KATA PENGANTAR
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan memiliki tugas dan fungsi untuk
melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan
kursus dan pelatihan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pengelolaan dan
penyelenggaraan kursus dan pelatihan diorientasikan pada upaya mempersiapkan
agar peserta didiknya dapat bekerja dan/atau berwirausaha. Adapun sasarannya
adalah warga masyarakat yang belum bekerja dan belum memiliki usaha sebagai
mata pencahariannya. Oleh karena itu, program kursus dan pelatihan tersebut
diharapkan memiliki dampak pada pengurangan jumlah pengangguran dan
pengentasan kemiskinan. Pada Februari 2016 data BPS menunjukkan jumlah
penganggur terbuka sebesar 7.024.172 jiwa dan pengganggur terbuka masih ada
7.024.172 jiwa. Sementara itu, terdapat sekitar 2,8 juta lulusan Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan yang yang memerlukan wawasan dan
kompetensi agar siap memasuki dunia kerja dan praktik wirausaha.
Guna memastikan adanya komitmen pembinaan dan fasilitasi kursus dan pelatihan
maka diperlukan adanya sebuah rencana yang bersifat strategik yang memandu
pelaksanaan program dan kegiatan dalam satu periode pemerintahan. Penyusunan
dokumen rencana jangka menengah dalam bentuk buku Rencana Strategis
Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 akan menjadi panduan dan kompas
pembangunan di bidang kursus dan pelatihan yang berdampak positif bagi
penyiapan SDM Indonesia yang kompeten dan memilik daya saing tinggi untuk
memenangkan Indonesia di era MEA. Dokumen rencana strategis ini merupakan
hasil review yang disesuaikan dengan perkembangan organisasi dan arah kebijakan
pada level tertinggi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan dan kemajuan sebuah bangsa akan sangat ditentukan oleh sumberdaya
manusia yang terdidik dan terlatih melalui sistem pendidikan nasional yang terpadu dan
utuh. Negara telah memberikan jaminan konstitusional dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 31 bahwa: “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
Penyelenggaraan pendidikan yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
Dengan demikian, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semata tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan potensi sumberdaya alam yang kaya raya di wilayah
Nusantara. Kemudian, pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 13 dijelaskan jalur layanan pendidikan sebagai “Tri Pusat
Pendidikan” yang saling bersinergi dan saling menguatkan untuk membangun manusia
yang memiliki karakter dan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung
pembangunan di berbagai bidang kehidupan. Pengembangan layanan pendidikan
meliputi: (1) Pendidikan formal yang berbasis di sekolah atau perguruan tinggi; (2)
Pendidikan Non formal yang berbasis masyarakat atau di luar sekolah; dan (3)
Pendidikan Informal berbasis keluarga. Setiap jalur layanan pendidikan memiliki peran
dan fungsi yang unik sesuai dengan program dan sasaran peserta didiknya.
Pendidikan Non formal pada UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 dijelaskan sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
program sepanjang hayat. Layanan pendidikan non formal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditunjuk untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Secara kelembagaan, satuan pendidikan
non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis.
Secara khusus, program kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
Program kursus dan pelatihan memiliki peran dan fungsi strategis dalam peningkatan
sumberdaya manusia agar bisa bekerja dan berusaha mandiri untuk menambah dan
melengkapi pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat dalam kerangka
pendidikan kecakapan hidup (life skill education). Istilah kursus dan pelatihan
merupakan perpaduan dari dua konsep yaitu kursus (courses) dan pelatihan (training).
Muara dari program kursus dan pelatihan adalah peningkatan kompetensi seseorang
yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap di bidang profesinya
masing-masing yang ditandai dengan kepemilikan sertifikat pada setiap lulusannya. Hal
inilah yang membedakan dengan pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi
yang ditandai dengan ijazah pada setiap lulusannya.
Secara historis, pembinaan dan penyelenggaraan kursus dan pelatihan telah dilakukan
sejak bulan April tahun 1976 sebagai salah satu bagian dari program pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan masyarakat. Dalam beberapa dekade dan periode
kepemimpinan, kegiatan pembinaan kursus dan pelatihan dilakukan baik secara
kelembagaan, program, dan personil pendidik dan tenaga kependidikan secara sistemik
dan sistematis sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan UU
Nomor 20 Tahun 2003 keberadaan kursus dan pelatihan semakin menguat setelah
program kursus dan pelatihan dibina oleh Direktorat tersendiri yaitu Direktorat Kursus
dan Kelembagaan pada tahun 2006-2008 dan kemudian menjadi Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan sejak tahun 2008 hingga sekarang.
Sejarah panjang program pembinaan kursus dan pelatihan telah didukung oleh adanya
sejumlah program dan satuan atau Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Layanan
berbagai program kursus dan pelatihan tersebut dilaksanakan pada sekitar lebih dari
19.634 LKP yang sudah memilik Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK) dengan 27.562
program keterampilan di seluruh Indonesia. Capaian dan hasil pelaksanaan program
bantuan sosial Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dalam melayani peserta didik pada
tahun 2010 sebanyak 42.000; tahun 2011 sebanyak 72.302; tahun 2012 sebanyak
73.515; tahun 2013 sebanyak 50.885; dan tahun 2014 sebanyak 51.608. Jumlah
sasaran makin turun dari setiap tahunnya. Selain bantuan sosial penyelenggaraan
program PKH, terdapat pula bantuan biaya uji kompetensi peserta didik kursus dan
pelatihan. Jumlah peserta kursus dan pelatihan yang mengikuti Uji Kompetensi tahun
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 2
2009-2014 sebanyak 198.106 orang dengan jumlah peserta yang lulus sebanyak
138.038 orang (69,68%) melalui Lembaga Sertififkasi Kompetensi (LSP) yang berjumlah
33 jenis LSK dengan 1.020 Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang tersebar di seluruh
Indonesia. Pelaksanaan uji kompetensi dilakuan oleh sebanyak 1.460 penguji dan 103
master penguji.
Keberhasilan dan capaian pembinaan kursus dan pelatihan di atas masih belum
memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya angkatan kerja muda. Angkatan kerja
mencerminkan jumlah penduduk yang secara aktual siap memberikan kontribusi
terhadap produk barang dan jasa di suatu wilayah atau negara. Di Indonesia terdapat
127,67 juta orang angkatan kerja dengan 120,65 juta penduduk bekerja. Dengan
demikian jumlah pengangguran sebesar 7,02 juta orang. Jumlah pengangguran di
Indonesia tetap berada di kisaran 5 – 7 % dalam tiga tahun terakhir. Pada Februari
2014 – 2016 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara berurutan mencapai 5,7%,
5,81%, dan 5,50%. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menempati posisi tertinggi yaitu 9,84%, disusul TPT
Diploma sebesar 7,22%. Sementara, TPT yang paling rendah adalah pada lulusan SD
ke bawah sebesar 3,44%. Kecenderungan meningkatnya jumlah pengangguran terdidik
justru terjadi pada lulusan pendidikan yang sebenarnya disiapkan untuk dapat bekerja
dan bersaing di pasar kerja, yaitu di SMK dan Perguruan Tinggi. Di sisi lain, jumlah
wirausahawan sebagai penggerak ekonomi Indonesia juga masih sangat minim di mana
pada tahun 2016 baru mencapai 1,65%, Singapura mencapai 7%, Malaysia 5%, dan
Thailand 3%. (www.detik.finance.com). Di sisi lain MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
sudah menyepakati 18 jenis jabatan pekerjaan atau keterampilan yang siap dibuka bagi
para pekerja dari dan ke berbagai wilayah atau negara di Asia Tenggara. Jenis
pekerjaan atau ketarmpilan tersebut, antara lain: pelayanan kesehatan, pelayanan
transportasi, arsitekstur, pendidikan, akuntan, turisme, pelayanan hukum,
telekomunikasi, dan lain sebagainya.
8. Pendidikan Alternatif-Solutif
Pendidikan pada kursus dan pelatihan diselenggarakan sebagai alternatif
masyarakat memilih kompetensi yang dibutuhkan secara aktual dan kekinian
sehingga lebih menjawab kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis sekaligus
menjadi solusi bagi pengentasan kemiskinan dan pengangguran serta masalah
sosial lainnya.
Berbagai terobosan dan capaian pembangunan kursus dan pelatihan tergambar pada
peningkatan kualitas lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan, antara lain oleh
jumlah lembaga dan peserta didik. Jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang telah
terakreditasi mencapai 1.799 dari 19.634 lembaga pada tahun 2016.
Secara lebih teknis capaian pembangunan kursus dan pelatihan terbagi dalam 3 (tiga)
bidang, yaitu perluasan akses, peningkatan mutu & relevansi, dan perbaikan tata kelola
melalui peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.
Tabel 2
Daftar Program dalam Rangka Peningkatan Mutu dan Relevansi Hingga Tahun
2015
2016
*) Sumber: PDSPK, 2016
Jika dilihat dari persepektif analisis gender, TPAK laki-laki sebesar 83,46%,
sementara perempuan hanya sebesar 52,71%. Hal ini menunjukkan bahwa kaum
laki-laki sudah 83% berpartisipasi untuk bekerja dibandingkan kaum perempuan
yang baru 53% ikut serta dalam bekerja (Badan Pusat Statistik, 04 Mei 2016).
Perlu memperkuat pelibatan kaum perempuan untuk dapat bekerja dengan
didorong dan diberi kemampuan atau keterampilan untuk bekerja. Adapun, jika
dilihat dari aspek geografis, jumlah pengangguran terbuka di perkotaan masih lebih
tinggi mencapai 6,53% dibandingkan dengan masyarakat perdesaan yang
mencapai 4,35%. Hal ini juga dapat memberikan arah dan perspektif
pengembangan program pendidikan kejuruan dalam rangka penanggulangan
pengangguran dan pengentasan kemiskinan yang proporsional di perdesaan
maupun perkotaan
Tabel 4
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2014-2016
Dengan demikian, perlu ada upaya perubahan paradigma dan orientasi program
pendidikan di pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dalam bentuk
penambahan keterampilan dan peningkatan kompetensi bagi para lulusan sekolah
menengah dan pendidikan tinggi. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan
sertifikasi bagi lulusan sekolah menengah dan pendidikan tinggi melalui program
kursus dan pelatihan keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan
dunia industri. Maka diperlukan desain revitalisasi pendidikan kejuruan diharapkan
mampu menjawab permintaan sumberdaya manusia yang kompeten (demand
Pendidikan vokasi atau kejuruan pada jalur pendidikan informal dilakukan dalam
bentuk magang atau “terjun langsung” ke lapangan kerja yang akan dimasuki yang
merupakan model pendidikan dan pelatihan tertua yang secara alami diterapkan
oleh para orang tua atau orang yang sudah ahli di bidangnya untuk menerima
orang yang mau belajar bekerja atau berwirausaha di tempatnya. Pendidikan
vokasi pada jalur pendidikan non formal di LKP, PKBM, SKB dan satuan
pendidikan non formal lainnya diselenggarakan dengan prinsip fleksibel, praktis
dan fungsional. Dengan fleksibilitasnya, layanan pendidikan vokasi pada
pendidikan non formal dapat dengan cepat memberikan solusi pengembangan
keterampilan dan kompetensi kepada masyarakat yang membutuhkan.Kurikulum
dan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan serta dievaluasi lebih
mudah dan cepat untuk menyesuaikan dengan permintaan masyarakat dan DUDI.
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tahun 2016 terdapat
19.634 LKP di seluruh Indonesia. Dari 19.634 LKP tersebut menyelenggarakan
28.969 program jenis keterampilan. Jumlah LKP terbanyak di Provinsi Jawa Timur
sebanyak 3.108 LKP, disusul Jawa Barat 2.749 LKP, Jawa Tengah 2.192 LKP, dan
Sumatera Utara 1.720 LKP. Sedangkan, jumlah LKP paling sedikit berada di
Provinsi Kalimantan Utara sebanyak 29 LKP. Uraian lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 5.
Sepuluh terbesar program kursus dan pelatihan yang diselenggarakan oleh LKP
yaitu: (1) Komputer sebanyak 6.015 program, Bahasa Inggris 4.689, Menjahit,
3.258, Tata Kecantikan Rambut 1.921, Bimbingan Belajar 1.835, Tata Rias
Pengantin 1.721, Tata Kecatikan Kulit 943, Otomotif 597, Mengemudi 539, dan
Tata Boga 458 program. Jenis kursus dan pelatihan yang diselenggarakan lebih
berorientasi pada pengembangan diri dan pengembangan kegiatan industri
perumahan (home industri) di sektor usaha mikro, kecil seperti menjahit, tata
d. Bonus Demografi 2035 dimana jumlah penduduk produktif (usia 15 – 64) akan
jauh lebih besar dari pada usia non produktif (di bawah 15, dan di atas 64);
dengan rasio ketergantungan (depedency ratio) 0,4 – 0,5, artinya setiap 100
penduduk produktif, hanya akan menanggung 40 – 50 penduduk non-produktif,
artinya satu orang tenaga produktif hanya akan menanggung kira-kira 2 orang
saja. Penyiapan sejumlah sektor usaha dan industri berbasis massa atau padat
karya harus diciptakan dan kemudian disiapkan kompetensi yang diperlukan
agar potensi bonus demografi yang ada dapat dimanfaatkan untuk
produktivitas masyarakat. Dunia pendidikan baik formal dan non formal
khususnya kursus dan pelatihan harus menyiapkan grand design atau road
map yang menggambarkan rencana jangka menengah dan panjang
pengembangan SDM yang disinergikan dengan rencana usaha dan industri
yang akan dibangun selama periode 2020-2035.
A. VISI
Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang unggul dan berkualitas, sejalan
dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019, berikut adalah visi
Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019, sebagai berikut:
B. MISI
Untuk mencapai visi tersebut, berikut ini misi rencana selanjutnya diuraikan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan akses layanan kursus dan pelatihan yang merata bagi angkatan
kerja muda yang tidak bersekolah, menganggur dan berasal dari keluarga kurang
mampu.
2. Meningkatkan kualitas dan relevansi kursus dan pelatihan untuk mendukung
produktivitas dan daya saing lulusan.
3. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan kursus dan pelatihan.
4. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kelembagaan kursus dan pelatihan melalui
pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran.
5. Meningkatkan kerja sama, kemitraan dan partisipasi publik dalam pengelolaan
kursus dan pelatihan.
6. Memperkuat tata kelola pembangunan dan pembinaan kursus dan pelatihan.
C. TUJUAN STRATEGIS
Agar visi dan misi Pembinaan Kursus dan Pelatihan dapat terwujud, perlu dirumuskan
tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2015-2019 yang jelas dan terukur, untuk
menggambarkan ukuran-ukuran pelaksanaan misi demi tercapainya visi. Perumusan
tujuan dan sasaran strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019, disusun
Tujuan strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019, adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya akses pendidikan kecakapan hidup yang berorientasi pada
pendidikan kecakapan kerja dan pendidikan kecakapan wirausaha
2. Meningkatnya kualitas dan relevansi kursus dan pelatihan melalui program magang
pada dunia usaha/dunia industri
3. Meningkatnya kualitas dan relevansi pembelajaran kursus dan pelatihan melalui
pengembangan berbagai standar-standar pembelajaran, antara lain: KKNI, SKL
berbasis KKNI, Kurikulum, sarana-prasarana pembelajaran.
4. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga pendidikan kursus dan pelatihan
yang tersertifikasi baik nasional maupun internasional
5. Meningkatnya jumlah lembaga kursus dan pelatihan yang menerapkan manajemen
kelembagaan yang mengarah kepada akreditasi nasional maupun standar
manajemen tersertifikasi
6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana-prasarana pembelajaran kursus dan
pelatihan yang sesuai dengan jenis kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan dunia
usaha/dunia industri
7. Meningkatnya jenis, jumlah kerja sama dan kemitraan dengan dunia usaha/dunia
industri serta dengan berbagai organisasi profesi dan kementerian/lembaga terkait
8. Meningkatnya tata kelola pembangunan dan pembinaan kursus dan pelatihan yang
transparan dan akuntabel dalam rangka branding baik di tingkat nasionan, regional
maupun internasional.
D. SASARAN STRATEGIS
Tingkat ketercapaian melalui misi yang dirinci dalam tujuan strategis di atas diukur
dengan pencapaian sejumlah sasarana strategis atau sasaran pokok yaitu
Terselenggaranya pendidikan kecakapan hidup untuk bekerja dan berwirausaha
yang berstandar nasional, berwawasan gender, pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan (ESD), dan kewarganegaraan global. Sasaran strategis atau sasaran
pokok dimaksud menggambarkan kondisi yang hendak dicapai, serta ditetapkan dalam
Renstra Ditjen PAUD-Dikmas 2015-2019 yang telah menetapkan beberapa indikator,
diantaranya dapat dilihat pada uraian berikut:
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 18
Tabel 6
Sasaran Strategis Kursus dan Pelatihan
Arah kebijakan dan strategi dirancang sebagai pendekatan dalam upaya memecahkan
masalah krusial yang terjadi pada rentang waktu 2015-2019 yang berdampak pada
pencapaian sasaran nasional dan sasaran strategis pembinaan kursus dan pelatihan. Arah
kebijakan dan strategi nasional yang tercantum dalam Nawacita, yaitu mewujudkan
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong,
merupakan acuan dalam menyusun kerangka kebijakan dan pengembangan program
pembinaan kursus dan pelatihan di Indonesia.
Nawacita yang menjadi arah kebijakan dan strategi nasional pembinaan kursus dan
pelatihan terkait dengan Nawacita 5 “Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia” dan Nawacita 6 “Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya
Saing di Pasar Internasional”. Arah Kebijakan dan Strategi mengacu pada Nawacita 5
diterjemahkan dalam pelaksanaan program-program pembinaan kursus dan pelatihan,
terutama program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) yang diarahkan bagi warga
masyarakat putus sekolah, menganggur dan kurang mampu (miskin) untuk dididik dan
dilatih agar menguasai keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan, bakat-minat,
dan peluang kerja atau usaha mandiri. Arah kebijakan program Pendidikan Kecakapan
Hidup (PKH) pada kursus dan pelatihan yaitu:
Upaya yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan dalam
mewujudkan nawacita 5 khususnya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan Program Indonesia Pintar (PIP) yang terintegrasi
dengan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH).
Lembaga kursus dan pelatihan tahun 2016 jumlahnya mencapai 17.534 dengan
berbagai jenis keterampilan praktis merupakan kekuatan yang sangat besar dalam
mendukung pemerintah untuk mewujudkan nawacita 5, khususnya pengentasan
kemiskinan dan pengangguran.
Peserta yang dapat mengikuti program PKK adalah setiap warga negara
Indonesia yang berusia 16-40 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan,
belum memiliki pekerjaan tetap atau menganggur dan atau tidak mampu/miskin.
Total sasaran bantuan pemerintah untuk Program PKK tahun 2017 adalah
sebanyak 49.500 orang, dengan total anggaran sebesar Rp 84.150.000.000
(delapan puluh empat milyar seratus lima puluh juta rupiah). Besaran dana yang
disediakan oleh pemerintah untuk program PKK Rp. 1.700.000,- per peserta
didik. Untuk biaya uji kompetensi, setiap lembaga penyelenggara program PKK
harus mengusulkan sesuai juknis penyelenggaraan beasiswa uji kompetensi
yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan.
Peserta yang dapat mengikuti program PKW adalah warga masyarakat usia 16-
40 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan, dan/atau belum memiliki
pekerjaan tetap/menganggur.
Peserta program bantuan PKKU adalah setaip warga negara Indonesia yang
berusia 16-35 tahun, putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan, belum memiliki
pekerjaan tetap atau menganggur.
Besaran dana yang disediakan oleh pemerintah untuk program bantuan PKKU
rata-rata Rp. 10.000.000,- per peserta didik. Besarnya bantuan ditetapkan
sesuai dengan jenis atau bidang keterampilan. Untuk biaya uji kompetensi,
setiap lembaga penyelenggara program PKKU harus mengusulkan sesuai juknis
penyelenggaraan beasiswa uji kompetensi yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan.
d. Program Pendidikan
Kecakapan Wirausaha
Unggulan (PKWU) adalah
program layanan
pendidikan melalui kursus
dan pelatihan untuk
memberikan bekal
pengetahuan,
keterampilan dan sikap
berwirausaha sesuai
dengan kebutuhan dan
peluang usaha yang ada
di masyarakat.
Tujuan dari program ini antara lain: 1) Meningkatkan akses bagi anak usia 6
sampai dengan 21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan
Menengah Universal/Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, 2) Mencegah peserta
didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan
pendidikan akibat kesulitan ekonomi, 3) Menarik anak usia sekolah yang tidak
bersekolah dan/atau peserta didik putus sekolah (drop out) atau tidak
melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah/Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB)/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Lembaga
Kursus dan Pelatihan (LKP) atau satuan pendidikan non formal lainnya, 4)
Meringankan biaya personal pendidikan.
e. Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan adalah program magang
peserta didik kursus dan pelatihan adalah bentuk pembelajaran teori dan praktik
bidang keterampilan atau keahlian tertentu yang diselenggarakan di lembaga
kursus dan pelatihan (LKP) serta praktik kerja (learning by doing) di dunia usaha
dan dunia industri (DUDI).
Peserta didik Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan adalah
warga masyarakat Indonesia berusia 18-35 tahun yang belum bekerja, belum
atau sudah mempunyai keterampilan tertentu tetapi masih perlu ditingkatkan
kompetensinya sesuai dengan kebutuhan DUDI.
Total anggaran biaya Program Magang Peserta Didik Kursus dan Pelatihan
sebesar Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) dengan jumlah sasaran minimal
sebanyak 1.000 (seribu) orang. Besaran dana yang disediakan pemerintah untuk
program magang rata-rata Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) per orang. Adapun
besaran dana untuk masing-masing jenis keterampilan ditetapkan berdasarkan
hasil penilaian kelayakan dan rasionalitas kebutuhan.
f. Program Indonesia Pintar (PIP) adalah program untuk meningkatkan akses bagi
anak usia 6-21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah, dan mencegah peserta didik dari kemungkinan
putus sekolah (drop out). PIP diharapkan mampu menjamin peserta didik dapat
melanjutkan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah, dan menarik siswa
29 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan agar kembali mendapatkan
layanan pendidikan. PIP bukan hanya bagi peserta didik di sekolah, namun juga
berlaku bagi peserta didik di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), atau
satuan pendidikan non formal lainnya, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Peserta didik yang berasal dari prioritas sasaran penerima PIP, dapat diusulkan
dengan syarat sebagai berikut: 1) Peserta didik Pendidikan Formal: a) Terdaftar
sebagai peserta didik di sekolah, b) Terdaftar dalam Dapodik sekolah, 2) Peserta
Didik Lembaga Pendidikan Non Formal usia 6-21 tahun: a) Terdaftar sebagai
peserta didik di SKB/PKBM/LKP atau satuan pendidikan non formal lainnya, b)
Terdaftar dalam Dapodik satuan pendidikan non formal.
Jumlah SKL yang sudah tersusun dibandingkan jumlah LSK yang ada tidak
seimbang, maka Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan mendorong para ketua
organisasi/asosiasi profesi untuk segera membentuk LSK.
Di Era MEA maka peran sertifikat kompetensi semakin penting dan dibutuhkan oleh
masyarakat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta uji kompetensi
yang semakin tahun semakin meningkat.
Tabel 7
Data Peserta dan Lulusan Uji Kompetensi
Mengingat ada lembaga sertifikasi lainnya yang dibina oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), agar tidak menimbulkan kerancuan di kalangan
masyarakat maka dilakukan harmonisasi antara LSK dan LSP.
D. TATA KELOLA
Untuk tercapainya sasaran strategis terkait peningkatan sistem tata kelola yang
transparan dan akuntabel dilakukan melalui perbaikan pengelolaan program kursus dan
pelatihan dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi dalam hal sebagai
berikut:
Tabel 7
Target Kinerja
TARGET
NO Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
2015 2016 2017 2018 2019
2015 Penyediaan Layanan Kursus
dan Pelatihan
Jumlah angkatan kerja muda
IKK.3.2015.
mendapatkan pendidikan kecakapan 40.000 90.000 90.000 90.000 90.000
1.1
kerja
Jumlah angkatan kerja muda
IKK.3.2015.
mendapatkan pendidikan ketrampilan 20.000 30.000 50.000 50.000 50.000
1.2
kewirausahaan/ berwiausaha
Jumlah Kota yang memiliki SKB
IKK.3.2015.
Penyelenggara Kursus dan Pelatihan - 15 20 20 20
1.3
Rujukan
IKK.3.2015. Jumlah Standar Program Kursus dan
18 36 37 40 38
1.4 Pelatihan
Jumlah lembaga kursus dan
IKK.3.2015.
pelatihan/mitra yang memperoleh 33 900 900 900 900
1.5
bantuan penguatan kelembagaan
IKK.3.2015. Jumlah Jenis Kompetensi Kerja
3 5 5 5 5
1.6 Terstandarisasi Nasional
IKK.3.2015. Jumlah Tempat Uji Kompetensi (TUK)
50 263 350 438 525
1.7 yang dibentuk dan dibina
IKK.3.2015. Jumlah peserta didik memperoleh
51.773 108.000 140.000 140.000 140.000
1.8 bantuan uji kompetensi
Jumlah Lembaga Penyelenggara
IKK.3.2015.
Kursus dan Pelatihan mendapatkan - 1.022 1.022 1.022 1.022
1.9
bimbingan teknis
IKK.3.2015. Jumlah Lembaga Kursus dan
2.000 5.093 5.194 5.298 5.404
1.10 Pelatihan yang divalidasi
IKK.3.2015. Jumlah Lembaga Kursus dan
1.800 2.500 3.000 3.500 4.000
1.11 Pelatihan Siap di akreditasi
Jumlah master penguji dan penguji
IKK.3.2015.
kursus dan pelatihan mengikuti uji 100 175 250 325 357
1.12
kompetensi
Peserta didik dan instruktur lembaga
IKK.3.2015.
kursus dan PKBM magang pada dunia - 26.000 30.000 40.000 45.000
1.13
usaha dan industri (DUDI)
B. KERANGKA PENDANAAN
Untuk mencapai tujuan pelaksanaan pembinaan kursus dan pelatihan yang telah di
tuangkan dalanm Renstra Pembinaan Kursus dan Pelatihan perlu dilakukan koordinasi
secara nasinal dengan dinas pendidikan Kabupaten/kota dan Unit Pelaksana Teknis
(P2PAUD DIKMAS, BP PAUD dan DIKMAS terkait dengan sistem Tata Kelola, dan
pengawasan Internal.
Implementasi Renstra Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015 – 2019 oleh Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan bersinergi dengan dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
dan pelibatan publik/masyarakat menuntut pengembangan sistem tata kelola tersendiri.
Perlu dilakukan penataan terhadap tugas dan tanggungjawab dalam melaksanakan
program dan kegiatan yang ditetapkan untuk mewujudkan sasaran indokator kinerja
Pembinaan Kursus dan Pelatihan, pengembangan sistem tata kelola implementasi
renstra pembinaan kursus dan pelatihan mencakup kegiatan penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam penyusunan dokumen perencanaan berbasis
kinerja, sosialisasi, dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan yang
dituangkan dalam renstra.
Sistem pemantuan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
implementasi renstra. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian dan kessuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam renstra
pembinaan kursus dan pelatihan tahun 2015 – 2019 dengan hasil yang dicapai
berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program
opembinaan dan pengenbangan kursus dan pelatihan.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup berbagai aspek sebagai berikut: (1)
Penjaminan mutu, relevansi dan daya saing, (2) pemerataan, perluasan akses
pembinaan kursus dan pelatihan, (3) peningkatan tata kelola dan akuntabilitas kinerja
dan kemitraan. Pemantauan dan evaluasi dapat dilakuakan bekerja sama dengan dinas
pendidikan kabupate/kota dan unit pelaksana teknis di tingkat propinsi. Implementasi
pemantauan dan evaluasi yang sudah berjalan meliputi: pemantauan dan pengendalian
program secara tematik yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
kinerja tahunan melalui SAKIP. Hasil pelaksanaan pemantauan dan evaluasi akan
digunakan sebagai masukan bagi Direktorat pembinaan kursus dan pelatihan dalam
menyusun kebijakan kebijakan dimasa yang akan datang.
5 P E N U TU P
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan sangat penting untuk memberikan
kerangka kebijakan dan pengembangan program. Pelaksanaan program kursus dan
pelatihan selama ini masih belum memberikan dampak signifikan bagi upaya pengurangan
jumlah pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Untuk itu, diperlukan terobosan dan
perubahan mental dalam pengelolaan program kursus dan pelatihan. Uraian dalam rencana
strategis pembinaan kursus dan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan terobosan
dan orientasi baru dalam pengelolaan kursus dan pelatihan.
Selanjutnya, rencana strategis pembinaan kursus dan pelatihan akan sangat ditentukan oleh
eksekusi pelaksanaan program di lapangan sesuai dengan tahapan waktu yang ditetapkan.
Semoga para pemangku kepentingan dapat memberi nilai tambah positif di lapangan dari
gagasan dan rencana strategis yang telah dirumuskan dalam dokumen ini. Amin
KURIKULUM
JENJANG
NO. NAMA SKL KETERANGAN
KKNI JUMLAH JAM JUMLAH
PELAJARAN MODUL
Jenjang II 92 jam 4 modul
1 Senam Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 160 jam 9 modul
Jenjang IV *) *)
2 Sinshe Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 401 jam 18 modul
7 Video Editing Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 118 jam 9 modul
8 Penyiar Televisi Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 100 jam 10 modul
11 Bordir
Jenjang II 300 jam 7 modul
12
Jenjang II 300 jam 8 modul
Sulam
Jenjang III 300 jam 9 modul
Jenjang IV *) *)
Jenjang V 74 jam *)
Jenjang III,
Pajak Daerah
40 jam 5 modul
dan Retribusi
Daerah
Jenjang III,
19 Perpajakan Permendikbud No. 131, 2014
Pemotongan
dan
40 jam 5 modul
Pemungutan
Pajak
Penghasilan
21 Kamerawan TV Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 118 jam 7 modul
Perhotelan,
22 Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 300 jam *)
Housekeeping
Jenjang III *) *)
Jasa Usaha
23 Permendikbud No. 131, 2014
Makanan
Jenjang IV *) *)
Jenjang V *) *)
24 Tata Kecantikan Jenjang II Permendikbud No. 131, 2014 250 jam 10 modul
Jenjang I *) *)
Tata Rias
26 Permendikbud No. 131, 2014
Pengantin
Jenjang II *) *)
27 Spa Jenjang III Permendikbud No. 131, 2014 240 jam 9 modul
Jenjang VI,
Desain Batik *) *)
Kepemanduan
41 Jenjang III
wisata
Jenjang I
42 Pertamanan Jenjang II
Jenjang III
Jenjang II
Pemasangan
43
Bata
Jenjang III
Jenjang II
Perancah
44
(Scaffolding)
Jenjang III
45 Plumbing
Mekanik Alat
46 Jenjang III
Berat
Pekarya
47 Jenjang III
Kesehatan
48 Web Design Jenjang IV
Web
49 Jenjang IV
Programming
Mobile
50 Aplication Jenjang IV
Programming
Jenjang V
SKL yang sudah disusun namun belum mengacu kepada KKNI ada 6 jenis, yaitu:
Bahasa
51
Inggris
52 Bahasa Arab
Bahasa
53
Mandarin
Humas/Public
54
Speaking
Pendidik
55
PAUD
Battra
56
Ramuan
45 Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019
Komputer
57 Aplikasi
Perkantoran
10. Seni Merangkai Wendy Manik Jl. Pinang Emas I/53 Persil Hp. 0818 858 839
Bunga dan Desain 17 Blok UU Pondok 085810243131
Floral Pinang Jakarta Selatan Sekretaris:
18. Bahasa Mandarin Lily Sagita Wisma BNI 46 No. 34-08 Hp. 0821 1246 907
Indonesia Tjahyadi, MA, Jl. Jend. Sudirman Kav. I Email.
Ph.D Jakarta 10220 lskbmi@gmail.com
19. Ekspor Impor Drs. Hamdani Jl Kayu Jati III No. 1 Hp. 0856 167 7690
Rawamangun – Jakarta Telp.021-47866080
Timur Fax.
20. Hubungan Ir. Wahyuni Gd. Graha Metro Lt. II Hp. 0812 884 8282
Masyarakat Pudjiastuti, MS Jl. Penjernihan I/8
Indonesia Jakarta Pusat
21. Pendidik PAUD Dra. Nurbiana Jl. Prof. Dr. Sahardjo No. Hp. 0815 8901 691
Dhieni, M.Pd 151 Tebet, Jakarta Barat T. 021-8368 5558
Fax. 021-4786
5605 Email.
LSK.ditpaud@gmail
.com
22. Bordir dan Sulam Desak Putu Jl. Rawajati Timur ll, Rt Hp.0838 9434 9805/
Agung 001 Rw 002 No. 30, Kel. 0812 8050 780
Rawajati, Kec. Pancoran, T.021 – 7947016
Rencana Strategis Pembinaan Kursus dan Pelatihan 2015-2019 48
NO Nama LSK Ketua Alamat Telepon
Jakarta Selatan
23. Senam Indonesia Maya Tamara Jl. Halimun No.43, Kel.
Guntur, Kec. Setiabudi,
Jakarta Selatan
24. Mengemudi Berry Jln. Kosambi No.118, Hp. 08170245588
Kendaraan Herlambang Cirebon.
Bermotor
34 LSK Membatik Ruby Enniasary, Jln. Raya Bekasi Timur, Telp. 0214700475
SPd Nomor 202. 0817-6870-610
Cipinang Jagal 085781245161
Rt.001/016, Cipinang,
Jakarta Timur 13240
35 LSK Teknik Ade Romdon Kompleks Sariwangi
Kendaraan Ringan Estate, No.9, Ds
Sariwangi, Parong Pong.
Kab. Bandung Barat