Anda di halaman 1dari 13

Menurut Drs. Moh.

Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:

a. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara;

b. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran
rakyat;

c. meningkatkan perdamaian internasional;

d. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

Adapun uraian tentang tujuan politik luar negeri Indonesia dalam Pebukaan UUD 1945 tersebut,
antara lain sebagai berikut.

1. Indonesia mengupayakan agar setiap manusia di muka bumi bergaul dengan damai
antara satu dengan yang ain, menghormati hak asasi manusia, dan juga menghormati
kedaulatan negara masing-masing.
2. Indonesia menghendaki pergaulan internasional tertib tanpa pertikaian, perang, atau
penjajahan oleh satu bangsa kepada bangsa lain.
3. Indonesia mengupayakan agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik
antara negara satu dengan yang lain.
4. Indonesia berusaha agar hasil-hasil pembangunan tidak hanya dinikmati oleh bangsa
Indonesia sendiri, tetapi juga disumbangkan kepada masyarakat di negara lain.
5. Indonesia berusaha memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan berpartisipasi aktif
dalam organisasi internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

Pengertian Politik Luar Negeri dan Tujuannya| Politik luar negeri, Apa sih itu ?...Secara
umum, Pengertian Politik Luar Negeri adalah suatu perangkat yang formula, nilai, sikap dan
arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan memajukan kepentingan nasional
dalam menjalin sebuah kerja sama dengan negara lain. Secara sederhana, pengertian politik luar
negeri adalah cara negara dalam berinteraksi dengan negara lain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pengertian politik luar negeri dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengertian politik luar
negeri dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pengertian politik luar negeri adalah pola
perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam berhubungan kepada negara lain. Sedangkan
dalam arti sempit, pengertian politik luar negeri adalah strategi atau taktik yang digunakan
dalam menjalin kerja sama dengan negara lain. Kerja sama yang dilakukan biasanya dalam hal
mengeluarkan doktrin, diplomatik, mencanangkan tujuan dalam waktu yang lama atau singkat
dan membuat aliansi.

 Hudson : Menurut definisi Hudson yang menyatakan bahwa pengertian politik luar negeri
adalah sub-disiplin dari hubungan internasional tentang politik luar negeri untuk menjadi
panduan bagi negara-negara lain yang ingin bersahabat dan bermusuhan dengan negara
tersebut.

 JR. Childs : Pengertian politik luar negeri menurut pendapat JR. Childs adalah pokok-
pokok hubungan luar negeri dari suatu negara

 Goldstein : Menurut Goldstein, pengertian politik luar negeri adalah strategi yang
digunakan pemerintah sebagai pedoman dikancah internasional.

 Plano dan Olton : Menurut pendapat Plano dan Olton mengenai pengertian politik luar
negeri yang menegaskan bahwa politik luar negeri adalah strategi atau rencana tindakan
yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau
unik politik internasional yang lainnya untuk mencapai tujuan nasional.

 Now Trending:

 Lebaran Jomblo akan sege...

 Andai Pacaran itu Haram

 Lebaran Jomblo

 Duka dikala senja

Donisaurus
 Beranda

 IPS Terpadu

 Kumpulan Soal

 Pendidikan

 Sejarah Dunia

 Toeri-Teori

Menu

Politik Luar Negeri Indonesia Demokrasi


Terpimpin
Doni Setyawan | Oktober 2, 2016 | Masa Demokrasi Terpimpin | 1 Komentar
Politik luar negeri pada masa Demokrasi Terpimpin ditandai
dengan usaha keras Presiden Soekarno membuat Indonesia semakin dikenal di
dunia internasional melalui beragam konferensi internasional yang diadakan
maupun diikuti Indonesia. Tujuan awal dari dikenalnya Indonesia adalah mencari
dukungan atas usaha dan perjuangan Indonesia merebut dan mempertahankan Irian
Barat. Namun seiring berjalannya waktu, status dan prestis menjadi faktor-faktor
pendorong semakin gencarnya Soekarno melaksanakan aktivitas politik luar negeri
ini. Efek samping dari kerasnya usaha ke luar Soekarno ini adalah ditinggalkannya
masalah-masalah domestik seperti masalah ekonomi. Politik luar negeri Indonesia
pada masa ini juga bersifat revolusioner.

Presiden Soekarno dalam era ini berusaha sekuat tenaga untuk mempromosikan
Indonesia ke dunia internasional melalui slogan revolusi nasionalnya yakni
Nasakom (nasionalis, agama dan komunis) dimana elemen-elemen ini diharapkan
dapat beraliansi untuk mengalahkan Nekolim (Neo Kolonialisme dan
Imperialisme). Dari sini dapat dilihat adanya pergeseran arah politik luar negeri
Indonesia yakni condong ke Blok komunis, baik secara domestik maupun
internasional.

Condong ke Blok Komunis

Hal ini dilihat dengan adanya kolaborasi politik antara Indonesia dengan China dan
bagaimana Presiden Soekarno mengijinkan berkembangnya Partai Komunis
Indonesia (PKI) di Indonesia. Alasan Soekarno mengijinkan perluasan PKI itu
sendiri adalah agar komunis mampu berasimilasi dengan revolusi Indonesia dan
tidak merasa dianggap sebagai kelompok luar.

Dibentuknya Poros Jakarta Peking. Faktor dibentuknya poros ini antara lain,
pertama, karena konfrontasi dengan Malaysia menyebabkan Indonesia
membutuhkan bantuan militer dan logistik, mengingat Malaysia mendapat
dukungan penuh dari Inggris, Indonesia pun harus mencari kawan negara besar
yang mau mendukungnya dan bukan sekutu Inggris, salah satunya adalah China.
Kedua, Indonesia perlu untuk mencari negara yang mau membantunya dalam
masalah dana dengan persyaratan yang mudah, yakni negara China dan Uni Soviet.

Merebut Irian Barat

Dalam rangka persiapan kekuatan militer untuk merebut kembali Irian Barat,
pemerintah RI mencari bantuan senjata ke luar negeri. Pada awalnya usaha ini
dilakukan kepada negara-negara Blok Barat, khususnya Amerika Serikat, namun
tidak membawa hasil yang memuaskan. Kemudian upaya ini dialihkan ke negara-
negara Blok Timur (komunis), terutama ke Uni Soviet. Pada akhirnya
dikirimkanya misi yang dipimpin oleh A.H Nasution untuk membeli senjata ke Uni
Soviet.

ASIAN Games Jakarta 1962.

Presiden Soekarno berusaha menjadikan ajang kejuaraan olahraga untuk


menunjukan nama Indonesia di dunia internasional.

1. Pembangunan komplek Istora yang terdiri dari Stadion Gelora Bung Karno,
Stadion Renang, Stadion Madya, Stadion Tenis dan Gedung Basket

2. Hotel Indonesia

3. Memperluas jalan Thamrin, jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan Grogol

4. Pembangunan jembatan Semanggi

5. Pembuatan Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk menayangkan


pertandingan Asian Games

Berbagai proyek tersebut salah satu dananya merupakan bantuan dari Uni Soviet.
Pelaksanaan Asian Games berlangsung dari 24 Agustus – 4 September 1962.
Negara yang mengikuti berjumlah 16 negara. Muncul controversial dimana
Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan. Hal ini menyalahi undang-undang
Asian Games Foundation oleh karena itu kemudian Indonesia diskors dalam
mengikuti Olimpiade musim panas 1964 di Tokyo. Lima besar negara peroleh
medali dalam Asian Games ke-4 yaitu Jepang, Indonesia, India, Filipina dan
Korea.

OLDEFO dan NEFO

Mundurnya Indonesia dari PBB berujung pada terhambatnya pembangunan dan


modernisasi Indonesia karena menjauhnya Indonesia dari pergaulan Internasional.
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru berkaitan dengan sikap
konfrontasi penuhnya terhadap imperialisme dan kolonialisme. Doktrin itu
mengatakan bahwa dunia terbagi dalam dua blok, yaitu

1. Old Established Forces (Oldefo) adalah negara-negara


imperialis/kolonialis/kapitalis dan negara negara sedang berkembang yang
cenderung pada imperialisme/kolonialis.
2. New Emerging Forces (Nefo) yaitu kelompok negara-negara sedang
berkembang yang anti imperialis/kolonialis dan sosialis serta komunis.
Indonesia temasuk dalam Nefo.

PelaksanaanGames of The New Emerging Forces (GANEFO)

Ganefo merupakan pesta olahraga untuk negara-negara yang termasuk Nefo.


Ganefo diadakan atas prakarsa Presiden Soekarno sebagai tandingan dari
Olimpiade. Hal ini dilatarbelakangi oleh peristitwa sebelumnya yang mana
Indonesia diskors oleh komite Olimpade dikarenakan pada saat Asian Games tahun
1962 di Jakarta, negara Israel dan Taiwan tidak boleh mengikuti pertandingan
olahraga tersebut.

Ganefo dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 10-23 November 1963 yang diikuti
oleh 53 negara. Penyelenggaraan Ganefo diboikot oleh negara-negara Barat. Meski
demikian Ganefo tetap berlangsung. Motto dari Ganefo adalah “Maju Terus Jangan
Mundur”. Lima besar perolehan medali pada Ganefo yaitu: Cina, Uni Soviet,
Indonesia, Republik Arab Bersatu, dan Korea Utara.

Pelaksanaan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO)

Pelaksanaan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO) merupakan


gagasan Presiden Soekarno untuk membentuk suatu kekuatan blok baru yang
beranggotakan negara-negara berkembang untuk menyaingi blok barat dan blok
timur. Conefo merupakan tandingan terhada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada saat itu, Presiden Soekarno menentang PBB dikarenakan PBB justru dikuasai
oleh negara adidaya.

Sebagai realisasi dari adanya Conefo, maka Presiden Soekarno melakukan


pembangunan gedung Conefo yang diharapkan akan lebih megah dibandingkan
dengan markas PBB di New York. Rencananya Conefo akan dilaksanakan pada
tahun 1966. Akan tetapi gagal dilaksanakan karena kondisi politik Indonesia tidak
menentu pasca adanya peristiwa G 30/S PKI.

Konfrontasi dengan Malaysia

Pembentukan federasi Malaysia oleh Inggris dianggap membahayakan Indonesia.


Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut Presiden Soekarno
pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana Inggris untuk
mengamankan kekuasaanya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia
dianggap sebagai proyek Neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi
Indonesia. Oleh karena itu, berdirinya negara federasi Malaysia ditentang oleh
pemerintah Indonesia. Pada 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengucapkan Dwi
Komando Rakyat (Dwi Kora) yang isinya:
1. Perhebat ketahanan revolusi Indonesia

2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Manila, Singapura, Sabah,


Serawak dan Brunai untuk membubarkan negara boneka Malaysia

Untuk menjalankan konfrontasi Dwikora, Presiden Soekarno membentuk


Komando Siaga dengan Marsekal Madya Oemar Dani sebagai Panglimanya.
Puncak ketegangan terjadi ketika Malaysia ditetapkan sebagai Anggota Tidak Tetap
Dewan Keamanan PBB.

Indonesia Keluar dari PBB

Ditetapkannya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,


menyulut kemarahan Indonesia. Hingga akhirnya pada 15 September 1965
Indonesia keluar dari PBB karena Soekarno beranggapan bahwa PBB berpihak
pada Blok Barat. Berikut ini merupakan alasan Indonesia keluar dari PBB:

1. Presiden Soekarno menganggap bahwa markas PBB (New York) tidak


netral. Seharusnya diluar blok Amerika dan blok Uni Soviet

2. PBB dianggap lamban dalam menyikapi konflik antara negara

3. Adanya hak veto yang dimiliki oleh lima negara yakni Amerika Serikat,
Inggris, Uni Soviet (Rusia) Perancis dan Cina mencerminkan dominasi
negara tertentu

4. Banyak kebijakan yang menguntungkan negara-negara Barat.

 Sekolah Menengah Atas

 Sejarah

 8 poin

Sebutkan kebijakan luar negri yang dilakukan


pemerintah pada masa demokrasi terpimpin!
 Tanyakan detil pertanyaan

 Ikuti

 tidak puas? sampaikan!

dari Nurhayatisudding 02.10.2017


Jawabanmu

 dodysjk

 Ambisius

Ini adalah Jawaban Tersertifikasi


×
Jawaban tersertifikasi mengandung isi yang handal, dapat
dipercaya, dan direkomendasikan secara seksama oleh tim
yang ekspert di bidangnya. Brainly memiliki jutaan jawaban
dengan kualitas tinggi, semuanya dimoderasi oleh komunitas
yang dapat dipercaya, meski demikian jawaban tersertifikasi
adalah yang terbaik dari yang terbaik.
Mapel : Sejarah

Kelas : XII SMA

Kategori : Kebijakan Pemerintah Pada Masa Demokrasi


Terpimpin

Kata kunci : Kebijakan, Terpusat, Orde Lama


Berikut ini adalah kebijakan luar negeri yang dilakukan
pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin, antara lain:

1. Pada tahun 1960, Indonesia mengirimkan pasukan


penjaga perdamaian dunia dari Indonesia yakni kontingen
Garuda II mewakili United Nations Operation for
Congo(UNOC) Persatuan Bangsa – Bangsa (PBB) ke negara
Kongo.

2. Pada tahun 1961 Indonesia mengadakan operasi


TRIKORA untuk merebut Irian Barat dari Belanda yagn
dilakukan melalui Komando Mandala dibawah pimpinan
Mayor Jendral Soeharto yang berakhir dengan Persetujuan
New York dimana Belanda menyerahkan kekuasaannya atas
Irian Barat kepada Indonesia.

3. Pemerintah Indonesia membagi kekuatan politik dunia


menjadi dua kubu yakni New Emerging Forces (NEFO) dan
Old Established Forces (OLDEFO).

4. Pembagian kekuatan politik dunia menjadi New


Emerging Forces (NEFO) dan Old Established Forces
(OLDEFO) ini kemudian dilanjutkan pemerintah dengan
mengadakan olahraga negara – negara anggota Games of
New Emerging Forces (GANEFO) pada tahun 1962.

5. Indonesia mengadakan konferensi negara negara


anggota Conference of New Emerging Forces (CONEFO)
seperti Indonesia, Cina, Rusia Korea Utara, dan Vietnam
Utara pada tahun 1965 di Jakarta.

6. Indonesia melakukan konfrontasi dengan


Malaysia dengan alasan bahwa Federasi Malaysia
merupakan boneka Inggris untuk melakukan penjajahan
yang membahayakan revolusi Indonesia pada tahun 1964.
Karena pengumuman Malasyia yang sepihak tersebut,
pemerintah Indonesia kemudian mengumumkan konfrontasi
dengan Malasyia melalui perintah Dwi Komando Rakyat
(Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta.

Perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang dikeluarkan


Presiden Soekarno berisi:

a. Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia.

b. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya,


Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan
Malaysia.

Pengumuman konfrontasi tersebut kemudian diikuti oleh


pembentukan komando penyerangan atas Malasyia.
Komando penyerangan ini bernama bernama Komando
Mandala Siaga (Kolaga) yang dipimpin oleh Marsekal Madya
Oemar Dhani.

7. Penarikan diri Indonesia dari keanggotaan Perserikatan


Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1965 dengan alasan
diterimanya Malaysia sebagai anggota dewan keamanan
tidak tetap PBB.

8. Indonesia membentuk poros Jakarta – Beijing pada


tahun 1964 sehingga membuat Indonesia cenderung pro
kubu komunis dalam situasi perang dingin antara Amerika
dan Rusia.

9. Indonesia melaksanakan politik mercusuar, yakni suatu


politik yang mengagungkan kebesaran Indonesia di mata
dunia pergaulan internasional dengan membangun Stadion
Senayan (Gelora Bung Karno), Televisi Republik Indonesia
(TVRI), Hotel Indonesia, dan lain sebagainya.

Banyaknya kontroversi tentang seputar peristiwa G30S/PKI masih menjadi sebuah perdebatan yang
panjang terutama menguak siapa orang yang paling bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut.
salah satu pihak yang dituduh yaitu Soekarno presiden RI pertama, alasan
mengapa Soekarno menjadi salah satu orang yang dianggap bertanggung jawab adalah karena
program kerjasama yang dibentuk Soekarno pada masa itu yaitu Poros Jakarta - Peking.
pada dasarnya Soekarno membentuk kerjasama tersebut dilandasi beberapa faktor, bukan
merupakan hasutan dari petinggi PKI melainkan semuanya itu dilaksanakan atas dasar membawa
negara Indonesia menjadi negara yang besar, mandiri dan dihormati oleh bangsa-bangsa lainnya.
faktor-faktor yang menjadi penyebab mengapa poros Jakarta-Peking dilaksanakan antara lain:
1. Konfrontasi dengan Malaysia membuat Indonesia membutuhkan bantuan militer maupun logistik
mengingat Malaysia didukung penuh oleh Inggris sehingga Indonesia pun harus mencari negara
besar yang bisa mendukung Indonesia dan juga bukan sekutu dari Inggris salah satu negara yang
dimaksud adalah China
2. Posisi negara Indonesia sebagai negara yang baru merdeka membuat Indonesia membutuhkan
banyak bantuan modal asing, namun bila menggantungkan diri pada negara besar seperti USA dan
Inggris akan membuat Indonesia semakin sulit karena besrnya bunga dan persyaratan yang
memberatkan sehingga Indonesia perlu mencari negara donor yang mampu memberikan bantuan
dengan persyaratan yang mudah yaitu China dan Uni Soviet
3. Ketidak adilan PBB terhadap negara-negara yang baru merdeka seperti Indonesia membuat
Indonesia membutuhkan bantuan suara di PBB, sehinggga kerjasama dengan China dan Uni Soviet
yang merupakan Dewan Keamanan PBB akan membuat suara Indonesia didengar oleh PBB

Gerakan Non Blok merupakan organisasi dunia yang dibentuk pada saat terjadinya Perang
Dingin antara blok barat dengan blok timur. Di dalam Gerakan Non Blok tidak terdapat struktur
organisasi yang mengurus kegiatan di berbagai bidang karena Gerakan Non Blok bukan
merupakan lembaga. Gerakan Non Blok mengandalkan perjuangan pada kekuatan moral. Satu-
satunya pengurus dalam Gerakan Non Blok adalah ketua. Ketua Gerakan Non Blok dijabat oleh
kepala pemerintahan negara yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan
Non Blok. KTT Gerakan Non Blok dihadiri oleh para kepala pemerintahan dan kepala negara
anggota Gerakan Non Blok.
Kegiatan Gerakan Non Blok meliputi bidang berikut ini.

Bidang Politik
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang politik dan perdamaian dunia, antara
lain ikut berusaha:

1. meredakan ketegangan dunia;


2. mengusahakan terciptanya perdamaian dunia;
3. mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis;
4. mengusahakan pelucutan senjata dan pengurangan senjata nuklir;
5. menghapus pangkalan militer asing dan pakta-pakta militer;
6. melenyapkan kolonialisme;
7. menyelesaikan sengketa antarnegara dan perang-perang lokal, separti Perang Irak-Iran,
masalah di wilayah Timur Tegah (Midle East);
8. menghapus persekutuan militer;
9. menentang rasialisme dan apartheid

a. Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo

Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi cenderung condong pada
salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan politik konfrontasi yang lebih mengarah pada
negara-negara kapitalis seperti negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Politik Konfrontasi
tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New Emerging Forces) dan Oldefo (Old
Established Forces)
Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif revolusioner
(termasuk Indonesia dan negara-negara komunis umumnya) yang anti imperialisme dan
kolonialisme.

Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang
neokolonialis dan imperialis (Nekolim).

Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong Yang.


Dampaknya ruang gerak Indonesia di forum internasional menjadi sempit sebab hanya
berpedoman ke negara-negara komunis.

b. Politik Konfrontasi Malaysia

Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan karena
pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang dianggap sebagai
proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.

Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada
tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut.

Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.

Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris.

Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan Barat


menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia.

c. Politik Mercusuar

Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia merupakan
mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia.

Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang


diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo.
Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran rupiah
diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces ) yang
membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi delegasi
asing.

Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab Malaysia diangkat
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

d. Politik Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-Afrika yang kehidupan


politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur.

Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa


Asia-Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin.

Keterlibatan Indonesia dalam GNB menunjukkan bahwa kehidupan politik Indonesia di dunia
sudah cukup maju.

GNB merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI,
GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan
internasional.

Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan:

a. Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta pengagkatan wakil
ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-
masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen.

b. Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17 Agustus 1959
yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN atas
usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September 1959.

c. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan
MANIPOL USDEK.
d. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai presiden
seumur hidup.

e. Pidato presiden yang berjudul ”Berdiri di atas Kaki Sendiri” sebagai pedoman revolusi dan
politik luar negeri.

f. Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan, persaingan di antara TNI
dengan Parpol.

g. Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata dengan di bentuk Komandan
Operasi Tertinggi (KOTI)

Anda mungkin juga menyukai