I. DESKRIPSI SINGKAT
Pengambilan darah atau flebotomi adalah proses yang cukup kompleks dan penting untuk
menghasilkan hasil pemeriksaan yang baik. Pengambilan darah dapat dilakukan dengan
dengan pengambilan darah vena dan kapiler. Darah harus segera diolah setelah diambil
untuk menghindari kerusakan. Penyimpanan sampel darah dapat dilakukan bila darah
sudah diolah menjadi serum atau plasma. Sebelum darah dikirim harus dilihat kondisi
sampel darah dan lihat adanya hemolisis, bekuan, atau lipemik. Pengiriman darah harus
sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, masing – masing jenis
pemeriksaan memerlukan kondisi suhu pengiriman yang berbeda – beda. Kualitas sampel
yang diambil, diolah dan dikirim dengan baik akan menghasilkan hasil pemeriksaan yang
baik pula.
IV. METODE
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Latihan/Praktek
1. Laptop
2. LCD
3. Flipchart
4. Spidol (ATK)
5. Modul
6. Lembar penugasan
1
7. Panduan praktek
Pada sesi materi ini, peserta akan mempelajari 4 (empat) pokok bahasan.
Berikut ini merupakan pedoman bagi fasilitator dan peserta dalam melaksanakan
pembelajaran.
2
4. Fasilitator meminta masukan dari peserta dan
melakukan klarifikasi bila ada yang kurang jelas.
4 Refleksi dan Rangkuman 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan 20’
refleksi bersama tentang pembahasan materi ini.
Apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah
tercapai?.
2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan
memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif seluruh
peserta.
Pokok Bahasan 1. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan
darah vena dan kapiler.
Pengambilan darah vena sangat kompleks dan membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan
untuk melakukannya. Proses pengambilan darah yang baik akan menghasilkan hasil yang
berkualitas pula sedangkan kesalahan pada saat pengambilan darah dapat mengakibatkan
rusaknya sampel dan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Persiapan Punksi Vena
1. Peralatan
1. Torniquet – untuk pembendungan darah
2. Tabung Vakum (penampung darah)
3. Holder (untuk pemegang jarum)
4. Jarum (no 20 – 22 G)
5. Wing needle (untuk pasien yang venanya
kecil atau untuk mengambil anak – anak)
6. Alkohol swab berisi isopropil alkohol 70%
7. Kapas kering steril / kasa steril
8. plester
9. Sarung tangan
10. Sharp bin container (Wadah tahan
tusukan)
2. Identifikasi Pasien
Setiap permintaan pemeriksaan harus disertakan formulir permintaan yang berisi
identitas lengkap yang berisi :
Nomor Rekam Medik/ No Lab
Nama lengkap/ kode
Jenis Kelamin
Usia/tanggal lahir
Alamat
No telp yang dapat dihubungi (HP)
Dokter yang meminta
Ruangan (rawat inap)
Tanggal pengambilan
Pemeriksaan yang diminta
Intial/kode petugas pengambil spesimen
3
daerah luka dan lengan dengan sisi post mastectomy.Bendungan sebaiknya dilongarkan
sewaku melakukan desinfeksidan bendungan dibuka setelah darah mengalir ke dalam
tabung vakum.
5. Pembendungan :
1. Hindari daerah luka.
2. Pada post mastetomy sebaiknya diambil pada lengan berlawanan.
3. Jangan terlaku ketat (darah tidak leuar)
4. Bendungan dibuka waktu desinfeksi
5. Bendungan dibuka setelah darah mengalir
4
8. Peralatan punksi kapiler
1. Lancet otomatis
2. Tabung mikro EDTA/
3. Alkohol swab berisi isopropil alkohol 70%
4. Kapas kering steril / kasa steril
5. Sarung tangan
6. Sharp bin container (Wadah tahan
tusukan)
Pokok Bahasan 2. Teknik pengambilan darah vena dan kapiler yang benar.
1) Lokasi Pengambilan
Vena yang utama untuk tusukan vena terletak pada antecubital. Area lengan ini berada
di bagian depan (anterior) bawah lekukan siku. Beberapa vena lengan yang utama
berada dekat permukaan ini,sehingga mudah untuk dicari dan ditusuk dengan jarum,
vena vena ini disebut vena antecubital.Vena Median cubital merupakan pilihan pertama,
biasanya besar sehingga tidak mudah memar, vena cephalic merupakan pilihan kedua
danvena Basilic merupakan pilihan ke-tiga untuk tusukan.
Pada anak atau pada bayi dianjurkan memakai darah kapiler.
5
2) Hal – hal yang harus diperhatikan ketika pengambilan darah vena
a) Pada umumnya vena yang baik untuk pengambilan darah ialah vena yang cukup
besar, letaknya superficial dan terfiksasi.
b) Pada orang yang gemuk, vena yang letaknya agak dalam tempatnya dapat
ditentukan dengan palpasi.
c) Vena – vena kecil yang terlihat sebagai garis biru biasanya sukar diambil.
d) Untuk memudahkan penusukan, tekanan darah dalam vena ini dapat dinaikkan
dengan mengadakan pembendungan pada bagian proximal dari vena tersebut.
e) Pembendungan vena tak boleh dilakukan terlalu lama, maksimal 1 menit karena hal
ini dapat mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi setempat.
f) Bila letak vena tidak dapat ditentukan karena letaknya yang agak dalam, usaha untuk
mengambil darah dengan coba – coba tidak dibenarkan.
g) Penderita yang takut akan penusukan vena ini harus ditenangkan.
h) Bila menggunakan tabung darah yang berisi anti koagulan, maka tabung darah harus
segera di hogenkan dengan membolak balikan 5 kali dengan perlahan untuk
menghindari pembekuan.
6
3) Prosedur Kerja :
a) Siapkan tabung vakum SST dan beri kode sesuai nomor ID.
b) Siapkan jarum dan beri tahu pasien yang akan diambil darah sebelum membuka
jarum bahwa jarum baru dan steril.
c) Pasang jarum pada holder, taruh tutup diatas meja pengambilan darah.
d) Letakan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan menghadap ke atas.
e) Torniquet dipasang 7 - 10 cm diatas lipat siku pada bagian atas dari vena yang akan
diambil (jangan terlalu kencang).
f) Pasien disuruh mengepal dan menekuk tangan beberapa kali untuk mengisi pembuluh
darah namun jangan memompa.
g) Dengan tangan pasien masih mengepal, ujung telunjuk kiri memeriksa/mencari lokasi
pembuluh darah yang akan ditusuk.
h) Bersihkan lokasi dengan kapas alkohol 70 % dan biarkan sampai kering, kulit yang
telah dibersihkan jangan dipegang lagi. (selama desinfeksi dengan alkohol
bendungan torniquet harus dilonggarkan.)
i) Pegang holder dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal jarum.
j) Torniquet dikencangkan lalu Vena ditusuk perlahan dengan sudut 15 - 30º.
k) Bila jarum berhasil masuk vena, tekan tabung sehingga vakumnya bekerja dan darah
terisap kedalam tabung.
l) Bila darah sudah masuk buka kepalan tangan.
m) Isi tabung vacuntainer sampai volume 3 ml.
n) Setelah cukup darah yang diambil, torniquet dilepas. Keluarkan tabung dan
keluarkan jarum perlahan-lahan.
o) Homogenkan segera darah dengan cara membolak – balikan 5 kali secara perlahan.
p) Pasien diminta untuk menekan bekas tusukan dengan kapas steril selama 1 -2 menit.
q) Tutup bekas tusukan dengan plester.
r) Buang bekas jarum kedalam wadah tahan tusukan (Biohazard sharp bin).
7
8. Lakukan penampungan darah hingga 250 - 500µl.
9. Tutup bekas tusukan dengan kasa steril selama beberapa saat untuk menghentikan
perdarahan
10. Buang bekas lancet ke wadah tahan tusukan dan limbah lainnya ke wadah infeksius.
11. Kirim segera ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
o Peralatan
8
o Kumpulkan sample darah (jangan
Vena Puncture
Bila menggunakan Tabung vacutainer
Selalu gunakan tindakan kewaspadaan universal
9
1. Siapkan peralatan. 2. Tulis identitas klien pada tabung. 3. Pasang tourniquet pada lengan sekita
4cm diatas daerah yang akan ditusuk.
4. Minta klien untuk mengepalkan 5. Setelah meraba jalur vena, bersihkan daerah 6. Pasang jarum ke vacuum tube holder
jarinya sehingga vena terlihat jelas. yang akan ditusuk dengan kapas alcohol dengan cara memutar
melingkar keluar. BIarkan kering.
7. Pasang tabung ke holder sampai 8. Buka tutup jarum. 9. Gunakan ibu jari anda dan tarik 1 – 2 c
tabung mencapai jarum. dibawah daerah yang akan ditusuk. Ta
kulit dengan ibu jari lanjutkan ke lang
10. Masukkan jarum dengan posisi 11. Tekan tabung vacuntainer ke jarum. Darah 12. Lepaskan tourniquet.
tusukan keatas dan sudut 30-45º, akan langsung mengalir ke tabung.
masuk ke vena.
13. Isi tabung sampai penuh atau sampai 14. Setelah membuka lengan klien, tempatkan 15. Tahan kasa secara lembut dan tarik ja
vacuum tidak bekerja lagi. kasa kering diatas daerah yang ditusuk. perlahan – lahan.
16. Tutup dengan band-aid atau lakukan penekanan 17. Buang semua yang terkontaminasi ke dalam
halus sampai darah berhenti wadah limbah yang layak.
10
Arah tusukan tidak tepat
Sudut tusukan terlalu kecil atau terlalu besar
Keliru menentukan vena yang dipilih
Tusukan terlalu dalam atau kurang dalam
Pembuluh bergeser karena tidak terfiksasi
2. Tusukan sudah tepat --->tetapi darah tidak cukup terhisap, kemungkinan :
Kesalahan tehnik --> kalau bukan tehnik, oleh karena :
1. Pembuluh darah vasokonstriksi (menyempit) karena rasa takut berlebihan
2. Pembuluh darah menyempit (kolaps) karena volume darah kurang
disebabkan oleh perdarahan berat, kekurangan cairan tubuh, tekanan
darah turun
PENYULIT LAIN
1. Petechiae : hati-hati kemungkinan kelainan pembuluh darah
Penyebab : perdarahan kapiler di bawah kulit
Waspada : bekas tusukan lebih lama berdarah, tekan kuat dan lebih lama
Apabila terjadi setelah dibendung mungkin disebabkanoleh torniquet terlalu
keras atau terlalu lama
Jangan dipasang lebih dari 2 menit
1. Edema : penimbunan cairan tubuh
flebotomi menjadi sulit karena sukar menemukan pembuluh darah
terjadi pengenceran darah karena dapat tercampur cairan edema
Atasi dengan mencari pembuluh di tempat yang tidak edema
2. Kegemukan :
Sulit karena terhalang jaringan lemak
Lebih dalam, sulit diraba / dilihat
3. Alergi :
Terhadap larutan anti septik
Timbul gatal atau kemerahan pada kulit
Atasi dengan menggunakan cairan / larutan antiseptik lainnya
4. Pengerasan pembuluh darah :
Pada penderita yang sering ditusuk menyebabkan pembuluh atau jaringan
kulit menebal
Cari pembuluh ditempat lain
5. Luka bakar :
Jaringan rusak mudah mengalami infeksi sehingga jangan melakukan
penusukan didaerah ini karena pasien sangat rentan terhadap infeksi
Gunakan masker, sarung tangan dan pakaian steril
KOMPLIKASI
1. Kelainan Vaskuler : Hematoma dan Perdarahan darah tempat tusukan jarum
Komplikasi tersering flebotomi, keluarnya darah dari pembuluh ke jaringan
seluler oleh karena :
Tusukan berkali-kali sehingga dinding pembuluh pecah
Tusukan tidak tepat yang menyebabkan dinding pembuluh darah bocor
Penderita dengan kelainan dinding pembuluh sehingga pembuluh darah
mudah pecah
Atasi HEMATOMA dengan cara sebagai berikut :
1. Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat sehingga darah menyebar untuk
mencegah terjadinya pembengkakan.
11
2. Jelaskan terjadinya lebam kebiruan, yang akan hilang sendiri dalam
beberapa hari
3. Apabila lebam kebiruan ingin cepat hilang, lakukan kompres hangat
kemudian beri salep (thrombophobR)
4. Caripembuluhditempat lain
2. Infeksi : Lokal atau sistemik
3. Kardiovaskuler : Syok
4. Anemia
5. Neurologis
6. Dermatologis : Alergi
PROSEDUR KERJA :
1. Biarkan darah membeku dalam tabung vakum selama sedikitnya 30 menit (untuk
serum)
2. Sebelum memutar darah siapkan tabung penyeimbang.
3. Letakkan tabung dengan posisi seimbang.
4. Putar kecepatan perlahan – lahan sampai 3000 rpm (1500 g)
5. Putar tombol waktu selama 10 menit.
6. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
7. Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar – benar berhenti.
8. Ambil tabung bila sentrifus sudah benar – benar berhenti.
9. Lihat pemisahan darah dengan serum, bila sudah sempurna sampel darah siap
dilakukan pemeriksaan.
Darah vena dapat disimpan selama 24 jam pada suhu 2-8ºC sebelum dipisahkan,
namun bila sudah dipisahkan serum/plasma dapat disimpan selama 7 hari pada suhu 2-
8ºC dan dapat disimpan lebih lama pada suhu -20ºC namun tidak boleh beku-cair
berulang.
12
1. Label dicocokkan dengan identitas pasien pada formulir permintaan.
2. Cocokkan pemeriksaan yang diminta dengan bahan dan antikoagulan yang
digunakan
3. Perhatikan sampel apakah ada hemolisis
4. Perhatikan sampel apakah ada bekuan?
5. Segera kirim ke laboratorium sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
Bahan spesimen diagnostik adalah bahan yang berasal dari manusia atau hewan antara
lain ekskreta, darah dan komponennya, jaringan dan cairan tubuh yang dikumpulkan untuk
keperluan diagnosis.
Sistim kemasan tersebut terdiri dari tiga lapis, yang dari dalam keluar terdiri atas:
1. Wadah lapis pertama, adalah suatu wadah/botol berisi spesimen, berlabel yang kedap
air, tertutup rapat dan anti bocor. Wadah tersebut kemudian dibungkus seluruhnya
dengan bahan yang menyerap air, untuk menjaga kemungkinan wadah pecah.
2. Wadah lapis kedua, suatu wadah yang keras, awet, tertutup rapat, anti bocor.
Didalamnya berisi wadah lapis pertama yang terbungkus oleh bantalan absorben yang
cukup banyak untuk menghisap semua cairan spesimen yang mungkin bocor.
3. Wadah kemasan luar. Wadah untuk melindungi isi kemasan terhadap pengaruh luar,
seperti kerusakan oleh karena benturan fisik dari luar atau air selama dalam
perjalanan. Oleh karena itu wadah luar tersebut terdiri dari suatu wadahbertutup rapat
antipecah dan anti bocor.
4. Pada kemasan luar tertempel label biohazard, alamat tujuan, dan alamat pengirim.
Pada lapisan kedua ditempel formulir berisi data tentang spesimen,salinan masing-
masing dikirim kepada laboratorium penerima, untuk dapat mengidentifikasi spesimen,
menentukan cara menangani dan memeriksanya dan ada arsip untuk pengirim.
Jika bahan mudah rusak, cantumkan peringatan pada dokumen pengiring, misalnya
SIMPAN DALAM KEADAAN DINGIN, ANTARA +2 oC dan 4 oC.
PENGIRIMAN SAMPEL
Container pertama
dimasukkan kedalam
kontainer kedua
13
Beri ice pack disisi box
Pengiriman:
Harus ada koordinasi yang baik antara pengirim, jasa transportasi dan laboratorium
penerima, untuk menjamin bahwa spesimen dapat diterima dengan aman dan dalam
keadaan baik.
14
LEMBAR EVALUASI PESERTA
MATERI INTI 6 – FLEBOTOMI
Tinjauan modul
15
Temukan seberapa jauh Anda sudah mempelajari modul dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
ini.
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Peralatan apa saja yang Anda butuhkan untuk penusukan jari dan
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
16
17
VIII. LEMBAR KERJA
PETUNJUK LATIHAN 1
PRAKTEK PENGAMBILAN DARAH VENA
Tujuan :
Peserta mampu melakukan pengambilan darah vena serta cara pengolahannya
Persiapan :
1. Fasilitator
- Siapkan alat dan bahan untuk simulasi & praktek pengambilan darah vena terdiri dari :
1. Jarum vacuntainer
2. Tabung vakum Serum Clot Activator (SST)
3. Alkohol swab 70%
4. Kasa steril
5. Torniquet
6. Handiplast
7. Holder
8. Sharp Bin Container
9. Sarung tangan
10. Rak tabung
Penugasan :
Langkah 1 : 5 menit
- Tampilkan slide presentasi tentang cara pengambilan darah vena dan cara pengolahannya.
-
Langkah 2 : 10 menit
- Fasilitator melakukan demostrasi cara pengambilan darah
- Fasilitator memperlihatkan cara pengolahan darah (melakukan sentrifugasi) .
Langkah 3 : 55 menit
- Masing – masing peserta melakukan pengambilan darah antar masing – masing teman.
- Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika pengambilan darah.
- Beritahu peserta bila proses pengambilan darah tidak sesuai.
Langkah 4 : 20 menit
- Lakukan demostrasi cara pemutaran darah
- Masing – masing peserta melakukan pemutaran darah
- Lihat hasil sampel pemutaran darahnya.
18 Pedoman Peserta
LAMPIRAN 1
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
Vena Puncture
Bila menggunakan Tabung vacutainer
Selalu gunakan tindakan kewaspadaan universal
1. Siapkan peralatan. 2. Tulis identitas klien pada tabung. 3. Pasang tourniquet pada lengan
sekitar t 3-4cm diatas daerah yang
akan ditusuk.
4. Minta klien untuk 5. Setelah meraba jalur vena, bersihkan 6. Pasang jarum ke vacuum tube
mengepalkan jarinya sehingga daerah yang akan ditusuk dengan holder dengan cara memutar
vena terlihat jelas. kapas alcohol melingkar keluar.
BIarkan kering.
7. Pasang tabung ke holder 8. Buka tutup jarum. 9. Gunakan ibu jari anda dan tarik 1 – 2
sampai tabung mencapai cm dibawah daerah yang akan
jarum. ditusuk. Tahan kulit dengan ibu jari
lanjutkan ke langkah 10.
10. Masukkan jarum dengan 11. Tekan tabung vacuntainer ke jarum. 12. Lepaskan tourniquet.
posisi tusukan keatas dan Darah akan langsung mengalir ke
sudut 30-45º, masuk ke vena. tabung.
13. Isi tabung sampai penuh atau 14. Setelah membuka lengan klien, 15. Tahan kasa secara lembut dan tarik
sampai vacuum tidak bekerja tenpatkan kasha kering diatas daerah jarum perlahan – lahan.
lagi. yang ditusuk.
16. Tutup dengan band-aid atau lakukan 17. Buang semua yang terkontaminasi
penekanan halus sampai darah berhenti ke dalam wadah limbah yang layak.
Use of trade names and commercial sources is for identification only and
does not imply endorsement by WHO, the Public Health Service, or by the
U.S. Department of Health and Human Services (2005).
19 Pedoman Peserta
PETUNJUK LATIHAN 2
PRAKTEK PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Tujuan :
Peserta mampu melakukan pengambilan darah vena serta cara pengolahannya
Persiapan :
1. Fasilitator
- Siapkan alat dan bahan untuk simulasi & praktek pengambilan darah kapiler terdiri dari :
1. Automatic lancet
2. Tabung mikro EDTA
3. Alkohol swab berisi isopropil alkohol 70%
4. Kapas kering steril / kasa steril
5. Sarung tangan
6. Sharp bin container (Wadah Tahan Tusukan)
Penugasan :
Langkah 1 : 10 menit
- Tampilkan slide presentasi tentang cara pengambilan darah kapiler.
-
Langkah 2 : 20 menit
- Fasilitator melakukan demostrasi cara pengambilan darah
Langkah 3 : 60 menit
- Masing – masing peserta melakukan pengambilan darah antar masing – masing teman.
- Fasilitator mengamati masing – masing peserta ketika pengambilan darah.
- Beritahu peserta bila proses pengambilan darah tidak sesuai.
20 Pedoman Peserta
IX. REFERENSI
21 Pedoman Peserta