Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-
Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat
dan amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi
diagnostik khususnya telah dilaksanakan di RS Danau Salak. Dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah
memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan
fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion
dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah
mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan maupun metodenya.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya radiologi
diagnostik, maka dibuat buku Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Danau
Salak.

B. Tujuan
Tujuan umum : tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostic dan
imaging di RS Danau Salak.
Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan bagi petugas dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi
diagnostik dan imaging.
2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan unit radiologi yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi diognostik dan imaging.
3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut yang arahannya
disesuaikan dengan tingkat pelayanan radiologi diagnostic dan imaging

1
yang telah dicapai dan proyeksi kebutuhan pelayanan di masa depan.
C. Ruang lingkup
Pelayanan di unit Radiologi meliputi :
1. Pelayanan Radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan
diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion
2. Pelayanan Imejing Diagnostik pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan
dengan USG.
D. Batasan Operasional
Pelayanan Radiodiagnostik meliputi pemeriksaan radiografi
sederhana,pemeriksaan radiografi dengan kontras, pemeriksaan
menggunakan CT Scan tanpa kontras maupun dengan kontras.
Sedangkan Pemeriksaan Radiologi Imaging meliputi pemeriksaan
menggunakan gelombang suara (ultrasound), yang meliputi
pemeriksaan USG Tiroid, Payudara, Sistema
Hepatobilier,Uropoetika,Organ Genetalia dan Pembuluh Darah Besar
Intra Abdominal, dan Musculo Sceletal
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang no. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
4. Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
6. Peraturan Pemerintah no. 9 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah no. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan
Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif.
8. Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 2008 tentang Perijinan Sumber
Radiasi Pengion Dan Bahan Nuklir.
9. Peraturan Menteri Kesehatan no.1575 Tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan no.1295 Tahun

2
2007.
10. Permenkes no.357 Tahun 2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja
Radiografer.
11. Permenkes no.512 Tahun 2007 tentang Izin Praktik Dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
12. Permenkes no.375 Tahun 2007 tentang Standar Profesi
Radiografer.
13. Permenkes no.780 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi.
14. Permenkes no 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan
Rumah Sakit

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Dokter Spesialis Radiologi, Lulusan PPDS Radiologi.
2. Radiografer (Lulusan DIII Radiologi)
3. TenagaTeknik Elektromedis (DIII Elektromedik)
4. Tenaga PPR (Radiografer yang ber SIB PPR)
5. Tenaga Perawat (Bekerjasama dengan unit perawatan, IGD dan Rawat
jalan)
6. Tenaga IT,Bekerja sama dengan bagian EDP
7. Tenaga Kamar Gelap (Lulusan SMA)Hanya dibutuhkan saat
menggunakan
pengolahan film secara otomatis
8. Tenaga administrasi (Lulusan SMA)

B. Distribusi Ketenagaan
JENIS PERSYARATAN JUMLAH
TENAGA
Dokter Spesialis Radiologi Memiliki SIP 5 orang
Radiografer DIII Teknik Radiologi dan memiliki 7 orang
SIKR
Petugas Proteksi Radiasi Tingkat Idan memiliki SIB 1 orang
(PPR)
Petugas Elektromedik DIII Teknik Elektro Medik 3 orang
Petugas Administrasi SMU atau Sederajat 3 orang

C. Pengaturan Jaga
Pelayanan radiologi diagnostik dan imaging untuk gawat darurat dilakukan selama 24 jam
yang terbagi dalam 3 shift ,yaitu :
Shift pagi : jam07.00 - 14.00
Shift siang : jam14.00 - 21.00
Shift malam : jam21.00 - 07.00
Adapun pembagian tenaga untuk masing-masing petugas adalah sebagai berikut :
a. Radiografer : pagi : 1-2 orang, sore : 1-2 orang, malam : 1 orang

4
b. Petugas Administrasi : pagi : 1 orang, sore : 1 orang
c. Dokter spesialis radiologi : diatur oleh komite medik dengan pembagian waktu :
- Pagi : jam 07.00 - 09.00
- Siang : jam 09.00 - 16.00
- Sore : jam16.00 - 21.00
Rentang waktu antara jam 21.00 – 07.00 dan hari libur diatur dengan jadwal on call.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. FASILITAS
1. Sarana Fisik
Ruangan di Instalasi radiologi terdiri dari
1. Ruang pemeriksaan 1 dan 2 masing-masing berukuran 4 x 6 x 3 m
2. Ruang Processing Film berukuran 3 x 3 x 3 m
3. Ruang Ct-Scan berukuran 5 x 5,9 x 3 m
4. Ruang USG berukuran 4 x 2,8 x 3 m
5. Ruang administrasi
6. Ruang tunggu pasien
7. Ruang baca ( ekspertise ) foto dan konsultasi dokter
8. Kamar mandi dan WC untuk pasien
9. Kamar mandi dan WC untuk petugas/ dokter

2. Peralatan Medis

N Kapasita
o s/ Tahun
Nama Alat Jumlah Merk Type Didapat Kondisi Posisi
1 Radiografi
X-Ray Unit baik;
(Flouro- 150 kV; KXD- Flourosko
Radiografi) 640 mA Toshiba 15E 1995 pi Rusak Ruang 1
2 X-Ray Unit
(Flouro- 150 kV; Shimadz Flexavis
Radiografi) 640 mA u on 2008 Baik Ruang 2
X-Ray Mobile 80 kV; 30 Toshiba SFR
3 Unit mA Showa 510 ICU
Ruang
Whole Body CT- CT CT-
4 Scan 1 unit Hitachi W450 1996 Baik Scan
Ruang
Laser Printer CT- CT-
5 Scan 3M 1996 Baik Scan

Ruang
Computed Capsula Processi
6 Radiography (CR) 1 unit Fuji XL II 2010 Baik ng Film
Ruang
Dry Pix Processi
7 Printer CR 1 unit Fuji 4000 2010 Baik ng Film
Ruang
Cassete Plate Pemerik
8 Imager Fuji 2010 Baik saan

6
Ukuran 18x24 cm 3 buah

Ukuran 24x30 cm 3 buah

Ukuran 35x35 cm 3 buah

Ukuran 35x43 cm 3 buah


Ruang

Lysolm Pemerik
9 saan

24x30 cm 1 buah Baik

30x40 2 buah Baik


Ruang
1 Pemerik
0 Standart Cassete 1 Buah Baik saan 1
Poli
1 USG
1 USG Thosiba 1 unit Thosiba Baik
Ruang
OK dan
Poli
1 Kebidan
2 USG Fukuda 2 unit Fukuda Baik an

3. Peralatan Proteksi Radiasi

a. Setiap ruangan pemeriksaan berdinding beton dengan ketebalan 15


cm dan dilapisi Pb 2 mm
b. Apron 3 buah
c. Gloves/sarung tangan timbal 2 buah
d. Film Badge sebagai monitoring jumlah radiasi yang diterima oleh
petugas yang diperiksa secara berkala oleh BPFK
e. Kacamata timbal/ google 1 buah
f. Kaca timbal
g. Lampu signal x- ray dan tanda radiasi di pintu ruang pemeriksaan

7
B. DENAH RUANGAN
Ruang Pemeriksaan Radiologi

Ruang Pemeriksaan CT Scan

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pasien Rawat Jalan
Pasien dari poli klinik atau IGD datang ke Instalasi Radiologi dengan
membawa surat permintaan foto, petugas administrasi akan memberi penjelasan
Jika pemeriksaan tanpa kontras,pemeriksaan bias langsung dikerjakan,sedangkan
jika pemeriksaan memerlukan kontras pasien diberi penjelasan tentang persiapan
dan penjadwalan tentang waktu pelaksanaan pemeriksaan.Setelah pemeriksaan
selesai pasien diberikan nota pembayaran untuk dilakukan pembayaran di kassa.
2. Pasien Rawat Inap
Pasien dari bangsal di antar perawat,datang ke Instalasi Radiologi dengan
membawa surat permintaan foto,untuk pemeriksaan tanpa kontras,sedangkan jika
pemeriksaan memerlukan kontras perawat akan mendaftarkan ke radiologi
melalui telpon sehari sebelumnya,dan petugas radiologi akan memberi penjelasan
tentang persiapan dan penjadwalankapan waktu pelaksanaan pemeriksaan akan
dilakukan.Setelah pemeriksaan selesai petugas radiologi akan memasukkan
tagihan ke dalam billing pasien.
3. Pasien Dari Luar
Pasien dari luar melakukan pendaftaran di bagian admisi pasien rawat
jalan,setelah mendapatkan kartu kendali datang ke radiologi dengan membawa
surat permintaan pemeriksaan.Untuk pemeriksaan yang tidak menggunakan
media kontras bisa langsung dikerjakan,bila pemeriksaan menggunakan media
kontras petugas radiologi akan member penjelasan tentang persiapan,dan
penjadwalan kapan pemeriksaan akan dilakukan.Setelah pemeriksaan selesai
pasien diberi nota pembayaran dan pembayaran dilakukan dikassa.
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSIONAL TANPA KONTRAS
Pemeriksaan Radiolologi konvensional tanpa kontras merupakan pemeriksaan
yang menggunakan sinar x untuk melihat organ-organ yang tidak menggunakan
media kontras,antara lain :
1. Pemeriksaan Cranium(kepala)
2. Pemeriksaan Sinus Paranasal
3. Pemeriksaan Mandibula
4. Pemeriksaan Mastoid

9
5. Pemeriksaan Temporo Mandibular Joint
6. Pemeriksaan Columna Vertebrae (Tulang Belakang)
7. Pemeriksaan Thorax
8. Pemeriksaan Abdomen
9. Pemeriksaan Pelvis
10.Pemeriksaan Pelvis dengan sonde.
11.Pemeriksaan Extremitas Atas (Humeri,Cubiti,Antebrachi,Wrist,Manus)
12.Pemeriksaan Extremitas Bawah (Femur,Genu,Cruris,Ankle,Pedis)

C. PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSIONAL DENGAN KONTRAS


1. Macam media kontras
Pemeriksaan radiologi konvensional dengan kontras merupakan pemeriksaan
yang menggunakan media kontras yang digunakan untuk memperlihatkan organ-
organ tertentu yang tidak bisa diperlihatkan pada pemeriksaan radiologi
konvensional sederhana.
Klasifikasi media kontras terdiri atas 2 jenis ;
a. Media kontras positif ; antara lain Barium Sulfat dan kontras yodium
Kontras yodium terbagi menjadi dua, yaitu kontras ionik, umumnya
mempunyai
osmolalitas tinggi,misalnya Urografin dan kontras non ionic yang
mempunyai
osmolalitas yang rendah,misal iopamiro,omnipaq
b. Media kontras negatif berupa udara dan CO2.

2. Efek samping dari media kontras disebabkan oleh efek


kemotoksisitas,osmolalitas,dan balans ion.Efek samping penggunaan media
kontras umumnya terdiri atas :
a. Efek samping umum,seperti : mual,muntah,reaksi alergi, sampai syok.
b. Efek yang ditimbulkan oleh perbedaan osmolalitasnya seperti ;nyeri,panas,
bradikardi, atau vasodilatasi.
Tingkatan efek samping yang bisa temeliputi :
i. Efek samping ringan , seperti ; urtikaria,mual atau muntah
ii. Efek samping sedang ,seperti sesak nafas.
iii. Efek samping berat : syok, oedem laring dan kejang-kejang
Sebagian besar efek samping ini terjadi pada 5 menit pertama setelah

10
penyuntikan
Efek samping lambat, terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari pasca
pemberian kontras, misalnya timbulnya eritema dan parotitis

3. Jenis Pemeriksaan dengan menggunakan media kontras


a. Pemeriksaan Oeshofagografi,OMD (Oeshofagus Maag Duodenum)
b. Pemeriksaan Barium Follow Through
c. Pemeriksaan Colon In Loop
d. Pemeriksaan Appendicogram
e. Pemeriksaan Lopografi
f. Pemeriksaan BNO IVP
g. Pemeriksaan APG/RPG
h. Pemeriksaan Cystografi
i. Pemeriksaan Uretrografi
j. Pemeriksaan Histerosalphingografi (HSG)
k. Pemeriksaan Fistulografi

4. Teknik Pemasukan Media Kontras


a. Melalui injeksi intra vena,misalnya pada BNO IVP
b. Per oral,misalnya pada OMD,Appendicogram,Barium Follow through
c. Per rectal, misalnya pada Colon in Loop
d. Langsung ke organ , misalnya pada HSG,Uretrografi,Fistulografi

5. Indikasi dan Kontra Indikasi Pemeriksaan Dengan Media Kontras


a. Pemeriksaan Oeshofagografi,OMD (Oeshofagus Maag Duodenum)
Indikasi : Gastritis,Atresia Duodeni,Varises
Oesophagus,Tukak lambung
Kontra Indikas : perforasi,ileus, hematemesis akut,tidak bisa
menelan.
b. Pemeriksaan Barium Follow Through
Indikasi : Infeksi di usus halus, Penurunan fungsi usus
halus
Kontra Indikasi : Kesadaran yang menurun, hematemesis
akut, tida bisa menelan.
c. Pemeriksaan Colon In Loop

11
Indikasi : diare kronis, hematozesia, obstipasi, kronis,
tumor,invaginasi,ileus obstruksi,rendah,
hirschprung
Kontra Indikasi : perforasi,colitis berat,ileus paralitik,keadaan
umum yang jelek.
d. Pemeriksaan Appendicogram
Indikasi : appendicitis
Kontra Indikasi : diare
e. Pemeriksaan Lopografi
Indikasi : menilai kondisi colon post colostomy
Kontra Indikasi : keadaan umum yang jelek
f. Pemeriksaan BNO IVP
Indikasi : semua kelainan pada dan dalam tractus
urinarius yang dicurigai mempengaruhi
tractus urinarius
Kontra Indikasi : Kondisi Umum yang buruk, decompensasi
cordis, hipersensitif terhadap kontras,nilai
kreatinin diatas 2mg/dl.
g. Pemeriksaan APG/RPG
Indikasi : dilakukan pada ginjal yang pada pemeriksaan
BNO- IVP tidak tampak ekskresi kontras,
mencari sebab sumbatan pada system pelvico
ureter yang tidak tampak pada BNO-IVP,
sumbatan yang timbul pasca bedah.
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap kontras, keadaan
umum yang buruk, pasien tidak kooperatif.
h. Pemeriksaan Cystografi
Indikasi : tumor buli-buli, rupture buli, divertikel,
neurogenic bladder, hipertropy prostat,
sistitis kronis,tumor sekitar buli
Kontra Indikasi : infeksi akut saluran kemih
i. Pemeriksaan Uretrografi
Indikasi : sama seperti indikasi cystografi,striktur
uretra,ruptur uretra
Kontra Indikasi : infeksi akut saluran kemih

12
j. Pemeriksaan Histerosalphingografi (HSG)
Indikasi : infertilitas,perdarahan intra uterin yang
abnormal, abortus berulang,post section
Caesar, melihat patensi tuba post
sterilisasi,massa intrauterine, mengetahui
kelainan bawaan uterus,translokasi IUD
Kontra Indikasi : kehamilan,infeksi(salphongitis,vaginitis,dsb)
alergi kontras, post menstruasi karena
kemungkinan vascularisasi bertambah
k. Pemeriksaan Fistulografi
Indikasi : melihat saluran yang abnormal/ fistel.
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap kontras, saluran fistul
tertutup

D. PEMERIKSAAN CT SCAN
Merupakan pemeriksaan radiografi yang menggunakan modalitas
Computer Tomografi Scan.Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan tanpa
memakai media kontras dan pemeriksaan yang menggunakan media kontras.
1.Jenis Pemeriksaan CT Scan Tanpa Kontras :
a. Ct Scan Kepala
b. Ct Scan Nasopharing
c. Ct Scan Sinus Paranasal
d. Ct Scan Vertebrae / Tulang Belakang
e. Ct Scan Thorax
f. Ct Scan Abdomen Atas
g. Ct Scan Abdomen Bawah
h. Ct Scan Extremitas Atas
i. Ct Scan Extremitas Bawah
j. Trans Thoracal Biopsi (Biopsi di daerah thorax dengan panduan ct
scan)
2. Jenis Pemeriksaan CT Scan Dengan Kontras :
a. Ct Scan Kepala
b. Ct Scan Abdomen Atas (pada kasus yang membutuhkan rekonstruksi
3D dilakukan di radiologi PKU unit 2)
c. Ct Scan Abdomen Bawah (pada kasus yang membutuhkan rekonstruksi

13
3D dilakukan di radiologi PKU unit 2)
d. Ct Scan Thorax ( dirujuk ke radiologi RS PKU unit 2)

E. PEMERIKSAAN USG
Pemeriksaan USG di RS Muhammadiyah Yogyakarta dilakukan
dibeberapa unit pelayanan yang didampingi oleh perawat, antara lain :
 Poli USG
Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis radiologi,dokter
spesialis jantung, dan dokter spesialis penyakit dalam yang sudah
mempunyai kompetensi dan disertai dengan hasil ekspertise.
Pengaturan jadwal pemeriksaan dan persiapan dilakukan oleh
petugas dipoli USG.
 Poli Kandungan
Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis kandungan yang
sudah mempunyai kompetensi dibidang pemeriksaan USG
kandungan dan tidak disertai hasil ekspertise
 Instalasi Bedah Sentral
Pemeriksaan USG di Instalasi Bedah Sentral dilakukan untuk
guiding tindakan nefrostomy oleh dokter spesialis urologi yang
sudah mempunyai kompetensi dibidang pemeriksaan USG dan
tidak disertai dengan hasil exspertise

Pemeriksaan Ultra Sonografi yang bisa dilakukan :


1. USG Abdomen Atas/Bawah 7. USG Thyroid
2. USG Ginjal /VU/ Prostat 8. USG Testis
3. USG Vasculer /Pembuluh darah 9. USG Kandungan
4. USG Thorax 10.USG Musculos sceletal
5. USG Kepala 11.Echo Cardiografi

F. PEMERIKSAAN RADIOLOGI DAN DIAGNOSTIK IMAGING DI


LUAR RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Pelayanan Radiologi dan diagnostik Imaging yang tidak bisa dilakukan
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta difasilitasi rumah sakit dengan

14
menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit/instansi yang mempunyai modalitas
yang diperlukan,adapun pelayanan tersebut antara lain :
Nama Pemeriksaan Rumah Sakit/Instansi yang ditunjuk
MRI RS Pantirapih Yogyakarta
Radiologi Intervensi (angiografi, RSUP Dr Sardjito
cath lab) , Bronchoscopy,
Radioterapy.
MSCT dengan kontras (CT RS PKU Muhammadiyah Gamping
Thorax, CT Abdomen,dll)
OPG,Cephalometri,Mamografi Lab.Parahita/Paramitha

G. STANDAR WAKTU TUNGGU PELAYANAN RADIOLOGI DAN


DIAGNOSTIK IMAGING
Standar waktu tunggu pelayanan radiologi dan dignostik adalah waktu mulai
pasien datang ke radiologi untuk dilakukan tindakan sampai dengan hasil
pemeriksaan tersebut jadi lengkap dengan expertise dokter.
Jenis Pelayanan Standar waktu (jam)
Ct Scan 6 jam
General X-Ray 6 jam
Foto Thorax 3 jam
USG 2 jam
Ct Scan (Cito) 1 jam
General X-Ray (Cito) 1 jam
Foto Thorax (Cito) 1 jam
USG (Cito) 1 jam
Pelayanan Radiologi dan diagnostic 24 jam
imaging rujuk ke luar

Standar waktu tunggu pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imaging tidak


termasuk pelayanan yang diselenggarakan di hari libur dan aatau hari kerja di atas
jam 21.00 – 07.00 (keesokan paginya)

15
BAB V
LOGISTIK

A. OTORISASI PEMBELIAN BARANG DAN JASA RUMAH SAKIT


Setiap transaksi pembelian barang dan jasa rumah sakit dikelola oleh Unit
Logistik,Unit Keuangan serta User. Transaksi pembelian dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Pembelian barang ≤ Rp 5 juta,otorisasi surat pemesanan dilakukan oleh
Manager Logistik.
b. Pembelian barang antara Rp 5 juta – Rp. 10 juta otorisasi surat
pemesanan dilakukan oleh Direktur Penunjang dan direktur Umum dan
Keuangan.
c. Pembelian barang antara Rp 10 juta – Rp. 20 juta otorisasi surat
pemesanan dilakukan oleh Direktur Penunjang, Direktur Umum dan
Keuangan serta Direktur Utama.
d. 4. Pembelian barang ≥Rp.20 juta otorisasi surat pemesanan dilakukan
oleh Direktur Penunjang, Direktur Umum dan Keuangan serta Direktur
Utama atas rekomendasi dari Tim Pembelian RS Danau Salak.

B. JENIS PENGADAAN BARANG


Pengelolaan perbekalan logistik di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Danau
Salak di kelola secara secara efektif dan efisien guna menunjang mutu
pelayanan. Perbekalan logistik ini berupa bahan habis pakai berupa obat –
obatan, alat – alat kesehatan maupun alat tulis kantor dan rumah tangga.Dalam
pengelolaannya, perbekalan logistik ini didukung dengan beberapa alur yaitu :
1. Permintaan Barang ke Bagian Gudang Farmasi
Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian gudang farmasi
adalah sebagai berikut :
a. Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan barang
farmasi dengan persetujuan Penanggung Jawab Instalasi Radiologi

16
b. Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir permintaan barang
yang telah disetujui ke petugas farmasi. Kemudian petugas merekap
permintaan barang radiologi dan menyiapkan barang permintaan.
c. Petugas radiologi mengambil barang yang diminta, kemudian dicatat
tanggal datang dan stock barang yang ada.
d. Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan
sesuai kebutuhan.Daftar Perbekalan Farmasi di Radiologi terlampir.
2. Permintaan Barang ke Bagian Gudang Umum
Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian gudang umum
adalah sebagai berikut :
a. Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan ATK, ART
dan sampul dengan persetujuan dari Penanggung Jawab Instalasi
Radiologi
b. Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir amprahan yang
telah disetujui ke petugas rumah tangga. Kemudian petugas merekap
permintaan barang radiologi dan menyiapkan barang yang diminta.
c. Petugas Instalasi Radiologi mangambil barang yang diminta, kemudian
dicatat tanggal datang dan stock barang yang ada
d. Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan
sesuai kebutuhan
3. Pengadaan Alat Medis
a. Unit kerja membuat surat permintaan/pemesanan barang ke Unit
pengadaan,bila sesuai RAPB,dan disetujui,Tim Pembelian/ Manager
Pengadaan mencarikan supplier untuk mengajukan.
b. Jika tidak termasuk dalam RAPB,unit kerja membuat proposal usulan ke
direksi,bila sudah disetujui Tim Pembelian mencarikan supplier dan
membuat usulan surat pemesanan.
c. Bagian TU membuatkan surat pemesanan barang.
d. Petugas penerima barang menerima barang dan mengecek kondisi
barang,kemudian menyimpan di gudang,petugas menginventarisasi
barang dan menyerahkan kepada unit kerja.

17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan


sinar peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut
mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi
penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya
bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di
lakukan oleh tenaga yang tidak kompeten atau bukan radiographer. Untuk itu
setiap pengguna ataupun pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa
merjamin mutu pelayanannya, yaitu harus tepat dan aman baik bagi pasien,
pekerja maupun lingkungan atau masyarakat sekitarnya.
Kebijakan dan upaya peningkatan mutu pelayanan radiologi pada dasarnya
juga sama seperti kebijakan pelayanan kesehatan umumnya yang
mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien, antara lain :
 Regulasi perizinan penyelenggaraan radiologi
 Standar Pelayanan Radiologi.
 Pemantapan jejaring pelayanan radiologi
 Penyelenggaraan quality assurance
 Penetapan dan penerapan berbagai stándar pelayanan radiologi
 Pemenuhan persyaratan dalam standar
 Pelaksanaan akreditasi pelayanan radiologi (radiodiagnostik dan
radioterapi)
 Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan radiologi baik oleh pusat
yang dilakukan oleh Depkes dan Bapeten maupun oleh daerah
 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Pengembangan Teknik Pemeriksaan Radiologi

A. Jenis Fasilitas Pelayanan Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging


Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

18
Pemeriksaan Radiologi biasanya dilakukan dengan teknik-teknik yang
berbeda sesuai dengan klinis pasien, secara garis besar pemeriksaan radiologi
diagnostik terdiri dari:
1. Pemeriksaan dengan sinar-X
a) Radiografi
b) CT Scan
2. Pemeriksaan dengan Gelombang Suara
a) USG Konvensional
b) USG Colour Doupler\
Dengan dilakukannya berbagai teknik pemeriksaan radiologi mulai dari
yang konvensional sampai dengan teknik intervensional baik dengan
menggunakan bahan kontras maupun tanpa bahan kontras, maka setiap pekerja
radiasi perlu melakukan dengan cermat karena kemungkinan timbulnya KTD
pada setiap pemeriksaa

B. Jenis Fasilitas Pelayanan Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging


Rumah Sakit Danau Salak menurut sumber energi yang digunakan
1. Sinar-x ( Radiografi )
a) Pesawat x-ray Konvensional
Stationary x-ray unit
b) CT-Scan
2. Ultra Sound
a) Dua Dimensi ( 2 D )
b) Doppler
Dengan meningkatnya jumlah modality dan fasilitas pelayanan radiologi
maka memungkinkan untuk semakin meningkatnya jumlah pasien yang
dilakukan pemeriksaan, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa semakin
banyak jumlah pasien yang menerima radiasi dan kemungkinan semakin
besar peluang terjadinya KTD. Oleh sebab itu diharapkan radiografer harus
semakin hati-hati untuk tidak menambah penderitaan pasien dengan
terjadinya KTD.

19
C. Insiden di Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging
Kejadian Tidak Diharapkan yang mungkin timbul pada proses pelayanan
radiologi diagnostik antara lain dapat disebabkan oleh :
1. Pada saat menerima surat permintaan pemeriksaan radiologi
a) Kurang/tidak teliti dalam mengidentifikasi pasien
b) Kurang paham klinis yang membuat kesalahan pembuatan foto
c) Tidak bertanya apakah pasien hamil atau tidak ( wanita subur )
2. Pada saat dilakukan pemeriksaan
a) Saat memindahkan pasen ke meja pemeriksaan
b) Terlalu banyak memanipulasi obyek
c) Memakai peralatan kurang steril
d) Tidak menggunakan peralatan disposable
e) Terjadinya kontra indikasi bahan kontras
f) Pengulangan pemeriksaan
- Salah penyudutan arah sinar
- Salah sentrasi
- Under dan upper eksposure
- Tidak ada marker atau salah marker
- Kesalahan tindakan medik oleh dokter spesialis Radiologi
- Salah positioning
- Kesalahan pesawat yang disebabkan tidak dikalibrasi secara
rutin dan tidak adanya QC peralatan radiologi
3. Sesudah dilakukan pemeriksaan
a) Salah ekspertise atau interpretasi
b) Pemberian hasil tanpa di validasi terlebih dahulu
- Salah identitas pasien
- Hasil tertukar antara pasien yang satu dengan pasien yang
lainnya
c) Efek penyuntikan bahan kontras
d) Efek radiasi ( bila paparan yang diberikan tinggi )

20
D. Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Radiologi
Implementasi Keselamatan pasien pada tiap modalitas imajing di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Danau Salak,yaitu :
1. Modalitas dengan sumber radiasi sinar-x
a) Hindari manipulasi pasien pada saat posisioning
Terutama pada pasen dengan klinis trauma capitis, Fraktur Columna
Vertebralis, trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu pula pasien
dengan fraktur ekstrimitas dengan pemakaian peralatan traksi.
b) Pemakaian bahan kontras radiografi
- Harus ada informed consent sebelum dilakukan pemasukan bahan
kontras
- Harus ada pemeriksaan laboratorium mengenai fungsi ginjal
(ureum dan creatine)
- Gunakan bahan kontras yang relatip aman
- Harus dilakukan oleh dokter atau didalam pengawasan dokter
c) Minimalisasi dosis radiasi
- Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian rupa
sehingga cukup seluas obyek yang diperiksa
- Pengaturan faktor eksposi yang tepat
- Pada setiap pasien wanita usia subur sebelum dilakukan
pemeriksaan harus ditanya apakah sedang hamil atau tidak, bila
hamil diminta pertimbangan dokter spesialis radiologi apakah perlu
atau tidak dilakukan
- Semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus dilakukan
apabila ada permintaan dari dokter yang mengirim dan dilengkapi
dengan klinis yang jelas dan dikerjakan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten
2. Ultrasonografi
Sampai saat ini pemeriksaan USG masih dikategorikan sebagai
pemeriksaan yang paling aman bagi pasien. Belum ditemukan gejala-
gejala KTD selama pemeriksaan maupun sesudah pemeriksaan.

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pemanfaatan pesawat sinar-x untuk diagnostik secara tepat meliputi disain


ruangan, pemasangan, dan pengoperasian sesuai dengan norma keselamatan
radiasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi ruangan pesawat
sinar-x diagnostik sebelum bangunan didirikan, antara lain lokasi bangunan, letak
ruangan dan tebal dinding maupun perisai pintu. Ruangan sinar-x harus dibangun
dengan cukup kuat untuk menahan beban peralatan yang ada di dalamnya dan
dibangun sedemikian, sehingga memberikan proteksi yang cukup terhadap
operator dan orang lain yang berada di sekitar ruangan pesawat sinar-x.
Dasar penentuan persyaratan ruangan pesawat sinar-x diagnostik dengan
mempertimbangkan potensi bahaya radiasi yang mungkin terjadi. Agar resiko
bahaya yang diterima pekerja radiasi ( radiation workers ), staf lain ( non radiation
workers ) dan masyarakat ( public ) harus dapat ditekan sekecil kecilnya jika
mungkin dapat ditiadakan. Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta terdiri dari beberapa ruang pemeriksaan
Radiodiagnostik yang terproteksi dengan baik, antara lain :
1. Dinding ruangan dengan ketebalan 20 cm,ditambah lapisan dengan 2
mmPb
2. Semua pintu kayu dilapisi dengan timah hitam setara dengan 2 mmPb
3. Mempunyai lampu merah ( lampu peringatan yang menandakan
pemeriksaan dengan radiasi sedang berlangsung ) diatas pintu masuk
ruang pemeriksaan
4. Pintu ruang pemeriksaan dilengkapi dengan atribut atau poster tanda
bahaya radiasi.

A. PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI


Persyaratan sebelum melakukan pemeriksaan radiologi adalah
keselamatan terhadap radiasi sehingga perlu diperhatikan oleh semua pekerja
radiasi. Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan
radiasi yang memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Peralatan

22
proteksi Radiasi yang tersedia antara lain :
1. Film Badge ( personal monitoring )
2. Apron
3. Kaca mata timbal
4. Sarung tangan timbal
5. Kaca timbal
6. Lampu merah tanda bahaya radiasi

B. KESELAMATAN OPERASIONAL
Untuk menjamin terciptanya suatu pelayanan radiasi diagnostik yang aman
untuk petugas radiasi, pasien, keluarga pasien dan staf yang lain, maka
kegiatan keselamatan operasional perlu diperhatikan. Kegiatan itu antara lain :
1. Komisioning
Untuk memastikan pesawat sinar-x bekerja dengan andal, baik untuk
kegiatan radiologi diagnostik, dan memenuhi peraturan perundang undangan
maka pesawat sinar-x harus dilakukan uji kesesuaian.
2. Inspeksi periodik
Inspeksi secara periodik terhadap peralatan sinar–x, perlengkapan
proteksi radiasi dan hal yang menyangkut keselamatan atau penahan radiasi
ruangan pesawat sinar-x harus dilakukan untuk perbaikan dalam hal adanya
komponen yang rusak atau hal yang berhubungan dengan keselamatan
radiasi.
3. Pembatasan arah sinar
Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak boleh diarahkan ke panel
kontrol atau daerah lain yang tidak cukup penahan radiasi atau yang hanya
dipersiapkan untuk radiasi hambur kecuali pasien dengan kasus tertentu maka
dapat dilakukan arah sinar-x ke control panel dg syarat tidak ada radiasi
menembus dinding control panel atau radiasi hambur agar tidak terjadi
kebocoran ruang yg mengakibatkan dosis radiasi pada petugas radiasi atau
radiografer meningkat.

23
C. KESELAMATAN PETUGAS
Semua usaha harus dilakukan dalam melaksanakan penyinaran sinar-x,
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum
pada petugas radiasi. Kegiatan itu antara lain :
1. Bekerja di Ruang Operator
Ruang operator biasanya terpisah dengan ruang penyinaran atau jika berada
dalam ruangan penyinaran harus disediakan tabir Pb dan dilengkapi dengan
kaca Pb.
2. Pemakaian Alat Proteksi Radiasi
Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan radiasi
yang memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan digunakan
dengan baik dan benar.
3. Pemakaian Monitor Perorangan
Untuk mencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi maka
diperlukan adanya personal monitoring. Di instalasi Radiologi Rumah Sakit
Danau Salak personal monitoringnya adalah menggunakan film badge.
4. Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi
Pengawasan kesehatan di Bagian Radiologi Rumah Sakit Danau Salak
bagi pekerja radiasi dilakukan sekurang- kurangnya sekali setahun dan
apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan jika pekerja
radiasi mengalami penyinaran radiasi berlebih.

D. PROTEKSI RADIASI KEPADA PASIEN


Selain menjamin amannya bahaya radiasi untuk pekerja radiasi, proteksi
terhadap pasien juga perlu diperhatikan. Kegiatan ini antara lain :
1. Persyaratan pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap pasien hanya dilakukan bila ada permintaan
tindakan radiologi dari dokter pengirim. Dalam hal terjadi keraguan akan
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahli radiologi atau dokter pengirim
2. Pengurangan Dosis Radiasi Pasien

24
Penggunaan faktor eksposi yang sesuai tanpa mengurangi tegaknya
diagnosa Pembatasan daerah penyinaran dengan pengaturan kolimasi
sesuai dengan objek yang akan dilakukan penyinaran. Jarak fokus dengan
film untuk chest x-ray sekurang kurangnya 150 cm.
3. Penggunaan Alat Proteksi Radiasi
Jika keluarga pasien atau pendamping dibutuhkan di dalam ruang
penyinaran maka harus memakai Apron.

E. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT DAN PELAPORAN


Keadaan darurat adalah keadaan bahaya sedemikian yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan manusia, kerugian harta benda atau
kerusakan lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya kecelakaan nuklir
dan atau kecelakaan radiasi yang terjadi diwilayah tertentu.
Prosedur kerja :
1. Penanggulangan Keadaan Darurat
a. Hentikan operasi instalasi, keluarkan penderita dari medan radiasi
b. Amankan daerah di sekitar kecelakaan dan tidak seorangpun boleh
memasuki daerah tersebut apabila dikhawatirkan adanya ledakan yang
dapat segera timbul atau keadaan darurat lainnya.
c. Perkirakan dosis radiasi dan tentukan tingkat kecelakaan.
d. Segera meminta bantuan ke instansi terkait bila diperlukan
e. Ukur tingkat / besarnya radioaktivitas yang mungkin melekat pada
tubuh penderita
f. Kelompokkan penderita menurut dosis yang diterima.
g. Lakukan dekontaminasi apabila perlu
h. Susun rencana pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur, dengan
memperhatikan keselamatan manusia harus diutamakan.
i. Laporkan ke tim K3 RS dan BAPETEN,
2. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap ditemukan kecelakaan kerja, Yang
berhubungan dengan bagian radiologi ke bagian manajemen fasilitas dan
keselamatan kerja.

25
F. PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BAHAN INFEKSIUS
BERBAHAYA
Prosedur penanganan dan pembuangan limbah bahan infeksius berbahaya
adalah sebagai berikut :
1. Sampah Non Medis
 Sampah non medis di buang pada tempat sampah yang telah di sediakan
 Setiap pagi sampah diangkut oleh cleaning service RS ke tempat
pembuangan
2. Bahan Infeksius
 Sampah medis ( cateter, handscoen,plastik ,linen yang terkontaminasi
cairan pasien, dll ) di buang pada Tempat Sampah Medis
 Sampah medis benda tajam (spuit, jarum, wing needle, ampul obat,dll)
dibuang di kotak safety
 Setiap pagi sampah medis akan diangkut oleh cleaning service rumas
sakit ke tempat pembuangan

G. ALUR PENANGANAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA


1. Alur Penanganan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit
Danau Salak

Karyawan Bersangkutan

IGD RS PKU Muh Yogya Karyawan diistirahatkan


Karyawan bekerja biasa

Konsul dokter Spesialis

Karyawan diistirahatkan
Dirawat
Karyawan bekerja biasa

26
2. Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit Danau
Salak

Karyawan Bersangkutan

Supervisor Unit
Karyawan yang Bersangkutan

Kepala K3RS

Direktur RS PKU Muhammadiyah


Yogyakarta

27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara berkwalitas maka


diperlukan pengendalian mutu pelayanan agar bisa dievaluasi dan bisa diambil
tindakan untuk lebih meningkatkan capaian yang diinginkan.Pada
pengendalian mutu parameter yang ter diperlukan pengendalian mutu
pelayanan agar bisa dievaluasi dan bisa diambil tindakan untuk lebih
meningkatkan capaian yang diinginkan.Pada pengendalian mutu parameter
yang terukur meliputi :
a. Jumlah radiograf yang terexpertise.
b. Respon time pemeriksaan Thorax dan USG dari IGD/ ICU
c. Reject analisa pemeriksaan (angka pengulangan foto)
e. Ketepatan penulisan marker.
Penghitungan capaian dilakukan setiap bulan dengan pelaporan dan evaluasi
setiap tiga bulan.

28
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging merupakan bagian integral dari


pelayanan medik yang perlu mendapat perhatian khusus karena selain
bermanfaat dalam menegakkan diagnosa, juga sangat berbahaya baik bagi
pasien, petugas maupun lingkungan sekitarnya bila tidak diselenggarakan
secara benar. Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan
aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang didukung
oleh sarana/prasarana, sumberdaya manusia dan peralatan yang baik pula.

29
30

Anda mungkin juga menyukai