Anda di halaman 1dari 9

PROSES PERENCANAAN JEMBATAN

2.1 Pendahuluan

Pemahaman mengenai adanya suatu proses desain (design process)


sebelum melakukan perhitungan dan pemilihan bentuk struktur untuk
memudahkan dalam menghubungkan rumus-rumus dengan data-data
yang diperoleh dalam perencanaan sebuah jembatan.

2.2 Tahapan Perencanaan


Tahapan ini digunakan oleh seorang ahli atau perencana sebagia
bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum mengambil keputusan
akhir.
Tahapan yang terdiri dari:
Input Data
Proses Analisis
Output Hasil
Evaluasi

Data yang diperlukan dapat perupa:

a. Lokasi
Topograf
Lingkungan : Kota dan luar kota
Tanah Dasar
b. Keperluan : Melintasi sungai, melintasi jalan lain
c. Bahan Struktur:
Karakteristik
Ketersediaannya
d. Peraturan
Prose perencanaan secara detail dijelaskan dengan diagram alir.

2.3 Pemilihan Lokasi Jembatan


Prinsip dasar pembangunan jembatan adalah jembatan untuk jalan
raya, tetapi bukan jalan raya untuk jembatan (Troitsky, 1994).
Aspek-aspek perencanaan dan perancangan jembatan antara lain:
a. Aspek lalu lintas
Kelancaran arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki yang melintasi
jembatan.
b. Aspek teknis
Penentuan geometri struktur, alinemen2, sistem utama jembatan dan
posisi dek, panjang bentang, elemen2 utama struktur atas dan bawah,
detail, bahan.
c. Aspek Estetika
Jembatan modern didesain tidak hanya pada struktural dan
pemenuhan transportasi saja, tetapi juga sebagai ekonomi dan artistik.
Dan digunakan sebagai simbol dari suatu daerah.
2.4 Layout jembatan
Pembangunan jembatan dilakukan pada tempat yang ideal untuk
memungkinkan bentang jembatan sangat pendek, pondasi dapat
dibuat sehematnya, dan melintasi sungai dengan bentuk square
layout.

Beberapa perbedaan kepentingan antara seorang ahli jalan dan jembatan:

1. Pandangan Ahli Jembatan. Waddel (1916) meyatakan bahwa struktur


yang dibuat pada alinemen yang miring adalah abominasi dalam
lingkup rekayasa jembatan.
2. Struktur jembatan sederhana. Merupakan suatu kenyataan untuk
struktur jembatan yang relatif sederhana serring diabaikan terhadap
alinemen jalan. Sehingga kurang memperhatikan layout secara cermat.
3. Layout jembatan bentang panjang. Untuk menentukan bagaimana
layout jembatan yang sesuai perlu diselaraskan oleh kedua ahli untuk
menekan biaya konstruksi.

Bentang jembatan dengan skewed layout lebih panjang dibandingkan square


layout.
Gambar 2.3 Perbandingan square layout dan skewed layout

Dari gambar 2.3 di atas, bila panjang bentang square layout L dengan biaya
C, maka pada skewed layout bentang jembatan menjadi L.sec dan biaya
konstruksi C sec. Secara numeris dapat diberikan gambaran sebagai
berikut;

Biaya konstruksi jalan per satuan panjang dinotasikan dengan KH , dan


biaya konstruksi jembatan per satuan panjang KB.
Panjang jalur alternative I dinotasikan dengan HI dan alternative II, H2I,
dan panjang jembatan pada jalur I, LI sedangkan jalur II sinotasikan
dengan L2. Maka biaya konstruksi jalan jalur I setidaknya harus lebih
kecil atau sama dengan jalur II. Dirumuskan sebagai berikut.
(HI LI) KH + LI KB (H2 L2) KH + L2 KB
(H1 H2) KH (KB KH)(L2 L1)
Bila dibagi dengan KH, menjadi:
(HI H2) [ KB
KH
1
] (L2 L2)

KB
Bila diambil, K=
KH

Akan didapat:
(H1 H2) (K 1)(L2 L1)
Dari persamaan di atas terlihat bahwa biaya konstruksi penambahan
panjang jalur jalan masih lebih kecil dibandingkan dengan biaya
penambahan panjang jembatan. Sehingga perlu dibuat suatu
keputusan yang cermat dan seksama oleh para ahli jembatan dan ahli
jalan.

2.5 Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai


Kondisi umum yang membatasi penempatan jembatan di atas sungai
diringkas sebagai berikut:
a. Persilangan pada sungai (main channel) dan lembah datar (valley
flats). Sehingga membentuk siku (square layout).

b. Sungai dan tributary


c. Sungai Permanen.

Bila arus sungai berubah-ubah sepanjang bantaran selama perkiraan


umur jembatan (life time of bridge), lebih tepat dibangun sketsa tipikal
B. Kondisi ini akan menguntungkan agar daerah bantaran jembatan
tipikal A tidak mengalami kerusakan akibat gerusan dan erosi di dasar
sungai.

d. Pengalihan/perbaikan aliran sungai.


Jembatan dibangun dengan jumlah yang sedikit agar lebih efsien dan
dibuat sudetan untuk merubah arah aliran sungai yang berkelok-kelok.
2.6 Penyelidikan Lokasi (site investigation)
Jembatan dibangun dibawah air. Panjang bentang dan biaya serta
beberapa kejanggalan dalam tahap perencanaan dapat ditentukan dari
hasil penyelidikan ini. Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua
bagian, yaitu:
1. Pekerjaan Kantor (office work) / (desk study)
Pemetaan topograf
Pemetaan geometri pada site plan dengan skla
Penggambaran layout site plan
Pengolahan data lapangan
2. Pekerjaan Lapangan (field work)
a. Penyelidikan lokasi
Dilakukan untuk mengetahui kondisi fsik lokasi, survey
terjadinya longsoran dengan gambar, dokumentasi, keadaan
geograf dan geologi, dan fasilitas penunjang survey dan
transportasi.
b. Kondisi pondasi setempat. Untuk menentukan titik-titik rencana
sumbu jembatan yang akan dilakukan pengeboran tanah.
2.7 Preliminary Design
Bertujuan membandingkan beberapa pendapat dari masing-masing
bagian rencana yang dibuat sebagai bahan petimbangan dalam
menyimpulkan hasil. Sehingga diperoleh penentuan akhir alternative
yang disajikan.

Aspek penilaian:

Materi

subtansi yang disampaikan


menarik /tidak

Presenter

Penyampaian menarik/tidak
Kejelasan menyampaikan

Kreatiftas

Menjawab pertanyaan
Menjawab > puas/tidak

Untuk kelompok

Bertanya
Komentar
Menyimak

Ketepatan Kreteria ya tidak Keterangan


waktu (15-20 Penilaian
menit)

Anda mungkin juga menyukai