Bio-Oil Dari Limbah Padat Sawit PDF
Bio-Oil Dari Limbah Padat Sawit PDF
Abstrak
Bahan bakar minyak merupakan sumber energi terpenting untuk kehidupan manusia.
Produksi bahan bakar minyak yang berasal dari bahan bakar fosil semakin hari semakin
menurun. Untuk itu diperlukan suatu alternatif sumber energi yang dapat diperbaharui dalam
menggantikan bahan bakar fosil, salah satunya adalah mengkonversikan biomas menjadi bio-
oil. Dalam penelitian ini digunakan limbah padat sawit, yaitu batang dan tandan kosong sawit
dengan ukuran partikel 2-6 dan 6-10 mesh. Proses yang digunakan untuk mengkonversikan
limbah padat sawit pada penelitian ini yaitu slow pyrolysis. Proses ini dilakukan pada reaktor
pipa stainless steel dengan diameter 3,81 cm dan panjang 60 cm, pada kisaran temperatur
450-600oC yang dialiri gas nitrogen. Hasil yield tertinggi dicapai pada suhu 500oC dengan
diameter partikel 2-6 mesh. Produk bio-oil dilakukan analisa dengan menggunakan GC HP
5890 II. Pada produk bio-oil juga teridentifikasi adanya etanol, benzena, toluena dan xylen.
menghasilkan abu yang digunakan sebagai menghilangkan kadar air limbah padat sawit
pupuk tanaman (Suwono, 2003). Selain itu sampai kelembaban kurang dari 10 %-berat.
limbah padat seperti cangkang digunakan
sebagai bahan bakar boiler untuk pembangkit Selanjutnya partikel biomas diproses dengan
uap serta bahan baku karbon aktif. Namun proses pyrolisis. Dalam proses pyrolisis
pemanfaatan limbah dengan metode seperti digunakan reaktor yang terbuat dari pipa
ini hanya dapat menanggulangi limbah dalam stainless steel dengan diameter 3,81 cm dan
skala kecil sedangkan limbah padat panjang 60 cm. Reaktor dipanaskan
diproduksi dalam skala yang cukup besar menggunakan furnace turbular dengan cara
(Miura dkk., 2003). Untuk itu diperlukan mengatur temperatur furnace sehingga
suatu terobosan yang dapat mengolah limbah mencapai temperatur operasi sesuai variabel
padat sawit. Karena limbah padat sawit penelitian.
mempunyai potensi sebagai sumber energi,
maka pada penelitian ini menggunakan Limbah padat sawit yang telah dihaluskan
limbah padat sawit (batang kelapa sawit, sebanyak 45 gram dimasukkan ke dalam
tandan kosong dan pelepah) sebagai biomas reaktor. Selanjutnya gas nitrogen dialirkan ke
untuk memproduksi bio-oil. dalam reaktor dengan kecepatan 1 mL/detik.
Uap organik yang dihasilkan dikondensasi
Pemilihan limbah padat sawit pada penelitian menggunakan kondenser untuk mendapatkan
ini karena Riau merupakan salah satu cairan yang dinamakan bio-oil. Proses
propinsi yang memiliki perkebunan kelapa berlangsung sampai tidak terlihat lagi uap
sawit yang luas serta komponen kelapa organik atau cairan yang keluar dari hasil
sawit seperti batang, daun, tandan kosong kondensasi.
mengandung holoselulosa yang cukup tinggi
(batang 86,03%, daun 69,86 %, tandan Bio-oil yang dihasilkan kemudian ditentukan
kosong 73,85%, akar 67,89%) (Anderson pH dan densitasnya masing-masing dengan
dan Khalid, 2000). Kandungan holoselulosa menggunakan kertas indikator dan
ini akan berpengaruh pada kecepatan picnometer. Untuk menentukan komponen
pembentukan produk, semakin tinggi yang terkandung dalam bio-oil, dilakukan
kandungan selulosa maka pembentukan analisa menggunakan gas chromathograpy.
produk akan lebih tinggi (Song dkk., 2000).
Proses yang digunakan dalam memproduksi
bio-oil adalah slow pyrolysis. Slow pyrolysis 3. Hasil Dan Pembahasan
merupakan proses dimana partikel-partikel
bahan organik atau biomas diberikan 3.1 Pengaruh Temperatur terhadap
pemanasan secara cepat pada suhu antara Bio-oil yang Dihasilkan
450-600oC tanpa adanya kandungan oksigen
dalam proses. Dari proses tersebut diperoleh Gambar 1 memperlihatkan hubungan
uap organik, gas dan arang. Uap organik temperatur terhadap bio-oil yang dihasilkan.
dikondensasikan menjadi bio-oil dengan hasil Pengaruh temperatur dipelajari pada suhu
mencapai 38-60% berat dari umpan yang 450, 500, 550 dan 600oC. Sedangkan
dimasukkan (Goyal dkk., 2006). Gambar 2 memperlihatkan perbandingan
yield bio-oil dan char yang dihasilkan pada
suhu tertentu. Secara teoritis, yield bio-oil
2. Metodologi akan meningkat dengan meningkatnya suhu
dan char akan berkurang dengan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini menurunnya suhu. Yield maksimum yang
adalah limbah padat sawit yang terdiri dari diperoleh pada suhu 500oC.
batang, tandan kosong dan pelepah. Bahan
lain yang digunakan adalah gas nitrogen. Dari Gambar 1 terlihat bahwa dari hasil
Sedangkan alat yang digunakan adalah penelitian didapatkan bahwa yield bio-oil
furnace turbular, pipa stainless steel (sebagai maksimum diperoleh pada suhu 500oC,
reaktor), kondenser, oven, picnometer, kecuali untuk variabel batang 6-10 mesh dan
viskometer ostwald, statif, beaker glass, pelepah 6-10 mesh. Hal ini terjadi karena
kertas indikator universal, bubble flow meter. kandungan holoselulosa pada tandan kosong
Limbah padat sawit yang digunakan terlebih dan pelepah lebih kecil jika dibandingkan
dahulu dipotong kecil-kecil. Limbah padat dengan kandungan holoselulosa pada batang
sawit yang telah dihaluskan kemudian diayak kelapa sawit. Kandungan holoselulosa ini
menggunakan ayakan dengan ukuran 2, 6 berpengaruh pada jumlah pembentukan bio-
dan 10 mesh, sehingga diperoleh biomas oil karena semakin banyak kandungan
dengan ukuran 6-10 mesh dan 2-6 mesh. holoselulosa pada suatu bahan maka bio-oil
Selanjutnya limbah padat sawit yang telah yang terbentuk juga akan semakin banyak
dihaluskan dimasukkan ke dalam oven untuk (Song dkk., 2000).
Edy Saputra dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 6 No. 2 47
a b
Gambar 3. Waktu retensi sampel tandan kosong sebelum ditambah BTX (a) dan setelah ditambahkan
BTX (b)
a b
Gambar 4. Waktu retensi tandan kosong sebelum ditambah etanol (a) dan setelah ditambah etanol (b)
Gambar 4 memperlihatkan sampel sebelum bahan bakar. Bio-oil yang dihasilkan memiliki
dan sesudah ditambah etanol. Gambar 4 sifat-sifat sebagai berikut:
menunjukkan kecenderungan yang sama
dengan Gambar 3. Hal ini disebabkan setelah ρ : 0,99 – 1,1 gr/ml
penambahan standar adisi puncak dominan pH : 3, hal ini disebabkan oleh asam
naik seiring dengan penambahan standar asetat yang terdapat dalam bio-
dibanding tanpa penambahan standar. oil.
Warna : Coklat tua
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini, Bau : Asap
dapat dilihat bahwa limbah padat sawit
merupakan biomas yang sangat berpotensi
menghasilkan liquid yang dapat didefenisikan 4. Kesimpulan
sebagai bio-oil yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Secara teoritis, kandungan Bio-oil yang dihasilkan akan meningkat
etanol yang terdapat dalam bio-oil dengan meningkatnya suhu dan char yang
merupakan bahan dasar untuk dijadikan dihasilkan akan semakin menurun dengan
meningkatnya suhu. Bio-oil maksimum
Edy Saputra dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 6 No. 2 49
diperoleh pada suhu 5000C dan ukuran Miura, K., Masuda, T., Funazukuri, T.,
partikel biomas 2-6 mesh. Analisa bio-oil Suguwara, K., Shirai, Y., Hayashi, J.,
dengan gas chromatography dapat Karim, M. I. A. Ani, F. N., Susanto, H.
disimpulkan bahwa sampel yang dianalisa (2003) Efficient Use of Oil Palm as
mengandung etanol, benzene, toluene dan Renewable Resource for Energy & Chemi-
xylen. cal. Project Design Document
Kartasasmita, G. (1992) Sumber energi yang
tersedia cukup untuk ratusan tahun, Pusat
Ucapan Terima Kasih Pengembangan Tenaga Perminyakan Gas
Bumi, 8, 4-8.
Terima kasih kepada mahasiswa dan laboran Onay, O., Kokar, O. M. (2004) Fixed bed
yang telah membantu dalam menyelesaikan pyrolysis of rapeseed (Brassica Napus L),
penelitian ini. Journal Biomas Bioenergy, 26, 289-299.
Ozbay, N., Putun, A. E., Uzun, B. V., Putun, E.
(2001) Biocrude from biomas: pyrolysis of
Daftar Pustaka cotton seed cake, Jounal Renewable
Energy, 24, 615-625.
Anderson dan Khalid (2000) Decomposition Padil (2005) Rancangan proses pengolahan
processes and nutrient release patterns of limbah padat sawit menjadi asap cair
oil palm residu Journal of Oil Palm (Liquid Smoke). Prosiding Seminar Teknik
Research, 12, 46-63. Kimia – Teknologi Oleo dan Petrokimia
Bain dan Richard, L. (2004) An introduction Indonesia (STK-TOPI). Pekanbaru. 21
to biomas thermochemical conversion. Desember.
DEO/NASLUGC Biomas and Solar Energy Song, C., Hu, H., Wang, G., Chen, G. (2000)
Workshop. August 3-4. Liquefaction of biomas with water in sub –
Beis, S. H., Onay, O., Kockar, O. M. (2002) and supercritical states. Scientific
Fixed bed pyrolysis of safflower seed: Research Fund For Doctoral Award Unit,
influence of pyrolysis parameter on pro- Chinesse University.
duct yields and compositions, Journal Re- Suwono, A. (2003) Indonesia’s potential
newable Energy, 26, 21-32. contribution of biomas in sustainable
Goyal, H. B., Seal, D., Saxena, R. C. (2006) energy development. Thermodynamics
Bio-fuels from thermochemical conversion Laboratory. IURC for Engineering Science.
of renewable resources: A review, Bandung Institute of Technology. Ban-
Renewable and Sustainable Energy dung.
Reviews.