Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN MEDIA BERBASIS VIDEO TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MEMBUAT KAMPUH SISWA KELAS X


SMK NEGERI 1 STABAT

Fitria Arfika1 ,Surniaty Chalid2


Universitas Negeri Medan
Email: arfikafitria03@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hasil belajar membuat macam-macam


kampuh dengan menerapkan media berbasis video tutorial pada siswa kelas X SMK Negeri 1
Stabat, 2) mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari penerapan media berbasis
video tutorial tehadap hasil belajar membuat macam-macam kampuh siswa kelas X SMK
Negeri 1 Stabat. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi yang telah
dilakukan dalam satu siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X BB2 yang
berjumlah 35 orang sedangkan objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar melalui
media pembelajaran berupa video tutorial membuat macam-macam kampuh. Instrumen dan
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan atau observasi untuk
mengamati hasil membuat macam-macam kampuh.
Hasil dari penelitian ini terlihat pada peningkatan nilai rata-rata siswa pada pre test yakni
77,61 dengan persentase ketuntasan 45,71% atau sekitar 16 siswa yang mencapai nilai tuntas
menjadi 85,96 dengan persentase ketuntasan 94,29% atau sekitar 33 siswa yang mencapai
nilai tuntas pada post test dari jumlah siswa 35 orang. Peningkatan yang signifikan juga
terlihat pada masing-masing indikator yakni pada pre test membuat kampuh balik yang
mencapai nilai tuntas sebanyak 18 siswa (51,43%) meningkat menjadi 27 siswa (77,14%)
yang tuntas pada post test. Pada pre test membuat kampuh pipih yang mencapai nilai tuntas
sebanyak 19 siswa (54,3%) meningkat menjadi 32 siswa (91,43%) yang tuntas pada post test.
Pada pre test membuat kampuh sarung yang mencapai nilai tuntas sebanyak 15 siswa
(42,86%) meningkat menjadi 30 siswa (85,71%) yang tuntas pada post test. Peningkatan hasil
belajar tersebut didapat setelah menerapkan media berbasis video tutorial membuat macam-
macam kampuh.
Kesimpulan penelitian adalah penerapan media berbasis video tutorial dapat
meningkatkan hasil belajar membuat macam-macam kampuh dengan melihat nilai 77,61%
pada pre test menjadi 85,96% pada post test. Persentase nilai ketuntasan hasil belajar siswa
pada siklus I yakni 94, 29% siswa yang mencapai nilai tuntas dan hanya 5,71% siswa yang
belum mencapai nilai tuntas, dengan demikian hasil belajar pada siklus I setelah
diterapkannya media berbasis video tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
signifikan yang sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan telah
mealampaui 75%.

Kata Kunci : Media Video Tutorial, Hasil Belajar Membuat Kampuh

PENDAHULUAN pendidikan adalah usaha sadar dan


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 terencana untuk mewujudkan suasana
tentang Sistem Pendidikan Nasional, belajar dan proses pembelajaran agar
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 30
peserta didik secara aktif mengembangkan siswa kelas X SMK Negeri 1 Stabat adalah
potensi dirinya. Beberapa komponen mata pelajaran Dasar Teknologi Menjahit.
pendidikan yang sangat berpengaruh dalam Tujuan dari teknologi dasar menjahit
proses pembelajaran yaitu tujuan adalah memberikan bekal pengetahuan dan
pendidikan, pendidik, dan peserta didik. keterampilan kepada siswa sebagai dasar
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam menjahit. Salah satu kompetensi
tersebut, pemerintah telah belajar yang harus dicapai pada mata
merealisasikannya ke berbagai lembaga pelajaran Dasar Teknologi Menjahit kelas
pendidikan, diantaranya adalah Sekolah X SMK Negeri 1 Stabat adalah membuat
Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu macam-macam kampuh. Teknik dasar
program studi keahlian yang terdapat pada menjahit ini harus diketahui siswa sebelum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melanjutkan pada praktek belajar membuat
adalah Tata Busana, dimana kompetensi busana lainnya karena kampuh merupakan
keahlian tata busana adalah pengetahuan dasar yang sangat penting.
mempersiapkan peserta didik dan Pihak SMK Negeri 1 Stabat telah
membekali keterampilan, pengetahuan di menyediakan fasilitas yang bertujuan
bidang busana serta sikap agar menjadi untuk menunjang proses belajar mengajar
manusia produktif, mampu bekerja di kelas, salah satunya dengan
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang menyediakan LCD (proyektor) dan sarana
ada di dunia usaha dan dunia industri, komputer yang memadai. Tugas guru
menyiapkan peserta didik agar mampu adalah membuat inovasi berkaitan dengan
memilih karir, ulet, dan gigih dalam media pembelajaran yang dapat digunakan
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan dalam mengajar, namun para guru
kerja, membekali peserta didik dengan nampaknya belum memanfaatkan fasilitas
ilmu pengetahuan teknologi dan seni agar yang ada secara maksimal dalam hal
mampu mengembangkan diri baik secara membuat media pembelajaran yang
mandiri maupun melalui jenjang inovatif. Penerapan media pembelajaran
pendidikan yang lebih tinggi. Sehubungan yang digunakan masih kurang dilengkapi
dengan tujuan kompetensi keahlian diatas, dengan teknologi yang dapat menarik
maka untuk mewujudkannya adalah minat belajar siswa.
mengupayakan proses pembelajaran yang Berdasarkan hasil observasi yang
efektif dan menyenangkan guna dilaksanakan di SMK Negeri 1 Stabat,
membangkitkan semangat dan gairah siswa diketahui pada mata pelajaran Dasar
dalam belajar sehingga penyampaian Teknologi Menjahit materi pokok
informasi dan ilmu pengetahuan dari guru membuat macam-macam kampuh, nilai
dapat terserap dengan baik. Salah satu Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
upaya yang dapat dilakukan guru untuk yang ditetapkan adalah 75. Pada
mengadakan kegiatan pembelajaran yang pembelajaran sebelumnya di kelas X BB2
efektif dan menyenangkan adalah dengan dengan jumlah siswa 35 orang, dari jumlah
pemanfaatan media pembelajaran. tersebut didapat hasil 19 orang yang
Keberadaan media dalam proses mendapat nilai kurang dari 75, sementara
pembelajaran diharapkan dapat menunjang itu 9 orang mendapat nilai 75-85, dan
keberhasilan belajar siswa. hanya 7 orang yang mendapat nilai lebih
Salah satu mata pelajaran pokok dari 85. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dan mendasar yang harus dikuasai para hasil belajar membuat macam-macam

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 31


kampuh tidak seluruhnya mencapai nilai Berdasarkan uraian diatas, maka
ketuntasan. Salah satu faktor yang penulis menyadari pentingnya melakukan
membuat hasil belajar siswa tidak tuntas penelitian dengan judul, “Penerapan Media
dikarenakan siswa kelas X baru mengenal Berbasis Video Tutorial Untuk
teknik dasar menjahit dan belum memiliki Meningkatkan Hasil Belajar Membuat
keterampilan yang memadai untuk Kampuh Siswa Kelas X SMK Negeri 1
membuat jahitan dengan baik. Selain itu, Stabat”. Rumusan masalah dalam
dibutuhkan variasi media pembelajaran penelitian ini adalah 1) Bagaimana
yang dapat menarik perhatian dan minat kecenderungan hasil belajar membuat
siswa terhadap proses pembelajaran di macam-macam kampuh dengan
kelas. Untuk menunjang keberhasilan menerapkan media berbasis video tutorial
siswa dalam mencapai nilai ketuntasan dan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Stabat?
keterampilannya dalam membuat macam- 2) Apakah ada pengaruh yang signifikan
macam kampuh, dibutuhkan media dari penerapan media berbasis video
pembelajaran yang keatif dan inovatif. tutorial tehadap hasil belajar membuat
Media pembelajaran memiliki macam-macam kampuh siswa kelas X
banyak ragam, salah satunya adalah media SMK Negeri 1 Stabat? Manfaat yang
audio-visual. Dalam penelitian ini, penulis diharapkan dari penelitian ini adalah 1)
memilih media video yang nantinya akan Sebagai bahan informasi mengenai
digunakan selama proses pembelajaran penerapan media pembelajaran berbasis
berlangsung sebagai salah satu upaya video tutorial sebagai salah satu alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. untuk meningkatkan prestasi belajar dan
Penggunaan media video dalam proses keterampilan siswa, 2) Sebagai bahan
pembelajaran akan merangsang informasi dan masukan bagi guru dalam
penglihatan dan pendengaran siswa menentukan media pembelajaran yang
sehingga mereka lebih fokus belajar. Di inovatif dan efektif yang relevan dengan
sisi lain, media video dapat memaparkan pembelajaran yang diajarkan untuk
tahapan-tahapan kerja praktek yang akan membangkitkan semangat belajar siswa,
dilakukan sehingga siswa lebih terarah dan prestasi belajar, dan keterampilan siswa, 3)
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan Memberikan sumbangan penelitian di
demikian, sebagai upaya untuk bidang pendidikan yang terkait dengan
meningkatkan minat belajar dan kualitas upaya peningkatan hasil belajar siswa
pembelajaran yang berdampak pada hasil dalam pembelajaran di sekolah.
belajar membuat macam-macam kampuh,
penulis akan menerapkan media KAJIAN TEORI
pembelajaran berupa video tutorial Media Pembelajaran
kedalam proses pembelajaran membuat Media pembelajaran memerlukan
macam-macam kampuh. Diharapkan peralatan untuk menyampaikan pesan,
dengan keberadaan media video tutorial namun yang terpenting bukanlah peralatan
yang diterapkan, dapat memberikan variasi itu tetapi pesan atau informasi belajar yang
yang berbeda dalam proses belajar dibawakan oleh media tersebut. Media
mengajar dan siswa merasa nyaman dan pembelajaran merupakan wadah dari
lebih tertarik dalam proses pembelajaran pesan, sedang materi yang ingin
serta aktif untuk mencoba membuat disampaikan adalah pesan pembelajaran
macam-macam kampuh secara mandiri. dan tujuan yang ingin dicapai adalah

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 32


proses pembelajaran. Selanjutnya baik untuk merangsang minat siswa dalam
penggunaan media secara kreatif akan belajar. Media pembelajaran juga
memperbesar kemungkinan bagi siswa memudahkan proses interaksi guru dengan
untuk belajar lebih banyak, mencamkan siswa diamanapun dan kapanpun, mampu
apa yang dipelajarinya lebih baik, dan mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
meningkatkan penampilan dalam tenaga, dan daya indera guru maupun
melakukan keterampilan sesuai dengan siswa.
yang menjadi tujuan pembelajaran Jenis Dan Karakteristik Media
(Susilana dan Riyana, 2009). Dapat Pembelajaran
disimpulkan bahwa media pembelajaran Berikut ini karakteristik beberapa jenis
merupakan segala sesuatu yang dapat media yang lazim dipakai dalam kegiatan
menyalurkan pesan maupun informasi belajar mengajar menurut Sadiman, dkk
belajar sehingga dapat merangsang pikiran, (2010), antara lain, a) media grafis,
perasaan, perhatian, dan minat siswa merupakan media visual menyangkut
sehingga dapat mendorong terciptanya indera penglihatan. Beberapa jenis media
proses belajar pada diri siswa untuk yang grafis antara lain, gambar/ foto, sketsa,
diharapkan dapat meningkatkan diagram, bagan/ chart, grafik (graph),
pengetahuan dan keterampilan. kartun, poster, peta dan globe, papan flanel
Fungsi Media Pembelajaran (flanel board), dan papan buletin; b) media
Fungsi media pembelajaran dalam audio, berkaitan dengan indera
kaitannya dengan proses belajar mengajar pendengaran. Beberapa jenis media yang
adalah sebagai alat bantu guru dalam dikelompokkan dalam media audio, antara
penyampaian materi belajar guna lain radio, alat perekam pita magnetik,
menciptakan situasi belajar yang efektif piringan hitam, dan laboratorium bahasa.;
sehingga dapat meningkatkan kualitas c) media proyeksi diam, pada media
proses belajar mengajar dan minat siswa proyeksi, pesan tersebut harus
yang berdampak pada peningkatan hasil diproyeksikan dengan proyektor agar dapat
belajar. Wina Sanjaya (2006) dilihat oleh sasaran terlebih dahulu.
mengemukakan bahawa secara khusus Beberapa jenis media proyeksi diam antara
media pembelajaran memilikifungsi dan lain film bingkai (slide), filam rangkai
berperan untuk a) menangkap suatu objek (film strip), overhead proyektor, proyektor
atau peristiwa-peristiwa tertentu, b) opaque, tachitoscope, microprojection
memanipulasi keadaan, peristiwa, atau dengan mikrofilm, film, film gelang,
objek tertentu, c) menambah gairah dan televisi, video, dan permainan dan
motivasi belajar. simulasi.
Manfaat Media Pembelajaran Media Video Tutorial
Media pembelajaran bermanfaat untuk Menurut Susilana dan Riyana (2009)
memperjelas informasi belajar yang media video adalah media yang
disampaikan guru kepada siswa agar tidak menyajikan informasi dalam bentuk suara
terlalu verbalistis sehingga proses dan visual. Unsur suara yang ditampilkan
pembelajaran berlangsung lebih efektif dan dapat berupa narasi, dialog, sound effect,
efisien. Selain itu media pembelajaran juga dan musik, sedangkan unsur visual berupa
dapat meningkatkan pemahaman dan gambar/ foto diam, gambar bergerak,
pengalaman siswa karena kehadiran media animasi, dan teks. Tutorial dalam
pembelajaran memberikan kontribusi yang pembelajaran komputer ditujukan sebagai

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 33


pengganti tutor (manusia) yang proses yang diinginkan, kecuali video itu
pembelajarannya diberikan lewat berbagai dirancang dan diproduksi khusus untuk
media antara lain media video. Dengan kebutuhan sendiri.
demikian dapat disimpulkan bahwa media Belajar
video tutorial merupakan media yang Menurut Hamdani (2010) belajar
menyajikan informasi mengenai penjelasan merupakan perubahan tingkah laku atau
dan instruksi dalam bentuk gambar, foto, penampilan dengan serangkaian kegiatan
objek yang dipadukan dengan suara berupa seperti membaca, mengamati,
musik, sound effect, narasi yang bergerak mendengarkan, meniru, dan sebagainya.
bersama-sama. Belajar juga dapat dipahami sebagai
Kelebihan Media Video tahapan perubahan seluruh tingkah laku
Kelebihan dari media video menurut individu yang relatif menetap sebagai hasil
Arsyad (2011) adalah, a) dapat melengkapi pengalaman dan interaksi dengan
pengalaman-pengalaman dasar dari siswa lingkungan yang melibatkan proses
ketika mereka membaca, berdiskusi, kognitif (Muhibbin Syah, 2003).
berpraktik, dan lain-lain, b) dapat Hasil Belajar
menggambarkan suatu proses secara tepat Menurut Trianto (2010) hasil
yang dapat disaksikan secara berulang- belajar adalah penilaian hasil usaha
ulang jika dipandang perlu, c) disamping kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
mendorong dan meningkatkan motivasi, bentuk simbol, angka, huruf, maupun
media video menanamkan sikap dan segi- kalimat yang mencerminkan hasil yang
segi afektif lainnya, d) video yang sudah dicapai setiap anak. Dengan
mengandung nilai-nilai positif dapat demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
mengundnag pemikiran dan pembahasan belajar adalah perubahan kemampuan,
dalam kelompok siswa, e) media video keterampilan, maupun sikap yang
dapat menyajikan peristiwa yang diperoleh siswa setelah ia menerima
berbahaya bila dilihat secara langsung, f) pengalaman belajarnya.
dapat ditunjukkan kepada kelompok besar Kampuh
atau kelompok kecil, kelompok yang Menurut Muliawan (2003), kampuh
heterogen maupun perorangan, g) dapat ialah jahitan untuk menghubungkan dua
mempersingkat waktu dalam suatu proses bagian dari suatu kain. Sementara itu
atau kejadian yang membutuhkan waktu menurut Dwijanti dkk (2013), kampuh
yang lama. adalah jarak antara garis pola/jahitan dan
Kekurangan Media Video tepi potongan kain. Lebar kampuh pada
Arsyad (2011) mengungkapkan tiap produk tidak sama namun disesuaikan
keterbatan dari penggunaan media video dengan kebutuhannya. Lebar kampuh
adalah, a) pengadaan media video standar yang disarankan sebesar 5/8” atau
umumnya memerlukan biaya mahal da 1,5 cm.
waktu yang banyak, b) pada saat media
video dipertunjukkan, gambar-gambar
bergerak terus sehingga tidak semua siswa
mampu mengikuti informasi yang ingin
disampaikan melalui video tersebut, c)
media video yang tersedia tidak selalu
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 34


kotak, bergaris dan polos. Ciri khas
kampuh ini, pada bagian buruk dan baik
kain jahitan tampak di kedua sisinya
(Dwijanti dkk, 2013).

Kampuh Balik Kegunaan Kampuh


Kampuh balik banyak digunakan Tiap-tiap kampuh memiliki kegunaan
untuk menjahit kebaya dengan bahan yang sebagai berikut, a) kampuh balik yang
tembus terang. Menurut Tamimi dkk memiliki sifat kuat dan rapi digunakan
(1982), kampuh balik sering dipakai untuk untuk penyelesaian busana anak, kebaya,
menjahit pakaian atau macam-macam pakaian dalam, dll., b) kampuh pipih
lenan rumah tangga. Teknik menjahit digunakan untuk penyelesaian pakaian
kampuh balik dengan cara menjahit dua bayi, kemeja, celana pendek, celana jeans,
kali. Tepi kampuh balik tidak perlu c) kampuh sarung lebih menekankan pada
diselesaikan karena sudah dijahit 2 kali. penyelesaian sambungan sarung.

METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (classroom action
Kampuh Pipih research) yakni merupakan suatu
Dinamakan kampuh pipih karena pencermatan terhadap kegiatan yang
bentuk kampuh dipipihkan. Ciri kampuh sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
pipih yaitu terdapat 2 jahitan mesin. suatukelas (Arikunto, 2010). Tujuan utama
Menurut Muliawan (2003), kampuh pipih dari penelitian tindakan kelas adalah untuk
digunakan pada pakaian bayi, pakaian pria, memecahkan permasalahan nyata yang
dan pada tempat dimana kampuh terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan
haruspipih. Lebar kampuh yang nyata guru dalam pengembangan
dibutuhkan 1 cm dan selesai menjadi 0,5 profesinya.
cm. Menjahit kampuh pipih dengan cara Kemmis dan Mc Taggart (dalam
menjahit 2 lembar potongan kain tepat Arikunto, 2010) mengembangkan model
pada garis pola, lalu lipatkan tepi kampuh penelitian tindakan yang terdiri dari 4
selebar 0.5 cm, lalu setik/ jahit tepi komponen sebagai langkah dalam siklus
kampuh. yakni perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), dan
refleksi, namun pada langkah tindakan
(action) dan pengamatan (observation)
disatukan sebagai satu kesatuan. Hasil dari
Kampuh Sarung pengamatan ini kemudian disajikan
Sesuai dengan namanya, kampuh ini sebagai dasar langkah berikutnya, yaitu
digunakan untuk menjahit sarung. Motif
bahan sarung biasanya berbentuk kotak-
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 35
refleksi yakni mencerminkan apa yang siswa dapat dikatakan telah tuntas belajar
sudah terjadi. jika hasil belajar siswa mencapai nilai
75,00. Dalam hal ini, tes yang diberikan
adalah tes menjahit macam-macam
kampuh, antara lain kampuh balik, kampuh
pipih, dan kampuh sarung. Untuk memberi
nilai terhadap hasil belajar siswa dapat
dicari menggunakan rumus:

DS = x 100%
Keterangan :
DS = daya serap
T = jumlah skor yang diperoleh
T1 = jumlah skor total (Arikunto,
2011)
Dengan kriteria:
0 DS 75 : siswa belum tuntas belajar
75 DS 100 : siswa tuntas belajar
Selanjutnya dapat juga diketahui
ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai dilihat dari hasil persentase
siswa yang sudah tuntas dalam blajar yang
dirumuskan sebagai berikut:
Penelitian ini akan dilaksanakan di
SMK Negeri 1 Stabat, Jl. K.H. Wahid PKK= x 100%
Hasyim, Stabat pada siswa kelas X Keterangan :
program keahlian Tata Busana Tahun PKK = presentase ketuntasan klasikal
Ajaran 2016/ 2017 semester genap yang
HASIL PENELITIAN DAN
dilaksanakan pada bulan Januari – Februari
PEMBAHASAN
2017. Subjek dalam penelitian ini adalah
Pada tes awal (pre test) jumlah siswa
siswa kelas X BB2 SMK Negeri 1 Stabat
yang mendapat nilai tuntas sebanyak 16
yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian
orang atau sekitar 45,71% dan yang
ini adalah peningkatan hasil belajar melalui
mendapat nilai tidak tuntas sebanyak 19
media pembelajaran berupa video tutorial
orang atau sekitar 54,29% dari jumlah
membuat macam-macam kampuh.
seluruh siswa 35 orang dengan rata-rata
Instrumen dan Teknik Pengumpulan nilai 77,61. Berdasarkan jumlah siswa
Data yang tuntas maupun tidak tuntas tersebut
Dalam penelitian ini, instrumen yang dapat diketahui bahwa masih banyak siswa
akan digunakan adalah lembar pengamatan yang belum memahami materi pokok
atau observasi untuk mengamati hasil membuat macam-macam kampuh atau
membuat macam-macam kampuh. kemampuan siswa dalam membuat
Teknik Analisis Data macam-macam kampuh masih terolong
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan rendah sehingga perlu dilakukan tindakan
Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, pada proses belajar mengajar yaitu dengan

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 36


penerapan media pembelajaran berbasis 2) Hasil belajar siswa mengalami
video tutorial pada materi pokok membuat pereningkatan menjadi 94,29% siswa yang
macam-macam kampuh. Dari hasil belajar mencapai nilai tuntas dari jumlah seluruh
membuat macam-macam kampuh pada siswa 35 orang. Dengan demikian
siklus I terdapat 33 orang atau sekitar penerapan media berbasis video tutorial
94,29% sedangkan yang mendapat nilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa
tidak tuntas sebanyak 2 orang atau sekitar secara signifikan dengan pencapaian
5,71% dari jumlah seluruh siswa 35 orang ketuntasan belajar yang diharapkan secara
dengan rata-rata nilai yang meningkat klasikal telah melampaui 75%.
menjadi 85,96. Berdasarkan jumlah siswa Saran
yang tuntas dapat diketahui bahwa terdapat Berdasarkan hasil temuan yang diuraikan
peningkatan yang signifikan pada hasil pada kesimpulan serta hasil penelitian,
belajar siswa pada siklus I, hal ini berikut ini di ajukan beberapa saran :
disebabkan karena media pembelajaran 1) Dalam kegiatan belajar mengajar guru
berbasis video tutorial telah diterapkan diharapkan menjadikan media
dalam proses pembelajaran disekolah. pembelajaran berbasis video tutorial ini
sebagai salah satu alternatif media
KESIMPULAN DAN SARAN pembelajaran dalam mata pelajaran dasar
Kesimpulan teknologi menjahit untuk meningkatkan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan hasil belajar siswa dan dapat
pembahasan penelitian disimpulkan menumbuhkan minat dan menarik
sebagai berikut : perhatian siswa untuk semangat belajar. 2)
1) Hasil belajar siswa pada tes awal Keberhasilan pembelajaran dikelas
membuat macam-macam kampuh sebelum tentunya tidak terlepas dari tersedianya
diterapkannya media berbasis video fasilitas yang mendukung kegiatan belajar
tutorial diperoleh nilai rata-rata mengajar. Oleh karena itu diharapkan
keseluruhan 77,61 dengan jumlah siswa peran serta semua pihak untuk melengkapi
yang tuntas sebanyak 45,71% dan yang sarana dan prasarana yang telah ada agar
tidak tuntas sebanyak 54,29% dengan nilai dapat menunjang keberhasilan
tertinggi yang dapat dicapai adalah 87 dan pembelajaran.
nilai terendah adalah 70. Setelah
diterapkannya media berbasis video DAFTAR PUSTAKA
tutorial membuat macam-macam kampuh Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
pada pembelajaran siklus I diperoleh nilai Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
rata-rata meningkat menjadi 85,96 dengan ________________. (2011). Dasar-Dasar
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 94,29% Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
dan yang tidak tuntas sebanyak 5,71% Aksara
dengan nilai tertinggi yang dapat dicapai Arsyad, Azhar. (2007). Media
adalah 96,75 dan nilai rata-rata terendah Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo
adalah 72,5. Hal ini menunjukkan Persada
peningkatan yang cukup tinggi dan mampu Djamarah, Syaiful. (2005). Strategi Belajar
melampaui batas KKM yang ditentukan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
yakni 75 sehingga dapat dikatakan bahwa Dwijanti, dkk. (2013). Dasar Teknologi
penggunaan media video tutorial ini Menjahit II. Jakarta: Direktorat
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 37


Pembinaan Sekolah Menengah Tamimi, dkk. (1982). Trampil Memantas
kejuruan Diri dan Menjahit. Jakarta:
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Departemen Pendidikan dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kebudayaan
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Trianto. (2009). Model-Model
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Muliawan, Porrie. (2003). Dasar-Dasar Konstruktif.
Teknik Jahit Menjahit. Jakarta: Jakarta: Prestasi Pustaka
PT. BPK Gunung Mulia Wancik, M.H. (2000). Bina Busana.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Sumber Lain:
Sadiman, Arief dkk. (2010). Media Nasution, Yuannisah. (2015).
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pengembangan Video Pembelajaran
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Tutorial Tari Tiga Serangkai Melayu
Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Sumut Pada Siswa Kelas XI SMA Ar
Rineka Cipta Rahman Medan. Hasil Penelitian Tesis.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Medan: Universitas Negeri Medan
Proses Belajar Mengajar. Bandung: http://www.google.com
Remaja Rosda Karya http://tokokainflanel.com/kain-
Susilana dan Riyana. (2009). Media handuk/kain-tile
Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima https://id.aliexpress.com/w/wholesale-
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. cotton-flannel-cloth.html
Jakarta: Raja Grafindo Persada http://4.bp.blogspot.com/sarung
https://katunlurix.files.wordpress.com

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 38

Anda mungkin juga menyukai