Pada gambar di sebelah kanan, dapat dilihat bahwa sudut ketiga (sebut saja θ)
diketahui sama dengan 180°-α-β, atau dapat dihitung sebagai perbedaan antara dua
penentuan arah kompas yang diambil dari titik A dan B. Sisi l adalah sisi yang
berlawanan dengan sudut θ dan sudah diketahui jaraknya. Dengan hukum sinus,
rasio sin(θ)/l sama dengan rasio yang berlaku untuk sudut α dan β, sehingga panjang
dari 2 sisi lainnya dapat dihitung dengan aljabar. Dengan menggunakan salah satu
panjang sisi, sinus dan cosinus dapat digunakan untuk menghitung arah/kedudukan
dari sumbu utara/selatan dan timur/barat dari titik pengamatan ke titik yang tidak
diketahui tersebut, sehingga dapat memberikan koordinat akhir.
Beberapa identitas sering digunakan (hanya valid untuk geometri datar atau
euklidean):
PERHITUNGAN
METODE SEGITIGA
Metode segitiga (pola I) melakukan hitungan jaring kontrol pada setiap segitiga dari
rangkaian (jaringan) segitiga, dimulai dari ”origin”.
Pola I, ”hitungan segitiga”, merupakan pola yang sudah lama dipakai. Pada pola ini
hitungan dilakukan/diselesaikan untuk setiap (satu) segitiga, dimulai dari ”origin”
atau ”datum”.
Keuntungan pola I ini, hitungannya ”kecil” volumenya, sehingga tidak memerlukan
bantuan komputer.
Pola II ini umumnya dipakai untuk readjustment jaring kontrol yang sudah ada.
Contoh :
Selain itu pola II (dengan perataan) bisa meratakan data ukuran baru, misalnya data
dari satelit. Aplikasi dari metode ”optimasi” utuk ”penguatan” jaringan,
dimungkinkan pula.
I.1 Metode Segitiga (Pola I)
P881
Dari data yang ada tersebut, titik P881 bisa dipakai sebagai ”origin” untuk memulai
hitungan jaring KKH NTB, dengan metode (pola) segitiga.
Pada area seluas 300 km x 300 km dipermukaan elipsoid bisa dianggap sebagai
bagian bola, dengan R = √MN. Oleh karena itu akan dijelaskan terlebih dahulu
perhitungan pada bola, sebelum dijelaskan perhitungan pada elipsoid.
Jumlah tiga buah sudut pada segitiga bola adalah : α+β+γ = 180° + ε
𝐹
= ρ 𝑅2 1” = 3cc
ε = 0,015 x 200
= 3cc
Penyelesaian segitiga bola bisa dipakai cara Legendre atau dengan cara
Additament.
Legendre : Segitiga bola bisa diselesaikan sebagaimana segitiga pada bidang datar
(plane), dengan mengurangi masing-masing sudutnya sebesar 1/3 ε dan sisi-sisinya
tetap sama.
Contoh pemakaian :
Bila α, β dan a diberikan pada bidang bola maka sisi b bisa dihitung dengan :
Cara Legendre
sin(𝛽−𝜀⁄3)
b = a sin(𝛼−𝜀
⁄3)
Cara Additament
𝑎3 𝑠𝑖𝑛𝛽 𝑏3
b = (𝑎 − 6𝑅2 ) 𝑠𝑖𝑛𝛼 + 6𝑅2
Perhitungan pada Elipsoid
Untuk menghitung (φ,λ) akan diberikan salah satu cara yang disebut : PUISSANT
Terlihat dari formula PUISSANT diatas, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan
1. Perlunya nilai pendekatan dari lintang dan bujur (φ,λ) dari titik yang akan
dihitung koordinatnya (mis ; titik 2)
2. Adanya koordinat titik yang ditanyakan ada ruas kanan.
Perlu dicatat, dari jaringan orde satu (utama) yang ada, umumnya :
Oleh karena itu umumnya segitiga geodesi (elipsoid) bisa dianggap sebagai segitiga
bola, karena panjang sisi-sisinya kurang dari 300 km.
Catatan :
w = kesalahan pengukuran
Sehingga jumlah sudut (yang sudah direduksi ke elipsoid) dalam suatu segitiga akan
berbeda dari 200° (180°), tidak hanya karena ekses speris (ε) tapi juga karena
kesalahan pengukuran (w) α + β + γ = 200g + ε + w
Hitungan pada Ellipsoid
Dari penyelesaian segitiga bola pada jaringan triangulasi, akan
diperoleh besaran-besaran sudut dan sisi segitiga bola
P881
P864 P891
Diukur:
Jarak P881-P864
Sudut-sudut dan P881-P864
Gambar di atas merupakan salah satu dari jaringan triangulasi primer
NTB, kemudian sebagai hasil hitungan segitiga bola dengan cara Legendre
atau Additament akan diperoleh
Sisi : P881 – P891, P864 – P891 (dihitung)
Sudut : P881, P891, dan P864 (diukur)
Azimuth : P881-P891, P864-P891 (dihitung)
Sedangkan sisi P881-P864 dan P881-P864 sudah diketahui,
demilian pula φ881 dan λ881. Dengan demikian koordinat geodesi (φ, λ)
864 dan (φ, λ) 891 bisa dihitung.
Ada dua jenis hitungan koordinat geodesi (φ, λ), yaitu:
a. Problem Geodesi kesatu (=direct)
1st basic geodetic problem
2
Diketahui : (φ1, λ1)
Diukur : Azimuth 12, jarak geodesi (sisi) 1-2
Dihitung : φ2, λ2 dan azimuth 21
Catatan : 12 disebut direct geodetic azimuth
12 disebut inverse geodetic azimuth
Bila dilakukan penyelesaian problem geodesi ke satu secara
berurutan dari segitiga satu ke yang lain dimulai dari origin, maka cara
tersebut disebut coordinate-transport. Cara penyelesaian problem
geodesi dibagi sesuai jarak yang ada:
1) Jarak pendek (< 60 km)
2) Jarak menengah (60 < jarak < 600 km)
3) Jarak panjang (> 600 km)
Contoh penyelesaian problem geodesi kesatu:
http://planologiunisba575859.blogspot.co.id/2014/12/metode-pengukuran-
triangulasi.html
http://hendrikotsp.blogspot.co.id/2012/11/metode-pengukuran-
triangulasi.html