Anda di halaman 1dari 43

PENENTUAN JENIS SESAR PADA GEMPABUMI SUMBAWA

09 AGUSTUS 2012 BERDASARKAN GERAK AWAL


GELOMBANG P

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI “PUSAT GEMPA REGIONAL BMKG WILAYAH III“

OLEH:
BAIQ HIKMAWATI
G1B009020

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2012

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Allah SWT sehingga penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “PENENTUAN JENIS SESAR
PADA GEMPABUMI SUMBAWA 09 AGUSTUS 2012 BERDASARKAN
GERAK AWAL GELOMBANG P” ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para Keluarga, Sahabat, serta orang-
orang yang Istiqomah dijalan-Nya.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Hiden, S.Si, M.T, sebagai Ketua Program Studi Fisika
2. Bapak I Wayan Suardana, SE. MM, sebagai Kepala Balai Besar Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar
3. Bapak Asrori sebagai Kepala Bidang Observasi BBMKG Wilayah III
Denpasar
4. Bapak I Nyoman Arnaya, S.P., MM sebagai Kepala Sub Bidang Pengumpulan
dan Penyebaran Data
5. Lestari Naomi Lydia S.Si,M.Si Sebagai Pembimbing Lapangan
6. Ibu Dian Wijaya Kurniawidi, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Praktek
Kerja Lapangan
7. Staf-staf Pusat Gempa Regional III Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Wilayah III Denpasar
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam kegiatan PKL ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, dan penulis berharap adanya kritik serta saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, November 2012


Penulis

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENENTUAN JENIS SESAR PADA GEMPABUMI SUMBAWA


09 AGUSTUS 2012 BERDASARKAN GERAK AWAL
GELOMBANG P

Oleh
BAIQ HIKMAWATI
G1B009020

Telah disetujui Pada Tanggal :

A.n. Ketua Program Studi Fisika Dosen Pembimbing,


Universitas Mataram,

Kasnawi Al Hadi S.Pd,. M.Si Dian WijayaKurniawidi, S.Pd,. M.Si


NIP: 197709042006041003 NIP: 197411132008122002

Kepala Bidang Observasi BBMKG Wilayah III Denpasar

Asrori
NIP: 196001021981031001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan


Program Studi Fisika Fakultas MIPA Universitas Mataram
PENENTUAN JENIS SESAR PADA GEMPABUMI SUMBAWA 09
AGUSTUS 2012 BERDASARKAN GERAK AWAL GELOMBANG P

Oleh
BAIQ HIKMAWATI
G1B009020
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing, Dosen Penyelia,

Dian Wijaya Kurniawidi, S.Pd,. M.Si Lestari Naomi L.,S.Si, M.Si


NIP: 197411132008122002 NIP: 198211242003122004
Mengetahui;

A.n. Ketua Program Studi Fisika


Universitas Mataram,

Kasnawi Al Hadi S.Pd,. M.Si


NIP: 197709042006041003

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................. 2
1.5. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1. Sejarah Instansi .................................................................................. 3
2.2. Visi dan Misi Instansi ......................................................................... 5
2.3. Struktur Organisasi ............................................................................ 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Mekanisme Terjadinya Gempabumi ................................................... 8
3.2. Gelombang P ....................................................................................... 9
3.3. Focal Mecanism .................................................................................. 9
3.4. Mekanisme sumber Gempa................................................................. 12
3.5. Teori Tentang Sesar ............................................................................ 14
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapngan ................. 17
4.2. Metodologi Pelaksanaan PKL ......................................................... 17
4.3. Bahan ................................................................................................ 18
4.4. Metode Pengolahan data .................................................................... 18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 19
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Mekanisme Gempabumi


Gambar 3.2 Penjalaran Gelombang P (Presure ware)
Gambar 3.3 Momen Tensor pada Gempa Aceh 2004
Gambar 3.4 Elastic Reboud Theory
Gambar3.5 Jenis-jenis patahan yang sering djumpai
Gambar3.6 Simbol 3 macam patahan dasar
Gambar3.7 Parameter bidang patahan
Gambar 5.1 Peta Lokasi Gempa
Gambar 5.2 Diagram Mekanisme Sumber hasil penyelesaian bidang sesar
Gambar 6.1 Sesar Turun

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tektonik adalah ilmu yang mempelajari pergerakan dan deformasi
lapisan luar bumi dalam skala besar. Sedangkan lempeng tektonik adalah
segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas atmosfir yang cair dan
panas. Atmosfir bersifat cair dan panas, sehingga wajar bila lempeng litosfer
yang padat dan kaku dapat bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain
dan membentuk suatu patahan. Dalam tektonik lempeng dijelaskan bahwa
permukaan bumi dibagi ke dalam beberapa area yang luas, dimana lempeng
yang tipis mengalami perubahan ukuran. Gerakan ini terjadi secara terus
menerus sejak bumitercipta hingga sekarang. Daerah sepanjang patahan
umumnya merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu mengalami
pergeseran batuan kerak bumi di sepanjang patahan.
Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan geologi
yang unik dan rumit. Hal ini dikarenakan, Indonesia merupakan jalur
pertemuan tiga lempeng besar yaitu lempeng Indo-Australia yang relative
bergerak ke utara, lempeng Eurasia yang relatif bergerak ke selatan, dan
lempeng Pasifik yang relative bergerak ke barat. Pertemuan antar lempeng
menyebabkan sering terjadi gempabumi karena tumbukan atau pergeseran
lempeng. Oleh karena itu, Indonesia merupakan daerah yang secara tektonik
bersifat labil dan merupakan kawasan pinggir benua yang paling aktif di
dunia. Gelombang gempa disebut gelombang seismic yang tercatat di dalam
seismogram yang dapat ditentukan karakteristik sesar atau patahannya. Untuk
mengetahui karakteristik tersebut diperlukan analisa tentang mekanisme fokal
gempabumi yaitu penentuan parameter bidang sesar atau patahan.
Sumbawa termasuk di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang berada
dibagian timur. Menurut sudut pandang geologi, daerah Sumbawa
mempunyai aktifitas tumbukan dua lempeng yang berbeda jenis. Lempeng
yang pertama berada dibagian utara yaitu lempeng Eurasia, selanjutnya

1
lempeng yang kedua berada di bagian selatan yaitu lempeng Samudera Indo -
Australia. Kedua lempeng ini saling bertumbukan yang mengakibatkan
Lempeng Samudera menunjam dibawah Lempeng Benua. Akibat proses
tektonik yang terus berlangsung hingga saat ini, seluruh batuan tersebut telah
mengalami pengangkatan, pelipatan dan pensesaran.
Oleh kerana itu tujuan PKL ini untuk menentukan jenis sesar
penyebab terjadinya gempabumi Sumbawa tanggal 09 Agustus 2012 dengan
metode Mekanisme Fokal.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang maka rumusan masalah dalam Kegiatan PKL
ini adalah
1. Bagaimana karakteristik gempabumi Sumbawa 09 Agustus 2012?
2. Jenis Sesar apa yang menyebabkan terjadinya gempabumi di Sumbawa
09 Agustus 2012 ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari PKL ini adalah
1. Megetahui karakteristik gempabumi Sumbawa 09 Agustus 2012.
2. Mengetahui jenis sesar penyebab terjadinya gempabumi sumbawa 09
Agustus 2012.

1.4 Batasan Masalah


PKL ini dibatasi pada kejadian gempa yang terjadi di Sumbawa 09 Agustus
2012 pada koordinat 9° 11’ LS dan 116° 41’ BT.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk
melakukan mitigasi bencana di wilayah Sumbawa

2
2. Memudahkan penelitian lebih lanjut mengenai besar kecilnya kerusakan
di wilayah Sumbawa dan sekitarnya
3. Dapat mengetahui baik tidaknya jika di daerah yang memiliki amplifikasi
tinggi atau didirikan bangunan, sehingga mengurangi korban dari
gempabumi
4. Dengan menganalisis mekanisme fokus, kita bisa menganalisis sistem
gaya-gaya tektonik yang bekerja pada suatu daerah.
1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dibuat beberapa bagian


untuk memudahkan pembahasan, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara umum tentang hal-hal yang menyangkut latar
belakang penulisan, maksud dan tujuan, batasan, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II PROFIL INSTANSI
Menjelaskan tentang tinjauan umum perusahaan, diantaranya
sejarah umum BMKG, arti logo, visi dan misi, tugas dan fungsi
serta struktur organisasi dari Kantor BBMKG Wilayah III
Denpasar.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang gambaran umum Mekanisme gempa,
Gelombang P, Mekanisme Fokus serta Sesar .
BAB IV METODOLOGI PKL
Menjelaskan tentang pelaksanaan PKL dari waktu dan tempat,
Metodologi pelaksanaan PKL, Bahan serta Metode Pengolahan
Data.
BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL
Menguraikan tentang pusat terjadi gempabumi, hasil pengaplotan
data serta diagram Mekanisme Sumber hasil penyelesaian bidang
sesar.

3
BAB VI PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran
terhadap keseluruhan isi laporan praktek kerja lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Merupakan sumber referensi pengambilan bahan pelaporan hasil
praktek kerja lapangan.

4
BAB II
PROFIL INSTANSI

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III


Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Lembaga.Pemerintahan Non
Departemen (LPND) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar,
yang membawahi 7 propinsi yaitu : Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kaltim,
Kalteng dan Kalsel.

2.1 Sejarah Instansi


Dari website milik BMKG pusat (www.bmkg.go.id) menerangkan
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia yang dimulai
pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara
perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun
kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil
pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada
tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun
1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah
Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan
Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008,

5
Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).

2.2 Visi dan Misi Instansi


2.2.1 Visi
Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan
pelayanan meteorology, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang
handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan
nasional serta berperan aktif di tingkat internasional.

2.2.2 Misi
a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas udara dan Geofisika.
b. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
c. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

2.3 Struktur Organisasi


(Terlampir)

6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Mekanisme terjadinya gempabumi


Gambar 3.1 menjelaskan Pada keadaan I menunjukan suatu lapisan
yang belum terjadi perubahan bentuk geologi. Karena di dalam bumi terjadi
gerakan yang terus-menerus, maka akan terdapat stress yang lama kelamaan
akan terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dari lapisan batuan.
Keadaan II menunjukan suatu lapisan batuan telah mendapat dan
mengandung stress dimana telah terjadi perubahan bentuk geologi. Untuk
daerah A mendapat stress ke atas, sedang daerah B mendapat stress ke bawah.
Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi (tertahan) di daerah
ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan
daerah B. Lama kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak mampu lagi
untuk menahan stress, maka akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan
yang tiba tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan secara tiba-
tiba ini disebut gempabumi. Pada keadaan III menunjukan lapisan batuan
yang sudah patah, karena adanya pergerakan yang tibatiba dari batuan
tersebut. Garis tebal vertikal menunjukan patahan atau sesar pada bagian
bumi yang padat. Gerakan perlahan-lahan sesar ini akan berjalan terus,
sehingga seluruh proses diatas akan diulangi lagi dan sebuah gempa akan
terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya, demikian seterusnya. Teori ini
dikenal dengan nama ElasticRebound Theory (Rahmania, Fikri dan Ari,
2010).

Gambar 3.1 Mekanisme gempabumi

7
3.3. Gelombang P
Gelombang P merupakan gelombang yang waktu penjalarannya
paling cepat. Kecepatan gelombang P antara 1,5 km/s sampai 8 km/s pada
kerak bumi. Seperti terlihat pada gambar arah gerakan partikel gelombang P
searah dengan arah rambat gelombangnya. Gelombang P dapat menjalar pada
semua medium baik padat, cair maupun gas.
Gelombang P (gelombang primer) disebut juga gelombang kompresi,
gelombang longitudinal, gelombang dilatasi, atau gelombang irotasional.
Gelombang ini menginduksikan gerakan partikel media dalam arah paralel
terhadap arah penjalaran gelombang seperti terlihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tipe Penjalaran gelombang P (Pressure wave)


Gerakan awal gelombang P bergantung pada mekanisme sumber dan
tercatat pada seismogram sesuai arah gaya yang bekerja pada sumber gempa
(Sri, 2008).

3.4. Focal Mechanism (Mekanisme Fokus)


Mekanisme fokus atau lebih dikenal sebagai Focal Mechanism dari
gempabumi adalah penggambaran dari deformasi inelastis di kawasan sumber
yang menghasilkan gelombang seismik. Dalam banyak kasus, hal ini
berhubungan dengan peristiwa patahan yang mengacu pada orientasi bidang
sesar yang bergeser dan slip vektornya, hal ini dikenal juga sebagai solusi

8
bidang patahan. Mekanisme fokus berasal dari solusi momen tensor gempa
bumi, yang dapat diperkirakan dari analisisgelombang seismik teramati.
Mekanisme fokus dapat diturunkan dengan mengamati pola gerakan pertama,
yaitu, apakah kedatangan gelombang P pertama pecah atau menurun. Metode
ini digunakan sebelum gelombang dicatat dan dianalisis secara digital.
Metode ini tetap digunakan pada gempa bumi sangat kecil untuk solusi
momen tensor. Saat ini, Mekanisme Fokus banyak menggunakan analisis
semiotomatis dari bentuk gelombang yang tercatat.
Solusi momen tensor biasanya ditampilkan secara grafis
menggunakan diagram beachball. Pola energi radiasi selama gempa bumi
dengan satu arah gerakan pada satu bidang patahan dapat dimodelkan sebagai
pasangan ganda, yang digambarkan secara matematis sebagai kasus khusus
dari sebuah tensor urutan kedua (sama dengan tegangan dan regangan) yang
dikenal sebagai momen tensor. Gempa bumi yang tidak disebabkan oleh
pergerakan sesar memiliki pola yang sangat berbeda dengan radiasi energi.
Dalam kasus ledakan nuklir bawah tanah, misalnya, momen tensor
seismiknya adalah isotropik. Dengan ini kita bisa membedakan antara gempa
yang disebabkan oleh pergerakan struktur geologi dan gempa akibat ledakan
(Rifa’I dan Puja, 2010).

Gambar 3.3 Momen tensor pada gempa aceh 2004.

9
Gambar 3.3 diatas merupakan contoh momen tensor pada gempa
Aceh 2004. Berikut ini adalah cara sangat sederhana membaca diagram
beachball. Intinya, jika lingkaran tersebut dibagi 4 kuadran, maka bagian
paling atas adalah utara.kalaupun tidak dibagi menjadi 4 kuadran, maka
bagian atas adalah utara. Biasanya, Tensor selalu berwarna gelap. Jadi jika
ada 4 kuadran dengan warna gelap terang selang seling maka itu adalah sesar
geser. Jika Lingkaran tersebut dibagi menjadi tiga bagian, dan ditengah
berwarna gelap, maka itu adalah sesar naik.begitu juga sebaliknya, jika
ditengah warna terang, maka itu adalah sesar turun. Untuk sesar geser
naik/turun, maka gambar pada diagram beachball-nya adalah kombinasi dari
keduanya (Yuza, 2010).

Jika suatu energy didalam bumi dilepaskan, maka akan terjadi radiasi
kesegala arah, akan berupa suatu bola, ini dipercaya bahwa gempabumi
disebabkan oleh suatu sesar. Sehingga energy yang dirambatkan
menghasilkan pola gelombang seismic yang dapat berlawanan pada bagian
sisi sesar yang berlawanan pula. Jika terjadi suatu sesar mendatar dextral
(geser kiri), stasiun pada lokasi kuadran I dan IV akan menerima tarikan,
sementara kuadran II dan III akan menerima tekanan. Akibatnya pergeseran
pertama dari gelombang P akan ke bawah untuk tarikan dan ke atas untuk
tekanan. Cara mengidentifikasi sifat asal gempa semacam ini disebut sebagai
mekanisme focus gempa. Dengan tehnik semacam ini setiap gempa yang
terjadi dapat dianalisa sebagai terjadi dari sesar normal, sesar naik maupun
sesar mendatar. Masing – masing arah jurus dan kemiringannya juga dapat
ditentukan. Analisa dapat juga dilakukan dengan gelombang S (Santoso.
2002, 64:65).

3.5. Mekanisme Sumber Gempa (I)


Pada mulanya di dalam bumi terjadi gerakan yang terus - menerus,
maka akan terdapat stress yang lama kelamaan akan terakumulasi dan mampu
merubah bentuk geologi dari lapisan batuan. Berikutnya suatu lapisan batuan
dikenai gaya stress sehingga terjadi perubahan bentuk geologi. Untuk daerah

10
sebelah kiri mendapat stress ke atas, sedangkan daerah kanan mendapat
stress ke bawah. Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi
(dikandung) di daerah ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan
antara kedua daerah. Lama kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak
mampu lagi untuk menahan stress, maka akan terjadi suatu pergerakan atau
perpindahan yang tiba-tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan
secara tiba-tiba ini disebut gempabumi. Teori ini dikenal dengan nama Teori
Reid atau juga Elastic Rebound Theoryseperti terlihat pada gambar 3.5
(Wawondoru, 2012).

Gambar 3.4 Elastic Rebound Theory.


Mekanisme fokus memberikan tambahan informasi mengenai
parameter gempabumi seperti jenis sesar gempabumi. Parameter sesar terdiri
dari ukuran sesar yang dinyatakan dalam km (kilometer) yaitu panjang dan
lebar. Selain itu terdapat jarak pergeseran, momen seismik, stress drop, serta
source process atau proses pecahnya batuan saat terjadi gempa atau rupture
process.
Strike adalah jurus sesar diambil dari permukaan sesar yang arahnya
ditarik searah jarum jam (utara mata angin). Kisaran derajatnya dari arah 0°–
360°. Dip adalah sudut kemiringan sesar dari blok yang tegak (foot-wall
block) diukur dari bidang mendatar horisontal. Ukuran sudut nilainya dari 0°–
90°. Sedangkan rake atau slip adalah arah pergerakan sesar tersebut diukur
dari penampang muka sesar dengan arah diukur dari arah strike ke arah mana
slip bergerak (berlawanan arah strike dan dip) ukuran sudutnya dari arah -
180° – 180°. Jarak pergeseran slip atau dislocation dinyatakan dalam besaran
m (meter) (Siagian, 2011).

11
Dalam keadaan yang sebenarnya permukaan sesar (patahan) atau fault
dapat mempunyai keadaan yang berbeda dan demikian pula dengan
gerakannya dapat mempunyai arah yang berlainan sepanjang permukaannya.
Dapat dibedakan atas tiga bentuk gerakan dasar dari sesar, yaitu : sesar
mendatar, turun, dan naik. Gerakan sejajar jurus sesar, disebut sesar mendatar
atau strike slip fault. Stress yang terbesar adalah stress horisontal dan stress
vertikal kecil sekali. Sesar relatif ke bawah terhadap blok dasar, disebut sesar
turun / sesar normal atau gravity fault. Gerakan relatif ke atas terhadap blok
dasar, disebut sesar naik atau thrust fault / reverse fault (Anonim, 2010).

3.6. Teori tentang sesar


Sesar atau patahan terjadi karena tekanan yang sangat kuat, terlebih
bila berlangsung sangat cepat. Batuan tidak hanya retak akan tetapi akan
terjadi pergeseran posisi. Bidang patahan merupakan bidang miring. Jenis-
jenis sesar yaitu :
1. Sesar mendatar (strike-slip fault) yakni arah gerak blok sesar
horizontal. Sesar ini terbagi dua yaitu :
a. Right lateral yaitu gerak sesar mendatar yang searah dengan jarum
jam.
b. Left lateral yaitu gerak sesar mendatar yang berlawanan dengan
arah jarum jam.
2. Sesar tidak mendatar yakni arah gerak sesar atau vertikal atau
miring, sesar ini ada tiga macam seperti diperlihatkan pada gambar
3.6 yaitu :
a. Sesar turun (normal fault) yaitu sesar yang turun lebih rendah dari
pada blok dasar.
b. Sesar naik (reverse fault) yaitu bloknya naik relatif terhadap blok
dasar.
c. Sesar miring (oblique fault) yaitu blok vertikal yang diiringi
dengan gerakan horizontal.

12
Gambar 3.5 Jenis-jenis patahan yang sering djumpai

Secara umum solusi mekanisme fokus yang dinyatakan dalam


proyeksi stereogrfik dapat digambarkan dengan tiga macam sesar yaitu, sesar
mendatar, sesar normal, dan sesar naik seperti dapatdilihat pada gambar 3.8
berikut :

Gambar 3.6 Simbol 3 macam patahan dasar

a. Parameter bidang patahan


Gambar 3.9 menjelaskan Setiap patahan yang terjadi pasti akan
menghasilkan parameter-parameter bidang patahan yang dapat

13
menentukan jenis sesar berdasarkan parameter strike, dip, dan rake sebagai
berikut :
1. Sesar geser, jika δ = 90° dan λ = 0° (geser kiri)atau λ = 180°
(geser kanan).
2. Sesar turun, jika δ ≠ 0° dan δ ≠ 90° dan -180° ≤ λ ≤ 0°.
3. Sesar naik, jika δ ≠ 0° dan δ ≠ 90° dan 0° ≤ λ ≤ + 180°
(Borman).

Gambar 3.7 Parameter bidang patahan

14
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Plaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada
tanggal 12 Juli 2012 sampai dengan 10 Agustus 2012 di Pusat Gempa
Regional (PGR) III Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Wilayah III jalan Raya Tuban, Kuta 80361, Kabupaten Badung, Bali .

4.2 Metodologi Pelaksanaan PKL.


Metodologi yang dilakukan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini
antara lain :
a. Metode Observasi,
Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada peralatan
dan fasilitas yang ada di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BBMKG) Wilayah III Bali, sehingga mengetahui secara
langsung perlengkapan dan peralatan yang digunakan selama PKL
b. Metode Interview,
Metode wawancara dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung
kepada pembimbing dan teknisi berkaitan dengan hal-hal yang belum
jelas pada metode observasi.
c. Studi Literatur,
Pengambilan data dengan mempelajari literatur, yang berupa buku-buku,
diktat, internet ataupun bentuk lain yang berhubungan dengan pusat
gempabumi yang diteliti guna mendukung penyelesaian PKL sampai
dengan penyusunan laporan.
d. Metode Bimbingan, melakukan konsultasi dan bimbingan dalam
mendokumentasikan bidang keilmuan yang diperoleh selama Praktek
Kerja Lapangan, pembimbingan ini dilakukan oleh pembimbing
lapangan di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah
III BALI.

15
4.3 Bahan
Seperangkat komputer, Perangkat lunak (software) program
AZMTAK dan PMAN, tanggal, bulan, tahun terjadi gempa, origin time,
kedalaman, latitude, longitude, magnitudo, polaritas gelombang, nama-nama
stasiun yang mencatat gempa, jumlah stasiun.

4.4 Metode Pengolahan Data


Data bersumber dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika) diambil melalui SEISCOMP berupa latitude, longitude,
kedalaman, impuls awal gelombang P diolah untuk mendapatkan solusi
mekanisme pusat gempabuminya. Notasi kompresi dilatasi dari tiap-
tiapstasiun diubah menjadi notasi 1 dan -1 kemudian diolah menggunakan
software AZMTAK untuk menentukan azimuth dan take of angle dari tiap
stasiun. Selanjutnya output dari software AZMTAK di masukkan sebagai
input software PMAN (manual), dan hasilnya berupa solusi mekanisme
sumber gempa bumi dan parameter-parameternya berupa bola fokus bidang
nodal kompresi atau dilatasi dengan nilai strike, dip dan rake.

16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme terjadinya suatu gempabumi di dalam perut bumi sering


dikaitkan dengan kombinasi gaya atau stress yang bekerja pada suatu batuan.
Kombinasi stress, kompresi (tekanan kedalam) dan dilatasi (tarikan keluar), yang
menyebabkan terjadinya suatu gempabumi dapat dimodelkan dengan mempelajari
polarisasi gelombang gempabumi yang terekam pada komponen vertical.
Model idealisasi dari mekanisme terjadinya suatu gempabumi dalam
seismologi disebut dengan mekanisme fokus (focal mechanism). Melalui data
seismogram bisa didapatkan banyak informasi gempabumi sehingga diketahui
parameter gempabumi seperti : magnitude, kedalaman, lokasi, waktu asal
gempabumi, termasuk juga mekanisme fokus. Dengan menganalisis mekanime
fokus, kita bisa menganalisis sistem gaya-gaya tektonik yang bekerja pada suatu
daerah (Puspito, 1997).

Gambar 5.1 Peta Lokasi Gempa

Gambar 5.1 diatas menyatakan titik merah menunjukkan letak terjadinya


gempabumi. Gempa yang terjadi di Sumbawa NTB pada Kamis 09 Agustus 2012
terletak pada koordinat 9° 11’ LS dan 116° 41’ BT mempunyai magnitude yaitu
5,6 SR dengan kedalaman 86 km maka gempa di Sumbawa ini termasuk dalam

17
gempa menengah dan terasa oleh hampir semua orang, gelombang yang melewati
kerapatan tanah yang berbeda – beda di tiap lapisan tanah menyentuh permukaan
atas bumi. Sedangkan garis berwarna coklat menunjukkan batas – batas lempeng
yang mengitari Indonesia.
Hasil yang didapatkan pada gempabumi 9 Agustus 2012 bidang nodal 1
mempunyai strike 15°, dip 55°, dan rake -95°. Sedangkan pada bidang nodal 2
mempunyai strike 204°, dip 35° dan rake -83°. Sumbu kompresi berada di pinggir
atas kuadran dilatasi dengan azimuth 266° dan plunge 79°. Sumbu dilatasi berada
di tengah kuadran kompresi dengan azimuth 108° dan plunge 10°.
Sehingga berdasarkan parameter tersebut diperoleh besarnya dip ialah δ ≠
0° atau δ ≠ 90°dan besarnya rake adalah -180° ≤ λ ≤ 0°. Dari situlah dapat
diketahui bahwa gempa yang terjadi pada tanggal 09 September 2012 di Sumbawa
dari hasil PKL ini merupakan sesar turun (Normal Fault).

Gambar 5.2 Diagram Mekanisme Sumber hasil penyelesaian bidang sesar

Pada gambar 5.2 yang merupakan distribusi data polaritas ditunjukkan


oleh warna merah muda penuh (up) yang merupakan kompresi dari gerak awal
gelombang P, dan warna merah muda garis (down) yaitu dilatasi. Dapat diketahui
dari gambar bahwa dengan persebaran polaritas lebih didominasi dengan
kompresi maka gerak awal gelombang P adalah menjauhi sumber gempa. Hasil
pengeplotan data yang berupa diagram mekanisme tersebut dapat diperoleh

18
parameter sesarnya, yaitu strike, dip, dan rake pada bidang nodal 1 dan bidang
nodal 2. Strike adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang yang
bersangkutan (diukur dari arah utara ke timur menghadap arah yang memberikan
kemiringan ke kanan), dip adalah sudut kemiringan bidang diukur secara tegak
lurus strike (diukur dari pinggir), rake atau slip adalah sudut yang dibentuk oleh
arah slip penyesaran dengan horizontal.
Selain itu dengan menggunakan parameter – parameter sesar, dalam
menentukan jenis sesar juga dapat diketahui dari gambar diagram mekanisme
sumber hasil pengeplotan, jika pusat diagram (hiposenter) berada di dalam
kuadran kompresi (daerah yang diarsir), atau sumbu T terletak satu kuadran
dengan fokus, maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola, sesar naik
(thrust fault). Jika pusat diagram (hiposenter) berada di dalam kuadran dilatasi
(daerah yang tidak diarsir atau putih), atau sumbu P terletak satu kuadran dengan
fokus, maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola, sesar turun (normal
fault). Jika pusat diagram (hiposenter) berada atau dekat dua garis nodal, maka
disebut mekanisme strike slip. Dan dari gambar , dapat dilihat dengan jelas bahwa
pusat diagram berada di luar kuadran kompresi (daerah yang diarsir), sehingga
dapat diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola turun. Hal ini berarti pada
sesar ini blok turun relative terhadap blok dasar oleh karena gaya kompresi dan
dilatasi yang diberikan.

19
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Dari hasil PKL dapat disimpulkan bahwa :
1. Diperoleh parameter sesar gempa utama di Sumbawa pada tanggal 09
Agustus 2012 untuk nodal 1 mempunyai strike 15°, dip 55°, dan rake -95,°
dan pada nodal 2 mempunyai strike 204°, dip 35°, dan rake -83°.
2. Berdasarkan parameter sesar, maka gempa utama dan susulan yang terjadi
di Sumbawa pada tanggal 09 Agustus 2012 merupakan sesar turun
(Normal Fault).

Gambar 6.1 Sesar Turun


6.2 Saran
Sebaiknya untuk pelaksanaan PKL selanjutnya, komunikasi antara
pembimbing di tempat PKL dengan mahasiswa lebih ditingkatkan, demi
mendapatkan hasil praktek yang maksimal dan dapat memudahkan
penyusunan laporan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adi Yuza. 2010. Focal Mechanism (Mekanisme Fokus). Didownload dari


http://Google.com/focal-mechanism-mekanisme-focus. Pada 15 Juni 2012,
Pukul 09.21 WITA.
Anonim. 2010. Pemodelan Gempa Tsunami. Didownload dari
file:///F:/HIK/mekanisme-sumber-gempa-i.html. Pada 07 Juli 2012 Pukul
1233 WITA.

Borman, Peter. Seismic Source and Source Parameters.


Darmansyah Wawonduru. 2012. Makalah Teknik Gempa Seismologi. Didwonload
dari file:///F:/HIK/makalah-teknik-gempa-seismoogi.html. Pada 07 Juli
2012 pukul 12.32 WITA.

Djoko Santoso. 2002. Pengantar Tehnik Geofisika. ITB: Bandung.

Listya Dewi Rifa’i dan I Putu Puja. 2010. Studi Awal Hubungan Gempa Laut Dan
Gempa Darat Sumatera Dan Sekitarnya. Dokumen 1437 Vol. 11, nomor 2.

Merdiani Rahmania, Thaqibul Fikri Niyartama dan Ari Sungkowo. Penentuan


Jenis Sesar Pada Gempbumi Sukabumi 2 September 2009 Berdasarkan
Gerak Awal Gelombang P. Seminar Nasional SDM Teknologi Nuklir
Yoogyakarta, 18 November 2010. ISSN 1978-0176, Yogyakarta.

Sri W.H. 2008. Penentuan Magnitudo Momen Gempabumi Menggunakan


Amplitudo Gelombang P (Mwp) Metode Tsuboi.Skripsi, jurusan Fisika.
Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta

Todung R Siagian. 2011. Struktur untuk Awam Bencana Alam. Didownload dari
http://Google.com/jenis-jenis-patahan-yang-mengakibatkan-gempa-
struktur-untuk-awam. Pada 15 Juni 2012, Pukul 09.58 WITA.

21
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Table Data Gempa dilokasi Sumbawa (Dari BBMKG) Tanggal 09 Agustus 2012
waktu 11.20.36 UTC kedalaman 86 km, M 5,6 SR, latitude 9.11° LS, longitude
116.41° BT

No Stasiun Polaritas Latitude Longitude


1 TWSI 1 0,6 51,2
2 KLNI -1 0,8 335,7
3 KKK -1 1,1 313,3
4 DNP -1 1,3 290,1
5 IGBI 1 1,3 283,2
6 SRBI -1 1,6 310,9
7 RTBNI -1 1,6 294,1
8 DBNI 1 2 72,1
9 BYJI -1 2,2 293,7
10 JAGI -1 2,3 285,9
11 WBSI 1 3 100,4
12 GMJI 1 3,1 285,8
13 BLJI 1 3,1 295,9
14 KMMI 1 3,2 309,8
15 LBFI 1 3,5 79,9
16 WSI 1 3,9 98,6
17 KSK -1 4 283,5
18 GRJI 1 4,5 299,2
19 PWJI 1 4,6 280,7
20 SWJI 1 4,8 286,4
21 BWJI -1 4,9 311
22 EDFI 1 5,2 86,4
23 PCJI -1 5,3 279,7
24 BKSI -1 5,3 44,4
25 WOJI 1 5,6 282,8
26 MMRI 1 5,8 85,7
27 KBKI 1 5,8 357,6
28 UGM -1 5,9 281,2
29 BNSI -1 6 38,1
30 SPSI -1 6,1 33,2
31 SMRI 1 6,3 288,8
32 BJI -1 6,9 284,5
33 KKSI 1 7 46,8
34 BATI -1 7,2 99,3
35 PKKI 1 7,3 340,4

22
36 CTJI 1 7,5 285,9
37 KPJI -1 7,6 283
38 SOEI 1 7,8 96,4
39 PBKI 1 8 323,4
40 CMJI 1 8 279
41 BKB 1 8 3,5
42 KDI 1 8 50,5
43 MTKI 1 8,3 349,5
44 JCJI 1 8,4 285,8
45 CISI 1 8,6 279,7
46 SMKI 1 8,7 5,7
47 PCI 1 8,9 22,8
48 LEM -1 9 284,5
49 APSI 1 9,7 32,7
50 DBJI 1 9,9 284,3
51 MPSI -1 10,1 20,4
52 LUWI -1 10,3 38,5
53 STKI -1 10,4 331,6
54 SBJI -1 10,6 285,7
55 CGJI -1 10,9 282,5
56 MRSI -1 11,1 30,2
57 BLSI -1 11,7 287,9
58 SANI 1 11,9 54
59 KSM -1 12,2 329,8
60 KLI 1 12,2 289,7
61 SBM -1 12,3 339,9
62 KAJI 1 12,3 286,1
63 PPBI -1 12,4 303,6
64 MBWA 1 12,5 165,5
65 FITZ 1 12,7 136,1
66 AAII 1 12,9 65,9
67 LWLI -1 12,9 287,6
68 MDSI -1 13 290
69 MNI 1 13,5 38,9
70 LBMI -1 13,9 53,1
71 LDM 1 14,4 8,4
72 DSRI -1 14,6 305,6
73 MTN -1 14,9 105,8
74 MASI -1 15,3 292,1
75 SGSI 1 15,7
76 GLMI 1

23
77 BTDF -1
78 KRJI 1
79 KOM -1
80 SWI -1
81 FAKI 1
82 MEEK 1
83 BKNI -1
84 MWPI 1
85 SBSI -1
86 MORW -1
87 BAKI -1
88 KUM -1
89 GSI -1
90 BLDU 1
91 KMBL 1
92 NWAO -1
93 FORI -1
94 GENI -1
95 JAY -1
96 COEN -1
97 BBOO 1
98 CTAO 1
99 CMSA -1
100 YNG -1
101 TOO 1
102 CASY 1
103 BER 1
104 ABPO -1
105 VOI -1
106 VNDA -1
107 MSNA 1
108 GRM -1
109 LSZ -1
110 BOSA -1
111 LBTB -1
112 CVNA -1

24
LAMPIRAN
Cara kerja Software AZMTAK dan PMAN
1. Ambil Data Poaritas gelombang P pada setiap event gempa yang terekam dari
GFZ. Buka notepad untuk membuat file data. Kemudian ketik: Latitude,
Longitude, Depth, Jumlah stasiun (cukup nilainya saja). Missal; -6.68 105.12
48.0 21, tuliskan nama stasiun dan polaritas gelombang P yang tercatat pda
event gempa yang dimaksud; Polaritas gelombang P dapat berbentuk
kompresi (1) / Dilatasi (-1)

Save Nama File.Dat (Contoh : Bali.Dat)


2. Buka Program AZMTAK.exe
Masukkan nama Input File.Dat (Contoj : Bali.Dat), masukkan Nama Stasiun
(Contoh : Jogja.Sta), Ktik Nama File Output; File.Out (Contoh : Bali.Out),
ENTER

25
3. Buka Program PINV.exe
Masukkan Nama file output yang diinginkan; ”File .Out” (Contoh :
Ciamis.Out), ENTER

Keluaran dari program PINV.EXE akan menghasilkan bidang bola yang terdapat
kumpulan polaritas awal gelombang P. Selanjutnya kita tentukan 2 (dua) buah
bidang nodal yang memisahkan antara bidang kompresi dengan bidang dilatasi.
Penentuan bidang nodal yang tepat dapat ditentukan dengan melihat nilai data
inkonsisten (inconsistency data) yang mendekati 0 (nol).
HASIL OTOMATIS FOCAL MECHANISM
Menyimpan dalam format pdf (membuat focal mechanism secara manual)

4. Buka Program PMAN.exe

Tentukan bidang nodal pada bola fokus yang terbentuk secara manual dengan cara
memisahkan polaritas awal gelompang P
EXIT

26
5. Buka Command Prompt
Masuk Ke Directori C, Ketik CD Focal, Ketik Set Gdev = Ps, Ketik Pman,
Masukkan Input Polarity Data File Name (Contoh : Ciamis.Out), Kemudian
Buat Focalnya

Exit
6. BUKA G.PS

Kemudian Close
7. Buka G.PDF Secara Otomatis Hasil focal mechanism akan keluar DI G.PDF

27
KEMUDIAN RENAME DENGAN NAMA FILENYA

8. Langkah terakhir, lakukan analisis jenis sesar pada event gempa tersebut.

28
LAMPIRAN
PROFIL INSTANSI

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III


Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Lembaga.Pemerintahan
Non Departemen (LPND) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG). Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III
Denpasar, yang membawahi 7 propinsi yaitu : Jawa Timur, Bali, NTB, NTT,
Kaltim, Kalteng dan Kalsel.

A. Sejarah Instansi
Dari website milik BMKG pusat (www.bmkg.go.id) menerangkan
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia yang dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan
oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan
cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan
nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium
Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879
dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa.
Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke
Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan
pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan
pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun
1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder.Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk
penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun
1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti
menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk

29
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat
Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta
dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan
Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan
Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi
Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan
Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun
1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda,
Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi
dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota
Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau
WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent
Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada
tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun
1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah
Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan
Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan
Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,

30
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).
B. Logo Instansi

Gambar 2.1 Logo BMKG


Keterangan logo instansi.
a. Bentuk Logo
Logo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berbentuk
lingkaran dengan warna dasar biru, putih dan hijau, di tengah-tengah warna
putih terdapat satu garis berwarna abu-abu. Dibawah logo yang berbentuk
lingkaran terdapat tulisan BMKG.
b. Makna Logo
Makna dari logo BMKG menggambarkan bahwa BMKG berupaya
semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan informasi
meteorologi klimatologi dan geofisika dengan mengaplikasikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dan dapat berkembang
secara dinamis sesuai kemajuan zaman. Dalam menjalankan fungsinya,
BMKG berupaya memberikan yang terbaik dan penuh keikhlasan berdasarkan
pancasila untuk bangsa dan tanah air Indonesia yang subur yang terletak di
garis kathulistiwa.
c. Arti Logo
1. Bentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai institusi yang
dinamis.

31
2. 5 (lima) garis di bagian atas melambangkan dasar Negara RI yaitu
Pancasila.
3. 9 (sembilan) garis di bagian bawah merupakan angka tertingi yang
melambangkan hasil maksimal yang diharapkan.
4. Gumpalan awan putih melambangkan meteorologi.
5. Bidang warna biru bergaris melambangkan klimatologi.
6. Bidang berwarna hijau bergaris patah melambangkan geofisika.
7. 1 (satu) garis melintang di tengah melambangkan garis kathulistiwa.
d. Arti Warna Logo
1. Warna biru diartikan keagungan/ ketaqwaan.
2. Warna putih diartikan keikhlasan/ suci.
3. Warna hijau diartikan kesuburan.
4. Warna abu-abu diartikan bebas/ tidak ada batas administrasi.
C. Visi dan Misi Instansi
1. Visi

Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan


pelayanan meteorology, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal
guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta
berperan aktif di tingkat internasional.
1. Misi
1. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas udara dan Geofisika.
2. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
3. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
4. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

32
D. Tugas dan Fungsi Instansi
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang


meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan
pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan
pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena
factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

33
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan


oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

34
E. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESARMETEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
WILAYAH III DENPASAR

Gambar Struktur BMKG wilayah III Denpasar Bali

Gambar Prosedur Pelayanan Jasa Informasi BMKG Wilayah III

35
9 Agustus 2012 18:04:25 WIB
5.6 SR
9.15°LS 116.37°BT
Kedalaman laut : 77 km
Sumbawa, 61 km Tenggara LOMBOK TENGAH-NTB, 75 km selatan
Mataram, 55 km selatan Praya&lt
MMI (gempa dirasakan) : III Kuta, III Lombok, III Denpasar, II
Karangasem, II Jimbaran

Lokasi Gempabumi Sumbawa

36
Lokasi Gempabumi Lombak tengah

37

Anda mungkin juga menyukai