LP Askep Pneumonia
LP Askep Pneumonia
PENDAHULUAN
1
1.3.1 Tujuan umum
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Peradangan akut
parenkim paru yang
biasanya berasal dari
suatu infeksi, disebut
pneumonia. (Sylvia)
Penumonia
adalah inflasi parenkim
paru, biasanya
berhubungan dengan
pengisian cairan di
dalam alveoli.Hal ini
terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya
kondisi yang mengganggu tahanan saluran.Trakhabrnkialis, adalah
beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga
timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi,
pipa endotrakheal, dan lain-lain.Dengan demikian flora endogen yang
menjadi patogen ketika memasuki saluran pernapasan.( Ngasriyal,
Perawatan Anak Sakit, 1997)
2.2 ETIOLOGI
3
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
2.4 KLASIFIKASI
1. Aspirasi pneumonia
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru-
paru.Pada bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau ASI.
4
muncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari
demam,batuk lalu sesak nafas.
2.3 PATOFISIOLOGI
Pohon Masalah
5
Micoplasma
virus Bakteri (mirip bakteri) jamur
Masuk sasaluran
pernafasan
Paru-paru
Mengganggu krj
makrofag hipothalamus
Hipertermi
Resiko penyebaran infeksi infeksi
Kringat
berlebih
Pe tekanan Intra
abdomen
Nutrisi berkurang
6
Menggigil, demam
Nyeri dada
Takipnea
Bibir dan kuku sianosis
Sesak nafas
Batuk
Kelelahan
2.5 KOMPLIKASI
Efusi pleura
Hipoksemia
Pneumonia kronik
Bronkaltasis
Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-
paru yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps).
Komplikasi sistemik (meningitis)
7
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,
bronchial); dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan
luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
asing
2.7 PENATALAKSANAAN
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
9
Bunyi nafas menurun
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
8. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan
steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
9. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas
pemeliharaan rumah
10
Dispnea, sianosis
Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.
Batuk efektif
Nafas normal
Bunyi nafas bersis
Sianosis
11
indikasi sekret, analgetik diberikan untuk
memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidaknyamanan
tetapi harus digunakan secara
hati-hati, karena dapat
menurunkan upaya
batuk/menekan pernafasan.
12
dengan nasal plong master, metode yang memberikan
master venturi. pengiriman tepat dalam toleransi.
13
Dx 4 :Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap
demam dan proses inflamasi ditandai dengan tujuan:
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan:
Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
Pasien mempertahankan meningkat BB
14
No. Intervensi Rasiona
1 Kaji perubahan tanda vital contoh suhu/memanjangnya demam
peningkatan suhu demam meningkat laju metabolik dan
memanjang, takikardia. kehilangan cairan untuk evaporasi.
2 Kaji turgor kulit, kelembapan indikator langsung keadekuatan
membran mukosa (bibir, lidah) volume cairan, meskipun membran
mukosa mulut mungkin kering
karena nafas mulut dan O2
tambahan.
3 Catat laporan mual/muntah gejala ini menurunkan masukan oral
4 Kolaborasi: beri obat indikasi pada adanya penurunan masukan
misalnya antipiretik, antimitik. banyak kehilangan penggunaan
dapat memperbaiki/mencegah
kekurangan
5 Tekankan cairan sedikit 2400 pemenuhan kebutuhan dasar cairan
mL/hari atau sesuai kondisi menurunkan resiko dehidrasi.
individual
3.4 IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan:
15
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat
sesuai indikasi
Implementasi keperawatan:
Imlementasi Keperawatan :
Implementasi Keperawatan :
16
b. Memberikan makanan yang disukai/embalikan nafsu makan
pasien.
c. mengevaluasi status nutrisi umum, serta mengukur berat badan
dasar.
Implementasi Keperawatan :
17
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-efusi-
pleura.html
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/07/askep-efusi-
pleura.html
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta
18
Purnawan J. Dkk.1982,Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius.
FKUI
19