Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan


hidayah-Nya serta shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, ulama, dan
para pengikut yang selalu menjaga ajaran agamanya.
Berkat kemurahan Allah pula sehingga pada saat ini penulis dapat
menyelesaikan makalah pengalaman kerja.
Selama melaksanakan dan menyusun makalah pengalaman kerja,
penyusun mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Ir. Suharyono, selaku kepala proyek Pembangunan Jalan
Tol Solo-Ngawi seksi SN 2B
2. Bapak Andesit Krisna ST., MT., selaku kepala proyek
Pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi seksi SN 2B
3. Bapak Hadi Suroto, selaku koordinator lapangan proyek
Pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi seksi SN 2B
4. Ibu dan kakak tercinta atas segala doa dan dukungannya
5. Dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima
dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Ngawi, 25 November 2016


Penulis,

Priangga Rahmat Ariyadi

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 3
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................. 3
1.3 Garis Besar................................................................................ 4
1.4 Sistematika Pembahasan......................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Infrastruktur................................................................................ 5
2.2 Jalan............................................................................................ 5
2.3 Underpass................................................................................... 7
2.4 Box Culvert.................................................................................. 8
2.5 Metode Konstruksi...................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN MAKALAH


3.1 Metode Pekerjaan Konstruksi Box Culvert Precast.............. 12
3.2 Matriks Permasalahan Dengan Penyebabnya..................... 16
3.3 Matriks Hubungan Permasalahan dengan Solusi................ 17

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................. 20
4.2 Saran........................................................................................... 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup pesat didukung
dengan berkembangnya sektor pemukiman dan perkantoran menuntut
penyediaan infrastruktur transportasi (termasuk jalan dan jembatan) yang
memadai. Untuk meningkatkan laju roda perekonomian Indonesia maka
dibangunlah proyek jaringan jalan tol Trans Jawa. Jaringan jalan tol ini akan
meningkatkan kapasitas jalan per satuan luas wilayah di masing-masing
Kabupaten/Kota, khususnya Kabupaten/Kota Solo, Kabupaten Sragen,
Kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya termasuk
Kecamatan Kertosono, sehingga akan memperlancar arus barang dan
penumpang sesuai hirarki prasarana transportasi darat di masing-masing
wilayah Kabupaten/Kota.
Pembangunan jalan baru seperti jalan tol yang melintasi saluran air
diharuskan mengembalikan aliran air seperti sediakala. Saluran air
pengganti setidaknya harus sebaik dengan kondisi saluran sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan kepraktisan dan kefektifan konstruksi,
pengalihan saluran air melalui Box Culvert merupakan solusinya.
Box Culvert bukan hal yang baru, yang baru hanyalah dimensi dari
proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan
perubahan tersebut munculah persaingan yang ketat, hal ini yang
mendorong para kontraktor mencari dan menggunakan metode serta teknik
yang baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan
efisien.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1) Mengidentifikasi spesifikasi dan karakteristik konstruksi box
culvert.

3
2) Dapat merencanakan metode pelaksanaan konstruksi box
culvert.
3) Dapat mengkomunikasikan hasil dari metode pelaksanaan box
culvert secara baik dan benar.

1.3 GARIS BESAR


Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa terdiri dari beberapa
macam pekerjaan yaitu Perkerasan Rigid, Retaining Wall, Galian Tanah,
Timbunan, Drainase, Bored, Overpass, Underpass dan Jembatan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membatasi lingkup
pembahasan yaitu pada pelaksanaan pekerjaan Box Culvert di proyek
Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa.

1.4 Sistematika Pembahasan


Penulisan makalah ini dibuat secara sistematis yang terbagi dalam
lima bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Berisi uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, garis
besar, dan sistematika pembahasan.
Bab II Landasan teori
Berisi teori yang berkaitan tentang pembahasan makalah ini.
Bab III Pembahasan Masalah
Dalam bab ini, dipaparkan mengenai permasalahan yang terjadi
dalam pelaksanaan di lapangan baik teknis maupun non teknis
serta solusinya.
Bab IV Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan masalah dan
saran berupa masukan atau usulan untuk ditindaklanjuti proyek.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 INFRASTRUKTUR
Infrastruktur adalah keseluruhan elemen yang dapat berguna untuk
berfungsinya perekonomian dengan memfasilitasi sirkulasi barang,
manusia dan ide. Setiap usaha untuk meningkatkan dan mendiversivikasi
produksi, memperluas perdagangan, menyebarkan penduduk, mengurangi
kemisikinan, serta memperbaiki kondisi lingkungan dengan membutuhkan
prasarana infrastruktur. (Meiningtyas Dwi Hidayatika, 2007).
Menurut Macmillan Dictionary of Modern Economics (1996),
infrastruktur merupakan elemen structural ekonom yang memfasilitasi arus
barang dan jasa. Sedangkan The Routledge Dictionary of Economics
(1995) memberikan pengertian yang lebih luas yaitu bahwa infrastruktur
juga merupakan pelayan utama dari suatu Negara yang membantu
kegiatan ekonomi dan kegiatan masyarakat sehingga dapat berlangsung
melalui penyediaan transportasi dan fasilitas pendukung lainnya. Banyak
definisi dari bacaan mengenai infrastruktur menunjukkan adanya beberapa
kesamaan unsur (Slootweg dan Verhoef, 1999), seperti:
1) Infrastruktur adalah suatu sistem yang besar.
2) Infrastruktur memiliki dimensi teknologi yang kuat.
3) Infrastruktur terdiri dari komponen fisik yang tidak dapat dipindah-
pindah.
4) Infrastruktur memberikan jasa yang penting dan sulit tergantikan.

2.2 JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan kabel dan jalan lori. (Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006)

5
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang
dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya
sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas hewan, manusia
dan kendaraan yang dapat mengangkut barang dari suatu tempat menuju
tempat lainnya dengan mudah dan cepat. (Clarkson H.Oglesby, 1999)
Jalan menurut Undang Undang No.13 Tahun 1980 adalah suatu
prasarana penghubung darat dalam bentuk apapun, tidak terbatas pada
bentuk jalan yang konvensional yaitu jalan pada permukaan tanah, akan
tetapi juga jalan yang melintasi sungai besar/danau/laut, di bawah
permukaan tanah dan air (terowongan) dan di atas permukaan tanah (jalan
layang), meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperhitungkan bagi lalu lintas (kendaraan, orang
atau hewan). Tidak termasuk dalam pengertian ini adalah jalan rel (jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel).
Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat
dipisahkan dari jalan, Antara lain : jembatan, lintas atas (overpass), lintas
bawah (underpass), tempat parker, gorong-gorong, tembok penahan tanah
dan saluran air jalan. Sedangkan yang termasuk perlengkapan jalan Antara
lain : rambu-rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan (marka), pagar pengaman
lalu lintas, pagar Daerah Milik Jalan (DMJ) dan patok-patok DMJ, patok
hectometer, patok kilometer, lampu penerangan jalan, lampu pengatur lalu
lintas (traffic light).
Sedangkan menurut UU No.38 Tahun 2004 adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/ air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori dan jalan kabel.
Berdasarkan pembinaan jalan dan statusnya dapat dibedakan
menjadi : Jalan Nasional adalah jalan umum yang pembinaannya dilakukan
oleh Menteri Pekerjaan Umum. Adapun Jalan Daerah ialah jalan umum

6
yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah, yaitu Jalan
Propinsi dibina oleh Pemerintah Daerah Tingkat I, Jalan
Kabupaten/Kotamadya dibina oleh Pemerintah Tingkat II, serta Jalan
Kabupaten/Kotamadya dibina oleh Pemerintah Desa. Jalan Khusus
pembinaannya dilakukan oleh Instansi/Badan Hukum yang terkait dengan
pengunaannya.
Kegunaan serta fungsi jalan dapat didasarkan pada berbagai hal
baik secara fisik maupun pelayannannya. Berdasarkan kapasitas jalan dan
muatannya maka menurut UU No. 38 tahun 2004 diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Jalan Arteri
Yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jauh, dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk
(akses) dibatasi secara efisinesi.
2) Jalan Kolektor
Merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpul dengan ciri
perjalanan jarak sedang, dengan kecepatan rata-rata sedang dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan Lokal
Yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan
jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah dan akses jalan
masuk tidak dibatasi.

2.3 UNDERPASS
Underpass merupakan banngunan terowongan yang termasuk
sebagai sarana transportasi barang dan manusia. Menurut Asiyanto dalam
hand outnya, setelah perencana menetapkan penampang dalam
terowongan yang dikehendaki (inside cross-section), maka segera diikuti
dengan keputusan material yang digunakan umumnya adalah kayu dan
besi. Terkadang suatu terowongan melalui berbagai jenis tanah. Untuk
tanah yang stabil diperlukan penyangga yang lebih sedikit/kecil dibanding

7
untuk tanah yang kurang stabil, karena berbeda beban yang harus dipikul
oleh penyangga tersebut.

Dalam hand outnya Asiyanto juga mengatakan masalah yang


dihadapi untuk pelaksanaan terowongan adalah stabilitas struktur tanah
yang terganggu akibat galian terowongan dan air tanah yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Untuk mengahadapi jensi tanah yang lunak
biasanya lebih sulit karena setelah penggalian, tanah harus segera
disupport.

2.4 BOX CULVERT


Box Culvert adalah bangunan yang dibangun dibawah jalan atau
jembatan yang dipergunakan sebagai jalur penghubung seperti jalan,
saluran air (drainase), pipa gas, pipa kabel listrik, dan lain sebagainya. Pada
dasarnya box culvert adalah sebuah konstruksi yang menyerupai “pipa”
persegi atau persegi panjang yang terbuat dari beton bertulang guna untuk
memperkuat konstruksi memikul beban yang diatasnya. Pengerjaannya
ada berupa cor ditempat dan banyak juga terbuat dari beton pra cetak
(precast). Tipikal perancangan konstruksi box culvert disesuaikan dengan
beberapa hal, seperti ; kondisi lapangan, kegunaan, estetika, kekuatan, dan
ekonomis.

2.4.1. JENIS BOX CULVERT


Box Culvert di rancang dengan berbagai fungsi dan kegunaan, yang
memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah cellnya,
seperti Box Culvert 1 cell, 2 cell, dan 3 cell. Cell di sini merupakan lorong
atau saluran yang terbentuk melalui keempat sisinya dan diberi penguat di
setiap sudut sisinya dengan struktur berbentuk segi empat. Adapun
pembagian Box Culvert menurut fungsinya adalah :
1) Box Culvert untuk Saluran pembuangan Saniter / drainase
Box Culvert jenis ini adalah perangkat berupa saluran yang di
dalamnya mengalir limbah saniter, maupun limbah air kotor untuk
disalurkan ke sungai terdekat. Dalam merancang Box Culvert jenis

8
ini yang penting diperhatikan adalah topografi setempat untuk
menghasilkan kemiringan yang optimum, sehingga jalannya limbah
tidak tersendat, jenis box culvert yang digunakan dapat berupa
Precast.
2) Box Culvert untuk Terowongan Utilitas
Box Culvert Jenis ini fungsinya untuk melindungi berbagai macam
utilitas, seperti utilitas saluran air bersih, utilitas kabel PLN, utilitas
kabel Telepon dan utilitas kabel Telkom. Box Culvert jenis ini
biasanya terletak di bawah tanah dan fungsinya untuk melindungi
berbagai utilital tersebut, sehingga pada umumnya Box Culvert jenis
ini berukuran kecil dan menggunakan Box Culvert precast. Box
Culvert jenis ini harus memiliki ketahanan yang baik terhadap air,
serangan binatang pengerat dan bukan struktur yang mudah
terbakar mengingat pentingnya utilitas yang ada dalam Box Culvert
tersebut.
3) Box Culvert untuk Irigasi
Box Culvert untuk saluran air/irigasi adalah perangkat yang memiliki
kekuatan struktur yang tinggi untuk dapat menyalurkan air yang
melewati gorong –gorong tersebut. Box culvert jenis ini sering
didapati di bawah jalan tol yang melintasi kawasan persawahan yang
membutuhkan pengairan yang memadai, pada dasaranya dimensi
dari box culvert ini berukuran besar karena disesuaikan dengan
saluran irigasi yang telah ada dan pengerjaan Box Culvert jenis ini
menggunakan metoda pengecoran di tempat (cast in place).
4) Box Culvert untuk Lorong Bawah Tanah ( akses lalu lintas )
Box Culvert yang digunakan sebagai akses lalu lintas adalah lorong
yang fungsinya menghubungkan jalan lama yang telah dibuat namun
jalan tersebut terhalang oleh struktur lainnya yang berada di atas
jalan tersebut, biasanya status jalan tersebut adalah jalan kolektor
yang dilalui kendaraan dengan jumlah yang besar, selain sebagai
penghubung box culvert juga sebagai jalur alternatif untuk

9
mengurangi kemacetan. Berikut ini terlihat empat buah tipikal
underpass yang telah dimanfaatkan
Box tipe lain adalah RC Box Culvert (RCBC) bisa juga disebut
Reinforced Concrete Box Culvert, adalah salah satu produk precast
yang dapat digunakan sebagai Jembatan. Produk ini dapat
digunakan dan dirancang untuk segala jenis pembebanan, baik
beban berat maupun ringan. RCBC ini terdiri dari 2 komponen yaitu
Top component dan Bottom component.

2.5 METODE KONSTRUKSI


Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan
konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan
pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda
tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan
mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan
pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang
diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya pemakaian bahan. Metode
konstruksi merupakan suatu aspek inovasi teknologi yang dibutuhkan atau
disyaratkan dalam persyaratan kontrak. Metode konstruksi yang dipilih
harus disesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan proyek. Metode
konstruksi dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya. Sedangkan industri
konstruksi dalam garis besarnya dapat dibagi-bagi menjadi empat bagian
berdasarkan jenis pekerjaan dan rancangan yang berbeda-beda yaitu :
1) Bangunan Pemukiman dan Perumahan
2) Bangunan gedung bertingkat
3) Bangunan sarana prasarana berat, msialnya PLTA, Pelabuhan Udara,
laut dan jalan
4) Bangunan industri
Proyek konstruksi dimulai sejak timbulnya prakarsa dari pemiliknya
untuk membangun, dimana dalam proses berikutnya akan melibatkan dan
sekaligus dipengaruhi oleh perilaku berbagai unsur seperti : konsultan,
kontraktor dan termasuk pemiliknya sendiri. (Dipohusodo, 1996)

10
Pelaksanaan suatu proyek pada dasarnya adalah proses merubah
sumber daya dan dana tertentu secara terorganisir menjadi suatu hasil
pembangunan yang baik sesuai dengan tujuan dan target awal,
keseluruhannya harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan alokasi sumber
daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan jelas. (Suharto, 1997)
Kegiatan proyek konstruksi bangunan baru pada umumnya memilii
tahapan-tahapan perkembangan yang masing-masing tahapan mempunyai
beberapa kegiatan yang dominan sesuai dengan pedoman teknis
pembangunan bangunan gedung Negara Departemen KIMPRASWIL tahun
2002, seperti dibawah ini :
1) Persiapan
2) Perencanaan Konstruksi
3) Pelaksanaan Konstruksi
4) Pemeliharaan Konstruksi

11
BAB III
PEMBAHASAN MAKALAH

Dalam pelaksanaan konstruksi seringkali ditemukan beberapa


problem dalam setiap item pekerjaan baik dari segi perencanaan,
pelaksanaan maupun pengawasan yang bisa berpengaruh terhadap mutu,
biaya, dan waktu. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
konstruksi tentu akan mengganggu jalannya suatu proyek dan sedapat
mungkin harus dihindari. Dalam bab ini, akan dibahas evaluasi
permasalahan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

3.1 METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI BOX CULVERT PRECAST


Pada umumnya pembuatan box culvert cor insitu menimbulkan
berbagai macam masalah. Pembangunan box culvert cor insitu melintasi
jalan raya (crossing) mengharuskan pihak pelaksana pekerjaan dan pihak
terkait merekayasa arus lalu-lintas menjadi setengah jalan atau
mengalihkan arus lalu-lintas ke jalan lain. Hal tersebut dapat menimbulkan
biaya penunjang yang besar di luar biaya konstruksi. Pembangunan box
culvert dengan metode cor di tempat membutuhkan waktu minimal 2 bulan.
Semua dampak tersebut dapat dicegah dan tidak perlu terjadi apabila
pembangunan gorong-gorong mempergunakan Teknologi Box Culvert
Beton Pracetak, tidak perlu menunggu berbulan-bulan, cukup dengan
waktu 3-4 hari untuk pemasangan box culvert beton pracetak yang sudah
dicetak di pabrik sebelumnya, dan otomatis juga tidak menimbulkan
kerugian seperti kerusakan jalan alternatif.
Pada saat pekerjaan galian dan lantai kerja di lapangan selesai maka
elemen-elemen dan segmen-segmen box culvert precast yang telah cukup
umur dapat di-erection dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan
dengan proses konstruksi konvensional. Dengan kegiatan pekerjaan yang
tidak overlapping serta cycle time erection yang relatif singkat maka proyek
yang akan diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

12
Berikut ini saya uraikan tahap demi tahap metode pelaksanaan
pekerjaan saluran menggunakan box culvert precast.
1) Persiapan
Tahap paling awal dari pekerjaan adalah survey lokasi untuk mendata
kondisi existing. Kumpulkan semua data baik berupa foto, data
pengukuran dan kondisi sosial di lingkungan pekerjaan. Dengan hasil
survey ini bisa direncanakan metode pelaksanaan dan antisipasi
dampak yang akan terjadi.
2) Fabrikasi beton pracetak
Bila dimensi box culvert sudah ditetapkan, beton pracetak ini harus
segera diorder ke pabrik. Semakin cepat pemesanan dilakukan maka
laju pekerjaan akan segera berjalan.
3) Setting Out
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi.
Elevasi yang tertera pada shop drawing diterapkan di lapangan
dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan
elevasi. Sebelum memulai pekerjaan galian dan timbunan, pekerjaan
diawali dengan pematokan (stake out). Pematokan bertujuan untuk
menandai wilayah mana saja yang akan terkena galian dan timbunan,
atau bagian-bagian di lapangan yang menjadi bakal proyek.
4) Galian tanah
Penggalian tanah dilakukan dengan menggunakan excavator. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penggalian adalah elevasi rencana,
elevasi galian dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah disimpan
pada patok sekalipun permukaan tanah asli sama dengan permukaan
tanah rencana, akan tetapi tanah asli tersebut belum tentu memenuhi
syarat daya dukung tanah dalam hal ini galian perlu diperhitungkan
secara seksama sehingga biaya pekerjaan konstruksi dapat dibuat
lebih ekonomis, kebutuhan dump truck untuk membuang tanah,
pengalihan aliran air/ arus lalu lintas selama proses galian sampai
pemasangan box culvert.

13
5) Test CBR
Maksud dan tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui daya
dukung tanah dinyatakan dalam nilai CBR (California Bearing Ratio)
dengan satuan % (persen). DCP atau Dynamic Cone Penetrometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar
jalan langsung di tempat (in situ). Daya dukung tanah dasar tersebut
diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil test DCP yang
dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam (mm) ujung konus
masuk ke dalam tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan
palu geser pada landasan batang utamanya. Korelasi antara
banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung conus dari alat DCP ke
dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar pada
titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap
tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian
dengan menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang
setelah diolah akan menghasilkan CBR lapangan tanah dasar pada
titik yang ditinjau.
6) Lean Concrete
Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap berdasarkan
kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250
mm. Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga
manusia untuk meratakannya. Setelalh itu dilakukan pekerjaan lantai
kerja Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan
mutu beton K125 atau B0. Permukaan lantai kerja dibuat serata
mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang sudah
disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai kerja sangat
menentukan kerapian elevasi beton precast yang dipasang di atasnya.
7) Mobilisasi Box Culvert
Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangan
nya hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari
kerusakan akibat penanganan yang tidak benar. Pengangkatan
(Loading/Unloading) Pengangkatan Produk Box Culvert dengan

14
menggunakan Truck Crane ,maka diperlukan tali sling, yang mana
diikatkan pada lifting hole yang terdapat pada sisi Box Culvert.
Penumpukan / PemuatanPenumpukan Posisi Produk Box Culvert
antara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar Agar
posisinya rata dan untuk menghindari kerusakan, antara lapis
pertama-kedua-dan seterusnya diberi balok kayu. Pemuatan di truck
Produk Box Culvert diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck.
8) Pemasangan Box Culvert
Produk Box Culvert diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang
ditunjukkan gambar rencana dengan menggunakan Truck Crane.
Semua box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak
dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika box culvert berada diatas
galian, jika terjadi kerusakan box culvert segera diganti. Untuk box
culvert dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak
terjadi pergeseran box culvert , maka pada sambungan harus diberi
angkur dari beton yang ditanam pada kedalaman minimal 50cm
dibawah sambungan. Sebelum pekerjaan finishing, dilakukan
pengelasan pada joint box culvert setelah itu spasi antara beton
pracetak ditutupi dengan spesi.
9) Timbunan Kembali
Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari tanah galian yang
baik yang memenuhi syarat standar mutu seperti permukaan bidang
timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang
sudah ditentukan (sesuai spesifikasi), bahan Timbunan (hasil galian)
memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran, akar,
rumput top soil), bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui
(Approval) oleh Klien ataupun project manager. Bahan timbunan
dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor
rencana kontruksi bangunan, maksimum tebalnya hamparan sesuai
dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm / kondisi
loose). Padatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan
compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram dengan air)

15
3.2 MATRIKS PERMASALAHAN DENGAN PENYEBABNYA
Dalam pekerjaan konstruksi box culvert ditemui beberapa masalah
yang disebabkan oleh faktor teknis dan non teknis. Di bawah ini akan
dipaparkan mengenai permasalahan-permasalahan selama pelaksanaan
pekerjaan box culvert.

1) Faktor Teknis
Tabel 3.1 : Permasalahan teknis pekerjaan box culvert
Akibat terhadap
No. Permasalahan Penyebab/alasan
Biaya Mutu Waktu

Pelaksanaan

1. Keterlambatan Kurangnya koordinasi


dalam pengadaan antara pelaksana
- - √
beton ready mix dengan logistik
yang dipesan material

2. Crawler crane Pihak sub kontraktor


mengalami kurang melakukan
√ - √
kerusakan perawatan alat
secara berkala

3. Pengecoran Turunnya hujan pada


tertunda saat akan
- √ √
berlangsung
pengecoran

16
2) Faktor non Teknis
Tabel 3.2 : Permasalahan non teknis pekerjaan bored pile
Akibat terhadap
No. Permasalahan Penyebab/alasan
Biaya Mutu Waktu

Pelaksanaan

1. Terganggunya arus Area proyek yang


lalu lintas sempit - - √
kendaraan proyek

2. Beberapa pekerja Kesadaran pekerja


tidak memakai alat dalam penggunaan
- - √
pelindung diri alat safety sangat
kurang

3.3 MATRIKS HUBUNGAN PERMASALAHAN DENGAN SOLUSI


Berdasarkan paparan di atas selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi box culvert ditemui beberapa masalah yang disebabkan oleh
faktor teknis dan non teknis yang berakibat terhadap biaya, mutu, dan
waktu. Masalah yang ada tentu saja bisa berakibat terhadap target
pelaksanaan proyek. Pihak pelaksana proyek melakukan pemecahan/
solusi pada permasalahan-permasalahan pada pekerjaan box culvert yang
terdapat pada matriks analisa permasalahan dan solusi di bawah ini.

17
1) Faktor Teknis
Tabel 3.3 : Solusi terhadap masalah teknis pekerjaan bored pile
Solusi
No. Permasalahan
Biaya Mutu Waktu
Pelaksanaan

1. Keterlambatan Pelaksan
dalam pengadaan membuat jadwal
beton ready mix pengecoran dan
yang dipesan diserahkan pada
- - logistic material,
dilakukan waktu
pagi hari ketika
akan memulai
pekerjaan

2. Crawler crane Mengganti Kontraktor


mengalami aksesoris melakukan
kerusakan pada alat yang - penambahan jam
slink angkat rusak waktu kerja
perawatan

3. Pengecoran Menutup Pada saat hujan


tertunda segera reda pelaksana
permukaa proyek
n yang menginstuksikan
akan agar langsung
-
dicor dilaksanakan
pengecoran hari
itu juga walaupun
hingga malam
hari

18
2) Faktor non Teknis
Tabel 3.4 : Solusi tehadap masalah non teknis pekerjaan bored pile
No Solusi
Permasalahan
. Biaya Mutu Waktu

1. Terganggunya arus Penambaha


lalu lintas proyek n personil
- -
pengatur
lalu lintas

2. Beberapa pekerja Dilakukan


tidak memakai alat kegiatan
pelindung diri safety talk
- - setiap hari
sebelum
memulai
pekerjaan

19
BAB IV

PENUTUP

Dengan menggunakan metode box culvert precast ini dapat diketahui


bahwa metode pelaksanaan sangat menentukan waktu pelaksanaan dan
biaya operasional. Tanpa metode kerja yang efisien dibutuhkan waktu yang
lama dan biaya pelaksanaan yang tinggi.
4.1 KESIMPULAN
Dengan menerapkan teknologi box culvert precast, pekerjaan yang
harus dilaksanakan dengan cermat di lapangan pekerjaan adalah galian
tanah dan pengecoran lantai kerja, dimana proses pekerjaan tidak
overlapping dengan pekerjaan struktur pracetak yang dapat dilaksanakan
di lokasi tertentu. Pengaturan jadwal produksi elemen atau segmen-
segmen beton pracetak dapat diatur sedemikian rupa sehingga elemen-
elemen atau segmen-segmen yang akan dipasang lebih awal diproduksi
lebih dahulu dan pada saatnya nanti elemen tersebut telah cukup umur.

4.2 SARAN
Diperlukannya penelitian lagi analisa tentang pelaksanaan pekerjaan
box culvert baik dari segi biaya, mutu, dan waktu sehingga didapati data
yang sesungguhnya dan dapat dibuktikan secara nyata berdasarkan data.
Sehingga pada proyek selanjutnya dapat diketahui produktifitas
pelaksanaan box culvert di lapangan.

20

Anda mungkin juga menyukai