Wa0019
Wa0019
Wa0019
Pertama – tama marilah kita ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahamat dan hudayah-Nya kepada kita semua.
Penuilis mengucpakan terima kasih kepada orang – orang yang telah
memberikan bantuan dalam menyusun makalah fisika mengenai biolistrik.
Diantaranya adalah orang tua, dosesn mata kuliah dan lain – lain.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmualam yang mendasari perkembangan
teknologi sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam. Fisika juga memberikan
pelajaran yang sangat baik kepda manusia untukl hidup selaras berdasarkan hukum
alam.
Dengan adanya penyusunan laporan tentang biolistrik, kita dapat mengetahui
tentang biolistrik. Ketrkaitannya dengan ilmu kesehatan dan dalam kehidupan
manusia.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini belum
sepenuhnya sempurna, untuk itu dapat kiranya untuk memberikan masukanmengenai
makalah ini, agar kia semua lebih memahami tentang mata kuliah fisika mengenai
biolistrik ini.
Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang
memadai tentang biolistrik di dalam ilmukesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
H (Joule)= V.I.T
3
5) Faradik
C. Kelistrikan saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam
3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop
electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf
tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan
suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan
panjang yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin
(diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada
diameter 10 um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal
dapat meloncat dari suatu simpul ke simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak
adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel
dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar
sel.
Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt,
membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membrane
istirahat -90 m Volt.
D. Perambatan Potensial Aksi
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi
kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau
gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel
membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase:
1. Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.
2. Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang
baru.
Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel membran
tersebut telah siap untuk menghantarkan implus yang lain. Gelombang depolarisasi
setelah mencapai ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya,
gelombang tersebut akan berhenti dan tidak pernah aliran balik kearah mulainya
datang rangsangan.
IT = 10.10 4 Gauss
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu
ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet
(magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum
Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi
medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada 2 alat untuk
mencatat medan magnet ini antara lain:
1) Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan
EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman diberi
kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi
huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9)
Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh
karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang mengenai
otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna dalam
diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena
pada saat ini dipergunakan arus listrik.
2) Magnetoensefalogram (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan
arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme alpha, medan
magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
V= B dv
Q= d x V
4 Bd
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan “ Earth Syok”.
Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low
tension shock ( syok tegangan rendah) dan high tension shock ( syok tegangan tinggi)
Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar.
Menurut Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan tahanan
yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam menentukan beberapa arus yang
dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh. Disamping itu ada pula
parameter-parameter lain yang turut berperan mempengaruhi tingkat syok.
1. Dari Sudut Arus
a. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari
pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih
besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama.
b. Basah atau tidaknya kulit penderita
c. Basah tidaknya lantai
2. dari sudut parameter-paraameter lainya:
a. Jenis kelamin
b. Frekuensi AC
c. Duration
d. Berat Badan
e. Jalan yang ditempuh arus
Gaya Tolak
P
90
A
90
Q Gaya Tarik
Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita defenisikan
sebagai besar gaya coloumb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji dibagi
dengan besar muatan uji.
E = Kuat Medan Listrik : N/C
E = F
Qo F = Gaya Coloumb : N
Qo = Besar Muatan Listrik : C
Menurut Hukum Coloumb besar gaya coloumb yang bekerja pada muatan uji :
F = K Q 1 x Q2 berarti E = K Q1 . Q2
R2
Q
K = Tetapan = 9 x 109 NM2/C2
R = Jarak antara dua muatan = m
Q = muatan listrik pada sumber medan C
- Arus listrik
Muatan listrik adalah sejumlah muatan yang mengalir melalui suatu
penampung kawat dalam sekom ketika arus satu ampere melalui kawat itu. Hubungan
muatan elemeter ℓ dengan coloumn =
I ℓ = 1,60 x Io-19C
Sifat – sifat muatan listrik :
a. muatan listrik digolongkan menjadi 2 jenis, muatan positif dan muatan
negatif.
b. Muatan listrik sejenis tolak – menolak, muatan listrik tak sejenis tarik
menarik.
- Potensial Listrik
Potensial listrik adalah perubahan energi potensial persatuan muatan ketika
sebuah muatan diuji dipindahkan diantara dua titik.
Untuk mengatur potensial listrik digunakan alat ukur volt meter. Volmeter
harus dipasang paraler dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur
beda potensial atau tegangannya.
V = Kq
R
V = Potensial listrik = Joule / coloumb
K = Tetapan = 9 x 109 Nm2 / C2
q = muatan listrik =C
r = jarak anatara dua muatan = m
- Daya Listrik
Daya listrik adalah daya sebagai kecepatan melakukan usaha atau persatuan
waktu :
Daya = usaha P=W
waktu t
P = watt (w)
W = usaha (j )
t = waktu (s)
b. Harga efektif arus dan potensial listrik
Arus listrik mengalir diantara dua titik pada penghantar jika beda potensial
antara dua titik. Oleh karena itu pada tahun 1826 Georg Simon Ohm menyelidiki
hubungan arus dan potensial listrik, beda potensial sebanding dengan kuat arus dan
berbanding balik dengan hambatan penghantar .
Hukum Ohm :
V= RxI
V = beda potensial = Volt (v)
R = hambatan = Ohm (Ω)
I = kuat arus = ampere (A)
Hambatan listrik hasil bagi antara beda potensial antara ujung – ujung penghantar dan
kuat arus yang melaluinya hambatan listrik diberi satuan Ohm (Ω)
V
IxR
Segitiga rumus tegangan atau hukum Ohm
1 kilo Ohm = 1000 Ohm
1 mega ohm = 1.000.000 Ohm
Hambatan listrik dapat diukur secara langsung dengan menggunakan Multi Meter /
Avometer.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik
pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga.
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh.
Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf.
Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem
saraf ootonom.
3.2. Saran
Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belums sepenuhnya
sempurna. Untuk itu dapat kiranya ,,enerikan kritik dan saran mengenai makalah ini.
Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA