Anda di halaman 1dari 54

i Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019

KATA PENGANTAR

Tantangan persaingan usaha dan dunia kerja menuntut tidak hanya


kepemilikan ijazah tetapi juga perlu dilengkapi dengan bukti kompetensi dalam
bentuk sertifikasi. Kursus dan Pelatihan memberikan jawaban nyata dalam
memberikan layanan pendidikan sebagai penambah dan pelengkap bagi setiap
warga masyarakat agar bisa bersaing di era pasar terbuka. Pemberlakuan
kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mengharuskan upaya serius
semua negara-negara di Asia Tenggara untuk menyiapkan warganya agar memiliki
kompetensi untuk berkompetisi memberikan dan menunjukkan keunggulan
sumberdaya manusia masing-masing.

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan memiliki tugas dan fungsi untuk
melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan
kursus dan pelatihan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pengelolaan dan
penyelenggaraan kursus dan pelatihan diorientasikan pada upaya mempersiapkan
agar peserta didiknya dapat bekerja dan/atau berwirausaha. Adapun sasarannya
adalah warga masyarakat yang belum bekerja dan belum memiliki usaha sebagai
mata pencahariannya. Oleh karena itu, program kursus dan pelatihan tersebut
diharapkan memiliki dampak pada pengurangan jumlah pengangguran dan
pengentasan kemiskinan. Pada Februari 2016 data BPS menunjukkan jumlah
penganggur terbuka sebesar 7.024.172 jiwa dan pengganggur terbuka masih ada
7.024.172 jiwa. Sementara itu, terdapat sekitar 2,8 juta lulusan Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan yang yang memerlukan wawasan dan
kompetensi agar siap memasuki dunia kerja dan praktik wirausaha.

Guna memastikan adanya komitmen pembinaan dan fasilitasi kursus dan pelatihan
maka diperlukan adanya sebuah rencana yang bersifat strategik yang memandu
pelaksanaan program dan kegiatan dalam satu periode pemerintahan. Penyusunan
dokumen rencana jangka menengah dalam bentuk buku Rencana Strategis
Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 akan menjadi panduan dan kompas
pembangunan di bidang kursus dan pelatihan yang berdampak positif bagi
penyiapan SDM Indonesia yang kompeten dan memilik daya saing tinggi untuk
memenangkan Indonesia di era MEA. Dokumen rencana strategis ini merupakan
hasil review yang disesuaikan dengan perkembangan organisasi dan arah kebijakan
pada level tertinggi

Jakarta, April 2017


Direktur Pembinaan Kursus dan
Pelatihan

Dr. Yusuf Muhyidin


NIP. 19590105 198602 1 001

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Paradigma Pembinaan Kursus dan Pelatihan ........................................... 4
C. Tonggak Pencapaian dan Kondisi Umum ................................................. 7
D. Permasalahan dan Tantangan ………………………… ............................... 9

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ....................................... 23


A. Visi ............................................................................................................ 18
B. Misi ........................................................................................................... 18
C. Tujuan ....................................................................................................... 19
D. Sasaran Strategis ..................................................................................... 20

BAB III. ARAH DAN KEBIJAKAN STRATEGIS .......................................................... 21


A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ....................................................... 21
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pembinaan Kursus dan Pelatihan ................ 24
C. Program Pembinaan Kursus dan Pelatihan ............................................... 25
D. Tata Kelola ................................................................................................ 36

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ................................... 37


A. Target Kinerja RPJMN 2015-2019 ............................................................. 37
B. Kerangka Pendanaan ............................................................................... 38
C. Koordinasi dan Pengawasan Internal ........................................................ 39
D. Sistem Pemantauan dan Evaluasi ............................................................ 40

BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................... 41

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


BAB

1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keberhasilan dan kemajuan sebuah bangsa akan sangat ditentukan oleh sumberdaya
manusia yang terdidik dan terlatih melalui sistem pendidikan nasional yang terpadu dan
utuh. Negara telah memberikan jaminan konstitusional dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 31 bahwa: “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
Penyelenggaraan pendidikan yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
Dengan demikian, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semata tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan potensi sumberdaya alam yang kaya raya di wilayah
Nusantara. Kemudian, pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 13 dijelaskan jalur layanan pendidikan sebagai “Tri Pusat
Pendidikan” yang saling bersinergi dan saling menguatkan untuk membangun manusia
yang memiliki karakter dan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung
pembangunan di berbagai bidang kehidupan. Pengembangan layanan pendidikan
meliputi: (1) Pendidikan formal yang berbasis di sekolah atau perguruan tinggi; (2)
Pendidikan Non formal yang berbasis masyarakat atau di luar sekolah; dan (3)
Pendidikan Informal berbasis keluarga. Setiap jalur layanan pendidikan memiliki peran
dan fungsi yang unik sesuai dengan program dan sasaran peserta didiknya.

Pendidikan Non formal pada UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 dijelaskan sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
program sepanjang hayat. Layanan pendidikan non formal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditunjuk untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Secara kelembagaan, satuan pendidikan
non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis.
Secara khusus, program kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang

1 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Program kursus dan pelatihan memiliki peran dan fungsi strategis dalam peningkatan
sumberdaya manusia agar bisa bekerja dan berusaha mandiri untuk menambah dan
melengkapi pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat dalam kerangka
pendidikan kecakapan hidup (life skill education). Istilah kursus dan pelatihan
merupakan perpaduan dari dua konsep yaitu kursus (courses) dan pelatihan (training).
Muara dari program kursus dan pelatihan adalah peningkatan kompetensi seseorang
yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap di bidang profesinya
masing-masing yang ditandai dengan kepemilikan sertifikat pada setiap lulusannya. Hal
inilah yang membedakan dengan pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi
yang ditandai dengan ijazah pada setiap lulusannya.

Secara historis, pembinaan dan penyelenggaraan kursus dan pelatihan telah dilakukan
sejak bulan April tahun 1976 sebagai salah satu bagian dari program pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan masyarakat. Dalam beberapa dekade dan periode
kepemimpinan, kegiatan pembinaan kursus dan pelatihan dilakukan baik secara
kelembagaan, program, dan personil pendidik dan tenaga kependidikan secara sistemik
dan sistematis sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan UU
Nomor 20 Tahun 2003 keberadaan kursus dan pelatihan semakin menguat setelah
program kursus dan pelatihan dibina oleh Direktorat tersendiri yaitu Direktorat Kursus
dan Kelembagaan pada tahun 2006-2008 dan kemudian menjadi Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan sejak tahun 2008 hingga sekarang.

Sejarah panjang program pembinaan kursus dan pelatihan telah didukung oleh adanya
sejumlah program dan satuan atau Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Layanan
berbagai program kursus dan pelatihan tersebut dilaksanakan pada sekitar lebih dari
19.634 LKP yang sudah memilik Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK) dengan 27.562
program keterampilan di seluruh Indonesia. Capaian dan hasil pelaksanaan program
bantuan sosial Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dalam melayani peserta didik pada
tahun 2010 sebanyak 42.000; tahun 2011 sebanyak 72.302; tahun 2012 sebanyak
73.515; tahun 2013 sebanyak 50.885; dan tahun 2014 sebanyak 51.608. Jumlah
sasaran makin turun dari setiap tahunnya. Selain bantuan sosial penyelenggaraan
program PKH, terdapat pula bantuan biaya uji kompetensi peserta didik kursus dan
pelatihan. Jumlah peserta kursus dan pelatihan yang mengikuti Uji Kompetensi tahun
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 2
2009-2014 sebanyak 198.106 orang dengan jumlah peserta yang lulus sebanyak
138.038 orang (69,68%) melalui Lembaga Sertififkasi Kompetensi (LSP) yang berjumlah
33 jenis LSK dengan 1.020 Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang tersebar di seluruh
Indonesia. Pelaksanaan uji kompetensi dilakuan oleh sebanyak 1.460 penguji dan 103
master penguji.

Keberhasilan dan capaian pembinaan kursus dan pelatihan di atas masih belum
memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya angkatan kerja muda. Angkatan kerja
mencerminkan jumlah penduduk yang secara aktual siap memberikan kontribusi
terhadap produk barang dan jasa di suatu wilayah atau negara. Di Indonesia terdapat
127,67 juta orang angkatan kerja dengan 120,65 juta penduduk bekerja. Dengan
demikian jumlah pengangguran sebesar 7,02 juta orang. Jumlah pengangguran di
Indonesia tetap berada di kisaran 5 – 7 % dalam tiga tahun terakhir. Pada Februari
2014 – 2016 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara berurutan mencapai 5,7%,
5,81%, dan 5,50%. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menempati posisi tertinggi yaitu 9,84%, disusul TPT
Diploma sebesar 7,22%. Sementara, TPT yang paling rendah adalah pada lulusan SD
ke bawah sebesar 3,44%. Kecenderungan meningkatnya jumlah pengangguran terdidik
justru terjadi pada lulusan pendidikan yang sebenarnya disiapkan untuk dapat bekerja
dan bersaing di pasar kerja, yaitu di SMK dan Perguruan Tinggi. Di sisi lain, jumlah
wirausahawan sebagai penggerak ekonomi Indonesia juga masih sangat minim di mana
pada tahun 2016 baru mencapai 1,65%, Singapura mencapai 7%, Malaysia 5%, dan
Thailand 3%. (www.detik.finance.com). Di sisi lain MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
sudah menyepakati 18 jenis jabatan pekerjaan atau keterampilan yang siap dibuka bagi
para pekerja dari dan ke berbagai wilayah atau negara di Asia Tenggara. Jenis
pekerjaan atau ketarmpilan tersebut, antara lain: pelayanan kesehatan, pelayanan
transportasi, arsitekstur, pendidikan, akuntan, turisme, pelayanan hukum,
telekomunikasi, dan lain sebagainya.

Lembaga Pendidikan, Kursus dan Pelatihan di Indonesia harus mampu merancang


kurikulum dan pembelajaran untuk melahirkan lulusan yang siap bersaing di era MEA.
Lembaga pendidikan, kursus dan pelatihan harus mampu bersaing dengan kawasan
lainnya dalam menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia. Perlu
ada upaya perubahan paradigma dan orientasi pendidikan yang lebih mengarah pada
program vokasi. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan sertifikasi bagi lulusan
sekolah menengah dan pendidikan tinggi melalui program kursus dan pelatihan
keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Revitalisasi
3 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
kursus dan pelatihan diharapkan mampu menjawab permintaan sumberdaya manusia
yang kompeten (demand side) sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri untuk
kemudian menata kedalam untuk menyiapkan sistem dan mekanisme penyediaan
tenaga kompeten yang dibutuhkan (supply side). Secara alamiah, program kursus dan
pelatihan didesain untuk secara proaktif menangkap permintaan pengguna SDM karena
fleksibilitas program dan layanan yang bisa diberikan. Maka, pembinaan kapasitas
program dan kelembagaan kursus dan pelatihan sangat penting dan strategis untuk
menghasilkan SDM yang berdaya saing di regional (ASEAN) maupun internasional.

B. PARADIGMA PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan dikembangkan dengan


memperhatikan paradigma pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan
pembinaan kursus dan pelatihan, antara lain:

1. Pendidikan untuk Semua


Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia adalah amanat konstitusi.
Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia,
tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin keberpihakan kepada peserta didik
yang memiliki hambatan fisik, mental, ekonomi, sosial, ataupun geografis.

2. Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak lahir
hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem terbuka yang
memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program secara lintas
satuan dan jalur pendidikan.

3. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan


Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang
sebaik-baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat memberi
kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal.
Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang
mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh masyarakat.
Sebagai sebuah gerakan sistem pembinaan kursus dan pelatihan didasarkan pada
prinsip pendidikan berbasis masyarakat (Community-Based Education).

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 4


4. Pendidikan Menghasilkan Insan Pembelajar
Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong
peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif
dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan
memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu
menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik. Penyelenggaraan
kursus dan pelatihan harus membentuk insan dan masyarakat pembelajar
(Learning Society)

5. Pendidikan Membentuk Karakter


Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan
kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran,
berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.

6. Satuan Pendidikan yang Berorientasi Kecakapan Hidup


Pendidikan pada kursus dan pelatihan diselenggarakan untuk memberikan
kecapakan hidup bagi setiap peserta didiknya. Kecakapan hidup merupakan
instrumen penting bagi setiap warga negara akan dapat menjalani hidup dan
kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.

7. Pendidikan Berbasis Kompetensi


Pendidikan pada kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal kompetensi untuk mengembangkan diri, mengembangkan
profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.

8. Pendidikan Alternatif-Solutif
Pendidikan pada kursus dan pelatihan diselenggarakan sebagai alternatif
masyarakat memilih kompetensi yang dibutuhkan secara aktual dan kekinian
sehingga lebih menjawab kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis sekaligus
menjadi solusi bagi pengentasan kemiskinan dan pengangguran serta masalah
sosial lainnya.

9. Pendidikan Orang Dewasa


Pendidikan pada kursus dan pelatihan diselenggarakan dengan
mempertimbangkan peserta didik atau warga belajar yang relatif dewasa sehingga
harus diselenggarakan dengan pendekatan pendidikan orang dewasa (adult
learning) di mana setiap peserta didik telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
sebelumnya yang perlu dihargai kemudian dikembangkan.

5 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


10. Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan pada kursus dan pelatihan diselenggarakan untuk memberikan
pembelajaran kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi masa depan dengan menjaga kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan serta menjaga kesejahteraan umum masyarakat.

C. TONGGAK PENCAPAIAN DAN KONDISI UMUM

Berbagai terobosan dan capaian pembangunan kursus dan pelatihan tergambar pada
peningkatan kualitas lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan, antara lain oleh
jumlah lembaga dan peserta didik. Jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang telah
terakreditasi mencapai 1.799 dari 19.634 lembaga pada tahun 2016.

Secara lebih teknis capaian pembangunan kursus dan pelatihan terbagi dalam 3 (tiga)
bidang, yaitu perluasan akses, peningkatan mutu & relevansi, dan perbaikan tata kelola
melalui peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.

1. Perluasan Akses Kursus dan Pelatihan


Dalam rangka meningkatkan kecakapan kerja maupun keterampilan berwirausaha,
program perluasan akses kursus dan pelatihan yang telah dilaksanakan adalah
Program Pendidikan Kecakap Hidup (PKH) yang dalam perjalanannya selama
tahun 2009 – 2016 adalah Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota
(KWK), PKH Lembaga Pendidikan, PKH Daerah Khusus, PKH SMK/POLTEK,
Kelompok Usaha Pemuda Produktif, Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan,
Kursus Para-Profesi, Kursus Keterampilan Kreatif, Desa Vokasi, dan berbagai
pendidikan kewirausahaan.

Pada tahun 2016, program Pendidikan Kecakapan Hidup dijadikan sebagai


program induk dari dua orientasi program pembinaan kursus dan pelatihan yaitu
Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Hingga tahun 2016 peserta didik kursus dan pelatihan yang memperoleh bantuan
program tersebut mencapai 430.266 orang, dengan rincian pertahun sebagai
berikut:

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 6


Tabel 1
Jumlah Peserta Didik Program PKH 2010-2016
Tahun
Program Total
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan
Kecakapan
42,000 72,302 73,515 50,885 53,608 59,990 77,966 430,266
Hidup
Sumber: Ditbinsuslat, 2016

2. Peningkatan Mutu dan Relevansi


Dalam rangka peningkatan mutu dan relevansi program kursus dan pelatihan,
program yang telah dilaksanakan hingga tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2
Daftar Program dalam Rangka Peningkatan Mutu dan Relevansi Hingga Tahun
2015

No Program Jumlah Satuan Keterangan


Standar Kompetensi Kerja Nasional
1 40 Jenis
Indonesia (SKKNI)
2 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 46 Jenis
Kurikulum (Berbasis Kompetensi &
3 42 Jenis
KKNI)
Terdiri dari 159
4 Bahan Ajar Cetak 36 Jenis
Bahan Ajar
Terdiri dari 858
5 Bahan Ajar Audio Visual 41 Jenis
Bahan Ajar
6 Standar sarana & Prasarana 10 Jenis
Lembaga Sertifikasi Kompetensi
7 33 Lembaga
(LSK)
Pembentukan & Pembinaan Tempat
8 1.083 Lembaga
Uji Kompetensi
9 Pelatihan Penguji 1.466 Orang
10 Pelatihan Master Penguji 103 Orang
11 Bantuan Uji Kompetensi 198.106 Orang
12 Revitalisasi LKP 430 Lembaga
13 BOP LKP 1.041 Lembaga
*) Sumber: Buku Data/informasi Kursus dan Pelatihan, 2016

3. Perbaikan Tata Kelola melalui Efektifitas Birokrasi dan Pelibatan Publik


Dalam upaya perbaikan tata kelola melalui efektifitas birokrasi dan pelibatan publik,
program-program yang telah diselenggarakan adalah sebagai berikut:
a. Bantuan Operasional Penyelenggaraan Organisasi Mitra (BOP Ormit) yaitu
pemberian bantuan kepada ormit untuk penguatan program manajerial dan

7 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


kapasitas organisasi yang terkait dengan program-program pembinaan dan
pengembangan kursus dan pelatihan.
b. Penguatan manajemen dan pembelajaran melalui pemagangan. Program ini
ditujukan untuk meningkatkan mutu manajemen dan pembelajaran di LKP
berkinerja C atau D dengan cara menyertakan LKP tersebut dalam program
pemagangan di LKP yang berkinerja A atau B. Sampai dengan tahun 2015
peserta yang ikut magang berjumlah 5.040 orang perwakilan lembaga di 137
lembaga penyelenggaran program magang.
c. Apresiasi yang diberikan kepada LKP yang berprestasi di tingkat nasional.
Sampai dengan tahun 2015 sudah banyak lembaga dari berbagai bidang
keterampilan yang menerima apresiasi tersebut dengan berbagai kategori.
d. Apresiasi kepada peserta didik yang berprestasi di tingkat nasional.
e. Penghargaan bagi pengabdi kursus. Penghargaan ini diberikan kepada
perorangan maupun pemerintah daerah yang telah memberikan kontribusi pada
pengembangan kursus dan pelatihan di daerahnya.
f. Pembentukan konsorsium yang merupakan para ahli di bidang tertentu, untuk
membantu merumuskan berbagai program kursus dan pelatihan.
g. Pameran kursus dan pelatihan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1)
menambah wawasan dan pengetahuan pengelola kursus; 2) mempromosikan
jenis kursus yang dipamerkan kepada masyarakat; 3) memberikan layanan
informasi lengkap tentang kursus dan pelatihan kepada masyarakat; 4) sebagai
wahana dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kursus dan pelatihan.

D. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

1. Analisis Lingkungan Strategis


Penyelenggaraan kursus dan pelatihan erat kaitannya dengan beberapa situasi
antara lain: kecenderungan struktur angkatan kerja, pengangguran,
pengarusutamaan pendidikan vokasi dan keberadaan lembaga kursus dan
pelatihan di Indonesia. Angkatan kerja mencerminkan jumlah penduduk yang
secara aktual siap memberikan kontribusi terhadap produk barang dan jasa di
suatu wilayah atau negara. Terdapat 127,67 juta orang angkatan kerja dengan
120,65 juta penduduk bekerja dan 7,02 juta yang masih menganggur. Informasi
lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 3.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 8


Tabel 3
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun 2014-

2016
*) Sumber: PDSPK, 2016

Sementara itu, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan


persentase penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang berpartisipasi aktif di
pasar kerja. TPAK Indonesia menunjukan 68,06% jumlah orang yang bekerja.
Artinya, terdapat 68 orang yang bekerja dari 100 orang penduduk usia 15 tahun ke
atas yang dinyatakan sebagai angkatan kerja. Ini merupakan salah satu bukti
adanya bonus demografi, di mana terdapat 68 orang bekerja yang dapat
menanggung beban 100 orang penduduk.

Jika dilihat dari persepektif analisis gender, TPAK laki-laki sebesar 83,46%,
sementara perempuan hanya sebesar 52,71%. Hal ini menunjukkan bahwa kaum
laki-laki sudah 83% berpartisipasi untuk bekerja dibandingkan kaum perempuan
yang baru 53% ikut serta dalam bekerja (Badan Pusat Statistik, 04 Mei 2016).
Perlu memperkuat pelibatan kaum perempuan untuk dapat bekerja dengan
didorong dan diberi kemampuan atau keterampilan untuk bekerja. Adapun, jika
dilihat dari aspek geografis, jumlah pengangguran terbuka di perkotaan masih lebih
tinggi mencapai 6,53% dibandingkan dengan masyarakat perdesaan yang
mencapai 4,35%. Hal ini juga dapat memberikan arah dan perspektif
pengembangan program pendidikan kejuruan dalam rangka penanggulangan
pengangguran dan pengentasan kemiskinan yang proporsional di perdesaan
maupun perkotaan

9 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Jumlah pengangguran di Indonesia tetap berada di kisaran 5 – 7 % dalam tiga
kurun waktu terakhir ini. Pada Februari 2014 – 2016 Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) secara berurutan mencapai 5,7%, 5,81%, dan 5,50%. Jika dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
menempati posisi tertinggi yaitu 9,84%, disusul TPT Diploma sebesar 7,22%.
Sementara, TPT yang paling rendah adalah pada lulusan SD ke bawah sebesar
3,44%. Tren pengangguran terdidik terus menurun pada setiap jenjang pendidikan,
kecuali untuk SMK (mencapai 0,79 point) dan Universitas (mencapai 0,88 point).
Meskipun demikian, upaya penyelarasan pendidikan dan duni kerja melalui
pendidikan kejuruan baik formal maupun non formal harus diperkuat untuk
memberikan bekal keterampilan dan kompetensi kepada angkatan kerja muda
terdidik agar mereka dapat bekerja maupun berwirausaha. Kecenderungan
meningkatnya jumlah pengangguran terdidik justru terjadi pada lulusan pendidikan
yang sebenarnya disiapkan untuk dapat bekerja dan bersaing di pasar kerja, yaitu
di SMK dan Perguruan Tinggi.Data lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2014-2016

Sumber: BPS, 2016

Dengan demikian, perlu ada upaya perubahan paradigma dan orientasi program
pendidikan di pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dalam bentuk
penambahan keterampilan dan peningkatan kompetensi bagi para lulusan sekolah
menengah dan pendidikan tinggi. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan
sertifikasi bagi lulusan sekolah menengah dan pendidikan tinggi melalui program
kursus dan pelatihan keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan
dunia industri. Maka diperlukan desain revitalisasi pendidikan kejuruan diharapkan
mampu menjawab permintaan sumberdaya manusia yang kompeten (demand

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 10


side) sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri untuk kemudian menata kedalam
untuk menyiapkan sistem dan mekanisme penyediaan tenaga kompeten yang
dibutuhkan (supply side).

Pendidikan vokasi atau kejuruan pada jalur pendidikan informal dilakukan dalam
bentuk magang atau “terjun langsung” ke lapangan kerja yang akan dimasuki yang
merupakan model pendidikan dan pelatihan tertua yang secara alami diterapkan
oleh para orang tua atau orang yang sudah ahli di bidangnya untuk menerima
orang yang mau belajar bekerja atau berwirausaha di tempatnya. Pendidikan
vokasi pada jalur pendidikan non formal di LKP, PKBM, SKB dan satuan
pendidikan non formal lainnya diselenggarakan dengan prinsip fleksibel, praktis
dan fungsional. Dengan fleksibilitasnya, layanan pendidikan vokasi pada
pendidikan non formal dapat dengan cepat memberikan solusi pengembangan
keterampilan dan kompetensi kepada masyarakat yang membutuhkan.Kurikulum
dan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan serta dievaluasi lebih
mudah dan cepat untuk menyesuaikan dengan permintaan masyarakat dan DUDI.

Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tahun 2016 terdapat
19.634 LKP di seluruh Indonesia. Dari 19.634 LKP tersebut menyelenggarakan
28.969 program jenis keterampilan. Jumlah LKP terbanyak di Provinsi Jawa Timur
sebanyak 3.108 LKP, disusul Jawa Barat 2.749 LKP, Jawa Tengah 2.192 LKP, dan
Sumatera Utara 1.720 LKP. Sedangkan, jumlah LKP paling sedikit berada di
Provinsi Kalimantan Utara sebanyak 29 LKP. Uraian lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 5.

11 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Tabel 5
Jumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan di Indonesia
Berdasarkan Provinsi dan Jumlah Program Yang Diselenggarakan 2016
NO PROVINSI JUMLAH LEMBAGA JUMLAH PROGRAM
1 Jawa Timur 3.108 4.396
2 Jawa Barat 2.749 4.085
* 3 Jawa Tengah 2.192 3.326
) 4 Sumatera Utara 1.720 2.126
5 DKI Jakarta 835 1.191
S 6 Sumatera Selatan 595 883
u 7 Lampung 634 942
m 8 Sulawesi Selatan 578 892
b 9 Bali 559 859
e 10 Nusa Tenggara Barat 529 785
r 11 Banten 470 940
: 12 Nusa Tenggara Timur 457 542
13 Jambi 410 507
i 14 Sulawesi Tengah 400 562
n 15 Aceh 379 641
f 16 Sumatera Barat 362 626
o 17 Kalimantan Timur 331 592
k 18 Kalimantan Selatan 337 509
s
19 Kepulauan Riau 331 548
u
20 Bengkulu 276 424
m
21 Riau 334 431
b
e 22 DI Yogyakarta 309 457
w23 Sulawesi Utara 278 551
24 Kalimantan Barat 277 360
w25 Sulawesi Tenggara 211 383
w26 Sulawesi Barat 184 271
w27 Kalimantan Tengah 157 238
. 28 Bangka Belitung 157 187
i 29 Maluku Utara 143 206
n 30 Gorontalo 116 187
f 31 Maluku 104 153
o 32 Papua 55 67
k 33 Papua Barat 28 53
u 34 Kalimantan Utara 29 49
i Indonesia 19.634 28.969
w
www.infokursus.net, 2016

Sepuluh terbesar program kursus dan pelatihan yang diselenggarakan oleh LKP
yaitu: (1) Komputer sebanyak 6.015 program, Bahasa Inggris 4.689, Menjahit,
3.258, Tata Kecantikan Rambut 1.921, Bimbingan Belajar 1.835, Tata Rias
Pengantin 1.721, Tata Kecatikan Kulit 943, Otomotif 597, Mengemudi 539, dan
Tata Boga 458 program. Jenis kursus dan pelatihan yang diselenggarakan lebih
berorientasi pada pengembangan diri dan pengembangan kegiatan industri
perumahan (home industri) di sektor usaha mikro, kecil seperti menjahit, tata

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 12


kecantikan rambut dan kulit (wajah), tata rias pengantin. Belum banyak yang kursus
yang diorientasikan pada kegiatan industri yang skalanya lebih menengah apalagi
besar di bidang otomotif, konstruksi, dan manufaktur. Program kursus dan pelatihan
ke depan harus diorientasikan pada pengembangan kompetensi yang dibutuhkan
industri menengah bahkan besar. Dalam rangka akselerasi pengembangan
kompetensi untuk industri menengah ke atas dalam bidang konstruksi langkah yang
diambil adalah kerjasama dengan beberapa kementerian dan DUDI seperti dengan
kementerian pekerjaan umum yang dilakukan mulai tahun 2016.

2. Permasalahan dan Tantangan Pembinaan Kursus dan Pelatihan Periode 2015-


2019

Permasalahan dalam hal pembinaan kursus dan pelatihan adalah banyaknya


lembaga kursus dan pelatihan yang terstandar namun tidak menjamin
meningkatnya kualitas pendidikan dan keterampilan kerja bagi peserta didik serta
diserap di dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh antara lain: a) belum diterapkannya
kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar kompetensi kerja
nasional Indonesia (SKKNI), b) rendahnya kualitas pendidikan non formal ,
khususnya kursus keterampilan bagi angkatan kerja muda, c) belum adanya
jaminan standarisasi layanan lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan, d)
belum selarasnya pendidikan dan pelatihan kerja yang dilakukan pemerintah dan
swasta sesuai kebutuhan pembangunan daerah dan dunia industri.

Beberapa tantangan dalam pembinaan kursus dan pelatihan:


a. Kebutuhan sumber daya manusia terampil yang ditunjukkan bagi kemampuan
kerja dan sertifikat yang diakui pengguna lulusan untuk mengisi peluang kerja di
berbagai negara khususnya di tingkat ASEAN menyikapi implementasi MEA;
b. Globalisasi yang memberikan konsekuensi pada terbukanya persaingan bebas
antar negara dan kawasan serta pengembangan standar kualifikasi SDM.
Terjadinya persaingan produk dan persaingan dalam penyelenggaraan kursus
dan pelatihan untuk mempersiapkan SDM yang profesional dan akuntabel yang
siap bekerja di manapun. Grafik 1 memperlihatkan kebutuhan tenaga kerja di
seluruh dunia.

13 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Grafik 1
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja di Seluruh Dunia

Sumber: BNP2TKI, 2016

c. Masyarakat Ekonomi ASEAN


Perjanjian kerja sama ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berlaku mulai Desember 2015 yang
membuka pasar bebas bagi sesama warga negara di ASEAN untuk bekerja di
luar negaranya di negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara.
Selain mempertahankan pangsa pasar kerja di tingkat lokal, para pekerja
Indonesia juga harus dipersiapkan untuk merambah ke negara lain misalnya
Singapura, Malaysia, Thailand. Lembaga Pendidikan formal dan non formal
seperti: Kursus dan Pelatihan di Indonesia harus mampu merancang kurikulum
dan pembelajaran untuk melahirkan lulusan yang siap bersaing di era MEA.
Pada tahap awal pelaksanaan MEA, 18 jenis jabatan pekerjaan atau
keterampilan yang siap dibuka bagi para pekerja dari dan ke berbagai wilayah
atau negara di Asia Tenggara. Jenis pekerjaan atau keterampilan tersebut,
antara lain: pelayanan kesehatan, pelayanan transportasi, arsitekstur,
pendidikan, akuntan, turisme, pelayanan hukum, telekomunikasi, dan lain
sebagainya, seperti yang dapat dilihat pada Grafik 2.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 14


Grafik 2
Pergerakan SDM dalam Menghadapi MEA

d. Bonus Demografi 2035 dimana jumlah penduduk produktif (usia 15 – 64) akan
jauh lebih besar dari pada usia non produktif (di bawah 15, dan di atas 64);
dengan rasio ketergantungan (depedency ratio) 0,4 – 0,5, artinya setiap 100
penduduk produktif, hanya akan menanggung 40 – 50 penduduk non-produktif,
artinya satu orang tenaga produktif hanya akan menanggung kira-kira 2 orang
saja. Penyiapan sejumlah sektor usaha dan industri berbasis massa atau padat
karya harus diciptakan dan kemudian disiapkan kompetensi yang diperlukan
agar potensi bonus demografi yang ada dapat dimanfaatkan untuk
produktivitas masyarakat. Dunia pendidikan baik formal dan non formal
khususnya kursus dan pelatihan harus menyiapkan grand design atau road
map yang menggambarkan rencana jangka menengah dan panjang
pengembangan SDM yang disinergikan dengan rencana usaha dan industri
yang akan dibangun selama periode 2020-2035.

e. Penurunan penduduk produktif di sejumlah negara maju akibat keberhasilan


pengendalian pertumbuhan penduduknya mengakibatkan tidak terpenuhinya
pasar kerja sektor rumah tangga atau industri kecil dan menengah di negara
tersebut; hal ini memberikan peluang bagi pekerja dari negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia

15 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Indonesia melalui penajaman pendidikan vokasi kursus dan pelatihan
diperlukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing.

f. Pertumbuhan ekonomi Indonesia


Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi sumber daya
alam yang melimpah maka Indonesia berpotensi untuk menjadi penggerak
ekonomi global, terutama dengan krisis pangan dan energi yang mulai
melanda dunia global saat ini. Program ketahanan pangan dan energi harus
menjadi prioritas dalam merencanakan pembanguan ekonomi dan peningkatan
produktivitas bangsa.Dengan pengelolaan perekonomian berbasis potensi
sumberdaya alam dan budaya setempat, Indonesia semestinya mampu
menjadi pengendali ketahanan pangan dan energi dunia. Oleh karena itu,
pengembangan ekonomi berbasis potensi sumberdaya alam perlu didorong
dan ditingkatkan. Untuk itu, perlu pekerja dan pelaku usaha di sektor
agrobisnis dan agroteknologi yang ditopang dengan pengembangan sektor
industri jasa maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus membaik.
Untuk mempercepat penyediaan tenaga kerja di sektor ketahanan pangan dan
energi ini maka, perlu dibuka dan diberikan insentif untuk menyelenggarakan
program pendidikan vokasi berbasis sumberdaya alam lokal yaitu sektor
pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan. Industrialisasi pada sektor
pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan mendesak untuk dilakukan
dengan menyiapkan SDM yang handal dan profesional. Selain itu,
penumbuhan ekonomi dan pengembangan kawasan (wilayah) berbasis potensi
sumberdaya alam dan budaya lokal harus didukung oleh kesiapan SDM yang
handal dan profesional serta berdaya saing.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 16


BAB

2 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN


STRATEGIS

A. VISI

Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang unggul dan berkualitas, sejalan
dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019, berikut adalah visi
Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019, sebagai berikut:

“TERWUJUDNYA PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN BERKUALITAS UNTUK


MEMBENTUK INSAN YANG CERDAS, TERAMPIL, MANDIRI, BERKARAKTER,
PROFESIONAL, DAN BERDAYA SAING”

B. MISI

Untuk mencapai visi tersebut, berikut ini misi rencana selanjutnya diuraikan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan akses layanan kursus dan pelatihan yang merata bagi angkatan
kerja muda yang tidak bersekolah, menganggur dan berasal dari keluarga kurang
mampu.
2. Meningkatkan kualitas dan relevansi kursus dan pelatihan untuk mendukung
produktivitas dan daya saing lulusan.
3. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan kursus dan pelatihan.
4. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kelembagaan kursus dan pelatihan melalui
pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran.
5. Meningkatkan kerja sama, kemitraan dan partisipasi publik dalam pengelolaan
kursus dan pelatihan.
6. Memperkuat tata kelola pembangunan dan pembinaan kursus dan pelatihan.

C. TUJUAN STRATEGIS

Agar visi dan misi Pembinaan Kursus dan Pelatihan dapat terwujud, perlu dirumuskan
tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2015-2019 yang jelas dan terukur, untuk
menggambarkan ukuran-ukuran pelaksanaan misi demi tercapainya visi. Perumusan
tujuan dan sasaran strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019, disusun

17 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


berdasarkan jenis layangan pada Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan serta
sistem tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan kursus dan pelatihan
yang bermutu, dalam rangka mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil, mandiri,
berkarakter, profesional dan berdaya saing.

Tujuan strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019, adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya akses pendidikan kecakapan hidup yang berorientasi pada
pendidikan kecakapan kerja dan pendidikan kecakapan wirausaha
2. Meningkatnya kualitas dan relevansi kursus dan pelatihan melalui program magang
pada dunia usaha/dunia industri
3. Meningkatnya kualitas dan relevansi pembelajaran kursus dan pelatihan melalui
pengembangan berbagai standar-standar pembelajaran, antara lain: KKNI, SKL
berbasis KKNI, Kurikulum, sarana-prasarana pembelajaran.
4. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga pendidikan kursus dan pelatihan
yang tersertifikasi baik nasional maupun internasional
5. Meningkatnya jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang menerapkan manajemen
kelembagaan yang mengarah kepada akreditasi nasional maupun standar
manajemen tersertifikasi
6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana-prasarana pembelajaran kursus dan
pelatihan yang sesuai dengan jenis kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan dunia
usaha/dunia industri
7. Meningkatnya jenis, jumlah kerja sama dan kemitraan dengan dunia usaha/dunia
industri serta dengan berbagai organisasi profesi dan kementerian/lembaga terkait
8. Meningkatnya tata kelola pembangunan dan pembinaan kursus dan pelatihan yang
transparan dan akuntabel dalam rangka branding baik di tingkat nasionan, regional
maupun internasional.

D. SASARAN STRATEGIS

Tingkat ketercapaian melalui misi yang dirinci dalam tujuan strategis di atas diukur
dengan pencapaian sejumlah sasarana strategis atau sasaran pokok yaitu
Terselenggaranya pendidikan kecakapan hidup untuk bekerja dan berwirausaha
yang berstandar nasional, berwawasan gender, pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan (ESD), dan kewarganegaraan global. Sasaran strategis atau sasaran
pokok dimaksud menggambarkan kondisi yang hendak dicapai, serta ditetapkan dalam
Renstra Ditjen PAUD-Dikmas 2015-2019 yang telah menetapkan beberapa indikator,
diantaranya dapat dilihat pada uraian berikut:
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 18
Tabel 6
Sasaran Strategis Kursus dan Pelatihan

No. Sasaran Strategis Capaian s/d 2019


Terlayaninya angkatan kerja muda yang tidak sekolah, 400.000 orang
1. menganggur, dan atau berasal dari keluarga miskin
dengan pendidikan kecakapan kerja
Terlayaninya angkatan kerja muda yang tidak sekolah, 200.000 orang
2. menganggur, dan atau berasal dari keluarga miskin
dengan pendidikan kecakapan wirausaha
Terbentuknya satuan pendidikan non formal /lembaga 75 Kabupaten/kota
3.
kursus dan pelatihan rujukan pada tingkat kabupaten/kota
4. Tersusunnya standar program kursus dan pelatihan 169 standar
Terlayaninya lembaga kursus dan pelatihan dan organisasi 3.633 lembaga
5.
mitra dengan bantuan penguatan kelembagaan
Tersusunnya Kompetensi Kerja Terstandarisasi 23 jenis SKL
6.
Nasional/Standar kompetensi lulusan
7. Terbentuk dan dibinanya tempat uji kompetensi (TUK) 1.626 TUK
Terlayaninya peserta didik kursus dan pelatihan dengan 579.773 orang
8.
bantuan uji kompetensi
Pemberian bimbingan teknis kepada lembaga 4.088 lembaga
9.
penyelenggaran kursus dan pelatihan
10. Tervalidasinya lembaga kursus dan pelatihan 5.404 lembaga
Lembaga kursus dan pelatihan yang siap untuk di 4.000 lembaga
11.
akreditasi
Tersedianya master penguji dan penguji kursus dan 1.207 orang
12.
pelatihan yang telah mengikuti uji kompetensi
Terlayaninya peserta didik kursus mengikuti magang pada 141.000 orang
13.
dunia usaha.dunia industri

19 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


BAB

3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Arah kebijakan dan strategi dirancang sebagai pendekatan dalam upaya memecahkan
masalah krusial yang terjadi pada rentang waktu 2015-2019 yang berdampak pada
pencapaian sasaran nasional dan sasaran strategis pembinaan kursus dan pelatihan. Arah
kebijakan dan strategi nasional yang tercantum dalam Nawacita, yaitu mewujudkan
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong,
merupakan acuan dalam menyusun kerangka kebijakan dan pengembangan program
pembinaan kursus dan pelatihan di Indonesia.

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Nawacita yang menjadi arah kebijakan dan strategi nasional pembinaan kursus dan
pelatihan terkait dengan Nawacita 5 “Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia” dan Nawacita 6 “Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya
Saing di Pasar Internasional”. Arah Kebijakan dan Strategi mengacu pada Nawacita 5
diterjemahkan dalam pelaksanaan program-program pembinaan kursus dan pelatihan,
terutama program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) yang diarahkan bagi warga
masyarakat putus sekolah, menganggur dan kurang mampu (miskin) untuk dididik dan
dilatih agar menguasai keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan, bakat-minat,
dan peluang kerja atau usaha mandiri. Arah kebijakan program Pendidikan Kecakapan
Hidup (PKH) pada kursus dan pelatihan yaitu:

1. Meningkatkan akses program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) bagi warga


masyarakat dari keluarga kurang mampu usia 16 sampai dengan 40 tahun yang
belum bekerja di lembaga kursus dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan kerja yang memadai dalam bekerja, melalui:
a. Penyediaan bantuan beasiswa kursus bagi warga masyarakat usia 16-21 tahun
dari keluarga kurang mampu yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk
mengikuti program PKK atau PKW.
b. Penyediaan bantuan untuk mengikuti Uji kompetensi bagi warga masyarakat usia
16 sampai dengan 40 tahun yang telah menyelesaikan program PKK.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 20


2. Meningkatkan akses program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bagi warga
masyarakat dari keluarga kurang mampu usia 16 sampai dengan 40 tahun yang
belum bekerja memilki keterampilan usaha untuk bekerja mandiri.

Arah Kebijakan dan Strategi mengacu pada Nawacita 6 tersebut melalui:


1. Peningkatan akses program Magang bagi Peserta Didik Kursus usia 18-35 tahun
yang belajar bekerja di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) agar memiliki
kompetensi kerja berdaya saing dan sesuai dengan kebutuhan DUDI.
2. Peningkatan akses terhadap layanan kursus dan pelatihan melalui peningkatan mutu
lembaga kursus dan pelatihan (LKP) agar lulusannya memiliki keterampilan yang
dibutuhkan lapangan kerja dan mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi di
lingkungan kerja.
3. Penguatan penjaminan mutu layanan kursus melalui:
a. Penguatan penerapan 8 standar nasional pendidikan di lembaga kursus dan
pelatihan (LKP) di kabupaten/kota di Indonesia dalam upaya meningkatkan
akses lembaga kursus dan pelatihan untuk diakreditasi oleh Badan Akreditasi
Nasional (BAN).
b. Penyusunan standar-standar kursus dan pelatihan
c. Penguatan manajemen LKP
d. Peningkatan kapasitas penyelenggara/pengelola lembaga kursus dan pelatihan
melalui uji kompetensi bagi pengelola lembaga kursus dan pelatihan

21 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


e. Peningkatan kapasitas instruktur kursus dan pelatihan melalui uji kompetensi
bagi instruktur kursus dan pelatihan
f. Peningkatan kapasitas Organisasi Mitra Penyelenggara Kursus
g. Peningkatan mutu kompetensi peserta didik kursus
4. Penyelarasan Kurikulum Kursus dengan kompetensi kerja yang diinginkan DUDI,
melalui:
a. Revitalisasi kurikulum kursus yang memberikan keterampilan yang dibutuhkan di
era MEA dan abad ke-21
b. Kerja sama kemitraan dengan DUDI dalam pelaksanaan pembelajaran kursus
dan pelatihan
c. Penyediaan bahan ajar daring (on line)
5. Penguatan sistem penilaian kursus yang komprehensif dan kredibel, melalui:
a. Peningkatan mutu validitas dan kredibilitas uji kompetensi peserta didik kursus
b. Peningkatan mutu penguji uji komptensi peserta didik kursus
c. Peningkatan mutu Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga lain yang
memiliki kewenangan melaksanakan uji kompetensi peserta didik kursus
6. Harmonisasi standardisasi dan sertifikasi kompetensi melalui kerja sama lintas
sektor, lintas daerah, dan lintas negara mitra usaha dalam kerangka keterbukaan
pasar.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN

1. Arah kebijakan dan strategi untuk mendukung Nawacita 5:


a. Peningkatan akses kursus dan pelatihan di seluruh wilayah Indonesia khususnya
menjangkau daerah 3T
b. Penguatan peran pengelola lembaga kursus dan pelatihan, instruktur kursus,
tenaga kependidikan, peserta didik kursus, organisasi mitra, konsorsium, dinas
pendidikan kab/kota, UPT PAUD dan DIKMAS, kementerian terkait, DUDI dalam
ekosistem pendidikan guna mewujudkan keterlibatan publik
c. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran kursus yang berorientasi pada
pembentukan karakter kerja positif

2. Arah kebijakan dan strategi untuk mendukung Nawacita 6:


Untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional,
peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan Ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) sangat diperlukan. Ketersediaan manusia yang terampil, cerdas dan memiliki
sikap kerja yang baik merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan.
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 22
Oleh sebab itu, arah kebijakan dan strategi yang diperlukan untuk mendorong
tercapainya sasaran strategis berkaitan dengan peningkatan akses, kualitas dan
relevansi kursus dan dunia kerja. Arah kebijakan dan strategi yang dilakukan
meliputi:
a. Meningkatkan akses kursus dengan strategi:
(1) Peningkatan jangkauan kursus ke daerah 3T
(2) Pengembangan SKB sebagai satuan lembaga kursus percontohan tingkat
kabupaten/kota
(3) Penyediaan beasiswa kursus melalui program PKK, PKW, PIP dan beasiswa
uji kompetensi
b. Meningkatkan relevansi program kursus dengan kebutuhan dunia kerja (link and
match) melalui:
(1) Peningkatan mutu peserta didik dengan penerapan pendidikan karakter dan
kurikulum kompetensi berbasis KKNI dalam proses belajar mengajar
(2) Peningkatan kesiapan peserta didik kursus untuk memasuki pasar kerja
melalui program permagangan
(3) Pengembangan kurikulum yang diselaraskan dengan kebutuhan lapangan
kerja
(4) Pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKK) pada setiap LKP dan Peningkatan
frekuensi job fair
(5) Pembentukan Forum Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja yang
terdiri dari unsur lembaga pendidikan baik formal dan nonformal, DUDI dan
birokrasi
c. Penguatan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan dalam
pengembangan kursus

C. PROGRAM PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN

1. Program Perluasan Akses (PKW, PKK, Magang, PIP)

Upaya yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan dalam
mewujudkan nawacita 5 khususnya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan Program Indonesia Pintar (PIP) yang terintegrasi
dengan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH).

23 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat agar memiliki keberanian dan
kemauan menghadapai masalah hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya.

Misi program kecakapan hidup adalah: 1) mengentaskan pengangguran dan


kemiskinan di perkotaan/perdesaan, 2) memberdayakan masyarakat
perkotaan/perdesaan, 3) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna potensi local
dan peluang kerja yang ada, 4) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
kegiatan kursus dan pelatihan sehingga memiliki bekal untuk bekerja atau usaha
mandiri.

Dalam menyelenggarakan PKH Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan


dilaksanakan dengan mengembangkan program: 1) Program Kecakapan Kerja, 2)
Program Kecakapan Kerja Unggulan, 3) Program Kewirausahaan, 4) Program
Kewirausahaan Unggulan, 5) Program Indonesia Pintar.

Lembaga kursus dan pelatihan tahun 2016 jumlahnya mencapai 17.534 dengan
berbagai jenis keterampilan praktis merupakan kekuatan yang sangat besar dalam
mendukung pemerintah untuk mewujudkan nawacita 5, khususnya pengentasan
kemiskinan dan pengangguran.

a. Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) adalah program layanan


pendidikan dan pelatihan berorientasi pada pengembangan keterampilan kerja
yang diberikan kepada peserta didik agar memiliki kompetensi di bidang

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 24


keterampilan tertentu yang sesuai dengan peluang kerja yang dibutuhkan oleh
DUDI.

Tujuan Program Pendidikan Kecakapan Kerja adalah: 1) Memberikan bekal


keterampilan kerja bagi warga masyarakat yang menganggur dana atau miskin
karena belum memiliki keterampilan, 2) Mendorong lembaga pendidikan dan
pelatihan untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat agar
memiliki keterampilan kerja yang sesuai dengan peluang kerja yang dibutuhkan
oleh DUDI, 3) Mendukung kebijakan dan pelaksanaan Program Indonesia Pintar
(PIP).

Peserta yang dapat mengikuti program PKK adalah setiap warga negara
Indonesia yang berusia 16-40 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan,
belum memiliki pekerjaan tetap atau menganggur dan atau tidak mampu/miskin.

Total sasaran bantuan pemerintah untuk Program PKK tahun 2017 adalah
sebanyak 49.500 orang, dengan total anggaran sebesar Rp 84.150.000.000
(delapan puluh empat milyar seratus lima puluh juta rupiah). Besaran dana yang
disediakan oleh pemerintah untuk program PKK Rp. 1.700.000,- per peserta
didik. Untuk biaya uji kompetensi, setiap lembaga penyelenggara program PKK
harus mengusulkan sesuai juknis penyelenggaraan beasiswa uji kompetensi
yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan.

b. Program Pendidikan Kewirausahaan adalah program layanan pendidikan melalui


kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan
sikap berwirausaha sesuai dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di
masyarakat.

Tujuan program PKW adalah: 1) memberikan bekal kewirausahaan, 2)


memberikan bekal pengetahuan kewirausahaan, 3) memberikan bekal
keterampilan di bidang produksi barang/jasa, 4) menanamkan pola pikir dan
sikap berwira usaha, 5) mendorong dan menciptakan rintisan usaha baru
melalui kursus dan pelatihan yang didukung oleh DUDI, mitra usaha dan
dinas/instansi terkait sehingga dapat menciptakan lapangan kerja.

25 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Lembaga yang dapat menyelenggarakan program PKW adalah satuan
pendidikan PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Lembaga/Yayasan/Sekolah,
Badan Usaha/Industri, Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Organisasi
Mitra.

Peserta yang dapat mengikuti program PKW adalah warga masyarakat usia 16-
40 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan, dan/atau belum memiliki
pekerjaan tetap/menganggur.

Bantuan pemerintah program PKW disalurkan dalam bentuk dana/uang kepada


lembaga yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara program PKW. Total
dana Bantuan Program PKW tahun 2017 sebesar Rp. 106.650.000.000,-
(seratus enam milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) untuk 39.500 peserta
didik. Besaran dana yang disediakan oleh pemerintah untuk program PKW Rp
2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah) per orang yang digunakan untuk
pembelajaran dan pendampingan rintisan usaha.

c. Program Pendidikan Kecakapan Kerja Unggulan (PKKU) adalah program


layanan pendidikan dan pelatihan berorientasi pada pengembangan
keterampilan kerja yang diberikan kepada peserta didik agar memiliki
kompetensi di bidang keterampilan tertentu setingkat operator (Level 1-3 KKNI)
dan teknisi (4-6 KKNI) yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sebagai
bekal untuk dapat bekerja di dalam atau luar negeri sesuai dengan kebutuhan
bidang pekerjaan pada DUDI (job order/demand letter attachment).

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 26


PKKU diselenggarakan menggunakan pendekatan “4 in 1”, yaitu: 1) Analisis
kebutuhan pelatihan (training need asseement) berbasis pada job order/demand
letter attachment, 2) Pelatihan berbasis kompetensi (competency-based
training/CBT), 3) Sertifikasi kompetensi (certificate of competency), 4) Jaminan
penempatan kerja sesuai job order/demand letter attachment.

Peserta program bantuan PKKU adalah setaip warga negara Indonesia yang
berusia 16-35 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan, belum memiliki
pekerjaan tetap atau menganggur.

Besaran dana yang disediakan oleh pemerintah untuk program bantuan PKKU
rata-rata Rp. 10.000.000,- per peserta didik. Besarnya bantuan ditetapkan
sesuai dengan jenis atau bidang keterampilan. Untuk biaya uji kompetensi,
setiap lembaga penyelenggara program PKKU harus mengusulkan sesuai juknis
penyelenggaraan beasiswa uji kompetensi yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan.

d. Program Pendidikan
Kecakapan Wirausaha
Unggulan (PKWU) adalah
program layanan
pendidikan melalui kursus
dan pelatihan untuk
memberikan bekal
pengetahuan,
keterampilan dan sikap
berwirausaha sesuai
dengan kebutuhan dan
peluang usaha yang ada
di masyarakat.

Pendidikan Kecakapan Wirausaha Unggulan diselenggarakan menggunakan


pendekatan “4 in 1” sebagai berikut:
a. Identifikasi Peluang Usaha yaitu mengidentifikasi peluang usaha baik pada
skala lokal, nasional, dan internasional. Mengidentifikasi potensi sumberdaya
27 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
lokal (produk barang atau jasa) yang dapat dikembangkan menjadi usaha
baru sesuai peluang pasar pada skala lokal, nasional, atau internasional,
b. Pembelajaran kewirausahaan berbasis pengembangan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan berwirausaha. Pembelajaran program PKWU memerlukan
kurikulum dan bahan ajar yang mencakup: a) perubahan pola pikir; b)
membangun karakter pengusaha; c) memulai usaha; d) merencanakan
usaha; e) memasarkan dan mengembangkan usaha; dan f) kompetensi
keterampilan yang sesuai dengan identifikasi peluang usaha,
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran yaitu untuk mengukur pencapaian hasil belajar
bahwa peserta didik telah menguasai keterampilan dan memiliki kemampuan
berwirausaha, maka setiap lembaga harus melaksanakan evaluasi hasil
pembelajaran kepada setiap peserta didik,
d. Pendampingan dan Perintisan Usaha yaitu peserta didik yang sudah
mengikuti evaluasi pembelajaran program PKWU wajib diberikan bimbingan
untuk merintis usaha sesuai dengan keterampilan yang dikuasai.
Pendampingan yang dilakukan lembaga adalah memfasilitasi dalam
mengakses dana kepada lembaga keuangan, menjalin kemitraan dengan
mitra usaha, pemasaran hasil produksi, pemagangan usaha dan lain
sebagainya.

Tujuan dari program ini antara lain: 1) Meningkatkan akses bagi anak usia 6
sampai dengan 21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan
Menengah Universal/Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, 2) Mencegah peserta
didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan
pendidikan akibat kesulitan ekonomi, 3) Menarik anak usia sekolah yang tidak
bersekolah dan/atau peserta didik putus sekolah (drop out) atau tidak
melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah/Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB)/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Lembaga
Kursus dan Pelatihan (LKP) atau satuan pendidikan non formal lainnya, 4)
Meringankan biaya personal pendidikan.

Peserta penerima bantuan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha


Unggulan (PKWU) adalah setiap warga negara Indonesia yang berusia 20-35
tahun, putus sekolah, lulus tidak melanjutkan dan belum memiliki pekerjaan
tetap (diprioritaskan lulusan SMA/sederajat).

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 28


Total bantuan pemerintah untuk Program PKWU tahun 2017 adalah sebanyak
500 orang, dengan total anggaran sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar
rupiah). Besaran dana yang disediakan oleh pemerintah untuk program PKWU
rata-rata Rp. 10.000.000,- per peserta didik, yang besarnya ditetapkan sesuai
dengan jenis atau bidang keterampilan/usaha.

e. Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan adalah program magang
peserta didik kursus dan pelatihan adalah bentuk pembelajaran teori dan praktik
bidang keterampilan atau keahlian tertentu yang diselenggarakan di lembaga
kursus dan pelatihan (LKP) serta praktik kerja (learning by doing) di dunia usaha
dan dunia industri (DUDI).

Tujuan Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan adalah: 1)


Memfasilitasi warga masyarakat yang belum bekerja untuk mengikuti program
magang agar memiliki kompetensi kerja, 2) Meningkatkan kompetensi peserta
didik kursus dan pelatihan melalui kegiatan belajar dan praktik kerja di bidang
keterampilan produksi barang/jasa sesuai dengan kebutuhan DUDI, 3)
Membantu lulusan program magang agar dapat bekerja atau menjadi mitra
kerja/plasma DUDI.

Peserta didik Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan adalah
warga masyarakat Indonesia berusia 18-35 tahun yang belum bekerja, belum
atau sudah mempunyai keterampilan tertentu tetapi masih perlu ditingkatkan
kompetensinya sesuai dengan kebutuhan DUDI.

Total anggaran biaya Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan
sebesar Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) dengan jumlah sasaran minimal
sebanyak 1.000 (seribu) orang. Besaran dana yang disediakan pemerintah untuk
program magang rata-rata Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) per orang. Adapun
besaran dana untuk masing-masing jenis keterampilan ditetapkan berdasarkan
hasil penilaian kelayakan dan rasionalitas kebutuhan.

f. Program Indonesia Pintar (PIP) adalah program untuk meningkatkan akses bagi
anak usia 6-21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah, dan mencegah peserta didik dari kemungkinan
putus sekolah (drop out). PIP diharapkan mampu menjamin peserta didik dapat
melanjutkan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah, dan menarik siswa
29 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan agar kembali mendapatkan
layanan pendidikan. PIP bukan hanya bagi peserta didik di sekolah, namun juga
berlaku bagi peserta didik di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), atau
satuan pendidikan non formal lainnya, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Peserta didik yang berasal dari prioritas sasaran penerima PIP, dapat diusulkan
dengan syarat sebagai berikut: 1) Peserta didik Pendidikan Formal: a) Terdaftar
sebagai peserta didik di sekolah, b) Terdaftar dalam Dapodik sekolah, 2) Peserta
Didik Lembaga Pendidikan Non Formal usia 6-21 tahun: a) Terdaftar sebagai
peserta didik di SKB/PKBM/LKP atau satuan pendidikan non formal lainnya, b)
Terdaftar dalam Dapodik satuan pendidikan non formal.

Total sasaran PIP SMK/Kursus dan Pelatihan adalah sebanyak 1.696.635


peserta didik. Besaran dana PIP diberikan dana sebesar Rp1.000.000 per
peserta didik selama mengikuti kursus terstandar dalam satu periode kursus
dalam satu tahun tanpa mempertimbangkan lama waktu kursus. Peserta didik
adalah anak usia sekolah (16-21 tahun) pemegang KIP yang tidak bersekolah
dan sudah mendaftar dan aktif mengikuti pembelajaran di SKB/PKBM/LKP atau
satuan pendidikan non formal lainnya yang terdaftar dibawah binaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

2. Program Peningkatan Mutu

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang bermutu dilakukan dengan


meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan; serta
difokuskan kepada percepatan peningkatan mutu untuk menghadapi persaingan
global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi;

Peningkatan mutu lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan sangat diperlukan


untuk menjamin kualitas peserta pelatihan dan kursus dapat diterima oleh pasar
kerja atau bahkan dapat memotivasi bangkitnya para pengusaha muda.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 30


Program peningkatan mutu dan relevansi kursus dan pelatihan dilakukan dalam
bentuk penyusunan dan pemenuhan standar Kursus dan Pelatihan. Program kursus
dan pelatihan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pearturan
perundang-undangan, termasuk peraturan presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI memastikan adanya kerangka
penjenjangan capaian pembelajaran (Learning Outcomes) yang dapat
menyandingkan, mengintegrasikan, menyetarakan lulusan pendidikan non formal,
non formal , dan pengalaman individual atau belajar mandiri dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor. Pengintegrasian, penyetaraan dan pengakuan dengan kerangka
kualifikasi tersebut harus menjadi acuan untuk diimplementasikanoleh lembaga
pendidikan dengan berbagai pihak terkait untuk terlibat dalam pengembangan
kompetensi yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan pendidikan, pekerja terampil
setingkat operator (level 1 - 3), setingkat teknisi (level 4 - 6), dan ahli atau profesional
(level 7-9).

Dalam rangka pengembangan program pembelajaran yang mengacu Standar


Kompetensi Lulusan (SKL) telah disusun SKL yang mengacu kepada KKNI untuk 50
jenis keterampilan dan 7 jenis belum mengacu kepada KKNI. SKL tersebut sebagai
acuan dasar dalam pengembangan kurikulum dan pelaksanaan program serta
evaluasi program kursus dan pelatihan. Saat ini telah terususun 50 jenis
keterampilan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran Direktorat Pembinaan Kursus dan
Pelatihan juga mengembangkan bahan ajar baik cetak maupun non cetak.

31 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Selanjutnya untuk menjaga mutu pendidikan dan pembelajaran telah
diselenggarakan uji kompetensi peserta didik melalui Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK). LSK adalah lembaga yang independen yang dibentuk oleh
organisasi/asosiasi profesi yang diakui oleh pemerintah. LSK ini harus mendapat
pengakuan dari Dirjen PAUD dan Dikmas. Sejak tahun 2009 sampai 2016 telah
terbentuk 36 LSK.

Jumlah SKL yang sudah tersusun dibandingkan jumlah LSK yang ada tidak
seimbang, maka Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan mendorong para ketua
organisasi/asosiasi profesi untuk segera membentuk LSK.

Di Era MEA maka peran sertifikat kompetensi semakin penting dan dibutuhkan oleh
masyarakat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta uji kompetensi
yang semakin tahun semakin meningkat.
Tabel 7
Data Peserta dan Lulusan Uji Kompetensi

No Tahun Jumlah Peserta Jumlah Lulusan %


1 2009 sd 2015 211.860 orang 152.204 0rang 71,84
2 2016 108.000 orang

Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan penyelenggaraan uji kompetensi maka


langkah-langkah yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
antara lain: 1) Memberikan bimbingan teknis penerapan kurikulum kepada para
instruktur kursus dan pelatihan, 2) Mencetak dan up grade master penguji, 3)
Menambah jumlah penguji, 5) Memberikan penyegaran Refreshing kepada penguji,
6) Menambah jumlah Tempat Uji Kompetensi (TUK) minimal satu Kab/Kota ada 1
TUK untuk setiap jenis pendidikan, 7) Pelatihan penyusunan soal, 8) Penyusunan
panduan penilaian berbasis KKNI untuk seluruh jenis keterampilan, 9) Bimbingan
teknis penerapan panduan penilaian, 10) Bimbingan Teknis pelaksanaan uji
kompetensi, 11) Bimbingan teknis kepada para pengelola LSK dan TUK,

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 32


Dukungan lainnya yang diberikan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan adalah
dengan memberikan bantuan: 1) penyelenggaraan uji kompetensi bagi masyarakat
yang tidak mampu, 2) bantuan pembentukan LSK, 3) bantuan sosialisasi dan
penguatan kelembagaan TUK, 4) agar peserta didik memiliki kompetensi sesuai
dengan kebutuhan DUDI maka diberikan bantuan pemagangan bagi peserta didik, 4)
Bantuan Revitalisasi LKP, 5) BOP Kursus dan Pelatihan, 6) bantuan Kemitraan

Mengingat ada lembaga sertifikasi lainnya yang dibina oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), agar tidak menimbulkan kerancuan di kalangan
masyarakat maka dilakukan harmonisasi antara LSK dan LSP.

D. TATA KELOLA

Untuk tercapainya sasaran strategis terkait peningkatan sistem tata kelola yang
transparan dan akuntabel dilakukan melalui perbaikan pengelolaan program kursus dan
pelatihan dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi dalam hal sebagai
berikut:

1) Memediasi kemitraan antara LKP dengan industri,


2) Memperkuat manajemen LKP melalui pelatihan dan peningkatan sarana dan pra
sarana,
3) Memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung manajemen LKP,
4) Mengembangkan proposal berbasis on line dalam pengajuan bantuan pemerintah,

33 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


5) Mengembangkan website kursus sebagai media sosialisasi dan promosi,
6) Melibatkan ULT dalam pelaksanaan program kursus.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 34


BAB

4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA


PENDANAAN

A. TARGET KINERJA RPJMN 2015 -2019

Keberhasilan pencapaian sasaran Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan


merupakan cerminan ketercapaian tujuan, yang dapat diukur dari keteracapaian target
indikator kinerja Direktorat. Penyusunan target kinerja sasaraan Direktorat ditetapkan
berdasarkan tugas dan fungsi Direkorat pembinaan kursus dan pelatihan dengan acuan
target kinerja RPJMN. Uraian penjelasan dari setiap target kinerja disajikan dalam tabel
berikut:

Tabel 7
Target Kinerja

TARGET
NO Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
2015 2016 2017 2018 2019
2015 Penyediaan Layanan Kursus
dan Pelatihan
Jumlah angkatan kerja muda
IKK.3.2015.
mendapatkan pendidikan kecakapan 40.000 90.000 90.000 90.000 90.000
1.1
kerja
Jumlah angkatan kerja muda
IKK.3.2015.
mendapatkan pendidikan ketrampilan 20.000 30.000 50.000 50.000 50.000
1.2
kewirausahaan/ berwiausaha
Jumlah Kota yang memiliki SKB
IKK.3.2015.
Penyelenggara Kursus dan Pelatihan - 15 20 20 20
1.3
Rujukan
IKK.3.2015. Jumlah Standar Program Kursus dan
18 36 37 40 38
1.4 Pelatihan
Jumlah lembaga kursus dan
IKK.3.2015.
pelatihan/mitra yang memperoleh 33 900 900 900 900
1.5
bantuan penguatan kelembagaan
IKK.3.2015. Jumlah Jenis Kompetensi Kerja
3 5 5 5 5
1.6 Terstandarisasi Nasional
IKK.3.2015. Jumlah Tempat Uji Kompetensi (TUK)
50 263 350 438 525
1.7 yang dibentuk dan dibina
IKK.3.2015. Jumlah peserta didik memperoleh
51.773 108.000 140.000 140.000 140.000
1.8 bantuan uji kompetensi
Jumlah Lembaga Penyelenggara
IKK.3.2015.
Kursus dan Pelatihan mendapatkan - 1.022 1.022 1.022 1.022
1.9
bimbingan teknis
IKK.3.2015. Jumlah Lembaga Kursus dan
2.000 5.093 5.194 5.298 5.404
1.10 Pelatihan yang divalidasi
IKK.3.2015. Jumlah Lembaga Kursus dan
1.800 2.500 3.000 3.500 4.000
1.11 Pelatihan Siap di akreditasi
Jumlah master penguji dan penguji
IKK.3.2015.
kursus dan pelatihan mengikuti uji 100 175 250 325 357
1.12
kompetensi
Peserta didik dan instruktur lembaga
IKK.3.2015.
kursus dan PKBM magang pada dunia - 26.000 30.000 40.000 45.000
1.13
usaha dan industri (DUDI)

35 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


IKK.3.2015. Jumlah Peralatan dan Fasilitas
1 1 1 1 1
1.14 Perkantoran
IKK.3.2015.
Kendaraan Operasional Perkantoran - 2 - 2 -
1.15
IKK.3.2015. Jumlah Dokumen Perencanaan dan
2 2 2 2 2
1.16 Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Jumlah Dokumen Keuangan,
IKK.3.2015.
Kepegawaian, Ketatausahaan, dan 4 4 4 4 4
1.17
BMN
221.850.89 505.891.78 614.672.06 635.309.44 646.275.80
ALOKASI ANGGARAN
8 9 2 4 7

B. KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan terdiri dari : 1)


membagi beban dan tanggung jawab pembiayaan pembinaan kursus dan pelatihan,
pemerintah pusat, kabupaten/kota, masyarakat 2) memperbaiki Norma Stadar
Prosedur dan Kriteria (NSPK), 3) memperbaiki mekanisme dan cakupan
peggunaan dana bantuan, 4) memperbaiki petunjuk teknis pelaksanaan
pemberian bantuan dan kegiatan. Sesuai dengan fungsi dan tujuan pembinaan
kursus dan pelatihan sebagaimana dietetapkan dalam RPJMN jangka waktu
2015-2019 yaitu 1) memperluas pemihakan kepada masyarakat miskin; 2) penguatan
desentralisasi dan otonomi pendidikan; 3) Insentif dan disinsentif bagi peningkatan
akses, mutu dan tata kelola lembaga kursus dan pelatihan. Prinsip-prinsip pengelolaan
dana oleh pemerintah pusat, daerah dan penyelenggara dan satuan pendidikan yang
terdiri atas prinsip keadilan, efisiensi, transparasi, dan akuntabilitas publik. Prinsip
keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan pendidikan yang seluas-
luasnya, dan merata kepada peserta didik dan calon peserta didik, tanpa membedakan
latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Prinsip
efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses mutu, relevansi dan daya saing
layanan pendidikan. Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi azas kepatutan
dan tata kelola yang baik oleh pemerintah pusat, daerah, penyelenggara pendidikan,
dan satuan pendidikan, sehingga dapat di audit atas dasar standar audit yang berlaku.
Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan pertanggungjawaban atas
kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku
kepentingan pendidikan sesuai dengan perundangan yang berlaku.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 36


C. KOORDINASI DAN PENGAWASAN INTERNAL

Untuk mencapai tujuan pelaksanaan pembinaan kursus dan pelatihan yang telah di
tuangkan dalanm Renstra Pembinaan Kursus dan Pelatihan perlu dilakukan koordinasi
secara nasinal dengan dinas pendidikan Kabupaten/kota dan Unit Pelaksana Teknis
(P2PAUD DIKMAS, BP PAUD dan DIKMAS terkait dengan sistem Tata Kelola, dan
pengawasan Internal.

Koordinasi penyusunan dan pelaksanaan Renstra Pembinaan Kursus dan Pelatihan


secara nasional dilakukan dalam forum rapat koordinasi , bimbingan teknis dan
penyusunan program yang melibatkan unsur Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
Bappenas, Biro Perencanaan dan unit pelaksana teknis serta Pihak pihak yang terkait
dengan pelaksanaan program pembinaan kursus dan pelatihan.

Implementasi Renstra Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015 – 2019 oleh Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan bersinergi dengan dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
dan pelibatan publik/masyarakat menuntut pengembangan sistem tata kelola tersendiri.
Perlu dilakukan penataan terhadap tugas dan tanggungjawab dalam melaksanakan
program dan kegiatan yang ditetapkan untuk mewujudkan sasaran indokator kinerja
Pembinaan Kursus dan Pelatihan, pengembangan sistem tata kelola implementasi
renstra pembinaan kursus dan pelatihan mencakup kegiatan penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam penyusunan dokumen perencanaan berbasis
kinerja, sosialisasi, dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan yang
dituangkan dalam renstra.

Pengendalian terhadap implementasi renstra pembinaan kursus dan pelatihan dilakukan


melalui pengawasan internal. Pengendalian Internal di lakukan dengan pengawasan
oleh atasan langsung dan satuan pengawas Internal (SPI). Sistem pengawasan internal
yang efektif dilakukan melalui pengendalian operasional dan finasial, manajemen resiko,
sistem informasi manajemen, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Untuk tingkatan pengawasan internal yang lebih tinggi akan dilakukan oleh Inspektoral
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selain itu juga di lakukan pengawan
independen oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

37 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


D. SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Sistem pemantuan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
implementasi renstra. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian dan kessuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam renstra
pembinaan kursus dan pelatihan tahun 2015 – 2019 dengan hasil yang dicapai
berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program
opembinaan dan pengenbangan kursus dan pelatihan.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup berbagai aspek sebagai berikut: (1)
Penjaminan mutu, relevansi dan daya saing, (2) pemerataan, perluasan akses
pembinaan kursus dan pelatihan, (3) peningkatan tata kelola dan akuntabilitas kinerja
dan kemitraan. Pemantauan dan evaluasi dapat dilakuakan bekerja sama dengan dinas
pendidikan kabupate/kota dan unit pelaksana teknis di tingkat propinsi. Implementasi
pemantauan dan evaluasi yang sudah berjalan meliputi: pemantauan dan pengendalian
program secara tematik yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
kinerja tahunan melalui SAKIP. Hasil pelaksanaan pemantauan dan evaluasi akan
digunakan sebagai masukan bagi Direktorat pembinaan kursus dan pelatihan dalam
menyusun kebijakan kebijakan dimasa yang akan datang.

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 38


BAB

5 P E N U TU P

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan sangat penting untuk memberikan
kerangka kebijakan dan pengembangan program. Pelaksanaan program kursus dan
pelatihan selama ini masih belum memberikan dampak signifikan bagi upaya pengurangan
jumlah pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Untuk itu, diperlukan terobosan dan
perubahan mental dalam pengelolaan program kursus dan pelatihan. Uraian dalam rencana
strategis pembinaan kursus dan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan terobosan
dan orientasi baru dalam pengelolaan kursus dan pelatihan.

Selanjutnya, rencana strategis pembinaan kursus dan pelatihan akan sangat ditentukan oleh
eksekusi pelaksanaan program di lapangan sesuai dengan tahapan waktu yang ditetapkan.
Semoga para pemangku kepentingan dapat memberi nilai tambah positif di lapangan dari
gagasan dan rencana strategis yang telah dirumuskan dalam dokumen ini. Amin

39 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


Lampiran Rencana Strategis

Berikut ini daftar SKL dan kurikulum yang telah disusun:

KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL
Jenjang II 92 jam 4 modul

1 Senam Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 160 jam 9 modul

Jenjang IV *) *)

2 Sinshe Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 401 jam 18 modul

Jenjang III 145 jam 12 modul


Master of
3 Permendikbud No. 131, 2014
Ceremony
Jenjang IV 60 jam *)
Piano Pop dan
4 Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 126 - 180 jam *)
Jazz
Jenjang II,
Pengemudi
*) *)
Angkutan
Umum
Mengemudi Jenjang II,
5 Kendaraan Pengemudi Permendikbud No. 131, 2014
183 jam *)
Bermotor Kendaraan
Pribadi
Jenjang II,
Pengemudi 60 jam 8 modul
Pemula
Jenjang I 54 jam *)

6 Hantaran Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 72 jam *)

Jenjang III 75 jam *)

7 Video Editing Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 118 jam 9 modul

8 Penyiar Televisi Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 100 jam 10 modul

Jenjang II 183 jam *)


Mekanik Sepeda
9 Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 180 jam *)
Motor
Jenjang IV 80 jam *)

Jenjang II 88 jam 9 modul


10 Tata Busana Permendikbud No. 131, 2014
Jenjang III 184 jam 11 modul

11 Bordir
Jenjang II 300 jam 7 modul

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 40


KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL

Jenjang III 300 jam 9 modul

12
Jenjang II 300 jam 8 modul
Sulam
Jenjang III 300 jam 9 modul

Jenjang I 57 jam 6 modul

Bunga Kering Jenjang II 48 jam 6 modul


13 dan Bunga Permendikbud No. 131, 2014
Buatan Jenjang III *) *)

Jenjang IV *) *)

Jenjang II 200 jam 5 modul


14 Baby Sitter Permendikbud No. 131, 2014
Jenjang III 260 jam 5 modul

Jenjang I 360 jam 12 modul


Seni Merangkai
15 Bunga dan Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 *) *)
Desain Floral
Jenjang III *) *)

Jenjang II 92 jam 9 modul

Jenjang III 50 jam *)


Teknisi
16 Permendikbud No. 131, 2014
Akuntansi
Jenjang IV 110 jam *)

Jenjang V 74 jam *)

17 Sekretaris Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 220 jam 8 modul

Jenjang II 100 jam

18 Pijat Refleksi Permendikbud No. 131, 2014 16 modul

Jenjang III,
Pajak Daerah
40 jam 5 modul
dan Retribusi
Daerah
Jenjang III,
19 Perpajakan Permendikbud No. 131, 2014
Pemotongan
dan
40 jam 5 modul
Pemungutan
Pajak
Penghasilan

41 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL
Jenjang IV,
Pajak
60 jam 7 modul
Penghasilan
Orang Pribadi
Jenjang IV,
Pajak
60 jam 6 modul
Penghasilan
Pasal 21
Jenjang IV,
Pajak
Pertambahan
Nilai dan
60 jam 6 modul
Pajak
Penjualan
Atas Barang
Mewah
Jenjang V,
Kepabeanan 80 jam 5 modul
dan Cukai
Jenjang V,
Pajak
Penghasilan
Badan Dalam 80 jam 6 modul
Negeri Sektor
Jasa dan
Perdagangan
Jenjang V,
Pajak
Penghasilan
80 jam 6 modul
Badan Dalam
Negeri Sektor
Manufaktur
Jenjang V,
Pajak
80 jam 8 modul
Penghasilan
Pasal 26
20 Bahasa Jepang Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 *) *)

21 Kamerawan TV Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 118 jam 7 modul
Perhotelan,
22 Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 300 jam *)
Housekeeping

Jenjang III *) *)
Jasa Usaha
23 Permendikbud No. 131, 2014
Makanan
Jenjang IV *) *)

Jenjang V *) *)

24 Tata Kecantikan Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 250 jam 10 modul

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 42


KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL
Kulit
Jenjang III 350 jam 11 modul

Jenjang IV 500 jam 12 modul

Jenjang II 130 jam 5 modul


Tata Kecantikan
25 Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 231 jam 7 modul
Rambut
Jenjang IV 308 jam 9 modul

Jenjang I *) *)
Tata Rias
26 Permendikbud No. 131, 2014
Pengantin
Jenjang II *) *)

Jenjang II 240 jam 9 modul

27 Spa Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 240 jam 9 modul

Jenjang IV 240 jam *)

Jenjang II 220 jam *)

Jenjang III 43 jam 10 modul


28 Ekspor Impor Permendikbud No. 131, 2014
Jenjang IV 22 jam 10 modul

Jenjang V 200 jam *)

Permendikbud No. 5, 2016


4
m
o
30 Animasi Jenjang III 52 jam d
u
l

Jenjang IV 72 jam 6 modul


Elektronika
31 Jenjang III Permedikbud No. 5, 2016 150 jam 14 modul
Dasar
Jenjang II 42 jam 6 modul
32 Desain Grafis Permendikbud No. 5, 2016
Jenjang III 100 jam 13 modul

Jenjang III 150 jam 6 modul


33 Fotografi Permendikbud No. 5, 2016
Jenjang V 400 jam 11 modul
Jenjang III,
Kue
34 Pastry & Bakery Permendikbud No. 5, 2016 92 jam 9 modul
Indonesia
dan Oriental
43 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL
Jenjang III,
Kue Kue 92 jam 14 modul
Kontinental
Jenjang III,
92 jam 8 modul
Roty / Bakery
Jenjang III,
Dekorasi Kue 92 jam 8 modul
dan Coklat
Pekarya
35 Jenjang II Permendikbud No. 5, 2016 420 jam 14 modul
Kesehatan
Jaringan
Komputer dan
36 Jenjang III Permendikbud No 5, 2016 250 jam 8 modul
Sistem
Administrasi
Teknisi
37 Jenjang III Permendikbud No. 5, 2016 200 jam 10 modul
Komputer
Jenjang II 160 Jam 9 Modul
Teknik
38 Kendaraan Jenjang III Permendikbud No. 5, 2016 106 Jam 8 Modul
Ringan
Jenjang IV 64 Jam 13 modul

Jenjang I 250 Jam 5 modul

39 Las Jenjang II Permendikbud No. 5, 2016 350 Jam 6 modul

Jenjang III 500 Jam 10 modul


Jenjang III,
Pembatikan
dengan *) *)
Pewarnaan
Sintetik
Jenjang III,
Pembatikan
dengan *) *)
Pewarnaan
Alami
Jenjang III,
40 Membatik Pembuatan Proses Rekomendasi BSNP
Malam Batik *) *)
Jenjang IV,
Pembuatan
Alat Canting
Tulis
*) *)
Jenjang V,
Pembuatan
Alat Canting *) *)
Cap

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 44


KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL

Jenjang VI,
Desain Batik *) *)
Kepemanduan
41 Jenjang III
wisata
Jenjang I

42 Pertamanan Jenjang II

Jenjang III

Jenjang II
Pemasangan
43
Bata
Jenjang III

Jenjang II
Perancah
44
(Scaffolding)
Jenjang III

45 Plumbing
Mekanik Alat
46 Jenjang III
Berat
Pekarya
47 Jenjang III
Kesehatan
48 Web Design Jenjang IV
Web
49 Jenjang IV
Programming
Mobile
50 Aplication Jenjang IV
Programming
Jenjang V

SKL yang sudah disusun namun belum mengacu kepada KKNI ada 6 jenis, yaitu:
Bahasa
51
Inggris
52 Bahasa Arab

Bahasa
53
Mandarin
Humas/Public
54
Speaking
Pendidik
55
PAUD
Battra
56
Ramuan
45 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
Komputer
57 Aplikasi
Perkantoran

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 46


Untuk menjaga mutu pendidikan dan pembelajaran telah diselenggarakan uji kompetensi
peserta didik melalui Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). LSK adalah lembaga yang
independen yang dibentuk oleh organisasi/asosiasi profesi yang diakui oleh pemerintah.
LSK ini harus mendapat pengakuan dari Dirjen PAUD dan Dikmas. Sejak tahun 2009
sampai 2016 telah terbentuk 36 LSK yaitu:

NO Nama LSK Ketua Alamat Telepon


1. Bahasa Inggris Dra. Lusi Reni Gedung STBA Pertiwi, , Jl. Hp. 08161184274
(BIG) Intan Dewi Sartika Kav. 2 dan 3, Email:
Cililitan, Cawang – Jakarta lsk_big@yahoo.co
Timur m
2. Teknisi Akuntansi Hidayat Darwis Jalan Daan Mogot Hp. 812 848 0837
Bond’09 Km. 14 Nomor 64, Jakarta
Barat.
3. Teknologi Informasi Mona Jalan H.O.S Cokroaminoto Hp. 0816147707
dan Komunikasi Nomor 22, Kreo Selatan, T 021-8796 2704
(TIK) Tangerang, Banten 15156
4. Spa Susiana Hendro, Gedung Stikes Binawan, Hp. 0812 918 499
SE, MM Lobby 2 Lt. 1 Room 09 Tilp. 021-8012354
Jl. Kalibata Raya No. 25 – Fax. 021-8012354
30 Jakarta Timur Email :
lsk_spa@ymail.co
m
Website :
www.lskspa.com
5. Tata Rias Pengantin Dra. Nanny Jl. Teluk Amurang No. 26 Hp. 0817836621
Sukorenaning Komplek Angkatan Laut Hp. 81283731373
Dasih, M.Pd Rawa Bambu – Pasar
Minggu
6. Tata Boga Herman Jalan Kramat Raya Nomor Hp. 08121927753
Sulaiman 16, Jakarta Pusat Tilp. 021-320068
7. Tata Kecantikan Sri Haryati, S.Pd Ruko Taman Kebon jeruk Hp. 0816 910 783
Intercon Blok AA 3 No. 13
Jakarta Barat
8. Tata Busana Indra Siswandari Jl. Matraman Raya No. Hp. 08130161123
148 Rukan MITRA T. 021-85918169
MATRAMAN Blok B 27/21 Fax. 021-85900439
Lt. III Jakarta Timur Email :
lsktb@yahoo.co.id
9. Hantaran Dra.Sri Purwanti Rukan Mitra Matraman Hp. 81286113845/
Blok B/27 Lt. 3 08161995346
Jl. Matraman Raya No. T. 021-85917214
148
Jakarta Timur

10. Seni Merangkai Wendy Manik Jl. Pinang Emas I/53 Persil Hp. 0818 858 839
Bunga dan Desain 17 Blok UU Pondok 085810243131
Floral Pinang Jakarta Selatan Sekretaris:

47 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


NO Nama LSK Ketua Alamat Telepon
08159918760
11 Akupunktur Tjong Say Jioe, Jln. Taman Palem City Telp. 87887866988
SS Resort, Rukan Malibu, Juliana.tjandra@g
Blok I No.8, Cengkareng, mail.com.
Jakarta Barat. tejo.weijo@gmail.c
om
12. Otomotif Irwan Drajat Jln.Perintis Kemerdekaan,
Kompleks PT.HII, Kel
Kelapa Gading Timur, Kec.
Kelapa gading, Jakarta
13. Sekretaris Siwistika Jalan Pacuan Kuda No 1-5 Hp. -
Rahayu Pulomas, 13210 , Jakarta
Timur
14. Penyiaran Drs. Alberd Jalan H. Muhajar No. 51, Hp. 0811 180 743
(Broadcasting) Syagli Sukabumi Selatan, Kebon Telp/Fax.
Jeruk, Jakarta Barat 021- 5367 3173
11560 DKI Jakarta Email
lskbrod@cbn.net.id
15. Musik Andy Ayunir Jln. Hang Lekiu @, No 10, 081213606033
Kebayoran baru, Jakarta
Selatan 12120
16. Pengobat Dra. Titi Miranti, Jl. Balai Pustaka Timur
Tradisional (Battra) MM, APT No. 14 Rawamangun –
Ramuan Jakarta Timur
17. Sinshe dr. Willie Jl. Pintu Besar Utara No. Hp. 816 90 8022
Japaris, MARS 10 Telp.
Jakarta Barat 083807839125
087885004235

18. Bahasa Mandarin Lily Sagita Wisma BNI 46 No. 34-08 Hp. 0821 1246 907
Indonesia Tjahyadi, MA, Jl. Jend. Sudirman Kav. I Email.
Ph.D Jakarta 10220 lskbmi@gmail.com

19. Ekspor Impor Drs. Hamdani Jl Kayu Jati III No. 1 Hp. 0856 167 7690
Rawamangun – Jakarta Telp.021-47866080
Timur Fax.

20. Hubungan Ir. Wahyuni Gd. Graha Metro Lt. II Hp. 0812 884 8282
Masyarakat Pudjiastuti, MS Jl. Penjernihan I/8
Indonesia Jakarta Pusat
21. Pendidik PAUD Dra. Nurbiana Jl. Prof. Dr. Sahardjo No. Hp. 0815 8901 691
Dhieni, M.Pd 151 Tebet, Jakarta Barat T. 021-8368 5558
Fax. 021-4786
5605 Email.
LSK.ditpaud@gmail
.com
22. Bordir dan Sulam Desak Putu Jl. Rawajati Timur ll, Rt Hp.0838 9434 9805/
Agung 001 Rw 002 No. 30, Kel. 0812 8050 780
Rawajati, Kec. Pancoran, T.021 – 7947016
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 48
NO Nama LSK Ketua Alamat Telepon
Jakarta Selatan
23. Senam Indonesia Maya Tamara Jl. Halimun No.43, Kel.
Guntur, Kec. Setiabudi,
Jakarta Selatan
24. Mengemudi Berry Jln. Kosambi No.118, Hp. 08170245588
Kendaraan Herlambang Cirebon.
Bermotor

25. Master of Dhonie Imansari Grand Wijaya Center Blok Tilp./Fax


Ceremony (MC) H/41 Lt.2,Jl.Wijaya II, 021-31775566
Kebayoran Baru,Jakarta 081212399966
Selatan

26. Merangkai Bunga Andriani Jln.I.Gusti Ngurah Rai, 08159620606


Kering dan Bunga Kusumawati, SE No.20, Gedung Kuning,
Buatan TC, Pertanian, Klender,
Jakarta Timur
27. Baby Sitter Ete Kurnia Komplek Ruko Cipulir 021-83707384 –
Blok B No. 5 083897127316
Jl. Cileduk Raya – 085216881779
Kebayoran Lama Jakarta
Selatan
28. Perhotelan Nurmawati Jl. Sultan Iskandar Muda Nurmawati HP.:
N,M.M.Pd Praja Dalam E No. 3, 0811140987
Kebayoran Lama Jakarta Lisbet:
Selatan 12240 082138071707
29. Pijat Refleksi Dr.Agnes Gedung STIKES Binawan
Maureen Lt. I, Kalibata Raya No. 25
Loupatty,M.Kes – 30 Jakarta Selatan

30. Perpajakan Hariyono Jln.Sunan Giri No.5A, Tilp.085890583600


Wibowo,SE, Akt. Gedung Prestasi, 021-35154118
Rawamangun, Jakarta Email:
Timur apropionline@gma
il.com
31. Elektronika Agung Jl. Rawa Jaya III No. 35 08161868623
Drs. Jarudin,MM Pisangan Timur Jakarta
Timur

32. Pekarya Kesehatan Dra. Agustin Komplek Sejahtera Jl.. 081327381331


Sejahtera III No. 49 Rt.
05/03 Jatiwaringin

49 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019


NO Nama LSK Ketua Alamat Telepon
33. Fotografi Nandang Jln. Waruga Jaya, No.8B, Telp. 022-2003141
Rukanda Bandung Barat 40559

34 LSK Membatik Ruby Enniasary, Jln. Raya Bekasi Timur, Telp. 0214700475
SPd Nomor 202. 0817-6870-610
Cipinang Jagal 085781245161
Rt.001/016, Cipinang,
Jakarta Timur 13240
35 LSK Teknik Ade Romdon Kompleks Sariwangi
Kendaraan Ringan Estate, No.9, Ds
Sariwangi, Parong Pong.
Kab. Bandung Barat

36 LSK Akupresur Tri Roso Adi Jln.WR.Supratman No.92, 0217423374


Waloeyo Pondok Aren, Ciputat Lskpai@yahoo.com
Timur, Tangerang Selatan

Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 50

Anda mungkin juga menyukai