Tanda mula berkaitan dengan nada dasar. Cara menentukannya adalah dengan berdasarkan
urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap sebagai bernada dasar 1 =
C (do sama dengan C) tidak ada kresnya. Untuk nada dasar selanjutnya dipakai patokan nada
kelima dari urutan nada tersebut. Maka nada dasar berikutnya adalah 1 = G dengan satu kres,
Hampir sama dengan tanda mula dengan kres, cara menentukan urutan tangga nada
dengan mol juga dengan berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural
dianggap sebagai bernada dasar 1 = C (do sama dengan C) tidak ada molnya. Untuk nada
dasar selanjutnya dipakai patokan nada keempat dari urutan nada tersebut. Maka nada dasar
berikutnya adalah 1 = F dengan satu mol, dan seterusnya. Perhatikan tabel berikut!
Tugas Mandiri
1. Perhatikan susunan nada pada alat musik keyboard, pianika, gitar, atau piano.
2. Perhatikan pula alat musik tradisional yang ada di sekolahmu, misalnya siter, gamelan
(saron, bonang, gambang), sape, kolintang, talempong, atau yang lain. Bunyikanlah
secara berurutan dari nada paling rendah hingga nada paling tinggi. Bandingkan
nadanya dengan alat musik barat di atas! Samakah susunan nadanya? Ada yang sama
11. Dinamik
Dinamik berarti kekuatan, yaitu keras lemahnya atau kuat lembutnya nada dinyanyikan.
Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu tersebut. Ada dua istilah pokok dinamik lagu,
yaitu forte yang berarti kuat dan piano yang berarti lembut. Dalam notasi musik forte disingkat
f dan piano disingkat p. Karena kuat lemahnya lagu itu bervariasi, masih ada pula variasi
Tanda dinamik dituliskan di atas bagian lagu yang memerlukan. Pengaruhnya hanya berlaku
bagi not-not yang berada di dekatnya. Namun demikian, dalam praktik, penafsiran seseorang
terhadap dinamik lagu tergantung pada yang bersangkutan. Lebih banyak orang memainkan
nada-nada rendah dengan lembut sedangkan nada-nada tinggi dengan kuat meskipun tidak
terdapat tanda-tanda dinamik lagu. Namun demikian, untuk kepentingan berlatih, lebih baik
kalian mematuhi notasi musik secara lebih total karena pencipta lagu atau komposer pasti
12. Tempo
Sering kita dengar lagu yang biasanya dinyanyikan dengan lambat tiba-tiba diubah dengan
cara dinyanyikan dengan cepat. Mendengar lagu yang diubah kecepatannya, sekejap kita akan
merasa janggal. Coba saja nyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” dengan kecepatan seperti
ketika kita menyanyikan lagu “Halo-Halo Bandung”. Bagaimana rasanya? Kita merasa aneh
Oleh karena itu, kecepatan menyanyikan lagu sebaiknya mengikuti petunjuk yang telah
dibuat oleh penciptanya. Dalam hal ini kita perlu mengenal istilah tempo. Tempo adalah
istilah untuk menentukan cepat lambatnya lagu dinyanyikan. Ada lagu yang bertempo cepat,
sedang, dan ada pula lagu yang bertempo lambat. Istilah-istilah sebagai tanda tempo biasanya
menggunakan Bahasa Italia. Akan tetapi, dapat juga kita menggunakan istilah dalam bahasa
sendiri untuk memberikan tanda tempo tersebut. Pencipta lagu biasanya telah menentukan
tempo lagu ciptaannya. Penetapannya dilakukan dengan menuliskan tanda tempo di kiri atas
notasi lagu. Tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan teks lagu tersebut.
Istilah-istilah tempo di atas dapat berdiri sendiri. Namun, pencipta lagu kadang-kadang
masih menambahkan istilah lain bagi lagunya. Penambahan istilah ini tentu ada maksudnya
karena ungkapan cita rasa lagu lewat kecepatan lagu tersebut memang harus tergambarkan
dengan lebih tepat. Oleh karena itu, sering kita jumpai sebuah lagu diberi tanda tempo
berupa gabungan dua istilah, atau berupa penambahan akhiran tertentu, dan sebagainya.
Biasanya dilakukan untuk dua istilah yang berdekatan, misalnya: Allegro Vicave, yang
Penerapannya misalnya,
Untuk praktisnya, istilah con sering dihilangkan, sehingga menjadi: Adagio maestoso,
allegro fiesto, dan sebagainya.
Biasanya akhiran tersebut adalah etto yang berarti agak dan issimo yang berarti sangat.
c. Perubahan Tempo
Seperti disinggung di atas, bahwa tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan
teksnya, kadang kala pencipta masih menginginkan variasi tempo tertentu di bagian-bagian
tertentu lagunya. Untuk itu pencipta dapat menggunakan istilah-istilah perubahan tempo.
Istilah untuk perubahan tempo ini dituliskan di atas paranada pada bagian yang dikehendaki
perubahan temponya.
d. Mengukur Tempo
Sudah dijelaskan di atas bahwa tanda tempo menunjukkan cepat lambatnya lagu
dinyanyikan. Tetapi, seberapa tepat kecepatan sebuah tempo harus diterapkan dalam
menyanyikan lagu? Bagaimana pula mengukurnya? Johann Nepomuk Malzel (1770 – 1838)
menolong kita dengan alat temuannya yang diberi nama Metronome Malzel. Alat ini dapat
memberi tanda berupa ketukan teratur yang dapat disetel sesuai dengan tempo lagu. Jika
disejajarkan dengan tempo lagu, metronome akan memberi tanda kecepatan sebagai berikut: