Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MODEL KEPERAWATAN JIWA

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tujuan Instruksional KhususPada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mendiskusikan konsep kesehatan mental dan penyakit mental
2. Menjelaskan tujuan penggunaab model konseptual sebagai dasar praktek profesional
3. Membandingkan delapan model kesehatan mental: psikoanalisa, interpersonal, sosial, eksistensial,
komunikasi, perilaku dan keperawatan.
4. Mengenali para ahli yang berhubungan dengan setiap model
5. Menjelaskan peran therapist dan klien pada setiap model

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mampu memahami model-model konsep
kesehatan jiwa yaitu pandangan para ahli tentang kesehatan jiwa dan mengapa orang mengalami
gangguan jiwa. Setiap model punya dasar pemikiran dan pendekatan sendiri. Materi ini berguna untuk
mahasiswa ketika mereka menghadapi kasus-kasus kejiwaan sehingga mereka bisa memilih salah satu
model untuk dipakai dalam pendekatan dan penyelesaian masalah-masalah klien.

KONSEP MODEL

Kebanyakan kaum profesional kesehatan mental memakai kerangka kerja prakteknya berdasarkan
banyak konsep model. Sebuah model adalah sebuah batang ilmu pengetahuan yang berisi kerangka
konsep pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku manusia. Fungsinya agar pendekatan dan
prakteknya bisa diterima secara logis dan mudah dievaluasi, berdasarkan hal-hal ilmiah dan mudah
dipertanggungjawabkan. Dalam keperawatan jiwa ada delapan konsep yang dipakai dan akan dibahas
satu persatu.

1. Model psikoanalisa
Konsep ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Fokusnya pada perkembangan psikoseksual dari fase –
fase Oral, Anal, Phalik, Laten, Genitikal yang penuh konflik-konflik pada masa penyelesaian tugas
setiap fase. Dia juga mengemukakan struktur psiko / jiwa manusia berdasarkan : Id, Ego, Superego dan
topografi jiwa berdasarkan sadar, prasadar dan tak sadar.

Penyimpangan perilaku
Perilaku masa dewasa ditentukan perkembangan masa kanak-kanak. Bila tugas masa perkembangan
tidak tercapai, maka timbul konflik, kecemasan, secara psikologis orang itu terfiksasi pada tingkat
perkembangannya untuk mengatasi cemas. Orang itu menjadi regresi dalam pemakaian koping,
pemecahan masalah dan perilaku. Misalnya : anak perempuan yang merasa kalah pada ibunya dalam
mencari perhatian ayahnya, maka ketika besar dan berhubungan dengan pria, dia berprilaku seperti
anak kecil dalam memcari perhatian pria. Setiap orang membawa konflik masa kecilnya dan
mempengaruhi perilaku di masa dewasa. Misal : sering cuci tangan, karena pada waktu masa kecil
sering dibilang jorok. Semua kenangan itu tertanam ke alam tak sadar sehingga pada masa dewasa
keluar ke alam tak sadar dalam bentuk penyimpangan perilaku. Psikosis muncul karena ego harus
beradaptasi terus dengan keinginan id.
Proses terapeutik.
Psikoanalisa memakai : Free association, analisa mimpi dan transfer untuk membentuk kembali
perilaku. Free association : mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa ada sensor. Terapist akan
mencari pola kata-kata dan area yang secara tidak sadar dihindari. Kemudian dibandingkan dengan
ilmu terapist tentang pengetahuan tentang jiwa dan konflik. konflik yang dihindari klien dianggap
hambatan dan harus diselesaikan. Analisa mimpi : menjadi gambaran konflik intra psikis yang menjadi
hambatan klien dalam berperilaku. Simbol-simbol mimpi dianalisa dan disimpulkan. Kedua proses ini
dilengkapi dengan transfer yaitu terapist menjadi sasaran perilaku atau perasaan klien

Peran Klien
• Mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya. Agar bisa diartikan therapistnya.
• Mengkuti perjanjian jangka panjang.

Peran therapist
• Mendorong transfer, menginterprestasi pikiran dan mimpi.
• Tidak memberi pendapat apapun, hanya memperhatikan verbal dan non verbal klien. untuk
menyelesaikan konflik-konflik yang tertanam di alam tak sadar klien

2. Model hubungan Interpersonal.


Teori ini dikemukakan oleh Harri Stack Sullivan. Dia menganggap perilaku itu merupakan bentukan
karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungan sosial. Kecemasan disebabkan perilakunya
tidak sesuai atau tidak diterima orang lain sehingga akan ditolak oleh lingkungan. Perilaku timbul
karena adanya dorongan untuk kepuasan dan dorongan untuk keamanan. Perilaku karena adanya
dorongan untuk memuaskan diri disebabkan karena adanya kelaparan, tidur, kenyamanan dan kesepian.
Keamanan berhubungan dengan penyesuaian diri terhadap nila-nilai budaya
seperti nilai-nilai masyarakat dan suku. Sulivan beranggapan bila kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan akan kepuasan dan keamanan terganggu maka dia akan mengalami sakit mental.

a. Penyimpangan perilaku.
• kecemasan dalam hubungan interpersonal.
• ketakutan.

b. proses terapeutik : Terapist akan mengkaji riwayat masa lalu dan menganalisa perilaku yang
dianggap mencemaskan klien ketika berhubungan dengan orang lain. Mula-mula therapist akan
membina hubungan saling percaya dengan klien supaya dia mulai merasa puas dalam berhubungan
dengan orang lain. Kemudian perilaku baru dipelajari sehingga klien dapat meningkatkan hubungan
interpersonal. Prosesnya adalah selalu melatih klien berhubungan dengn orang lain.

c. peran klien :
* Membagi kecemasan dan perasaan.
• Bekerja sama mempelajari perilaku baru

d. peran terapist :
• Meningkatkan hubungan interpersonal.
• Mengembangkan kepercayaan klien bahwa persepsi dan pertimbangannya sama dengan orang lain.
• Menjadi role model dalam berhubungan dengan orang lain.

3. Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi lingkungan
sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial dan menjadi faktor predisposisi klien
mengalami gangguan mental, seperti kejadian kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang
rendah. Karena kondisi ini akhirnya individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stes, ditambah
lagi dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Individu mengembangkan koping yang patologis. Krisis
juga bisa menyebabkan klien mengalami perubahan perilaku. Koping yang selama ini dipakai dan
dukungan dari lingkungan tidak dapat dipakai lagi sehingga klien mengalami penyimpangan perilaku.
Berdasarkan faktor-faktor di atas maka diuraikan:
a. Penyimpangan perilaku : Akibat tekanan budaya dan lingkungan sosial, kemiskinan dan minoritas

b. Proses terapeutik :
Klien secara bebas memilih therapist dan proses penyelesaian masalahnya agar dia cepat pulih. Klien
mencari pusat-pusat konsultasi bagi masyarakat atau mendatangi pusat penanganan krisis. Tim
kesehatan memanfaatkan sistem pendukung sosial yang ada pada klien dan juga dengan orang-orang
yang mengalami kasus yang sama. Pemerintah dan tim kesehatan memberikan pencegahan primer,
sekunder, tersier pada masalah-masalah sosial agar tidak terjadi krisis.

c. peran klien :
• Bekerja samalah dengan terapist yang telah dipilihnya dengan menceritakan seluruh yang dialaminya
dan aktif terlibat dalam proses pemulihan.
• Menggunakan sistem pendukung sosial.
• Mengubah perilaku sehingga menjadi sehat

d. peran terapist :
• Bersama klien menentukan perilaku mana yang harus diubah
• Menggali sistem sosial dan menggunakan sistem sosial yang ada disekitar klien yang bisa dipakai,
misalnya kursus-kursus, biro konsultasi, organisasi orang yang punya masalah yang sama dengan
dirinya.

• Mendirikan pusat krisis


• Bekerja sama dengan isntansi terkait, misalnya polisi, rumah sakit, gereja

4. Model Eksistensi
Konsep ini didasarkan teori dari Sartre, Heidegger dan Keirkegaard. Fokus teori berdasarkan
pengalaman kllien disini dan saat ini, tidak memperhitungkan masa lalu klien. Seseorang akan merasa
hidupnya bermakna bila dia menerima dirinya apa adanya dan memakai itu untuk berinteraksi dengan
lingkungannya.
a. Penyimpangan perilaku : orang merasa dirinya tidak eksis atau dirinya tidak mampu eksis dengan
lingkungan. Rasa asing ini disebabkan klien membatasi dirinya sendiri. Penyimpangan perilaku terjadi
karena klien menghindar dari perilaku yang lazim terjadi di lingkungan sosialnya. Perasaan terasing ini
mengakibatkan klien merasa tidak berdaya, sedih dan kesepian, dirinya.tidak ada berarti. Klien tidak
mampu berinteraksi dengan wajar dan menguntungkan bagi dirinya dan orang lain.

b. proses terapeutik : Mengeksploitasi dirinya (aspek positif, negatif, pengalaman masa lalu yang
sukses atau tidak) sehingga dia mnyadari bahwa dia eksis. Kemudian klien di konfrontasi dengan 2 – 3
orang untuk mengevaluasi dan membentuk kemampuan memilih serta bentuk-bentuk perilaku baru.
Klien memperoleh keotentikan bahwa dirinya ada, berguna dan punya aspek yang berguna terhadap
dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain.

c. peran klien :
belajar tentang dirinya dan belajar memilih dengan bebas perilakunya.
bertanggungjawab atas perilaku yang perlu diubahnya
• Jujur dan mau bekerja sama

d. peran Terapist :
• menolong klien mengenali dirinya.
• menunjuk perilaku yang perlu diubah
• menjadi role model

5. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap perilaku, baik verbal maupun
nonverbal adalah bentuk komunikasi. Ketidakmampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan
frustasi.

Penyimpangan perilaku :
Penyimpangan perilaku disebabkan kegagalan dan kekacauan dalam berkomunikasi. Peran tidak jelas
dalam proses komunikasi, mungkin disebabkan kesalahan dalam proses komunikasi (sender, receipen,
message). Kegagalan bisa terjadi karena sender tidak mampu bicara atau menerima umpan balik, pesan
tidak mampu disampaikan atau tidak dimengerti atau receipen tidak bisa menerima atau memberi
respon.

Proses Terapeutik :
Pola komunikasi klien dianalisa sehingga klien bisa mengerti mengapa dia gagal dalam berkomunikasi.
Kegiatannya bisa berupa pembicaraan antar individu, kelompok dan dengan tim kesehatan. Klien diberi
beberapa pelatihan, kemudian therapist memberi laporan tentang kemajuannya dan klien disuruh
memberi umpan balik

Peran klien
Klien berusaha meningkatkan komunikasi dengan mempelajari umpan balik dari orang lain.
Klien mengikuti pelatihan

Peran Terapist :
• Memperagakan cara berkomunikasi yang baik.
• Memberikan reinforcement pada komunikasi yang baik, dan bila belum efektif, didiskusikan

6. Model Behavioral
Konsep ini berdasarkan teori belajar. dan mengatakan bahawa semua perilaku itu dipelajari. Perilaku
seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus konsep ini terletak pada tindakan, bukan
pada pikiran atau perasaan individu. Perubahan perilaku membuat perubahan pada kognitif dan afektif

Penyimpangan perilaku
Individu membentuk kebiasaan yang tidak menyenangkan karena belajar dari lingkungan. Kebiasaan
ini atau perilaku itu timbul karena adanya kecemasan

Proses terapuetik
Terapi merupakan proses pendidikan Perilaku yang tidak baik kita abaikan atau dilupakan, tingkah laku
yang produktif lebih direinforcement. Diajarkan cara-cara mengatasi kecemasan sehingga perilakunya
dapat diterima lingkungan, seperti tehnik relaksasi dan latihan asertif. Klien belajar perilaku yang baik,
misalnya cara-cara berperilaku sopan.
Hurt people, hurt people
Blessed people, bless people
Peran Klien :
Sebagai pelajar dengan mulai mengatakan kecemasan-kecemasannya, kemudian dia belajar
mengatasi kecemasan itu mulai dari yang sederhana sampai ke kompleks
Mengerjakan latihan mengatasi kecemasan itu sepanjang hari.

Peran therapist
• Sebagai guru dan melatih, menjelaskan mana perilaku yang baik
• Mengevaluasi perubahan perilaku dan memberikan pujian atas kemajuannya

7. Model medikal
Konsep ini dikemukan oleh Siglar and Osmond. Fokusnya pada diagnosis penyakit mental dan proses
pengobatan berdasarkan diagnosis. Proses pengobatan ke arah somatik : farmakoterapi, ECT atau
psikosurgery. Fungsi model medikal adalah mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik,
tidak menyalahkan perilaku kliennya.

Penyimpangan perilaku :
Akibat manifestasi penyakit, kerusakan sistem persyarafan, ketidakseimbangan hormonal. Faktor
lingkungan dan sosial dianggap sebagai faktor pencetus dan faktor pendukung. Faktor genetik dianggap
cukup berperan. Penyimpangan perilaku karena klien tidak mampu bertoleransi terhadap stres.

Proses terapeutik
Berdasarkan kondisi, riwayat penyakit sekarang, dahulu, riwayat sosial, riwayat obat, pemeriksaan
fisik. Diagnosa berdasarkan penggolongan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,
Third Edition, Revised (DSM – III-R). Seringkali pemakaian terapi somatik dilaksanakan selain
pendekatan interpersonal.

Peran klien
• Melaksanakan Pengobatan, tidak banyak terlibat. Melaporkan efek pengobatan kepada therapis

Peran dokter
• Melakukan Terapi somatik, terapi interpersonal. dan mengajarkan klien tentang penyakitnya.

8. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers. Konsep ini
berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial
spiritual. Perawat mengarah pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan
hubungan yang terapeutik dan sebagai pembela klien. Fokusnya respon klien terhadap masalah

Penyimpangan perilaku
Perilaku dipandang sebagai kontinum dari sehat (respon adaptif) sampai sakit (respon maladaptif).
Penyimpangan perilaku disebabkan fakktor predisposisi, persipitasi, stres yang kuat dan koping yang
tidak adekwat

Proses terapeutik : Memakai proses keperawatan


Peran kien
• bekerja sama dengan therapist, memberi umpan balik atas proses yang dilakukan

Peran perawat :
• menggunakan proses keperawatan dengan menciptakan hubungan saling percaya
• memperhatikan kebutuhan klien dan menggunakan kekuatan klien untuk bertumbuh
• mengkordinasi proses pengobatan, membuat klien sadar apa yang dibutuhkannya, menggunakan
caring

Pertanyaan Kunci
1. Apakah konsep model itu dan apa fungsinya.
2. Apakah ada konsep model yang bisa diterapkan dalam semua pelayanan keperawatan jiwa ?
3. Apakah beberapa konsep model bisa diterapkan pada saat menangani satu kasus ?

Tugas
1. Analisalah satu-dua model kesehatan mental.
2. Bandingkan dua buah konsep model, cari kelebihan dan kelemahan ke dua konsep tersebut.
3. Sebutkanlah kira-kira apa intervensi keperawatan yang bersifat preventif pada ke dua model tersebut.
4. Tugas ini dibuat berkelompok

http://ners-blog.blogspot.com/2011/02/konsep-model-keperawatan-jiwa.html

Anda mungkin juga menyukai