Anda di halaman 1dari 15

The Art of Ancient Greece

Bab 7

Oleh :

1. Jesslyn Johan S / E12180011


2. Dianca Graciela /E121800
3. Marcellicia Adeline / E121800
4. Jesslyn Regina W / E121800

Universitas Kristen Petra


PENGANTAR
Sejarah seni dari Yunani merupakan salah satu sumber kesenian yang paling berpengaruh
didalam perkembangan kesenian pada masa sekarang ini, karena jika dibandingkan dengan
kebudayaan – kebudayaan dari negara yang lain tentu saja pengaruh yang didapatkan jika
dibandingkan dengan pengaruh dari kebudayaan dan kesenian dari negara Yunani akan berbeda
dengan negara – negara lainnya, walaupun negara lain juga ada partisipasinya dalam
perkembangan kebudayaan sekarang ini. Dan hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan awal
mula penulisan bahasa yang ada dimana sebagian besar ada yang merupakan perkembangan dari
bahasa Yunani, selain pengaruhnya dalam perkembangan bahasa kebudayaan Yunani juga
berpengaruh dalam filosofi – filosofi yang pada masa sekarang ini juga lebih dikembangkan
menjadi lebih akurat dan mungkin lebih mudah dipahami lagi, selain dengan kedua hal tersebut
kebudayaan – kebudayaan Yunani lainnya juga mempunyai perannya tersendiri dalam proses
perkembangannya.

Terlebih lagi dalam penggunaan teknik – teknik yang ada di negara Yunani ini juga dapat
terbilang sudah beragam, oleh karena itu dalam mempelajarinya juga penting karena dapat
bermanfaat bagi kebutuhan dalam pembuatan karya seni yang dikembangkan. Dan juga kesenian
dalam pembuatan arsitektur dari sebuah gedung atau tempat – tempat lainnya yang dapat
terbilang unik, yang pada masa sekarang ini juga masih sering digunakan.
Peradaban Aegean hanya dikenal sebagai mitologi dan legenda hingga abad ke 19 SM
akhir and awal 20. Tetapi Yunani Kuno membuat dampak yang melekat pada budaya barat.
Bahasa Yunani hingga sekarang tidak berubah, dimana alphabet Yunani merupakan adaptasi dari
Phoenician, dimana alphabet inggris merupakan kombinasi dari huruf awal alphabet Yunani.

Sekitar abad ke 800 SM 2 orang Greeks yang dipanggil Hellas menetap di pulau utama
Yunani. Dengan kegiatan koloni yang ditawarkan orang Greeks membuat perekonomian mereka
bergantung pada perdagangan maritime, mereka juga sukses dalam membudidayakan jalan
berbatu dan dalam pembuatan gerabah dan batu – batu logam.

Identitas Budaya

Yunani tidak disatukan oleh rasa kuat sebagai bangsa sampai terjadi invasi pada abad 490 dan
480 SM dari Persian yang merupakan musuh bebuyutan Yunani, dimana bangsa Yunani berpikir
bahwa mereka mempunyai budaya paling beradab didunia yang membuat mereka merasa lebih
baik daripada bangsa lain.

Juga ada persepsi baru tentang sejarah dimana orang-orang Yunani memperhitungkan waktu
dalam olimpiade (4 tahun sekali > olimpiade pertama pada 776 SM). Permainan dalam olimpiade
disebut Panhellenic. Dimana Permainan olimpiade ini sangat penting sehingga semua perang
yang ada di wilayah Yunani dihentikan agar atlet dapat memiliki perjalanan yang aman untuk
dapat berpartisipasi.

Pemerintah dan Filosofi

Dari abad ke 5 SM orang Athena membenci pemerintahan raja – raja yang otokratis, yang
menandai ketika diperintah oleh tiran dimana keenganan terhadap tiran membuat mereka
membentuk kota independen, dimana disetiap kota diwajibkan agar warga laki – laki untuk dapat
berpartisipasi. Pemeliharaan budak dan ketidakbolehan wanita untuk berpartisipasi dalam politik
menginspirasi Thomas Jefferson menulis Deklarasi Kemerdekaan.

Filsuf Yunani seperti Pluto dimana ia menuliskan The Repulic and The Laws yang
menggambarkan keadaan ideal, Socrates mengembangkan metode oengajaran dialog Sokratik,
Aristoteles juga menulis berbagai macam hal tetapi tidak secara khusus sehingga pandangannya
tentang estetika memiliki pengaruh besar pada filsafat barat.

Sastra dan Drama

Warisan sastra Yunani merupakan salah satu yang paling luar biasa pada peradaban barat.
Dimana Iliad merupakan suatu kisah tentang Troya dan para pahlawannya dan The Odyssey
merupakan kisah perjalanan 10 tahun pulang ke Ithaca setela perang. Kejadian dan karakter
sastra Yunani sering diilustrasikan seniman yang memilik minat dalam bidang psikologi.
“Man Is the Measure of All Things”

Kontribusi Yunani kuno pada peradaban barat terkait dengan pepatah yang membedakan Yunani
dari budaya Mediterania kuno lainnya. Dimana dalam agama Yunani dewa tidak hanya
berbentuk manusia tetapi juga punya kepribadian dan konflik manusia, mereka juga
berpartisipasi dalam kejadian manusia (seperti perang Troya), yang disebut sebagai Olypian
karena tinggal di gunung Olympos.

Pandangan Yunani tentang kematian dan ritual untuk orang mati juga berbeda dengan budaya
Mediterania lain terutama Mesir, dimana orang Yunani mendirikan penanda kuburan yang
memorial daripada persembahan kepada dewa – dewa.

Berbeda dengan seni Mesir seni Yunani berevolusi dengan cepat. Perlakuan terhadap alam dan
tempat manusia dangat ideal dan juga bisa membedakan kanon Yunani dengan proporsi yang
digunakan orang Mesir. Seni Yunani menggunakan pengukurang yang dikaitkan dengan skala
manusia dan bentuk organic, dimana sikap Yunani terhadap seniman menunjukan minat baru
dalam hubungan pembuatan seni.

Lukisan dan Tembikar

Gaya awal Yunani bernama Geometric yang dikenal hanya dari tembikar dan patung skala kecil,
yang menunjukan pengaruh dari seni timur.

 Geometric Style (abad ke 1000-700 SM)


Setiap pola yang ada dibingkai oleh bingkai horizontal yang melingkar yang menekankan
bentuk dari pot, dan pada 2 baris terlihat seperti binatang yang mengitari leher. Karena
amphora merupakan penanda kuburan pemandangan utamanya adalah prosthesis.
 Orientalizing Style (abad ke 700-600 SM)
Bentuknya sudah menjadi lebih besar dan lebih lengkung daripada sebelumnya dan pola
geometris diturunkan ke batas gambar utama. Dimana pose dari Odysseus dan temannya
menunjukan kesamaan dengan lukisan Aegean, terutama di sekitar bahu depan kaki
kepada dan mata.
 Archaic Style (abad ke 600-480 SM)
Teknik melukisnya menggunakan black figure. Pola masih berfungsi sebagai pembatas,
gambar utamanya adalah adegan naratif. Exekias mempunyai adegan paling dramatis
dimana dia mengubah persaingan antara 2 pahlawan Yunani dari perang Trojan menjadi
board game.
 Late Archaic to Classical Style (abad ke 530-400 SM)
Teknik melukis red figure diperkenalkan pada akhir periode Archaic dan berkembang
hingga abad ke 4. Dimana sebgai tambahan untuk meningkatkan bentuk organic pelukis
Yunani pada pertengahan abad ke 5 memulai untuk menetapkan figure. Pola permukaan
dekoratif telah menurun dibandingkan black figure dan garis dicat lebih fleksibel.
 Classical to Hellenistic Style (abad ke 450-323 SM)
Pada akhir abad ke 5 white ground painting menjadi popular di lekythoi yang digunakan
untuk dedikasi kuburan. Dimana pada akhir abad ke 5 Zeuxis melukis dari model hidup
langsung dari alam. Salah satu anekdot menceritakan bahwa ia melukis Helen of Troy
sebagai pelacur dan meminta tiket saat gambar itu dipamerkan, cerita lain menceritakan
ia mati tertawa sambil menatap lukisan wanita tua miliknya.
Selama abad ke 4 Apelles melukis kuda – kuda realis yang membuat kuda hidup
merinkik ketika melihatnya. Sehingga ia menjadi pelukis istana Alexander agung dimana
salah satu gambarnya menggambarkan Alexander dengar petir yang tampak sangat tealis,
ia juga melukis wajarh Pankaspe yang merupakan istei Alexander dan jatuh cinta
padanya yang kemudian Alexander memberikannya pada Apelles sebagai bentuk ukuran
harga diri untuknya.

Patung
● Gaya Arab
Patung raksasa figur mansua pertama kali mucul di Yunani selama periode Archaic.
Dipengaruhi oleh teknik dan kovensi Mesir, cara mengukir balok batu tetapi
menyesuaikan selera sendiri. Ada patung Kuoros yang memperlihatkan pose frontal
dengan kaki kiri melebar ke depan, tanpa menekuk lutut, pinggul, pinggang, dan lengan
yang ada di sisi tubuh, dipotong dari blok marmer asli biasanya untuk menunjukan laki –
laki yang berdiri. Dibandingkan dengan Menkaurem Kuoros lebih terbuka pada bagian
otot dan tegang aktif. Berbagai fitur Kuoros melengkung, wig tidak mengisi ruang
sebanyak Menkaure. Perbedaan lain yang jelas diataranya adalah ketelanjangan dimana
kebiasaan Yunani patung laki – laki menandakan nafsu manusia sedangkan wanita
mewakili sosok gadis napi pelayan yang melayani Athena. Ada juga Peplos Kore, masih
mempertahankan jejak cat gaun, menggunakan warna untuk memeriahkan warna putih,
jejak jarang dibaca, dewi perburuan dan bulan. Ditemukan di Acropolis dengan pose
kaku, memiliki senyuman menonjolkan kenyataan hidup.

● Gaya Klasik Awal


Athena membantu kota Iona dalam pemberontakan gagal melawan Persia. Memprovokasi
Darius yang Agung untuk menyeranf Yunani hanya untuk dikalahlan Athena pada
pertempuran. Perubahan gaya artistik bertepatan dengan keberangkatan Persia dari tanah
Yunani. Gaya klasik awal biasa disebut Severe (senyum sederhana), menghasilkan
perubahan radikal (Kritios Boy) sebelum / sesudah Perang Persia namun patung ini
mencerminkan momen kesadaran diri ditandai dengan perubahan bahasa Archaic ke
Early Classical. Gaya sudah bekurang yang tersisa hanya rambut halus ikal. Senyum
lenyap, dengan ungkapan baru yaitu netral. Perkembangan penting adalah kepala, kaki
kanan menekuk, batang tubuh bergeser. Kontras elemen kaku dan santai terlihat.
Perkembangan lainnya adalah dari marmer ke perunggu untuk bahan patung skala besar.
Patung berongga dilemparkan oleh proses “lilin yang hilang” (lihat Kotak, hal. 94). Ini
membebaskan sosok dari blok dan memungkinkannya untuk memproyeksikan lebih
bebas ke ruang angkasa. Pengecoran perunggu padat telah digunakan sejak periode
Aegea. Berdasarkan posenya, dewa tampaknya menguasai ruang. Dia memusatkan
perhatian pada tujuannya, menegangkan tubuhnya, dan memposisikan dirinya seolah siap
untuk mengubah berat badannya, secara sempurna seimbang antara bola kaki kanannya
dan tumit kirinya. Lututnya yang agak menekuk menciptakan kesan bahwa dia akan
muncul kapan saja. Intensitas konsentrasinya dan kekuatan dorongan yang akan datang
memperluas pengalaman pengamat dari patung ke arah tujuan senjata yang tak terlihat.

● Gaya Klasik
1972, ditemukan sepasang perunggu Yunani asli dikenal sebagai Warriors dari Riace
ditemukan di laut lepas pantai selatan Italia. Kepala berbentuk kubah dan datar, stilisasi
lengkung dari rambut adalah elemen Awal Klasik yang familiar, sedangkan pose yang
percaya diri, dinamis dan organik konsisten dengan Klasik. Periode keemasan atau Klasik
tinggi pada awalnya mengacu pada pencapaian Yunani pada paruh kedua abad kelima .
Tidak hanya karya seni yang dihasilkan pada periode ini mencerminkan pencapaian
budaya dan intelektual Yunani itu sendiri; mereka juga memiliki pengaruh yang luas
terhadap seni dan budaya Barat selanjutnya. Hampir tidak mungkin untuk memahami
setiap aspek budaya Barat sepenuhnya tanpa beberapa keakraban dengan prestasi Yunani
Klasik

● Polykleitos Argos
Polykleitos Argos selalu dikagumi oleh orang zamannya, dan karyanya masih dianggap
sebagai perwujudan gaya Klasik. Dia menciptakan sebuah kanon, yang tidak lagi ada.
Sebagian besar pahatannya dilemparkan ke dalam perunggu dan hanya diketahui saat ini
hanya melalui polisi Romawi masa depan dalam marmer. Rekaman kuno mencatat fakta
bahwa Doryphoros (Pembunuh Tombak) pada mulanya adalah perunggu. Doryphoros itu
memegang tombak di tangan kirinya dan berdiri seperti Kritios Boy.

Arsitektur Klasik
The Acropolis Athena orang Yunani, seperti semua orang kuno, menganggap kuil sebagai
rumah bagi para dewa. Di Yunani, rencana bait suci berasal dari megaron yang
ditemukan di istana-istana Mycenaean, tetapi orang-orang Yunani menghiasnya dengan
tiang-tiang eksterior. Patung kultus dewa ditempatkan di ruang utama (naos) dan melihat
ke arah timur ke altar outdoor tempat pengorbanan dilakukan. Ritual utama di dalam kuil
melibatkan perawatan patung itu sendiri, biasanya berpakaian seremonial dan
membersihkan. Interior kuil juga merupakan tempat perlindungan bagi para buronan. The
Acropolis (dari kata Yunani akros, yang berarti "tinggi" atau "atas," dan polis, yang
berarti "kota") adalah batu yang ditinggikan mendukung beberapa kuil, daerah sekitar,
dan bangunan lainnya. Selama periode Mycenaean, itu adalah benteng yang dibentengi,
dan dindingnya yang curam membuat sulit bagi penjajah untuk menyekala. Ini termasuk
Parthenon, Kuil Nike, the Erech theum, dan Propylaea. Karena kekuatan lautnya, Athena
mampu memaksa seluruh Yunani untuk membeli perlindungannya terhadap penjajah
Persia.

● Rencana Acropolis
Rencana ini hanya mencakup empat bangunan Klasik yang dibangun kembali setelah
penghancuran Acropolis di akhir Perang Persia. Seperti kebanyakan kuil Yunani, mereka
terbuat dari marmer, yang digali dari gunung setempat, Pentelikos.

● Parthenon
Parthenon dirancang oleh arsitek Iktinos dan Kallikrates. Phidias, seniman Athena
terkemuka dari generasinya dan seorang teman Perikles, mengawasi dekorasi patung
tersebut. Dewi pelindung Athena, Parthenon merayakan Athena dalam perayaannya
sebagai dewi perawan. (Parthenos adalah bahasa Yunani untuk "perawan.") Dampak
estetika yang luar biasa diperkuat oleh apa yang disebut perbaikan, dengan sedikit
penyesuaian arsitektur untuk meningkatkan kesan visual bangunan. Sebagai contoh, garis-
garis yang tampak horisontal benar-benar melengkung ke atas ke arah tengah, sehingga
mengoreksi kecenderungan mata manusia untuk mempersepsikan horisontal panjang
sebagai melengkung ke bawah di tengah. Patung Parthenon diintegrasikan secara harmonis
dengan arsitektur. Konten narasi mereka memproklamasikan kehebatan Athena Klasik.

● Rencana Arsitektur Parthenon


Parthenon dibangun dalam bentuk persegi panjang, yang dibagi menjadi dua ruang persegi
panjang yang lebih kecil. Candi itu seluruhnya terbuat dari blok marmer dipotong dan
dipasang tanpa menggunakan adukan semen. Setiap kolom sudut melayani sisi pendek dan
panjang, membuat transisi visual yang halus di antara mereka. Awalnya didominasi oleh
Monumental Chryselephantine (emas dan gading) patung Athena, dasarnya diindikasikan
pada rencana oleh persegi panjang di dalam Naos. Parthenon memiliki dua fitur yang
bersifat ionik. Pertama, ada empat kolom ionik di dalam perbendaharaan. Dan kedua,
dekorasi ionik terus menerus, yang tidak dapat dilihat pada rencana, berlari di sekitar
bagian luar luar dinding bagian dalam. Dimasukkannya unsur-unsur Ionic di Parthenon
untuk menyatakan minat orang-orang Athena untuk menyelaraskan pencapaian arsitektural
dan patung dari Yunani timur dan barat.
● Doric and Ionic Orders of Greek Architecture
Sekitar 600 sebelum masehi dan merupakan penjabaran dari sistem elevasi pos dan
ambang pintu. Bangunan Yunani kuno, seperti patung Yunani, lebih manusiawi dalam
skala dan proporsi daripada di Mesir. Dan tidak seperti bentuk-bentuk binatang dari Iran
kuno, Ordo Yunani terdiri dari bagian-bagian geometris, masing-masing dengan arti dan
logika individualnya sendiri. Keanggunannya yang lebih besar dihasilkan dari elemen
yang lebih tinggi, lebih tipis, lengkung, dan hiasan permukaan. Ibukota Korintus paling
mudah dibedakan dengan desain Acanthusleafnya.

● Doric Order
The Doric Order dimulai dengan dasar tiga langkah. Batang terdiri dari bagian-bagian
individu yang dipotong secara horizontal dan disatukan di tengah oleh paku logam
(pasak) terbungkus dalam timah. Lekukan dangkal, cekung yang dikenal sebagai seruling
diukir dari luar batang. Poros Doric tidak berdiri dalam bidang vertikal yang tepat tetapi
sedikit meruncing dari sekitar seperempat dari jalan ke atas. Tonjolan yang dihasilkan,
atau entasis (bahasa Yunani untuk "peregangan"), menunjukkan bahwa orang-orang
Yunani Klasik menganggap arsitektur mereka memiliki struktur organik di dalam, dengan
kapasitas untuk ketegangan otot. Di bagian atas poros, tiga elemen membentuk ibu kota
Doric, yang membentuk kepala dari kolom dan transisi ke lintel horizontal. Lehernya
adalah tali yang nyaman di bagian atas batang. Di atasnya adalah echo (bahasa Yunani
untuk "landak" atau "landak laut") - elemen datar, melengkung, seperti piring, dengan sisi
bulat. The echinos membentuk transisi antara poros melengkung dan datar, sempoa
persegi (Yunani untuk "tablet") di atas. Abacus pada gilirannya menciptakan transisi ke
architrave-secara harfiah, sebuah "balok tinggi." Architrave adalah elemen pertama dari
entablature (perhatikan tabl, terkait dengan "table"), yang membentuk ambang dari sistem
postandlintel kompleks ini. Frieze, di atas architrave, dibagi menjadi beberapa bagian -
metope persegi dan set tiga alur vertikal, atau triglif (tri Yunani, "tiga," dan glyphos,
"ukiran"). Akhirnya, memproyeksikan di atas dekorasi adalah elemen utama dari
entablature — cornice horizontal yang tipis. Dalam arsitektur Klasik, elemen segitiga
yang dikenal sebagai pediment bertumpu pada cornice, menanangi bagian depan dan
belakang bangunan. Hubungan harmonis antara bagian-bagian dari Doric Order dicapai
dengan pengulangan formal dan transisi logis. Langkah-langkah, sisi sempoa, architrave,
metopes, frieze, dan cornice adalah persegi panjang yang terletak di bidang horizontal.

● Ionic Order
Poros lebih tinggi dalam kaitannya dengan diameternya (tingginya sekitar sembilan kali
diameter di kaki). Fluting lebih sempit dan lebih dalam. Volutes yang elegan, atau bentuk
gulir, menggantikan echo Doric di setiap sudut dan hampir gerhana sempoa tipis.

● Ordo Korintus
Tidak ada bukti keberadaan Ordo Korintus lebih awal dari pada bagian akhir abad kelima
sebelum masehi. Asal usul istilah Corinthian tidak jelas, tetapi ini menunjukkan bahwa
modal acanthusleaf pertama kali dirancang oleh para pengrajin logam Corinth dan
kemudian dipindahkan ke marmer. Tidak seperti kolom Doric dan Ionic, kolom Korintus
digunakan terutama dalam interior oleh orang-orang Yunani - mereka dikaitkan dengan
kemewahan dan, oleh karena itu, dengan karakter "feminin".

● The Parthenon Pediments


Dua pediments dari Parthenon mewakili peristiwa mitologis dari kehidupan Athena.
Dalam cerita pedimen barat, dia ditunjukkan bertarung dengan Poseidon untuk
melindungi kota. Dalam pedimen timur, Phidias menemukan komposisi unik di mana
kelahiran Athena didramatisir. Ini dimulai di pusat pedimen dan menyebar ke sudut-sudut
saat para dewa secara bertahap merespon.

● The Doric Metopes


Empat pertempuran mitologis diilustrasikan dalam metopes Parthenon. Dorongan ke
belakang dari kontrapposto Centaur menunjukkan perjuangan dan kekalahannya. Phidias
telah membebaskan Lapith hingga kepalanya, kaki, dan proyek lengan kanan dari blok.
Tiga pertempuran metope lainnya menggambarkan orang Yunani melawan Amazon di
barat, Perang Troya di utara, dan Olympian menggulingkan Titans di timur. The Lapiths
and Centaurs melambangkan konflik manusia universal antara insting atau nafsu binatang
dicontohkan oleh setengah-kuda, setengah manusia, Centaurs yang menjadi mabuk di
pernikahan Lapith dan kontrol diri yang rasional, diwujudkan oleh para Lapith. Program
sculp tural Parthenon mewakili pertempuran mitologis sebagai cara menyinggung
kemenangan baru dan sejarah. Subtitik politik dari pertempuran di Metopes Parthenon
demikian kemenangan Athena atas Persia.

● The Ionic Frieze


Di atas bagian luar dinding (naos) dari Parthenon panjang Ionic frieze 525 kaki (160 m)
menggambarkan prosesi Panathenaic yang lebih besar. Sifat terus menerus dari dekorasi
Ionic, tidak terganggu oleh trigliser dan konsisten dengan isinya. Dengan demikian
bentuk frieze sesuai dengan bentuk prosesi. Untuk mempertahankan bidang horisontal
dari angka-angka, Phidias mengadopsi konvensi syaraf isocephaly (dari kata-kata Yunani
isos, "sama" atau "tingkat," dan kephale, "kepala"). Ketika sebuah karya isocephalic,
semua kepala diatur pada kira-kira level yang sama.

● The Naos
The Naos berisi patung kultus Phidias Athena yang menjulang tinggi, dan tercermin
dalam, genangan air. Skala besar-besaran patung ini belum pernah terjadi sebelumnya
dan mewujudkan pentingnya Athena sebagai dewi pelindung Athena. Kekayaan material
patung adalah tanda kekayaan yang ditransfer dari Delos ke Athena. Posisi sentral Athena
di Parthenon pediments dan persembahan peplos di dekorasi Ionic menandakan
kebijaksanaan dan kekuatannya serta pengabdian Atena kepadanya.

● Kuil Athena Nike


Athena dihormati sebagai dewi kemenangan di kuil kecil marmer Ionic di Athena Nike,
yang menaungi tepi selatan Acropolis. Kuil ini memiliki bentuk persegi dan teras depan,
dengan empat kolom Ionic dan empat langkah di depan dan belakang. Pengulangan ini
mencerminkan desakan Klasik pada penyatuan bagian-bagian dengan keseluruhan.
Ukuran kecil dan Oronic Ionic Order dari kuil Nike kontras dengan proporsi kolom Doric
yang lebih berat di Parthenon.
● Mitos Medusa
Medusa, satu-satunya makhluk dari tiga saudara perempuan Gorgon, berubah menjadi
batu siapa pun yang memandangnya. Dia memiliki rambut berliku, mata melotot, dan gigi
taring, dan dia mengeluarkan suara gemuruh yang keras. Saran bijak dari Athena jika
ingin melihatnya hanya bisa dalam pantulan perisainya. Dia mengambil kepalanya ke
Athena, yang mengadopsinya sebagai perangkat perisainya. Kepala Medusa, atau
Gorgoneion, kemudian menjadi hiasan baju besi yang populer di Barat, secara simbolik
membatu — yaitu, membunuh — musuh seseorang. Kuil Nike, seperti Parthenon,
merayakan kemenangan militer, tetapi tidak diketahui yang mana. Masalahnya rumit oleh
fakta bahwa itu dirancang sebelum Parthenon tetapi selesai nanti. Patung-patung emas
Nike yang dulunya disimpan di kuil telah menghilang. Patung terbaik yang masih hidup
dari kuil Nike adalah relief berjudul Nike Adjusting Her Sandal, yang aslinya terletak di
pagar pembatas.

● The Erechtheum
The Erechtheum ada di sisi utara Acropolis, di seberang Parthenon. Ini menggantikan
sebuah kuil tua ke Athena yang menyimpan patung kayu dewi Archaic. Kuil itu
dihancurkan oleh Persia, tetapi orang Atena memutuskan untuk memajang reruntuhan
untuk mengingatkan warga atas tindakan asusila memecat Akropolis. The gorden
mendefinisikan tubuh wanita yang ideal, karakteristik gaya Klasik. Dalam ensemble ini,
simetri sempurna dipertahankan sehingga setiap set tiga, kanan dan kiri, adalah bayangan
cermin dari yang lain. Dua sudut caryatids, seperti kolom pojok Parthenon, dianggap
sejajar dengan figur depan ketika dilihat dari depan dan dengan gambar samping ketika
dilihat dari sisi, sehingga menciptakan transisi visual yang halus antara depan dan
samping. Dalam transformasi metafora kolom menjadi bentuk manusia, beberapa fitur
selalu disesuaikan. Misalnya, lipatan tirai vertikal yang menutupi kaki pendukung
menyerupai seruling kolom. Pada saat yang sama, hiasan kepala adalah bentuk geometris
abstrak, terkait dengan bentuk manusia organik hanya karena kedekatannya dengan
kepala. Sedangkan Erik Doric mempengaruhi transisi dari vertikal ke horizontal dan dari
elemen melengkung ke yang lurus, hiasan kepala memenuhi transisi tambahan dari
bentuk manusia ke bentuk geometris. Karenanya, caryatids ini menggambarkan hubungan
metafora yang harmonis antara ideal dan organik, manusia dan abstrak, yang mencirikan
gaya Klasik.
DAFTAR PUSTAKA

The Art of Ancient ———. Athenian Red- 3rd ed. New York: Norton,
Greece Figure Vases—the Archaic 1975.
Ashmole, Bernard. Period: A Handbook. New Francis, Eric David. Image
Architect and Sculptor in York: Thames & and Idea in Fifth-
Classical Hudson, 1991. Century Greece: Art and
Greece. New York: New ———. Greek Art. 4th ed. Literature after the
York University New York: Thames & Persian
Press, 1972. Hudson, 1996. Wars. London: Routledge,
Beazley, John D. Attic Brilliant, Richard. Arts of 1990.
Red-Figure Vase-Painters. the Ancient Greeks. Havelock, Christine M.
2nd ed. 3 vols. Oxford, New York: McGraw-Hill, Hellenistic Art: The Art of
1963; repr. New York: 1973. the Classical World from
Hacker, 1984. Carpenter, Rhys. The the Death of Alexander
———. The Development Esthetic Basis of Greek the Great to the Battle of
of Attic Black-Figure. Art of the Fifth and Fourth Actium. 2nd ed.
Rev. ed. Berkeley: Centuries b.c. New York: Norton, 1981.
University of California Rev. ed. Bloomington: Kampen, Natalie Boymel.
Press, 1986. Indiana University Sexuality in Ancient Art:
Boardman, John. Athenian Press, 1959. Near East, Egypt, Greece,
Black-Figure Vases. ———. Greek Sculpture: and Italy. New York:
New York: Oxford A Critical Review. Cambridge University
University Press, 1974. Chicago: Press, 1996.
———. The Parthenon University of Chicago Koloski-Ostrow, Ann
and Its Sculptures. Austin: Press, 1960. Olga, and Claire L. Lyons,
University of Texas Press, ———. The Architects of eds. Naked Truths:
1985. the Parthenon. Baltimore: Women, Sexuality, and
———. Greek Sculpture— Penguin, 1970. Gender
the Archaic Period: Carpenter, Thomas H. Art in Classical Art and
A Handbook. New York: and Myth in Ancient Archaeology. London:
Thames & Hudson, Greece: A Handbook. New Routledge, 1997.
1985. York: Thames & Lawrence, Arnold W.
———. Greek Sculpture— Hudson, 1991. Greek Architecture. 5th ed.
the Classical Period: Cook, Robert M. Greek New Haven, CT: Yale
A Handbook. New York: Art: Its Development, University Press, 1996.
Thames & Hudson, Character, Onians, John. Art and
1985. and Influence. New York: Thought in the Hellenistic
———. Athenian Red- Farrar, Age: The Greek World
Figure Vases—the Penguin, 1991. View, 350–50 b.c. London:
Classical Dinsmoor, William B. The Thames & Hudson, 1979.
Period: A Handbook. New Architecture of Ancient ———. Bearers of
York: Thames & Greece: An Account of Its Meaning: The Classical
Hudson, 1989. Historic Development. Orders
in Antiquity, the Middle in Greek Sculpture.
Ages, and the Renaissance. Princeton, NJ: Princeton
Princeton, NJ: Princeton University Press, 1970.
University ———. Fifth-Century
Press, 1988. Styles in Greek Sculpture.
———. Classical Art and Princeton, NJ: Princeton
the Cultures of Greece University Press,
and Rome. New Haven, 1981.
CT: Yale University ———. The Archaic Style
Press, 1999. in Greek Sculpture.
Osborne, Robin. Archaic 2nd ed. Chicago: Ares,
and Classical Greek Art. 1993.
New York: Oxford Scully, Vincent. The Earth,
University Press, 1998. the Temple, and the
Pedley, John Griffiths. Gods: Greek Sacred
Greek Art and Architecture. Rev. ed.
Archaeology. New Haven, CT: Yale
2nd ed. New York: University Press, 1979.
Abrams, 1998. 590 S U G G E S T I O N
Pollitt, J. J. The Art of SFORFURTHERR
Greece, 1400–31 b.c.: EADING
Sources and Documents. Smith, R. R. R. Hellenistic
Englewood Cliffs, NJ: Sculpture: A Handbook.
Prentice-Hall, 1965. New York: Thames &
———. Art and Hudson, 1991.
Experience in Classical Stewart, Andrew F. Greek
Greece. Sculpture: An Exploration.
Cambridge, 2 vols. New Haven, CT:
UK: Cambridge University Yale University
Press, Press, 1990.
1972. ———. Art, Desire, and
———. The Ancient View the Body in Ancient
of Greek Art: Criticism, Greece. New York:
History, and Terminology. Cambridge University
New Haven, CT: Press, 1997.
Yale University Press, Vermeule, Emily. Greece
1974. in the Bronze Age.
———. Art in the Chicago:
Hellenistic Age. New University of Chicago
York: Press, 1972.
Cambridge University ———. Aspects of Death
Press, 1986. in Early Greek Art and
Ridgway, Brunilde Poetry. Berkeley:
Sismondo. The Severe University of California
Style Press, 1979.

Anda mungkin juga menyukai