Disusun oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
Daftar Tabel................................................................................................................................iv
Daftar Grafik...............................................................................................................................v
Daftar Gambar..........................................................................................................................vii
Bab I Pendahuluan......................................................................................................................1
1.1.........................................................................................................................Latar Belakang
...............................................................................................................................................2
1.2....................................................................................................................Rumusan Masalah
...............................................................................................................................................2
1.3.......................................................................................................................................Tujuan
...............................................................................................................................................2
1.4....................................................................................................................................Manfaat
...............................................................................................................................................2
Bab IV Hasil..............................................................................................................................25
Bab V Program..........................................................................................................................43
Bab VI Pembahasan..................................................................................................................45
Daftar Pustaka...........................................................................................................................48
Lampiran
Dokumentasi
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks...........................13
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2 Usia...................................................................................................................25
Grafik 8 Penghasilan.......................................................................................................28
v
Grafik 24 Kecukupan lemak............................................................................................36
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Depkes, anak pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang belum menempuh
sekolah dasar. Pada pertumbuhan masa pra sekolah, anak mengalami pertumbuhan fisik yaitu
berat badan dan tinggi badan. Berat badan anak usia pra sekolah akan mengalami kenaikan
rata-rata tiap tahunnya adalah 2 kg, dan tinggi badan akan bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm
setiap tahunnya. Anak usia prasekolah biasanya kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik
tinggi, di mana sistem tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan, melompat, dan
lain-lain.1
Pada usia pra sekolah ,anak sudah mulai mengikuti program pendidikan. Mereka
biasanya mengikuti program pra sekolah yaitu Taman Kanak-kanak (TK). Pada tahapan
ini,anak hanya mementingkan dirinya sendiri dan belum mampu bersosialisasi secara baik
dengan orang lain. Anak belum mengerti bahwa lingkungan memiliki cara pandang yang
berbeda dengan dirinya. Anak masih melakukan segala sesuatu demi dirinya sendiri bukan
untuk orang lain.1
Anak usia prasekolah sudah mengerti untuk mengatakan “tidak” pada sesuatu yang
tidak sesuai dengan keinginannya. Anak usia pra sekolah sering menolak sayuran, makanan
kombinasi, dan hanya menyukai makanan kesukaannya. Banyak anak usia pra sekolah tidak
dapat diam selama makan dengan keluarga dan dapat tetap berjuang dengan menggunakan
peralatan makan (missalnya sendok, piring dan garpu). Kebiasaan makan orang lain yang
berada di sekitar anak usia pra sekolah dapat mempengaruhi pola makan anak usia pra
sekolah. Sebagian besar anak usia pra sekolah memerlukan tidur siang sampai usia 5 tahun,
dan tidur yang cukup sekitar 11-13 jam sehari. Anak sudah mampu melakukan toilet training
dengan mandiri seperti buang air kecil dan menyikat gigi.2
Anak usia pra sekolah kurang dapat membedakan antara diri sendiri dan orang lain.
Mereka memilih pemahaman bahasa yang terbatas dan hanya dapat melihat satu aspek dari
suatu objek atau situasi pada satu waktu. Cara berpikir magis menyebabkan anak usia pra
sekolah memandang penyakit sebagai suatu hukuman.2
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran permasalahan gizi yang dialami anak usia pra sekolah ?
3. Apa program atau intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah gizi
tersebut ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah gizi yang dialami oleh anak usia pra sekolah.
3. Untuk mengetahui program atau intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi
masalah gizi tersebut.
1.4. Manfaat
1. Mengetahui masalah gizi yang dialami oleh anak usia pra sekolah.
3. Mengetahui program atau intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah
gizi tersebut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa
tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psokologis, sosial, dan
spiritual.3 Anak adalah antara usia 0–14 tahun karena diusia inilah risiko cenderung menjadi
besar.4
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun yang mempunyai
berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi
anak tesebut berkembang secara optimal.5
Ciri-ciri anak prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1. Ciri Fisik
Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah di bedakan dengan anak yang berada
dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang dapat
di lakukan sendiri. Berikan kesempatan pada anak untuk lari, memanjat, dan melompat.
Usahakan kegiatan tersebut sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu di
bawah pengawasan. Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan lebih
terampil dalam tugas yang bersifat pratis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi
sebaiknya jangan mengeritik anak laki-laki apabila tidak terampil.6
Ciri fisik pada anak usia 4-6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 6,25-7,5 cm
pertahun, tinggi rata-rata anak usia 4 tahun adalah 2,3 kg per tahun. Berat badan anak usi 4-6
tahun rata-rata 2-3 kg per tahun, berat badan rata-rata anak usia 4 tahun adalah 16,8 kg.6
2. Ciri Sosial
3
Anak prasekolah biasanya juga mudah bersosialisasi dengan orang sekitarnya.
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat yang cepat berganti. Mereka
umumnya dapat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman.
Sahabat yang biasa di pilih yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang
menjadi sahabat yang terdiri dari jenis kelamin berbeda.7
Pada usia 4-6 tahun anak sudah memiliki keterikan selain dengan orang tua, termasuk
kakek nenek, saudara kandung, dan guru sekolah, anak memerlukan interaksi yang yang
teratur untuk membantu mengembangkan keterampilan sosialnya.7
3. Ciri Emosional
4. Ciri Kognitif
Anak prasekolah umumya sudah terampil berbahasa, sebagian dari mereka senang
berbicara, khususnya pada kelompoknya. Sebaiknya anak di beri kesempatan untuk menjadi
pendengar yang baik. Pada usia 2-4 tahun anak sudah dapat menghubungkan satu kejadian
dengan kejadian yang simultan dan anak mampu menampilkan pemikiran yang egosentrik,
pada usia 4-7 tahun anak mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan, dan menghubungkan
objek-objek anak mulai menunjukkan proses berfikir intuifif (anak menyadari bahwa sesuatu
adalah benar tetapi dia tidak dapat mengatakan alasanya ), anak menggunakan banyak kata
yang sesuai tetapi kurang memahami makna sebenarnya serta anak tidak mampu untuk
melihat sudut pandang orang lain.7
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan sel dan besarnya sel diseluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.8
Perkembangan pada anak terjadi mulai pertumbuhan dan perkembangan secara fisik,
intelektual, maupun emosional. Peristiwa pertumbuhan secara fisik dapat terjadi dalam
perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ
tubuh. Pertumbuhan secara intelektual dapat di lihat dari kemampuan secara simbol maupun
4
abstrak seperti berbicara, bermain,berhitung, dan membaca, sedangkan perkembangan secara
emosional dapat di lihat dari perilaku sosial di lingkungan anak.9
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-
sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan
anak pada berbagai tahap perkembangan.3
1. Perkembangan kepribadian
a. Perkembangan Psikososial
Masalah psikososial, mengatakan krisis yang dihadapi anak pada usia 3 dan 6 tahun di
sebut “inisiatif versus rasa bersalah”. Dimana orang terdekat anak usia prasekolah adalah
keluarga, anak normal telah menguasai perasaan otonomi, anak mengembangkan rasa
bersalah ketika orang tua membuat anak merasa bahwa imajinasinya dan aktivitasnya tidak
dapat menoleransi penindaan kepuasan dalam periode pertama.8
Rasa takut pada anak usia 4-6 tahun biasanya lebih menakutkan dibandingkan usia
lainya, rasa takut yang umumnya terjadi seperti takut kegelapan, ditinggal sendiri terutama
pada saat menjelang tidur, perasaan takut anak prasekolah muncul dan berasal dari tindakan
dan penilaian orang tua. Menghadapkan anak dengan objek yang membuatnya takut dalam
lingkungan yang terkendali, dan memberikan anak kesempatan untuk menurunkan rasa
takutnya.7
Komponen yang paling utama untuk berkembang pada seorang anak adalah rasa
percaya. Rasa percaya pada anak di bangun pada tahun pertama kehidupan anak. Rasa tidak
5
percaya pada anak akan timbul bila pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang
yaitu kurangnya pemenuhan aktivitas fisik, psikologi dan sosial. Pada usia 3 tahun alat gerak
dan rasa telah matang dan rasa percaya diri telah timbul, perkembangan periode ini berfokus
untuk meningkatkan kemampuan anak mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya.
Selain itu anak akan menggunakan kekuatan mentalnya untuk menolak dan mengambil
sebuah keputusan.11
b. Perkembangan Psikoseksual
Pada tahap ini anak prasekolah termasuk pada tahap falik, dimana masa ini genita
menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif.3 Anak usia prasekolah berhubungan dekat
dengan orang tua lain jenis tetapi mengidentifikasi orang tua sejenis, ketika identitas seksual
berkembang kesopanan mungkin menjadi perhatian demikian hal nya dengan ketakutan
dengan kastrasi.7
c. Perkembangan Mental
Pada perkembangan kognitif salah satu tugas yang berhubungan dengan periode
prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Disini terdapat fase
praoperasional (piegat) pada anak usia 3–5 tahun. Fase ini termasuk perkambangan
prakonseptual pada usia 2- 4 tahun, dan fase pikiran intuitif pada usia 4–7 tahun. Salah satu
transisi utama selama kedua fase adalah pemindahan dari pikiran egosentris menjadi total
menjadi kesadaran sosial dan kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang
lain.8
1. Keturunan
Dalam semua budaya, sikap dan harapan dalam semua jenis budaya berbeda sesuai
dengan jenis kelamin anak. Jenis kelamin dan determinan keturunan sangat kuat,
mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil
akhir tersebut. Pada deminsi kepribadian dapat kita lihat saat temperamen, tingkat aktivitas,
koresponsifan, dan kecenderungan ke arah rasa malu, diyakini dapat diturunkan. Anak yang
6
mengalami gangguan mental dan fisik yang diturunkan akan mengubah atau menggangu
pertumbuhan emosi, fisik dan interaksi anak dengan lingkungan sekitar.4
2. Zat gizi
Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap perkembangan. Selama periode
pertumbuhan pranatal yang cepat, nutrisi buruk dapat mempengaruhi perkembangan dari
waktu invlantasi ovum sampai kelahiran. Selama bayi dan anak–anak, kebutuhan kalori dan
protein lebih tinggi dibandingkan pada saat periode perkembangan pascanatal. Nafsu makan
anak akan berfluktuasi sebagai respon terhadap keberagaman sampai pertumbuhan turbulen
dimasa remaja.10
3. Hubungan Interpersonal
Pada masa anak – anak, hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting
dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual dan keperibadian.
Anak yang melakukan kontak dengan orang lain dapat memberikan pengaruh pada anak yang
sedang berkembang. Tetapi dengan luasnya rentang kontak dapat menjadi pelajaran dalam
perkembangan kepribadian sehat.8
Keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah mungkin akan kurang memiliki
pengatahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk memberikan lingkungan yang aman,
menstimulasi dan kaya nutrisi untuk membantu perkembangan optimal anak. Pada anak yang
sosial ekonominya rendah tidak mampu memenuhi nutrisi yang lengkap untuk anaknya
sehingga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak baik perkembangan psikososial
dan perkembangan kognitif anak karena gizi yang masuk tidak memenuhi kebutuhan anak.8
5. Penyakit
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi klinis dan
sejumlah gangguan herediter, gangguan pertumbuhan pada anak – anak terlihat pada
gangguan skeletal, gangguan pernafasan, gangguan pada pencernaan dan gangguan absropsi
zat gizi tubuh pada anak akan menyebabkan efek merugikan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak.3
6. Bahaya Lingkungan.
7
Agen berbahaya yang paling sering dikaitan dengan resiko kesehatan adalah bahan
kimia dan radiasi. Air dan udara serta makanan yang terkontaminasi dari berbagai sumber
telah didokumentasikan dengan baik. Inhabilasi asap rokok secara pasif oleh anak sangat
berbahaya pada proses perkembangan anak.11
Dari sudut pandang fsikologis dan emosi pada intinya stres adalah ketidak
seimbangan antara tuntutan lingkungan dan sumber koping individu yang mengandung
ekulibrium individu tersebut. Pada anak tampak lebih rentang mengalami stres bila
dibandingkan dengan yang lain. Respon terhadap stresor dapat berupa perilaku, psikologis,
atau fisiologis. Dengan adanya stres tersebut maka akan terbentuknya strategi koping yang
dapat melindungi dirinya menghadapi stress.12
Media dapat memperluas pengetahuan anak tentang dunia tempat mereka hidup dan
berkonstribusi untuk mempersempit perbedaan antar kelas. Namun media juga besar
pengaruhnya terhadap perkembangan anak, karena anak masa kini terpikat seperti pada
beberapa dekade lalu. Anak–anak masa ini lebih cendrung memilih media dan figur olah raga
sebagai model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu anak lebih suka meniru orang tua
atau walinya.12
Untuk membantu anak berhasil dalam kehidupanya kelak, orang tua perlu mencermati
hal-hal yang mendasar yang dibutuhkan anak sebagai pondasi keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak bukan hanya pondasi. Tetapi, hal yang mendasar juga harus diperhatikan
seperti konsep diri anak, sikap, rasa tanggung jawab, dan motivasi dalam diri yang tinggi.12
8
2.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. 13
Antropometri
Klinis
Biokimia
Biofisik
Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan
struktur jaringan.13
9
Survei konsumsi makanan
Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.13
Statistik vital
Faktor ekologi
a. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada
10
bayi baru lahir. Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah bayi termasuk normal atau
tidak.13 Berat badan merupakan hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh. Parameter ini yang paling baik untuk melihat
perubahan yang terjadi dalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan kondisi
kesehatan.14
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan
sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu
tempat ke tempat lain, (2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya, (3) Ketelitian
penimbangan maksimum 0,1 kg, (4) Skalanya mudah dibaca, (5) Aman untuk menimbang
balita. Sedangkan jenis timbangan sebaiknya yang memenuhi persyaratan tersebut,
timbangan yang dianjurkan untuk anak balita adalah dacin dengan kapasitas minimum 20 kg
dan maksimum 25 kg. Jenis timbangan lain yang dapat digunakan adalah detecto, sedangkan
timbangan injak (bathroom scale) akurasinya kurang karena menggunakan per, sehingga
hasilnya dapat berubah-ubah.13
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan
tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain
menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.13
Perubahan berat badan (berkurang atau bertambah) perlu mendapat perhatian karena
merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan BB dihitung sebagai berikut
(BB saat ini/BB semula) x 100%.13
11
tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya terserang
infeksi, kurang nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. BB/U lebih
menggambarkan status gizi sekarang. Berat badan yang bersifat labil, menyebabkan indeks
ini lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutritional Status) 13
b. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan untuk anak yang sudah bisa berdiri dilakukan dengan alat
pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang memiliki ketelitian 0,1 cm. sedangkan pada anak
yang belum bisa berdiri digunakan alat pengukur panjang badan dengan posisi anak berbaring
di tempat datar. Pengukuran tinggi badan maupun panjang badan dapat dilakukan dengan
menggunakan pita ukur.13
Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan yaitu: (1) alat pengukur diletakkan di
atas meja atau tempat yang datar, (2) bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur, (3) bagian
bawah alat pengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat menyinggung telapak kaki bayi dan
skala pada sisi alat ukur dapat dibaca.13
12
b) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa.
b) Pengukuran relatif lebih sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga
diperlukan dua orang untuk melakukannya.
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan
normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dan
kecepatan tertentu. Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independent terhadap umur.
Keuntungan Indeks BB/TB adalah tidak memerlukan data umur, dapat membedakan proporsi
badan (gemuk, normal, dan kurus). Kelemahan Indeks BB/TB adalah tidak dapat
memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan, atau kelebihan
tinggi badan menurut umurnya. Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan
pengukuran panjang/tinggi badan pada kelompok balita. Dengan metode ini membutuhkan
dua macam alat ukur, pengukuran relatif lebih lama. Membutuhkan dua orang untuk
melakukannya.13
Rasio BB/TB bila dikombinasi dengan berat badan menurut umur dan tinggi badan
menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status gizi karena ia
mencerminkan proporsi tubuh serta dapat membedakan antara wasting dan stunting atau
perawakan pendek. Keuntungan indeks ini adalah tidak diperlukannya faktor umur, yang
sering kali tidak diketahui secara tepat.13
Tabel 1. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks 15
Normal - 2 SD sampai 2 SD
13
Panjang Badan Pendek - 3 SD sampai < -2 SD
menurut Umur (PB/U) Sangat Pendek < - 3 SD
atau Tinggi Badan
Tinggi
menurut Umur (TB/U) > 2 SD
Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan tubuh. Berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi dibagi
menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.16
Zat gizi makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar.
Perhitungan kebutuhan zat gizi makro dihitung menggunakan rumus nelson yang khusus
untuk anak-anak. Ada beberapa zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar, diantaranya:
a. Energi
Energi dalam makanan diperoleh dari asupan karbohidrat, protein, dan lemak.
Karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kalori per gramnya, sedangkan lemak
menghasilkan 9 kalori per gramnya. Kebutuhan energi untuk anak diperoleh
menggunakan rumus nelson, dengan perbandingan protein sebesar 10-15% atau
tabel berdasarkan usia, lemak sebear 20-25%, dan karbohidrat sebesar 60-70%. Atau
menggunakan tabel kebutuhan energi untuk anak usia 4 - 6 tahun sebesar 1600 kal
atau 100 kal/kg BB/hari.17
b. Protein
14
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial, akan tetapi
dalam praktek sehari-harinya masyarakat menentukan dari sumbernya. Protein
hewani lebih tinggi dari pada protein nabati. Kebutuhan protein untuk anak usia 4-
6 tahun sebesar 1,19 g/kg BB/hari atau dengan perbandingan 10-15% dari total
energy.17
c. Lemak
Sebagian besar lemak (99%) lemak tubuh adalah trigliserida yang berfungsi
sebagau penghasil energi, menyediakan cadangan energi tubuh, isolator, pelindung
organ, dan menyediakan asam-asam lemak esensial. Kebutuhan lemak anak usia
4-6 tahun sebesar 62 g atau dengan perbandingan 20-25% dari total energi.18
d. Karbohidrat
Zat gizi mikro merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang
relatif sedikit seperti vitamin dan mineral (dalam ukuran milligram sampai mikrogram).
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sangat kecil,
dibagi menjadi dua, vitamin larut lemak (A, D, E, K) dengan satuan SI (satuan internasional)
atau IU (international unit) dan larut air (B, C) dengan satuan milligram atau mikrogram.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ, maupun secara keseluruhan, berperan dalam
metabolisme terutama sebagai kofaktor enzim-enzim.16
Estimasi kebutuhan vitamin dan mineral menggunakan angka kecukupan gizi (AKG)
2013. AKG adalah banyaknya zat-zat minimal yang dibutuhkan seseorang untuk
memeprtahankan status gizi yang adekuat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan
berat badan untuk masing-masing kelompok usia, jenis kelamin, berat badan. Angka
kecukupan zat gizi individu dapat diperoleh dari perbandingan dengan rumus berikut:
AKG Individu :
15
Vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh anak usia 4-6 tahun sebagai berikut:
a. Kalsium
b. Zat Besi
c. Seng
d. Yodium
e. Magnesium
f. Kalium
16
Kalium berfungsi untuk kontraksi otot, mengatur detak jantung, penghasil
energi, bahan pembentuk materi genetik dan protein., serta mengatur keseimbangan
cairan tubuh. Kebutuhan untuk anak usia 4-6 tahun sebesar 3800 mg.16
g. Selenium
h. Fosfor
i. Vitamin A
j. Vitamin C
k. Vitamin K
l. Vitamin D
17
Vitamin D berperan terhadap pembentukan tulang. Vitamin D dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Anak usia 4-6 tahun memerlukan vitamin
D per harinya sebesar 15 mg.16
m. Natrium
1. Underweight
Gizi kurang atau gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi
kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Seorang anak dikatakan underweight
bila indeks BB/U berada pada rentang -3 SD sampai dengan -2 SD. 19
18
Pada penelitian yang telah dilakukan terdahulu, underweight berhubungan erat
dengan pemberian asupan makanan yang kurang dan kualitas makan yang rendah, bila
hal ini terjadi bersamaan dengan munculnya penyakit infeksi maka dapat berakibat
semakin buruknya status gizi balita. Mendukung dari hasil penelitian diatas, penelitian
dari jurnal Internasional Leonor Rodriguez mengatakan kurangnya asupan protein dan
kalori adalah alasan yang mendasari meningkatnya kerentanan terhadap penyakit infeksi.
Pendukung terjadinya underweight pada balita adalah keadaan keluarga yang memburuk
yaitu rendah sosial ekonomi, rendah pendidikan dan kurangnya hasil pertanian, sehingga
menyebabkan kurangnya ketersediaan makanan dalam rumah tangga. Minimnya akses
rumah tangga untuk mendapatkan sarana kesehatan akan memperburuk status gizi balita.
20
2. Kesulitan Makan
Jika bayi atau anak menunjukkan gangguan yang berhubungan dengan makan
atau pemberian makan akan segera mengundang kekawatiran ibu.Keluhan yang biasa
disampaikan berbagai macam di antaranya :21
1. Faktor Asupan
19
Kesulitan makan pada anak balita berupa berkurangnya nafsu makan makin
meningkat berkaitan dengan makin meningkatnya interaksi dengan lingkungan, mereka
lebih mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi baik yang akut maupun yang
menahun, infestasi cacing dan sebagainya.21
2. Faktor Psikologis
b. Anak dalam kondisi tertentu, misalnya anak dalam keadaan demam, mual atau
muntah dan dalam keadaan ini anak dipaksa untuk makan.21
c. Suasana keluarga, khususnya sikap dan cara mendidik serta pola interaksi
antara orang tua dan anak yang menciptakan suasana emosi yang tidak baik.
Tidak tertutup kemungkinan sikap menolak makan sebagai sikap protes
terhadap perlakuan orang tua, misalnya cara menyuapi yang terlalu keras,
pemaksaan untuk belajar dan sebagainya.21
3. Stunting
20
Keadaan overweight dan obesitas yang terus berlangsung lama akan meningkatan risiko
kejadian penyakit degeneratif. 24
Selain panjang badan lahir dan tinggi badan orang tua, status ekonomi
keluarga dan pendidikan orang tua juga merupakan faktor risiko kejadian stunting pada
balita. Status ekonomi keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pekerjaan
orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anggota keluarga. Status ekonomi
keluarga akan mempengaruhi kemampuan pemenuhan gizi keluarga maupun
kemampuan mendapatkan layanan kesehatan. Anak pada keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah lebih berisiko mengalami stunting karena kemampuan pemenuhan gizi
yang rendah, meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi. Tingkat pendidikan orang tua
yang rendah juga disinyalir meningkatkan risiko malnutrisi pada anak. Tingkat
pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap pengetahuan orang tua terkait gizi dan
pola pengasuhan anak, dimana pola asuh yang tidak tepat akan meningkatkan risiko
kejadian stunting. 26
4. Karies Gigi
Karies gigi merupakan penyakit yang terdapat pada jaringan keras gigi yaitu
email, dentin dan sementum yang mengalami proses kronis regresif. Karies gigi terjadi
karena adanya interaksi antara bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet,
21
terutama komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi
asam, terutama asam laktat dan asetat. Yang ditandai dengan adanya demineralisasi
jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat terganggunya keseimbangan email
dan sekelilingnya, menyebabkan terjadinya invasi bakteri serta kematian pulpa bakteri
dapat berkembang ke jaringan periapeks sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri pada
gigi. Karies merupakan peyakit multifaktorial, Untuk dapat terjadinya karies harus
didapatkan berbagai macam faktor resiko, diantaranya :
1. Pengalaman karies
2. Umur
3. Jenis Kelamin
Nilai DMFT wanita masa kanak kanak dan remaja lebih tinggi dibandingkan
pria. Walaupun demikian, komponen gigi yang hilang (M, missing) lebih sedikit
daripada pria umumnya karena oral higiene wanita lebih baik. Sebaliknya, pria
mempunyai komponen tumpatan pada gigi (F, filling) yang lebih banyak dalam
indeks DMFT.26
4. Sosial Ekonomi
Ada hubungan antara keadan ekonomi dan prevalensi karies. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan ini ialah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan
dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain.26
22
5. Oral Higiene
Salah satu komponen dalam terjadinya karies adalah plak bakteri pada gigi.
Karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari
permukaan gigi. Pembersihan dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluoride
secara rutin dapat mencegah karies. Pemeriksaan gigi yang teratur dapat mendeteksi
gigi yang berpotensi menjadi karies. Kontrol plak yang teratur dan pembersihan gigi
dapat membantu mengurangi insidens karies gigi. Bila plaknya sedikit, maka
pembentukan asam akan berkurang dan karies tidak dapat terjadi.26
6. Pola Makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal
daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Kadar
kariogenik dalam makanan tergantung pada komponen-kompnennya dan
dipengaruhi berbagai macam faktor. Karbohidrat akan dimetabolisme oleh bakteri
plak menjadi asam dengan kadar yang berbeda. Seseorang dengan kebiasaan diet
gula terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada giginya dibandingkan
kebiasaan diet lemak dan protein.26
23
BAB III
METODE
24
BAB IV
HASIL
A. Identifikasi masalah
1. Gambaran Anak Pra-Sekolah
a. Kategori Jenis Kelamin
b. Kategori Usia
Grafik 2. Usia
Berdasarkan hasil yang ada, diketahui bahwa usia anak pra sekolah yang
berhasil diobservasi yaitu berusia antara 3-6 tahun yang saat ini masih duduk
dibangku TK.
25
Grafik 3. Proses persalinan
Berdasarkan hasiil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa 80%
anak pra sekolah yang kami observasi dilahirkan dengan cara normal, namun
terdapat 1 anak yang dilahirkan secara caesar.
26
f. Kategori Pekerjaan Ayah
h. Kategori Penghasilan
27
Grafik 8. Penghasilan
Berdasarkan hasil yang didapat, diketahui bahwa terdapat 3 ayah responden
(60%) yang memiliki penghasilan >2 juta, 1 orang > 3juta serta 1 orang ayah
responden memilki pendapatan <1 juta. Hal tersebut berpengaruh terhadap asupan
yang diterima sang anak. Pada umumnya, semakin tinggi penghasilan maka
semakin beragam makanan yang diterima oleh anak.
i. Kategori Status Gizi Berdasarkan BB/U
28
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, didapatkan data bahwa
keseluruhan responden memiliki gizi baik. Indikator TB/U digunakan untuk anak
pada umur 0-60 bulan, dimana kategori tinggi normal apabila memiliki ambang
batas (z-score) yakni antara -2 SD sampai dengan 2 SD. 27
29
Grafik 12. Status Gizi Berdasarkan IMT/U
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, didapatkan data bahwa
keseluruhan responden memiliki gizi baik. Indikator IMT/U digunakan untuk
anak pada umur 0-60 bulan dan 5-18 tahun, dimana kategori normal memiliki
ambang batas (z-score) yakni antara -2 SD sampai dengan 2 SD. Sedangkan
untuk overweight memiliki ambang batas (z-score) >2 SD.27
m. Waktu sarapan
n. Jenis Sarapan
30
Grafik 14. Jenis Sarapan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan orang tua responden
didapatkan data bahwa jenis sarapan setiap anak berbeda-beda. Terdapat 2
responden yang mengonsumsi nasi, lauk dan sayur. Serta 1 responden pada
masing-masing jenis bubur nasi, nasi lauk dan susu, serta roti tawar, cokelat dan
air putih.
o. Riwayat Alergi
31
responden yang selain mengonsumsi susu juga mengonsumsi suplemen yakni
madu. Selain itu terdapat 1 responden yang tidak mengonsumsi susu maupun
suplemen.
q. Perkembangan Kognitif
r. Perkembangan Motorik
32
teori. Pada usia pra-sekolah anak akan selalu aktif bergerak, berlari-larian,
melompat, berjingkrak, maupun bermain balok atau puzzle.3
33
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi hingga bertanya pada orang tua maupun
mencoba hal-hal baru.29
Kecukupan Karbohidrat
Kecukupan Protein
34
Grafik 23. Kecukupan Protein
Protein berfungsi sebagai pembangun jaringan dan penggantian sel-sel tubuh
yang rusak, maupun sebagai penyusun membran serta hormon dalam tubuh.
Protein sangat penting terutama bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Dari hasil recall didapatkan data bahwa sebanyak 3 responden memiliki asupan
protein berlebih, 1 respoden asupan proteinnya cukup, dan 1 responden
kekurangan asupan protein.30
Kecukupan Lemak
Kecukupan Serat
35
Grafik 25. Kecukupan Serat
Dari hasil recall didapatkan data bahwa seluruh responden memiliki asupan
serat yang kurang
Vitamin D
Vitamin D didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan selama
3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan jenis
kelamin dan rentang usia serta berat badan.
36
Grafik 27.Asupan vitamin D
Kalsium
Kalsium (mg) didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan
selama 3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan jenis
kelamin dan rentang usia serta berat badan.
37
Berdasarkan pada data yang ada, setengah dari sampel anak pra sekolah
memiliki tingkat konsumsi kalsium yang kurang dari kebutuhan. Sedangkan 25%
sampel mengalami asupan kalsium berlebih.
Zat Besi
Zat besi (mg) didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan
selama 3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan jenis
kelamin dan rentang usia serta berat badan.
Yodium
Yodium (mcg) didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan
selama 3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan jenis
kelamin dan rentang usia serta berat badan.
38
Grafik 30.Asupan yodium
Berdasarkan pada data yang ada, seluruh sampel anak pra sekolah yang
mengikuti observasi ini (100%) memiliki tingkat konsumsi yodium kurang dari
yang dibutuhkan. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya asupan makanan
sumber yodium.
Fosfor
Fosfor (mg) didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan
selama 3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan
jenis kelamin dan rentang usia serta berat badan ideal.
Natrium
39
Natrium (mg) didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan
selama 3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan
jenis kelamin dan rentang usia serta berat badan ideal.
Cairan
Cairan (ml) didapatkan melalui perbandingan asupan rata-rata makanan
selama 3x24H (dengan metode recall 24H) dengan AKG 2013 sesuai dengan
jenis kelamin dan rentang usia serta berat badan ideal.
40
Berdasarkan pada data yang ada, sebanyak 60% (3/5 sampel) anak usia pra
sekolah mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup. Sedangkan sebanyak 20%
sampel mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang kurang. Hal tersebut disebabkan
oleh rendahnya asupan cairan dan kurangnya kesadaran untuk minum sebelum
merasa haus.
41
B. Kerangka Sebab Akibat
Overweight
Picky Eater
42
BAB V
PROGRAM
Berdasarkan skrining yang telah kami lakukan pada 5 responden anak usia pra
sekolah, ditemukan beberapa responden yang mengalami masalah gizi diantaranya picky
eater dan overweight. Kami memberikan intervensi berupa program yang bernama “DASI
GEMES”. Nama DASI GEMES merupakan singkatan dari Edukasi dan Games Sehat.
Program tersebut merupakan serangkaian kegiatan edukasi yang diberikan kepada anak-anak
pra sekolah (Taman Kanak-kanak) melalui sebuah drama yang dikemas semenarik mungkin
sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh anak-anak, penjelasan dengan media gambar
dan permainan.
Drama yang dimainkan berupa drama mengenai picky eater, dimana kami mengambil
sebuah contoh picky eater yaitu anak-anak yang tidak suka mengonsumsi sayur yang
menceritakan seorang anak yang tidak suka menonsumsi sayuran sehingga pada akhirnya dia
mengalami sembelit. Sedangkan untuk overweight kami memberikan penjelasan kepada
anak-anak dengan media gambar sehingga mereka mudah memahami. Selain itu kami juga
membuat permainan tentang pola makan seimbang, teratur dan aman. Setiap edukasi diakhiri
dengan memberikan post-test untuk mengetahui tingkat penerimaan materi yang kami
berikan. Kami juga memberikan leaflet kepada orang tua responden yang berisi tentang
tumbuh kembang anak usia pra sekolah dan tips dan trik hidup sehat untuk anak pra sekolah.
43
sekolah Responden memahami edukasi
Keluarga responden mengetahui dan
yang diberikan dengan aktif
menerapkan tips dan trik hidup sehat
menjawab pertanyaan yang
untul anak usia pra sekolah
diberikan
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis kami sebagian besar responden kami mempunyai asupan
makanan yang sudah cukup baik tetapi ada beberapa zat gizi mikro yang masih kurang.
Masalah gizi yang umum terjdi pada anak usia pra-sekolah adalah underweight, overweight,
dan picky eater. Namun masalah utama yang terjadi pada responden kami adalah picky eater
dan overweight. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor yaitu pola makan yang salah,
anak mulai mengenal jajanan, anak tidak dikenalkan dengan makanan tertentu sejak dini.
Pola makan yang salah menyebabkan jumlah asupan zat gizi tidak sesuai dengan kebutuhan
anak, bisa jadi asupan zat gizi berlebihan sehingga menyebabkan anak menjadi overweight
atau sebaliknya asupan zat gizi kurang sehingga menyebabkan anak menjadi underweight.
Pola makan yang salah dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kebiasaan
orang tua dan televisi. Kebiasaan makan orang tua berpengaruh terhadap pola makan anak
sebab anak-anak memiliki kecenderungan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya,
termasuk perilaku makan, anak juga cenderung hanya makan satu jenis makanan yang sama
selama berminggu-minggu. Selain itu, televisi memiliki peran yang cukup besar terhadap
kebiasaan makan anak sebab anak-anak cenderung meniru apa yang ditampilkan di televisi.31
Picky eater merupakan masalah selain overweight yang terjadi pada sebagian besar
responden kami. Dalam beberapa penelitian disimpulkan bahwa picky eater ini hanya
merupakan asumsi ibu dalam menggambarkan perilaku memilih-milih makanan pada
anaknya. Namun beberapa penelitian yang lain menyimpulkan bahwa picky eater merupakan
fase gangguan perilaku makan pada anak yang berhubungan dengan masa tumbuh
kembangnya, yang ditandai dengan keengganan anak mencoba makanan baru.31
45
hal dan merasa harus memenuhi rasa ingin tahunya. Pada usia ini, mereka sibuk
mengeksplorasi dunia disekitarnya. Kesibukan anak mengeksplorasi lingkungannya
terkadang mengalihkan anak dari makanannya. Sebaliknya, anak cenderung memiliki rasa
curiga jika disediakan makanan yang baru dikenalnya. Hal ini dikarenakan anak memiliki
indera pengecap yang lebih sensitif dibandingkan dengan orang dewasa.31
Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan
kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia dini tergantung pada asupan zat
gizi yang diterima. Semakin rendah atau semakin berlebihan asupan zat gizi yang
diterima,akan berpengaruh terhadap kesehatan anak. Karakteristik anak usia pra sekolah
adalah mengalami penurunan Basal Metablic Rate (BMI) pada titik terbawah. Status gizi
lebih pada responden kami juga menjadi salah satu masalah yang kami angkat, status gizi
lebih pada responden kami tercermin melalui berat badan yang berlebih. Overweight atau
berat badan lebih pada anak-anak usia pra sekolah dapat berbahaya sebab anak-anak akan
mengalami fase adiposity reboundatau percepatan pertumbuhan setelah mengalami
penurunan Basal Metabolic Rate (BMI) pada titik terendah, jika adiposity rebound ini terjadi
lebih dini maka anak akan beresiko mengalami obesitas saat dewasa. 31
Oleh karena itu kami memberikan program DASI GEMES.Program ini merupakan
serangkaian kegiatan edukasi yang diberikan kepada anak-anak pra sekolah (Taman Kanak-
kanak) melalui sebuah drama yang ditampilkan semenarik mungkin sehingga dapat menarik
perhatian dan rasa ingin tahu anak-anak selain itu agar edukasi yang disampaikan dapat
dengan mudah dimengerti oleh anak-anak, penjelasan dilakukan dengan media gambar dan
permainan. Drama yang dimainkan berupa drama mengenai picky eater, dimana kami
mengambil sebuah contoh picky eater yaitu anak-anak yang tidak suka mengonsumsi sayur
yang menceritakan seorang anak yang tidak suka menonsumsi sayuran sehingga pada
akhirnya dia mengalami sembelit. Sedangkan untuk overweight kami memberikan penjelasan
kepada anak-anak dengan media gambar sehingga mereka dapat dengan mudah memahami
materi yang disampaikan. Selain itu kami juga membuat permainan tentang pola makan
seimbang, teratur dan aman. Setiap edukasi diakhiri dengan memberikan post-test untuk
mengetahui tingkat penerimaan materi yang kami berikan.
Selain penampilan drama yang berisi edukasi mengenai picky eater dan overweight
bagi anak-anak kami juga memberikan edukasi kepada ibu responden berupa pemberian
46
informasi mengenai pemberian makanan yang beragam pada anak agar kebutuhan zat gizi
makro dan mikro anak dapat terpenuhi sehingga tumbuh kembang anak menjadi optimal,
selain itu leaflet juga berisi informasi mengenai karakteristik perkembangan anak pra sekolah
dan bagaimana prinsip pemberian makan yang cocok pada masa tersebut sehingga asupan zat
gizinya dapat terpenuhi secara tepat , tidak berlebihan dan tidak kurang untuk menghindarkan
anak mengalami masalah gizi di masa dewasa. Respon ibu terhadap edukasi yang kami
lakukan cukup baik, karena para ibu terlihat aktif bertanya dan menerima serta memahami
apa yang kami jelaskan selama proses edukasi.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
21. Sunarjo, Djoko. Kesulitan Makan pada Anak. RSUD Kab. Pati.
22. Nutrition landscape information system (NLIS) country prfile indicators:
intrepretation guide. Geneva: World Health Organization; 2010
23. Purwandini K, Kartasurya M I.2013. Pengaruh Pemberian Mikronutrient Sprinkle
Terhadap Perkembangan Motorik Anak Stunting Usia 12-36 Bulan. Journal of
Nutrition College ; Volume 2 Nomor 1 Halaman 147-163)
24. Anugraheni, H. S. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-36
Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Semarang : Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
25. Nasikhah R. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-36 Bulan di
Kecamatan Semarang Timur. Semarang : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
26. Chaudhury RH. Determinants of dietary intake and dietary adequacy for preschool
children in Bangladesh. Bangladesh Institute of Development Studies. [accessed
March 29, 2013]. Available from: URL:
http://archive.unu.edu/unupress/food/8F064e/8F064E04.htm
27. Keputusan Menteri Kesehatan. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Kementrian Kesehatan RI.
28. Papalia, E. D. 2009. Human Development: Perkembangan Manusia. Jakarta:
Salemba Humanika
29. Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
30. Sediaoetama, Achmad D. 2004. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Edisi kelima.
Jakarta: Dian Rakyat.
31. Carruth BR, Skinner JD. 2000. Revising the Picky Eater Phenomenon: Neophobic
Behaviors of Young Children. Journal of the American College of Nutrition, 19 (6),
771-780
49
LAMPIRAN
HARI/TANGGAL:
RESPONDEN:
50
Tabel. Identitas Anak
Jenis Proses
No Nama Tanggal lahir Usia Riwayat ASI Usia Lahir
kelamin Persalinan
4,5 Asi eksklusif dilanjut hingga 20
1 APK 10-Apr-13 Perempuan Normal 8 bulan 3 minggu
tahun bulan
4,8
2 AMI 14-Dec-12 Laki-Lki Caesar Asi eksklusif hingga 24 bulan 8 bulan 3 minggu
tahun
3 AKM 3-Nov-14 Perempuan 3 tahun Normal Asi eksklusif hingga 2 tahun 8 bulan 3 minggu
4 O 4-Oct-11 Perempuan 6 tahun Normal asi eksklusif 8 bulan 3 minggu
4,7
5 MA 4-Mar-13 Perempuan Normal Asi eksklusif hingga 2 tahun 9 bulan 1 minggu
tahun
51
3 R D 28 tahun 24 tahun SMA SMA Karyawan Karyawan 2,100,000
Penjaga
4 S A 28 tahun 21 tahun SMA SMA Penjual jus 2,500,000
kos
5 H L 25 tahun 19 tahun SMA SMP Wiraswasta IRT <1,000,000
52
air putih
Susu ultramilk, Frisian
2 AMI 06.00 Nasi, lauk, susu Nugget, sosis Susu, teh Wafer - flag
3 AKM 07.00 Bubur nasi Biskuit Susu, es krim Yakult - Susu frisian flag
4 O 07.00 Nasi, lauk, sayur Nyam-nyam Susu Agar-agar - madu, susu
5 MA 07.00 Nasi, lauk, sayur Es krim Air es Buah - -
53
Serat (g) Vitamin A (µg)
Asupan Kebutuhan % Kecukupan Keterangan Asupan Kebutuhan % Kecukupan Keterangan
6.5 17.8 36.50% Kurang 589 364.7 161.50% Lebih
7.4 21.3 34% Kurang 1891 436.5 433% Lebih
2.4 14 17% Kurang 1271 338 376% Lebih
9.9 22 45% Kurang 1678 450 372% Lebih
7 22 31.81 Kurang 824.9 450 183.31 Lebih
54
Magnesium (mg) Yodium (μg)
Asupan Kebutuhan % Kecukupan Keterangan Asupan Kebutuhan % Kecukupan Keterangan
204 77 264.90% Lebih 27.4 97.3 28.10% Kurang
338.9 92 368% Lebih 12.8 116.8 10.90% Kurang
213.2 51 418% Lebih 1.3 102 1.20% Kurang
246.9 95 259% Lebih 0.4 120 0.30% Kurang
207.5 95 218.42 Lebih 0.1 120 0.08 Kurang
55
Asupan Kebutuhan % Kecukupan Keterangan Asupan Kebutuhan % Kecukupan Keterangan
1012.5 405.3 249.80% Lebih 1160.6 1216 95.40% Cukup
1908.2 485 393% Lebih 463 1460.5 31.70% Kurang
1640 423 387% Lebih 1462 1015 144% Lebih
851 500 170% Lebih 1400 1500 93% Cukup
321.3 500 64.26 Kurang 1600 1500 106.67 Cukup
56
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN RIWAYAT MAKAN ANAK APK
Rumus Nelson
= 1058.75
= 1122.275
= 1257
Protein :
Lemak :
Karbohidrat :
Serat : x 22 g = 17.8 g
57
Vitamin A : x 450 mcg = 364.7 mcg
Vitamin E : x 7 mg = 5.6 mg
Vitamin B2 : x 1 mg = 0.8 mg
Niasin : x 9 mg = 7.3 mg
Vitamin B5 : x 2 mg = 1.6 mg
58
Vitamin C : x 45 mg = 36.5 mg
Magnesium : x 95 mg = 77 mg
Seng : x 5 mg = 4 mg
59
Tembaga : x 440 mcg = 356.6 mcg
Hari pertama
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
Hari Kedua
60
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
Hari ketiga
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
61
Ikan bawal 1 ptg 50 g
Roti tawar 1,5 lbr 70 g 42 kkal
Spageti 2 sdm 15 g 194,1 kkal
Rengginang 1 bh 20 g 32,1 kkal
Susu sgm 1 gls 180 ml 33,8
139,2 kkal
Total 1258 kkal
62
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN RIWAYAT MAKAN ANAK AMI
PERHITUNGAN
BB anak = 18,5 kg
Kebutuhan Energi
MB = 50 x 18,5 = 925
1017
1139
1424
SDA = 5% x 1424 = 71
+
1495
1645kkal
KebutuhanMakronutrien
63
c. Protein = 15% * 1645
= 247kkal : 4
= 62 g
KebutuhanMikronutrien
a. Serat = ( x 22 )
= 21,3 g
b. Vitamin A = ( x 450 )
= 436,5 mcg
c. Vitamin C = ( x 45 )
= 43,6mg
d. Vitamin K = ( x 20 )
= 19,4 mcg
e. Vitamin D = ( x 15 )
= 14,6 mcg
f. Sodium = ( x 1200)
= 1164mg
g. Potasium = ( x 3800)
= 3686mg
h. Kalsium = ( x 1000)
= 970mg
i. Magnesium = ( x 95 )
= 92mg
j. Fosfor = ( x 500)
= 485 mg
k. Besi =( x9)
= 8,7 mg
l. Seng =( x5)
= 4,8 mg
m. Selenium = ( x 20 )
= 19,4 mcg
n. Kalium = ( x 3800 )
= 3700 mg
o. Iodine = ( x 120)
= 116,8 mcg
p. Cairan = ( x 1500 )
= 1460,5 ml
Recall Pertama
64
Makanan
06.00 Donat gula 1 ptg 200 g 993,7 kkal
Recall Kedua
65
Air putih 1 gls 220 ml 0
Total 1274,9 kkal
66
Recall Ketiga
67
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN RIWAYAT MAKAN ANAK AKM
An. AKM
BBI = [2n + 8]
= [2 ×2.8 + 8]
= 13,6 kg
= 756,25
SDA= 10 % x C = 75,625 +
= 831,875
Kalori untuk pertumbuhan = 12 % x E = 99,825 +
= 931,7
Terbuang melalui feses = 10 % x G = 93,17 +
68
Lemak =[ (25% x 1025 kkal) : 9]
= 28 gram
3. KebutuhanEstimasiAsupanProtein
Protein =[ (15% x 1025 kkal) : 4]
= 38 gram
4. KebutuhanEstimasiAsupanSerat
Serat =( x 16)
= 14 g
Kebutuhan mikronutrien
1. KebutuhanEstimasiAsupan Vitamin A
= 338 mcg
2. KebutuhanEstimasiAsupan Vitamin D
= 13 mcg
3. KebutuhanEstimasiAsupan Vitamin K
= 13 mcg
4. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin C
Vitamin C =( x 40)
= 34 mg
5. Kebutuhan Estimasi Asupan Ca
Ca =( x 650)
= 550 mg
6. Kebutuhan Estimasi Asupan Fe
Fe =( x 8)
= 7 mg
7. Kebutuhan Estimasi Asupan Mg
Mg =( x 60)
= 51 mg
8. Kebutuhan Estimasi Asupan I
69
I =( x 120)
= 102 mcg
9. Kebutuhan Estimasi Asupan Zn
Zn =( x 4)
= 4 mg
10. Kebutuhan Estimasi Asupan Kalium
K =( x 3000)
= 2538 mg
11. Kebutuhan Estimasi Asupan Selenium
Se =( x 17)
= 14 mg
12. Kebutuhan Estimasi Asupan Fosfor
P =( x 500)
= 423 mg
13. Kebutuhan Estimasi Asupan Air
Air =( x 1200)
= 1015 ml
Hari pertama
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
70
Mie gelas 1 bngks 32 g 104 kkal
Biskuit 5 bh 50 g 249 kkal
13.00 WIB 1 gls sdg
kelapa
200 g 132 kkal
Susu
Susu 1 gls sdg 200 ml 132 kkal
15.00 WIB
Hari Kedua
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
71
Donat 1 bh 50 g 98 kkal
Es krim
15.00 WIB Yakult 2 btl 65 ml 33 kkal
16.00 WIB Susu 1 gls sdg 200 ml 132 kkal
17.00 WIB Susu 1 gls sdg 200 ml 132 kkal
Hari ketiga
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
72
Total 1840 kkal
73
PERHITUNGAN DAN KEBUTUHAN ANAK O
An. O
BBI = [2n + 8]
= [2 ×6 + 8]
= 20 kg
= 1298,75
SDA= 10 % x C = 129,875 +
= 1428,625
Kalori untuk pertumbuhan = 12 % x E = 171,435 +
= 1600
Terbuang melalui feses = 10 % x G = 160 +
74
Lemak =[ (25% x 1760 kkal) : 9]
= 49 gram
7. KebutuhanEstimasiAsupanProtein
Protein =[ (15% x 1760 kkal) : 4]
= 66 gram
8. KebutuhanEstimasiAsupanSerat
Serat =( x 22)
= 22 g
Kebutuhan mikronutrien
= 450 mcg
15. KebutuhanEstimasiAsupan Vitamin D
= 15 mcg
16. KebutuhanEstimasiAsupan Vitamin K
= 20 mcg
17. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin C
Vitamin C =( x 45)
= 45 mg
18. Kebutuhan Estimasi Asupan Ca
Ca =( x 1000)
= 1000 mg
19. Kebutuhan Estimasi Asupan Fe
Fe =( x 9)
= 9 mg
20. Kebutuhan Estimasi Asupan Mg
Mg =( x 95)
= 95 mg
21. Kebutuhan Estimasi Asupan I
75
I =( x 120)
= 120 mcg
22. Kebutuhan Estimasi Asupan Zn
Zn =( x 5)
= 5 mg
23. Kebutuhan Estimasi Asupan Kalium
K =( x 3800)
= 3800 mg
24. Kebutuhan Estimasi Asupan Selenium
Se =( x 20)
= 20 mg
25. Kebutuhan Estimasi Asupan Fosfor
P =( x 500)
= 500 mg
26. Kebutuhan Estimasi Asupan Air
Air =( x 1500)
= 1500 ml
Hari pertama
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
76
Kerupuk 1 gls 200 ml 93 kkal
Jeruk 1 bh 10 g 53 kkal
1 bh 50 g 24 kkal
Nasi putih 1 ctg 80 g 104 kkal
Lele goreng 1 ptg 90 g 251 kkal
Malam
Teh manis 1 gls 240 ml 42 kkal
Mangga 1 bh 100 g 65 kkal
Total 1640 kkal
Hari Kedua
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
Hari ketiga
77
Nama
Waktu URT Berat Energi
Makanan
78
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN RIWAYAT MAKAN ANAK MA
An. MA
BBI = [2n + 8]
= [2.4.7 + 8]
= 17,4 kg
= 1196,25
SDA= 10 % x C = 119,625
+
= 1915,875
Kalori untuk pertumbuhan = 12 % x A = 114,84 +
= 1430,715
Terbuang melalui feses = 10 % x G = 143,07 +
79
Kebutuhan energi sehari = 1574 kkal
Serat =( x 22)
= 22g
Kebutuhan mikronutrien
= 400mcg
28. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin D
= 15mcg
29. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin K
= 20mcg
30. Kebutuhan Estimasi Asupan Vitamin C
Vitamin C =( x 45)
= 45mg
80
31. Kebutuhan Estimasi Asupan Ca
Ca =( x 1000)
= 1000mg
32. Kebutuhan Estimasi Asupan Fe
Fe =( x 9)
= 9mg
33. Kebutuhan Estimasi Asupan Mg
Mg =( x 95)
= 95mg
34. Kebutuhan Estimasi Asupan I
I =( x 120)
= 120mcg
35. Kebutuhan Estimasi Asupan Zn
Zn =( x 5)
= 5mg
36. Kebutuhan EstimasiAsupan Kalium
K =( x 3800)
= 3800mg
37. KebutuhanEstimasiAsupanNatrium
Na =( x 1200)
= 1200mg
38. KebutuhanEstimasiAsupanSelenium
Se =( x 20)
= 20mcg
39. KebutuhanEstimasiAsupanFosfor
P =( x 500)
= 500mg
40. KebutuhanEstimasiAsupanCairan
Air =( x 1500)
= 1500
81
Recall hari ke-1
82
goreng ½ sdm 5 gram 18,5 kkal
- Tahu goreng 1 bh kecl 40 gram 17,6 kkal
- Bakso pentol ½ gls 100 ml 0
Bengkoang
Air Putih
Total 1310,9 kkal
83
Recall hari ke-3
84
Dokumentasi An. MA
85
Gambar 10. Intervensi Gambar 11. Intervensi Gambar 12. Intrevensi
Gizi (Piring sehat) Edukasi Gizi (Piring sehat) Drama Edukasi Gizi
86
87