791
792 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman sub- gangguan mood dapat ditemukan pada banyak
jektifadanya penderitaan berat. Pasien dengan dokumen purbakala. Kisah Perjanjian Lama ten-
mood yang meninggi (elevated) (yaitu, mania) tang Raja Saul menggambarkan suatu gejala
menunjukkan sikap meluap-luap, gagasan yang depresif, demikian juga kisah bunuh diri Ajax di
meloncat-loncat (flight of ideas),penurunan kebu- dalam Iliad karangan Homer. Kira-kira tahun 400
tuhan tidur, peninggian harga diri, dan gagasan S.M. Hippocrates menggunakan istilah "mania,,
kebesaran. Pasien dengan mood terdepresi (yaitu, dan "melankolia" untuk gangguan mental. Kira-
depresi) merasakan hilangnya energi energi dan kira tahun 30 masehi Aulus Cornelius Celsus
minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, menggambarkan melankolia di dalam karyanya
hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kema- De re medicina sebagai suatu depresi yang dise-
tian ata.u bunuh diri. Tanda dan gejala lain dari babkan oleh empedu hitam. Istilah terus diguna-
gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kan oleh peneliti medis lainnya, termasuk Arateus
kemampuan kognitif, pembicaraan, dan fungsi (120-180), Galen (129-199), dan Alexander dari
vegetatif (seperti tidur, nafsu makan, aktivitas Tralles di abad keenam. Dokter Yahudi abad ke-12
seksual, dan irama biologis lainnya). Perubahan Moses Maimonides menganggap melankolia seba-
tersebut hampir selalu menyebabkan gangguan gai keadaan penyakit yang tersendiri. Di tahun
fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan. 1686 Bonet menggambarkan suatu penyakit men-
Pasien dengan gangguan mood sering kali tal yang dinamakannya maniaco-melancholicus.
melaporkan suatu kualitas keadaan patologisnya Pada tahun 1854 Jules Falret menggambarkan
yang tidak dapat dikatakan tetapi jelas. Konsep suatu keadaan yang disebut folie circulaire, di ma-
tentang suatu kesinambungan variasi normal pada na pasien mengalami perubahan mood depresi dan
mood mungkin mencerminkan identifikasi klinisi mania. Kira-kira pada waktu yang sama, dokter
yang berlebihan tentang patologi, jadi kemung- psikiatrik lainnya, Jules Baillager, menggambar-
kinan mengubah pendekatan kepada pasien dengan kan suatu keadaan folie a double forme, di mana
gangguan mood. pasien menjadi sangat terdepresi dan masuk ke
Sekurangnya tiga teori membicarakan hubungan dalam keadaan stupor dari mana akhimya mereka
antara gangguan depresifberat dan gangguan bi- pulih. Di tahun 1882 dokter psikiatrik Jerman Karl
polar I. Hipotesis yang paling diterima, yang di- Kahlbaum, menggunakan istilah "siklotimia,,'
dukung oleh beberapa jenis penelitian genetika untuk menggambarkan mania dan depresi pada
dan biokimiawi, menyatakan bahwa gangguan stadium penyakit yang sama.
depresifberat dan gangguan bipolar I adalah dua
gangguan yang berbeda. Belakangan ini, beberapa
peneliti telah mengajukan bahwa gangguan bipo-
Emil Kraepelin
lar I adalah ekspresi yang lebih berat dari proses Di tahun 1899 Emil Kraepelin, dengan dida-
patologis yang sama dengan yang ditemukan pada
sarkan pada pengetahuan dari dokter psikiatrik
gangguan depresif berat. Hipotesis ketiga adalah
Jerman dan Prancis sebelumnya, menggambarkan
bahwa depresi dan manik merupakan dua ekstrem
suatu psikosis manik-depresif yang memiliki se-
dari kesatuan pengalaman emosional; pengertian bagian besar kriteria yang digunakan oleh dokter
tersebut tidak didukung oleh pengamatan klinis psikiatrik sekarang ini untuk menegakkan diagno-
yang sama di mana banyak pasien memiliki keadaan
sis gangguan bipolar I. Tidak adanya perjalanan
campuran dengan ciri baik terdepresi maupun manik. penyakit yang memburuk dan menimbulkan de-
mensia pada psikosis manik-depresif adalah mem-
bedakannya dari demensia prekoks (yaitu, skizo-
SEJARAH frenia). Kraepelin juga menggambarkan suatu tipe
depresi yang dimulai setelah menopause pada
Depresi telah dicatat sejak masa lampau, dan wanita dan selama masa dewasa akhir pada laki-
deskripsi tentang apa yang sekarang dinamakan laki yang akhirnya dikenal sebagai melankolia
Bab 15 . Gangguan Mood 793
involusional dan sejak saat itu dipandang sebagai karena praktik diagnostik yang secara sosial
suatu bentuk gangguan mood dengan onset lanjut. mengalami bias. Alasan adanya perbedaan telah
didalilkan sebagai melibatkan perbedaan hormo-
nal, efek kelahiran, perbedaan stresor psikososial
bagi wanita dan bagi laki-laki, dan model perilaku
EPIDEMIOLOGI
tentang keputusasaan yang dipelajari. Berbeda
dengan gangguan depresif berat, gangguan bipo-
Gangguan depresif berat adalah suatu gang-
guan yang sering, dengan prevalensi seumur hidup
lar I mempunyai prevalensi yang sama bagi laki-
laki dan wanita.
adalah kira-kira 15 persen, kemungkinan setinggi
25 persen pada wanita. Insidensi gangguan
depresif berat juga lebih tinggi daripada biasanya Usia
pada pasien perawatan primer, yang mendekati l0
persen, dan pada pasien medis rawat inap, yang Pada umumnya, onset gangguan bipolar I
mendekati 15 persen. Gangguan bipolar I adalah adalah lebih awal daripada onset gangguan
gangguan yang lebih jarang daripada gangguan depresif berat. Usia onset untuk gangguan bipolar
depresif berat, dengan prevalensi seumur hidup I terentang dari masa anak-anak (seawalnya usia 5
adalah 2 persen, sama dengan angka untuk skizo- atau 6 tahun) sampai 50 tahun atau bahkan lebih
frenia. Karena semakin dimengerti bahwa perja- lanjut pada kasus yang jarang, dengan tata-taIa
lanan penyakit gangguan bipolar I tidak sebaik usia adalah 30 tahun. Rata-rata usia onset untuk
perjalanan penyakit gangguan depresif berat, gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun;
biaya gangguan bipolar I untuk pasien, keluarga- 50 persen dari semua pasien mempunyai onset
nya, dan masyarakat adalah cukup besar. Perbe- antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif
daan lain antara gangguan bipolar I dan gangguan berat iuga mungkin memiliki onset selama masa
depresif berat adalah bahwa, walaupun sebagian anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal ter-
besar pasien dengan gangguan bipolar I akhirnya sebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis
datang kepada seorang dokter dan mendapatkan baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gang-
pengobatan, hanya kira-kira separuh pasien dengan guan depresif berat mungkin meningkat pada orang-
gangguan depresif berat pernah mendapatkan orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Jika
terapi spesifik. Walaupun National Institute of pengamatan tersebut benar, hal tersebut mungkin
Mental Health (NIMH) telah memulai suatu pro- berhubungan dengan meningkatnya penggunaan
gram untuk meningkatkan kesadaran akan depresi alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut.
di populasi umum dan di antata dokter-dokter,
gejala depresi sering kali secara keliru dihilang- Ras
kan sebagai reaksi yang dapat dimengerti terhadap
bulti-bukti kelemahan keinginan, atau semata-
stres, Prevalensi gangguan mood tidak berbeda dari
mata suatu usaha sadar untuk mendapatkan suatu klinisi cenderung ku-
safu ras ke ras lain. Tetapi,
keuntungan sekunder. rang mendiagnosis gangguan mood dan terlalu
mendiagno sis skizofren ia pada p asien yang mem-
punyai latar belakang rasial yang berbeda dengan
Jenis Kelamin dirinya. Sebagai contoh, dokter psikiatrik kulit
Pada pengamalan yang hampir universal, ter- putih, cenderung kurang mendiagnosis gangguan
lepas dari kultur atau negara, terdapat prevalensi mood pada kulit hitam dan Hispanik.
gangguan depresifberatyatrg dua kali lebih besar
pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun Status Perkawinan
alasan adany a perbedaan tersebut tidak diketahui,
penelitian telah jelas menunjukkan bahwa perbe- Pada umumnya, ganggsan depresif berat ter-
daan di dalam masyarakat Barat tidak semata-mata jadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
794 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1
Tatu*l t5 1-X
$**rxh*h*rr N**r*tra**mit*r *** #l*t*hqlli{ y*ng F*ii*g $*rir:6 $}itnp*rk*:l p*da P*ei*n i}*prexi
q * r h * n d r* q re
"l
r] * * $'* * il Ka *{r * ! ld * r'tr * I } 1
iru iti i
ri n.{ rd .:. .l ,.i 1 t finrit
sl-i
] .,r ilu
s
nn n* ^t
ANrlrl*n k*
rr ri._ ,:
l"liir+ t ? T f '1 -f itlrir: rr* ri rrl ::.1 ni
e {i
i .-i
Jari*;air ti1
itil 1
dern*nryla**: tfif i*frcrirufi*-trlieali':g lllmr'n* -linirli rrrr *ir:rh*rri;;;: ;:*rr*i i;i ri*;:r**rir,'* di*or**l* ir,
Trlsi$qiik lnrinr'{nls
y.--,....,.,..: J,;. * ..,,:,,.x. - ,1,
^,
i,,1rjPf" il* .J
r-t^,-L^ri.-- .t
t
I i I
nd 1
g xl,qa ; I i
.) -..,i^;t.,,
** nd ';; f
ll'i-uu 'i l
lr. rranrr:r. .i::r* , ,rlo
t. ' n*
.r^ , -^.r^*-*^.,..- ,r...,
*d
t,tn *J
1
nri
:"-.
!. --l-.L -----*r--
.itr'Ii.1t i I ii5i;li1t]:
! .-' rd n*
I {(l liu i t!.J
t'i
t
1' !d-nh, ,., i nd rrrt I,
^ j I
i il{J t
r) ^l^:-
i 1
,
i
I
t
**
l :lY 1 ^r.^r- I *t
nd * -,
{-i,T-i rrlek ; *d ,-.{ rlLl
1 1
nd nd {tU
Ii()tJ.ri{': 1" I ilil}!
i* l nd
un,f,rlj ilt<1{
n^.^i-r-;.-^I-..^i,
lrf]rulu l! l.jll \ lllJl
f^-.,i,,,.^ rrt !t+gFn,
'!vugf1il
^- -*^.^,J^^,i.lrli, r-n
ilal
niah ir!i:
l't^!. ^^r^ *rl*..i,-^: fi!..1^l ,e
:nnniq m,:.:*rlnir
"., ffrT - ,^..^^r"i- n^ ;. -^-:^ r{Dr ...,...,,,r..;,.., ,.,,.. -oa^ ,,.1,^..^,, ^^^trt -.^\^ -^^---l
;,?'t"ilJi i'J: l;r3. IrRNA n]*1s4.'!;t' rl 1 !"rc:Ci.rcij
l?br, dni 5.'**ic*:;1;"hazarc, *.G. ,qlerlan. F" D*Leo*-Jon*1, r ll 0.'c.:ti*r' f ;cii'r.s\1. Lllnical and bi*chenical a$p*rl 0l*stre*$iv* dnorders ll,
i 1,r."':..*r, l:ci.rio" irlr.'res 5vr:lp** *: :$4, 1391. ligurak*r d*ng** i;in.
dopamin telah semakin memperkaya penelitian disertai dengan gejala depresif. Juga, obat yang
tentang hubungan antara dopamin dan gangguan meningkatkan konsentrasi dopamin-sebagai
mood. Obat yang menunmkan konsentrasi do- contoh, tirosin, amfetamin, dan bupropion
pamin-sebagai contoh, reserpine (S erpasil)-dan (Wellbutrin)-menurunkan gejala depresi. Dua
penyakit yang menurunkan konsentrasi dopamin teori terakhir tentang dopamin dan depresi adalah
(sebagai contoh, penyakit Parkinson) adalah bahwa jalur dopamin mesolimbik mungkin
Bab 15 . Gangguan Mood 797
mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa nucleus) melepaskan corticotropin-releasing hor-
reseptor dopamin tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif mone (CRH), yang menstimulasi pelepasan hor-
pada depresi. mon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis
Faktor neurokimiawi lain. Walaupun data anterior. (ACTH dilepaskan bersama-sama dengan
tidak memuaskan pada saat ini, neurotransmiter endorfin-beta dan lipoprotein-beta, dua peptida
asam amino-khususnya gamma-aminobutyric acid yang disintesis dari prekursor protein yang sama
(GABA)-dan peptida neuroaktif (khususnya darimana ACTH disintesis.) ACTH selanjutnya
vasopresin dan opiat endogen) juga telah dili- menstimulasi pelepasan kortisol dari korleks adre-
batkan dalam patofisiologi gangguan mood. nal. Kortisol memberikan umpan balik (feed back)
Beberapa peneliti juga telah menyatakan bahwa pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua
sistem pembawa kedua (second-messenger)- mekanisme: suatu mekanisme umpan balik cepat,
seperti adenylate cyclase, phosphotidylinositol, yang peka terhadap kecepatan peningkatan kon-
dan regulasi kalsium-mungkin juga memiliki sentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kor-
relevansi penyebab. tisol di hipokampus dan menyebabkan penurunan
Regulasi neuroendokrin. Hipotalamus adalah pelepasan ACTH; mekanisme umpan balik
pusat regulasi sumbu neurohotmonal dan hipotala- lambat, yang sensitif terhadap konsentrasi korlisol
mus sendiri menerima banyak masukan (input) dalam keadaan mantap, diperkirakan bekerja me-
neuronal yang menggunakan neurotransmiter lalui reseptor hipofisis dan adrenal.
amin biogenik. Berbagai disregulasi telah dila- Dexamethasone-suppression test. Deksame-
porkan pada pasien dengan gangguan mood. tason adalah suatu analog sintetik dari kortisol.
Banyak peneliti telah menyatakan bahwa sebagian
Dengan demikian, regulasi abnormal pada sumbu
bermakna, kemungkinan 50 persen, dari pasien
neuroendokrin mungkin merupakan hasil dari
yang mengalami depresi gagal memiliki respons
fungsi abnormal neuron yang mengandung amin
supresi kortisol yang nonnal terhadap dosis tung-
biogenik. Walaupun secara teoritis dimungkinkan
gal deksametason. Walaupun pengujian tersebut,
bagi disregulasi tefientu pada sumbu neuroendo-
dexamethasone-suppression test (DST), pada mula-
krin (sebagai contoh, sumbu tiroid, sumbu adre-
nya diperkirakan memiliki kegunaan diagnostik,
nal) untuk terlibat dalam penyebab gangguan
tetapi pada kenyataannya tidak demikian, karena
mood, disregulasi lebih mungkin mencerminkan
banyak pasien dengan gangguan psikiatrik lain
gangguan otak fundamental yang mendasari.
yang juga menunjukkan hasil positif pada DST
Sumbu neuroendokrin utama yang menarik per- (yaitu, nonsupresi korlisol). Tetapi, data yang baru
hatian di dalam gangguan mood adalah sumbu ad-
menyatakan bahwa DST mungkin berhubungan
renal, tiroid, dan hormon pertumbuhan. Kelainan dengan kemungkinan relaps. Pasien yang terde-
neuroendokrin lainnya yang telah digambarkan presi dengan DST yang tidak menjadi normal ber-
pada pasien dengan gangguan mood adalah penu-
sama dengan respons klinis dengan pengobatan lebih
runan sekresi nokturnal melantonin, penurunan besar kemungkinannya mengalami relaps daripada
pelepasan prolaktin terhadap pemberian try- pasien dengan respons DST yang menjadi normal
ptophan, penurunan kadar dasar follicle-stimulat- bersama dengan respons klinis. Penelitian terakhir
ing hormone (FSH) dan luteinzing hormone (LH), telah menunjukkan sekurangnya ada dua masalah
dan penurunan kadar testosteron pada laki-laki. dengan DST. Pertama, variasi hasil DST yang cukup
SUMBU ADRENAL. Hubungan antara hiperse- besar adalah karena variabilitas dalam bagaimana
kresi kortisol dan depresi adalah salah satu peng- deksametason dimetabolisme. Kedua, karena deksa-
amatan yang paling tua dalam psikiafi biologi. Pene- metason tampaknya menghasilkan efek utama hanya
litian dasar dan klinis tentang hubungan tersebut pada reseptor hipofisis, DST tidak secara efektif
telah menghasilkan pengertia tentang bagaimana menilai keadaan fungsional reseptor kortisol yang
pelepasan kortisol adalah diatur pada pada orang berlokasi di bagian lain di sumbu limbik-
normal ataupun yang mengalami depresi. Neuron di hipotalamik-hipofi sis-adrenal (LFlPA;limbic-hypo-
nukleus paraventrikular (PVN; paraventricular thalamic-pituitary- adrenal).
798 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1
Kemajuan terakhir dalam penilaian sumbu bipolar I, memiliki konsentrasi antibodi antitiroid
LHPA pada depresi adalah mengunakan infus y ang dap at dideteksi. Pada kenyat aanny a, apakah
kortisol pada orang yang mengalami depresi dan antibodi adalahberhubungan secara patofi siologis
pada orang yang normal. Kortisol, yaitu suatu dengan depresi masih belum ditenhrkan. Hubungan
hormon yang dibentuk secara alami, merupakan lain yang potensial adalah antara hipotiroidisme
zat uji yang lebih baik daripada deksametason, dan perkembangan perj alanan melingkar-lingkar
yang tidak mencapai atau mengaktivasi semua yang cepat pada pasien dengan gangguan bipolar
reseptor yang relevan. Satu penelitian menemu- I. Data penelitian yang tersedia pada saat ini
kan bahwa pasien yarg mengalami depresi menyatakan bahwa hubungan tersebut adalah
memiliki gangguan fungsi pada loop umpan balik tidak tergantung pada efek terapi lithium.
cepatnya, yang menyatakan bahwa sekurangnya HORMON PERTUMBUHAN. Beberapa penelitian
beberapa pasien depresi mungkin memiliki fungsi telah menemukan perbedaan statistik antara pasien
reseptor kortisol yang abnormal di hipokampus. depresi dan orang normal di dalam hal pengaturan
Karena banyak peneliti telah menemukan bahwa pelepasan hormon pertumbuhan. Pasien depresi
hiperkortisolemia dapat merusak neuron hipo- memiliki penumpulan stimulasi pelepasan hormon
kampus, suatu siklus yang melibatkan stres, sti- pertumbuhan yang diinduksi tidur. Karena kelainan
mulasi pelepasan kortisol, dan ketidakmampuan tidur adalah gejala yang sering pada depresi, suatu
untuk menghentikan pelepasan kortisol dapat petanda neuroendokrin yang berhubungan dengan
menyebabkan bertambahnya kerusakan pada tidur adalah jalur untuk penelitian. Penelitian juga
hipokampus yang telah mengalami kerusakan. telah menemukan bahwa pasien depresi memiliki
SUMBU TIROID. Gangguan tiroid sering kali di- penumpulan respons terhadap peninggian sekresi
sertai dengan gejala afektif, dan peneliti telah hormon perfumbuhan yang diinduksi clonidine
menggambarkan adanya regulasi abnormal dari (Catapres).
sumbu tiroid pada pasien dengan gangguan mood. Kelainan tidur. Gangguan tidur-insomnia
Satu penerapan klinis langsung dari hubungan ini awal dan terminal, terbangun berulang kali(multi-
adalah pentingnya menguji semua pasien yang pel aw akening), hipersomnia-adalah gej ala yang
menderita penyakit afektif untuk menentukan sta- klasik dan sering ditemukan pada depresi, dan
tus tiroidnya. Suatu temuan konsisten dalam perasaan menurunnya kebufuhan tidur adalah ge-
penelitian adalah bahwa kira-kira seperliga dari jala klasik dari mania. Peneliti telah lama menge-
semua pasien dengan gangguan depresif berat nali bahwa elektroensefalogram (EEG) tidur pada
yang memiliki sumbu tiroid yang normal memi- banyak orang yang mengalami depresi menunjuk-
liki pelepasan tirotropin yang tumpul-yaitu, thy- kan kelainan. Kelainan yang sering ditemukan
roid-stimulating hormone (TSH)-terhadap infus adalah perlambatan onset tidur, pemendekan la-
thyrotropin-releasing hormone (TRH) (protirelin). tensi REM (rapid eye movement) (yaitu waktu
Tetapi, kelainan yang sama telah dilaporkan antara tertidur dan periode REM pertama),
dalam berbagai macam diagnosis psikiatrik peningkatan panjang periode REM pertama, dan
lainnya, jadi membatasi kegunaan diagnostik tes tidur delta yang abnormal, Beberapa peneliti telah
tersebut. Selain itu, usaha untuk menenfukan berusaha menggunakan EEG tidur dalam peme-
subtipe pasien depresi berdasarkan hasil tes riksaan diagnostik pasien dengan gangguan mood.
TRH-nya telah dipertentangkan. Pembangkitan (kindling). Pembangkitan ada-
Penelitian terakhir telah memusatkan pada lah proses eletrofisiologi di mana stimulasi subam-
kemungkinan bahwa sriatu subkelompok pasien bang (subtreshold) yang berulang dari suatu neu-
depresi menderita gangguan autoimun yang tidak ron akhirnya menciptakan suatu potensial aksi.
di(enali yang mempengaruhi kelenjar tiroidnya. Pada tingkat organ, stimulasi subambang di suatu
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa kira- daerah otak menyebabkan kejang. Pengamatan
kira 10 persen pasien dengan gangguan mood, klinis bahwa antikonr,ulsan-sebagai contoh,
kemungkinan khususnya pasien dengan gangguan carbamazepine (Tegretol) dan valproic acid
Bab 15 . Gangguan Mood 799
peningkatan jumlah lesi substansia putih dalam Disfungsi pada hipotalamus diperkirakan oleh
yang meningkat secara bermakna, jika diban- perubahan tidur, nafsu makan, dan perilaku
dingkan dengan subjek kontrol. seksual pasien dengan depresi dan oleh perubahan
Banyak laporan di dalam literatur memperrna- biologis pada parameter endokrin, imunologis,
salahtan aliran darah serebral dalam gangguan dan kronobiologis. Postur membungkuk, perlam-
mood, biasanya diukur dengan menggunakan batan motorik, dan gangguan kognitif minor pada
tomografi komputer emisi foton tunggal (SPECT; pasien yang terdepresi adalah mirip dengan tanda
single photon emission computed tomography) yang ditemukan pada gangguan ganglia basalis,
atau tomografi emisi positron (PET; positron seperti penyakit Parkinson dan demensia sub-
emis s ion tomo graphy). Sebagian besar penelitian kortikal lainnya.
telah melaporkan adanya penurunan aliran darah
pada korteks serebral pada umumnya dan area
Faktor Genetika
kortikal frontalis pada khususnya. Sebaliknya, satu
penelitian menemukan peningkatan aliran darah Data genetik dengan kuat menyatakan bahwa
pada pasien dengan gangguan depresif berat. suatu faktor penting di dalam perkembangan gang-
Penelitian tersebut menemukan peningkatan yang guan mood adalah genetika. Tetapi, pola penu-
tergantung keadaan di korteks, ganglia basalis, runan genetika adalah jelas melalui mekanisme
dan talamus medial, dengan kemungkinan pening- yang kompleks; bukan saja tidak mungkin untuk
katan yang tergantung pada sifat di amigdala. menyingkirkan efek psikososial, tetapi faktor non-
Satu teknik pencitraan otak tambahan yang genetik kemungkinan memainkan peranan kausa-
mulai diterapkan pada berbagai gangguan mental tif dalam perkembangan gangguan mood pada
adalah spektroskopi resonansi magnetik (MRS). sekurangnya beberapa orang. Di samping itu,
Penelitian dengan MRS pada pasien dengan gang- terdapat komponen genetika yang lebih kuat untuk
guan bipolar I telah menghasilkan data yang kon- transmisi gangguan bipolar I daripada untuk
sisten dengan hipotesis bahwa patofisiologi gang- transmisi gangguan depresif berat.
guan mungkin melibatkan suatu regulasi abnormal Penelitian Keluarga Penelitian keluarga telah
pada metabolisme fosfolipid membran. Penelitian secara berulang menemukan bahwa sanak saudara
MRS pada binatang yang telah diobati dengan derajat peftama dari penderita gangguan bipolar I
litium telah menunjukkan efek litium pada fosfo- berkemungkinan 8 sampai 18 kali lebih besar dari-
lipid. Penerapan lain MRS pada gangguan bipolar pada sanak saudara derajat pertama subjek kontrol
I adalah penggunaan MRS Li7 untuk mempelalari untuk menderita gangguan bipolar I dan 2 sampai
konsentrasi litium pada otak dan plasma pada 10 kali lebih mungkin menderita gangguan depre-
pasien. Penelitian tersebut menemukan bahwa kon- sif berat. Penelitian keluarga juga menemukan
sentrasi litium orak adalah kira-kira 40 persen dari bahwa sanak saudara derajat pertama dari pende-
konsentrasi plasma setelah pengobatan kira-kira rita gangguan depresif berat berkemungkinan 1,5
satu minggu. sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara
Pertimbangan neuroanatomis. Baik gejala derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan mood dan temuan penelitian biologis gangguan bipolar I dan dua sampai tiga kali lebih
mendukung hipotesis bahwa gangguan mood mungkin menderita gangguan depresif berat. Pene-
melibatkan patologis di sistem limbik, ganglia litian keluarga telah menemukan bahwa kemung-
basalis, dan hipotalamus: Gangguan neurologis di kinan menderita suatu gangguan mood menurun
ganglia basalis dan sistem limbik (terutama lesi saat dejarat hubungan kekeluargaan melebar.
eksitatif pada hemisfer nondominan) kemung- Sebagai contoh, sanak saudara derajat kedua
kinan ditemukan bersama gejala depresif. Sistem (sebagai contoh, sepupu) lebih kecil kemung-
limbik dan ganglia basalis adalah berhubungan kinannya menderita daripada sanak saudara dera-
erat, dan peranan utama dalam menghasilkan jat peftama (sebagai contoh, kakak). Penurunan
emosi adalah dihipotesiskan untuk sistem limbik. gangguan bipolar I juga ditunjukkan oleh fakta
Bab15 . GangguanMood 801
bahwa kira-kira 50 persen semua pasien gangguan hubungan genetika yang telah direplikasi secara
bipolar I memiliki sekurangnya satu orangtua konsisten. Interpretasi yang paling dapat dipercaya
dengan suatu gangguan mood, paling sering dari penelitian ini bahwa gen tertentu yang diiden-
gangguan depresif berat. Jika satu orangtua men- tifikasi pada penelitian yang positif mungkin
derita gangguan bipolar I, terdapat kemungkinan terlibat pada penurunan genetika gangguan mood
2{ persen bahwa anaknya menderita suatu gang- dalam keluarga yang dipelajari tetapi mungkin
guan mood;jika kedua orangtua menderita gang- juga tidak terlibat dalam penurunan genetika
guan bipolar I, terdapat kemungkinan 50 sampai gangguan mood dalam keluarga lain. Hubungan
75 persen anaknya menderita suatu gangguan antara gangguan mood, khususnya gangguan bi-
mood. polar I, dan petanda genetik telah dilaporkan pada
Penelitian adopsi. Penelitian adopsi juga telah kromosom 5, 11, dan X. gen reseptor D1 berlokasi
menghasilk an data yang menukung das ar genetika pada kromosom 5. Gen untuk tirosin hidroksilase,
untuk penurunan gangguan mood. Dua dari tiga yaifu enzim pembatas kecepatan sintesis kateko-
penelitian adopsi telah menemukan suatu kom- lamin, adalah berlokasi di kromosom 11.
ponen genetika yang kuat untuk penurunan gang- KROMOSOM 11 DAN GANGGUAN BIPOLAR I.
guan depresif berat; satu-satunya penelitian adop si Suatu penelitian di tahun 1987 melaporkan tentang
untuk gangguan bipolar I juga menyatakan suatu hubungan antara gangguan bipolar I di antara
dasar genetika. Pada intinya, penelitian adopsi ter- anggota suatu keluarga Old Order Amish dan
sebut telah menemukan bahwa anak biologis dari petanda genetik pada lengan pendek kromosom I 1.
orangtua yang menderita tetap berada dalam ri- Pada peluasan selanjutnya silsilah keluarga tersebut
siko menderita suatu gangguan mood, bahkan jika dan perkembangan gangguan bipolar I pada
mereka dibesarkan oleh keluarga angkat yang anggota keluarga yangsebelumnya tidak menderita,
tidak menderita gangguan. Penelitian adopsi juga hubnngan statistika gagal diterapkan. Peristiw a yang
telah menunjukkan bahwa orangtua biologis dari menyimpang tersebut secara efektif menyatakan
anak adopsi dengan gangguan mood mempunyai bahwa derajat perhatian yang harus digunakan dalam
suatu prevalensi gangguan-mood yang serupa melakukan dan menginterpretasikan penelitian
dengan orangtua anak penderita gangguan mood hubungan genetika pada gangguan mood.
yang tidak diadopsi. Prevalensi gangguan mood KROMOSOM X DAN GANGGUAN BIPOLAR I.
pada orangtua angkat adalah mirip dengan pre- Telah lama diperkirakan adan hubungan antara
valensi dasar pada populasi umum. gangguan bipolar I dan suatu daerah dari kro-
Penelitian kembar. Penelitian terhadap anak mosom x yang mengandung gen unfuk buta wama
kembar telah menunjukkan bahwa angka kese- dan defisiensi glucose-6-phosphate dehydroge-
suaian untuk gangguan bipolar I pada kembar mo- nase. Seperti pada penelitian hubungan di dalam
nozigotik adalah 33 sampai 90 persen, tergantung psikiatri, penerapan teknik genetika molekular
pada penelitian tertentu; untuk gangguan depresif. telah menghasilkan hasil yang bertentangan; bebe-
berat angka kesesuaian pada kembar monozigotik rapa penelitian menemukan suatu hubungan dan
adalah kira-kira 50 persen. Sebaliknya, angka ke- yang lainnya tidak. Interpretasi yang paling kon-
sesuaian pada kembar dizigotik adalah kira-kira 5 servatif tetap kemungkinan bahwa gen berikatan-
sampai 25 persen untuk gangguan bipolar I dan 10 X adalah suatu faktor dalam perkembangan
sampai 25 persen untuk gangguan depresifberat. gangguan bipolar I pada beberapa pasien dan
Penelitian yang-lerhubungan. Tersedianya keluarga.
teknik modern biologi molekuar, termasuk RFLP
(restriction fragment length polymorphisms), telah Faktor Psikososial
menyebabkan banyak penelitian yang melaporkan,
mereplikasi, ata.u gagal untuk mereplikasi berbagai Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
hubungan anlara gen spesifik atau petanda gen Satu pengamatan klinis yangtelah lama yang telah
dan satu gangguan mood. Pada saat ini, tidak ada direplikasi adalah bahwa peristiwa kehidupan
8O2 Sinopsis Psikiatri . Jilid
yang menyebabkan stres lebih sering mendahului Semua manusia, apapun pola kepribadiannya, dapat
episode pertama gangguan mood daripada episode dan memang menjadi depresi dalam keadaan yang
selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan tepat; tetapi, tipe kepribadian tertentu-dependen-
untuk pasien gangguan depresif berat dan gang- histeris-mungkin berada
oral, obsesif-kompulsif,
guan bipolar I. Satu teori yang diajukan untuk dalam risiko yang lebih besar untuk mengalami
menjelaskan pengamatan tersebut adalah bahwa depre si daripada tipe keprib adian antiso s ial, p ar a-
stres yang menyertai episode pertama menyebab- noid, dan lainnya yang menggunakan proyeksi
kan perubahan biologi otak yang bertahan lama. dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasi-
Perubahan bertahan lama tersebut dapat menye- kan lainnya. Tidak ada bukti yang menyatakan
babkan perubahan keadaan fungsional berbagai bahwa adanya gangguan kepribadian tertentu ada-
neurotransmiter dan sistem pemberi signal intra- lah berhubungan dengan perkembangan gangguan
neuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya bipolar I kemudian. Tetapi, gangguan distimik
neuron dan penurunan besar dalam kontak sinap- dan gangguan siklotimik adalah berhubungan
tik. Hasil akhimya dari perubahan tersebut adalah dengan perkembangan gangguan bipolar I kemu-
menyebabkan seseorang berada pada risiko yang dian.
lebih tinggi untuk menderita episode gangguan Faktor psikoanalitis dan psikodinamika. Da-
mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stresor lam upaya untuk mengerti depresi, Sigmund Freud
ekstemal. mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan
Beberapa klinisi sangat mempercayai bahwa objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa keke-
peristiwa kehidupan memainkan peranan primer rasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan
atau utama dalam depresi; klinisi lain menyatakan secara internal karena identifikasi dengan objek
bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mung-
terbatas dalam onset dan waktu depresi. Datayang kin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk
paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa melepaskan suatu objek. Ia membedakan melan-
kehidupan paling berhubungan dengan perkem- kolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa
bangan depresi selanjutnya adalahkehilangan orang pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri
fua sebelum usia 11 tahun. Stresor lingkungan yang melanda dalam hubungan dengan perasaan
yang paling berhubungan dengan onset suatu epi- bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang
sode depresi adalah kehilangan pasangan. yang berkabung tidak demikian.
KELUARGA. Beberapa artikel teoritik dan banyak Melanie Klein selanjutnya menghubungkan
laporan anekdot mempennasalahkan hubungan depresi dengan posisi depresif. Ia mengerti siklus
antara fungsi keluarga dan onset serta perjalanan manik-depresif sebagai pencerminan kegagalan
gangguan mood, khususnya gangguan depresif pada masa anak-anak untuk mendapatkan intro-
berat. Beberapa laporan telah menyatakan bahwa jeksi mencintai. Di dalam pandangannnya, pasien
psikopatologi yang diamati pada keluarga selama depresi menderita akibat permasalahan bahwa
pasien yang diidentifikasi diobati cenderung mereka mungkin memiliki objek cinta yang
tetap, bahkan setelah pasien pulih. Selain itu, dihancurkan melalui destruktivitas dan ketamakan
derajat psikopatologi di dalam keluarga mungkin mereka sendiri. Sebagai akibat dari destruksi yang
mempengaruhi kecepatan pemulihan, kembalinya dikhayalkan tersebut, mereka mengalami penyik-
gejala, dan penyesuaian pasien pascapemulihan. saan oleh objek lain yang dibenci. Perasaan tidak
Data klinis dan anekdot. mendukung kepentingan berguna yang karakteristik untuk pasien depresi
klinis untuk memerik-si kehidupan keluarga dari melebihi perasaan bahwa orangtua internal
p4sien dan menjawab tiap stres yang berhubungan mereka yang bak telah ditransformasikan menjadi
dengan keluarga. penyiksa karena khayalan dan impuls destruktif
Faktor kepribadian pramorbid. Tidak ada pasien. Klein memandang mania sebagai kum-
sifat atau tipe kepribadian tunggal yang secara unik pulan operasi defensif yang disusun untuk meng-
mempredisposisikan seseorang kepada depresi. idealispsikan orang lain, menyangkal adanya agresi
Bab 15 . Gangguan Mood 8O3
ata:u destruktivitas terhadap orang lain, dan dengan menggunakan tugas perilaku, seperti men-
mengembalikan objek cinta yang hilang' catat dan secara sadar memodifikasi pikiran
E. Bibring memandang depresi sebagai suatu pasien.
keadaan afektif primer yang tidak dapat me-
lakukan apa-apa terhadap agresi yang diarahkan
ke dalam. Selain itu, ia memandang depresi seba- DIAGNOSIS
gai suatu afek yang berasal dari ketegangan di
dalam ego antara aspirasi seseorang dan kenyataan Di samping kriteria diagnostik untuk gangguan
seseorang. Jika pasien terdepresi menyadari bahwa depresif berat dan gangguan bipolar I, DSM-IV
mereka tidak hidup sesuai dengan idealnya, memasukkan kriteria diagnostik spesifik untuk ciri
sebagai akibatnya mereka merasa putus asa dan gejala "cross-sectional," penentu perj alanan penya-
tidak berdaya. Pada intinya, depresi dapat disim- kit (course specifier), dan penentu perjalanan
pulkan sebagai keruntuhan parsial atau lengkap longitudinal. Masing-masing kumpulan kriteria
dari harga diri di dalam ego. diagnostik tersebut dapat digunakan untuk
Baru-baru ini, Heinz Kohut mendefinisikan menentukan diagnosis gangguan depresif berat
kembali depresi di dalam istilah psikologi diri. atau gangguan bipolar I.
Jika objek diri yang diperlukan untuk bercermin,
kekernbaran, atau idealisasi tidak datang dari orang
Gangguan Depresif Berat
yang bermakna, orang yang terdepresi merasakan
suatu ketidaklengkapan dan putus asa karena tidak Seperti DSM-III-R, DSM-IV menuliskan krite-
menerima respons yang diinginkan. Di dalam ria diagnostik untuk gangguan depresif berat
pengertian tersebut, respons tertentu di dalam ling- secara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diag-
kungan adalah diperlukan untuk mempertahankan nosis berhubungan dengan depresi (depres-
harga diri dan perasaan kelengkapan. sion-related diagnoses) (Tabel 15.1-3) dan juga
Ketidakberdayaan yang dipelajari (learned menuliskan deskriptor keparahan untuk episode
helplessness). Di dalam percobaan di mana bina- depresif berat (Tabel 15.1 4). Suatu perubahan
tang secara berulang dipaparkan dengan kejutan yang jelas telah dibuat dari DSM-III-R ke DSM-
listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang IV. Nama gangguan telah diubah dari depresi berat
akhirnya menyerah dan tidak melakukan usaha menjadi gangguan depresif berat. Perubahan lain
sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. dalam DSM-IV adalah penambahan suatu kriteria
Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada bahwa gangguan telah menyebabkan gangguan
manusia yang terdepresi, kita dapat menemukan sosial dan pekerjaan atau telah menyebabkan pen-
keadaan ketidakberdayaan yang mirip. Menurut deritaan yang berat bagi pasien. DSM-III-R tidak
teori ketidakberdayaan yang dipelajari, depresi memasukkan kriteria tersebut karena dianggap
dapat membaik jika klinisi mengisi pada pasien bahwa adanya gejala saja tidak menjamin bahwa
yang terdepresi suatu rasa pengendalian dan gangguan atau penderitaan tersebut ada. Penelitian
penguasaan lingkungan. Klinisi menggunakan telah menyatakan bahwa hal tersebut tidak begitu;
teknik perilaku berupa dorongan yang menye- dengan demikian, kriteria sekarang telah secara
nangkan dan positif di dalam usaha tersebut. resmi dimasukkan.
Teori kognitif. Menurut teori kognitif, inter- I)engan ciri psikotik. Adanya ciri psikotik
pretasi yang keliru (rnisinterpretation) kognitif (Tabel 15.1-4) pada gangguan depresif berat
yang sering adalilt melibatkan distorsi negatif mencerminkan penyakit yang parah dan merupa-
pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pe- kan indikator prognostik yang buruk. Klinisi dan
"
simisme, dan keputusasaan. Pandangan negatif peneliti telah memisahkan penyakit depresif ber-
yang dipelaj ari tersebut selanj utnya menyebabkan sama suatu rangkaian psikotik-neurotik. Suatu tin-
perasaan depresi. Seorang ahli terapi kognitif jauan kepustakaan yang membandingkan gang-
berusaha untuk mengidentifikasi kognisi negatif guan depresif berat psikotik dan nonpsikotik
804 Stnopsrs Psikiatri c Jilid 1
menyatakan bahwa kedua keadaan tersebut adalah sering pada keluarga penderita depresi psikotik
berbeda dalam patogenesisnya. Satu perbedaan dibandingkan dengan keluarga penderita depresi
adalah bahwa gangguan bipolar I adalah lebih nonpsikotik.
Bab 15 . Gangguan Mood 8O5
*piti*** rrenik tl*l*m glr;gl:cn *iP*t*r i l**yn 1:k* r:ti:.tp,l[:rri h*ll;llgt,":r1 *ti;lit* *pl*i illi. ',';1; i*i** bl||:t** d*li tlri|i
llm *pis*** tut* y*n1; lelin; *Llit. irij*ir i*lrrii:i*si'iiltt *i'iitilTl
:-: ,,,.'i r,1. ,, '...., ,, 1',.' ,: :.'' '..: :.! ,, .
lsrl*lfii sl*l* p*ri*** rN*k i.*rnkirriliii', **ii *rnng ltrrt*ui ;i;<;l ii*rir lir:rpi*;r+lii
ii'ink nr*m**uhi Lill*ri* l*ri1k*p, *if;*
tarl* cd**vl 1*iala cpilad* t:*rik yarl **l"r';*kr* 1ti , '". l **rg1;ir*rt ryr;i:rj l;rr p*r*1":*h*ti l*::;.rl li;prl *ili*i ricl
i
ltrianglung k*tang dnri *ttl** **lcl*h *khir **i**** mlrlk.
Snlsm r*mini p**r;h: S*l*nn 2 i:LLian t*taflir lrdrl l*r*apel 1*r** i. ipirl** tif r[,;ri'.':1 **tlil ';*li.til f]ill't*h*frt;fr *r*!!**',
at** griall tsngiltt*11 ya*g h*rn:ah*n 'r* l.',i', ri.:", 1:, ',.t':'i.':,'r.. :r. ':'"1
rrrr*l*i**k*r l*fdslfil
hrtpi*:liuti. ri*r: iirjaL tiir plili*l!1t
iiLj*k dil*niukn*
[. $*lnh bi;t;r N,lr*rr;l *l*[ {ili*ir:;!l l*r;1lt:tE d*ti sL:tir-: ;*1
inisrlrvt, **ti'r:frfl$,Ji**l*rglr*!l;*, $ufrl* m**ikfi$i, ;.:
I'ab*l *nri l$lJ-l?, lii;r3*o*tir lr* $t*iiclrcril l\ilanlai li fui*ial i-r - ' "' ;
rrorall;r;lr I ''+ .1,,;.,,:ri: :;.i, .,,,;i i; i.:.". r. ,.rli. r :: :, ,:r,; .r.
ed. 4. fJ*k tipi* .qfieri{sll Fsy*lletric Ass*ct'lilsr. ' iripr':tl*r*ilr* 1.
llig*nrk*n **rgln lll'r
frxtx{**: ilpi**d* ltitin llp+r, ;':r -' ",: :,', 1r-i '.,':,;: i tl*f,
11:,.i .-:
'':.1.., , r':..:..:r,'.,';',.. : ...',:,
rekuren, didasarkan pada gejala yang pada epi- +i*kirrt*nvrhii, t*r*pi i:*iityi:] tiCai **l*i: tlip**it*r;ler i'* *ral
sode yang terakhir. iiieqrr*lir **ri*p,.r*il *rpl*t 1l
Penandaan gangguan bipolar I adalah serupa
dengan apayang dikenal sebagai gangguan bipo- k-*fl *iri ii*1.,4-iV. illilgr,:rsiri: i::rrj lii+iirir;:al 11i:tt;l rrf l.l€iitli il,.!.-r.j-r ,.
lar-yaitu, suatu sindrom dengan kumpulan *i {. !*k *illa Arl*ct3i: i}$}'*lililii As**li*li*r:, !'lelri*91*r. 1*!4
lirf *rakiri: d*11;tt:
gejala mania yaag lengkap selama perjalanan r:;rr.
T*h*i"l$.'**$* ?mb*l't$.{*1't
Krit*ria *ing***tik eln{*rk #*ngg*a*: ffiip*!*r l, Knit*ri* iliagn**tik x*tuk *;r*gggi:an ffiipcl;:an !, Spis*de
ffi pix*d* &{*ni$t Tungg*} Fai!ng &kFiir l*ip*r*anik
A. Oilsm*kan h*nya *etu *p!so** n:a*ik d*n iitj*k n** *pis*** ,4. S*knr*ng i*t*u pnling aNr*ir) dal*n'r *pis*da hipamanik.
d*pre*it h*rai s*he lumnya S. S*b*lumnyll p*rn*h i*rCepet s*Lurnngnya sn{u *pis*d* nanik
C*tntael: R*kur*nsi rlidrlini*ihtn s*b*g*i p*r*b*han ptl*rii*s d*rr eitau *p!s*** tfi ti:f i"ttar:.
d*pr*si *le L: silnlr iil{e[,al **ki;rnrgrry* I hular lanpa gej*l* f;. {i*jal* nmd ileny*habkan penderilaan y;:ng hern;:kn*
'. rr it s**;r* klinic ;:t*L: gi:ngguan d*ian iunp*i **si*1, p*k*r1aan,
B. ilpis*dt* r**nik tirjak l*bi* *aik diteran;kr: *leh ganggu*n *la* l*ngsi penting iainny*.
sk**af*;*i{, r1*n tidck b**unp*ng lin*ih C*ng*n ski;*frcri.l, *. Fpi**rir no*d *al;lrn krileri* A d*n * tieiak lebih baik
$efi i:]ilufi n nhiecirenif*rn, gaJrgguen delu*i*nnl, *ta* gangqunn dilrr*ngkan *bh gn*gguan skizn*f*kti{ tia* tidak be rlLrrnpailg
p*iLetiI yang lirj*k ditsni*ka;r. lindih d*nEarr *ki:dr*nia, ilffn1;ilu** skhrfr*nifurffi, {Jsr}S{Ji;an
!cl,ilrar i deirsi*nal. al*u ganggunn ttikttik yang tidak ejitcntukan"
'c;.
Sar*p*r**: jit* grjcl* msnen*hl kriirri* *pis*d* cslflpilran S**ll&*n:
$*brlJ**n {*ntL:k *pit*de $*hsran1; ;llaLr paling ;lkhir):
Fclnentu parjal***n !**gitue*!n*l {d*ng*n da* t**pa
F****t* kep*rahx*lp*ilt*tiklr*rcisi p*m*liIlax !nterepls*d*]
*i*n6an *ir! ka?al*xilc dengcn 6:*ix musim*n {h*rlakLr hanya pad* p*l* epis*de
d** gxn *n**t pas*ape;isalir:a* depr*sii berat]
dengan p*n6eutaran *:*pei
labsl d*d $$li;!-ltr, *iagrro*tic *rd $tatisi*al l\4anual *f ll4erial il1s*rtleru.
sd. 4. ilah iipla Afisri*an Psyrhiairic Ass*ciaiicn. r"&ashirgi*n, 1*94. Tabel *ari DSitil-lV, Fi*gn*slic enc *lalislicci lJanLlal *l lllenial ilis*ril*rs.
Dig,:rakar drn;ar i:ir:. *d. 4. i{al ti}td Amefic€n Psyrhi*tri* Asso*iation, Wa*hingicn. 1914.
llig*n*kan d*ngeil izin.
oleh terapi antidepresan (sebagai contoh, far- episode terakhir depresi (Tabel 15.1*14); gang-
makoterapi, terapi elektrokonvulsif adalah tidak guan bipolar I, episode terakhir tidak ditentukan
indikatif untuk gangguan bipolar I. (Tabel 15.1-1s).
Gangguan bipolar I, episode maniktunggal. EPISODE CAMPURAN. DSM-III-R mendefinisi-
Menurut DSM-IV, pasien harus mengalami epi- kan gangguan bipolar tipe campuran sebagai di-
sode manik pertamanya unfuk dapat memenuhi tandai oleh keadaan depresif dan manik yang
kriteria diagnostik gangguan bipolar I, episode berganti-ganti dengan cepat ata:u oleh adanya
manik tunggal (Tabel 15.1-10). Logikanya terletak gejala depresif atau manik bersama-sama. DSM-IV
pada kenyataan bahwa pasien yang menderita epi-
mengklasifikasikan ulang kondisi yang berubah-
sode depresi gangguan bipolar I pertamanya tidak ubah dengan cepat sebagai suatu penentu per-
dapat dibedakan dari pasien dengan gangguan j alanan penyakit, dengan demikian meninggalkan
depresifberat. klasifikasi keadaan campuran untuk pasien gang-
Gangguan bipolar I, rekuren. Masalah ten- guan bipolar I yang secara bersama-sama meme-
tang definisi akhir suatu episode depresijuga ber- nuhi kriteria diagnostik lengkap untuk suatu epi-
laku untuk definisi akhir suatu episode mania. sode depresifberat dan kriteria diagnostik lengkap
Dalam DSM-IV, episode dianggap terpisah jika untuk suatu episode manik (Tabel 15.1*13).
mereka dipisahkan oleh sekurangnya dua bulan
tanpa gejalapenting mania atau hipomania. DSM-
IV menyebutkan kriteria diagnostik untuk gang- Ciri Gejala "Cross-sectional"
guan bipolar I rekuren didasarkan pada gejala epi- DSM-IV mendefinisikan tiga ciri gejala tam-
sodb yang paling akhir: gangguan bipolar I, epi- bahan yang dapat digunakan untuk menggam-
sode terakhir hipomanik (Tabel 15.1-11); gang- barkan pasien dengan berbagai gangguan mood.
guan bipolar I, episode terakhir manik (Tabel Dua ciri gejala "cross-sectional" (ciri melankolik
15.I-12); gangguan bipolar I, episode terakhir dan ciri atipikal) adalah terbatas pada deskripsi
campuran (Tabel 15.1-13); gangguan bipolar I, episode depresif. Ciri gejala o,cross-sectional,,
Bab 15 . Gangguan Mood 8O9
Hrit*ni;* ffiieg***tii< xntuk S;*nggu** ffiipofar l, ffig:is*d* Kruteri* tlingn**ttk untuk Ganggr:** Eliprriar l" Hprs*cl*
F;*iln$ Alqhi;i Ma*nlh $3**t*g &khir **prexi
A. $ekar**g {tt*r paling akhir} de l*n *ilis*il* ri*ni[. A. Iirke ranr irt*LL n*lin* *k*ir1 drian **ic*ii* ***r*rif **rni
13. $*l*l'imnya p*nah teitltpai sekuretrgnyx s*tu *pi***t, $, $*i:*ir.:nnya i*1al ier*ap*i **kutangny;* **1i.; *pis*d* n:n*iI
d*pr*sif h*r'al, *pi**d* n*nrk, *laL; *pis*ti* la*1pi:r*ll.
il. flpisod* m**C d*]*n krit*ri* A Car * lkl*k t*hi[ il*]k
',1a,j., s-r^..: i.,;' i:"r,.i.'t +.,,:r, il 1i"1;1,it5it UA6
dil*r*ngkar: *l*h g*ngguar: *hir**f*Ltil d*n ii*ak b*d*np*n; Il.!l r:4.-:,:r: r';!':1ffr!a.1" i,,: k '"I;a, liili:nf : 14:l:r
tindih *nngar *ki;r:fr*ni*, lJfinlgrjffn *h!;*irtni{trrr, t*nggu*n il::, lllllJl' :{ --rieF'J r:,j1,:.ilt,d!: :hrri I c'il L,ri:, . d{: iiillLi
,^ . : ,a^{,^*i;f,1
d*lusi*nal, at*x gatggu*t psik*lik y*ng tidah Cilcniuir;r. rrrr,iiiai:al, d:il, Jd:r$lr:ilil illikltik Val* tid*L tJit*ltuk*n.
$e*ul&an {untr;k *pi**d* t*k*targ a*Lr paling nkhir):
1;b*l *ai*$1."4-iV, *iagrtsiii ei.r" 5i.i'rl:i.:: \1;,'L;; r t'1e:,.r: Discrders,
Fqn*ntu kepan*f'l*nlpsikertitclr*misi
rd. 4. Hak rilla Alnericar Fsyil;*ii* A***ciatil*. l"{lawt*grer. 1!!4.
d*ng** *iri kmt*t*ilik
*rgr:n*tc* l*nga* izin.
d*ngan ***et p***xp*rs*lir:nn
$*hrl&c*:
Hrit*ri* *!*gn**tlk *n{r*k #**gg*** *ip*far i, Hpi**** Krit*r!* *i*gr:a:stik xsrt*k F*srcsrtu #iri fuB*i**k*tik
F*iing &khir Tid*k *i{**{*ks*
"*. {tii*tig, it**L;ti! r:nh;k dui.;,. t.-;riri: :!":1:rri :t:,1,i.1. -*li*! d*ngxx cir! ffisielreic*i!k {dapal bergurak*n ililluk *pi**d*
lltlil] nt*intltiti u** *: , .';t.:r ' .i.i 1,. il-:.;r {. "rra* lirpr**ii *er*l y;ng l*rj*ci del*nr gangglen *epr**ii b*r*l.
erilSgufiir blptlar I at*u gsn*$ufin hip*lar ll h*ny* ii[a ini
S. $*i:*l*nnye irlai: t*r**p*l rer.*ranilrya ruiu rpir#* u*nilr n*rup*k*r tip* *pi**d* n*nik y*ng p*ling *hhirl
.ii.::: ;' :], :,r ' ' r' "'l $nhh **tu h*riku{ ini. t*1*di *cl*mn p*ri*rl* y*ng p*ling
".:ri:, ,/r',i 0,-"; iiliia par*h **ri cpi*ed* sek*rnr:g
C. fi*jai* nr:** n*ny*lr*bL,;l ;;l,iiri
***urn l:inis frleil lJfillg!il;ln **1*n l*ngsi Fn*;ai. p*k*ri.rii:,. {11 hil*rgny* k***nargan Cal*n s**i.;a, alcu hampir
*l;* f*ng*i l*i*. semu*. nhiivltn*
*. t;i*ial* ilr** d*isn k*l*{a A d*n * tirl*ir irb;f: i:*ik i:l hilnrgnyn r*akiivit*n t*rhadap stinruii -vilng bi*sany*
m*ny*n*ngk*n {tid*k n:*rer*a j*uh l*bih haik,
dil*r**gktn *i*n S#nSililfiil skr;*;{*ktif *w ti*,lk h*frunpnn;
wnlnupu* s*m*nt*rr. 1ik* t*r1*di s***aiu yang b;liki
ilrdi* ln;*r tkl;*fi*nl;, ilrrililiinr rlir*lr*niitr*, fiff rg[iiirr Tig* {at*Lr i**ih} h*rikLrt:
**l*rir*rl. fri*il il*rtgirffn plih*11k y*r1 li**k Ciir*tll*,,
flirl dari ll*lvl-if , ftrlr*rl.rr end tririi:tr,;l l.i*ti;:a1 *i 1."4*rt*l l]lsiili:,:i. sering berhubungan dengan gangguan bipolar I.
**. i.. i{rk r:!i} .qilsr:l:;r l:*,;;i::n1:t; ,{srl:,i:i;l:ri, 'rr'illi:lr!;li r: Hubungan tersebut sering kali tidak dibuat di
.-.....--*t-t"
benak dokter, karena adany a perb edaan yang j elas
(Tabel 15.1-18) pada kategori gangguan mood antara gejala stupor katatonia dan gejala klasik
didasarkan pada dua faktor. Pertama, karena satu mania. Hal klinis yang paling penting adalah
maksud dari DSM-IV adalah untuk membantu bahwa gejala katatonia merupakan suatu sindrom
dalam diagnosis banding gangguan mental, dima- perilaku yang dapat ditemukan pada sejumlah
sukkannya gangguan mood tipe katatonik spesifik kondisi medis dan psikiatrik; gejala katatonik
membantu menyeimbangkan adanya skizofrenia tidak berarti duatu diagnosis tunggal.
tipe katatonik. Katatonia merupakan gejala yang Dalam DSM-IV ciri katatonik dapat diterapkan
dapat ditemukan pada sejumlah gangguan mental, pada episode manik terakhir atau episode depresif
yang paling sering adalah pada skizofrenia dan berat pada gangguan depresif berat, gangguan
gangguan mood. Kedua, walaupun masih belum bipolar I, atau gangguan bipolar II.
lengkap diteliti, adanya ciri katatonik pada pasien Tipe non-DSM-IV. Sistem lain juga mengi-
dengan gangguan mood kemungkinan akan dibuk- dentifikasi tipe pasien dengan gangguan mood;
tikan memiliki kepentingan prognostik dan terapi. sistem tersebut biasanya memisahkan pasien dengan
Gejala penting-dari katatonia-stupor, afek prognosis baik atau prognosis buruk atau pasien
tumpul, penarikan diri yang ekstrem, negativisme, yang mungkin berespons dengan satu jenis terapi
dan retardasi psikomotot yang jelas-dapat dite- teftentu atau lainnya. Perbedaan tersebut adalah
mukan pada skizofrenia katatonik dan nonkata- reaktif-endogen dan skema sekunder-primer.
tonik, gangguan depresifberat (sering kali dengan Kesinambungan reaktif-endogen merupakan
ciri psikotik), dan gangguan medis dan neurologis. suatu pembagian yang kontroversial karena berarti
Tetapi, gejala katatonik kemungkinan paling bahwa depresi endogen adalah biologis dan
812 Sinopsis Psikiatri t Jilid 1
waham, retardasi psikomotor, terbangun dini hari, Scngan p*rp*taran **pnt {r1*pai digu*nkan untuk g*nggUan
dan perasaan bersalah; jadi depresi endogen bip*l*r I al*u $fi't$#ui:ut bipr:l*r ll]
adalah serupa dengan diagnosis DSM-IV gang- $ck*rangny* *npal *pi**r:e Cftn*Silan ncld dal*nr 1l bui;n
guan depresifberat dengan ciri psikotik atau ciri terukhil ynng nem*nuhi kril*ri* *nluk *pis*rl* ei*presif
**r;tt. nxnlk. rsmpilrffn, at*u hipr:rn*niNi.
melankolik atau keduanya. Gejala depresi reaktif
C;lalc*: *pi*rr!* dib*t**i *leh rernisl p;nia! *l*u p*nuh
adalah insomnia awal, kecemasan, labilitas emosi-
sela$a sckilr*ngny* ? bu1** aial *uatu prruh*har d*ri
onal, dan keluhan somatik yang banyak. *pis*ri* *er;*n pai*ilin* ya*g berl;iwan {nisrl*ya, ril $!cj*
Depresi primer adalah apa yang dinamakan drpr*sil b*ru1 m*nj;d! upi**C* n:rnik}.
oleh DSM-IV sebagai gangguan mood kecuali ,Sr:l*i,t*n 3ikr
untuk diagnosis gangguan mood karena kondisi dc*g*n px{* mu*in:a* {dnp*t *igunake n Linluk p*ln *pisuie
d*pr**if *er*l C*l*r* li:rqguiln bipni*r l, lenilil*mn bip*iar
medis umum dan gangguan mood akibat zal,yang ir,
*ta* gmggu*n deprasil h*ral. r*kur*r)
dianggap sebagai depresi sekunder. Depresi ganda
A. T*rC*pat huhL:ngan te nrp*r*l j,-fiilil t*riikt!-ir aniara $ns*t
(double depression) adalah suatu keadaan di mana
*pi**d* **pr**if b*ret d*lnn SilngSu*n biprlar i ri*l
gangguan depresif berat adalah ditumpangi oleh ilanfiilunil *iprlar ll *t;u gar:ggu*n depr**il *srat, r*kilnn.
gangguan distimik. Suatu ekuivalen depresi (de- **n wrktr.r {***ntu d*ixn reta*ui: inlsxlnye, {inbui*ya
pression equivalent) adalah suatu gejala ata:u rpi:ir** C*preuif b*r*i rec*ra t*ralur d*l*xr musim gLig"r; ar.rrl
m*sir:: riiliglnl.
sindrom yang mungkin merupakan forme fruste
tatctan; J*ng*r m*sukknn k*sus di nran; tcrnCp*i *lek yang
dari suatu episode depresi. Sebagai contoh, suatu
lcles **i *tr*s*r ptik*s*ri*l yang b*rhubirng*n dengan
trias membolos, penyalahgunaan alkohol, dan rusin {mi**hyc. $*ri}r* tsr*t*r tid*k bek*da seti*p r:.:us,n
promiskuitas seksual pada seorang remaja yang *irgin)
sebelumnya berkelakuan baik mungkin merupa- 8. R*nrisi l*nuh {*tau p*rub*h*n deri C*pr*si in*r.:j*di rn;n.t
kan suatu ekuivalen depresi. atau hiprrn*nia] j*g* ierj*di parla w*ktLr yang k*rnktcris..ll
dal*r: t*tL; 1*h*n {ni:nlnya, i1*presi ru*nghilang dalani r,usirn
s*ni)"
Penentu Perjalanan Penyakit C. llal*m ? tehur l*rakhir, dr:* cpi**d* d*pr*sif b*rul l*la" trlarli
yang n*n,,;niukk** h*hurgrn rrusisien t*mp*rcl y**g
DSM-IV memiliki kriteria untuk tiga penentu diedinisik*n *al*m krilrri* A da* B, *an tidek *da epi*c**
perjalanan penyakit yang terpisah untuk gangguan *epr*rii h*rat buknr *unirr*n y;ng t*l*h l*rjedi **iam*
p*ri*d* yanp ran:a.
mood (Tabel 15.1-19). Satu dari penentu per-
jalanan penyakit, dengan perputaran cepat (with *. ilpis*** d*presii b*rct nt*inan iscp*fi ya'rg *ijel*sk*n di
*ln*l s*rar* j*ial nel*bihi jumlah cpis*d* d*pr*sif harai
rapid cycling), terbatas pada gangguan bipolar I hrkan rnLrsir*n yang m*nghin t*rjadi sclcmn k*hidr.ril*n
dan gangguan bipolar IL Penentu perjalanan :^.;:. :,;,.
sonal pattern), dapat diterapkan untuk gangguan ei**gan *nset p*s*;np*r*;*lin:nil idapfi1 digun*k*n Lrnllh eprs+de
bipolar I, gangguan bipolar II, dan gangguan **presif h*rul, rnanik, *1*u cailil*ran s*karang tt*u p;:li*g
*i.hir ri*l*m il*nll*lan d*pr*tif i:*r;rt, lansgriln hip*hlr l,
depresif berat, rekuren. Penentu perjalanan penya-
m{*r $*n$ilu*n bip*l*r ll: alau *nluk g*ngguen psiNr*tik
kit yang ketiga, dengan onset pascapersalinan -!^^t^1\
(with postpartum onset),_ dapat diterapkan untuk *nsci *piscri* C*l*m 4 ninggu pa**ap*rsalina*
depresi berat atau episdde manik dalam gangguan
bip,olar I, gangguan bipolar II, gangguan depresif Tab*i dari 15i\,1-i11. [;a$n*$iie and Sl*iisticat l4*nr:al +l lr,lent*l li;r ire s,
eC. ,X. iiah cirrla An*r"icen Pslr*i*trir &*seeiali*n. liVashi**t*rr. ig!,i.
berat, dan gangguan psikotik singkat.
*rSlnff ksir dilngu* iein.
Perputaran cepat (rapid cycling). Pasien gang-
guan bipolar I perputaran cepat kemungkinan ada- dan hipomanik. Tidak ada data yang menyatakan
lah wanita dan pemah memiliki episode depresif bahwa perputaran cepat memiliki pola penurunan
Bab 15 . Gangguan Mood 813
keluarga, jadi menyatakan bahwa suatu faktor lam DSM-IV adalah untuk memungkinkan klinisi
eksternal (sebagai contoh, stres atau terapi obat) dan peneliti menggunakan kriteria untuk mengi-
terlibat di dalam patogenesis perputaran cepat. dentifikasi secara prospektif tiap kepentingan te-
Kriteria DSM-IV menyebutkan bahwa pasien rapi dan prognostik di dalam berbagai perjalanan
harus memiliki sekurangnya empat episode di longitudinal. walaupun penelitian pendahuluan
dalam periode 12 jam(Tabel 1 5. 1-19). tentang penentu perjalanan longitudinal DSM-IV
Pola musiman (s eas onal p attern). P asien dengan menyatakan bahwa klinisi dapat menilai perjalan-
pola musiman dalam gangguan moodnya cen- an longitudinal, penelitian yang lebih banyak dan
derung mengalami episode depresif selama waktu lebih besar diperlukan untuk mengembangkan
tertentu dalam setahun, paling sering selama musim suatu pengertian yang kuat tentang penilaian dan
dingin. Pola dikenal sebagai gangguan afektif implikasi variasi di dalam perjalanan longitudinal.
musiman (SAD; seasonal affective disease), walau- Ciri siklotimik dan distimik di dalam penenfu per-
pun istilah tersebut tidak digunakan di dalam jalanat longitudinal dijelaskan di Bagian 15.2).
DSM-IV (Tabel 15.1-19). Dua jenis bukti-bukti
menyatakan bahwa pola musiman mungkin men-
cerminkan suatu kesatuan diagnosis yang terpisah. GAMBARAN KLINIS
Pertama, pasien kemungkinan berespons terhadap
pengobatan dengan terapi cahaya (light therapy), Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan
walaupun penelitian yang adekuat untuk menilai mood, satu untuk depresi dan satu untuk mania.
terapi cahaya masih belum dilakukan. Kedua, Episode depresif dapat terjadi pada gangguan
sekurangnya satu penelitian PET telah menemu- depresif berat dan gangguan bipolar I. Walaupun
kan bahwa pasien memiliki aktivitas metabolik banyak penelitian telah berusaha untuk mene-
yang menurun di korteks frontalis orbital dan di mukan perbedaan yang dapat dipercaya antara
lobulus parietalis inferior kiri. Walaupun peneli- episode depresif gangguan bipolar I dan episode
tian tersebut belum direplikasi, penelitian lebih gangguan depresif berat, perbedaan tersebut sulit
lanjut kemungkinan akan berusaha unfuk mem- ditemukan. Di dalam situasi klinis, hanya iwayat
bedakan orang yang mengalami depresi dengan penyakit pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan
pola musiman dari orang yang mengalami depresi penyakit di masa mendatang dapat membantu
lainnya. membedakan kedua kondisi tersebut. Beberapa
Onset pascapersalinan. DSM-IV memung- pasien dengan gangguan bipolar I memiliki
kinkan untuk menentukan gangguan mood pasca- keadaan campuran dengan ciri mania dan depre-
persalinan jika onset gejala adalah dalam empat sif. Juga, beberapa pasien dengan gangguan bipo-
minggu pascapersalinan (Tabel 15.1-19). Gang- 1ar I tampaknya mengalami episode singkat-
guan mental pascapersalinan biasanya adalah selama beberapa menit sampai beberapa ja--
gangguan psikotik. Gangguan psikotik pascaper- depresi selama episode manik.
salinan dibicarakan di Bagian 14.1.
Penentu perj alanan penyakit longitudinal (/on- Episode Depresif
gitudinal course specifiers). Di luar spesifikasi
episode tunggal dan rekuren, remisi parsial dan Suatu mood depresi dan hilangnya minat atau
penuh, dan waktu onset,.DSM-III-R pada dasarnya kesenangan merupakan gejala utama dari depresi.
tidak mengenali implikasi deskripsi dan prognosis Pasien mungkin mengatakan bahwa mereka me-
perj alanan longitudinal. Pandangan tersebut telah rasa murung, putus asa, dalam kesedihan, atau
diperbaiki di dalam DSM-IV dengan memasukkan tidak berguna. Bagi pasien mood depresi sering-
deskripsi spesifik tentang perj alanan longitudinal kali memiliki kualitas yang terpisah yang mem-
untuk gangguan depresifberat (Tabel 15.1-10) dan bedakannya dari emosi normal kesedihan atau duka-
gangguan bipolar I (Tabel 15.l-21). Tujuan dima- cita. Pasien sering kali menggambarkan gejala
sukkannya penentu perjalanan longitudinal di da- depresi sebagai suatu rasa nyeri emosional yang
814 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1
tempatnya) juga merupakan gejala gangguan. laki-laki yang memiliki suatu gangguan mood
Sifat impulsif dari banyak tindakan pasien disertai maupun ketergantungan alkohol menyatakan
dengan suatu pendirian keyakinan dan tujuan. bahwa merekakemungkinan menderita akibat dua
Pasien sering kali terokupasi oleh gagasan agam4 proses penyakit yang secara genetik terpisah.
politik, finansial, seksual, atau penyiksaan yang Gangguan berhubungan dengan zat lainnya.
dapat berkembang menjadi sistem waham yang Gangguan berhubungan dengan zat selain keter-
kompleks. Kadang-kadang, pasien manik menjadi gantungan alkohol jrrga sering berhubungan
teregresi dan bermain dengan urine dan fesesnya. dengan gangguan mood. Pada tiap pasien indivi-
Mania pada remaja. Mania pada remaja dual penyalahgunaan zat mungkin terlibat di dalam
sering kali salah didiagnosis sebagai gangguan kepri- pencetusan episode penyakit, atau, sebaliknya,
badian antisosial atau skizofrenia. Gejala mania penyalahgunaan zat mungkin merupakan usaha
pada remaja mungkin berupa psikosis, penyalah- pasien untuk mengobati sendiri penyakitnya. Wa-
gunaan alkohol atau zat lain, usaha bunuh diri, laupun pasien manik jarang menggunakan sedatif
masalah akademik, pemikiran filosofis, gejala gang- untuk meredam euforianya, pasien depresi sering
guan ob sesif-kompulsif, keluhan somatik multipel, kali menggunakan stimulan, seperti kokain dan
mudah tersinggung yang nyata yang menyebab- amfetamin, untuk menghilangkan depresinya.
kan perkelahian, dan perilaku antisosial lainnya. Kondisi medis. Depresi sering kali menyertai
Walaupun banyak gejala tersebut ditemukan pada kondisi medis, khususnya pada lanjut usia. Jika
remaja yang nonnal, gejala yang parah atau mene- depresi dan kondisi medis terjadi bersama-sama,
tap harus menyebabkan klinisi mempertimbang- klinisi harus mencoba untuk menentukan apakah
kan gangguan bipolar I di dalam diagnosis banding. kondisi medis dasar adalah berhubungan secara
patologis dengan"depresi atau apakah tiap obat
Gangguan Penyerta yang digunakan pasien untuk mengobati kondisi
medis adalah yang menyebabkan depresi. Banyak
Kecemasan. Pada gangguan kecemasan, DSM- penelitian menyatakan bahwa pengobatan gang-
IV menyatakan adanya gangguan ansietas- guan depresif berat penyerta dapat memperbaiki
depresif campuran (mixed arxiety-depressive disor- perjalanan gangguan medis dasar, termasuk kan-
der). Gejala yang penting dari kecemasan dapat ker.
dan sering kali timbul bersama-sama dengan
gejala yang penting dari depresi. Apakah pasien
yang menunjukkan gejala penting dari kecemasan PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
dan depresi diakibatkan oleh dua proses penyakit
yang terpisah atau oleh suatu proses penyakit tung-
Episode Depresif
gal yang menghasilkan kedua kelompok gejala
adalah belum terpec ahkan. Pasien dari kedua j eni s Deskripsi umum. Retardasi psikomotor menye-
tersebut mungkin merupakan suatu kelompok pasien luruh merupakan gejala yang paling umum,
dengan gangguan ansietas-depresi campuran. walaupun agitasi psikomotor juga sering dite-
Ketergantungan alkohol. Ketergantungan alko- mukan, khususnya pada pasien lanjut usia. Meng-
hol sering kali menyertai gangguan mood. Baik genggamkan tangan dan menarik-narik rambut
pasien gangguan depresifberat dan pasien gang- merupakan gejala agitasi yang paling umum. Secara
guan bipolar I kemungkinarr memenuhi kriteria klasik, seorang pasien depresi memiliki postur
diagnostik untuk gangguan penggunaan alkohol. yang membungkuk, tidak terdapat pergerakan
DatB yang tersedia menyatakan bahwa ketergan- spontan, dan pandanganmata yang pufus asa dan
tungan alkohol pada wanita adalah lebih kuat ber- memalingkan pandangan (Gambar l5.l-2 dan
hubungan dengan diagnosis penyerta depresi di- 1 5. l-3). Pada pemeriksaan fisik, pasien terdepresi
bandingkan ketergantungan alkohol pada laki-laki. menunjukkan gejala retardasi psikomotor yang
Sebaliknya, data genetika dan keluarga tentang jelas yang mungkin tampak serupa dengan pasien
Bab 15 . Gangguan Mood 817
Gambar 15.1-2. Seorang wanita berusia 38 tahun selama mengarah ke bawah, postur yang membungkuk, pakaiannya
keadaan depresi teretardasi yang dalam (A) dan dua bulan yang membungkus rapat, dan riasan rambutnya selama episode
kemudian setelah pemulihan (B). Sudut mulutnya yang depresif adalah jelas. (Atas bantuan Heinz E Lehmann, M.D,)
skizofrenia katatonik. Kenyataan tersebut dikenali Gangguan persepsi. Pasien terdepresi dengan
di dalam DSM-IV dengan dimasukkannya gejala waham atau halusinasi dikatakan menderita epi-
pemberi sifal (qualiJier) "dengan ciri katatonik" sode depresif berat dengan ciri psikotik. Beberapa
untuk beberapa gangguan mood. klinisi juga menggunakan istilah "depresi psiko-
Mood, afek, dan perasaan. Depresi merupa- tik" untuk pasien terdepresi yang jelas teregresi
kan gejala penentu, walaupun kira-kira setengah tidak mandi, berpakaian kotor-bah-
-membisu,
kan tanpa adxrya waham atau halusinasi. Pasien
pasien menyangkal perasaan depresif dan tidak
tampak terdepresi secara khusus. Pasien tersebut tersebut kemungkinan lebih baik digambarkan
sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atat sebagai memiliki ciri katatonik.
teman kerjanya karena penarikan sosial dan Waham dan halusinasi yang sesuai dengan mood
penurunan aktivitas secara menyeluruh. terdepresi dikatakan sesuai mood (mood-cong-
Bicara. Banyak pasien terdepresi menunjuk- ruent). Waham sesuai mood pada seorang pasien
kan suatu kecepatan.dan volume bicara yang me- terdepresi adalah waham bersalah, memalukan,
nurun, berespons terhadap pertanyaan dengan tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan
kata tunggal dan menunjukkan respons yang penyakit somatik terminal (sebagai contoh,
melambat terhadap peftanyaan. Secara sederhana kanker dan otak "yung membusuk"). Isi waham
pemeriksa mungkin harus menunggu dua atau tiga atau halusinasi tidak sesuai mood (mood-incon'
menit unfuk mendapatkan suatu respons terhadap gruent) adalah tidak sesuai dengan mood terde-
suatu pertanyaan. presi. Waham tidak sesuai mood pada seorang
818 Srnopsls Psikiatri c Jilid 1
Gambar 15.1-3. Seorang ahli neuropsikiatrik dari Swiss, berat, Lipatan Veraguth mungkin juga ditemukan pada orang
Otto Veraguth menjelaskan adanya lipatan berbentuk yang tidak mengalami depresi secara klinis, biasanya saat
segitiga yang aneh di sudut hidung kelopak mata atas. mereka mengalami afek depresif ringan. Perubahan jelas
Lipatan sering berhubungan dengan depresi dan dinamakan dalam tonus otot corrugator dan zigomatic facial menyertai
lipatan Veraguth, Foto mengilustrasikan ciri fisiognomik ini depresi, seperti ditunjukkan pada elektromiogram. (Atas
pada lakiJaki berusia 50 tahun selama episode depresif bantuan Heinz E. Lehmann, M.D.)
pasien terdepresi adalah tema kebesaran berupa cukup energi atau minat untuk menjawab per-
tenaga, pengetahuan, dan harga diri yang melam- tanyaan tentang hal tersebut selama suatu wawan-
bung-sebagai contoh, keyakinan bahwa sese- cara.
orang dikejar-kejar karena ia adalah Mesias. DAYA INGAT. Kira-kira 50 sampai 70 persen
Halusinasi juga terjadi pada episode depresif berat dari semua pasien terdepresi memiliki suatu gang-
dengan ciri psikotik tetapi relatif jarang. guan kognitif yang sering kali dinamakan pseudo-
Pikiran. Pasien terdepresi biasanya memiliki demensia depresif. Pasien tersebut sering kali
pandangan negatiftentang dunia dan dirinya sen- mengeluh gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
diri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan Pengendalian impuls. Kira-kira 10 sampai l5
perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh persen dari semua pasien terdepresi melakukan
diri, dan kematian. Kira-kira l0 persen dari semua bunuh diri, dan kira-kira dua pertiga memiliki
pasien depresi memiliki gejala jelas gangguan gagasan bunuh diri. Pasien terdepresi dengan ciri
berpikir, biasanya penghambatan pikiran (thought psikotik kadang-kadang berpikiran membunuh
blocking) dan kemiskinan isi pikiran yang me- orang lain yang terlibat di dalam sistem waham-
landa. nya. Tetapi, pasien terdepresi yang paling parah
sering kali tidak memiliki motivasi atau energi
Sensorium dan kognisi untuk bertindak di dalam aarayang impulsif atau
menyerang. Pasien dengan gangguan depresif be-
oRIENTASI. Pasien yang paling terdepresi ber- radapada risiko yang meninggi untuk melakukan
orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu, wa- bunuh diri saat mereka mulai membaik dan men-
laupun beberapa pasien mungkin tidak memiliki dapatkan kembali energi yang diperlukan untuk
Bab 15 . Gangguan Mood 819
merencanakan dan melakukan suatu bunuh diri HAMILTON. Hamilton Rating Scale for Depres-
(bunuh diri paradoksikal; paradoxical suicide). sion (HAM-D) adalah skala depresif yang digu-
Biasanya tidak bijaksana secara klinis untuk mem- nakan secara luas yang memiliki sampai 24
berikan sejumlah besar peresepan antidepresan nomor, masing-masingnya memiliki nilai 0 sam-
pada pasien terdepresi, khususnya obat trisiklik, pai 4 atau 0 sampai 2, dengan skor total adalah 0
pada saat dipulangkan dari rumah sakit. sampai 76. Penilaian diturunkan dari suatu wa-
Pertimbangan dan tillkan. Pertimbangan pa- wancara klinis dengan pasien. Klinisi menilai
sien paling baik dinilai dengan meninjau kembali jawaban pasien terhadap pertanyaan tentang pe-
tindakan mereka belum lama berselang dan peri- rasaan bersalah, bunuh diri, kebiasaan tidur, dan
laku mereka selama wawancara. Tilikan pasien gejala depresi lainnya.
terdepresi terhadap gangguannya sering kali ber-
lebihan; mereka terlalu menekankan gejalanya,
gangguannya, dan masalah hidupnya. Adalah
sukar untuk meyakinkan pasien tersebut bahwa Episode Manik.
perbaikan adalah dimungkinkan.
Reliabilitas. Semua informasi yang didapatkan Deskripsi umum. Pasien manik sangat ber-
dari pasien terdepresi terlalu menonjolkan hal yang gairah, banyak brcara, kadang-kadang menggeli-
buruk dan menekan yang baik. Kekeliruan klinis kan, dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka
yang sering adalah mempercayai tanpa ditawar- jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan
tawar lagi seorang pasien terdepresi yang menya- pengikatan fisik dan penyuntikan intramuskular
takan bahwa percobaan medikasi antidepresan obat sedatif.
yang sebelumnya tidak berhasil. Pernyataan ter- Mood, afek, dan perasaan. Pasien manik bia-
sebut mungkin palsu, dan memedukan konfitmasi sanya euforik tetapi juga dapat lekas marah,
dari sumber lain. Dokter psikiatrik tidak boleh khususnya jika mania telah ditemukan selama
memandang kekeliruan informasi pasien sebagai beberapa saat. Mereka juga memiliki toleransi
disengaja, karena pemberian informasi yang frustrasi yang rendah, yang dapat menyebabkan
memberikan harapan tidak dimungkinkan bagi perasaan kemarahan dan permusuhan. Pasien
seseorang yang berada di dalam keadaan pikiran manik mungkin secara emosional adalah labil,
terdepresi. beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi
Skala penilaian objektif untuk depresi. Ska- depresi di dalam beberapa menit atau jam.
la penilaian objektifuntuk depresi dapat berguna Bicara. Pasien manik tidak dapat disela saat
dalam praktik klinis untuk mendapatkan doku- mereka berbicara, dan mereka sering kali rewel
mentasi keadaan klinis pasien terdepresi. dan pengganggu bagi orang-orang di sekitarnya.
ztrNc. Zung Self-Rating Depression Scale ada- Pembicaraan sering kali terganggu. Saat mania
lah skala pelaporan yang terdiri dari 20 nomor. menjadi lebih kuat, pembicaraan menjadi lebih
Skor normal adalah 34 atat kurang; skor terdepresi lantang, lebih cepat, dan sulit untuk dimengerti.
adalah 50 atau lebih. Skala memberikan petunjuk Saat keadaan teraktivasi meningkat, pembicaraan
global tentang kekuatan (intensitas) gejala depresif menjadi penuh gurauan, kelucuan, sajak, permainan
pasien, termasuk ekspresi afektif dari depresi. kata-kata, dan hal-hal yang tidak relevan. Saat
RASKTN. Raskin Depression Scale adalah skala tingkat aktivitas lebih meningkat lagi, asosiasi
yang dinilai oleh dokter yang mengukur keparahan menjadi longgar. Kemampuan untuk berkonsen-
depresi pasien, seperti yang dilaporkan oleh trasi menghilang, menyebabkan gagasan yang
" pasien dan seperti yang diamati oleh dokter, pada meloncat-loncat (flight of ideas), kata yang
skala lima angka daritiga dimensi: laporan verbal, campur adlk(word saladl, dan neologisme. Pada
pengungkapan perilaku, dan gejala sekunder. kegembiraan manik akut, pembicataafi mungkin
Skala ini memiliki rentang 3 sampai 13: normal sama sekali inkoheren dan tidak dapat dibedakan
adalah 3, dan terdepresi adalah 7 atau lebih. dari pembicaraan orang skizofrenik.
820 Srnopsls Psikiatri . Jilid 1
Tabei'!$.1-3t
F*nyebah N**roi*gix, ffi*dix, c*ar,a Fnrrrlak*l*gis dxri Gejala **presif
-Xnfidisi
tersebul b*rhubungcn dcngan g*,|i;l* ma*ik.
demensia tipe Alzheimer), epilepsi, penyakit sere- persen dari semua pasien dengan penyakit Parkin-
brovaskular, dan tumor. Kira-kira 50 sampai 75 son memiliki gejala gangguan depresif yang jelas
822 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1
dari demensia suatu penyakit, seperti demensia ** nXp itn r skir*ir* nilsrrfi
tipe Alzheimer, atas dasar klinis. Gejala kognitif **nggu*r s*fil*t*l$ril {l*r:t*rrn _11*nttuar sr:ilatisati}
pada gangguan depresif berat rnemiliki onset yang
tiba-tiba, dan gejala lain dari gangguan depresif
berat, sepefti menyalahkan diri sendiri, sering dite-
mukan. Suatu variasi diurnal gangguan kognitif demikian, klinisi harus mempertimbangkan berba-
yang tidak terlihat pada demensia primer dapat gai kategori diagno stik D SM-IV y ang ada sebelum
ditemukan. Pasien terdepresi dengan gangguan kog- mencapai diagnosis akhir. Pertama, klinisi harus
nitif sering kali mencoba menjawab pertanyaan menyingkirkan gangguan mood karena kondisi
("Saya tidak tahu"), sedangkan pasien demensia medis umum dan gangguan mood aklbat zat.
sering kali berkonfabulasi. Pada pasien terdepresi, Selanjutnya, klinisi harus mempertimbangkan
daya ingat belum lama adalah lebih terganggu apakah pasien pernah mengalami episode gejala
daripada daya ingat jauh. Dan pasien terdepresi mirip manik, yang menyatakan gangguan bipolar
sering kali dapat dilatih dan didorong selama wa- I (sindrom manik dan depresif yang lengkap),
wancara unfuk mengingat, suatu kemampuan gangguan bipolar II (episode depresifberat dengan
yang tidak dimiliki oleh pasien demensia. hipomania), atau gangguan siklotimik (sindrom
Gangguan mental. Depresi dapat merupakan depresif dan manik yang tidak lengkap). Jika
suatu ciri dari hampir semua gangguan mental gejala pasien terbatas pada depresi, klinisi harus
yang terlulis di dalam DSM-IV, tetapi gangguan menilai keparahan dan lamanya gejala untuk
mental yang tertulis di dalam Tabel 15.1-23 ada- membedakan gangguan depresif berat (gejala
lah yang terutama harus dipertimbangkan di depresif lengkap selama dua minggu), gangguan
dalam diagnosis banding. depresif ringan (sindrom depresif yang tidak
GANGGUAN MOOD LAINNYA. DSM-IV telah lengkap tetapi episodik), gangguan depresif sing-
menambahkan sejumlah gangguan mood yang kat rekuren (gejala depresiflengkap tetapi kurang
tidak terkandung di dalam DSM-III-R. Dengan dari dua minggu tiap episodenya), dan gangguan
Bab 15 . Gangguan Mood 823
Tnbcl 1$.1*25
Penelitian tentang ltxbungan ant;xr* P*ni*tlwe a{*&}tdilpen dae": fig*ix*e*e
Sar:gguar"r lldo*d Fertnma da* $*lanjutnya
a Unt*k kel*npok ini, p*rawatan y*ng paling akhir didahul.ri cleh k*jadian k*hidr:pan y*ng menyebahkan
kehilangan p*ran
i: Dali subjek perhandingar bedah, S,60ri, telah mengalami k*j*dian k*hir:lupan yang b*rai
c Petse.rrasi untuk kejadia{. yang negal,f aiar, t;dak 0iingilkal
d Fsiseniasi kejadi*n yang rnelibatkan kon{iik psikcl*gis
T*b*i *atj R M Ferst: Tra*sdurti*n af psyrhosacial $t.sss into {he neur*b;ology of recurir:nt affective disorder.
Am J Fsychiatry 14$: 10l]0, iS$?. ffiigunakan
dengar izin.
Bab 15 . Gangguan Mood 825
pembicaraan yang cepat dan bertekanan, dan alami gejala depresif yang bermakna sebelum epi-
hiperaktivitas mengarahkan pada diagnosis epi- sode pertama yang diidentifikasi. Satu implikasi
sode manik. Onset pada episode manik sering kali dari pengamatan tersebut adalah bahwa identifi-
cepat dan dirasakan sebagai perubahan yangnyata kasi awal dan terapi gejala awal dapat mencegah
dari perilaku pasien sebelumnya. Setengah dari perkembangan episode depresif yang lengkap.
semua pasien gangguan bipolar I memiliki riwayat Walaupun gejala mungkin ditemukan, pasien
keluarga adanya gangguan mood. Ciri katatonik dengan gangguan depresif berat biasanya tidak
mungkin merupakan fase depresif pada gangguan memiliki gangguan kepribadian pramorbid. Epi-
bipolar I. Jika memeriksa pasien katatonik, klinisi sode depresif pertama terjadi sebelum usia 40
harus secara cermat melihat riwayat episode ma- tahun pada kira-kira 50 persen pasien. Onset yang
nik atau depresif di masa lalu dan riwayat lanjut adalah berhubungan dengan tidak adanya
keluarga adanya gangguan mood. Gejala manik riwayat keluarga gangguan mood, gangguan
pada kelompok minoritas (khususnya kulit hitam kepribadian antisosial, dan penyalahgunaan alkohol.
dan Hispanik) sering kali keliru didiagnosis DURASI. Episode depresif yang tidak diobati
sebagai gejala skizofrenik. berlangsung 6 sampai 13 bulan; sebagian besar
episode yang diobati berlangsung kira-kira tiga
bulan. Menghentikan antidepresan sebelum tiga
PERJALANAN PENYAKIT DAN bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya ge-
jala. Saat perjalanan penyakit berkembang, pasien
PROGNOSIS
cenderung menderita episode yang lebih sering
yang berlangsung lama. Selama periode 20 tahun
Banyak penelitian tentang perj alanan penyakit
angka episode rata-rata adalah lima sampai enam.
dan prognosis gangguan mood telah mendapatkan
PERKEMBANGAN EPISODE MANIK. KiTa-KiTa 5
kesimpulan bahwa gangguan mood cenderung
sampai 10 persen pasien dengan diagnosis awal
memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan
gangguan depresif berat menderita suatu episode
pasien cenderung mengalami kekambuhan. Wa-
manik 6 sampai 10 tahun setelah episode depresif
laupun gangguan mood sering dianggap ringan
berbeda dengan skizofrenia, tetapi tidak seluruh-
awal. Usia rata-rata untuk pergantian tersebut
nya benar; gangguan mood banyak meminta kor- adalah 32 tahw, dan keadaan ini sering terjadi se-
ban pada yang mendeitanya. Kesimpulan umum telah dua sampai empat episode depresif. Walau-
lainnya dari penelitian adalah bahwa stresor pun data tidak konsisten dan kontroversial,
kehidupan sering kali mendahului episode pertama beberapa klinisi melaporkan bahwa depresi pada
gangguan mood dibandingkan episode selanjut- pasien yang selanjutnya diklasifikasikan sebagai
pasien gangguan bipolar I sering kali ditandai oleh
nya (Tabel 15.1-25). Temuan tersebut telah diin-
terpretasikan sebagai menyatakan bahwa stres psi- hipersomnia, retardasi psikomotor, gejala psiko-
kososial mungkin memainkan peranan di dalam tik, riwayat episode pascapersalinan, riwayat
penyebab awal gangguan mood dan bahwa, walau- keluarga gangguan bipolar I, dan riwayat hipo-
pun episode pertama dapat menyembuh, per- mania akibat antidepresan.
ubqhan yang berlangsung lama di dalam biologi Prognosis. Gangguan depresif berat bukan
otak menempatkan pasien berada pada risiko merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini
benar untuk mengalami episode selanjutnya. cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien
cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat
di rumah sakit untuk episode pertama gangguan
"Gangguan Depresif Berat depresif berat memiliki kemungkinan 50 persen
untuk pulih di dalam tahun pertama. Persentasi
Perjalanan Penyakit pasien yang sembuh setelah perawatan di rumah
ONSET. Kira-kira 50 persen dari pasien di da- sakit menurun dengan berjalannya waktu, dan
lam episode pertamagangguan depresif berat meng- pada waktu lima tahun pasca perawatan di rumah
826 Sinopsis Psikiatri o Jilid 1
sakit, 10 sampai 15 persen pasien tidak pulih. gangguan siklotimik sering kali didiagnosis secara
Banyak pasien yang tidak sembuh tetap menderita retrospektif pada pasien gangguan bipolar I, tidak
gangguan distimik. Rekurensi episode depresif ada sifat kepribadian yang diidentifikasi yang
berat juga sering. Kira-kira 25 persen pasien secara spesifik berhubungan dengan gangguan bi-
mengalami suatu rekurensi dalam enam bulan polar I. Gangguan bipolar I paling sering dimulai
peftama setelah pulang dari rumah sakit, kira-kira dengan depresi (75 persen waktu pada wanita, 67
30 sampai 50 persen dalam dua tAhun pettama, persen pada laki-laki) dan merupakan gangguan
dan kira-kira 50 sampai 75 persen dalam lima yang rekuren. Sebagian besar pasien mengalami
tahun. Insidensi relaps adalahjauh lebih rendah episode depresif maupun manik, walaupun l0
daripada angka tersebut pada pasien yang mene- sampai 20 persen hanya mengalami episode manik.
ruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan Episode manik biasanya memiliki onset yang
pada pasien yang hanya mengalami satu atau dua cepat (beberapa jam atau hari), tetapi dapat ber-
episode depresif. Pada umumnya, saat pasien kembang lebih dari satu minggu. Episode manik
mengalami lebih banyak episode depresif, waktu yang tidak diobati berlangsung kira-kira tiga
antara episode memendek, dan keparahan masing- bulan; dengan demikian, klinisi tidakboleh meng-
masing episode meningkat. hentikan obat sebelum waktu tersebut. Tetapi,
INDIKATOR PROGNOSTIK. Banyak penelitian setelah kira-kira lima episode, interval inter-
telah berusaha untuk mengidentifikasi indikator episode sering menjadi stabil dengan waktu enam
prognostik yang baik dan buruk di dalam per- sampai sembilan bulan. Beberapa pasien gang-
jalanan gangguan depresif berat. Episode ringan, guan bipolar I mengalami episode yang berulang
tidak adanya gejala psikotik, dan tinggal di rumah dengan cepat.
sakit dalam waktu yang singkat adalah indikator GANGGUAN BIPOLAR I PADA ANAK-ANAK DAN
prognostik baik. Indikator psikososial perjalanan LANruT USIA. Gangguan bipolar I dapat mengenai
penyakit yang baik adalah riwayat persahabatan anak yang sangat muda maupun lanjut usia.
yang erat selama remaja, fungsi keluarga yang Insidensi gangguan bipolar I pada anak-anak dan
stabil, dan fungsi sosial yang biasanya kokoh remaja adalah kira-kira 1 persen, dan onset dapat
selama lima tahun sebelum penyakit. Tanda prog- seawalnya pada usia 8 tahun. Keliruan didiagnosis
nostik baik tambahan adalah tidak adanya gang- yang sering adalah skizofrenia dan gangguan
guan psikiatrik komorbid, tidak adanya gangguan defian oposional. Gangguan bipolar I dengan on-
kepribadian, tidak lebih dari satu kali perawatan set yang awal tersebut disertai dengan prognosis
di rumah sakit sebelumnya untuk gangguan yang buruk. Gejala manik sering ditemukan pada
depresif berat, dan usia onset yang lanjut. lanj ut usia, walaupun macam penyeb abnya adalah
Kemungkinan prognosis buruk meningkat oleh luas, termasuk kondisi medis nonpsikiatrik,
adanya penyerta gangguan distimik, penyalah- demensia, delirium, dan gangguan bipolar I. Data
gunaan alkohol dan zat lain, gejala gangguan yang tersedia sekarang ini menyatakan bahwa on-
kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode set gangguan bipolar I sesungguhnya pada lanjut
depresif sebelumnya. Laki-laki lebih mungkin usia adalah relatifjarang.
mengalami perjalanan penyakit yang secara kro- Prognosis. Pasien dengan gangguan bipolar I
nis mengganggu dibandingkan wanita. memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan
pasien dengan gangguan depresif berat. Kira-kira
Gangguan Bipolai'l 40 sampai 50 persen pasien gangguan bipolar I
-Perjalanan memiliki episode manik kedua dalam waktu dua
penyakit. Riwayat alami gang- tahun setelah episode pertama. Walaupun profilak-
guan bipolar I adalah sedemikian rupa sehingga sis litium (Eskalith) memperbaiki perjalanan
sering kali berguna untuk membuat grafik gang- penyakit dan prognosis gangguan bipolar I, ke-
guan pasien dan memperbarui terus grafik saat mungkinan hanya 50 sampai 60 persen pasien
pengobatan diberikan (Gambar 1 5. 1 -4). Walaupun mencapai pengendalian bermakna atas gejalanya
Bab 15 . Gangguan Mood 827
f\A
rt_._._ Psikoierapi \f\-a\-rW
Trisiklik
t
.al-
't- Litium
aal
g I ..rt Antipsikotik
el| .// t ///.1./ Carbamazepine
,/ /// ' 1////
I
Berat
Sedang
Ringan
'6 Ringan
c)
q) Sedang
o Berat
-C
.cia
E5
t zoL.'
meninggal
t
(uE
'6'= I Ayah
$. Usaha bunuh diri
vo
f0nsetirjrrrefi] distimia
kematian
I kematian ayah _ |
(o
c(1)
t i, iftam ".
l-Man-lii6iet
penghentian
al---.l
litium
I I
E
o Terapi depresi yang berhasil dengan
:<
carbamazepine tanpa menyebabkan
Gambar 111.1,4. Grafik perjalanan penyakit suatu gangguan mood. Prototip kartu kehidupan. (Gambar oleh Robert M. Post,
M.D. Digunakan dengan izin.)
engan litium. Satu penelitian follow-up empat lebih dari 10 episode. Pada follow-up jangka
tahun pada pasien dengan gangguan bipolar I panjang, 15 persen dari semua pasien gangguan
menemukan bahwa status pekerjaan pramorbid bipolar I adalah sehat, 45 persen adalah sehat
yang buruk, ketergantungan alkohol, ciri psikotik, tetapi memiliki relaps berganda, 30 persen berada
ciri depresif, ciri depresif interepisode, dan jenis di dalam remisi parsial, dan 10 persen mengalami
kelamin laki-laki semuanya adalah faktor yang sakit kronis. Sepertiga dari semua pasien gang-
mengarah pada prognosis buruk. Durasi episode guan bipolar I memiliki gejala kronis dan bukti-
manik yang singkat, usia onset yang lanjut, sedikit bukti penurunan sosial yang bermakna.
pikiran bunuh diri, dan sedikit masalah psikiatrik
d"an medis yang bersama-sama mengarah pada
prognosis yang baik. TERAPI
Kira-kira 7 persen dari semua pasien gangguan
bipolar I tidak menderita gejala rekurensi, 45 pet- Pengobatan pasien dengan gangguan mood ha-
sen menderita lebih dari satu episode, dan 40 rus diarahkan pada sejumlah tujuan. Pertama, ke-
persen menderita gangguan kronis. Pasien mung- arnanal pasien harus dij amin. Kedua, pemeriksaan
kin memiliki dari 2 sampai 30 episode manik, diagnostik yang lengkap pada pasien harus dila-
walaupun angka rata-rata adalah sekitar sembilan. kukan. Ketiga, suatu rencana pengobatan harus di-
Kira-kira 40 persen dari semua pasien menderita mulai yang menjawab bukan hanya gejala segera
828 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1
tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya. Walau- sehingga mereka mungkin perlu dibawa secara
pun penekanan sekarang ini adalah pada farma- involunter. Pasien dengan gangguan depresif berat
koterapi dan psikoterapi yang ditujukan pada pa- sering kali tidak mampu mengambil keputusan
sien individual, peristiwa kehidupan yang menye- karena pikiran mereka yang melambat, Weltan-
babkan stres juga berhubungan dengan mening- schauung (pandangan kata) yang negatif, dan
katnya angka kekambuhan pada pasien dengan putus asa. Pasien manik sering kali tidak memiliki
gangguan mood. Jadi, terapi harus menurunkan sama sekali tilikan secara lengkap tentang gang-
jumlah dan keparahan stresor pada kehidup an pa- guan mereka sehingga perawatan di rumah sakit
sien. tampaknya sangat menggelikan bagi mereka.
Secara keseluruhan, terapi gangguan mood
adalah bermanfaat bagi dokter psikiatrik. Terapi
Terapi Psikososial
spesifik sekarang tersedia untuk episode manik
maupun depresif, dan data menyatakan bahwa Walaupun sebagian besar penelitian menyata-
terapi profilaksis juga efektif. Karena prognosis kan-dan sebagian besar klinisi dan peneliti per-
masing-masing episode adalah baik, optimisme caya-bahwa kombinasi psikoterapi dan farma-
adalah selalu diinginkan dan disambut gembira koterapi adalah pengobatan yang paling efektif
oleh pasien maupun keluarga pasien, kendatipun untuk gangguan depresif berat, beberapa data
hasil terapi awal tidak memuaskan. Tetapi, gang- menyatakan pandangan yang berbeda. Secara
guan mood adalah kronis, dan pasien serta spesifik, beberapa data menyatakan bahwa farma-
keluarganya harus diberitahukan tentang strategi koterapi maupun psikoterapi saja tidak efektif,
pengobatan di masa mendatang. sekurangnya pada pasien dengan episode depresif
berat yang ringan, dan bahwa penggunaan terafur
Perawatan di Rumah Sakit terapi kombinasi menambah biaya terapi dan
memaparkan pasien dengan efek samping yang
Keputusan perlama dan paling kritis bagi dok- tidak diperlukan.
ter adalah apakah perlu merawat pasien di rumah Tiga jenis psikoterapi jangka pendek-terapi
sakit atau mencoba terapi rawat jalan. Indikasi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku-
jelas untuk perawatan di rumah sakit adalah telah diteliti tentang manfaatnya di dalam peng-
perlunya prosedur diagnostik, risiko bunuh diri obatan gangguan depresif berat. Psikoterapi ber-
atau membunuh, dan penurunan jelas kemampuan orientasi psikoanalitis, walaupun belum diteliti
pasien untuk mendapatkan makanan atau tempat dengan baik tentang manfaatnya pada gangguan
berlindung. Riwayat gejala yang berkembang depresif berat, telah lama digunakan untuk gang-
dengan cepat dan hancumya sistem pendukung guan depresif, dan banyak klinisi mengunakan
pasien juga merupakan indikasi untuk perawatan teknik sebagai metode utamanya. Apa yang
di rumah sakit. membedakan tiga modalitas psikoterapi jangka
Depresi ringan atau hipomanik dapat secara pendek dari pendekatan berorientasi psikoanalitis
aman diobati di tempat praktik jika dokter meme- adalah peranan aktif dan mengarahkan dari ahli
riksa pasien secara sering. Tanda klinis gangguan terapi, tujuan yang dikenali langsung, dan titik
pertimbangan, penurunan berat badan, atau in- akhir terapi jangka pendek.
somnia harus minimal, Sistem pendukung pasien Tabel 15.1-26 meringkaskan ciri-ciri pende-
harus kuat, tidak terlibat terlalu banyak maupun katan psikodinamika, kognitif, dan interpersonal.
tidak menjauhi pasien. Tiap perubahan yang Tabel 15.1-27 meringkaskan beberapa variabel
nierugikan pada gejala atau perilaku atau sikap pasien nonselektif dan selektif untuk psikoterapi,
sistem pendukung pasien mungkin cukup untuk Tabel 15.1-28 meringkaskan manfaat dan keter-
memerlukan perawatan di rumah sakit. batasan ketiga pendekalan, dan Tabel 15.1-29 dan
Pasien dengan gangguan mood sering kali Tabel 15.1-30 meringkaskan ciri-ciri yang mung-
tidak mau memasuki rumah sakit secara sukarela, kin mempengaruhi pemilihan farmakoterapi atau
Bab 15 . Gangguan Mood 829
i!-*i^1, r- -, ia^.,.^i:-...^:1"
"l:niJ'l:!l!:l(ll1 l":..^.. .i -.^"- iJ^...:iii
i f,lif :1dlr-
hrrn*ki:n
. -,i_" .-
',,'',',;
,,,!,,.,,,,-- -.1^---,:{,,-,,
Jf r,!:-rr| 111,!aJii'r irr/',! h-r.
'- i t 'elu
.. , ,
'-,^ F d:l - r,l^- .,,- ...ii. *.
, a.lt:i!jt:rt. ,i, .
ilti Jt tY ictr
n^-
' u dl.". -,.-1-^....,..,. Pct*n g&caillill rr;t*utnl dxlsil
l'ui \$rvil Jli"
k*lLr*rgl: 1*r*pi; p*rn*rikssar'r prrfi ilan
"..{La4 tai. ': llj,r ' ".: 'lin,';lii
psikoterapi atau terapi kombinasi. NIMH Treat- Terapi kognitif. Terapi kognitif, mulanya
ment of Depression Collaborative Research Pro- dikembangkan oleh Aaron Beck, memusatkan
gram menemukan prediktor respons terhadap ber- pada distorsi kognitif yang didalilkan ada pada
bagai pengobatan sebagai berikut ini: (1) disfungsi gangguan depresif berat. Distorsi tersebut ter-
sosial yang rendah menyatakan respons yang baik masuk perhatian selektif terhadap aspek negatif
terhadap terapi interpersonal, (2) disfungsi kog- keadaan dan tidak realistiknya kesimpulan morbid
nitif yang rendah menyatakan respons yang baik tentang akibat. Sebagai contoh, apati dan energi
terhadap terapi kofnitif-perilaku dan farmako- yang rendah adalah disebabkan oleh harapan
ferapi, (3) disfungsi kerja yang tinggi mengarah- pasien tentang kegagalan di semuabidang. Tujuan
kan respons yang baik terhadap farmakoterapi. terapi kognitif adalah menghilangkan episode
dan (4) keparahan depresi yang tinggi menya- depresif dan mencegah rekurennya dengan mem-
takan respons yang baik terahdap terapi interper- bantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif
sonal dan farmakoterapi. negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif,
830 Srnopsis Psikiatri t Jilid 1
fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respons gram, menemukan bahwa farmakoterapi, baik
kognitif dan perilaku yang baru. sendiri atau dengan psikoterapi, mungkin meru-
Kira-kira selusin penelitian telah menemukan pakan terapi terpilih untuk pasien dengan episode
bahwa terapi kognitif adalah efektif dalam meng- gangguan depresif yang parah.
obati gangguan depresifberat; sebagian besar pe- Terapi interpersonal. Terapi interpersonal,
nelitian menemukan bahwa terapi kognitif adalah dikembangkan oleh Gerald Klerman, memusatkan
sama manfaatnya dengan psikoterapi, berhubung- pada satu atau dua masalah interpersonal pasien
an dengan efek samping yang lebih rendah daripa- yang sedang dialami sekarang, dengan menggu-
da farmakoterapi, dan berhubungan dengan nakan dua anggapan: Pertama, masalah interper-
followup yang lebih baik daripada farmakoterapi. sonal sekarang ini kemungkinan memiliki akar
Tetapi, sebagian besar penelitian dapat dicela pada hubungan awal yang disfungsional. Kedua,
karena menggunakan dosis antidepresan yang masalah interpersonal sekarang kemungkinan ter-
terlalu kecil dan menggunakan medikasi antide- libat di dalam mencetuskan atau memperberat
presan untuk waktu yang terlalu singkat. Bebe- gejala depresif sekarung. Beberapa percobaan ter-
rapa penelitian yang terkontrol dengan baik telah kendali telah membandingkan terapi interpersonal,
menyatakan bahwa k-ombinasi terapi kognitif dan terapi kognitif, farmakoterapi, dan kombinasi far-
farmakoterapi adalah lebih manjur daripada terapi makoterapi dengan psikoterapi. Percobaan terse-
tersebut masing-masing, walaupun penelitian lain but menyatakan bahwa terapi interpersonal adalah
tidak menemukan adanya efek aditif tersebut. efektif di dalam pengobatan gangguan depresif
Pada sekurangnya satu penelitian, NIMH Treat- berat dan mungkin, tidak mengejutkan, secara
ment of Depression Collaborative Research Pro- spesifik membantu menjawab masalah interper-
Bab 15 . Gangguan Mood 831
Tahel 1S"t*3&
K**ntg3*g*lt e$an K*terb*tssxr: Tig* P*rldet{ata}: Fsik*t*::xp**tik t*ni'tadx5: ffi*pre*i
Fend*katen individr:al yang dalar* f, *eniosi k*gttit:f-p*tllat* *da:ali ny:]i* Ori*ntasi int*ry*rson$i menrir p*cc
K**nlt:nga*
merd*rong pasi** uni*k m*liha'i he d*n ahj*klif 1c'tlef,S iA tg leb n i,",:i , 1.tlin 4ta. t )S,a'
(*unlui:g*n F*rutrahnn g1*rkiilrel yang t*rr$ fifft*r*s Tujuan *t*nra p*tit,;garr** g*jala *dxlah P*rbs jk*n huLLrngan iri*tp*rson*l adalah
r:r*l*irihi p,larLrliiar': slmli**alik; b*rg*na C*i: nerlrpak*n siadii:m 3e'qJ.r;lii:1d;"iria ril ililrll: r l.itjt
kai:a*tia* *daplif y*ng elipetki;ai p**axr* *elon r1letguL:*l: 0ala kcilnitif msnghasilk*n perirgaran g*i*la
*apai tr*rg**a el*l*n pei*lng; depre*iI
c!]*siflk
*,r-rg<ir irrrak cl kLrn **r.iEa+1. g.a r rn i 'rj:. i' la0dh car
K*t*rbat*s*n P*nbahan kepribadian daFat lcd;ltj Peq.rii:ncn ;.ja n r
$kuklur
i-anra yang tid*k ile$li m*nurgklrhan ilr:rasi yen6 sir:gkal atau t$**nlu *{ialah )yr.r:,,a'c :"{ah dt'er, hai >tle'r'ti ry"
K*unlrrg*ir
r e{*kiii cln!arn biayr dan *apat a*aiah *f*ktil *alan bia,r'a: pendehala*
lLrjL;*n jargka panja*g *ta* leksibel
re1.:r0.$ l*si i''l:d .l letili+ yrt q nrenyoi*ka* k*nbaii kelLlarga dan
singkat. dapei ***ingkaike* h*rapar n:r:*giri:l nerniliki *fer pt*v**tii
pi'ii dd', ffcr'*ci.:tri;
r'd'l,n.ii.ti !d'r! :
oilimism*
K!'ie*atrsar'l T*rapi jangka panja*g Can berakhir Duiasi yang singk*i darr ielah dilertilkan Pemb*ia$sn wakiu nen*nt*kan
1*rb*ka adelah iiCak *k*nonis dan sulit sebelunnya ni;ngkin tiCak clku* alau sehelufinya l**s Pe**nbuhan dan
rr;iuk di*ilai a tidak ile[sibei kemandida* ptibaCi
T*knik
!{.euniungo* Asoq.a5r be'lds memungq.f lraR hala.s'3 f *nrjekatai sp*sifik adalah tlisusun Penriekatar *p*sifik ad;llah disusun
,,erca'. nie"pretati nemlnlk.lkan se*ara l**gsung u*i*k p*pulasi deptesi $*cara !a*gsilng bagi popu!asi deprosi
calt iJeprl';"ren;airah l:ai:capiasi
ir€'lge1;r-, y;r+g r3 L ternad;c knnti x
dolrcsogenik dan liejatiion n:a*a l;il* d*n befr":juan pad* g*jala e*s*r*n i':tsrFerscn*l sekar*ng ya.lg ts*entu
t*$ont*: identiflkati angg*pan
depr*sog**ik de* lugas rrimeh *ntsk
r:e;riiai plkiran yang batu adaleh
m*ndci'*{16 nt*tiliik*si kcgrili{
832 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1
Yabc*'1S.tr*3S
*emja;t*n
sonal. Data adalah kurang kuat tentang keman- Program terapi interpenonal biasanya terdiri
juran terapi interper6nal di dalam pengobatan dari 12 sampai 16 sesion mingguan. Terapi ditan-
episode depresif parah, walaupun beberapa data dai oleh pendekatan terapeutik aktif. Fenomena
menyatakan bahwa terapi interpersonal mungkin intrapsikis, seperti nekanisme pertahanan dan
merupakan modalitas yang paling efektif untuk konflik internal, tidak dijawab di dalam terapi.
episode depresif berat yang parah jika terapi Perilaku yang tersendiri-seperti tidak adanya
pilihan adalah psikoterapi saja. ketegasan, gangguan keterampilan sosial, dan
Lampiran 833
Pedoman ini berisi gambar berwarna dari obat psikoterapi yang sering digunakan. Pedoman ini
terutama mengilustrasikan tablet dan kapsul. Simbol t sebelum nama obat menyatakan
tersedianya dosis lain. (Walaupun foto diupayakan seakurat mungkin, pedoman ini hanya
digunakan sebagai alat bantu identifikasi cepat).
tATARAX6 TCOCNEX*
#
AMBIE
ffi
5.9 ##
zolpidem tartrale
Searle
btu
20 mg l0 mg
* '100 mg
ANAFRANIL'
,#A
'4-ffi-,-. TCOMPAZINE"
25 mg , . 44: :::l::
lmg 2mg
lorazepam
Wyeth-Ayerst
CYLERTC
}CLOZARIL'
ASENDIN" 18,75 mg
pemoline
100 mg Abbon
4t:l+li
_
ffi
,.,wr. *.rl clozapine DALMANEO
- Sandoz
25 mg 50 mg
'l
5 mg
#
il:.."=
30 mg
amoxapine I o5mg lmg 2mg
flurazepam HCI
Ledej. I benztropine mesylate
Roche
ffi
DEPAKEN EO }EFFEXORO HALCION'
valproic acid
Abhott
:@
.,W '.n
10 mg 25 mg
"i,t'i,i*!;.;
125 mg 250
# lm8 2mg
ffi
0.5 mg
500 mg
50 mg 75 mg
+;":r l
5mg l0 mg
ffi
20 mg
divalproex sodium
: l._:Jixw
Abbott
100 mg 150 mg
amitriptyline HCI
Stuart
L
J
iEL DEPRYL'
i
i
t
100 mg 5mg
selegiline HCI
trazodone HCI Somerset Pharmacerticals Concentrate lnjectable
Mead Johnson ml
2 mg per 5 mg per ml
haloperidol
TDESYREL@ DlVIDOSE@ ENDEP@ McNeil Pharmaceutical
."",plrsr.9*=st,'
150 mg
ffi
25 mg
tHALDOLo Decanoate
trazodone HCI
Mead johnson
t DEXEDRINE'
ffi*
!6 .-_
50 mg 75 mg
ffi
";r-i.*ti
w:
5mB
dextrcamphetamine 100 mg 15S mg
SmithKline Beecham amitriptyline 1 mL ampul
Roche haloperidol
McNeil Pharmaceutical
DORAL
].ffi
/ .J mgt
+ESKALITH'
quazepam
Wallace Latroratories
*:"
iNEMBI,TALO
KLONOPIN'' iMELLARILO
g1 r. t-
-++---
#4ffiffi&
;: - *ii+
bli::3t
t
: ffiEffi- €#Hg$r
r -i+HP' $? Wffi, '100 mg
LARODOPA'
25 mg
ffi
0.1 s
# ffi0.25 g 0.5 I
75 mg
I t:votlopa
Roche 150 mg
l1
f'*:'*:*wMETHADoNtHClDlSKET.desipramineHCl
1 tBRttJM! i 1 Marion Merrell Dow
ffi. ffii i
I
:
I
tonnr
;iJ i ..,, I
,;
Pimozide
Lilll , Gate
5m8 10mg 25mg
chlord i az,e Poxide HCI'
Roche tMOBAN"
IPAMELORO
rLoxtTANE' ; i 'ffi*,,
-**il+.
-,:l:" ;- romg
'wffi
I S ri'e 10 mg ,
s0m8
HCI
molindone
i"""tr;
i ffidi? 2s mg
e@DuPor:":--Srurte:'''i;crs::@
, zs #At' :'io .g ' lRRDtr 'a *.
! , Sandoz
-"* & 15mg i
ffi
,ffi ffi . phenelzine-suiiate
EW
-"P Parre-Davis iPAR-ODLL"
25 mg 50-mg 75 T8, i -
TNAVANE€ I
I
i
:
,,ffi
0.5 mg 2.5 mg
f
!
bromocriptine HCI i
MARPLAN" l Sandoz ;
PARNATE'
.:
,0 .,
20 mB
t r a n vl cy prom i ne su I fa te
thiothixene
Roerig SmithKline Eeecham i
'1
iSERENTIL''
PAXILO PROZACO
, ,,..:ii;;i,ix"-
t{ffi+ W:E -ffi,ffis '10
mg
10 mg
mesoridazine besvlate
Boehringer lngellieinr
.
-.ffi 2o mg
+SINEQUAN'
ffi
fluoxetine HCI
20 mg 30 mg Dista
paroxetine HCI
ffi
SmithKline Beecham
RESTORILg
+PERMITIL@
15 mg 25 mg
flffiffi+'
,ffi
ffi'o'* 50 mg
ffi*
30 mg
fluphenazine HCt temazepam
Scher npyAr'r'h ite
i Sandoz
75 mp,
doxepin HCI
Roerig
TPLACIDYL"
TRISPTRDAL6
iSPARI N E!,
{;fffili.
'i F:ii'
25 mg
750 mg
,&
ethchlorvynol
PONDIMIN' risperidone
w
:
50'mg
lanssen tre
ff
ffi,,._
fenfluramine HCL
RITALINO
1A7r-..
promazine HCI
Wyeht-Ayerst
A.H. Robins
, 5mB
tPROt IXINO +STELAZINEO
#lmg 2.5 mg
. 10 mg
ffi,".*
#
trifluoperazine HCI
20 mg SmithKline Beecham
methylihenidate HCI
tFrb'i
-iFE0* CIBA
5 rng 10 mg
+SERAXO
fluphenazine HCI
hecon
ffi.r
ffi
lomg
TPROSOMO
ffi
lmg
ilffi;* r5 ms
ffi: :ir,,.-
2mg ffi'..1 30 mg
100 mg
.
oxazepam amantadine HCI
estazolam Wyeth-Ayersl
Abbou Du Pont Multi'Source
TTARACI-AN'
+TRANXENE'T-TABTM +VISTARIL@
w Tablets
tr.ff
##
10
50
mg
mg
25 mB
'100 mg
;+e,iF
7.5 mg
.i re 25 mg
50 mg
ffiffi
*ffi*
r** 2oo mg,
W W
TRIAVILO
VIVACTILO
'6'ffi++'
M 5mg
ffis
lsffi*
2-10 2-25
+THORAZINEO
ffi"._
ffiffi
W
€ 'tffJ,ffii#
wi"-'f
ffiw,,,,
w""'t
ch!orpromazine HCt
4-25
4-50
perphe naz i ne-a m i tr i PtY I i ne HCI #,00.",
Merck & Co. bupropion HCI
Sm.ithKline Beecham
urroughs Wellcome
fTRILAFONO XANAXO
.,. f,.'i1*:1+*l-
';4H#'
0.25 mg 0.5 mg
:lEFryTfl;
4mg :+1+jsir
perphenazine 1.0 mg 2.0 mg
TOFRANIL-PM'' Sc heri ng alprazolam
Upjohn
iVALIUMO YOCONO
,OOr*ffi 5.4 mB
,tO-r* ,.i
.i ,::idE"
,..:M'
- 'l00mg 50 n
?*b*l'1S."?*ffS
!**ike*i u*txk Fslk*t*rapi e*** F*rrxak*t*rup! t*x{em ?*r;rp! #*prr**i
i: -' ': l); ilrtrJ*|tKil'Jilni aialj t*1rr*asi ry;*l*tik G*llsah :l*u *cfass*n n*::iadi lil*i*e*
''i-:'. ,.i : '.-:, rl'J:..-^a-'.
l{eirlthan alau !i!;tgn1* letr*ta itr{irli*} $ir:prr l*pr*rii "11
Frr;saan tr*ak beflrna aisl l*la i:*rsalair s*tdl!,
Nihilsiilr et*r: r,l,ahen nrnl*l; Ciri llarga yar6 r*ntal, .*6f&$aar b*t*;li*h yang
tiir"!
y*ng l*rlebih*r haiLr*lr:acl **ng*l yang r:err*ci dtl! l*r*iti llr:j*k se**ll, rn*rrr*i* dlrl *en*ii
Merrglil*ngr-la k*fi ant;er .rlri{ btr!li1ii' lirlfign-r,-; perger*alt*n tfiladai) fikii's':, Liudal di*1lliian p*fla:iarrya. prilirar eli?il
3i1l bs*'Ts*rtlili, iidak dalat it*nf;nibil prr*rL$gan *bs*li{, l*t:d*|n*mpl*r *ntlk p*n;anbilan h*pLll*sa* ya*1 l*nbar: k*g*i*r
keprla**n -- rl -:.r./.1' ., ,,.1,t. :'1, ..r.,r,'.,.. fj,i.
Trr.Jalan*l*rrereerablnilhdirl .l'-'..'
;- j; '-.liri "i$a*a*lat:iid*kb*tiay*yarg
frrir*n ek;i: k*fi*tisr *ar iral;l *lri yarg t'
epi*,:ilik, d** ti;le tr i***ndali kr*i:$ "
*lii p*;t,t**e S*rrr;g;n petik {l*rsnetan) *l*l l*b!a, ',l;elanils*lri;"*tl st$iei *iar rasa lak*i a[;r ptrnlaka*
[c]ar: p;*rdl**nerriar q*jlb llsik *ial ?ri1;lalr: :tltu ltfs**l*x: kelll** pslk*tol:taiiit *lxl
scfitatik llpc<l:r*r!*;.:
Rl,raya! keirarla **i:ar c*'*iiir iganilgc&N bipsiar sl;i"t f;tngttari fi*sli. ade b*b*n 1*n*lik 1g*xgqtrsn *i$l;mi:{J
r*ptEsill
lakl*r pr*iilirosi*i $arggr*r: n*rrlal lair. *lsaln.i;a, sklr*ir*ni*. $ii*xr psik*:rr,*iai. rilairy*, lllergnya r:ranB le :
k*l*r!arl!n$;* *llrh*1, arar*lrra n*lv*ca v*ng p**ting. pe*bahar *lalul aiel t*r*n
.*arr$skil,ir:-'-.*-M*-*"- ***h
',: r,l I l.;i..* , c q .a ..+;:.. I
s;kii
" l',{rn*klrr dr}e*r:ker retalxtl3r d: llrflah
-
??,X, itt*. 1l;ir*akar C*i$ar ;ri*.
T*!:ei1S"tr*3*
ff *n*:{*kat** F*r*:*k*t*rasi **ri Tiga Fxii<*t*r*lpi Li rntil [4 **pfl*si
lr4**!Lasi edalah r!iittdari lt**traii Fern;k;1*repl dan ienpi klg*rlii l*r*pr !nt*ryen*n*1 d*n
pe{j* sit*asl -ir*fit **rbehaya. s;ja adalai: r*dar:c b*t[enp*li*i, lernak*t*rapi diirrggep r*rniliLi
pen;*ian a*cata *iitkr*n* i*iapi ri:rl iirUritk*n p*Ca k*lt-;s elek der r*l;:orrs 1r*g b*tl;ira*
rrtNk l*leia volei;lii yarg parai r*srf*s t*rladrp 1*rapi ktE*iill ;.,," ;..:,: ?..ri :: j.. :,i_ I
'yalg i|:*k *ar lilrk !*$*tat;f. *ler ptik*let*pr
n:*ni;1re*c*ri** talal butilu 19.',-ril.'' 1: 1^ " .1-:,
l*rk*i*r;pi pt.i* d*prs$1 benl j:k* J/j thL'i:.j'
111p*rlL;lar p*rirganan
slElisnlliI
Tnt*it ,{rli *ribadl i$*{jef alcr ba''ryth $e*ari lrflrna*i d;lr *lerar le*ak*r** liir:rr:rs*i dar ah*e* perral*i;;n
'. :. ..:1.. "; j:rt :, t,: lt 1.: r.1f dl*rrikert i*gnl kNr*** *irarr*n; dilerikan, *eis;*a d**gar r:*d*1
dalan cr$i i*ia':; ,,,. ..1"-.:;f ,*'i,ii., :", ' : :r. L:' ii,.)ef ./ '\ . :3rl: ' i
lri:*!,:y*, pek*1a;rn rL;*:*l paCa iiap-1iap **si r.i*1*k
s*t*lair ses! i:r':er*llsr** *i*k *e*d1*kuclkar nala**
, -r L. . i , ..i". ,.) .,i' : ?1" .,r; lar:rakrirgis
allr lriap! *dalab crd*:'r:rtr
leN*l .iaii ?.8. l{*rasir: ?:'aer4 a clill*al nt{*i tl p*;rcl*li:*rap1 ir:r d*l:rec*t{:!1: ll. A* irt*gr*l\r* an'l s*l*ctive lrs*1nerl ellraach. An.i i:lyrliairy 1;.?
pikiran yang terdistorsi--rungkin hanya terj awab pasien. Pasien dengan gangguan mood memiliki
di dalam konteks artinya atau efekLrya pada angka perceraian yang tinggi, dan kira-kira 50
hubungan interpersonal. persen dari semua pasangan melaporkan bahwa
Terapi perilaku. Terapi perilaku didasarkan mereka seharusnya tidak menikah dengan pasien
pada hipotesis bahwa pola perilaku maladapatif atau memiliki anak jika mereka tahu bahwa pasien
menyebabkan seseorang mendapatkan r.Oitit akan memiliki suatu gangguan mood.
umpan balik posirif dari masyarakar dan ke-
mungkinan penolakan yang palsu. Dengan memu-
satkan pada perilaku maladaptif di dalam terapi,
Farmakoterapi
pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan Walaupun psikoterapi jangka pendek dan spe-
cara terlentu di mana mereka mendapatkan dorongan
sifik(sebagai contoh, terapi interpersonal dan
positif. Terapi perilaku untuk gangguan depresif
terapi kognitifl telah mempengaruhi pendekatan
berat masih belum merupakan subjek penelitian
pengobatan untuk gangguan depresif berat,
terkendali, walaupun terapi individual dan kelompok
pendekatan farmakoterapeutik terhadap gangguan
telah dipelajari. Dara saat ini menyaral<an bahwa
mood telah menimbulkan perubahan b.;rr;;i;;
terapi perilaku adalah modalitas pengobatan yang
pengobatannya dan secara dramatis telah mem-
efektif untuk gangguan depresif berat.
pengaruhi perjalanan gangguan mood dan menu-
Terapi berorientasi psikoanalitis. pendekat- runkan biaya terkaitnya Uagl masyarakat.
an psikoanalitis pada gangguan mood adalah di-
Dokter harus mengintegrasikan larmakoterapi
dasarkan pada teori psikoanalitis tentang depresi
dengan intervensi psikloteraleutik. Jika Oott.r *i-
dan mania. Pada umumnya, fujuan psikoterapi psi-
mandang gangguan mood pada dasarnya berkem-
koanalitik adalah untuk mendapatkan perubahan
bang dari masalah psikodinamika. ambivalensi
pada struktur atau karakter kepribadian pasien,
mengenai kegunaan obat dapat menyebabkan
bukan semata-mata menghilangkan gejala. per- respons yang buruk. ketidakpatuhan. dan kemung-
baikan dalam kepercayaan pribadi. keintiman. kinan dosis yang tidak adekuat untuk jangku *uti,
mekanisme rlengatasi, kapasitas untuk berduka-
pengobatan yang terlalu singkat. Sebalifnya, jika
cita. dan kemampuan unruk mengalami berbagai
dokter mengabaikan kebutuhan p sikoso sial pas"ien,
macam emosi adalah beberapa rujuan terapi
hasil dari farmakoterapi mungkin terganggu.
psikoanalitis. Pengobatan sering kali mengharus-
Gangguan aepresif nerJt. reng"obiln yang
kan pasien mengalami kecemasan dan penderitaan
efektif dan spesifik (sebagai .orrtoh, obui t.ll
yang lebih banyak selama perjalanan terapi, yang
siklik) telah tersedia untuk pengobatan gangguan
dapat berlangsung selama beberapa hari.
depresif berat selama 40 tahun. penggunaan far-
Terapi keluarga. Terapi keluarga umumnya makoterapi spesifik kira-kira *.nggundukan ke-
tidak dipandang sebagai terapi primer untuk peng-
mungkinan bahwa seorang pasien yang terdepresi
obatan gangguan depresif berat. tetapi semakin
akan pulih dalam satu bulan. Beberapa maialah
banyaknya bukti menyatakan bahwa membantu
ada di dalam pengobatan gangguan depresifberat:
seorang pasien dengan gangguan mood menurun-
beberapa pasien tidak berespons terhadap peng-
kan stres dan menerima sffes dapat menurunkan
obatan peftama; semua antidepresan yang tersedia
kemungkinan relaps. Terapi keluarga diindikasi-
sekarang ini memerlukan waktu tiga sampai empat
kan jika gangguan membahayakan perkawinan
minggu untuk menunjukkan efek-rerapeutik yang
atau fungsi keluarga pasien atau jika gangguan
bennakna. walaupun mungkin dapar mulai
mood adalah diperkembangkan atau dipertahan-
menunjukkan efeknya lebih awal; dan, sampai
kan oleh situasi keluarga. Terapi keluarga meme-
belum lama ini, semua antidepresan yang terseiia
riksa peranan anggota yang mengalami gangguan
adalah toksik pada overdosis dan *.rnlliki
mood dalam kesehatan psikologis ke."t"r-r.rt an t"- "f"k
merugikan. Tetapi, sekarang, diperkenalk r""y^
luarga; terapi ini juga memerikia peranan keselu-
bupropion (Wellbutrin) dan seiotonin-specific
ruhan keluarga di dalam mempertahankan gejala
reuptake inhibitors (SSRIs)-sebagai conroh.
Bab 15 . Gangguan Mood 841
fluoxetine, paroxetine (Paxil), dan setraline Sebagian besar antidepresan adalah mematikan
(Zoloft)-memberikan klinisi obat yang jauh lebih jika digunakan dalam jumlah besar. Adalah tidak
aman dan jauh lebih baik ditoleransi daripada obat bijaksana untuk memberikan pasien dengan
yang sebelumnya tetapi sama efektifnya. Indikasi gangguan mood peresepan dalam jumlah besar
saat ini (sebagai contoh, gangguan makan dan jika mereka pulang dari rumah sakit kecuali orang
gangguan kecemasan) untuk medikasi antidepresan lain akan memonitor pemberian obat.
menyebabkan pengelompokan obat ini di bahwa ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT. DUA tE-
label tunggal antidepresan agak membingungkan. rapi organik yang merupakan pengganti farma-
Indikasi utama untuk antidepresan adalah epi- koterapi adalah terapi elektrokon'ulsif dan fotote-
sode depresif berat. Gejala pertama yang membaik rapi. Terapi elektrokon'ulsif (ECT) biasanya digu-
adalah pola tidur dan makan yang terganggu, nakan jika (1) pasien tidak responsif terhadap
walaupun hal tersebut mungkin kurang benar jika farmakoterapi, (2) pasien tidak dapat menoleransi
SSRIs digunakan dibandingkan digunakan obat farmakoterapi, atau (3) situasi klinis adalah sangat
trisiklik. Agitasi, kecemasan, episode depresif, parah sehingga diperlukan perbaikan cepat yang
dan keputusasaan adalah gejala selanjutnya yang terlihat pada ECT. Walaupun penggunaan ECT
membaik. Gejala sasaran lainnya adalah energi adalah terbatas pada ketiga situasi tersebut, cara ini
yang rendah, konsentrasi yang buruk, ketidak- adalah pengobatan antidepresan yang efektif dan
berdayaan, dan penurunan libido. capat dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang
PENDIDIKAN PASIEN. Pendidikan pasien yang mengalami depresi. Fototerapi adalah suatu peng-
adekuat tentang penggunaan antidepresan adalah obatan baru yang telah digunakan pada pasien
sama pentingnya bagi keberhasilan pengobatan yang menderita gangguan mood dengan pola
seperti halnya memilih obat dan dosis yang paling musiman. Fototerapi dapat digunakan tersendiri
sesuai. Saat memperkenalkan masalah percobaan pada pasien dengan gangguan mood ringan dengan
obat kepada pasien, dokter harus menekankan bahwa pola musiman, dan capat digunakan dalam kom-
gangguan depresif berat adalah suatu kombinasi binasi dengan farmakoterapi untuk pasien yang
faktor biologis dan psikologis, dan semua manfaat mengalami gangguan parah, walaupun penelitian
dari terapi obat. Dokter juga harus menekankan tentang manlaat kombinasi tersebut belum meng-
bahwa pasien tidak akan mengalami ketagihan hasilkan hasil yang definitif.
terhadap antidepresan. karena obat tersebut tidak oBAT yANG TERSEDIA. Obat trisiklik, obat
memberikan pemuasan yang segera. Dokter harus tetrasiklik yang berhubungan erat, dan monoamine
mengatakan pada pasien bahwa mungkin diperlu- oxidase inhibitors (MAOls) adalah obat antide-
kan waktu tiga sampai empat minggu untuk dapat presan yang klasik. Walaupun obat-obat tersebut
dirasakannya efek antidepresan dan. kendatipr.ur biasanya digunakan. kekuatan antidepresan telah
pasien tidak menunjukkan perbaikan pada waktu sangat diperkuat oleh penambahan serotonin-spe-
tersebut, medikasi lain tersedia. Dokter harus cific reuptake inhibitors (SSRIs) dan bupropiop.
menjelaskan efek samping yang diperkirakan Baik SSRIs dan bupropion biasanya jauh lebih
secara terinci; beberapa klinisi mengatakan bahwa aman (khususnya SSRIs) dibanding obat trisiklik
timbulnya efek samping menunjukkan bahwa maupun MAOIs. dan mereka telah terbukti sama
obat bekerja. Pada obat trisiklik dan monoamine efektifnya di dalam penelitian pasien terdepresi
oxidase iniibitors. dokter mungkin mengetahui rawat jalan. Antidepresan atipikal lainnya adalah
adalah berguna untuk mengatakan pada pasien trazodone (Desyrel) dan alprazolam (Xanax).
bahwa tidur dan'nafsu makan akan membaik Simpatomimetik (sebagai contoh. amfetamin)
p.nm, ["fi. Jiit u,i oleh rasa pulihnya energi. juga diindikasikan untuk pengobatan gangguan
dan bahwa perasaan depresi. sayangnya" meru- depresif b er at p ada situa s i terap eutik tertentu.
pakan gejala yang berubah terakhir. TATANAMA SIKLIK. Penggunaan tatanama (no-
Dokter harus selalu mempertimbangkan risiko menklatur) "siklik", seperti pada "trisiklik" dan
bunuh diri pada pasien dengan gangguan mood. "tetrasiklik." dapat menyebabkan kebingungan
842 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1
karena tidak adanya persefujuan umum tentang riwayat respons yang baik dengan obat tersebut
istilah tersebut. Berbagai obat antidepresan yang pada pasien atau anggota keluarga. Jika informasi
telah dikembangkan adalah monosiklik (atau tersebut tidak ada, pemilihan obat didasarkan
unisiklik), disiklik (atau bisiklik), trisiklik, dan terutama pada efek merugikan dari obat (Tabel
tetrasiklik. Kadang-kadang obat dikelompokkan 1 5. 1-3 5). Klinisi harus mempertimbangkan kepa-
bersama sebagai heterosiklik. walaupun hal ter- rahan dan frekuensi efek merugikan yang poten-
sebut dapat menyebabkan pengelompokan yang sial jika menggunakan efek samping sebagai dasar
tidak sesuai senyawa-senyawa yang tidak berhu- untuk memilih dari antara berbagai antidepresan
bungan. yang tersedia.
KERJA FARMAKOLOGIS. Antidepresan yang se- Sebagian besar klinisi memilih salah satu obat
karang ini tersedia bervariasi di dalam efek far- trisiklik atau tetrasiklik atau salah satu SSRIs
makologisnya. Variasi tersebut merupakan dasar sebagai obat lini peftama dalam pengobatan gang-
untuk pengamatan bahwa pasien individual mung- guan depresif berat. Obat trisiklik dan tetrasiklik
kin berespons terhadap satu antidepresan tetapi sering kali dipilih karena tingkat kepuasan klinisi
tidak berespons terhadap antidepresan lainnya. dengan obat lama tersebut. Obat tersebut juga
Variasi tersebut juga merupakan dasar untuk mem- lebih murah dibandingkan obat yang baru, karena
bedakan efek samping yang terlihat pada anti- sebagian besar obat trisiklik atau tetrasiklik adalah
depresan. Pembedaan yang paling dasar di antara tersedia di dalam formulasi generik. SSRIs sering
antidepresan yang tersedia adalah apakah obat dipilih oleh klinisi yang pengalamannya men-
memiliki efek farmakodinamika jangka pendek dukung data penelitian bahwa SSRIs adalah sama
utamanya pada tempat ambilan kembali (reuptake manjurnya dengan obat trisiklik dan tetrasiklik
sites) atau pada tingkat inhibisi enzim monoamin dan jauh lebih baik ditoleransi. Obat trisiklik
oksidase. Di antara obat yang mempengaruhi maupun tetrasiklik juga berbeda di dalam sifat
ambilan kembali neurotransmiter, obat yang tersedia efek sampingnya, pada nortriptyline (Aventyl),
sekarang ini secara bervariasi mempengaruhi desipramine, dan protriptyline (Vivactil)-yaitu,
ambilan kembali norepinefrin atau serotonin atau obat trisiklik dan tetrasiklik amin sekunder-
keduanya. Tabel 15.1-31 menuliskan potensi biasanya memiliki efek samping yang lebih ringan
ambilan kembali norepinefrin, serotonin, dan do- daripada obat trisiklik dan tetrasiklik tersier
pamin dari berbagai obat yang tersedia sekarang (sebagai contoh, imipramine).
ini. Ambilan kembali dopamin dimasukkan ke Sebagai obat lini pertama, MAOIs, simpato-
dalam tabel karena kemungkinan hubungannya mimetik, dan obat atipikal lainnya (sebagai con-
dengan efek terapeutik bupropion. Tabel 15.I 32 toh, alprazolam, tranzodone, dan bupropion) lebih
menuliskan afinitas berbagai obat yang tersedia jarang dipilih dibandingkan obat trisiklik dan
sekarang ini pada reseptor neurotransmiter ter- tetrasiklik dan SSRIs. MAOIs biasanya tidak di-
tentu. Tabel menuliskan efek jangka pendek; pilih sebagai obat lini pertama karena hubungan-
beberapa efek pemberian j angka panjang terhadap nya dengan krisis hiperlensif akibat tiramin, yang
reseptor neurotransmiter adalah dituliskan di disebabkan jika seseorang yang pasien meng-
Tabel 1 5. 1-2. Efek utama penghambatan reseptor gunakan MAOIs konvensional mengingesti obat
spesifik adalah menghasilkan efek samping; atau makanan tertentu yang memiliki kandungan
hubungan antar a penghamb atan re septor spe sifik tiramin yang tinggi. Walaupun interaksi merugi-
dan efek samping dituliskan di Tabel 15.1-33. kan tersebut dapat dihindari oleh pasien dengan
PEMILIHAN OBAT. Karena banyak obat antide- mengikuti pedoman diet sederhana, sifat suatu
plesan sekarang tersedia di pasaran komersial, krisis hipertensif yang membahayakan kehidupan
dokter menghadapi banyak pertimbangan klinis dan perlunya pembatasan makanan membatasi
dalam memilih obat lini pertama (Tabel 15.l-34). penerimaan MAOIs. Simpatomimetik jarang digu-
Dalam pengobatan semua gangguan mental, alas- nakan sebagai obat lini peftama karena tingginya
an terbaik untuk memilih obat tertentu adalah potensi penyalahgunaan. Alprazolam, suatu
Bab 15 . Gangguan Mood 843
Yab*l 1*.tr**X
Fct*c.tsi &r:t!**pir**xn* d;*i;t*n #lc**ghxmh*t $,nrh!9;*n N*r*pim*fri* k* Xlai*rvl Sin;e4:t***m *tak Tik*;s
4,2 u,043
Aritripiyli** :,;.]
LJ {l n$3
&**rrpirre
i3upnpiln *,*43 *,01:44
ll**ipr*nrn* 3,*
**ripr*mir* U
':s
i,t it,ril s
t,i U.l,j I*
f*r*prn 5,3
lt ltrl
ll**r*lir*. l;r, J* ?,3
; ;;;
lrlipranine 2,/t 3,2
i I i,tlc
ivlapr*!iline a&
\); lt \199
l*rnriplylin*
Pr*iriplllin* IUt ?s *,,)*j,
: flxf
fraz*d*n* c,*Xr
Trin:ipr**in* Lt /i:
5*r:yaw* rujrLar
1,?
*-A*:i*lani*
Kclai'l
Ta*;**'3$"'{"3*
&fi*it*s "&*tidspr**an s&{$;:l| ffi*$*ptsr i1d*{$fl*tr**s$"}19*r *talq ffisnxsix*
&finltas Afin!9as
&finitcs &fi*it*s &dn*nos*p**r &elrenca*pt*r &fin!tas &fi*it*x
Vx:'isb*1 Hist*r*inil'i: $*uskxrifiilc r).-1 rl-? $*P*min 132
ri_.I..i1 - - A{}n!t*s S"!{T:
1,11 tllJl
l,trapr*iiliat
..
'l 1l t.tr1 fi fiJt1 ?,3
L4*driplylln*
Prulriplyli*e 4,* !J i14,1
t) l1)4
j- 3.:
Trirripranin* 37C
$*ny;l*a rujtkan
-llipl*nhL;dtarrn* 7,1
tL')
Alropln*
t'|
a)tl
lt
Pheiltolan;ne
ta
Ychishir*
Fi*lop*r!dri
8**ipir*r*
iv!*lhylsergid* tl
"Aiinitas antid*prrs*n: l*'7; ii!{d, *in*r:a l(a = kcn*ianla k*s*inbangar *is*"qiasi Cslar: nrifrilas. **r*;kln bes*t angkary*, s*i ;t r :-'rr'' "r;: i; ..
?ah*i '{S"{*33
K*m*rugkin*x akfha* Kiisrit* *er$ #*b*rx*pa $if*t Farmak*l*gEs Ant$depr*r*n
benzodiazepin, bukan merupakan obat lini per- Trazodone sebagai obat lini pertama adalah
tamayangumumkarenapotensinya menimbulkan dibatasi oleh sifat sedatifnya yang bermakna dan
sedasi, gangguan motorik, dan penyalahgunaan. disertainya dengan priapisme pada laki-laki.
Bab 15 . Gangguan Mood 845
ufi&i Iri$iKtiK
d** Tetraniiqiik ?riaroi*py*e9in* Aminoketon
Per" trr isalnya, SSRi imis*i*ya lnnisai*ye, {mis*l*ya, MAffi {'*is*inya
{ligl lidtl${iit :!(}l {l {PtV; 'i *nc{*+}in*
i; !i'i #l b.rprapi**!
{r brjpr$pi#r}
{I {r:,1 trany!*ypl**riil*}
-}U{
{eri:{i.tfa}: ::lli ll, 'ecgil:4 ii;i,-..trtt 1e-,..,a- :?1 r:rrl r. .::ii ;,r:,1 c:.'r,.Jit.:!,ai 1..*b.'re;, :ir: ri: 0{,ll
rospor$ jalan
pasi*n wr,ret diberdingkan hisikiilt .- ,\ ii. irisillik
$p*ktrun t]*p*t b*k*rja p*da **1al b*k*rj* pade
-lidak
l*tl:hill )- :,;: ir.:re'.a l:ija l:p.rl :r-. -:i.,, '.r' ;
il" r;s
.:1" i,er:; rl:n S$*1 k*ga6xlan trisillik k*gegal*n iri:i*il k*gegaian t*si*iik
r rFi ' ,,t
femelihsr*an }ib*kiiken r:l*i p*nelriien *iirukllkar *ari pen*litran Tid*k i*dl**t lidak tedihai lldar. er r::
rs$pon$ i*rk*rriali to*endall
[,:ar.ra.:a:. ]o<:r.ita: sr:tcm'k y;]n$ Titl*k dilurjulkan lokssjlci *i$lenik l{ej*ng lebegai l*ksisjias T*L:'sr: ,.r jr*;i\lT i,r '.4,-c
s*rix* iapai iin!:tl t*kcisilas *isl*mili ir 1 sisl*fiik *l*ixe kar*lra *e:"i*s dapal t*rj**i
r:ra-l ,rir,; q;ri,
aklb*l ev*rd*sis ib*ik karena *v****i* akL;t cuerdr*is akL;l: n':urish ak;l-,;.:.itu:h :e.,r.
ingesli ju*iah b**y;k dllerXani d*len
rleu akr;sriasi lirgku*pan nr*dil
b*11*hap karena k!irtn
yang lanbn'i]
T*!*r*bliil*r *i*sarya b*i!i ri*r6ar *iasany* balk, ie*i;: ;. lrr:',5 -.r' :+ a*,;3ts1 l3ra;anya b*ik, l*t*lant;r *ia;it,;; 1-. k \. i .:r.
ilt;:nit. J *': ,rri."]i.' _ trj i'J-.i lri,, ,r'' l j L:11.. 1 nJ fl.l.:l -::: 'l;.i j,:-- :Sr
"
l*bih llggll d?p***hankar deian n**aiah yang sellnp, ,:jr . a*{,iJ, r'rii1' ,j,.,i pr-;rl . .'r,"1-Lr;'-lr
trisiklik *csis nrnimln y*ng ,av*iaL:pun p*da *aris .ici : i il fiL.r.rr :l
*iba**ingk*n l;et
ilmrn t*r*ier slsklii nininun filnt *isktii *f*kiil
.t ic,d/)'a'fd'D:.,J: Cl:Lir'fr.r," ^rC l"-c.'let Jl d'lfn: 4L '.:tk jrre-q:li 'i-lel lln::l'l: ,)3'ril, I'ji -{L.k i:r'..llLrl,
k*kineiik cbal lal: {nisalnya, t;rb*licn* rk$rdstlf dai *ilat lain na;p*n lida! '"e;-. ;.:- SSR ii1*i.rp*
1lH,,r rce t,n:[ai ^l4a*;r .l'aiil'ap, e]a 19rll;iij.i'. r,u:di lr^'.;ailli; iu:..e; "i* ,1Fnr;::r]:r',ri ccil
y*ngb*rnakna**rara pe*cdaanyan$ruklp !*lndalancaraya:rq 1.1, in;r.'rr:-ar r'::: lar:ri.r -r"rlan:
hlini* l*lapi li**k h*sar*; anlara k*lar- h*rnaltnff $efera kliris ,.,n c? --ri rar. ; rr 1
h*ffisk:a se*ara klinrs
n*mpengari;hl olai k*lasny* dai*m hal :r*rnakrl s**at*
lair irii', rir, ar.]i'"a kiinis; ti**k dik*lahi;i
efek: tida* *lk*tahL;i *l*! tfol p,.r* :el.;:o,r:r'.r
lu Y- '
;L,r : -
ilf {5 :6r 0:i: il,'1
terhadap $$Fi!
lni*ralisi Multipei karena s*j*nrirh lih*t intorakri L4&*l; lapai n*niliki rnl*taksi ilapai m*niliki Inleralsi lniorak*l ya*g b*rmrkna
{*ry;:ek*- *{}$arslskiri$lk:ik; dap*lt*{*di pa*; ,iir';ar':ball;i'ya-t3 Cengan*gc;nisden 5;1.,'ei'iir., -:rr;.rr'
rir'}r'L da::,lit:. r:;,ri ,C.'riglk 416rg, 1gr6;p1 r ;;" Tglr--rt{1t \u5id.rr;n t :lE':r'!ti).?,1i'
{adillf alar psten$iasl) iluax*tin* d*pai :rlau !" e^qt.i';q-
atau afilatciligtlk; m*milill int*raksi 1 11'14 ar;qpi'f i rpii
i*leiek$l l*rt*$tli lebih ag*risiil cl*ngan le-i-'r'3iri i;'qe1
n*ngkintlan*r",,1 ;g:ri*:uprnr'lalarn *belaCtenergikyang
bermakn; peda axin ha! *l*k nenp*ngan:hi
let*i*r herla*;ar*r cks*apirarniCaiisr p*rgtt*r*n t*kitriti'l
d*lgel anirr i,:n.,r ,1,t. p :n-:{.lrr ;'i r :il nal *at*h: tttercksi
paCa scdralirre *a!a*: k*npl*ke d*ngar cb*i
-r: tr 3:r,"ll'fr::|,-iirri:n.,?
(ca;*rr-,: 3rr;e':-rri'<i:.rer6Ca$rt San!*l :]*ikte&rtaile l!,'l*suask;nkilt*na l:-'lclr.'er:i <,.r-q Tt'*tNi** dailrbal
'j r ." r.l..- i;'g .;eny:lk Lal*la silai rl;krp banyak deset -i'ii:" ;.js.!r t j.r sinp;X*r:i;n*tik pad*
Jr u:r h,;-pdrl:rran .J i4r.r'<.r- rrr dele dal*;* irai t*ntan$ pcfi*par*n l*k*nan datgh
n*nu*i* {'mrla'yr inqr rd:i?rr: L rr?tg p*napara* teda :ada rrlrr,,q;* jiscrla akiii
. pcnaparai banyak rjala dal*n he! n*nusia; r:6g;1 qelrii,:1 1f r4.r '\gr:t**rct*lie
iTir rj iu .: r r rr: i:n
lasien{ahrn, - r"it- r
.
pcr ifu i - ;i: 1i p*rfiasslah:]n rd*lah is*larg k**fianannya s*r*l*r;r rcn?al
:05,4,:]ii ii)'4 -i;r;s,ari .a-clf,lic' ,j;(r1l:r{:'.r- ";ra'(1 r{'tJf ;}ln' '-:; he'; t.ll, qirg nPr'
teryapar, Ma*n 1ri*illik ieiapi aklrvllas dan ffla*alah** k*am*na*
p;lier: yang lorp*p*{ !:etk*rnbang ee pat 'lll*rabiiiias :u!":iir c ri,ric r; .t'!d"
+rlai ri:Y P rir:c!
pemilala$itn .li*t
846 Sinopsis Psikiatri . Jilid 1
f*L.! !l d 4l
n^,..*L. **** r1^#!.*L**- - * i,;#tdst:1;:r.;{!r:r1r
i*l^* n4-^,,!:n A *{iJ*---**** 4 "*t**^:-^^* u^"-- t/-!^",
rf"r:q:;;;.{':;d!'"r-r,t!r!{lt":dt;udt} 4[5r'L,t::]rtu&{9{{ rgq{r{i!}t,"}1ig*1, nH'ds.ftr Id}
I 1:di - tibtn{te
$:!i t 19'5q;k:'t. * &mln*k*{*n
$:* - ^:nicl n.": :fibal',y;. l.iA#l t*iu.i,:y*.
*islr,:**
:: "": "",.'*F;Fl
:: il:"r,'.
:
\;6jre p:*i* 1631yt;y6:""*+ii,r*:
Walaupun bupropion pada dasarnya suatu obat mungkin tidak dikenali banyak klinisi adalah efek
antidepresan yang aman dan efektif, obat ini merugikan seksual dari antidepresan. Hampir
disertai dengan kejangjika digunakan secara tidak semua antidepresan, kecuali bupropion, telah
tepat dan membatasi pemilihannya sebagai obat dihubungkan dengan penurunan libido, disfungsi
lini pertama. erektil, atau anorgasmia. Obat serotonergik ke-
EFEK MERUGIKAN. Satu permasalahan yang mungkinan lebih erat berhubungan dengan efek
paling serius tentang antidepresan adalah letalitas- merugikan seksual dibandingkan senyawa nor-
nya jika digunakan overdosis. Obat trisiklik dan adrenergik.
tetrasiklik, sejauh ini, adalah antidepresan yang TERAPI JENIS SPESIFIK. Beberapa tipe klinis ep-
paling mematikan; SSRIs, bupropion, ffazodone, isode depresif berat mungkin memiliki berma-
dan MAOIs adalah jauh lebih aman, kendatipun cam-macam respons terhadap antidepresan ter-
obat tersebul dapat mematikan jika digunakan tenfu. Sebagai contoh, pasien gangguan depresif
dalam overdosis dalam kombinasi dengan alkohol berat dengan ciri atipikal (kadang-kadang dina-
atau obat lain. Permasalahan lain adalah keamanan makan disforia histeroid) mungkin secara isti-
jantung dari antidepresan. Sekali lagi, obattrisiklik mewa berespons terhadap pengobatan dengan
dan tetrasiklik biasanya yang paling tidak aman; MAOIs. Dua kelompok spesifik lainnya adalah
SSRIs, bupropion, trazodone, dan MAOIs secara pasien gangguan bipolar I terdepresi dan pasien
bermakna lebih aman dibandingkan obat trisiklik dengan episode depresifberat dengan ciri psikotik.
dan tetrasiklik. Hipotensi adalah efek samping Lithium adalah obat farmakologis lini pertama
serius yang potensial dari banyak antidepresan, yang potensial dalam mengobati depresi pada
khususnya pada lanjut usia; di arrtara antidepresan pasien gangguan bipolar I dan pada beberapa pasien
konvensional, amoxapine (Asendin), maprotiline gangguan depresif berat dengan suatu periodisitas
(Ludiomil), nortriptyline, dan trazodone adalah yangnyata dalam gangguannya. Pasien gangguan
diserlai dengan sedikit hipotensi, dan bupropion bipolar I yang diobati dengan antidepresan kon-
dan SSRIs disertai dengan hipotensi yang paling vensional harus diobservasi cermat untuk menge-
sedikit. Satu kumpulan efek merugikan yang tahui timbulnya gejala manik.
Bab 15 . Gangguan Mood 847
tan*t "1ti.t
-s3
Sirat FteaNsi W*rugrka* *bat
'.- il
lngrmnia
$tdasi
Pe**nran libiric
hlyeri k*pala
:|td !
Flatrl*n*i
An*16*smra
l*r:*ni:a1':an b*rat bada*
I'rpr:srei
qJ.nnlr:irr
k*ring
LrlL;lut
Iad*rE-kaelarg F*ra:aal m*1ayil*g K*i:*tip**i r,*r*1
*.'t)*,* **rk*ri*Ea1
llesakar rniksi 3:.:i .:,r:-n lts,r !:tr,r;.: ll rr.rrl
Talikardia
Desekan miksi
Itruan1 kuiil
Fanciangan kabar
\.Lrari nrd: air-: lrci i{p;.r.r r
f .. "..- ^,, ^ -, udyl
a^,.^ .^ ^^.
r r9.:r F*ngh*mbat*n t:liksi
udr ullud
Faniangan kaliur y6*g 591s1 cr i nlrar ail
Tren*r ilelirium
Agitasi. akiihisia M::nia
M**a*rnh *ksldas*:
lnhlf;iir:r
!'\?tp 1,r,t !'At t"t,t;ti;t,;t) t
dan l****r*pxo;;d
$*rirg lrsofinia F{}nasbanan beral b**er
$edasr sierE h*ri F*r*s*en nehy*irg t:isn;e r;r'rle:ri
An*rg*smla
iler*runen lclsra* dara*
848 Srnopsis Psikiatri t Jilid 1
;,.:,ir.l;.,.., i r..
Antidepresan saja kemungkinan tidak efektif dosis tidak boleh dinaikkan kecuali perbaikan
dalam pengobatan episode depresif berat dengan klinis berhenti sebelum didapatkan manfaat yang
ciri psikotik. Satu kekecualian mungkin adalah maksimal. Jika pasien tidak mulai berespons ter-
amoxapine, suatu antidepresan yang berhubungan hadap dosis obat yang sesuai setelah dua atau tiga
erat dengan loxapine (Loxitane), suatu antipsi- minggu, klinisi dapat memutuskan melakukan
kotik. Tetapi, praktik umum adalah menggunakan pengukuran konsentrasi obat di dalam plasma jika
kombinasi antidepresan dan antipsikotik. Bebe- tersedia pengujian untuk obat teftentu yang digu-
rapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi nakan. Pengujian dapat menyatakan apakah keti-
elektrokonr,.Lrlsif (ECT) adalah efektif untuk indi- dakpatuhan atau disposisi farmakokinetik yang
kasi tersebut-kemungkinan lebih efektif diban- tidak umum, dengan demikian mengarahkan suatu
d ingkan larmakoterapi. dosis alternatif.
PEDOI\4{N KLINIS UMUM. Kekeliruan klinis yang DURASI DAN PROFTLAKSIS. Pengobatan dengan
paling sering yang menyebabkan kegagalan perco- antidepresan harus dipertahankan sekurangnya
baan suatu obat antidepresan adalah menggunakan selama enam bulan atau lama episode sebelumnya,
dosis yang terlalu rendah dan waktu yang terlalu bilamana lebih panjang. Beberapa penelitian me-
singkat. Tabel 1 5. I 36 menuliskan pedoman untuk nunjukkan bahwa terapi profilaksis dengan anti-
menentukan kualitas percobaan sebagai definitif depresan adalah efektif dalam menurunkan jumlah
atau kemungkinan dalam ha1 kepastian dengan dan keparahan rekurensi (Gambar 15.1-5). Satu
mana seseorang dapat menyimpulkan bahwa per- penelitian menyimpulkan bahwa, jika episode
cobaan adalah adekuat. Kecuali peristiwa merugikan terpisah kurang dan 2t, tahun, terapi profilaktik
menghalanginya, dosis antidepresan harus diting- selama lima tahun kemungkinan diindikasikan.
katkan sampai tingkat maksimum yang dianjurkan Faktor lain yang menganjurkan terapi profilaktik
dan diperlahankan pada tingkat tersebut untuk adalah keparahan episode depresif sebelumnya.
sekurangnya empat minggu sebelum percobaan Episode yang melibatkan ide bunuh diri yang ber-
obat dapat dianggap gagal. Selain itu, jika pasien makna atau gangguan fungsi psikososial mungkin
secara klinis membaik dengan obat dosis rendah, menyatakan bahwa klinisi harus mempertim-
Bab 15 . Gangguan Mood 849
T*h*l t$.1-3*
F,rilefr* if ilii3rr-; H"+#r-"$,:;:i;r: ';ir **h;s &'1i;J4Sr{'.;#I:
h.;ilrr.:r
f1 **..- !:"..,;^*
&nf ide*r*q.*rr
i liriti.'l![
lrrriprarin*, *elipn*ir* ..' il|] nr *1*L: L*ri;;r rl*$rit ii**r'Jrii;fiit*
. ,. . , ..: ,-,. !:, riJ1,: .. : ..
J1laft!*!ril:** :,;i. , ,: r. . ,, ' .1 :,':, ., ,, '...i.
$* trr
1lii *irinl
.t rir,. , :, ,r .i,r, . r :
:i llli lilil
I i*| lfJtttir r*
llnltf'Ji $*nLaSfi *i{liit}$t}
'l
:
r,": ; ,i: ,r l ,: ,rl.! :::!: lj 1
: il , ,' ,
l.. .s l-:..
! lllrLItl
> l:'ll't rlr
i:.,,-, !.!!-i,1 ,. -i i r:,i:, .:1..:^ .i
tr*ral:i *l*1.1r*iq*lvr,:hil
i. ; !.r, :jr.,::,r"
J'' ,-:, l,.i- , ,
:j-::
.-
n*is L;ic!i.it
bangkan terapi profilaktik. Jika antidepresan telah mengunakan SSRI menjadi suatu obat trisik-
dihentikan, obat tersebut harus diturunkan secara lik atau tetrasiklik (atau kemungkian suatu MAOI).
bertahap selama periode waktu satu sampai dua Sekurangnya diperlukan selang waktu dua minggu
minggu, tergantung pada waktu paruh senyawa antara penggunaan SSRI dan penggunaan MAOI,
tertentu. dan kedua obat tidak boleh digunakan bersama-
KEGAGALAN PERCOBAAN OBAT. JiKA ObAt ANti- sama. Klinisi juga dapat mempertimbangkan untuk
depresan pertama telah digunakan untuk suatu memindahkan nonresponder obat lini pertama
percobaan yang adekuat dan, jika tepat, klinisi menjadi trazodone atau bupropion.
adalah yakin bahwa konsentrasi plasma yang Lithium. Lithium (900 sampai 1.200 mg sehari,
adekuat telah dicapai, dua pilihan dihadapi oleh kadar serum antara 0,6 dan 0,8 mEq per liter) dapat
klinisi-memperkuat obat dengan lithium, liothy- ditambahkan pada dosis antidepresan selama 7
ronine (T3 atau L-triiodothyronine) (Cytomel), sampai 14 har| Pendekatan tersebut mengubah
alau L-tryptophan atau mengganti menjadi agen sejumlah bermakna nonresponder antidepresan men-
primer alternatif (9?mbar 15.1-6). Strategi yang jadi responder. Mekanisme kerjanya tidak diketa-
sekarang jarang digunakan adalah kombinasi obat hui, walaupun lithium dapat mempotensiasi sistem
" trisiklik atau tetrasiklik dengan MAOI. Jika meng- neuronal serotonergik. Beberapa data menyatakan
ganti obat, klinisi harus mengganti seorang pasien bahwa praterapi dengan antidepresan saja diperlu-
yang telah menggunakan suatu obat trisiklik atau kan untuk mendapatkan efek tersebut dan memu-
tetrasiklik dengan suatu SSRI (atau kemungkinan lai pengobatan dengan dua obat secara bersama-
suatu MAOI) dan harus mengganti pasien yang sama adalah tidak sama efektifnya dibanding
850 Srnopsls Psikiatri . Jilid 1
t.0
lmipramine Hydrochloride
(.) (N=l1)
a 0.8
g
c€
a)
F
bo
(H
0.6
ts
v 0.4
H
g
! Placcbo
(N=9)
o,2 ttlrl ttlt r r-'--l
010203040 50 60 70 B0 90 100 1 10
Minggu dalam Pemeliharaan
Gambar 15,1-5. Analisis survival untuk terapi pemeliharaan B. McEachran, V.J. Grochocinski: Five-year outcome for
pada depresi rekuren. Perbedaan antara dua kelompok, P = maintenance therapies in recurrent depression. Arch Gen
0,006 oleh tes Mantel-Cox. (Gambar dari D.J. Kupfer, E. Psychiatry 49:77 1, 1992. Digunakan dengan izin.)
Frank, J.M. Perel, C. Cornes, A.G. Mallinger, M.E. Thase, A.
memulai dengan suatu antidepresan dan se- karena menimbulkan wabah sindrom mialgia-
lanjutnya menambahkan litium. eo sino fi lia yang berhubungan dengan penggunaan
Liothyronine. Penambahan2l sampai 50 ug T3 L-tryptophan. Gejala sindrom adalah kepenatan,
sehari kepada suatu regimen antidepresan selama mialgia, nafas pendek, bercak kulit, dan pembeng-
7 sampai 74 hari dapat mengubah nonresponder kakan pada anggota gerak. Gagaljantung konges-
antidepresan menjadi responder. Efek merugikan tifdan kematian jug a dapatterjadi. Walaupun bebe-
dari T: adalah ringan tetapi dapat berupa nyeri rapa penelitian telah menunjukkan bahwa L-tryp-
kepala dan perasaan hangat. Mekanisme kerja tophan merupakan pelengkap yang efektif dalam
penambahan T: adalah tidak diketahui, walaupun pengobatan gangguan mood, obat tidak boleh
modulasi reseptor adrenergik-beta dan adanya digunakan untuk tiap tujuan sampai masalah
kelainan sumbu tiroid yang tidak diketahui pada dengan sindrom menghilang sama sekali. Sin-
gangguan depresif berat telah diajukan. Jika drom kemungkinan berhubungan dengan suatu
penambahan T: adalah berhasil, T3 harus diterus- kontaminan di dalam pabrik, tetapi hal tersebut
kan selama dua bulan dan selanjutnya diturunkan belum terbukti.
p erlahan-lahan (tappering) dengan kec ep atan I2,5 Kombinasi obat trisiklik atau tetrasiklik dan
ug selrari setiap tiga sampai tujuh hari. MAOI. Kombinasi suatu obat trisiklik atau tetra-
L-Tryptophan. L-Tryptophan, suatu prekurson siklik dan MAOI kadang-kadang digunakan bagi
asam amino dari serotpnin, telah digunakan seba- pasien yang tidak berespons terhadap beberapa terapi
gai pelengkap baik pada obat antidepresan dalam farmakologis lain. Tetapi, ketersediaan berbagai
gangguan depresif berat maupun pada litium macam antidepresan, kombinasi terapi ini jarang
dalam gangguan bipolar I. L-Trytophan juga telah digunakan. Cara ini bukan merupakan pilihan
digunakan sendirian sebagai suatu antidepresan pengobatan pertama, kedua, atau bahkan ketiga,
dan suatu hipnotik. Produk yang mengandung karena tingginya insidensi efek merugikan. Jika
L-tryptophan telah ditarik di Amerika Serikat digunakan kombinasi, klinisi harus memulai peng-
Bab 15 . Gangguan Mood 851
Fa*icn yang s*h$t secats fisik, Jika seorang pasien telah menggunakan suatu
icrpa per,vuiit tanpa ldnrva kurlrainiirias' obat trisiklik atau tetrasiklik, dokter harus mem-
unlLrk artidtpr*a*n kclas l**etli*
E
bagi empat dosis obat selama lima sampai tujuh
E
$
hari dan selanjutnya menambahkan MAOI pada
regimen. Jika pasien telah menggunakan MAOI,
TC& xi*Lr 5$ft1
dokter harus menghentikan obat selama dua
Terr:t*ntung pillhan d*ki*r minggu dan selanjutnya memulai kedua obat
secara bersama-sama. Alasan untuk strategi ter-
sebut adalah karena MAOIs secara ireversibel
menghambat monoamin oksidase dan diperlukan
m-y**-*TT
*oh* gagal
l-lji
har**a r*spont at;au
efek m*rugiknn
*T-
{tsF0ns ijli'$rar {
g
tt
waktu kira-kira dua minggu untuk dicapai kadar
aktivitas MAO normal.
{
$
Gangguan bipolar I. Bilamana pengobatan
a
c gangguan depresif berat telah berubah dengan di-
!
+ perkenalkannya SSRIs, pengobatan gangguan bi-
F*@".@E
polar I telah diubah oleh banyak penelitian yang
Ganii n:*njadi $ Garrii ke cbat $
P*rt*h*ilknn
*b*t ait*rnattf * arte'.ratil ai;ru B t*rapi mlanra telah membuktikan kemaniuran dua antikonr,ul-
,rn n I rcnr',
I r\,t1 .)JnJl * cona,irrerruat f, srkurargny* san-carbamazepine dan valproate (Depakene)-
****F-**8 4-$ hul*tt pilda di dalam pengobatan episode manik dan kemung-
h*sus epi**d*
nnrtr*: rl.
L\elr
kinan di dalam pencegahan episode manik dan
& t!!1!!
$ryre
'q
depresif pada gangguan bipolar I. Walaupun data
g Llll caba
!N
usga: fi padn penyaklt yang mendukung manfaat lithium adalahbanyak,
q cukup banyak data yangterkumpul mengharuskan
*-*""**"*t mempertimbangkan dua antikonvulsan sebagai
$epeili B
B8
Coha obat t'ni $
pengobatanlini pertama bagi gangguan bipolar I.
dij*l*skrn di atas *€'ckei-a i-l{:fiaatl
Keputusan tersebut harus didasarkan terutama
E
E hrrkir aatruitas $
d"alam dosis kecil untuk masing-masing obat dan setelah fase awal episode manik telah menghilang
selanjutnya meningkatkan dosis perlahan-lahan. dan efek lithium, carbarnazepine, atau valproate
Imipramine atau-trimipramine (Surmontil) dan mulai tampak secara klinis.
suatu MAOI tidak boleh digunakan dalam kom- Bilamana lithium dan kemungkinan carbama-
binasi karena tingginya insidensi efek toksik, zepine dan valproate adalah obat lini pertama untuk
termasuk kegelisahan, pusing, gemetaran, kedutan pengobatan gangguan bipolar I, obat lini kedua
otot, berkeringat, kejang, hiperpireksia, dan sekarang termasuk antikonlulsan lain (clona-
kadang-kadang kematian. zeparrr), suatu penghambat saluran kalsium (vera-
852 Sinopsis Psikiatri c Jilid 1
pamil [Calan]), suatu agonis reseptor adrener- zepine atau valproate adalah didasarkan pada ada-
glk-alfa2 (clonidine), dan antipsikotik (khususnya nya efek samping dan kemungkinan harga resep.
clozapine IClozaril]); terapi elektrokonr,.ulsif Carbamazepine disertai dengan sedasi, mual, pan-
(ECT) adalah terapi lini kedua lainnya. dangan kabur, bercak kulit, diskrasia darah, dan
LITHIUM. Lithium masih merupakan pengobat- hiponatremia. Valproate memiliki sifat keamanan
an standar untuk gangguan bipolar I. Efek merugi- yang relatif ringan, tetapi disertai dengan gejala
kan yang dapat membatasi penggunaan litium dan gastrointestinal, tremor, kerontokan rambut, pe-
menyebabkan klinisi untuk mempertimbangkan nambahan berat badan, dan diskrasia darah. Baik
menggunak an carbamazepine maupun valproate valproate maupun carbamazepine memerlukan
adalah efek pada ginjal (rasa haus, poliuria), efek monitoring darah rutin untuk memeriksa indeks
sistem saraf pusat (tremor, kehilangan daya ingat), fungsi hati dan hematologis.
efek metabolik (penambahan berat badan), efek Valproate. Sejumlah besar pasien tampaknya
gastrointestinal (diare), efek dermatologis (akne, menoleransi valproate lebih baik daripada mereka
psoriasis), dan efek tiroid (gondok, miksedema). menoleransi litium dan carbamazepine. Dosis
Permasalahan serius dengan terapi litium adalah awal valproat pada pasien manik biasanya adalah
efeknya pada ginjal, yang dapat berupa gangguan 20 mg per kg sehari, yang biasanya mencapai
fungsi tubular yang sedang dan kadang-kadang konsentrasi terapeutik dalam darah sebesar 50
parah; perubahan morfologis yang jarang, sedang, sampai l5 ug/ml-. Pasien yang berespons biasanya
dan tidak spesifik; dat, jarang, suatu sindrom mengalami perbaikan gejala yang bermakna satu
nefrotik. Banyaknya efek merugikan tersebut minggu setelah mencapai konsentrasi darah ter-
memerlukan monitoring yang ketat pada status sebut. Pasien rawat jalan biasanya menoleransi
ginjal dan tiroid pasien. dosis awal 500 sampai 1.000 mg sehari, tergan-
Kepatuhan dengan terapi lithium meningkat tung pada besar tubuh pasien. Dosis selanjutnya
dengan dimulainya segera pengobatan, peng- dapat disesuaikan naik sampai didapatkan kon-
obatan penyakit-penyakit penyerta secara adekuat, sentrasi terapeutik plasma.
pengobatan penyalahgunaan zat yang menyeftai, Gangguan gastrointestinal yang sering biasa-
deteksi dini dan pencegahan efek samping, dan nya dapat ditekan dengan memulai terapi dengan
dimasukkannya pasien di dalam psikoterapi indi- dosis rendah, meningkatkan dosis perlahan-lahan,
vidual dan kelompok. Responsivitas terhadap te- dan menggunakan tablet selaput-enterik. Tremor
rapi litium adalah meningkat jika kadar litium biasanya berespons terhadap pengobatan dengan
yang adekuat dipertahankan, dan monitoring labo- antagonis adrenergik-beta-sebagai contoh,
ratorium dan klinis dilakukan. Tidak responsifnya propranolol (Inderal)-dan kerontokan rambut
terhadap terapi lithium paling mungkin terjadi pada dapat dikurangi dengan pemberian suplemen vita-
penyakit yangparah, adanya gejala gangguan ski- min yang mengandung seng dan selenium secara
zoafektif, gejala manik dan depresif campuran, bersama-sama. Trombositopenia biasanya ringan
gejala somatik, penyalahgunaan alkohol dan penya- dan reversibel jika dosis diturunkan atau jika obat
lahgunaan zat lain, perputaran yang cepat, dan dihentikan. Walaupun hepatotoksisitas yang
tidak adany a riwayat ke lu ar ga ganggvan bip o lar I. mematikan telah dilaporkan pada anak kecil yang
Antikonr,ulsan. Seperti yang dinyatakan di menerima antikonr,ulsan multipel yang termasuk
atas, data kemanjuran untuk carbamazepine dan valproate, efek merugikan tersebut belum pemah
valproate sekarang cukup untuk dapat mempertim- dilaporkan pada pasien yang berusia lebih dari l0
bangkan mereka seba:gai obat lini pertama dan tahun.
pemakaiannya sebagai tambahan terhadap litium C trbamtzepine. Carbamazepine biasanya di-
atau sebagai alternatifterhadap litium bagi pasien mulai dengan dosis 200 sampai 600 mg dalam
yang tidak responsif terhadap litium saja atau rentang hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap lima
yang tidak dapat menoleransi efek samping akibat hari, sesuai yang diindikasikan oleh respons
litium. Keputusan unfuk menggunakan carbama- terapeutik pasien dan timbulnya efek samping,
Bab 15 . Gangguan Mood 853
unfuk mencapai konsentrasi serum 4 sampai 15 sis gangguan bipolar I pada setiap pasien yang
luglmL. Jika konsentrasi terapeutik serum telah telah menderita lebih dari satu episode. Alasan
dicapai, respons klinis yang baik biasanya terlihat tindakan tersebut adalah relatif amannya obat
dalam satu sampai dua minggu. yang tersedia, manfaal yang ditunjukkannya, dan
Efek samping carbamazepine berhubungan kemungkinan masalah psikososial yang bermakna
dengan dosis yang paling sering terlihat adalah jika terjadi episode gangguan bipolar I lainnya.
sedasi, mual, pandangan kabur, dan ataksia. Bercak
kulit berkembang pada kira-kira 10 persen dari
semua pasien. Walaupun bercak kulit bukan meru-
pakan indikasi untuk menghentikan carbamaze- Daftar Pustaka
pine, tanda lain suatu reaksi alergi (sebagai con-
toh, perdarahan, demam, dan nyeri sendi) adalah Andreasen N C, Swayze V, Flaum M, Alliger R, Cohcn 0: Vcntricular
abnormalities in affcctive disorder: Clinical and demographic corrclates.
tanda penting yang sehingga mungkin perlu Am J Psychiatry 147: 893,1990.
Bauer M S, Whybrow P S: Rapid cycling bipolar affective disorder: Il.
menghentikan obat. Bercak eksfoliatif (sebagai Treatment of refractory rapid cycling with high-dose levothynrxine: A
contoh, sindrom Steven-Johnson), anemia ap- preliminary study. Arch Gen Psychiatry 47:435,199O.
Bauer M S, Whybrow P C: Validity of rapid cycling as a modifier for bipolar
lastik, agranulositosis, dan trombositopenia, wa- disordet in DSM-IV. Depression I: 11,1993.
Caldccott-Hazard S, Morgan D G, Del:on-Joncs F, Overstreet D H,
laupun jarang, dapat merupakan komplikasi Janowsky D: Clinical and bimhcmical rspccts of deprcssive disorden:
carb amazepine yang potensial mematikan. ll. Transmitter/receptor theories. Synapsc 9: L(1, t99l.
Cassano G B, Akiskal H S, Savino M, Musctti L, Perugi G: Proposed
OBAT LAIN. Obat lain yang harus dianggap subtyp€s of bipolar Il and related disordes: With hypomanic episodes
(or cyclothymia) and with hypcrthymic tcmpcramcnt. J Affect Disord
sebagai obat lini ketiga dalampengobatan gangguan 26: 127,1992.
Clay(on P J, Guse S B, Cloninger C R, Martin R L: Unipolar depression:
bipolar I adalah clonazepam, clonidine, clozapine, Diagnostic inconsistency and iis implications. J Affect Disord 26; lll,
dan verapamil. Walaupun beberapa penelitian te- 1992.
Coffey C E, Wilkinson W E, Weiner R D, Parashos I A, Djang W T,
lah menemukan keempat senyawa tersebut efek- Webb W C, Figiel G S, Spritzer C F: Quantttative cerebral anatomy in
deprcssion: A controlled magnetic resonance imaging study. Arch Gen
ttf, data dasar untuk mendukung penggunaan Psychiatry 50:7,1993.
Coryell W, Endicott J, Kellcr M; Major depression in a nonclinical sampler
rutinnya dalam pengobatan gangguan bipolar I Demographic and clinical risk factors for first onset. Arch Gen Psychiatry
masih belum sekuat litium, carbamazepine, dan 49: ll7, 1992.
Coryell W, Endicott J, Kellcr M: Rapid cycling affective disordcr: De"
valproate. Terapi elektrokonr,ulsif adalah peng- mographics, diagnosis, family history, and course. Arch Gcn Psychiatry
49: 126,1992.
obatan altematif lainnya untuk gangguan bipolar I Deakin J F W: Depression and 5HT. Int Clin Psychopharmacol 6: 23, 199t.
dan dapat dipertimbangkan pada kasus yang parah Drevets W C, Videen T O, Price J L, Preskorn S H, Carmichacl S T,
Raichle M E: A functional anatomical study of unipolar depression. J
atau resisten terhadap obat. Neurosci /2: 3628, 1992.
Emery V O, Oxman T E: Updat€ on lhe dementia spectrum of depression,
PERIUTARAN vANG cEpAT. Perkembangan Am I Psychiatry 149:305,199't-. ; .
Gabbard G A: Psychodynamic Psychiatry in Ctinical Pracrice: The DSM-
perputaran yang cepat (rapid cycling) padapasien IV Edition. American Psychiatric Press, Washington, 1994.
gangguan bipolar I telah dihubungkan dengan Gaslpar M, Gilsdorf U, Abou-Aleh M T, Ngo-Khac T: Clinical corrclates
of response to CST: The dcxamethasone suppresion tcst in dcprcssron:
penggunaan antidepresan konvensional, khusus- A World Health Organization collaborative study. J Affect Disord 26:
t7, 1992.
nya obat trisiklik dengan adanya hipotiroidisme. Guscott R, Grof P: The clinical meaning of refraciory depression: A rcvicw
Di samping menggunakan terapi tiroid-yaitu, for the clinician. Am J Psychiatry I48: 695, l99l-
Harrow M, Goldberg J F, Grossman L S, Meltzer H Y: Outcome in manic
levothyroixine (Tq) (Levothroid) 0,3 sampai 0,5 disorders: A naturalistic follow-up study. Arch Gen Psychiatry 47: 665,
t990.
mg sehari-beberapa peneliti dan klinis telah Horuath E, Johnson J, Weissman M M, Hornig C D: The validity of major
melaporkan hasil pendahuluan yang positif dengan depression with atypical fealures based on a community study. J Affect
Disord 26: ll7, 1992.
penggunaan obat psikofarmakologis lainnya, ter- Hunt N, Bruce-Jones W, Silverstone T: Life evcnts and relapse in bipolar
affective disorder. J Af{cct Diwrd 2J: 13, 1992.
masuk bupropion dan nimocipine (Nimotop). Jorge R E, Robinson R G, Starkstein S E. Arndt S V, Forrester A W,
PEMELIHARAAN. Keputusan untuk mempefia- Geisler F M: Secondary mania following traumaiic brain injury. Am J
Psychiatry I50; 916, 1993.
hankan pasien dengan profilaksis litium (atau Kapjur S, Mann J J: Role of the dopaminergic system in dcpression. Biol
Psychialry 32: l,1992.
obat lain) didasarkan pada keparahan gangguan Karasu T B: Toward a clinical modcl of psychothcrapy for dcprcssion: I.
Systematic comparison of three psychotherapies. Am ! Psychialty 147:
pasien, risiko efek samping dari obat teftentu, dan 133, 1990.
kualitas sistem pendukung pasien. Pada umumnya, Karasu T B: Toward a clinical model of psychotherapy for depression: II.
An integrative and seleclive trealment approach. Am J Psychiatry /47:
terapi pemellharaan diindikasikan unhrk profilak- 269. 1990..
854 Srnopsr's Psikiatri o Jilid 1
Kalo T, Takahashi S, Shioiri T. lnubushi T: Alterations in brain phospho- You-ng E A. Flaskctt R F, Murphy-Weinberg V, Watson S J, Akil ll: t.oss
rous metabolism in bipolar disorder detected by in vivo rrp and 7Li of glucocrrrticoid fast fecdback in depression. Arch Gcn psychiatry 4g:
magnetic r€sonance spectroscopy. J Affect Disord 27: 53, 1993. 693,1991.
Katon W, Schulberg H: Epidemiology of depression in primary care. Gcn Young R C, Klcrman (i l-: Mania in latc lifc: Focus on agc
Hosp Psychiatry l4: 237, 1992.
it onscl Am
J Psychiatry 149: 867, 1992.
Keck P E, McElroy S L, Nemeroff C B; Anticonvulsanrs in lhc rre arncnt
of bipolar disordcr. J Ncuropsychiatry Clin Neurosci 4: j95, 1992.
Keitner G I, Ryan C E, Miller I W. Norman W H: Rccovcry and nrajor
depression: Factors associa(ed with twelve-month outcome. Am J psv-
chiatry 149:93, 1992.
Keller M B, Lavori P W, Mueller T I, Endicott J, Coryell W, llirschficld
R M A, Shea T: Time to recovery, chronicity, and ievets of psychopa-
thology in.m-ajor depression: A 5-year prospeitive follow-up of 431 s;b_
iects. Arch Cen Psychiatry 49: 8W,lgi2.
Kendler K S: Mood-incongruent psychotic affective illness: A historical and
empirical review. Arch Gen Psychiatry 48:362, l99l.
Kohut H: The Analysis of the Self. International Univaersities press. New
York,1971.
Krishnan K R R, McDonald W M, Escalona p R, Doraiswamy p M, Na
C, Husain M M, Figiel G S. Boyko O B, Ellinwood E H. I.ienreroff C
B: Magnctic rcsonanrc imaging of the caudate nuclci in dcprcssi<ln. Arch
Cien Psychiarry 49: 551,1992.
15.2. Gangguan Distimik dan
KuEer D J, Ehlers C L, Frank E, Grochocinski V J, McEachran A B:
EEG slecp profiles and recurrent depression. Bkrl isychiaiiy -i0: 6al,
Gangguan Siklotimik
l99l.
Kupfer D J, Frank E, Perel J M, Cornes C, Mallingcr A C, Thasc M ll.
McEachran A B, Grochocinski V J: Five-year ouriomc for maintcnancc
..iherapic-s-in recurrent dcprcssion. Arch Ccn psychiarry li, idg, trrgZ.
Mille.r A H, Spencer R L. pulera M, Kang S. IilcE*c'n S S, S,.in
1,4,
A-drenal,steroid receplor.activation in ratirain anO pltulrary following
delamethsone:- Implications for lhe dcxamethasone suppresskrn tcst. Gangguan distimik dan gangguan siklotimik
Eiol Psychiatry -t2: 850, 1992. dinamakan sebagai distimia dan siklotimia di da-
Mitchell P, Parker G, Jamieson K. Withelm K, Hickie I, grodaty B,
Boycc
f,jladzi.Pavlovic D:
lgy^{' Are rhcre any <.tifferenccs tci*Jen nipotar lam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
and unrpotar mclancholia? J Affect Disord 25: 91, 1992.
Parker G, Roy K, Hadzi-pavlovic D, pedic F: psychotic (delusional) Disorders edisi ketiga yang direvisi (DSM-III- R),
depression: A meta-analysis of pbysical ir€arments. J afiecibisora
l7 . t992.
el: dan kadang-kadang dikenal secara tidak resmi
PTI-I fi,. T::^:ducrion of psychosmial srress inro the ncurobiotogy of sebagai gangguan subafektif. Istilah terakhir
recurrent affective disorder. Am J psychiatry l4g:999, 1992.
Power A C, Cowen P J: Neuroendocrine chailenge tcsti: Awssmcnt
of menyatakan bahwa gangguan distimik dan gang-
5-HT function in anxiery and dcpressicn. Mol"Aspects t.l"J l-i, ZOS,
t992 guan siklotimik masing-masing adalah bentuk
Rice J. P, Rochbcrg N, Endicort J, Lavori p W, Miller C:
Srability of
psychiatric diagno<cs: An applicatior to thc affectivc disordcrs.
ringan gangguan depresifberal dan gangguan bi-
Arch
Uen l'sychiatry 4A: 8?4, 1992. polar L Tetapi, beberapa data penelitian menyata-
Roy A: Fcalurcs asstriatcd with suicidc attcmpts in dcprcssion:
A partial
rcplication J Affccr Disord 22. 35. lgg3. kan bahwa walaupun gangguan mungkin berhu-
Schatzhcrg A F, Ii('lhschil(l A J: psychotic (dclusional) ma.jor <lcprcrsion:
Should it hc included as a disrinct syndromc in DSM-IV? im.l psycliarry bungan, gangguan tersebut kemungkinan memi-
149:733.1992.
Shamoian C A_. psychiatr Aon 20 (2,
liki perbedaan biologis dan psikososial yang
_cdrror. Dcprcssion in thc cldcrly-
Suppl):2, lq9(t mendasar. Satu perbedaan utama adalah, apabila
Shelton R C, Winn S, Ekhatore N, I_oosen p T: The cffccts of antide-
frr:sslnls on thc thyroid axis in dcprcssiun. Biul psychiatry .i.i: 20, 993. gangguan depresif berat ditandai oleh episode
^Sotsky S M, Glass D R, Shca M i, pitkonis p A.-Coilin's J F, Ulkin l,
1 1
Watkins J 'I. Imber S D, Lcbcr W R, Moyer J, Oliveri M i.r paticnt gejala yang terpisah, gangguan distimik ditandai
Pt19i.'l,r;.. gj.r..p.nsc to psychorhcrapy and pharmacorhcrrpy: Findings oleh gejala nonepisodik dan kronis.
tn thc NlMll ltciltmcnt of dcprcssion crrll;rhrrrativc ,"".,,,ih
nm J fsy(hialty /48 (r)r. l9{rl. nr,,tr"n,. Pengertian gangguan distimik dan gangguan
Stcphcns J. l-t, Mcllugh P R: Characteri-stics and long-term frrllow_up
paticn(s hospitalized for rnood disorders in the t,trippi Ctinic, l9t
of siklotimik sebagai gangguan subafektifjuga harus
3 1940.
J Nerv Mcnr Dis 179: &. 199,1. dipertimbangkan dengan mengingat gangguan
Stravynski A,.(irrenbcrg D: The psychological managcnrent oI dcprcssron.
Acta Psychiatr Scand 85: 401, lggL. mood lain, selain gangguan depresif berat dan
Thomscn P Il. Mollcr L L. Dchlholm R, Brask l] Il: Mirnic.dcprcssivc
psychosisJn children yrrunger lhan l5 ycars: A rcgistcr-basc<l gangguan bipolar I. Gangguan lain tersebut adalah
invcsti-
gation of 39 cascs in l)cnmark. Acta.psichiatr Scarirl gJ: 4()1.
Toben M,.Wa1c_rnaux C M, fqumg M '[:: Outcomc in mania:
I992 gangguan bipolar II, gangguan depresif dngan,
A 4-ycar
prospectivc folLrw-up of ?5 patients ulilizing survival analysis. Arch
Gcn dan gangguan depresif singkat rekuren.
Psychiatry 47: llO6, l99r\.
Veslergaard. P; I lcatmcilt. and prevention of mania: A Scanrlin;rr
ian pcr-
Dimasukkannya gangguan yang bernama sub-
,, spectivc. Neuropsychopharmacology 7: 249, lgg1.
afektif, seperti gangguan distimik dan gangguan
Wexlcr B E. ('icclretti l) V; 'l-he ouipatient trcalmetr( of dcprcsrionr lm_
plications of outcome rcsearch for ciinical practicc. J Ncrv Mcnt Dis siklotimik, dengan gangguan mood adalah kontro-
/g0:
217, 1992.
wrtrknr;rn l: A Slr.rt l) l) ntypic'rr rrllitrcprers;rnts vcrcrrs irrrrr)r;rrrrrrc
in versial di dalam bidang psikiatrik. Dimasukkannya
lh: j,"::!:l"nl of nrajor rlcpressirrn: A mcta_analyri< J (.lirr l,sychiatry
54: 5, 1991. mereka dengan gangguan mood utama menyata-
kan adanya kemiripan dalam penyebab, dasar
Bab 15 . Gangguan Mood 855
gangguan distimik dan gangguan depresif berat pertahanan utama yang digunakan adalah pem-
adalah serupa; tetapi, dasar biologis untuk patofi- bentukan reaksi (reaction formation). Harga diri
siologi dasar kedua gangguan adalah berbeda. yang rendah, anhedonia, dan introversi sering kali
PENELITIAN TIDUR. PCNUruNAN lAtENSi tidUr diserlai dengan karakter depresif.
REM dan meningkatnya densitas REM adalah dua FREUD. Di dalam "Mouming and Melancho-
petanda keadaan depresi pada gangguan depresif lia" Sigmund Freud berpendapat bahwa suatu
berat yang juga ditemukan pada sebagian pasien kerentanan terhadap depresi dapat disebabkan oleh
dengan gangguan distimik. Beberapa peneliti kekecewaan interpersonal pada awal kehidupan
menemukan data pendahuluan yang mengarahkan yang menyebabkan hubungan cinta ambivalen
adanya kelainan tidur tersebut pada pasien dengan saat dewasa; kehilangan yang nyata atau yang
gangguan distimik memperkirakan respons terha- mengancam pada kehidupan dewasa selanjutnya
dap obat antidepresan. memicu depresi. Orang yang rentan terhadap
PEMERIKSAAN NEUROENDOKRIN. Dua sumbu depresi adalah yang tergantung secara oral dan
neuroendokrin yang paling banyak dipelajari da- memerlukan pemuasan narsitik yang terus mene-
lam gangguan depresif berat dan gangguan rus. Jika tidak mendapatkan cinta, kasih sayang,
distimik adalah sumbu adrenal dan sumbu tiroid, dan perawatan, mereka menjadi terdepresi secara
yang masing-masing diuji dengan menggunakan klinis. Jika orang tersebut mengalami kehilangan
dexamethasone-suppression test (DST) dan thy- yang nyata, mereka menginternalisasikan atau
rotropin-releasing hormone (TRH)-stimulation mengintroyeksikan objek yang hilang dan meng-
test. Walaupun penelitian tidak sepenuhnya kon- alihkan kemarahannya padanya dan, dengan
sisten, sebagian besar penelitian menyatakan bahwa demikian, kepada dirinya sendiri.
pasien dengan gangguan distimik adalah lebih TEORI KOGNTTTF. Teori kognitif tentang depresi
kecil kemungkinannya memiliki hasil yang abnor- juga berlaku pada gangguan distimik; teori ini
mal pada DST dibandingkan pasien dengan gang- menyatakan b ahwa ketidakse su aian antar a s ituasi
guan depresif berat. Penelitian TRH-stimulation nyata dan situasi yang dikhayalkan menyebabkan
test adalah sedikit jumlahnya tetapi memberikan menurunnya harga diri dan rasa putus asa. Keber-
data pendahuluan yang menyatakan bahwa kelainan hasilan terapi kognitif di dalam pengobatan bebe-
pada sumbu tiroid mungkin merupakan suatu rapa pasien dengan gangguan distimik mungkin
variabel sifat yang berhubungan dengan penyakit mendukung model teoretis teresebut.
kronis. Hipotesis tersebut didukung oleh mening-
katnya persentasi umum pasien dengan gangguan
Diagnosis
distimik yang memiliki kelainan sumbu tiroid jika
dibandingkan dengan kontrol normal. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan
Faktor psikososial. Teori psikodinamika ten- distimik (Tabel 15.2-l) adalahserupa dengan kri-
tang perkembangan gangguan distimik menyata- teria diagnostik untuk distimia di dalam DSM-III-
kan bahwa gangguan disebabkan olen kesalahan R, kecuali dengan ditambahkannya dalam DSM-IV
perkembangan kepribadian dan ego, yang memun- beberapa gejala karakteristik di dalam kriteria B.
cak dalam kesulitan dalam beradaptasi pada masa Kriteria diagnostik memerlukan adanya mood
remaja dan dewasa muda. Sebagai contoh, Karl yang terdepresi pada sebagian besar waktu untuk
Abraham berpendapat bahwa konflik depresi ber- sekurangnya dua tahun (atau satu tahun untuk
pusat pada sifat oral dan anal-sadistik. Sifat anal anak-anak dan remaja). Untuk memenuhi kriteria
adalah termasuk pengurutan yang berleblhan (ex- diagnostik, pasien tidak boleh memiliki gejala
cessive orderliness), bersalah, dan permas alahan yang lebih baik dilaporkan sebagai gangguan
terhadap orang lain; sifat anak didalilkan merupa- depresif berat. Pasien tidak boleh memiliki episode
kan pertahanan terhadap preokupasi dengan manik atau hipomanik. DSM-IV memungkinkan
masalah anal dan dengan disorganisasi, permusuhan, klinisi untuk menentukan apakah onset adalah
dan preokupasi terhadap diri sendiri. Mekanisme awal (sebelum usia 21 tahun) atau akhir (usia 21
Bab 15 . Gangguan Mood 857
pasien dengan gangguan distimik mencari pengo- yang dialaminya. Dengan demikian, pasien dengan
batan. Pada kenyataannya, perceraian, pengang- gangguan distimik kemungkinan menggunakan
guran, dan masalah sosial adalah masalah yang alkohol, stimulan (sebagai contoh, kokain), atau
sering ditemukan pada pasien tersebut. Mereka marijuana, pemilihan kemungkinan tergantung
mungkin mengeluh bahwa mereka mengalami terutama pada konteks sosial pasien. Adanya diag-
kesulitan di dalam berkonsentrasi dan melaporkan nosis komorbid penyalahgunaan zat menimbulkan
bahwa prestasi sekolah atau kerjanya adalah suatu dilemma diagnostik bagi klinisi, karena
terganggu. Karena keluhan penyakit fisik, pasien banyak zat dapat menyebabkan gambaran gejala
dapat mernbolos dari kerja dan situasi sosial. Pasien yang tidak dapat dibedakan dari gejala gangguan
gangguan distimik mungkin memiliki masalah distimik.
perkawinan yang disebabkan oleh disfungsi seksual
(sebagai contoh, impotensi) atau dari ketidak- Diagnosis Banding
mampuan untuk mempertahankan keintiman secara
emosional. Diagnosis banding untuk gangguan distimik
Diagnosis penyerta. Seperti yang disebutkan pada dasamya adalah serupa dengan gangguan
sebelumnya, diagnosis gangguan distimik sering depresif berat. Banyak zat danpenyakit medis dapat
kali dibuat untuk orang-orang yang juga menderita menyebabkan gejala depresif kronis. Dua gang-
gangguan mental lainnya. Data menyatakan bahwa guan khususnya penting untuk diperlimbangkan
komorbiditas gangguan distimik dengan gang- di dalam diagnosis banding gangguan distimik-
guan mental lainnya merupakan prediktor negatif gangguan depresif ringan dan gangguan depresif
yang penting dari suatu prognosis baik. Yaitu, singkat rekuren.
adanya gangguan depresif kronis, tidak terobati Gangguan depresif ringan. Gangguan depre-
tampaknya membatasi kecepatan dan luasnya sif ringan, dibicarakan di Bagian 15.3, ditandai
perbaikan yang dapat diperoleh pasien pada oleh episode gejala depresif yang kurang parah
gangguan lain. Gangguan komorbid yang sering dibandingkan gej ala pada gangguan depresif berat.
ditemukan adalah gangguan depresif berat dan Perbedaan antara gangguan distimik dan gangguan
gangguan berhubungan dengan zat. depresif ringan terutama pada sifat episodik gejala
DEPRESI GANDA. Diperkirakan 40 persen pa- pada gangguan depresifringan. Di antara episode,
sien dengan gangguan depresif berat juga meme- pasien dengan gangguan depresif ringan memiliki
nuhi kriteria untuk gangguan distimik. Kombi- mood yang eutimik, sedangkan pasien dengan
nasi gangguan tersebut sering kali dinamakan gangguan distimik tidak memiliki periode eutimik.
depresi ganda (double deppression). Data yang Gangguan depresif singkat rekuren. Gang-
ada mendukung kesimpulan bahwa pasien dengan guan depresif singkat rekuren, dibicarakan dalam
depresi ganda memiliki prognosis yang lebih buruk Bagian 15.3, ditandai oleh periode singkat (kurang
dibandingkan pasien dengan hanya gangguan dari dua minggu) selama mana terdapat episode
depresif berat. Pengobatan pasien dengan depresi depresif. Pasien dengan gangguan dapat meme-
ganda harus diarahkanpada kedua gangguan, ka- nuhi kriteria diagnostik untuk gangguan depresif
rena pemulihan gejala episode depresif berat pada beratjika episodenya lebih panjang. Pasien dengan
pasien tersebut masih meninggalkan mereka gangguan depresif singkat rekuren berbeda dari
dengan gangguan psikiatrik yang bermakna. pasien gangguan distimik atas dua hal: pertama,
PENYALAHGLINAAN ALKOHOL DAN ZAT LAIN. mereka memiliki gangguan episodik, dan, kedua,
Pasien dengan ganggg6n distimik umunnya meme- keparahan gejalanya adalah lebih besar.
nuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan
berhubungan zat. Komorbiditas tersebut dapat Perjalanan Penyakit dan Prognosis
terlihat sebagai logis, mengingat kecenderungan
pasien gangguan distimik untuk mengembangkan Kira-kira 50 persen pasien gangguan distimik
metode untuk mengatasi keadaan terdepresi kronis mengalami onset gejala yang samar-samar sebelum
Bab 15 . Gangguan Mood 859
usia 25 tahun. Walaupun onset yang awal, pasien dan masa depan. Terapi ini merupakan program
sering kali menderita gejala selama satu dekade terapijangka pendek yang diarahkan pada masalah
sebelum mencari bantuan psikiatrik. Mereka yang saatini dan pemecahannya.
terkena mungkin menganggap gangguan distimik Terapi perilaku. Terapi perilaku untuk gang-
onset dini semata-mata sebagai bagian dari kehi- guan depresifdidasarkan pada teori bahwa depresi
dupannya. pasien yang memiliki onset gejalayatg disebabkan oleh hilangnya pendorong positif seba-
dini berada pada risiko untuk mengalami gang- gai akibat perpisahan, kematian, atau perubahan
guan depresif berat atau gangguan bipolar I di lingkungan yang tibatiba. Berbagai metode peng-
dalam perjalanan gangguannya. Penelitian pada obatan berpusat pada tujuan spesifik untuk
pasien dengan diagnosis neurosis depresif menya- meningkatkan aktivitas, untuk mendapatkan penga-
takan bahwa kira-kira 20 persen dari mereka laman menyenangkan, dan untuk mengajarkan
berkembang menjadi gangguan depresif berat, 15 pasien bagaimana bersantai. Mengganti perilaku
persen menjadi gangguan bipolar II, dan kurang pribadi pada pasien terdepresi dipercaya meru-
dari 5 persen menjadi ganggnan bipolar I. pakan caru yang paling efektif untuk mengubah
Prognosis untuk pasien dengan gangguan dis- pikiran danperasaan depresi yang menyertai. Terapi
timik adalah bervariasi. Penelitian di masa depan perilaku sering kali digunakan untuk mengobati
mungkin menyatakan bahwa penggunaan obat anti- keputusasaan yang dipelaj ari pada beberapa pasien
depresif baru-sebagai contoh, fluoxetine (Pro- yang tampaknya menghadapi setiap tantangan
zac) dan bupropion (Wellbutrin)-atau tipe psiko- kehidupan dengan rasa ketidakmampuan.
terapi spesifik (sebagai contoh, terapi kognitifdan Psikoterapi berorientasi-tilikan (psikoanali-
perilaku) memiliki efek positif pada perjalanan tik). Psikoterapi individual berorientasi tilikan
dan prognosis gangguan distimik. Data yang adalah modalitas terapi yang paling sering dilaku-
tersedia tentang pengobatan yang sebelumnya kan untuk gangguan distimik, dan banyak klinisi
tersedia menyatakan bahwa hanya 10 sampai 15 percaya bahwa ini merupakan terapi yang terpilih.
persen pasien gangguan distimik yang berada dalam Pendekatan psikoterapeutik berusaha untuk meng-
remisi satu tahun setelah diagnosis awal. Kira-kira hubungkan perkembangan dan pemeliharaan gejala
25 persen dari semua pasien gangguan distimik depresif dan ciri kepribadian maladaptif dengan
tidak pernah mencapai pemulihan yang lengkap. konflik yang tidak terpecahkan pada masa anak-
anak awal. Tilikan ke dalam ekuivalen depresif
(seperti penyalahgunaan zat) atau ke dalam keke-
Terapi
cewaan masa anak-anak sebagai pendahulu terha-
Menurut sejarahnya, pasien dengan gangguan dap depresi dewasa dapat digali melalui terapi.
distimik tidak mendapatkan pengobatan atau Hubungan sekarang yang ambivalen dengan orang
dipandang sebagai calon untuk psikoterapi j angka tua, teman, dan orang lain di dalam kehidupan pasien
panj ang berorientasitilikan. Data moderen mena- sekarang ini diperiksa. Pengertian pasien tentang
warkan dukungan objektif bukan hanya untuk bagaimana mereka mencoba memuaskan kebutuhan
terapi kognitif, terapi perilaku, dan farmakoterapi. yang berlebihan akan persetujuan luar untuk meng-
Kombinasi farmakoterapi dan terapi kognitif atasi harga diri yang rendah dan suatu superego
maupun perilaku mungkin merupakan pengobatan yang keras adalah tujuan penting di dalam terapi.
yang paling efektif untuk gangguan. Terapi lain Gangguan distimik melibatkan suatu keadaan
mungkin bermanfaq!; tetapi, manfaatnya masih depresi kronis yang menjadi cara hidup orang ter-
perlu dibuktikan pada penelitian yang terkendali tentu. Mereka secara sadar mengalami dirinya
" dengan baik. sendiri berada di dalam belas kasih dari objek in-
Terapi kognitif. Terapi kognitif adalah suatu ternal yang menyengsarakan yang tidak henti-
teknik di mana pasien diajarkan cara berpikir dan hentinya menyiksa mereka. Biasanya dipandang
berkelakuan yang baru untuk menggantikan sikap sebagai superego yang keras, perwakilan intemal
negatifyang salah terhadap dirinya sendiri, dunia, mengkritik mereka, menghukum mereka atas tidak
860 Srnopsis Psikiatri . Jilid 1
dimilikinya sifat-sifat yang dikehendaki oleh menyatakan bahwa bupropion mungkin merupa-
harapan, dan biasanya terlibat di dalam perasaan kan pengobatan yang efektifuntuk pasien dengan
kesengsaraan dan kesedihan mereka. Pola mungkin gangguan distimik. Simpatomimetik, seperti amfe-
disertai dengan kecenderungan mengalahkan diri tamin, juga telah digunakan pada pasien tertentu.
sendiri, karena mereka tidak merasa bahwa me- KEGAGALAN PERCOBAAN TERAPEUTIK, PeTco-
reka pantas berhasil. Mereka juga memiliki pe- baan terapeutik suatu antidepresan di dalam peng-
rasaan pufus asa yang berlangsung lama karena obatan gangguan distimik harus menggunakan
kebutuhan emosional tidak pernah mereka di- dosis maksimal yang dapat ditoleransi selama se-
puaskan oleh orang yang penting di dalam kurangnya delapan minggu sebelum klinisi meng-
kehidupan mereka. Pandangan pasien yang suram anggap bahwa percobaan tersebut adalah tidak
terhadap kehidupan dan pesimisme pasien tentang efektif. Jika percobaan suatu obat tidak berhasil,
hubungan menyebabk an r arnalanpemenuhan diri : klinisi harus mempertimbangkan ulang diagnosis,
banyak orang menghindari dirinya karena teman- khususnya tentang kemungkinan adanyagangguan
temannya tidak menyenangkan. medis dasar (khususnya suatu gangguan tiroid)
Terapi interpersonal. Di dalam terapi inter- atau gangguan defisitatensi dewasa. Jika pertim-
personal untuk gangguan distimik, pengalaman bangan ulang diagnosis banding masih memberi-
interpersonal pasien sekarang ini dan cara mereka kan gangguan distimik sebagai diagnosis yang
mengatasi stres dinilai untuk menurunkan gejala paling mungkin, klinisi dapat mengikuti strategi
depresif dan meningkatkan harga diri. Terapi in- pengobatan yang sama yang dilakukan pada
terpersonal terdiri kira-kira 12 sampai 16 sesi gangguan depresif berat. Secara spesifik, klinisi
mingguan dan dapat dikombinasikan dengan me- dapat berusaha memperkuat antidepresan pertama
dikasi antidepresan. dengan menambahkan litium (Eskalith) atau
Terapi keluarga dan kelompok. Terapi ke- triiodothyronine (Cytomel), walaupun strategi
luarga dapat membantu pasien dan keluarganya penguatan untuk gangguan distimik tersebut belum
untuk menghadapi gejala gangguan, khususnya diteliti. Atau klinisi dapat memutuskan untuk
jika sindrom subafektif yang didasarkan secara mengganti menjadi suatu antidepresan dari kelas
biologis tampaknya akan timbul. Terapi kelom- obat yang berbeda sama sekali. Sebagai contoh,
pok dapat membantu pasien yang menarik diri jika percobaan dengan suatu SSRI tidak berhasil,
untuk mempelajari cara baru mengatasi masalah klinisi dapat mengganti menjadi bupropion atau
interpersonalnya di dalam situasi sosial. suatuMAOI.
Farmakoterapi. Karena kepercayaan teoretis Perawatan di rumah sakit. Perawatan di
umum yang telah dipegang lama bahwa gangguan rumah sakit biasanya tidak diindikasikan untuk
distimik terutama merupakan gangguan yang di- pasien gangguan distimik; tetapi, adanya gejala
tentukan secara psikologis, banyak klinisi meng- yang parah, inkapasitas sosial atau profesional yang
hindari penggunaan antidepresan pada pasien de- nyata, membutuhkan prosedur diagnostik yang luas,
ngan gangguan ini. Banyakpenelitian telah meng- dan gagasan bunuh diri semuanya merupakan
alami keberhasilan terapeutik dengan penggunaan indikasi untuk perawatan di rumah sakit.
antidepresan pada gangguan. Tetapi, pada umum-
nya data menyatakan bahwa inhibitor monoamin
oksidase (MAOIs) mungkin.lebih bermanfaat di- GANGGUAN SIKLOTIMIK
banding obat trisiklik. Relatif baru diperkenalkan-
nya inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin Gangguan siklotimik, sebelumnya dinamakan
(SSRIs) yang ditoleransi dengan baik telah menye- siklotimia dalam DSM-III-R, secara simptomatik
babkan obat sering digunakan oleh pasien dengan adalah suatu bentuk ringan dari gangguan bipolar
gangguan distimik; laporan pendahuluan menyata- II; gangguan ini ditandai oleh episode hipomania
kan bahwa SSRI mungkin merupakan obat terpilih dan episode depresi ringan. Dalam DSM-IV, gang-
untuk gangguan. Demikian juga, laporan awal guan siklotimik dibedakan dibedakan dari gang-
Bab 15 . Gangguan Mood 861
kuat, sehingga menyebabkan tidak adanya kritik episode manik selama dua tahun peftama gang-
diri dan tidak adanya pengekangan. Mekanisme guan. Kriteria juga mengharuskan adanya gejala
peftahanan utama pada hipomania adalah yang lebih atau kurang konstan selama dua tahun
penyangkalan, dengan mana pasien menghindari (atau satu tahun untuk anak-anak dan remaja).
masalah eksternal dan perasaan depresi internal.
Pasien dengan gangguan siklotimik ditandai
Gambaran Klinis
oleh periode depresi yang berganti-ganti dengan
periode hipomania. Penggalian psikoanalitis pada Gejala gangguan siklotimik adalah identik
pasien tersebut mengungkapkan bahwa tema dengan gejala yang ditemukan pada gangguan bi-
depresif dasar dapat diatasi oleh periode euforik polar I, kecuali biasanya kurang parah. Tetapi, ka-
atau hipomanik. Hipomania sering kali dipicu oleh dang-kadang gejala mungkin sama dalam kepa-
kehilangan interpersonal yang berat. Euforia palsu rahannya tetapi dengan durasi yang lebih singkat
yang dibangkitkan di dalam situasi tersebut adalah daripada yang terlihat pada gangguan bipolar I.
cara pasien menyangkal ketergantungan pada Kira-kira setengah dari semua pasien gangguan
objek cinta sambil secara bersama-sama menging- siklotimik mengalami depresi sebagai gejala uta-
kari adanya agresi atau destruktivitas yang mung- manya, dan pasien tersebut kemungkinan besar
kin telah menyebabkan hilangnya orang yang mencari bantuan psikiatrik saat terdepresi. Bebe-
dicintai. Hipomania dapat juga dihubungkan dengan rapa pasien gangguan siklotimik memiliki terutama
fantasi bawah sadar bahwa objek yang hilang gejala hipomanik dan kecil kemungkinannya
telah digantikan. Penyangkalan tersebut biasanya menghubungi seorang dokter psikiatrik daripada
terjadi singkat, dan pasien segera menerima preo- pasien depresi primer. Hampir semua pasien gang-
kupasi dengan penderitaan dan penyengsaraan guan siklotimik memiliki periode gejala campuran
yang karakteristik untuk gangguan siklotimik. dengan sifat mudah marah yangnyata.
Sebagian besar pasien gangguan siklotimik
Diagnosis yang diperiksa oleh dokter psikiatrik tidak berhasil
di dalam kehidupan profesional dan sosialnya
Walaupun banyak pasien mencari bantuan psi- sebagai akibat dari gangguannya. Tetapi, beberapa
kiatrik untuk depresi, masalah mereka sering kali pasien gangguan siklotimik mencapai kehidupan
berhubungan dengan kekacauan yang disebabkan yang tinggi yang telah bekerja khususnya dengan
oleh episode maniknya. Klinisi harus mempertim- jam yang lama dan memerlukan sedikit tidur.
bangkan diagnosis gangguan siklotimik jika se- Kemampuan beberapa orang untuk mengendali-
orang pasien datang dengan apayang tampaknya kan secara berhasil gejala gangguan adalah ter-
merupakan masalah perilaku sosiopatik. Kesulitan gantung pada atribut individual, sosial, dan kul-
perkawinan dan ketidakstabilan dalam hubungan fural yang bermacam-macam.
adalah keluhan yang sering karena pasien gang- Kehidupan sebagian besar pasien gangguan
guan siklotimik sering kali bersetubuh dengan siklotimik adalah sulit. Siklus gangguan siklotimik
siapa saja dan mudah marah saat dalam keadaan cenderung menjadi lebih singkat daripada siklus
manik atau campuran. Walaupun terdapat laporan pada gangguan bipolar I. Pada gangguan sikloti-
anekdotal adanya peningkatan produktivitas dan mik perubahan mood adalah tidak teratur dan
kreativitas saat pasien dalam hipomanik, sebagian mendadak, kadang-kadang terjadi dalam beberapa
besar klinisi melaporkan bahwa pasiennya men- jam. Periode mood normal yang kadang-kadang
jadi kacau dan tidak efektif dalam bekerja dan ditemukan dan sifat tidak dapat diperkirakannya
sekolah selama periode tersebut. perubahan mood menyebabkan pasien mengalami
Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan penderitaan yang berat. Pasien sering kali merasa-
siklotimik (Tabel 15.2-2) mengharuskan pasien kan bahwa mood mereka di luar kendali. Pada
tidak pernah memenuhi kriteria untuk suatu episode periode iritabel dan campuran pasien mungkin
depresif berat dan tidak memenuhi kriteria untuk menjadi terlibat di dalam pertengkaran dengan
Bab 15 . Gangguan Mood 863
beberapa gejala yang karakteristik untuk episode mungkin mengganggu prestasi orang tersebut di
depresif dan manik. Karakteristik hari baik adalah sekolah dan kemampuannya mendapatkan persa-
kepercayaan diri yang berlebihan, peningkatan habatan dengan teman sebayanya. Reaksi pasien
kesadaran sosial, bersetubuh dengan siapa saja, terhadap gangguan tersebut adalah bervariasi; pa-
dan pikiran yangtajam. Walaupun periode tersebut sien dengan strategi mengatasi atau peftahanan
sangat memenuhi kriteria untuk suatu episode ma- ego yang adaptif memiliki hasil yang lebih baik
nik, tetapi tidak cukup parah untuk menetapkan dibandingkan dengan pasien dengan strategi meng-
diagnosis gangguan bipolar I. Demikian juga, hari atasi yang buruk. Kira-kira sepertiga dari semua
buruk-ditandai oleh tidur berlebihan dan tidak pasien gangguan siklotimik berkembang memiliki
adanya tenaga, kepercayaan diri, dan motivasi- gangguan depresif berat, paling sering gangguan
adalah tidak cukup dalam keparahannya dan du- bipolar II.
rasinya untuk memenuhi kriteria gangguan depre-
sif berat. Selain itu, siklus singkat adalah saling
bergantian dengan iregularitas intermiten atas da- Terapi
sar berulang. Dengan demikian, diagnosis yang
tepat adalah gangguan siklotimik. Terapi biologis. Obat antimanik merupakan
pengobatan lini pertama unfuk pasien dengan
Diagnosis Banding gangguan siklotimik. Walaupun data percobaan
terbatas pada penelitian lithium, obat antimanik
Jika suatu diagnosis gangguan siklotimik diper- lainnya-sebagai contoh, carbamazepine dan
timbangkan, semua penyebab medis dan berhu- valproate (Depakene)-juga efektif, dan hasil
bungan zatyangmungkin untuk depresi dan mania tersebut telah dilaporkan. Dosis dan konsentrasi
harus dipertimbangkan. Kejang dan zat tertentu plasma dari obat tersebut harus sama seperti pada
(kokain, amfetamin, dan steroid) perlu dipertim- gangguan bipolar I. Pengobatan pasien gangguan
bangkan di dalam diagnosis banding. Gangguan siklotimik yang mengalami depresi dengan anti-
kepribadian ambang, antisosial, histrionik, dan depresan harus dilakukan dengan berhati-hati,
narsistik juga harus dipertimbangkan di dalam karena peningkatan kepekaannya terhadap epi-
diagnosis banding. Gangguan defisitatensi,4riperak- sode hipomanik atau manik akibat antidepresan.
tivitas dapat sulit dibedakan dengan gangguan si- Kira-kira 40 sampai 50 persen dari semua pasien
klotimik pada anak-anak dan remaja. Suatu per- gangguan siklotimik yang diobati dengan anti-
cobaan pemberian stimulan membantu sebagian depresan mengalami episode tersebut.
b es ar pasien dengan gangguan defisit-atensi/hiper- Terapi psikososial. Psioterapi untuk pasien
aktivitas dan mengeksaserbasi gejala sebagian gangguan siklotimik paling baik diarahkan kepada
besar pasien dengan gangguan siklotimik. Kate- meningkatkan kesadaran pasien tentang kondisi-
gori diagnostik untuk gangguan bipolar II, yang nya dan membantu mereka mengembangkan me-
dibicarakan di dalam Bagian 15.3, ditandai oleh kanisme mengatasi pergeseran mood-nya. Ahli
kombinasi episode depresif berat dan episode terapi biasanya perlu membantu pasien memper-
hipomanik. baiki tiap kerusakan yang dilakukan selama hipo-
mania. Kerusakan tersebut dapat termasuk masalah
Perjalanan Penyakit dgn Prognosis yang berhubungan dengan pekerjaan dan berhu-
bungan dengan keluarga.
Beberapa pasien dengan gangguan siklotimik Karena sifat gangguan siklotimik yang jangka
ditandai sebagai peka, hiperaktif, atau murung pa- panjang, pasien sering kali memerlukan terapi
da saat masih anak kecil. Onset gejala yang jelas seumur hidup. Terapi keluarga dan kelompok
gangguan siklotimik sering kali terjadi secara sa- dapat berupa suportif, edukasional, dan terapeutik
mar-samar dalam usia belasan tahun dan awal usia untuk pasien dan mereka yang terlibat di dalam
20-an. Timbulnya gejala pada waktu tersebut kehidupan pasien.
Bab 15 c Gangguan Mood 865
DIAGNOSIS BANDING. Diagnosis banding untuk **t*t#*: !a{i* *lak'ara{ dar r*m*1*, d*p*l bttl:1r r' - rc
',11. ,i .id': ' .t,,: i ":: ' r
episode singkat gejala depresif parah yang multi- l:e*anilanari b*rri badar; 1'arg *ila*pk*n
ll:l ilt$*rnrg stail hiF*ts*i*nia han:pir s*titp hnri
pel. ;Erla;r +iar t*iar*asi plllr***trr hafilpir $stlsp lati iJapai
PEzuALANAN PENYAK]T DAN PROGNOSIS. TidAK dilihat *l*h rrang 1;i;t, ilCtk s*fiaia'**tl p*riiffan
*r*1*ktil*laay* k*g*lisahan a1*,; n*nia*i lanbarl
ada data definitif tentang perjalanan penyakit dan k*lolahrn elai: iriia*1r-va *r':*l';i i'unrpit s*tialt l.*ti
lll
prognosis gangguan depresif ringan yang tersedia. Jti irriir*at iitlxir h*lil*ri1a aiau t*sa l:*isala!: yarg
Tetapi, gangguan depresif ringan kemungkinan h*rirblhrr alftil ii*;k l*pal irrrLirgkin il*i*if*l *ararr)
iarillir $*liap lrari 1ii*air sttnat*-rnata nrtn*la diil s*lditi
mirip dengan gangguan depresif berat: perjalanan . .-'. ,.i. :lJ 1r a ; t r' -2' l"
penyakit jangka panjang yang mungkin memerlu- iii liia,rgr'1in henarrpu:n *n!*k *eti:lajt tl*l rleil*scll{rn
kan terapi jangka panjang. Sejumlah besar pasien p*ihiilieri, rlau ialat ln*ng;m*il L*pr:l;s*l-:. rrr',:
1ir1*k r
fic reuptake inhibitors) dan bupropion (Wellbu- DIAGNOSIS. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk
trin). gangguan depresif singkat rekuren menentukan
Gangguan depresif singkat rekuren. Gang- b ahwa durasi gej ala untuk masing-masing epi sode
guan depresif singkat rekuren ditandai oleh epi- adalah kurang dari dua minggu (Tabel 15.3-3).
sode gejala depresif yang multipel dan relatif Selain itu, kriteria diagnostik untuk gangguan
singkat (kurang dari dua minggu), yang, kecuali depresif singkat rekuren dan gangguan depresif
untuk durasi singkatnya, memenuhi kriteria diag- berat pada dasarnya adalah sama.
nostik untuk gangguan depresif berat. Gangguan GAMBARAN KLINIS. Gambaran klinis untuk
depresif singkat rekuren telah ditulis pada hampir gangguan depresif singkat rekuren adalah hampir
semua literatur Eropa; tetapi dengan diperkenal- identik dengan gangguan depresifberat. Satu per_
kannya di dalam kategori diagnostik DSM-[V, gang- bedaan yang kurangjelas adalah bahwa kehidupan
guan kemungkinan mendapat penerimaan cepat di pasien dengan gangguan depresif singkat rekuren
Amerika Serikat. Penerimaannya di Amerika Serikat tampaknya lebih terganggu atau kacau karena
kemungkinan akan mempermudah klinisi mening- 'seringnya perubahan dalam
mood mereka jika
katkan kesadarannya bahwa gangguan depresif dibandingkan dengan kehidupan pasien
dengan
singkat rekuren adalah gangguan yang relatif gangguan depresif berat, yang episode
depresif_
sering ditemukan dengan morbiditas yang bermakna. nya terjadi dengan pemacu yang terukur. Satu
EPIDEMTOLOGI. Penelitian luas tentang epide_ p ene I itian menghitung lama r ata-r ata wakfu
antara
miologi gangguan depresif singkat rekuren belum episode depresif dalam gangguan
depresif singkat
dilakukan di Amerika Serikat. Data yangtersedia rekuren adalah 18 hari. penelitian
lain melaporkan
menyatakan bahwa angka prevalensi l0 tahun bahwa episode gangguan tidur
adalah bertepatan
untuk gangguan ini diperkirakan l0 persen untuk erat dengan episode depresi,' jadi membantu
orang yang berusia 20 tahunan; angka prevalensi dokter menegakkan periodisitas episode depresif.
satu tahun unfuk populasi umum diperkirakan 5 DIAGNOSIS BANDTNG. Diagnosis banding untuk
persen. Angka tersebut menyatakan bahwa gang- gangguan depresif singkat rekuren adalah sama
guan depresif singkat rekuren adalahpaling sering dengan gangguan depresif berat. Klinisi harus
ditemukan pada orang dewasa muda, tetapi masih mempertimbangkan gangguan bipolar dan gang_
banyak penelitian yang harus dilakukan untuk guan depresif berat dengan pola
musiman di
memperbaiki data. dalam diagnosis banding. penelitian terhadap
ETIOLOGL Satu penelitian menemukan bahwa gangguan depresif singkat rekuren mungkin
pasien dengan gangguan depresif singkat rekuren menemukan suatu hubungan dengan gangguan bi_
memiliki beberapa kelainan biologis seperti gang- polar tipe perputaran cepat. Klinisi juga
harus
guan depresif berat jika dibandingkan dengan menilai apakah terdapat pola
musiman pada
subjek kontrol yang sehat mental. Variabel adalah rekurensi episode depresif pada
pasien yang
nonsupresi pada dexamethasone-suppression test diperiksa untuk diagnosis gangguan
depresif
(DST), suatu respons yang menumpul untuk thy- singkat rekuren. Sekurangnya
satu penelitian telah
rotropin-releasing hormone (TRH), dan pemen- mengajukan bahwa pasien dengan gangguan
dekan latensi tidur REM (rapid eye movement). depresif singkat rekuren dapat dibedakan subiipe_
Data adalah sesuai dengan gagasan bahwa gang- nya menurut frekuensi relatif episode
depresifnya.
guan depresif singkat rekuren adalah berhubungan Pembedaan tersebut tidak dimasukkan di dalam
erat dengan gangguan depresif berat dalam hal DSM-IV, walaupun pembedaan mungkin
terbukti
p enyebab dan patofi sioldginya. D ata y ang tersedia memiliki arti prognostik dan terapi.
juga- menyatakan bahwa riwayat gangguan mood PEzuALANAN PENYAKiT DAN PROGNOSIS.
dalam keluarga adalah serupa untuk gangguan Perjalanan penyakit dan prognosis pasien
dengan
depresif singkat rekuren dan gangguan depresif gangguan depresif singkat rekuren tidak
diketahui
berat, yang menyatakan suafu hubungan erat antara dengan baik. Didasarkanpada
data yang tersedia,
kedua gangguan tersebut. perjalanan penyakitnya, termasuk usia onset, dan
Bab 15 . Gangguan Mood 869
T;lh*l i$.3*d
cAMBARAN KLrNrS. Gejala mood dan kognitif
Kri€*ria $?ix*f L**ltillq S;ang g*arn $)i*{sr!h Fr*m**str#a*!
yang paling sering adalah labilitas mood. mudah
A, tersinggung. kecemasan, penurunan minat dalam
FcCa te**gia* b***r tlklus rn*rsk,J*si *el*rnt l*hun t*rakhir
liir*i;rt*L: l*b!hl g*j*i* b*riktt *it*rukan u*tuk s*h**r*r
aktivitas, meningkatnya kelelahan, dan kesulitan
bes*r,,u;nktu *riar:ri n:ing;r: icrakhi:. irg* iut**i. n*lt] memusatkan perhatian. Gejala perilaku sering
m*nghil*rg C*l**i b*h*rapa ha* s*lrinh r:rs*i i**s f*ijkuler. termasuk perubahan nafsu makan dan pola tidur.
*nn nen;hil*ng ilxltn nringgL: p*sr*m*ntir**ri" d*ng*n
Keluhan somatik yang paling sering adalah nyeri
l*k;rar;gry* snl*h r*tii r+:di : jrt;r3. ,1, i,' ,, jr ;u 1+;:
" kepala, nyeri payudara, dan edema. pada wanita
i1] nmd t*rr1*pr*si y*n; j*li:r, [*r*s*frn i:*lu ***. Ni[ir;*n
rt*nr*l* i:i* s*ldili yang terkena, gejalatampak selama sebagian besar
\t) km*ffasan ycnl jrllnr. k*1*gn*g*r, i;*rlsxsft fiika tidak semua) siklus menstruasi, walaupun
"hersrrrr*nEat" *t*1r "1;dak ierang" gejala biasanya menghilang sebelum akhir darah
iahilitxsaf*[lil y*ng ]*l*s fri*ainv*, il*l;rse a,.l tii:*-tib; keluar. Wanita yang terkena adalah bebas dari
s**ih *1*r: n:*lengis ffisu m*n;niJirillnyr k*p*k**r
gejala unfuk sekurangnya satu minggu selama
ierha*;p p*r:*l"lit*n
lnJ k*rnnruhrn *t*r lril**ilitts ytng m**ei;:p dtn i*itr nkt masing-masing siklus menstruasi.
i' *':"i*,:.';i i.;'
tr i, r;'it':.r. .tri;: DIAGNOSTS BANDTNG. Jika gejala ditemukan
/f\
n]*ft r.r*nryf; ni*rl rj*lan ;li.ti,,,ilas bl*sani,x {niltl:1*, pada keseluruhan siklus menstruasi, dengan tanpa
p*kcrj**n. **k*l*h. l*r;l*, h*;*ri*r*rl
t{i
hilangnya gejala antata siklus, klinisi harus mem_
}
Grfnsafit *L:hj*kti{ ail*rya [**L;]ll** d*l*n b***ns*nlr**i
pertimbangkan safu gangguan mood dan gang_
It j lcle rgi, nl*eh l*l;:ir, nicu k*hiirrga* te *tgt guan kecemasan yang tidak berhubungan dengan
;:*ru**htr j*lar d*i*n: nsi*Lr r:n[*t:. m*k;ll bclrlih*r,
*tnu k*ca*durr ixehfffinr: lrfif;rrtu siklus mens truasi (n o n -m e ns tru a I - cy c I e _ r e t ati d).
lfi\ ilipers*n:ni* *1a*
ins*mni* Walaupun gejala memiliki sifat yang siklis, ada_
I !il1 p*rc**sn x*bj*htii **dan; l*ri*n*c cl*u k*luar k*rd*ll nya gejala yang parah harus mengarahkan klinisi
g*i*i;li:ik l;ri*, s*p*{i n}:*rj stfi:"J pcmi:*rgk;*;n mempertimbangkan gangguan mood dan gang_
p*ynd*r*. *ye* k*pah, ny*ri s*nrll ai*u rt*t, s*n*rri guan kecemasan lainnya.
"k*rn*r*q." k*rtih*n i:crat ****n. PERJALANAN PENYAKIT DAN PRoGNOSIS. PeT-
e *?ntarll Fa*n ui:nil* y*ng t**ang n*r*trn**i, f*s* jlt*ul
jalananpenyakit dan prognosis dari gangguan dis_
b*riluln*g*n dilngar pri*d* nrtu* *r,ui**i d*n xs*t n*r*fr*sl,
d*n f*sr f*likL;l*r dinll*i ru+i **ixtrL:xti. Fada waril* yang tiri*t forik pramenstruasi belum dipelajari secara ade_
,n*rsku*sj {r*is*lnyc, yang i*lah r:enj*ieni *i*l*r*kt*mil, kuat untuk mendapatkan kesimpulan yang baik.
pen*nfuxir'.+aktLl inse lulr*l dtr: irlikr";l*r munrkin r*m*rltk*n Secara anekdot, gejala cenderung kronis kecuali
p!:';';.r";n i.i,,r. 1," .,ll:,.ri:. l:t ,,:.,:: i, ,.:,t;:,
' dimulai pengobatan yang efektif.
*. Garggua* d**g*n j*iet neirfilffrggil p*[*{**n atn; **k*!tl TERAPL Pengobatan gangguan disforik pramen_
airi,' ;rklivli*s **sixl bi**arya d** fu*L:*g** d*nta* *rsrr i*i*
struasi termasuk dukungan bagi pasien tentang
:4lldl'ii:. rrlEt:li-li: .:r, :': l! ..ir:r,..,ii: r'i ir.t{lj.
, C.l . r-.1:cir,, i:. ij. , *\f .if ..,,r J:ii, jr krl,i
r.:.1"-.i.ti.; .
keberadaan dan pengenalan gejala. pada penelitian
" I
Gangguan bipolar II, atau disebut episode Fe**nt* lr*parahanlp*ik*tiklr*mixi, *atstan: T*il*;ln p*de c,g,t
kcli*s titi*k **pal *i1i;na[an Ci sini ke ren* k*d* untuk
depresif berat rekuren dengan hipomania, adalah
!#nililuf;n bipclar ll l*i*h mengg*nekan Cigit k*lin:*.
suatu kriteria diagnostik baru di dalam DSM-IV. t/ -^ -: i.
f!l uilt&
Pasien dengan gangguan sebelumnya diklasifi- **;rg** xiri kcrt*t*xik
kasikan sebagai menderita gangguan bipolar yang *ng** cir'1 r:+e*l;rmk*llk
ffi
katatonik (Tabel 75.1-6, dan 15.1-8). DSM-IV episode depresif dengan antidepresan sering kali
juga memungkinkan penentu sifat perjalanan dapat mencetuskan suatu episode manik. Apakah
penyakit berikut ini: dengan perputaran cepat, strategi tipikal untuk gangguan bipolar I (sebagai
dengan pola musiman, dan dengan onset pasca- contoh, litium dan antikonr.ulsan) adalah efektif
persalinan (Tabel 1 5. l-9). atau tidak efektif di dalam pengobatan pasien
Gambaran klinis. Gambaran klinis gangguan gangguan bipolar II adalah masih di dalam
bipolar II adalah gambaran gangguan depresif penelitian. Suatu percobaan dengan obat tersebut
berat dikombinasikan dengan gambaran episode tampaknya diperlukan, khususnya jika peng-
hipomanik. Walaupun datany a terbatas, beberapa obatan dengan antidepresan saja tidak berhasil.
penelitian menyatakan bahwa gangguan bipolar II
adalah berhubungan dengan lebih banyak perce-
raian perkawinan dan onset pada usia yang lebih
Gangguan Bipolar yang
awal daripada gangguan bipolar I. Bukti-bukti
juga menyatakan bahwa pasien gangguan bipo- Tidak Ditentukan
lar II berada pada risiko lebih besar untuk Jika pasien menunjukkan gejala depresif dan
berusaha dan melakukan bunuh diri dibandingkan manik sebagai ciri utama dari gangguannya dan
pasien gangguan bipolar I dan gangguan depresif tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gang-
berat. guan mood lainnya atau gangguan mental DSM-
Diagnosis banding. Diagnosis banding untuk IV lainnya, diagnosis yang paling tepat adalah
pasien yang sedang diperiksa untuk diagnosis gangguan bipolar yang tidak ditentukan (NOS)
gangguan bipolar II harus termasuk gangguan bi- (Tabel 15.3-6). DSM-IV memungkinkan spesifi-
polar I, gangguan depresif berat, dan gangguan kasi lebih lanjut dengan perputaran cepat, dengan
kepribadian ambang. Perbedaan antara gangguan pola musiman, atart dengan onset pascapersalinan
bipolar II pada satu pihak dan gangguan depresif (Tabel 15.1-9).
berat dan gangguan bipolar I pada pihak lain ter- Psikosis sikloid atipikal. Kelompok gangguan
letak pada penilaian klinis episode mirip manik. ini menunjukkan beberapa ciri-ciri gangguan
Klinisi tidak boleh membuat kekeliruan mengenai bipolar I tetapi biasanya tidak memenuhi kriteria
eutimia pada seorang pasien yang mengalami diagnostik lengkap untuk kategori tersebut. Bebe-
depresi kronis sebagai episode hipomanik atau rapa pasien dengan psikosis sikloid atipikal dapat
manik. Pasien dengan gangguan kepribadian diklasifikasikan sebagai menderita gangguan bi-
ambang sering kali memiliki tipe kekacauan kehi- polar yang tidak ditentukan.
dupan yang sama parahnya dengan pasien gang- PSIKOSIS MOTTLITAS. Dua bentuk psikosis
guan bipolar II, karena episode multipel gejala motilitas (motility psychosis) adalah akinetik dan
gangguan mood yang bermakna. hiperkinetik. Bentuk akinetik dari psikosis motili-
Perjalanan penyakit dan prognosis. Perja- tas memiliki gambaran klinis yang serupa dengan
lanan penyakit dan prognosis gangguan bipolar II gambaran klinis stupor katatonik. Tetapi, berbeda
baru saja mulai diteliti; tetapi, data pendahuluan dengan skizofrenia tipe katatonik, psikosis motili-
menyatakan bahwa keadaan ini adalah diagnosis tas akinetik mengalami pemulihan yang cepat dan
yang stabil, seperti yang ditunjukkan oleh tinggi- perjalanan penyakit yang baik yang tidak menye-
nya kemungkinan bahwa pasien dengan gangguan babkan keruntuhan kepribadian. Dalam bentuk
bipolar II akan tetap r4emiliki diagnosis yang hiperkinetiknya, psikosis motilitas mungkin me-
sama lima tahun kemudian. Data menyatakan nyerupai luapan manik ata:u katatonik. Seperli
bahwa gangguan bipolar II adalah suatu penyakit pada bentuk akinetik, benfuk hiperkinetik pulih
yang kronis yang memerlukan strategi peng- dengan cepat dan memiliki perjalanan penyakit
obatanjangka panjang. yang baik.
Terapi. Pengobatan gangguan bipolar II harus PSIKOSIS KONFUSIONAT. Psikosis konfusional
dilakukan secara berhati-hati, karena pengobatan tereksitasi, seperti yang digambarkan pada awal-
Bab 15 . Gangguan Mood 873
I*he*t '1$.$-*
\:.;..ri t;::r!. .': ':" :"'. .. ..'."
GANGGUAN MOOD LAIN
ji*:'lli.;:i.;,::'lr
:; #$tS T i*eh *
Dua diagnosis gangguan mood yang perlu di-
perlimbangkan di dalam diagnosis banding tiap
pasien dengan gejala gangguan mood adalah
gangguan mood karena kondisi medis umum dan
gangguan mood akibat zat. DSM-IV memasukkan
kategori diagnostik tersebut di dalam gangguan
mood untuk mendorong dan mempermudah pro-
ses diagnosis bandiug.
Di dalam DSM-Ill-R diagnosis tersebut dina-
makan ganggllan mood organik dan dituliskan di
dua tempat yang teryisalr {engan gangguan mental
organik akibat zat psikoaktifdan dengan gangguan
mental organik yang berhubungan dengan gangguan
atau kondisi fisik Aksis III atau yang penyebab-
nya tidak diketahui. Organisasi yang agak mere-
potkan tersebut telah diganti di dalam DSM-IV
dengan (1) menghilangkan istilah "organik" dari
DSM-IV dan (2) memindahkan kedua kategori diag-
nostik tersebut ke dalam bagian gangguan mood.
Mungkin sulit untuk menentukan apakah gejala
nya, dibedakan dari mania oleh beberapa karak-
gangguan mood pada seorang pasien dengan kon-
teristik: pada psikosis konfusional tereksitasi, disi medis umum adalah (1) sekunder terhadap
lebih banyak kecemasan, kurang mudah dialihkan
efek kondisi medis umum pada otak (diklasifikasi-
perhatiannya, dan derajat inkoherensi pembica-
kan sebagai gangguan mood karena kondisi medis
raan yalg tidak sebanding dengan keparahan
umum), (2) sekunder terhadap efek obat pada otak
gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas).
yang digunakan untuk mengobati kondisi medis
Psikosis konfusional kemungkinan merupakan
umum (diklasihkasikan sebagai gangguan mood
suatu variasi klinis dari mania yang ditemukan
akibat zat), (3) mencerminkan gangguan penye-
pada gangguan bipolar I.
suaian yang disebabkan oleh kondisi medis umum
PSIKOSIS KECEMASAN.PENUH KEBAHAGIAAN.
(diklasifikasikan sebagai gangguan penyesuaian),
Psikosis kecemasan-penuh kebahagiaan (anxieQ-
atau (4) mencerminkan suatu gangguan mood
b lis sfulnes s psy cho sis) dapat menyerupai depresi
primer (sebagai contoh, gangguan depresif berat).
yang teragitasi, tetapi dapat juga ditandai oleh
Kesulitan pembedaan klinis tersebut dikenali di
sangat banyaknya inhibisi sehingga pasien sulit ber-
dalam DSM-IV dengan mengelompokkan gang-
gerak. Keadaan periodik kecemasan yang melanda
guan (kecuali gangguan penyesuaian) di dalarn
dan gagasan paranoid tentang diri sendiri (para-
bagian gangguan mood.
noid ideas ofreference) adalah karakteristik untuk
keadaan ini, tetapi menyalahkan diri sendiri, pre-
okupasi hipokondriak al, gejala depresif lainnya, Gangguan Mood karena
dan halusinasi juga mungkin menyertainya. Fase Kondisi Medis Umum
penuh harapan bermanifestasi paling sering dalam
perilaku yang meledak-ledak dan ide kebesaran, Jika gejala depresif atau manik ditemukan pada
yang kurang memperhatikan pembesaran diri pasien dengan suatu kondisi medis umum, menen-
dibanding dengan misi membuat orang lain tukan gejala depresif kepada kondisi medis umum
bahagia dan menyelamatkan dunia. atau suatu gangguan mood dapat sulit. Banyak
874 Sinopsis Psikiatri o Jilid 1
tidak dapat dibedakan dari gejala yang ditemukan *angguan sislemlk laln
pada gangguan depresifberat dan gangguan bipo- P*nynkit hardi*pL:lm*nall
ilenyakit glnj*l d*n *remia
lar I. Waham dan halusinasi mungkin ditemukan,
l\e*plrsna sister''t i k
dan juga gangguan kognitif ringan sampai sedang. Pndiila
Diagnosis banding. Diagnosis banding harus $!ndr*m l{linelelter
termasuk gan g guan mo o d akib a t zat (termasuk zat $indr*m imunotieiisirnsi rlidap*t {Al}$)
yang digunakan untuk.mengobati kondisi medis), Iangguan m*od p***aperuelrnnn
ff nnggua* rn*cd p*t*a*p*ratil
gangguan mood primer, dan gangguan penye-
suaian. Pada beberapa sistem pelayanan kese- Tab*l dari J.L. e*nnrings: illinical l,,ier.:rcpsychiairy" h*1. jE?. Srrn* &
hatan, pura-pura juga harus dipertimbangkan di Strati*r. Orlandl, 1*$S. fi$tnrkar d*ngan izin.
Txh*{'1S.3**
Tshcl 1S.3-S
Krit*ri* *iagn*s*ik i; *te"*k #ar"lg6**r'a lktr**ri icar*na
*3*ny*t:*h ffi **i* $*kt**d*r
K*ndi*iffiedi* {"tmq:m
*ai:g;uan nsilrtlil!]i$
Feny*kit tk*irnPir*mid*llt A. Gcnggu*r: mc*d yang nrcnenici dan p*t*i*l*n yang
me nguas*l gambatan klinls d*n dil*ndsi aleh salch sniu {alau
Penyukit l"{uniin;f*n
Fenyxkii Patkins*n p**ca*netlalili* htiu.ln;';t] r6r' lg"";.rl 1:
Pe nyckit Wils*n {1} l'.;'l**el t*rr3*prcsi il**Lr hilangn-v* minal *lnu k***nnng*n
1nf*ks] SSI s**nra j*lns p*da e*mun' al*l hampir sernu*, nkiivitas
P*tsgic umun i:) n*td y*ng n*ninggi. *kspanlif, ntau i*l*bel
[,nse{$1ilis vitus S. T*niapet *L;kU dnri riway*t p*nyakil, p*m*riksa*n flsik' aiait
i*nurn l*[:*rntldun behw; ilsn$!uail ;rdalah akihat lisinl*gix
{rr:disi lnin
ll*eplasr*n ;er*btal l*ngsung d*ri klr:*ili n:*di* *murn.
ltaii.ird 5*rcnffii *. Gangguar: tirjak C*p*l elii*r*ngl"*n l*hih b*ik *l*h $ffnggilan
Talam*tani menial iain imi**lny*, $fi11!Uilafi p*lty*s*ci*n d*ngar': moad
*et*brt'va**uiar *c*id*t'ti* ietd*pr*si, *abag;ri r*sp*nl t*rha*np slrcs ncndeiliil knndisi
$kl*r**i* rr:uliiPel rcdis Ltttti.ttt).
Ipil*pt! i**us t*nParnlis *. **ngguan tirlak t*1ar1i $efiais-mata selar* p*rjn!**an
Pcny*kit ilick d*!iriLrm eku ri*$ens!a"
Cr*na Klel*e-levi*
SirT
$ir;dt*nrs Klinef*1{*r
[" G*jal* n:*ny*b*bkan p*nd*rita*n yar:g **makn* *ec*ra
klinic iltnu Uail{l{Juen C*lan {ungsi stsial, p*k*{aan, ;llau
S*ngguan sist*rlii{ iungsi pentirg lain.
Ur*ni;l dan h*mdinli*is
$*b*fk*n tip*:
ile mc*sl* dialisi*
d*ngan *iri **pr*siil iik* m**d y;xg nencni*l ad*l*h r:l*ptcsi
ilip*t1it*idisrn*
ieiftil! tidak neme*ulti kril*rla lenqkap untuk *pis*Ce
f*l;lEi* d*pterii h*tal
Sln*r*me kat*!ni:iC
u:l*nga* *pi*ed* rnirip cl*pre*if i:*rat: jikn dip*n*lri k$teria
l]*{!ci*nsi vittmin *t: l*ngkap untuk cprsad* **pr*lif !'r*rat {k*ruali ktit*lia il)
f,4nni* pa*coP*nelln*n
derag*n *iri *:anik: jik* nr**C y*ng m*nr:njli aCaiah nreninggi,
(.lit3; citfiijtl *uinrrk, *{nu itil*bel
i-ev*d**p t$**ga* *iri **rng:uren: iika g*iala mani* m*up*n d*ptes!
*r*mmilpt!n* ditcmuk*n rjan lldak ada yar:g m*nr,ni*l'
$impnt*mitlteiih
ls*risrid T*bel J*ri l$i"'t-lv. *1a$fl*$iic end St*iislicai Mar:ue1 *l Me;rial lJistrd*rs,
Flr*a*:nzine nd. 4. llak rlptc ,{m*ri*n Psychlatil &sttciali*r. W*shln6icn, 19!4
*r*ni*c !)!gunakan ***gan i;i*.
lt*kar"
An{eiamin
Prc*yclitlin*
l"'{ydl*larin*
*yrl*hett;*Ptine
Ph*ncyclidin* 1P*FJ yang berhasil terhadap kondisi fisik dasar' Seperti
Ul'r*lielh* pada gangguan mood lain, bunuh diri merupakan
Y*him*in*
**elcf*n risiko bagi pasien dengan gangguan mood karena
liil*lri;amieJ* {:*t*1ah mi*iegr;lfi) kondisi medis umum.
*
Terapi. Penatalaksanaan gangguan termasuk
Tabri dari J,L. *:*rmirgq;-*linic*l I'l*r;rcpsyrhiairy, 1a1 18? $rL'r*
menentukan penyebab dan mengobati gangguan
*1ra11**, 0{arC*. 1$85..*igr"rnakan d*ngar irin.
dasar. Terapi psikofarmakologis mungkin diindi-
kasikan dan harus mengikuti pedoman yang
berlaku untuk pengobatan depresi atau mania,
menghasilkan pemulihan pasien yang segera dari dengan mengingat kondisi fisik yang menyertai'
gangguan mood. Gangguan mungkin menetap Psikoterapi mungkin berguna sebagai pelengkap
ielama beberapa minggu atau bulan setelah terapi terapi lain.
876 Srnopsls Psikiatri . Jitid 1
Gangguan mood akibat zatharus selalu diper- *L;i ;tliir:'t': *rr,rliinltt(f ii:il
timbangkan di dalam diagnosis banding gejala il*iia1i4** trli,isllt
!,irirlf !l-i! It*;*lrl
gangguan mood. Pada umumnya, klinisi harus U*lrrili*1i+ Iri:,:+itrrlrrJ*
j,.:..'
mempertimbangkan tiga kemungkinan: perlama, ll 1l*:'alrrn
Liriiryirll:pl i-idr{+ilt
pasien mungkin menggunakan obat untuk meng-
l:lllti*i*i+i 'Jrp*rll*i
obati masalah medis nonpsikiatrik. Kedua, pasien ii+l*r::ir* i:l*ihr:s+r11i:li:rr
mungkin secara tidak diseng aja dan kemungkinan $ri*il1 isr tlilrnilt
tidak diketahui terpapar dengan zatkimia neuro- *;rlr{,Jr;i ii*rti:*iie;*;:il*
i,:l1tta] rr:tdrat*
toksik. Ketiga, pasien mungkin menggunakan zat irirr.r:*tili*;i*le
r'lfl;]:ri'r1 {:rlrrat*ij.1tt
untuk tujuan rekreasional ata:u mungkin meng-
alami ketergantungan dengan zat iil*r*iri *lr h.;r*t*n
ftrtentl. Itlrlrlllir::*;d Iri*n*in*ir,n*
Epidemiologi. Epidemiologi gangguan mood {.tttft$*i$i i}:tl 5*relhrsi+l*ls
akibat zat adalah tidak diketahui. Tetapi, preva- ill**rislr llnt:i:1
lensi kemungkinan adalah tinggi, mengingat *tit:til*i ie11 tt*if-ls* tr!3t f;:ilfii;l
jumlah peresepan obat yang dapat menyebabkan {tti*llr:l* *:*llyllrepr**
f *li!L,lln!l* i:i*t.reita:1f,
depresi dan mania, jumlah zat kimia toksik di
dalam lingkungan dan tempat kerja, dan luasnya *l;i plt;ri:ir*pil
ilr;ift:i:1^rer*r*l i'tliitilltl13::te
penggunaan apa y ang disebut obat rekreasional.
*rri l*irrr:lr:1i:
Etiologi. Medikasi, khususnya antihipertensif, ,.qfieriad]l1f $,tt.hir*
kemungkinan merupakan penyebab yang paling Srun*r:ipltrr: {;rle*:t;l*in+
i-*'/rii+pe i',1*1:ttl,;*nilt
sering dari gangguan mood akibat zat, walatpun
l*ir;ie*lr;t* f r*ryit;;ilr
berbagai macam obat dapat menyebabkan depresi
,{tti1*s'r d*ir rb*i ;iIilirlsrnlr!
(Tabel 15.3-10) dan mania (Tabel 15.3-8). Obat [*r*pr';iui: frr*leielll:
seperti reserpin (Serpasil) dan methyldopa (Aldo- lblpr*l*:"r fu*l1trL;la:*lr:
met), keduanya adalah obat antihipertensif, dapat ln,Jr:nelral:r i:*liui:l:tr*
mencetuskan gangguan depresif, kemungkinan l*uyl;n}*
dengan menurunkan serotonin, seperti yang ter- ilL;r trrljl]lki*ri ril;r i:rlij*rL;.
Ar-rpiriiln firinrrl*i?!.1
jadi pada lebih dari
10 persen dari semua orang $tliall*il*ra:r,l* loi*irlrrda;*ir:
yang menggunakan obat. illtiro;*t*
Ci rils*ri** irhlrdrrrr *r::*
Diagnosis. Kriteria diagnostik DSM-IV untuk )ap*trrrr* irli*r*ni:ii*
gangguan mood akibat zatmemungkinkan penen- Illr]*i:;rtCt $lrcpi*ir1,rl l
T*ir*r:y;i1116 ?ll,:lari:anilirl*
tuan (1) zatyang terlibat, (2) apakahonset selama
intoksikasi atau selama putus zat, dan (3) sifat *l:;i,lnt: riinll ;;ii ii
,{ruirr*li"1r0 j:-i1"1ltiidirs
gejala (sebagai contoh, manik atau depresi) (Tabel
i:-Aif;rftiirarf *i**n:rrr
15.3-11). Suatu jarak maksimal satu bulan antara 1...,1ri1ffi*'r,rir "i'rir*crl*3rir:
penggunaan zat dan timbulnya gejala adalah ,,ril:r:llir*
: ';
I ". *{l' - ."1 d
T*h*i 1$.3*Jtr
H*l*ri* #i*6***tik untuk ***66*x* id*** *kib*t fl*t F,*l*ri* ffii*6***tiit l;itt*k *fr*##ti*il &4**d y**g Ti'.;.t!,
#i{*ntxk**
1.,,. **rg;r-:** rit,;lrt 1lr; nttrc*ji:i d81 i*ltl5i*r "titlnt rl*rt:lil-i
itilrtil:{ai:i l:rt:rr rial ilifaiirdii *l*ll lai;li: 'cfilrj ixitll"J kelitnl't3) ilali 5.n1*rrr.i iil l*rfti*ri; ;a*,jiJ;Ir-!;11f':illar ii*ir,i*r: t*jnii r*** -r::l; liiah.
irlj1*rr,;ll ir::,.ri,i irf:tii(:i:;1*l r::!L; *irq-t*3r +r*{ l;i:*rrilit d;l: tj r':-;
.,,,',Ll:'t,'.... 1 r,:.'. j r" J c: ::i..,,:, : .r''.: ri:1rl ;:lliil :"r,:*,tl:I ltlrt;: !rfrli];1:ft i*i;:tr,j';:',rc lldat iii*rt:i';*t, .".-:
:: ..:,-., .'., ,- :.: : .:..r .:.'' :'
:r,'i;-l i.:*I;r $*c:lil, iil'; l;i:'rrlll s*ltLg. *kli:rirul
. itl l,lrr:d 1*ri; r,lrir;gi riti]':rl$ii. rri*il iriirl*1. lairr rbii lt:iiri'11,'. *i.t!:t:liil rtl: itl:rrt:l;l l*lrrrr,ll iti ll+rt;r *ltii:rij+l
l. i i;rrili:*i **irti *rri {irai;at p*ryltri, tt$l+!1itl*ir!l lllk, li*i: t*nla* rrij..l lili; ,:i1r:; l\lirtl'ri:*r Fl';tI;lll!,; ,is::*ri:.l1ll, 1,1'llllirtrl* :rr i
i*hrrai+rlir ad;n1rl irl+!s]il*li llal i,ri*s l;!. l;n .1*1i:ll dri*n A
hlrittr'ti::*11 let:;rrt li*r **:am irrhe.iJln *r.;lan *lr, iri*lslklr! ai;rr: i:!;rri(ir iialt;rit ;;ttr.
i.r[1!i ?fl !tl'] r\l::rekr;
il ri*n;g'-:;r ii**i,; datr;i i:i:sr;rliJia{ iei:il i:lllt *1*l it.r$gl;t | ' rl ,
yr:rg lidat Iiikittllrai ;n1. *ulli-;\rl.ll l,i:l?"r ti;jti* lehl|: llrk
:lileriil.;itn *r*l **l+3t;l ;::ll* yliig h*ta* ;lialibxli''*it ;*, ' '": arahkan diagnosis pada gangguan mood primer,
h*rL:lr*: aJol*ti xtl'Jtrrli:' ttt**i l*ri:a1*lgltlla* *i*rj
!j.rjirlini$!'iJar iili. lI*r*i3tr trlri l*rlfd* tifkil lxn* trkiiI l;il* walaupun riwayat tersebut tidak menyingkirkan
*,:laiii,iir ",i!,-i,,.t.li"ti, ,,i,lati gtl*!*n liinll::ll ltlls *1,*l a!;l
- ' kemungkinan gangguan mood akibat zat. Zat
trl*kii!;ri i*fihl jrli]l ijrcli: ' i'- '",; ' '-' ': 'l::irl*r' mungkin juga memicu suatu gangguan mood
*;lall, ri:;,r ir-irri;ri :;i ira*g ili;u*air;lr, ei*l l*,t'l:rri rlitii ii; . ; ' ,.; ,
Daftar Pustaka
Angst J: Recurrent brief depression: A new concept of depression. Phar- Kasper S, Ruhrmann S, Hasre T, Moller H J: Recurrent brief depression
macopsychiatry 23 : 63, and its relationship to sasonai affective disorder. Eur Arch psychiatry
Angsi J, Dobler-Mikola A:'9A).
The Zurich study: A prospective epidemiolog- Clin Neurosci 242:20, 1992.
ical study of depressive, neurotic and psychosomatic syndromes: lV. Kupfer DJ, Carpenter L L, Frank E E; Is bipolar ll a unique disorder?
Recurrent and nonrecurrent brief depression. Eur Arch Psychiatry Neu- Compr Psychiatry 29:228, 1988.
rol Sci 231: 408. 1985. Lazarus A A-: The multimodal approach tq the treatment of minor depres-
Caplan L R, Ahmed I: Depression and neurological disease: Their dis- sion. Am J Psychother 46:50,1992.
tinction and association. Gen Hosp Psychiatry 14: 177,1992. Moline M L: Pharmacologic strategies for managing premenstrual syn"
Cassano G B, Akiskal H S, Musetti L, perugi G, Soriani A, Mignani V: drome. Clin Pharm 12: 181, 1993.
P.sychopathology, temperament, and past coune in primary major Montgomery S A, Montgomcry D, Baldwin D, Green M: The duration,
deprcssions:2. Toward a redefinition of bipolarity with a new semi_ nature and recurrence rate of brief deprcssions. prog Neuropsycho-
_
structured intervicw for depression. Psychopathology J: 2?8, 19g9. pharmacol Biol Psychiatry 14:729, l99XJ.
Coryell W, Endicort J, Andreasen N, Keller M: Bipoiir I, bipolar II, and Parry B L, Berga S L, Kripke D F, Klauber M R, Laughlin C A, yen S
nonbipolar major depression amoog relatives of affectively ill probands. S C, Gillin C: Altered waveform of plasma nGturnal melatonin secretion
Am J Psychiatry 142:817,1985. in prenrenstrual dysphoria. Arch Gcn Psychiatry 47: ll39,l99i.
Coryell W, Endicott J, Keller M, Andreasn N, Grove W, Hirschfeld R Paykel E, moderator: Workshop IV: Depresion in medical illness. Int Clin
M, Scheftner W: Bipolar affecfive disorder and high achievement: A Psychophamacol 7: 2O5, 1993.
familial association. Am J Psychiatry I,t6:983,1989. Phillipp M, Delmo C D, Buller R, Schwarze H, Wint€r p, Maier W,
Coryell W, Keller M, Endicott J, Andreasen N, Clayron p, Hirschfeld R: Benkert O: Differentiation between major and minor depression. psy-
Bipolar II illness: Course and outcome over a five-year period. psychol chopharmacology 106 (2, Suppl): 575,1992.
Med 19: 129,1989. Rice J P, McDonald-Sco( P, Endicott J, Coryell W, Grove W M, Keller
Depue R A, Arbisi P, Krauss S, Iacono W G, Leon A, Muir R, Allen J: M B, Altis D: The stability of diagnosis wirh an applicarion to bipolar
Seasonal independence of low prolactin concentration and high spon- II disorder. Psychiarry Res 19: 285, 1986.
taneous eye blink rates in unipolar and bipolar II seasonal affective Rihmer Z, Barsi J, Arato M, Dem€ter E: Suicide in subtypes of primary
disorder. Arch Gen Psychiarry 47:356, t990. major depression. J Affect Disord 18:221, l9X).
Fogel B S: Major depression venus organic mood disorder: A questionable
Simpson S G, Folstein S E, Mcycrs D A, McMahon F J, Brusco D M,
distinction. J Clin Psychiatry 5/: 53, 1990.
DePaulo J R Jr: Bipolar II: the most common bigxrlar phenotype? Am
Freeman E W, Rickels K, Sondheimer S J: Course of premenstrual syn-
J Psychiatry 150:901, 1993.
. drome symptom severity after treatment. Am J Psychiatry 149:531,1992. Staner L, De La Fuente J M, Kerkhofs M, Linkowski p, Mendlewicz J:
Gitlin M J, Pasnau R O: Psychiatric syndromes iinked'to reproductive Biological and clinical features of recurrent brief depressron; A com-
function in women: A review of current knowledge. Am J psychiatry
parison with major depressed and healthy subjects. J Affect Disord 26:
146: 1413,1989.
241. 1992.
Harrison W M, Endicott J, Nee J: Treatment of premenstrual dysphoria
with alprazolam: A controlled sludy. Arch Gen Fsychiatry 47: Zj\, 1319{ . Starkstein S E, Fedoroff P, Benhier M L. Robihson R G: Manic-depressive
,-
Heun R, Maier W: The distinction of bipolar Il disorder'from bipolar I and pure manic srates after brain lesions. Biol psychiatry 29t 14g, lggl.
and recurrent unipolar depression: results of a controlled family study. Stuart J W, Quirkin F M, Klcin D F: The pharmacothirapy of minor
Acta Psychiarr Scand 87: 279, 1993. depression. Am J Psychother 46:23. 1992.
Hurt S W, Schnurr P P, Severino S K, Freeman E W, Gise L H, Rivera- Sunbtad C,. Hedberg M A, Eriksson E: Clomipramine administered during
Tovar A, Steege J F: Late lureal phase dysphoric disorder in 6i0 women the luteal-phase reduces the symptoms of premenstrual-syndrome-A pla:
evaluated for premenstrual complaints. Am J Psychiatry 1 49: 525, 1992. cebo-controlled trial. Neuropsychophamacology 9: 133, 1993.'
Sumber Rujukan Psikiatri yang Paling Banyak Digunakan
SEKARANG DIPERBARUI dengan DSM{V
Buku Sinopsls Psikiatri ini adalah salah satu buku teks pertama yang
menggu na ka n DSM lV-sepen u h nya berdasa rkan pada term i nolog i ya n g
baru dan memasukkan kriteria diagnostik DSM lV untuk semua gang-
guan mental.
Kaplan dan Sadock, bersama seorang penulis baru, Jack Grebb, M.D.,
telah menciptakan teks yang terkenal yang memasukkan:
Rp198.000 KruorrrRlnl
BIIIARUPA AI(SIRA
GEoUNG KARISMA .,1. M. Toho No. 2