Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.

16, Nomor 5, September 2010

Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional

SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta


Prayekti, FKIP-UT, e-mail:prayekti@mail.ut.ac.id
Hanafi, FKIP-UT, e-mail:hanafi@mail.ut.ac.id

Abstrak : Tujuan penulisan artikel ini dimaksudkan untuk membahas hasil penelitian tentang penerapan Six
Sigma pada ujian nasional SMU di Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada ujian nasional tahun ajaran
2007/2008 di Jakarta dengan menggunakan metode kuesioner survei di lima wilayah Jakarta. Kuesioner
disebarkan kepada peserta didik, guru dan pengawas ujian nasional. Sekolah yang menjadi sampel masing-
masing wilayah lima sekolah negeri dan swasta. Data dianalisis dengan berpedoman pada Six Sigma yang
memiliki empat kegiatan,yaitu perencanaan kualitas (quality planning), pengendalian kualitas (quality
control), jaminan kualitas (quality assurance) dan peningkatan kualitas (quality improvement). Hasil
penelitian menunjukkkan bahwa semua sekolah pada umumnya telah mempersiapkan diri sebelum
menghadapi ujian nasional. Setiap sekolah telah membuat program khusus untuk peserta didik yang akan
mengikuti ujian nasional. Program tersebut antara lain: memberikan tambahan materi pelajaran di luar jam
pelajaran dan tambahan belajar pada hari Sabtu dan Minggu. Untuk pengendalian kualitas setiap sekolah
membentuk panitia khusus yang diketuai kepala sekolah. Ujian nasional menjadi tolok ukur keberhasilan
sekolah, sehingga kualitas pembinaan kepada peserta didik menjadi prioritas.
Kata kunci: ujian nasional, quality planning, quality control, quality assurance, quality improvement.

Abstract : This paper discusses the results of research on the application of Six Sigma at the junior national
exam in Jakarta. This research was conducted on the implementation of the national exam in academic year
2007/2008 Jakarta using survey questionnaire methods in five areas of Jakarta. Questionnaires distributed to
students, teachers and supervisors of national examinations. Data were analyzed based on Six Sigma, which
has four areas which include quality planning, quality control, quality assurance and quality improvement.
result that all schools have generally been preparing themselves before the national exams. Each school has
a special program for students to national exam. The program, among others, provide additional educational
materials outside lesson time, and extra studying on Saturday and Sunday. To control the quality of each
school formed a special committee chaired by the principal. Because the national exam and the estuary is an
important activity of all school activities that have been fostering student for six semesters. National exam to
measure the success of the school so that the quality coaching to the students to become primary. If you
need to be improved in order to be better. From the students, all students are required to follow all the final
semester of the program established by school. Therefore, all students are ready for facing a national exam.
Graduation rate of students on national exams students did not disappoint, generally in accordance with the
expectations of students, parents, teachers and schools.

Key words: National Exams, Six Sigma, quality planning, quality control, quality assurance, quality

improvement.

Pendahuluan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,


Kualitas yang baik berarti penyedia produk dapat jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
menyajikan produk sesuai standard, memenuhi memenuhi atau melebihi harapan. Manajemen
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. kualitas (ISO 8402) pada dasarnya adalah semua
Definisi mengenai kualitas yang lebih luas kegiatan dari keseluruhan fungsi manajemen yang
lingkupnya, yaitu kualitas merupakan suatu menetapkan kebijakan kualitas,

520
Prayekti & Hanafi, Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta

tujuan dan tanggung jawab perusahaan, yang Ngadirin (2005) menjawab pertanyaan apakah
dilaksanakan dengan 4 kegiatan pokok yaitu: evaluasi yang saat ini dilaksanakan (ujian nasional)
perencanaan kualitas (quality planning), sudah dapat melihat sejauh mana ketercapaian
pengendalian kualitas (quality control), jaminan setiap hal yang disebutkan dalam tujuan pendidikan
kualitas (quality assurance) dan peningkatan kualitas di Indonesia.
(quality improvement) . Sedangkan menurut Juran Penelitian yang diusulkan ini akan mengisi
(1989), supaya kualitas tetap dapat dipertahankan penelitian Goffnet untuk penerapan di bidang
bahkan ditingkatkan, perlu serangkaian tindakan pendidikan menengah, dan melanjutkan pene-litian
yang saling terkait yaitu: perencananaan kualitas, Ngadirin (2005) untuk mengamati seberapa jauh
pengendalian kualitas dan peningkatan kualitas. efektifitas dan efisiensi pelaksanaan ujian nasional di
DKI Jakarta. Sedangkan Ngadirin (2005) membahas
Six Sigma merupakan bagian dari program penerapan sistem evaluasi pembelajaran dalam
manajemen kualitas yang terdiri dari perencanaan, bentuk ujian nasional di tingkat SD, SMU dan SMU di
pengendalian, jaminan dan peningkatan kualitas. Indonesia. Masalah yang timbul adalah sejauh mana
Selama ini Six Sigma diterapkan untuk organisasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan ujian nasional
industri: Penelitian berbasis pada penelitian Goffnett di Indonesia? Apakah Six Sigma, yang merupakan
(2004) yang mencoba memandang Six Sigma dari salah satu metode peningkatan kualitas yang sudah
sudut pandang metodologi untuk diterapkan pada banyak diterapkan di bidang industri tersebut dapat
bidang pendidikan khususnya pelaksanaan pada diterapkan untuk bidang pendidikan, khususnya
kurikulum pelatihan setingkat baccalaureate untuk pendidikan menengah?
program terakreditasi manajemen industri. Penelitian
Goffnett (2004) menghasilkan bahwa Six Sigma yang Penelitian ini akan mendeskripsikan meto-dologi
sudah dilaksanakan oleh profesional dan praktisi Six Sigma dan hubungannya dengan dunia

dalam hal ini pengelola program pelatihan. Para pendidikan (khususnya penyelenggaraan Ujian
Nasional) untuk lebih dapat memahami konsep
pengelola sudah menerapkan pada kurikulum, dan
peningkatan kualitas yang berkesinambungan.
program pelatihan yang disajikan ke mahapeserta
Penelitian ini mencari jawaban untuk pertanyaan:
didik menghasilkan tingkat kelulusan yang meliputi:
Bagaimana penerapan metodologi Six Sigma untuk
pemahaman proses (91%), kualitas (100%),
suatu program peningkatan kualitas dalam bidang
manajemen (91%), bisnis (82%) dan komunikasi
pendidikan, dapatkah digunakan dalam
teknis (73%). Pelanggan dalam penelitian ini adalah
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pelak-sanaan
pengguna jasa mahasiwa yang pernah mengikuti
Ujian Nasional?
pelatihan. Kepuasan pelanggan diukur dengan
Pendekatan dan konsep yang dilakukan
seberapa jauh efektivitas program, dan tingkat
bertujuan untuk menjawab masalah tentang: 1)
kemudahan diakses setiap saat untuk mendukung
Mendeskripsikan Six Sigma yang sudah dikenal di
program peningkatan kualitas perusahaan. Penelitian
dunia bisnis, mencari hubungan dengan dunia
yang diusulkan ini berbasis pada penelitian Goffnett
pendidikan dengan meninjau metodologi dari sudut
(2004), persamaannya adalah penelitian akan berada
pandang pendidikan; 2) Menerapkan metodologi Six
pada domain pengendalian dan peningkatan kualitas
yang dilakukan secara terus menerus. Perencanaan Sigma untuk suatu program peningkatan kualitas

kualitas tidak ditinjau karena menyangkut kebijakan dalam bidang pendidikan, khususnya untuk
yang sifatnya kualitatif. Jaminan kualitas juga tidak mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
akan ditinjau karena keterbatasan waktu penelitian, Ujian Nasional dengan tahapan DMAIC (define,
jaminan kualitas lulusan SMA dapat diukur setelah measure, analyze dan improve). Hipotesis yang diuji
mereka menunjukkan kinerja tertentu yang dapat atau dugaan yang membuktikan bahwa metodologi
diketahui setelah waktu yang cukup lama, jadi Six Sigma dapat diterapkan untuk program
sifatnya jangka panjang. Sedangkan penelitian peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan,
khususnya untuk mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi pelak-sanaan Ujian Nasional di jenjang
pendidikan

521
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

menengah (SMA) dengan mengikuti tahapan DMAIC karena ó adalah konsep dasar statistik untuk
(define, measure, analyze dan improve). menghitung standar deviasi populasi dan mengukur
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi dispersi/variasi rata-rata. Dengan kata lain Six Sigma
perumusan masalah adalah sejauhmana penerapan merupakan ekspresi kinerja proses yang
metodologi Six Sigma dalam bidang pendidikan, menghasilkan kurang dari 3,4 perseribu produk cacat
dapatkah digunakan dalam meng-evaluasi efektivitas (DPMO = defect part per million opportunities); b)
dan efisiensi pelaksanaan Ujian Nasional? Merupakan cara pandang organisasi yang berfokus
pada kepentingan pelanggan untuk melakukan
Berdasarkan rumusan masalah maka yang peningkatan proses terus menerus sehingga hasil
menjadi tujuan penelitian adalah menerapkan capaiannya dapat sesempurna mungkin untuk
metodologi Six Sigma untuk mengevaluasi efektivitas memuaskan pelanggan. Filosofi Six Sigma adalah
mengenali adanya korelasi langsung antara jumlah
dan efisiensi pelaksanaan Ujian Nasional SMA
produk cacat, biaya perbaikan dan tingkat kepuasan
dengan tahapan DMAIC (define, measure, analyze
pelanggan, dan c) Merupakan metodologi
dan improve)
peningkatan kinerja yang terdiri dari DMAIC (define,
Kajian Literatur measure, action, improve, control).
Six Sigma
Six Sigma pertama kali diperkenalkan kepada publik Terkait dengan bidang pendidikan Six sigma
oleh Motorola (Harry, 1998 dan Sester, 2001) setelah dapat digunakan untuk melihat seberapa besar
dipergunakan dari tahun 1980 sampai dengan 1985 pengaruh persiapan yang dilakukan oleh sekolah
untuk memenuhi sasaran perusahaan. Pada awalnya yang terdiri dari program, peserta didik, dan guru
dipergunakan untuk meningkatkan kapabilitas berpengaruh pada hasil yang dicapai peserta didik
proses dan mengurangi produk cacat (defect dalam ujian nasional. Adapun kerangka berpikir Six
reduction). Setelah melalui berbagai pemakaian di Sigma seperti yang dipaparkan pada Tabel 1.
beberapa perusahaan dan penelitian, memasuki Kerangka berpikir ini yang akan diusulkan untuk
tahun 1990 Six Sigma dipergunakan untuk melaksanakan peingkatan kualitas pada
meningkatkan kinerja proses bisnis yang sifatnya penyelenggaraan Ujian Nasional selanjutnya, yaitu
lebih intangibel (intangible). Kegiatan dan capaian
merinci tahapan dan jenis kegiatan serta menentukan
Six Sigma dalam operasi perusahaan besar yang
subkegiatan yang paling ber-pengaruh untuk
sifatnya kaku (ditinjau dari sudut pandang
keberhasilan proses seluruhnya (CTQ).
kemudahan melakukan perubahan sesuai kehendak
pasar/pelanggan) seperti: GE, Texas Instrument, 3M,
Polaroid Sony, Lockheed-Martin (Hahn, et al, 1999) Pendidikan
sudah terbukti berhasil baik. Selain perusahaan Pendidikan merupakan salah satu faktor penting
besar Six Sigma dapat juga diterapkan untuk pembangunan di setiap negara. Menurut Undang-
perusahaan yang lebih kecil dan fleksibel terutama Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 14
untuk meningkatkan kinerja proses bisnis, misalnya tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan
pada: hubungan masyarakat, pembelian/ pengadaan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
dan di bidang jasa (service sector) (Goh,2002) . mengembangkan segala potensi yang dimiliki
Temuan terakhir, Six Sigma dapat dipergunakan peserta didik melalui proses pembelajaran.
untuk mengawasi keuangan dan efeknya terhadap Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
perusahaan secara keseluruhan. anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan,
berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang
Six Sigma menurut Breyfogle (2001) dilihat dari
diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga
sudut pandang metodologi adalah suatu alat untuk
negara. Pendidikan menengah merupakan jenjang
mengukur capaian dan keberhasilan sebuah pendidikan lanjutan pendidikan dasar, yang
kegiatan. Terdiri dari 3 definisi, yaitu: a) Merupakan dilaksanakan minimal sembilan tahun. Pemerintah
ekspresi statistik, yaitu pengukuran,

522
Prayekti & Hanafi, Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta

Tabel 1. Kertangka Berpikir Sigma

2. tentukan standard kinerja


3. validasi sistem pengukuran
4. tentukan kapabilitas produk
5. tentukan sasaran kinerja

8. cari dan temukan hubungan antar variabel

akan datang
10. validasi pengukuran system (Xs)
11. tentukan kapabilitas proses untuk yang akan
datang

dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional didik; 2) mengukur mutu pendidikan tingkat
(Depdiknas) sejak tahun pelajaran 2001/2002 nasional/provinsi/kabupaten/kota dan sekolah; 3)
menetapkan ujian nasional sebagai pengganti mempertanggung jawabkan penyelenggaraan
evaluasi belajar tahap akhir nasional atau Ebtanas. pendidikan per periodik mulai tingkat nasional,
Ujian Nasional berlaku untuk Sekolah Lanjutan provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat sekolah.
Tingkat Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Berdasarkan fungsi dan tujuan ujian nasional
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa tersebut dapat dilihat ada tiga unsur yang ber-
(SDLB), Sekolah Luar Biasa setingkat SD (SLB), kepentingan dengan pelaksanaan ujian nasional
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Ebtanas diganti dengan yaitu pemerintah, sekolah, dan peserta didik.
ujian akhir sekolah. Mata pelajaran pada ujian Sementara itu Pemerntah berencana men-
nasional adalah seluruh mata pelajaran yang jadikan hasil ujian nasional SMA sebagai salah satu
diajarkan di tingkat SD, SLTP, SMU dan tingkat empat alat masuk Perguruan tinggi negeri dan
di SMK. penerapannya akan dilakukan pada tahun 2012 dan
Berdasarkan keputusan menteri, pelak-sanaan kebijakan tersebut dimulai tahun 2010. Namun
ujian nasional ini ditetapkan sebagai kewenangan demikian, beberapa rektor perguruan tinggi negeri
sekolah dan Depdiknas. Depdiknas menyiapkan sepakat menolak hasil ujian nasional digunakan
naskah ujian nasional pada mata pelajaran yang
sebagai alat masuk perguruan tinggi negeri dan
selama ini diebtanaskan, dan kisi-kisi tes atau
mensyaratkan hasil ujian nasional yang jujur dan
stándar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran
bisa dipertanggung jawabkan. Apabila ingin dipakai
yang tidak disiapkan naskah ujian nasionalnya oleh
sebagai kriteria penerimaan masuk Perguruan tinggi
Depdiknas.
negeri dan Institut Teknologi Bandung hanya akan
Hasil ujian nasional berfungsi untuk: 1) alat
menggunakannya untuk sebagian kriteria saja, dan
pengendali mutu pendidikan; 2) pendorong,
ujian nasional tidak bisa dipakai seluruhnya untuk
peningkatan mutu pendidikan; 3) bahan
seleksi masuk (Tempo Interaktif, Kamis 07 Mei 2009.
pertimbangan dalam menentukan tamat belajar dan
13.59).
predikat prestasi peserta didik; 4) bahan
Persepsi
pertimbangan dan seleksi penerimaan peserta didik
Persepsi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
baru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
diartikan sebagai tanggapan atau proses seseorang
Selanjutnya, tujuan ujian nasional untuk: 1)
mengukur pencapaian hasil belajar peserta mengetahui beberapa hal melalui

523
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

pancaindera (2003:866) . Persepsi adalah kesadaran beragam situasi berdasarkan pengalaman terdahulu.
intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan Situasi ini sering dianggap sebagai naskah
yang serta merta mengenai sesuatu. Pendapat lain kehidupan, semakin banyak pengalaman yang
tentang persepsi adalah proses pemahaman ataupun dimiliki seseorang dalam suatu situasi maka semakin
pemberian makna atas suatu informasi terhadap terperinci isi naskah yang disusunnya mengenai
stimulus. Sementara itu stimulus diperoleh dari situasi tertentu. Maka peristiwa-peristiwa akan
proses penginderaan terhadap objek, peristiwa terletak tepat pada tempatnya bagaikan potongan
ataupun hubungan antar gejala yang selanjutnya puzzle yang tersusun rapi. Hal tersebut berarti,
diperoses oleh otak (diunduh dari id.wikipedia. org).
semakin kaya pengalaman hidup seseorang semakin
Terkait dengan hasil ujian nasional, peserta didik
bijak persepsi sosial yang dibentuknya. Sementara
akan baik jika persiapan, penguasaan materi ujian,
itu elemen perilaku adalah mengidentifikasi perilaku
pembekalan materi oleh guru, pelaksanaan ujian
yang diproduksi oleh aktivitas seseorang. Perilaku
nasional, serta sarana dan prasarana telah dinilai
membutuhkan bukti-bukti yang dapat diamati
baik. Hal tersebut dapat terjadi di-mungkinkan
ketajaman pengamatan seseorang menentukan
sebagai suatu tanggapan terhadap keyakinan yang
persepsi sosial yang dibentuknya. Terkait dengan
ditangkap melalui penglihatan, pendengaran, dan
pelaksanaan ujian nasional, maka persepsi
pendapat peserta didik serta guru tentang isu-isu
yang berkembang mengenai Ujian Nasional yang sementara apabila persiapan yang dilakukan dengan

kemungkinan akan mem-bentuk suatu konsep diri baik, maka hasil ujian nasionalpun akan baik juga.
dan dalam menyatakan keinginan yang kemudian
akan terefleksi melalui sikap dan perilaku terhadap
sesuatu objek tertentu. Metodologi Penelitian
Pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive
random sampling supaya pengamatan yang
Pendapat lain mengemukakan persepsi dilakukan dapat mewakili populasi untuk DKI Jakarta.
merupakan proses pemahaman ataupun pemberian Sekolah yang diamati adalah SMA di Jakarta Selatan,
makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan
Stimulus diperoleh dari proses penginderaan Jakarta Utara. Masing- masing wilayah ditentukan
terhadap objek, peristiwa atau hubungan antar lima sekolah menengah Atas (SMA) negeri maupun
gejala-gejala yang selanjutnya diproses oleh otak swasta, dan jumlah peserta didik yang menjadi
sementara itu proses pemahaman terhadap
responden 30 jurusan IPA dan 30 jurusan IPS
rangsang/stimulus yang diperoleh oleh indera.
sehingga jumlah responden keseluruhannya sebesar
Pendapat lain menyatakan persepsi merupakan
1500 responden.
proses dimana individu menjadi sadar akan segala
Pengambilan sampel berdasarkan teknik
sesuatu dalam lingkungan melalui indera yang
purposive random sampling supaya pengamatan
dimiliki seperti pendengaran, penglihatan dan
sebagainya. Adapun persepsi sosial adalah yang akan dilakukan dapat mewakili populasi untuk
penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya DKI Jakarta. Sekolah yang diamati adalah SMA di
manusia memahami orang lain yang tentu saja Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta
sangat penting namun bukan tugas yang mudah bagi
Pusat dan Jakarta Utara.
setiap orang. Persepsi sosial terdiri atas tiga elemen
Teknik analisis data
yang merupakan petunjuk-petunjuk tidak langsung
Dalam studi ini analisis data Pengolahan data
ketika seseorang menilai orang lain. Tiga elemen
tersebut meliputi: 1) pribadi (person), 2) situasi menggunakan definisi Six Sigma yang ketiga yaitu
(situation), 3) perilaku. DMAIC untuk mengamati kinerja pelaksanaan ujian
nasional di beberapa sekolah SMA di DKI Jakarta. Six
Proses pembentukan persepsi sosial
Sigma diterapkan untuk mengevaluasi proses
berdasarkan penilaian pribadi, yang dilakukan pendidikan dengan 5 tahap: a) define, mendefinisikan
dengan cepat ketika melihat penampilan. Umumnya masalah yang ada saat ini; b) measure, mengukur
kita memiliki konsep awal tentang ketercapaian suatu program

524
Prayekti & Hanafi, Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta

pendidikan melalui ujian nasional yang dibanding- persiapan yang dilakukan agar peserta didik kelas XII
kan dengan target dan ujian nasional dibandingkan dapat lulus ujian nasional dengan baik dalam arti
juga dengan hasil pengukuran lain (misalnya raport); semua peserta didik dapat lulus. Masalah tersebut
c) analyse, menganalisis hasil perbandingan selalu muncul setiap tahun dan sekolah sudah siap
tersebut, d) improve, bagaimana meningkatkan dengan membuat program kegiatan sebagai
program pelaksanaan pendidikan sehingga hasilnya solusinya. Berdasarkan pengalaman selama ini,
lebih baik dan e) control, menge-nali dengan cepat setiap tahun sekolah selalu membuat program
apabila proses diluar kontrol. kegiatan untuk menghadapi ujian nasional bagi
Kegiatan pelaksanaan ujian nasional merupakan peserta didik kelas XII. Mulai dari kegiatan
serangkaian kegiatan yang dapat dibagi dalam perencanaan yaitu membuat jadwal kegiatan untuk
beberapa sub kegiatan. Penelitian ini akan merinci penambahan/pemantapan materi pelajaran pada jam
kegiatan menjadi beberapa sub kegiatan dan pelajaran maupun di luar jam sekolah, memberikan

menentukan bobot masing-masing sub kegiatan bimbingan belajar bagi peserta didik oleh alumni atau
guru lain. Memberitahu atau menyarankan peserta
berdasarkan hasil wawancara dan telaah literatur.
didik mengikuti bimbingan belajar yang terbaik dari
Bobot yang paling besar merupakan CTQ yaitu yang
beberapa bimbingan belajar yang terdapat di
paling mempengaruhi kinerja proses.
lingkungan tempat tinggal peserta didik dan
mengikuti Try out yang diselenggarakan oleh
Teknik pengumpulan data, dan analisis data perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Pengumpulan data mempergunakan teknik
wawancara, kuesioner untuk penyelenggara ujian Tahap kedua measure, sekolah melalui proses
nasional (Dikdasmen, guru) dan orang tua peserta belajar dapat mengukur kemampuan peserta didik

didik serta pengumpulan data sekunder. Kuesioner sehari-hari yang dituangkan di dalam rapor dan
membandingkan dengan kemampuan peserta didik
akan diuji coba sebelum disebarkan, reliabilitas
menghadapi ujian nasional. Wali kelas umumnya
jawaban responden diuji dengan á Cronbach untuk
mengetahui kemampuan masing-masing peserta
satu kali pengukuran ( one shoot). Sedangkan
didiknya sehingga dapat memberikan saran dan
validitas jawaban responden mempergunakan
bimbingan sesuai kebutuhan peserta didik. Upaya
Analisis Komponen Utama.
guru wali kelas memiliki satu tujuan yaitu peserta
Cara menyimpulkan dan menafsirkan hasil didik dapat lulus ujian nasional semuanya.
penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir DMAIC Six Sigma, Tahap ketiga analyse , hasil perbandingan
kegiatan pelaksanaan ujian nasional dirinci dan kemampuan peserta didik yang tertuang dalam rapor
diukur untuk dibandingkan dengan target yang dengan hasil ujian nasional tahun ajaran sebelumnya

sudah ditetapkan. Bila ada produk yang tidak dilakukan dievaluasi dan dianalisis. Kemampuan
peserta didik (nilai yang diperoleh dalam rapor) tahun
memenuhi syarat ( defect) akan dikurangi, dicari
lalu dibandingkan dengan nilai ujian nasionalnya dan
penyebabnya, diperbaiki dan ditingkatkan hasilnya
dianalisis untuk dapat memprediksi nilai rapor
(defect reduction). Siklus ini ditinjau untuk semua
peserta didik tahun ini dan kemungkinan perolehan
sub kegiatan.
nilai peserta didik pada ujian nasional kali ini.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tahapan pada Six Sigma dapat diterapkan pada Tahap keempat improve, upaya yang dilakukan
program sekolah salah satunya adalah kegiatan sekolah untuk meningkatkan program pelak-sanaan
belajar -mengajar khusus peserta didik kelas XII pendidikan dalam hal peningkatan kualitas
dalam rangka menghadapi ujian nasional yang
pembelajaran sehingga hasil ujian nasional menjadi
merupakan kegiatan intensif sebagai persiapan untuk
lebih baik. Untuk mengukur ketercapaian suatu
menghadapi ujian nasional.
program pendidikan yang dikelola sekolah melalui
Tahap pertama define, menghimpun masalah-
ujian nasional, maka sekolah membuat program
masalah yang dihadapi sekolah. Bagaimana
sekolah guna
525
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

mengantisipasi perolehan nilai peserta didik pada tahun lalu. Kepala sekolah dapat memberikan
ujian nasional menjadi optimal. Kegiatan sekolah jaminan jika peserta didik mengikuti program sekolah
dalam rangka menghadapi ujian nasional berisikan untuk persiapan menghadapi ujian nasional jika cara
kegiatan pemantapan materi pelajaran dengan belajar peserta didik dikelola dengan baik dan benar-
mengulang materi- materi yang dianggap sulit, benar dibina dengan serius oleh ahlinya dalam hal ini
membahas kisi -kisi yang diperoleh dari internet, tenaga luar yang berkualitas.
mengerjakan soal- soal serta membahas soal-soal
ujian nasional tahun-tahun sebelumnya. Semua Improve, sekolah selalu berusaha mening-
kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka katkan kualitas proses belajar mengajar dengan
menghadapi ujian nasional. meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar baik
Tahap kelima Control, saat pelaksanaan kegiatan secara formal maupun informal. Kepala sekolah
sekolah berlangsung, selalu diawasi dan dipantau selalu mengikutsertakan para guru mengikuti
oleh koordinator kegiatan untuk masing-masing pelatihan atau penataran tentang mata pelajaran
jurusan IPA, IPS ataupun Bahasa dan dilaporkan ataupun metode pembelajaran dan kurikulum. Kepala
kepada kepala sekolah. Apabila ada masalah baik sekolah menganjurkan dan memberi ijin kepada para
berasal dari tenaga pengajar/ pembimbing yang tidak guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
hadir/tidak baik dalam memberikan materi/membuat lebih tinggi. Kepala sekolah memiliki pendapat jika
peserta didik bingung, atau masalah berasal dari para guru memiliki pengalaman mengajar dan
peserta didik (peserta didik sering tidak hadir/malas) berlatar belakang pendidikan tinggi maka
atau peserta didik menjadi bingung karena kemampuan mengajarpun akan lebih baik. Apabila
pembimbing tidak baik cara menjelaskan materi, semua guru telah memiliki latar belakang pendidikan
segera diselesaikan. Apabila masalah datangnya dari sudah tinggi dan memiliki komitmen dalam mengajar
peserta didik maka koordinator memberi nasihat dan tinggi pula, maka semua program sekolah yang
jika perlu dipanggil orang tua untuk mengatasinya. dibuat akan mudah dilaksanakan. Apabila program
Jika masalah berasal dari tenaga pengajar, maka sekolah dapat berjalan dengan baik maka kepala
akan dibahas dalam forum rapat kepala sekolah sekolah hanya melakukan monitoring dan
dengan beberapa guru yang mengajar mata pelajaran mengontrol saja, jika ada masalah harus segera
yang diujikan melalui ujian nasional. Solusinya diselesaikan. Program- program sekolah yang
memberi peringatan kepada tenaga pengajar yang berjalan lancar, semua peserta didik sudah terbiasa
bersangkutan atau bahkan dapat menggantinya mengikuti program sekolah dengan baik dan tidak
dengan tenaga pengajar lainnya. dianggap sebagai beban maka dapat dipastikan
peserta didik kelas XII lebih siap mengahadapi ujian
nasional. Berdasarkan pengalaman tahun- tahun
Sebelum pelaksanaan kegiatan kepala sekolah sebelumnya hasil dicapai peserta didik juga tidak
dan dewan guru melakukan diskusi membahas mengecewakan. Kepala sekolah setiap menghadapi
tentang pemilihan tenaga pengajar/ pembimbing ujian nasional berusaha selalu meningkatkan kualitas
yang berasal dari luar dalam suatu rapat. Pemilihan pembinaan khususnya kepada peserta didik kelas XII.
tenaga pengajar luar tersebut dengan memperhatikan
kualitas dan pengalaman tahun lalu dalam
memberikan bimbingan atau mengajar peserta didik Six Sigma yang sudah dikenal di dunia bisnis,

kelas XII semua jurusan yang ada, baik IPA, IPS dapat dihubungkan dengan dunia pendidikan dalam
maupun Bahasa. Apabila menurut kesepakatan rapat hal pelaksanaan kegiatan program sekolah menegah
tenaga tersebut berkualitas maka akan diminta lagi atas untuk menghadapi ujian nasional. Setiap
untuk membimbing peserta didik untuk ujian sekolah selalu membuat program sekolah yang
nasional tahun 2008. Apabila dinilai tidak berkualitas diperuntukkan peserta didik kelas XII, sebagai
maka dicari pengganti yang lebih berkualitas persiapan menghadapi ujian nsional. Bahkan,
sehingga pada akhir hasil belajar (hasil ujian program tersebut telah dibicarakan bersama dengan
nasional ) peserta didik menjadi lebih baik lagi orang tua peserta didik pada saat awal tahun ajaran
dibandingkan peserta didik diterima di

526
Prayekti & Hanafi, Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta

sekolah tersebut. Dalam pertemuan dengan orang rata skor sebesar 2,865; belajar berkelompok dengan
tua peserta didik tersebut membicarakan tentang teman- teman memiliki nilai rata-rata sebesar 2,484;
orientasi sekolah, tata tertib dan dana untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar di sekolah
membiayai seluruh program sekolah selama tiga dengan nilai rata-rata sebesar 3,295; mengikuti
tahun ke depan. Dana untuk membiayai program kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah dengan
sekolah akan dibebankan kepada orang tua peserta nilai 2,046; cukup belajar tanpa bimbingan belajar
didik sebagai uang pangkal/uang pembangunan/uang dengan nilai rata-rata 2,895. Berdasarkan hasil
program, sehingga biaya yang harus dikeluarkan tersebut, umumnya skor nilai yang diperoleh masih
orang tua cukup besar. Besarnya dana bervariasi lebih kecil dari 3,00 berarti masih harus dilakukan
setiap sekolah berbeda-beda tergantung pada jenis perbaikan untuk aspek perencanaan. Salah satunya
dan banyaknya program sekolah. Karena dana guru harus selalu memotivasi peserta didik agar
tersebut cukup besar, untuk itu dana tersebut dapat lebih giat belajar untuk persiapan menghadapi ujian
diangsur beberapa kali atau selama setahun sangat nasional. Berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari
tergantung kebijaksanaan sekolah masing-masing. penilaian peserta didik masih lebih rendah dari 3,00.
hal tersebut menunjukkan kurangnya persiapan yang
dilakukan peserta didik untuk menghadapi ujian
Sementara itu, berdasarkan hasil kuesioner nasional. Peserta didik belum memiliki percaya diri
diperoleh data bahwa pada diri peserta didik juga yang tinggi untuk menghadapi ujian nasional,
setelah mengikuti program-program yang padahal sesungguhnya peserta didik telah
dilaksanakan sekolah khususnya bimbingan belajar melakukan persiapan. Peserta didik masih
menghadapi ujian nasional berdampak juga pada beranggapan bahwa persiapan untuk menghadapi
peserta didik. Peserta didik menjadi lebih termotivasi ujian nasional cukup dengan mengikuti
untuk mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi kegiatan/program yang dibuat oleh sekolah saja.
ujian nasional. Di samping itu peserta didik Penilaian peserta didik terhadap Aspek dalam
memberikan penilaian kepada aspek yang persiapan dan pelaksanaan ujian nasional
mendukung pelaksanaan program sekolah dalam Perencanaan yang umumnya rendah terkait dengan
rangka pelaksanaan ujian nasional. Peserta didik kegiatan pribadi, menunjukkan masih kurangnya
memberikan penilaian terhadap beberapa aspek yang kepercayaan diri pada peserta didik. Meskipun
meliputi perencanaan, penguasaan materi ujian, peserta didik sudah belajar 1 jam sampai dengan 2
pembekalan materi oleh guru, pelaksanaan ujian jam setiap belum dapat menumbuhkan rasa percaya
nasional, dan sarana prasarana. Dengan diri peserta didik. Begitupula dengan latihan yang
menggunakan skal Likert dan penilaian peserta didik dilakukan peserta didik menjawab soal-soal ujian
dibuat dengan kriteria nilai skor 1 sampai dengan 4. nasional tahun-tahun sebelumnya belum juga
nilai skor 1 = jika peserta didik sangat tidak setuju menumbuhkan keyakinan pada peserta didik bahwa
dengan pernyataan; nilai skor 2 = jika peserta didik dirinya telah siap dan mampu menghadapi ujian
tidak setuju dengan pernyataan; nilai skor 3 = jika nasional. Akan tetapi keikutsertaan peserta didik
peserta didik tidak setuju dengan pernyataan; dan dalam kegiatan bimbingan belajar di sekolah, telah
nilai skor 4 = jika peserta didik sangat setuju dengan dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab pada diri
pernyataan. Dari hasil analisis yang dilakukan peserta didik terhadap peraturan dan program
diperoleh bahwa: sekolah, oleh karena itu penilaian yang diberikan
peserta didik tinggi untuk aspek ini.
Penilaian terkait aspek perencanaan, dengan
menggunakan kriteria 1 sampai 4 maka penilaian
peserta didik yang meliputi belajar satu sampai Untuk aspek penguasaan materi ujian, peserta

dengan dua jam setiap hari dinilai dengan skor rata- didik masih belum dapat menilai kemampuan diri

rata sebesar 2,782; rajin berlatih menjawab soal- soal sendiri terutama pada mata pelajaran yang diujikan

ujian nasional tahun lalu dengan nilai skor rata -rata secara nasional. Mata pelajaran tersebut meliputi
2,915; rajin berlatih menjawab soal-soal persiapan sudah menguasai materi Bahasa Indonesia dengan
ujian yang lain memiliki rata- baik dinilai

527
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

dengan skor rata-rata 2,737; sudah menguasai materi pribadi dengan nilai sebesar 2,936; serta Pengawas
Bahasa Inggris dengan baik sebesar 2,282; sudah ujian memeriksa penghitaman Lembar Jawaban
menguasai materi Matematika dengan baik dengan Komputer sebesar 2,897.
skor 2,160. Seperti telah dijelaskan sebelumnya Aspek Sarana Prasarana meliputi Kebersihan
bahwa segala sesuatu yang menyangkut kemampuan ruang Ujian terpelihara dengan baik kebersihan
pribadi peserta didik, maka peserta didik akan dinilai oleh peserta didik dengan skor rata-rata
memberi penilaian yang rendah. Pada aspek serbesar 2,981; untuk Penerangan Ruang Ujian
penguasaan materi ujian peserta didik juga merasa dalam kondisi baik dinilai dengan nilai sebesar 2,955;
masih belum mampu (menguasai) materi ujian,
sedangkan untuk Lokasi ujian tersedia toilet (kamar
sehingga penilaian yang diberikan rata-rata lebih
mandi) peserta didik memberikan nilai sebesar 3,170;
rendah dari 3,00. Hal tersebut juga menunjukkan
dan Panitia ujian bekerja dengan baik dinilai dengan
belum tumbuh rasa percaya diri peserta didik atas
skor rata-rata sebesar 3,290.
kemampuannya pada materi -materi yang diujikan
melalui ujian nasional. Penilaian Guru
Menggunakan skala Likert dengan menggunakan
Aspek pembekalan materi oleh guru yang kriteria penilaian 1 sampai dengan 4 maka pendapat
meliputi guru memberikan materi tambahan untuk para guru terkait aspek perencanaan dinilai baik, dan
ujian dinilai oleh peserta didik dengan skor rata-rata nilai yang diberikan guru lebih besar dari 3,00. guru
3,974; guru memberikan arahan tentang tata cara merasa yakin bahwa peserta didik telah belajar satu
ujian nasional dengan skor rata-rata 3,28; guru sampai dengan dua jam setiap hari dan memiliki rata-
memberikan arahan tentang melanjutkan ke jenjang rata skor sebesar 3,166. Rajin berlatih menjawab
pendidikan lebih tinggi dengan nilai sebesar 3,333; soal-soal ujian nasional tahun lalu menurut guru
guru memberikan arahan tentang cara mencari lebih lanjut ternyata dinilai dengan skor rata- rata
pekerjaan dengan rata-rata skor 3,071. Berbeda sebesar 3,416, dan peserta didik rajin berlatih
dengan pendapat peserta didik terhadap kemampuan menjawab soal-soal persiapan ujian yang lain
diri sendiri, maka pendapat peserta didik terhadap memiliki skor sebesar 3,33. Untuk hal tersebut, guru-
aspek pembekalan materi oleh guru dinilai lebih guru banyak yang terlibat dalam kegiatan pem-
tinggi dengan nilai rata-rata di atas 3,00. bimbingan materi bagi peserta didik kelas XII,
sehingga paham betul guru mengetahui tentang
Aspek pelaksanaan ujian meliputi ujian nasional
proses latihan yang dilakukan peserta didik. Di
dimulai tepat waktu dinilai oleh peserta didik dengan
samping itu guru juga meyakini bahwa peserta didik
skor rata-rata 2,79; ujian nasional selesai tepat waktu
sudah melakukan belajar berkelompok dengan
sebesar 3,276; mudah untuk mengisi lembar jawaban
teman- teman maka nilai yang dipelroleh sebesar
komputer dengan nilai rata -rata 3,338; kalimat/
3,333. Terkait dengan bimbingan belajar, guru
Kalimat/pertanyaan pada soal ujian nasional mudah
memiliki keyakinan bahwa semua peserta didik
dimengerti dengan nilai sebesar 2,850; Pertanyaan mengikuti kegiatan bimbingan belajar di sekolah dan
dan soal ujian nasional jelas dibaca (tanda baca, nilai yang diperoleh sebesar 3,250. Untuk kegiatan di
huruf dan angka) dengan nilai sebesar 3,157; Untuk luar jam pelajaran guru berdasarkan pengalaman
pernyataan terkait Soal ujian nasional mengacu pada tahun sebelumnya bahwa peserta didik juga
SKL dinilai sebesar 3,480; sedangkan untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah
pernyataan Pengawas ruang ujian mengawasi memiliki skor rata-rata sebesar 3,417, tetapi ada juga
dengan baik dinilai sebesar 3,190; Pengawas pendapat guru yang mengemukakan bahwa peserta
membuka amplop naskah ujian yang masih tersegel didik siap menghadapi ujian nasional cukup belajar
(tertutup rapat) dengan nilai sebesar 3,200; untuk tanpa bimbingan belajar dengan skor nilai sebesar
pernyataan terkait dengan Pengawas ujian 3,080. hal tersebut di-mungkinkan dengan kegiatan
memeriksa kembali hasil pekerjaannya dinilai dengan belajar mengajar di sekolah telah memiliki standar
skor rata-rata 2,930; dan Pengawas ujian memeriksa kualitas yang
pengisian data

528
Prayekti & Hanafi, Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta

cukup untuk menghadapi ujian nasional. untuk hal guru Pengawas ruang ujian yang bertugas telah
itu guru mengetahui secara pasti, karena pada melaksanakan tugasnya dengan baik dan dinilai
umumnya guru turut terlibat dalam kegiatan sebesar 3,58. Pengawas telah melakukan tugasnya
pembimbingan, terutama dalam penyusunan jadwal dengan baik yaitu membuka amplop naskah ujian
kegiatan dan perekrutan tenaga pengajar/ yang masih tersegel (tertutup rapat) dan dinilai
pembimbing dari pihak luar. sebesar 3,50. Begitu pula tugasnya memeriksa
Untuk aspek penguasaan materi terutama mata kembali hasil pekerjaannya telah dilakukan dengan
pelajaran Bahasa Indonesia, guru agak pesimis baik maka diberi nilai sebesar 3,58. Selain itu,
terhadap peserta didik dan memberikan penilaian di pengawas ujian juga memeriksa pengisian data
bawah 3,00. Guru kurang yakin akan cara belajar pribadi peserta didik dan penghitaman lembar
peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa jawaban komputer dengan baik, maka diberi nilai
Indonesia, karena tidak semua peserta didik sebesar rata-rata sebesar
menyenangi pelajaran tersebut, dan dianggap bahasa 3,50
yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari mak Untuk aspek Sarana Prasarana guru memberi
tidak perlu belajar secara serius. Lain pula dengan nilai yang baik baik tentang kebersihan ruang ujian
pelajaran bahasa Inggris, guru juga kurang yakin terpelihara dengan baik kebersihan diberi nilai
terhadap kemampuan peserta didik pada pelajaran sebesar (3,50), Penerangan Ruang Ujian dalam
itu sehingga nilai yang diberikan rata -rata lebih kondisi baik dengan nilai rata-rata (3,50), dan
demikian pula dengan lokasi ujian tersedia toilet
rendah 3,00. akan tetapi para guru yakin akan
(kamar mandi) dengan nilai rata -rata sebesar 3,58.
kemampuan dan kemauan peserta didik untuk belajar
Secara keseluruhan menurut guru Panitia ujian
matematika dalam rangka mengahadapi ujian
nasional telah bekerja dengan baik dengan nilai yang
nasional, untuk itu guru menilai lebih besar dari 3,00
diperoleh rata-rata sebesar 3,58.
yaitu dengan nilai rata-rata 3,420.
Pada pelaksanaan ujian nasional pengawas yang

Aspek pembekalan materi, guru telah bertugas di sekolah berasal dari guru-guru SMA yang

memberikan materi tambahan untuk ujian kepada mengajar di sekolah lain tetapi masih berada dalam

peserta didik dan nilai rata-rata yang diberikan satu rayon atau satu kecamatan dengan sekolah

sebesar 3,250. Sementara itu guru telah memberikan tempat mengawas. Menurut pengawas ujian nasional
arahan kepada peserta didik tentang tata cara ujian yang bertugas pada hari pelaksanaan ujian nasional
nasional kepada peserta didik nilai yang diberikan berpendapat bahwa pelaksanaan ujian nasional
rata-rata sebesar 3,580. Guru juga memberikan dimulai tepat waktu dan selesai juga tepat waktu.
arahan tentang tata cara untuk melanjutkan ke Penilaian yang diberikan pengawas dengan nilai rata
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan diberi nilai -rata sebesar 3,71. Lebih lanjut pendapat pengawas
rata- rata sebesar 3,330. Begitu pula tentang arahan bahwa peserta didik mudah mengisi lembar jawaban
mencari pekerjaan yang diberikan guru, dinilai baik dan nilai diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,429.
dengan nilai rata-rata sebesar 3,420. Begitu pula kalimat/Kalimat/pertanyaan pada soal
ujian nasional nampaknya mudah dimengerti oleh
Pada aspek pelaksanaan ujian, menurut guru peserta didik dengan nilai rata-rata sebesar 3,17,
dimulai tepat waktu dan selesai tepat waktu dengan Pertanyaan dan soal ujian nasional jelas dibaca
nilai rata-rata sebesar 3,45. menurut guru kemudahan (tanda baca, huruf dan angka) dan nilai yang
peserta didik mengisi lembar jawaban dengan nilai diperoleh rata-rata sebesar 3,50. Menurut pendapat
rata-rata sebesar 3,50. Sedangkan menurut guru pengawas, terkait dengan soal ujian nasional sudah
kalimat/ Kalimat/pertanyaan pada soal ujian nasional mengacu pada SKL, nilai rata-rata yang diperolah
mudah dimengerti oleh peserta didik dengan nilai sebesar 3,71. Terkait dengan tugasnya sebagai
rata - rata sebesar 3,580. Pertanyaan dan soal ujian Pengawas ruang ujian yang bertugas mereka merasa

nasional jelas dibaca (tanda baca, huruf dan angka) telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan nilai
rata-rata yang diperolah sebesar 3,71. Sementara
dinilai sebesar 3,67, begitu juga dengan soal ujian
nasional mengacu pada SKL dinilai sebesar 3,580.
menurut

529
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

itu pengawas juga merasa telah melakukan tugasnya Terganggunya kesehatan diri peserta didik dapat
dengan baik dalam membuka amplop naskah ujian menyebabkan berkurangnya konsentrasi sehingga
yang masih tersegel (tertutup rapat), nilai rata-rata
daya pikirnya juga menjadi lemah mengakibatkan
sebesar 3,71. Begitu pula kegiatan pengawas dalam
peserta didik salah menjawab soal-soal yang
memeriksa kembali hasil pekerjaannya, diperoleh
dikerjakannya.
nilai rata-rata sebesar 2,86, pengawas ujian juga
memeriksa pengisian data pribadi peserta didik dan Simpulan dan Saran
penghitaman lembar jawaban komputer dengan baik, Simpulan
maka diberi nilai sebesar rata-rata sebesar (3,14). Tahapan pada Six Sigma dapat diterapkan pada
program sekolah salah satunya adalah kegiatan
belajar-mengajar tambahan khusus bagi peserta
Untuk aspek Sarana Prasarana guru memberi didik kelas XII dalam rangka menghadapi ujian
nilai yang baik baik tentang kebersihan ruang ujian nasional, yaitu: a) define, masalah yang dihadapi
terpelihara dengan baik kebersihan diberi nilai sekolah adalah bagaimana agar peserta didik kelas
sebesar (2,86), Penerangan Ruang Ujian dalam XII dapat lulus ujian nasional 100 %; b) Berdasarkan
kondisi baik dengan nilai rata-rata (2,71), dan pengalaman selama ini, setiap tahun sekolah selalu

demikian pula dengan lokasi ujian tersedia toilet membuat program kegiatan belajar-mengajar
tambahan bagi peserta didik kelas XII; c) measure,
(kamar mandi) dengan nilai rata -rata sebesar 3,00.
sekolah melalui proses belajar dapat mengukur
Secara keseluruhan menurut guru Panitia ujian
kemampuan peserta didik sehari -hari yang
nasional telah bekerja dengan baik dengan nilai rata-
dituangkan di dalam rapor dan dapat memprediksi
rata sebesar 3,00.
kesiapan/kemampuan peserta didik menghadapi
Kelulusan peserta didik ujian nasional; d) Analyse, nilai rapor peserta didik
Melihat hasil kelulusan peserta didik dari sekolah dibandingkan dengan hasil ujian nasional tahun
sampel diperoleh, bahwa peserta didik berhasil lulus ajaran sebelumnya dilakukan dievaluasi dan
dengan cukup memuaskan (89,67%) dalam arti dianalisis. Untuk Kegiatan sekolah dalam rangka
perencanaan program kegiatan sebagai persiapan meng-hadapi ujian nasional berisikan kegiatan
menghadapi ujian dapat dikatakan berhasil. pemantapan materi pelajaran dengan mengulang
Meskipun belum mencapai kelulusan 100 % namun materi-materi yang dianggap sulit, membahas kisi-
upaya sekolah sampel untuk menyiapkan peserta kisi yang diperoleh dari internet, mengerjakan soal
didik kelas XII menghadapi ujian nasional patut ditiru -soal serta membahas soal-soal ujian nasional tahun-
oleh sekolah lain. Persiapan menghadapi ujian tahun sebelumnya. Semua kegiatan tersebut
nasional sudah dimulai sejak awal peserta didik naik diselenggarakan dalam rangka menghadapi ujian
ke kelas XII, keseriusan sekolah dalam membina nasional; e) Control, saat pelaksanaan kegiatan
peserta didik sangat menentukan keberhasilan belajar-mengajar tambahan selalu diawasi dan
peserta didik dalam ujian nasional. Perhatian dan dipantau oleh koordinator kegiatan untuk masing-
bimbingan guru terhadap peserta didik memberikan masing jurusan IPA, IPS ataupun Bahasa dan
dampak psikologis yang membuat peserta didik lebih dilaporkan kepada kepala sekolah. Jika ada masalah
percaya diri dan siap menghadapi ujian nasional dan baik berasal dari tenaga pengajar/pembimbing atau
bersaing dengan peserta didik lainnya untuk menjadi dari peserta didik segera diatasi; f) Menurut guru,
yang terbaik. pengawas, peserta didik ujian nasional dimulai dan
diakhiri tepat waktu. Peserta didik mengerjakan soal
Banyak faktor yang menyebabkan peserta didik
ujian nasional dengan tekun dan tertib. Pengawas
tidak lulus ujian nasional, salah satunya adalah
telah melakukan tugasnya dengan baik; h) Sarana
kondisi psikis saat menghadapi soal-soal ujian. dan prasarana dinilai baik oleh peserta didik, guru
Perasaan cemas dan khawatir dapat membuat maupun pengawas. Ruang ujian terpelihara dengan
konsentrasi hilang dan stres sehingga tidak dapat baik, penerangan
berpikir dengan jernih, yang mengakibatkan salah
menjawab soal tersebut.

530
Prayekti & Hanafi, Penerapan Six Sigma Untuk Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional SMU Di Lima Wilayah DKI Jakarta

ruang ujian dalam kondisi baik, demikian pula Saran


dengan lokasi ujian, umumnya tersedia toilet (kamar Six Sigma dapat diterapkan pada pendidikan yaitu
mandi) yang terpelihara kebersihannya; i) Six Sigma pada penyelenggaraan Ujian Nasional untuk jenjang
yang sudah dikenal di dunia bisnis, dapat diterapkan pendidikan SMA, maka tidak menutup kemungkinan
pada dunia pendidikan khususnya program sekolah dapat diterapkan pada jenjang pendidikan SMP.

yang diperuntukkan bagi peserta didik kelas XII Namun agar pelaksanaan penerapan Six Sigma dapat

dalam rangka menghadapi ujian nasional. optimal, sebaiknya penerapan sudah dimulai pada
awal tahun ajaran baru untuk peserta didik kelas VII
untuk jenjang SMP dan kelas X untuk jenjang
pendidikan SMA.

Pustaka Acuan
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Goffnett, S. 2004. Understanding Six Sigma: Implication for Industry and Education, Journal of
Industrial Technology, Volume 20, No.4
Harry, M. 1998. Six Sigma: A Breakthrough strategy for profitability, Quality Progress, Vol.31 No.5
Juran, J. 1989. Juran on Leadership for Quality: an Executive Handbook, Free Press, New York
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Ngadirin, 2005, Ujian Ahir Nasional sebagai Isu Kritis Pendidikan, Pendidikan Network, http://www.
Artikel Pendidikan Network.
Tempo Interaktif, Kamis 07 Mei 2009

531

Anda mungkin juga menyukai