Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan lingkungan sangat penting karena merupakan bagian
dari kebutuhan dasar manusia. Ini berarti bahwa setiap manusia
membutuhkan kenyamanan pada lingkungannya. Dalam memenuhi
kebutuhan tersebut bukan berarti seorang perawat harus membersihkan
lingkungan tetapi tentang bagaimana seorang perawat memberikan rasa
nyaman pada pasien. Salah satu cara perawat memberikan rasa nyaman
kepada pasien dengan cara mengatur kamar pasien contohnya mengatur
posisi tempat tidur pasien.
Kamar pasien, tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi
pasien selama ia berada di rumah sakit. Tempat tidur yang rapi
memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting
bagi kesejahteraan pasien. Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur
pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dengan memberikan tempat
tidur yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Merapikan tempat tidur merupakan tanggung jawab perawat. Perawat.
menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat tidur. Hal ini memerlukan
pemeriksaan yang sering untuk memastikan linen tempat tidur bersih,
kering, dan bebas kerutan. Perawat biasanya merapikan tempat tidur klien
setelah klien mandi, selama klien mandi atau showering, atau ketika klien
keluar ruangan untuk tes atau prosedur. Sepanjang hari perawat
meluruskan linen yang makanan setelah makan dan menjadi basah atau
kotor. Linen tempat tidur yang basah atau kotor harus diganti.
Orang umumnya terbaring di tempat tidur sewaktu sakit, sering kali dalam
waktu yang lama, oleh sehingga tempat tidur menjadi suatu elemen
penting dalam kehidupan klien. Suatu tempat yang bersih, aman, dan
nyaman dapat meningkatkan kemampuan klien beristirahat dan tidur serta
memiliki perasaan sejahtera. Furnitur dasar di fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi tempat tidur, meja di samping tempat tidur, overbed
table, satu kursi atau lebih, dan sebuah tempat penyimpanan pakaian.

1
Sebagian besar unit tempat tidur juga memiliki lampu panggil, lampu
tetap, stop kontak, listrik, dan peralatan higienis di meja samping tempat
tidur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan?
2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan lingkungan?
3. Apa saja macam-macam upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan?
4. Bagaimana Posisi Tempat Tidur Yang Umum Digunakan?
5. Bagaimana Cara Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup ( Close Bed )?
6. Bagaimana Cara Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka ( Open Bed )?
7. Bagaimana Cara Menyiapkan Tempat Tidur Pasca Operasi ( Aether
Bed)?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Makalah ini Disusun Bertujuan Untuk :
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian kebersihan lingkungan
2. Agar pembaca dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kebersihan lingkungan
3. Agar pembaca dapat mengetahui macam-macam upaya dalam menjaga
kebersihan lingkungan.
4. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana posisi tempat tidur yang
umum digunakan
5. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menyiapkan tempat
tidur tertutup ( close bed )
6. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menyiapkan tempat
tidur terbuka ( open bed )
7. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menyiapkan tempat
tidur pasca operasi ( aether bed )

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebersihan Lingkungan


Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja
dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan
banyak cara seperti menyediakan tempat pembuangan sampah dibanyak
tempat untuk meminimalisir pembungan sampah yang sembarangan,
menyapu, mngepel, mencuci pakain, dan masih banyak yang lainnya.
Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan dilingkungan
sekitar dan mulai dari menjaga kebersihan diri sendiri.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan lingkungan


Menurut Hendrick L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status drajad
kebersihan lingkungan, yaitu:
1. Lingkungan
Lingkungan digolongkan menjadi aspek fisik dan sosial, aspek fisik
contohnya sampah,air, udara , dll
2. Prilaku
Prilaku menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kebersihan
lingkungan karena sehat atau tidaknya lingkungan sangat bergantung
pada prilaku warga masyarakatnya.
3. Pelayanan kesehtan
Keberadaan fasilitas pelayanan kesehtan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, mencegah terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelopok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan.
4. Keturunan
Keturunan merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan, seperti
diabetes militus dan asma.
C. Macam-macam upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan

3
a. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberikan contoh kepada
masyarakat tentang bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan.
b. Melibatkan tokoh yang berpengaruh untuk membantu memberikan
pengarahan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
c. Mengajak para remaja untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan
lingkungan
d. Menambah tempat pembuangan sampah yang ada agar meminimalisir
buang sampah sembarangan.
e. Mensosialisasikan pada masyarakat mengenai pola hidup sehat dan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

D. Posisi tempat tidur yang umum digunakan


Pada rumah sakit, banyak pasien yang menderita berbagai penyakit, terkadang
penyakit-penyakit tersebut mengharuskan pasien untuk mengatur cara tidurnya
dengan baik. Cara tidur yang baik pasti berhubungan dengan pengaturan posisi
tempat tidur yang baik, bukan hanya saat tidur, tetapi saat makan juga
memerlukan pengaturan posisi tempat tidur yang baik.
1. Ada beberapa posisi tempat tidur yang umumnya digunakan oleh pasien,
yaitu :
a. Posisi Fowler
 Kepala tempat tidur di tinggikan sampai sudut 45 derajat atau lebih;
posisi setengah duduk.
 Disukai bila kelien makan .
 Digunakan selama pemasukan selang nasogastrik dan pengisap
nasotrakhea.
 Meningkatkan exspansi paru.

b. Posisi Semi Fowler


 Kepala tempat tidur ditinggikan kira-kira 30 derajat; kecondongan
kurang dari posisi fowler.
4
 Meningkatkan exspansi paru.
c. Posisi Trendelenburg
 Keseluruhan tempat tidur di tinggikan dengn kepala tempat tidur di
bawah.
 Digunakan untuk draenase postural memfasilitasi pena balik pada klien
yang mengalami perfusi perifer yang buruk.
d. Posisi Trendelenburg Terbalik
 Keseluruhan tempat tidur ditinggikan dengan kaki tempat tidur di
bawah.
 Jarang digunakan meningkatkan penggosongan lambung mencegah
refleks esophagus
e. Posisi Datar
 Keseluruhan tempat tidur secara horizontal pararel dengan lantai.
 Digunakan untuk klien yang cedera vertebra.
 Digunakan bagi klien hipotensi umum nya disukai klien untuk
kegiatan tidur.
2. Definisi Tempat Tidur
Jenis Tempat tidur dan metode yang digunakan untuk mengoperasikannya
dapat berbeda diberbagai fasilitas kesehatan tetapi prinsip dasar merapikan tempat
tidur adalah sama. Baik untuk yang tinggal ditempat tidur, maupun yang akan
merawatnya, kwalitas tempat tidur menjadi sangat penting. Suatu tempat tidur
secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Individu harus dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan
maupun sendiri.

 Keamanan harus terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.

 Pasien atau penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi
tempat kerja penting disini).

 Diatas tempat tidur harus dapat diletakkan beberapa alat bantu.

 Tempat tidur, kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.

Sebuah tempat tidur disamping memenuhi syarat-syarat diatas sebaiknya juga


harus dapat disetel dalam berbagai posisi dan berada diatas roda-roda. Kain yag
dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun atau kain imitasi katun.
5
3. Kerangka Tempat Tidur

Kerangka tempat tidur di rumah sakit dibagi menjadi tiga bagian. Hal ini
memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan secara terpisah.
Sebagian besar tempat tidur memiliki motor listrik untuk mengoperasikan engsel
yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi dengan menekan sebuah tombol
atau menggerakan pengungkit yang kecil, yang terletak di sisi tempat tidur atau
pada sebuah panel kecil yang terpiah dari tempat tidur tetapi dihubungkan dengan
kabel ke tempat tidur, yang dapat segera digunakan oleh klien.

Tempat tidur di rumah sakit biasanya memiliki tinggi 66cm dan lebar 0,9m,
lebih sempit dari pada tempat tidur yang biasa, sehingga perawat dapat,
menjangkau klien dari salah satu sisi tempat tidur tanpa melakukan peregangan
yang tidak perlu. Panjangnya biasanya 1,9 m. Beberapa tempat tidur memiliki
panjang yang dapat ditambah untuk mengakomodasi klien yang sangat tinggi.
Fasilitas perawatan jangka panjang klien yang mampu melakukan ambulasi
biasanya memiliki tempat tidur yang rendah untuk mempasilitasi klien naik dan
turun dari tempat tidur. Sebagaian besar tempat tidur memliki posisi “tinggi” dan
“rendah” yang dapat di atur baik secara mekanik mupun secara elektrik dengan
menggunakan sebuah tombola tau pengungkit. Posisi tinggi memungkinkan
perawat untuk menjangkau klien tanpa melakukan peragangan atau
pembungkukan yang tidak perlu. Posisi yang rendah memudahkan klien untuk
melangkah dari tempat tidur ke lantai.

4. KASUR

Kasur biasanya di lapisi dengan bahan tahan air agar tidak mudah kotor dan
dapat dengan mudah di bersihkan. Sebagaian besar kasur memiliki pegangan di
bagian sisinya yang disebut pengangkat sehingga memungkinkan kasur di
pindahkan. Banyak kasur khusus juga digunakan di rumah sakit untuk
mengurangi tekanan pada daerah penonjolan tulang, seperti tumit. Kasur ini
terutama berguna bagi klien yang terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu
lama.

6
5. PAGAR TEMPAT TIDUR

Pagar tempat tidur, atau sisi pengaman, baik digunakan pada tempat tidur
maupun brankar di rumah sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai bentuk
ukuran dan serta biasa nya terbuat dari logam. Peralatan untuk menaikan dan
menurunkannya berbeda. Seringkali, satu atau dua kenop ditarik untuk
melepaskan pagar sehingga dapat digerakan. Jika kondisi klien mengharuskan
penggunaan pagar tempat tidur, penting agar perawat jangan meninggalkan sisi
tempat tidur ketika pagar sedang di turunkan. Beberapa pagar tempat tidur
memliki dua posisi : naik dan turun. Pagartempat tidur lain memiliki 3 posisi :
tinggi, menengah, dan rendah. Posisi turun dan rendah digunakan jika pagar
tempat tidur tidak di butuhkan. Pada beberapa model, dasar tempat tidur(kasur
dan kranka yang menyanggah nya) harus di naikan sebelum pagar tempat tidur
dapat diletakan dalam posisi rendah; jika tidak, pagar tempat tidur dapat mengenai
lantai dan mengalami kerusakan posisi menengah digunakan jika tempat tidur
berada dalam posisi rendah dan perawat ada disamping tempat tidur tersebut.
Posisi pagar tempat tidur yang tinggi atau naik digunakan jika klien berada di
tempat tidur dan memerlukan perlindungan agar tidak terjatuh. Beberapa institusi
memiliki formulir penolakan yang harus di tanda tangani oleh klien bila menolak
penggunaan pagar tempat tidur.

6. PAPAN KAKI

Papan kaki digunakan untuk menyanggah kaki klien yang di mobilisasi


dengan sudut 90 derajat terhadap tungkai guna mencegah kontraktur plantar
fleksi.

7. BED CRADLE

Bed cradle, kadang kala disebut krangka Anderson, adalah alat yang di
rancang untuk menjaga agar seprai paling atas tidak menyentuh kaki, tungkai, dan
bahkan abdomen klien. Sprei di letakan di atas bed cradle dan difiksasi. Terdapat
beberapa jenis bed cradle. Salah satau bed cradle yang paling umum adalah batang
besi yang melengkung dan yang di pasang pas di tempat tidur. Bagian dari cradle
7
pas terpasang dibawah kasur dan siku-siku besi yang kecil yang menekan setiap
sisi kasur untuk menjaga cradle pada tempat nya. Kerangka dari beberapa cradle
meluas sampai dari setengah lebar tempat tidur, diatas satu tungkai.

8. TIANG INTRAVENA

Tiang intervena (tiang kaki, standar), biasanya terbuat dari logam,


menyanggah botol invus intravena (IV) ketika cairan diberikan ke klien. Tiang ini
dapat diletakan di lantai samping tempat tidur secara bebas atau dipasang di
tempat tidur rumah sakit. Beberapa unit rumah sakit memeliki tiang gantungan di
atas tempat tidur untuk pemberian cairan IV.

Menyiapkan Tempat Tidur


Perawat perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan tempat tidur rumah
sakit dengan cara yang berbeda untuk tujuan tertentu. Pada sebagian besar
kondisi, tempat tidur dirapikan setelah klien mendapatkan perawatan tertentu dan
jika tempat tidur tidak ditempati. Akan tetapi, setiap saat perawat perlu merapikan
tempat tidur yang ditempati atau memepersiapkan tempat tidur untuk klien yang
sedang menjalani pembedahan (tempat tidur anestesi, pascaoperasi, atau bedah).
Terlepas dari tipe peralatan tempat tidur yang tersedia, apakan tempat tidur yang
tersedia, apakah tempat tidur ditempati, atau tujuan tempat tidur disiapkan,
pedoman tertentu berlaku untuk semua cara merapikan tempat tidur.

E. MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

1. Closed bad (tempat tidur tertutup)

2. Open bed (tempat tidur terbuka)

3. Aether bed (tempat tidur pasca operasi)


8
Prinsip perawatan tempat tidur
1. Tempat tidur klien harus tetap bersih dan rapi
2. Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor
3. Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tempat tidur


1. Hindari kontaminasi pada linen bersih
2. Ketika akan mengganti linen pada tempat tidur klien, bawa linen sesuai
kebutuhan. Jangan membawa linen berlebihan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi kuman/mikroorganisme dan infeksi nosokomial
dari satu klien ke klien lainnya.
3. Pada saat memasang linen bersih, bentangkan linen diatas tempat tidur,
jangan dikibaskan.
4. Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja, atau
peralatan klien lainnya.
5. Saat memasang linen/alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara
yang efektif dan gunakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke
sisi lain.
6. Tempatkan linen/alat tenun yang kotor pada tempat yang tertutup (ember
yang ada tutupnya). Bawa dengan hati-hati, jangan menyentuh pakaian
perawat dan cuci tangan setelahnya.
7. Perawat harus tetap memperhatikan keadaan umum klien selama
melaksanakan tindakan.

F. TEMPAT TIDUR TERTUTUP (closed bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan
sprei penutup (over laken) diatasnya.
Tujuan
a. Agar siap pakai sewaktu-waktu
9
b. Agar tampak selalu rapi
c. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien.

Persiapan alat
1. Tempat tidur, kasur, dan bantal
2. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a. Alas kasur
b. Laken/sprei besar
c. Perlak
d. Stik laken / sprei melintang
e. Boven laken
f. Selimut dilapat terbalik (bagian dalam selimut dilipat diluar)
g. Sarung bantal
h. Over laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat
tempat tidur
3. Pasang alas kasur dan Kasur
4. Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut:
a. Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah Kasur
b. Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah Kasur
±30 cm; demikian juga pada kaki, tarik setegang mungkin
c. Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90⁰, lalu masukkan seluruh
tepi sprei kebawah kasur dengan rapid an tegang
5. Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian kepala
6. Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan sisi-
sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak
7. Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas yang
terbalik masukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi bagian

10
bawah (kaki) dibentuk 90⁰ dan masukkan kebawah kasur.tarik sisi atas
sampai terbentang.
8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik
dimasukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya
dibentuk 90⁰ dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai
terbentang
9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
10. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur
dengan bagian yang terbuka dibagian bawah
11. Pasang sprei penutup (over laken)
12. Cuci tangan

G. TEMPAT TIDUR TERBUKA (open bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (over
laken)

Tujuan
Dapat segera digunakan
Dilakukan
 Jika ada klien baru
 Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur

Persiapan alat
Sama dengan pemasangan alat tenun pada tempat tidur tertutup, hanya
tidak memakai over laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan
Seperti menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over laken.
Jika telah tersediatempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian lipat.

11
H. TEMPAT TIDUR KLIEN PASCA OPERASI (Aether bed)
Pengertian
Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien pascaoperasi yang
mendapat narkose (obat bius)

Tujuan
a. Menghangatkan klien
b. Mencegah penyakit/komplikasi pascaoperasi

Persiapan alat
1. Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur
terbuka.
2. Dua buah buli-buli panas/WWZ (warm water zack), dengan suhu
air 40⁰C-43⁰C
3. Perlak dan handuk dalam satu gulungan dengan handuk dibagian
dalam
4. Thermometer air (jika ada)

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan
perlak dan handuk pada bagian kepala
3. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan
tempat tidur
4. Letakkan buli-buli panas pada sprei dan selimut pada bagian kaki,
arahkan mulut buli-buli ke pinggir tempat tidur

12
5. Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah kembali
dari kamar bedah
6. Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas
tempat tidur pada salah satu sisi tempat masuknya klien, sampai
batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain.
7. Cuci tangan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebersihan lingkungan sangat penting karena merupakan bagian
dari kebutuhan dasar manusia. Ini berarti bahwa setiap manusia
membutuhkan kenyamanan pada lingkungannya. Dalam memenuhi
kebutuhan tersebut bukan berarti seorang perawat harus membersihkan
lingkungan tetapi tentang bagaimana seorang perawat memberikan rasa
nyaman pada pasien. Salah satu cara perawat memberikan rasa nyaman

13
kepada pasien dengan cara mengatur kamar pasien contohnya mengatur
posisi tempat tidur pasien.
Jenis Tempat tidur dan metode yang digunakan untuk
mengoperasikannya dapat berbeda diberbagai fasilitas kesehatan tetapi
prinsip dasar merapikan tempat tidur adalah sama. Baik untuk yang tinggal
ditempat tidur, maupun yang akan merawatnya, kwalitas tempat tidur
menjadi sangat penting. Selain itu perbedaan tempat tidur tertutup,terbuka
dan pasca operasi adalah pada tempat tidur tertutup mempunyai prosedur
yang sama pada dasarnya namun terdapat over laken atau seprai
penutup,sedangkan pada terbuka tidak menggunakan seprai penutup, dan
yang terakhir adalah pasca operasi tempat tidur ini disiapkan pada pasien
pasca operasi,dan dengan tambahan obat bius.

B. SARAN
Bagi Para Pembaca Diharaapkan untuk dapat membaca makalah ini dengan
teliti,dan apabila didapatkan materi yang salah mohon dimaklumi.

DAFTAR PUSTAKA

http://pricillaromanoff.blogspot.co.id/2013/12/merapikan-tempat-tidur-
pasien.html

14
http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-71478-Ilmu
%20Keperawatan%20Dasar%20II-Bad%20Making%20&%20Memandikan
%20pasien.html

budiartiiwulan.blogsport.co.id

15
Ceklist Tempat Tidur Terbuka

Nama Mahasiswa :

NIM :

No Aspek Yang Dinilai Nilai


Definisi : Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa
1. 0 1 2
sperai penutup(Over Laken)

Tujuan :

 Dapat segera digunakan.


 Memberikan rasa senang pada pasien
 Memelihara kebersihan dan kerapian

Tahap preintraksi
2.
1. cuci tangan
2. persiapan alat:
 Tempat tidur, kasur dan bantal.
 Alat tenun disusun menurut pemakainnya.
 Alas kasur
 Laken/sprei besar
 Perlak
 Stik Laken/Sprei melintang
 Boven Laken
 Selimut dilipat terbalik(bagian dalam selimut dilipatan
luar)
 Sarung bantal

Tahap kerja
3.
1. Cuci tangan

2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian


didekat tempat tidur.

16
3. Pasang alas kasur dan kasur.

4. Pasang sprei besar/ laken dengan ketentuan berikut:

 Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur.


 Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala
ke bawah kasur ±30cm; demikian juga pada bagian
kaki, tarik setegang mungkin.
 Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90°, lalu
masukkan seluruh tepi sprei kebawah kasur dengan
rapi dan tegang.

5. Letakkan perlak melintang pada kasur ±50cm dari bagian


kepala.

6. Letakkan stik laken diatas sprei melintang kemudian


masukkan sisi-sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak.

7. Pasang boven pada kasur daerah bagia kaki, pada bagian


atas yang terbalik masukkan kebawah kasur ±10cm kemudian
ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90° dan masukkan
kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang.

8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas


yang terbalik dimasukkan kebawah kasur ±10cm kemudian
ujung sisi-sisinya dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur.
Tarik sisi atas sampai terbentang.

9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis atau pitanya.

10. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas


tempat tidur dengan Bagian yang terbuka dibagian bawah.

11. Cuci tangan.

Sekor
17
Keterangan :

1. Nilai 2 Bila Dikerjakan Dengan Sempurna


2. Nilai 1 Bila Dikerjakan Tapi Tidak Sempurna
3. Nilai 0 Bila Tidak Dikerjakan

18
Ceklist Tempat Tidur Tertutup

Nama Mahasiswa :

NIM :

No Aspek Yang Dinilai Nilai


Definisi : Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan
1. 0 1 2
masih tertutup dengan sprei penutup (over laken) diatasnya.

Tujuan :

 Agar siap pakai sewaktu-waktu


 Agar tampak selalu rapih.
 Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien.

Tahap preintraksi
2.
3. cuci tangan
4. persiapan alat:
 Tempat tidur, kasur dan bantal.
 Alat tenun disusun menurut pemakainnya.
 Alas kasur
 Laken/sprei besar
 Perlak
 Stik Laken/Sprei melintang
 Boven Laken
 Selimut dilipat terbalik(bagian dalam selimut dilipatan
luar)
 Sarung bantal
 Over laken/sprei penutup

Tahap kerja
3.
1. Cuci tangan

2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian

19
didekat tempat tidur.

3. Pasang alas kasur dan kasur.

4. Pasang sprei besar/ laken dengan ketentuan berikut:

 Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur.


 Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala
ke bawah kasur ±30cm; demikian juga pada bagian
kaki, tarik setegang mungkin.
 Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90°, lalu
masukkan seluruh tepi sprei kebawah kasur dengan
rapi dan tegang.

5. Letakkan perlak melintang pada kasur ±50cm dari bagian


kepala.

6. Letakkan stik laken diatas sprei melintang kemudian


masukkan sisi-sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak.

7. Pasang boven pada kasur daerah bagia kaki, pada bagian


atas yang terbalik masukkan kebawah kasur ±10cm kemudian
ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90° dan masukkan
kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang.

8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas


yang terbalik dimasukkan kebawah kasur ±10cm kemudian
ujung sisi-sisinya dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur.
Tarik sisi atas sampai terbentang.

9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis atau pitanya.

10. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas


tempat tidur dengan Bagian yang terbuka dibagian bawah.

11. Pasang sprei penutup (over laken).

20
11. Cuci tangan.

Sekor

Keterangan :

4. Nilai 2 Bila Dikerjakan Dengan Sempurna


5. Nilai 1 Bila Dikerjakan Tapi Tidak Sempurna
6. Nilai 0 Bila Tidak Dikerjakan

21
Ceklist Tempat Tidur klien pascaoperasi(Aether bed)

Nama Mahasiswa :

NIM :

No Aspek Yang Dinilai Nilai


Definisi : Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien
1. 0 1 2
pascaoperasi yang mendapat narkose (obat bius)

Tujuan :

 Menghangatkan klien
 Mencegah penyulit/ komplikasi pascaoperasi

Tahap preintraksi
2.
5. cuci tangan
6. persiapan alat:
 Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk
tempat tidur terbuka.
 Dua buah buli-buli panas/ WWZ (Warm Water Zack),
dengan suhu air 40°C-43°C.
 Perlak dan handuk dalam satu gulungan dengan handuk
dibagian dalam.
 Termometer air (jika ada).

Tahap kerja
3.
1. Cuci tangan

2. Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan


gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala.

3. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh


permukaan tempat tidur.

22
4. Letakkan buli-buli panas diantara sprei dan selimut pada
bagian kaki, arahkan mulut buli-buli ke pinggir tempat tidur.

5. angkat buli-buli panas sebelum klien di baringkan, setelah


kembali dari kamar bedah.

6. Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari


atas tempat tidur pada salah satu sisi tempat masuknya klien,
sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain.

7. Cuci tangan.

Sekor

Keterangan :

7. Nilai 2 Bila Dikerjakan Dengan Sempurna


8. Nilai 1 Bila Dikerjakan Tapi Tidak Sempurna
9. Nilai 0 Bila Tidak Dikerjakan

23

Anda mungkin juga menyukai