Anda di halaman 1dari 35

GANGGUAN SENSIBILITAS

Dr. Rusli Dhanu, Sp.S


Bagian Neurologi FK USU
Medan - Indonesia

1
Gangguan Sensibilitas

Merupakan kasus yang banyak dijumpai.


Gangguan Sensibilitas yang berat dapat
mengganggu aktifitas.
Untuk mengatasi gangguan kasus
tersebut diperlukan :

2
Gangguan Sensibilitas

1. Pemahaman anatomi dan fisiologi


sistem sensorik.
2. Cara pemeriksaan yang tepat.
3. Mengenal beberapa penyakit yang
dapat menyebabkan gangguan
sensibilitas.

3
Gangguan Sensibilitas

Impuls dari area 4 (korteks serebri),

depolarisasi otot

kontraksi otot

gerakan
4
Gangguan Sensibilitas

Area 4 menerima impuls yang datang dari


susunan sensibilitas.
Impuls pada susunan sensibilitas tercetus
akibat terangsangnya reseptor pada
susunan sensibilitas.
Jadi : Susunan sensibilitas
UMN LMN dapat dipandang
sebagai lengkung refleks.

5
Reseptor

Tugas reseptor, merubah berbagai jenis


gaya : - mekanik
- kimia impuls saraf
- thermik
- elektrik

6
Reseptor

Menurut Von Frey :

- Reseptor bersifat khusus.


- Setiap reseptor berhubungan dengan
suatu terminal tepi serabut saraf
afferen.
Ada 3 macam reseptor :

7
I. Eksteroseptor (3 jenis)

 1. Tangoseptor (penerima sentuhan) :


A. alat dari Merkel.
B. alat dari Meissner.
C. serabut perasa pada akar rambut.
 2. Termoreseptor :
A. alat dari Ruffini (panas).
B. alat dari Krause (dingin).
 3. Nosiseptor :
Free Nerve Ending (nyeri).

8
II. Proprioseptor

1. Kerucut otot (muscle spindle) :


pada otot.
2. Alat golgi :
pada tendon.
3. Alat pacini :
pada sarung tendon, simpai sendi,
periost, peritoneum, pleura, pericard.

9
III. Introseptor

Ujung saraf bebas dari susunan saraf


simpatik :
paru, usus, limpa, hati, pembuluh
darah………..tidak disadari.
vesica urinaria, rectum,
lambung…………..bisa disadari.

10
Lintasan Sensibilitas
Rasa Nyeri dan Suhu

Reseptor Afferen Radik Dorsalis


Med. Spinalis Sinaps
Menyilang Naik melalui Trak Spino
Thalamikus Lat Talamus
Girus Post Sentralis.

11
Lintasan Sensibilitas
Rasa Nyeri dan Suhu

.

12
Lintasan Sensibilitas
Rasa Sentuhan Ringan

Reseptor Afferen Radik


Dorsalis Med. Spinalis
Sinaps Menyilang Naik melalui
Trak Spino Talamikus Ventralis
Thalamus Girus Post Sentralis.

13
Lintasan Sensibilitas
Rasa Sentuhan Ringan

.

14
Lintasan Sensibilitas
Rasa tekan yang dalam, diskriminasi 2 titik, rasa
getar, persepsi bentuk

Reseptor Afferen Radik Dorsalis


Naik melalui Fasikulus Kuneatus dan
Grasilis Med. Oblongata (Nukleus
Kuneatus & Grasilis) Fibrae Arcuata
menyilang Lemniskus Medialis
Thalamus Girus Post Sentralis.

15
Lintasan Sensibilitas
Rasa tekan yang dalam, diskriminasi 2 titik, rasa getar, persepsi
bentuk

.

16
Lintasan Sensibilitas
Lintasan Proprioseptif

 A. Langsung menjadi lengkung refleks.


 B. 1. Radik Dors M. Spin Trak Spino Serebellaris Dors
Pedunkularis Serebelli Inf Serebellum.

2. Radik Dors M. Spin Trak Spino Serebellaris Vent


Pedunkularis Serebellaris Sup Serebellum.

3. Radik Dors Fas Kuneatus dan Grasilis


Medula Oblongata(Nukl G&K) Menyilang
Lemniskus med Talamus Girus Post Sentralis.

17
Lintasan Sensibilitas
Lintasan Proprioseptif

18
PETA DERMATOM

Suatu daerah dikulit yang disarafi oleh


suatu radik posterior suatu segmen
susunan saraf.
Kita menggunakan peta dermatom
Foerster.
Peta dermatom dapat dipergunakan untuk
menetapkan tingginya lesi pada medula
spinalis.

19
PETA DERMATOM

.

20
Tanda-tanda Gangguan
Sensibilitas

1. Perasa Raba :


menurun hipestesia
lenyap anestesia
meningkat hiperstesia
2. Perasa Nyeri :
menurun hipalgesia
lenyap analgesia
3. Perasa Suhu :
menurun termhipestesia
lenyap termanestesia
21
Tanda-tanda Gangguan
Sensibilitas
 4. Perasa Vibrasi :
menurun palhipestesia
menghilang palanestesia
 5. Perasa Proprioseptif :
terganggu ataksia sensorik
 6. Stereognosis :
tidak mampu astereognosis
 7. Grafastesia :
tidak mampu grafanastesia
 8. Topognosis :
tidak mampu atopognosis
 9. Barognosis :
tidak mampu abarognosis
22
Pemeriksaan Sensibilitas
1. Ada kerjasama dengan penderita (kooperatif).
2. Pemeriksaan dilakukan secara santai.
3. Sebelum melakukan uji, terlebih dahulu
diterangkan pada penderita, respon apa yang
diharapkan.
4. Dijaga supaya penderita tidak dapat melihat
daerah kulit yang diperiksa.
5. Penderita jangan menutup matanya,
terutama bila pemeriksaan memakan waktu
yang lama.

23
Beberapa Gangguan
Sensibilitas
 1. Lesi pada Girus Sentralis Posterior :
A. Sindrom kortikal sensorik Dejerine :
- Astereognosis.
- Grafanestesia.
- Abarognosis, di sisi kontralateral dari lesi.
B. Sensibel Jackson :
- Bangkitan Parastesia di sisi kontralateral
dari lesi.
C. Gangguan sensibilitasi yang terbatas :
- Sarung tangan, kaos kaki.
- Bibir dan tangan.
24
Beberapa Gangguan
Sensibilitas

2. Lesi pada Kapsula Interna :


- Hemianestesia.
- Hemiplegia.
- Hemanopsia.
bila akut : stroke,
kontusio serebri.
sub akut : ensefalitis,
meningitis.
kronik progresif : tumor serebri,
hematom subdural.

25
Beberapa Gangguan
Sensibilitas

3. Lesi pada Thalamus :


Gejala :
- Nyeri di sisi tubuh kontra lateral
- Hemihypestesia.
- Hemiataksia.
- Hemiparesis yang berlangsung sejenak.
- Hemiatetosis (Hemichorea).

26
Beberapa Gangguan
Sensibilitas

 4. Lesi pada batang otak :


timbul hemihypestesia alternan.
mis : trombosis arteri serebellaris posterior
inferior Syndroma Wallenberg.
Dengan gejala :
- hemihipalgesia alternans.
- hemitermhipestesia alternans.
- paralisis N IX di sisi lesi.
- horner tidak lengkap di sisi lesi.
- vertigo (karena mengenai nukleus vestibularis).

27
Beberapa Gangguan
Sensibilitas
 5. Lesi pada Medula Spinalis :
A. Lesi lintang medula spinalis :
1) Lesi lintang di cervical :
- anestesi tetraplegik.
- di bawah lesi sensibilitas terganggu dalam
semua kualitas.
2) Lesi lintang di torakal atau lumbal :
- anestesi paraplegik.
- di bawah lesi sensibilitas terganggu dalam
semua kualitas.
3) Lesi lintang di konus :
- anestesi/hipestesi selangkang (saddle anestesia).
- sensibilitas dermatom S3, S4, S5 terganggu dalam
semua kualitas.
28
Beberapa Gangguan
Sensibilitas

Penyebab Lesi Lintang Medula Spinalis :


1. Trauma, kontusio medula spinalis.
2. Infeksi / reaksi autoimun dapat terjadi
myelitis transversa.
3. Neoplasma.
4. Kompresi medula spinalis, karena :
- Fraktur korpus vertebra.
- Spondilitis TBC.

29
Beberapa Gangguan
Sensibilitas
 B. Lesi parsial medula spinalis :
1. Sindroma Brown Sequard (hemiseksi medula
spinalis), dengan gejala :
-kelumpuhan LMN, ipsilateral setinggi lesi.
-kelumpuhan UMN ipsilateral di bawah lesi.
-anestesi kulit ipsilateral setinggi lesi.
-hyperestesi ipsilateral di bawah zona
anestetik.
-hilangnya sensasi proprioseptif ipsilateral di
bawah lesi.
-hilangnya sensasi nyeri dan suhu kontra
lateral di bawah lesi.
30
Beberapa Gangguan
Sensibilitas
B. Lesi parsial medula spinalis :
2. Siringomieli :
- sering di daerah servikal.
- gliosis di medula spinalis kemudian
disusul dengan timbulnya suatu rongga
seperti pipa di dalamnya.

Gejala :
hipalgesi dan termhipestesi dada dan
anggota gerak atas, dapat meluas sampai
dada / punggung bagian atas.
31
Beberapa Gangguan
Sensibilitas

B. Lesi parsial Medula spinalis :


3. Posterolateral sklerosis :
akibat defisiensi vitamin B-12.

Gejala :
gangguan vibrasi dan gangguan “two point
discrimination” pada ekstremitas superior dan
inferior pada bagian distal.

32
Beberapa Gangguan
Sensibilitas
B. Lesi parsial medula spinalis :
4. Tabes dorsalis :
- disebabkan treponema pallidum.
- 25% dari neurosiphilis dapat
menyebabkan tabes dorsalis.
- merusak radik dorsalis dan kolumna
dorsalis.

Gejala :
nyeri, ataksia, parastesia, sensory loss,
hyperestesia, dan gangguan kandung kemih.
33
Beberapa Gangguan
Sensibilitas

6. Lesi pada saraf tepi :


-Neuropati
-Neuralgia

34
CLINICAL SYNDROME OF LESIONS INTERRUPTING SENSORY
PATHWAYS

.

35

Anda mungkin juga menyukai