Anda di halaman 1dari 70

SMART CITY

IMPLEMENTASI,
PELUANG DAN
TANTANGAN

Surahyo S
Dosen dan praktisi TI
Nama: Surahyo Sumarsono, B.Eng., M.Eng.Sc.
Tempat/tanggal lahir: Purworejo, 24 Maret 1969
Pendidikan:
–SMA 1 Teladan Jogjakarta (1984-1987)
–Bachelor of Engineering, Muroran Institute of Technology, Japan
–Master of Engineering Science, The University of Melbourne, Australia
–PhD candidate in Health Informatics (Telemedicine) di University of Groningen, the
Netherlands
Sertifikasi TI : CCNP, CCDA, CSS-1, CCSI, IT Infrastructure Library/SM, Project
Management, COBIT, TOGAF, IT Security
Pekerjaan:
–Direktur Kertiyasa Niwanda Kawasita ( IT Consultant & Training)
–Direktur Inixindo Jogja (2001 – 2010)
–Pengajar dan peneliti di Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) FK
UGM dan Magister Manajemen UGM. Sebelumnya juga di Magister Teknologi
Informasi (MTI) dan Magister Akuntasi dan Sistem Informasi (MAKSI) UGM
–Konsultan Sistem Informasi utk Kemenkes, Perusahaan, Rumah Sakit, Pemda dll
Email: surahyo@gmail.com
Profil LinkedIn: https://id.linkedin.com/in/surahyo
TERMINOLOGY
DEFINISI SMART CITY
“Kota cerdas merupakan sebuah visi pengembangan perkotaan untuk
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
teknologi Internet of things (IoT) dengan cara yang aman untuk
mengelola aset kota. Aset ini meliputi sistem informasi instansi
pemerintahan lokal, sekolah, perpustakaan, sistem transportasi, rumah
sakit, pembangkit listrik, jaringan penyediaan air, pengelolaan limbah,
penegakan hukum, dan pelayanan masyarakat lainnya. Smart city
ditujukan dalam hal penggunaan informatika dan teknologi perkotaan
untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.”
(Wikipedia, 2017)
DEFINISI SMART SUSTAINABLE CITY
"sebuah kota inovatif yang menggunakan TIK dan sarana
lain untuk meningkatkan kualitas hidup, efisiensi operasional
dan layanan perkotaan, juga daya saing, sambil memastikan
bahwa hal tersebut memenuhi kebutuhan generasi sekarang
dan masa depan sehubungan dengan aspek ekonomi, sosial
dan lingkungan“

(ITU-T Focus Group on Smart Sustainable Cities, 2015)


ITU-T STUDY GROUP 20 - INTERNET OF THINGS,
SMART CITIES AND COMMUNITIES
➢Study Group 20 bekerja untuk memenuhi persyaratan
standardisasi teknologi Internet of Things (IoT), dengan fokus awal
pada aplikasi IoT di kota cerdas dan komunitas.
➢SG20 mengembangkan standar internasional untuk
memungkinkan pengembangan teknologi IoT yang terkoordinasi,
termasuk komunikasi antar-mesin dan jaringan sensor di mana-
mana. Bagian utama dari penelitian ini adalah standarisasi
arsitektur end-to-end untuk IoT, dan mekanisme untuk
interoperabilitas aplikasi dan dataset IoT yang dipekerjakan oleh
berbagai sektor industri yang berorientasi vertikal.
SMART CITY MERUPAKAN EKOSISTEM
KOMPLEKS
Smart City sebagai ekosistem kompleks
Karena Smart City merupakan ekosistem yang
kompleks dan melibatkan banyak stakeholder,
mengembangkan dan menerapkan layanan baru
membutuhkan pendekatan yang holistic dalam
penerapan teknologinya.
Ketika banyak perusahaan bisa mengembangan
sendiri solusi Smart City, akan lebih bagus jika
melibatkan banyak perusahaan untuk menyatukan
solusi-solusi dan teknologi-teknologinya, mulai dari
sensor low-level (actuator), komunikasi data yang
efektif, pengumpulan data dan analisis, dan aplikasi
spesifik seperti pelayanan kesehatan, energi, dan
transportasi
SMART CITY SEBAGAI EKOSISTEM KOMPLEKS
EKOSISTEM TEKNOLOGI DI SMART CITY
TANTANGAN DAN PEMAMPU DARI TEKNOLOGI KUNCI

Networking dan Communication


Cyber-physical dan IoT
Komputasi Cloud dan Edge
Open Data
Big data dan data analytics
Citizen Engagement
FRAMEWORK
ITU-T FOCUS GROUP ON SMART SUSTAINABLE CITIES
International Telecommunication Union (ITU) adalah sebuah organisasi internasional
yang didirikan untuk membakukan dan meregulasi radio internasional dan
telekomunikasi. ITU merupakan salah satu agensi PBB yang tujuan utamanya meliputi
standardisasi, pengalokasian spektrum radio, dan mengorganisasikan perjanjian
rangkaian interkoneksi antara negara-negara berbeda untuk memungkinkan panggilan
telepon internasional. ITU Biro Telekomunikasi (ITU-T) adalah satu dari tiga bagian ITU
yang mengkoordinasikan standar-standar terkait telekomunikasi.
ITU-T membentuk berbagai Focus Group berdasarkan Rekomendasi ITU-T A.7.
Kelompok Studi 5 di ITU-T membentuk Focus Group on Smart Sustainable Cities (FG-
SSC) pada pertemuannya pada bulan Februari 2013. Hasil kerja Focus Grup dapat
berupa laporan teknis, spesifikasi dan lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan
bahan pertimbangan oleh kelompok induk dalam kegiatan standardisasi.
http://www.itu.int/en/ITU-T/focusgroups/ssc/Pages/default.aspx
FG-SSC Working Groups

ICT role and


Smart
roadmap for
1 smart
sustainable 2
cities
sustainable infrastructure
cities

KIPs and
metrics for
Policy and
smart
positioning
4 sustainable
cities
3
FG-SSC: COMPOSITION AND SCOPE OF WORK
Dibentuk February 2013 oleh ITU-T Study Group 5, Focus Group on Smart Sustainable
Cities memberikan platform untuk berbagi pandangan, mengembangkan kumpulan hasil,
memperlihatkan inisiatif, proyek, aktivitas2 terkait kebijakan dan standard yang
digunakan dalam mendukung Smart City. Hal tersebut juga menganalisa solusi berbasis TIK
dan proyek2 yang mendukung keberlanjutan di kota pintar. Terdiri dari 4 Working Group:
– Working Group 1 focus dalam memberikan overview kondisi termuktahir dari Kota
Pintar.
– Working Group 2 bertanggungjawab dalam mengidentifikasi teknologi dan
infrastruktur layanan yang dibutuhkan di dalam kota, terutama fokus pada TIK.
– Working Group 3 fokus dalam mendefinisikan Key Performance Indicators (KPIs) that
yang mengijinkan proses evaluasi terhadap transformasi kota menjadi smart sustainable
city, menggunakan model integrasi terbaru untuk layanan2 di kota.
– Working Group 4 bertanggungjawab dalam mengidentifiaksi semua stakeholders
yang perlu dilibatkan dalam smart sustainable city, juga mengidentifikasi tantangan2
utama yang akan dihadapi dalam proses implementasi.
SERIES OF FG-SSC TECHNICAL REPORTS/SPECIFICATIONS
Technical Specifications on "Setting the framework for an ICT architecture of a smart sustainable
city"
Technical Report on "Master plan for smart sustainable cities"
Technical Report on "An overview of smart sustainable cities and the role of information and
communication technologies"
Technical Report on "Overview of smart sustainable cities infrastructure"
Technical Specifications on "Overview of key performance indicators in smart sustainable cities"
Technical Report on "Key performance indicators definitions for smart sustainable cities"
Technical Specifications on "Key performance indicators related to the use of information and
communication technology in smart sustainable cities"
Technical Report on "Setting the stage for stakeholders’ engagement in smart sustainable cities"
Technical Report on "Smart sustainable cities: a guide for city leaders"
Technical Report on "Smart sustainable cities: an analysis of definitions"
Technical Report on "Integrated management for smart sustainable cities"
Technical Report on "Cybersecurity, data protection and cyber resilience in smart sustainable cities"
Technical Report on "Anonymization infrastructure and open data in smart sustainable cities"
SMART SERVICE BERDASARKAN ITU-T
Smart Waste
health manageme
services. nt services.
Safety and
E-business
Emergency
services.
services
E-
government
services.
Transporta-
tion Tourism
services. services.

Education Smart
services. Building.
Smart
Energy
services.

Smart
water
services.
METODOLOGI PENGEMBANGAN ARSITEKTUR YANG MENDUKUNG
SMART CITY KOTA JOGJA

• Needs
Architecture • Security and Privacy
• Scope requirements
• Stakeholders • System analysis • Quality requirements
• Architectural requirements • Subsystems • Guides for each subsystem
• Functional requirements • Subsystems' interfaces
• Views • Dataflow

Meta-
Guidelines
architecture
Contoh implementasi Standard ITU-T
untuk Smart Sustainable Cities
PLATFORM DAN TEKNOLOGI
TINGKATAN ARSITEKTUR TIK SMART SUSTAINABLE CITY
TINGKATAN ARSITEKTUR KOMUNIKASI TIK DARI PERSPEKTIF FISIK
TINGKATAN ARSITEKTUR KOMUNIKASI TIK DARI PERSPEKTIF ARUS INFORMASI
end-users (demand side: i.e., end-users (supply side: i.e.,
users layer stakeholders'
inhabitants) representatives)

presentations layer

applications layer (software Transportation, E-government, E-business, Safety and


applications offering SSC Emergency, Smart health, Tourism, Education, Smart
Building, Waste management , Smart Energy, Smart
services) water

business layer (business


processes that simulate
service logic)
Transport network (SDH, DWDM,

Cyber-security
IP, Microwave etc.)
Communications Network layer
Access network (xDSL, FTTx,
WiFi, 2G/3G/4G, PLC etc.)

Data repositories

data layer

File repositories

Capillary Network (SCADA, sensor network,


HART, WPAN, video surveillance, RFID,
Barcode, GPS, etc.
sensing layer
Terminal node (sensor, transducer, actuator,
camera, RFID tag, barcode symbols etc.
ARSITEKTUR SMART CITY

Lebih dalam, smart city dibangun oleh sistem yang memiliki banyak subsistem
didalamnya dan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Tingkatan arsitektur
smart city dari perspektif komunikasi dapat dilihat dari dua arah, yaitu
berdasarkan perspektif fisik dan perspektif arus informasi.
ARSITEKTUR SMART CITY
Perspektif Fisik memberikan pendekatan terhadap pengembang
arsitektur teknologi
Arsitektur fisik terdiri dari:
1. Sensing Layer
Lapisan ini terdiri dari node terminal dan jaringan kapiler (sensor,
transduser, aktuator, kamera, pembaca RFID, simbol barcode, pelacak
GPS, dll). Lampiran ini menyediakan kemampuan dan kecerdasan
pendeteksi lingkungan untuk memantau dan mengendalikan infrastruktur
fisik di dalam kota. Jaringan kapiler (termasuk SCADA, jaringan sensor,
HART, WPAN, video surveillance, RFID, jaringan terkait GPS dll.)
menghubungkan berbagai terminal ke lapisan jaringan, menyediakan
informasi dan data dari segala penjuru.
ARSITEKTUR SMART CITY
Perspektif Fisik memberikan pendekatan terhadap pengembang
arsitektur teknologi
Arsitektur fisik terdiri dari:
2. Network Layer
Lapisan ini berisi berbagai jaringan yang disediakan oleh operator
telekomunikasi, jaringan metro yang disediakan oleh Pemerintah Kota
maupun jaringan komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan penyedia.
Lapisan ini terdiri dari Network Layer dan Data and Support Layer. Tujuan
utama dari lapisan ini adalah untuk memastikan kemampuan pendukung
dari berbagai aplikasi dan layanan yang disediakan oleh Kota. Data
Layer and Support Layer berisi pusat data dari industri, departemen,
perusahaan, seperti data center dan data warehouse yang ditetapkan
untuk mengorganisir proses data dan dukungan aplikasi.
ARSITEKTUR SMART CITY
Perspektif Fisik memberikan pendekatan terhadap pengembang
arsitektur teknologi
Arsitektur fisik terdiri dari:
3. Application Layer
Lapisan ini berisi berbagai aplikasi yang mengorganisir layanan-layanan
smart city.
4. Kerangka kerja Operasi, Administrasi, Pemeliharaan dan Penyediaan,
dan Keamanan
Layer ini menetapkan pengoperasian, administrasi, perlengkapan,
pemeliharaan sekaligus berperan dalam keamanan sistem TIK smart city.
ARSITEKTUR SMART CITY
Perpektif Arus Informasi berkaitan dengan konteks pengembang sistem
informasi.
Arsitektur arus informasi, terdiri dari:
1. User Layer
Lapisan ini mengatur pengguna dan mengklasifikannya sesuai
kebutuhan dan ketersediaan SDM.
2. Presentation Layer
Lapisan ini berisi antar muka pengguna (web, aplikasi, perintah, suara,
dsb).
3. Application Layer
Lapisan ini berisi semua aplikasi yang sesuai untuk mewujudkan
layanan smart city
ARSITEKTUR SMART CITY
Perpektif Arus Informasi berkaitan dengan konteks pengembang sistem
informasi.
Arsitektur arus informasi, terdiri dari:
4. Business Layer
Lapisan ini terdiri dari proses bisnis yang berada di balik setiap
pelaksanaan layanan smart city yang berkelanjutan
5. Communication Layer
Di lapisan ini, layanan smart city dilakukan dan aliran arus data
direalisasikan
6. Data Layer
Lapisan ini berisi data dan penyimpanan file.
ARSITEKTUR SMART CITY
Perpektif Arus Informasi berkaitan dengan konteks pengembang sistem
informasi.
Arsitektur arus informasi, terdiri dari:
7. Sensing Layer
Lapisan ini terdiri dari node terminal dan jaringan kapiler (sensor,
transduser, aktuator, kamera, pembaca RFID, simbol kode batang,
pelacak GPS, dll). Lapiran ini menyediakan kemampuan dan
kecerdasan pendeteksi lingkungan untuk memantau dan
mengendalikan infrastruktur fisik di dalam kota. Jaringan kapiler
(termasuk SCADA, jaringan sensor, HART, WPAN, video surveillance,
RFID, jaringan terkait GPS dll.)
TEKNOLOGI DAN KATEGORI TIK BAGI SMART CITY
Data Layer
Data/Content Center
Network Facilities Communication Layer
Transport Networks
Access Networks
Network Management Software
ICT Integrated Services Capacity
Data Management
ICT Facilities
Cloud Computing and Data Platform
Geographic Information Infrastructure
Augmented Reality
Terminals & Gateways
Terminals, Sensing & Multi-device
Sensors
layer
Internet of Things
PEMETAAN KONDISI SEKARANG
LAYANAN SMART SUSTAINABLE CITY
Smart City memungkinkan sistem kota memberikan 3 layanan yaitu:
1. Sistem kota yang dapat memberikan informasi bahwa kota sedang
timbul masalah
2. Sistem kota yang otomatis mampu memberitahu akan timbul masalah
di dalam kota
3. Sistem kota yang dapat memberikan usulan tindakan terhadap suatu
masalah yang ada; apakah akan dilakukan tindakan otomatis atau
bukan.
LAYANAN SMART SUSTAINABLE CITY

Konsep dan implementasi sebuah kota smart city terus dikembangkan


menjadi smart sustainable city.
Dalam konteks Smart Sustainable City sebuah kota berinovasi dengan
memanfaatkan ICT serta hal lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup,
mengefisiensikan operasional serta pelayanan perkotaan, persaingan,
sembari memastikan inovasi-inovasi tersebut memenuhi kebutuhan
generasi saat ini dan masa depan dengan menghargai aspek-aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
INTEGRASI SMART SERVICE ANTAR LAPORAN AKHIR KAJIAN SMART CITY
DAN ITU-T 2015 TENTANG SSC
Smart Service berdasarkan Laporan Akhir
Smart Service berdasarkan ITU-T
Kajian Smart City Kota Yogyakarta
Smart Economy E-Business
Smart People Smart Education and Tourism
Smart Government E-Government
Smart Mobility Smart Transportation
Smart Water Services
Smart Energy
Smart Environment
Smart Waste Management
Smart Building
Smart Living Smart Healthcare
Smart Disaster Management Smart Safety and Emergency
LAYANAN-LAYANAN SMART SUSTAINABLE CITY
E-Business
Contoh : Layanan intra-organisasi dan antar organisasi yang khas,
yang didukung oleh fungsi TIK (Enterprise Resource Planning (ERP)
dan Customer Relationship Management (CRM), sistem pengadaan
online, sistem e-banking, dan lainnya
Smart Education and Tourism
Contoh : panduan kota, layanan berbasis lokasi, pasar, berbagi
konten, dan lainnya untuk tourism. Sedangkan ada pembelajaran
jarak jauh, konten digital, perpustakaan digital, pembelajaran
berbasis TIK, melek TIK, dan lainnya untuk Pendidikan
LAYANAN-LAYANAN SMART SUSTAINABLE CITY
E-Government
Contoh : prosedur administratif, dokumen dan data terbuka, aplikasi
layanan (misalnya, pembayaran pajak), e-musyawarah,
crowdsourcing, dan lainnya
Smart Transportation
Contoh : manajemen parkir, logistik, pengoptimalan perjalanan,
transportasi cerdas, aksesibilitas dan manajemen lalu lintas, dan
lainnya
Smart Water Services
Contoh : pengukuran kualitas, pengelolaan air, penagihan jarak jauh,
dan lainnya
LAYANAN-LAYANAN SMART SUSTAINABLE CITY
Smart Energy
Contoh : pencahayaan buatan, smart grid, manajemen efisiensi
energi, dan lainnya
Smart Waste Management
Contoh : pemantauan dan pengelolaan limbah kota, pengendalian
emisi, daur ulang dengan penggunaan TIK dan lainnya
Smart Building
Contoh : optimalisasi kinerja bangunan, pemantauan dan
pengendalian jarak jauh dan lainnya
LAYANAN-LAYANAN SMART SUSTAINABLE CITY
Smart Healthcare
Contoh : berbagi informasi (yaitu, data pencemaran lingkungan
terhadap orang-orang dengan penyakit), tele-medicine, tele-care,
manajemen catatan kesehatan, dll
Smart Safety and Emergency
Contoh : manajemen kecelakaan (mis., kecelakaan lalu lintas),
pencegahan kejahatan, pemantauan ruang publik, perubahan iklim,
peringatan dan keadaan darurat (yaitu, dalam kasus penculikan dan
bencana alam, dll.)
PELUANG
PELUANG YANG BISA DIKERJAKAN DI KOTA
YOGYAKARTA
Yogyakarta memiliki kekayaan budaya (cultural capital) yang tak lekang
oleh perubahan jaman, modal sosial (social capital) dan kecerdasan lokal
(local wisdoms) serta modal insani (human capital), Kreatif dan inovatif,
Egaliter dan toleransi tinggi, Jogya juga dikenal sebagai kota yang
nyaman untuk ditinggali (liveable city) disamping itu Yogyakarta juga
sering dianggap sebagai Indonesia mini karena mahasiswa datang dari
penjuru nusantara dengan berbagai adat istiadat mereka yang dapat
menyatu dengan budaya masyarakat Jogya yang memang
dikenal ramah dan terbuka kepada pendatang serta keberadaan
Sultan sebagai panutan dan dinamika politik yang relatif stabil.
PELUANG YANG BISA DIKERJAKAN DI KOTA
YOGYAKARTA
Dengan semangat “Yogyakarta Istimewa”, pembangunan dan
pengembangan Kota Yogyakarta sebagai kota tujuan pariwisata
terkemuka, serta unggulan daerah, perlu disusun strategi penerapan TI
(teknologi & informasi) dan perangkat pendukungnya yang selaras dan
sesuai dengan konsep Smart City yang berkelanjutan.
Pembangunan pendidikan di Yogyakarta merupakan satu dari sekian
yang terbaik di Indonesia. Hal ini terlihat dari citra Kota Yogyakarta
yang lebih dikenal sebagai Kota Pendidikan. Pengembangan Smart City
yang berkelanjutan akan memberikan lingkungan yang mendukung
dalam pemberian layanan Pendidikan baik dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.
PELUANG YANG BISA DIKERJAKAN DI KOTA
YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam
dan unik. Pengembangan Smart City yang berkelanjutan akan bisa
mendukung semua stakeholder dan masyarakat dalam melestarikan
budaya, bahkan bisa menjadi tempat pembelajaran yang
berkesinambungan.
Salah satu sumber pendapatan daerah selain di bidang pariwisata
dan Pendidikan, adalah pelayanan jasa. Didukung oleh stakeholder
yang terkait, kota Yogyakarta akan bisa mengoptimalkan pelayanan
jasa dengan smart service yang didukung infrastruktur TIK yang
terdapat dalam system Smart City yang berkelanjutan.
TANTANGAN
TANTANGAN YANG MUNGKIN DIHADAPI KOTA
YOGYAKARTA
Distribusi pendapatan yang tidak merata
Penyediaan pangan bergantung pada daerah luar
Kemampuan bersaing pelaku perdagangan kecil masih relatif
rendah dibandingkan dengan pelaku perdagangan besar
Perkembangan ekonomi kreatif yang belum optimal
Tingkat pengangguran yang tinggi
TANTANGAN YANG MUNGKIN DIHADAPI KOTA
YOGYAKARTA
Belum semua masyarakat Kota Yogyakarta bebas buta aksara
Banyaknya penduduk Kota Yogyakarta yang bersekolah SMA tidak
bersekolah di wilayah Kota Yogyakarta
Pariwisata berbasis budaya belum berkembang dan kesadaran pelaku
wisata
Belum ada penyediaan layanan transportasi wisata yang memadai
Keterbatasan prasarana transportasi
Layanan dan moda transportasi belum optimal
Peningkatan kemacetan lalu lintas, penurunan keselamatan lalu lintas dan
polusi oleh emisi kendaraan
TANTANGAN YANG MUNGKIN DIHADAPI KOTA
YOGYAKARTA
Pengambilan air tanah kurang dari 40 m berpengaruh terhadap
akuifer atas
Keamanan dan Bencana
Kompetensi sumber daya yang ada masih sebatas pada kejadian
bencana, namun belum mengakomodasi kebencanaan secara luas
Keterbatasan pembentukan rescue linmas
Penurunan kualitas siskamling di Kota Yogyakarta
TANTANGAN YANG MUNGKIN DIHADAPI KOTA
YOGYAKARTA
Kasus HIV/AIDS yang meningkat dari tahun ke tahun
Angka Kematian Balita yang masih berfluktuatif
Angka Kematian Bayi yang masih berfluktuatif
Angka Kematian Ibu melahirkan yang masih berfluktuatif dari
tahun ke tahun
KONDISI INFRASTRUKTUR SAAT INI
DAFTAR APLIKASI YANG BERJALAN (CONTOH SEBAGIAN)
No Nama SIM Jenis Perolehan Tahun OPD No Keterangan
Penanggung
jawab/
Pengguna

Berjalan Baik, Digunakan


1 SIM PERSEDIAN BPKAD - Aset Operator banyak belum yang paham.
Web Swakelola 2014 Persediaan.jogjakota.go.id
Semua OPD Perhatian khusus untuk dinkes dan disdik.
SIM eLAKIP Bag. Organisasi
2 Web CV. Pilar solusi 2014 http://intra.elakip.jogjakota.go.id/
Semua OPD
SIM Linmas
Satpol PP
Konsultan programmer
Web 2016 http://intra.simlinmas.jogjakota.go.id/v2/Login
3 (TT)
Satpol PP
Sekretariat
4
DPRD
SIM AGENDA DEWAN Web swakelola 2012 http://agendadewan.jogjakota.go.id Display informasi dipasang di gedung DPRD
Sekretariat
DPRD
REKOMENDASI
TAHAPAN : MASTER PLAN APLIKASI SMART CITY KOTA YOGYAKARTA
PERAN INFRASTRUKTUR ICT (TIK)
ICT mempunyai peran krusial dari perencanaan smart city, pasalnya,
ICT yang menjadi platform untuk menyatukan informasi dan data
untuk membantu meningkatkan pemahaman akan bagaimana sebuah
kota memfungsikan sumber daya konsumsi, pelayanan, serta gaya
hidup yang dimilki kota tersebut.
Sebagai contoh, ICT dapat memberikan informasi dan berbagi ilmu
pengetahuan, prediksi, dan memungkinkan untuk penyatuan.
Prediksi data, analisis, big data, keterbukaan data, Internet of Things
(IoT), kemampuan untuk mengakses dan mengelola data, keamanan
data, mobile broadband, jaringan sensor yang ada dimanapun,
semuanya menjadi berarti di smart city dan dapat diprediksi dengan
infrastruktur ICT yang kuat.
PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
Infrastruktur adalah aspek yang sangat penting untuk sebuah smart
city. Secara tradisional, telah ada dua tipe infrastruktur, yaitu
infrastruktur fisik (bangunan, jalan, transportasi, dan pembangkit
tenaga) dan infrastruktur digital (ICT). Ada beberapa konsep dari
pelayanan infrastruktur yang menyediakan pelayanan yang
bergerak dipuncak infratruktur fisik (seperti pendidikan, kesehatan,
e-government, dan transportasi umum). Infrastruktur digital
memungkinkan smart city beroperasi dengan efisien dan optimal.
Infrastruktur fisik dan pelayanan pada umumnya termasuk smart
energy, smart buildings, smart transportation, smart water, smart waste,
smart physical safety and security, smart healthcare dan smart
education and tourism.
PEMETAAN APLIKASI YANG ADA BERDASARKAN DIMENSI
DAN LAYANAN SMART SERVICES (BEBERAPA CONTOH)
Aplikasi
Planned
Dimensi Smart Services Existing / SI di Pemkot Yogya
/ Perwal No 15 Tahun 2015
(Status SI)
(Urutan Tahapan)
Smart SIM Layanan Uji Kendaraan SIM Transportasi (ITS) (IV)
Infrastruktur Fisik
Transportation (Berjalan Baik)
Smart Buildings SIM Kelaikan Fungsi Bangunan Pengembangan SI Pengadaan
Gedung (Berjalan Baik) Langsung Barang dan Jasa yang
terintegrasi dengan system
Infrastruktur Fisik keuangan dan system monitoring
proyek (IV), Pengembangan e-
Controlling / SI Pengelolaan dan
Monitoring Proyek (II)
PEMETAAN APLIKASI YANG ADA BERDASARKAN DIMENSI
DAN LAYANAN SMART SERVICES (BEBERAPA CONTOH)
Smart Education and Website Media Infokota SIM Fasum dan Fasos (II)

Kualitas Hidup Tourism (Kurang Aktif)

Smart Education and Website BKOL Bursa Kerja Pengembangan dan pengintegrasian
Tourism Online (Kurang Aktif) system informasi ketenaga kerjaan
yang sudah ada dengan data
Kualitas Hidup
kependudukan (IV)

Smart Education and Website Pariwisata (Kurang Pengembangan e-Tourism multi

Kualitas Hidup Tourism Aktif) language berbasis internet dan


mobile (IV,V)
PEMETAAN APLIKASI YANG ADA BERDASARKAN DIMENSI
DAN LAYANAN SMART SERVICES (BEBERAPA CONTOH)
e-Government POS PBB (Berjalan Baik) SIM Pelaporan Kegiatan->
TIK Pengembangan e-Kinerja (II)

e-Government Host 2 Host PBB (BPD, Kantor Pengembangan Simusrenbang yang

TIK Pos, XL) (Berjalan Baik) terintegrasi dengan Sistem Informasi


Keuangan (I,II)

e-Government SIM GAJI (Berjalan Baik) Pengembangan SIM Gaji dan


SIM Presensi yang terintegrasi
dengan Sistem Kepegawaian (III),
TIK Pengembangan SIM UMKM dengan
database terintegrasi dengan data
perijinan (IV, V)
REKOMENDASI: MONITORING
DASHBOARD (COMMAND CENTER)
MONITORING DASHBOARD
Manajemen Terpadu untuk Smart City sebagai fungsi Monitoring
Dashboard berusaha untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan
kota cerdas melalui penggabungan web sensor, web model,
antarmuka layanan, produk TIK, Internet of Things (IoT) serta
teknologi komputasi awan (Cloud Computing) di wilayah operasi dan
manajemen kota.
Integrasi teknologi semacam itu disesuaikan untuk terus
menyelesaikan masalah dalam pengelolaan kota cerdas dengan
mengkodekan, menggabungkan dan berbagi sumber informasi kota-
kota secara terpadu.
MONITORING DASHBOARD
Agar berhasil mengatasi tantangan ini, kota harus mempertimbangkan
penyebaran alat yang diperlukan untuk dapat memantau, memetakan, dan
melaporkan apa yang terjadi secara real time.
Mekanisme pelaporan yang efektif akan memastikan bahwa masalah
tersebut ditangani dengan cepat untuk menghindari atau mengurangi
kemungkinan sebab-akibat dan kerugian ekonomi.
Sebagai bagian dari proses digitalisasi perkotaan yang meluas, beberapa
kota telah memasang berbagai sensor, termasuk kamera, alat pengukur
hujan, dan transduser tekanan, dan lain-lain, untuk dapat memperoleh
informasi langsung tentang semua operasi kota pada waktu yang tepat.
Sekalipun semua informasi ini tersedia di kota-kota, sayangnya tersebar di
berbagai departemen atau area. Bisa dikatakan, mekanisme manajemen
yang efektif masih kurang.
FRAMEWORK LAYANAN MANAJEMEN TERPADU
PERAN DARI BERBAGAI SUMBER INFORMASI
DI DALAM MANAJEMEN TERPADU
REKOMENDASI: KEY PERFORMANCE
INDICATORS
DIMENSI DAN SUB-DIMENSI KPI UNTUK SMART CITY
DIMENSI DAN SUB-DIMENSI KPI UNTUK SMART CITY
Dimensi Kota Pintar Jumlah dari indikator/sub-dimension
14 indikator / meliputi fasitiltas jaringan dan fasilitas
TIK
informasi
Keberlanjutan 14 indikator / meliputi lingkungan, energi dan sumber
Lingkungan daya alam
12 indikator / meliputi inovasi dan keberlanjutan
Produktivitas
ekonomi

22 indikator / meliputi kenyamanan. keamanan,


Kualitas Hidup
layanan kesehatan, dan pendidikan & pelatihan

11 indikator / meliputi keterbukaan dan partisipasi


Kesetaraan dan Inklusi
publik, keberlanjutan social dan keberlanjutan
Sosial
tatakelola
15 indikator / meliputi bangunan, transportaso,
Infrastruktur Fisik
sanitasi, dan jaringan pipa perkotaan
Dimension label Dimension Sub-dimension label Sub-dimension
D1 Teknologi Informasi dan D1.1 Jaringan dan akses
D1.2 Layanan dan platoform Informasi
Komunikasi (TIK)
D1.3 Keamanan information dan privasi
D1.4 Electromagnetic field
D2 Keberlanjutan D2.1 Air quality
D2.5
Lingkungan Water, soil and noise
D3 Produktivitas D3.1 Investasi Kapital
D3.4 Perdagangan
D3.8 Inovasi
D3.9 Knowledge economy
D4 Kualitas Hidup D4.1 Edukasi
D4.2 Kesehatan
D4.3 Keselamatan/keamanan tempat umum
D5 Kesetaraan dan inklusi D5.3 Keterbukaan dan partisipasi public
sosial D5.4
Tatakelola

D6 Infrastruktur Fisik D6.1 Infrastructure/connection to services –


piped water
D6.2 Infrastructure/ connection to services –
sewage
D6.3 Infrastructure/ connection to services –
electricity
KESIMPULAN
KESIMPULAN UMUM
Fokus pada solusi: walau banyak kota besar sudah pada level membangun strategi
smart city, kebanyakan kota masih membutuhkan solusi yang spesifik seperti
meningkatkan layanan lalu lintas, pelaporan bencana alam dan sejenisnya. Pihak swasta
diharapkan mampu membantu membangun sistem2 tersebut dan mampu
mengintegrasikan satu sama lain.
Mempersiapkan era IoT: kita diharapkan bisa membantu menyiapkan infrastruktur yang
mampu mengakomodasi teknologi IoT yang nantinya mempermudah bagi kota untuk
mengumpulkan dan memproses data2 dg cepat dan akurat.
Analisa data: setiap kota diharapkan mampu dengan baik membaca data-data yang
sudah dikumpulkan, dan dapat memahami arti dari hasil analisa data utk membantu
berbagai pengambilan keputusan.
Kolabarosi dengan berbagai pihak yang mempunyai berbagai jenis keahlian.
Meningkatkan keikutsertaan masyarakat (Citizen Engagement) dalam membangun dan
mengelola system pendukung Smart City
PRIORITAS PENGEMBANGAN TIK PENDUKUNG
1. Peningkatan kinerja infrastruktur TIK yang sudah ada
2. Perlunya penambahan infrastruktur TIK termasuk layer sensing
3. Penyatuan (integrasi) yang mendukung interoperabilitas berbagai
aplikasi (internal) pendukung smart city
4. Penambahan aplikasi pendukung smart city termasuk aplikasi
berbasis mobile
5. Pengembangan Monitoring Dashboard (Command Center)
6. Antarmuka terhadap sistem informasi dari stakeholder luar termasuk
dari masyarakat (community engagement)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai