Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POLIP SERVIKS

Disusun Oleh:
Raehana Astriani (16153010105)
Suniha (16153010112)

PRODI DIV KEBIDANAN NGUDIA HUSADA MADURA


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN GUDIA HUSADA MADURA
2017
SATUAN ACARA PEYULUHAN
Topik : Polip Serviks

Sasaran : Keluarga pasien yang berada di ruang tunggu

Tempat: Ruang Tunggu VK IGD dan Ginek IGD

Waktu : Tanggal 20 April 2017

A. ANALISA SITUASI
1. Peserta : 20 orang keluarga pasien yang menunggu di ruang tunggu
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan keluarga pasien megerti tentang
polip serviks
2. Tujan khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian polik serviks
b. Menyebutkan jenis polip serviks
c. Menyebutkan penyebab polip serviks
d. Megetahui tanda dan gejala polip serviks
e. Meyebutkan faktor resiko polip serviks
f. Mengetahui penanganan polip serviks
g. Mengetahui pencegahan polip serviks
C. METODE DAN MEDIA
a. Metode
Ceramah
b. Media
LCD dan Brosur
D. WAKTU
Alokasi waktu 20 menit :
E. MATERI
(Terlampir)
F. REFERENSI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Haid/menstruasi merupakan proses alami seseorang perempuan yaitu


proses deskumasi / meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium)
yang keluar melalui vagina.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15 % wanita yang
punya siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus yang paling
panjang biasanya terjadi saat setelah menarche dan sebelum menopause.
Lama mengeluarkannya pun berbeda beda biasanya antara 3-5 hari, 7-8 hari,
dan ada yang 1-2 hari ada juga yang mengalami perdarahan diluar
menstruasi/haid.

Ada 2 macam perdarahan diluar haid yaitu Menometrorargi dan


Metrorargi

Menometrorargi : perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari


dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab hal ini sama
dengan hipermenorea.

Metrorargi : perdarahan vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.


Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, polip servik,
karsinoma endometrium, dan karsinoma servik).

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Polip Servik

2.1.1 Pengertian

Polip adalah tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari
selaput lendir dibagian tubuh manusia, seperti hidung, telinga, usus, dan
selaput lainnya. Servik adalah bagian dari rahim yang paling sempit (leher
rahim).
Polip servik adalah pertumbuhan jaringan servik (Stroma) yang
berlebihan sehingga tampak sebagai benjolan berwarna merah, bertangkai
yang menjulur keluar dari servik. Benjolan dapat berukuran beberapa mm
hingga beberapa cm yang biasanya tampak saat dilakukan pemeriksaan
dalam. Polip servik termasuk kelainan jinak yang sering ditemukan.

2.1.2 Jenis polip servik


1. Polip ektoservik yaitu polip servik dapat tumbuh dari lapisan permukaan
luar servik, sering di derita oleh wanita yang telah memasuki periode
pasca-menopause, meskipun dapat pula di derita oleh wanita produktif.
Prevalensi kasus polip servik berkisar antara 2 hingga 5% wanita.
2. Polip endoservik yaitu pertumbuhan servik dari bagian dalam servik,
biasanya pada wanita pre menopause di atas usia 20 tahun dan
mempunyai setidaknya 1 anak
2.1.3 Etiologi
Penyebab timbulnya polip serviks belum diketahui dengan
pasti. Namun sering dihubungkan dengan radang yang
kronis, respon terhadap hormon estrogen dan pelebaran
pembuluh darah serviks. Penampilan polip serviks
menggambarkan respon epitel endoservik terhadap proses
peradangan. Polip servik dapat menimbulkan perdarahan
pervaginam, perdarahan kontak, pasca coitus merupakan
gejala yang tersering dijumpai. Polip servik yang terjadi
sebagai akibat stroma local yang menutupi daerah antara
kedua celah pada kanalis servik. Epitellium silinder yang
menutupi polip dapat mengalami ulserasi polip serviks pada
dasarnya adalah suatu reaksi radang, penyebabnya
sebagian besar belum diketahui. karena pada dasarnya
adalah reaksi radang, maka ada kemungkinan :

1. radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian


hilang dengan sendirinya
2. Polip menetap ukurannya.
3. Polip membesar
2.1.4 Tanda dan Gejala
Polip khas ditandai dengan :

1. Berwarna merah gelap,


2. Lunak,
3. Bertangkai yang menonjol dari kanalis servikalis,
4. Tangkai panjang keluar dari vulva,
5. Bagian ujung polip dapat mengalami nerkosis, serta
mudah berdarah
Gejala-gejala Berupa

1. leukorea : secret vagina mucus atau mukopurelen yang


meningkat.
2. Perdarahan : biasanya tanpa nyeri.
2.1.5 Faktor Resiko
Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan
diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis, polip serviks tidak
pernah benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya
terlihat pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit
ini adalah perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan
bahwa polip serviks dapat ditemukan pada insiden yang memicu produksi
hormon. Wanita hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan
tingkat hormon, mungkin dari peningkatan produksi hormon beredar juga.
2.1.6 Penanganan
Bila dijumpai polip servik, dokter dapat mengambil dua macam tindakan
yaitu:
1. Konservatif, yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu, dan tidak
menimbulkan keluhan (misal sering bleeding, sering keputihan). dokter
akan membiarkan dan mengobservasi perkembangan polip secara
berkala.
2. Agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar, mengganggu
aktifitas, atau menimbulkan keluhan. tindakan agresif ini berupa tindakan
curettage atau pemotongan tangkai polip. tindakan kauter ini bisa
dilakukan dengan rawat jalan, biasanya tidak perlu rawat inap.
a. Untuk polip-polip yang ukurannya kecil (beberapa milimeter) bisa
dicoba pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina, untuk
mengurangi reaksi radang. setelah pemberiannya tuntas, diperiksa
lagi, apakah pengobatan tersebut ada efeknya pada polip atau tidak.
jika tidak, maka untuk pengobatannya dengan kauterisasi.
b. Bila polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan
forsep polip dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas
dari jaringan servik dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam
abnormal, maka diperlukan curettage di RS untuk menyingkirkan
keganasan servik dan endometrium.
c. Polip yang mudah terlihat dengan tangkai yang tipis dapat disekam
dengan klem arteri atau forcep kasa dan dipluntir putus. Dianjurkan
mengkauterisasi dasarnya untuk mencegah perdarahan dan rekurensi.
d. Pasien yang mempunyai banyak polip mungkin terbaik diterapi
dengan cara konisasi sehingga setiap polip yang tidak terlihat didalam
kanalis tidak akan diabaikan. Biasanya, polipektomi cervix harus
dilakukan bersama dengan suatu kuretase.
2.1.7 Pencegahan
Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi dan ini:
1. Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini
membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas
dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi
vagina dan leher rahim.
2. Pakailah kondom setiap hubungan seksual. Ini mengurangi resiko infeksi
menular seksual.

Anda mungkin juga menyukai