Menghitung Dosis Obat
Menghitung Dosis Obat
Obat untuk anak biasanya dihitung menurut berat badan. Ada yang dihitung kebutuhan
sehari dibagi 3 dosis, ada yang dihitung per kali, lalu diberikan tiga dosis. Sayangnya
kemasan obat sering tidak seragam. Kapsul A dan B dari obat yang sama berisi dosis
yang lain. Satu sendok dapat berisi miligram obat yang berbeda.
Penurun demam
Obat standar biasanya parasetamol (generik) yang dijual dengan nama dagang Tempra,
Panadol, Sanmol, Bodrexin dll. Dosis parasetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali. Misalnya
anak dengan berat badan 10 kg memerlukan parasetamol 100-150 mg setiap kali
pemberian. Sayangnya, takaran parasetamol berbeda-beda. Satu sendok 5 ml dapat berisi
parasetamol 125 mg, 160 mg, atau 250 mg (bentuk Forte). Setiap 0,1 ml drops berisi
parasetamol 10 mg.
Masa kerja parasetamol agak pendek, sehingga sering memerlukan 4 kali pemberian/hari.
Parasetamol tidak merangsang lambung, tetapi pemberian terlalu banyak dan terlalu lama
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Obat standar lain misalnya ibuprofen (Proris). Dosis adalah 10 mg/kgBB/kali. Setiap
sendok obat 5 ml dari Proris Suspensi berisi 100 mg, sedangkan Proris Forte berisi 200
mg. Proris sebaiknya diberikan setelah makan untuk menghindari iritasi lambung.
Obat pilek
Obat batuk hitam masih menjadi standar. Boleh diberikan. Selain itu sering digunakan
Bisolvon atau Mucopect untuk mengencerkan lendir.
Obat diare
Sebenarnya sebagian besar diare disebabkan oleh virus dan akan sembuh sendiri dalam 3-
4 hari. Obat terpenting adalah menjaga agar tidak terjadi kekurangan cairan tubuh.
Pemberian larutan gula-garam merupakan hal paling penting. Pedialyte merupakan cairan
gula-garam yang komposisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Berikan
sebanyak jumlah feses yang keluar, kira-kira 30-50 cc setiapo mencret. Bila
menggunakan oralit, harus di encerkan karena komposisi oralit dirancang untuk orang
dewasa. Oralit untuk 200 ml diencerkan sampai 300 ml.
Takaran obat sering menyusahkan.
Drops. Sering digunakan untuk memberikan obat berbentuk cair untuk bayi. Ada pipet
dengan ukuran, misalnya 0,4 ml; 0,3 ml. Ada pula pipet yang digunakan untuk
menghtung tetesan, misalnya 3 x 10 tetes. Obat berbentuk tetesan jangan diberikan
langsung ke mulut bayi karena bisa kelebihan bila obat menetes dengan cepat.Pipet juga
jangan langsung, karena pipet menjadi kotor bila tersentuh mulut.
Sendok obat. Satu sendok the dimaksudkan sama dengan satu sendok obat, yang berkuran
5 ml. Biasanya ada gars di tengah menunjukkan 2,5 ml. Satu sendok makan artinya 15
ml.
Puyer. Dokter di Indonesia masih suka memberi puyer. Biasakan untuk meminta copy
resep sehingga kita tahu apa yang diberikan kepada bayi. Buka puyer dan tuangkan isinya
ke dalam sendok kecil. Lalu berikan air, di aduk dengan sendok kecil lain sampai larut.
Pemberian puyer agak repot karena seringkali rasanya pahit, obat sulit larut dan lain-lain.
Puyer yang terkena udara sering menjadi basah karena sifatnya menarik air, jangan
digunakan lagi.
DOSIS OBAT
Teori Y, dosis obat diukur dr Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).
Contoh :
INH (isoniazid) obat TBC (tuberculosis) diberikan kpd anak dgn dosis antara 5-10 mg.
Bila berat badan anak 10 kg, maka dosisY berkisar 50-100 mg, atau bisa diambil dosis
tengahY 75 mg.
Contoh :
1. Sirup mesti diminum 3 x sehari 0,5 cc.
Namun dlm pipet takaran tdk trcantum ukuran tsb.
Atau dipipet yg tertulis malah 2,5 ml & 5 ml
Solusi trbaik utk alat takar obat cair adlh Gelas Takar,
yg memiliki ukuran takar dari 2,5 ml - 10 ml.
Sebab, sendok takar sirop hanya memiliki 2 ukuran, yaitu 2,5 ml & 5 ml
Apotik wajib mmberikan pipet sesuai dgn dosis obat yg diresepkan dokter agar bs dipakai
kalangan awam.
Jika ukuran pipet tdk sesuai, boleh ditukar.
Bila yg dikonsumsi adlh obat keras, keadaan ginjal & lever terganggu/tdk sehat akan
menyebabkan keracunan dan over dosis; krn obat tsb tdk bisa dinetralkan oleh ginjal &
lever
Penurun demam
Obat standar biasanya parasetamol (generik) yang dijual dengan nama dagang Tempra,
Panadol, Sanmol, Bodrexin dll. Dosis parasetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali. Misalnya
anak dengan berat badan 10 kg memerlukan parasetamol 100-150 mg setiap kali
pemberian. Sayangnya, takaran parasetamol berbeda-beda. Satu sendok 5 ml dapat berisi
parasetamol 125 mg, 160 mg, atau 250 mg (bentuk Forte). Setiap 0,1 ml drops berisi
parasetamol 10 mg.
Masa kerja parasetamol agak pendek, sehingga sering memerlukan 4 kali pemberian/hari.
Parasetamol tidak merangsang lambung, tetapi pemberian terlalu banyak dan terlalu lama
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Obat standar lain misalnya ibuprofen (Proris). Dosis adalah 10 mg/kgBB/kali. Setiap
sendok obat 5 ml dari Proris Suspensi berisi 100 mg, sedangkan Proris Forte berisi 200
mg. Proris sebaiknya diberikan setelah makan untuk menghindari iritasi lambung.
Obat pilek
Obat batuk
Obat batuk hitam masih menjadi standar. Boleh diberikan. Selain itu sering digunakan
Bisolvon atau Mucopect untuk mengencerkan lendir.
Obat diare
Sebenarnya sebagian besar diare disebabkan oleh virus dan akan sembuh sendiri dalam 3-
4 hari. Obat terpenting adalah menjaga agar tidak terjadi kekurangan cairan tubuh.
Pemberian larutan gula-garam merupakan hal paling penting. Pedialyte merupakan cairan
gula-garam yang komposisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Berikan
sebanyak jumlah feses yang keluar, kira-kira 30-50 cc setiapo mencret. Bila
menggunakan oralit, harus di encerkan karena komposisi oralit dirancang untuk orang
dewasa. Oralit untuk 200 ml diencerkan sampai 300 ml.
Drops. Sering digunakan untuk memberikan obat berbentuk cair untuk bayi. Ada pipet
dengan ukuran, misalnya 0,4 ml; 0,3 ml. Ada pula pipet yang digunakan untuk
menghtung tetesan, misalnya 3 x 10 tetes. Obat berbentuk tetesan jangan diberikan
langsung ke mulut bayi karena bisa kelebihan bila obat menetes dengan cepat.Pipet juga
jangan langsung, karena pipet menjadi kotor bila tersentuh mulut.
Sendok obat. Satu sendok the dimaksudkan sama dengan satu sendok obat, yang berkuran
5 ml. Biasanya ada gars di tengah menunjukkan 2,5 ml. Satu sendok makan artinya 15
ml.
Puyer. Dokter di Indonesia masih suka memberi puyer. Biasakan untuk meminta copy
resep sehingga kita tahu apa yang diberikan kepada bayi. Buka puyer dan tuangkan isinya
ke dalam sendok kecil. Lalu berikan air, di aduk dengan sendok kecil lain sampai larut.
Pemberian puyer agak repot karena seringkali rasanya pahit, obat sulit larut dan lain-lain.
Puyer yang terkena udara sering menjadi basah karena sifatnya menarik air, jangan
digunakan lagi.
SALBUTAMOL
Dosis :
DEWASA
- Dosis max = 8 mg
ANAK
Pemakaian : 3 – 4 x / hari
TERBUTALIN (sulfat)
Dosis :
DEWASA
- Dosis max = 5 mg
ANAK
- 7 – 15 thn : 2,5 mg
Pemakaian : 2 – 3 x / hari
AMINOFILIN
Dosis :
DEWASA
Pemakaian : 3- 4 x / hari
TEOFILIN
Dosis :
DEWASA
ANAK
Pemakaian : 3 – 4x / hari
Sediaan : AMILEX Syrup 130 mg/15 ml, Tab 150 mg, NITRASMA KapTab 150 mg
MUKOLITIK
BROMHEKSIN
Dosis :
ANAK: unknown
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : BRONEX Tab 8 mg, BISOLVON Inj 2mg/ml, Eliksir 4 mg/5 ml, Kapsul 8
mg, Syrup 10mg/5 ml
ASETILSISTEIN
Dosis :
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Fluimucil Granula 200 mg/kantong, Kapsul 200 mg, Tablet Eff. 600 mg,
Fluimucil Pediatric Granula 100 mg /kantong
KARBOSISTEIN
Dosis :
ANAK
- 6 – 12 thn : 250 mg
Pemakaian : 3 – 4 x / hari
Sediaan : MUCOTAB Syrup 250 mg / 5 ml, Tab 375 mg, MUCOPRONT Syrup 300
mg / 5 ml,
AMBROKSOL
Dosis :
ANAK: unknown
Pemakaian : 3 x / hari
ANALGETIK – ANTIPIRETIK
PARACETAMOL
Dosis :
DEWASA
ANAK
ASETOSAL / ASPIRIN
Dosis :
DEWASA
IBUPROFEN
Dosis :
DEWASA
ANTI INFLAMASI
ANALGETIK
Pemakaian : 3 – 4 x / hari
FENOPROFEN
Dosis :
DEWASA
Pemakaian : 3 – 4 x / hari
NATRIUM DIKLOFENAK
Dosis :
DEWASA
ANAK
INDOMETASIN
Dosis :
Pemakaian : 2 – 4 x / hari
Sediaan : Kapsul 25 mg
ANTIHISTAMIN
Dosis :
DEWASA
ANAK
- 1 – 2 thn : 1 mg 2 x/hari
Sediaan : Tab 4 mg
DIFENHIDRAMIN KLORIDA
Dosis :
DEWASA: 25 – 50 mg
ANAK: 5 mg/kgBB/hari
Pemakaian : 3 x / hari
DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Dosis :
DEWASA: 2 mg
ANAK
- 2 – 6 thn : 0,5 mg
- 6 – 12 thn : 1 mg
Pemakaian : 3 – 4 x / hari
LORATADIN
Dosis :
DEWASA: 10 mg / hari
ANAK
Pemakaian : 1 x / hari
Syrup 5 mg/5 ml
ASTEMIZOL
Dosis :
DEWASA: 10 mg/hari
Pemakaian : 1 x / hari
TERFENADIN
Dosis :
ANAK
- 3 – 6 thn : 15 mg 2x / hari
- 6 – 12 thn : 30 mg 2x / hari
Pemakaian : 1 – 2 x / hari
SIMETIDIN
Dosis :
DEWASA
Pemakaian : 2 x / hari
Dosis :
Pemakaian : 2 x / hari
FAMOTIDIN
Dosis :
DEWASA: 20 – 40 mg
ANTIBIOTIKA
ERITROMISIN
Dosis :
DEWASA
ANAK
Pemakaian : 2 – 4 x / hari
KLARITROMISIN
Dosis :
DEWASA
ANAK
Pemakaian : 2 x / hari
AZITROMISIN
Dosis :
ANAK
Pemakaian : 1x / hari
Inj 276 mg/vial, Dry Syrup 600 mg/15 ml, 900 mg/22,5 ml
SIPROFLOKSASIN
Dosis :
DEWASA
Pemakaian : 2x / hari
ASAM NALIDIKSAT
Dosis :
DEWASA
ANAK
Pemakaian : 2 x/ hari
Sediaan : Tab Se. 500 mg
TETRASIKLIN
Dosis :
Pemakaian : 2 x / hari
DOKSISIKLIN
Dosis :
DEWASA
- 100-200 mg
Pemakaian : 1 x / hari
OKSITETRASIKLIN
Dosis :
Pemakaian : 2x / hari
Salep 3% @ tube 5 gr
13. Golongan obat : PENISILIN (a.c)
AMPISILIN
Dosis :
DEWASA
Sediaan : KapTab 250 mg, 500 mg, Dry Syrup 125 mg/5 ml, 250 mg/ 5 ml, Serbuk Inj.
AMOKSISILIN
Dosis :
Pemakaian : 3 x / hari
Dosis :
ANAK
- 1 – 5 thn : 125 mg
- 6 – 12 thn : 250 mg
KOTRIMOKSAZOL
Dosis :
DEWASA
ANAK
- 6 – 12 tahun 480 mg
KLORAMFENIKOL
Dosis :
DEWASA
- 500 mg
- 50 mg/kgBB/hari
ANAK: 50 – 100 mg/kgBB/ hari
Pemakaian : 4 x / hari
TIAMFENIKOL
Dosis :
Pemakaian : 4 x / hari
AMUBISID
METRONIDAZOL
Dosis :
ANAK
Pemakaian : 3 – 4 x / hari
TINIDAZOL
Dosis :
Kuliah Ibu Mae Sri Hartati Wahyuningsih tgl 6 dan 7 September 2004
Sebagai calon dokter, kuliah farmasi kali ini bertujuan agar kita dapat memahami
pengetahuan obat sebagai penunjang keberhasilan penatalaksanaan kesehatan. Materi
yang akan dibahas meliputi batasan obat, kategori obat, derivate obat, dosis obat, dan
cara pemberian obat.
I. BATASAN OBAT
Sebagai bahan kimia, obat identik dengan racun. Yang membedakan adalah cara
pemberian dan dosisnya. Bila indeks terapinya sempit, seperti digoksin dan xantine,
tingkat toksisitasnya akan semakin tinggi.
Berdasarkan Permenkes RI No. 242/1990, OBAT JADI: merupakan sediaan atau paduan
bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi/menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Contohnya barium sulfat (BaSO4) yang digunakan sebagai cairan kontras dalam
pemeriksaan radiology untuk melihat fungsi organ tertentu.
Pencegahan
Mengurangi/menghilangkan gejala
Untuk menghilangkan gejala simtomatis ada golongan analgetika yang udah kita kenal
seperti Antalgin, Paracetamol.
Menyembuhkan penyakit
Diantaranya antibiotic, yang harus kita tegaskan aturan minumnya agar tak terjadi
resistensi.
Memperelok tubuh
1. MENURUT UU FARMASI
Obat Bebas
Tandanya lingkaran biru, jenis ini dapat diperoleh tanpa resep dokter namun ada
pembatasan aturan minum yang biasanya dicantumin di kemasan. Contohnya: antimo,
procold,dll.
Obat Keras
Harus dengan resep dokter, bertanda lingkaran merah dengan huruf K di tengahnya.
Obat Narkotika
Merupakan substansi yang belum dicampur dengan bahan lain. Diistilahkan formula
magistralis.
Obat Jadi (Obat standart/generik)_ Formula officinalis.:Obat dengan komposisi dan nama
teknis standar seperti dalam buku Farmakope Indonesia atau buku resmi lain yang
ditetapkan pemerintah.
Obat Paten (Obat jadi dengan nama dagang)_ Formula spesialistis, Obat ini terdaftar
dengan nama pabrik atau yang dikuasakan.
Obat Asli (Obat tradisional) :Merupakan obat-obat yang didapat lansung dari bahan-
bahan alami, istilahnya ‘reservoir’.
Banyak tanaman asli Indonesia yang terbukti berkhasiat secara klinis misalnya, anti
hipertensi kapsol yang berasal dari Kapsus.sp, digoxin dari digitalis purpurea, vincristin,
vinblastine dari tapak dara, dll. (hiks.. kenapa yang mematenkan justru orang asingL
ayo..semangat !)
Jangan sekali-kali meresepkan ini, ya.. Obat ini masih butuh uji klinik untuk dapat
beredar di masyarakat.
Obat dalam : Obat ini masuk ke dalam sirkulasi sistemik, baik per oral, i.v, i.m, dll.
Obat luar : Biasanya dimasukkan ke tubuh melalui kulit (dioleskanàtopical), dalam resep
ditulis ‘u.e’ = usus externus
4. MENURUT KHASIAT/EFEK OBAT
Contoh:
Phenobarbital
à Depresan SSP
§ KRISTAL MENGANDUNG AIR —> Ampicillin trihidrat, Codein HCl —> Ampicillin
trihidrat, Codein HCl
—> Acetosal, Barbital, Vitamin C —> Alukol, Bisacodil, HCT—> NaCl, Papaverin HCl
—> Kloramfenikol palmitat, Glyceril guayacolat —> Ampicillin trihidrat, Codein HCl
TATANAMA OBAT
(Sesuai monografi FI_ Farmakope Indonesia)
efek sama, dengan potensi lebih tinggi, dan efek samping obat lebih kecil.
Contohnya; penicillin à ampicillin efek berbeda à Obat lain. Contoh :
sulfanilamidum yang merupakan anti infeksi, carbonic anhydrase inhibitor, dapat
diturunkan menjadi:
Adalah sejumlah obat dalam satuan berat/isi/ unit yang memberikan efek terapetik
pada penderita dewasa.
MACAM-MACAM DOSIS
~ dosis lazim adalah dosis yang biasa diberikan untuk suatu obat.
~ dosis terapeutik adalah range dosis yang masih aman untuk terapi.
Dosis toksik : dosis di atas dosis terapi sehingga dapat menimbulkan toksisitas
Dosis letalis : dosis toksik yang bila diberikan dapat mengakibatkan kematian
Dosis permulaan : dosis permulaan yang diberikan kepada penderita (initial dose)
Dosis pemeliharaan : dosis obat yang berfungsi untuk menjaga agar kadar obat
dalam darah tetap
Dosis maksimum : dosis di antara dosis terapeutik & dosis toksik, tapi blm bersifat
toksik serius
Toksisitas
o Lokal, Topikal
3. FAKTOR PENDERITA:
o BB : Normal, obesitas
o Sensitivitas individual
Keadaan patofisiologis
KATEGORI ANAK:
Dalam menentuklan dosis anak, ada beberapa masalah yang harus kita perhatikan.
Organ (hepar, ginjal, SSP) belum berfungsi secara sempurna, metabolisme obat belum
maksimal
Ada lebih dari 30 rumus untuk menghitung dosis yang akan diberikan pada anak. Di
antaranya sbb.
n+12
BBa
70
Keterangan: Bba = berat badan anak (kg)
c. Perbandingan luas permukaan tubuh (LPT) (Dewasa = 1,73 cm2) LPT (anak)
1,73
Catatan: Perhitungan dosis menggunakan dasar perbandingan dengan dosis dewasa punya
kelemahan sbb.
Definisis obesitas adalah berat badan > 20% BB ideal, akibatnya ada perbedaan
komposisi komponen tubuh dengan BB normal.
Lipofilisitas obat
Jika suatu obat bersifat lipofilik maka distribusi obat naik , T 1/2 eliminasi lebih lama.
Mis. Benzodiazepin
Ketika umur bertambah, terjadi perubahan fisiologi dan patologi tubuh yang menentukan
perubahan konsentrasi obat di dalam tubuh karena perubahan fase farmakokinetika =
ADME.
Dosis/kgbb/hari :Ampisilin, 50-150 mg/kgbb/ hari. Dalam dosis terbagi tiap 6 jam
– sistemik / lokal
2. Kondisi pasien
– menerima / menyenangkan
– aman, dapat menelan dll.
– Stabilitas
– Iritasi
OR A L
PARENTERAL
INHALASI
MEMBRAN MUKOSA
KULIT/TOPIKAL
Beberapa pasien membutuhkan lebih dari dua kali dosis mingguan daripada
pasien lainnya, sehingga metode baru penentuan dosis ini akan membantu
memperkirakan dengan lebih baik tentang siapa yang memerlukan lebih banyak
dosis dan siapa yang memerlukan lebih sedikit.
Dosis warfarin yang tepat adalah penting, karena obat ini pada hakikatnya
adalah racun tikus, dan dapat mencegah pembekuan darah. Dosis yang terlalu
tinggi akan menyebabkan pasien mengalami pendarahan hingga meninggal,
sementara dosis yang terlalu rendah akan menyebabkan stroke atau serangan
jantung akibat bekuan darah.
Penelitian ini, yang dipimpin oleh Dr. Teri Klein dari Stanford University di
California, memeriksa informasi klinik dan genetik dari 4043 pasien guna
menghasilkan sebuah algoritma komputer yang dapat memperkirakan pasien
mana yang membutuhkan dosis yang lebih tinggi atau yang lebih rendah.
Memahami Obat
Obat tidak hanya memiliki efek terapi tetapi juga efek samping yang tidak
diharapkan. Efek samping obat ini bisa ringan (pusing, mual atau gatal) dan bisa
sangat berbahaya, merusak organ hati (hepatotoksik), merusak ginjal
(neprotoksik) atau berpotensi menimbulkan sel cancer (carcinogenic). Dokter
akan memilihkan obat dengan efek samping minimal yang aman bagi pasiennya.
Disamping itu ada sejumlah obat/tanaman obat yang memiliki efek khas yaitu
EFEK ADIKSI, bisa membuat orang yang mengkonsumsinya menjadi ‘ketagihan’
atau ketegantungan. Kelompok obat ini digolongkan sebagai OBAT
BERBAHAYA. Dokter hanya memberikan obat ini untuk kasus tertentu
(misalnya nyeri hebat pada pasien patah tulang, nyeri pada kanker, kesulitan
tidur). Itupun dalam pengawasan yang ketat, baik dosisnya maupun lama
pemberiannya. Yang termasuk golongan obat dengan efek adiksi adalah
NARKOTIKA (morfin), PSIKOTROPIKA dan Zat Adiktif lainnya. Rokok
(Nikotin) dan kopi (Cafein) termasuk memiliki efek adiksi yang ringan.
Jadi, obat itu bisa BERMANFAAT, jika dipakai sesuai indikasinya (tujuan
spesifik dari efek obat), sesuai dosisnya dan mempertimbangkan efek samping
obat terhadap kondisi fisik organ dari setiap pasien. Dokterpun butuh waktu
yang panjang, kuliah selama 6-7 tahun agar bisa memakai obat untuk kebaikan
dan kesembuhan penyakit pasien. Dan, obat akan SANGAT BERBAHAYA jika
dipakai oleh para remaja dan orang-orang yang tidak memahami obat.
Adiksi/Ketergantungan
Orang akan mengalami ketergantungan jika minum obat dalam jangka waktu
tertentu. Butuh ratusan batang rokok dan puluhan gelas kopi serta waktu yang
lama untuk membuat seseorang ‘ketagihan’ terhadap rokok dan kopi. Narkoba?
Hanya butuh beberapa tablet! Bahkan narkoba ‘generasi baru’ memiliki efek
adiksi yang sangat kuat. Hanya minum sekali atau dua kali sudah langsung
ketagihan. Jika sudah ‘ketagihan’ orang akan sulit untuk keluar. Coba lihat,
peringatan bahaya apapun yang ditulis dibungkus rokok, orang tetap membeli
rokok dan tetap asyik merokok!
Ketergantungan Fisik
Zat obat ini dianggap oleh tubuh sebagai salah satu unsur yang ‘harus ada’,
disamping hormon, enzym, oksigen dan zat makanan. Tanpa adanya obat ini
dalam darah, sistem organ-organ tubuh menjadi kacau balau.
Ketergantungan Psikis
Memori otak penderita terhadap obat sangat dominan. Setiap hari yang
dipikirkan lebih dahulu adalah obat. Tidak ada lagi sekolah, pekerjaan, cita-cita
bahkan masa depan. Sahabat, pacar, keluarga bahkan orang tua tidak lagi
penting. Yang paling penting adalah obat!
Peningkatan Dosis
Untuk menimbulkan efek yang diinginkan (halusinasi, mimpi indah, bayangan
indah) penderita membutuhkan sejumlah dosis. Dosis ini akan meningkat terus,
2 butir obat, 4 tablet akhirnya belasan tablet harus diminum. Yang berbahaya
adalah jika peningkatan dosis ini mendekati atau mencapai DOSIS LETHAL! Ini
tidak disadari oleh penderita.
Gejala Putus Obat
Penderita akan mengalami kondisi ini jika obat menghilang dalam darah dan
penderita tidak mendapatkan obat. Gejala yang muncul adalah ‘unjuk rasa’ dari
setiap organ. Sakit kepala, mual-muntah-bahkan mencret tidak terkendali. Sesak
nafas, berdebar-debar. Nyeri hebat disetiap titik ditubuhnya. Gelisah, ketakutan
dan sulit tidur.
Anehnya sakit yang ‘ribuan volt’ ini langsung lenyap begitu penderita
‘mendapatkan’ obat. Gejala putus obat adalah pengalaman yang menakutkan
bagi penderita. Ini menjadi satu alasan penderita melakukan apa saja hanya
untuk mendapatkan obat, untuk menghindarkan dirinya dari gejala putus obat.
Setiap pemakai obat kronis pasti pernah mengalami episode ini.
Over Dosis
Para pengguna Narkoba yang kronis sesungguhnya berada ‘sangat dekat’ dengan
area ini. Over dosis sering kali terjadi dan ini tidak disadari oleh penderita.
Peningkatan dosis yang terjadi secara perlahan-lahan atau mencoba memakai
jenis narkoba ‘edisi baru’ dengan dosis yang biasa dipakai. Padahal setiap obat
dosisnya tidak sama. Efeknya bisa berbeda. Dalam dosis toksik (over dosis) obat-
obatan ini menekan pusat nafas di otak. Kematian terjadi oleh karena depresi
pusat pernafasan. Pemberian oksigen atau nafas buatan dalam kondisi emergensi
tidak akan menolong, sebab masalahnya ada di pusat pernafasan di otak, bukan
diparu-parunya. Jika tidak di’obati’, semua pemakai narkoba akan FINISH dan
‘game over’ dititik ini.
Keracunan DEFINISI
KERACUNAN ASETAMINOFEN
Lebih dari 100 jenis produk yang mengandung asetaminofen bisa dibeli secara bebas,
tanpa resep dokter. Sediaan untuk anak-anak tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan
kapsul.
Asetaminofen bisa ditemukan dalam beberapa obat berikut:
Tylenol
Anacin-3
Liquiprin
Panadol
Tempra.
Asetaminofen adalah obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya.
Sejumlah besar asetaminofen akan melebihi kapasitas kerja hati, sehingga hati tidak lagi
dapat menguraikannya menjadi bahan yang tidak berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu
zat racun yang dapat merusak hati.
Keracunan asetaminofen pada anak-anak yang belum mencapai masa puber, jarang
berakibat fatal. Pada anak-anak yang berumur lebih dari 12 tahun, overdosis
asetaminofen bisa menyebabkan kerusakan hati.
Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikan sirup ipekak
untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung.
Di rumah sakit, dimasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung untuk menguras
lambung dengan air. Untuk menyerap asetaminofen yang tersisa, bisa diberikan arang
aktif melalui selang ini.
Kadar asetaminofen dalam darah diukur 4-6 jam kemudian.
Jika anak telah menelan sejumlah besar asetaminofen (terutama jika kadarnya dalam
darah sangat tinggi), biasanya diserikan asetilsistein untuk mengurangi efek racun dari
asetaminofen, yang diberikan setelah arang dikeluarkan.
Kegagalan hati bisa mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, karena itu
diberikan suntikan vitamin K1 (fitonadion). Mungkin perlu diberikan transfusi plasma
segar atau faktor pembekuan.
KERACUNAN ASPIRIN
Aspirin atau obat yang mirip dengan Aspirin (salisilat) biasanya tidak dianjurkan
diberikan kepada anak-anak dan remaja karena memiliki resiko terjadinya sindroma
Reye.
Tetapi pada penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid juvenil) pemberian Aspirin
kepada anak-anak/remaja dibenarkan/diperlukan.
Overdosis Aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum Aspirin dosis tinggi
selama beberapa hari biasanya lebih berat.
Bentuk salisilat yang paling beracun adalah minyak wintergreen (metil salisilat), yang
merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat. Seorang anak dapat
meninggal karena menelan kurang dari 1 sendok teh metil salisilat murni.
Gejala awal dari salisilisme adalah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang
cepat, hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang.
Anak menjadi mengantuk, mengalami kesulitan dalam bernafas dan pingsan.
Kadar Aspirin yang tinggi dalam darah menyebabkan anak menjadi sering berkemih, dan
hal ini bisa menyebabkan dehidrasi.
Dilakukan pengurasan lambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaan sadar,
diberikan arang aktif melalui mulut atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam
lambung.
Untuk mengatasi dehidrasi ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin (susu
maupun jus buah).
Untuk dehidrasi yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus.
Demam diatasi dengan kompres hangat.
Untuk mengatasi perdarahan bisa diberikan vitamin K1.
Prognosis tergantung kepada kadar salisilat dalam darah. Kadar yang bisa menimbulkan
keracunan adalah 150-300 mg/kg berat badan.
Yang dimaksud dengan bahan kaustik adalah asam dan alkali kuat.
Bahan kaustik (jika tertelan) bisa menyebabkan luka bakar dan secara langsung
menyebabkan kerusakan pada mulut, kerongkongan serta lambung.
Beberapa keperluan rumah tangga yang mengandung bahan kaustik adalah pembersih
jamban dan sabun pencuci piring; beberapa diantaranya mengandung bahan kaustik yang
paling berbahaya, yaitu natrium hidroksida dan asam sulfat.
Bahan tersebut terdapat dalam bentuk padat maupun cair. Pada sediaan padat, rasa panas
yang ditimbulkan menempel pada permukaan yang lembab sehingga anak segera berhenti
memakannya. Sedangkan sediaan cair tidak menempel, lebih mudah ditelan dan bisa
menyebabkan kerusakan pada seluruh bagian kerongkongan.
Segera timbul nyeri dan sifatnya bisa berat. Daerah yang terbakar menjadi bengkak dan
menelan menimbulkan nyeri.
Pernafasan menjadi dangkal, dengan denyut nadi yang cepat dan lemah. Kadang
pembengkakan menyebabkan tersumbatnya saluran udara.
Sering terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).
Anak yang berhasil melalui masa awal kerusakan pada akhirnya bisa meninggal akibat
infeksi karena bahan kaustik dari kerongkongan merembes ke dalam rongga dada.
Meskipun pada awalnya hanya menimbulkan gejala yang rignan, tetapi beberapa minggu
kemudian bisa terjadi penyempitan pada kerongkongan.
Pada kasus berat dengan bahan kaustik yang sangat kuat, kematian terjadi akibat:
- tekanan darah yang sangat rendah
- penyumbatan saluran pernafasan
- perforasi kerongkongan
- kerusakan jaringan
- peradangan paru-paru.
Dengan bantuan endoskopi bisa diketahui beratnya kerusakan yang telah terjadi pada
kerongkongan sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus segera diambil.
Untuk melarutkan bahan kaustik, sebaiknya anak diberik minum sebanyak mungkin,
yang terbaik adalah minum susu. Susu tidak hanya bersifat melindungi dan melembutkan
selaput lendir, tetapi juga merupakan pengganti dari protein jaringan yang merupakan
target dari bahan kaustik.
Baju yang terkena bahan kaustik segera dilepas dan kulit yang terkena segera dicuci
bersih.
Sebaiknya tidak dilakukan perangsangan muntah dan pengurasan lambung karena bisa
memperburuk kerusakan yang telah terjadi.
Antibiotik diberikan jika anak mengalami demam atau terdapat tanda-tanda perforasi
kerongkongan.
Pada kasus yang ringan, anak didorong untuk minum sebanyak mungkin cairan. Jika anak
tidak mau minum, cairan bisa diberikan melalui infus.
Pemaparan oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa
cara:
Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam
Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat
tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian,
dimana secara perlahan timah hitam akan larut
Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi
karena disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus
buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di
dapur atau perapian
Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk
menyimpan atau menyajikan makanan
Minum wiski atau anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam
Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam
Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti
respirator, ventilasi maupun penekan debu).
Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah
yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada
anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.
Pada dewasa, serangkaian gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu
atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa
logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan
muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.
Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain
selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan
dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
- muntah menyembur yang berlangsung terus menerus
- berjalan goyah/limbung
- kejang
- linglung
- mengantuk
- kejang yang tak terkendali dan koma.
Gejala kerusakan otak tersebut terutama terjadi akibat pembengkakan otak.
Resiko tinggi ditemukan pada anak-anak yang tinggal di rumah tua/lama yang dicat
dengan cat yang mengandung timah hitam.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar timah hitam di dalam darah.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pengukuran jumlah timah hitam yang dibuang
melalui air kemih, analisa contoh sumsum tulang serta rontgen perut dan tulang panjang.
Kapsul succimer akan berikatan dengan timah hitam dan membantu melarutkannya di
dalam cairan tubuh sehingga dapat dibuang ke dalam air kemih.
Efek sampingnya adalah ruam kulit, mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, terasa
logam di mulut dan kelainan pada fungsi hati (kadar transaminase).
Jika kadar timah hitam cukup tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi kerusakan otak,
maka penderita segera dirawat.
Dimercaprol dan kalsium dinatrium edetat diberikan melalui serangkaian suntikan.
Pengobatan dilakukan selama 5-7 hari untuk menghindari berkurangnya cadangan logam
yang penting dalam tubuh (terutama seng).
Dimercaprol seringkali menyebabkan muntah, karena itu diberikan cairan infus.
Pengobatan ini mungkin perlu diulangi dengan selang waktu tertentu.
Setelah pengobatan dihentikan, kadar timah hitam dalam darah biasanya kembali
meningkat karena timah hitam yang tersisa di dalam jaringan tubuh dilepaskan. Untuk
membantu membuangnya, penisilamin per-oral diberikan 2 hari setelah pemberian
kalsium dinatrium edetat.
Untuk menggantikan hilangnya logam lain selama pemakaian penisilamin, seringkali
diberikan suplemen zat besi, seng dan tembaga.
Efek samping dari kalsium dinatrium edetat kemungkinan terjadi akibat berkurangnya
seng, yaitu berupa kerusakan ginjal, kadar kalsium darah yang tinggi, demam serta diare.
Kerusakan ginjal biasanya bersifat sementara.
Penisilamin bisa menyebabkan ruam kulit, proteinuria (protein dalam air kemih) dan
penurunan jumlah sel darah putih. Efek tersebut bersifat sementara dan akan menghilang
pada saat pemakaian penisilamin dihentikan.
Pada beberapa penderita, dimercaprol bisa menyebabkan hemolisis (penghancuran sel
darah merah).
Obat-obat tersebut tidak digunakan sebagai tindakan pencegahan pada pekerja timah
hitam atau siapapun yang terpapar oleh kadar timah hitam yang tinggi, karena dapat
meningkatkan penyerapan timah hitam. Yang terpenting adalah mengurangi pemaparan
oleh timah hitam.
Jika anak-anak memiliki kadar timah hitam sebesar 10 mikrogram/dL atau lebih, maka
sebaiknya pemaparan oleh timah hitam dikurangi.
Sejumlah besar zat besi bisa menyebabkan diare, muntah, peningkatan jumlah sel darah
putih dan kadar gula darah yang tinggi.
Jika dalam waktu 6 jam pertama tidak timbul gejala dan kadar zat besi di dalam darah
rendah, maka kecil kemungkinan terjadinya keracunan.
Zat besi ditemukan pada:
Fero-sulfat (Feosol, Slow Fe)
Fero-glukonat (Fergon)
Fero-fumarat (Femiron, Feostat)
Suplemen mineral
Suplemen vitamin.
Kekurangan zat besi akibat pengobatan dan perdarahan bisa menyebabkan anemia.
Rontgen lambung atau usus bagian atas dilakukan 6 minggu atau lebih setelah keracunan,
untuk mengetahui adanya penyempitan organ akbiat iritasi lapisan saluran pencernaan.
Prognosis biasanya baik, hanya sekitar 1% yang meninggal. Resiko kematian pada anak
yang mengalami syok dan kesadarannya menurun adalah sebesar 10%.
Kematian bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 minggu setelah keracunan, tetapi jika dalam
waktu 48 jam gejala-gejalanya telah hilang, maka akan terjadi pemulihan sempurna.
KERACUNAN HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Hidrokarbon banyak ditemukan di dalam minyak bumi, gas alam dan batubara.
Keracunan hidrokarbon biasanya terjadi karena anak menelan hasil penyulingan minyak
bumi, seperti bensin, minayk tanah, pengencer cat dan hidrokarbon terhalogenasi
(misalnya karbon tetraklorida yang banyak ditemukan di dalam larutan dan pencair dry-
cleaning atau etilen diklorida).
Kematian banyak terjadi pada remaja yang dengan sengaja menghirup atsiri. Sejumlah
kecil bahan tersebut (terutama dalam bentuk cairan yang mudah mengalir) bisa masuk ke
dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan pada paru-paru.
Cairan yang lebih kental, yang digunakan pada semir furnitur, sangat berbahaya karena
bisa menyebabkan iritasi dan pneumonia aspirasi yang berat.
Gejalanya terutama menyerang paru-paru dan usus; pada kasus yang sangat berat juga
menyerang otak.
Pada awalnya anak mengalami batuk dan tersedak, kemudian pernafasan menjadi cepat.
Kulitnya tampak kebiruan karena berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Selanjutnya
terjadi muntah dan batuk yang menetap disertai megap-megap.
Pada anak yang lebih besar, sebelum terjadinya muntah, mereka mengeluh merasa
terbakar/panas di lambung.
Gejala neurologis meliputi mengantuk, koma dan kejang. Gejala yang lebih berat
ditemukan pada anak yang telah menelan cairan yang lebih encer, minyak anjing laut
mineral atau h idrokarbon halogenasi (misalnya karbon tetraklorida).
Pada kasus yang berat, pneumonia dapat dilihat pada rontgen dada dalam waktu 2 jam
setelah keracunan; pada 90% kasus, pneumonia bisa terlihat pada rontgen dada dalam
waktu 6-8 jam.
Jika dalam waktu 24 jam tidak tidak timbul gejala pneumonia, maka tidak akan terjadi
pneumonia.
Kerusakan atau infeksi ginjal bisa terlihat dari hasil penghitungan sel darah putih dan
analisa air kemih.
Untuk memperkuat diagnosis dan membantu menentukan rencana pengobatan, dilakukan
pengukuran kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri.
Jika anak berada dalam keadaan sadar, segera minum segelas susu untuk melarutkan
bahan yang tertelan dan mengurangi peradangan lambung.
Jika terdapat tanda-tanda pneumonia (misalnya pernafasan cepat, denyut jantung cepat
atau batuk), anak harus dibawa ke rumah sakit.
Jika terjadi pneumonia diberikan terapi oksigen, ventilator, cairan infus dan pengawasan
ketat.
Antidotum adalah penawar racun, sedangkan antitoksik adalah penawar terhadap zat
yang beracun (toksik) terhadap tubuh.
ANTIDOTUM
Antidotum lebih difokuskan terhadap over dosis atau dosis toksik dari suatu obat.
Kondisi suatu obat dapat menimbulkan keracunan bila digunakan melebihi dosis
amannya. Selain itu, perbedaan metabolisme tubuh setiap orang terhadap dosis obat juga
mempengaruhi.
Obat dapat menjadi racun bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan. Dalam hal ini, obat
tidak akan menyembuhkan melainkan berbahaya. Umumnya akan timbul efek
sampingnya.
Nalokson, atropin, chelating agent, natrium tiosulfat, metilen biru merupakan antidotum
spesifik yang sangat ampuh dan sering menimbulkan reaksi pengobatan yang dramatis.
Namun, sebagian terbesar kasus keracunan harus dipuaskan dengan pengobatan gejalanya
saja, dan inipun hanya untuk menjaga fungsi vital tubuh, yaitu pernafasan dan sirkulasi
darah.
Racun akan didetoksikasi oleh hepar secara alamiah dan racun atau metabolitnya akan
diekskresi melalui ginjal dan hati. Selama keracunan hanya perlu dipertahankan
pernapasan dan sistem kardiovaskuler (fungsi vital).
ZAT ANTITOKSIK
Saat ini manusia sering terkena zat-zat toksik baik dari makanan, air dan lingkungan. Di
rumah pun bukan berarti tidak berbahaya karena masih ada kemungkinan keracunan
insektisida maupun herbisida. Tergantung dari sifat yang dimiliki oleh zat toksik tersebut,
sehingga bisa terserap melalui lambung, usus, paru-paru dan atau kulit.
Air kelapa selain mengandung berbagai ion yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, juga
memiliki kemampuan untuk menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh. Air kelapa
ini sudah lama digunakan oleh nenek moyang untuk mengobati berbagai penyakit seperti:
panas dalam, demam, kekurangan cairan, dll.
Selain itu, air kelapa juga dapat digunakan untuk mengatasi keracunan obat. Keracunan
obat ini dapat menimbulkan berbagai gejala dan tanda (symptom and sign), mulai dari
urtikaria, Syndrom Steven Johnson (SJS). Di mana pada keadaan ini timbulnya berbagai
kelainan pada kulit yaitu keluarnya bintik-bintik kemerahan dan terasa gatal. Selain itu
gejala keracunan obat lainnya pada keadaan lebih berat dapat menimbulkan Syok
Anafilaktik (=shock anafilactic) yang dapat membahayakan keselamatan jiwa penderita.
Gejala mulai dari ringan sampai berat seperti: penglihatan terasa gelap, tekanan darah
menurun, denyut nadi cepat sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Dan bila tidak
ditangani segera akan menimbulkan kematian.
Keracunan obat ini dapat terjadi di mana saja. Bila kita mengalami hal tersebut atau ada
orang lain yang mengalami keracunan obat, cara yang terbaik adalah dengan membawa
orang tersebut ke Rumah Sakit segera. Di fasilitas kesehatan biasanya sudah disediakan
berbagai obat yang dapat digunakan untuk mengatasi syok anafilaktik ini. Akan tetapi,
bila hal di atas tidak mungkin dilakukan cara yang terbaik adalah dengan meletakkan
penderita pada posisi kepala lebih rendah dari anggota badan (posisi trendelenburg).
Posisi ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan perfusi di dalam jaringan otak
(cerebral).
Tindakan selanjutnya adalah dengan memberi minum orang tersebut dengan Air Kelapa.
Berdasarkan pengalaman saya sendiri, penggunaan air kelapa ini sangat manjur untuk
mengatasi berbagai keracunan yang disebabkan oleh obat, baik itu obat yang dibeli di
warung atau di toko obat oleh penderita maupun dari petugas kesehatan.
Bila Anda berobat dengan petugas kesehatan atau di Rumah Sakit, biasanya dilakukan uji
kulit (skin test) terlebih dahulu untuk menguji apakah seseorang alergi terhadap obat
tersebut atau tidak. Namun, bila Anda membeli obat di warung atau toko obat, Anda tidak
tahu apakah alergi atau tidak terhadap obat yang dikonsumsi.
Oleh karena itu, penggunaan Air Kelapa untuk mengatasi keracunan obat ini layak untuk
digunakan. Semakin cepat, semakin baik.