Anda di halaman 1dari 89

Gangguan Mood

timik dan gangguan siklotimik masing-masing di-


tandai oleh adanya gejala yang kurang parah dar-
15.1. Gangguan Depresif Berat ipada gejala gangguan depresifberat dan gangguan
bipolar L DSM-IV telah menyusun gangguan
dan Gangguan Bipolar I
mood tambahan, baik di dalam badan teks dan di
dalam apendiks. Gangguan-gangguan tersebut
adalah sindrom yang berhubungan dengan depresi
(gangguan depresif ringan lminor depressive dis-
Sementara peneliti klinis dan biologis mem- orderf, gangguan depresif singkat rekuren, dan
pelajari gangguan mood, perbedaan klinis yang gangguan disforik pramenstruasi) dan gangguan
telah dikenal sebelumnya di anlara pasien-pasien yang berhubungan dengan gangguan bipolar I
telah menjadi dimengerti dan sekarang dikenali (gangguan bipolar II). Pada gangguan depresif
secara resmi oleh Diagnostic and Statistical Man- ringan keparahan gejala tidak mencapai kepa-
ual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV). rahan yang diperlukan untuk diagnosis gangguan
Dua gangguan mood utama adalah gangguan depresif berat; pada gangguan depresif singkat
depresifberat dan gangguan bipolar I, yang hanya rekuren gejala episode depresif memang menca-
disebut gangguan bipolar di dalam DSM edisi pai keparahan gejala yang diperlukan untuk diag-
ketiga yang direvisi (DSM-III-R). Gangguan nosis gangguan depresifberat tetapi hanya untuk
depresifberat dan gangguan bipolar I sering kali waktu singkat, dengan lama waktu yang tidak
dinamakan gangguan afektif; tetapi patologi utama memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan
di dalam gangguan tersebut adalah mood, yaitu depresif berat. Gangguan bipolar II ditandai oleh
keadaan emosional intemal yang meresap dari adany a episode depresif berat yang berganti- ganti
seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi ekster- dengan episode hipomania-yaitu, episode gej ala
nal dari isi emosional saat itu. Pasien yang men- manik yang tidak memenuhi kriteria lengkap
derita hanya episode depresif dikatakan meng- untuk episode manik yang ditemukan pada gang-
alami gangguan depresif berat, sering kali disebut guan bipolar I. Diagnosis gangguan mood tam-
depresi unipolar (bukan suatu istilah DSM-IV). bahan adalah termasuk gangguan mood karena
Pasien dengan episode manik dan depresif dan kondisi medis umum, gangguan mood akibat zat,
pasien dengan episode manik saja dikatakan men- dan gangguan mood yang tidak ditentukan lain
derita gangguan bipolar I. Istilah "mania unipo- (NOS; not otherwise specified).
lar" dan "martia mumi" (bukan istilah DSM-IV) Mood mungkin normal, meninggi, atau terde-
kadang-kadang di gunakan untuk p asien gang guan presi. Orang normal mengalami berbagai macam
bipolar I yang tidak memiliki episode depresif. mood dan memiliki ekspresi afektif yang sama
Dua gangguan mood tambahan, gangguan dis- luasnya; mereka merasa mengendalikan, kurang
timik dan gangguan siklotimik, juga telah dikenali lebih, mood dan afeknya. Gangguan mood adalah
secara klinis untuk suatu waktu. Gangguan dis- suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh

791
792 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1

hilangnya perasaan kendali dan pengalaman sub- gangguan mood dapat ditemukan pada banyak
jektifadanya penderitaan berat. Pasien dengan dokumen purbakala. Kisah Perjanjian Lama ten-
mood yang meninggi (elevated) (yaitu, mania) tang Raja Saul menggambarkan suatu gejala
menunjukkan sikap meluap-luap, gagasan yang depresif, demikian juga kisah bunuh diri Ajax di
meloncat-loncat (flight of ideas),penurunan kebu- dalam Iliad karangan Homer. Kira-kira tahun 400
tuhan tidur, peninggian harga diri, dan gagasan S.M. Hippocrates menggunakan istilah "mania,,
kebesaran. Pasien dengan mood terdepresi (yaitu, dan "melankolia" untuk gangguan mental. Kira-
depresi) merasakan hilangnya energi energi dan kira tahun 30 masehi Aulus Cornelius Celsus
minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, menggambarkan melankolia di dalam karyanya
hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kema- De re medicina sebagai suatu depresi yang dise-
tian ata.u bunuh diri. Tanda dan gejala lain dari babkan oleh empedu hitam. Istilah terus diguna-
gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kan oleh peneliti medis lainnya, termasuk Arateus
kemampuan kognitif, pembicaraan, dan fungsi (120-180), Galen (129-199), dan Alexander dari
vegetatif (seperti tidur, nafsu makan, aktivitas Tralles di abad keenam. Dokter Yahudi abad ke-12
seksual, dan irama biologis lainnya). Perubahan Moses Maimonides menganggap melankolia seba-
tersebut hampir selalu menyebabkan gangguan gai keadaan penyakit yang tersendiri. Di tahun
fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan. 1686 Bonet menggambarkan suatu penyakit men-
Pasien dengan gangguan mood sering kali tal yang dinamakannya maniaco-melancholicus.
melaporkan suatu kualitas keadaan patologisnya Pada tahun 1854 Jules Falret menggambarkan
yang tidak dapat dikatakan tetapi jelas. Konsep suatu keadaan yang disebut folie circulaire, di ma-
tentang suatu kesinambungan variasi normal pada na pasien mengalami perubahan mood depresi dan
mood mungkin mencerminkan identifikasi klinisi mania. Kira-kira pada waktu yang sama, dokter
yang berlebihan tentang patologi, jadi kemung- psikiatrik lainnya, Jules Baillager, menggambar-
kinan mengubah pendekatan kepada pasien dengan kan suatu keadaan folie a double forme, di mana
gangguan mood. pasien menjadi sangat terdepresi dan masuk ke
Sekurangnya tiga teori membicarakan hubungan dalam keadaan stupor dari mana akhimya mereka
antara gangguan depresifberat dan gangguan bi- pulih. Di tahun 1882 dokter psikiatrik Jerman Karl
polar I. Hipotesis yang paling diterima, yang di- Kahlbaum, menggunakan istilah "siklotimia,,'
dukung oleh beberapa jenis penelitian genetika untuk menggambarkan mania dan depresi pada
dan biokimiawi, menyatakan bahwa gangguan stadium penyakit yang sama.
depresifberat dan gangguan bipolar I adalah dua
gangguan yang berbeda. Belakangan ini, beberapa
peneliti telah mengajukan bahwa gangguan bipo-
Emil Kraepelin
lar I adalah ekspresi yang lebih berat dari proses Di tahun 1899 Emil Kraepelin, dengan dida-
patologis yang sama dengan yang ditemukan pada
sarkan pada pengetahuan dari dokter psikiatrik
gangguan depresif berat. Hipotesis ketiga adalah
Jerman dan Prancis sebelumnya, menggambarkan
bahwa depresi dan manik merupakan dua ekstrem
suatu psikosis manik-depresif yang memiliki se-
dari kesatuan pengalaman emosional; pengertian bagian besar kriteria yang digunakan oleh dokter
tersebut tidak didukung oleh pengamatan klinis psikiatrik sekarang ini untuk menegakkan diagno-
yang sama di mana banyak pasien memiliki keadaan
sis gangguan bipolar I. Tidak adanya perjalanan
campuran dengan ciri baik terdepresi maupun manik. penyakit yang memburuk dan menimbulkan de-
mensia pada psikosis manik-depresif adalah mem-
bedakannya dari demensia prekoks (yaitu, skizo-
SEJARAH frenia). Kraepelin juga menggambarkan suatu tipe
depresi yang dimulai setelah menopause pada
Depresi telah dicatat sejak masa lampau, dan wanita dan selama masa dewasa akhir pada laki-
deskripsi tentang apa yang sekarang dinamakan laki yang akhirnya dikenal sebagai melankolia
Bab 15 . Gangguan Mood 793

involusional dan sejak saat itu dipandang sebagai karena praktik diagnostik yang secara sosial
suatu bentuk gangguan mood dengan onset lanjut. mengalami bias. Alasan adanya perbedaan telah
didalilkan sebagai melibatkan perbedaan hormo-
nal, efek kelahiran, perbedaan stresor psikososial
bagi wanita dan bagi laki-laki, dan model perilaku
EPIDEMIOLOGI
tentang keputusasaan yang dipelajari. Berbeda
dengan gangguan depresif berat, gangguan bipo-
Gangguan depresif berat adalah suatu gang-
guan yang sering, dengan prevalensi seumur hidup
lar I mempunyai prevalensi yang sama bagi laki-
laki dan wanita.
adalah kira-kira 15 persen, kemungkinan setinggi
25 persen pada wanita. Insidensi gangguan
depresif berat juga lebih tinggi daripada biasanya Usia
pada pasien perawatan primer, yang mendekati l0
persen, dan pada pasien medis rawat inap, yang Pada umumnya, onset gangguan bipolar I
mendekati 15 persen. Gangguan bipolar I adalah adalah lebih awal daripada onset gangguan
gangguan yang lebih jarang daripada gangguan depresif berat. Usia onset untuk gangguan bipolar
depresif berat, dengan prevalensi seumur hidup I terentang dari masa anak-anak (seawalnya usia 5
adalah 2 persen, sama dengan angka untuk skizo- atau 6 tahun) sampai 50 tahun atau bahkan lebih
frenia. Karena semakin dimengerti bahwa perja- lanjut pada kasus yang jarang, dengan tata-taIa
lanan penyakit gangguan bipolar I tidak sebaik usia adalah 30 tahun. Rata-rata usia onset untuk
perjalanan penyakit gangguan depresif berat, gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun;
biaya gangguan bipolar I untuk pasien, keluarga- 50 persen dari semua pasien mempunyai onset
nya, dan masyarakat adalah cukup besar. Perbe- antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif
daan lain antara gangguan bipolar I dan gangguan berat iuga mungkin memiliki onset selama masa
depresif berat adalah bahwa, walaupun sebagian anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal ter-
besar pasien dengan gangguan bipolar I akhirnya sebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis
datang kepada seorang dokter dan mendapatkan baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gang-
pengobatan, hanya kira-kira separuh pasien dengan guan depresif berat mungkin meningkat pada orang-
gangguan depresif berat pernah mendapatkan orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Jika
terapi spesifik. Walaupun National Institute of pengamatan tersebut benar, hal tersebut mungkin
Mental Health (NIMH) telah memulai suatu pro- berhubungan dengan meningkatnya penggunaan
gram untuk meningkatkan kesadaran akan depresi alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut.
di populasi umum dan di antata dokter-dokter,
gejala depresi sering kali secara keliru dihilang- Ras
kan sebagai reaksi yang dapat dimengerti terhadap
bulti-bukti kelemahan keinginan, atau semata-
stres, Prevalensi gangguan mood tidak berbeda dari
mata suatu usaha sadar untuk mendapatkan suatu klinisi cenderung ku-
safu ras ke ras lain. Tetapi,
keuntungan sekunder. rang mendiagnosis gangguan mood dan terlalu
mendiagno sis skizofren ia pada p asien yang mem-
punyai latar belakang rasial yang berbeda dengan
Jenis Kelamin dirinya. Sebagai contoh, dokter psikiatrik kulit
Pada pengamalan yang hampir universal, ter- putih, cenderung kurang mendiagnosis gangguan
lepas dari kultur atau negara, terdapat prevalensi mood pada kulit hitam dan Hispanik.
gangguan depresifberatyatrg dua kali lebih besar
pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun Status Perkawinan
alasan adany a perbedaan tersebut tidak diketahui,
penelitian telah jelas menunjukkan bahwa perbe- Pada umumnya, ganggsan depresif berat ter-
daan di dalam masyarakat Barat tidak semata-mata jadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
794 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

hubungan interpersonal yang erat atau yang ber- Faktor Biologis


cerai atau berpisah. Gangguan bipolar I adalah
lebih sering pada orang yang bercerai dan hidup Sejumlah besar penelitian telah melaporkan
sendirian daripada orang yang menikah, tetapi berbagai kelainan di dalam metabolit amin bio-
perbedaan tersebut mungkin mencerminkan onset genik-seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5-
awal dan percekcokan perkawinan yang diakibat- HIAA), homovanillic acid (HVA), dan 3-methoxy-
kannya yang karakteristik untuk gangguan ter- 4-hydroxyphenylglycol (MHPGHi daiam darah,
sebut. urine, dan cakan serebrospinalis pada pasien
dengan gangguan mood (Tabel 15.1-l). Data yang
Perti mbangan Sosioekonomi dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis
dan Kultural bahwa gangguan mood adalah berhubungan dengan
disregulasi heterogen pada amin biogenik.
Tidak ditemukan adanya korelasi antara status Amin biogenik. Dari amin biogenik, norepine-
sosioekonomi dan gangguan depresif berat; frin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter
insidensi ganggnanbipolar I yang lebih tinggi dari yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan
biasanya memang ditemukan pada kelompok mood. Pada model binatang, hampir semua terapi
sosioekonomi yang tinggi, kemungkinan karena antidepresan somatik yang efektif yang telah diuji
adanya praktik diagnostik yang mengalami bias. adalah disertai dengan penurunan kepekaan reseptor
Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan pascasinaptik adrenergik-beta dan 5-hydroxytlyp-
daripada di daerah perkotaan. Gangguan bipolar I tamine tipe 2 (5-HT2) setelah terapi jangka panjang,
adalah lebih sering pada orang yang tidak lulus walaupun perubahan lain yang dihasilkan oleh terapi
dari perguruan tinggi daripada lulusan perguruan jangka panjang dengan obat tersebut juga telah
tinggi, kemungkinan menceffninkan usia onset dilaporkan (Tabel 15.1*2). Respons temporal per-
yang relatif awal untuk gangguan tersebut. ubahan reseptor tersebut pada model binatang adalah
berkorelasi dengan keterlambatan perbaikan klinis
selama satu sampai tiga minggu yang biasanya
ETIOLOGI ditemukan pada pasien. Di samping norepinefrin,
serotonin, dan dopamrn, bukti-bukti mengarahkan
Dasar umum untuk gangguan depresif berat pada disregulasi asetil-kolin dalam gangguan mood.
tidak diketahui. Banyak usaha untuk mengenali NOREPINEFRTN. Korelasi yang dinyatakan oleh
suatu penyebab biologis atau psikososial untuk penelitian ilmiah dasar antara regulasi turun
gangguan mood telah dihalangi oleh heterogenitas (down-regulation) reseptor adrenergik-beta dan
populasi pasien yang ditentukan oleh sistem respons antidepresan klinik kemungkinan merupa-
diagnostik yang didasarkan secara klinis yang kan bagian data yang paling memaksakan yang
ada, termasuk DSM-IV. Faktor penyebab dapat menyatakan adanya peranan langsung sistem
secara buatan dibagi menjadi faktor biologis, fak- noradrenergik dalam depresi. Jenis bukti lainjuga
tor genetika, dan faktor psikososial. Perbedaan telah melibatkan reseptor adrenergik -alfa} dalam
tersebut adalah buatan karena kemungkinan bahwa depresi, karena aktivasi reseptor tersebut menye-
ketiga- bidang tersebut berinteraksi di antara babkan penurunan jumlah norepinefrin yang di-
mereka sendiri. Sebagai contoh, faktor psiko- lepaskan. Reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi
sosial dan faktor genetika dapat mempengaruhi pada neuron serotonergik dan mengatur jumlah
faktor biologis (sebagai contoh, konsentrasi serotonin yang dilepaskan. Adanya noradrenergik
neurotransmiter tertentu). Faktor biologis dan yang hampir mumi, obat antidepresan yang efektif
psikososial juga dapat mempengaruhi ekspresi secara klinis-sebagai contoh, desipramine
gen. Dan faktor biologis dan genetika dapat mem- Q.{orpramine)-mendukung lebih lanjut peranan
pengaruhi respons seseorang terhadap stresor psi- norepinefrin di dalam patofisiologi sekurangnya
kososial. gejala depresi.
Bab 15 . Gangguan Mood 795

Tatu*l t5 1-X
$**rxh*h*rr N**r*tra**mit*r *** #l*t*hqlli{ y*ng F*ii*g $*rir:6 $}itnp*rk*:l p*da P*ei*n i}*prexi
q * r h * n d r* q re
"l
r] * * $'* * il Ka *{r * ! ld * r'tr * I } 1

h4Hp* &H lfs& spi *"*]AA d;A*A fi&fi 6$**rli$

iru iti i
ri n.{ rd .:. .l ,.i 1 t finrit
sl-i

] .,r ilu
s
nn n* ^t
ANrlrl*n k*

rr ri._ ,:
l"liir+ t ? T f '1 -f itlrir: rr* ri rrl ::.1 ni

e {i
i .-i
Jari*;air ti1
itil 1

dern*nryla**: tfif i*frcrirufi*-trlieali':g lllmr'n* -linirli rrrr *ir:rh*rri;;;: ;:*rr*i i;i ri*;:r**rir,'* di*or**l* ir,

ir*ftltriifrtl"{i*ef1*rllr**rl*s.f;ynaplot:tti it$i. *1!rri(i:d+r11;r:l;rrr'

efek besar yang telah


SERoTONIN. Dengan mungkin memiliki efek lain pada sistem seroto-
diberikan oleh serotonin-specific reuptake inhibi- nin, termasuk antagonisme reseptor serotonin tipe
tors (SSRlsf-sebagai contoh, fluoxetine (Pro- 2 (5-HT2) (sebagai contoh, nefazodone) dan ago-
zac)--dalam pengobatan depresi, serotoni n telah nisme reseptor serotonin tipe 1A (5-HT1A)
menjadi neurotransmiter amin biogenik yang (sebagai contoh, ipsapirone).
paling sering dihubungkan dengan depresi. Diiden- Hal ini kemungkinan konsisten dengan penu-
tifikasinya subtipe reseptor serotonin multipel runan reseptor serotonin setelah pemaparan jangka
juga telah meningkatkan kegairahan dalam pene- panjang dengan antidepresan yang menurunkan
litian komunitas untuk mengembangkan terapi jumlah tempat ambilan kembali serotonin (dinilai
yang lebih spesifik untuk depresi. Penurunan se- dengan mengukur pengikatan H3-imipramine)
rotonin dapat mencetuskan depresi, dan beberapa dan suatu peningkatan konsetrasi serotonin telah
pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi ditemukan postmortem pada otak korban bunuh
metabolit serotonin di dalam cairan serebrospi- diri. Penurunan ikatan tritiated-imipramine pada
nalis yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan trombosit darah dari beberapa pasien yang
serotonin yang rendah di trombosit, seperti yang mengalami depresi juga telah ditemukan.
diukur oleh imipramin (Tofranil) yang berikatan DOPAMIN. Walaupun norepinefrin dan seroto-
dengan trombosit. Beberapa pasien depresi juga nin adalah amin biogenik yang paling sering
memiliki respons -nburoendokrin yang abnotmal dihubungkan dengan patofisiologi depresi, dopamin
contoh, hormon perfumbuhan, Pro- juga telah diperkirakan memiliki peranan dalam
-sebagai
laktin, dan hormon adrenokortikotropik (ACTH)- depresi. Data menyatakan bahwa aktivitas dopa-
terhadap provokasi dengan agen serotonergik' min mungkin menurun pada depresi dan mening-
Walaupun antidepresan aktif-serotonin sekarang ini kat pada mania. Penemuan subtipe baru reseptor
bekerja terutama melalui penghambatan ambilan dopamin dan meningkatnya pengertian tentang
serotonin, generasi antidepresan di masa depan regulasi prasinaptik dan pascasinaptik fungsi
796 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

$$*n#h;:sha* yang ffiiakibxtkxet &ntidcpr*$i*ffi 1i:ed* N**r*tr;l**eei*er, }{*i*h*lit, dan K****g:t*nmy*


p**;:r fr$xr:x*i* dan Hsw**'$

Trlsi$qiik lnrinr'{nls
y.--,....,.,..: J,;. * ..,,:,,.x. - ,1,
^,
i,,1rjPf" il* .J
r-t^,-L^ri.-- .t
t
I i I

nd 1

g xl,qa ; I i

.) -..,i^;t.,,
** nd ';; f
ll'i-uu 'i l
lr. rranrr:r. .i::r* , ,rlo
t. ' n*
.r^ , -^.r^*-*^.,..- ,r...,
*d
t,tn *J
1
nri
:"-.
!. --l-.L -----*r--
.itr'Ii.1t i I ii5i;li1t]:
! .-' rd n*
I {(l liu i t!.J
t'i
t
1' !d-nh, ,., i nd rrrt I,
^ j I
i il{J t
r) ^l^:-
i 1
,
i
I
t
**
l :lY 1 ^r.^r- I *t
nd * -,
{-i,T-i rrlek ; *d ,-.{ rlLl
1 1
nd nd {tU
Ii()tJ.ri{': 1" I ilil}!
i* l nd
un,f,rlj ilt<1{
n^.^i-r-;.-^I-..^i,
lrf]rulu l! l.jll \ lllJl
f^-.,i,,,.^ rrt !t+gFn,
'!vugf1il
^- -*^.^,J^^,i.lrli, r-n
ilal
niah ir!i:
l't^!. ^^r^ *rl*..i,-^: fi!..1^l ,e
:nnniq m,:.:*rlnir

r"rrJr lpl rrei r+cnninr . r!l!.

jn: il;*,.:i*r"rl;,'l'r'e'rrg"rt.1 .',rr"i,r',el:fldkiJf;r.i.a: Tard*psf*hfenunjrkkan*i*kvangpalin!**riiigte*ihai{lldakseiclu6enur} drri *b*l

"., ffrT - ,^..^^r"i- n^ ;. -^-:^ r{Dr ...,...,,,r..;,.., ,.,,.. -oa^ ,,.1,^..^,, ^^^trt -.^\^ -^^---l
;,?'t"ilJi i'J: l;r3. IrRNA n]*1s4.'!;t' rl 1 !"rc:Ci.rcij
l?br, dni 5.'**ic*:;1;"hazarc, *.G. ,qlerlan. F" D*Leo*-Jon*1, r ll 0.'c.:ti*r' f ;cii'r.s\1. Lllnical and bi*chenical a$p*rl 0l*stre*$iv* dnorders ll,
i 1,r."':..*r, l:ci.rio" irlr.'res 5vr:lp** *: :$4, 1391. ligurak*r d*ng** i;in.

dopamin telah semakin memperkaya penelitian disertai dengan gejala depresif. Juga, obat yang
tentang hubungan antara dopamin dan gangguan meningkatkan konsentrasi dopamin-sebagai
mood. Obat yang menunmkan konsentrasi do- contoh, tirosin, amfetamin, dan bupropion
pamin-sebagai contoh, reserpine (S erpasil)-dan (Wellbutrin)-menurunkan gejala depresi. Dua
penyakit yang menurunkan konsentrasi dopamin teori terakhir tentang dopamin dan depresi adalah
(sebagai contoh, penyakit Parkinson) adalah bahwa jalur dopamin mesolimbik mungkin
Bab 15 . Gangguan Mood 797

mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa nucleus) melepaskan corticotropin-releasing hor-
reseptor dopamin tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif mone (CRH), yang menstimulasi pelepasan hor-
pada depresi. mon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis
Faktor neurokimiawi lain. Walaupun data anterior. (ACTH dilepaskan bersama-sama dengan
tidak memuaskan pada saat ini, neurotransmiter endorfin-beta dan lipoprotein-beta, dua peptida
asam amino-khususnya gamma-aminobutyric acid yang disintesis dari prekursor protein yang sama
(GABA)-dan peptida neuroaktif (khususnya darimana ACTH disintesis.) ACTH selanjutnya
vasopresin dan opiat endogen) juga telah dili- menstimulasi pelepasan kortisol dari korleks adre-
batkan dalam patofisiologi gangguan mood. nal. Kortisol memberikan umpan balik (feed back)
Beberapa peneliti juga telah menyatakan bahwa pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua
sistem pembawa kedua (second-messenger)- mekanisme: suatu mekanisme umpan balik cepat,
seperti adenylate cyclase, phosphotidylinositol, yang peka terhadap kecepatan peningkatan kon-
dan regulasi kalsium-mungkin juga memiliki sentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kor-
relevansi penyebab. tisol di hipokampus dan menyebabkan penurunan
Regulasi neuroendokrin. Hipotalamus adalah pelepasan ACTH; mekanisme umpan balik
pusat regulasi sumbu neurohotmonal dan hipotala- lambat, yang sensitif terhadap konsentrasi korlisol
mus sendiri menerima banyak masukan (input) dalam keadaan mantap, diperkirakan bekerja me-
neuronal yang menggunakan neurotransmiter lalui reseptor hipofisis dan adrenal.
amin biogenik. Berbagai disregulasi telah dila- Dexamethasone-suppression test. Deksame-
porkan pada pasien dengan gangguan mood. tason adalah suatu analog sintetik dari kortisol.
Banyak peneliti telah menyatakan bahwa sebagian
Dengan demikian, regulasi abnormal pada sumbu
bermakna, kemungkinan 50 persen, dari pasien
neuroendokrin mungkin merupakan hasil dari
yang mengalami depresi gagal memiliki respons
fungsi abnormal neuron yang mengandung amin
supresi kortisol yang nonnal terhadap dosis tung-
biogenik. Walaupun secara teoritis dimungkinkan
gal deksametason. Walaupun pengujian tersebut,
bagi disregulasi tefientu pada sumbu neuroendo-
dexamethasone-suppression test (DST), pada mula-
krin (sebagai contoh, sumbu tiroid, sumbu adre-
nya diperkirakan memiliki kegunaan diagnostik,
nal) untuk terlibat dalam penyebab gangguan
tetapi pada kenyataannya tidak demikian, karena
mood, disregulasi lebih mungkin mencerminkan
banyak pasien dengan gangguan psikiatrik lain
gangguan otak fundamental yang mendasari.
yang juga menunjukkan hasil positif pada DST
Sumbu neuroendokrin utama yang menarik per- (yaitu, nonsupresi korlisol). Tetapi, data yang baru
hatian di dalam gangguan mood adalah sumbu ad-
menyatakan bahwa DST mungkin berhubungan
renal, tiroid, dan hormon pertumbuhan. Kelainan dengan kemungkinan relaps. Pasien yang terde-
neuroendokrin lainnya yang telah digambarkan presi dengan DST yang tidak menjadi normal ber-
pada pasien dengan gangguan mood adalah penu-
sama dengan respons klinis dengan pengobatan lebih
runan sekresi nokturnal melantonin, penurunan besar kemungkinannya mengalami relaps daripada
pelepasan prolaktin terhadap pemberian try- pasien dengan respons DST yang menjadi normal
ptophan, penurunan kadar dasar follicle-stimulat- bersama dengan respons klinis. Penelitian terakhir
ing hormone (FSH) dan luteinzing hormone (LH), telah menunjukkan sekurangnya ada dua masalah
dan penurunan kadar testosteron pada laki-laki. dengan DST. Pertama, variasi hasil DST yang cukup
SUMBU ADRENAL. Hubungan antara hiperse- besar adalah karena variabilitas dalam bagaimana
kresi kortisol dan depresi adalah salah satu peng- deksametason dimetabolisme. Kedua, karena deksa-
amatan yang paling tua dalam psikiafi biologi. Pene- metason tampaknya menghasilkan efek utama hanya
litian dasar dan klinis tentang hubungan tersebut pada reseptor hipofisis, DST tidak secara efektif
telah menghasilkan pengertia tentang bagaimana menilai keadaan fungsional reseptor kortisol yang
pelepasan kortisol adalah diatur pada pada orang berlokasi di bagian lain di sumbu limbik-
normal ataupun yang mengalami depresi. Neuron di hipotalamik-hipofi sis-adrenal (LFlPA;limbic-hypo-
nukleus paraventrikular (PVN; paraventricular thalamic-pituitary- adrenal).
798 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1

Kemajuan terakhir dalam penilaian sumbu bipolar I, memiliki konsentrasi antibodi antitiroid
LHPA pada depresi adalah mengunakan infus y ang dap at dideteksi. Pada kenyat aanny a, apakah
kortisol pada orang yang mengalami depresi dan antibodi adalahberhubungan secara patofi siologis
pada orang yang normal. Kortisol, yaitu suatu dengan depresi masih belum ditenhrkan. Hubungan
hormon yang dibentuk secara alami, merupakan lain yang potensial adalah antara hipotiroidisme
zat uji yang lebih baik daripada deksametason, dan perkembangan perj alanan melingkar-lingkar
yang tidak mencapai atau mengaktivasi semua yang cepat pada pasien dengan gangguan bipolar
reseptor yang relevan. Satu penelitian menemu- I. Data penelitian yang tersedia pada saat ini
kan bahwa pasien yarg mengalami depresi menyatakan bahwa hubungan tersebut adalah
memiliki gangguan fungsi pada loop umpan balik tidak tergantung pada efek terapi lithium.
cepatnya, yang menyatakan bahwa sekurangnya HORMON PERTUMBUHAN. Beberapa penelitian
beberapa pasien depresi mungkin memiliki fungsi telah menemukan perbedaan statistik antara pasien
reseptor kortisol yang abnormal di hipokampus. depresi dan orang normal di dalam hal pengaturan
Karena banyak peneliti telah menemukan bahwa pelepasan hormon pertumbuhan. Pasien depresi
hiperkortisolemia dapat merusak neuron hipo- memiliki penumpulan stimulasi pelepasan hormon
kampus, suatu siklus yang melibatkan stres, sti- pertumbuhan yang diinduksi tidur. Karena kelainan
mulasi pelepasan kortisol, dan ketidakmampuan tidur adalah gejala yang sering pada depresi, suatu
untuk menghentikan pelepasan kortisol dapat petanda neuroendokrin yang berhubungan dengan
menyebabkan bertambahnya kerusakan pada tidur adalah jalur untuk penelitian. Penelitian juga
hipokampus yang telah mengalami kerusakan. telah menemukan bahwa pasien depresi memiliki
SUMBU TIROID. Gangguan tiroid sering kali di- penumpulan respons terhadap peninggian sekresi
sertai dengan gejala afektif, dan peneliti telah hormon perfumbuhan yang diinduksi clonidine
menggambarkan adanya regulasi abnormal dari (Catapres).
sumbu tiroid pada pasien dengan gangguan mood. Kelainan tidur. Gangguan tidur-insomnia
Satu penerapan klinis langsung dari hubungan ini awal dan terminal, terbangun berulang kali(multi-
adalah pentingnya menguji semua pasien yang pel aw akening), hipersomnia-adalah gej ala yang
menderita penyakit afektif untuk menentukan sta- klasik dan sering ditemukan pada depresi, dan
tus tiroidnya. Suatu temuan konsisten dalam perasaan menurunnya kebufuhan tidur adalah ge-
penelitian adalah bahwa kira-kira seperliga dari jala klasik dari mania. Peneliti telah lama menge-
semua pasien dengan gangguan depresif berat nali bahwa elektroensefalogram (EEG) tidur pada
yang memiliki sumbu tiroid yang normal memi- banyak orang yang mengalami depresi menunjuk-
liki pelepasan tirotropin yang tumpul-yaitu, thy- kan kelainan. Kelainan yang sering ditemukan
roid-stimulating hormone (TSH)-terhadap infus adalah perlambatan onset tidur, pemendekan la-
thyrotropin-releasing hormone (TRH) (protirelin). tensi REM (rapid eye movement) (yaitu waktu
Tetapi, kelainan yang sama telah dilaporkan antara tertidur dan periode REM pertama),
dalam berbagai macam diagnosis psikiatrik peningkatan panjang periode REM pertama, dan
lainnya, jadi membatasi kegunaan diagnostik tes tidur delta yang abnormal, Beberapa peneliti telah
tersebut. Selain itu, usaha untuk menenfukan berusaha menggunakan EEG tidur dalam peme-
subtipe pasien depresi berdasarkan hasil tes riksaan diagnostik pasien dengan gangguan mood.
TRH-nya telah dipertentangkan. Pembangkitan (kindling). Pembangkitan ada-
Penelitian terakhir telah memusatkan pada lah proses eletrofisiologi di mana stimulasi subam-
kemungkinan bahwa sriatu subkelompok pasien bang (subtreshold) yang berulang dari suatu neu-
depresi menderita gangguan autoimun yang tidak ron akhirnya menciptakan suatu potensial aksi.
di(enali yang mempengaruhi kelenjar tiroidnya. Pada tingkat organ, stimulasi subambang di suatu
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa kira- daerah otak menyebabkan kejang. Pengamatan
kira 10 persen pasien dengan gangguan mood, klinis bahwa antikonr,ulsan-sebagai contoh,
kemungkinan khususnya pasien dengan gangguan carbamazepine (Tegretol) dan valproic acid
Bab 15 . Gangguan Mood 799

(Depakene)-berguna dalam pengobatan gangguan


!F F*nelitian t{egati{
mood, khususnya gangguan bipolar I, telah me- t-, Fenelitian P*silif
nimbulkan teori bahwa patofisiologi gangguan
Pasien yang terutama dePresi
mood mungkin melibatkan adanya pembangkitan 1 tf)
di lobus temporalis.
Irama sirkadian. Kelainan arsitektur tidur a
80

pada depresi dan perbaikan klinis pada depresi '}l


{eo
e
yang sement ara yangberhubungan dengan pengu- ,t
4!
tangal tidur telah menimbulkan teori bahwa
depresi mencerminkan suatu regulasi abnormal ?o

irama sirkadian. Beberapa penelitian dengan


0 *o
binatang menyatakan bahwa terapi antidepresan ;93hR8&
* s
standar adalah efektif dalam mengubah jam "ida6,ed
6666646 s
biologis internal (yaitu, zeitgebers internal). aLEE€gF
8;;nfi.
6s
ro
6
a
dc
6X";4,J1
Regulasi neuroimun. Peneliti telah melapor- atFr
6
,1

kan adanya kelainan imunologis pada pasien 3


depresi dan pada orang yang berdukacita atas r?O

kehilangan sanak saudara, pasangan, atau teman


dekat. Disregulasi sumbu kortisol mungkin mem-
pengaruhi status imun; mungkin terdapat regulasi 80

hipotalamik yang abnormal terhadap sistem imun' &gs


t
Kemungkinan yang lebih kecil adalah bahwa pada *
beberapa pasien suatu proses patofisiologi primer 3ao
yang melibatkan sistem imun menyebabkan gejala
psikiatrik dari gangguan mood.
Pencitraan otak. Pemeriksaan pencitraan otak 6040F€
.6Ndc*

pada pasien dengan gangguan mood telah mem- I*Eiaarl


Iu8666
berikan sejumlah petunjuk yang tidak meyakinkan 855e88
tentang fungsi otak yang abnormal pada gangguan F$6t!$ 7L
tersebut. Tidak ada data pencitraan otak tentang
gangguan mood yang telah diulangi dengan sama Gambar 15.1-1. Ukuran sampel dalam penelitian VBR dalam
konsistennya dengan temuan peningkatan ukuran gangguan mood. (Gambar dari N.C. Andreasen, V. Swayze ll, M.
ventrikular pada pasien skizofrenik. Namun de- Flaum, R. Alliger, G. Cohen: Ventricular abnormalities in affective
disorder: Clinical and demographic correlates. Am J Psychiatry
mikian, pemeriksaan pencitraan otak struktural
147'. 894, 1990. Digunakan dengan izin.)
dengan tomografi komputer (CT) dan pencitraan
resonansi magnetik (MRD telah menghasilkan
data yang menarik. Walaupun penelitian tidak
melaporkan hasil yang konsisten (Gambar 1 5. 1-1 ), kecenderungan memiliki ventrikel serebral yang
data memang menyatakan hal berikut ini: (1) se- membesar. Penelitian MRI juga menyatakan bahwa
kumpulan bermakna pasien dengan gangguan bi- pasien dengan gangguan depresif berat memiliki
polai I, terutama Basien laki-laki, memiliki ven- nukleus kaudatus yang lebih kecil dan lobus
trikel serebral yang membesar; (2) pembesaran frontalis yang lebih kecil dibandingkan dengan
ventrikular adalah jauh lebih jatang pada pasien subjek kontrol; pasien yang mengalami depresi
dengan gangguan depresif berat daripada pasien juga memiliki waktu relaksasi T1 hipokampus
dengan gangguan bipolar I. Satu keberatan pada yang abnormal, dibandingkan dengan subjek kon-
point kedua adalah bahwa pasien dengan gang- trol. Sekurangnya satu penelitian MRI melaporkan
guan depresif berat dengan ciri psikotik memiliki bahwa pasien dengan gangguan bipolar I memiliki
800 Srnopsis Psikiatri o Jilid 1

peningkatan jumlah lesi substansia putih dalam Disfungsi pada hipotalamus diperkirakan oleh
yang meningkat secara bermakna, jika diban- perubahan tidur, nafsu makan, dan perilaku
dingkan dengan subjek kontrol. seksual pasien dengan depresi dan oleh perubahan
Banyak laporan di dalam literatur memperrna- biologis pada parameter endokrin, imunologis,
salahtan aliran darah serebral dalam gangguan dan kronobiologis. Postur membungkuk, perlam-
mood, biasanya diukur dengan menggunakan batan motorik, dan gangguan kognitif minor pada
tomografi komputer emisi foton tunggal (SPECT; pasien yang terdepresi adalah mirip dengan tanda
single photon emission computed tomography) yang ditemukan pada gangguan ganglia basalis,
atau tomografi emisi positron (PET; positron seperti penyakit Parkinson dan demensia sub-
emis s ion tomo graphy). Sebagian besar penelitian kortikal lainnya.
telah melaporkan adanya penurunan aliran darah
pada korteks serebral pada umumnya dan area
Faktor Genetika
kortikal frontalis pada khususnya. Sebaliknya, satu
penelitian menemukan peningkatan aliran darah Data genetik dengan kuat menyatakan bahwa
pada pasien dengan gangguan depresif berat. suatu faktor penting di dalam perkembangan gang-
Penelitian tersebut menemukan peningkatan yang guan mood adalah genetika. Tetapi, pola penu-
tergantung keadaan di korteks, ganglia basalis, runan genetika adalah jelas melalui mekanisme
dan talamus medial, dengan kemungkinan pening- yang kompleks; bukan saja tidak mungkin untuk
katan yang tergantung pada sifat di amigdala. menyingkirkan efek psikososial, tetapi faktor non-
Satu teknik pencitraan otak tambahan yang genetik kemungkinan memainkan peranan kausa-
mulai diterapkan pada berbagai gangguan mental tif dalam perkembangan gangguan mood pada
adalah spektroskopi resonansi magnetik (MRS). sekurangnya beberapa orang. Di samping itu,
Penelitian dengan MRS pada pasien dengan gang- terdapat komponen genetika yang lebih kuat untuk
guan bipolar I telah menghasilkan data yang kon- transmisi gangguan bipolar I daripada untuk
sisten dengan hipotesis bahwa patofisiologi gang- transmisi gangguan depresif berat.
guan mungkin melibatkan suatu regulasi abnormal Penelitian Keluarga Penelitian keluarga telah
pada metabolisme fosfolipid membran. Penelitian secara berulang menemukan bahwa sanak saudara
MRS pada binatang yang telah diobati dengan derajat peftama dari penderita gangguan bipolar I
litium telah menunjukkan efek litium pada fosfo- berkemungkinan 8 sampai 18 kali lebih besar dari-
lipid. Penerapan lain MRS pada gangguan bipolar pada sanak saudara derajat pertama subjek kontrol
I adalah penggunaan MRS Li7 untuk mempelalari untuk menderita gangguan bipolar I dan 2 sampai
konsentrasi litium pada otak dan plasma pada 10 kali lebih mungkin menderita gangguan depre-
pasien. Penelitian tersebut menemukan bahwa kon- sif berat. Penelitian keluarga juga menemukan
sentrasi litium orak adalah kira-kira 40 persen dari bahwa sanak saudara derajat pertama dari pende-
konsentrasi plasma setelah pengobatan kira-kira rita gangguan depresif berat berkemungkinan 1,5
satu minggu. sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara
Pertimbangan neuroanatomis. Baik gejala derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan mood dan temuan penelitian biologis gangguan bipolar I dan dua sampai tiga kali lebih
mendukung hipotesis bahwa gangguan mood mungkin menderita gangguan depresif berat. Pene-
melibatkan patologis di sistem limbik, ganglia litian keluarga telah menemukan bahwa kemung-
basalis, dan hipotalamus: Gangguan neurologis di kinan menderita suatu gangguan mood menurun
ganglia basalis dan sistem limbik (terutama lesi saat dejarat hubungan kekeluargaan melebar.
eksitatif pada hemisfer nondominan) kemung- Sebagai contoh, sanak saudara derajat kedua
kinan ditemukan bersama gejala depresif. Sistem (sebagai contoh, sepupu) lebih kecil kemung-
limbik dan ganglia basalis adalah berhubungan kinannya menderita daripada sanak saudara dera-
erat, dan peranan utama dalam menghasilkan jat peftama (sebagai contoh, kakak). Penurunan
emosi adalah dihipotesiskan untuk sistem limbik. gangguan bipolar I juga ditunjukkan oleh fakta
Bab15 . GangguanMood 801

bahwa kira-kira 50 persen semua pasien gangguan hubungan genetika yang telah direplikasi secara
bipolar I memiliki sekurangnya satu orangtua konsisten. Interpretasi yang paling dapat dipercaya
dengan suatu gangguan mood, paling sering dari penelitian ini bahwa gen tertentu yang diiden-
gangguan depresif berat. Jika satu orangtua men- tifikasi pada penelitian yang positif mungkin
derita gangguan bipolar I, terdapat kemungkinan terlibat pada penurunan genetika gangguan mood
2{ persen bahwa anaknya menderita suatu gang- dalam keluarga yang dipelajari tetapi mungkin
guan mood;jika kedua orangtua menderita gang- juga tidak terlibat dalam penurunan genetika
guan bipolar I, terdapat kemungkinan 50 sampai gangguan mood dalam keluarga lain. Hubungan
75 persen anaknya menderita suatu gangguan antara gangguan mood, khususnya gangguan bi-
mood. polar I, dan petanda genetik telah dilaporkan pada
Penelitian adopsi. Penelitian adopsi juga telah kromosom 5, 11, dan X. gen reseptor D1 berlokasi
menghasilk an data yang menukung das ar genetika pada kromosom 5. Gen untuk tirosin hidroksilase,
untuk penurunan gangguan mood. Dua dari tiga yaifu enzim pembatas kecepatan sintesis kateko-
penelitian adopsi telah menemukan suatu kom- lamin, adalah berlokasi di kromosom 11.
ponen genetika yang kuat untuk penurunan gang- KROMOSOM 11 DAN GANGGUAN BIPOLAR I.
guan depresif berat; satu-satunya penelitian adop si Suatu penelitian di tahun 1987 melaporkan tentang
untuk gangguan bipolar I juga menyatakan suatu hubungan antara gangguan bipolar I di antara
dasar genetika. Pada intinya, penelitian adopsi ter- anggota suatu keluarga Old Order Amish dan
sebut telah menemukan bahwa anak biologis dari petanda genetik pada lengan pendek kromosom I 1.
orangtua yang menderita tetap berada dalam ri- Pada peluasan selanjutnya silsilah keluarga tersebut
siko menderita suatu gangguan mood, bahkan jika dan perkembangan gangguan bipolar I pada
mereka dibesarkan oleh keluarga angkat yang anggota keluarga yangsebelumnya tidak menderita,
tidak menderita gangguan. Penelitian adopsi juga hubnngan statistika gagal diterapkan. Peristiw a yang
telah menunjukkan bahwa orangtua biologis dari menyimpang tersebut secara efektif menyatakan
anak adopsi dengan gangguan mood mempunyai bahwa derajat perhatian yang harus digunakan dalam
suatu prevalensi gangguan-mood yang serupa melakukan dan menginterpretasikan penelitian
dengan orangtua anak penderita gangguan mood hubungan genetika pada gangguan mood.
yang tidak diadopsi. Prevalensi gangguan mood KROMOSOM X DAN GANGGUAN BIPOLAR I.
pada orangtua angkat adalah mirip dengan pre- Telah lama diperkirakan adan hubungan antara
valensi dasar pada populasi umum. gangguan bipolar I dan suatu daerah dari kro-
Penelitian kembar. Penelitian terhadap anak mosom x yang mengandung gen unfuk buta wama
kembar telah menunjukkan bahwa angka kese- dan defisiensi glucose-6-phosphate dehydroge-
suaian untuk gangguan bipolar I pada kembar mo- nase. Seperti pada penelitian hubungan di dalam
nozigotik adalah 33 sampai 90 persen, tergantung psikiatri, penerapan teknik genetika molekular
pada penelitian tertentu; untuk gangguan depresif. telah menghasilkan hasil yang bertentangan; bebe-
berat angka kesesuaian pada kembar monozigotik rapa penelitian menemukan suatu hubungan dan
adalah kira-kira 50 persen. Sebaliknya, angka ke- yang lainnya tidak. Interpretasi yang paling kon-
sesuaian pada kembar dizigotik adalah kira-kira 5 servatif tetap kemungkinan bahwa gen berikatan-
sampai 25 persen untuk gangguan bipolar I dan 10 X adalah suatu faktor dalam perkembangan
sampai 25 persen untuk gangguan depresifberat. gangguan bipolar I pada beberapa pasien dan
Penelitian yang-lerhubungan. Tersedianya keluarga.
teknik modern biologi molekuar, termasuk RFLP
(restriction fragment length polymorphisms), telah Faktor Psikososial
menyebabkan banyak penelitian yang melaporkan,
mereplikasi, ata.u gagal untuk mereplikasi berbagai Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
hubungan anlara gen spesifik atau petanda gen Satu pengamatan klinis yangtelah lama yang telah
dan satu gangguan mood. Pada saat ini, tidak ada direplikasi adalah bahwa peristiwa kehidupan
8O2 Sinopsis Psikiatri . Jilid

yang menyebabkan stres lebih sering mendahului Semua manusia, apapun pola kepribadiannya, dapat
episode pertama gangguan mood daripada episode dan memang menjadi depresi dalam keadaan yang
selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan tepat; tetapi, tipe kepribadian tertentu-dependen-
untuk pasien gangguan depresif berat dan gang- histeris-mungkin berada
oral, obsesif-kompulsif,
guan bipolar I. Satu teori yang diajukan untuk dalam risiko yang lebih besar untuk mengalami
menjelaskan pengamatan tersebut adalah bahwa depre si daripada tipe keprib adian antiso s ial, p ar a-
stres yang menyertai episode pertama menyebab- noid, dan lainnya yang menggunakan proyeksi
kan perubahan biologi otak yang bertahan lama. dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasi-
Perubahan bertahan lama tersebut dapat menye- kan lainnya. Tidak ada bukti yang menyatakan
babkan perubahan keadaan fungsional berbagai bahwa adanya gangguan kepribadian tertentu ada-
neurotransmiter dan sistem pemberi signal intra- lah berhubungan dengan perkembangan gangguan
neuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya bipolar I kemudian. Tetapi, gangguan distimik
neuron dan penurunan besar dalam kontak sinap- dan gangguan siklotimik adalah berhubungan
tik. Hasil akhimya dari perubahan tersebut adalah dengan perkembangan gangguan bipolar I kemu-
menyebabkan seseorang berada pada risiko yang dian.
lebih tinggi untuk menderita episode gangguan Faktor psikoanalitis dan psikodinamika. Da-
mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stresor lam upaya untuk mengerti depresi, Sigmund Freud
ekstemal. mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan
Beberapa klinisi sangat mempercayai bahwa objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa keke-
peristiwa kehidupan memainkan peranan primer rasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan
atau utama dalam depresi; klinisi lain menyatakan secara internal karena identifikasi dengan objek
bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mung-
terbatas dalam onset dan waktu depresi. Datayang kin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk
paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa melepaskan suatu objek. Ia membedakan melan-
kehidupan paling berhubungan dengan perkem- kolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa
bangan depresi selanjutnya adalahkehilangan orang pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri
fua sebelum usia 11 tahun. Stresor lingkungan yang melanda dalam hubungan dengan perasaan
yang paling berhubungan dengan onset suatu epi- bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang
sode depresi adalah kehilangan pasangan. yang berkabung tidak demikian.
KELUARGA. Beberapa artikel teoritik dan banyak Melanie Klein selanjutnya menghubungkan
laporan anekdot mempennasalahkan hubungan depresi dengan posisi depresif. Ia mengerti siklus
antara fungsi keluarga dan onset serta perjalanan manik-depresif sebagai pencerminan kegagalan
gangguan mood, khususnya gangguan depresif pada masa anak-anak untuk mendapatkan intro-
berat. Beberapa laporan telah menyatakan bahwa jeksi mencintai. Di dalam pandangannnya, pasien
psikopatologi yang diamati pada keluarga selama depresi menderita akibat permasalahan bahwa
pasien yang diidentifikasi diobati cenderung mereka mungkin memiliki objek cinta yang
tetap, bahkan setelah pasien pulih. Selain itu, dihancurkan melalui destruktivitas dan ketamakan
derajat psikopatologi di dalam keluarga mungkin mereka sendiri. Sebagai akibat dari destruksi yang
mempengaruhi kecepatan pemulihan, kembalinya dikhayalkan tersebut, mereka mengalami penyik-
gejala, dan penyesuaian pasien pascapemulihan. saan oleh objek lain yang dibenci. Perasaan tidak
Data klinis dan anekdot. mendukung kepentingan berguna yang karakteristik untuk pasien depresi
klinis untuk memerik-si kehidupan keluarga dari melebihi perasaan bahwa orangtua internal
p4sien dan menjawab tiap stres yang berhubungan mereka yang bak telah ditransformasikan menjadi
dengan keluarga. penyiksa karena khayalan dan impuls destruktif
Faktor kepribadian pramorbid. Tidak ada pasien. Klein memandang mania sebagai kum-
sifat atau tipe kepribadian tunggal yang secara unik pulan operasi defensif yang disusun untuk meng-
mempredisposisikan seseorang kepada depresi. idealispsikan orang lain, menyangkal adanya agresi
Bab 15 . Gangguan Mood 8O3

ata:u destruktivitas terhadap orang lain, dan dengan menggunakan tugas perilaku, seperti men-
mengembalikan objek cinta yang hilang' catat dan secara sadar memodifikasi pikiran
E. Bibring memandang depresi sebagai suatu pasien.
keadaan afektif primer yang tidak dapat me-
lakukan apa-apa terhadap agresi yang diarahkan
ke dalam. Selain itu, ia memandang depresi seba- DIAGNOSIS
gai suatu afek yang berasal dari ketegangan di
dalam ego antara aspirasi seseorang dan kenyataan Di samping kriteria diagnostik untuk gangguan
seseorang. Jika pasien terdepresi menyadari bahwa depresif berat dan gangguan bipolar I, DSM-IV
mereka tidak hidup sesuai dengan idealnya, memasukkan kriteria diagnostik spesifik untuk ciri
sebagai akibatnya mereka merasa putus asa dan gejala "cross-sectional," penentu perj alanan penya-
tidak berdaya. Pada intinya, depresi dapat disim- kit (course specifier), dan penentu perjalanan
pulkan sebagai keruntuhan parsial atau lengkap longitudinal. Masing-masing kumpulan kriteria
dari harga diri di dalam ego. diagnostik tersebut dapat digunakan untuk
Baru-baru ini, Heinz Kohut mendefinisikan menentukan diagnosis gangguan depresif berat
kembali depresi di dalam istilah psikologi diri. atau gangguan bipolar I.
Jika objek diri yang diperlukan untuk bercermin,
kekernbaran, atau idealisasi tidak datang dari orang
Gangguan Depresif Berat
yang bermakna, orang yang terdepresi merasakan
suatu ketidaklengkapan dan putus asa karena tidak Seperti DSM-III-R, DSM-IV menuliskan krite-
menerima respons yang diinginkan. Di dalam ria diagnostik untuk gangguan depresif berat
pengertian tersebut, respons tertentu di dalam ling- secara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diag-
kungan adalah diperlukan untuk mempertahankan nosis berhubungan dengan depresi (depres-
harga diri dan perasaan kelengkapan. sion-related diagnoses) (Tabel 15.1-3) dan juga
Ketidakberdayaan yang dipelajari (learned menuliskan deskriptor keparahan untuk episode
helplessness). Di dalam percobaan di mana bina- depresif berat (Tabel 15.1 4). Suatu perubahan
tang secara berulang dipaparkan dengan kejutan yang jelas telah dibuat dari DSM-III-R ke DSM-
listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang IV. Nama gangguan telah diubah dari depresi berat
akhirnya menyerah dan tidak melakukan usaha menjadi gangguan depresif berat. Perubahan lain
sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. dalam DSM-IV adalah penambahan suatu kriteria
Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada bahwa gangguan telah menyebabkan gangguan
manusia yang terdepresi, kita dapat menemukan sosial dan pekerjaan atau telah menyebabkan pen-
keadaan ketidakberdayaan yang mirip. Menurut deritaan yang berat bagi pasien. DSM-III-R tidak
teori ketidakberdayaan yang dipelajari, depresi memasukkan kriteria tersebut karena dianggap
dapat membaik jika klinisi mengisi pada pasien bahwa adanya gejala saja tidak menjamin bahwa
yang terdepresi suatu rasa pengendalian dan gangguan atau penderitaan tersebut ada. Penelitian
penguasaan lingkungan. Klinisi menggunakan telah menyatakan bahwa hal tersebut tidak begitu;
teknik perilaku berupa dorongan yang menye- dengan demikian, kriteria sekarang telah secara
nangkan dan positif di dalam usaha tersebut. resmi dimasukkan.
Teori kognitif. Menurut teori kognitif, inter- I)engan ciri psikotik. Adanya ciri psikotik
pretasi yang keliru (rnisinterpretation) kognitif (Tabel 15.1-4) pada gangguan depresif berat
yang sering adalilt melibatkan distorsi negatif mencerminkan penyakit yang parah dan merupa-
pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pe- kan indikator prognostik yang buruk. Klinisi dan
"
simisme, dan keputusasaan. Pandangan negatif peneliti telah memisahkan penyakit depresif ber-
yang dipelaj ari tersebut selanj utnya menyebabkan sama suatu rangkaian psikotik-neurotik. Suatu tin-
perasaan depresi. Seorang ahli terapi kognitif jauan kepustakaan yang membandingkan gang-
berusaha untuk mengidentifikasi kognisi negatif guan depresif berat psikotik dan nonpsikotik
804 Stnopsrs Psikiatri c Jilid 1

Tabel 15.1-3 I H:!Rt 1.": f -4


Kriteria untuk Episode Depresif Berat F{nit*ri* il*C{,k p***nt* K*p*r;;l}:anlFsik*tiklK*nnisi
sr:tlik f;pis*** **:pr**6{ ffi*rct Sckarxng {ataru F;x$ing
A. lina ieteu i*hihi g*jal* *srikut i*lair dil*nulan **i*ma p*llde *la Rkhrf,l
miig!r yan# sarra {j*n n*vrekili p*r*balan dari iL;ngsi $ebeli.r:ri:.
$*k*r*nsirye saiu dari S*jals sdalnil s*lal satr: C*ri 11i *r**rl
t*rdspi*$l elail {2j hilffnU*yr minst aieu l*l*nergtr: Sa$at**: Tuli*kan *ai*m Ciqil kclir*r. *ap*l *il:eriknn ur:tuk
C*tsteir: Jan$fl* ner***ukkar g*jala yang j*les kar*r* suetLr *;, r*isi *irls*** tl*pr*$!{ y*ng pa!in akfrir *alarn UaililSUffn d*presif r*rat
lt*d:r urlrrrn, ;*tg|J ,r*h;fi atau hai*sinasi y*ng liiisk $rsilai f i,,e ;r. d*n *nt*k *ilis*C* d*prc$if h*rai dnlnm ilarSguffn biptlar I *t*u ll
hnnyn jiltn ini nerupakan tipe er:i;*d* nn** y;lnil p*ling nhhir.
{1} ru*C ier*epr*si h*nilir s*penjsftil had. h*mpir s*liap lar ffiing;*ir l*ie:np.: ji{s dd# Q*jfila y*fi! nslehih; d*ri yang
s*lsfiy*ng ditunjlkkan *l*h bprr*n tuirj*kti{ inisalnya. Cip*rlL:kn;: u*1*k stcfibuei Ci*;*nsis dan p*jaia nenyeh*bk;ln
n*rasa se*ih *l*L: kas*ng) *|ff! p*n$amniffr y*irg dilakirkarr
hanya gangglan riil;;8n cfflaff iL;r:gsi pek*{*an *teu d*lam
rreng: lain {*is*lirya, tanpah t*ciih}. C;l*ian: pa*a era{-silas
alitivitas s*sl*l y*ng bl*sanya atrlil hilbllngfi$ ciengan *rung t*i;r.
d*n te;-*aja. *apai i:erup' r,Lir0 !ar; . l.rirt'r]:j:l,g!- if.
i:l hilargny* fii*n1 alail k*l*rrangan s*rirre j+l*s Ceiarn senL:u, $**eng: fi*j*l* et*L; g**ilililfin in*gsitn*l b*ruda iji *ntar*
alsi.rhantirsrmua, atiivitos s*p*nj*ng hai. *ertir srt rt rar "ilng*n" d*n "pamil"
i$*ir**i yang ditunjukk*n *len ket*rargan $ilbjs{if *lar Fereh tenp* *iri psik*tit<: S*b*rupa !*jalii ;)drlth *r*l*bihr Jari
FengaBlakn yang *iiakL;k*r *r*ng latn)
i}l psnil;"!ni]* **rat nakar yeng bernakrr jiks tid*s m*ielrkan :/*n$ illircilukffil *ntuk n*mhunt d!*gr:*sis. drn g*jaN* d*nga"r 1.,;r
rJiei et*urercnbshar herat badan {r:isal*ya, }srubahan i}*rit m*nQil;*nil!il lung*i p*k*qjaar atcir aktiviias $c$isi y*nu biaxanya
bresr *ahni sat* bularJ, alau psrrr!:"isn alail
ieb;h d*ri 59i alau hubungan ei*ngan rr;lng lain.
peninfk;ila4 nsiiru nakerl hanpir l*ii*p l;lri. talaien: pad* Se*gar: cini g:xii<*tik; $aha* *teu helu*inasi. JiLn nr*ngkin,
*nak-anak. pie{inha*gkar kegagalan uiltuk *re!r*apa! $*birlk** cp*filh *iri psik*rik *dalah seji:ltn de*g*n n*** atsu
b*t*t b*dan yerg *ihara*kt|r
tirlait r*jale n C*ng*r ir**d.
l+i in*onni* alar hipers*nni* hanpir s*ti*p h*ri
']0rlafir3fira.r
t;; s$iiff$i aiail r*tanJasi p*ikcm*i*r hanrpir setrap ha* idapal lilihai S!ri psik*{itt s*jfil*fi d**Si}ft m*sd;,f{ffhafi ale u h*lusuriisl
lleh *rerg l*in. tidah $amaia-rnata p*ra$fa* sltijcktil adar:ya y*ng i*i hr:s*l*rrhannya *d*lal k*r*i$teil de nilan t*ffi3
k*gelieala* ataL; merjadi lanban) d**rcsi{ tipik;rl tentang ketidnkb*rC*yanil prib*rii, ra**
kte :r.\r ,aiel h,l;rgr,y; {j|r]lti anf.L i !d'.lf f ;.f bers*i*h, ['ieny*i{it, ken*lix*, nihilisme , ateu hukufi:ffn y;iil$
ilr p*r*5s*n iidak b*fiarga ala* n$a b**alah yang h*rl*l,ilrsr
iay*h dit*rin*
airr lidnk iepft irungki* b*rsif*l wah*rc) henrpir s*liap hnri
ilidak $*il$ta-r*aia nenc*l* diri senrliri atau neryai*ilhan
friri psikotik yans tidak sejel#jr ffi*od. !1.afranr :lillr,
k*rens $akil) i*,:.:.'e:r, eng ti :rfa lirltk nr*,.1 iil :ei'a dFfj.e,i,l .;t)!{di
hila*gnya k*n*m1ran untlh berpikir *ia* m*nus*tkar; t*nt*ng k*ti*i*khsrdffynail pilbn*i, r*sa,ber*al*h, p*r:yak,1
q*thatian. ffts* tidak dapat mengambil hep*1*son. hai:rpir **lia;; k*n:nllan, nihll!*ne, *t;t* *ukufisil y*ng l*y*k diterin*"
hai ibai[ *l*h k*l*r*n$$n subj*irti{ *til* ssFedi }'*nf dllihai *l*h T*rma*i.rk di sini adalah gei#ls.t*defil* s*p*rti wah:lm kejnr
*ra*g lair)
{iidak **r*ru langs*rg berhL;bL;ngan d*ngan iena r}*p,etif),
{$l *k*n kemelia* yang r*kL;r'rlr lbsknn hanya takr;'i *':ali).
pikiran
*iaip pikirnn, tiei piltiran, eJa:: wahem dik*nd*lik*n.
ids bui:ul Ciri ys*$ r*ku;'eri lenpa renc*ni *p*sifik, *tau rseh*
hi:*r;h *irr aia! rencara khu$il$ urluk nelckuk*rt b*nth did. S*f;lm reri:isi pxrxial; G*jala episd* rj*i:r*sif b*rnt dit*nr-rk**
x Sejai* iirl*h neneruhi krlkxi* urluk *pitlde compLir';ln t*tapi ti**k l*rr*nuhi krite{* l**gkap, *t*i, t*rCapnt p*ri*d* iant"d
C frej*l* meny*b*hkffr pefidsrlai:i* y**g b*rrraln* s*car* klinis aiar adany* ge.j*la i:*rn*knir rJari rpis*de d*prcsif ber*t yang
g*n*g,ra$ d*l*n fu*g*i s*sial, poherjcan, sta* fun$$i p*rtinU lsin beriengsLlng kuran6 **ri I bul*n *atelah rkhir epis*il* dcpresii
*ejaia bLrkan karenx *l*k ilsi*logis iangsung dsri $rait :at {*is*lnya berat. {Jik* *pis*rJ* delprmif h*ral saling lunpxng tii,l*ih d*ng*n
*bai yang disaialgr.:n*kan, suatL; rn*Cikasi) at*u s*alu k*nCisi nedis !an*ililar dlsllnik, diagrruir ililngilt.l*n *istinrik saja diberiNarr lrka
i-:l"r rr,.;1r,* iiiloir,,,tl ,rer k*ie *a l*rEkap uniL;h episd* de pr*sii b*rat iiil*k l;lgi l*rp*r:*hi.i
[. *e]aia tidak lei:il b*ik fiiter**gk*n *leh llukalia, 1'*it-u, s*l*lah. Sxf*m r*ruisl penilh; **larna I fuJ*n t*r*khir.. llilak arja tarda
kehilangan orang liafig di*iniai. gejela n*r':*lap l*i:th Can ? l:llur aia"r
ai*u gejaln *;nteufin yang b*rm*kra
dit*nCai rl*h *ail$gu*l fr;ngti*r:al yeng j*lax, prenkupasi ri,crbii
cerigar i'ase tid*k b*riarga. iil* b$nLih 13iri. gciala ptiltllh, ala,; Ti*{*k riit**txkan
re1;ril*$i psikililf1*i:.
Tannl dal l)$l"i'lV, lli;gn*$tic aird $iati*lir:a; M*nr;*i nf lii*nt*l iliscrders,
1$b€i dari l$fullV, lliagn*st;f and $l*l1$iir*l fulxrual ci 1,,1**tal ilis*rd*ru. ed. 4. i"i*k ripl* Anie*c;:rr Fsychialric Ass*ciait*n. Washi*glcn. 1$$4"
*d. ,i, l-?sk tjpi* Anlslc*n Fsy;fiatric Ass*cialic'n. l,iiaslirgic*. 1994. *igrrak*r *enga* iair.
iligunak*r C*ng*rr i:ir, .

menyatakan bahwa kedua keadaan tersebut adalah sering pada keluarga penderita depresi psikotik
berbeda dalam patogenesisnya. Satu perbedaan dibandingkan dengan keluarga penderita depresi
adalah bahwa gangguan bipolar I adalah lebih nonpsikotik.
Bab 15 . Gangguan Mood 8O5

Gejala psikotik sendiri sering kali dikategorikan i i]**i 1*;'I-"* .',,


sebagai sesuai mood (mood-congruent)-yaitu, K**{,*ri* *i* g***tikr *o*# k f * i}##r$s ft
: m**r*s!{ #*r*t; ]:,,
dalam kesesuaian dengan gangguan mood ("Saya
patut dihukum karena saya sangat jahat")-atau
tidak sesuai mood (mood-incongruent)-yaittt,
tidak dalam kesesu4ian dengan gangguan mood.
Walaupun pasien gangguan mood dengan psikosis
sesuai mood menderita gangguan mood tipe psi-
kotik, pasien gangguan mood dengan gejala psi-
kotik tidak sesuai mood telah secara ber.rariasi
digolongkan sebagai menderita gangguan ski-
zoafektif atau suatu subtipe skizofrenia atau
kesatuan diagnostik yang berbeda. Walaupun kla-
sifikasi pasien tidak sesuai mood tersebut tetap
kontroversial, titik berat data penelitian dan pedo-
man di dalam DSM-IV telah menyatakan bahwa
kita harus mengklasifikasikan pasien tersebut
sebagai menderita gangguan mood psikotik.
Ciri psikotik biasanya merupakan tanda prog-
, ' ;. :.. : .;'..: . ,i."-,i,r.ii, :,.,..' ,: i",.
nosis yang buruk bagi pasien dengan gangguan
mood. Faktorberikut ini telah dihubungkan dengan .:.
prognosis yang buruk: durasi episode yang lama,
disosiasi temporal antara gangguan mood dan
gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian sosial yang berbeda atau kondisi medis nonpsikiatrik
pramorbid yang buruk. Adanya ciri psikotik juga dengan gejala psikiatrik. Jenis kedua meneliti sanak
memiliki penerapan terapi yang penting; pasien saudara derajat pefiama pasien yang menderita
dengan ciri psikotik hampir selalu memerlukan penyakit afektif untuk menentukan adanya dan
obat antipsikotik di samping antidepresan atau tipe diagosis psikiaf,ik yang ada pada sanak saudara
mungkin memerlukan terapi elektrokonvulsif tersebut dengan berjalannya waktu. Kedua jenis
(ECT) untuk mendapatkan perbaikan klinis. penelitian tersebut menemukan bahwa pasien ter-
Gangguan depresif berat, episode tunggal. DSM- depresi dengan gejala depresifyang lebih banyak
IV menyebutkan kriteria diagnostik untuk episode lebih mungkin memiliki diagnosis yang stabil
pertama gangguan depresif berat (Tabel 15.1-5). dengan berjalannya waktu dan lebih mungkin me-
Perbedaan antara pasien yang menderita episode miliki sanak saudara yang menderita penyakit
tunggal gangguan depresifberat dan pasien yang afektif daripada pasien depresi dengan gejala
memiliki dua atau lebih episode gangguan depresif depresif yang lebih sedikit. Juga, pasien dengan
berat adalah ditekankan karena ketidakpastian per- gangguan bipolar I dan gangguan bipolar II (epi-
jalananpenyakit pasien yang hanya menderita satu sode depresif berat rekuren dengan hipomania)
episode. Beberapa penelitian telah melaporkan kemungkinan memiliki diagnosis yang stabil
datayang konsisten dgngan rumusan bahwa krite- dengan berj alannya waktu.
ria diagnostik DSM-III-R untuk depresi berat men- Gangguan depresifberat, rekuren. Pasien yang
definisikan suatu populasi gangguan yang hete- mengalami sekurangnya episode kedua depresi
rogen. Satu jenis penelitian menilai kestabilan di- diklasifikasikan di dalam DSM-IV sebagai men-
agnosis depresi berat pada seorang pasien dengan derita gangguan depresif berat, rekuren (Tabel
berjalannya waktu. Penelitian menemukan bahwa 15.1-6). Masalah utama dengan mendiagnosis
25 sampai 50 persen pasien selanjutnya diklasifi- episode rekuren gangguan depresif berat adalah
kasikan ulang sebagai menderita kondisi psikiatrik memutuskan kriteria apa yang digunakan untuk
806 Srnopsls Psikiatri . Jilid 1

r&ilvr id"!*v T*ir*l t{'i*?


,.r.,--41

Krit*r!m x*taak ffipi**d* ffiani[c

A F*rird* i*rs*nr:jirr k*l*inn* d*n r*to;l y*r:g n*ningg!,


*ks1:*ft$ii. ntnL; rnL;d*h i*xinggLrng {irrit*hl*i i*r*r;1 !e r$ii:et,
b*d*ngnung $*kilrmrilly* 1 rningcu i*t** tJuri:si {ffilffr sfija
lit* dip*rlukar il*rsr;slnr;
$*iamx p****r !ilrrililt*n r;*rd. tig* i*tal l*bih) ge;ala
brrlk*t rnl ,l*;lail n*nriap {*rp*i li*e ftr{td hf;*ys *ru*ff|:
t*rsi*;;urg) d*n l*i*h ditrnills*n p*dc drr*jnt yang

{if harl; diri y*fril ffrl*fiir*n; *!nu k*b*sffrail


i:l ilf$rrun** k*ilri*h*n urt*k iidilr {ni*nln1,*, f*ers*a tsjnl:
***strrahnt $*l*i*h tid*r h*ny* 3 jarS
iltl l*hih banyilk hir*m *lb***in;kan i:iasnrry* el*u t*k*nfin
untLik l*ru; b*r*icera
i{} lstn$nri y*rig *:*l*r*pal-h*:pei illiEht *i ilir**} aiaL:
t*rg*i*m*n *;:hj*kiil b*hivn pihir*nny* b*rparu
i5l *:Ltd*h di*lihkal: prrhnii*r: {y*iiL;. *l*nsi leilniu mu*s*
Ci*iihknn r:ish slirnuli *k$lsffni y*rg iidak p*nting ai**
ti**k r*i*v*n)
{ii; p*ningLaln* aktililllc y*ng *iaiahk*r *l*h t*ju** {*xiI
-s*mr* sflci*i, d*l*m prh*{o*n *l*i: s*k*lxh. *l*u s*r*i;e
wks**l] nt;u ilgii*s! p:ik*nntnr
iti k*t**ib*i*n yang *rdrbihan *ale ,cr *ktivil*t yann
$*ny*ri'lilk*il y*n; llt*niliki k*mungkinan linggr arar'y,n
a[ibai y*ilil nr:ny*hitkan frli**hye , n*l*kuka* be :;c;".r
y**g tl*ak ili**t**i, 1ld*h pilih-nltih *ti*r:: lLrhL;ngan
tek***!, aiftil jil'r*$tisi ilisnis yar; b*dr:h]
lrb*l *;r: i)*il-iY, ilhgrr:tiic a*,J -qlalt$tir#i iJertuai *i L1*f:lii f,:'./r :r: l
*. G*1*l* tidak ryrr**nuhi kril**n u*iu{ *pi*cd* r*mpur;r*
.] ...... 1
'l'::.-}'1'"..1'r.:.'':'i
lli*: rn;irrr ria*rrr l:i* l). G;nggu*n n"r*td ai*l*h flilkup aifih unt*k n*ry*babkan
ilfinil!il*rr dalan: lun6si ils{elifiail *t*t {l*l*r* niilivitas trs:al
l*rin*yc irlfiu hilbunge* d**g*n rrang !si*, *laa lntuk
m*ni:*i*ilk*n p*r*w*l*n unluk n**c*g*l bah*yu h*gi eliri
*ia* rrn;rg llii*. r1;r-r 1*rd;lpai ri* psi*riik.
ss::Ciri
menandakan resolusi masing-masing periode. Dua [. ff*j*l* *ut*n ke r*n* *i*k lisi*l*Ei* itr:g*u*g dnl *ua1u :*l
variabel adalah derajat resolusi gejala dan lamanya {mi**in.v;, *hnt ytri; {lsclnhg*nakni^r, suatLL msCikasi, atau
i*npi l*in) *t*[ $ilfitil k*r:di*i n*dis unL:n: {mi*alnya,
resolusi. Seperti DSM-III-R, DSM-IV meng-
hipt*ir*iCis*:*J.
haruskan bahwa episode depresi yang jelas dipi-
*st*tan: [p]**de r:r!*p n**ik yang j*i*s ilia*brhknn *ieh t+r.rpr
sahkan oleh sekurangnya periode dua bulan, *nlr*rilr*sail e*nralik f*lis*hyr" nr*riilxsi, 1*r*pi *iritir*kar:vLrisif,
selama mana pasien tidak memiliki gejala depresi {*rxpr rlhay*} |**k u*ish *ip*r*itungk*n h* *r*h dia;n*sis
yang bermakna. t*ilil*u;]n hipnlnr L

l'ahsl *ai li$tr,l-itr. Diagr*sin srd $l€tisl!*ili llanri*l of fil*nlel ]i:r:rd*rs,


Gangguan Bipolar I , ed. 4. i{ai,l ctilir A$t+rii*n i}*ytlria:rit A*s*cta{!ur, rit'a$hlnSlir,, .9? ..
ilrglir*lren,;**nar illn.
Seperti DSM-III-f,, DSM-IV memiliki suatu
daftar kriteria yang terpisah untuk episode manik
(Tabel I5.l-7) dan juga menuliskan deskriptor rangnya satu minggu, sedangkan DSM-III-R tidak
keparahan untuk suatu episode manik (Tabel 15.1- menentukan lamanya waktu. Perubahan lain
8). Satu perubahan dari DSM-III-R adalah bahwa adalah dimasukkannya di dalam DSM- IV diagno-
DSM-IV memerlukan adanya suatu periode mood sis gangguan bipolar I yang terpisah untuk suatu
abnormal yang terpisah yang berlangsung seku- episode manik tunggal dan tipe spesifik episode
Bab 15 . Gangguan Mood 807

T*b*t tr$"1*& T,r**l 1S"1-*


ffirlterie F*x**tu M*pareh*nlF*ik*tiklffiemi*i **iluk H.*t*ri* *ixgn**tik **tuk #pl**ei* Sip**na*ik
*pi**d* ffiex{k S*k*r*ng {**n* F*{i*g &khi$
SL:rrh p*trtd* :*lillraI s*;lr:i:& 111;;'3 y;ilil ;11*!rirlil$i.
pa** ..":, .,.,. :irj, ^a.:. : .:.ii.,-.. : : :.:,'l:. i:
**t*t*n: Tuliskcrr d*larr Cilii [*iir*a. [*p*t r.1ti*taph*rt
:

*piti*** rrenik tl*l*m glr;gl:cn *iP*t*r i l**yn 1:k* r:ti:.tp,l[:rri h*ll;llgt,":r1 *ti;lit* *pl*i illi. ',';1; i*i** bl||:t** d*li tlri|i
llm *pis*** tut* y*n1; lelin; *Llit. irij*ir i*lrrii:i*si'iiltt *i'iitilTl
:-: ,,,.'i r,1. ,, '...., ,, 1',.' ,: :.'' '..: :.! ,, .

*ing*n: Srii*rii* gtj*i;: n:inlmnl '**lrk **i**rj* n:*ri1i i*tpeitri.:hi ..:

l*ri!.1:i !ri *rhl*h r';*l':*tr'; i*rrlll !i[i: **lii r;;;r-v'; lruri*L


S*d**gr F*nin6k*l*r *ksit*r: t*l*n.r nktitiias nllt 1**;1t,1' ' l*llir;gr11l **n 1*lnli *!l**:lt:t;:i: ;a** ,1r-',iai*i ylll
,1ri*il pttli**;r;g*n i:*l:r*ir.li;l:
fnt*h, {anpx *iri p*ik*i1k: ltr :t: ' e;, r' ';i : : ' -'' ;::l i1i i:lr"Ea *irl lrir*l ti"i*ififilti11; rll;l !t***txar
lsrus-fr*r*ru$ *nllf r:*nr*;rl *n*r1;* lisi[ ll*;i *tln; i'*in. ii: nr*r*l* itini:
f*ir';irr-iirlfr a**uiulii* *nl:I tidtr i*ril;ililtv;,
rt lrtty* 1 ]ttt)
l*;'itiiri:ltai s*il':i;;l lt*
f;*r*i:, cteng** clri pxik*tih: f\i*h*n *lfi* lll:*i**lr' i;!il
n*rg[ir, ***Lrtk*n *pnirai: r:iri psih*tik i***i*h **iar*r tr*r1 i;tl l,*:*il t**:rlt Lr*r* di*l*rli*+,t.lr ritl,te*t; *tr:; l*Llt;,.,;;
iuh[ l*rut btti**tt
'

n**il aia'; iidi:k l*1ili*lt ***g*rt rr*rd.


iri.; 1lr1rt*r: 1,*n6 rl*i*n:pti-i*r111 lililnl *i iLit;tr] ai*i;
*lr! p*lk*{itt xr+ja}an **ng** m**dl!{;h*r: alfft ruiL:*i*a:, ',
"r ;:*rgrhil:*r'r ii;*ll[ti{ ialv;* ;ikit rrittyn **rt*tr
k***!ut,lhnn lsiftyfi sri*1fill lr*i:tjsl** **rg*n i*n:a in**i{ ti#ikfri i*l n,;rjll iili:ii!:kor irtrr*ii*r l,ra!lr, *i*:rEi 1*ri;ir nu*ll
**ri;1n h*t;a di* ya*1 n*lcnhiin;, k*ku*i*n. pt*1*1*h*l:r, ilirii*iai: rl*l rii:rrir *[*:*tr*l irl*; li*a[ p*rtin; ;l*t:
id*niii,x, ai** hi:bi"i;:g*t"r khulil* t*rr1;n dtw* *lni: *if;:rf r-fi+iJ iirlrL i*i*r,a*i
i*rt*n*1. t*1 p*nirtri;al*r *ktivit*l i*nt *iilfeilkf;r ;itrt ir:ju*n ii:lin
*iri pxik*tik tidnk **jnl*n de*g*n *l***:Y'r*h*r: *i:::; r*;rrr **rir!, d,1l*$ p*t*t**t t1lil s*i{*;f;h, ;isu $*c"u
h*lL:sin**i y*ng rsiny* **Lnr 1*n* :r**ii' llpik*i l**p* *lrEn tllli;r;e i; ililiii :rf i*li ;likilrlL:i*l'
'.a :,1'lr:l: ..
1rii:.,:j'i,,!;]1 i t:j +*, .*'*. :'i,.Ii,": l
i;i lrih:iil*ht ,",:*! **ri**:h*ti ;I*1;;r: lfltii'li+* y*ng
ll,tbllgarr '*hr;slt d*t1*:: d*',u;a *t** fr;,1r* i*lli*t*l. t]*n.,1rrrll1rt;lilirlriJ r,ltli:1ili{i i'l*nlri;kir;l ii;:;1;i ;*a*'rl
T*rfiac*h di tlni *d*i*i: g*j;li* s*p*rli 'rr*l*n: k*l*r {ti**k rlii*ai yrrig nr**'ili<ill*n irlisiiinl:*, rt*lnll[lrt i:*itr. '
**caril iangsL:*g **thuburglltt **r;*n glE*s*r *1*i; X**:n i,;r; ltff:r r"jii:*iffi. il**.! *llil-liiil *eiaru *l*t:rlll
k*L*s**ln]. ;isip piil!r*n. *nn';rl*ar ****ng *ifi*rd*lik*n. **ilruni, *i*l inutrltsl *i-qr:il vi*rr! h**li:i
I ''::; ilJ:i*r.,rr *!r***i ;!t[ tii;*ir: p*t:,t3*i:nrl ir*gli .9*r* j*l*t yln;
*al*r* r*mlsi p*r*t*il *ii*n:i;[ar: trti*i* *pi$t'*c msn '

lsrl*lfii sl*l* p*ri*** rN*k i.*rnkirriliii', **ii *rnng ltrrt*ui ;i;<;l ii*rir lir:rpi*;r+lii
ii'ink nr*m**uhi Lill*ri* l*ri1k*p, *if;*
tarl* cd**vl 1*iala cpilad* t:*rik yarl **l"r';*kr* 1ti , '". l **rg1;ir*rt ryr;i:rj l;rr p*r*1":*h*ti l*::;.rl li;prl *ili*i ricl
i
ltrianglung k*tang dnri *ttl** **lcl*h *khir **i**** mlrlk.
Snlsm r*mini p**r;h: S*l*nn 2 i:LLian t*taflir lrdrl l*r*apel 1*r** i. ipirl** tif r[,;ri'.':1 **tlil ';*li.til f]ill't*h*frt;fr *r*!!**',
at** griall tsngiltt*11 ya*g h*rn:ah*n 'r* l.',i', ri.:", 1:, ',.t':'i.':,'r.. :r. ':'"1
rrrr*l*i**k*r l*fdslfil
hrtpi*:liuti. ri*r: iirjaL tiir plili*l!1t
iiLj*k dil*niukn*
[. $*lnh bi;t;r N,lr*rr;l *l*[ {ili*ir:;!l l*r;1lt:tE d*ti sL:tir-: ;*1
inisrlrvt, **ti'r:frfl$,Ji**l*rglr*!l;*, $ufrl* m**ikfi$i, ;.:
I'ab*l *nri l$lJ-l?, lii;r3*o*tir lr* $t*iiclrcril l\ilanlai li fui*ial i-r - ' "' ;
rrorall;r;lr I ''+ .1,,;.,,:ri: :;.i, .,,,;i i; i.:.". r. ,.rli. r :: :, ,:r,; .r.
ed. 4. fJ*k tipi* .qfieri{sll Fsy*lletric Ass*ct'lilsr. ' iripr':tl*r*ilr* 1.
llig*nrk*n **rgln lll'r
frxtx{**: ilpi**d* ltitin llp+r, ;':r -' ",: :,', 1r-i '.,':,;: i tl*f,
11:,.i .-:
'':.1.., , r':..:..:r,'.,';',.. : ...',:,
rekuren, didasarkan pada gejala yang pada epi- +i*kirrt*nvrhii, t*r*pi i:*iityi:] tiCai **l*i: tlip**it*r;ler i'* *ral
sode yang terakhir. iiieqrr*lir **ri*p,.r*il *rpl*t 1l
Penandaan gangguan bipolar I adalah serupa
dengan apayang dikenal sebagai gangguan bipo- k-*fl *iri ii*1.,4-iV. illilgr,:rsiri: i::rrj lii+iirir;:al 11i:tt;l rrf l.l€iitli il,.!.-r.j-r ,.

lar-yaitu, suatu sindrom dengan kumpulan *i {. !*k *illa Arl*ct3i: i}$}'*lililii As**li*li*r:, !'lelri*91*r. 1*!4
lirf *rakiri: d*11;tt:
gejala mania yaag lengkap selama perjalanan r:;rr.

gangguan. DSM-IV sekarang telah meresmikan


kriteria diagnostik untuk suatu gangguan yang kriteria diagnostik untuk sindrom manik lengkap
dikenal sebagai gangguan bipolar II; gangguan ini (Tabel 15.1-9). Gangguan bipolar II didiskusikan
ditandai oleh adanya episode depresifdan episode di Bagian 15.3.
hipomanik selama perjalanan gangguan-yaitu, DSM-IV secara spesifik menyatakan (Tabel
episode gejalamanik yang tidak sangat memenuhi 15.1 1) bahwa episode manik yang jelas dicetuskan
808 Stnopsls Psikiatri c Jilid 1

T*h*i"l$.'**$* ?mb*l't$.{*1't
Krit*ria *ing***tik eln{*rk #*ngg*a*: ffiip*!*r l, Knit*ri* iliagn**tik x*tuk *;r*gggi:an ffiipcl;:an !, Spis*de
ffi pix*d* &{*ni$t Tungg*} Fai!ng &kFiir l*ip*r*anik

A. Oilsm*kan h*nya *etu *p!so** n:a*ik d*n iitj*k n** *pis*** ,4. S*knr*ng i*t*u pnling aNr*ir) dal*n'r *pis*da hipamanik.
d*pre*it h*rai s*he lumnya S. S*b*lumnyll p*rn*h i*rCepet s*Lurnngnya sn{u *pis*d* nanik
C*tntael: R*kur*nsi rlidrlini*ihtn s*b*g*i p*r*b*han ptl*rii*s d*rr eitau *p!s*** tfi ti:f i"ttar:.
d*pr*si *le L: silnlr iil{e[,al **ki;rnrgrry* I hular lanpa gej*l* f;. {i*jal* nmd ileny*habkan penderilaan y;:ng hern;:kn*
'. rr it s**;r* klinic ;:t*L: gi:ngguan d*ian iunp*i **si*1, p*k*r1aan,
B. ilpis*dt* r**nik tirjak l*bi* *aik diteran;kr: *leh ganggu*n *la* l*ngsi penting iainny*.
sk**af*;*i{, r1*n tidck b**unp*ng lin*ih C*ng*n ski;*frcri.l, *. Fpi**rir no*d *al;lrn krileri* A d*n * tieiak lebih baik
$efi i:]ilufi n nhiecirenif*rn, gaJrgguen delu*i*nnl, *ta* gangqunn dilrr*ngkan *bh gn*gguan skizn*f*kti{ tia* tidak be rlLrrnpailg
p*iLetiI yang lirj*k ditsni*ka;r. lindih d*nEarr *ki:dr*nia, ilffn1;ilu** skhrfr*nifurffi, {Jsr}S{Ji;an
!cl,ilrar i deirsi*nal. al*u ganggunn ttikttik yang tidak ejitcntukan"
'c;.
Sar*p*r**: jit* grjcl* msnen*hl kriirri* *pis*d* cslflpilran S**ll&*n:
$*brlJ**n {*ntL:k *pit*de $*hsran1; ;llaLr paling ;lkhir):
Fclnentu parjal***n !**gitue*!n*l {d*ng*n da* t**pa
F****t* kep*rahx*lp*ilt*tiklr*rcisi p*m*liIlax !nterepls*d*]
*i*n6an *ir! ka?al*xilc dengcn 6:*ix musim*n {h*rlakLr hanya pad* p*l* epis*de
d** gxn *n**t pas*ape;isalir:a* depr*sii berat]
dengan p*n6eutaran *:*pei
labsl d*d $$li;!-ltr, *iagrro*tic *rd $tatisi*al l\4anual *f ll4erial il1s*rtleru.
sd. 4. ilah iipla Afisri*an Psyrhiairic Ass*ciaiicn. r"&ashirgi*n, 1*94. Tabel *ari DSitil-lV, Fi*gn*slic enc *lalislicci lJanLlal *l lllenial ilis*ril*rs.
Dig,:rakar drn;ar i:ir:. *d. 4. i{al ti}td Amefic€n Psyrhi*tri* Asso*iation, Wa*hingicn. 1914.
llig*n*kan d*ngeil izin.

oleh terapi antidepresan (sebagai contoh, far- episode terakhir depresi (Tabel 15.1*14); gang-
makoterapi, terapi elektrokonvulsif adalah tidak guan bipolar I, episode terakhir tidak ditentukan
indikatif untuk gangguan bipolar I. (Tabel 15.1-1s).
Gangguan bipolar I, episode maniktunggal. EPISODE CAMPURAN. DSM-III-R mendefinisi-
Menurut DSM-IV, pasien harus mengalami epi- kan gangguan bipolar tipe campuran sebagai di-
sode manik pertamanya unfuk dapat memenuhi tandai oleh keadaan depresif dan manik yang
kriteria diagnostik gangguan bipolar I, episode berganti-ganti dengan cepat ata:u oleh adanya
manik tunggal (Tabel 15.1-10). Logikanya terletak gejala depresif atau manik bersama-sama. DSM-IV
pada kenyataan bahwa pasien yang menderita epi-
mengklasifikasikan ulang kondisi yang berubah-
sode depresi gangguan bipolar I pertamanya tidak ubah dengan cepat sebagai suatu penentu per-
dapat dibedakan dari pasien dengan gangguan j alanan penyakit, dengan demikian meninggalkan
depresifberat. klasifikasi keadaan campuran untuk pasien gang-
Gangguan bipolar I, rekuren. Masalah ten- guan bipolar I yang secara bersama-sama meme-
tang definisi akhir suatu episode depresijuga ber- nuhi kriteria diagnostik lengkap untuk suatu epi-
laku untuk definisi akhir suatu episode mania. sode depresifberat dan kriteria diagnostik lengkap
Dalam DSM-IV, episode dianggap terpisah jika untuk suatu episode manik (Tabel 15.1*13).
mereka dipisahkan oleh sekurangnya dua bulan
tanpa gejalapenting mania atau hipomania. DSM-
IV menyebutkan kriteria diagnostik untuk gang- Ciri Gejala "Cross-sectional"
guan bipolar I rekuren didasarkan pada gejala epi- DSM-IV mendefinisikan tiga ciri gejala tam-
sodb yang paling akhir: gangguan bipolar I, epi- bahan yang dapat digunakan untuk menggam-
sode terakhir hipomanik (Tabel 15.1-11); gang- barkan pasien dengan berbagai gangguan mood.
guan bipolar I, episode terakhir manik (Tabel Dua ciri gejala "cross-sectional" (ciri melankolik
15.I-12); gangguan bipolar I, episode terakhir dan ciri atipikal) adalah terbatas pada deskripsi
campuran (Tabel 15.1-13); gangguan bipolar I, episode depresif. Ciri gejala o,cross-sectional,,
Bab 15 . Gangguan Mood 8O9

T***i trS,1*13 Idilt't !.! i- tq

Hrit*ni;* ffiieg***tii< xntuk S;*nggu** ffiipofar l, ffig:is*d* Kruteri* tlingn**ttk untuk Ganggr:** Eliprriar l" Hprs*cl*
F;*iln$ Alqhi;i Ma*nlh $3**t*g &khir **prexi

A. $ekar**g {tt*r paling akhir} de l*n *ilis*il* ri*ni[. A. Iirke ranr irt*LL n*lin* *k*ir1 drian **ic*ii* ***r*rif **rni
13. $*l*l'imnya p*nah teitltpai sekuretrgnyx s*tu *pi***t, $, $*i:*ir.:nnya i*1al ier*ap*i **kutangny;* **1i.; *pis*d* n:n*iI
d*pr*sif h*r'al, *pi**d* n*nrk, *laL; *pis*ti* la*1pi:r*ll.
il. flpisod* m**C d*]*n krit*ri* A Car * lkl*k t*hi[ il*]k
',1a,j., s-r^..: i.,;' i:"r,.i.'t +.,,:r, il 1i"1;1,it5it UA6
dil*r*ngkar: *l*h g*ngguar: *hir**f*Ltil d*n ii*ak b*d*np*n; Il.!l r:4.-:,:r: r';!':1ffr!a.1" i,,: k '"I;a, liili:nf : 14:l:r
tindih *nngar *ki;r:fr*ni*, lJfinlgrjffn *h!;*irtni{trrr, t*nggu*n il::, lllllJl' :{ --rieF'J r:,j1,:.ilt,d!: :hrri I c'il L,ri:, . d{: iiillLi
,^ . : ,a^{,^*i;f,1

d*lusi*nal, at*x gatggu*t psik*lik y*ng tidah Cilcniuir;r. rrrr,iiiai:al, d:il, Jd:r$lr:ilil illikltik Val* tid*L tJit*ltuk*n.
$e*ul&an {untr;k *pi**d* t*k*targ a*Lr paling nkhir):
1;b*l *ai*$1."4-iV, *iagrtsiii ei.r" 5i.i'rl:i.:: \1;,'L;; r t'1e:,.r: Discrders,
Fqn*ntu kepan*f'l*nlpsikertitclr*misi
rd. 4. Hak rilla Alnericar Fsyil;*ii* A***ciatil*. l"{lawt*grer. 1!!4.
d*ng** *iri kmt*t*ilik
*rgr:n*tc* l*nga* izin.
d*ngan ***et p***xp*rs*lir:nn

$*hrl&c*:

F**ente* p*rjal*ru;ln l*ngit*elinai {dengare d*n {a*px


ketiga (ciri katatonik) dapat diterapkan untuk
p*mulih*n int*ricpix*d*]
d*ngam polc mxsir**n i*+i;eiLr i1;rr; ;; i+ iril vr:slil* mendeskripsi episode depresif maupun manik.
d*prrsif b*r*t] Dengan ciri melankolik. Di dalam literatur
eiengan pef put*xan e*psl tentang ciri melankolik dari depresi, kira-kira 10
sistem telah diajukan, dan hampir tiga kali lebih
ili*gntslli ard $l*llstrcal lr4*rral rf Ll*rlal llis*rlJ*rll.
Tab*i *ar1 l)$ful-lV, banyak kriteria spesifik untuk penentu gejala dan
*d. '!. !leh cipi* Aneri**n Psyr:lriairic As:lr.]ciliicr. ltll*si:lrglr:*, 1tid,
, j i',l{itl^ i,tugr } r'
perjalanan penyakit. Mengingat tidak adanya data
yang cukup dari salah satu sistem terrsebut dan ti-
dak adanya penelitian perbandingan yang adekuat
dari sistem-sistem tersebut, tiap keputusan tentang
Tsbei n$.tr*13
kriteria spesifik pada dasarnya berubah-ubah. Selain
Krit*rie ffii*6n**ti9t umt*k #mllggu*n ffiip*lar i,
ffipis*d* $$*ll*g Akhir frampuran itu, sifat keputusan yang berubah-ubah tidak ber-
hasil dalam mengurangi perubahan yang sering
A. $*knra*g i*l*u paiing *khit] dalam *pil*d* c*mpurn* terjadi di dalam definisi melankolia yang diterima
*. Seh*l*nny* 1*i*h terlap*l n*k*rnngnyn rat* epi**de ira: it secara resmi. Kepentingan yang potensial untuk
alau *pls*d* flampHrftn mengenali ciri melankolik dari gangguan depresif
*. *ejalc n**d dalan k*t*ri* & dxn fi tidak l*bih hsik berat adalah untuk mengidentifikasi suatu kelom-
*itcrangkan *lch ganggua* ski;*;f*ftlf {ian iid*k i:erlurrtpan; pok pasien yang dinyatakan oleh beberapa data
lindih deryar *!ti:*ir*nia. Sfi rtil{:;ilfftt sk**fi*niftm, g*ir;S;.i-r1
adalah lebih responsif terhadap terapi farmako-
d*1iisi*nal, si*Lr fi*rl1il*il psik*tiL yxng tiCah *ilsntlk*,'.
terapeutik daripada pasien depresi nonmelankolik.
$*b*lk*n {untuk *pis*ri* l*karnng at*u palin; *kilir}:
Feft *fi t* k*pnraha*ip*itrt*tikJr**ti*i
Ciri melankolik DSM-IV dapat diterapkan unhrk
d*ngpe* *iri kat*t**ilc episode depresif berat pada gangguan depresif
d**g*x *lls*t p****pers*lina* berat, gangguan bipolar I, atau gangguan bipolar
Ss$uitu*: II (Tabel 1s.1-16).
Fr:**ntu p*rj*i*nan l*ngitxdinaf {e{*nga* *n* t*npc Dengan ciri atipikal. Diperkenalkannya tipe
p*mxl!hxn inten*pixrytre] depresi dengan ciri atipikal yang didefinisikan
dengxn peltx musirn;u'l {l:,*rla[u hany* uni'lk p*ix *pi**d*
secara resmi adalah sebagai respons terhadap pene-
d*presif bor*t]
cf *** gan perp*g*irarx sspet
litian dan data klinis yang menyatakan bahwa
pasien dengan ciri atipikal memiliki karakteristik
yang spesifik, dan dapat diramalkan. Ciri atipikal
T*i:rl dari *$1i"4-iV, )iagnosli* ar'd $t*iisll**l Mrlual *l lil*nt*l ilr$*rt]rr$.
*d. 4. llck cipla A**ri':an Psy*hiatric A.*s**ia1l*n. '#aEhir-:ci*n, lli4. klasik adzlahmakan berlebihan dan tidur berlebihan.
iliun*k*n d*rgar i;in. Gej ala tersebut kadang-kadang dinamakan sebagai
810 Srnopsls Psikiatri . Jilid 1

if;;]*! ';*.1*i* !***! {q 1*!&

Hrit*ri* *!*gn**tlk *n{r*k #**gg*** *ip*far i, Hpi**** Krit*r!* *i*gr:a:stik xsrt*k F*srcsrtu #iri fuB*i**k*tik
F*iing &khir Tid*k *i{**{*ks*

"*. {tii*tig, it**L;ti! r:nh;k dui.;,. t.-;riri: :!":1:rri :t:,1,i.1. -*li*! d*ngxx cir! ffisielreic*i!k {dapal bergurak*n ililluk *pi**d*
lltlil] nt*intltiti u** *: , .';t.:r ' .i.i 1,. il-:.;r {. "rra* lirpr**ii *er*l y;ng l*rj*ci del*nr gangglen *epr**ii b*r*l.
erilSgufiir blptlar I at*u gsn*$ufin hip*lar ll h*ny* ii[a ini
S. $*i:*l*nnye irlai: t*r**p*l rer.*ranilrya ruiu rpir#* u*nilr n*rup*k*r tip* *pi**d* n*nik y*ng p*ling *hhirl
.ii.::: ;' :], :,r ' ' r' "'l $nhh **tu h*riku{ ini. t*1*di *cl*mn p*ri*rl* y*ng p*ling
".:ri:, ,/r',i 0,-"; iiliia par*h **ri cpi*ed* sek*rnr:g
C. fi*jai* nr:** n*ny*lr*bL,;l ;;l,iiri
***urn l:inis frleil lJfillg!il;ln **1*n l*ngsi Fn*;ai. p*k*ri.rii:,. {11 hil*rgny* k***nargan Cal*n s**i.;a, alcu hampir
*l;* f*ng*i l*i*. semu*. nhiivltn*

*. t;i*ial* ilr** d*isn k*l*{a A d*n * tirl*ir irb;f: i:*ik i:l hilnrgnyn r*akiivit*n t*rhadap stinruii -vilng bi*sany*
m*ny*n*ngk*n {tid*k n:*rer*a j*uh l*bih haik,
dil*r**gktn *i*n S#nSililfiil skr;*;{*ktif *w ti*,lk h*frunpnn;
wnlnupu* s*m*nt*rr. 1ik* t*r1*di s***aiu yang b;liki
ilrdi* ln;*r tkl;*fi*nl;, ilrrililiinr rlir*lr*niitr*, fiff rg[iiirr Tig* {at*Lr i**ih} h*rikLrt:
**l*rir*rl. fri*il il*rtgirffn plih*11k y*r1 li**k Ciir*tll*,,

I i.jt:;,.:.'.t .. .* rl,if,tc +.3.,:r' 1:"'!i\:"tll:.:.,i:--,i


ij; ku*lilat n**C l*r**ilr*$l yang j*lxs iytitu, *:*o*
irr**pr*ti riirasck*n tel:ag*i j*l*s b***du dail
iisi*iryi; lllg*r-rrE *.rri *L;*tir rel inls*lny;. l;r*k **ai,a,r, j*ni* p*rascan yarg rii*!*n:i r*lcl*h k*nalisn
*ital**;,;**hnr. *u*tu rc*Cika*i, *l** t*ra*i l*ini *tau s".*tr ss$**rfrril y*rg *irirtai]
i.,. "ij,i, 1..,,.;,. r,,11 ,rr : -,'i;:t,j r fi.,,t.-ir,iij
$**uik*n:
":t-.{,1
{:} **pr*si ***ara t*r*tur m*rrrbr"rruf di pagi hari

f**e*tl.i p*r"j*i**ar: i*ngit*dir:*i {d**6** d*n i*n;:*


pemuiiih** int*r*pix***l i."l i*rlarrqu"l d:ir '; i.:ku'Jir!r11 I I ;t'- rebci;il
,ir*#ii! Pilir,*',*im*rr
'16: "!i*r'i.iuln l,-1.
J.,.rl- i, . .'irr l,l lt.r ... :l r'ii5';':il '"'3roiu 't iU';,t r I i,j 'u i; aS;cr':i;
, .:r r,.::.1 hc. ri! ltf; r*lrrd*si *t*u egitasi ps!k*xtttr yeng j*las
***g*n p*rp*l*rcn **p*{ nn*rsksic elt*u pe*rrL;r** **ral *a*an
-t;nng
h*rry:aknn
'f*l*l i*r
risli l)$1.4-1t, *iag**slir ;id $iaii$iitfti Llarl*l ll lhrlii li$rrirrs tas* b*rs*ial y*r'rg be rl*i;ihan ;atau ti*ah s*sl;li
*,j. 4, il*ir ripl* Ail*rl*lr Fs,,;ihr;lril Als*lt;il*n. ?Jathrrqlr,,, ll:"rr,
l:;iln*kan l*nf*tr jzir.
T*b*l J*ri 1l$l,.4-i\r. Dia*iosiit anc $iali$licai llan*ai *f lrienixl ilillrtl*rs.
ei!. 4. i{ak *1*ia An*ric*n fsyrhi*trin Atscciali*n. gJuthi*qir:r. ,gr4.
ilig;r*Lar f**1lrr i;in

gejala vegetatif terbalik (reversed vegetative symp-


toms), dan pola gejala kadang-kadang dinamakan
sebagai disforia histeroid. Jika pasien gangguan rapan terapi utama dari ciri atipikal adalah bahwa
depresif berat dengan ciri atipikal dibandingkan pasien lebih mungkin berespons terhadap inhibitor
dengan pasien gangguan depresifberat tanpa ciri monoamin oksidase dibandingkan terhadap obat
atipikal, pasien dengan ciri atipikal memiliki on- trisiklik. Tetapi, kepentingan ciri atipikal masih
set usia yang lebih muda, derajat"perlambatan psi- kontroversial, demikian juga respons terapi ter-
komotorik yang lebih parah, dan diagnosis penyefta hadap inhibitor monoamin oksidase. Selain itu,
gangguan panik, penyalahgunaan atatu ketergan- tidak adanya kriteria diagnostik spesifik telah mem-
tungan zat, dan gangguan somatisasi yang lebih batasi kemampuan menilai keabsahannya dan
sering. Tingginya insidensi dan keparahan gejala prevalensinya dan untuk memastikan keberadaan
kecemasan pada pasien dengan ciri atipikal telah faktor biologis atau psikososial lainnya yang
dihubungkan dalam bgberapa penelitian dengan mungkin membedakannya dari pola gejala lain.
kemungkinan mereka diklasifikasikan keliru seba- Ciri atipikal DSM-IV dapat diterapkan pada
gai menderita gangguan kecemasan, bukannya gangguan depresif berat terakhir di dalam gang-
suatu gangguan mood. Pasien dengan ciri atipikal guan depresifberat, gangguan bipolar I, gangguan
juga mungkin memiliki perjalanan penyakit yang bipolar II, atau gangguan distimik (Tabel 15.1-17).
panjang, suatu diagnosis gangguan bipolar I, atau Dengan ciri katatonik. Keputusan untuk me-
suatu pola musiman terhadap gangguannya. Pene- masukkan klasifikasi spesifik untuk ciri katatonik
Bab 15 . Gangguan Mood 811

q*ilei iit,!*lJ tdijEt 1#,i*t#


fo",i*ti- '*:lruir €::***r:lu 'Jln; &:!p'h*! :t,i::il, "ri :i!:1U11 1'#i'5liiU blil'\*i{L'Jllre!

i::sirinlkf; i*t rfi it! fl .1qtl


i:1
p*ffili*i$ liir*h {i*l*tr ?#r'si}in1$} iv*ill. i:*r;*;*il
:1.:{ :1\1.:4'-...,': :r.,. : i" ..'.:.-11.
.lt .:. ,.,
: ;,.1.'j :,',, :.rj..i* i*:r . a',.
b*ililn1*ut; ianr.t {i!rlak 1*r*ll;*t l:*di} *!i$itii*
!#]il*r;n t]**il'i#i'il He* Jr*fi ilifr il ilnrrt,Jfi ir
lffitl*tn y*nil '*rft"iiliu.
$*riml *t** . .:.,..ii :.: .,. ,.:..,.:',, ,.i::,.;;".:.,j::..
[. l{li*** li**[ m*r*r*li ti!'! il*iilnki]tk ithil **r'1iJt:l *'ri 'l

k*lnl*rik rrlifis *fi$*{j* li*nl siuft. il:l::rr;:i;r: ii*lqll 1:1.

flirl dari ll*lvl-if , ftrlr*rl.rr end tririi:tr,;l l.i*ti;:a1 *i 1."4*rt*l l]lsiili:,:i. sering berhubungan dengan gangguan bipolar I.
**. i.. i{rk r:!i} .qilsr:l:;r l:*,;;i::n1:t; ,{srl:,i:i;l:ri, 'rr'illi:lr!;li r: Hubungan tersebut sering kali tidak dibuat di
.-.....--*t-t"
benak dokter, karena adany a perb edaan yang j elas
(Tabel 15.1-18) pada kategori gangguan mood antara gejala stupor katatonia dan gejala klasik
didasarkan pada dua faktor. Pertama, karena satu mania. Hal klinis yang paling penting adalah
maksud dari DSM-IV adalah untuk membantu bahwa gejala katatonia merupakan suatu sindrom
dalam diagnosis banding gangguan mental, dima- perilaku yang dapat ditemukan pada sejumlah
sukkannya gangguan mood tipe katatonik spesifik kondisi medis dan psikiatrik; gejala katatonik
membantu menyeimbangkan adanya skizofrenia tidak berarti duatu diagnosis tunggal.
tipe katatonik. Katatonia merupakan gejala yang Dalam DSM-IV ciri katatonik dapat diterapkan
dapat ditemukan pada sejumlah gangguan mental, pada episode manik terakhir atau episode depresif
yang paling sering adalah pada skizofrenia dan berat pada gangguan depresif berat, gangguan
gangguan mood. Kedua, walaupun masih belum bipolar I, atau gangguan bipolar II.
lengkap diteliti, adanya ciri katatonik pada pasien Tipe non-DSM-IV. Sistem lain juga mengi-
dengan gangguan mood kemungkinan akan dibuk- dentifikasi tipe pasien dengan gangguan mood;
tikan memiliki kepentingan prognostik dan terapi. sistem tersebut biasanya memisahkan pasien dengan
Gejala penting-dari katatonia-stupor, afek prognosis baik atau prognosis buruk atau pasien
tumpul, penarikan diri yang ekstrem, negativisme, yang mungkin berespons dengan satu jenis terapi
dan retardasi psikomotot yang jelas-dapat dite- teftentu atau lainnya. Perbedaan tersebut adalah
mukan pada skizofrenia katatonik dan nonkata- reaktif-endogen dan skema sekunder-primer.
tonik, gangguan depresifberat (sering kali dengan Kesinambungan reaktif-endogen merupakan
ciri psikotik), dan gangguan medis dan neurologis. suatu pembagian yang kontroversial karena berarti
Tetapi, gejala katatonik kemungkinan paling bahwa depresi endogen adalah biologis dan
812 Sinopsis Psikiatri t Jilid 1

depresi reaktif adalah psikologis; pembagian ini T:hsl t4"{-'lt}


didasarkan terutama pada ada atau tidak adanya Krit*ria #i*glr**tik r**tuk F*;:emtil $3*rj*$xn F*nyakit
stres pencetus yang dapat diidentifikasi. Gejala
lain dari depresi endogen adalah variasi diurnal, \cniJtf$n llkt

waham, retardasi psikomotor, terbangun dini hari, Scngan p*rp*taran **pnt {r1*pai digu*nkan untuk g*nggUan
dan perasaan bersalah; jadi depresi endogen bip*l*r I al*u $fi't$#ui:ut bipr:l*r ll]
adalah serupa dengan diagnosis DSM-IV gang- $ck*rangny* *npal *pi**r:e Cftn*Silan ncld dal*nr 1l bui;n
guan depresifberat dengan ciri psikotik atau ciri terukhil ynng nem*nuhi kril*ri* *nluk *pis*rl* ei*presif
**r;tt. nxnlk. rsmpilrffn, at*u hipr:rn*niNi.
melankolik atau keduanya. Gejala depresi reaktif
C;lalc*: *pi*rr!* dib*t**i *leh rernisl p;nia! *l*u p*nuh
adalah insomnia awal, kecemasan, labilitas emosi-
sela$a sckilr*ngny* ? bu1** aial *uatu prruh*har d*ri
onal, dan keluhan somatik yang banyak. *pis*ri* *er;*n pai*ilin* ya*g berl;iwan {nisrl*ya, ril $!cj*
Depresi primer adalah apa yang dinamakan drpr*sil b*ru1 m*nj;d! upi**C* n:rnik}.
oleh DSM-IV sebagai gangguan mood kecuali ,Sr:l*i,t*n 3ikr
untuk diagnosis gangguan mood karena kondisi dc*g*n px{* mu*in:a* {dnp*t *igunake n Linluk p*ln *pisuie
d*pr**if *er*l C*l*r* li:rqguiln bipni*r l, lenilil*mn bip*iar
medis umum dan gangguan mood akibat zal,yang ir,
*ta* gmggu*n deprasil h*ral. r*kur*r)
dianggap sebagai depresi sekunder. Depresi ganda
A. T*rC*pat huhL:ngan te nrp*r*l j,-fiilil t*riikt!-ir aniara $ns*t
(double depression) adalah suatu keadaan di mana
*pi**d* **pr**if b*ret d*lnn SilngSu*n biprlar i ri*l
gangguan depresif berat adalah ditumpangi oleh ilanfiilunil *iprlar ll *t;u gar:ggu*n depr**il *srat, r*kilnn.
gangguan distimik. Suatu ekuivalen depresi (de- **n wrktr.r {***ntu d*ixn reta*ui: inlsxlnye, {inbui*ya
pression equivalent) adalah suatu gejala ata:u rpi:ir** C*preuif b*r*i rec*ra t*ralur d*l*xr musim gLig"r; ar.rrl
m*sir:: riiliglnl.
sindrom yang mungkin merupakan forme fruste
tatctan; J*ng*r m*sukknn k*sus di nran; tcrnCp*i *lek yang
dari suatu episode depresi. Sebagai contoh, suatu
lcles **i *tr*s*r ptik*s*ri*l yang b*rhubirng*n dengan
trias membolos, penyalahgunaan alkohol, dan rusin {mi**hyc. $*ri}r* tsr*t*r tid*k bek*da seti*p r:.:us,n
promiskuitas seksual pada seorang remaja yang *irgin)
sebelumnya berkelakuan baik mungkin merupa- 8. R*nrisi l*nuh {*tau p*rub*h*n deri C*pr*si in*r.:j*di rn;n.t
kan suatu ekuivalen depresi. atau hiprrn*nia] j*g* ierj*di parla w*ktLr yang k*rnktcris..ll
dal*r: t*tL; 1*h*n {ni:nlnya, i1*presi ru*nghilang dalani r,usirn
s*ni)"
Penentu Perjalanan Penyakit C. llal*m ? tehur l*rakhir, dr:* cpi**d* d*pr*sif b*rul l*la" trlarli
yang n*n,,;niukk** h*hurgrn rrusisien t*mp*rcl y**g
DSM-IV memiliki kriteria untuk tiga penentu diedinisik*n *al*m krilrri* A da* B, *an tidek *da epi*c**
perjalanan penyakit yang terpisah untuk gangguan *epr*rii h*rat buknr *unirr*n y;ng t*l*h l*rjedi **iam*
p*ri*d* yanp ran:a.
mood (Tabel 15.1-19). Satu dari penentu per-
jalanan penyakit, dengan perputaran cepat (with *. ilpis*** d*presii b*rct nt*inan iscp*fi ya'rg *ijel*sk*n di
*ln*l s*rar* j*ial nel*bihi jumlah cpis*d* d*pr*sif harai
rapid cycling), terbatas pada gangguan bipolar I hrkan rnLrsir*n yang m*nghin t*rjadi sclcmn k*hidr.ril*n
dan gangguan bipolar IL Penentu perjalanan :^.;:. :,;,.

penyakit lain, dengan pola musiman (with sea- $*t:*llt*n jiker:

sonal pattern), dapat diterapkan untuk gangguan ei**gan *nset p*s*;np*r*;*lin:nil idapfi1 digun*k*n Lrnllh eprs+de
bipolar I, gangguan bipolar II, dan gangguan **presif h*rul, rnanik, *1*u cailil*ran s*karang tt*u p;:li*g
*i.hir ri*l*m il*nll*lan d*pr*tif i:*r;rt, lansgriln hip*hlr l,
depresif berat, rekuren. Penentu perjalanan penya-
m{*r $*n$ilu*n bip*l*r ll: alau *nluk g*ngguen psiNr*tik
kit yang ketiga, dengan onset pascapersalinan -!^^t^1\
(with postpartum onset),_ dapat diterapkan untuk *nsci *piscri* C*l*m 4 ninggu pa**ap*rsalina*
depresi berat atau episdde manik dalam gangguan
bip,olar I, gangguan bipolar II, gangguan depresif Tab*i dari 15i\,1-i11. [;a$n*$iie and Sl*iisticat l4*nr:al +l lr,lent*l li;r ire s,
eC. ,X. iiah cirrla An*r"icen Pslr*i*trir &*seeiali*n. liVashi**t*rr. ig!,i.
berat, dan gangguan psikotik singkat.
*rSlnff ksir dilngu* iein.
Perputaran cepat (rapid cycling). Pasien gang-
guan bipolar I perputaran cepat kemungkinan ada- dan hipomanik. Tidak ada data yang menyatakan
lah wanita dan pemah memiliki episode depresif bahwa perputaran cepat memiliki pola penurunan
Bab 15 . Gangguan Mood 813

keluarga, jadi menyatakan bahwa suatu faktor lam DSM-IV adalah untuk memungkinkan klinisi
eksternal (sebagai contoh, stres atau terapi obat) dan peneliti menggunakan kriteria untuk mengi-
terlibat di dalam patogenesis perputaran cepat. dentifikasi secara prospektif tiap kepentingan te-
Kriteria DSM-IV menyebutkan bahwa pasien rapi dan prognostik di dalam berbagai perjalanan
harus memiliki sekurangnya empat episode di longitudinal. walaupun penelitian pendahuluan
dalam periode 12 jam(Tabel 1 5. 1-19). tentang penentu perjalanan longitudinal DSM-IV
Pola musiman (s eas onal p attern). P asien dengan menyatakan bahwa klinisi dapat menilai perjalan-
pola musiman dalam gangguan moodnya cen- an longitudinal, penelitian yang lebih banyak dan
derung mengalami episode depresif selama waktu lebih besar diperlukan untuk mengembangkan
tertentu dalam setahun, paling sering selama musim suatu pengertian yang kuat tentang penilaian dan
dingin. Pola dikenal sebagai gangguan afektif implikasi variasi di dalam perjalanan longitudinal.
musiman (SAD; seasonal affective disease), walau- Ciri siklotimik dan distimik di dalam penenfu per-
pun istilah tersebut tidak digunakan di dalam jalanat longitudinal dijelaskan di Bagian 15.2).
DSM-IV (Tabel 15.1-19). Dua jenis bukti-bukti
menyatakan bahwa pola musiman mungkin men-
cerminkan suatu kesatuan diagnosis yang terpisah. GAMBARAN KLINIS
Pertama, pasien kemungkinan berespons terhadap
pengobatan dengan terapi cahaya (light therapy), Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan
walaupun penelitian yang adekuat untuk menilai mood, satu untuk depresi dan satu untuk mania.
terapi cahaya masih belum dilakukan. Kedua, Episode depresif dapat terjadi pada gangguan
sekurangnya satu penelitian PET telah menemu- depresif berat dan gangguan bipolar I. Walaupun
kan bahwa pasien memiliki aktivitas metabolik banyak penelitian telah berusaha untuk mene-
yang menurun di korteks frontalis orbital dan di mukan perbedaan yang dapat dipercaya antara
lobulus parietalis inferior kiri. Walaupun peneli- episode depresif gangguan bipolar I dan episode
tian tersebut belum direplikasi, penelitian lebih gangguan depresif berat, perbedaan tersebut sulit
lanjut kemungkinan akan berusaha unfuk mem- ditemukan. Di dalam situasi klinis, hanya iwayat
bedakan orang yang mengalami depresi dengan penyakit pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan
pola musiman dari orang yang mengalami depresi penyakit di masa mendatang dapat membantu
lainnya. membedakan kedua kondisi tersebut. Beberapa
Onset pascapersalinan. DSM-IV memung- pasien dengan gangguan bipolar I memiliki
kinkan untuk menentukan gangguan mood pasca- keadaan campuran dengan ciri mania dan depre-
persalinan jika onset gejala adalah dalam empat sif. Juga, beberapa pasien dengan gangguan bipo-
minggu pascapersalinan (Tabel 15.1-19). Gang- 1ar I tampaknya mengalami episode singkat-
guan mental pascapersalinan biasanya adalah selama beberapa menit sampai beberapa ja--
gangguan psikotik. Gangguan psikotik pascaper- depresi selama episode manik.
salinan dibicarakan di Bagian 14.1.
Penentu perj alanan penyakit longitudinal (/on- Episode Depresif
gitudinal course specifiers). Di luar spesifikasi
episode tunggal dan rekuren, remisi parsial dan Suatu mood depresi dan hilangnya minat atau
penuh, dan waktu onset,.DSM-III-R pada dasarnya kesenangan merupakan gejala utama dari depresi.
tidak mengenali implikasi deskripsi dan prognosis Pasien mungkin mengatakan bahwa mereka me-
perj alanan longitudinal. Pandangan tersebut telah rasa murung, putus asa, dalam kesedihan, atau
diperbaiki di dalam DSM-IV dengan memasukkan tidak berguna. Bagi pasien mood depresi sering-
deskripsi spesifik tentang perj alanan longitudinal kali memiliki kualitas yang terpisah yang mem-
untuk gangguan depresifberat (Tabel 15.1-10) dan bedakannya dari emosi normal kesedihan atau duka-
gangguan bipolar I (Tabel 15.l-21). Tujuan dima- cita. Pasien sering kali menggambarkan gejala
sukkannya penentu perjalanan longitudinal di da- depresi sebagai suatu rasa nyeri emosional yang
814 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1

babkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas,


F**g*but F*r'j*!**** t**git*di**t un**k
sekolah dan pekerjaan, dan penurunan motivasi
ffi**ggr.r*m **g:r**if ffi*r*t
untuk mengambil proyek baru. Kira-kira 80 persen
r.-:_ir,iLr . fXo**"*
{;r"u{,ir rs*m,ri"nr* :' t-p,i.4r
!*r!,ii!!r, ;ullqf 4}ij
:*ie.-*;**..i^ :.. pasien mengeluh sulit tidur, khususnya terbangun
itffi*pni l**riti p*l*h ffniir : i:,, cl ;'i,1{. t,.,1 r.r
i;r,,r,i1 pada dini hari (yaitu, insomnia terminal) dan
. rrrr r:.i: .r ri. r :,
sering terbangun pada malam hari, selama mana
u.^,.*
t,jlili;i *^^,-,,,t ,- !^^-t,*",
p*1t:#li!!;li! t*riHtllii rd+**a-:-**-
ii;lfrljffigi"itl;.. :, I, .: I'rr. ..jf.
rr
..' ..:;!j.'i mereka mungkin merenungkan masalahnya.
r".ii':i ;J'i: dnil'-.:,.,1 "1 5,,:.'.1 _it-r:i q,;.ri 1,1 Banyak pasien mengalami penurunan nafsu
p*ling *knlr makan dan penurunan berat badan. Tetapi bebe-
:::: . -.,.,,... | .^....-
rapa pasien mengalami peningkatan nafsu makan,
t*np* gnrgg*lir: penambahan berat badan, dan tidur yang bertam-
" l
'a.:. .i .ti:;
bah. Pasien tersebut diklasifikasikan di dalam
**runl**rg tirdil DSM-IV sebagai memiliki ciri atipikal dan juga
**rtar irrftirfrir dikenal sebagai memiliki disforia histeroid. Pada
kenyataannya, kecemasan merupakan gejala yang
-,-,-,,11*Lur*n, d*rg*n sering pada depresi, yang mengenai sebanyak 90
i L! ;\ ,,rl,, ' i.:-rr1,:,,
\ ,:Ll . ;:
persen pasien depresi. Berbagai perubahan di
'::1, : -:'-""v"
:,,;.l:ir. !;;, l;
il*ilil!1"nil di$1iilit dalam asupan makanan dan istirahat dapat mem-
_ _*_*11*{tr*n, l*np* perberat penyakit medis yang menyertai, seperti
pfriltlllrfft l**;k*p diabetes, hipertensi, penyakit paru-paru obstruktif
irl*rrpis*d*. tx*p*
r!na1a,irA riri!r:,;
kronis, dan penyakit jantung. Gejala vegetatif
lainnya adalah menstruasi yang tidak normal dan
. ",__lt*tur*n, d*n;*r
F*fi illihfi ii ilt*i*F;$f {:ii penurunan minat dan kinerja di dalam aktivitas
l*ryk*p, *f;illljllilfiilil seksual. Masalah seksual dapat menyebabkan
lindih C*rgm **r!g$tis!l
rujukan yang tidak tepat, seperti kepada konseling
-
;iArisr;,
perkawinan dan terapi seks, jika klinisi gagal
.'- f**r*n, t*np*
p*r*u11h** int*rcpisulr mengenali gangguan depresif yang mendasari.
l*il$i*i], h**L;npang Kecemasan (termasuk serangan panik), penya-
lin*ih d*:rg*n ilff ngg*ff !r lahgunaan alkohol, dan keluhan somatik (seperti
konstipasi dan nyeri kepala) sering kali memper-
sulit pengobatan depresi. Kira-kira 50 persen dari
-liil:*i
deri *I1,1-iV, lli*gr*ltrI ar; 1..:.;tt]i;i li,i:i;"1 .r1 ii::.;.i ;t$*rc0f3. semua pasien menggambarkan suatu variasi diur-
,. :el':li. L': 'ri, ,.,.,..,j1': ,i,,.-t: :.,r,) :.:ii.:
,1" ., :{':,.! nal dari gelalanya, dengan suatu peningkatan
lilrl;it*: d*r'1ar: i;iir,
keparahan di pagi hari dan gejala meringan di ma-
menderita sekali. Pasien terdepresi kadang-kadang lam hari. Gejala kognitif adalah laporan subjektif
mengeluh tidak dapat menangis, suatu gejala yang yang berupa ketidakmampuan berkonsentrasi (84
menghilang saat mereka membaik. persen pasien di dalam satu penelitian) dan
Kira-kira duapertiga dari semua pasien terde- gangguan dalam berpikir (67 persen pasien pada
presi merenungkan bunuh diri, dan l0 sampai 15 penelitian lain).
pe$ennya melakukan bundh diri. Tetapi pasien Depresi pada anak-anak dan remaja. Fobia
terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari sekolah dan menggendong pada orangtua yang
depresinya dan tidak mengeluh suatu gangguan berlebihan mungkin merupakan gejala depresi
mood, walaupun mereka menunjukkan penarikan pada anak-anak. Prestasi akademik yang buruk,
diri dari keluarga, teman, dan aktivitas yang penyalahgunaan zat, perilaku antisosial, promis-
sebelumnya menarik diri mereka. kuitas seksual, membolos, dan melarikan diri mung-
Hampir semua pasien terdepresi (97 persen) kin merupakan gejala depresi pada remaja.Bab 46
mengeluh adanya penurunan energi yang menye- membicarakan masalah ini dengan lebih luas.
Bab 15 . Gangguan Mood 815

Tabcl t S"'3*31 dan jarang diobati, sebagian terutama oleh dokter


fi *sr*g':tu F*rietlann* l-*ngitn*iawl *retuk umum. Jarang dikenalinya depresi pada lanjut
#*::ggumn $3ip*ier i usia mungkin karena pengamatan bahwa depresi
adalah lebih sering tampak dengan gejala somatik
$*butk*n: ffi**gan p*muiiha* ie*gkxp i:lter*rpi**d*, jihn pada lanjut usia daripada kelompok usia yang
tr*l*lp*i r*misi p*n*h antnra du* epir*** m*r!k ni*u
lebih muda. Juga, lebih dari suatu elemen ketuaan
d*pr**if i:*rat ynng Paling *khir
Te*g:a p*muiih** !engkap inter*pis*d*, iika tidnk terclpai mungkin ditemukan pada dokter, yang mungkin
r*misi p*nuh nnlar* rl*n e pi***e n*nik *la* **pt**il b*rut secara tidak disadari menerima lebih banyak
y*ng paling *khit gejala depresif pada pasien lanjut usia diban-
lnis*d* tunru*1. dingkan pada pasien yang lebih muda.
:arrpt flinlQLatl i *-
r kl:: -ni* i -
__ .f;pic*de tunEg*1, Episode Manik
b*rtumpang tinctih
d**gan 6;ngguan Suatu mood yang meningkat, meluap-luap, atau
sikl*11ni! lekas marah merupakan tanda dari episode manik.
_ ,_Rrkurrn, de*g*n
p*mulihen le*gkilp
Mood yang meningkat berupa euforik dan sering
inl*rcpix*de, t*np* kali infeksius, kadang-kadang menyebabkan
ganiltu€rfr *ikl*timik penyangkalan transferensi-balik dari penyakit oleh
*-__R*kutcn, l*npa klinisi yang tidak berpengalaman. Walaupun orang
p*muiih*n 1*ngkap
yang tidak terlibat mungkin tidak mengetahui sifat
intrre pis*dc" t**p;'t
mood pasien yang tidak biasanya, mereka yang
S*n!]ilil*n sikl*timik
*,_-E*kur*n, dcngxn mengetahui pasien mengenalinya sebagai abnor-
p*muiihan int*tepis*el* mal. Selain itu, mood mungkin mudah tersing-
i*ngknp, b*rlunpeng gung, khususnyajika rencana pasien yang sangat
iindih d*ng** ilfingg*sn
sikl*tinik
ambisius terancam. Sering kali, seorang pasien
.__11*kur*n, t*np* menunjukkan suatu perubahan mood yang utama
p*mulihcn int*repis**e dari euforia awal pada perjalanan penyakit men-
l*ngh*p, be**mp*ng jadi lekas marah di kemudian waktu.
ti*iiih d*ngan g*n$Cilff n
Pengobatan pasien manik pada bangsal rawat
sikl*lititik
inap dapat dipersulit oleh pelanggaran mereka ter-
lf Ment*l l}ic*rs*!'s.
Tab*l tl*ri l}$M-lV, Ii*gnosti* and $tatistieal Man';a{
hadap batas-batas aturan bangsal, suatu kecen-
*d 4. l4ak cipla Ar:*ri*an Fsychi;lt** Ass**i*iian, S"lalhirgicn. l$94 derungan memindahkan tanggung jawab atas tin-
Eigr**k*n dengar izin. dakan mereka pada orang lain, eksploitasi kele-
mahan orang lain, dan kecendenrngan memecah
Depresi pada lanjut usia. Depresi adalah belah staf. Di luar rumah sakit, pasien manik
lebih sering pada lanjut usia dibandingkan pada sering kali meminum alkohol secara berlebihan,
populasi umum. Berbagai penelitian telah mela- kemungkinan dalam usaha unhrk mengobati
porkan angka prevalensi terentang dart25 sampai dirinya sendiri. Sifat mereka yang terdisinhibisi
hampir 50 persen, walaupun berapa persentasi adalah dicerminkan di dalam pemakaian telepon
kasus tersebut adalah gangguan depresif berat yang berlebihan, khususnya melakukan hubungan
adalah tidak dikeJahui. Sejumlah penelitian telah jarak jauh selama dini hari. Berjudi patologis, suatu
melaporkan data yangmenyatakan bahwa depresi kecenderungan untuk menanggalkan pakaian di
pada lanjut usia mungkin berhubungan dengan tempat-temp at runai, berpakaian dan mengenakan
status sosioekonomi rendah, kematian pasangan, perhiasan dengan warna-wama yang terang dan
penyakit fisik yang menyertai, dan isolasi sosial. dengan kombinasi yang tidak sesuai, dan tidak
Beberapa penelitian telah menyarakan bahwa memperhatikan perincian-perincian yang kecil
depresi pada lanjut usia adalahjarang didiagnosis (seperti lupa meletakkan gagang telepon pada
816 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1

tempatnya) juga merupakan gejala gangguan. laki-laki yang memiliki suatu gangguan mood
Sifat impulsif dari banyak tindakan pasien disertai maupun ketergantungan alkohol menyatakan
dengan suatu pendirian keyakinan dan tujuan. bahwa merekakemungkinan menderita akibat dua
Pasien sering kali terokupasi oleh gagasan agam4 proses penyakit yang secara genetik terpisah.
politik, finansial, seksual, atau penyiksaan yang Gangguan berhubungan dengan zat lainnya.
dapat berkembang menjadi sistem waham yang Gangguan berhubungan dengan zat selain keter-
kompleks. Kadang-kadang, pasien manik menjadi gantungan alkohol jrrga sering berhubungan
teregresi dan bermain dengan urine dan fesesnya. dengan gangguan mood. Pada tiap pasien indivi-
Mania pada remaja. Mania pada remaja dual penyalahgunaan zat mungkin terlibat di dalam
sering kali salah didiagnosis sebagai gangguan kepri- pencetusan episode penyakit, atau, sebaliknya,
badian antisosial atau skizofrenia. Gejala mania penyalahgunaan zat mungkin merupakan usaha
pada remaja mungkin berupa psikosis, penyalah- pasien untuk mengobati sendiri penyakitnya. Wa-
gunaan alkohol atau zat lain, usaha bunuh diri, laupun pasien manik jarang menggunakan sedatif
masalah akademik, pemikiran filosofis, gejala gang- untuk meredam euforianya, pasien depresi sering
guan ob sesif-kompulsif, keluhan somatik multipel, kali menggunakan stimulan, seperti kokain dan
mudah tersinggung yang nyata yang menyebab- amfetamin, untuk menghilangkan depresinya.
kan perkelahian, dan perilaku antisosial lainnya. Kondisi medis. Depresi sering kali menyertai
Walaupun banyak gejala tersebut ditemukan pada kondisi medis, khususnya pada lanjut usia. Jika
remaja yang nonnal, gejala yang parah atau mene- depresi dan kondisi medis terjadi bersama-sama,
tap harus menyebabkan klinisi mempertimbang- klinisi harus mencoba untuk menentukan apakah
kan gangguan bipolar I di dalam diagnosis banding. kondisi medis dasar adalah berhubungan secara
patologis dengan"depresi atau apakah tiap obat
Gangguan Penyerta yang digunakan pasien untuk mengobati kondisi
medis adalah yang menyebabkan depresi. Banyak
Kecemasan. Pada gangguan kecemasan, DSM- penelitian menyatakan bahwa pengobatan gang-
IV menyatakan adanya gangguan ansietas- guan depresif berat penyerta dapat memperbaiki
depresif campuran (mixed arxiety-depressive disor- perjalanan gangguan medis dasar, termasuk kan-
der). Gejala yang penting dari kecemasan dapat ker.
dan sering kali timbul bersama-sama dengan
gejala yang penting dari depresi. Apakah pasien
yang menunjukkan gejala penting dari kecemasan PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
dan depresi diakibatkan oleh dua proses penyakit
yang terpisah atau oleh suatu proses penyakit tung-
Episode Depresif
gal yang menghasilkan kedua kelompok gejala
adalah belum terpec ahkan. Pasien dari kedua j eni s Deskripsi umum. Retardasi psikomotor menye-
tersebut mungkin merupakan suatu kelompok pasien luruh merupakan gejala yang paling umum,
dengan gangguan ansietas-depresi campuran. walaupun agitasi psikomotor juga sering dite-
Ketergantungan alkohol. Ketergantungan alko- mukan, khususnya pada pasien lanjut usia. Meng-
hol sering kali menyertai gangguan mood. Baik genggamkan tangan dan menarik-narik rambut
pasien gangguan depresifberat dan pasien gang- merupakan gejala agitasi yang paling umum. Secara
guan bipolar I kemungkinarr memenuhi kriteria klasik, seorang pasien depresi memiliki postur
diagnostik untuk gangguan penggunaan alkohol. yang membungkuk, tidak terdapat pergerakan
DatB yang tersedia menyatakan bahwa ketergan- spontan, dan pandanganmata yang pufus asa dan
tungan alkohol pada wanita adalah lebih kuat ber- memalingkan pandangan (Gambar l5.l-2 dan
hubungan dengan diagnosis penyerta depresi di- 1 5. l-3). Pada pemeriksaan fisik, pasien terdepresi

bandingkan ketergantungan alkohol pada laki-laki. menunjukkan gejala retardasi psikomotor yang
Sebaliknya, data genetika dan keluarga tentang jelas yang mungkin tampak serupa dengan pasien
Bab 15 . Gangguan Mood 817

Gambar 15.1-2. Seorang wanita berusia 38 tahun selama mengarah ke bawah, postur yang membungkuk, pakaiannya
keadaan depresi teretardasi yang dalam (A) dan dua bulan yang membungkus rapat, dan riasan rambutnya selama episode
kemudian setelah pemulihan (B). Sudut mulutnya yang depresif adalah jelas. (Atas bantuan Heinz E Lehmann, M.D,)

skizofrenia katatonik. Kenyataan tersebut dikenali Gangguan persepsi. Pasien terdepresi dengan
di dalam DSM-IV dengan dimasukkannya gejala waham atau halusinasi dikatakan menderita epi-
pemberi sifal (qualiJier) "dengan ciri katatonik" sode depresif berat dengan ciri psikotik. Beberapa
untuk beberapa gangguan mood. klinisi juga menggunakan istilah "depresi psiko-
Mood, afek, dan perasaan. Depresi merupa- tik" untuk pasien terdepresi yang jelas teregresi
kan gejala penentu, walaupun kira-kira setengah tidak mandi, berpakaian kotor-bah-
-membisu,
kan tanpa adxrya waham atau halusinasi. Pasien
pasien menyangkal perasaan depresif dan tidak
tampak terdepresi secara khusus. Pasien tersebut tersebut kemungkinan lebih baik digambarkan
sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atat sebagai memiliki ciri katatonik.
teman kerjanya karena penarikan sosial dan Waham dan halusinasi yang sesuai dengan mood
penurunan aktivitas secara menyeluruh. terdepresi dikatakan sesuai mood (mood-cong-
Bicara. Banyak pasien terdepresi menunjuk- ruent). Waham sesuai mood pada seorang pasien
kan suatu kecepatan.dan volume bicara yang me- terdepresi adalah waham bersalah, memalukan,
nurun, berespons terhadap pertanyaan dengan tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan
kata tunggal dan menunjukkan respons yang penyakit somatik terminal (sebagai contoh,
melambat terhadap peftanyaan. Secara sederhana kanker dan otak "yung membusuk"). Isi waham
pemeriksa mungkin harus menunggu dua atau tiga atau halusinasi tidak sesuai mood (mood-incon'
menit unfuk mendapatkan suatu respons terhadap gruent) adalah tidak sesuai dengan mood terde-
suatu pertanyaan. presi. Waham tidak sesuai mood pada seorang
818 Srnopsls Psikiatri c Jilid 1

Gambar 15.1-3. Seorang ahli neuropsikiatrik dari Swiss, berat, Lipatan Veraguth mungkin juga ditemukan pada orang
Otto Veraguth menjelaskan adanya lipatan berbentuk yang tidak mengalami depresi secara klinis, biasanya saat
segitiga yang aneh di sudut hidung kelopak mata atas. mereka mengalami afek depresif ringan. Perubahan jelas
Lipatan sering berhubungan dengan depresi dan dinamakan dalam tonus otot corrugator dan zigomatic facial menyertai
lipatan Veraguth, Foto mengilustrasikan ciri fisiognomik ini depresi, seperti ditunjukkan pada elektromiogram. (Atas
pada lakiJaki berusia 50 tahun selama episode depresif bantuan Heinz E. Lehmann, M.D.)

pasien terdepresi adalah tema kebesaran berupa cukup energi atau minat untuk menjawab per-
tenaga, pengetahuan, dan harga diri yang melam- tanyaan tentang hal tersebut selama suatu wawan-
bung-sebagai contoh, keyakinan bahwa sese- cara.
orang dikejar-kejar karena ia adalah Mesias. DAYA INGAT. Kira-kira 50 sampai 70 persen
Halusinasi juga terjadi pada episode depresif berat dari semua pasien terdepresi memiliki suatu gang-
dengan ciri psikotik tetapi relatif jarang. guan kognitif yang sering kali dinamakan pseudo-
Pikiran. Pasien terdepresi biasanya memiliki demensia depresif. Pasien tersebut sering kali
pandangan negatiftentang dunia dan dirinya sen- mengeluh gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
diri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan Pengendalian impuls. Kira-kira 10 sampai l5
perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh persen dari semua pasien terdepresi melakukan
diri, dan kematian. Kira-kira l0 persen dari semua bunuh diri, dan kira-kira dua pertiga memiliki
pasien depresi memiliki gejala jelas gangguan gagasan bunuh diri. Pasien terdepresi dengan ciri
berpikir, biasanya penghambatan pikiran (thought psikotik kadang-kadang berpikiran membunuh
blocking) dan kemiskinan isi pikiran yang me- orang lain yang terlibat di dalam sistem waham-
landa. nya. Tetapi, pasien terdepresi yang paling parah
sering kali tidak memiliki motivasi atau energi
Sensorium dan kognisi untuk bertindak di dalam aarayang impulsif atau
menyerang. Pasien dengan gangguan depresif be-
oRIENTASI. Pasien yang paling terdepresi ber- radapada risiko yang meninggi untuk melakukan
orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu, wa- bunuh diri saat mereka mulai membaik dan men-
laupun beberapa pasien mungkin tidak memiliki dapatkan kembali energi yang diperlukan untuk
Bab 15 . Gangguan Mood 819

merencanakan dan melakukan suatu bunuh diri HAMILTON. Hamilton Rating Scale for Depres-
(bunuh diri paradoksikal; paradoxical suicide). sion (HAM-D) adalah skala depresif yang digu-
Biasanya tidak bijaksana secara klinis untuk mem- nakan secara luas yang memiliki sampai 24
berikan sejumlah besar peresepan antidepresan nomor, masing-masingnya memiliki nilai 0 sam-
pada pasien terdepresi, khususnya obat trisiklik, pai 4 atau 0 sampai 2, dengan skor total adalah 0
pada saat dipulangkan dari rumah sakit. sampai 76. Penilaian diturunkan dari suatu wa-
Pertimbangan dan tillkan. Pertimbangan pa- wancara klinis dengan pasien. Klinisi menilai
sien paling baik dinilai dengan meninjau kembali jawaban pasien terhadap pertanyaan tentang pe-
tindakan mereka belum lama berselang dan peri- rasaan bersalah, bunuh diri, kebiasaan tidur, dan
laku mereka selama wawancara. Tilikan pasien gejala depresi lainnya.
terdepresi terhadap gangguannya sering kali ber-
lebihan; mereka terlalu menekankan gejalanya,
gangguannya, dan masalah hidupnya. Adalah
sukar untuk meyakinkan pasien tersebut bahwa Episode Manik.
perbaikan adalah dimungkinkan.
Reliabilitas. Semua informasi yang didapatkan Deskripsi umum. Pasien manik sangat ber-
dari pasien terdepresi terlalu menonjolkan hal yang gairah, banyak brcara, kadang-kadang menggeli-
buruk dan menekan yang baik. Kekeliruan klinis kan, dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka
yang sering adalah mempercayai tanpa ditawar- jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan
tawar lagi seorang pasien terdepresi yang menya- pengikatan fisik dan penyuntikan intramuskular
takan bahwa percobaan medikasi antidepresan obat sedatif.
yang sebelumnya tidak berhasil. Pernyataan ter- Mood, afek, dan perasaan. Pasien manik bia-
sebut mungkin palsu, dan memedukan konfitmasi sanya euforik tetapi juga dapat lekas marah,
dari sumber lain. Dokter psikiatrik tidak boleh khususnya jika mania telah ditemukan selama
memandang kekeliruan informasi pasien sebagai beberapa saat. Mereka juga memiliki toleransi
disengaja, karena pemberian informasi yang frustrasi yang rendah, yang dapat menyebabkan
memberikan harapan tidak dimungkinkan bagi perasaan kemarahan dan permusuhan. Pasien
seseorang yang berada di dalam keadaan pikiran manik mungkin secara emosional adalah labil,
terdepresi. beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi
Skala penilaian objektif untuk depresi. Ska- depresi di dalam beberapa menit atau jam.
la penilaian objektifuntuk depresi dapat berguna Bicara. Pasien manik tidak dapat disela saat
dalam praktik klinis untuk mendapatkan doku- mereka berbicara, dan mereka sering kali rewel
mentasi keadaan klinis pasien terdepresi. dan pengganggu bagi orang-orang di sekitarnya.
ztrNc. Zung Self-Rating Depression Scale ada- Pembicaraan sering kali terganggu. Saat mania
lah skala pelaporan yang terdiri dari 20 nomor. menjadi lebih kuat, pembicaraan menjadi lebih
Skor normal adalah 34 atat kurang; skor terdepresi lantang, lebih cepat, dan sulit untuk dimengerti.
adalah 50 atau lebih. Skala memberikan petunjuk Saat keadaan teraktivasi meningkat, pembicaraan
global tentang kekuatan (intensitas) gejala depresif menjadi penuh gurauan, kelucuan, sajak, permainan
pasien, termasuk ekspresi afektif dari depresi. kata-kata, dan hal-hal yang tidak relevan. Saat
RASKTN. Raskin Depression Scale adalah skala tingkat aktivitas lebih meningkat lagi, asosiasi
yang dinilai oleh dokter yang mengukur keparahan menjadi longgar. Kemampuan untuk berkonsen-
depresi pasien, seperti yang dilaporkan oleh trasi menghilang, menyebabkan gagasan yang
" pasien dan seperti yang diamati oleh dokter, pada meloncat-loncat (flight of ideas), kata yang
skala lima angka daritiga dimensi: laporan verbal, campur adlk(word saladl, dan neologisme. Pada
pengungkapan perilaku, dan gejala sekunder. kegembiraan manik akut, pembicataafi mungkin
Skala ini memiliki rentang 3 sampai 13: normal sama sekali inkoheren dan tidak dapat dibedakan
adalah 3, dan terdepresi adalah 7 atau lebih. dari pembicaraan orang skizofrenik.
820 Srnopsls Psikiatri . Jilid 1

Gangguan persepsi. Waham ditemukan pada


75 persen dari semua pasien manik. Waham manik
DIAGNOSIS BANDING
sesuai mood sering kali melibatkan kesehatan,
kemampuan, atart kekuatan yang luar biasa.
Gangguan Depresif Berat
Waham dan halusinasi yang aneh dan tidak sesuai
mood juga ditemukan pada mania. Gangguan medis. Jika suatu kondisi medis
Pikiran. Isi pikiran pasien manik termasuk nonpsikiatrik menyebabkan suatu gangguan mood,
tema kepercayaan diri dan kebesaran diri. Pasien diagnosis DSM-IV adalah gangguan mood karena
manik sering kali mudah dialihkan perhatiannya. kondisi medis umum. Jika suatu zat menyebabkan
Fungsi kognitif keadaan manik ditandai oleh aliran gangguan mood, diagnosis DSM-IV adalah gang-
gagasan yang tidak terkendali dan dipercepat. guan mood akibat zat. Kedua kategori diagnostik
Sensorium dan kognisi. Walaupun banyak tersebut dibicarakan di Bagian 15.3.
yang telah ditulis tentang defisit kognitif yang Tidak berhasilnya mendapatkan riwayat klinis
terlihat pada pasien skizofrenik, sangat sedikit yang baik atau untuk mempertimbangkan konteks
yang ditulis tentang defisit serupa pada pasien Situasi hidup pasien terakhir mungkin menyebab-
gangguan bipolar I, yang mungkin memiliki kan kesalahan diagnostik. Remaja yang terdepresi
defisit kognitif minor yang mirip. Defisit kognitif harus diuji untuk mononukleosis. Pasien yang jelas
yang dilaporkan dapat diinterpretasikan sebagai kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan
pencerminan disfungsi kortikal yang difus, walau- harus diuji untuk disfungsi adrenal dan tkoid. Homo-
pun pemeriksaan selanjutnya mungkin mampu seksual, laki-laki biseksual, dan penguna zatharts
untuk melokalisasi bidang yang abnormal. Secara diuji untuk sindrom imunodefisiensi didapat
kasar, orientasi dan daya ingat adalah intak, (AIDS). Pasien lanjut usia harus diuji untuk pneu-
walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat monia virus dan kondisi medis lainnya.
euforik sehingga mereka menjawab secara tidak Banyak gangguan neurologis dan medis dan
tepat. Gejala disebut "mania delirium" (delirious agen farmakologis dapat menghasilkan gejala
mania) oleh Emil Kraepelin. depresi (Tabel 15.1_22). Banyak pasien dengan
Pengendalian impuls. Kira-kira 75 persen dari gangguan depresif pertama kali pergi ke dokter
semua pasien manik adalah senang menyerang umumnya dengan keluhan somatik. Sebagian besar
atau mengancam. Pasien manik memang berusaha penyebab organik gangguan depresif dapat dideteksi
melakukan bunuh diri atau pembunuhan, tetapi dengan riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan
insidensi perilaku tersebut tidak diketahui. Pasien fisik dan neurologis yang lengkap, dan tes darah
yang mengancam terutama orang penting (seperti dan urine rutin. Pemeriksaan harus termasuk tes
Presiden Amerika Serikat) lebih sering menderita untuk fungsi tiroid dan adrenal, karena gangguan
gangguan bipolar I daripada skizofrenia. kedua sistem endokrin tersebut dapat tampak sebagai
Pertimbangan dan tilikan. Gangguan pertim- gangguan depresif. Pada gangguan mood akibat
bangan merupakan tanda dari pasien manik. Me- zat, aturan penting yang beralasan adalah bahwa
reka mungkin melanggar peraturan dengan karlu tiap obat yang digunakan oleh pasien depresi harus
kredit, aktivitas seksual, dan finansial, kadang- diang gap sebagai faktor potensial di dalam
kadang melibatkan keluarganya di dalam keja- gangguan mood. Obat-obat untuk jantung, anti-
tuhan finansial. Pasien manik juga memiliki se- hipertensi, sedatif, hipnotik, antipsikotik, anti-
dikit tilikan terhadap ga\ggtrdnyang dideritanya. epileptik, obat antiparkinson, analgesik, antibak-
Reabilitas. Pasien manik terkenal tidak dapat teri, dan antineoplastik semuanya sering disertai
dipercaya dalam informasinya. Kebohongan dan dengan gejala depresif.
penipuan sering ditemukan pada mania, sering KONDISI NEIIROLOGIS. Masalah neurologis
kali menyebabkan klinisi yang tidak berpeng- yang paling umum yang bermanifestasi sebagai
alaman menghadapi pasien manik dengan kere- gejala depresif adalah penyakit Parkinson, penya-
mehan yang tidak sesuai. kit yang menimbulkan demensia (termasuk
Bab 15 . Gangguan Mood 821

Tabei'!$.1-3t
F*nyebah N**roi*gix, ffi*dix, c*ar,a Fnrrrlak*l*gis dxri Gejala **presif

Ssurologis tr; J,?dn0.:u g,s, ia n;tr';p I


Fenyahit s*rebr*valkuiai' l'lalidiric acici
lJem*nsia {t*masuk d*mensi* lip* Ahl*in*t} i'lilra{*ra*iain
f pil*psi" $1r*piornycin
f3*nyahil fahr" $illlsmeth*xa;*le
l3*nyakil l-.1r:nii*gttn- Tehacyriin*
Hldrlsefalus Ariihip*riensil d*n *l:at jonlung
lnfrksi (t*rnrasrI l-llil dan n*ut*si{ilis}- Aiphamethyldopa
Migrain' 8*lhfa*iciirs
$kl*nxiu mrilip*l- F**gh*nlbat b*l* {prcnran*lo!}
Narkrlepsi Cl*nidino
nt_.. t, |. ,
Neoplasn:a' "

F**yaklt il*rkinsrn *ian*rhidice


l-+',dr rlr::no
13*lsi $ilpra*rkie*r pttgresif
Aprea lidi:r Lidacai*e
n_^-^-i-
f:diu)itI
Trau$a"
F*ny+ki1 !Vils**- Pilcainanid*
*u*neil*nzacetaie
rIL0l{/iri
Reci*nani*e
Adre:ral {p*nyakit *L;shing-, Atldi:on}
ftes*rp!n*
Hrperaldaste t*ntsrn*
V*talruxt
Berhubung*n d*r, gan m*nstr"uesi"
A*tin*oplasiik
$an6guan par*tir*iei {hip*t- dan hip*-}
*-AsparaEin*s*
il***ap*rsalin*n*
kathi*prin* IAXT)
*anggL:arr tirel<1 {iripotinidisnr* dan hipertir*idisme apst*tik}-
S-Al*uridin*
Jnfu&si dar F*rad*npa* Bi**niycin
$ir':dr*n rrrrnrd*fisi*nsi drdap*t iAl*$) Triilrethlpriil
$:n*rcffi i{sl*lahen lsroai$ Vinrdsiiae
1.,'l*non*kl*n*is liour*lc(]i$ dair psikislrik
Fnsun*nia*r:ilus d*n baklerl An;ntadine
Ariritis remai*id Arlip*ilioiik {irutyrap}ren**es, phe*cthia;ines. txyittdolesi
A$*rilis Sjrgren 13*cloien
L*pus *rll*nat*sus sislem;k- Srom*iripti*e
flilvriils rgr :pu dr fArbdna,'eprt e
Tube**l*sis
!:henytrr!n
il*dis larn $*datii dan hipn*tik ib*thitrral, benatdiazcpin, *hlaral hydrate)
K*nk*r (teru{*na p*nkreas dan Gl lain} i*trah*n*:ine
Pcny*ltii kardi*p*lnonal $ieroid *sn h*#on
f; rrtic*sterciC {toilra$rk ACTIi)
fr$rra
ilrrAzoi
{da* penyakil gi*jai lxin)'
{-}r*;'nia
D*flsi*n*i vita*ri* {Brr. C. i*la!, nia*in" lia*:in}- Knnvase*si *ral
Frcdniscn
Farn:akni*grs {shal ye{S trew*kdt Triamcinol*ne
Analg*sik dan *nti-!n{lamasi lain-lsin
lb*prol*n
lndrmethacifi *h*line
*in*tidin*
Phenaeetin {lypr*hepiadine
,{ntibakterial dan antijan';r Diph*n*xylat*
Anpicillin tisulllr*m
Cyeiose.ire M*ihys*tgide
[lh!ananirie St {ru'a-r {afiltiailr,t la11f 1 '"1" 11u;
&rls**fulvin
Mn'irnniC;lzol*

-Xnfidisi
tersebul b*rhubungcn dcngan g*,|i;l* ma*ik.

demensia tipe Alzheimer), epilepsi, penyakit sere- persen dari semua pasien dengan penyakit Parkin-
brovaskular, dan tumor. Kira-kira 50 sampai 75 son memiliki gejala gangguan depresif yang jelas
822 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

yang tidak berhubungan dengan derajat kecacatan T*h*$ t$.$^fS


fisik, usia, atau lama penyakit pasien tetapi berhu- #**gg**nl &t*ntef ym*g $ering #!*n*iffki f;ini $*6:rc*if
bungan dengan adanya kelainan yang ditemukan
pada pemeriksaan neuropsikologis. Gejala gang- *xrggrer p*rry**uaian **rg*n m**rl t*ri*pr*li
guan depresif mungkin ditutupi oleh gejala moto- *;ng;tilr il*r*!urliten *lltl*l
rik penyakit Parkinson yang hampir identik. Ge- fi*rlgunr {*t*r*:xr
jala depresif sering kali berespons terhadap obat **lggurn k***r:fis*n um,;r
*nr.t**l*n kc*enatal-c*Fr+gll mnr*uitn
antidepresan atau terapi elektrokonr,ulsif (ECT).
*r*r*r*n ***lk
Perubahan interiktal yang berhubungan dengan **r;gl*rr tlr** p****traL;re*ti*
epilepsi lobus temporalis dapat menyerupai l- ,r r:1 , q. -l{r.:.il-r tii * . ,:t
gangguan depresif, khususnya j ika fokus epileptik **n;;r** r**h*n
adalah pada sisi kanan. Depresi merupakan suatu Al*r*ksia n*ru*$*
llLiirni* n*ru*st
ciri penyulit yang sering ditemukan pada penyakit
serebrovaskular, khususnya dua tahun kemudian ***ggunr r***
,-,.,,,1r,,i?t f it.:../ :

setelah episode. Depresi lebih sering setelah *ang;u;n *ipriar il


gangguan anterior daripada gangguan posterior. Gln;gl*n rlki*liniI
Depresi sering kali berespons terhadap medikasi Sx*6gLl*n diel!nilt
antidepresan. Tumor di daerah diensefalik dan ***ggLL*n di:pr*sii h*ret
**rqgL;*n **pr*lif rlrg**
temporalis khususnya kemungkinan disertai dengan
**ngguan n**d k*r*ir* krndisi *:edll ilil*nr
gejala gangguan depresif. tJ*r;gue* **prmii *irglrl r*k*r*n
PSEUDODEMENSIA. Klinisi biasanya dapat mem- **n;;**r n*$ aki**t ral
bedakan pseudodemensia gangguan depresif berat il ;.1't :t- ,i:t

dari demensia suatu penyakit, seperti demensia ** nXp itn r skir*ir* nilsrrfi
tipe Alzheimer, atas dasar klinis. Gejala kognitif **nggu*r s*fil*t*l$ril {l*r:t*rrn _11*nttuar sr:ilatisati}
pada gangguan depresif berat rnemiliki onset yang
tiba-tiba, dan gejala lain dari gangguan depresif
berat, sepefti menyalahkan diri sendiri, sering dite-
mukan. Suatu variasi diurnal gangguan kognitif demikian, klinisi harus mempertimbangkan berba-
yang tidak terlihat pada demensia primer dapat gai kategori diagno stik D SM-IV y ang ada sebelum
ditemukan. Pasien terdepresi dengan gangguan kog- mencapai diagnosis akhir. Pertama, klinisi harus
nitif sering kali mencoba menjawab pertanyaan menyingkirkan gangguan mood karena kondisi
("Saya tidak tahu"), sedangkan pasien demensia medis umum dan gangguan mood aklbat zat.
sering kali berkonfabulasi. Pada pasien terdepresi, Selanjutnya, klinisi harus mempertimbangkan
daya ingat belum lama adalah lebih terganggu apakah pasien pernah mengalami episode gejala
daripada daya ingat jauh. Dan pasien terdepresi mirip manik, yang menyatakan gangguan bipolar
sering kali dapat dilatih dan didorong selama wa- I (sindrom manik dan depresif yang lengkap),
wancara unfuk mengingat, suatu kemampuan gangguan bipolar II (episode depresifberat dengan
yang tidak dimiliki oleh pasien demensia. hipomania), atau gangguan siklotimik (sindrom
Gangguan mental. Depresi dapat merupakan depresif dan manik yang tidak lengkap). Jika
suatu ciri dari hampir semua gangguan mental gejala pasien terbatas pada depresi, klinisi harus
yang terlulis di dalam DSM-IV, tetapi gangguan menilai keparahan dan lamanya gejala untuk
mental yang tertulis di dalam Tabel 15.1-23 ada- membedakan gangguan depresif berat (gejala
lah yang terutama harus dipertimbangkan di depresif lengkap selama dua minggu), gangguan
dalam diagnosis banding. depresif ringan (sindrom depresif yang tidak
GANGGUAN MOOD LAINNYA. DSM-IV telah lengkap tetapi episodik), gangguan depresif sing-
menambahkan sejumlah gangguan mood yang kat rekuren (gejala depresiflengkap tetapi kurang
tidak terkandung di dalam DSM-III-R. Dengan dari dua minggu tiap episodenya), dan gangguan
Bab 15 . Gangguan Mood 823

distimik (sindrom depresif tidak lengkap tanpa i s#sit t ;. I *da+


episode yang jelas). s"{!s! JQlr$ #s!r:ul'u!rq&!N s6rltis}r u6jste,ri#!i}A

GANGGUAN MENTAL LAINNYA. Gangguan ber-


hubungan dengan zat, gangguan psikotik, gang-
guan makan, gangguan penyesuaian, gangguan
somatoform, dan gangguan kecemasan semuanya
adalah sering disertai dengan gejala depresifdan
harus dipertimbangkan di dalam diagnosis ban-
ding seorang pasien dengan gejala depresif.
Kemungkinan pembedaan yang paling sulit ada-
lah antara gangguan kecemasan dengan depresi
dan gangguan depresif dengan kecemasan yang
nyata. Kesulitan membuat pembedaan tersebut
dicerminkan dengan dimasukkannya diagnosis
gangguan ansietas-depresif campuran di dalam
DSM-IV. Hasil tes supresi-deksametason yang
abnormal, adanya pemendekan latensi REM pada
EEG tidur, dan hasil tes infus laktat yang negatif
mendukung diagnosis gangguan depresif berat
pada kasus yang sulit.
KEHILANGAN TANPA PENYULIT. Kehilangan
tanp a p enyulit (un co mp Ii c a te d b er e av em e nr) tidak
dianggap suatu gangguan mental, bahkan walau- gangguan psikiatrik, gejala manik sering kali ber-
pun sepertiga dari semua pasangan yang kehi- beda, walaupun dapat disebabkan oleh berbagai
langan memenuhi kriteria diagnostik untuk gang- macam kondisi medis dan neurologis (Tabel
guan depresif berat pada suatu waktu. Beberapa I5.l 22) dan zat (Tabel 15.1-24). Terapi anti-
pasien dengan kehilangan tanpa penyulit memang depresan juga dapat disertai dengan pencetusan
berkembang menjadi gangguan depresif berat. mania pada beberapa pasien.
Tetapi, diagnosis adalah tidak dibuat kecuali Gangguan mental. Jika seorang pasien gang-
penyembuhan dukacita tidak terjadi; perbedaan guan bipolar I datang dengan episodedepresif, di-
adalah didasarkan pada keparahan dan lamanya agnosis banding adalah sama seperti pasien yang
gejala. Gejala yang biasanya terlihat pada gang- dianggap untuk diangosis gangguan depresif
guan depresif berat yang timbul dari kehilangan berat. Tetapi, jika seorang pasien adalah manik,
tanpa penyulit adalah preokupasi morbid dengan diagnosis banding adalah gangguan bipolar I,
ketidakberdayaan, gagasan bunuh diri, perasaan II, gangguan siklotimik, gang-
gangguan bipolar
bahwa seseorang telah melakukan suatu tindakan guan mood akibat kondisi medis umum, dan
(bukan hatya pengungkapan) yang menyebabkan gangguan mood akibat zat. Pertimbangan khusus
kematian, mumifikasi (menjaga barang-barang pada gejala manik adalah gangguan kepribadian
orang yang meninggal tepat seperti adanya), dan ambang, narsistik, histrionik, dan antisosial.
reaksi ulang tahun (anniversaty reaction) yang SKIZOFRENIA. Suatu perhatian besar telah di-
parah, yang kadang'kadang melibatkan usaha publikasikan tentang kesulitan klinis membedakan
bunuh diri. episode manik dari skizofrenia. Walaupun sulit,
diagnosis banding dimungkinkan dengan beberapa
Gangguan Bipolar I pedoman klinis. Keriangan, elasi, dan kejangkitan
mood (infectiousness mooQ lebih sering ditemu-
Gangguan medis. Berbeda dengan gejala kan pada pasien manik dibandingkan pada ski-
depresif, yang ditemukan pada hampir semua zofrenia. Kombinasi suatu mood yang manik,
824 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1

Tnbcl 1$.1*25
Penelitian tentang ltxbungan ant;xr* P*ni*tlwe a{*&}tdilpen dae": fig*ix*e*e
Sar:gguar"r lldo*d Fertnma da* $*lanjutnya

Pensen**si Faxicn dengar.:


Kejad[an K*hidupan Sar*i
l$end*hului ffipis*de

,"lclrfilah Hpis*d* Xpis*d*


Fcnu!is Sa*gguan Kpis*de Fe*am* $*$arniuinya p Fcm*rik*aan
Matu*sek dll. Detresi 1
AJ
Str*sor (13S p*ikolngis: 58
2 135 34 ccmalik) jelas nendahului rr*sct
3 82 24 episade
A i 10
1$
A,1g$: D*pr*si t 50 Tidak ada daia
>4 JO

Oku$a dail Fipolar tJq


1
liap keja*ian (3 bulair s*be[:mnya)
$himoyama l 'J4
3 134 IJ
Glassn*r dkk Bipolar 1 Z3 t5 Kejadian dianggap meninrbulkan
> 'tra qA
$ires cleh pasien eior parla
hotnres and qsha Scare l1
tahun seb*lurnnya, biasarya
?-14 hari); kehilangan peran
penting b*gi pa*ie* dan suhl'ek
perabanciing
Ambela*' fi,lania 1 < 0.01 Paykel Li'e [verts Scale {4
>2 67 ?s mingg* sebelunnya); sepediga
kasus mengikuti kehilangan
0uti*nez dkk. Eepre$i t s5,8 < 0,05 $tresor soilaiik da* sosial: pasien
? 35 CLJ U dengan r:ns*t y*ng lanbat
3 10a
rreniliki kejadian yang lebih
..1 47 banyak cibandingkan pesren
rSeng*n cnset dini
P*rris ilepresi 1 JJ 0t { S,0t Wawancara *ete*gah terolruktLir:
i:.2 1a2 ro d
{ il,S01 pem*riksaan 5$ *omrr {3 bLllan
s*b*lumnya)
noia* dkk ilepresi 1 ?1 < s,05 **dlarC Colfege-Lile Fvenis das
>2 TJ
Siflicuities $ched*le {S bula*
sebelumnya) (8rown. llarrrs,
1{}r8)
c4 rn
Frquiag* dkk. Depresi <3 \LL JU < 0,01 Wawansara $etsngah ter$tiukiur
iJ 45 iSrown. Hanis); tidak ada efek
stres kr$nis
Ambelas 1 $0 66 < 0,0*1 Payke! Lile lvents $cale {4
qU
rninggu sebelun:nya)
ffhaziudCin dkk D*presi 1 J3 *t < 0,0S Paykel Life Hvents Scal* (S
2t 4n in
mingg* seb*lunnya]
'1.,
Cassan* dkk. ilePrgsi YC 6S,0 < 0,05 taykei Li{e Evenls $*ale
->, 173 4S4

a Unt*k kel*npok ini, p*rawatan y*ng paling akhir didahul.ri cleh k*jadian k*hidr:pan y*ng menyebahkan
kehilangan p*ran
i: Dali subjek perhandingar bedah, S,60ri, telah mengalami k*j*dian k*hir:lupan yang b*rai
c Petse.rrasi untuk kejadia{. yang negal,f aiar, t;dak 0iingilkal
d Fsiseniasi kejadi*n yang rnelibatkan kon{iik psikcl*gis
T*b*i *atj R M Ferst: Tra*sdurti*n af psyrhosacial $t.sss into {he neur*b;ology of recurir:nt affective disorder.
Am J Fsychiatry 14$: 10l]0, iS$?. ffiigunakan
dengar izin.
Bab 15 . Gangguan Mood 825

pembicaraan yang cepat dan bertekanan, dan alami gejala depresif yang bermakna sebelum epi-
hiperaktivitas mengarahkan pada diagnosis epi- sode pertama yang diidentifikasi. Satu implikasi
sode manik. Onset pada episode manik sering kali dari pengamatan tersebut adalah bahwa identifi-
cepat dan dirasakan sebagai perubahan yangnyata kasi awal dan terapi gejala awal dapat mencegah
dari perilaku pasien sebelumnya. Setengah dari perkembangan episode depresif yang lengkap.
semua pasien gangguan bipolar I memiliki riwayat Walaupun gejala mungkin ditemukan, pasien
keluarga adanya gangguan mood. Ciri katatonik dengan gangguan depresif berat biasanya tidak
mungkin merupakan fase depresif pada gangguan memiliki gangguan kepribadian pramorbid. Epi-
bipolar I. Jika memeriksa pasien katatonik, klinisi sode depresif pertama terjadi sebelum usia 40
harus secara cermat melihat riwayat episode ma- tahun pada kira-kira 50 persen pasien. Onset yang
nik atau depresif di masa lalu dan riwayat lanjut adalah berhubungan dengan tidak adanya
keluarga adanya gangguan mood. Gejala manik riwayat keluarga gangguan mood, gangguan
pada kelompok minoritas (khususnya kulit hitam kepribadian antisosial, dan penyalahgunaan alkohol.
dan Hispanik) sering kali keliru didiagnosis DURASI. Episode depresif yang tidak diobati
sebagai gejala skizofrenik. berlangsung 6 sampai 13 bulan; sebagian besar
episode yang diobati berlangsung kira-kira tiga
bulan. Menghentikan antidepresan sebelum tiga
PERJALANAN PENYAKIT DAN bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya ge-
jala. Saat perjalanan penyakit berkembang, pasien
PROGNOSIS
cenderung menderita episode yang lebih sering
yang berlangsung lama. Selama periode 20 tahun
Banyak penelitian tentang perj alanan penyakit
angka episode rata-rata adalah lima sampai enam.
dan prognosis gangguan mood telah mendapatkan
PERKEMBANGAN EPISODE MANIK. KiTa-KiTa 5
kesimpulan bahwa gangguan mood cenderung
sampai 10 persen pasien dengan diagnosis awal
memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan
gangguan depresif berat menderita suatu episode
pasien cenderung mengalami kekambuhan. Wa-
manik 6 sampai 10 tahun setelah episode depresif
laupun gangguan mood sering dianggap ringan
berbeda dengan skizofrenia, tetapi tidak seluruh-
awal. Usia rata-rata untuk pergantian tersebut
nya benar; gangguan mood banyak meminta kor- adalah 32 tahw, dan keadaan ini sering terjadi se-
ban pada yang mendeitanya. Kesimpulan umum telah dua sampai empat episode depresif. Walau-
lainnya dari penelitian adalah bahwa stresor pun data tidak konsisten dan kontroversial,
kehidupan sering kali mendahului episode pertama beberapa klinisi melaporkan bahwa depresi pada
gangguan mood dibandingkan episode selanjut- pasien yang selanjutnya diklasifikasikan sebagai
pasien gangguan bipolar I sering kali ditandai oleh
nya (Tabel 15.1-25). Temuan tersebut telah diin-
terpretasikan sebagai menyatakan bahwa stres psi- hipersomnia, retardasi psikomotor, gejala psiko-
kososial mungkin memainkan peranan di dalam tik, riwayat episode pascapersalinan, riwayat
penyebab awal gangguan mood dan bahwa, walau- keluarga gangguan bipolar I, dan riwayat hipo-
pun episode pertama dapat menyembuh, per- mania akibat antidepresan.
ubqhan yang berlangsung lama di dalam biologi Prognosis. Gangguan depresif berat bukan
otak menempatkan pasien berada pada risiko merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini
benar untuk mengalami episode selanjutnya. cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien
cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat
di rumah sakit untuk episode pertama gangguan
"Gangguan Depresif Berat depresif berat memiliki kemungkinan 50 persen
untuk pulih di dalam tahun pertama. Persentasi
Perjalanan Penyakit pasien yang sembuh setelah perawatan di rumah
ONSET. Kira-kira 50 persen dari pasien di da- sakit menurun dengan berjalannya waktu, dan
lam episode pertamagangguan depresif berat meng- pada waktu lima tahun pasca perawatan di rumah
826 Sinopsis Psikiatri o Jilid 1

sakit, 10 sampai 15 persen pasien tidak pulih. gangguan siklotimik sering kali didiagnosis secara
Banyak pasien yang tidak sembuh tetap menderita retrospektif pada pasien gangguan bipolar I, tidak
gangguan distimik. Rekurensi episode depresif ada sifat kepribadian yang diidentifikasi yang
berat juga sering. Kira-kira 25 persen pasien secara spesifik berhubungan dengan gangguan bi-
mengalami suatu rekurensi dalam enam bulan polar I. Gangguan bipolar I paling sering dimulai
peftama setelah pulang dari rumah sakit, kira-kira dengan depresi (75 persen waktu pada wanita, 67
30 sampai 50 persen dalam dua tAhun pettama, persen pada laki-laki) dan merupakan gangguan
dan kira-kira 50 sampai 75 persen dalam lima yang rekuren. Sebagian besar pasien mengalami
tahun. Insidensi relaps adalahjauh lebih rendah episode depresif maupun manik, walaupun l0
daripada angka tersebut pada pasien yang mene- sampai 20 persen hanya mengalami episode manik.
ruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan Episode manik biasanya memiliki onset yang
pada pasien yang hanya mengalami satu atau dua cepat (beberapa jam atau hari), tetapi dapat ber-
episode depresif. Pada umumnya, saat pasien kembang lebih dari satu minggu. Episode manik
mengalami lebih banyak episode depresif, waktu yang tidak diobati berlangsung kira-kira tiga
antara episode memendek, dan keparahan masing- bulan; dengan demikian, klinisi tidakboleh meng-
masing episode meningkat. hentikan obat sebelum waktu tersebut. Tetapi,
INDIKATOR PROGNOSTIK. Banyak penelitian setelah kira-kira lima episode, interval inter-
telah berusaha untuk mengidentifikasi indikator episode sering menjadi stabil dengan waktu enam
prognostik yang baik dan buruk di dalam per- sampai sembilan bulan. Beberapa pasien gang-
jalanan gangguan depresif berat. Episode ringan, guan bipolar I mengalami episode yang berulang
tidak adanya gejala psikotik, dan tinggal di rumah dengan cepat.
sakit dalam waktu yang singkat adalah indikator GANGGUAN BIPOLAR I PADA ANAK-ANAK DAN
prognostik baik. Indikator psikososial perjalanan LANruT USIA. Gangguan bipolar I dapat mengenai
penyakit yang baik adalah riwayat persahabatan anak yang sangat muda maupun lanjut usia.
yang erat selama remaja, fungsi keluarga yang Insidensi gangguan bipolar I pada anak-anak dan
stabil, dan fungsi sosial yang biasanya kokoh remaja adalah kira-kira 1 persen, dan onset dapat
selama lima tahun sebelum penyakit. Tanda prog- seawalnya pada usia 8 tahun. Keliruan didiagnosis
nostik baik tambahan adalah tidak adanya gang- yang sering adalah skizofrenia dan gangguan
guan psikiatrik komorbid, tidak adanya gangguan defian oposional. Gangguan bipolar I dengan on-
kepribadian, tidak lebih dari satu kali perawatan set yang awal tersebut disertai dengan prognosis
di rumah sakit sebelumnya untuk gangguan yang buruk. Gejala manik sering ditemukan pada
depresif berat, dan usia onset yang lanjut. lanj ut usia, walaupun macam penyeb abnya adalah
Kemungkinan prognosis buruk meningkat oleh luas, termasuk kondisi medis nonpsikiatrik,
adanya penyerta gangguan distimik, penyalah- demensia, delirium, dan gangguan bipolar I. Data
gunaan alkohol dan zat lain, gejala gangguan yang tersedia sekarang ini menyatakan bahwa on-
kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode set gangguan bipolar I sesungguhnya pada lanjut
depresif sebelumnya. Laki-laki lebih mungkin usia adalah relatifjarang.
mengalami perjalanan penyakit yang secara kro- Prognosis. Pasien dengan gangguan bipolar I
nis mengganggu dibandingkan wanita. memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan
pasien dengan gangguan depresif berat. Kira-kira
Gangguan Bipolai'l 40 sampai 50 persen pasien gangguan bipolar I
-Perjalanan memiliki episode manik kedua dalam waktu dua
penyakit. Riwayat alami gang- tahun setelah episode pertama. Walaupun profilak-
guan bipolar I adalah sedemikian rupa sehingga sis litium (Eskalith) memperbaiki perjalanan
sering kali berguna untuk membuat grafik gang- penyakit dan prognosis gangguan bipolar I, ke-
guan pasien dan memperbarui terus grafik saat mungkinan hanya 50 sampai 60 persen pasien
pengobatan diberikan (Gambar 1 5. 1 -4). Walaupun mencapai pengendalian bermakna atas gejalanya
Bab 15 . Gangguan Mood 827

f\A
rt_._._ Psikoierapi \f\-a\-rW
Trisiklik
t
.al-
't- Litium
aal
g I ..rt Antipsikotik
el| .// t ///.1./ Carbamazepine
,/ /// ' 1////

I
Berat

Sedang
Ringan
'6 Ringan
c)
q) Sedang
o Berat

-C
.cia
E5
t zoL.'
meninggal
t
(uE
'6'= I Ayah
$. Usaha bunuh diri

vo
f0nsetirjrrrefi] distimia
kematian
I kematian ayah _ |

(o
c(1)
t i, iftam ".
l-Man-lii6iet
penghentian
al---.l
litium
I I

E
o Terapi depresi yang berhasil dengan
:<
carbamazepine tanpa menyebabkan

Gambar 111.1,4. Grafik perjalanan penyakit suatu gangguan mood. Prototip kartu kehidupan. (Gambar oleh Robert M. Post,
M.D. Digunakan dengan izin.)

engan litium. Satu penelitian follow-up empat lebih dari 10 episode. Pada follow-up jangka
tahun pada pasien dengan gangguan bipolar I panjang, 15 persen dari semua pasien gangguan
menemukan bahwa status pekerjaan pramorbid bipolar I adalah sehat, 45 persen adalah sehat
yang buruk, ketergantungan alkohol, ciri psikotik, tetapi memiliki relaps berganda, 30 persen berada
ciri depresif, ciri depresif interepisode, dan jenis di dalam remisi parsial, dan 10 persen mengalami
kelamin laki-laki semuanya adalah faktor yang sakit kronis. Sepertiga dari semua pasien gang-
mengarah pada prognosis buruk. Durasi episode guan bipolar I memiliki gejala kronis dan bukti-
manik yang singkat, usia onset yang lanjut, sedikit bukti penurunan sosial yang bermakna.
pikiran bunuh diri, dan sedikit masalah psikiatrik
d"an medis yang bersama-sama mengarah pada
prognosis yang baik. TERAPI
Kira-kira 7 persen dari semua pasien gangguan
bipolar I tidak menderita gejala rekurensi, 45 pet- Pengobatan pasien dengan gangguan mood ha-
sen menderita lebih dari satu episode, dan 40 rus diarahkan pada sejumlah tujuan. Pertama, ke-
persen menderita gangguan kronis. Pasien mung- arnanal pasien harus dij amin. Kedua, pemeriksaan
kin memiliki dari 2 sampai 30 episode manik, diagnostik yang lengkap pada pasien harus dila-
walaupun angka rata-rata adalah sekitar sembilan. kukan. Ketiga, suatu rencana pengobatan harus di-
Kira-kira 40 persen dari semua pasien menderita mulai yang menjawab bukan hanya gejala segera
828 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya. Walau- sehingga mereka mungkin perlu dibawa secara
pun penekanan sekarang ini adalah pada farma- involunter. Pasien dengan gangguan depresif berat
koterapi dan psikoterapi yang ditujukan pada pa- sering kali tidak mampu mengambil keputusan
sien individual, peristiwa kehidupan yang menye- karena pikiran mereka yang melambat, Weltan-
babkan stres juga berhubungan dengan mening- schauung (pandangan kata) yang negatif, dan
katnya angka kekambuhan pada pasien dengan putus asa. Pasien manik sering kali tidak memiliki
gangguan mood. Jadi, terapi harus menurunkan sama sekali tilikan secara lengkap tentang gang-
jumlah dan keparahan stresor pada kehidup an pa- guan mereka sehingga perawatan di rumah sakit
sien. tampaknya sangat menggelikan bagi mereka.
Secara keseluruhan, terapi gangguan mood
adalah bermanfaat bagi dokter psikiatrik. Terapi
Terapi Psikososial
spesifik sekarang tersedia untuk episode manik
maupun depresif, dan data menyatakan bahwa Walaupun sebagian besar penelitian menyata-
terapi profilaksis juga efektif. Karena prognosis kan-dan sebagian besar klinisi dan peneliti per-
masing-masing episode adalah baik, optimisme caya-bahwa kombinasi psikoterapi dan farma-
adalah selalu diinginkan dan disambut gembira koterapi adalah pengobatan yang paling efektif
oleh pasien maupun keluarga pasien, kendatipun untuk gangguan depresif berat, beberapa data
hasil terapi awal tidak memuaskan. Tetapi, gang- menyatakan pandangan yang berbeda. Secara
guan mood adalah kronis, dan pasien serta spesifik, beberapa data menyatakan bahwa farma-
keluarganya harus diberitahukan tentang strategi koterapi maupun psikoterapi saja tidak efektif,
pengobatan di masa mendatang. sekurangnya pada pasien dengan episode depresif
berat yang ringan, dan bahwa penggunaan terafur
Perawatan di Rumah Sakit terapi kombinasi menambah biaya terapi dan
memaparkan pasien dengan efek samping yang
Keputusan perlama dan paling kritis bagi dok- tidak diperlukan.
ter adalah apakah perlu merawat pasien di rumah Tiga jenis psikoterapi jangka pendek-terapi
sakit atau mencoba terapi rawat jalan. Indikasi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku-
jelas untuk perawatan di rumah sakit adalah telah diteliti tentang manfaatnya di dalam peng-
perlunya prosedur diagnostik, risiko bunuh diri obatan gangguan depresif berat. Psikoterapi ber-
atau membunuh, dan penurunan jelas kemampuan orientasi psikoanalitis, walaupun belum diteliti
pasien untuk mendapatkan makanan atau tempat dengan baik tentang manfaatnya pada gangguan
berlindung. Riwayat gejala yang berkembang depresif berat, telah lama digunakan untuk gang-
dengan cepat dan hancumya sistem pendukung guan depresif, dan banyak klinisi mengunakan
pasien juga merupakan indikasi untuk perawatan teknik sebagai metode utamanya. Apa yang
di rumah sakit. membedakan tiga modalitas psikoterapi jangka
Depresi ringan atau hipomanik dapat secara pendek dari pendekatan berorientasi psikoanalitis
aman diobati di tempat praktik jika dokter meme- adalah peranan aktif dan mengarahkan dari ahli
riksa pasien secara sering. Tanda klinis gangguan terapi, tujuan yang dikenali langsung, dan titik
pertimbangan, penurunan berat badan, atau in- akhir terapi jangka pendek.
somnia harus minimal, Sistem pendukung pasien Tabel 15.1-26 meringkaskan ciri-ciri pende-
harus kuat, tidak terlibat terlalu banyak maupun katan psikodinamika, kognitif, dan interpersonal.
tidak menjauhi pasien. Tiap perubahan yang Tabel 15.1-27 meringkaskan beberapa variabel
nierugikan pada gejala atau perilaku atau sikap pasien nonselektif dan selektif untuk psikoterapi,
sistem pendukung pasien mungkin cukup untuk Tabel 15.1-28 meringkaskan manfaat dan keter-
memerlukan perawatan di rumah sakit. batasan ketiga pendekalan, dan Tabel 15.1-29 dan
Pasien dengan gangguan mood sering kali Tabel 15.1-30 meringkaskan ciri-ciri yang mung-
tidak mau memasuki rumah sakit secara sukarela, kin mempengaruhi pemilihan farmakoterapi atau
Bab 15 . Gangguan Mood 829

*iri *tama Tig;:l F****ket;:n f:*srk*t*""ap*l;t;& untult **pr**i

i!-*i^1, r- -, ia^.,.^i:-...^:1"
"l:niJ'l:!l!:l(ll1 l":..^.. .i -.^"- iJ^...:iii
i f,lif :1dlr-

iii'l I l';l: lll lill-


rl :r rl 1t:1 ,n1!fi:A (ai ,-tl ..*ni
"""'' u''
." .. .. .i .r. :' ,;.j: j\1\,) .:,:Jrl\
I*i ...,.
dt:; i!'i I Ju -t-;.
.lqrf
^.., --: * _-. :i,,? - -:.: !
)i,"ri. til !

hrrn*ki:n

- ^,i -. ,:: ,.- ",.t. -

l;i i:it:l! ttl ' 1; --i jil !.!._,


..!-\ac!: ,ilc *r -a :, J..,.1 4-i '
.;sft.- Jt;!

ilttlri ff*n*runi{,s* sir** !*ft*

Frkrijfffin. ililiuk ffitrilir'if ii*tka*


tr:irr *. r : , iafl inr:-, n":rc .i
^, '

. -,i_" .-
',,'',',;
,,,!,,.,,,,-- -.1^---,:{,,-,,
Jf r,!:-rr| 111,!aJii'r irr/',! h-r.
'- i t 'elu
.. , ,
'-,^ F d:l - r,l^- .,,- ...ii. *.
, a.lt:i!jt:rt. ,i, .
ilti Jt tY ictr

1;,rr';;*'.,i;;,t li:,t: : :: tlbgt,{;1t;


;-{.., .. ..,.. , ! ..--.. .1. ,
--^.
n^,^--^- iLi +^v,.-l ila ',r r ',1r. 'r:n/i,nttr i :i;r i. h n. r:n
h ,i.. .,-..^ ' . ., .,.i-.
--^uf .' , 'llfirtrri ^,:n t4
rJ:1 ;fl :^4
j14

irl*6rr1*si; t]*rfin ffl{il *hli t*rsili


, i,r* ; Pv qr: r"3 -lrn]",i,r.

n^-
' u dl.". -,.-1-^....,..,. Pct*n g&caillill rr;t*utnl dxlsil
l'ui \$rvil Jli"
k*lLr*rgl: 1*r*pi; p*rn*rikssar'r prrfi ilan
"..{La4 tai. ': llj,r ' ".: 'lin,';lii

nr, :'fi-,.'l :net-r "i-n .i!l- .'+i, **, | rir"


irs 'g l r!#J ' -'l-r:d 1. :L ,

Feilyff kii tf ih*dmF il*rkawift ;1n

psikoterapi atau terapi kombinasi. NIMH Treat- Terapi kognitif. Terapi kognitif, mulanya
ment of Depression Collaborative Research Pro- dikembangkan oleh Aaron Beck, memusatkan
gram menemukan prediktor respons terhadap ber- pada distorsi kognitif yang didalilkan ada pada
bagai pengobatan sebagai berikut ini: (1) disfungsi gangguan depresif berat. Distorsi tersebut ter-
sosial yang rendah menyatakan respons yang baik masuk perhatian selektif terhadap aspek negatif
terhadap terapi interpersonal, (2) disfungsi kog- keadaan dan tidak realistiknya kesimpulan morbid
nitif yang rendah menyatakan respons yang baik tentang akibat. Sebagai contoh, apati dan energi
terhadap terapi kofnitif-perilaku dan farmako- yang rendah adalah disebabkan oleh harapan
ferapi, (3) disfungsi kerja yang tinggi mengarah- pasien tentang kegagalan di semuabidang. Tujuan
kan respons yang baik terhadap farmakoterapi. terapi kognitif adalah menghilangkan episode
dan (4) keparahan depresi yang tinggi menya- depresif dan mencegah rekurennya dengan mem-
takan respons yang baik terahdap terapi interper- bantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif
sonal dan farmakoterapi. negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif,
830 Srnopsis Psikiatri t Jilid 1

Veri;"\*i F*Sr*r.l fu*n*el*ptlf g i,r $gi4i;il{ "ii,i"iF F$rh*ir'r;:gi l;tluk **prg#

J.lr ;ah*l F*si*r. $elehtii


"rnf4{i l/Aft*;6i
t6liilit 1\u*it]rtl Y*rap! int*rp*rx**atr

ili[ir*r irttr*; *ir] t*rrCiri, (,tl*l:tua*n y*l; *tlur.r i*m*


*i.ri:in, ltir ilfi$* {l**tr ri*r l*rp***l pad;
'riill jri*5 il*nIimi]*nf p*rf;r]!*il fil#il *i'*ils lfriil
1,.,:;: '
.-:i"::."
:, rr:;:,,r I l:.tr
{*li*;ii,;*ktp*n yerg *yala U*s*l** r**il] nta,r
li*r*r*st.lk i*$l{)rs 1*rfrt*ap
:, -ri: -:;.: ia. iat.a , -:n.:
]
L
JvJ
.,i ,,,-i:1 I
Tuttlisi p*t*l *lffri irslJlfi**t
d*i:r:t*her y;rg r*dr*; tI :
"11.,,, ,.i^.; f;;';
t4,..ig
$irii:*r tln$il; ilrlirl iirrl,r, n,,c: tr,,;r,.
p*lr1;*rul*n drn hinhing*n
1 ':::],. -,.'' ,.:ll:'.}
,, ,^ ./r -|:dl],
':.li \.i ,., f{*br-:tu1*rr ynrg k*cii t*np*i
'
iriil*r 1*d!*kr d*r !r*;ilil ff fif;r1 p*ntsrfi hf; il
nilfr"1*il1! dii ****ii fi!.1 h;rnilr rr:iin
iJr 1,..,-- i. i *
itii:;h*1 pi:n;*rd*liar diri .,t rl { -- J ,: "*.a
i \i flj"..,,. drj*i
,t,-,.," . ., 1,.,.1.!,..^-'
iJ. r . 4 1 , r r, a

llill lirr*atar rerqar l;ir.

fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respons gram, menemukan bahwa farmakoterapi, baik
kognitif dan perilaku yang baru. sendiri atau dengan psikoterapi, mungkin meru-
Kira-kira selusin penelitian telah menemukan pakan terapi terpilih untuk pasien dengan episode
bahwa terapi kognitif adalah efektif dalam meng- gangguan depresif yang parah.
obati gangguan depresifberat; sebagian besar pe- Terapi interpersonal. Terapi interpersonal,
nelitian menemukan bahwa terapi kognitif adalah dikembangkan oleh Gerald Klerman, memusatkan
sama manfaatnya dengan psikoterapi, berhubung- pada satu atau dua masalah interpersonal pasien
an dengan efek samping yang lebih rendah daripa- yang sedang dialami sekarang, dengan menggu-
da farmakoterapi, dan berhubungan dengan nakan dua anggapan: Pertama, masalah interper-
followup yang lebih baik daripada farmakoterapi. sonal sekarang ini kemungkinan memiliki akar
Tetapi, sebagian besar penelitian dapat dicela pada hubungan awal yang disfungsional. Kedua,
karena menggunakan dosis antidepresan yang masalah interpersonal sekarang kemungkinan ter-
terlalu kecil dan menggunakan medikasi antide- libat di dalam mencetuskan atau memperberat
presan untuk waktu yang terlalu singkat. Bebe- gejala depresif sekarung. Beberapa percobaan ter-
rapa penelitian yang terkontrol dengan baik telah kendali telah membandingkan terapi interpersonal,
menyatakan bahwa k-ombinasi terapi kognitif dan terapi kognitif, farmakoterapi, dan kombinasi far-
farmakoterapi adalah lebih manjur daripada terapi makoterapi dengan psikoterapi. Percobaan terse-
tersebut masing-masing, walaupun penelitian lain but menyatakan bahwa terapi interpersonal adalah
tidak menemukan adanya efek aditif tersebut. efektif di dalam pengobatan gangguan depresif
Pada sekurangnya satu penelitian, NIMH Treat- berat dan mungkin, tidak mengejutkan, secara
ment of Depression Collaborative Research Pro- spesifik membantu menjawab masalah interper-
Bab 15 . Gangguan Mood 831

Tahel 1S"t*3&
K**ntg3*g*lt e$an K*terb*tssxr: Tig* P*rldet{ata}: Fsik*t*::xp**tik t*ni'tadx5: ffi*pre*i

*iri"eini F*ndek;;!tan $ssikeclinam ika F*ndek*{;ari K*gni*$f Psca**kat*n l*terpers**a!

Fend*katen individr:al yang dalar* f, *eniosi k*gttit:f-p*tllat* *da:ali ny:]i* Ori*ntasi int*ry*rson$i menrir p*cc
K**nlt:nga*
merd*rong pasi** uni*k m*liha'i he d*n ahj*klif 1c'tlef,S iA tg leb n i,",:i , 1.tlin 4ta. t )S,a'

*alam nron*ari p*,'lr*ceh;ln, bukanny* i.*luarga], btrgt:tra dalan: fi *rliusalkaa


lsrganliln$ pada sL;mler l*at pad* hubr"rirgarr leki-lilkl Cnn
",;anita
Ksl**6te$an L/tr';sa:ka i il;l* iclnryeu i r:'aPs'ki: P*nekanar k+g*itif-p**lxk* nungkir F**eirs*ar piide *'xtrl ma$alah
*apat rnenr.;tL;pi lant*r lain inisal*yx, n:*ngnbaiknn *r*ng s*bagai inl*rp*man*l y*ng 1*ial dit*ntlk*r
i'lcn*i,:n;'. r,rJhr lqun'ie"li alibir" k*u*i$ru*an. tetulan* koflP*rsl **pel me*inbL;lkan bia*a l*rh*dap
**;:iesi dopet l*eng*leni g*n*ralisaei afektil; p*rsp*ktil y;lr0 *ersri€nt;$i i:me .,,,,t t l$::r1 n.ir,i.le gthe i fi'.rll,
b*del:ih*r d*n n*nYebai:kan ju^i,J lf ",rir- ir'rr,i a, ".dla t',rav"{ ,ai' cr!*Nla$r rnt*rp*rs*nal nungkin
k*yakin*r yang b*d*i:ih;rn Pada hid*ng rirasaiair y;lrg k*mpleks, dar rp ,1:{ar liiiiOr p.+lid1}' 'J:.'!eiu"rqa
k#lsr$i$ k*nflik yang t*rsenbu*yi $0ff s*tff r* kr:lnng m*mairl*alkan
i{ekil*tan i*tr*l-lsikl$

(*unlui:g*n F*rutrahnn g1*rkiilrel yang t*rr$ fifft*r*s Tujuan *t*nra p*tit,;garr** g*jala *dxlah P*rbs jk*n huLLrngan iri*tp*rson*l adalah
r:r*l*irihi p,larLrliiar': slmli**alik; b*rg*na C*i: nerlrpak*n siadii:m 3e'qJ.r;lii:1d;"iria ril ililrll: r l.itjt
kai:a*tia* *daplif y*ng elipetki;ai p**axr* *elon r1letguL:*l: 0ala kcilnitif msnghasilk*n perirgaran g*i*la
*apai tr*rg**a el*l*n pei*lng; depre*iI
c!]*siflk
*,r-rg<ir irrrak cl kLrn **r.iEa+1. g.a r rn i 'rj:. i' la0dh car
K*t*rbat*s*n P*nbahan kepribadian daFat lcd;ltj Peq.rii:ncn ;.ja n r

xmbigi*s dar m*ngk!* tiCak dipe*ukan .;i-pt/r;: SPTtliefn. iju:3j | ;1'.j;


. nl.ti* **n-:eniata ji!.a $an*61 l*rganlrns pada
*t*u herj*bilarr u*t*k sebagian beear 'rfsai4l^ ieqa a' : (ltltl *1';i '63;'3t1 lskl*t *k.si**al
diagnosis depr**i nr*difikasi liang t*r*s-n*nerus p*da
kepribadian *ta* f*ngsi prcillaktik terani

$kuklur
i-anra yang tid*k ile$li m*nurgklrhan ilr:rasi yen6 sir:gkal atau t$**nlu *{ialah )yr.r:,,a'c :"{ah dt'er, hai >tle'r'ti ry"
K*unlrrg*ir
r e{*kiii cln!arn biayr dan *apat a*aiah *f*ktil *alan bia,r'a: pendehala*
lLrjL;*n jargka panja*g *ta* leksibel
re1.:r0.$ l*si i''l:d .l letili+ yrt q nrenyoi*ka* k*nbaii kelLlarga dan
singkat. dapei ***ingkaike* h*rapar n:r:*giri:l nerniliki *fer pt*v**tii
pi'ii dd', ffcr'*ci.:tri;
r'd'l,n.ii.ti !d'r! :
oilimism*
K!'ie*atrsar'l T*rapi jangka panja*g Can berakhir Duiasi yang singk*i darr ielah dilertilkan Pemb*ia$sn wakiu nen*nt*kan
1*rb*ka adelah iiCak *k*nonis dan sulit sebelunnya ni;ngkin tiCak clku* alau sehelufinya l**s Pe**nbuhan dan
rr;iuk di*ilai a tidak ile[sibei kemandida* ptibaCi

Fer*n a!:li tefi]pi


K*unlu*gan $ikap yang *etrel dan irrfnefina Anli ierapi yang aktil d*pal seeat* P**i*i rhli ter*pi *ntnn *rtivilas dan
r]erjnt'rr. *;kap'ra1$ i,ddl. nenqlirh fl,: langru*g m*rglntervensi *ntuk ieak'i1,lt: lapat r" tntn;nqkat pas,+i"
dair **lcktivitas; ne*d*nga&an dengan mgnufuskan ekenaia depre*ii Car d*n n+nb*{kan sran$ yang
baik n*nrl*rc*g !e#b*ntukan nenyarankan cli*rratil ierhadap pikiren nr*nrli.rkL;*g pasier yang d*pai
ifansf*rensi dan nenjamin pr*s.^s yang k*liru riihub*ngi
analitik
i{*l*rbaia*an R*gresi transferensr iiapat nenirnbulkar Sugesti aklif dan pengatehan dalal Fer*n inl*rp*rsane! 9',rpr*i{ mun*ktr
rCe;i.rasi yang berlebinan pada .thli '*ei.rfL rhe1 i.;igqlnlJ Jdvldli Can \a'ga m*nrior*ng kststgantilngan dan
penyerangan saat b*rplsah cie*1;an ahii
lsrap! dan rnenilai rendah harga rliti
pas!en; k*lenangan *hii terapi mungkln diri pa$ien dengafl me*y*rap teraoi
<ri,", t,]rg$aX Sebag-,: pre,loia<ar pa:Car'gar. atiJ rt:e ri';1. alt', ierar'i

ierq sdf al nemierDe-ai, deurr:15t

den msny*hsbk;i* t*tmin*si Yang


Premait-trr,

T*knik
!{.euniungo* Asoq.a5r be'lds memungq.f lraR hala.s'3 f *nrjekatai sp*sifik adalah tlisusun Penriekatar *p*sifik ad;llah disusun
,,erca'. nie"pretati nemlnlk.lkan se*ara l**gsung u*i*k p*pulasi deptesi $*cara !a*gsilng bagi popu!asi deprosi
calt iJeprl';"ren;airah l:ai:capiasi
ir€'lge1;r-, y;r+g r3 L ternad;c knnti x

dolrcsogenik dan liejatiion n:a*a l;il* d*n befr":juan pad* g*jala e*s*r*n i':tsrFerscn*l sekar*ng ya.lg ts*entu
t*$ont*: identiflkati angg*pan
depr*sog**ik de* lugas rrimeh *ntsk
r:e;riiai plkiran yang batu adaleh
m*ndci'*{16 nt*tiliik*si kcgrili{
832 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

Yabc*'1S.tr*3S
*emja;t*n

*ir!"*iri Fenq*ekater"l ff sikmdini;rmika S*nclekatan K*gnitif Fn*d*k*tan {*t*rp*ns*xef


Tekrik
H,elerhalarar Ti*ak *rja l*kri[ t:re*ilik yang F*n*kan*r pilda $ke,"{:ala rcgrrifil khLrsus ldertliikasi pad* n:*s*lah inierp*rs*n*i
dikrnrbangk*n; prsal pa*a kej;dia* rungkir: m*riiili Lits* ke arsh i*n:a sp*si1lk nu*ghir i*rlalir n*mbalasr, dan
nasa ialu Can *s**ia*i $psnl*n d;pal i***nlu ysl! *tpar|lair; e*beli^;*rrya: jL:6a teknik ad*lah r*iairf tidak spesilk:
mendc,r*r:g litlri k*:u*ar deprrsil perl,ederla;la*n l*kni1( y**S berl*i:ihar pong***h*rr p*r'*n **kif pati*rr
b*ru!**g p*da t:";Ea$ f*rapixtih dapa't r**ry*baL,[*n p*nil*i*n yart nur gki* **rrl*r*ng *asivilas
sekaranE ]"*nCsl ierl;dap t*r$yfr lrtilr
k*t*rarepilen i*knk
Stat[$ ri*st
Keuntl*gan Pencel';Ht' i0',€ :'rI irsLi:cJtg t.:{ri ,?J il,'lcnuai *perasi*xai *r*nr:*tkilk*n ):il1: Sgtgn i1:ici;hJiir ;4!f':',i
berurrnd it:ui !,e|e':.5-r.,i'urr ., J{ir pengr:langer terepi ele* ieli!:a* rjan
{tll *'* u p pasien i*drviduai 4r g j:',li ;r+!:rilijJr"1: ;J,-.iaa ;.1,i;i j{
rPl-41: tl:i!n F*rtd*kal*n idi*gr*fik cteu ri,r,rryal i{a$rs Fend*katan *p*r*li*nuiisasi b*{risrtff $i Sam* s*p*r1i p*nr!*k*tan kognliil
*n*kdctal ad*lah iidak mL:nELin rls*i d*p*t *e*jecir icrm*l* yang terjalt
*ilsn{itlikan atau p*nslili*n rilssd*rhanekan bagi ienon*ne klrnis
p*rba*dingan yang kompi*is
ll:bunga* d*ngan
iain
**ra lrts*ritas *fiislerrn:i *ip*Celt*ka* i{.0irp*ti$i d*ngan larnalral*rapi P*n*eksian Cir*n*xng LrnlL;k digr":neka*
HrL:nlung*n dengorn:engi:il*lnk*np*ngi:ruhlar il a. {!0il1$ I tsl .flr LJ't j <{:'r4t jL:.a.', $*ncii!"i atar t1*ng** oh*t: ierijl*n;,1
rela:,1. ter.,-ai I ,edcaa':.ira tfra;r dinurgkinkan *nir;k k*mb1*asl dergan
kc,gniiif saj* tdaleh p*iiirg *{ekiil t*r*pr nrarital
{*t*ri;*lseafl P*duny* ak*n neialihs d*pet n*$b*ta$l l{.*mf;tti$; d*ngan far$::ilert*rep1 lJ irllgi{ ']\a il} r - ilia ;:3r dl,: f FIAL
p*ftSgun6*n F**C$k$tsn lerali Iain ftendrr0ng pclari**si leirrjekaicn d;n clei<trik menerluka* ryr$del t**rili$
y*ng men:!:*rtl in:iral*y*, l*r;li:i pytii'Jq ^ :,i', :" rlJ lg:j: i Jri ,{ int*gratil, keairlia* klinis d*lam l*blh
kel*arga, l*rapi *hal] berrnlegrast d*ng:irr t*rapi tb*1 ;a'j L4:| fl-.ia :.;i.i. da ,{cryid, p:.J :
rnl*k b*ke1a sana derga* di*ip!in lair:,
r;1il .li-i]' .'ei -f,';e '{r-rr ,1{:r,;: p;"6i
drn pe*gatahrian *taLr iatihan y;in$
lidak cilk*F
f*pr.:la*i pali*r
KaL;nhngalr Fersyaraianpasi*nkhusus{nisalrya, Prltrun llgika n*rlanrln p*i*nsi nr*ksir..:a1 {1ri*ntati k*pada hL;b*rgan i:'rt*rp*r*orral.
trientasi verhal. psychr:lugirai- nerghei*ci dar ri*lg*bah
L:nl*k 1*!"utan3 irt*ra<*i perk**:irai. diilpal
rrir:d*dness) menjantr tilikar n;ksinel a*ggapa* rlan plla piklrar mcnjaw*b ffias*lah j*n;s k*l;irln **l*n
ci*pr*rogerlk rg*s,"i,,tntr, lsryt*t*a p*nirirg k;l*r:a
iilgglrya pr*vai*;rst $*llta di afllara
pasi*n derresif
K*te*:af*sxn ir*ruyar*tarp*oi*nkhususnungktn iJ:,.r l.ir :"' I:i.Jri rA rL :Jk l:r't"A:il
nsmbatagi k*g*n;annya pada pr:p*iasi l*puiasi d*r:g:n gangg*:;n klgnilif m*nek;lnkal perkavriiner: p*pL:lasi
v*rbai. psychclcaic€l,ni$d*d -ti i tlir rr4rrls-311.;., ,r3rii.r,;;. lvaniia te.uleila d:ip*t ***in:bulkan
'riai.
pssi*n yeng ,;*ttggil dan lrir'*$peklll ::i;s ke arel lvanita: f*ki;x b*rs*r'ia
r,,rulgkri: mer;s*kan p*rd*l*l*n loriatu dapat n*nlnbllkan bia* tcrharlap
s*ii*$ana alau darrgk*1. PcPllesi 1tan6 tidek m*nikah,
!,, ---
'Ke"i.ll,rnqan
iran !ie'eriratasan i*t*tti psiktdinarniks j*n$ke p*ndfk;caish serup; d*nga* Llriluk pendekatan kr4,lnitifd{}r inlepeis*n*1.
Tab*i dariT.Fl. Karasu: Tuward ; clinic*l rn*eiel il{ psy*holerapv ior elepr*ssi*n: l. gy$teflatic ccnfarrso* rJ rnree psyrnctneii:rpies.
An Fsychiatry ,i i4T: 142
19$f. li6rnakan dengan i:i$

sonal. Data adalah kurang kuat tentang keman- Program terapi interpenonal biasanya terdiri
juran terapi interper6nal di dalam pengobatan dari 12 sampai 16 sesion mingguan. Terapi ditan-
episode depresif parah, walaupun beberapa data dai oleh pendekatan terapeutik aktif. Fenomena
menyatakan bahwa terapi interpersonal mungkin intrapsikis, seperti nekanisme pertahanan dan
merupakan modalitas yang paling efektif untuk konflik internal, tidak dijawab di dalam terapi.
episode depresif berat yang parah jika terapi Perilaku yang tersendiri-seperti tidak adanya
pilihan adalah psikoterapi saja. ketegasan, gangguan keterampilan sosial, dan
Lampiran 833

Obat yang Digunakan dalam Psikiatri

Pedoman ini berisi gambar berwarna dari obat psikoterapi yang sering digunakan. Pedoman ini
terutama mengilustrasikan tablet dan kapsul. Simbol t sebelum nama obat menyatakan
tersedianya dosis lain. (Walaupun foto diupayakan seakurat mungkin, pedoman ini hanya
digunakan sebagai alat bantu identifikasi cepat).

tATARAX6 TCOCNEX*

#
AMBIE

ffi
5.9 ##
zolpidem tartrale
Searle
btu
20 mg l0 mg
* '100 mg
ANAFRANIL'

,#A
'4-ffi-,-. TCOMPAZINE"

25 mg , . 44: :::l::

ATIVANO 'r 31iii'

5mB 10mg 25mg


u.5 mg
prochlorperazine
SmithKline Beecham

lmg 2mg
lorazepam
Wyeth-Ayerst

CYLERTC
}CLOZARIL'

ASENDIN" 18,75 mg
pemoline
100 mg Abbon
4t:l+li
_

ffi
,.,wr. *.rl clozapine DALMANEO
- Sandoz
25 mg 50 mg

'l
5 mg
#
il:.."=
30 mg
amoxapine I o5mg lmg 2mg
flurazepam HCI
Ledej. I benztropine mesylate
Roche

WILLIAMS AND WILKINS@


834 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

ffi
DEPAKEN EO }EFFEXORO HALCION'

37.5 mg4 75mB


250 mg venlafaxine HCI
Wyeth-Ayeret

valproic acid
Abhott
:@
.,W '.n

10 mg 25 mg
"i,t'i,i*!;.;

125 mg 250
# lm8 2mg

ffi
0.5 mg

500 mg
50 mg 75 mg
+;":r l

5mg l0 mg
ffi
20 mg
divalproex sodium
: l._:Jixw
Abbott
100 mg 150 mg
amitriptyline HCI
Stuart
L
J
iEL DEPRYL'
i
i

t
100 mg 5mg
selegiline HCI
trazodone HCI Somerset Pharmacerticals Concentrate lnjectable
Mead Johnson ml
2 mg per 5 mg per ml

haloperidol
TDESYREL@ DlVIDOSE@ ENDEP@ McNeil Pharmaceutical

."",plrsr.9*=st,'
150 mg
ffi
25 mg
tHALDOLo Decanoate

trazodone HCI
Mead johnson

t DEXEDRINE'

ffi*
!6 .-_

50 mg 75 mg

ffi
";r-i.*ti
w:
5mB
dextrcamphetamine 100 mg 15S mg
SmithKline Beecham amitriptyline 1 mL ampul
Roche haloperidol
McNeil Pharmaceutical
DORAL

].ffi
/ .J mgt
+ESKALITH'

quazepam
Wallace Latroratories

WILLIAMS AND W'LKINSI'


Lampiran 835

*:"
iNEMBI,TALO
KLONOPIN'' iMELLARILO
g1 r. t-
-++---
#4ffiffi&
;: - *ii+
bli::3t
t
: ffiEffi- €#Hg$r
r -i+HP' $? Wffi, '100 mg

' o.5mg 1m8 2mg pentobarbital sodium


clonazepam l0mg'l 5mg 25mg Abbolt
Roche
,r .r 1r-T=trffi*ryeF

LARODOPA'
25 mg

ffi
0.1 s
# ffi0.25 g 0.5 I
75 mg

I t:votlopa
Roche 150 mg
l1
f'*:'*:*wMETHADoNtHClDlSKET.desipramineHCl
1 tBRttJM! i 1 Marion Merrell Dow

ffi. ffii i
I
:

I
tonnr

;iJ i ..,, I
,;
Pimozide
Lilll , Gate
5m8 10mg 25mg
chlord i az,e Poxide HCI'
Roche tMOBAN"
IPAMELORO

rLoxtTANE' ; i 'ffi*,,
-**il+.
-,:l:" ;- romg

'wffi
I S ri'e 10 mg ,
s0m8
HCI
molindone
i"""tr;
i ffidi? 2s mg

e@DuPor:":--Srurte:'''i;crs::@
, zs #At' :'io .g ' lRRDtr 'a *.

! , Sandoz
-"* & 15mg i

ffi
,ffi ffi . phenelzine-suiiate
EW
-"P Parre-Davis iPAR-ODLL"
25 mg 50-mg 75 T8, i -
TNAVANE€ I
I
i
:
,,ffi
0.5 mg 2.5 mg
f
!
bromocriptine HCI i
MARPLAN" l Sandoz ;

?'* " -*-."--"----"---"1j


I

PARNATE'
.:

,0 .,
20 mB
t r a n vl cy prom i ne su I fa te
thiothixene
Roerig SmithKline Eeecham i

WILLIAMS AND WILKNSA


836 Stnopsls Psikiatri . Jilid 1

'1

iSERENTIL''
PAXILO PROZACO
, ,,..:ii;;i,ix"-
t{ffi+ W:E -ffi,ffis '10
mg
10 mg
mesoridazine besvlate
Boehringer lngellieinr

.
-.ffi 2o mg
+SINEQUAN'

ffi
fluoxetine HCI
20 mg 30 mg Dista
paroxetine HCI

ffi
SmithKline Beecham
RESTORILg
+PERMITIL@
15 mg 25 mg
flffiffi+'
,ffi
ffi'o'* 50 mg

ffi*
30 mg
fluphenazine HCt temazepam
Scher npyAr'r'h ite
i Sandoz
75 mp,
doxepin HCI
Roerig
TPLACIDYL"
TRISPTRDAL6
iSPARI N E!,

{;fffili.
'i F:ii'

25 mg
750 mg
,&
ethchlorvynol

PONDIMIN' risperidone
w
:
50'mg

lanssen tre
ff
ffi,,._
fenfluramine HCL
RITALINO
1A7r-..
promazine HCI
Wyeht-Ayerst
A.H. Robins
, 5mB
tPROt IXINO +STELAZINEO

#lmg 2.5 mg
. 10 mg
ffi,".*

#
trifluoperazine HCI
20 mg SmithKline Beecham
methylihenidate HCI
tFrb'i
-iFE0* CIBA
5 rng 10 mg
+SERAXO
fluphenazine HCI
hecon
ffi.r
ffi
lomg
TPROSOMO

ffi
lmg
ilffi;* r5 ms

ffi: :ir,,.-
2mg ffi'..1 30 mg
100 mg
.
oxazepam amantadine HCI
estazolam Wyeth-Ayersl
Abbou Du Pont Multi'Source

WILLIAMS AND WILKINS@


Lampiran 837

TTARACI-AN'
+TRANXENE'T-TABTM +VISTARIL@

w Tablets
tr.ff
##
10

50
mg

mg
25 mB

'100 mg
;+e,iF

7.5 mg
.i re 25 mg

50 mg

c I ora ze pate d i potass iu m


chlorprothtxene
Abbott 100 mg
Roche ydroxyzine pamoa
TECRETOLO

ffiffi
*ffi*
r** 2oo mg,
W W
TRIAVILO
VIVACTILO

'6'ffi++'
M 5mg
ffis
lsffi*
2-10 2-25

reE* protriptyline HCI


r*ffi
suspension 100 mg
Merck & Co.
100 m/5ml chewable fWELLBUTRINO
.+-1 0
carbamazepine
Basel

+THORAZINEO

ffi"._
ffiffi
W
€ 'tffJ,ffii#
wi"-'f
ffiw,,,,
w""'t
ch!orpromazine HCt
4-25
4-50
perphe naz i ne-a m i tr i PtY I i ne HCI #,00.",
Merck & Co. bupropion HCI
Sm.ithKline Beecham
urroughs Wellcome

fTRILAFONO XANAXO
.,. f,.'i1*:1+*l-

';4H#'
0.25 mg 0.5 mg
:lEFryTfl;
4mg :+1+jsir
perphenazine 1.0 mg 2.0 mg
TOFRANIL-PM'' Sc heri ng alprazolam
Upjohn

iVALIUMO YOCONO

,OOr*ffi 5.4 mB

2m8 5mg yohimbine HCI


Palisades Pharmaceutical
diazepam
Roche ZOLOFT"

,tO-r* ,.i
.i ,::idE"
,..:M'

- 'l00mg 50 n

imipramine pamoate sertaline HC!


CeigY Roerig

WILLIAMS AND WILKINS@


838 Slnopsis Psikiatri . Jilid 1
Bab 15 . Gangguan Mood 839

?*b*l'1S."?*ffS
!**ike*i u*txk Fslk*t*rapi e*** F*rrxak*t*rup! t*x{em ?*r;rp! #*prr**i

!;reiidasi u*t!ii{ i€idpi '


vd-; :;:. il*r*:ak*t*r*pi Plf*t*rcryl
i{ril*ria 1*j;la *rirk *Fis*** def rerii
1.,,1*rd r*rd**r*$i f*r*a rr*g*t;:l1li y*n3 itlas, *:l*rl yarg *Lsfen L{ord l*rel*presi :il*ali*nal :lru ili:inL1*r0l*grt
*1ar tiC;.t ierll*lrJ*ll ' 1;.1; r: r':ai s*#*n*
fi ibrgnla * jrrl at*i;',tcl*n*i;gen 4n*rri*nia, iilargny* iiiriei*, langgrr** i*rEli atei": Apell, n*ri.lrl,i*kan k***nargan, r*cnghilangry*
lr.iloria E*lrual dot*nE*n ala, k*i:u*sa[ ssksl]*i
- l li .::rlr ;'1, .'i aj. ; ,lr .j' :l !t. .,': :,tt -'r; l. -' . ' ,., f*n*nbaha* b*tal badarr yarg iidak b*rnakr*
in*nrla *i** lipar*or:rrie Tori;angr* diri i:aI TiC*rt**a!r i:anyak. nrixpi ftorbi* aiat trrfirpi

i: -' ': l); ilrtrJ*|tKil'Jilni aialj t*1rr*asi ry;*l*tik G*llsah :l*u *cfass*n n*::iadi lil*i*e*
''i-:'. ,.i : '.-:, rl'J:..-^a-'.
l{eirlthan alau !i!;tgn1* letr*ta itr{irli*} $ir:prr l*pr*rii "11
Frr;saan tr*ak beflrna aisl l*la i:*rsalair s*tdl!,
Nihilsiilr et*r: r,l,ahen nrnl*l; Ciri llarga yar6 r*ntal, .*6f&$aar b*t*;li*h yang
tiir"!

y*ng l*rlebih*r haiLr*lr:acl **ng*l yang r:err*ci dtl! l*r*iti llr:j*k se**ll, rn*rrr*i* dlrl *en*ii

Merrglil*ngr-la k*fi ant;er .rlri{ btr!li1ii' lirlfign-r,-; perger*alt*n tfiladai) fikii's':, Liudal di*1lliian p*fla:iarrya. prilirar eli?il
3i1l bs*'Ts*rtlili, iidak dalat it*nf;nibil prr*rL$gan *bs*li{, l*t:d*|n*mpl*r *ntlk p*n;anbilan h*pLll*sa* ya*1 l*nbar: k*g*i*r
keprla**n -- rl -:.r./.1' ., ,,.1,t. :'1, ..r.,r,'.,.. fj,i.
Trr.Jalan*l*rrereerablnilhdirl .l'-'..'
;- j; '-.liri "i$a*a*lat:iid*kb*tiay*yarg
frrir*n ek;i: k*fi*tisr *ar iral;l *lri yarg t'
epi*,:ilik, d** ti;le tr i***ndali kr*i:$ "
*lii p*;t,t**e S*rrr;g;n petik {l*rsnetan) *l*l l*b!a, ',l;elanils*lri;"*tl st$iei *iar rasa lak*i a[;r ptrnlaka*
[c]ar: p;*rdl**nerriar q*jlb llsik *ial ?ri1;lalr: :tltu ltfs**l*x: kelll** pslk*tol:taiiit *lxl
scfitatik llpc<l:r*r!*;.:
Rl,raya! keirarla **i:ar c*'*iiir iganilgc&N bipsiar sl;i"t f;tngttari fi*sli. ade b*b*n 1*n*lik 1g*xgqtrsn *i$l;mi:{J
r*ptEsill
lakl*r pr*iilirosi*i $arggr*r: n*rrlal lair. *lsaln.i;a, sklr*ir*ni*. $ii*xr psik*:rr,*iai. rilairy*, lllergnya r:ranB le :
k*l*r!arl!n$;* *llrh*1, arar*lrra n*lv*ca v*ng p**ting. pe*bahar *lalul aiel t*r*n
.*arr$skil,ir:-'-.*-M*-*"- ***h
',: r,l I l.;i..* , c q .a ..+;:.. I

s;kii
" l',{rn*klrr dr}e*r:ker retalxtl3r d: llrflah
-
??,X, itt*. 1l;ir*akar C*i$ar ;ri*.

T*!:ei1S"tr*3*
ff *n*:{*kat** F*r*:*k*t*rasi **ri Tiga Fxii<*t*r*lpi Li rntil [4 **pfl*si

friri"*iri T*repl K*mhins*i ?*rxp! Pxik*din*rnika T*r*pi K*gnitif ?*repi X*f*rp*rx*aw1

lr4**!Lasi edalah r!iittdari lt**traii Fern;k;1*repl dan ienpi klg*rlii l*r*pr !nt*ryen*n*1 d*n
pe{j* sit*asl -ir*fit **rbehaya. s;ja adalai: r*dar:c b*t[enp*li*i, lernak*t*rapi diirrggep r*rniliLi
pen;*ian a*cata *iitkr*n* i*iapi ri:rl iirUritk*n p*Ca k*lt-;s elek der r*l;:orrs 1r*g b*tl;ira*
rrtNk l*leia volei;lii yarg parai r*srf*s t*rladrp 1*rapi ktE*iill ;.,," ;..:,: ?..ri :: j.. :,i_ I
'yalg i|:*k *ar lilrk !*$*tat;f. *ler ptik*let*pr
n:*ni;1re*c*ri** talal butilu 19.',-ril.'' 1: 1^ " .1-:,
l*rk*i*r;pi pt.i* d*prs$1 benl j:k* J/j thL'i:.j'
111p*rlL;lar p*rirganan
slElisnlliI
Tnt*it ,{rli *ribadl i$*{jef alcr ba''ryth $e*ari lrflrna*i d;lr *lerar le*ak*r** liir:rr:rs*i dar ah*e* perral*i;;n
'. :. ..:1.. "; j:rt :, t,: lt 1.: r.1f dl*rrikert i*gnl kNr*** *irarr*n; dilerikan, *eis;*a d**gar r:*d*1
dalan cr$i i*ia':; ,,,. ..1"-.:;f ,*'i,ii., :", ' : :r. L:' ii,.)ef ./ '\ . :3rl: ' i
lri:*!,:y*, pek*1a;rn rL;*:*l paCa iiap-1iap **si r.i*1*k
s*t*lair ses! i:r':er*llsr** *i*k *e*d1*kuclkar nala**
, -r L. . i , ..i". ,.) .,i' : ?1" .,r; lar:rakrirgis
allr lriap! *dalab crd*:'r:rtr

leN*l .iaii ?.8. l{*rasir: ?:'aer4 a clill*al nt{*i tl p*;rcl*li:*rap1 ir:r d*l:rec*t{:!1: ll. A* irt*gr*l\r* an'l s*l*ctive lrs*1nerl ellraach. An.i i:lyrliairy 1;.?

2f!., ar*t). li***al*r **ng;n 1lr,


84O Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

pikiran yang terdistorsi--rungkin hanya terj awab pasien. Pasien dengan gangguan mood memiliki
di dalam konteks artinya atau efekLrya pada angka perceraian yang tinggi, dan kira-kira 50
hubungan interpersonal. persen dari semua pasangan melaporkan bahwa
Terapi perilaku. Terapi perilaku didasarkan mereka seharusnya tidak menikah dengan pasien
pada hipotesis bahwa pola perilaku maladapatif atau memiliki anak jika mereka tahu bahwa pasien
menyebabkan seseorang mendapatkan r.Oitit akan memiliki suatu gangguan mood.
umpan balik posirif dari masyarakar dan ke-
mungkinan penolakan yang palsu. Dengan memu-
satkan pada perilaku maladaptif di dalam terapi,
Farmakoterapi
pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan Walaupun psikoterapi jangka pendek dan spe-
cara terlentu di mana mereka mendapatkan dorongan
sifik(sebagai contoh, terapi interpersonal dan
positif. Terapi perilaku untuk gangguan depresif
terapi kognitifl telah mempengaruhi pendekatan
berat masih belum merupakan subjek penelitian
pengobatan untuk gangguan depresif berat,
terkendali, walaupun terapi individual dan kelompok
pendekatan farmakoterapeutik terhadap gangguan
telah dipelajari. Dara saat ini menyaral<an bahwa
mood telah menimbulkan perubahan b.;rr;;i;;
terapi perilaku adalah modalitas pengobatan yang
pengobatannya dan secara dramatis telah mem-
efektif untuk gangguan depresif berat.
pengaruhi perjalanan gangguan mood dan menu-
Terapi berorientasi psikoanalitis. pendekat- runkan biaya terkaitnya Uagl masyarakat.
an psikoanalitis pada gangguan mood adalah di-
Dokter harus mengintegrasikan larmakoterapi
dasarkan pada teori psikoanalitis tentang depresi
dengan intervensi psikloteraleutik. Jika Oott.r *i-
dan mania. Pada umumnya, fujuan psikoterapi psi-
mandang gangguan mood pada dasarnya berkem-
koanalitik adalah untuk mendapatkan perubahan
bang dari masalah psikodinamika. ambivalensi
pada struktur atau karakter kepribadian pasien,
mengenai kegunaan obat dapat menyebabkan
bukan semata-mata menghilangkan gejala. per- respons yang buruk. ketidakpatuhan. dan kemung-
baikan dalam kepercayaan pribadi. keintiman. kinan dosis yang tidak adekuat untuk jangku *uti,
mekanisme rlengatasi, kapasitas untuk berduka-
pengobatan yang terlalu singkat. Sebalifnya, jika
cita. dan kemampuan unruk mengalami berbagai
dokter mengabaikan kebutuhan p sikoso sial pas"ien,
macam emosi adalah beberapa rujuan terapi
hasil dari farmakoterapi mungkin terganggu.
psikoanalitis. Pengobatan sering kali mengharus-
Gangguan aepresif nerJt. reng"obiln yang
kan pasien mengalami kecemasan dan penderitaan
efektif dan spesifik (sebagai .orrtoh, obui t.ll
yang lebih banyak selama perjalanan terapi, yang
siklik) telah tersedia untuk pengobatan gangguan
dapat berlangsung selama beberapa hari.
depresif berat selama 40 tahun. penggunaan far-
Terapi keluarga. Terapi keluarga umumnya makoterapi spesifik kira-kira *.nggundukan ke-
tidak dipandang sebagai terapi primer untuk peng-
mungkinan bahwa seorang pasien yang terdepresi
obatan gangguan depresif berat. tetapi semakin
akan pulih dalam satu bulan. Beberapa maialah
banyaknya bukti menyatakan bahwa membantu
ada di dalam pengobatan gangguan depresifberat:
seorang pasien dengan gangguan mood menurun-
beberapa pasien tidak berespons terhadap peng-
kan stres dan menerima sffes dapat menurunkan
obatan peftama; semua antidepresan yang tersedia
kemungkinan relaps. Terapi keluarga diindikasi-
sekarang ini memerlukan waktu tiga sampai empat
kan jika gangguan membahayakan perkawinan
minggu untuk menunjukkan efek-rerapeutik yang
atau fungsi keluarga pasien atau jika gangguan
bennakna. walaupun mungkin dapar mulai
mood adalah diperkembangkan atau dipertahan-
menunjukkan efeknya lebih awal; dan, sampai
kan oleh situasi keluarga. Terapi keluarga meme-
belum lama ini, semua antidepresan yang terseiia
riksa peranan anggota yang mengalami gangguan
adalah toksik pada overdosis dan *.rnlliki
mood dalam kesehatan psikologis ke."t"r-r.rt an t"- "f"k
merugikan. Tetapi, sekarang, diperkenalk r""y^
luarga; terapi ini juga memerikia peranan keselu-
bupropion (Wellbutrin) dan seiotonin-specific
ruhan keluarga di dalam mempertahankan gejala
reuptake inhibitors (SSRIs)-sebagai conroh.
Bab 15 . Gangguan Mood 841

fluoxetine, paroxetine (Paxil), dan setraline Sebagian besar antidepresan adalah mematikan
(Zoloft)-memberikan klinisi obat yang jauh lebih jika digunakan dalam jumlah besar. Adalah tidak
aman dan jauh lebih baik ditoleransi daripada obat bijaksana untuk memberikan pasien dengan
yang sebelumnya tetapi sama efektifnya. Indikasi gangguan mood peresepan dalam jumlah besar
saat ini (sebagai contoh, gangguan makan dan jika mereka pulang dari rumah sakit kecuali orang
gangguan kecemasan) untuk medikasi antidepresan lain akan memonitor pemberian obat.
menyebabkan pengelompokan obat ini di bahwa ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT. DUA tE-
label tunggal antidepresan agak membingungkan. rapi organik yang merupakan pengganti farma-
Indikasi utama untuk antidepresan adalah epi- koterapi adalah terapi elektrokon'ulsif dan fotote-
sode depresif berat. Gejala pertama yang membaik rapi. Terapi elektrokon'ulsif (ECT) biasanya digu-
adalah pola tidur dan makan yang terganggu, nakan jika (1) pasien tidak responsif terhadap
walaupun hal tersebut mungkin kurang benar jika farmakoterapi, (2) pasien tidak dapat menoleransi
SSRIs digunakan dibandingkan digunakan obat farmakoterapi, atau (3) situasi klinis adalah sangat
trisiklik. Agitasi, kecemasan, episode depresif, parah sehingga diperlukan perbaikan cepat yang
dan keputusasaan adalah gejala selanjutnya yang terlihat pada ECT. Walaupun penggunaan ECT
membaik. Gejala sasaran lainnya adalah energi adalah terbatas pada ketiga situasi tersebut, cara ini
yang rendah, konsentrasi yang buruk, ketidak- adalah pengobatan antidepresan yang efektif dan
berdayaan, dan penurunan libido. capat dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang
PENDIDIKAN PASIEN. Pendidikan pasien yang mengalami depresi. Fototerapi adalah suatu peng-
adekuat tentang penggunaan antidepresan adalah obatan baru yang telah digunakan pada pasien
sama pentingnya bagi keberhasilan pengobatan yang menderita gangguan mood dengan pola
seperti halnya memilih obat dan dosis yang paling musiman. Fototerapi dapat digunakan tersendiri
sesuai. Saat memperkenalkan masalah percobaan pada pasien dengan gangguan mood ringan dengan
obat kepada pasien, dokter harus menekankan bahwa pola musiman, dan capat digunakan dalam kom-
gangguan depresif berat adalah suatu kombinasi binasi dengan farmakoterapi untuk pasien yang
faktor biologis dan psikologis, dan semua manfaat mengalami gangguan parah, walaupun penelitian
dari terapi obat. Dokter juga harus menekankan tentang manlaat kombinasi tersebut belum meng-
bahwa pasien tidak akan mengalami ketagihan hasilkan hasil yang definitif.
terhadap antidepresan. karena obat tersebut tidak oBAT yANG TERSEDIA. Obat trisiklik, obat
memberikan pemuasan yang segera. Dokter harus tetrasiklik yang berhubungan erat, dan monoamine
mengatakan pada pasien bahwa mungkin diperlu- oxidase inhibitors (MAOls) adalah obat antide-
kan waktu tiga sampai empat minggu untuk dapat presan yang klasik. Walaupun obat-obat tersebut
dirasakannya efek antidepresan dan. kendatipr.ur biasanya digunakan. kekuatan antidepresan telah
pasien tidak menunjukkan perbaikan pada waktu sangat diperkuat oleh penambahan serotonin-spe-
tersebut, medikasi lain tersedia. Dokter harus cific reuptake inhibitors (SSRIs) dan bupropiop.
menjelaskan efek samping yang diperkirakan Baik SSRIs dan bupropion biasanya jauh lebih
secara terinci; beberapa klinisi mengatakan bahwa aman (khususnya SSRIs) dibanding obat trisiklik
timbulnya efek samping menunjukkan bahwa maupun MAOIs. dan mereka telah terbukti sama
obat bekerja. Pada obat trisiklik dan monoamine efektifnya di dalam penelitian pasien terdepresi
oxidase iniibitors. dokter mungkin mengetahui rawat jalan. Antidepresan atipikal lainnya adalah
adalah berguna untuk mengatakan pada pasien trazodone (Desyrel) dan alprazolam (Xanax).
bahwa tidur dan'nafsu makan akan membaik Simpatomimetik (sebagai contoh. amfetamin)
p.nm, ["fi. Jiit u,i oleh rasa pulihnya energi. juga diindikasikan untuk pengobatan gangguan
dan bahwa perasaan depresi. sayangnya" meru- depresif b er at p ada situa s i terap eutik tertentu.
pakan gejala yang berubah terakhir. TATANAMA SIKLIK. Penggunaan tatanama (no-
Dokter harus selalu mempertimbangkan risiko menklatur) "siklik", seperti pada "trisiklik" dan
bunuh diri pada pasien dengan gangguan mood. "tetrasiklik." dapat menyebabkan kebingungan
842 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1

karena tidak adanya persefujuan umum tentang riwayat respons yang baik dengan obat tersebut
istilah tersebut. Berbagai obat antidepresan yang pada pasien atau anggota keluarga. Jika informasi
telah dikembangkan adalah monosiklik (atau tersebut tidak ada, pemilihan obat didasarkan
unisiklik), disiklik (atau bisiklik), trisiklik, dan terutama pada efek merugikan dari obat (Tabel
tetrasiklik. Kadang-kadang obat dikelompokkan 1 5. 1-3 5). Klinisi harus mempertimbangkan kepa-

bersama sebagai heterosiklik. walaupun hal ter- rahan dan frekuensi efek merugikan yang poten-
sebut dapat menyebabkan pengelompokan yang sial jika menggunakan efek samping sebagai dasar
tidak sesuai senyawa-senyawa yang tidak berhu- untuk memilih dari antara berbagai antidepresan
bungan. yang tersedia.
KERJA FARMAKOLOGIS. Antidepresan yang se- Sebagian besar klinisi memilih salah satu obat
karang ini tersedia bervariasi di dalam efek far- trisiklik atau tetrasiklik atau salah satu SSRIs
makologisnya. Variasi tersebut merupakan dasar sebagai obat lini peftama dalam pengobatan gang-
untuk pengamatan bahwa pasien individual mung- guan depresif berat. Obat trisiklik dan tetrasiklik
kin berespons terhadap satu antidepresan tetapi sering kali dipilih karena tingkat kepuasan klinisi
tidak berespons terhadap antidepresan lainnya. dengan obat lama tersebut. Obat tersebut juga
Variasi tersebut juga merupakan dasar untuk mem- lebih murah dibandingkan obat yang baru, karena
bedakan efek samping yang terlihat pada anti- sebagian besar obat trisiklik atau tetrasiklik adalah
depresan. Pembedaan yang paling dasar di antara tersedia di dalam formulasi generik. SSRIs sering
antidepresan yang tersedia adalah apakah obat dipilih oleh klinisi yang pengalamannya men-
memiliki efek farmakodinamika jangka pendek dukung data penelitian bahwa SSRIs adalah sama
utamanya pada tempat ambilan kembali (reuptake manjurnya dengan obat trisiklik dan tetrasiklik
sites) atau pada tingkat inhibisi enzim monoamin dan jauh lebih baik ditoleransi. Obat trisiklik
oksidase. Di antara obat yang mempengaruhi maupun tetrasiklik juga berbeda di dalam sifat
ambilan kembali neurotransmiter, obat yang tersedia efek sampingnya, pada nortriptyline (Aventyl),
sekarang ini secara bervariasi mempengaruhi desipramine, dan protriptyline (Vivactil)-yaitu,
ambilan kembali norepinefrin atau serotonin atau obat trisiklik dan tetrasiklik amin sekunder-
keduanya. Tabel 15.1-31 menuliskan potensi biasanya memiliki efek samping yang lebih ringan
ambilan kembali norepinefrin, serotonin, dan do- daripada obat trisiklik dan tetrasiklik tersier
pamin dari berbagai obat yang tersedia sekarang (sebagai contoh, imipramine).
ini. Ambilan kembali dopamin dimasukkan ke Sebagai obat lini pertama, MAOIs, simpato-
dalam tabel karena kemungkinan hubungannya mimetik, dan obat atipikal lainnya (sebagai con-
dengan efek terapeutik bupropion. Tabel 15.I 32 toh, alprazolam, tranzodone, dan bupropion) lebih
menuliskan afinitas berbagai obat yang tersedia jarang dipilih dibandingkan obat trisiklik dan
sekarang ini pada reseptor neurotransmiter ter- tetrasiklik dan SSRIs. MAOIs biasanya tidak di-
tentu. Tabel menuliskan efek jangka pendek; pilih sebagai obat lini pertama karena hubungan-
beberapa efek pemberian j angka panjang terhadap nya dengan krisis hiperlensif akibat tiramin, yang
reseptor neurotransmiter adalah dituliskan di disebabkan jika seseorang yang pasien meng-
Tabel 1 5. 1-2. Efek utama penghambatan reseptor gunakan MAOIs konvensional mengingesti obat
spesifik adalah menghasilkan efek samping; atau makanan tertentu yang memiliki kandungan
hubungan antar a penghamb atan re septor spe sifik tiramin yang tinggi. Walaupun interaksi merugi-
dan efek samping dituliskan di Tabel 15.1-33. kan tersebut dapat dihindari oleh pasien dengan
PEMILIHAN OBAT. Karena banyak obat antide- mengikuti pedoman diet sederhana, sifat suatu
plesan sekarang tersedia di pasaran komersial, krisis hipertensif yang membahayakan kehidupan
dokter menghadapi banyak pertimbangan klinis dan perlunya pembatasan makanan membatasi
dalam memilih obat lini pertama (Tabel 15.l-34). penerimaan MAOIs. Simpatomimetik jarang digu-
Dalam pengobatan semua gangguan mental, alas- nakan sebagai obat lini peftama karena tingginya
an terbaik untuk memilih obat tertentu adalah potensi penyalahgunaan. Alprazolam, suatu
Bab 15 . Gangguan Mood 843

Yab*l 1*.tr**X
Fct*c.tsi &r:t!**pir**xn* d;*i;t*n #lc**ghxmh*t $,nrh!9;*n N*r*pim*fri* k* Xlai*rvl Sin;e4:t***m *tak Tik*;s

fi*te*sl &mhilx* F*t**s! Antbilan ff*t*ns! &*nbilxn


S*r*t*nin j*l*!fivr$1rufrs-ry fln*:sin
V*ri*bet l{*r*pln*{;ti* {lliff} {S-F{T}

4,2 u,043
Aritripiyli** :,;.]

LJ {l n$3
&**rrpirre
i3upnpiln *,*43 *,01:44
ll**ipr*nrn* 3,*
**ripr*mir* U
':s
i,t it,ril s
t,i U.l,j I*
f*r*prn 5,3
lt ltrl
ll**r*lir*. l;r, J* ?,3
; ;;;
lrlipranine 2,/t 3,2
i I i,tlc
ivlapr*!iline a&
\); lt \199
l*rnriplylin*
Pr*iriplllin* IUt ?s *,,)*j,
: flxf
fraz*d*n* c,*Xr
Trin:ipr**in* Lt /i:
5*r:yaw* rujrLar
1,?
*-A*:i*lani*
Kclai'l

hcri:cnial lnlrkae**nukarcbalvengpalin;prrt**ufilrlsiiai$p*$il;kdsnL:rlrkner*nlkar*iia:.r4'Er1 'vr-e rr"-:-'';,,'rll'ii'


fa**l fari [, Xirh*lEtn: Bicl*gicai *;ili* rid*pr*ssi*n a*d therape*lrr reisv*nc*. J Clir Flyclri*1ry 5!: ffr 1*91. l]ig*rak*r ienge:: ,,r .

Ta*;**'3$"'{"3*
&fi*it*s "&*tidspr**an s&{$;:l| ffi*$*ptsr i1d*{$fl*tr**s$"}19*r *talq ffisnxsix*

&finltas Afin!9as
&finitcs &fi*it*s &dn*nos*p**r &elrenca*pt*r &fin!tas &fi*it*x
Vx:'isb*1 Hist*r*inil'i: $*uskxrifiilc r).-1 rl-? $*P*min 132
ri_.I..i1 - - A{}n!t*s S"!{T:

Anikipiylin* v1 t,0 il,1CS ..;


ilh7 "
Aa*xailir* * il U, IU ?,*t
* *i1? r n*c*g n n:.14.::
B*prupi*n 0,01 r *,*0?l
?.70 1"1,?; .J,l
Cl*nlpr'auin* 3,2
**srpranrne 0,i]1 tl i;11
0,:l * t;lil
r, l\t,
[:ex*pin '-:-." n ndfl li.ll I 03
il**xsline 1J, iJ I t)
,, 11 I,ti 1,?
1rrlipr*n:i** 1

1,11 tllJl
l,trapr*iiliat
..
'l 1l t.tr1 fi fiJt1 ?,3
L4*driplylln*
Prulriplyli*e 4,* !J i14,1

t) l1)4
j- 3.:
Trirripranin* 37C
$*ny;l*a rujtkan
-llipl*nhL;dtarrn* 7,1
tL')
Alropln*
t'|
a)tl
lt
Pheiltolan;ne
ta
Ychishir*
Fi*lop*r!dri
8**ipir*r*
iv!*lhylsergid* tl

"Aiinitas antid*prrs*n: l*'7; ii!{d, *in*r:a l(a = kcn*ianla k*s*inbangar *is*"qiasi Cslar: nrifrilas. **r*;kln bes*t angkary*, s*i ;t r :-'rr'' "r;: i; ..

pai!ng p*ien ui:1*k tbai sPeliiik.


ia**l l*ri I Rr*h*ls*n: [irllgl*l lialis o1 c*presriln a*i l1^re!:ap*rli r*i*rranc*. J, *]in f *yi:hiatry *l 10" stJFti-]: ?, 1]$1 . ligt"fiaknn d*ngar iein.
844 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

?ah*i '{S"{*33
K*m*rugkin*x akfha* Kiisrit* *er$ #*b*rx*pa $if*t Farmak*l*gEs Ant$depr*r*n

K*rnungkin*n Akl*ai {ilnis


:'t",jl 1r.t.iL,n .it. i..'ti ;, ;"-X,.rei:ir c.q. . Urrli 5,: .l Trr:'r.lr
Tticikardix
!ns*nnia
*irfu*gri er*klil **r *j*k*ia*i
f*nghamh*t*n *i*k *ntihlp*rt*nsl{ 11*ri gua*eihi*ine
{l**:elin d*n il*inilJ dan g*anad;'*tr {iIyl*r*l}
F*ng**t*r *l*k pr*s*r dnri *min simp*t*r:lrn*lilr

f*r;han*atran ssrbilan s*raitnir pada ::]ung seref *;irggu*n ga*truint**linal


F*nirghatan at** p*n,;runan lc*te nasan {t*rgentu*; dmisJ
Di*i**gsi **k**al
ff*k -remping ed*llxpir**:irlal
lni*r*hsi d*rg*n L{rypt*pi:en, inhibiiri rn*l*ar*ir: *Lnid***, {*nllxr*nin*

f*rghanbal*n acrbil*r: dtp*nin p*d* *jr;ng sam{ F*rh*ilcan p*rkir;*nl*r:rr


reilb*t.t1; ' psi<osi.

)*'llhdf iilretr reiectlr' ).it: rl. F*tensiasi rbal d*pr***n r*nira!


M*ng*ntuk s*cl*si
irer r;qt1hfii i:ira. tir';a:
r-r it,c.r5

P*rqh:*n*ai*n r*s*nt*i nusk*rir:ik Fnndnng*n ktbLrr


Mulul k*ri*g
Takiksrdia sin*s
K*n*1ip*t
llet*nsi urln*
l)1*i*rgri dxy* inlet

Ftn g htr* **t* n **re n*tepl*r-c- 1


F*lcncie*l *fe k ant!hip*r1*n*?l dail pr*zesin
{tuiinipr*ssl dan t*r*zlrin {l-"iyirin}
l-lip*t**ri p*slxral. rasa p*sin1
:';t. rarc,a, eflcks

F*ngh*m*alar er!r*n**ept*r-e2 F*n;hnmb*tan *i*k aniihiperlensit darl c!onidln* {l*lepre*}, gr:anab*na


lWyl*nsi*), -r**thyidtp* iAicl*n*t]. dar guanfaeinc {lcn*x}
f riapisme

P*rgh*nhalan r*s*pl*r dcrymi* 1".12 Gangguan peigerakan eksYapirnmidalis


Perubah*n ondekrin
ilisfurg*i s*ksu*1 {laki-iakij

fer;hanbat** r***pl*r s*r*i*ni* S-ilfr Gargguan rja!i"rlasi

1i -i'r?:il -l' $iji(:',111.'t


, ..'r . ilip*l*nti
:cncegaia: ,",,0r, kgpe la n i;rij. '

labsl darl [.ftirh*]scn: *i*l*gicrl balilrldepr*ssionendth*rap*ulicreie"-an*.JflinFsychiakyS2: 16,Sugpl]:S. 1gg1. *Atiakar;;;tr.r;

benzodiazepin, bukan merupakan obat lini per- Trazodone sebagai obat lini pertama adalah
tamayangumumkarenapotensinya menimbulkan dibatasi oleh sifat sedatifnya yang bermakna dan
sedasi, gangguan motorik, dan penyalahgunaan. disertainya dengan priapisme pada laki-laki.
Bab 15 . Gangguan Mood 845

lguu! {J" t*J*


F*rtimfucngan"F*ntimbx*gan {6s!a,"* *W*mi}ilt &*tida*pr*smrl: Fe*rh*mding*ri Keia*^k*las

ufi&i Iri$iKtiK
d** Tetraniiqiik ?riaroi*py*e9in* Aminoketon
Per" trr isalnya, SSRi imis*i*ya lnnisai*ye, {mis*l*ya, MAffi {'*is*inya
{ligl lidtl${iit :!(}l {l {PtV; 'i *nc{*+}in*
i; !i'i #l b.rprapi**!
{r brjpr$pi#r}
{I {r:,1 trany!*ypl**riil*}
-}U{
{eri:{i.tfa}: ::lli ll, 'ecgil:4 ii;i,-..trtt 1e-,..,a- :?1 r:rrl r. .::ii ;,r:,1 c:.'r,.Jit.:!,ai 1..*b.'re;, :ir: ri: 0{,ll
rospor$ jalan
pasi*n wr,ret diberdingkan hisikiilt .- ,\ ii. irisillik
$p*ktrun t]*p*t b*k*rja p*da **1al b*k*rj* pade
-lidak
l*tl:hill )- :,;: ir.:re'.a l:ija l:p.rl :r-. -:i.,, '.r' ;
il" r;s
.:1" i,er:; rl:n S$*1 k*ga6xlan trisillik k*gegal*n iri:i*il k*gegaian t*si*iik
r rFi ' ,,t
femelihsr*an }ib*kiiken r:l*i p*nelriien *iirukllkar *ari pen*litran Tid*k i*dl**t lidak tedihai lldar. er r::
rs$pon$ i*rk*rriali to*endall
[,:ar.ra.:a:. ]o<:r.ita: sr:tcm'k y;]n$ Titl*k dilurjulkan lokssjlci *i$lenik l{ej*ng lebegai l*ksisjias T*L:'sr: ,.r jr*;i\lT i,r '.4,-c
s*rix* iapai iin!:tl t*kcisilas *isl*mili ir 1 sisl*fiik *l*ixe kar*lra *e:"i*s dapal t*rj**i
r:ra-l ,rir,; q;ri,
aklb*l ev*rd*sis ib*ik karena *v****i* akL;t cuerdr*is akL;l: n':urish ak;l-,;.:.itu:h :e.,r.
ingesli ju*iah b**y;k dllerXani d*len
rleu akr;sriasi lirgku*pan nr*dil
b*11*hap karena k!irtn
yang lanbn'i]

T*!*r*bliil*r *i*sarya b*i!i ri*r6ar *iasany* balk, ie*i;: ;. lrr:',5 -.r' :+ a*,;3ts1 l3ra;anya b*ik, l*t*lant;r *ia;it,;; 1-. k \. i .:r.
ilt;:nit. J *': ,rri."]i.' _ trj i'J-.i lri,, ,r'' l j L:11.. 1 nJ fl.l.:l -::: 'l;.i j,:-- :Sr
"
l*bih llggll d?p***hankar deian n**aiah yang sellnp, ,:jr . a*{,iJ, r'rii1' ,j,.,i pr-;rl . .'r,"1-Lr;'-lr
trisiklik *csis nrnimln y*ng ,av*iaL:pun p*da *aris .ici : i il fiL.r.rr :l
*iba**ingk*n l;et
ilmrn t*r*ier slsklii nininun filnt *isktii *f*kiil
.t ic,d/)'a'fd'D:.,J: Cl:Lir'fr.r," ^rC l"-c.'let Jl d'lfn: 4L '.:tk jrre-q:li 'i-lel lln::l'l: ,)3'ril, I'ji -{L.k i:r'..llLrl,
k*kineiik cbal lal: {nisalnya, t;rb*licn* rk$rdstlf dai *ilat lain na;p*n lida! '"e;-. ;.:- SSR ii1*i.rp*
1lH,,r rce t,n:[ai ^l4a*;r .l'aiil'ap, e]a 19rll;iij.i'. r,u:di lr^'.;ailli; iu:..e; "i* ,1Fnr;::r]:r',ri ccil
y*ngb*rnakna**rara pe*cdaanyan$ruklp !*lndalancaraya:rq 1.1, in;r.'rr:-ar r'::: lar:ri.r -r"rlan:
hlini* l*lapi li**k h*sar*; anlara k*lar- h*rnaltnff $efera kliris ,.,n c? --ri rar. ; rr 1
h*ffisk:a se*ara klinrs
n*mpengari;hl olai k*lasny* dai*m hal :r*rnakrl s**at*
lair irii', rir, ar.]i'"a kiinis; ti**k dik*lahi;i
efek: tida* *lk*tahL;i *l*! tfol p,.r* :el.;:o,r:r'.r
lu Y- '
;L,r : -
ilf {5 :6r 0:i: il,'1
terhadap $$Fi!

lni*ralisi Multipei karena s*j*nrirh lih*t intorakri L4&*l; lapai n*niliki rnl*taksi ilapai m*niliki Inleralsi lniorak*l ya*g b*rmrkna
{*ry;:ek*- *{}$arslskiri$lk:ik; dap*lt*{*di pa*; ,iir';ar':ball;i'ya-t3 Cengan*gc;nisden 5;1.,'ei'iir., -:rr;.rr'
rir'}r'L da::,lit:. r:;,ri ,C.'riglk 416rg, 1gr6;p1 r ;;" Tglr--rt{1t \u5id.rr;n t :lE':r'!ti).?,1i'
{adillf alar psten$iasl) iluax*tin* d*pai :rlau !" e^qt.i';q-
atau afilatciligtlk; m*milill int*raksi 1 11'14 ar;qpi'f i rpii
i*leiek$l l*rt*$tli lebih ag*risiil cl*ngan le-i-'r'3iri i;'qe1
n*ngkintlan*r",,1 ;g:ri*:uprnr'lalarn *belaCtenergikyang
bermakn; peda axin ha! *l*k nenp*ngan:hi
let*i*r herla*;ar*r cks*apirarniCaiisr p*rgtt*r*n t*kitriti'l
d*lgel anirr i,:n.,r ,1,t. p :n-:{.lrr ;'i r :il nal *at*h: tttercksi
paCa scdralirre *a!a*: k*npl*ke d*ngar cb*i
-r: tr 3:r,"ll'fr::|,-iirri:n.,?
(ca;*rr-,: 3rr;e':-rri'<i:.rer6Ca$rt San!*l :]*ikte&rtaile l!,'l*suask;nkilt*na l:-'lclr.'er:i <,.r-q Tt'*tNi** dailrbal
'j r ." r.l..- i;'g .;eny:lk Lal*la silai rl;krp banyak deset -i'ii:" ;.js.!r t j.r sinp;X*r:i;n*tik pad*
Jr u:r h,;-pdrl:rran .J i4r.r'<.r- rrr dele dal*;* irai t*ntan$ pcfi*par*n l*k*nan datgh
n*nu*i* {'mrla'yr inqr rd:i?rr: L rr?tg p*napara* teda :ada rrlrr,,q;* jiscrla akiii
. pcnaparai banyak rjala dal*n he! n*nusia; r:6g;1 qelrii,:1 1f r4.r '\gr:t**rct*lie
iTir rj iu .: r r rr: i:n
lasien{ahrn, - r"it- r
.
pcr ifu i - ;i: 1i p*rfiasslah:]n rd*lah is*larg k**fianannya s*r*l*r;r rcn?al
:05,4,:]ii ii)'4 -i;r;s,ari .a-clf,lic' ,j;(r1l:r{:'.r- ";ra'(1 r{'tJf ;}ln' '-:; he'; t.ll, qirg nPr'
teryapar, Ma*n 1ri*illik ieiapi aklrvllas dan ffla*alah** k*am*na*
p;lier: yang lorp*p*{ !:etk*rnbang ee pat 'lll*rabiiiias :u!":iir c ri,ric r; .t'!d"
+rlai ri:Y P rir:c!
pemilala$itn .li*t
846 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

f*L.! !l d 4l
n^,..*L. **** r1^#!.*L**- - * i,;#tdst:1;:r.;{!r:r1r
i*l^* n4-^,,!:n A *{iJ*---**** 4 "*t**^:-^^* u^"-- t/-!^",
rf"r:q:;;;.{':;d!'"r-r,t!r!{lt":dt;udt} 4[5r'L,t::]rtu&{9{{ rgq{r{i!}t,"}1ig*1, nH'ds.ftr Id}

I 1:di - tibtn{te
$:!i t 19'5q;k:'t. * &mln*k*{*n
$:* - ^:nicl n.": :fibal',y;. l.iA#l t*iu.i,:y*.
*islr,:**
:: "": "",.'*F;Fl
:: il:"r,'.
:
\;6jre p:*i* 1631yt;y6:""*+ii,r*:

ri' r":'r l \ L:J, .:,." :.:r::i ": l,,lenilsikalialaili lJ*nr*Ekerl*tapipr*kliL


e**Lrr!,:n irr.":l,1lf,*rilirerel.:il fi*medirlilr ilils;t Llllis hias*rys
^..! --t
)fllJil , .il . i .':,:.. .r :....:,,: jl:
riffiC;*ffikar e1*ii *lrit l**agi
--i;-l--,----
dl llu!!r! {;11 l

lr$rrair&l d*r':g*n i:il.

Walaupun bupropion pada dasarnya suatu obat mungkin tidak dikenali banyak klinisi adalah efek
antidepresan yang aman dan efektif, obat ini merugikan seksual dari antidepresan. Hampir
disertai dengan kejangjika digunakan secara tidak semua antidepresan, kecuali bupropion, telah
tepat dan membatasi pemilihannya sebagai obat dihubungkan dengan penurunan libido, disfungsi
lini pertama. erektil, atau anorgasmia. Obat serotonergik ke-
EFEK MERUGIKAN. Satu permasalahan yang mungkinan lebih erat berhubungan dengan efek
paling serius tentang antidepresan adalah letalitas- merugikan seksual dibandingkan senyawa nor-
nya jika digunakan overdosis. Obat trisiklik dan adrenergik.
tetrasiklik, sejauh ini, adalah antidepresan yang TERAPI JENIS SPESIFIK. Beberapa tipe klinis ep-
paling mematikan; SSRIs, bupropion, ffazodone, isode depresif berat mungkin memiliki berma-
dan MAOIs adalah jauh lebih aman, kendatipun cam-macam respons terhadap antidepresan ter-
obat tersebul dapat mematikan jika digunakan tenfu. Sebagai contoh, pasien gangguan depresif
dalam overdosis dalam kombinasi dengan alkohol berat dengan ciri atipikal (kadang-kadang dina-
atau obat lain. Permasalahan lain adalah keamanan makan disforia histeroid) mungkin secara isti-
jantung dari antidepresan. Sekali lagi, obattrisiklik mewa berespons terhadap pengobatan dengan
dan tetrasiklik biasanya yang paling tidak aman; MAOIs. Dua kelompok spesifik lainnya adalah
SSRIs, bupropion, trazodone, dan MAOIs secara pasien gangguan bipolar I terdepresi dan pasien
bermakna lebih aman dibandingkan obat trisiklik dengan episode depresifberat dengan ciri psikotik.
dan tetrasiklik. Hipotensi adalah efek samping Lithium adalah obat farmakologis lini pertama
serius yang potensial dari banyak antidepresan, yang potensial dalam mengobati depresi pada
khususnya pada lanjut usia; di arrtara antidepresan pasien gangguan bipolar I dan pada beberapa pasien
konvensional, amoxapine (Asendin), maprotiline gangguan depresif berat dengan suatu periodisitas
(Ludiomil), nortriptyline, dan trazodone adalah yangnyata dalam gangguannya. Pasien gangguan
diserlai dengan sedikit hipotensi, dan bupropion bipolar I yang diobati dengan antidepresan kon-
dan SSRIs disertai dengan hipotensi yang paling vensional harus diobservasi cermat untuk menge-
sedikit. Satu kumpulan efek merugikan yang tahui timbulnya gejala manik.
Bab 15 . Gangguan Mood 847

tan*t "1ti.t
-s3
Sirat FteaNsi W*rugrka* *bat

T;;-L n--^4 n!4*!*"**^;


' iilos uaud! g!!g!utd1t3I
*!:a* d*n l?i*ikr: *x*ggx*n Snngguan $*eiar.tg ataer ?idak {l}apat Sitcri;'xra

'.- il
lngrmnia
$tdasi
Pe**nran libiric
hlyeri k*pala
:|td !

Flatrl*n*i
An*16*smra
l*r:*ni:a1':an b*rat bada*
I'rpr:srei
qJ.nnlr:irr

Kadaig-kaCrng Uuxl K*temasan


Senet*rar
l$c*tfit'rta
lt:.1: U *irfungs! **k*x;l \* 1t
'q
K*sl:litan krgri{il

Anir i*rsi*r: l,arp*,,rin*,


,4rritripfylne, S*x*pire. den
i': l:irli'lll'a
dsriiru $*d**l Kon$i:pa:i i ! ;) 111. _: rra.L I

k*ring
LrlL;lut
Iad*rE-kaelarg F*ra:aal m*1ayil*g K*i:*tip**i r,*r*1
*.'t)*,* **rk*ri*Ea1
llesakar rniksi 3:.:i .:,r:-n lts,r !:tr,r;.: ll rr.rrl

Talikardia
Desekan miksi
Itruan1 kuiil
Fanciangan kabar
\.Lrari nrd: air-: lrci i{p;.r.r r
f .. "..- ^,, ^ -, udyl
a^,.^ .^ ^^.
r r9.:r F*ngh*mbat*n t:liksi
udr ullud
Faniangan kaliur y6*g 591s1 cr i nlrar ail
Tren*r ilelirium
Agitasi. akiihisia M::nia

,4slr s*k*nd*r: lJodrtstylr€,


n**i{}{e{rtirc, da*
**lftptvilft*
ML;lut k*ing ring*:: llencr
Takikardia
i{**ang-k***ng Mul'r1 k*rin{ S*fi*laran
i,;rlnn {ec*nasa;r
K*r$tipasi
Berkr*ngai
Kojanil
Ruln *anggL;an elay* ingal
[*sakan rnrksi l\.1: n. r

M**a*rnh *ksldas*:
lnhlf;iir:r
!'\?tp 1,r,t !'At t"t,t;ti;t,;t) t
dan l****r*pxo;;d
$*rirg lrsofinia F{}nasbanan beral b**er
$edasr sierE h*ri F*r*s*en nehy*irg t:isn;e r;r'rle:ri
An*rg*smla
iler*runen lclsra* dara*
848 Srnopsis Psikiatri t Jilid 1

; d{,;q:; ! i.!. r"-,};;;


i- ai i i l'i J i.:1 ll'

;,.:,ir.l;.,.., i r..

:-!l it..i .t,: Il':,4t.;.':i)1. t. l:1..


t.' r I r... r,.,,1'... -'.:'i

Antidepresan saja kemungkinan tidak efektif dosis tidak boleh dinaikkan kecuali perbaikan
dalam pengobatan episode depresif berat dengan klinis berhenti sebelum didapatkan manfaat yang
ciri psikotik. Satu kekecualian mungkin adalah maksimal. Jika pasien tidak mulai berespons ter-
amoxapine, suatu antidepresan yang berhubungan hadap dosis obat yang sesuai setelah dua atau tiga
erat dengan loxapine (Loxitane), suatu antipsi- minggu, klinisi dapat memutuskan melakukan
kotik. Tetapi, praktik umum adalah menggunakan pengukuran konsentrasi obat di dalam plasma jika
kombinasi antidepresan dan antipsikotik. Bebe- tersedia pengujian untuk obat teftentu yang digu-
rapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi nakan. Pengujian dapat menyatakan apakah keti-
elektrokonr,.Lrlsif (ECT) adalah efektif untuk indi- dakpatuhan atau disposisi farmakokinetik yang
kasi tersebut-kemungkinan lebih efektif diban- tidak umum, dengan demikian mengarahkan suatu
d ingkan larmakoterapi. dosis alternatif.
PEDOI\4{N KLINIS UMUM. Kekeliruan klinis yang DURASI DAN PROFTLAKSIS. Pengobatan dengan
paling sering yang menyebabkan kegagalan perco- antidepresan harus dipertahankan sekurangnya
baan suatu obat antidepresan adalah menggunakan selama enam bulan atau lama episode sebelumnya,
dosis yang terlalu rendah dan waktu yang terlalu bilamana lebih panjang. Beberapa penelitian me-
singkat. Tabel 1 5. I 36 menuliskan pedoman untuk nunjukkan bahwa terapi profilaksis dengan anti-
menentukan kualitas percobaan sebagai definitif depresan adalah efektif dalam menurunkan jumlah
atau kemungkinan dalam ha1 kepastian dengan dan keparahan rekurensi (Gambar 15.1-5). Satu
mana seseorang dapat menyimpulkan bahwa per- penelitian menyimpulkan bahwa, jika episode
cobaan adalah adekuat. Kecuali peristiwa merugikan terpisah kurang dan 2t, tahun, terapi profilaktik
menghalanginya, dosis antidepresan harus diting- selama lima tahun kemungkinan diindikasikan.
katkan sampai tingkat maksimum yang dianjurkan Faktor lain yang menganjurkan terapi profilaktik
dan diperlahankan pada tingkat tersebut untuk adalah keparahan episode depresif sebelumnya.
sekurangnya empat minggu sebelum percobaan Episode yang melibatkan ide bunuh diri yang ber-
obat dapat dianggap gagal. Selain itu, jika pasien makna atau gangguan fungsi psikososial mungkin
secara klinis membaik dengan obat dosis rendah, menyatakan bahwa klinisi harus mempertim-
Bab 15 . Gangguan Mood 849

T*h*l t$.1-3*
F,rilefr* if ilii3rr-; H"+#r-"$,:;:i;r: ';ir **h;s &'1i;J4Sr{'.;#I:

h.;ilrr.:r

t.ri i..r** ;li;i.,:;t: ;,Ji' :1S;1t, .-.i:?i::

r.i r'. r rsuii

f1 **..- !:"..,;^*
&nf ide*r*q.*rr

i liriti.'l![
lrrriprarin*, *elipn*ir* ..' il|] nr *1*L: L*ri;;r rl*$rit ii**r'Jrii;fiit*
. ,. . , ..: ,-,. !:, riJ1,: .. : ..
J1laft!*!ril:** :,;i. , ,: r. . ,, ' .1 :,':, ., ,, '...i.
$* trr
1lii *irinl
.t rir,. , :, ,r .i,r, . r :
:i llli lilil

I i*| lfJtttir r*
llnltf'Ji $*nLaSfi *i{liit}$t}
'l
:
r,": ; ,i: ,r l ,: ,rl.! :::!: lj 1
: il , ,' ,

l.. .s l-:..

-" .ili llril

! lllrLItl
> l:'ll't rlr
i:.,,-, !.!!-i,1 ,. -i i r:,i:, .:1..:^ .i
tr*ral:i *l*1.1r*iq*lvr,:hil
i. ; !.r, :jr.,::,r"
J'' ,-:, l,.i- , ,
:j-::
.-
n*is L;ic!i.it

bangkan terapi profilaktik. Jika antidepresan telah mengunakan SSRI menjadi suatu obat trisik-
dihentikan, obat tersebut harus diturunkan secara lik atau tetrasiklik (atau kemungkian suatu MAOI).
bertahap selama periode waktu satu sampai dua Sekurangnya diperlukan selang waktu dua minggu
minggu, tergantung pada waktu paruh senyawa antara penggunaan SSRI dan penggunaan MAOI,
tertentu. dan kedua obat tidak boleh digunakan bersama-
KEGAGALAN PERCOBAAN OBAT. JiKA ObAt ANti- sama. Klinisi juga dapat mempertimbangkan untuk
depresan pertama telah digunakan untuk suatu memindahkan nonresponder obat lini pertama
percobaan yang adekuat dan, jika tepat, klinisi menjadi trazodone atau bupropion.
adalah yakin bahwa konsentrasi plasma yang Lithium. Lithium (900 sampai 1.200 mg sehari,
adekuat telah dicapai, dua pilihan dihadapi oleh kadar serum antara 0,6 dan 0,8 mEq per liter) dapat
klinisi-memperkuat obat dengan lithium, liothy- ditambahkan pada dosis antidepresan selama 7
ronine (T3 atau L-triiodothyronine) (Cytomel), sampai 14 har| Pendekatan tersebut mengubah
alau L-tryptophan atau mengganti menjadi agen sejumlah bermakna nonresponder antidepresan men-
primer alternatif (9?mbar 15.1-6). Strategi yang jadi responder. Mekanisme kerjanya tidak diketa-
sekarang jarang digunakan adalah kombinasi obat hui, walaupun lithium dapat mempotensiasi sistem
" trisiklik atau tetrasiklik dengan MAOI. Jika meng- neuronal serotonergik. Beberapa data menyatakan
ganti obat, klinisi harus mengganti seorang pasien bahwa praterapi dengan antidepresan saja diperlu-
yang telah menggunakan suatu obat trisiklik atau kan untuk mendapatkan efek tersebut dan memu-
tetrasiklik dengan suatu SSRI (atau kemungkinan lai pengobatan dengan dua obat secara bersama-
suatu MAOI) dan harus mengganti pasien yang sama adalah tidak sama efektifnya dibanding
850 Srnopsls Psikiatri . Jilid 1

t.0

lmipramine Hydrochloride
(.) (N=l1)
a 0.8
g
c€
a)
F
bo

(H
0.6
ts

v 0.4
H
g
! Placcbo
(N=9)
o,2 ttlrl ttlt r r-'--l
010203040 50 60 70 B0 90 100 1 10
Minggu dalam Pemeliharaan

Gambar 15,1-5. Analisis survival untuk terapi pemeliharaan B. McEachran, V.J. Grochocinski: Five-year outcome for
pada depresi rekuren. Perbedaan antara dua kelompok, P = maintenance therapies in recurrent depression. Arch Gen
0,006 oleh tes Mantel-Cox. (Gambar dari D.J. Kupfer, E. Psychiatry 49:77 1, 1992. Digunakan dengan izin.)
Frank, J.M. Perel, C. Cornes, A.G. Mallinger, M.E. Thase, A.

memulai dengan suatu antidepresan dan se- karena menimbulkan wabah sindrom mialgia-
lanjutnya menambahkan litium. eo sino fi lia yang berhubungan dengan penggunaan
Liothyronine. Penambahan2l sampai 50 ug T3 L-tryptophan. Gejala sindrom adalah kepenatan,
sehari kepada suatu regimen antidepresan selama mialgia, nafas pendek, bercak kulit, dan pembeng-
7 sampai 74 hari dapat mengubah nonresponder kakan pada anggota gerak. Gagaljantung konges-
antidepresan menjadi responder. Efek merugikan tifdan kematian jug a dapatterjadi. Walaupun bebe-
dari T: adalah ringan tetapi dapat berupa nyeri rapa penelitian telah menunjukkan bahwa L-tryp-
kepala dan perasaan hangat. Mekanisme kerja tophan merupakan pelengkap yang efektif dalam
penambahan T: adalah tidak diketahui, walaupun pengobatan gangguan mood, obat tidak boleh
modulasi reseptor adrenergik-beta dan adanya digunakan untuk tiap tujuan sampai masalah
kelainan sumbu tiroid yang tidak diketahui pada dengan sindrom menghilang sama sekali. Sin-
gangguan depresif berat telah diajukan. Jika drom kemungkinan berhubungan dengan suatu
penambahan T: adalah berhasil, T3 harus diterus- kontaminan di dalam pabrik, tetapi hal tersebut
kan selama dua bulan dan selanjutnya diturunkan belum terbukti.
p erlahan-lahan (tappering) dengan kec ep atan I2,5 Kombinasi obat trisiklik atau tetrasiklik dan
ug selrari setiap tiga sampai tujuh hari. MAOI. Kombinasi suatu obat trisiklik atau tetra-
L-Tryptophan. L-Tryptophan, suatu prekurson siklik dan MAOI kadang-kadang digunakan bagi
asam amino dari serotpnin, telah digunakan seba- pasien yang tidak berespons terhadap beberapa terapi
gai pelengkap baik pada obat antidepresan dalam farmakologis lain. Tetapi, ketersediaan berbagai
gangguan depresif berat maupun pada litium macam antidepresan, kombinasi terapi ini jarang
dalam gangguan bipolar I. L-Trytophan juga telah digunakan. Cara ini bukan merupakan pilihan
digunakan sendirian sebagai suatu antidepresan pengobatan pertama, kedua, atau bahkan ketiga,
dan suatu hipnotik. Produk yang mengandung karena tingginya insidensi efek merugikan. Jika
L-tryptophan telah ditarik di Amerika Serikat digunakan kombinasi, klinisi harus memulai peng-
Bab 15 . Gangguan Mood 851

Fa*icn yang s*h$t secats fisik, Jika seorang pasien telah menggunakan suatu
icrpa per,vuiit tanpa ldnrva kurlrainiirias' obat trisiklik atau tetrasiklik, dokter harus mem-
unlLrk artidtpr*a*n kclas l**etli*
E
bagi empat dosis obat selama lima sampai tujuh
E
$
hari dan selanjutnya menambahkan MAOI pada
regimen. Jika pasien telah menggunakan MAOI,
TC& xi*Lr 5$ft1
dokter harus menghentikan obat selama dua
Terr:t*ntung pillhan d*ki*r minggu dan selanjutnya memulai kedua obat
secara bersama-sama. Alasan untuk strategi ter-
sebut adalah karena MAOIs secara ireversibel
menghambat monoamin oksidase dan diperlukan
m-y**-*TT
*oh* gagal
l-lji
har**a r*spont at;au
efek m*rugiknn
*T-
{tsF0ns ijli'$rar {
g
tt
waktu kira-kira dua minggu untuk dicapai kadar
aktivitas MAO normal.
{
$
Gangguan bipolar I. Bilamana pengobatan
a
c gangguan depresif berat telah berubah dengan di-
!
+ perkenalkannya SSRIs, pengobatan gangguan bi-
F*@".@E
polar I telah diubah oleh banyak penelitian yang
Ganii n:*njadi $ Garrii ke cbat $
P*rt*h*ilknn
*b*t ait*rnattf * arte'.ratil ai;ru B t*rapi mlanra telah membuktikan kemaniuran dua antikonr,ul-
,rn n I rcnr',
I r\,t1 .)JnJl * cona,irrerruat f, srkurargny* san-carbamazepine dan valproate (Depakene)-
****F-**8 4-$ hul*tt pilda di dalam pengobatan episode manik dan kemung-
h*sus epi**d*
nnrtr*: rl.
L\elr
kinan di dalam pencegahan episode manik dan
& t!!1!!

$ryre
'q
depresif pada gangguan bipolar I. Walaupun data
g Llll caba
!N
usga: fi padn penyaklt yang mendukung manfaat lithium adalahbanyak,
q cukup banyak data yangterkumpul mengharuskan
*-*""**"*t mempertimbangkan dua antikonvulsan sebagai
$epeili B
B8
Coha obat t'ni $
pengobatanlini pertama bagi gangguan bipolar I.
dij*l*skrn di atas *€'ckei-a i-l{:fiaatl
Keputusan tersebut harus didasarkan terutama
E

E hrrkir aatruitas $

g Pafla :ronies- p ada ke se suaian (compatibility) antar a pasien dan


B

H pcrrCer TCA { efek samping obat yang relevan. Terapi jangka


fi Ait*rratiinyn H panjang gangguan bipolar I adalah suatu indikasi
fi uoail de.ruan
6 rn:=*
E
I untuk antikonr,'ulsan tersebut, tetapi stadium awal
6 Llr !
episode manik sering memerlukan penambahan
obat dengan efek sedatif yang kuat. Obat yang
Gambar 15.1-6. Algoritma untuk mengobati pasien dengan
sering digunakan pada awal terapi untuk gangguan
gangguan depresif berat. (Gambar dari S.H. Preskorn, M.
Burke: Somatic therapy for major depressive disorder: Selec-
bipolar I adalah clonazepam (Klonopin) (1 mg
tion of an antidepressant. J Clin Psychiatry 53 (9, Suppl): 10, setiap empat sampai enam j am), lorazepam (Ativan)
1992. Digunakan dengan izin. (2 mg setiap empat sampai enam jam), dan halo-
peridol (Haldol) (5 mg setiap dua sampai empat
jam). Dokter harus menurunkan medikasi tersebut
obatan dengan dua obat secara bersama-sama secara perlahan-lahan dan menghentikannya segera

d"alam dosis kecil untuk masing-masing obat dan setelah fase awal episode manik telah menghilang
selanjutnya meningkatkan dosis perlahan-lahan. dan efek lithium, carbarnazepine, atau valproate
Imipramine atau-trimipramine (Surmontil) dan mulai tampak secara klinis.
suatu MAOI tidak boleh digunakan dalam kom- Bilamana lithium dan kemungkinan carbama-
binasi karena tingginya insidensi efek toksik, zepine dan valproate adalah obat lini pertama untuk
termasuk kegelisahan, pusing, gemetaran, kedutan pengobatan gangguan bipolar I, obat lini kedua
otot, berkeringat, kejang, hiperpireksia, dan sekarang termasuk antikonlulsan lain (clona-
kadang-kadang kematian. zeparrr), suatu penghambat saluran kalsium (vera-
852 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1

pamil [Calan]), suatu agonis reseptor adrener- zepine atau valproate adalah didasarkan pada ada-
glk-alfa2 (clonidine), dan antipsikotik (khususnya nya efek samping dan kemungkinan harga resep.
clozapine IClozaril]); terapi elektrokonr,.ulsif Carbamazepine disertai dengan sedasi, mual, pan-
(ECT) adalah terapi lini kedua lainnya. dangan kabur, bercak kulit, diskrasia darah, dan
LITHIUM. Lithium masih merupakan pengobat- hiponatremia. Valproate memiliki sifat keamanan
an standar untuk gangguan bipolar I. Efek merugi- yang relatif ringan, tetapi disertai dengan gejala
kan yang dapat membatasi penggunaan litium dan gastrointestinal, tremor, kerontokan rambut, pe-
menyebabkan klinisi untuk mempertimbangkan nambahan berat badan, dan diskrasia darah. Baik
menggunak an carbamazepine maupun valproate valproate maupun carbamazepine memerlukan
adalah efek pada ginjal (rasa haus, poliuria), efek monitoring darah rutin untuk memeriksa indeks
sistem saraf pusat (tremor, kehilangan daya ingat), fungsi hati dan hematologis.
efek metabolik (penambahan berat badan), efek Valproate. Sejumlah besar pasien tampaknya
gastrointestinal (diare), efek dermatologis (akne, menoleransi valproate lebih baik daripada mereka
psoriasis), dan efek tiroid (gondok, miksedema). menoleransi litium dan carbamazepine. Dosis
Permasalahan serius dengan terapi litium adalah awal valproat pada pasien manik biasanya adalah
efeknya pada ginjal, yang dapat berupa gangguan 20 mg per kg sehari, yang biasanya mencapai
fungsi tubular yang sedang dan kadang-kadang konsentrasi terapeutik dalam darah sebesar 50
parah; perubahan morfologis yang jarang, sedang, sampai l5 ug/ml-. Pasien yang berespons biasanya
dan tidak spesifik; dat, jarang, suatu sindrom mengalami perbaikan gejala yang bermakna satu
nefrotik. Banyaknya efek merugikan tersebut minggu setelah mencapai konsentrasi darah ter-
memerlukan monitoring yang ketat pada status sebut. Pasien rawat jalan biasanya menoleransi
ginjal dan tiroid pasien. dosis awal 500 sampai 1.000 mg sehari, tergan-
Kepatuhan dengan terapi lithium meningkat tung pada besar tubuh pasien. Dosis selanjutnya
dengan dimulainya segera pengobatan, peng- dapat disesuaikan naik sampai didapatkan kon-
obatan penyakit-penyakit penyerta secara adekuat, sentrasi terapeutik plasma.
pengobatan penyalahgunaan zat yang menyeftai, Gangguan gastrointestinal yang sering biasa-
deteksi dini dan pencegahan efek samping, dan nya dapat ditekan dengan memulai terapi dengan
dimasukkannya pasien di dalam psikoterapi indi- dosis rendah, meningkatkan dosis perlahan-lahan,
vidual dan kelompok. Responsivitas terhadap te- dan menggunakan tablet selaput-enterik. Tremor
rapi litium adalah meningkat jika kadar litium biasanya berespons terhadap pengobatan dengan
yang adekuat dipertahankan, dan monitoring labo- antagonis adrenergik-beta-sebagai contoh,
ratorium dan klinis dilakukan. Tidak responsifnya propranolol (Inderal)-dan kerontokan rambut
terhadap terapi lithium paling mungkin terjadi pada dapat dikurangi dengan pemberian suplemen vita-
penyakit yangparah, adanya gejala gangguan ski- min yang mengandung seng dan selenium secara
zoafektif, gejala manik dan depresif campuran, bersama-sama. Trombositopenia biasanya ringan
gejala somatik, penyalahgunaan alkohol dan penya- dan reversibel jika dosis diturunkan atau jika obat
lahgunaan zat lain, perputaran yang cepat, dan dihentikan. Walaupun hepatotoksisitas yang
tidak adany a riwayat ke lu ar ga ganggvan bip o lar I. mematikan telah dilaporkan pada anak kecil yang
Antikonr,ulsan. Seperti yang dinyatakan di menerima antikonr,ulsan multipel yang termasuk
atas, data kemanjuran untuk carbamazepine dan valproate, efek merugikan tersebut belum pemah
valproate sekarang cukup untuk dapat mempertim- dilaporkan pada pasien yang berusia lebih dari l0
bangkan mereka seba:gai obat lini pertama dan tahun.
pemakaiannya sebagai tambahan terhadap litium C trbamtzepine. Carbamazepine biasanya di-
atau sebagai alternatifterhadap litium bagi pasien mulai dengan dosis 200 sampai 600 mg dalam
yang tidak responsif terhadap litium saja atau rentang hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap lima
yang tidak dapat menoleransi efek samping akibat hari, sesuai yang diindikasikan oleh respons
litium. Keputusan unfuk menggunakan carbama- terapeutik pasien dan timbulnya efek samping,
Bab 15 . Gangguan Mood 853

unfuk mencapai konsentrasi serum 4 sampai 15 sis gangguan bipolar I pada setiap pasien yang
luglmL. Jika konsentrasi terapeutik serum telah telah menderita lebih dari satu episode. Alasan
dicapai, respons klinis yang baik biasanya terlihat tindakan tersebut adalah relatif amannya obat
dalam satu sampai dua minggu. yang tersedia, manfaal yang ditunjukkannya, dan
Efek samping carbamazepine berhubungan kemungkinan masalah psikososial yang bermakna
dengan dosis yang paling sering terlihat adalah jika terjadi episode gangguan bipolar I lainnya.
sedasi, mual, pandangan kabur, dan ataksia. Bercak
kulit berkembang pada kira-kira 10 persen dari
semua pasien. Walaupun bercak kulit bukan meru-
pakan indikasi untuk menghentikan carbamaze- Daftar Pustaka
pine, tanda lain suatu reaksi alergi (sebagai con-
toh, perdarahan, demam, dan nyeri sendi) adalah Andreasen N C, Swayze V, Flaum M, Alliger R, Cohcn 0: Vcntricular
abnormalities in affcctive disorder: Clinical and demographic corrclates.
tanda penting yang sehingga mungkin perlu Am J Psychiatry 147: 893,1990.
Bauer M S, Whybrow P S: Rapid cycling bipolar affective disorder: Il.
menghentikan obat. Bercak eksfoliatif (sebagai Treatment of refractory rapid cycling with high-dose levothynrxine: A
contoh, sindrom Steven-Johnson), anemia ap- preliminary study. Arch Gen Psychiatry 47:435,199O.
Bauer M S, Whybrow P C: Validity of rapid cycling as a modifier for bipolar
lastik, agranulositosis, dan trombositopenia, wa- disordet in DSM-IV. Depression I: 11,1993.
Caldccott-Hazard S, Morgan D G, Del:on-Joncs F, Overstreet D H,
laupun jarang, dapat merupakan komplikasi Janowsky D: Clinical and bimhcmical rspccts of deprcssive disorden:
carb amazepine yang potensial mematikan. ll. Transmitter/receptor theories. Synapsc 9: L(1, t99l.
Cassano G B, Akiskal H S, Savino M, Musctti L, Perugi G: Proposed
OBAT LAIN. Obat lain yang harus dianggap subtyp€s of bipolar Il and related disordes: With hypomanic episodes
(or cyclothymia) and with hypcrthymic tcmpcramcnt. J Affect Disord
sebagai obat lini ketiga dalampengobatan gangguan 26: 127,1992.
Clay(on P J, Guse S B, Cloninger C R, Martin R L: Unipolar depression:
bipolar I adalah clonazepam, clonidine, clozapine, Diagnostic inconsistency and iis implications. J Affect Disord 26; lll,
dan verapamil. Walaupun beberapa penelitian te- 1992.
Coffey C E, Wilkinson W E, Weiner R D, Parashos I A, Djang W T,
lah menemukan keempat senyawa tersebut efek- Webb W C, Figiel G S, Spritzer C F: Quantttative cerebral anatomy in
deprcssion: A controlled magnetic resonance imaging study. Arch Gen
ttf, data dasar untuk mendukung penggunaan Psychiatry 50:7,1993.
Coryell W, Endicott J, Kellcr M; Major depression in a nonclinical sampler
rutinnya dalam pengobatan gangguan bipolar I Demographic and clinical risk factors for first onset. Arch Gen Psychiatry
masih belum sekuat litium, carbamazepine, dan 49: ll7, 1992.
Coryell W, Endicott J, Kellcr M: Rapid cycling affective disordcr: De"
valproate. Terapi elektrokonr,ulsif adalah peng- mographics, diagnosis, family history, and course. Arch Gcn Psychiatry
49: 126,1992.
obatan altematif lainnya untuk gangguan bipolar I Deakin J F W: Depression and 5HT. Int Clin Psychopharmacol 6: 23, 199t.
dan dapat dipertimbangkan pada kasus yang parah Drevets W C, Videen T O, Price J L, Preskorn S H, Carmichacl S T,
Raichle M E: A functional anatomical study of unipolar depression. J
atau resisten terhadap obat. Neurosci /2: 3628, 1992.
Emery V O, Oxman T E: Updat€ on lhe dementia spectrum of depression,
PERIUTARAN vANG cEpAT. Perkembangan Am I Psychiatry 149:305,199't-. ; .
Gabbard G A: Psychodynamic Psychiatry in Ctinical Pracrice: The DSM-
perputaran yang cepat (rapid cycling) padapasien IV Edition. American Psychiatric Press, Washington, 1994.
gangguan bipolar I telah dihubungkan dengan Gaslpar M, Gilsdorf U, Abou-Aleh M T, Ngo-Khac T: Clinical corrclates
of response to CST: The dcxamethasone suppresion tcst in dcprcssron:
penggunaan antidepresan konvensional, khusus- A World Health Organization collaborative study. J Affect Disord 26:
t7, 1992.
nya obat trisiklik dengan adanya hipotiroidisme. Guscott R, Grof P: The clinical meaning of refraciory depression: A rcvicw
Di samping menggunakan terapi tiroid-yaitu, for the clinician. Am J Psychiatry I48: 695, l99l-
Harrow M, Goldberg J F, Grossman L S, Meltzer H Y: Outcome in manic
levothyroixine (Tq) (Levothroid) 0,3 sampai 0,5 disorders: A naturalistic follow-up study. Arch Gen Psychiatry 47: 665,
t990.
mg sehari-beberapa peneliti dan klinis telah Horuath E, Johnson J, Weissman M M, Hornig C D: The validity of major
melaporkan hasil pendahuluan yang positif dengan depression with atypical fealures based on a community study. J Affect
Disord 26: ll7, 1992.
penggunaan obat psikofarmakologis lainnya, ter- Hunt N, Bruce-Jones W, Silverstone T: Life evcnts and relapse in bipolar
affective disorder. J Af{cct Diwrd 2J: 13, 1992.
masuk bupropion dan nimocipine (Nimotop). Jorge R E, Robinson R G, Starkstein S E. Arndt S V, Forrester A W,
PEMELIHARAAN. Keputusan untuk mempefia- Geisler F M: Secondary mania following traumaiic brain injury. Am J
Psychiatry I50; 916, 1993.
hankan pasien dengan profilaksis litium (atau Kapjur S, Mann J J: Role of the dopaminergic system in dcpression. Biol
Psychialry 32: l,1992.
obat lain) didasarkan pada keparahan gangguan Karasu T B: Toward a clinical modcl of psychothcrapy for dcprcssion: I.
Systematic comparison of three psychotherapies. Am ! Psychialty 147:
pasien, risiko efek samping dari obat teftentu, dan 133, 1990.
kualitas sistem pendukung pasien. Pada umumnya, Karasu T B: Toward a clinical model of psychotherapy for depression: II.
An integrative and seleclive trealment approach. Am J Psychiatry /47:
terapi pemellharaan diindikasikan unhrk profilak- 269. 1990..
854 Srnopsr's Psikiatri o Jilid 1

Kalo T, Takahashi S, Shioiri T. lnubushi T: Alterations in brain phospho- You-ng E A. Flaskctt R F, Murphy-Weinberg V, Watson S J, Akil ll: t.oss
rous metabolism in bipolar disorder detected by in vivo rrp and 7Li of glucocrrrticoid fast fecdback in depression. Arch Gcn psychiatry 4g:
magnetic r€sonance spectroscopy. J Affect Disord 27: 53, 1993. 693,1991.
Katon W, Schulberg H: Epidemiology of depression in primary care. Gcn Young R C, Klcrman (i l-: Mania in latc lifc: Focus on agc
Hosp Psychiatry l4: 237, 1992.
it onscl Am
J Psychiatry 149: 867, 1992.
Keck P E, McElroy S L, Nemeroff C B; Anticonvulsanrs in lhc rre arncnt
of bipolar disordcr. J Ncuropsychiatry Clin Neurosci 4: j95, 1992.
Keitner G I, Ryan C E, Miller I W. Norman W H: Rccovcry and nrajor
depression: Factors associa(ed with twelve-month outcome. Am J psv-
chiatry 149:93, 1992.
Keller M B, Lavori P W, Mueller T I, Endicott J, Coryell W, llirschficld
R M A, Shea T: Time to recovery, chronicity, and ievets of psychopa-
thology in.m-ajor depression: A 5-year prospeitive follow-up of 431 s;b_
iects. Arch Cen Psychiatry 49: 8W,lgi2.
Kendler K S: Mood-incongruent psychotic affective illness: A historical and
empirical review. Arch Gen Psychiatry 48:362, l99l.
Kohut H: The Analysis of the Self. International Univaersities press. New
York,1971.
Krishnan K R R, McDonald W M, Escalona p R, Doraiswamy p M, Na
C, Husain M M, Figiel G S. Boyko O B, Ellinwood E H. I.ienreroff C
B: Magnctic rcsonanrc imaging of the caudate nuclci in dcprcssi<ln. Arch
Cien Psychiarry 49: 551,1992.
15.2. Gangguan Distimik dan
KuEer D J, Ehlers C L, Frank E, Grochocinski V J, McEachran A B:
EEG slecp profiles and recurrent depression. Bkrl isychiaiiy -i0: 6al,
Gangguan Siklotimik
l99l.
Kupfer D J, Frank E, Perel J M, Cornes C, Mallingcr A C, Thasc M ll.
McEachran A B, Grochocinski V J: Five-year ouriomc for maintcnancc
..iherapic-s-in recurrent dcprcssion. Arch Ccn psychiarry li, idg, trrgZ.
Mille.r A H, Spencer R L. pulera M, Kang S. IilcE*c'n S S, S,.in
1,4,
A-drenal,steroid receplor.activation in ratirain anO pltulrary following
delamethsone:- Implications for lhe dcxamethasone suppresskrn tcst. Gangguan distimik dan gangguan siklotimik
Eiol Psychiatry -t2: 850, 1992. dinamakan sebagai distimia dan siklotimia di da-
Mitchell P, Parker G, Jamieson K. Withelm K, Hickie I, grodaty B,
Boycc
f,jladzi.Pavlovic D:
lgy^{' Are rhcre any <.tifferenccs tci*Jen nipotar lam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
and unrpotar mclancholia? J Affect Disord 25: 91, 1992.
Parker G, Roy K, Hadzi-pavlovic D, pedic F: psychotic (delusional) Disorders edisi ketiga yang direvisi (DSM-III- R),
depression: A meta-analysis of pbysical ir€arments. J afiecibisora
l7 . t992.
el: dan kadang-kadang dikenal secara tidak resmi
PTI-I fi,. T::^:ducrion of psychosmial srress inro the ncurobiotogy of sebagai gangguan subafektif. Istilah terakhir
recurrent affective disorder. Am J psychiatry l4g:999, 1992.
Power A C, Cowen P J: Neuroendocrine chailenge tcsti: Awssmcnt
of menyatakan bahwa gangguan distimik dan gang-
5-HT function in anxiery and dcpressicn. Mol"Aspects t.l"J l-i, ZOS,
t992 guan siklotimik masing-masing adalah bentuk
Rice J. P, Rochbcrg N, Endicort J, Lavori p W, Miller C:
Srability of
psychiatric diagno<cs: An applicatior to thc affectivc disordcrs.
ringan gangguan depresifberal dan gangguan bi-
Arch
Uen l'sychiatry 4A: 8?4, 1992. polar L Tetapi, beberapa data penelitian menyata-
Roy A: Fcalurcs asstriatcd with suicidc attcmpts in dcprcssion:
A partial
rcplication J Affccr Disord 22. 35. lgg3. kan bahwa walaupun gangguan mungkin berhu-
Schatzhcrg A F, Ii('lhschil(l A J: psychotic (dclusional) ma.jor <lcprcrsion:
Should it hc included as a disrinct syndromc in DSM-IV? im.l psycliarry bungan, gangguan tersebut kemungkinan memi-
149:733.1992.
Shamoian C A_. psychiatr Aon 20 (2,
liki perbedaan biologis dan psikososial yang
_cdrror. Dcprcssion in thc cldcrly-
Suppl):2, lq9(t mendasar. Satu perbedaan utama adalah, apabila
Shelton R C, Winn S, Ekhatore N, I_oosen p T: The cffccts of antide-
frr:sslnls on thc thyroid axis in dcprcssiun. Biul psychiatry .i.i: 20, 993. gangguan depresif berat ditandai oleh episode
^Sotsky S M, Glass D R, Shca M i, pitkonis p A.-Coilin's J F, Ulkin l,
1 1

Watkins J 'I. Imber S D, Lcbcr W R, Moyer J, Oliveri M i.r paticnt gejala yang terpisah, gangguan distimik ditandai
Pt19i.'l,r;.. gj.r..p.nsc to psychorhcrapy and pharmacorhcrrpy: Findings oleh gejala nonepisodik dan kronis.
tn thc NlMll ltciltmcnt of dcprcssion crrll;rhrrrativc ,"".,,,ih
nm J fsy(hialty /48 (r)r. l9{rl. nr,,tr"n,. Pengertian gangguan distimik dan gangguan
Stcphcns J. l-t, Mcllugh P R: Characteri-stics and long-term frrllow_up
paticn(s hospitalized for rnood disorders in the t,trippi Ctinic, l9t
of siklotimik sebagai gangguan subafektifjuga harus
3 1940.
J Nerv Mcnr Dis 179: &. 199,1. dipertimbangkan dengan mengingat gangguan
Stravynski A,.(irrenbcrg D: The psychological managcnrent oI dcprcssron.
Acta Psychiatr Scand 85: 401, lggL. mood lain, selain gangguan depresif berat dan
Thomscn P Il. Mollcr L L. Dchlholm R, Brask l] Il: Mirnic.dcprcssivc
psychosisJn children yrrunger lhan l5 ycars: A rcgistcr-basc<l gangguan bipolar I. Gangguan lain tersebut adalah
invcsti-
gation of 39 cascs in l)cnmark. Acta.psichiatr Scarirl gJ: 4()1.
Toben M,.Wa1c_rnaux C M, fqumg M '[:: Outcomc in mania:
I992 gangguan bipolar II, gangguan depresif dngan,
A 4-ycar
prospectivc folLrw-up of ?5 patients ulilizing survival analysis. Arch
Gcn dan gangguan depresif singkat rekuren.
Psychiatry 47: llO6, l99r\.
Veslergaard. P; I lcatmcilt. and prevention of mania: A Scanrlin;rr
ian pcr-
Dimasukkannya gangguan yang bernama sub-
,, spectivc. Neuropsychopharmacology 7: 249, lgg1.
afektif, seperti gangguan distimik dan gangguan
Wexlcr B E. ('icclretti l) V; 'l-he ouipatient trcalmetr( of dcprcsrionr lm_
plications of outcome rcsearch for ciinical practicc. J Ncrv Mcnt Dis siklotimik, dengan gangguan mood adalah kontro-
/g0:
217, 1992.
wrtrknr;rn l: A Slr.rt l) l) ntypic'rr rrllitrcprers;rnts vcrcrrs irrrrr)r;rrrrrrc
in versial di dalam bidang psikiatrik. Dimasukkannya
lh: j,"::!:l"nl of nrajor rlcpressirrn: A mcta_analyri< J (.lirr l,sychiatry
54: 5, 1991. mereka dengan gangguan mood utama menyata-
kan adanya kemiripan dalam penyebab, dasar
Bab 15 . Gangguan Mood 855

genetika, prognosis, dan respons pengobatan. Pada Epidemiologi


yang tidak setuju dengan pandangan tersebut,
beberapa dokter psikiatrik berorientasi psikodina- Gangguan distimik merupakan gangguan yang
mika "percaya bahwa gangguan distimik dan sering ditemukan di antara populasi umum, yang
gangguan siklotimik dianggap terutama sebagai mengenai 3 sampai 5 persen dari semua orang,
akibat pemecahan masalah perkembangan psiko- yang mengenai antara setengah dan sepertiga dari
dinamika seseorang yang tidak lengkap. semua pasien klinik. Sekurangnya satu penelitian
melaporkan prevalensi gangguan distimik di antata
remaja yang muda adalah kira-kira 8 persen pada
laki-laki dan 5 persen pada perempuan. Gangguan
GANGGUAN DISTIMIK distimik adalah lebih sering pada wanita yang
berusia kurang dari 64 tahun dibandingkan
Gangguan distimik adalah suatu gangguan kro-
laki-laki pada setiap usia. Gangguan distimik juga
nis yang ditandai oleh adanya mood yang terde-
lebih sering ditemukan di antara orang yang tidak
presi (atau mudah marah pada anak-anak dan
menikah dan orang muda dan pada orang dengan
remaja) yang berlangsung hampir sepanjang hari
penghasilan yang rendah. Selain itu, gangguan dis-
dan ditemukan pada sebagian besar hari. Istilah
timik sering kali ada bersama-sama dengan gang-
"distimia," yang berarti humor yang buruk (ill-hu-
guan mental lain, khususnya gangguan depresif
moreQ, diperkenalkan di tahun 1980 dan diganti
berat, gangguan kecemasan (khususnya gangguan
menjadi "gangguan distimik" di dalam DSM-IV.
panik), penyalahgunaan zat, dan, kemungkinan,
Sebelum tahun 1980, sebagian besar pasien yang
gangguan kepribadian ambang. Pasien dengan
sekarang diklasifikasikan menderita gangguan
gangguan distimik tersebut kemungkinan meng-
distimik, diklasifikasikan menderita neurosis depre-
gunakan berbagai macam medikasi psikiatrik,
sif (uga disebut depresi neurotik), walaupun termasuk antidepresan, obat antimanik-sebagai
beberapa pasien diklasifikasikan menderita kepri-
contoh, litium (Eskalith) dan carbamazepine
badian siklotimik. Diagnosis neurosis depresif me-
(Tegretol)-dan sedatif-hipnotik.
rupakan diagnosis psikiatrik yang paling sering di
tahun i970-an. Pada kenyataannya, adanya hetero-
genitas yang jelas dan tidak adanya persetujuan Etiologi
klinis tentang diagnosis telah membantu mening-
katkan penghargaan akan perlunya manual diag- Tema utama tentang penyebab gangguan dis-
nostik tertentu seperti DSM edisi ketiga (DSM-IID' timik adalah apakah gangguan ini berhubungan
Bias teoretis dari berbagai sistem diagnostik dengan diagnosis psikiatrik lain, termasuk gang-
adalah dicerminkan di dalam berbagai nama gang- guan depresif berat dan gangguan kepribadian
guan DSM-IV dan non-DSM-IV. "Distimi t' berarti ambang. Pada saat ini, kita tidak dapat mencapai
suatu disforia temp eramental-yaitu, suatu kecen- kesimpulan akhir; tetapi, sama seperti sebagian
derungan bawaan untuk mengalami mood yang besar diagnosis psikiatrik, pasien yang didefinisi-
terdepresi. Sebaliknya, "neurosis depresif ' menya- kan dengan kriteria DSM-IV memiliki bermacam-
takan pola berpikir dan perilaku yang maladaptif macam heterogenitas proses penyakit-sebagai
dan berulang yang menyebabkan depresi. Pasien contoh, tidur REM (rapid eye movement) yang
yang digambarkan menderita neurosis depresif menurun dan riwayat keluarga adanya gangguan
sering kali penuh kec€masan, obsesif, dan rentan mood.
terhadap somatisasi. "Depresi karakterologikal" Faktor biologis. Beberapa penelitian parame-
berarti suatu mood disforik yang merupakan kesa- ter biologis di dalam gangguan distimik men-
tuan (integral) dengan karakter pasien; di dalam dukung klasifikasi gangguan distimik dengan
DSM-IV, pasien dengan keluhan tersebut mung- gangguan mood; penelitian lain mempertanyakan
kin lebih tepat diklasifikasikan menderita gang- hubungan tersebut. Satu hipotesis yang diambil
guan somatisasi. dari data adalah bahwa dasar biologis untuk gejala
856 Sinopsis Psikiatri o Jilid 1

gangguan distimik dan gangguan depresif berat pertahanan utama yang digunakan adalah pem-
adalah serupa; tetapi, dasar biologis untuk patofi- bentukan reaksi (reaction formation). Harga diri
siologi dasar kedua gangguan adalah berbeda. yang rendah, anhedonia, dan introversi sering kali
PENELITIAN TIDUR. PCNUruNAN lAtENSi tidUr diserlai dengan karakter depresif.
REM dan meningkatnya densitas REM adalah dua FREUD. Di dalam "Mouming and Melancho-
petanda keadaan depresi pada gangguan depresif lia" Sigmund Freud berpendapat bahwa suatu
berat yang juga ditemukan pada sebagian pasien kerentanan terhadap depresi dapat disebabkan oleh
dengan gangguan distimik. Beberapa peneliti kekecewaan interpersonal pada awal kehidupan
menemukan data pendahuluan yang mengarahkan yang menyebabkan hubungan cinta ambivalen
adanya kelainan tidur tersebut pada pasien dengan saat dewasa; kehilangan yang nyata atau yang
gangguan distimik memperkirakan respons terha- mengancam pada kehidupan dewasa selanjutnya
dap obat antidepresan. memicu depresi. Orang yang rentan terhadap
PEMERIKSAAN NEUROENDOKRIN. Dua sumbu depresi adalah yang tergantung secara oral dan
neuroendokrin yang paling banyak dipelajari da- memerlukan pemuasan narsitik yang terus mene-
lam gangguan depresif berat dan gangguan rus. Jika tidak mendapatkan cinta, kasih sayang,
distimik adalah sumbu adrenal dan sumbu tiroid, dan perawatan, mereka menjadi terdepresi secara
yang masing-masing diuji dengan menggunakan klinis. Jika orang tersebut mengalami kehilangan
dexamethasone-suppression test (DST) dan thy- yang nyata, mereka menginternalisasikan atau
rotropin-releasing hormone (TRH)-stimulation mengintroyeksikan objek yang hilang dan meng-
test. Walaupun penelitian tidak sepenuhnya kon- alihkan kemarahannya padanya dan, dengan
sisten, sebagian besar penelitian menyatakan bahwa demikian, kepada dirinya sendiri.
pasien dengan gangguan distimik adalah lebih TEORI KOGNTTTF. Teori kognitif tentang depresi
kecil kemungkinannya memiliki hasil yang abnor- juga berlaku pada gangguan distimik; teori ini
mal pada DST dibandingkan pasien dengan gang- menyatakan b ahwa ketidakse su aian antar a s ituasi
guan depresif berat. Penelitian TRH-stimulation nyata dan situasi yang dikhayalkan menyebabkan
test adalah sedikit jumlahnya tetapi memberikan menurunnya harga diri dan rasa putus asa. Keber-
data pendahuluan yang menyatakan bahwa kelainan hasilan terapi kognitif di dalam pengobatan bebe-
pada sumbu tiroid mungkin merupakan suatu rapa pasien dengan gangguan distimik mungkin
variabel sifat yang berhubungan dengan penyakit mendukung model teoretis teresebut.
kronis. Hipotesis tersebut didukung oleh mening-
katnya persentasi umum pasien dengan gangguan
Diagnosis
distimik yang memiliki kelainan sumbu tiroid jika
dibandingkan dengan kontrol normal. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan
Faktor psikososial. Teori psikodinamika ten- distimik (Tabel 15.2-l) adalahserupa dengan kri-
tang perkembangan gangguan distimik menyata- teria diagnostik untuk distimia di dalam DSM-III-
kan bahwa gangguan disebabkan olen kesalahan R, kecuali dengan ditambahkannya dalam DSM-IV
perkembangan kepribadian dan ego, yang memun- beberapa gejala karakteristik di dalam kriteria B.
cak dalam kesulitan dalam beradaptasi pada masa Kriteria diagnostik memerlukan adanya mood
remaja dan dewasa muda. Sebagai contoh, Karl yang terdepresi pada sebagian besar waktu untuk
Abraham berpendapat bahwa konflik depresi ber- sekurangnya dua tahun (atau satu tahun untuk
pusat pada sifat oral dan anal-sadistik. Sifat anal anak-anak dan remaja). Untuk memenuhi kriteria
adalah termasuk pengurutan yang berleblhan (ex- diagnostik, pasien tidak boleh memiliki gejala
cessive orderliness), bersalah, dan permas alahan yang lebih baik dilaporkan sebagai gangguan
terhadap orang lain; sifat anak didalilkan merupa- depresif berat. Pasien tidak boleh memiliki episode
kan pertahanan terhadap preokupasi dengan manik atau hipomanik. DSM-IV memungkinkan
masalah anal dan dengan disorganisasi, permusuhan, klinisi untuk menentukan apakah onset adalah
dan preokupasi terhadap diri sendiri. Mekanisme awal (sebelum usia 21 tahun) atau akhir (usia 21
Bab 15 . Gangguan Mood 857

T*h*{ trS"3*1 tahun dan lebih). DSM-IV juga memungkinkan


Hrit*ri* *i*g**ctik untuk *angga:** *i*{imik penentuan ciri atipikal dalam gangguan distimik
(Tabel 15.1-17).
A, Mr*ii l*rd*pr**i u*l*k sth*gil* bt**r *ari. lt-*i* *ai:yal l*ti
dih*n*irEkan ii*ak, ltpe*i y*n; *itirrr;uak** *1*h h*l*rrngar
*ri;i*klif ata* p+n;nnltar tnr; lxln' **lnn:r *ck*tlrtgrlt I Gambaran Klinis
t*lln. *ntxten: Pa{* a, ;i. ;rr-'{ rlr r'i::'"' rrri" i;p;l
r*d*h t*tsir':gXlrl {idl*h*li *s* inrl* hltr-rr t*kur*n;:rya 1 Gangguan distimik merupakan suatu gangguan
1*hrin
kronis yang ditandai bukan saja oleh episode
S. Ari;ny*, la*t l*i*flrrsi. *** {;:t*u lt*lhi *ttik*l: penyakit, tetapi, malahan oleh adanya gejala secara
' :: ;.',; r',;i.ll 1'1r,. r i:l " "::r ' qf i " - :''i:r'
menetap. Namun demikian, pasien gangguan dis-
7 ;r':1 , . :r, .i;+. ',1- I .::l : r
timik dapat memiliki suatu variasi temporal di
iiii *r*tgl i*nti: *l*ii l*l*l
dalam keparahan gejalanya. Gejala sendiri adalah
14: l{i:rg* *iri Y**; r*r*ilh
i$i i*tt**ttlrasi bL;n:F. *l*u lulil n*ngarr*ii L*pL:iL;llu'; serupa dengan gejala unfirk gangguan depresif berat,
{f,} ilri*s*** Piii*s fi** dan adanya mood yang terdepresi-ditandai oleh
*. $elam* ptri*** t lahL;n il l**ur *ni*k aral'-ui:*il al;'.r perasaan muram, murung, kesedihan, atau berku-
r*m*ja) gangl**ft, *l*lril liClh p*rn*h i*r:p* g*i*lo *;;; '
rungnya dan tidak adanya minat pada aktivitas
trii*ri* A d** * **ltns i*biir d** l bt;l*rr 1tx;1x s*#iu w*klu'
pasien biasanya-adalah pusat dari gangguan.
*. Tirj*k i:*r*sh *d* *pl**** d*pr*sii i*tal **i*n* t i*it",, '
Keparahan gejala depresif dalam gangguan
p*{**;l lJ*n!ilLiiln {1 i.:hr;n *nlL;k ar*k-n**k C*r: r*mnj*),
yait*, ganggu;rn iiCah l**rri *nlh r.1it*litn;[al: *!ch 1*nggunr distimik biasanya lebih kecil daripada gangguan
rl*pr*tii i:r*r*t ht*nls, *i*u il*ll$$u*n d*ilr*:iil b*r*i, rJ*ittt: depresif berat, tetapi tidak adanya episode yang
r*mi*i pnrui*i. terpisah adalah hal yang paling mengarahkan pada
*at*t**: l,4u;rgkin t*r*nptl *pi***+ **ptclil *tr*l *tl*ll*nyl diagnosis gangguan distimik.
a*clk*n i*r**pll r*nili itngk*i: ilidak ad* ltr*e ;taL: gtl*l*
Pasien dengan gangguan distimik kadang-ka-
't'*nt i:*rmeilr* **lamn ? bLll*r] s*tti*n pe tk*nh*11*it
gffr]fiij**r! rji*li*ik. lli u*npinil itu, sei*lsh t la*u* *',lal dang dapat sarkastik, nihilistik, memikirkan hal
{'t inhur p*da ;ln*k-q**k1 riari ganggu*n tisiinik, lltunqti* yang sedih, membutuhkan, dan mengeluh. Mereka
trrdap*t *pine** 6anggr.ran **ptts!l i:*tlt ywE rrttumpnrl, dapat juga tegang dan kaku dan menolak inter-
prda ka-t*s t*rlsbut, !*tiLlu *irgr*sir *aprl *ib*dket :r';
vensi terapeutik, kendatipun mereka datang secara
n*rlt*nuhi krit*ri* u*tL;lc *pirni* dtpt*rif h*tal.
teratur pada perjanjian. Sebagai akibatnya, klinisi
I Ti*ak p*rn*h terdapal *pi**ii* rl*nik, *.*i*ld* *a*pr;r*n rl*u
mungkin merasa marah terhadap pasien dan
*p!s*dc hipnrear:ik, dan iidak p*rnah m*m**l;hi kril**e uriL:k
iltngQu*n sik!*tinik
mungkin bahkan menjadi acuh tak acuh terhadap
f . *nr:ggua* tidak ler;a*i *e$ffls-ilr*ia **l*nn **i1ni*r*n keluhan pasien. Menurut dehnisinya, pasien
!*irtgufin p*iirr:tik krc*i*, s*pt*i ski:*lt*ri* fix*il S*n!{i*nr gangguan distimik tidak memiliki adanya gejala
**1iri*nal psikotik.
*. fitjai* lidak *crupehrr *lek fi*itiq;rE ia*gsurg *e ri *i:*iit ;*t Gejala penyerta. Gejala penyerta adalah per-
ini$*!ny*, ***t ynng *i**iehg';rat*r:, li:** rc**irarii niai;
ubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri
su*t* ktndir! n*dic ufil*n {ni*alny*, itip*iltti*i*r:tt
yang rendah, hilangnya energi, retardasi psikomotor,
li. *e.j*i* m*ry*L:**k*n p*r:**ri1**n y*ng i:*innLr* **i;','r
kliris atn'r Uiln*tLtffr c1*l*n lu*gti **slal' p*[e{***, *t*Ll penurunan dorongan seksual, dan preokupasi ob-
{*ngti p**tlng bi*n.1'*. sesif dengan masalah kesehatan. Pesimisme, kepu-
. $*h*&*l1ikc tusasaan, dan ketidakberdayaan dapat menyebab-
***et;*'runtrt jik* lns*l r***i:-rn *ti* lnhirn li kan pasien gangguan distimik terlihat sebagai
#**st lambst: iitr* r1r*1 p;:r1* u*!; 11 lal*n *t*Lt l*biit masokistik. Tetapi, jika pesimisme diarahkan ke
$***lir** {untilk ? l*hu*. lnraklrir t*ilililuilil *illin:ikJ luar, pasien dapat bersikap kasar terhadap dunia
d**6x* clri atriPik*l
dan mengeluh bahwa mereka telah diperlakukan
buruk oleh sanak saudaranya, anak-anak, orang
llia;n*stil ard Siril*tir*l 1",'1an**l rl l,{*ilsl *i*u**r*
Iai-r*l dari *S!t1-1V. tua, teman sejawat, dan oleh sistem.
!;1r';*iirgtll 1!"*r'
e*. 4. ila* *;lla Atn*r1r*n Fs;,lhi:!ri* Al*tt'r!a:i*r,
*lir.:*ak*n ri+ngan i;ir. Gangguan sosial. Gangguan di dalam fungsi
sosial kadang-kadang merupakan alasan mengapa
858 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

pasien dengan gangguan distimik mencari pengo- yang dialaminya. Dengan demikian, pasien dengan
batan. Pada kenyataannya, perceraian, pengang- gangguan distimik kemungkinan menggunakan
guran, dan masalah sosial adalah masalah yang alkohol, stimulan (sebagai contoh, kokain), atau
sering ditemukan pada pasien tersebut. Mereka marijuana, pemilihan kemungkinan tergantung
mungkin mengeluh bahwa mereka mengalami terutama pada konteks sosial pasien. Adanya diag-
kesulitan di dalam berkonsentrasi dan melaporkan nosis komorbid penyalahgunaan zat menimbulkan
bahwa prestasi sekolah atau kerjanya adalah suatu dilemma diagnostik bagi klinisi, karena
terganggu. Karena keluhan penyakit fisik, pasien banyak zat dapat menyebabkan gambaran gejala
dapat mernbolos dari kerja dan situasi sosial. Pasien yang tidak dapat dibedakan dari gejala gangguan
gangguan distimik mungkin memiliki masalah distimik.
perkawinan yang disebabkan oleh disfungsi seksual
(sebagai contoh, impotensi) atau dari ketidak- Diagnosis Banding
mampuan untuk mempertahankan keintiman secara
emosional. Diagnosis banding untuk gangguan distimik
Diagnosis penyerta. Seperti yang disebutkan pada dasamya adalah serupa dengan gangguan
sebelumnya, diagnosis gangguan distimik sering depresif berat. Banyak zat danpenyakit medis dapat
kali dibuat untuk orang-orang yang juga menderita menyebabkan gejala depresif kronis. Dua gang-
gangguan mental lainnya. Data menyatakan bahwa guan khususnya penting untuk diperlimbangkan
komorbiditas gangguan distimik dengan gang- di dalam diagnosis banding gangguan distimik-
guan mental lainnya merupakan prediktor negatif gangguan depresif ringan dan gangguan depresif
yang penting dari suatu prognosis baik. Yaitu, singkat rekuren.
adanya gangguan depresif kronis, tidak terobati Gangguan depresif ringan. Gangguan depre-
tampaknya membatasi kecepatan dan luasnya sif ringan, dibicarakan di Bagian 15.3, ditandai
perbaikan yang dapat diperoleh pasien pada oleh episode gejala depresif yang kurang parah
gangguan lain. Gangguan komorbid yang sering dibandingkan gej ala pada gangguan depresif berat.
ditemukan adalah gangguan depresif berat dan Perbedaan antara gangguan distimik dan gangguan
gangguan berhubungan dengan zat. depresif ringan terutama pada sifat episodik gejala
DEPRESI GANDA. Diperkirakan 40 persen pa- pada gangguan depresifringan. Di antara episode,
sien dengan gangguan depresif berat juga meme- pasien dengan gangguan depresif ringan memiliki
nuhi kriteria untuk gangguan distimik. Kombi- mood yang eutimik, sedangkan pasien dengan
nasi gangguan tersebut sering kali dinamakan gangguan distimik tidak memiliki periode eutimik.
depresi ganda (double deppression). Data yang Gangguan depresif singkat rekuren. Gang-
ada mendukung kesimpulan bahwa pasien dengan guan depresif singkat rekuren, dibicarakan dalam
depresi ganda memiliki prognosis yang lebih buruk Bagian 15.3, ditandai oleh periode singkat (kurang
dibandingkan pasien dengan hanya gangguan dari dua minggu) selama mana terdapat episode
depresif berat. Pengobatan pasien dengan depresi depresif. Pasien dengan gangguan dapat meme-
ganda harus diarahkanpada kedua gangguan, ka- nuhi kriteria diagnostik untuk gangguan depresif
rena pemulihan gejala episode depresif berat pada beratjika episodenya lebih panjang. Pasien dengan
pasien tersebut masih meninggalkan mereka gangguan depresif singkat rekuren berbeda dari
dengan gangguan psikiatrik yang bermakna. pasien gangguan distimik atas dua hal: pertama,
PENYALAHGLINAAN ALKOHOL DAN ZAT LAIN. mereka memiliki gangguan episodik, dan, kedua,
Pasien dengan ganggg6n distimik umunnya meme- keparahan gejalanya adalah lebih besar.
nuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan
berhubungan zat. Komorbiditas tersebut dapat Perjalanan Penyakit dan Prognosis
terlihat sebagai logis, mengingat kecenderungan
pasien gangguan distimik untuk mengembangkan Kira-kira 50 persen pasien gangguan distimik
metode untuk mengatasi keadaan terdepresi kronis mengalami onset gejala yang samar-samar sebelum
Bab 15 . Gangguan Mood 859

usia 25 tahun. Walaupun onset yang awal, pasien dan masa depan. Terapi ini merupakan program
sering kali menderita gejala selama satu dekade terapijangka pendek yang diarahkan pada masalah
sebelum mencari bantuan psikiatrik. Mereka yang saatini dan pemecahannya.
terkena mungkin menganggap gangguan distimik Terapi perilaku. Terapi perilaku untuk gang-
onset dini semata-mata sebagai bagian dari kehi- guan depresifdidasarkan pada teori bahwa depresi
dupannya. pasien yang memiliki onset gejalayatg disebabkan oleh hilangnya pendorong positif seba-
dini berada pada risiko untuk mengalami gang- gai akibat perpisahan, kematian, atau perubahan
guan depresif berat atau gangguan bipolar I di lingkungan yang tibatiba. Berbagai metode peng-
dalam perjalanan gangguannya. Penelitian pada obatan berpusat pada tujuan spesifik untuk
pasien dengan diagnosis neurosis depresif menya- meningkatkan aktivitas, untuk mendapatkan penga-
takan bahwa kira-kira 20 persen dari mereka laman menyenangkan, dan untuk mengajarkan
berkembang menjadi gangguan depresif berat, 15 pasien bagaimana bersantai. Mengganti perilaku
persen menjadi gangguan bipolar II, dan kurang pribadi pada pasien terdepresi dipercaya meru-
dari 5 persen menjadi ganggnan bipolar I. pakan caru yang paling efektif untuk mengubah
Prognosis untuk pasien dengan gangguan dis- pikiran danperasaan depresi yang menyertai. Terapi
timik adalah bervariasi. Penelitian di masa depan perilaku sering kali digunakan untuk mengobati
mungkin menyatakan bahwa penggunaan obat anti- keputusasaan yang dipelaj ari pada beberapa pasien
depresif baru-sebagai contoh, fluoxetine (Pro- yang tampaknya menghadapi setiap tantangan
zac) dan bupropion (Wellbutrin)-atau tipe psiko- kehidupan dengan rasa ketidakmampuan.
terapi spesifik (sebagai contoh, terapi kognitifdan Psikoterapi berorientasi-tilikan (psikoanali-
perilaku) memiliki efek positif pada perjalanan tik). Psikoterapi individual berorientasi tilikan
dan prognosis gangguan distimik. Data yang adalah modalitas terapi yang paling sering dilaku-
tersedia tentang pengobatan yang sebelumnya kan untuk gangguan distimik, dan banyak klinisi
tersedia menyatakan bahwa hanya 10 sampai 15 percaya bahwa ini merupakan terapi yang terpilih.
persen pasien gangguan distimik yang berada dalam Pendekatan psikoterapeutik berusaha untuk meng-
remisi satu tahun setelah diagnosis awal. Kira-kira hubungkan perkembangan dan pemeliharaan gejala
25 persen dari semua pasien gangguan distimik depresif dan ciri kepribadian maladaptif dengan
tidak pernah mencapai pemulihan yang lengkap. konflik yang tidak terpecahkan pada masa anak-
anak awal. Tilikan ke dalam ekuivalen depresif
(seperti penyalahgunaan zat) atau ke dalam keke-
Terapi
cewaan masa anak-anak sebagai pendahulu terha-
Menurut sejarahnya, pasien dengan gangguan dap depresi dewasa dapat digali melalui terapi.
distimik tidak mendapatkan pengobatan atau Hubungan sekarang yang ambivalen dengan orang
dipandang sebagai calon untuk psikoterapi j angka tua, teman, dan orang lain di dalam kehidupan pasien
panj ang berorientasitilikan. Data moderen mena- sekarang ini diperiksa. Pengertian pasien tentang
warkan dukungan objektif bukan hanya untuk bagaimana mereka mencoba memuaskan kebutuhan
terapi kognitif, terapi perilaku, dan farmakoterapi. yang berlebihan akan persetujuan luar untuk meng-
Kombinasi farmakoterapi dan terapi kognitif atasi harga diri yang rendah dan suatu superego
maupun perilaku mungkin merupakan pengobatan yang keras adalah tujuan penting di dalam terapi.
yang paling efektif untuk gangguan. Terapi lain Gangguan distimik melibatkan suatu keadaan
mungkin bermanfaq!; tetapi, manfaatnya masih depresi kronis yang menjadi cara hidup orang ter-
perlu dibuktikan pada penelitian yang terkendali tentu. Mereka secara sadar mengalami dirinya
" dengan baik. sendiri berada di dalam belas kasih dari objek in-
Terapi kognitif. Terapi kognitif adalah suatu ternal yang menyengsarakan yang tidak henti-
teknik di mana pasien diajarkan cara berpikir dan hentinya menyiksa mereka. Biasanya dipandang
berkelakuan yang baru untuk menggantikan sikap sebagai superego yang keras, perwakilan intemal
negatifyang salah terhadap dirinya sendiri, dunia, mengkritik mereka, menghukum mereka atas tidak
860 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1

dimilikinya sifat-sifat yang dikehendaki oleh menyatakan bahwa bupropion mungkin merupa-
harapan, dan biasanya terlibat di dalam perasaan kan pengobatan yang efektifuntuk pasien dengan
kesengsaraan dan kesedihan mereka. Pola mungkin gangguan distimik. Simpatomimetik, seperti amfe-
disertai dengan kecenderungan mengalahkan diri tamin, juga telah digunakan pada pasien tertentu.
sendiri, karena mereka tidak merasa bahwa me- KEGAGALAN PERCOBAAN TERAPEUTIK, PeTco-
reka pantas berhasil. Mereka juga memiliki pe- baan terapeutik suatu antidepresan di dalam peng-
rasaan pufus asa yang berlangsung lama karena obatan gangguan distimik harus menggunakan
kebutuhan emosional tidak pernah mereka di- dosis maksimal yang dapat ditoleransi selama se-
puaskan oleh orang yang penting di dalam kurangnya delapan minggu sebelum klinisi meng-
kehidupan mereka. Pandangan pasien yang suram anggap bahwa percobaan tersebut adalah tidak
terhadap kehidupan dan pesimisme pasien tentang efektif. Jika percobaan suatu obat tidak berhasil,
hubungan menyebabk an r arnalanpemenuhan diri : klinisi harus mempertimbangkan ulang diagnosis,
banyak orang menghindari dirinya karena teman- khususnya tentang kemungkinan adanyagangguan
temannya tidak menyenangkan. medis dasar (khususnya suatu gangguan tiroid)
Terapi interpersonal. Di dalam terapi inter- atau gangguan defisitatensi dewasa. Jika pertim-
personal untuk gangguan distimik, pengalaman bangan ulang diagnosis banding masih memberi-
interpersonal pasien sekarang ini dan cara mereka kan gangguan distimik sebagai diagnosis yang
mengatasi stres dinilai untuk menurunkan gejala paling mungkin, klinisi dapat mengikuti strategi
depresif dan meningkatkan harga diri. Terapi in- pengobatan yang sama yang dilakukan pada
terpersonal terdiri kira-kira 12 sampai 16 sesi gangguan depresif berat. Secara spesifik, klinisi
mingguan dan dapat dikombinasikan dengan me- dapat berusaha memperkuat antidepresan pertama
dikasi antidepresan. dengan menambahkan litium (Eskalith) atau
Terapi keluarga dan kelompok. Terapi ke- triiodothyronine (Cytomel), walaupun strategi
luarga dapat membantu pasien dan keluarganya penguatan untuk gangguan distimik tersebut belum
untuk menghadapi gejala gangguan, khususnya diteliti. Atau klinisi dapat memutuskan untuk
jika sindrom subafektif yang didasarkan secara mengganti menjadi suatu antidepresan dari kelas
biologis tampaknya akan timbul. Terapi kelom- obat yang berbeda sama sekali. Sebagai contoh,
pok dapat membantu pasien yang menarik diri jika percobaan dengan suatu SSRI tidak berhasil,
untuk mempelajari cara baru mengatasi masalah klinisi dapat mengganti menjadi bupropion atau
interpersonalnya di dalam situasi sosial. suatuMAOI.
Farmakoterapi. Karena kepercayaan teoretis Perawatan di rumah sakit. Perawatan di
umum yang telah dipegang lama bahwa gangguan rumah sakit biasanya tidak diindikasikan untuk
distimik terutama merupakan gangguan yang di- pasien gangguan distimik; tetapi, adanya gejala
tentukan secara psikologis, banyak klinisi meng- yang parah, inkapasitas sosial atau profesional yang
hindari penggunaan antidepresan pada pasien de- nyata, membutuhkan prosedur diagnostik yang luas,
ngan gangguan ini. Banyakpenelitian telah meng- dan gagasan bunuh diri semuanya merupakan
alami keberhasilan terapeutik dengan penggunaan indikasi untuk perawatan di rumah sakit.
antidepresan pada gangguan. Tetapi, pada umum-
nya data menyatakan bahwa inhibitor monoamin
oksidase (MAOIs) mungkin.lebih bermanfaat di- GANGGUAN SIKLOTIMIK
banding obat trisiklik. Relatif baru diperkenalkan-
nya inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin Gangguan siklotimik, sebelumnya dinamakan
(SSRIs) yang ditoleransi dengan baik telah menye- siklotimia dalam DSM-III-R, secara simptomatik
babkan obat sering digunakan oleh pasien dengan adalah suatu bentuk ringan dari gangguan bipolar
gangguan distimik; laporan pendahuluan menyata- II; gangguan ini ditandai oleh episode hipomania
kan bahwa SSRI mungkin merupakan obat terpilih dan episode depresi ringan. Dalam DSM-IV, gang-
untuk gangguan. Demikian juga, laporan awal guan siklotimik dibedakan dibedakan dari gang-
Bab 15 . Gangguan Mood 861

guan bipolar II, yang ditandai oleh adanya episode Etiologi


depresif berat dan episode hipomanik. Seperti
dengan gangguan distimik, kategorisasi gangguan Seperti gangguan distimik, kontroversi tentang
siklotimik dengan gangguan mood menyatakan mempennasalahkan apakah gangguan siklotimik
adany a hubungan, kemungkinan biolo gi s, dengan adalahberhubungan dengan gangguan mood, baik
gangguan bipolar I. Tetapi, beberapa dokter psi- secara biologis maupun patologis. Beberapa pe-
kiatrik menganggap gangguan siklotimik sebagai neliti telah mendalilkan bahwa gangguan siklo-
bentuk terpisah dari gangguan bipolar I dan timik memiliki hubungan yang lebih erat dengan
disebabkan oleh hubungan objek yang kacau pada gangguan kepribadian ambang dibandingkan
awal kehidupan. dengan gangguan mood. Kendatipun adanya kon-
Sejarah gangguan siklotimik didasarkan pada troversi tersebut, banyaknya data biologis dan ge-
observasi Emil Kraepelin dan Kurl Schneider netika mengarahkan pengertian gangguan siklo-
bahwa sepertiga sampai dua perliga pasien dengan timik merupakan suatu gangguan mood.
gangguan mood menunjukkan gangguan kepriba- Faktor biologis. Data genetika merupakan
dian. Kraepelin menggambarkan empat tipe gang- pendukung yang paling kuat untuk hipotesis bahwa
guan kepribadian: depresif (pemurung), manik gangguan siklotimik adalah suatu gangguan mood.
(gembira dan tidak terkekang), mudah marah Kira-kira 30 persen dari semua pasien gangguan
(labil dan meledak-ledak), dan siklotimik. Krae- siklotimik memiliki riwayat keluarga yang positif
pelin menggambarkan kepribadian yang mudah untuk gangguan bipolar I; angka tersebut serupa
marah sebagai adanya keperibadian depresif dan dengan angka bagi pasien dengan gangguan bipo-
manik secara bersama-sama, dan ia menggambar- lar I. Selain itu, silsilah keluarga dengan gangguan
kan kepribadian siklotimik sebagai penggantian bipolar I sering kali memiliki generasi pasien gang-
kepribadian depresif dan manik. guan bipolar I yang dihubungkan oleh generasi
dengan gangguan siklotimik. Sebaliknya, preva-
Epidemiologi lensi gangguan siklotimik dalam sanak saudara
penderita gangguan bipolar I asalah jauh lebih
Pasien dengan gangguan siklotimik mungkin tinggi dibandingkan prevalensinya gangguan siklo-
berjumlah 3 sampai l0 persen dari semua pasien timikpada sanak saudara pasien dengan gangguan
psikiatrik rawat jalan, kemungkinan terutama me- mental lain atau orang yang sehat secara mental.
reka dengan keluhan yang bermakna tentang kesu- Pengamatan bahwa kira-kira sepertiga pasien
litan perkawinan dan interpersonal. Dalam popu- dengan gangguan siklotimik selanjutnya memiliki
lasi umum prevalensi seumur hidup gangguan gangguan mood utama, bahwa mereka khususnya
siklotimik diperkirakan sekitar 1 persen. Angka rentan terhdap hipomania akibat antidepresan, dan
tersebut kemungkinan lebih rendah daripada pre- bahwa kira-kira 60 persen berespons terhadap
valensi se sungguhny a, kar ena, seperti p ada p as ien lithium merupakan pendukung lebih lanjut pada
gangguan bipolar I, pasien mungkin tidak menya- konseptualisasi bahwa gangguan siklotimik ada-
dari bahwa mereka memiliki masalah psikiatrik. lah bentuk gangguan bipolar I yang ringan atau
Gangguan siklotimik, seperti gangguan distimik, melemah.
sering kali ada bersama-sama dengan gangguan Faktor psikososial. Sebagian besar teori psi-
kepribadian ambang. Diperkirakan 10 persen dari kodinamika mendalilkan bahwa perkembangan
rawat jalan dan 2O-persen dari rawat inap gang- gangguan siklotimik terletak pada trauma dan fik-
guan kepribadian ambang memiliki diagnosis sasi selama stadium oral dalam perkembangan bayi.
" gangguan siklotimik secara bersama-sama. Rasio Freud mendalilkan bahwa keadaan siklotimik ada-
wanita terhadap laki-laki dalam gangguan siklo- lah usaha ego unhrk mengatasi superego yang kuat
timik adalah kira-kira 3 berbanding 2, dan 50 dan suka . Hipomania dijelaskan secara
sampai 75 persen dari semua pasien memiliki on- psikodinamika sebagai terjadi jika orang yang
set antara usia 15 dan25 tahun. terdepresi membuang beban superego yang sangat
862 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

kuat, sehingga menyebabkan tidak adanya kritik episode manik selama dua tahun peftama gang-
diri dan tidak adanya pengekangan. Mekanisme guan. Kriteria juga mengharuskan adanya gejala
peftahanan utama pada hipomania adalah yang lebih atau kurang konstan selama dua tahun
penyangkalan, dengan mana pasien menghindari (atau satu tahun untuk anak-anak dan remaja).
masalah eksternal dan perasaan depresi internal.
Pasien dengan gangguan siklotimik ditandai
Gambaran Klinis
oleh periode depresi yang berganti-ganti dengan
periode hipomania. Penggalian psikoanalitis pada Gejala gangguan siklotimik adalah identik
pasien tersebut mengungkapkan bahwa tema dengan gejala yang ditemukan pada gangguan bi-
depresif dasar dapat diatasi oleh periode euforik polar I, kecuali biasanya kurang parah. Tetapi, ka-
atau hipomanik. Hipomania sering kali dipicu oleh dang-kadang gejala mungkin sama dalam kepa-
kehilangan interpersonal yang berat. Euforia palsu rahannya tetapi dengan durasi yang lebih singkat
yang dibangkitkan di dalam situasi tersebut adalah daripada yang terlihat pada gangguan bipolar I.
cara pasien menyangkal ketergantungan pada Kira-kira setengah dari semua pasien gangguan
objek cinta sambil secara bersama-sama menging- siklotimik mengalami depresi sebagai gejala uta-
kari adanya agresi atau destruktivitas yang mung- manya, dan pasien tersebut kemungkinan besar
kin telah menyebabkan hilangnya orang yang mencari bantuan psikiatrik saat terdepresi. Bebe-
dicintai. Hipomania dapat juga dihubungkan dengan rapa pasien gangguan siklotimik memiliki terutama
fantasi bawah sadar bahwa objek yang hilang gejala hipomanik dan kecil kemungkinannya
telah digantikan. Penyangkalan tersebut biasanya menghubungi seorang dokter psikiatrik daripada
terjadi singkat, dan pasien segera menerima preo- pasien depresi primer. Hampir semua pasien gang-
kupasi dengan penderitaan dan penyengsaraan guan siklotimik memiliki periode gejala campuran
yang karakteristik untuk gangguan siklotimik. dengan sifat mudah marah yangnyata.
Sebagian besar pasien gangguan siklotimik
Diagnosis yang diperiksa oleh dokter psikiatrik tidak berhasil
di dalam kehidupan profesional dan sosialnya
Walaupun banyak pasien mencari bantuan psi- sebagai akibat dari gangguannya. Tetapi, beberapa
kiatrik untuk depresi, masalah mereka sering kali pasien gangguan siklotimik mencapai kehidupan
berhubungan dengan kekacauan yang disebabkan yang tinggi yang telah bekerja khususnya dengan
oleh episode maniknya. Klinisi harus mempertim- jam yang lama dan memerlukan sedikit tidur.
bangkan diagnosis gangguan siklotimik jika se- Kemampuan beberapa orang untuk mengendali-
orang pasien datang dengan apayang tampaknya kan secara berhasil gejala gangguan adalah ter-
merupakan masalah perilaku sosiopatik. Kesulitan gantung pada atribut individual, sosial, dan kul-
perkawinan dan ketidakstabilan dalam hubungan fural yang bermacam-macam.
adalah keluhan yang sering karena pasien gang- Kehidupan sebagian besar pasien gangguan
guan siklotimik sering kali bersetubuh dengan siklotimik adalah sulit. Siklus gangguan siklotimik
siapa saja dan mudah marah saat dalam keadaan cenderung menjadi lebih singkat daripada siklus
manik atau campuran. Walaupun terdapat laporan pada gangguan bipolar I. Pada gangguan sikloti-
anekdotal adanya peningkatan produktivitas dan mik perubahan mood adalah tidak teratur dan
kreativitas saat pasien dalam hipomanik, sebagian mendadak, kadang-kadang terjadi dalam beberapa
besar klinisi melaporkan bahwa pasiennya men- jam. Periode mood normal yang kadang-kadang
jadi kacau dan tidak efektif dalam bekerja dan ditemukan dan sifat tidak dapat diperkirakannya
sekolah selama periode tersebut. perubahan mood menyebabkan pasien mengalami
Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan penderitaan yang berat. Pasien sering kali merasa-
siklotimik (Tabel 15.2-2) mengharuskan pasien kan bahwa mood mereka di luar kendali. Pada
tidak pernah memenuhi kriteria untuk suatu episode periode iritabel dan campuran pasien mungkin
depresif berat dan tidak memenuhi kriteria untuk menjadi terlibat di dalam pertengkaran dengan
Bab 15 . Gangguan Mood 863

dahan tempat tinggal yang sering, keterlibatan di


Kriteris *raErl*strk untuu G**ggu*n Srlcid:ltrffiik dalam pemujaan keagamaan, dan pencinta kesenian.
Seorang laki-laki penjual mobil berusia 29
tahun dirujuk oleh teman wanitanya, seorang pe-
rawat psikiatrik, yang mencurigainya menderita
suatu gangguan mood, kendatipun pasien enggan
menefima bahwa ia seseorang yang suka muflrng.
Menurut pasien, sejak usia 14 tahun ia mengalami
perubahan siklus yang berulang-ulang yang dina-
makannya "waktu baik dan waktu buruk." Selama
periode "buruk," yang biasanya berlangsung empat
sampai tujuh hari, ia tidur 10 sampai 14 jamsehari-
nya dan tidak memiliki tenaga, kepercayaan diri,
dan motivasi-rrhanya hidup tanpa guna," seperti
yang diuraikannya. Sering kali, ia beralih secara
tiba-tiba, yang biasanya bangun di pagi hari, tiga
sampai empat hari memiliki kepercayaan diri yang
tinggi, kesadaran sosial yang tinggi, berhubungan
dengan siapa saja, dan pikiran yang menjadi tajam
berkilas di benak saya." Pada waktu
-"hal-hal
tersebut ia menggunakan alkohol untuk mening-
katkan pengalamannya tetapi juga membantunya
untuk tidur. Kadang-kadang waktu "baik" ber-
langsung 7 sampai 10 hari tetapi memuncak pada
ledakan kemarahan dan permusuhan, y ang sering-
kali menandakan transisi kembali ke periode hari
buruk lainnya. Ia mengakui sering menggunakan
marijuana, yang dikatakannya membantu dirinya
"menyesuaikan" dengan rutinitas harian.
Di sekolah, nilai A dan B bergantian dengan
nilai C dan D, dengan akibat pasien dianggap
sebagai pelajar yang cemerlang yang prestasinya
sedang-sedang saja karena motivasi yang tidak
stabil. Sebagai penjual mobil, ia menunjukkan pres-
teman, keluarga, dan rekan kerja tanpa adanya tasi yang tidak rata, dengan hari baik menghapus-
penyebab. kan hari buruk; malahan selama hari baiknya ia
Penyalahgu nurn znt. Penyalahgunaan alkohol kadang-kadang berargumentasi penuh bahaya
dan penyalahgunaan zat lain sering ditemukan dengan pelanggan dan kehilangan penjualan yang
pada pasien gangguan siklotimik, yang menggu- tampaknya akan berhasil. Walaupun dianggap seba-
nakan zat untuk mengobati dirinya sendiri (dengan gai laki-laki yang menarik di dalam kehidupan
alkohol, betzodiazeptne, dan marijuana) atau untuk sosial, ia dijauhkan teman-temannya saat ia ber-
mencapai stimulasi yang lebih tinggi (dengan sikap bermusuhan dan mudah tersinggung. Ia
kokain, amfetamin, dan halusinogen) saat mereka biasanya menumpuk-numpuk kewajiban sosial
dalam keadaan manik. Kira-kira 5 sampai 10 per- selama hari buruk dan membereskan semuanya
sen dari semua pasien gangguan siklotimik meng- dengan cepat pada hari pertama periode baiknya.
alami ketergantungan zat. Orang dengan gangguan Diskusi. Pasien memiliki berbagai periode selama
siklotimik sering kali memiliki riwayat perpin- dua tahun sebelumnya di mana ia mengalami
864 Sinopsis Psikiatri
" Jilid 1

beberapa gejala yang karakteristik untuk episode mungkin mengganggu prestasi orang tersebut di
depresif dan manik. Karakteristik hari baik adalah sekolah dan kemampuannya mendapatkan persa-
kepercayaan diri yang berlebihan, peningkatan habatan dengan teman sebayanya. Reaksi pasien
kesadaran sosial, bersetubuh dengan siapa saja, terhadap gangguan tersebut adalah bervariasi; pa-
dan pikiran yangtajam. Walaupun periode tersebut sien dengan strategi mengatasi atau peftahanan
sangat memenuhi kriteria untuk suatu episode ma- ego yang adaptif memiliki hasil yang lebih baik
nik, tetapi tidak cukup parah untuk menetapkan dibandingkan dengan pasien dengan strategi meng-
diagnosis gangguan bipolar I. Demikian juga, hari atasi yang buruk. Kira-kira sepertiga dari semua
buruk-ditandai oleh tidur berlebihan dan tidak pasien gangguan siklotimik berkembang memiliki
adanya tenaga, kepercayaan diri, dan motivasi- gangguan depresif berat, paling sering gangguan
adalah tidak cukup dalam keparahannya dan du- bipolar II.
rasinya untuk memenuhi kriteria gangguan depre-
sif berat. Selain itu, siklus singkat adalah saling
bergantian dengan iregularitas intermiten atas da- Terapi
sar berulang. Dengan demikian, diagnosis yang
tepat adalah gangguan siklotimik. Terapi biologis. Obat antimanik merupakan
pengobatan lini pertama unfuk pasien dengan
Diagnosis Banding gangguan siklotimik. Walaupun data percobaan
terbatas pada penelitian lithium, obat antimanik
Jika suatu diagnosis gangguan siklotimik diper- lainnya-sebagai contoh, carbamazepine dan
timbangkan, semua penyebab medis dan berhu- valproate (Depakene)-juga efektif, dan hasil
bungan zatyangmungkin untuk depresi dan mania tersebut telah dilaporkan. Dosis dan konsentrasi
harus dipertimbangkan. Kejang dan zat tertentu plasma dari obat tersebut harus sama seperti pada
(kokain, amfetamin, dan steroid) perlu dipertim- gangguan bipolar I. Pengobatan pasien gangguan
bangkan di dalam diagnosis banding. Gangguan siklotimik yang mengalami depresi dengan anti-
kepribadian ambang, antisosial, histrionik, dan depresan harus dilakukan dengan berhati-hati,
narsistik juga harus dipertimbangkan di dalam karena peningkatan kepekaannya terhadap epi-
diagnosis banding. Gangguan defisitatensi,4riperak- sode hipomanik atau manik akibat antidepresan.
tivitas dapat sulit dibedakan dengan gangguan si- Kira-kira 40 sampai 50 persen dari semua pasien
klotimik pada anak-anak dan remaja. Suatu per- gangguan siklotimik yang diobati dengan anti-
cobaan pemberian stimulan membantu sebagian depresan mengalami episode tersebut.
b es ar pasien dengan gangguan defisit-atensi/hiper- Terapi psikososial. Psioterapi untuk pasien
aktivitas dan mengeksaserbasi gejala sebagian gangguan siklotimik paling baik diarahkan kepada
besar pasien dengan gangguan siklotimik. Kate- meningkatkan kesadaran pasien tentang kondisi-
gori diagnostik untuk gangguan bipolar II, yang nya dan membantu mereka mengembangkan me-
dibicarakan di dalam Bagian 15.3, ditandai oleh kanisme mengatasi pergeseran mood-nya. Ahli
kombinasi episode depresif berat dan episode terapi biasanya perlu membantu pasien memper-
hipomanik. baiki tiap kerusakan yang dilakukan selama hipo-
mania. Kerusakan tersebut dapat termasuk masalah
Perjalanan Penyakit dgn Prognosis yang berhubungan dengan pekerjaan dan berhu-
bungan dengan keluarga.
Beberapa pasien dengan gangguan siklotimik Karena sifat gangguan siklotimik yang jangka
ditandai sebagai peka, hiperaktif, atau murung pa- panjang, pasien sering kali memerlukan terapi
da saat masih anak kecil. Onset gejala yang jelas seumur hidup. Terapi keluarga dan kelompok
gangguan siklotimik sering kali terjadi secara sa- dapat berupa suportif, edukasional, dan terapeutik
mar-samar dalam usia belasan tahun dan awal usia untuk pasien dan mereka yang terlibat di dalam
20-an. Timbulnya gejala pada waktu tersebut kehidupan pasien.
Bab 15 c Gangguan Mood 865

Daftar Pustaka tambahan di dalam DSM-IV adalah gangguan


mood karena kondisi medis umum dan gangguan
mood akibat zat. Perubahan tersebut dirancang
Akiskal H S: Depression in cyclothymic and related temperaments: Clinical
and pharmacoiogic,considerations. J Clin Psychiatry Mo no9r I A:37 . 192' untuk memperluas pengenalan diagno sis gangguan
Bloch A L, Shear M k, Markowite J C, Leon A C, Perry J C: An empirical mood, untuk menggambarkan gejala gangguan
study of defense mechanisms in dysthymia. Am J Psychiatry I5A: 1194.
t993. mood secara lebih spesifik daripada masa lalu,
Cabbard G O: Psychodynamic Psychiatry in Clinical Practice: The DSM'
N Edition- American Psychiairic Ptess, Washinglon, 1994. dan untuk mempelmudah diagnosis banding gang-
Garrison C Z, Addy C L, Jackson K L, McKeown R E, Wallcr J L: Major
depressive disorder and dysthymia in young adolescence Am J Epide-
guan mood.
'miol ,lJS: 192, 1942.
Hellerstein D J, Yanowitch P, Rosenthal J' Samstag L W, Maurer M,
Kasch K, Burrows L, Poster M, Cantillon M, Winston A: A randomized
double-blind study of fluoxeline versus placebo in the treatmenl of dys-
thymic. Am J Psychiatry 150: 1169,1983. GANGGUAN DEPRESIF
Howland R H: Phirmacoiherapy of dysthymia: A review J Clin Psycho-
pharmacol I1: 83. l99l.
Hiwland R H, Thase M E: Biological sludiesofdysthymia Biol Psychiatry Kategori diagnostik untuk gangguan depresif
30: 283, 1991.
Howland R H, Thase M E: Acomprehensive reviewof cylothymicdisorder' berat menyebutkan tingkat keparahan tertentu dan
J Nerv Ment Dis /61: 485, 1993.
kvitt A J, Joffe R T, Ennis J, MacDonald C' Kutcher S P: The prevalence durasi tertentu untuk gejala sebagai persyaratan
of cyclothymia in borderline personality disorder' J Clin Psychiatry 51:
335. 1990. minimum untuk memenuhi diagnosis. Walaupun
Markowilz J C, Moran M E, Kmsis J H' Francis A J: Prevalence and kriteria mencerminkan banyaknya penelitian dan
comorbidity of dysthymic disorder among Psychiatric outpaticnts J Af-
fcct l)istrrd 24: 63. lV)2. diskusi, tetapi, pada dasamya, berubah-ubah'
Osser D N: A systematic approach to the classification and pharmaco- Banyak klinisi, khususnya dokter pelayanan primer,
therapy of nonpsychotic mafor depression and dysthymia J Clin Psy'
chopharmacol 13: 133, 1993 melaporkan bahwa mereka telah melihat banyak
Ro*nihal J, Hemlock C, Hallerstein D J, Yanowitch P. Kasch K' Shupak
C, Samstag L, Winston A: A preliminary study of seroloncrgic antidc' pasien yang memiliki gejala depresif dan menderita
prcssilnls i-n trcatmcnt of dysthymia Prog Neuropsychtlpharmaol Biol
Psvchiiltrv 16: 933. 1992. gangguan psikososial akibatnya tetapi tidak meme-
Stew'art J W. McCrath P J, Quitkin F M: Can mildly depresscd outpatienls nuhi kriteria diagnostik untuk gangguan depresif
with atypical dcpression benefit from antideprcssanls? Am J Psychiatry
149: 615. 1992. berat. Biasanya pasien tersebut tidak memenuhi
Wells K B, llurnant M A, Rogers W, l'lays R' Camp P: Thc course of
depression in adult outpatienta: Results from the medical outcomes study' kriteria karena gejalanya tidak cukup parah atau
Arch Gen PsychiatrY 49:788, 192.
Zis@k S: Treatmcnt oi dysthymia and atypical dcpression J Clin Psychiatry
karena gqalanya tidak berlangsung cukup lama.
Monogr I0: 15, 1992. DSM-IV menjawab masalah diagnostik yang
dimiliki pasien tersebut dengan memasukkan dua
kategori diagnostik tambahan.
Kriteria diagnostik untuk gangguan depresif
ringan diturunkan dari Research Diagnostic Crite-
ria. Kriteria berlaku bagi pasien yang memiliki
gejala depresif yang tidak memenuhi kriteria untuk
gangguan depresifberat dalam hal keparahan tetapi
memenuhi kriteria dalam hal durasinya. Kriteria
15.3. Gangguan Mood Lain diagnostik untuk gangguan depresif singkat re-
kuren diturunkan dari revisi kesepuluh Interna-
tional Classification of Disease (ICD-10). Kriteria
berlaku untuk pasien yang memiliki gejala
Diagnostic and Statistical Manual of Mental depresif yang tidak memenuhi kriteria untuk
Disorders edisi keernp at (D SM-IV) memp erkenal- gangguan depresif berat dalam hal durasinya
kan satu kategori diagnostik gangguan mood baru tetapi memenuhi kriteria dalam hal keparahannya.
(gangguan bipolar II) di dalam badan teks dan tiga Gangguan depresif ringan dan gangguan
kategori diagnostik gangguan mood baru (gang- depresif singkat rekuren berbeda dari gangguan
guan depresif ringan, gangguan depresif singkat distimik, yang dibicarakan dalam Bagian 15.2.
rekuren, dan gangguan disfbrik pmmenstruasi) di Gangguan distimik adalah suatu gangguan depre-
dalam apendiks. Diagnosis gangguan mood baru sif kronis yang tidak ditandai oleh episode yang
866 Srnopsr.s Psikiatri c Jilid l

terpisah. Sebaliknya, gangguan depresif ringan Tatu*i $$.3*1


dan gangguan depresif singkat rekuren ditandai H,rit*ri* *iagn*xtik **t*k #*rnggx*n #*pr**if yx*g;
oleh episode yang terpisah. Tidah. llir*ritui{,**

{xi*g+* ileriiltil*n **pr*sil yanE tidnk Cii*nluk*n t*r;rrcsuk


Gangguan Depresif yang
*ilrilSilarr-fl*t*gL;*r *e*;*n riri r.irpr*sif 1,ang ti*e k n:*nenrihi
Tidak Ditentukan krit**a urtuk **il!ililail *rpre*if b*r*i, g*ngguan rjistimik.
ililr1$!iJfiu ilrny**i;*l*n dergtr nrtr:rC t*r*epresi, alrl g**ggunn
Jika seorang pasien menunjukkan gejala penyetlxi*n d*r;an ran:px*n k*csn*stn dm *:**rj i*r**pr*si.
depresif sebagai ciri utama dan tidak memenuhi {;ld*n;,kt**rg g*j*ra d*pr*sil txp*i *it*nlkan s*bag*i **Eian
d;iri g;ng';tr: kcrerar*n y;:ng tidak dil*ntuka*. t*nl*h **ri
kriteria diagnotik untuk gangguan mood lain atau
$snSSU*l depr*nil yar; tidnls Cii**irJkitn **al*h;
gangguan mental DSM-IV lain, diagnosis yang
1. {!*nE;u*n di*f*rik pr*m*rslrun*i; pad* t*b*gi*r hetar
paling tepat adalah gangguan depresifyang tidak tihi*E n*rslrut*i s*le ms lthL;n ter*hhir. gej*la
ditentukan G.IOS; not otherwise specified) (Tabel iti*ehv*. m*t* ltrjeirr;i, y4-$ tt as, ,.ri:i,*.:snr
15.3-l). Dituliskan sebagai contoh di sini dan juga y*ng jel*s, i*hiliiat *fckiil yeng j*l**, p*rrilrunar
min;ll
dibicarakan di dalam apendiks adalah gangguan **l*r: *,t*t;ji*t:j*j i.{ ;tel t{,ctia irr;lu: iere1 u*;u**
*'ring;u t*r*hirir {as* lut*al id*r nc*ghil*ng d*l*n:
depresif ringan, gangguan depresif singkat re- b*h*r*p* nar; *ri$*t m*n*lru*ril. **jal* ters*b*i i:*rLrr
kuren, dan gangguan disforik pramenstruasi. rultirp p*rah uiliilk dspdl d*ng*n j*!a* m*r:gil;rrrrgir
Gangguan depresif ringan. Literatur di p*k*rja*r, s*fqriah. *te L: e klivit*s hi*s*ny* dtn
Amerika Serikat tentang gangguan depresif ringan t lt'llt;ier S SJirtil 5;53, $*ij,,:l +e<,.:.,t1!j.- id i fii1.jl.r
pesc*u*nstrut*i.
adalah terbatas, sebagian oleh kenyataan bahwa
istilah "depresi ringan" digunakan untuk meng- L G*n;gui*n d*pr**ii nin*r: epi**ri* **kurnnqny;* dLul
ming;u grj*ia d*pr**li t*t*pi d*ng*n k*iilng d*ri lins
gambarkan berbagai macam gangguan, termasuk h*lir ytn; diprdLlir*n Llntlk Eitnglunn rlepr*ril.
apa yang disebut gangguan distimik di dalam *. G*nggu;ln d*pre*if *ingk*t r*kL;r*n: *pin*i3* dcpr**if y*ng
DSM-IV. Literatur Eropa tentang gangguan depre- h*iar;*i*rE *arl I r*l *rrp*i dlc nirggu, t*rj*di
sif ringan, walaupun terbatas, adalahlebih banyak :^; .iA":l"tt,i r*t.1,: j,l,i;r teb "tfi r ,,..,.ri"n . ? [u;;l
daripada literatur Amerika Serikat. Informasi ten- if;Cxh b*rhui:lr:ga* ii*rg*n sjkJils m*nsk,Jasjj.
tang gangguan depresif ringan cukup terbantu 4. **r:g;L;an 11*pr**ii pauitpsih*1ik d*rl lki;r;fr*ni*: *uxtLi
*pin*d* *epr*sii h*r*l y*n; t*rj*Ci **i*rn ia** r*ri*r_ial
oleh diperkenalkannya pedoman diagnostik spesi-
**rl skl;*ir*nis.
fik di dalam apendiks DSM-IV yang memung- *. fpir*,J* d*pr**if b*nt y*ng **rtunipxnl iin*ih C*ngtr
kinkan peneliti unfuk menggunakan definisi tung- *ff;:fiS*f;n **l*sirnat, !*n*Sil*n ptikrtik y*ng iid*k
gal gangguan. dii*nltktr, *tau fas* *kiii Ehirrfieni*
EpIDEMroLocr. Epidemiologi gangguan depre_ {. Situ*si di nar* kji*i*i ielnh m*r:yin:pulirar: halwr *uatr:
sif ringan tidak diketahui, tetapi data pendahuluan Sffn!!u*lt ei*pr*slf riit*nL;k*r {*tapi lidnk r*ampu untr.rk
menyatakan bahwa mungkin sama seringnya lr:***ri*k*n apak*h plin*r, k*r*r* kr:n*i*i n*di*
t;fi'iuffi, fi1ff* di*kih*tknr :si.
dengan gangguan depresif berat-yaitu, kira-kira
5 persen prevalensi di populasi umum. Data pen- I'ah*l c*ri nsi'J-r\j. niesr*siic *n{:J staii$ii'si Mi:nuar cilderirr
*is*rd*rs
dahuluan tersebut juga menyatakan bahwa gang- *rj. 4, Hak {r*l* As*rirsr Fsyrhiatr* &sstciati*r. ,,$*siri*gi*n, I}${.
iligunakan rlr*$3r trrir.
guan lebih sering ditemukan pada wanita diban_
dingkan laki-laki. Gangguan depresif ringan
kemungkinan mengenai orang pada hampir setiap adrenal. Teori psikologis berpusat pada masalah
usia, dari masa anak-anak- sampai usia yang lanjui. kehilangan, rasa bersalah, dan superego yang suka
ETIOLOGI. Penyebab gangguan depresif ringan menghukum.
tidak_ diketahui. Pertimbangan kausatif yang sama DIAGNOSTS. Kriteria diagnostik DSM_IV untuk
pada gangguan depresif berat harus dipertimbang- gangguan depresif ringan menuliskan gejala yang
kan. Secara spesifik, teori biologis melibatkan sama dalam hal durasi dengan gejala gangguan
aktivitas sistem amin biogenik noradrenergik dan depresif berat tetapi keparahannya lebih .ingun
serotonergik dan sumbu neuroendokrin tiroid dan (Tabel 15.3-2) Tersedianya kategori diagnostik
Bab 15 . Gangguan Mood 867

memungkinkan diagnosis spesifik untuk yang la++! i5.3. ?


Srl{*ria F?is*t **t*k #pi**d* **g*re*if i?irr6*n
hidupnya terpengaruhi oleh gejala depresif tetapi
gejalanya tidak memenuhi keparahan yang diper-
11. ***ir: 6*tgg;:m n**ri 1;;;rg Cld*iirlsikar: sei:agai be*k*l
lukan untuk diagnosis gangguan depresif berat.
il j **nL:rtrE*y* *la ilclif: kr,irer$ ii*tl liral gt1*l; i:*r:kL:1 l+iatr
GAMBARAN KLINIS. Gambaran klinis gangguan iti*;rr-;hln relxmt perictl* cla r:irgEr"i !&fi$ $alrs dln n*'riskill
p*rr.ih*h*l ta:i fu*gri l*L*ir:**ira: l*k*l*rqrla :ali": dl
depresif ringan sebenarnya adalah identik dengan q*iaia td*i;n sslair $*iu *;* iai trr:rd lerrl*pt*si nia'; iili
gambaran klinis gangguan depresif berat, kecuali lillttgrva un*t alar I'i:*na11!ftfl
bahwa gangguan tersebut kurang parah' Pusat isl n**ii i*r'J+.lr*$i ir*npir s*';ani;ng h;*' ranpir l': 'it.:
nrri. 5*p**1 yarg *1:r:r1i:kk*:r ol*'r ll;:*ron 'tr'rhjckiii
gejalakedua gangguan adalah sama-yaitu, mood
iris;ir;rt, ltletEl* s*dlN ala* kl$*$*l lia* p*r;lrtatan
yang terdepresi. ,;arg dii*h*!.ar lr*ng lair irl,relnyl, :enp;k *edihl.

DIAGNOSIS BANDING. Diagnosis banding untuk **t*t#*: !a{i* *lak'ara{ dar r*m*1*, d*p*l bttl:1r r' - rc
',11. ,i .id': ' .t,,: i ":: ' r

gangguan depresif ringan adalah sama untuk gang-


ilri hiianlrry* rrin*l at*r k*r*ti;nga* **rlla i*la* *ale*l t*nua,
guan depresif berat. Yang memiliki kepentingan *tnri:, ;k!,*itt* *epe*iar; *aii. haritpit ri 'r1
*14* lrar.l"'pi
l*r; is*,**{l y*r:E dilLrtj''rkkan *ith het*un;*r subje<i . i:a;
khusus dalam diagnosis banding gangguan depre-
feig;irialsn !;nU d1}rkr..ril.ar: *rnr; lai*)
sif ringan adalah gangguan distimik dan gangguan iti ;:*r:r:ru*l* b**i baia'r ya*g b**;k*t ]ii;a tldak **l*h.tk*l
depresif singkat rekuren. Gangguan distimik ditan- di*l *t*l p*n**bahl:n $traf b**a* iril;l*ys' p*tLLh*h*r:
i:tral b*r:an l*r:ih dari i?; dalan sslir h*l*rl' alal psn$run*n
dai oleh adanya gejala depresifkronis, sedangkan ala,; p*rr;:;kalar **lst $akan lllrpir *eil;rp i:lil. S*tatan:
gangguan depresif singkat rekuren ditandai oleh pa*a :lr*it-a::;k. rcrlnb*lg<*n k*Ea6alan r:rlr"ti t';":' r;ri, I

episode singkat gejala depresif parah yang multi- l:e*anilanari b*rri badar; 1'arg *ila*pk*n
ll:l ilt$*rnrg stail hiF*ts*i*nia han:pir s*titp hnri
pel. ;Erla;r +iar t*iar*asi plllr***trr hafilpir $stlsp lati iJapai
PEzuALANAN PENYAK]T DAN PROGNOSIS. TidAK dilihat *l*h rrang 1;i;t, ilCtk s*fiaia'**tl p*riiffan
*r*1*ktil*laay* k*g*lisahan a1*,; n*nia*i lanbarl
ada data definitif tentang perjalanan penyakit dan k*lolahrn elai: iriia*1r-va *r':*l';i i'unrpit s*tialt l.*ti
lll
prognosis gangguan depresif ringan yang tersedia. Jti irriir*at iitlxir h*lil*ri1a aiau t*sa l:*isala!: yarg
Tetapi, gangguan depresif ringan kemungkinan h*rirblhrr alftil ii*;k l*pal irrrLirgkin il*i*if*l *ararr)
iarillir $*liap lrari 1ii*air sttnat*-rnata nrtn*la diil s*lditi
mirip dengan gangguan depresif berat: perjalanan . .-'. ,.i. :lJ 1r a ; t r' -2' l"

penyakit jangka panjang yang mungkin memerlu- iii liia,rgr'1in henarrpu:n *n!*k *eti:lajt tl*l rleil*scll{rn
kan terapi jangka panjang. Sejumlah besar pasien p*ihiilieri, rlau ialat ln*ng;m*il L*pr:l;s*l-:. rrr',:
1ir1*k r

eriill hal iilaik ;ieh k*t*rafi{J*fl s*bi*kiii at*Lr :**e{i


dengan gangguan depresif ringan kemungkinan ii*if *lihal {:itt *tang 1*ini
berada dalam risiko untuk mengalami gangguan iii liairar lkar h*n*liarr lar6 re,!'lt** {b*k*n i:ary* iar.ll
m:t:j, id* *.rnl} *!* ya:rg lekLri*n lanp* i'en;a*+ t.r' sil i,
mood lain, termasuk gangguan distimik, gang- *i*Lt l;tahe i::.ilr;h diri *ilil r*ntan* khuEi-ts t:lilk
guan bipolar I, gangguan bipolar II, dan gangguan tr*ialuk:r: h*nlI ditl.
depresifberat. i?i *ejaia r*n-v*bahkar pefidcrila*fl yang i:*mlkna s*lard r' i4rrl
;i*r Silri$gnir dllffft itir*ti sr,iial, p*k*1*at. ata* fln.'l'"
TERAPI. Terapi gangguan depresifringan dapat p*nlirg iain
termasuk psikoterapi atau farmakoterapi ataLt i3) ff*lal; br-:ha* l;r*ns tfek ilsichg:* l*rge',;rg *arl s**tl :e,
keduanya. Beberapa ahli psikoterapi menganjur- irriltlnlra, *bat lang *il*lahgLlralan, silstrl ffieCiks$iJ st*il
sr"r*t* k*irdisi mf{:re Ltr*rlrtt ir:is*lnya, lripltir*i*isr:*}
kan penggunaan pendekatan psikoterapeutik multi- i{i *ejalr ti*ah ltbirr heik dli*r*rgkarr llch irkatite. iyaltr, r*aksi
pel, tetapi menggunakan data psikoterapi untuk r*ffie: le**rl*p k*hihngar *rang yerg dicir:teil
gangguan depresif berat adalah pendekatan yang F. T:ri*k p*n*I i*rdapai *pil*dr *epre*li iror*i, *an tld*k fi€n+,llil
i';fiiii!"iti rfitrrk 0afif u*r dirtlrrik
lebih konservatif. Psikoterapi berorientasi-tilikan, t. lr.Jak prnalr l*fdapal *pi$*d* rnar|k, *pi*od* raltF'Jrs*. aisll *ili$$*o
terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi pe- ir!***r!r, *an iid*t: me*+nthi kriifii* liriuk la*$lL:ai: sikl*tir*rk.
rilaku adalah peqgobatan psikoterapeutik untuk ialai;i,r: Fel,,iingkl$n ir! tidak *erl*hLrlika s*mla tpi*cd* nirp trtanik.
tar:purar, a1x* irip*riarlk sdai*h *i*kib$thail 13i *ku tsrapl.
gangguan depresif berat dan, melalui implikasi,
ll. $*ngg*a* *lod :irhk l*r1*di $*rsia-na|e $*isfia ski:cfl*nl*,
untuk gangguan depresif ringan. Walaupun data !*rUgra* rkx*fr**iilr'-|, gsrrl$i.lar $kil**l*kt!i, $axggr.lsll
percobaan adalah terbatas, pasien dengan gang- d*lusirnal. et*i.i Sffiq!r!J&n psik*ilk yorg ii*ak dii*nlt.:{a*"

guan depresif ringan kemungkinan responsif ter-


l*bel dar *$loi-iV, *iegnbslir a{d $l*lisii+ai Munira! r:i Li*;rial ills*r*e$.
hadap farmakoterapi, khususnya inhibitor ambilan e*. {. Hair. Ni;ta Arli*rica* F$y{li*ifit A$$'J*ifill*r, frtaeri*6lor. 1!}4.
kembali spesifik serotonin (SSRIs; serotonin-speci- f; rErrr;k;r: ***6eri i::iti.
868 Srnopsis Psikiatri . Jilid l

fic reuptake inhibitors) dan bupropion (Wellbu- DIAGNOSIS. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk
trin). gangguan depresif singkat rekuren menentukan
Gangguan depresif singkat rekuren. Gang- b ahwa durasi gej ala untuk masing-masing epi sode
guan depresif singkat rekuren ditandai oleh epi- adalah kurang dari dua minggu (Tabel 15.3-3).
sode gejala depresif yang multipel dan relatif Selain itu, kriteria diagnostik untuk gangguan
singkat (kurang dari dua minggu), yang, kecuali depresif singkat rekuren dan gangguan depresif
untuk durasi singkatnya, memenuhi kriteria diag- berat pada dasarnya adalah sama.
nostik untuk gangguan depresif berat. Gangguan GAMBARAN KLINIS. Gambaran klinis untuk
depresif singkat rekuren telah ditulis pada hampir gangguan depresif singkat rekuren adalah hampir
semua literatur Eropa; tetapi dengan diperkenal- identik dengan gangguan depresifberat. Satu per_
kannya di dalam kategori diagnostik DSM-[V, gang- bedaan yang kurangjelas adalah bahwa kehidupan
guan kemungkinan mendapat penerimaan cepat di pasien dengan gangguan depresif singkat rekuren
Amerika Serikat. Penerimaannya di Amerika Serikat tampaknya lebih terganggu atau kacau karena
kemungkinan akan mempermudah klinisi mening- 'seringnya perubahan dalam
mood mereka jika
katkan kesadarannya bahwa gangguan depresif dibandingkan dengan kehidupan pasien
dengan
singkat rekuren adalah gangguan yang relatif gangguan depresif berat, yang episode
depresif_
sering ditemukan dengan morbiditas yang bermakna. nya terjadi dengan pemacu yang terukur. Satu
EPIDEMTOLOGI. Penelitian luas tentang epide_ p ene I itian menghitung lama r ata-r ata wakfu
antara
miologi gangguan depresif singkat rekuren belum episode depresif dalam gangguan
depresif singkat
dilakukan di Amerika Serikat. Data yangtersedia rekuren adalah 18 hari. penelitian
lain melaporkan
menyatakan bahwa angka prevalensi l0 tahun bahwa episode gangguan tidur
adalah bertepatan
untuk gangguan ini diperkirakan l0 persen untuk erat dengan episode depresi,' jadi membantu
orang yang berusia 20 tahunan; angka prevalensi dokter menegakkan periodisitas episode depresif.
satu tahun unfuk populasi umum diperkirakan 5 DIAGNOSIS BANDTNG. Diagnosis banding untuk
persen. Angka tersebut menyatakan bahwa gang- gangguan depresif singkat rekuren adalah sama
guan depresif singkat rekuren adalahpaling sering dengan gangguan depresif berat. Klinisi harus
ditemukan pada orang dewasa muda, tetapi masih mempertimbangkan gangguan bipolar dan gang_
banyak penelitian yang harus dilakukan untuk guan depresif berat dengan pola
musiman di
memperbaiki data. dalam diagnosis banding. penelitian terhadap
ETIOLOGL Satu penelitian menemukan bahwa gangguan depresif singkat rekuren mungkin
pasien dengan gangguan depresif singkat rekuren menemukan suatu hubungan dengan gangguan bi_
memiliki beberapa kelainan biologis seperti gang- polar tipe perputaran cepat. Klinisi juga
harus
guan depresif berat jika dibandingkan dengan menilai apakah terdapat pola
musiman pada
subjek kontrol yang sehat mental. Variabel adalah rekurensi episode depresif pada
pasien yang
nonsupresi pada dexamethasone-suppression test diperiksa untuk diagnosis gangguan
depresif
(DST), suatu respons yang menumpul untuk thy- singkat rekuren. Sekurangnya
satu penelitian telah
rotropin-releasing hormone (TRH), dan pemen- mengajukan bahwa pasien dengan gangguan
dekan latensi tidur REM (rapid eye movement). depresif singkat rekuren dapat dibedakan subiipe_
Data adalah sesuai dengan gagasan bahwa gang- nya menurut frekuensi relatif episode
depresifnya.
guan depresif singkat rekuren adalah berhubungan Pembedaan tersebut tidak dimasukkan di dalam
erat dengan gangguan depresif berat dalam hal DSM-IV, walaupun pembedaan mungkin
terbukti
p enyebab dan patofi sioldginya. D ata y ang tersedia memiliki arti prognostik dan terapi.
juga- menyatakan bahwa riwayat gangguan mood PEzuALANAN PENYAKiT DAN PROGNOSIS.
dalam keluarga adalah serupa untuk gangguan Perjalanan penyakit dan prognosis pasien
dengan
depresif singkat rekuren dan gangguan depresif gangguan depresif singkat rekuren tidak
diketahui
berat, yang menyatakan suafu hubungan erat antara dengan baik. Didasarkanpada
data yang tersedia,
kedua gangguan tersebut. perjalanan penyakitnya, termasuk usia onset, dan
Bab 15 . Gangguan Mood 869

T*hel tr$,S*3 apendiksnya untuk membantu peneliti dan klinisi


Hriteri* ffiis*t *mtl}k #xr:ggr;** **pr*xif $!ngk*t dalam memeriksa keabsahan diagnosis. Gangguan
H*H{itf*it disforik pramenstnrasi juga telah dinamakan seba-
gai gangguan disforik fase luteal akhir, sindrom
A fui*ntrr;hl kile** lrlli *pi*rrr1t **pretlf htrti, [*li:*ii t:rri;ii pramenstruasi, dan dengan PMS. Apakah gejala
ri, .. rr l. ,:,r
memerlukan diagnosis resmi adalah masih kon-
S. F**ti1* ii*pr**tl *;ilr* krtlcrl;: A b*rll:r;*rir:; **!:url;rgryl
troversial. Namun demikian, sindrom yang biasa-
I h*ri t*t*p! k,;rcr:1 dni i nin;;*
*. F**#c d*pr*lilltrj*di **[ur*r;ry* ltt*li **b;l*r rtlrr* iil nya dikenali ternyata melibatkan gejala mood
*u!rr: 'u*rhrL;!ii-ri*t t*l lidaq *trlLtL,L;nI*n **:tg*rt (sebagai contoh, labilitas), gejala perilaku (seba-
"ril,-;
ff**$1i'[fi$i. gai contoh, perubahan pola makan), dan gejala
*. il*rl*d* r**t* l*tc*pr**i n*ny*bahl"*r: p*tt***laa* ytn; fisik (sebagai contoh, nyeri payudara, edema, dan
b*rnak**t l**arn klini* llal E;lr:;1u*r *ti*n lr;rgtl r' ' -
nyeri kepala). Pola gejala tersebut terjadi pada
p*k*1aan, *tau lun;ni tl*rl!n$ l*irny*.
waktu tertentu selama siklus menstruasi, dan
[. l]*je la ti**k ltre *l *ferL flsi*l*gil i**;lL:rr6 t*ri $**tL; ;.' gejala menghilang pada suatu periode waktu
{niri:lry*, *f*l y*n.q di**i*h;*n*!lr:, n*iiil*s!i ;ll*u tltrirl
antara siklus menstruasi.
!.*r*i*i m*dis itnLrr irullalnri*, ltip*tir*iNil**:
f . Ti**1r **.*sl lsi*fi131 *pisr:** C*pr*rii r;*r*t. in* ti*rk
ntcnr*r*hi k11**a r"rni*h g*nggl*it tiitlirclk. EPIDEMIOLOGL KaTena tidak adanya persetu-
'lidn[
*. ryrn*l 1*rdap*i *pis*ti* n:*r:iL, *pi**i1e +#ftpufriil, rli'; juan bersama tentang kriteria diagnostik, epide-
*pi**{* hipr:n:nnir, **n Xiri*h rir*rrenui:l htilri* *niu( miologi gangguan disforik pramenstruasi adalah
$*nttrrfl ti1ti,:t!nriN,, fi et*t*tl : F*i:yinlkir*rr iri 1i**k i;t*aL* tidak diketahui dengan pasti. Satu penelitian me-
jilt* **nr:a cpi**d* ni*f ir:*lik. i*mpilrlli, ;;l*i: ltlp**alil:
*ri*l*h rii*[ib*th;n x*l ffl*il lnf*il:. laporkan bahwa kira-kira 40 persen wanita meng-
l!. S*r:q;::;r $**ti il*;k ierit*r l*i**l*-ntia $*l*fi* nhirtiftnis' alami sekurangnya gejala ringan dari gangguan
Ssfillirfi il Ekix*lr+nii*rc. il*ilStL:*n ski:*;t1+i'liii, f ff ilSil*mil dan bahwa 2 sampai 10 persen memenuhi kriteria
**luri*n*1. *i** ;;rrlqi:*n p*ii'*iik lnrg iiClk tJtl*ntLlk*n. diagnostik lengkap untuk gangguan.
@
ETIoLocI. Pada satu pihak, penyebab gangguan
l'lL:*i darr *llit-iV, llii;gr*siif #nd linileiilal l',{*n**l r:l i,4eni;l *iEri'**:5.
*rJ rl. f;+k *i$lt A$srlian Fl';lhiati"il Als*lilii*r,
1;''i*gIirli*r, i!ii;. disforik pramenstruasi adalah tidak diketahui.
ll:{i:*alar **ng*n i;ir. Pada pihak lain, karena waktu timbulnya gejala
berhubungan dengan siklus menstruasi, perubahan
hormonal yang terjadi selama siklus menstruasi
kemungkinan terlibat di dalam pembenhrkan gqala.
prognosisnya adalah serupa dengan pasien gang- Di antara teori-teori yang telah diajukan untuk
guan depresifberat. gangguan, satu pernyataan yang paling sering
TERAPI. Pengobatan pasien dengan gangguan adalah bahwa gangguan ditandai oleh rasio estro-
depresif singkat rekuren harus serupa dengan gen terhadap progesteron yang tinggi secara ab-
pengobatan pasien dengan gangguan depresif normal pada wanita yang terkena. Hipotesis lain
berat. Pengobatan utama haruslah psikoterapi adalah bahwa wanita yang terkena memiliki neu-
(psikoterapi berorientasi-tilikan, terapi kognitif, ron amin biogenik yang terpengaruhi secara ab-
terapi interpersonal, atau terapi perilaku) dan normal oleh perubahan hormon, bahwa gangguan
farmakoterapi dengan obat antidepresan standar. adalah contoh dari fase kronobiologis dari gangguan,
Beberapa pengobatan untuk gangguan bipolar dan bahwa gangguan adalah akibat dari aktivitas
I-lithium (Eskalith) dan antikonvulsan-mung- prostaglandin yang abnormal. Di samping teori
kin memiliki nilai terapeutik, tetapi obat tersebut biologis, masalah sosial dan pribadi tentang
belum diteliti pada pasien dengan gangguan menstruasi dan kewanitaan dapat mempengaruhi
depresif singkat rekuren. gejala pasien individual.
Gangguan disforik pramenstruasi. DSM-IV DIAGNoSIS. Apendiks DSM-IV memiliki krite-
memasukkan kriteria diagnostik yang disarankan ria diagnostik yang disarankan untuk gangguan
untuk gangguan disforik pramenstruasi di dalam disforik pramenstruasi (Tabel 15.3-4). Kriteria
87O Sinopsis Psikiatri . Jilid 1

T;lh*l i$.3*d
cAMBARAN KLrNrS. Gejala mood dan kognitif
Kri€*ria $?ix*f L**ltillq S;ang g*arn $)i*{sr!h Fr*m**str#a*!
yang paling sering adalah labilitas mood. mudah
A, tersinggung. kecemasan, penurunan minat dalam
FcCa te**gia* b***r tlklus rn*rsk,J*si *el*rnt l*hun t*rakhir
liir*i;rt*L: l*b!hl g*j*i* b*riktt *it*rukan u*tuk s*h**r*r
aktivitas, meningkatnya kelelahan, dan kesulitan
bes*r,,u;nktu *riar:ri n:ing;r: icrakhi:. irg* iut**i. n*lt] memusatkan perhatian. Gejala perilaku sering
m*nghil*rg C*l**i b*h*rapa ha* s*lrinh r:rs*i i**s f*ijkuler. termasuk perubahan nafsu makan dan pola tidur.
*nn nen;hil*ng ilxltn nringgL: p*sr*m*ntir**ri" d*ng*n
Keluhan somatik yang paling sering adalah nyeri
l*k;rar;gry* snl*h r*tii r+:di : jrt;r3. ,1, i,' ,, jr ;u 1+;:
" kepala, nyeri payudara, dan edema. pada wanita
i1] nmd t*rr1*pr*si y*n; j*li:r, [*r*s*frn i:*lu ***. Ni[ir;*n
rt*nr*l* i:i* s*ldili yang terkena, gejalatampak selama sebagian besar
\t) km*ffasan ycnl jrllnr. k*1*gn*g*r, i;*rlsxsft fiika tidak semua) siklus menstruasi, walaupun
"hersrrrr*nEat" *t*1r "1;dak ierang" gejala biasanya menghilang sebelum akhir darah
iahilitxsaf*[lil y*ng ]*l*s fri*ainv*, il*l;rse a,.l tii:*-tib; keluar. Wanita yang terkena adalah bebas dari
s**ih *1*r: n:*lengis ffisu m*n;niJirillnyr k*p*k**r
gejala unfuk sekurangnya satu minggu selama
ierha*;p p*r:*l"lit*n
lnJ k*rnnruhrn *t*r lril**ilitts ytng m**ei;:p dtn i*itr nkt masing-masing siklus menstruasi.
i' *':"i*,:.';i i.;'
tr i, r;'it':.r. .tri;: DIAGNOSTS BANDTNG. Jika gejala ditemukan
/f\
n]*ft r.r*nryf; ni*rl rj*lan ;li.ti,,,ilas bl*sani,x {niltl:1*, pada keseluruhan siklus menstruasi, dengan tanpa
p*kcrj**n. **k*l*h. l*r;l*, h*;*ri*r*rl
t{i
hilangnya gejala antata siklus, klinisi harus mem_
}
Grfnsafit *L:hj*kti{ ail*rya [**L;]ll** d*l*n b***ns*nlr**i
pertimbangkan safu gangguan mood dan gang_
It j lcle rgi, nl*eh l*l;:ir, nicu k*hiirrga* te *tgt guan kecemasan yang tidak berhubungan dengan
;:*ru**htr j*lar d*i*n: nsi*Lr r:n[*t:. m*k;ll bclrlih*r,
*tnu k*ca*durr ixehfffinr: lrfif;rrtu siklus mens truasi (n o n -m e ns tru a I - cy c I e _ r e t ati d).
lfi\ ilipers*n:ni* *1a*
ins*mni* Walaupun gejala memiliki sifat yang siklis, ada_
I !il1 p*rc**sn x*bj*htii **dan; l*ri*n*c cl*u k*luar k*rd*ll nya gejala yang parah harus mengarahkan klinisi
g*i*i;li:ik l;ri*, s*p*{i n}:*rj stfi:"J pcmi:*rgk;*;n mempertimbangkan gangguan mood dan gang_
p*ynd*r*. *ye* k*pah, ny*ri s*nrll ai*u rt*t, s*n*rri guan kecemasan lainnya.
"k*rn*r*q." k*rtih*n i:crat ****n. PERJALANAN PENYAKIT DAN PRoGNOSIS. PeT-
e *?ntarll Fa*n ui:nil* y*ng t**ang n*r*trn**i, f*s* jlt*ul
jalananpenyakit dan prognosis dari gangguan dis_
b*riluln*g*n dilngar pri*d* nrtu* *r,ui**i d*n xs*t n*r*fr*sl,
d*n f*sr f*likL;l*r dinll*i ru+i **ixtrL:xti. Fada waril* yang tiri*t forik pramenstruasi belum dipelajari secara ade_
,n*rsku*sj {r*is*lnyc, yang i*lah r:enj*ieni *i*l*r*kt*mil, kuat untuk mendapatkan kesimpulan yang baik.
pen*nfuxir'.+aktLl inse lulr*l dtr: irlikr";l*r munrkin r*m*rltk*n Secara anekdot, gejala cenderung kronis kecuali
p!:';';.r";n i.i,,r. 1," .,ll:,.ri:. l:t ,,:.,:: i, ,.:,t;:,
' dimulai pengobatan yang efektif.
*. Garggua* d**g*n j*iet neirfilffrggil p*[*{**n atn; **k*!tl TERAPL Pengobatan gangguan disforik pramen_
airi,' ;rklivli*s **sixl bi**arya d** fu*L:*g** d*nta* *rsrr i*i*
struasi termasuk dukungan bagi pasien tentang
:4lldl'ii:. rrlEt:li-li: .:r, :': l! ..ir:r,..,ii: r'i ir.t{lj.
, C.l . r-.1:cir,, i:. ij. , *\f .if ..,,r J:ii, jr krl,i
r.:.1"-.i.ti.; .
keberadaan dan pengenalan gejala. pada penelitian
" I

il, **nggr,:*r tilftk s*il*i*-fi*i# su*itj *ks*r*rl:*si


pendahuluan, suplementasi progesteron, fluoxe_
;*;el* d*ri
$ilililg**n l*ir_:. s*p*rti tffngUrnr d*pr*til *e rai, ililtr-**an tine (Prozac), dan alprazolam (Xanax) semuanya
it. j i 1 :;)i1li!.,;in ti:,ii-i { 1iil,. telah dilaporkan efektif, walaupun tidak ada peng_
:; Eir,;t!. ",:*. h;ri;Fr:
i*r*l;lui:Lin m*ngkin ****mpilnl ilil*ih d**{*n t*iah set* obatan yang secara meyakinkan terbukti efektif di
iJ#*SUu*n t*r*r*ul].
dalam banyak percobaan yang terkendali dengan
l]. (rlt*ia A, B, riar * h*rur riit*;e kliln *l*l pcn**t*l;n i:*ri.rn
baik.
pr*sprltiil s*le mt **kilr**;ry; dun likiur rinrptrn:*tit yan;
b+{ur:1"{1rul. {*ingn*:ir dtpai *i|:r:*t ser*r* t*r*ni*ru
:it,:;-{f ;f;-*n rk;i.: .u. ,.

inb*i dsri *!lv!itJ. Siagn*stic *nd Stalis!*ai iJ;ni:*l *l l4e*t*l lis*rd**


GANGGUAN BIPOLAR
sd. 4 flak cipla An*rtrar Fl..vrhratri* A$$r+;eli*i1. !t**hlngtr,r, 1fS4.
*igrnakar *enger i:lr:, Klinisi telah lama melaporkan bahwa pada bebe_
rapa pasien gejala utama tampaknya adalah
termasuk gejala tentang mood yang abnormal, episode depresif, tetapi pe{alanan gangguan diselingi
perilaku abnormal, dan keluhan somatik. oleh episode gejala manik ringan (yaitu, episode
Bab 15 . Gangguan Mood 871

hipomanik). Gangguan tersebut telah dinamakan Y*h*i *$.3-$


gangguan bipolar II (oleh peneliti yang berpen- Kri{*ri* *iagn**t}$r *r:t*E< #**ggxan ffiip*}ar i}

dapat bahwa gangguan berada di dalam spektrum


gangguan bipolar) dan gangguan depresif berat &. &drry* {*tau rir'layal} catu x1*il 1ei:ih *pi**dt **pt*sil b*:nl.
dengan episode hipomanik (oleh peneliti yang *. Ariany* {niar; iw*yli) **kltangny* **lu *pis*C* hlp*nanil.
berpendapat bahwa gangguan berada di dalam *. Tidak pcnch *ri* *pis*Ce ff*nik.
spektrum ganggubn depresif.;. DSM edisi ketiga il. *+;;ia rtt*rd dalan krllsriu A da* B tidak lcbih bsik
yang direvisi (DSM=III-R) menggunakan diagno- rl*h gnnggunn tk*tni*Nitil, d*n ti*ak i;**rrpaiig
rliie rar':gLx*
iirdih *r*g*n skiz*fr*niil, g*riililufiir *hi:*fr*rii*rm. San;!L,dil
sis gangguan bipolar yang tidak ditenfiikan (not deiusi$n*|, rlal gang;uan psik*tik YTT.
otherwise specified), tetapi diagnosis DSM-IV [" **jaie n*ny***bh*n p*nd**ta** yang S*mr*kr;* *cce;";*
adalah gangguan bipolar IL Perbedaan antara klinil *i*Ll Q**ilSuen *alan iLlngri s*sial, pe kcd*nn. atau
gangguan bipolar II dan episode depresif berat lun;*i p*nting inin
rekuren dengan hipomania memiliki arti yang pen- $*hr;t&*r: epis*ri* :*k*rang *rhlt p*ling xkhit;
ting untuk prognosis dan penilaian dan keputusan l''tip*r::**ik: jikn srkar*ng {*t*rL i*r*lrhiti dal** *pised*
h,^^a
'c,.
pengobatan.
S*presi:jik* rek*r*ng {*lxu t*r*hhir} dai;:n *pi**eie dtpt**ii
ii*Suttar {rr1i;k *pis*d* tl*pt**il b*r*t s*kar;*ng aiau peli*g
Gangguan Bipolar ll *khir harvn jiha ini n:**;pah*n jeni: *pis*Ce n*c* y**g
ir.:.., r;rr,l,

Gangguan bipolar II, atau disebut episode Fe**nt* lr*parahanlp*ik*tiklr*mixi, *atstan: T*il*;ln p*de c,g,t
kcli*s titi*k **pal *i1i;na[an Ci sini ke ren* k*d* untuk
depresif berat rekuren dengan hipomania, adalah
!#nililuf;n bipclar ll l*i*h mengg*nekan Cigit k*lin:*.
suatu kriteria diagnostik baru di dalam DSM-IV. t/ -^ -: i.
f!l uilt&
Pasien dengan gangguan sebelumnya diklasifi- **;rg** xiri kcrt*t*xik
kasikan sebagai menderita gangguan bipolar yang *ng** cir'1 r:+e*l;rmk*llk
ffi

**ngn* *tri *tipikat


tidak ditentukan (NOS).
*e*6*x **s*t fls$*apersilliix;in
Epidemiologi. Epidemiologi gangguan bipo-
'5*f#&n.t:
lar II adalah tidak diketahui secara tepat pada saat Fefi*x{u p*rjai*nxn l**gitxdi*al {d**g*n atau tanpx
ini karena relatif baru dikenalinya gangguan ini. p*r+xlih** !nt*rcg:ix**t*!
Etiologi. Walaupun klasifikasi gangguan bipo- *cngel* p*la m**ln:*x {**tlnku haxy* pad* p*i* *pi*r:rl*
lar II dengan gangguan mood mengesankan ri*pr*sii h*rat)
**ng** p*rp*tar*en c*p*t
hubungan erat dengan gangguan mood, beberapa
peneliti telah menghipotesiskan bahwa gangguan Ta'*$l{;ri il!f,l-iV. Diagnrsii* a*d $talilti**i M*+u*l *l ltl*rl:l D,rrrJi:'1,
bipolar II adalah berhubungan dengan gangguan *d. 4, l-jsk iifta &!"''i*ritsn Fsychi*lrir Asii*riatitn, l',1*shi*11*n, 1$$4
*igrnak*r d*n;a* r:in.
kepribadian ambang Tetapi, beberapa data
menyatakan bahwa gangguan bipolar II cende-
rung diturunkan sebagai gangguan bipolar II, jadi
menyatakan bahwa gangguan ini memiliki pre-
disposisi genetik yang unik. psikiatrik mungkin merasa sulit untuk membe=
Diagnosis. Kriteria diagnostik untuk gangguan dakan eutimia dari hipomania pada seorang pasien
bipolar II menyebutkan keparahan, frekuensi, dan yang telah secara kronis mengalami depresi
durasi tertentu untuk gejala hipomanik. Kriteria selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seperti
diagnostik untuk episode hipomanik (Tabel 15.1- pada gangguan bipolar I, episode hipomania akibat
9) dituliskan secara terpisah dari kriteria untuk antidepresan tidak diagnostik untuk gangguan bi-
gangguan bipolar II (Tabel 15.3-5). Kriteria telah polar IL
ditegakkan untuk mengurangi overdiagnosis epi- SIFAT DIAGNOSTIK. DSM-IV memungkinkan
sode hipomanik dan klasifikasi yang keliru pasien kualifikasi diagnosis gangguan bipolar II dengan
dengan gangguan depresif berat sebagai pasien istilah spesifik, termasuk spesifikasi gambaran gejala
dengan gangguan bipolar II. Secara klinis, dokter sebagai dengan ciri melankolik, atipikal, atart
872 Sinopsis Psikiatri o Jilid 1

katatonik (Tabel 75.1-6, dan 15.1-8). DSM-IV episode depresif dengan antidepresan sering kali
juga memungkinkan penentu sifat perjalanan dapat mencetuskan suatu episode manik. Apakah
penyakit berikut ini: dengan perputaran cepat, strategi tipikal untuk gangguan bipolar I (sebagai
dengan pola musiman, dan dengan onset pasca- contoh, litium dan antikonr.ulsan) adalah efektif
persalinan (Tabel 1 5. l-9). atau tidak efektif di dalam pengobatan pasien
Gambaran klinis. Gambaran klinis gangguan gangguan bipolar II adalah masih di dalam
bipolar II adalah gambaran gangguan depresif penelitian. Suatu percobaan dengan obat tersebut
berat dikombinasikan dengan gambaran episode tampaknya diperlukan, khususnya jika peng-
hipomanik. Walaupun datany a terbatas, beberapa obatan dengan antidepresan saja tidak berhasil.
penelitian menyatakan bahwa gangguan bipolar II
adalah berhubungan dengan lebih banyak perce-
raian perkawinan dan onset pada usia yang lebih
Gangguan Bipolar yang
awal daripada gangguan bipolar I. Bukti-bukti
juga menyatakan bahwa pasien gangguan bipo- Tidak Ditentukan
lar II berada pada risiko lebih besar untuk Jika pasien menunjukkan gejala depresif dan
berusaha dan melakukan bunuh diri dibandingkan manik sebagai ciri utama dari gangguannya dan
pasien gangguan bipolar I dan gangguan depresif tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gang-
berat. guan mood lainnya atau gangguan mental DSM-
Diagnosis banding. Diagnosis banding untuk IV lainnya, diagnosis yang paling tepat adalah
pasien yang sedang diperiksa untuk diagnosis gangguan bipolar yang tidak ditentukan (NOS)
gangguan bipolar II harus termasuk gangguan bi- (Tabel 15.3-6). DSM-IV memungkinkan spesifi-
polar I, gangguan depresif berat, dan gangguan kasi lebih lanjut dengan perputaran cepat, dengan
kepribadian ambang. Perbedaan antara gangguan pola musiman, atart dengan onset pascapersalinan
bipolar II pada satu pihak dan gangguan depresif (Tabel 15.1-9).
berat dan gangguan bipolar I pada pihak lain ter- Psikosis sikloid atipikal. Kelompok gangguan
letak pada penilaian klinis episode mirip manik. ini menunjukkan beberapa ciri-ciri gangguan
Klinisi tidak boleh membuat kekeliruan mengenai bipolar I tetapi biasanya tidak memenuhi kriteria
eutimia pada seorang pasien yang mengalami diagnostik lengkap untuk kategori tersebut. Bebe-
depresi kronis sebagai episode hipomanik atau rapa pasien dengan psikosis sikloid atipikal dapat
manik. Pasien dengan gangguan kepribadian diklasifikasikan sebagai menderita gangguan bi-
ambang sering kali memiliki tipe kekacauan kehi- polar yang tidak ditentukan.
dupan yang sama parahnya dengan pasien gang- PSIKOSIS MOTTLITAS. Dua bentuk psikosis
guan bipolar II, karena episode multipel gejala motilitas (motility psychosis) adalah akinetik dan
gangguan mood yang bermakna. hiperkinetik. Bentuk akinetik dari psikosis motili-
Perjalanan penyakit dan prognosis. Perja- tas memiliki gambaran klinis yang serupa dengan
lanan penyakit dan prognosis gangguan bipolar II gambaran klinis stupor katatonik. Tetapi, berbeda
baru saja mulai diteliti; tetapi, data pendahuluan dengan skizofrenia tipe katatonik, psikosis motili-
menyatakan bahwa keadaan ini adalah diagnosis tas akinetik mengalami pemulihan yang cepat dan
yang stabil, seperti yang ditunjukkan oleh tinggi- perjalanan penyakit yang baik yang tidak menye-
nya kemungkinan bahwa pasien dengan gangguan babkan keruntuhan kepribadian. Dalam bentuk
bipolar II akan tetap r4emiliki diagnosis yang hiperkinetiknya, psikosis motilitas mungkin me-
sama lima tahun kemudian. Data menyatakan nyerupai luapan manik ata:u katatonik. Seperli
bahwa gangguan bipolar II adalah suatu penyakit pada bentuk akinetik, benfuk hiperkinetik pulih
yang kronis yang memerlukan strategi peng- dengan cepat dan memiliki perjalanan penyakit
obatanjangka panjang. yang baik.
Terapi. Pengobatan gangguan bipolar II harus PSIKOSIS KONFUSIONAT. Psikosis konfusional
dilakukan secara berhati-hati, karena pengobatan tereksitasi, seperti yang digambarkan pada awal-
Bab 15 . Gangguan Mood 873

I*he*t '1$.$-*
\:.;..ri t;::r!. .': ':" :"'. .. ..'."
GANGGUAN MOOD LAIN
ji*:'lli.;:i.;,::'lr
:; #$tS T i*eh *
Dua diagnosis gangguan mood yang perlu di-
perlimbangkan di dalam diagnosis banding tiap
pasien dengan gejala gangguan mood adalah
gangguan mood karena kondisi medis umum dan
gangguan mood akibat zat. DSM-IV memasukkan
kategori diagnostik tersebut di dalam gangguan
mood untuk mendorong dan mempermudah pro-
ses diagnosis bandiug.
Di dalam DSM-Ill-R diagnosis tersebut dina-
makan ganggllan mood organik dan dituliskan di
dua tempat yang teryisalr {engan gangguan mental
organik akibat zat psikoaktifdan dengan gangguan
mental organik yang berhubungan dengan gangguan
atau kondisi fisik Aksis III atau yang penyebab-
nya tidak diketahui. Organisasi yang agak mere-
potkan tersebut telah diganti di dalam DSM-IV
dengan (1) menghilangkan istilah "organik" dari
DSM-IV dan (2) memindahkan kedua kategori diag-
nostik tersebut ke dalam bagian gangguan mood.
Mungkin sulit untuk menentukan apakah gejala
nya, dibedakan dari mania oleh beberapa karak-
gangguan mood pada seorang pasien dengan kon-
teristik: pada psikosis konfusional tereksitasi, disi medis umum adalah (1) sekunder terhadap
lebih banyak kecemasan, kurang mudah dialihkan
efek kondisi medis umum pada otak (diklasifikasi-
perhatiannya, dan derajat inkoherensi pembica-
kan sebagai gangguan mood karena kondisi medis
raan yalg tidak sebanding dengan keparahan
umum), (2) sekunder terhadap efek obat pada otak
gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas).
yang digunakan untuk mengobati kondisi medis
Psikosis konfusional kemungkinan merupakan
umum (diklasihkasikan sebagai gangguan mood
suatu variasi klinis dari mania yang ditemukan
akibat zat), (3) mencerminkan gangguan penye-
pada gangguan bipolar I.
suaian yang disebabkan oleh kondisi medis umum
PSIKOSIS KECEMASAN.PENUH KEBAHAGIAAN.
(diklasifikasikan sebagai gangguan penyesuaian),
Psikosis kecemasan-penuh kebahagiaan (anxieQ-
atau (4) mencerminkan suatu gangguan mood
b lis sfulnes s psy cho sis) dapat menyerupai depresi
primer (sebagai contoh, gangguan depresif berat).
yang teragitasi, tetapi dapat juga ditandai oleh
Kesulitan pembedaan klinis tersebut dikenali di
sangat banyaknya inhibisi sehingga pasien sulit ber-
dalam DSM-IV dengan mengelompokkan gang-
gerak. Keadaan periodik kecemasan yang melanda
guan (kecuali gangguan penyesuaian) di dalarn
dan gagasan paranoid tentang diri sendiri (para-
bagian gangguan mood.
noid ideas ofreference) adalah karakteristik untuk
keadaan ini, tetapi menyalahkan diri sendiri, pre-
okupasi hipokondriak al, gejala depresif lainnya, Gangguan Mood karena
dan halusinasi juga mungkin menyertainya. Fase Kondisi Medis Umum
penuh harapan bermanifestasi paling sering dalam
perilaku yang meledak-ledak dan ide kebesaran, Jika gejala depresif atau manik ditemukan pada
yang kurang memperhatikan pembesaran diri pasien dengan suatu kondisi medis umum, menen-
dibanding dengan misi membuat orang lain tukan gejala depresif kepada kondisi medis umum
bahagia dan menyelamatkan dunia. atau suatu gangguan mood dapat sulit. Banyak
874 Sinopsis Psikiatri o Jilid 1

kondisi medis umum menunjukkan gejala depre- ?all*! t$"3*?


sif, seperli tidur yang sukar, pemrrunan nafsu ma- &angguan Ner*r*leryls *arl Stst*mik {-!txr:la yar:g
kan, dan kelelahan. ffi*nimha.rlka* **prr*si
Epidemiologi. Epidemiologi gangguan mood
karena kondisi medis umum adalah tidak diketa- li*ngguar n*urcl*gis
F*nyakit *kstrrapir;wirinlis
hui. Tetapi, gangguan kemungkinan sering dite- fenyakit lsarhinsln
mukan dan sering kali tidak terdiagnosis. f*nyakit Ni*ntingion
Etiologi. Berbagai gangguan somatik telah f *isi supranuklear pr*grerif
dilibatkan sebagai penyebab gejala gangguan il*nynilit *srnltr*vask*l*r (teruli:ma i**i h*rnisf**k ant***r1
l!**plasrna se r*bral
mood, termasuk gangguan endokrin, khususnya Traumc **r*hral
sindrom Cushing, dan gangguan neurologis, lnl*k*i $$F
seperti tumor otak, ensefalitis, dan epilepsi. Ke- $kl*rasi: rn*ltip*l
rusakan struktural pada otak, serupa dengan apa Ipil*psi
Natk*i*pti
yang terjadi pada penyakit serebrovaskular hemis-
lli*$r*falus
ferik, adalah penyebab yang sering dari gangguan
*;nggu*n sistsmii{
mood karena kondisi medis umum. Beberapa inl*ksi
kondisi medis umum yang berhubungan dengan Virus
depresi dituliskan di dalam Tabel 15.3-7, danyang
berhubungan dengan mania dtuliskan di dalam ennggua* endckdn
Tabel 15.3-8. f'lip*dir*iril*ne
Hip*tir*idis, n*
Diagnosis. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk Hipe rp*rutirci*isrir*
gangguan mood karena kondisi medis umum Lliptpnr*tir*ic'i*m*
(Tabel 15.3-9) memungkinkan klinisi untuk $in*r*m *ushing {kdehiil** *ter*id)
pcil-y*kit Addiscn
menentukan apakah gejala adalah manik (gejala iirsufisi*nti st*r*id]
Hipe relei*st*r*nirn*
penuh atau parsial), depresif (gejala penuh atau
0*presi prnm**shuasi
parsial), atau campuran.
Gangguar: pcrad*ngan
Gambaran klinis. Gangguan mood yang me- lupus *il1*m*l**us si*temlk
nyerupai yang ditemukan pada keadaan depresif A*$tis r*mat*id
dan manik adalah menonjol dan merupakan gam- ,{rt*ritis tenrp*ralis
$lnelr*m $j*gri:n
baran klinis yang penting. Untuk membuat diagno-
ll*ljsi*nci vitamin
sis, dokter harus menemukan kondisi medis umum r^ 'r
yang mendahului onset gejala gangguan mood. Vitanin ffi1;
Gangguan tersebut bervariasi dalam keparahannya !::--:-

dari ringan sampai parahatatpsikotik dan mungkin irlldllllil v

tidak dapat dibedakan dari gejala yang ditemukan *angguan sislemlk laln
pada gangguan depresifberat dan gangguan bipo- P*nynkit hardi*pL:lm*nall
ilenyakit glnj*l d*n *remia
lar I. Waham dan halusinasi mungkin ditemukan,
l\e*plrsna sister''t i k
dan juga gangguan kognitif ringan sampai sedang. Pndiila
Diagnosis banding. Diagnosis banding harus $!ndr*m l{linelelter
termasuk gan g guan mo o d akib a t zat (termasuk zat $indr*m imunotieiisirnsi rlidap*t {Al}$)
yang digunakan untuk.mengobati kondisi medis), Iangguan m*od p***aperuelrnnn
ff nnggua* rn*cd p*t*a*p*ratil
gangguan mood primer, dan gangguan penye-
suaian. Pada beberapa sistem pelayanan kese- Tab*l dari J.L. e*nnrings: illinical l,,ier.:rcpsychiairy" h*1. jE?. Srrn* &
hatan, pura-pura juga harus dipertimbangkan di Strati*r. Orlandl, 1*$S. fi$tnrkar d*ngan izin.

dalam diagnosis banding.


Perjalanan penyakit dan prognosis. Onset gejala penyakit adalah bervariasi, tergantung pada penye-
dapat tibatiba atau samar-samar, dan perjalan bab dasar. Menghilangkan penyebab tidak selalu
Bab 15 ' Gangguan Mood 875

Txh*{'1S.3**
Tshcl 1S.3-S
Krit*ri* *iagn*s*ik i; *te"*k #ar"lg6**r'a lktr**ri icar*na
*3*ny*t:*h ffi **i* $*kt**d*r
K*ndi*iffiedi* {"tmq:m

*ai:g;uan nsilrtlil!]i$
Feny*kit tk*irnPir*mid*llt A. Gcnggu*r: mc*d yang nrcnenici dan p*t*i*l*n yang
me nguas*l gambatan klinls d*n dil*ndsi aleh salch sniu {alau
Penyukit l"{uniin;f*n
Fenyxkii Patkins*n p**ca*netlalili* htiu.ln;';t] r6r' lg"";.rl 1:

Pe nyckit Wils*n {1} l'.;'l**el t*rr3*prcsi il**Lr hilangn-v* minal *lnu k***nnng*n
1nf*ks] SSI s**nra j*lns p*da e*mun' al*l hampir sernu*, nkiivitas
P*tsgic umun i:) n*td y*ng n*ninggi. *kspanlif, ntau i*l*bel
[,nse{$1ilis vitus S. T*niapet *L;kU dnri riway*t p*nyakil, p*m*riksa*n flsik' aiait
i*nurn l*[:*rntldun behw; ilsn$!uail ;rdalah akihat lisinl*gix
{rr:disi lnin
ll*eplasr*n ;er*btal l*ngsung d*ri klr:*ili n:*di* *murn.
ltaii.ird 5*rcnffii *. Gangguar: tirjak C*p*l elii*r*ngl"*n l*hih b*ik *l*h $ffnggilan
Talam*tani menial iain imi**lny*, $fi11!Uilafi p*lty*s*ci*n d*ngar': moad
*et*brt'va**uiar *c*id*t'ti* ietd*pr*si, *abag;ri r*sp*nl t*rha*np slrcs ncndeiliil knndisi
$kl*r**i* rr:uliiPel rcdis Ltttti.ttt).
Ipil*pt! i**us t*nParnlis *. **ngguan tirlak t*1ar1i $efiais-mata selar* p*rjn!**an
Pcny*kit ilick d*!iriLrm eku ri*$ens!a"
Cr*na Klel*e-levi*
SirT

$ir;dt*nrs Klinef*1{*r
[" G*jal* n:*ny*b*bkan p*nd*rita*n yar:g **makn* *ec*ra
klinic iltnu Uail{l{Juen C*lan {ungsi stsial, p*k*{aan, ;llau
S*ngguan sist*rlii{ iungsi pentirg lain.
Ur*ni;l dan h*mdinli*is
$*b*fk*n tip*:
ile mc*sl* dialisi*
d*ngan *iri **pr*siil iik* m**d y;xg nencni*l ad*l*h r:l*ptcsi
ilip*t1it*idisrn*
ieiftil! tidak neme*ulti kril*rla lenqkap untuk *pis*Ce
f*l;lEi* d*pterii h*tal
Sln*r*me kat*!ni:iC
u:l*nga* *pi*ed* rnirip cl*pre*if i:*rat: jikn dip*n*lri k$teria
l]*{!ci*nsi vittmin *t: l*ngkap untuk cprsad* **pr*lif !'r*rat {k*ruali ktit*lia il)
f,4nni* pa*coP*nelln*n
derag*n *iri *:anik: jik* nr**C y*ng m*nr:njli aCaiah nreninggi,
(.lit3; citfiijtl *uinrrk, *{nu itil*bel
i-ev*d**p t$**ga* *iri **rng:uren: iika g*iala mani* m*up*n d*ptes!
*r*mmilpt!n* ditcmuk*n rjan lldak ada yar:g m*nr,ni*l'
$impnt*mitlteiih
ls*risrid T*bel J*ri l$i"'t-lv. *1a$fl*$iic end St*iislicai Mar:ue1 *l Me;rial lJistrd*rs,
Flr*a*:nzine nd. 4. llak rlptc ,{m*ri*n Psychlatil &sttciali*r. W*shln6icn, 19!4
*r*ni*c !)!gunakan ***gan i;i*.
lt*kar"
An{eiamin
Prc*yclitlin*
l"'{ydl*larin*
*yrl*hett;*Ptine
Ph*ncyclidin* 1P*FJ yang berhasil terhadap kondisi fisik dasar' Seperti
Ul'r*lielh* pada gangguan mood lain, bunuh diri merupakan
Y*him*in*
**elcf*n risiko bagi pasien dengan gangguan mood karena
liil*lri;amieJ* {:*t*1ah mi*iegr;lfi) kondisi medis umum.
*
Terapi. Penatalaksanaan gangguan termasuk
Tabri dari J,L. *:*rmirgq;-*linic*l I'l*r;rcpsyrhiairy, 1a1 18? $rL'r*
menentukan penyebab dan mengobati gangguan
*1ra11**, 0{arC*. 1$85..*igr"rnakan d*ngar irin.
dasar. Terapi psikofarmakologis mungkin diindi-
kasikan dan harus mengikuti pedoman yang
berlaku untuk pengobatan depresi atau mania,
menghasilkan pemulihan pasien yang segera dari dengan mengingat kondisi fisik yang menyertai'
gangguan mood. Gangguan mungkin menetap Psikoterapi mungkin berguna sebagai pelengkap
ielama beberapa minggu atau bulan setelah terapi terapi lain.
876 Srnopsls Psikiatri . Jitid 1

Gan gguan Mood akibat Zat T*h*i $$.*-1*


*b*{ ye*g ffi**iltbr*{k*n Silt*r*r* ffi*pr**!

Gangguan mood akibat zatharus selalu diper- *L;i ;tliir:'t': *rr,rliinltt(f ii:il
timbangkan di dalam diagnosis banding gejala il*iia1i4** trli,isllt
!,irirlf !l-i! It*;*lrl
gangguan mood. Pada umumnya, klinisi harus U*lrrili*1i+ Iri:,:+itrrlrrJ*
j,.:..'
mempertimbangkan tiga kemungkinan: perlama, ll 1l*:'alrrn
Liriiryirll:pl i-idr{+ilt
pasien mungkin menggunakan obat untuk meng-
l:lllti*i*i+i 'Jrp*rll*i
obati masalah medis nonpsikiatrik. Kedua, pasien ii+l*r::ir* i:l*ihr:s+r11i:li:rr
mungkin secara tidak diseng aja dan kemungkinan $ri*il1 isr tlilrnilt
tidak diketahui terpapar dengan zatkimia neuro- *;rlr{,Jr;i ii*rti:*iie;*;:il*
i,:l1tta] rr:tdrat*
toksik. Ketiga, pasien mungkin menggunakan zat irirr.r:*tili*;i*le
r'lfl;]:ri'r1 {:rlrrat*ij.1tt
untuk tujuan rekreasional ata:u mungkin meng-
alami ketergantungan dengan zat iil*r*iri *lr h.;r*t*n
ftrtentl. Itlrlrlllir::*;d Iri*n*in*ir,n*
Epidemiologi. Epidemiologi gangguan mood {.tttft$*i$i i}:tl 5*relhrsi+l*ls
akibat zat adalah tidak diketahui. Tetapi, preva- ill**rislr llnt:i:1
lensi kemungkinan adalah tinggi, mengingat *tit:til*i ie11 tt*if-ls* tr!3t f;:ilfii;l
jumlah peresepan obat yang dapat menyebabkan {tti*llr:l* *:*llyllrepr**
f *li!L,lln!l* i:i*t.reita:1f,
depresi dan mania, jumlah zat kimia toksik di
dalam lingkungan dan tempat kerja, dan luasnya *l;i plt;ri:ir*pil
ilr;ift:i:1^rer*r*l i'tliitilltl13::te
penggunaan apa y ang disebut obat rekreasional.
*rri l*irrr:lr:1i:
Etiologi. Medikasi, khususnya antihipertensif, ,.qfieriad]l1f $,tt.hir*
kemungkinan merupakan penyebab yang paling Srun*r:ipltrr: {;rle*:t;l*in+
i-*'/rii+pe i',1*1:ttl,;*nilt
sering dari gangguan mood akibat zat, walatpun
l*ir;ie*lr;t* f r*ryit;;ilr
berbagai macam obat dapat menyebabkan depresi
,{tti1*s'r d*ir rb*i ;iIilirlsrnlr!
(Tabel 15.3-10) dan mania (Tabel 15.3-8). Obat [*r*pr';iui: frr*leielll:
seperti reserpin (Serpasil) dan methyldopa (Aldo- lblpr*l*:"r fu*l1trL;la:*lr:
met), keduanya adalah obat antihipertensif, dapat ln,Jr:nelral:r i:*liui:l:tr*
mencetuskan gangguan depresif, kemungkinan l*uyl;n}*
dengan menurunkan serotonin, seperti yang ter- ilL;r trrljl]lki*ri ril;r i:rlij*rL;.
Ar-rpiriiln firinrrl*i?!.1
jadi pada lebih dari
10 persen dari semua orang $tliall*il*ra:r,l* loi*irlrrda;*ir:
yang menggunakan obat. illtiro;*t*
Ci rils*ri** irhlrdrrrr *r::*
Diagnosis. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk )ap*trrrr* irli*r*ni:ii*
gangguan mood akibat zatmemungkinkan penen- Illr]*i:;rtCt $lrcpi*ir1,rl l
T*ir*r:y;i1116 ?ll,:lari:anilirl*
tuan (1) zatyang terlibat, (2) apakahonset selama
intoksikasi atau selama putus zat, dan (3) sifat *l:;i,lnt: riinll ;;ii ii
,{ruirr*li"1r0 j:-i1"1ltiidirs
gejala (sebagai contoh, manik atau depresi) (Tabel
i:-Aif;rftiirarf *i**n:rrr
15.3-11). Suatu jarak maksimal satu bulan antara 1...,1ri1ffi*'r,rir "i'rir*crl*3rir:
penggunaan zat dan timbulnya gejala adalah ,,ril:r:llir*

dimungkinkan di dalam DSM-IV, walaupun {}b;i lillr


Ac*la;tlin;ii! AnIk*1i:';e*1*ias*
kerangka waktu yang__umumnya kemungkinan l;i lSlll td *in*itdir:r
kurang dari satu bulan. Tetapi, diagnosis kadang- {,vF,;n*r.:1e dirs r_iipi!*rlryi*t*
kadang diperlukan setelah lebih dari satu bulan. Sisrlfrlrl i.yr*rl1d*
1"1*lli'larliti ili#l*'tfIit{:
Gambaran klinis. Ciri manik dan depresif tli**l*ir* lf *t;cl*l;rlr;ii*
akibat zatdapat identik dengan ciri dari gangguan firlirl** ' n'suinffi*i
bipolar I dan gangguan depresifberat. Tetapi gang-
l***l trr J.i. ili.rr*ninglt []irri*l ilr,Jr*l$yr:hli:lrv, *al. j*1. $rr,rr:a &
guan mood akibat zat dapat menimbulkan gejala $lr*it*n, ili*r-rdn. 1l*S. *igrL*ak+r derg** l:1n.
Bab 15 . Gangguan Mood 877

: ';
I ". *{l' - ."1 d
T*h*i 1$.3*Jtr
H*l*ri* #i*6***tik untuk ***66*x* id*** *kib*t fl*t F,*l*ri* ffii*6***tiit l;itt*k *fr*##ti*il &4**d y**g Ti'.;.t!,
#i{*ntxk**
1.,,. **rg;r-:** rit,;lrt 1lr; nttrc*ji:i d81 i*ltl5i*r "titlnt rl*rt:lil-i
itilrtil:{ai:i l:rt:rr rial ilifaiirdii *l*ll lai;li: 'cfilrj ixitll"J kelitnl't3) ilali 5.n1*rrr.i iil l*rfti*ri; ;a*,jiJ;Ir-!;11f':illar ii*ir,i*r: t*jnii r*** -r::l; liiah.
irlj1*rr,;ll ir::,.ri,i irf:tii(:i:;1*l r::!L; *irq-t*3r +r*{ l;i:*rrilit d;l: tj r':-;
.,,,',Ll:'t,'.... 1 r,:.'. j r" J c: ::i..,,:, : .r''.: ri:1rl ;:lliil :"r,:*,tl:I ltlrt;: !rfrli];1:ft i*i;:tr,j';:',rc lldat iii*rt:i';*t, .".-:
:: ..:,-., .'., ,- :.: : .:..r .:.'' :'
:r,'i;-l i.:*I;r $*c:lil, iil'; l;i:'rrlll s*ltLg. *kli:rirul
. itl l,lrr:d 1*ri; r,lrir;gi riti]':rl$ii. rri*il iriirl*1. lairr rbii lt:iiri'11,'. *i.t!:t:liil rtl: itl:rrt:l;l l*lrrrr,ll iti ll+rt;r *ltii:rij+l
l. i i;rrili:*i **irti *rri {irai;at p*ryltri, tt$l+!1itl*ir!l lllk, li*i: t*nla* rrij..l lili; ,:i1r:; l\lirtl'ri:*r Fl';tI;lll!,; ,is::*ri:.l1ll, 1,1'llllirtrl* :rr i
i*hrrai+rlir ad;n1rl irl+!s]il*li llal i,ri*s l;!. l;n .1*1i:ll dri*n A
hlrittr'ti::*11 let:;rrt li*r **:am irrhe.iJln *r.;lan *lr, iri*lslklr! ai;rr: i:!;rri(ir iialt;rit ;;ttr.
i.r[1!i ?fl !tl'] r\l::rekr;
il ri*n;g'-:;r ii**i,; datr;i i:i:sr;rliJia{ iei:il i:lllt *1*l it.r$gl;t | ' rl ,
yr:rg lidat Iiikittllrai ;n1. *ulli-;\rl.ll l,i:l?"r ti;jti* lehl|: llrk
:lileriil.;itn *r*l **l+3t;l ;::ll* yliig h*ta* ;lialibxli''*it ;*, ' '": arahkan diagnosis pada gangguan mood primer,
h*rL:lr*: aJol*ti xtl'Jtrrli:' ttt**i l*ri:a1*lgltlla* *i*rj
!j.rjirlini$!'iJar iili. lI*r*i3tr trlri l*rlfd* tifkil lxn* trkiiI l;il* walaupun riwayat tersebut tidak menyingkirkan
*,:laiii,iir ",i!,-i,,.t.li"ti, ,,i,lati gtl*!*n liinll::ll ltlls *1,*l a!;l
- ' kemungkinan gangguan mood akibat zat. Zat
trl*kii!;ri i*fihl jrli]l ijrcli: ' i'- '",; ' '-' ': 'l::irl*r' mungkin juga memicu suatu gangguan mood
*;lall, ri:;,r ir-irri;ri :;i ira*g ili;u*air;lr, ei*l l*,t'l:rri rlitii ii; . ; ' ,.; ,

.i , 4. .:. . .. . ','. .,r l.'.\.." .' .! L.': i:, ; : : ;:


":
1' , dasar pada seorang pasien yang secara biologis
iflt*lilli'lilttisli,rT;. t:,lralaj :,'' :
:I-: i ' : l -. .' "arig ii*rl rentan terhadap gangguan mood.
',
r1*rhlrLrlg;tl dont*r rti:
Perjalanan penyakit dan prognosis. Per-
l, il;rg;ullr ilLle k l*1:t*i s*r-nli*"$nia stlair; i:*t;*ilr*r *tiit:,.,::;.
'..:,. r.r..,.':ir':.:. ,,]-,i.,,.:i. :;,
jalanan penyakit dan prognosis gangguan mood
-,"rt- "i'^'
- i ::-'j': akibat zat adalah bervariasi; pada umumnya,
t$llur"lllldahxi,;rlsil0li i <-jd''.' ji*ir'
*ei*l*r:r i.lrcg,irsl$ itli h+rl$ rjiilral $rl'ianrlil dril;ri*lll lri0l"3il{ii -- l segera setelah zat dlhllangkan dari tubuh, mood
*hLr p;ir:t :*i i**ys iiha g*1;lt r,rrd rr*i*blhr tp* iiftrlt li*sar;"'; kembali nonnal. Tetapi, kadang-kadang, pema-
brr::r*rg*rr *ecg;:it liilrll** lnt*r*llali tl*t fii;tlr$ *tl iiki: S*iiil arialrlr
l:;.,:'': ii:...:' paran zattampaknya mencetuskan gangguan mood
I*lliis;r: *;rrgguar r:r**d l:*i sp*';lll(J: i*lki:licl ar,:iti*irir: l*:*it ;l;i yang berlangsung lama yang mungkin memerlu-
r:ilN anlel*nirrl, [*k$ir; llelus]llrll*ir i',rlli]ioll: t]0i*ii1, ]l1cn*v*ii:ni] kan waktu berminggu-minggu atau berbulan-
l*i:r* ;ri nrrlp i:h**ly;11*irr:!, *ld*l;1, *1lc*1:ir. aitr :irlslrillli;, rai i*r;:
iiilnlr dli:riair*1li
bulan untuk menghilang secara lengkap.
i,*l}?.r
Terapi. Pengobatan utama untuk gangguan
ier!n* rifi {rptri:;lt lil:* ir*lri'yllg r:*lr,r:li:1 alhlli dl;teri mood akibat zat adalah identifikasi zat yang
," ,.', il,
*rttri!, ;::l :ll,lh*i
'
terlibat sebagai penyebab. Biasanya, menghenti-
l*ilr* riri f,ilrlFi:tirr: .Jikx lrjili t:iil:il nfir"llili rilpr*ll iil*l.r*li:'r t1'rn kan asupan zat adalah cukup untuk menghilang-
itCeii !i,1 ,,rari *1f ti:triral.
kan gejala gangguan mood. Jika gejala Ietap ada,
;rllr;fr;tn r,;l;: pengobatan dengan obat psikiatrik yang sesuai
*irl;r rrln: te:a':i;l tirii;Ls'k::;;: Jikl nrer*ni:li i';til+ill rrill<
rxl*rs:f;nsl ;itl i:i: !ttall l:ll[*rl;lnl l+il*; sllirln mungkin diperlukan.

l}tr,i*r xnifi .lqriltrl p!jl!!:11r.6 r'q,atiL;hl ki'l:*i:i lllll'!. ftllt


iJ*ii ;iti ian ,iil*ii ij*111.*ixrlinf ial;r''rt. lin;i ifiltfl :;*l+l.i1l, Gangguan Mood yang Tidak
ii^rr$n
+,r 1:ri 1/1
'
i:';i!,.
' f!r:r! Ditentukan
iah*l dari i)$l{'i!.'. }ll;!r:i:slic arC $lrtisiil*i Ll;rrrL;*l tl ,i''lerii;l *rsr:td*r;
.r,.: Jika pasien menunjukkan gejala depresif atau
r.: r 1..:,i.:
.':irll::ll;ll *+nget iril. manik atau keduanya sebagai ciri utama dari
gangguamya dan tidak memenuhi kriteria
diagnostik untuk tiap gangguan mood lain atau
gangguan mental DSM-IV lain, termasuk gejala
yang memberat atau meringan dan suatu fluktuasi depresif yang tidak ditentukan (NOS) dan gang-
pada tingkat kesadaran pasien. guan bipolar NOS, diagnosis yang paling tepat
Diagnosis banding. Adanya riwayat gangguan adalah gangguan mood yang tidak ditentukan
mood pada pasien atau pada keluarganya meng- (Tabel 15.3-12).
878 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1

Daftar Pustaka

Angst J: Recurrent brief depression: A new concept of depression. Phar- Kasper S, Ruhrmann S, Hasre T, Moller H J: Recurrent brief depression
macopsychiatry 23 : 63, and its relationship to sasonai affective disorder. Eur Arch psychiatry
Angsi J, Dobler-Mikola A:'9A).
The Zurich study: A prospective epidemiolog- Clin Neurosci 242:20, 1992.
ical study of depressive, neurotic and psychosomatic syndromes: lV. Kupfer DJ, Carpenter L L, Frank E E; Is bipolar ll a unique disorder?
Recurrent and nonrecurrent brief depression. Eur Arch Psychiatry Neu- Compr Psychiatry 29:228, 1988.
rol Sci 231: 408. 1985. Lazarus A A-: The multimodal approach tq the treatment of minor depres-
Caplan L R, Ahmed I: Depression and neurological disease: Their dis- sion. Am J Psychother 46:50,1992.
tinction and association. Gen Hosp Psychiatry 14: 177,1992. Moline M L: Pharmacologic strategies for managing premenstrual syn"
Cassano G B, Akiskal H S, Musetti L, perugi G, Soriani A, Mignani V: drome. Clin Pharm 12: 181, 1993.
P.sychopathology, temperament, and past coune in primary major Montgomery S A, Montgomcry D, Baldwin D, Green M: The duration,
deprcssions:2. Toward a redefinition of bipolarity with a new semi_ nature and recurrence rate of brief deprcssions. prog Neuropsycho-
_
structured intervicw for depression. Psychopathology J: 2?8, 19g9. pharmacol Biol Psychiatry 14:729, l99XJ.
Coryell W, Endicort J, Andreasen N, Keller M: Bipoiir I, bipolar II, and Parry B L, Berga S L, Kripke D F, Klauber M R, Laughlin C A, yen S
nonbipolar major depression amoog relatives of affectively ill probands. S C, Gillin C: Altered waveform of plasma nGturnal melatonin secretion
Am J Psychiatry 142:817,1985. in prenrenstrual dysphoria. Arch Gcn Psychiatry 47: ll39,l99i.
Coryell W, Endicott J, Keller M, Andreasn N, Grove W, Hirschfeld R Paykel E, moderator: Workshop IV: Depresion in medical illness. Int Clin
M, Scheftner W: Bipolar affecfive disorder and high achievement: A Psychophamacol 7: 2O5, 1993.
familial association. Am J Psychiatry I,t6:983,1989. Phillipp M, Delmo C D, Buller R, Schwarze H, Wint€r p, Maier W,
Coryell W, Keller M, Endicott J, Andreasen N, Clayron p, Hirschfeld R: Benkert O: Differentiation between major and minor depression. psy-
Bipolar II illness: Course and outcome over a five-year period. psychol chopharmacology 106 (2, Suppl): 575,1992.
Med 19: 129,1989. Rice J P, McDonald-Sco( P, Endicott J, Coryell W, Grove W M, Keller
Depue R A, Arbisi P, Krauss S, Iacono W G, Leon A, Muir R, Allen J: M B, Altis D: The stability of diagnosis wirh an applicarion to bipolar
Seasonal independence of low prolactin concentration and high spon- II disorder. Psychiarry Res 19: 285, 1986.
taneous eye blink rates in unipolar and bipolar II seasonal affective Rihmer Z, Barsi J, Arato M, Dem€ter E: Suicide in subtypes of primary
disorder. Arch Gen Psychiarry 47:356, t990. major depression. J Affect Disord 18:221, l9X).
Fogel B S: Major depression venus organic mood disorder: A questionable
Simpson S G, Folstein S E, Mcycrs D A, McMahon F J, Brusco D M,
distinction. J Clin Psychiatry 5/: 53, 1990.
DePaulo J R Jr: Bipolar II: the most common bigxrlar phenotype? Am
Freeman E W, Rickels K, Sondheimer S J: Course of premenstrual syn-
J Psychiatry 150:901, 1993.
. drome symptom severity after treatment. Am J Psychiatry 149:531,1992. Staner L, De La Fuente J M, Kerkhofs M, Linkowski p, Mendlewicz J:
Gitlin M J, Pasnau R O: Psychiatric syndromes iinked'to reproductive Biological and clinical features of recurrent brief depressron; A com-
function in women: A review of current knowledge. Am J psychiatry
parison with major depressed and healthy subjects. J Affect Disord 26:
146: 1413,1989.
241. 1992.
Harrison W M, Endicott J, Nee J: Treatment of premenstrual dysphoria
with alprazolam: A controlled sludy. Arch Gen Fsychiatry 47: Zj\, 1319{ . Starkstein S E, Fedoroff P, Benhier M L. Robihson R G: Manic-depressive
,-
Heun R, Maier W: The distinction of bipolar Il disorder'from bipolar I and pure manic srates after brain lesions. Biol psychiatry 29t 14g, lggl.
and recurrent unipolar depression: results of a controlled family study. Stuart J W, Quirkin F M, Klcin D F: The pharmacothirapy of minor
Acta Psychiarr Scand 87: 279, 1993. depression. Am J Psychother 46:23. 1992.
Hurt S W, Schnurr P P, Severino S K, Freeman E W, Gise L H, Rivera- Sunbtad C,. Hedberg M A, Eriksson E: Clomipramine administered during
Tovar A, Steege J F: Late lureal phase dysphoric disorder in 6i0 women the luteal-phase reduces the symptoms of premenstrual-syndrome-A pla:
evaluated for premenstrual complaints. Am J Psychiatry 1 49: 525, 1992. cebo-controlled trial. Neuropsychophamacology 9: 133, 1993.'
Sumber Rujukan Psikiatri yang Paling Banyak Digunakan
SEKARANG DIPERBARUI dengan DSM{V

Buku Sinopsls Psikiatri ini adalah salah satu buku teks pertama yang
menggu na ka n DSM lV-sepen u h nya berdasa rkan pada term i nolog i ya n g
baru dan memasukkan kriteria diagnostik DSM lV untuk semua gang-
guan mental.
Kaplan dan Sadock, bersama seorang penulis baru, Jack Grebb, M.D.,
telah menciptakan teks yang terkenal yang memasukkan:

o Memasukkan semua kriteria diagnostik DSM-lV; diskusi baru tentang


klasifikasi DSM-lV dijelaskan dan dibandingkan dengan DSM-lll-R
. Sebuah bagian psikofarmakologi yang sangat diperluas dan diper-
baruidengan memasukkan semua obat baru dan preparatnya
o Bagian tentang otak dan perilaku yang diperbarui semuanya dengan
pencitraan otak, neurofisiologi, dan neurokimiawiyang paling akhir
o Genetika perilaku dijelaskan dalam bagian terpisah dan seluruhnya
diperbarui
o lnformasi paling akhir tentang sosioekonomi dalam kedokteran,
termasuk penjelasan dan kritik Clinton Health Plan
o Bab baru tentang Erik Erikson dan Jean Piaget
o Bagian tentang delirium, demensia, gangguan amnestik, dan gangguan
kognitif lain yang seluruhnya direvisi
o Bagian psikiatrianakyang diperluas dan diperbarui

Sinopsis Psikiatri ini memberikan terminologi DSM-IV yang Anda


butuhkan dari ahli-ahli yang dapat dipercaya.
-

Rp198.000 KruorrrRlnl
BIIIARUPA AI(SIRA
GEoUNG KARISMA .,1. M. Toho No. 2

ililililIllilllilIilt Pondok Cobe - Ciputot,


Tongerong 15418, INOONESIA

420sBB Srileol PcNrnsmel Benmuru

Anda mungkin juga menyukai