Anda di halaman 1dari 62

Hand out

( 3 SKS )

PENYUSUN :

Drs. PURWANTO WAKIDI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


( STKIP )
KUSUMANEGARA JAKARTA
2011
Mata kuliah Nilai Awal dan Syarat Batas ditujukan untuk membekali para
mahasiswa dengan pengetahuan yang berkaitan dengan penyelesaian –
penyelesaian Persamaan Diferensial lanjutan selain yang pernah
diperolehnya di dalam perkuliahan Persamaan Diferensial. Pengembangan
pemahaman mahasiswa tentang model matematika dari suatu masalah
nyata sederhana yang berbentuk Persamaan Diferensial biasa atau parsial
dengan atau tanpa nilai awal dan nilai/syarat batas serta mampu
memecahkannya.

Oleh karena itu, pemahaman mahasiswa mengenai solusi deret dalam


penyelesaian Persamaan diferensial adalah topik pertama dalam
pembahasan perkuliahan ini. Lingkup bahasan secara umum meliputi:
Metode Aproksimasi untuk menyelesaikan PD Order satu, Deret Faurier,
Integral Faurier, Transformasi Faurier, dan Transformasi Laplace.

Kompetensi Dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa setelah mengikuti


perkuliahan adalah:

1. Dapat menyelesaikan persamaan diferensial orde satu dengan


metode aproksimasi.
2. Menentukan deret Fourier dari suatu fungsi.
3. Menghitung nilai integral suatu fungsi dalam fungsi Gamma.
4. Menghitung nilai integral suatu fungsi dalam fungsi Beta.
5. Menggunakan transformasi laplace untuk menyelesaikan persamaan
diferensial.

Persyaratan/Prerequisit perkuliahan adalah Kalkulus, Aljabar Linear,


dan Persamaan Diferensial Biasa.
A. KALKULUS DIFERENSIAL
(Materi Pengulangan)

1. Definisi turunan:
Turunan fungsi f(x) ditulis f'(x) didefinisikan sebagai f '(x) =

f (x+ ∆ x) − f (x)
lim
∆x→0 ∆x

Definisi diferensial:
Perhatikan fungsi dinyatakan dengan y = f(x) diferensiabel (dapat
diturunkan) pada interval yang mengandung x. diferensial x ditulis dx, dan
diferensial y ditulis dy didefinisikan dengan dy = f '(x) dx.
∆ y ≈ f(x+∆ x) – f(x)
∆ y ≈f '(x) ∆x
Untuk ∆ x sangat kecil
dinyatakan dengan
dx, diperoleh ∆y = f
'(x) dx. Dan
aproksimasi pertama
dapat ditulis menjadi f
'(x) dx ≈ f(x+∆ x) –
f(x). dapat pula ditulis
menjadi
f(x+∆ x) ≈ f '(x) dx + f(x)
Contoh: Aproksimasikan nilai fungsi
Menggunakan diferensial hitunglah pendekatan
16,5

Solusi: Gunakan f(x) =  f(x + ∆x) f(x) + f '(x) dx =


x ≈

1
x+ dx
2 x

Sekarang pilihlah x = 16, dan dx = 0,5, diperoleh


pendekatan berikut
f(16,5) =  f(16+0,5) f(16) + f '(16) dx =
16,5 ≈

1
16 + (0,5)
2 16

= 4 + 0,0625 =
4,0625
2. RUMUS – RUMUS TURUNAN

d d n d
[C] = 0 [x ]= nxn− l [secx]= secx.tanx
dx dx dx

d d d
[kx]= k [sinx]= cosx [co t x]= − csc2 x
dx dx dx

d d d
[kf (x)]= kf l (x) [cosx] = − sinx [cscx]= − cscx.cot x
dx dx dx

d d
[ f (x)± g(x)] = lf (x) ±lg (x) [tanx] = sec2 x
dx dx

3. RUMUS – RUMUS DIFERENSIAL


Misalkan u dan v adalah fungsi – fungsi x yang dapat diturunkan, maka
d(cu) = c du
d(u v) = du dv
± ±

d(u.v) = udv + vdu


d =
 u vdu − udv
 
 v v2

4. ATURAN RANTAI:

(1). d(un) = nun – 1 du


(2).
dy dy du
= .
dx du dx

Contoh: Carilah , jika diberikan dan


dy u2 − 1 3
u = x2 + 2
y=
dx 2
u +1

Penyelesaian:
Bila maka
2
u −1 dy 2u(u2 + 1) − 2u(u2 − 1)
y= =
u2 + 1 du (u2 + 1)2

dan bila = maka =

( x2 + 2) du 1 2 2x 2
3 1/3
u = x2 + 2 = (x + 2)− 2/3(2x) (x + 2)− 2/3
dx 3 3

sehingga , jika diberikan dan adalah


dy u2 − 1 3
u = x2 + 2
dy dy du
= .
y=
dx u2 + 1 dx du dx

dy 2u(u2 + 1) − 2u(u2 − 1) 2x 2
= . (x +2)−2/3
dx 2 2 3
(u + 1)
3 3 3 3
dy 2 x2 + 2(( x2 + 2)2 + 1)− 2 x2 + 2(( x2 + 2)2 − 1) 2x 2
= . (x + 2)−2/3
dx 3 2 2
(( x + 2) + 1) 2 3

LATIHAN:
Pada soal – soal 1 sampai dengan 18, carilah turunan
1.

2.
y = x5 + 5x4 −10x2 +6

3.
y = 3x1/2 − x3/2 +2x− 1/2

4.
1 4
y= +
2 x
2x

5.
y = 2x + 2 x

6.
2 6
f (t) = +
t 3t

7.
y = (1− 5x)6

8.
f (x) = (3x − x3 + 1)4

9.
y = (3+ 4x− x2)1/2

10. 3r + 2
θ=
2r + 3
11.
5
 x 
y=  
 1+ x 

12.
y = 2x2 2− x

13.
f (x) = x 3− 2x2

14.
y = (x − 1) x2 − 2x+ 2

15.
w
z=
1− 4z2

16.
y = 1+ x

17.
x− 1
f (x) =
x+ 1

18.
y = (x2 + 3)4(2x3 − 5)3

19.
t2 + 2
s=
3− t2

20.
4
 x2 − 1 
y=  
 2x3 + 1
 

1. TURUNAN FUNGSI EKSPONEN


Definisi : fungsi eksponen dengan basis e = adalah f(x) = .
t
 1 ex
lim  1+ 
t→∞  t

Domain f(x) adalah semua bilangan real, sedangkan range f(x) adalah

semua bilangan real positif. Persamaan grafik y = = akan mempunyai


ex

invers y = ln |x|, lihat grafiknya berikut.


Turunan fungsi f(x)

= adalah f ' (x) =


ex

.
ex

Dalam notasi
diferensial menjadi

d( )=
eu eudu

Fungsi eksponen lain adalah f(x)= .


ax
y=  ln y = x ln |a| menjadi y = , sehingga turunannya adalah
ax ex.ln(a)

y'= . Dalam notasi diferensial d( )=


ex ax ex
ln(a) dx
ln(a)

Latihan: Tentukan turunan fungsi yang persamaannya sebagai


berikut
1.

2.
y = e5x

3.
y = etan3x

4.
y = e− xcosx

5.
2
y = 3− x

6.
y = sin−1(ex)

7.
x
y = ee

8.
y = xx

9.
y = log(3x2 − 5)
1.TURUNAN FUNGSI HIPERBOLIK

1.1. Definisi fungsi hiperbolik:


Fungsi sinus hiperbolik dalam x ditulis sinh x didefinisikan f(x) = sinh x
= dan fungsi cosinus hiperbolik dalam x ditulis cosh x adalah
ex − e− x
2

f(x)=cosh x =
ex + e− x
2
Domain fungsi – fungsi tersebut adalah semua bilangan real, dan

grafiknya adalah

Definisi fungsi – fungsi hiperbolik secara lengkap adalah


1.2. Turunan fungsi hiperbolik:
Turunan fungsi hiperbolik seperti y = sinh x dapat ditentukan
dengan sederhana dengan menggunakan rumus turunan, yaitu:

d d ex − e− x ex + e+ x
(sinhx) = ( )= = coshx
dx dx 2 2

Jadi
d
(sinhx)= coshx
dx

Dengan cara yang sama mudah dibuktikan pula turunan fungsi


hiperbolik yang lain, yaitu:

Latihan: Carilah dy/dx


1.

2.
y = sinh3x
3.
1
y = cosh x
2

4.
y = tanh(1+ x2)

5.
1
y = coth
x

6.
y = xsechx2

7. 1 1
y = sinh2x − x
4 2

8.
y = csch2(x2 + 1)

9.
y = ln.tanh2x

1. INVERS FUNGSI HIPERBOLIK


DEFINISI:
Invers fungsi hiperbolik adalah fungsi – fungsi yang di definisikan sebagai
berikut.
Dengan mengingat sinh y = dan cosh y = , dapat di
1 y −y 1 y −y
(e − e ) (e + e )
2 2
definisikan pula invers fungsi hiperbolik sebagai berikut.

Grafik – grafik invers fungsi hiperbolik dapat dilihat sebagai berikut

Rumus – rumus turunan invers fungsi hiperbolik.


Latihan:
selesaikan latihan berikut dengan menggunakan rumus – rumus di atas.
Tentukan turunan invers fungsi hiperbolik di bawah dengan menggunakan
rumus – rumus di atas.
2. TURUNAN LEBIH TINGGI
Bila fungsi y = f(x) selalu dapat diturunkan dalam selang a≤ x ≤ b, maka
turunannya adalah
= f ' (x); = f '' (x) ; = f ''' (x); ... ; = f n (x)
dy d2y d3y dny
dx dx2 dx3 dxn

Turunan tersebut adalah turunan pertama; turunan ke-2; turunan ke-3; ...;
turunan ke-n. Hubungan f(x) dengan turunan – turunannya pada sebuah
titik x – c adalah

f(x) = f(c) + f'(c) (x-c) + (x-c)2 + (x-c)3 + (x-c)4 + ... .


f ll (c) f lll (c) f lv(c)
2! 3! 4!

Disebut deret Taylor.


Bila nilai c pada deret Taylor bernilai 0 , yaitu c = 0 diperoleh deret
maclaurin, yaitu

f(x) = f(0) + f'(0) x + x2 + x3 + x4 + ... .


f ll (0) f lll (0) f lv(0)
2! 3! 4!
3. Deret Taylor dan deret Maclaurin
Polinom aljabar adalah f(x) = a0 + a1x + a2x2 + a3x3 + ... + anxn, bila
dikaitkan dengan turunan- turunannya dalam selang yang mengandung c,
akan diperoleh deret Taylor. Nilai c disebut pusat. Untuk c = 0 bentuk
deret tersebut adalah deret Maclaurin. Perhatikan definisi berikut.

Beberapa contoh fungsi yang dinyatakan oleh deret fungsi aljabar


tersebut
4. V
5.
A.KALKULUS INTEGRAL
(Materi Pengulangan)

1. INTEGRAL SEBAGAI ANTI TURUNAN.

2. ILUSTRASI SEDERHANA

Selesaikanlah:

1). Bila f ' (x) = 2x , maka f(x) = ...

2). Bila dy/dx = x3 – 4x + 7 , maka y =


3. RUMUS DASAR INTEGRAL

Rumus dasar integral:

Contoh:

Secara umum rumus dasar integral adalah


Latihan:
4. RUMUS – RUMUS UMUM INTEGRAL

Latihan:
5. TEKNIK INTEGRASI
1). Metode substitusi:
Pola teknik integrasi dengan metode substitusi adalah

Contoh:

2). Integral parsial


Pola teknik integrasi dengan integral parsial adalah

Contoh – contoh:
(1). Carilah:
Jawab:
(2). Carilah:
Jawab:

3). Teknik Integrasi dengan substitusi fungsi trigonometri


Contoh:

Jawab:

Latihan: selesaikanlah
6. Integral tertentu:

Contoh:

Latihan:
7. RUMUS – RUMUS INTEGRAL LANJUTAN
1). RUMUS FUNGSI ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

LATIHAN:
8. RUMUS REDUKSI

(1).

(2).

(3).

(4).

9. B
10.B
11.B
12.
DERET PANGKAT DAN PENYELESAIAN PD ORDE SATU
B.
DERET SEBAGAI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

1. Metode deret kuasa


Definisi :

Deret kuasa adalah deret tak hingga dalam ( x - x0 ) yang berbentuk :

(1) = a0 + a1(x – x0) + a2(x – x0)2 + … .



∑ a m ( x − x0 ) m
m =0

dengan a0, a1, a2, … adalah konstan dan merupakan koefisien deret itu.

x0 adalah konstan pula dan disebut pusat deret

x disebut variabel deret.

Bila pusat deret x0 = 0, maka deret kuasa disebut deret kuasa dalam x

(2) = a0 + a1 x + a2 x2 + a 3 x3… .

∑ a m .x m
m =0

Bahasan ini dibatasi dengan mengasumsikan bahwa semua konstanta dan


variabel adalah bilangan riel.

Contoh – contoh deret kuasa yang telah dikenal adalah deret


Maclaurin

= = 1 + x + x2 + x 3 + … . ( | x | < 1 , deret geometri )


1 ∞

1− x ∑ xm
m =0
x2
2!
ex = =1+x+ + +…,
∞ m 3
x x

m =0 m! 3!

= = 1 + x2 + x42! + +…,
2
ex

(x2)
m
x6
∑ m! 3!
m=0

cos x = =1- + - ... + … ,


x4
2
∞ (−1) m x 2m x
∑ 2! 4!
m =0 (2m)!

sin x = =x- + -+ ….
∞ m 2 m +1 3 5
(−1) x x x

m =0 ( 2m + 1)! 3! 5!

Gagasan Metode Deret Kuasa (pangkat)

Bila deret pada (2) di atas merupakan nilai persamaan

(3) y= = a0 + a1 x + a2 x2 + a 3 x3…

∑ a m .x m
m =0

Dan diturunkan tiap – tiap sukunya menjadi

(4) y′ = = a1 + 2.a2 x + 3.a3 x2 + 4.a4 x3 + …



∑ m.a m .x m−1
m =1

Dan dilanjutkan y′ menjadi


(5) y′  = = 2a2 + 3.2a3.x + 4.3.a4 x2 + …

∑ m(m − 1).a m .x m−2
m=2

dan seterusnya ….

2. Metode deret kuasa sebagai penyelesaian persamaan diferensial.

Gagasan penurunan persamaan (3) dan (4) diatas dapat dimanfaatkan


untuk penyelesaian persamaan diferensial.

Perhatikan contoh berikut :

Contoh 1 : Selesaikan persamaan diferensial

y′ – y = 0

Penyelesaian :

Apabila y′ sesuai persamaan (4) dan y sesuai persamaan (3)


disubstitusikan ke persamaan, maka diperoleh

( a1 + 2.a2 x + 3.a3 x2 + 4.a4 x3 + …) – (a0 + a1 x + a2 x2 + a3


x3… ) = 0

Kumpulkan suku – suku yang sederajat, diperoleh

( a1 – a0) + (2a2 – a1)x + ( 3a3 – a2 ) x2 + ( 4a4 – a3 )x3 + … . = 0

Persamaan terakhir pasti benar apa bila tiap konstan dan koefisien
bernilai nol, menjadi

a1 – a0 = 0 , 2a2 – a1 = 0, 3a3 – a2 = 0, 4a4 – a3 = 0 , … .

dengan memecahkan persamaan – persamaan tersebut akan diperoleh


a1 = a0 , a2 = a0 = a0, a3 = a0 = a0, a4 = a0 =
1 1 1 1 1
2 2! 6 3! 24

a0 , … .
1
4!

Penyelesaian persamaan diferensial tentu berbentuk umum y = a0 + a1 x


+ a2 x2 + a3 x3…, dan bila disubstitusi hasil terakhir menjadi :

y = a0 + a0 x + a0 x2 + a 0 x3 + …
1 1
2! 3!

y = a0 ( 1 + x + x2 + x3 + … ) = a0 e x.
1 1
2! 3!

Contoh lain : selesaikanlah persamaan – persamaan diferensial

1. y = 2xy.

Penyelesaian :

.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
...................................................

2. y′  + y = 0

Penyelesaian :
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
...................................................
Latihan :

Latihlah pemahaman yang sudah diperoleh untuk menguatkan keyakinan


terhadap penggunaan deret kuasa untuk pemecahan persamaan
diferensial.

1. y = 3 y

2. y′ = xy

3. y = 2xy

4. ( 1 + x ) y = y

5. y′ + 2 y = 0

6. ( 1 – x ) y′ = y

7. (1 – x2) y′ = y

8. y′ = ky, untuk k ε R.

9. y′  = y

10. y′  = 4 y

11. y′  + 9y = 0

12. y = y′ .

A. DERET FOURIER

DERET FOURIER
1. Fungsi periodik
Definisi:
Fungsi yang berbentuk f( x + A) = f(x) disebut fungsi periodik
Nilai positif terkecil A disebut periode f(x)

Teorema:
Bila fungsi – fungsi periodik f1 , f2, f3 , ... , memiliki periode – periode A1, A2,
A3, ... . maka periode fungsi f1 + f2 + f3 + .... adalah KPK dari A1, A2, A3, ... .

Ilustrasi - ilustrasi:

1). Fungsi f(x) = 2 – 3 sin (2x -300)

Untuk f(x + π) maka diperoleh pula f(x + π) = 2 – 3 sin ( 2(x +π) –


30o)
= 2 – 3sin(2x – 30o + 2π)
= 2 – 3 sin(2x – 30o)
= f(x)
Jadi f(x) = 2 – 3 sin (2x -30o) adalah fungsi periodik

2). Fungsi didefinisikan dengan


f(x) = dengan an dan bn adalah konstanta

1
ao + ∑ ( an cos nx + bn sin nx)
2 n =1

sembarang.
Fungsi itu dapat ditulis sebagai

1
f ( x) = a o + a1 cos x + b1 sin x + a 2 cos 2 x + b 2 sin 2 x + ...+ a n cos 3 x+ b n sin nx+ ...
2

Periodenya adalah KPK dari 2 ‫װ‬


2. Deret trigonometri
Deret yang ditulis sebagai jumlahan bentuk:

1
ao + a1 cos x + b1 sin x + a 2 cos 2 x + b2 sin 2 x + ...+ a n cos 3x + b n sin nx + ...
2

Apabila an dan bn pada deret tersebut konstan maka deret disebut sebagai
deret trigonometri.

3. Deret Fourier
Deret trigonometri

1
ao + a1 cos x + b1 sin x + a 2 cos 2x + b 2 sin 2x + ...+ a n cos nx+ b nsin nx+ ...
2
Deret tersebut adalah konvergen, dan dapat dinyatakan dengan:

1
f ( x) = ao + a1 cos x + b1 sin x + a 2 cos 2 x + b 2 sin 2 x +... +a ncos nx +b nsin nx +...
2

Atau ditulis dalam notasi sigma menjadi:


1
f ( x) = a o + ∑ (a n cos nx + b n sin nx )
2 n =1

Dengan kooefisien an dan bn konstan memenuhi syarat tertentu disebut


deret Fourier.
Untuk menentukan kostanta:

π
1
a0 =
π ∫ f (x)dx
−π

; untuk n = 1, 2, 3, 4...
π
1
an =
π ∫ f (x)cosnx dx
−π
; untuk n = 1, 2, 3, 4 ...
π
1
bn =
π ∫ f (x)sinnx dx
−π

Contoh:
Fungsi f periodik dengan periode 2π ditentukan oleh f(x) =  - x dalam
selang
– <x< .
Tentukan : (1). Grafiknya.

(2). Deret fouriernya.

Penyelesaian:
(1). Fungsi f(x) = π - x periodik dalam selang – <x<π , berarti grafiknya
memenuhi
f(x) = π - x untuk selang – <x< π . Untuk π < x < 3π grafik
memenuhi f(x – 2π ) = π - x +2π = 3π - x. sedangkan pada -3π < x
< - π , grafik memenuhi f(x + 2) = π - x – 2π = - π - x. dan
seterusnya..., sehingga grafik fungsi periodik dalam periode 2 π yang
ditentukan oleh fungsi f(x) = π - x adalah:

(2). Menentukan deret Fourier fungsi f(x) =  - x yang periodik dalam –


π <x<π , tentukanlah nilai a0, an, dan bn. Untuk menentukan nilai –
nilai tersebut pergunakan rumus – rumus kemudian hitung integral
tersebut. Akan diperoleh:

π
1
a0 =
π ∫ f (x)dx
−π

= = = 2π
π π 1  2 1 2  2 1 2
1 1 1 
(π x − x2)  π − π  − −π − π 
=
π ∫ (π − x)dx
π 2  −π π  2   2 
−π

π
1
an =
π ∫ f (x)cosnx dx
−π

=
π π
1 1 π − x 1 
=
π ∫ (π − x)cosnx dx (
π n
)sinnx − cosnx)
n2
 −π
−π

=
1  π − π 1   π +π 1 
 ( )sinnπ − cosnπ ) − ( )sinn(−π )− cosn(−π ) 
π  n n2
  n n2


=
1  1   1 
 (0− 2 cosnπ ) − (0− 2 cosn(−π ) = 0
π  n   n 

; untuk n = 1, 2, 3, 4 ...
π
1
bn =
π ∫ f (x)sinnx dx
−π

=
π π
1 1  x− π 1 
=
π ∫ (π − x)sinnx dx (
π n
)cosnx − sinnx)
n2
 −π
−π

=
1  π − π 1   π +π 1 
 ( )cosnπ − sinnπ ) − ( )cosn(−π )− sinn(−π ) 
π  n n2
  n n2

= , untuk n = 1, 2, 3, ...
1 −2π  2
{ (0− 0)} − ( cos nπ− 0) = cos nπ
π   n  n

Jadi f(x) =  - x periodik dalam selang – π <x < π dapat dinyatakan

dalam bentuk

1
f ( x ) = a o + ∑(a n cos nx + b n sin nx )
2 n =1


1 2
f (x) = π − x = (2π ) +
2
∑ n
cosnπ sinnx
n=1

2 1 2
Sehingga f ( x) = π  − sin x + sin 2x − sin3x + sin4x − sin5x +...
3 2 5

Contoh 2:
Fungsi f periode 2  memenuhi

 x,bila − π ≤ x < 0
f (x) = 
 π ,bila 0 ≤ x <π

Tentukan: (a). Grafiknya


(b). Deret Fouriernya
Jawab:
a). Grafik

 x,bila − π ≤ x < 0
f (x) = 
 π ,bila 0 ≤ x <π

adalah
Y
X

4. Deret Fourier untuk interval 2L.


Pandang kembali bentuk deret fungsi trigonometri yang disajikan dalam


1
f ( x) = a o + ∑(a n cos nx + b n sin nx )
2 n =1

Dengan kooefisien an dan bn konstan memenuhi syarat bahwa f(x) tertentu


dalam
(-L, L), dan diluar itu memenuhi f(x + 2L) = f(x) yang berarti bahwa fungsi
memiliki periode 2L, maka pengembangan deret Fourier menjadi
1 ∞
nπ x nπ x
f ( x) = ao + ∑ (an cos + bn sin )
2 n =1 L L

Untuk menentukan kostanta:

L
1
a0 =
L ∫ f(x)dx
−L

; untuk n =0, 1, 2, 3, 4...


L
1 nπ x
an =
L ∫ f (x)cos L
dx
−L

; untuk n = 1, 2, 3, 4 ...
L
1 nπ x
bn =
L ∫ f (x)sin L
dx
−L

Jika f(x) sembarang dan memenuhi f(c + 2L) = f(c), maka untuk
menentukan nilai a0 dan an dan bn adalah:
Untuk menentukan kostanta:
; untuk n =0, 1, 2, 3, 4...
c+2L
1 nπ x
an =
L ∫ f (x)cos
L
dx
c

; untuk n = 1, 2, 3, 4 ...
c+2L
1 nπ x
bn =
L ∫ f (x)sin
L
dx
c

a0 dapat diperoleh
L
1
a0 =
L ∫ f(x)dx
−L

5. Contoh - contoh.
1. Diketahui fungsi:

0,bila − π ≤ x ≤ π / 2
f (x) =  ; untuk f (x +2π ) = f (x)
 1, bila π / 2< x ≤ π

Tentukan:
a. Grafik fungsi tersebut
b. Deret fourier fungsi.

1. Diketahui pula fungsi:

f (x) = x2; bila − 1< x≤ 1; f (x+ 2)= f (x)

Tentukan:
a. Grafik fungsi tersebut
b. Deret fourier fungsi.

1. Latihan:
Tentukan deret Fourier fungsi – fungsi berikut.
1. F(x) = x, bila – 1 ≤ x ≤ 1 ; untuk f(x + 2) = f(x).
2. F(x) = |x|, bila – π ≤ x ≤  ; untuk f(x + 2π ) = f(x)
3.
0, bila − π ≤ x ≤ 0
f (x) =  ; untuk f (x +2π ) = f (x)
 1, bila 0< x ≤ π

4.
−1, bila −π ≤ x ≤ 0
f (x) =  ; untuk f (x + 2π ) = f (x)
 1, bila 0 < x ≤ π

5. F(x)= x, untuk 0 < x ≤ 2; bila f(x + 2) = f(x)


6. F(x) = x2, untuk – π ≤ x ≤ π
7. F(x) = x2, untuk 0 ≤ x ≤ 2π ; bila f(x + 2) = f(x)
8. F(x) = x2, untuk – l < x ≤ l; bila f(x + 2l) = f(x)
9. F(x) = 2 cos2 x, untuk – π ≤ x ≤ π ; bila f(x + 2π ) = f(x)
10. F(x) = 2 sin2 x, untuk – π < x ≤ π
11. F(x) = sin 2x, untuk – /2 ≤ x ≤ /2
12. F(x) = cos 2x, untuk – π /2 < x < π /2
A.FUNGSI GAMMA

Fungsi Gamma sangat penting karena sering dijumpai dalam fisika selain
matematika.

1. Definisi :
Fungsi gamma adalah fungsi yang ditulis dengan Γ (n) dibaca
gamma n dan didefinisikan dengan :

Γ (n) = dengan n > 0 …………………………………



n −1 − x
∫x e dx
0

(1)

Ilustrasi :

(1) = e– x dx ; Γ (2) = x. e– x dx ; Γ (3) = x2.e– x dx dst


∞ ∞ ∞
∫ ∫ ∫
0 0 0

Untuk menentukan nilai integral (1) di atas, dapat digunakan integral


parsial.

 (n) = = –
∞ ∞
n −1 − x [ x n −1e − x ].0
∫ x e dx
0

2. Tabel nilai nilai – nilai dan grafik fungsi Gamma:


Tabel: Grafik fungsi Gamma:

Hal yang menarik dari fungsi gamma adalah hubungan antara (n+1)
dengan Γ (n), yaitu:

Γ (n+1) = n (n)

Dari hubungan tersebut dapat dibuktikan bahwa:

(n) = (n – 1)!

Hubungan yang penting lainnya adalah

Γ (12) = π

Pembuktian ini dapat dilihat pada kalkulus lanjut, Noenik sumartoyo, hal
164.

Contoh:

1.
2. Hitunglah: Γ (6)
3. Hitung pula
Γ(5)
Γ(3)

4. Hitung pula (-12)


5.

6 −2x
∫x e dx
0

6.

3
∫ ye− y dy
0

7.

2
∫ 3−4z dz
0

1.
2. Γ(n)
n
Latihan:
1,00 1,0000
1.
1,10 0,9514 ∞
2
∫ 3−2y dy
1,20 0,9182 0

1,30 0,8975
2.
1,40 0,8873 ∞
−2y2
1,50 0,8862
∫3 dy
0

1,60 0,8935
3.
1,70 0,9086 1
dx
1,80 0,9314
∫ − lnx
0

1,90 0,9618

2,00 1,0000
A.FUNGSI BETA

Fungsi Beta merupakan satu dari transformasi integral yang penting


dalam matematika dan teknik, termasuk Fisika. Karena itu mempelajari
Fungsi Beta dan dapat menggunakannya adalah usaha yang dilakukan
kita untuk memahami hakekat matematika.

1. Definisi: Fungsi Beta adalah komposisi dua parameter yang

didefinisikan dengan:

1
B(x,y) = t x−1(1− t)y−1dt

0

Bila x ≥ 1 dan y≥ 1, itu adalah integral tertentu. Apabila x>0, Y>0 dan
satu diantarnya atau keduanya x<1 atau y<1 adalah integral tak wajar
tetapi konvergen.
Fungsi Beta B(x,y) dari definisi di atas dapat dinyatakan dalam
fungsi gamma, yaitu:

Γ(x)Γ(y)
B(x,y) =
Γ(x + y)

2. Sifat – sifat:

1.
π /2
2x−1
B(x,y) = 2 ∫ sin θ cos2y−1 θdθ
0

2.
B(x, y)= B(y, x)
3. =
π /2 π /2  1.3.5....(p−1) π
. , jika genap positif
∫ sinpθ dθ = ∫ cospθ dθ 
 2.4.6....p 2

0 0 2.4.6.... p
 , jika ganjil positif

 1.3.5....(p−1)

1. Contoh:
1. Dengan mengandaikannya sebagai bentuk
1
B(x,y) = t x−1(1− t)y−1dt

0

hitunglah terlebih dahulu misalkan x = 2v


2
x2dx
∫ 2− x
0

2.
1

∫ x (1− x) dx
4 3

3.
a

∫y
4
a2 − y2dy
0

1. Latihan:
1.
π /2
∫ sin6 θ dθ
0

2.
π /2

∫ sin4 θ cos5θ dθ
0
3.
π

∫ cos θ dθ
4

4. Pergunakan sifat 3. Dan hitung


π /2

∫ cos6θ dθ
0

5.
π /2
∫ sin3θ cos2θ dθ
0

6. ; gunakan interval 2 π = 4. π /2

∫ sin θ dθ
8

7. Tunjukkan = , substitusi x3 = 8y
2 16π
3
∫ x 8− x3dx 9 3
0

8. Tunjukkan pula , substitusi x4 = y


1
3 { Γ ( 1/ 4) }
2


4
1− x dx =
6 2π
0
A.TRANSFORMASI LAPLACE

1. Definisi:
Transformasi Laplace fungsi F(t) ditulis
{F(t)}= f(s) = , untuk t bilangan positif.

− st
∫ F(t)e dt
0

Bentuk integral adalah improper integral (integral



− st
∫ F(t)e dt
0

tak wajar) yang diselesaikan dengan menggunakan limit


menjadi

=
∞ n
− st
∫ F(t)e dt lim F(t)e− stdt

n→∞
0 0

2. Rumus – rumus dan sifat transformasi Laplace


1. Sifat – sifat :
a. 
{aF1(t) + bF2(t)} = a{F1(t)} + b{F2(t)}
b. {e F(t)} = f(s + b)
– bt

c. {F(t)eat} = f(s – a)
d. Jika {F(t)} = f(s), maka {F'(t)} = s f(s) – F(0)
e. Jika {F(t)} = f(s), maka transformasi laplace turunan
F(x)ke-n adalah:
{F(n)(t)} = sn.f(s) – s(n – 1).F(0) – s(n – 2).F'(0) – ...
– s.F(n – 2)(0) – F(n– 1)(0)

f. {tn.F(t)} =(-1)n.f(n)(s)
g. {eat.tn} =
Γ(n+ 1)
(s − a)n+1

h.  {eat.sin kt} =
k
(s− a)2+ k2

i.  {eat.cos kt} =
s−a
(s− a)2+ k2

j. Jika {F(t)} = f(s), maka {tn.F(t)} = ,n


( −1) n .f (n) (s)
bilangan asli
1. Rumus- rumus :
a. {k}=
k
s

b. {t}=
1
s2

c.  {t2}=
2
s3

d. {tn}=
Γ(n + 1) n!
=
n+1 n+1
s s

e.  {cos kt} =
s
s + k2
2

f.  {sin kt} =
k
s2 + k2
g. 

{ eat} = s−1a
h.  {sinh at} =
a
s − a2
2

i.  {cosh at} =
s
s2 − a2

1. Contoh – contoh: Pergunakan sifat – sifat dan rumus di


atas, kemudian;
1. Tunjukkan bahwa:
a. {t sin at} =
2as

( s2 + a2)
2

b.  =

{ e4t cosh5t} 2
s− 4
s − 8s − 9
c.  =

{ t2e3t } 2
( s− 3) 3
1. Hitunglah nilai: ; (jwb: )
∞ 3
∫ te−2t cost dt 25
0

2. Buktikan sifat: Jika  {F(t)} = f(s), maka  {F(at)}=


1  s
f 
a  a

1. Latihan:
1. Buktikan sifat: Jika F(t) fungsi periodik dengan periode T,
maka
{F(t)} =
T
− st
∫e .F(t) dt
0
1− e− st

2. Fungsi periodik F(t) dengan periode 2 ditentukan oleh


F(t)=
 sint, untuk 0 < t < π

0, untuk π < t < 2π

Tentukanlah  {F(t)}.

1. Invers Transformasi Laplace.


Jika transformasi Laplace suatu fungsi F(t) adalah f(s), disimbolkan
 {F(t)} = f(s)
Maka F(t) adalah invers transformasi laplace dari f(s), disimbolkan
F(t) =  –1
{f(s)}
Dimana  –1
adalah operator invers transformasi laplace.
Ilustrasi:
1.  –1

 1 
 
 s+ 3

2.  –1

 5s+ 4 2s− 18 24− 30 s


 
 3 − 2 −
4 
 s
 s +9 s 

Latihan:
1.  –1

 6 3+ 4s 8− 6s 
 − − 
 2s− 3 9s2 − 16 16s2 + 9
–1
2. 
 6s− 4 
 2 
 s − 4s+ 20
3.  –1

 3s− 7 
 2 
 s − 2s− 3

4.  –1

 1 
 
 2s+ 3 

5.  –1


 2s2 − 4 

 
 (s+ 1)(s− 2)(s− 3)
 

6.  –1

 3s + 1 
 2 
 (s− 1)(s + 1)

1. Penggunaan Transformasi Laplace Dalam Penyelesaian


Persamaan Diferensial

Contoh:

Penyelesaian persamaan diferensial linear dengan koeffisien


konstanta dan persamaan diferensial simultan dapat
dilakukan dengan menggunakan transformasi laplace.

Misalnya persamaan diferensial linear:

d2y dy
+ a. + bY
. = F(t)
2 dt
dt

Dengan koefisien untuk t = 0 , maka Y(0) = A dan Y '(0) = B

Penyelesaiannya dengan menggunakan transformasi laplace


adalah:

• Transformasi laplacekan ke dua ruas menjadi  {Y(t)}


= y(s)
• Kemudian tentukan invers transformasi laplace dari y(s)
• Hasil tsb adalah penyelesaian persamaan diferensial
tersebut.
Contoh – contoh:

1. Selesaikan persamaan diferensial Y ' ' + Y = t. Syarat awal Y(0) = 1

dan

Y ' (0) = - 2

2. Selesaikan persamaan diferensial Y ' ' - 3 y ' + 2 Y = 4 e 2t


. Syarat
awal Y(0) = -3, Y ' (0) = 5.
3. Selesaikan persamaan diferensial Y ' ' ' – 3 Y ' ' + 3 Y ' – Y = t2 et.
Syarat awal Y(0) = 1, Y ' (0)= 0; dan Y ' ' (0) = - 2
4. Tentukan penyelesaian umum : Y ' ' ' – 3 Y ' ' + 3 Y ' – Y = t2 et.
5. Selesaikan persamaan diferensial Y ' ' + 9Y = cos 2t dengan syarat
awal Y(0) = 1, dan Y(π /2) = - 1
6. Selesaikan persamaan diferensial simultan dengan menggunakan
transformasi laplace.
; dan
dX dy
= 2X − 3Y = Y − 2X
dt dt

Syarat awal X(0) = 8 dan Y(0) = 3


7. Selesaikan persamaan diferensial simultan dengan menggunakan
transformasi laplace.
X ' ' + 2Y = t2 + 1 ; dan 2X ' – Y ' = sin 2t
Syarat awal X(0) = X ' (0) = Y (0) =0
Bahan test UAS
1. Menyelesaikan persamaan diferensial dengan menggunakan deret
pangkat

Y'+y–x=3
Cari y
2. Menggambar dan menyelesaikan persamaan menjadi Deret fourier
Fungsi f(x) =
 x − 1,bila − π ≤ x < 0

 x + 1,bila 0 ≤ x < π

a. Gambarlah grafik
b. Tentukan Deret fourier fungsi tersebut
1. Menghitung fungsi gamma

2. Menghitung fungsi beta

3. Menentukan transformasi laplace suatu fungsi

Anda mungkin juga menyukai