Focal Mechanism Laporan PKL PDF
Focal Mechanism Laporan PKL PDF
OLEH:
BAIQ HIKMAWATI
G1B009020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Allah SWT sehingga penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “PENENTUAN JENIS SESAR
PADA GEMPABUMI SUMBAWA 09 AGUSTUS 2012 BERDASARKAN
GERAK AWAL GELOMBANG P” ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para Keluarga, Sahabat, serta orang-
orang yang Istiqomah dijalan-Nya.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Hiden, S.Si, M.T, sebagai Ketua Program Studi Fisika
2. Bapak I Wayan Suardana, SE. MM, sebagai Kepala Balai Besar Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar
3. Bapak Asrori sebagai Kepala Bidang Observasi BBMKG Wilayah III
Denpasar
4. Bapak I Nyoman Arnaya, S.P., MM sebagai Kepala Sub Bidang Pengumpulan
dan Penyebaran Data
5. Lestari Naomi Lydia S.Si,M.Si Sebagai Pembimbing Lapangan
6. Ibu Dian Wijaya Kurniawidi, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Praktek
Kerja Lapangan
7. Staf-staf Pusat Gempa Regional III Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Wilayah III Denpasar
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam kegiatan PKL ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, dan penulis berharap adanya kritik serta saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh
BAIQ HIKMAWATI
G1B009020
Asrori
NIP: 196001021981031001
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
BAIQ HIKMAWATI
G1B009020
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing, Dosen Penyelia,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................. 2
1.5. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1. Sejarah Instansi .................................................................................. 3
2.2. Visi dan Misi Instansi ......................................................................... 5
2.3. Struktur Organisasi ............................................................................ 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Mekanisme Terjadinya Gempabumi ................................................... 8
3.2. Gelombang P ....................................................................................... 9
3.3. Focal Mecanism .................................................................................. 9
3.4. Mekanisme sumber Gempa................................................................. 12
3.5. Teori Tentang Sesar ............................................................................ 14
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapngan ................. 17
4.2. Metodologi Pelaksanaan PKL ......................................................... 17
4.3. Bahan ................................................................................................ 18
4.4. Metode Pengolahan data .................................................................... 18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 19
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
lempeng yang kedua berada di bagian selatan yaitu lempeng Samudera Indo -
Australia. Kedua lempeng ini saling bertumbukan yang mengakibatkan
Lempeng Samudera menunjam dibawah Lempeng Benua. Akibat proses
tektonik yang terus berlangsung hingga saat ini, seluruh batuan tersebut telah
mengalami pengangkatan, pelipatan dan pensesaran.
Oleh kerana itu tujuan PKL ini untuk menentukan jenis sesar
penyebab terjadinya gempabumi Sumbawa tanggal 09 Agustus 2012 dengan
metode Mekanisme Fokal.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari PKL ini adalah
1. Megetahui karakteristik gempabumi Sumbawa 09 Agustus 2012.
2. Mengetahui jenis sesar penyebab terjadinya gempabumi sumbawa 09
Agustus 2012.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk
melakukan mitigasi bencana di wilayah Sumbawa
2
2. Memudahkan penelitian lebih lanjut mengenai besar kecilnya kerusakan
di wilayah Sumbawa dan sekitarnya
3. Dapat mengetahui baik tidaknya jika di daerah yang memiliki amplifikasi
tinggi atau didirikan bangunan, sehingga mengurangi korban dari
gempabumi
4. Dengan menganalisis mekanisme fokus, kita bisa menganalisis sistem
gaya-gaya tektonik yang bekerja pada suatu daerah.
1.6 Sistematika Penulisan
3
BAB VI PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran
terhadap keseluruhan isi laporan praktek kerja lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Merupakan sumber referensi pengambilan bahan pelaporan hasil
praktek kerja lapangan.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI
5
Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).
2.2.2 Misi
a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas udara dan Geofisika.
b. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
c. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
7
3.3. Gelombang P
Gelombang P merupakan gelombang yang waktu penjalarannya
paling cepat. Kecepatan gelombang P antara 1,5 km/s sampai 8 km/s pada
kerak bumi. Seperti terlihat pada gambar arah gerakan partikel gelombang P
searah dengan arah rambat gelombangnya. Gelombang P dapat menjalar pada
semua medium baik padat, cair maupun gas.
Gelombang P (gelombang primer) disebut juga gelombang kompresi,
gelombang longitudinal, gelombang dilatasi, atau gelombang irotasional.
Gelombang ini menginduksikan gerakan partikel media dalam arah paralel
terhadap arah penjalaran gelombang seperti terlihat pada gambar 3.2.
8
bidang patahan. Mekanisme fokus berasal dari solusi momen tensor gempa
bumi, yang dapat diperkirakan dari analisisgelombang seismik teramati.
Mekanisme fokus dapat diturunkan dengan mengamati pola gerakan pertama,
yaitu, apakah kedatangan gelombang P pertama pecah atau menurun. Metode
ini digunakan sebelum gelombang dicatat dan dianalisis secara digital.
Metode ini tetap digunakan pada gempa bumi sangat kecil untuk solusi
momen tensor. Saat ini, Mekanisme Fokus banyak menggunakan analisis
semiotomatis dari bentuk gelombang yang tercatat.
Solusi momen tensor biasanya ditampilkan secara grafis
menggunakan diagram beachball. Pola energi radiasi selama gempa bumi
dengan satu arah gerakan pada satu bidang patahan dapat dimodelkan sebagai
pasangan ganda, yang digambarkan secara matematis sebagai kasus khusus
dari sebuah tensor urutan kedua (sama dengan tegangan dan regangan) yang
dikenal sebagai momen tensor. Gempa bumi yang tidak disebabkan oleh
pergerakan sesar memiliki pola yang sangat berbeda dengan radiasi energi.
Dalam kasus ledakan nuklir bawah tanah, misalnya, momen tensor
seismiknya adalah isotropik. Dengan ini kita bisa membedakan antara gempa
yang disebabkan oleh pergerakan struktur geologi dan gempa akibat ledakan
(Rifa’I dan Puja, 2010).
9
Gambar 3.3 diatas merupakan contoh momen tensor pada gempa
Aceh 2004. Berikut ini adalah cara sangat sederhana membaca diagram
beachball. Intinya, jika lingkaran tersebut dibagi 4 kuadran, maka bagian
paling atas adalah utara.kalaupun tidak dibagi menjadi 4 kuadran, maka
bagian atas adalah utara. Biasanya, Tensor selalu berwarna gelap. Jadi jika
ada 4 kuadran dengan warna gelap terang selang seling maka itu adalah sesar
geser. Jika Lingkaran tersebut dibagi menjadi tiga bagian, dan ditengah
berwarna gelap, maka itu adalah sesar naik.begitu juga sebaliknya, jika
ditengah warna terang, maka itu adalah sesar turun. Untuk sesar geser
naik/turun, maka gambar pada diagram beachball-nya adalah kombinasi dari
keduanya (Yuza, 2010).
Jika suatu energy didalam bumi dilepaskan, maka akan terjadi radiasi
kesegala arah, akan berupa suatu bola, ini dipercaya bahwa gempabumi
disebabkan oleh suatu sesar. Sehingga energy yang dirambatkan
menghasilkan pola gelombang seismic yang dapat berlawanan pada bagian
sisi sesar yang berlawanan pula. Jika terjadi suatu sesar mendatar dextral
(geser kiri), stasiun pada lokasi kuadran I dan IV akan menerima tarikan,
sementara kuadran II dan III akan menerima tekanan. Akibatnya pergeseran
pertama dari gelombang P akan ke bawah untuk tarikan dan ke atas untuk
tekanan. Cara mengidentifikasi sifat asal gempa semacam ini disebut sebagai
mekanisme focus gempa. Dengan tehnik semacam ini setiap gempa yang
terjadi dapat dianalisa sebagai terjadi dari sesar normal, sesar naik maupun
sesar mendatar. Masing – masing arah jurus dan kemiringannya juga dapat
ditentukan. Analisa dapat juga dilakukan dengan gelombang S (Santoso.
2002, 64:65).
10
sebelah kiri mendapat stress ke atas, sedangkan daerah kanan mendapat
stress ke bawah. Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi
(dikandung) di daerah ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan
antara kedua daerah. Lama kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak
mampu lagi untuk menahan stress, maka akan terjadi suatu pergerakan atau
perpindahan yang tiba-tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan
secara tiba-tiba ini disebut gempabumi. Teori ini dikenal dengan nama Teori
Reid atau juga Elastic Rebound Theoryseperti terlihat pada gambar 3.5
(Wawondoru, 2012).
11
Dalam keadaan yang sebenarnya permukaan sesar (patahan) atau fault
dapat mempunyai keadaan yang berbeda dan demikian pula dengan
gerakannya dapat mempunyai arah yang berlainan sepanjang permukaannya.
Dapat dibedakan atas tiga bentuk gerakan dasar dari sesar, yaitu : sesar
mendatar, turun, dan naik. Gerakan sejajar jurus sesar, disebut sesar mendatar
atau strike slip fault. Stress yang terbesar adalah stress horisontal dan stress
vertikal kecil sekali. Sesar relatif ke bawah terhadap blok dasar, disebut sesar
turun / sesar normal atau gravity fault. Gerakan relatif ke atas terhadap blok
dasar, disebut sesar naik atau thrust fault / reverse fault (Anonim, 2010).
12
Gambar 3.5 Jenis-jenis patahan yang sering djumpai
13
menentukan jenis sesar berdasarkan parameter strike, dip, dan rake sebagai
berikut :
1. Sesar geser, jika δ = 90° dan λ = 0° (geser kiri)atau λ = 180°
(geser kanan).
2. Sesar turun, jika δ ≠ 0° dan δ ≠ 90° dan -180° ≤ λ ≤ 0°.
3. Sesar naik, jika δ ≠ 0° dan δ ≠ 90° dan 0° ≤ λ ≤ + 180°
(Borman).
14
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
15
4.3 Bahan
Seperangkat komputer, Perangkat lunak (software) program
AZMTAK dan PMAN, tanggal, bulan, tahun terjadi gempa, origin time,
kedalaman, latitude, longitude, magnitudo, polaritas gelombang, nama-nama
stasiun yang mencatat gempa, jumlah stasiun.
16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
gempa menengah dan terasa oleh hampir semua orang, gelombang yang melewati
kerapatan tanah yang berbeda – beda di tiap lapisan tanah menyentuh permukaan
atas bumi. Sedangkan garis berwarna coklat menunjukkan batas – batas lempeng
yang mengitari Indonesia.
Hasil yang didapatkan pada gempabumi 9 Agustus 2012 bidang nodal 1
mempunyai strike 15°, dip 55°, dan rake -95°. Sedangkan pada bidang nodal 2
mempunyai strike 204°, dip 35° dan rake -83°. Sumbu kompresi berada di pinggir
atas kuadran dilatasi dengan azimuth 266° dan plunge 79°. Sumbu dilatasi berada
di tengah kuadran kompresi dengan azimuth 108° dan plunge 10°.
Sehingga berdasarkan parameter tersebut diperoleh besarnya dip ialah δ ≠
0° atau δ ≠ 90°dan besarnya rake adalah -180° ≤ λ ≤ 0°. Dari situlah dapat
diketahui bahwa gempa yang terjadi pada tanggal 09 September 2012 di Sumbawa
dari hasil PKL ini merupakan sesar turun (Normal Fault).
18
parameter sesarnya, yaitu strike, dip, dan rake pada bidang nodal 1 dan bidang
nodal 2. Strike adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang yang
bersangkutan (diukur dari arah utara ke timur menghadap arah yang memberikan
kemiringan ke kanan), dip adalah sudut kemiringan bidang diukur secara tegak
lurus strike (diukur dari pinggir), rake atau slip adalah sudut yang dibentuk oleh
arah slip penyesaran dengan horizontal.
Selain itu dengan menggunakan parameter – parameter sesar, dalam
menentukan jenis sesar juga dapat diketahui dari gambar diagram mekanisme
sumber hasil pengeplotan, jika pusat diagram (hiposenter) berada di dalam
kuadran kompresi (daerah yang diarsir), atau sumbu T terletak satu kuadran
dengan fokus, maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola, sesar naik
(thrust fault). Jika pusat diagram (hiposenter) berada di dalam kuadran dilatasi
(daerah yang tidak diarsir atau putih), atau sumbu P terletak satu kuadran dengan
fokus, maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola, sesar turun (normal
fault). Jika pusat diagram (hiposenter) berada atau dekat dua garis nodal, maka
disebut mekanisme strike slip. Dan dari gambar , dapat dilihat dengan jelas bahwa
pusat diagram berada di luar kuadran kompresi (daerah yang diarsir), sehingga
dapat diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola turun. Hal ini berarti pada
sesar ini blok turun relative terhadap blok dasar oleh karena gaya kompresi dan
dilatasi yang diberikan.
19
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Dari hasil PKL dapat disimpulkan bahwa :
1. Diperoleh parameter sesar gempa utama di Sumbawa pada tanggal 09
Agustus 2012 untuk nodal 1 mempunyai strike 15°, dip 55°, dan rake -95,°
dan pada nodal 2 mempunyai strike 204°, dip 35°, dan rake -83°.
2. Berdasarkan parameter sesar, maka gempa utama dan susulan yang terjadi
di Sumbawa pada tanggal 09 Agustus 2012 merupakan sesar turun
(Normal Fault).
20
DAFTAR PUSTAKA
Listya Dewi Rifa’i dan I Putu Puja. 2010. Studi Awal Hubungan Gempa Laut Dan
Gempa Darat Sumatera Dan Sekitarnya. Dokumen 1437 Vol. 11, nomor 2.
Todung R Siagian. 2011. Struktur untuk Awam Bencana Alam. Didownload dari
http://Google.com/jenis-jenis-patahan-yang-mengakibatkan-gempa-
struktur-untuk-awam. Pada 15 Juni 2012, Pukul 09.58 WITA.
21
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Table Data Gempa dilokasi Sumbawa (Dari BBMKG) Tanggal 09 Agustus 2012
waktu 11.20.36 UTC kedalaman 86 km, M 5,6 SR, latitude 9.11° LS, longitude
116.41° BT
22
36 CTJI 1 7,5 285,9
37 KPJI -1 7,6 283
38 SOEI 1 7,8 96,4
39 PBKI 1 8 323,4
40 CMJI 1 8 279
41 BKB 1 8 3,5
42 KDI 1 8 50,5
43 MTKI 1 8,3 349,5
44 JCJI 1 8,4 285,8
45 CISI 1 8,6 279,7
46 SMKI 1 8,7 5,7
47 PCI 1 8,9 22,8
48 LEM -1 9 284,5
49 APSI 1 9,7 32,7
50 DBJI 1 9,9 284,3
51 MPSI -1 10,1 20,4
52 LUWI -1 10,3 38,5
53 STKI -1 10,4 331,6
54 SBJI -1 10,6 285,7
55 CGJI -1 10,9 282,5
56 MRSI -1 11,1 30,2
57 BLSI -1 11,7 287,9
58 SANI 1 11,9 54
59 KSM -1 12,2 329,8
60 KLI 1 12,2 289,7
61 SBM -1 12,3 339,9
62 KAJI 1 12,3 286,1
63 PPBI -1 12,4 303,6
64 MBWA 1 12,5 165,5
65 FITZ 1 12,7 136,1
66 AAII 1 12,9 65,9
67 LWLI -1 12,9 287,6
68 MDSI -1 13 290
69 MNI 1 13,5 38,9
70 LBMI -1 13,9 53,1
71 LDM 1 14,4 8,4
72 DSRI -1 14,6 305,6
73 MTN -1 14,9 105,8
74 MASI -1 15,3 292,1
75 SGSI 1 15,7
76 GLMI 1
23
77 BTDF -1
78 KRJI 1
79 KOM -1
80 SWI -1
81 FAKI 1
82 MEEK 1
83 BKNI -1
84 MWPI 1
85 SBSI -1
86 MORW -1
87 BAKI -1
88 KUM -1
89 GSI -1
90 BLDU 1
91 KMBL 1
92 NWAO -1
93 FORI -1
94 GENI -1
95 JAY -1
96 COEN -1
97 BBOO 1
98 CTAO 1
99 CMSA -1
100 YNG -1
101 TOO 1
102 CASY 1
103 BER 1
104 ABPO -1
105 VOI -1
106 VNDA -1
107 MSNA 1
108 GRM -1
109 LSZ -1
110 BOSA -1
111 LBTB -1
112 CVNA -1
24
LAMPIRAN
Cara kerja Software AZMTAK dan PMAN
1. Ambil Data Poaritas gelombang P pada setiap event gempa yang terekam dari
GFZ. Buka notepad untuk membuat file data. Kemudian ketik: Latitude,
Longitude, Depth, Jumlah stasiun (cukup nilainya saja). Missal; -6.68 105.12
48.0 21, tuliskan nama stasiun dan polaritas gelombang P yang tercatat pda
event gempa yang dimaksud; Polaritas gelombang P dapat berbentuk
kompresi (1) / Dilatasi (-1)
25
3. Buka Program PINV.exe
Masukkan Nama file output yang diinginkan; ”File .Out” (Contoh :
Ciamis.Out), ENTER
Keluaran dari program PINV.EXE akan menghasilkan bidang bola yang terdapat
kumpulan polaritas awal gelombang P. Selanjutnya kita tentukan 2 (dua) buah
bidang nodal yang memisahkan antara bidang kompresi dengan bidang dilatasi.
Penentuan bidang nodal yang tepat dapat ditentukan dengan melihat nilai data
inkonsisten (inconsistency data) yang mendekati 0 (nol).
HASIL OTOMATIS FOCAL MECHANISM
Menyimpan dalam format pdf (membuat focal mechanism secara manual)
Tentukan bidang nodal pada bola fokus yang terbentuk secara manual dengan cara
memisahkan polaritas awal gelompang P
EXIT
26
5. Buka Command Prompt
Masuk Ke Directori C, Ketik CD Focal, Ketik Set Gdev = Ps, Ketik Pman,
Masukkan Input Polarity Data File Name (Contoh : Ciamis.Out), Kemudian
Buat Focalnya
Exit
6. BUKA G.PS
Kemudian Close
7. Buka G.PDF Secara Otomatis Hasil focal mechanism akan keluar DI G.PDF
27
KEMUDIAN RENAME DENGAN NAMA FILENYA
8. Langkah terakhir, lakukan analisis jenis sesar pada event gempa tersebut.
28
LAMPIRAN
PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Instansi
Dari website milik BMKG pusat (www.bmkg.go.id) menerangkan
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia yang dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan
oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan
cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan
nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium
Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879
dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa.
Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke
Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan
pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan
pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun
1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder.Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk
penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun
1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti
menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk
29
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat
Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta
dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan
Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan
Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi
Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan
Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun
1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda,
Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi
dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota
Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau
WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent
Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada
tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun
1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah
Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan
Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan
Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,
30
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).
B. Logo Instansi
31
2. 5 (lima) garis di bagian atas melambangkan dasar Negara RI yaitu
Pancasila.
3. 9 (sembilan) garis di bagian bawah merupakan angka tertingi yang
melambangkan hasil maksimal yang diharapkan.
4. Gumpalan awan putih melambangkan meteorologi.
5. Bidang warna biru bergaris melambangkan klimatologi.
6. Bidang berwarna hijau bergaris patah melambangkan geofisika.
7. 1 (satu) garis melintang di tengah melambangkan garis kathulistiwa.
d. Arti Warna Logo
1. Warna biru diartikan keagungan/ ketaqwaan.
2. Warna putih diartikan keikhlasan/ suci.
3. Warna hijau diartikan kesuburan.
4. Warna abu-abu diartikan bebas/ tidak ada batas administrasi.
C. Visi dan Misi Instansi
1. Visi
32
D. Tugas dan Fungsi Instansi
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :
33
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
34
E. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESARMETEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
WILAYAH III DENPASAR
35
9 Agustus 2012 18:04:25 WIB
5.6 SR
9.15°LS 116.37°BT
Kedalaman laut : 77 km
Sumbawa, 61 km Tenggara LOMBOK TENGAH-NTB, 75 km selatan
Mataram, 55 km selatan Praya<
MMI (gempa dirasakan) : III Kuta, III Lombok, III Denpasar, II
Karangasem, II Jimbaran
36
Lokasi Gempabumi Lombak tengah
37