Anda di halaman 1dari 37

7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATA PELAJARAN
Kimia Klinik (C3)

Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial


Program Keahlian : Teknologi Laboratorium Medik
Kompetensi Keahlian : Teknologi Laboratorium Medik

Penulis : Mimi Humaedah


Asal Sekolah : SMK Kesehatan Global Cendekia Jakarta

YAYASAN
Jalan Gadang No. 83-85 Sungai Bambu Tanjung Priok
NPSN 69761954; SK Izin Operasional : 5489/-1.851.78
TAHUN 2023

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

http://repository.unimus.ac.id
8

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Global Cendekia


Kompetensi Keahlian : Teknologi Laboratorium Medik
Mata Pelajaran : Hematologi
Kelas/Semester :XI/Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kompetensi Dasar : 3.8 menganalisis pemeriksaan laju endap darah
4.8 Melakukan pemeriksaan laju endap darah
Materi Pokok : Pemeriksaan Laju Endap Darah
Alokasi Waktu : 4x5 Jam pelajaran (@ 45 Menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

Pengetahuan (KI-3)

http://repository.unimus.ac.id
9

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Kimia Klinik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional

Keterampilan (KI-4)

Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang dan lingkup
kerja Kimia Klinik. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.8 Mendeskripsikan sedian apus darah


3.8 Menganalisis sedian apus darah 3.8 Mendeteksi sedian apus darah
3.8 Menguraikan pemeriksaan sedian apus darah

4.8.1 Memperagakan pemeriksaan sedian apus


darah
4.8 Melakukan pemeriksaan sedian
4.8.2 Mempraktikkan pemeriksaan sedian apus
apus darah darah
4.8.3 Mendemonstrasikan pemeriksaan sedian
apus darah

B. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat mendiskripsikan mendiagnosis sedian apus darah dengan


percaya diri
2. Peserta didik dapat mendeteksi sedian apus darah dengan teliti
3. Peserta didik dapat menguraikan pemeriksaan sedian apus darah dengan
bertanggung jawab
4. Peserta didik dapat memperagakan pemeriksaan sedian apus darah dengan jujur
5. Peserta didik dapat mempraktikkan pemeriksaan sedian apus darah dengan
bertanggung jawab
6. Peserta didik dapat mendemonstrasikan pemeriksaan sedian apus darah dengan
teliti

C. Materi Pembelajaran

1. Definisi Laju Endap Darah


http://repository.unimus.ac.id
10

2. Arti Klinis Nilai Laju Endap Darah


3. Konsep Pengukuran Laju Endap Darah
4. Metode dan Prosedur Pemeriksaan Laju Endap Darah
5. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Laju Endap Darah

D. Model, Pendekatan, Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning


Pendekatan : Saintifik (Scientific)
Metode : Ceramah (Preaching Method), Metode Diskusi (Discussion Method),
praktikum, Tanya jawab

E. Media / alat dan bahan pembelajaran, sumber belajar


1. Media pembelajaran : Proyektor, Laptop, PPT, Video pembelajaran dari
youtube, LCD Proyektor
2. Alat : Mikropipet, tabung reaksi, tip biru dan kuning,
Spidol, tabung westregreen, rak westergreen
3. Bahan : wholeblood
4. Bahan Pembelajaran : Lembar kerja peserta didik, SOP, lembar evaluasi
belajar
5. Sumber belajar : Video Pemeriksaan Sedian Apus Darah
https://www.youtube.com/watch?v=R2rtEiepiTU ,
Dewi Yayuningsih, Hendro Prayitno, Roudhotul
Mazidah, . Buku paket hematologi, EGC. 2017. Hal 69-
74

F. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu


A . Orientasi
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran
2. Guru menanyakan kondisi peserta didik dan
mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru meminta peserta didik untuk terlebih dulu
membaca materi pemeriksaan cairan serebrospinal
melalui LMS

B. Apersepsi
Guru menanyakan kembali dan mengaitkan materi
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya tentang
pemeriksaan indeks eritrosit dengan materi hari ini
pemeriksaan apus darah

C. Motivasi
Guru memberikan motivasi berupa tayangan video 10 Menit
https://www.youtube.com/watch?v=ihSnTKLUazQ
Pendahulua 4 menit tentang pentingnya pemeriksaan hematokrit
n
D. Pemberian Acuan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada hari ini kepada peserta didik
2. Guru menyampaikan penilaian yang akan dicapai
http://repository.unimus.ac.id
11

pada pembelajaran hari ini kepada peserta didik’


3. Guru menyampaikan garis besar langkah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik
4. Guru menginformasikan tentang adanya penilaian
proses selama pembelajaran

Kegiatan inti Sintak Model Problem Based Learning (PBL)


A. Orientasi masalah kepada peserta didik
1. Siswa melihat video tentang gangguan pada
pemeriksaan hematokrit
https://www.youtube.com/watch?
v=F94JgaBc84k
2. Selanjutnya dari artikel tersebut guru
merumuskan masalah.
Rumusan masalah yang diharapkan muncul
70 menit
 Bagaimana ciri tubuh dengan
kelainan eritrosit?!
 Bagaimana mendeteksi malaria
lewat pembacaan SADT
3. Untuk mengetahuinya mari kita lakukan
kegiatan pemeriksaan apusan darah.

B. Mengorganisasikan peserta didik untuk Belajar

1. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil


(1kelompok terdiri atas 2 orang) dimana satu
orang menjadi petugas dan satu lagi menjadi
pasien
2. Guru menanyakan kesiapan alat dan bahan
eksperimen kepada kelompok peserta didik
3. Guru meminta peserta didik membaca LKPD
pemeriksaan apusan darah.
4. Guru melakukan tanya jawab pada bagian yang
belum dipahami dan memastikan setiap peserta
didik memahami tugas sesuai LKPD
pemeriksaan apusan darah.

C. Membimbing penyelidikan peserta didik dalam


kelompok
1. Guru memberikan contoh melakukan
pemeriksaan apusan darah sesuai prosedur
standart
2. Guru membimbing peserta didik melakukan
eksperimen serta mengumpulkan data hasil
pemeriksaan apusan darah.
3. Guru memberikan arahan kepada peserta didik
untukmengerjakan LKPD pemeriksaan apusan
darah melalui eksperimen
4. Guru menanggapi peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam mengumpulkan
data pada LKPD pemeriksaan apusan darah
5. Guru membimbing peserta didik untuk
melakukan eksperimen dan mengumpulkan
http://repository.unimus.ac.id
12

data melalui ekperimen


6. Guru meminta peserta didik merapihkan
Kembali alatdan bahan yang sudah digunakan
ke tempatnya

D. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


1. Guru memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan pemeriksaan apusan darah
peserta didik
2. Pemeriksaan apusan darah dalam laporan
sementara

E. Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
1. Guru membimbing peserta didik untuk
menginterpretasikan data hasil pemeriksaan
2. Peserta didik mempresentasikan hasil
pemeriksaan hematokrit.
3. Guru memotivasi peserta didik lain untuk
memberikan masukan terhadap hasil
presentasi dan memberikan penguatan
terhadap hasil diskusi
4. Guru menginstruksikan pembuatan laporan
praktikum sesuai SOP pembuatan laporan

Penutup 1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan 15 menit


materi yang telah dipelajari
2. Guru beserta peserta didik melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang telah dilakukan 15
menit
3. Guru memberikan informasi tentang evaluasi
belajar pada aplikasi LMS sekolah
4. Guru beserta peserta didik memberikan
apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menyelesaikan tugas dengan baik
5. Guru memberikan tindak lanjut kepada peserta
didik berkaitan dengan pembuatan laporan
kegiatan mengenai pemeriksaan apus darah.
6. Guru menyampaikan rencana assesment dan
tugas untuk mempelajari materi berikutnya
pada pertemuan selanjutya.
7. Guru menyampaikan pesan kepada peserta
didik untuk menjaga kesehatan dan memenuhi
protokol kesehatan
8. Guru bersama peserta didik menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam dan do'a

G. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Instrumen dan teknik Penilaian
1. Komponen Sikap

http://repository.unimus.ac.id
13

Rencana Evaluasi untuk Sikap Sosial

No Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Terlampir Saat Assessment for
pembelajaran learning (Penilaian
berlangsung untuk pencapaian
pembelajaran)

2. Komponen Pengetahuan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Instrumen Waktu Pelaksanaan


1 Observasi Rubrik Observasi Terlampir Saat Pembelajaran
praktikum berlangsung
2 Tertulis Rubrik Observasi Terlampir Saat Pembelajaran
praktikum berlangsung

I. Rencana Tindak Lanjut Hasil Penilaian (Remedial dan Pengayaan)

a. Program pembelajaran remidial dan pengayaan akan ditetapkan kemudian setelah


dilaksanakan ulangan formatif dan hasilnya sudah dianalisis
b. Pola pembelajaran remidial yang akan dilaksanakan:
i. Remidial secara klasikal (pembelajaran ulang) bila lebih dari 50% dari
jumlahpeserta didik penguasaan materinya di bawah KKM
ii. Remidial secara kelompok (menerapkan tutor sebaya) bila 20% sampai dengan
50%dari jumlah peserta didik penguasaan materinya di bawah KKM
iii. iii. Remidial secara individu (bimbingan dengan guru) dilakukan bila kurang
dari 20% dari jumlah peserta didik penguasaan materinya di bawah KKM
c. Pola pembelajaran pengayaan yang akan dilaksanakan : Pengayaan dilaksanakan
dengan peserta didik meringkas atau membuat resume mengenai klasifikasi media
padat yang bisa diperoleh di Internet (tidak dinilai).

J. Lampiran

1. Bahan Ajar

2. Instrumen Penilaian

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMK Kesehatan Global Cendekia

dr.Anggraini Zaenab, MM Mimi Humaedah

http://repository.unimus.ac.id
14

LAMPIRAN 1 DASAR MATERI

Sediaan Apus Darah Tepi

Pemeriksaan sediaan apus darah tepi merupakan bagian yang penting dari

rangkaian pemeriksaan hematologi. Tujuan Pemeriksaan sediaan apus darah tepi

adalah untuk menilai berbagai unsur sel darah seperti eritrosit, leukosit, serta

trombosit dan mencari adanya parasit seperti malaria, mikrofilaria, dan lain

sebagainya. Apusan darah tepi memberikan banyak informasi, bukan saja

berkaitan dengan morfologi sel darah tetapi juga memberikan petunjuk keadaan

hemologik yang semula tidak diduga (Kiswari R, 2014).

Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari

kapiler atau vena yang dihapuskan pada kaca obyek. Adapun ciri sediaan apus

yang baik adalah sebagai berikut :

1. Ketebalan gradual, paling tebal di daerah kepala, makin menipis ke arah

ekor

2. Apusan tidak melampaui atau menyentuh pinggir kaca obyek

3. Tidak bergelombang dan tidak putus-putus

4. Tidak berlubang-lubang

5. Bagian ekor tidak membentuk bendera robek

6. Panjang apusan kira-kira 2/3 dari panjang kaca obyek

Ada beberapa seban yang mengakibatkan apusan darah tepi menjadi tidak

layak untuk diperiksa anrata lain :

Preparat darah apus yang baik memiliki tiga bagian yaitu kepala, badan

dan ekor. Apabila diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran rendah (lensa

obyektif 10X) terdapat pembagian menjadi enam zona berdasarkan distribusi

http://repository.unimus.ac.id
15

eritrosit yaitu :

1. Zona I (irregular zone) yaitu zona dimanadistribusi eritrosit tidak teratur,

ada yang bergerombol sedikit atau banyak (tidak selalu sama masing-

masing preparat).

2. Zona II (Thin zone), yaitu zona dimana distribusi eritrosit tidak teratur,

saling bertumpukan atau berdesakan.

3. Zona III ( Thick zone), yaitu zona dimana distribusi eritrosit saling

bergerombol lebih rapat dibandingkan zona II, bertumpukan dan

berdesakan yang merupakan daerah paling luas.

4. Zona IV (Thin zone), pada zona ini keadaan sama dengan zona II.

Distribusi eritrosit tidak teratur, saling bertumpukan dan berdesakan.

http://repository.unimus.ac.id
16

5. Zona V (Even zone/regular zone), pada zona ini distribusi eritrosit

tersebar merata tidak saling bertumpukan dan berdesakan sehingga masih

utuh.

6. Zona VI (Very thin zone), ini merupakan daerah yang terletak di ujung

preparat bersebelahan dengan daerah ekor. Distribusi eritrosit agak

longgar dibandingkan populasi pada zona II dan IV.

Pembacaan preparat apusan darah dapat dilakukan pada bagian atas dan

bawah pada zona IV sampai VI yang dekat dengan bagian ekor. Tekhnik

pembacaan merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan penilaian

sediaan apus darah (Santoso B, 2010).

Morfologi Sel Darah Merah (eritrosit)

Sel darah merah (red blood cell) atau eritrosit adalah sel darah tanpa

nukleus yang berbentuk bikonkaf disc shaped cell. Sel ini berwarna merah karena

mengandung hemoglobin. Fungsi utama eritrosit adalah untuk pertukaran gas.

Eritrosit membawa oksigen dari paru menuju ke jaringan tubuh dan membawa

karbondioksida (CO₂) dari jaringan tubuh ke paru-paru. Eritrosit tidak memiliki

inti sel tetapi mengandung beberapa organel dalam sitoplasmanya. Sebagian

besar sitoplasmanya berisi hemoglobin yang mengndung zat besi (Fe) sehingga

dapat mengikat oksigen. Eritrosit berbentuk bikonkaf berdiameter 6-8µ. Bentuk

bikonkaf tersebut memungkinkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat

melewati lumen pembuluh darah yang sangat kecil. Bila dilihat dengan

mikroskop, eritrosit tampak bulat berwarna merah dan di bagian tengahnya

tampak lebih pucat. Daerah pucat tersebut disebut central pallor yang

http://repository.unimus.ac.id
17

diameternya kira-kira sepertiga dari keseluruhan diameter eritrosit (Kiswari R,

2014).

Morfologi normal dan abnormal dari sel darah merah seorang pasien

sangat membantu para dokter dalam mendeteksi suatu penyakit. Saat ini, analitis

tentang morfologi sel darah merah yang dilakukan oleh para dokter dan pihak

laboratorium masih dengan cara konvensional, sehingga tidak selalu sama antara

dokter yang satu dengan yang lainnya. Kondisi fisik, pengetahuan, ketelitian dan

konsentrasi dokter sangat menentukan hasil analisis, karena dilakukan dengan

pengamatan langsung (Warni E, 2009).

Morfologi eritrosit adalah bagian yang paling penting dalam evaluasi apus

darah. Instrumen hematologi otomatis mampu menghitung secara akurat dan teliti

jumlah sel darah merah termasuk indeksnya, selain itu informasi mengenai

populasi distribusi sel darah merah, ukuran serta kadar hemoglobin dapat

dihasilkan dalam waktu kurang dari satu menit setelah sampel diaspirasi. Apabila

ditemukan abnormalitas sel darah merah satu atau lebih umumnya instrumen

akan memberikan sinyal (flagging) sehingga dapat dilanjutkan konfirmasi dengan

mikroskop.

Morfologi sel darah merah terdiri dari bentuk, warna dan ukuran yang

dapat diamati menggunakan mikroskop dengan pewarnaan giemsa, wright, atau

lainnya. Bentuk, warna, dan ukuran sel darah merah pada keadaan tertentu dalam

mengalami abnormaliltas. Variasi bentuk sel darah merah disebut poikilositosis.

Setiap sel yang berbentuk tidak normal disebut poikilosit. Dapat ditemukan

http://repository.unimus.ac.id
18

beberapa bentuk yang bervariasi pada beberapa kasus dengan kelainan antara

lain:

1. Eliptosis

Ini merupakan kondisi dominan yang berhubungan dengan anemia

hemolitik. Sel ini berbentuk seperti elips atau oval, juga disebut ovalosit.

Eliptosis dapat terlihat pada darah orang normal namun kurang dari 10%

dari jumlah total sel

Sumber : Koko Putra Pamungkas, 2014

2. Sel target / leptosit

Sel target adalah eritrosit yang lebih tipis dari pada normal dan saat

diwarnai menujukkan lingkaran Hb dipinggir dengan area mengandung

Hb dipusat yang berwarna gelap. Hal ini bisa terjadi pada kasus jaundice

obstruktif, thalasemia, dan HbC.

Sumber : Koko Putra Pamungkas, 2014

http://repository.unimus.ac.id
19

3. Skistosit / sel fragmen

Merupakan hasil fragmentasi eritrosit, bisa berbentuk segitiga, elips, atau

sebagai sel dengan permukaan tidak rata. Biasanya ditemukan pada kasus

anemia megaloblastik, luka bakar berat, atau anemia hemolitik.

4. Sel burr

Sel ini menunjukkan tonjolan-tonjolan misalnya terjadi pada uremia dan

carcinomatosis.

Sumber : Koko Putra Pamungkas, 2014

5. Akantosit

Ditandai dengan adanya proyeksi halus dipermukaan eritrosit, menyerupai

duri (kata Yunani : acantha : duri). Kelainan bawaan yang jarang :

acanthtocytosis, bisa mencapai lebih dari 50 %. Ada hubungan dengan

metabolisme fosfolipid.

Sumber : Koko Putra Pamungkas, 2014

6. Sel Krenasi

Merupakan sel terkontraksi secara irregular yang umumnya sebagai

artefak dalam persiapan preparat atau disebabkan oleh hiperosmolaritas.

http://repository.unimus.ac.id
1

Secara in-vivo dapat berhubungan dengan ATP eritrosit karena berbagai

sebab.

Sumber : Koko Putra Pamungkas, 2014

7. Stomatosit

Sel ini berbentuk seperti mangkok, bisa didapat ataupun konginental.

Sumber : Koko Putra Pamungkas, 2014


8. Sferosit

Sel ini berbentuk seperti bola. Sferosit terjadi akibat kelainan atau kerusakan

membran eritrosit baik

http://repository.unimus.ac.id
2

No. Sebab Akibat

1. Pemeriksaan ditunda setelah sampel Distorsi atau kerusakan sel


berhasil diambil
2. Lambat melakukan apusan setelah darah Terjadi disproporsi sel-sel yang berukuran
diteteskan pada obyek glass besar seperti monosit dan neutrofil
3. Kaca obyek kotor Bintik-bintik pada apusan
4. Tetesan terlalu banyak/sedikit Apusan terlalu tebal dan pendek atau
terlau tipis dan panjang
5. Sudut geseran terlalu besar atau terlalu kecil Sudut terlalu besar apusan terlalu tebal ;
sudut terlalu kecil apusan terlalu panjang
6. Geseran terlalu lambat Penyebaran sel tidak baik
7. Tekanan spreader pada kaca obyek tidak Tekanan terlalu kuat menyebabkan
akurat apusan telalu tipis
8. Kelembaban ruang Kelembaban yang terlalu tinggi
menyebabkan apusan lama kering
sehingga eritrosit rusak

Tahap Pra Analitik

Kemajuan yang pesat dalam bidang laboratorium saat ini belum dapat

menghindarkan pemeriksaan laboratorium terhadap berbagai kesalahan.

Kesalahan laboratorium didefinisikan sebagai setiap ketidaksesuaian mulai dari

permintaan tes laboratorium sampai dengan pelaoran hasil dan interpretasi serta

tindakan yang tepat dari hasil tersebut. Jenis kesalahan yang terjadi pada

http://repository.unimus.ac.id
3

laboratorium diklasifikasikan sebagai kesalahan pra analitik, analitik dan pasca

analitik. Beberapa penelitian melaporkan tingkat kesalahan laboratorium

bervariasi, namun rata-rata kesalahan laboratorium terjadi pada tahap pra analitik

(Eky Indyanty, 2015).

Tahap pra analitik adalah semua proses yang terjadi sebelum sampel

diproses dalam alat baik manual maupun autoanalyzer. Contoh kesalahan pra

analitik antara lain permintaan tes yang tidak tepat, tulisan tangan tidak terbaca

pada formulir permintaan, kesalahan mempersiapkan pasien, pengambilan sampel

yang tidak benar, penundaan transportasi, serta kesalahan penyimpanan sampel.

Tahap analitik yaitu tahap mulai kalibrasi peralatan laboratorium, sampai dengan

menguji ketelitian dan ketepatan pada uji spesimen. Tahap pasca analitik yaitu

tahap dari mulai mencatat hasil pemeriksaan, interpretasi hasil dampai dengan

cara pelaporan (Yusida, 2011).

Kesalahan tahap pra analitik memberikan kontribusi paling besar pada

kesalahan laboratorium (46-77,1%). Tahap pra analitik menentukan apakah

sampel layak diperiksa atau tidak, karena sampel yang buruk akan memberikan

hasil yang tidak akurat. Tahap pra analitik yang biasanya juga kurang

diperhatikan adalah penyimpanan sampel. Penyimpanan ini bisa dilakukan karena

pemeriksaan ditunda, pemeriksaan akan dirujuk maupun untu menghindari

pengambilan sampel kembali kepada pasien apabila ada penambahan

pemeriksaan (Zulfikar Ali Hasan, 2017).

Adapun beberapa faktor yang berpengaruh pada tahapan pra analitik

antara lain :

http://repository.unimus.ac.id
4

1. Persiapan pasien

Persiapan pasien dimulai dari saat seorang dokter merencanakan

pameriksaan laboratorium bagi pasien. Ketaatan pasien terhadap

informasi yang diberikan oleh klinisi dapat mempengaruhi akurasi hasil

laboratorium. Contoh persiapan pasien yaitu latihan fisik, puasa, diet,

obat-obatan, serta gaya hidup seperti merokok atau mengkonsumsi

minuman beralkohol.

2. Persiapan sampling

Sebelum melakukan sampling petugas harus memeriksa form permintaan

laboratorium, identitas pasien, serta keterangan lainnya. Harus

dipersiapkan pula peralatan yang akn digunakan untuk sampling,

antikoagulan yang diperlukan, dan lokasi pengambilan sampel.

3. Pengambilan sampel

Proses pengambilan sampel juga harus menggunakan teknik yang benar.

Sampel yang diambil haruslah tepat dan sesuai dengan jenis

pemeriksaannya. Kondisi lingkungan seperti suhu dan kebersihan

tentunya memperngaruhi stabilitas dan kualitas sampel sehingga dapat

berakibat pada hasil pemeriksaan. Kadang-kadang sampel harus

dikumpulkan pada waktu tertentu. Kegagalan untuk mengikuti jadwal

pengambilan spesimen dapat menyebabkan hasil yang keliru dan salah

tafsir darimkondisi pasien (Kiswari R, 2014).

http://repository.unimus.ac.id
5

Persyaratan penyimpanan bervariasi secara luas. Selama penyimpanan

kosentrasi konstituen darah pada spesimen dapat berubah karena

berbagai proses, termasuk absorbsi tabungkaca atau plastik, denaturasi

protein, penguapan senyawa folatil, pergerakan air ke dalam sel yang

meyebabkan hemokonsentrasi, serta aktivitas metabolisme eritrosit dan

leukosit (Kiswari R, 2014).

4. Transportasi spesimen

Perlakuan pada saat pengiriman spesimen harus diperhatikan, terutama

untuk menghindari terjadinya hemolisis. Spesimen harus dilindungi dari

kontak cahaya.

5. Pengolahan spesimen

Pengolahan spesimen ini tergantung dari pemeriksaan yang diminta.

Apabila pemeriksaan yang diminta menggunakan sampel darah EDTA

maka harus dilakukan homogenisasi dengan benar. Apabila pemeriksaan

yang diminta menggunakan serum atau plasma maka harus dilakukan

sentrifugasi dengan benar pula.

 Pewarnaan Giemsa Sediaan Apus Darah

Menurut Romanowsky, ada 4 macam pewarnaan untuk apusan darah yaitu

wright, liesman, may grundwald, dan giemsa. Pada pengecatan giemsa prinsipnya

adalah sediaan apus darah difiksasi dengan methanol selama lima menit dan

digenangi dengan cat giemsa yang sudah diencerkan selama 20 menit setelah itu

dibilas dengan air dan dibiarkan mengering.

http://repository.unimus.ac.id
6

Adapun faktor yang menentukan keberhasilan pewarnaan giemsa antara

lain :

1. Kualitas giemsa yang baik dan tidak tercemar air, pengenceran giemsa

harus tepat

2. Waktu pewarnaan dan fiksasi harus tepat

3. Ketebalan pewarnaan dan kebersihan sediaan

Pengecatan giemsa merupakan pengecatan yang dilakukan untuk

memeriksa morfologi sel darah maupun sel darah putih. Pengecatan giemsa ada

yang sudah tersedia berupa larutan ada pula yang berupa serbuk sehingga kita

harus membuatnya sendiri. Susunan larutannya adalah sebagai berikut :

1. Azzur II-eosin 3,0 g

2. Azzur II 0,8 g gliserin 250 ml

3. Metil alkohol 250 ml

Sebelum dipakai larutan giemsa ini harus diencerkan 20 kali dengan buffer pH

6,4. Zat pulas giemsa yang telah diencerkan tidak tahan lebih dari satu hari, maka

harus dibuat secukupnya sesuai kebutuhan.

 Darah EDTA

EDTA (ethylenediaminetetraacetic) adalah antikoagulan yang paling

sering digunakan untuk pemeriksaan darah hematologi rutin. Darah vena dalam

pemeriksaannya ditambahkan anti koagulan EDTA untuk menghindari terjadinya

pembekuan (Gandasubrata, 2013). Pemeriksaan hematologi menggunakan anti

koagulan EDTA perlu memperhatikan batas waktu penyimpanan. Penyimpanan

bahan sebaiknya dihindari, artinya darah lebih baik jika langsung diperiksa.

http://repository.unimus.ac.id
7

Perubahan invitro yang terjadi jika darah disimpan lama adalah osmotik meningkat, waktu

protrombin panjang dan LED berkurang, lekosit pelan-pelan mengalami autolisis (Astarini

EP, 2015).

EDTA digunakan dalam bentuk garam Na₂EDTA atau K₂EDTA. Garam- garam

EDTA mengubah kalsium dalam darah menjadi bentuk bukan ion. EDTA tidak

berpengaruh terhadap besar dan jumlah eritrosit dan tidak juga terhadap lekosit. Setiap

1mg EDTA mencegah menggumpalnya 1 ml darah (Astarini EP, 2015).

Pemeriksaan dengan memakai darah EDTA sebaiknya dilakukan segera , hanya

kalau perlu boleh disimpan pada suhu 4˚c selama 24 jam tetapi memberikan nilai

hematokrit yang lebih tinggi. Untuk membuat sediaan apus darah tepi dapat dipakai darah

EDTA yang disimpan paling lama 2 jam. Pada umumnya darah EDTA yang disimpan 24

jam didalam alamari es tanpa mendatangkan penyimpangan yang bermakna, kecuali untuk

jumlah trombosit dan nilai hematokrit (Gandasoebrata, 2007).


8

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENILAIAN

1. PENILAIAN SIKAP

a. Penilaian Sikap Religius


Indikator pencapaian kompetensi
Menunjukkan rasa syukur atas keanekaragaman sifat mahluk hidup sebagai ciptaan Tuhan yang
merupakan wujud pengamalan agama yang dianutnya.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.

Berilah tanda cek ()pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,

No Pengamatan Melakukan Pengamatan Melakukan


Aspek
Ya Tidak
1 Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu
2 Memberi salam pada saat awal
dan akhir presentasi sesuai
agama yang dianut

Rubrik Penilaian:
Sesuai skala ketentuan peserta didik memperoleh nilai adalah :
Baik (B) : Apabila melakukan seluruh aspek pengamatan
Cukup (C) : Apabila hanya melakukan 1 aspek pengamatan

b. Penilaian Sikap Sosial


Indikator pencapaian kompetensi
Menunjukkan sikap disiplin, tanggung jawab, sopan dan percaya diri
Petunjuk : Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik.

No Aspek Sikap Indikator Pengamatan Skor


1 Disiplin (Presensi) Tepat waktu 4
Terlambat 0 – 10 menit 3
Tidak absensi/ tidak hadir 2
2 Tanggung Tepat waktu 1
jawab(Pengumpula Terlambat 0 – 20 menit dari batas 4
n tugas) pengumpulan tugas
Terlambat lebih dari 20 menit dari batas 3
pengumpulan tugas
9

Tidak mengumpulkan tugas 2


3 Gotong royong Terlibat sangat aktif dalam kerja 1
kelompok
Terlibat cukup aktif dalam kerja kelompok 4
Terlibat aktif dalam kerja kelompok 3
Tidak aktif dalam kerja kelompok 2
4 Teliti Teliti dalam hal melakukan pengamatan, 1
mencatat data, menghitung dan
mendeskripsikan hasil pengamatan
Teliti dalam hal melakukan pengamatan, 4
tetapi masih kurang pada pencatatan data,
menghitung dan mendeskripsikan hasil
pengamatan
Kurang teliti dalam hal melakukan 3
pengamatan, mencatat data, menghitung
dan mendeskripsikan hasil pengamatan
Tidak teliti dalam hal melakukan 2
pengamatan, mencatat data, menghitung
dan mendeskripsikan hasil pengamatan
10

Petunjuk Penskoran:

 Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Pedoman penskoran

1. Kisaran Nilai sikap (NS) dalam predikat huruf:

1. 0 < NS ≤ 2,0 = PB (Perlu Bimbingan)


2. 2,0 < NS ≤ 3,0 = B (Cukup)
3. 3,0 < NS ≤ 4,0 = A (Baik)

2. Hasil akhir Nilai Sikap (NS) dalam bentuk predikat Huruf

Rekapitulasi Nilai Sikap Spiritual dan Sosial

No Nama Sikap
Peserta Didik Religius Disiplin Tanggung Jawab Teliti
1
2
3
4

Penilaian Pengetahuan

Kartu Soal

Kompetensi dasar Skor


a. Menganalisis apus Rumusan butir soal
11

darah

Level Kognitif: Nomor Dalam tubuh manusia kita tahu bahwa


C4 1 sel-sel darah merah dan sel darah putih
Indikator Pencapaian sangat penting untuk kesehatan. Sel
Kompetensi (IPK) darah merah ini memiliki peran vital
Mendeskripsikan karena memiliki karena bertugas untuk
mengangkut oksigen dan nutrisi ke 25
pemeriksaan apus darah
berbagai lokasi di tubuh. Untuk
mengamati morfologi sel darah dan
komponen lain dalam secara
mikroskopis adalah pemeriksaan...

Indikator soal Kunci a. Cairan Elektrolit


Disajikan tentang pernyataan jawaban b. Hematokrit
mengenai apus darah c. Hitung leukosit
Bentuk Soal; D d. Sedian apus darah
Pilihan Ganda e. LED

Indikator Pencapaian Nomor Sebelum dilakukan pengambilan darah


Kompetensi (IPK) 2 biasanya seorang analis sudah
Mendeteksi apus darah mempersiapkan tabung yang berisi
antikoaguan. Bila dalam tabung tersebut
berisi 5 mg EDTA berarti darah yang
akan dimasukan ke dalam tabung
tersebut sebanyak...
Indikator soal Kunci a. 1
Disajikan tentang pernyataan jawaban b. 3 25
mengenai deteksi nilai apus C c. 5
darah d. 7
Bentuk Soal; e. 8
Pilihan Ganda

Indikator Pencapaian Nomor Antikoagulan yang tidak dapat


Kompetensi (IPK) 3 digunakan pada pembuatan apusan
Menguraikan pemeriksaan darah karena bahan tersebut toksis dan
apus darah dapat menyebabkan perubahan pada
morfologi sel darah adalah...

Indikator soal Kunci a. EDTA


Disajikan tentang pernyataan jawaban b. Na Citrat 3,8 % 25
mengenai apus darah C c. Heparin
d. NaCL 0,85 %
Bentuk Soal; e. NaF
Pilihan Ganda
12

Indikator Pencapaian Nomor Kecerobohan dalam pembuatan apusan


Kompetensi (IPK) 4 darah, objek yang dipakai penuh
Memperagakan pemeriksaan dengan lemak bekas sidik jari siswa,
apus darah maka apusan yang di dapat akan
menjadi
Indikator soal Kunci
Disajikan tentang pernyataan jawaban a. Kasar
mengenai cara kerja C b. kotor
pemeriksaan nilai apus darah c. berlubang
Bentuk Soal; d. warnanya terlalu biru 25
Pilihan Ganda e. leukosit menggumpal

Penilaian Keterampilan

LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK

Hari/Tanggal :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
Topik/Materi :
NamaPenilai :
Aspekyangdinilai : Praktek, diskusi dan presentasi kelompok

Aspek penilaian SKOR


0 1 2 3
Kerjasama Tidak Sangat Kurang Bekerjasama
Dalamsesama bekerjasama Individual Bekerjasama Dengan baik
hanya
Anggota Dengan baik Bekerjasama Dengan Dengan teman-
Kelompok Dengan Dengan satu Kelompoknya Temannya dan
Anggota Orang Menjadi
fasilitator
Kelompok Bagi
kelompoknya
Penguasaan materi Tidak Tidak menguasai Kurang menguasai Menguasai
bisa materi dan materi dan tidak materi dengan
menguasa presentasi berisi membaca buku baik dan
13

imateri kutipan teori tersusun, tidak


yang dibacakan dengan
membaca
Buku
Penyampaian materi Tidak Menyampaikan Menyampaikan Menyampaikan
menyamp materi tetapi materi tanpa teks materi tanpa
aikan teks book book tetapi tidak teks book dan
materi bisa bisa
mengkomunikasika mengkomunikas
n i
Dengan baik Kan dengan baik
Kepercayaan diri Tidak Kurang percaya Percayadiridankurang Percayadiridan
percaya diri tenang Tenang
Diri
Ketepatan Materi Tidak Materi yang Materi yang Materi yang
sesuai disampaikan disampaikan disampaikan
materi kurang sesuai sudah sesuai sesuai seperti
yang dengan yang tapi belum yang
diharapkan Diharapkan sempurna Diharapkan

REKAPITULASI KETERAMPILAN PRESENTASI KELOMPOK

No Nama Kerjasama Penguasa Penyampaian Kepercayaan Ketepatan Nilai


Siswa materi materi diri Akhir
materi
1

8
14

10

11

12

13

14

Dst

LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM

MataPelajaran :Kimia Klinik

Kelas/Semester :XI / 2

Kompetensidasar :3.11 Menganalisis nilai apus darah


4.11 Melakukan pemeriksaan apus darah

Petunjuk :Berilah tanda cek() pada salah satu kolom “Ya” atau “Tidak”

Hasil Penilaian
No Indikator
Ya Tidak

A TAHAPANPRAANALITIK
1 Membawa Buku Panduan Praktikum
Mampu memilih Alat Pelindung Diri sesuai dengan
2
Jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
Mampu menggunakan Alat Pelindung Diri jas
3 Laboratorium dengan baik dan benar (kancing
jas dipasang secara sempurna)
Mampu menggunakan Alat Pelindung Diri hand
4
Scoon sesuai dengan SOP
Mampu mencuci tangan sebelum dan selesai
5 Melakukan pemeriksaan (hand rub atau
air mengalir sesuai kondisi)
B PERSIAPAN ALAT,BAHAN DAN SAMPEL
15

6 Mampu mempersiapkan alat secara mandiri


dan sesuai dengan standart:
a. Kapas
b. Tissue
c. Alkohol 70%
d. Mikropipet
e. Reagen edta
f. Objek glass
g. Sarung Tangan
h. Tabung Reaksi
i. Rak tabung

7 Mampu mempersiapkan bahan habis pakai


secara mandiri sesuai dengan standart
16

8 Mampu memeriksa kelayakan alat dan bahan


yang akan digunakan
9 Mampu mempersiapkan bahan yang akan
Digunakan
PEMERIKSAAN APUSAN DARAH
C (TAHAPAN ANALITIK)
Mampu melakukan pengambilan spesimen
10 darah kapiler atau vena dengan baik
11 Mampu melakukan pemeriksaan apus darah

Mampu melakukan pemeriksaan apus darah


12
Mampu merapihkan kembali peralatan
13 yang digunakan
D PASCAANALITIK
Mampu melaporkan hasil praktikum
1 yang dilakukan
Mampu membuat laporan sementara hasil
2 Praktikum

TOTAL
SKOR

Keterangan:
Ya :Skor 1

Tidak :Skor 0
17
18
19
20

1. Bagaimana wholeblood dapat mengendap?

A. Judul Pemeriksaan Apus Darah

B. Petunjuk Pembelajaran

1. Siapkan alat tulis

2. Bacalah petunjuk kegiatan dengan cermat

3. Kerjakan tugasmu pada lembar/kolom yang telah tersedia dengan


penuh tanggung jawab
21

4. Periksalah pekerjaanmu sebelum diserahkan kepada guru

C. Alat dan Bahan

a. Kapas
b. Tissue
c. Alkohol 70%
d. Mikropipet
e. Objek glass
f. Pipet tetes
g. Sarung Tangan
h. Tabung Reaksi
i. Bak pewarna
j. methanol
k. giemsa
l. Tissue

1. Buatlah kelompok dengan beranggotakan 4orang


2. Lakukan pekerjaansesuai dengan LKPD
3. Ketika kalian mengerjakan LKPD pemeriksaan
profil protein, jika ada kesulitan bisa ditanyakan
kepada guru

A. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT

1. Metode : Mikrohematokrit (Manual)

2. Tujuan    :Untuk mengetahui nilai hematokrit.


22

3. Alat dan Bahan   

a. Tabung reaksi

b. Centrifuge

c. Tabung mikrohematokrit

d.  Creatoseal

e. Ht reader

Spesimen         : wholeblood

1. Cara Kerja

a. Dipilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai kaca penghapus

sudut kaca objek yang dipatahkan, menurut garis diagonal untuk dapat

menghasilkan sedian apus darah yang tidak mencapai tepi kaca objek

b. Satu tetes kecil darah diletakkan pada ± 2 –3 mm dari ujung kaca objek. Kaca

penghapus diletakkan dengan sudut 30 – 45 derajat terhadap kaca objek didepan

tetes darah.

c. Kaca pengapus ditarik ke belakang sehingga tetes darah, ditunggu sampai darah

menyebar pada sudut tersebut.

d. Dengan gerak yang mantap, kaca penghapus didorong sehingga terbentuk apusan

darah sepanjang 3 – 4 cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum kaca

penghapus mencapai ujung lain dari kaca objek. Apusan darah tidak bolah terlalu

tipis atau terlalu tebal, ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara

kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat

menggeser, maka makin tipis apusan darah yang dihasilkan.

e. Apusan darah dibiarkan mengering di udara. Identitas pasien ditulis pada bagian

tebal apusan dengan pensil kaca.

Pewarnaan Giemsa

1. Letakkan sediaan apus pada dua batang gelas di atas bak tempat pewarnaan.

2. Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut 2 – 3 menit.


23

3. Genangi sediaan apus dengan zat warna Giemsa yang baru diencerkan. Larutan

Giemsa yang dipakai adalah 5%, diencerkan dulu dengan larutan dapar. Biarkan

selama 20 – 30 menit.

4. Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat

dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan hapus

dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.


FASE4 MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL

HASIL PENGAMATAN
Catat hasil pengamatan setiap anggota kelompok:

Nilai normal pemeriksaan Apus darah :

Ukuran (size): Diameter eritrosit yang normal (normositik) adalah 6 – 8 µm atau kurang lebih
sama dengan inti limfosit kecil

Bentuk (shape): Bentuknya bikonkaf bundar dimana bagian tepi lebih merah daripada bagian
sentralnya

Warna (staining): Bagian sentral lebih pucat disebut akromia sentral yang luasnya antara 1/3 -
1/2 kali diameter eritrosit - Benda-benda inklusi (structure intracel):

Distribusi : merata Evaluasi Lekosit Lekosit adalah sel berinti.

Dalam darah tepi yang paling banyak ditemukan adalah sel polimorfonuklear netrofil (PMN).
Jenis lekosit yang normal yang ditemukan dalam darah tepi adalah eosinofil (1% - 3%),
bisafil (0-1%), netrofil batang (2%-6%), netrofil segmen atau sel PMN (50%-70%), limfosit
(20%-40%) dan monosit (2%-8%).

Dalam keadaan normal diperkirakan terdapat 1 lekosit per 500 eritrosit Evaluasi Trombosit
Diameter trombosit adalah 1-3 µm, tidak berinti, mempunyai granula dan bentuknya reguler.
Perkiraan jumlah trombosit dalam keadaan normal diperkirakan terdapat 1 trombosit per 15 –
20 eritrosit atau 5 – 15 per lapangan pandang imersie

Jawablah pertanyaan analisis dibawah ini berdasarkan data penyelidikan


yang kamu lakukan

1. Apakah reaksi yang terjadi ketika darah di beri giemsa?


2. Apakah yang terjadi ketika antikoagulan EDTA ditambahkan ?
24

Berdasarkan praktikum dan presentasi yangs udah dilakukan silakan tuliskan kesimpulan
kalian tentang pemeriksaan apus darah

IDE/GAGASAN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

Setelah kalian melakukan pemeriksaan nilai hematokrit, Ide/gagasan apa yang


akan kalian lakukan untuk mencegah terjadi ke salahan dalam
pembacaan hasil.

Anda mungkin juga menyukai