Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Survei konsumsi makanan merupakan kegiatan survei untuk mengetahui
mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan maknan
dan zat gizi pada tingkat kelompok, ruamah tangga ataupun individu. Salah
satu metode survei konsumsi pangan pada tingkat individu adalah food recall
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Metode recall merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik secara
klinis maupun penelitian. Metode ini mengharuskan responden untuk mengingat
semua makanan dan jumlahnya sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika
tanya jawab berlangsung.
Pada survei konsumsi pangan tingkat individu lebih disarankan
menggunakan recall 24 jam dikarenakan dari sisi kepraktisan dan kevalidan
data masih dapat diperoleh dengan baik selama yang melakukan terlatih.
Metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya, murah, mudah, dan tidak
memerlukan peralatan yang mahal dan rumit. Ketepatan menyampaikan
ukuran rumah tangga (URT) dari pangan yang telah dikonsumsi oleh
responden, serta ketepatan pewawancara untuk menggali semua makanan dan
minuman yang dikonsumsi responden beserta ukuran rumah tangga
(URT) (Hartono, 2006).

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana cara melakukan survei konsumsi pangan tingkat individu


dengan metode food recall 24 jam?
 Bagaimana perbandingan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
responden dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia ?
 Bagaimana analisis dari hasil recall 24 jam yang telah dilakukan ?

1
 Apa yang perlu dievaluasi dalam proses pelaksanaan recall 24 jam yang
telah dilakukan ?

1.3 Tujuan

 Mahasiswa mampu melakukan survei konsumsi pangan tingkat individu


dengan metode food recall 24 jam dengan baik dan benar
 Mahasiswa mampu menganalisi serta membandingkan asupan energi,
protein, lemak dan karbohidrat responden dengan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia
 Mahasiswa mampu menganalisis dari hasil recall 24 jam yang telah
dilakukan
 Mahasiwa mampu megevaluasi proses pelaksanaan recall 24 jam

1.4 Manfaat

 Mahasiswa dapat melakukan survei konsumsi pangan tingkat individu


dengan metode food recall 24 jam dengan baik dan benar
 Mahasiswa dapat membandingkan asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat responden dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di
Indonesia
 Mahasiswa dapat menganalisis dari hasil recall 24 jam yang telah
dilakukan
 Mahasiswa dapat mengevaluasi proses pelaksanaan recall 24 jam

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Metode recall 24 jam merupakan teknik yang paling sering digunakan baik
secara klinis maupun penelitian. Metode ini mengharuskan pelaku mengingat
semua makanan dan jumlahnya sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya
jawab berlangsung. Metode food recall dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu (Suharjo, et al, 1986).
Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan
jenis bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Agar
wawancara berlangsung sistematika yang baik, maka terlebih dahulu perlu
disiapkan kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner tersebut mengarahkan
wawancara menurut urutan waktu makan dan pengelompokkan bahan makanan
(Riyadi, 2001). Kuantitas pangan direcall meliputi semua makanan dan minuman
yang dikonsumsi termasuk suplemen vitamin dan mineral (Gibson, 1990)

Hal penting yang perlu diketahui pada food recall 24 jam adalah data yang
diperoleh cenderung lebih kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti
dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga (sendok, gelas, piring dan lain-
lain) atau ukuran lainnya yang biasa digunakan sehari-hari (Supariasa, 2002).
Menurut Supariasa (2002) langkah-langkah pelaksanaan food recall 24 jamialah :

 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua


makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah
tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu
responden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu
kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari
sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan
utama, makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan yang
dimakan di luar rumah seperti di restoran, di kantor, di rumah teman atau
saudara. Untuk masyarakat perkotaan komsumsi tablet yang mengandung
vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau
kapsul vitamin A.

3
 Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram).
Dalam menaksir atau memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram)
pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran
rumah tangga (piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari
makanan (food model). Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan
alat bantu ini atau dengan menimbang langsung contoh makanan yang
akan dimakan berikut informasi tentang komposisi makanan jadi.
 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(DGKA) atau angka kecukupan gizi (AKG) untuk Indonesia

Agar wawancara berjalan secara sistematis, perlu dipersiapkan kuesioner


sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urutan waktu dan
pengelompokkan bahan makanan. Urutan waktu makan sehari dapat disusun
berupa makan pagi, siang, malam, snack serta makanan jajanan (Supariasa, 2002).
Pengukuran konsumsi makanan dengan recall apabila hanya dilakukan 1x24 jam
tidak representatif sehingga recall seharusnya dilakukan berulang-ulang dengan
hari yang tidak berturut-turut minimal dilakukan recall 2x24 jam

Untuk menilai tingkat konsumsi makanan diperoleh suatu standar kecukupan


yang dianjurkan atau Recomended Dietary Allowance (RDA) untuk populasi
yang diteliti. Untuk Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang digunakan
saat ini secara nasional adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun
1998 (Supariasa, 2001). Menurut Hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004,
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk perorangan atau individu diperoleh dari
perbandingan antara konsumsi zat gizi dengan keadaan gizi seseorang.Caranya
yaitu dengan membandingkan pencapaian konsumsi zat gizi individu tersebut
terhadap AKG. Menurut Depkes RI (1990) bahwa klasifikasi tingkat konsumsi
makanan di bagi menjadi empat dengan cut of points sebagai berikut :

 Baik : ≥100 % AKG


 Sedang : 80-99 % AKG

4
 Kurang : 70-80 % AKG
 Defisit : <70 % AKG

Dalam sebuah metode survei konsumsi pangan tentunya terdapat kelebihan


dan kekurangan pada tiap metode. Menurut Supariasa (2001), metode recall 24
jam memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan

 Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.


 Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan
 Tempat yang luas untuk wawancara.
 Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
 Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
 Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Kekurangan

 Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya


dilakukan recall satu hari.
 Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden. Oleh karena
itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode
ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua
berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang
pelupa.
 The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under
estimate).
 Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat.
 Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian.

5
 Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat
melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.

Karena keberhasilan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya
ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk
dapat meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada
hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga
dari hari ke hari.

Kesalahan yang sering terjadi dalam Metode Recall 24 Jam

Kesalahan sistematik dan kesalahan acak bisa terjadi selama pengukuran


konsumsi makanan dan asupan gizi. Tingkat dari kesalahan ini bisa berubah
dengan penggunaan metode dan populasi serta studi gizi. Tipe dari kesalahan
pengukuran dapat diminimalkan oleh mutu menggabungkan prosedur control pada
waktu proses pengukuran. Berikut sumber kesalahan yang sering terjadi dalam
metode ini :

- Sumber dari kesalahan pengukuran banyak penyebab dari kesalahan ini


dalam rumah tangga dan individu dengan metode survei konsumsi
makanan. Kesalahan utama akan dijelaskan pada bagian ini, yaitu :

 Bias Non-responden dalam survey makanan memberikan hasil,


sebaliknya sampel acak dari subjek tidak mewakili populasi studi.

 Bias Responden diakibatkan oleh kelebihan laporan sistematik atau


kelemahan laporan dari konsumsi makanan.

 Kesalahan Pewawancara bisa terjadi jika ada perbandingan


pertanyaan diantara para pewawancara untuk informasi yang
merubah tingkat atau catatan jawaban dari subjek tidak benar.

 Terbatasnya Daya Ingat Responden bisa mengakibatkan kesalahan


yang tidak disengaja sehingga perlu tambahan memori untuk

6
mengingat kembali. Karena keberhasilan metode recall 24 jam ini
sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan kesungguhan
serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat
meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa
kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari
variasi menu keluarga dari hari ke hari.

 Kesalahan perkiraan ukuran porsi dapat terjadi dari responden yang


gagal mengukur dengan akurat jumlah dari konsumsi makanan atau
kurang paham “rata-rata” ukuran porsi.

 Pemakaian Suplemen bisa menghilangkan catatan makanan atau


mengingat kembali atau kesalahan dalam kalkulasi asupan gizi.

 Kesalahan Pengkodean dapat terjadi ketika perkiraan ukuran porsi


telah dikonversi dari ukuran rumah tangga ke ukuran gram dan
ketika makanan memakai kode (e.g.,2% susu adalah kode untuk
keseluruhan susu).

 Kesalahan dalam Perlakuan Menggabungkan Hidangan


mengakibatkan kesalahan perkiraan dari kandungan gizi per gram
dan juga kesalahan dalam penilaian kelompok makanan tertentu.

7
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Pelaksanaan Praktikum

Acara praktikum : Metode Food Recall

Tempat : Laboratorium Pendidikan Gizi

Hari/Tanggal : Kamis/ 9 November 2018

Pukul : 07.00-09.00 WIB

Dosen Pembimbing : Dahlia Indah Amareta, SKM., M. Gizi

3.2. Alat dan Bahan


1. Istrumen food recall
2. Alat tulis
3. Food Model
4. Buah-buahan, beras, gula, minyak goring
5. DKBM/TKPI
6. Kalkulator
7. LCD
3.3. Procedur Kerja
1. Mahasiswa memilih satu orang yang bersedia menjadi responden
2. Mahasiswa menanyakan dan mencatat semua makanan dan minuman yang
dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun
waktu 24 jam yang lalu, perlu diberi penjelasan urutan waktu : setelah
bangun tidur, sebelum berangkat kerja, dsb
3. Mahasiswa melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram)
4. Mahasiswa menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan
menggunakan Daftar komposisi Bahan Makanan (DKBM)

8
5. Membandingkan angka kecukuan gizi (AKG) untuk Indonesia
memperoleh tingkat konsumsi
6. Mahasiswa menulis dan mepresentasikan hasil analisis dari recall

Pemilihan satu orang yang bersedia menjadi responden

Menanyakan dan mencatat semua yang dikonsumsi responden


dalam ukuran rumah tangga (URT) selama 24 jam yang lalu
serta pemberian penjelasan mengenai urutan waktu

Pengkonversian dari URT ke dalam ukuran berat (gram)

Penganalisisan bahan makanan ke dalam zat gizi dengan


menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

Pembandingan angka kecukuan gizi (AKG) di Indonesia


memperoleh tingkat konsumsi

Penulisan dan pemaparan hasil analisis dari recall

9
BAB IV

HASIL

Nama responden : Yenka Yuliani Tanggal :5November 2018

Jenis Kelamin : Perempuan Enumerator : Luthfiyah Putri S

Usia : 21 tahun

Berat Badan : 63 kg

Tinggi Badan : 165 cm

Pekerjaan :Mahasiswa Universitas Negeri Jember, Jurusan Teknik


Pertanian Semester 7 )

jumlah
Waktu makan Menu Bahan Makanan Energi Protein Lemak Karbohidrat
URT gram
Nasi Nasi 2 centong 200 350 8 - 80
Telor Ceplok Telur Ayam 1 butir 55 75 7 5 -
Minyak goreng 1 sdt 5 50 - 5 -
Makan Malam 18.30 Terong Goreng Terong 1/2 gls 50 12,5 0,5 - 2,5
5 November 2018 Minyak goreng 1 sdt 5 50 - 5 -
Sambal Cabai 5 bj 15 - - - -
Tomat 1 bh 20 - - - -
Air Air Mineral 1 gls bsr 300 - - - -
Sub Total 537,5 15,5 15 82,5
Buah Jeruk manis 1 bh 55 25 - - 6
Selingan Sore 14.00
Air minera; air mineral 1 gls bsr 300 - - - -
5 November 2018
Sub Total 25 - - 6
Nasi nasi 2 centong 200 350 8 - 80
Telor Dadar Telur Ayam 1 butir 55 75 7 5 -
Minyak goreng 1 sdt 5 50 - 5 -
Makan Siang 12.00 Sup Kentang 1/2 bh sdg 50 41,6 0, 95 - 9,5
5 November 2018 wortel 5 sdm 45 11,25 0,45 - 2,25
Buncis 3 sdm 30 7,5 0,3 - 1,5
Kol 2 lembar 15 3,75 0,15 - 0,75
Air Air mineral 1 gls bsr 300 - - - 10 -
Sub Total 539,1 16,85 10 94
09.00 ( 5 November
Air Air mineral 1 gls 250 - - - -
2018)
09.00 ( 5 November
Air Air mineral 1 gls 300 - - - -
2018)
Selingan malam Biskuit Biskuat 10 keping 40 272 4 8 46
22.00 4 November Air Air mineral 1 gls bsr 300 - - - -
2018
Sub Total 272 4 8 46
Nasi Goreng nasi 2 centong 200 350 8 - 80
Telur Ayam 1 butir 55 75 7 5 -
Sawi 5 lembar 20 5 0,2 - 1
Makan Malam 18.30 Minyak goreng 1/2 sdt 2,5 25 - 2,5 -
4 November 2018 Ayam Suwir Ayam tanpa kulit 1/2 ptg sdg 20 25 3,5 1 -
Minyak goreng 1 sdt 5 50 - 5 -
Kerupuk Kerupuk udang goreng15 bj kcl 40 190,8 1,8 8,2 27,3
Air Air mineral 1 gls bsr 300 - - - -
Sub Total 720,8 20,5 20,7 108,4
2094,4 56,85 53,7
TOTAL 336,9 gram
kkal gram gram
2250
AKG 2013 (Perempuan 19- 29 tahun) 56 gram 75 gram 309 gram
kkal
71,6%
93,08% 101,51% 109,02%
KETERANGAN (Defisit
(Normal) (Normal) (Normal)
Sedang)

Perhitungan Kebutuhan Zat gizi :

( )
( )

11
( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

( )
( )

(Normal)

Kebutuhan perempuan usia 19-29 tahun menurut Angka Kecukupan Gizi di


Indonesia :

 Energi : 2250 kkal


 Protein : 56 gram
 Lemak : 75 gram
 Karbohidrat : 309 gram

Perbandingan Tingkat Kebutuhan Energi dengan Angka Kecukupan Gizi di


Indonesia

(Normal)

(Normal)

12
(Defisit Sedang)

(Normal)

13
BAB V

PEMBAHASAN

Food Recall merupakan salah satu metode dalam pengukuran survei


konsumsi pangan di tingkat individu. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan
mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu
(Suharjo, et al, 1986). yang dikonsumsi pada masa lalu (Suharjo, et al, 1986).
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumah
bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (Supariasa,
2002). Dalam melakukan metode ini perlu dipahami langkah-langkah yang harus
dilakukan. Menurut Supariasa (2002) langkah-langkah pelaksanaan food recall 24
jam yaitu :

 Pertama-tama enumerator menanyakan kembali dan mencatat semua


makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah
tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Termasuk makanan
yang dimakan di luar rumah seperti di restoran, di kantor, di rumah teman
atau saudara. Untuk masyarakat perkotaan komsumsi tablet yang
mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian
tablet besi atau kapsul vitamin A.Petugas melakukan konversi dari URT
ke dalam ukuran berat (gram
 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(DGKA) atau angka kecukupan gizi (AKG) untuk Indonesia

Pada tanggal 5 November 2018 jam 19.00 WIB enumerator yang bernama
Luthfiyah Putri berkesempatan untuk melakukan recall 24 jam dengan saudari
Yenka Yuliani sebagai responden. Sebelum melakukan recall enumerator
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari recall yang akan dilakukan.
Setelah itu enumerator menanyakan kesediaan dari responden untuk melakukan
recall, Respondenpun bersedia dengan senang hati untuk melakukan recall
tersebut.

14
Responden yang berjenis kelamin perempuan bernama Yenka Yuliani berusia
21 tahun dengan berat badan 63 kg dan tinggi badan 165 cm. Saudari Yenka
Yuliani merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Jember, Jurusan Teknik
Pertanian yang sedang menempuh semester tujuh dan sedang menyelesaikan tugas
akhir skripsi. Aktivitas yang dilakukan saudari Yenka Yuliani tidak terlalu berat
karena hanya tidur dikamar sembari mengerjakan tugas skripsi serta mengerjakan
aktifitas rumah tangga seperti menyapu dan juga memasak. Sehingga dapat
dikatakan bahwa aktivitas dari responden adalah ringan. Aktivitas ringan terjadi
apabila aktivitas tersebut memerlukan sedikit tenaga. Seperti halnya yang
dilakukan menyapu lantai, duduk, istirahat, mencuci menggunakan mesin,
menonton televisi, bermain game, belajar dan nongkrong (Isro,2014). Oleh,
karena itu dapat diketahui bahwa aktivitas dari responden adalah ringan dengan
faktor aktivitas sebesar 1,55

Dilihat dari tinggi badan serta berat badan dari responden dapat diketahui
bahwa saudari Yenka Yuliani mempunyai indeks massa tubuh (IMT) sebesar 23,1
yang termasuk dalam range normal. Bentuk badan responden cukup baik dan
dapat dikatakan ideal. Dari informasi-informasi yang telah digali tersebut dapat
dihitung kebutuhan energi dari responden dengan menggunakan rumus Harris
Bennedcit sebesar 2.260,055 kkal.

Pada saat proses wawancara enumerator menanyakan apa saja yang


dikonsumsi oleh responden sebelum melakukan kegiatan tersebut, dan yang
terakhir dikonsumsi responden adalah makanan besar pada jam 18.30 atau makan
malam. Tanggal 5 November 2018 pada jam 18.30 responden mengkonsumsi nasi
putih sebanyak 2 centong, telur ceplok, dan terong goreng sebanyak ½ gls serta
ditambah dengan sambal. Sementara untuk minuman responden adalah air mineral
sebanyak 300 ml. Setelah itu enumerator mencoba menggali tentang apa yang
dikonsumsi sebelum jam 18.30 WIB, sehingga diketahui bahwa pada jam 14.00
WIB tanggal 5 November 2018 responden mengkonsumsi jeruk manis sebanyak 1
buah dan air mineral 300ml.

Lalu, pada jam 12.00 tanggal 5 November 2018 responden kembali


mengkonsumsi makanan besar atau pada jam 12.00 WIB dapat dikatakan makan

15
siang dengan menu nasi sebanyak 2 centong dengan lauk berupa telur dadar serta
sayur sup yang didalamnya terdapat kentang, wortel, buncis dan juga kol. Jam
09.00 WIB dan setelah bangun tidur jam 05.00 WIB responden mengkonsumsi air
mineral masing-masing sebanyak 250 ml dan 300 ml. Ditaanggal 5 November
2018 responden tidak melakukan sarapan atau makan pagi.

Di malam harinya tanggal 4 November 2014 jam 22.00 WIB sebelum


responden tidur responden mengkonsumsi biskuit komersil dengan merk biskuat
sebanyak 10 keping, dan juga air mineral sebanyak 300ml atau 1 gelas besar.
Sebelum itu, pada jam 18.30 WIB responden mengkonsumsi makan besar sebagai
makan malam berupa nasi goreng yang di dalamnya terdapat telur ayam 1 butir,
sawi 5 lembar, ayam suwir ½ ptg sdg, dan ditambah dengan krupu udang goreng
sebanyak 15 bj kcl. Minuman yang dikonsumsi adalah air mineral sebanyak 300
ml. Responden tidak sedang mengkonsumsi obat ataupun suplemen sama sekali.

Setelah semua tercatat enumerator mencoba membacakan kembali hasil dari


recall yang telah dilakukan hal itu perlu dilakukan untuk memastikan konsumsi
responden barangkali terdapat sesuatu yang terlewat. Selain itu enumerator juga
memberikan sedikit saran kepada responden.

Jadwal makan dari responden kurang baik dikarenakan jadwal makan dari
responden kurang teratur. Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari tiga makan
utama yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Jadwal makan sehari
dibagi menjadi makan pagi (sebelum pukul 09.00), makan siang (jam 12.00-
13.00), dan makan malam (jam 18.00-19.00). Jadwal makan ini disesuaikan
dengan waktu pengosongan lambung yakni 3-4 jam sehingga waktu makan yang
baik adalah dalam rentang waktu ini sehingga lambung tidak dibiarkan kosong
terutama dalam waktu yang lama (Oktavani, 2011).

Responden tidak makan tiga kali sehari, menurut penuturan responden, setiap
harinya ia hanya melakukan dua kali makan dalam sehari. Sangat jarang bagi
responden untuk menerapkan makan tiga kali sehari. Hal itu terbukti bahwa pada
tanggal 5 November 2018 responden tidak melakukan sarapan hanya
mengkonsumsi air mineral saja pada jam 09.00 WIB. Padahal bukan menjadi

16
rahasia lagi bahwa sarapan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang.
Sarapan dapat meningkatkan stamina kerja, konsentrasi belajar, kenyamanan kerja
dan belajar. Sarapan dapat mencegah konstipasi, hipoglikemia, pusing, gangguan
stamina, kognitif dan kegemukan (Gomo,2010)

Selain itu, Sarapan dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi
sebelum tiba waktunya makan siang, sebagai pengganti waktu malam yang tidak
terisi oleh makanan. Setelah tidur selama kurang lebih 8 jam, maka zat gula dalam
tubuh akan menurun, hal itu dapat digantikan dengan mengkonsumsi karbohidrat
ketika sarapan (Yudi, 2008).

Untuk waktu pengkonsumsian makanan responden sudah cukup baik yaitu


makan malam masih pada rentang jam makan malam yaitu 18.30 WIB tidak
terlalu sore dan tidak juga terlalu malam. Jam makan siang responden pun cukup
teratur yaitu pada jam 12.00 WIB. Beberapa waktu pengkonsumsian selingan atau
snack kurang tepat, seperti pengkonsumsian snack berupa biskuat sebelum tidur
pada jam 22.00 WIB. Biskuat yang dikonsumsi memiliki kalori yang cukup tinggi
yaitu 272 kkal. Pada malam hari kurangi konsumsi makanan berkarbohidrat,
berlemak dan tinggi kalori (Gunawan, 1999).

Dari data konsumsi responden tersebut didapatkan hasil total energi yang
dikonsumsi sebanyak 2.094,4 kkal, 56,85 gram protein, 53,7 gram lemak dan
karbohidrat sebesar 336,9 gram. Dilihat dari total energi yang dikonsumsi tersebut
dapat dilakukan perbandingan dengan kebutuhan energi yang telah dihitung
sehingga diketahui bahwa konsumsi energi responden sudah mencukupi sebesar
92,6% yang masih dalam range normal.

Sementara untuk kebutuhan dari perempuan berusia 19-29 tahun menurut


Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia sebesar 2250 kkal energi, protein
sebesar 56 gram, lemak sebesar 75 gram dan karbohidrat sebanyak 309 gram.
Klasifikasi tingkat kecukupan zat gizi melalui perbandingan tingkat konsumsi
dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia dibagi menjadi beberapa
tingkat untuk presentase 90-119% tergolong normal, 80-89% tergolong defisit

17
ringan, 70-79% tergolong defisit sedang dan apabila mencapi <70% termasuk
defisit berat. Untuk presentase >120% termasuk kelebihan zat gizi,

Apabila tingkat konsumsi responden dibandingkan dengan Angka Kecukupan


Gizi untuk perempuan usia 19 tahun diketahui bahwa beberapa zat gizi yang
dikonsumsi oleh responden sudah mencukupi, tetapi ada zat gizi yang juga tidak
mencukupi kebutuhan atau defisit. Untuk energi yang dikonsumsi responden
apabila di bandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia dapat
dikatakan bahwa tingkat kecukupan energi sudah mencukupi yaitu sebesar
93,08% yang masih dalam range normal. sementara untuk protein mencukupi
sebesar 101, 51% dan masih termasuk kategori normal. Karbohidrat yang
dikonsumsi responden juga sudah mencukupi dan masih dalam ambang batas
normal yaitu 109,03%. Sayangnya lemak yang dikonsumsi responden masih
belum mencukupi yaitu sebesar 71,69% yang mana angka tersebut termasuk
dalam kategori defisit sedang. Lemak yang terdapat di dalam makanan, berguna
untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K
serta menambah lezatnya hidangan. Lemak merupakan zat makanan yang penting
untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan pembentukan jaringan adipose. Kebutuhan
nutrisi perlu diperhatikan, apalagi kebutuhan zat gizi pada masa remaja karena
beberapa alasan berikut yaitu kebutuhan akan nutrisi yang meningkat karena
adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan; berubahnya gaya
hidup dan kebiasaan makan pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan
asupan zat gizi/ nutrient; dan kebutuhan khusus nutrient perlu diperhatikan pada
kelompok remaja yang memiliki aktivitas olahraga, mengalami kehamilan,
gangguan perilaku makan, retriksi asupan makan, konsumsi alkohol, obat- obatan
maupun hal- hal lain yang biasa terjadi pada remaja (Adriani dan Wirjatmadi,
2012).

Saat ini pedoman makan yang diadapatasi di Indonesia bukan lagi 4 sehat
5 sempurna, tetapi berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang di lambangakan
oleh tumpeng gizi seimbang. Tumpeng gizi seimbang bukan hanya berisi panduan
makan sehat, tetapi panduan pola hidup sehat secara keseluruhan yang termasuk

18
aktivitas fisik dan kebersihan diri. Tumpeng Gizi Seimbang memiliki 4 lapisan
“tumpeng”. Dari puncak tumpeng hingga ke bagian dasarnya akan semakin
melebar. Artinya, semakin besar area lapisan tumpeng, maka Anda semakin
membutuhkannya dalam jumlah banyak. Untuk porsi makanan pokok yang
dianjurkan adalah 3-4 porsi dalam sehari, sementara konsumsi makanan pokok
responden lebih dari yang dianjurkan yaitu lebih dari 7 porsi makanan pokok yang
diantaranya berupa nasi sebanyak 6 porsi biskuit 1 porsi dan kentang yang tidak
lebih dari setengah porsi. Makanan pokok yang dikonsumsi responden kurang
bervariasi karena konsumsi makanan pokok masih diominasi dengan nasi
sebanyak 6 porsi

Porsi buah dan sayuran yang disarankan pada tumpeng gizi adalah sebanyak
3-4 porsi dalam sehari, sementara porsi buah disarankan 2-3 porsi dalam satu hari.
Konsumsi sayuran dari responden masih sangat kurang yaitu hanya sebesar 1 ½
porsi dalam sehari, sementara untuk buah responden hanya mengkonsumsi buah
sabanyak ½ porsi yaitu jeruk manis. Untuk lauk hewani dan nabati yang
dianjurkan adalah 2-4 porsi, sementara konsumsi lauk responden sudah terbilang
mencukupi yakni 3 ½ porsi tetapi sayang sekali lauk yang dikonsumsi responden
tidak bervariasi kebanyakan hanya menggunakan telur ayam dan tanpa ada lauk
nabati yang digunakan.

Porsi gula dan garam yang dianjurkan dalam tumpeng gizi seimbang sebesar 4
sdm gula dan 1 sdt garam. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013
tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan
Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa
konsumsi gula lebih dari 50 gram (4 sendok makan), natrium lebih dari 2000 mg
(1 sendok teh) dan lemak/minyak total lebih dari 67 gram (5 sendok makan) per
orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan
jantung. Informasi kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan yang
tercantum pada label pangan dan makanan siap saji harus diketahui dan mudah
dibaca dengan jelas oleh konsumen. Pada saat enumerator melakukan recall
responden sama sekali tidak mengkonsumsi gula, sementara untuk konsumsi
garam enumerator tidak menanyakan lebih lanjut mengenai garam yang

19
digunakan. Untuk porsi minyak yang dianjurkan dalam sehari adalah 5 sdm
sementara minyak yang diguanakan responden sekitar 5 ½ sdt atausekitar 22,5
gram. Angka tersebut masih jauh dengan batas maksimal konsumsi lemak atau
minyak.

Tidak lupa konsumsi air juga diperhatikan dalam tumpeng gizi seimbang, Air
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sehingga
keseimbangan air perlu dipertahankan dengan mengatur jumlah masukan air dan
keluaran airyang seimbang. Bagi tubuh, air berfungsi sebagai pengatur proses
biokimia, pengatur suhu, pelarut, pembentuk atau komponen sel dan organ, media
tranportasi zat gizi dan pembuangan sisa metabolisme, pelumas sendi dan
bantalan organ. konsumsi air yang dianjurkan adalah psebesar 8 gelas atau setara
dengan kurang lebih 2 liter air. untuk konsumsi air dari responden sendiri sudah
mencukupi yaitu sebanyak 7 gelas besar atau sekitar 2,05 Liter dalam sehari.

Dalam melakukan recall 24 jam tentunya masih ada kekurangan yang ada
pada diri enumerator oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi dari recall
24 jam ini dilakukan oleh dua orang sahabat dari enumerator yaitu Dwi Rohmah
Trisyarini dan Wilda Ulinnuha menurut mereka pada saat saya melakukan recall
tidak ada food model yang digunakan, Hal itu dikarenakan enumerator sendiri
tidak mempunyai food model tetapi enumerator berusaha menggunakan Ukuran
Rumah Tangga (URT). Hal lain yang dievaluasi yaitu responden lupa atau lama
dalam mengingat apa yang telah dikonsumsi.

20
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

- Dari hasil recall yang dilakukan dapat diketahui total energi yang
dikonsumsi sebanyak 2.094,4 kkal, 56,85 gram protein, 53,7 gram
lemak dan karbohidrat sebesar 336,9 gram. Untuk tingkat konsumsi
responden apabila di bandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia dapat dikatakan bahwa tingkat kecukupan energi
sudah mencukupi yaitu sebesar 93,08% yang masih dalam range
normal. sementara untuk protein mencukupi sebesar 101, 51% dan
masih termasuk kategori normal. Karbohidrat yang dikonsumsi
responden juga sudah mencukupi dan masih dalam ambang batas
normal yaitu 109,03%. Sayangnya lemak yang dikonsumsi responden
masih belum mencukupi yaitu sebesar 71,69% yang mana angka
tersebut termasuk dalam kategori defisit sedang.
- Jadwal makan dari responden kurang baik dikarenakan jadwal makan
dari responden kurang teratur. Responden tidak melakukan makan pagi
- Porsi makan dari responden ada beberapa jenis bahan makanan yang
tidak sesuai dengan anjuran yang terdapat pada tumpeng gizi, seperti
makanan pokok melebihi anjuran, konsumsi sayuran dan buah masih
kurang. Porsi lauk yang dikonsumsi responden sudah mencukupi ,
untuk konsumsi minyak yang digunakan responden dalam sehari masih
dalam batas normal. Untuk garam dan gula enumerator tidak
menanyakan lebih lanjut.
6.2 Saran
Dalam melakukan recall diharapkan enumerator lebih mendalam
dalam menggali apa yang dikonsumsi responden seperti garam dan
gula, selain itu enumerator hendaknya menyertakan food model secara
lengkap sehingga responden tidak mengalami kebingungan dalam
menjelaskan URT yang dikonsumsi responden.

21

Anda mungkin juga menyukai