhirnya
menyebabkan gaya tarikan horizontal (horizontal pulling force) pada lempeng
benua.

• Konvergensi dua lempeng menyebabkan lempeng benua ditekan kuat oleh bagian
atas lempeng samudra yang menunjam. Tekanan tersebut akan ada dengan atau
tanpa beroperasinya trench-suction force.

• Tekanan ini dinamakan plate-colliding force (FCP). Gaya ini menghasilkan strain
energy, yang dilepaskan oleh stick-slip shear dan akhirnya menghasilkan gempa
atau membentuk fault creep.

• Resistansi yang saling meniadakan ini merupakan kelas friksi dan dinamakan
collision-resistance force (RC).
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
Trench-Suction-Force AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

• Pada sesar transform, dasar gaya yang terjadi adalah ridge-push force yang
terletak pada bidang sesar dimana terdapat perbedaan kecepatan dengan
lempeng sebelahnya. Pada bidang sesar tersebut terdapat friksi yang
membentuk strain energy dan dilepaskan ketika stick-slip terjadi atau
melalui fault creep.

• Namun, ridge-push force dan slab-pull force tetap dipertimbangkan sebagai


gaya yang dominan.

• Sementara Newtonian viscous shear dipertimbangkan sebagai resisting


force utama pada permukaan lempeng.

• Gerakan terpisahnya dua lempeng di batas pemekaran dapat diterangkan


dgn ridge-push force. Gaya tersebut didapatkan melalui terdongkraknya
litosfer oleh naiknya magma pada mantel. Akibatnya terdapat perbedaan
kemiringan lereng pada litosfer di pematang dengan dasar samudra.

• Ridge-push force terus bekerja pada lempeng ketika lempeng bergerak


menjauh dari pemekaran. Di dasar samudra, perbedaan kemiringan lereng
menghilang, namun terdapat kompensasi melalui penebalan ketika lempeng
mendingin (massa lempeng bertambah). Lempeng samudra juga bertambah
tebal dengan pengendapan sedimen pelagik.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Gerakan Lempeng relatif terhadap Hotspot


(Plate Motions Relative to Hotspots)

• Jika diasumsikan bahwa astenosfer tetap pada tempatnya (fixed),


maka gerakan litosfer dapat dianggap sebagai gerakan absolut
(absolute motion).
• Namun, sebenarnya astenosfer dapat bergerak terhadap mesosfer,
dan pada saat yang sama, litosfer bergerak terhadap astenosfer.
• Dengan demikian, maka penentuan gerakan lempeng absolut
menjadi lebih sulit karena harus untuk menentukan hal tersebut
haruslah memiliki suatu titik referensi yang dapat dianggap tidak
berubah posisinya (fixed).
• Dengan adanya hotspot, maka penentuan gerakan lempeng absolut
menjadi lebih mudah.
• Gerakan lempeng absolut digambarkan sebagai gerakan terhadap
hotspot yang diasumsikan tidak berubah posisinya.
• Penggunaan jejak hotspot untuk menentukan arah dan kecepatan
lempeng dilakukan oleh W. Jason Morgan di tahun 1971.
• Di tahun 1990, Alice E. Gripp dan Richard G. Gordon juga menyusun
peta dunia dengan vektor gerakan absolut terhadap hotspot.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

HOT SPOT VOLCANOES AHH-08


AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB

Anda mungkin juga menyukai