Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

“PERCOBAAN SPALLANZANI DAN LOUIS PASTEUR”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 XII IPA 7

Anantri Rahma Fahrina


Khansa Nur Aziza
Meinida Firmansyah
Muhammad Alif Setyadi
Rigal Gunawan
Salma Zaharani

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 CIANJUR
Jalan Pangeran Hidayatullah No. 62 Kabupaten Cianjur
Telp. (0263) 261295 Web : www.sman1cianjur.sch.id Email : sman1cjr@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi
kami yang telah menyelesaikan laporan pengamatan ilmiah yang berjudul “percobaan spallanzani dan louis
pasteur”

Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua dan semua
orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan pengamatan ilmiah ini
dapat terselesaikan.

Disini kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan laporan ilmiah ini terdapat hal – hal yang
tidak sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan kami
dapat di capai dengan sempurna. Amin.

Cianjur, 19 Januari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………….…………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………………… ...
1.2. Kompetensi Dasar…………….…………………………………………………………………………...
1.3. Pengalaman Belajar……………….……………………………..……………………………………........
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………………………………….
2.2. Alat dan Bahan Penelitian………………………………………………………………………………...
2.3. Cara Kerja Penelitian……………………………………………………………………………………..
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tabel dan Data Hasil Pengamatan…………………………………………………………………….........
3.2. Analisa Data…………………………………………………………………………….………………...
3.3. Pembahasan soal dari Data Hasil Pengamatan……………………….…………………………………….
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………..……..
4.2. Saran……………………………………….…………………………………………………..….……..
DAFTAR PUSTAKA…………………..………………………………………………………….….……….
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………….………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kita ketahui bahwa rahasia kehidupan yang menjadi teka-teki saat ini. Terutama dari mana
asal makhluk hidup yang ada sekarang ini. Untuk menjawab pertanyaan itu sudah ada beberapa orang
yang melakukan penelitian mulai zaman sebelum masehi hingga saat ini.

Asal mula kehidupan pada awalnya dikatakan berasal pada makhluk yang tak hidup, atau
dapat dikatakan bahwa makhluk hidup ada di dunia secara spontan yang berasal dari makhluk yang
tak hidup, seperti daging yang membusuk. Hal ini diungkapkan pertama kali oleh Aristoteles, dan
dipercaya hingga beratus-beratus tahun kemudian.

Aristoteles beranggapan bahwa makhluk hidup sebetulnya berasal dari makhluk tak hidup,
karena dia melihat semut itu selalu keluar dari tanah sehingga beranggapan bahwa semut itu berasal
dari tanah.

Hingga beratus-beratus tahun kemudian muncullah beberapa ilmuwan yang berusaha


mematahkan teori abiogenesis yang dilontarkan oleh Aristoteles yang masih bertahan pada saat itu.
Diantara ilmuwan tersebut, yakni Fransisco Redi (Italia, 1626-1697 ), Lazzaro Spallanzani (Italia,
1972-1799) dan Louis Pasteur( Prancis, 1822-1895).

Salah satu Ilmuwan yang bernama Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan
menggunakan kuah kaldu, dimana ditempatkan disuatu wadah. Pada wadah itu ada yang terbuka, ada
yang tertutup, dan ada pula yang tertutup dan sudah di panasi. Lazzaro mengamatinya, dan
memperhatikan perubahan yang terjadi pada air kaldu tersebut.

Setelah beberapa hari, Lazzaro memperhatikan perubahan yang terjadi pada kaldu, dimana
yang tidak tertutup dan yang tertutup tapi tidak dipanasi kaldunya berubah warna, sedang yang
tertutup tapi dipanasi tidak mengalami perubahan. Dari hal itu dia beranggapan bahwa adanya
mikroorganisme pada kaldu. Sehingga terjadi perubahan pada kaldu itu kecuali pada kaldu yang telah
dipanasi. Berdasarkan hal tersebut maka patahlah teori abiogenesis yang telah bertahan selama ratusan
tahun lamanya.

1.2. Kompetensi Dasar


Menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi Biologi.

1.3. Pengalaman Belajar


Mengetahui tentang percobaan Spallanzani dan Pasteur
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Hari : Rabu-Minggu
Tanggal : 13-18 Januari 2016
Tempat : Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Cianjur

2.2 Alat dan Bahan Penelitian

1. Tabung Reaksi (4-6 buah)


2. Air Kaldu
3. Penyaring air
4. Rak Tabung Reaksi
5. Label
6. Spirtus
7. Pipa kaca I
8. Pipa Kaca J
9. Gelas Kimia 100 mL
10. Kaki tiga
11. Corong
12. Penangas Air

2.3. Cara Kerja Penelitian

1. Siapkan 4-6 tabung reaksi


2. Beri label pada masing-masing tabung reaksi 1-6
3. Isilah masing-masing tabung reaksi dengan air kaldu yang sudah terlebih dahulu disaring kira kira 5cm dari
permukaan bawah tabung reaksi
4. Tutuplah tabung nomor 1,2,4,5 dan 6 dengan kapas
5. Tabung nomor 3 dibiarkan terbuka
6. Tabung nomor 4 diberi pipa I
7. Tabung nomor 5 diberi pipa J
8. Tabung nomor 6 diberi pipa S
9. Kecuali tabung 1, semua tabung dipanaskan ke penangas air selama 15 menit
10. Setelah 15 menit, diangkat lalu disimpan di tempat yang aman dari paparan sinar matahari
11. Amati perubahan selama 5 hari
12. Masukkan data dalam tabel. Catat perubahan warna dan perubahan air kaldu. Jika ada beri lambang positif
(+), jika tidak ada perubahan beri lambang negatif (-)
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tabel dan Data Hasil Penelitian
No Tabung Perlakuan Hari ke- Ket
1 2 3 4 5 W E
1 1 Ditutup Air Air kaldu Air kaldu Air kaldu Intensitas ++++ ++++
kapas tanpa kaldu agak makin lebih kuning, warna kuning
steriliasi masih keruh, di keruh disertai pada air kaldu
jernih permukaan dengan dengan lebih
airnya adanya bertambahnya dominan
terdapat sedikit endapan disbanding
endapan warna lemak di dengan
lemak dan kekuning- permukaan tabung yang
buih kuningan. air dan lain, dan juga
Dan juga tabungnya lebih banyak
endapan endapan
lemak lemak
sedikit
bertambah
2 2 Ditutup Air Air kaldu Ada Air kaldu Ada endapan + ++
kapas kaldu masih endapan mulai sedikit lemak
dengan masih jernih lemak di keruh menempel di
sterilisasi jernih permukaan permukaan
air kaldu tabung
3 3 Tanpa Air Air kaldu Ada Air kaldu Air kaldu +++ +++
ditutup kaldu masih endapan mulai keruh, lebih kuning,
kapas masih jernih lemak di disertai disertai
dengan jernih permukaan dengan dengan
sterilisasi air kaldu bertambahnya bertambahnya
endapan endapan
lemak di lemak di
permukaan permukaan
air dan air dan
tabungnya tabungnya
4 4 Diberi pipa Air Air kaldu Air kaldu Air kaldu Air kaldu ++ +++
I dengan kaldu agak keruh agak keruh agak keruh agak keruh
sterilisasi masih dan mulai dan mulai ada dan mulai ada
jernih ada endapan endapan
endapan lemak lemak
lemak
5 5 Diberi pipa Air Air kaldu Air kaldu Air kaldu Air kaldu + +
J dengan kaldu masih masih agak keruh agak keruh
sterilisasi masih jernih jernih dan mulai ada dan mulai ada
jernih endapan endapan
lemak lemak
6 6 Diberi pipa Air Air kaldu Air kaldu Mulai ada Air kaldu + +
S dengan kaldu masih masih endapan agak keruh
sterilisasi masih jernih jernih lemak dan ada
jernih sedikit
endapan
lemak

Ket : W = Perubahan Warna (Akhir)


E = Endapan Lemak (Akhir)

*Nilai = 1-4
3.2. Analisa Data

Percobaan Lazzaro Spallanzani (Ditutup kapas tanpa steriliasi)

Ø Tabung 1

Pada tabung pertama, karena tabung sudah ditutup kapas, jadi mikroorganisme tidak dapat masuk ke
dalam tabung. Akan tetapi, karena tabung tidak di sterilkan terlebih dahulu, mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu yang di dalam tabung 1 ini berkembang biak. Akhirnya membuat keruh kaldu dan juga
terbentuk endapan lemak karena mikroorganisme berkembang baik di dalamnya.

Percobaan Lazzaro Spallanzani (Ditutup kapas dengan sterilisasi)

Ø Tabung 2

Dengan sterilisasi melalui pemanasan tabung reaksi dan ditutup dengan kapas, air kaldu yang ada pada
tabung ini lebih sedikit perubahannya dibandingkan dengan tabung 1, walaupun di hari ke-3 baru terlihat
perubahan. Ini menunjukkan bahwa dengan ditutupnya tabung reaksi, bakteri-bakteri yang ada di luar atau di
udara tidak dapat masuk ke dalam tabung. Maka dari itu, dapat disimpulkan, bakteri atau organisme yang ada
dalam kaldu bukan berasal dari kaldu tapi bakteri itu sudah ada di udara.

Percobaan Lazzaro Spallanzani (Tanpa ditutup kapas dengan sterilisasi)

Ø Tabung 3

Dari data yang kami peroleh, ternyata selama dua hari berturut-turut air tetap jernih walaupun dibuka
atau tidak diberi penutup. Hal ini dikarenakan sebelumnya, tabung reaksi sudah disterilkan terlebih dahulu
dengan pemanasan. Akibatnya, mikroorganisme pada tabung reaksi mati karena pemanasan tersebut. Namun,
tidak menutup kemungkinan tabung ini tetap tercemar oleh bakteri dari luar karena tabung ini tidak diberi
penutup. Hal ini dibuktikan dari pengamatan pada hari ke-3, air kaldu menjadi keruh dan juga mulai ada sedikit
endapan lemak di permukaannya.

Percobaan Louis Pasteur (Menggunakan tabung dengan sterilisasi dan diberi pipa I)

Ø Tabung 4

Pada hari pertama air kaldu pada tabung satu masih dalam keadaan jernih kemudian pada hari kedua
keadaan air kaldu pada tabung yang di beri pipa I mulai berubah menjadi agak keruh, dan hari ke-tiga terdapat
sedikit endapan lemak, .Hal ini mungkin disebabkan karena mikroorganisme yang terbawa oleh udara masuk ke
dalam tabung dengan cepat karena pada pipa lurus tidak ada penghambat yang memungkinkan mikroorganisme
tersebut terperangkap di dalam pipa, sehingga mikroorganisme tersebut memiliki kontak langsung dengan air
kaldu. Karena itu air kaldu cepat keruh. Dibandingkan dengan tabung lain yang diberi pipa J dan pipa S.

Percobaan Louis Pasteur (Menggunakan tabung dengan sterilisasi dan diberi pipa J)

Ø Tabung 5

Pada hari pertama air kaldu pada tabung satu yang diberi pipa J kondisinya masih dalam keadaan
jernih. Kemudian pada hari ketiga kondisi air kaldu tetap jernih. Dan pada hari ke-4 air kaldu menjadi agak
keruh, muncul larva yang berukuran kecil. Hal ini dikarenakan mungkin ada lalat yang hinggap dan
meninggalkan telurnya dalam pipa, sehingga mungkin dalam beberapa hari telur lalat tersebut berubah menjadi
larva yang berukuran kecil.
Percobaan Louis Pasteur (Menggunakan Tabung dengan sterilisasi dan diberi pipa S)

Ø Tabung 6

Pada tabung satu air kaldu tetap jernih, hingga hari ke-4 air kaldu ini mulai mengalami perubahan
menjadi agak keruh dan adanya endapan lemak. Kekeruhan ini disebabkan oleh mikroorganisme yang sudah
ada dalam udara masuk ke tabung dan lemak-lemak ini mungkin muncul dari daging yang masih mengandung
lemak yang digunakan untuk membuat air kaldu. Dan lemak mengendap di permukaan karena massa jenis air
lebih besar daripada massa jenis lemak.

3.3. Pembahasan Soal dari Data Hasil Pengamatan

1. Bagaimana keadaan tabung 2 dan 3 pada akhir percobaan? Mengapa demikian?

Keadaan tabung 2 dan 3, sama sama diberi perlakuan yaitu di sterilisasi terlebih dahulu, namun tabung
3 tidak ditutup dengan kapas. Karena perbedaan perlakuan ini lah, tabung 3 lebih cepat terjadi perubahan
terhadap air kaldu yang ada di dalamnya. Air kaldu lebih cepat keruh dan juga lebih banyak mengandung
endapan lemak. Hal ini disebabkan karena tabung 3 terjadi kontak langsung dengan udara luar sehingga
mempercepat terjadi pencemaran terhadap air kaldu, tidak seperti tabung nomor 2. Karena tabung nomor 2
ditutup dengan kapas, tabung ini tidak ada kontak langsung dengan udara. Walaupun di tabung ini pun terjadi
perubahan.

2. Bandingkan keadaan tabung 1 dengan tabung 3! Tabung 1 sampai tabung 3 adalah perangkat percobaan
Spallanzani. Apakah yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut?

Keadaan tiap tiap tabung berbeda, Karena perlakuan yang diberikan pun berbeda. Tabung 1 dan tabung
3 hampir sama karena kedua tabung ini lebih banyak terkontaminasi dengan mikroorganisme dibandingkan
dengan tabung 2. Kesimpulannya, percobaan Spallanzani ini mematahkan teori abiogenesis yang dimana
bahwa mikroorganisme bukanlah berasal dari benda mati (air kaldu) melainkan dari udara bebas. Dan
percobaan Spallanzani ini berhasil membuktikannya.

3. Bandingkan keadaan tabung 4,5 dan 6! Apakah perbedaan perlakuan pada ketiga tabung tersebut?

Percobaan Louis Pasteur (Menggunakan tabung dengan sterilisasi dan diberi pipa I)

Ø Tabung 4

Pada hari pertama air kaldu pada tabung satu masih dalam keadaan jernih kemudian pada hari kedua
keadaan air kaldu pada tabung yang di beri pipa I mulai berubah menjadi agak keruh, dan hari ke-tiga terdapat
sedikit endapan lemak, .Hal ini mungkin disebabkan karena mikroorganisme yang terbawa oleh udara masuk ke
dalam tabung dengan cepat karena pada pipa lurus tidak ada penghambat yang memungkinkan mikroorganisme
tersebut terperangkap di dalam pipa, sehingga mikroorganisme tersebut memiliki kontak langsung dengan air
kaldu. Karena itu air kaldu cepat keruh. Dibandingkan dengan tabung lain yang diberi pipa J dan pipa S.

Percobaan Louis Pasteur (Menggunakan tabung dengan sterilisasi dan diberi pipa J)

Ø Tabung 5

Pada hari pertama air kaldu pada tabung satu yang diberi pipa J kondisinya masih dalam keadaan
jernih. Kemudian pada hari ketiga kondisi air kaldu tetap jernih. Dan pada hari ke-4 air kaldu menjadi agak
keruh, muncul larva yang berukuran kecil. Hal ini dikarenakan mungkin ada lalat yang hinggap dan
meninggalkan telurnya dalam pipa, sehingga mungkin dalam beberapa hari telur lalat tersebut berubah menjadi
larva yang berukuran kecil.

Percobaan Louis Pasteur (Menggunakan Tabung dengan sterilisasi dan diberi pipa S)

Ø Tabung 6

Pada tabung satu air kaldu tetap jernih, hingga hari ke-4 air kaldu ini mulai mengalami perubahan
menjadi agak keruh dan adanya endapan lemak. Kekeruhan ini disebabkan oleh mikroorganisme yang sudah
ada dalam udara masuk ke tabung dan lemak-lemak ini mungkin muncul dari daging yang masih mengandung
lemak yang digunakan untuk membuat air kaldu. Dan lemak mengendap di permukaan karena massa jenis air
lebih besar daripada massa jenis lemak.

Dari pernyataan tersebut, seharusnya tabung yang diberi perlakuan dengan pipa S laju perubahannya
lebih lambat dari pipa J, dan pipa J laju perubahannya lebih lambat dari pipa I, namun pada percobaan kami, hal
tersebut tidak terjadi. Mungkin karena kurangnya ketelitian kami terhadap objek yang diamati dan juga
kurangnya kami dalam memperhatikan kesterilan alat alat dan bahan yang kami gunakan sehingga hasil akhir
yang kurang akurat.

4. Jika percobaan berhasil, tabung 2 dan tabung 6 menunjukkan gejala yang sama, yaitu kaldu tetap jernih.
Apakah perbedaan antara tabung 2 percobaan Spallanzani dengan tabung 6 percobaan Pasteur?

Perbedaannya yaitu, perlakuan yang dilakukan Spallanzani dan Pasteur. Spallanzani benar benar
menutup tabung reaksi pada percobaan kedua, sehingga air kaldu yang sudah disterilkan tidak ada kontak
langsung dengan udara luar, sehingga air kaldu tersebut tetap jernih. Sedangkan pada percobaan Pasteur, beliau
memperlakukan tabung reaksi dengan Pipa S, dengan maksud udara agar masuk ke dalam tabung, namun
mikroorganisme yang terbawa oleh udara akan tertahan di leher pipa sehingga mikroorganisme tidak masuk ke
kaldu.

5. Apakah fungsi pipa berbentuk S pada tabung 6 dan U pada tabung 5?

Pipa berleher seperti angsa itu dibuat untuk menjaga adanya hubungan antara ttabung reaksi dengan
udara luar. Sedangkan pipa U, dalam hal ini mikroba akan mengendap pada bagian pipa sehingga tidak dapat
mencapai kaldu.

6. Percobaan Spallanzani dan Pasteur dilakukan untuk menyanggah teori abiogenesis. Percobaan siapakah
yang berhasil? Mengapa?

Kesimpulan dari percobaan ini membuktikan bahwa mikroorganisme tidak muncul begitu saja secara
spontan, namun timbul dari udara luar yang masuk dan tumbuh di air kaldu. Meski percobaan Spallanzani
banyak mendapat apresiasi, namun tidak sedikit juga pendukung teori Aristoteles dan Antonie van Leeuwnhoek
yang mengungkapkan kelemahan Spallanzani yaitu tidak adanya kontak dengan udara luar pada percobaan
ketiga. Namun percobaan ini disempurnakan oleh Louis Pasteur dengan menggunakan pipa berbentuk leher
angsa yang memungkinkan udara luar dapat berhubungan dengan air kaldu yang dimana akhirnya percobaan
mereka berhasil menumbangkan teori abiogenesis.

7. Apakah kelemahan percobaan Spallanzani dan bagaimana Pasteur memperbaikinya?

Kelemahan Spallanzani yaitu tidak adanya kontak dengan udara luar pada percobaan ketiga. Namun
percobaan ini disempurnakan oleh Louis Pasteur dengan menggunakan pipa berbentuk leher angsa yang
memungkinkan udara luar dapat berhubungan dengan air kaldu yang dimana akhirnya percobaan mereka
berhasil menumbangkan teori abiogenesis
8. Percobaan Pasteur berhasil membuktikan bahwa mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan berasal
dari kaldu itu melainkan dari udara luar yang masuk ke dalam tabung.
Teorinya dikenal sebagai Omne vivum ex ovo, Omne ovom ex vivo yang berarti mahluk hidup berasal dari
mahluk hidup lainnya.
BAB IV

PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Air kaldu mengalami perubahan baik warna maupun baunya yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang berasal dari udara kemudian terkontaminasi dengan cairan kaldu, dimana mikroorganisme tersebut diduga
ada dan tersebar di udara sehingga percobaan yang telah dilakukan dapat memperkuat dan membuktikan teori
biogenesis yaitu makhlik hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang dikemukakan oleh ilmuan yang
bernama Lazarro Spallanzani.

5.2. Saran

Saran untuk praktikan yaitu praktikan mesti berhati-hati menggunakan alat laboratorium yang mudah
pecah atau mudah terbakar. Sehingga kesalahan dalam praktikum bisa terhindarkan. Lakukanlah percobaan ini
dengan teliti dan steril agar hasil yang diperoleh nanti sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://goresantangansederhana.blogspot.com/2012/04/laporan-2-biologi-dasar.html

http://yettyseptianimustar.blogspot.com/2011/12/berbagai-penemuan-louis-pasteur.html

http://makeyousmarter.blogspot.com/2011/09/percobaan-lazzaro-spallanzani.html
Lampiran Dokumentasi

Hari pertama Hari kedua

Hari Ketiga

Hari Keempat

Hari Kelima

Anda mungkin juga menyukai