LANDASAN TEORI
6
7
Untuk memilih pemasok diperlukan suatu sistem evaluasi dan seleksi pemasok
dengan pertimbangan beberapa faktor yaitu quality, cost, delivery, flexibility dan
responsiveness. Secara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteria-
kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu
pengiriman, namun seringkali pemilihan pemasok membutuhkan kriteria lain yang
dinggap penting oleh perusahaan.
a. Kualitas
Kualitas produk dikembangkan menjadi beberapa sub kriteria antara lain
persentase reject, metode inspeksi, kesesuaian spesifikasi sistem kualitas
dan dukungan teknis.
b. Pengiriman
Sub kriteria pengiriman antara lain ketepatan waktu pengiriman,
kesesuaian jumlah dan spesifikasi material yang dikirim, kelengkapan
dokumen pengiriman, dan kapasitas pengiriman.
c. Harga
Kriteria harga kemudian dibagi menjadi beberapa sub kriteria seperti,harga
yang kompetitif, rincian harga dan jangka waktu pembayaran sesuai
dengan ketentuan perusahaan.
8
d. Kemampuan produksi
Kriteria kemampuan produksi kemudian dibagi menjadi beberapa sub
kriteria seperti lead time yang dibutuhkan, kemampuan dalam memenuhi
perubahan order, keragaman produk, minimum quantity order, dan
kapasitas produksi
e. Pelayanan
Pelayanan terdiri atas sub kriteria responsif terhadap order yang diterima,
rata-rata waktu penggantian material klaim, dan responsif dalam
perbaikan.
f. Karakteristik pemasok
Sub kriteria karakteristik pemasok antara lain stabilitas finansial, lokasi
geografis, reputasi, negotiability, dan profesionalisme.
a. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner
kemudian dicatat atau direkam berdasarkan skala likert seperti dibawah ini.
Tabel 2.1 Skala Likert yang Digunakan pada Kuesioner Tahap 1
Skala Likert Pengertian
Sangat penting kriteria/sub kriteria tersebut digunakan untuk
5
menilai kinerja pemasok
Penting kriteria/sub kriteria tersebut digunakan untuk menilai
4
kinerja pemasok
Ragu-ragu / Netral kriteria/sub kriteria tersebut digunakan untuk
3
menilai kinerja pemasok
Tidak penting kriteria/sub kriteria tersebut digunakan untuk
2
menilai kinerja pemasok
Sangat tidak penting kriteria/sub kriteria tersebut digunakan untuk
1
menilai kinerja pemasok
Sumber : Dwi Puspitasari (2009)
9
b. Observasi
Pengamatan yang melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.
c. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara atau secara lisan langsung denagn
sumber datanya, baik melalui tatap muka atau ewat telephone,
teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh
peneliti.
d. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari
lembaga atau institudi. Dokumen diperlukan untuk mendukung
kelengkapan data yang lain.
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar –
benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur (Ekawati,
2006). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil
pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis,
hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan
atau memberikan suatu nilai/ karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.
Macam validitas umumnya digolongkan menjadi tiga kategori besar yaitu validitas
isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion related validity) dan
validitas konstruk.
Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan
skor total variable. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mancari korelasi
antara masing – masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik
korelasi product moment, sebagai berikut:
10
..…………..…....(2.1)
di mana:
Y : skor total
N : jumlah responden
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh,
nilai–nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritis. Selanjutnya, jika nilai
koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai
kritis, maka pertanyaan tersebut signifikan (Susila, 2007).
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ekawati, 2006). Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif
konsisten dari waktu ke waktu.
r = 1
k 1 2
Keterangan :
a. Automatic decisions
Keputusan otomatis dibuat dengan sangat sederhana. Meski sederhana,
informasi tetap diperlukan. Hanya informasi yang ada itu sekaligus
melahirkan suatu keputusan. Contohnya, seorang pengemudi mobil yang
memperoleh informasi di perempatan jalan berupa lampu merah, akan
membuat keputusan otomatis untuk berhenti. Informasi itu identik dengan
keputusan.
b. Mencari alternatif
Mencari alternatif dilakukan dengan mengamati lingkungan internal dan
eksternal untuk mendapatkan informasi yang relevan dalam mencari
alternatif yang mungkin mencapai tujuan.
d. Tindakan pemilihan
Pembuat keputusan memilih suatu tindakan dari suatu set alternatif.
e. Mengimplementasikan keputusan
Keputusan diimplementasikan dari abstraksi menjadi tindakan operasional.
Metode AHP ini pertama kali dikemukan oleh Dr.Thomas L. Saaty dari
Wharton School of Business pada tahun 1970. AHP adalah metode yang digunakan
untuk merangking alternatif keputusan dan memilih satu alternatif keputusan yang
terbaik ketika pembuat keputusan memiliki berbagai kriteria. Dengan AHP
pembuat keputusan dapat memilih alternatif yang terbaik yang sesuai dengan
kriteria keputusannya, serta memberikan ranking untuk setiap alternatif keputusan
berdasarkan kelayakan setiap alternatif yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit ada tiga prinsip:
a. Menyusun Hirarki
Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan,
mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati.
Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran manusia menyusun realitas
yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan
kemudian menyusun bagian ini kedalam bagian-bagiannya lagi, dan
seterusnya secara hirarkis.
b. Menentukan Prioritas
Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi hubungan antara
halhal yang mereka amati, membandingkan sepasang benda atau hal yang
serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota
pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal
yang satu dibandingkan dengan yang lainnya. Lalu mereka mensintesis
penilaian mereka melalui imajinasi, atau dengan menggunakan AHP
melalui suatu proses logis sehingga diperoleh pengertian yang lebih baik
tentang keseluruhan sistem.
c. Konsistensi Logis
16
Struktur hirarki evaluasi performa pemasok dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut.
17
Level 1
Level 2
Kriteria
Level 3
Sub Kriteria
Level 4
Sub Kriteria
Gambar 2.2 Struktur Hirearki Evaluasi Performa Pemasok
Sumber : Dwi Puspitasari (2009)
B. Membuat serangkaian perbandingan berpasangan antar elemen menurut
skala rasio. Jika hirarki sudah disusun, tahap selanjutnya adalah
menjabarkan prioritas dari setiap elemen di masing-masing level.
Serangkaian matriks perbandingan dari seluruh elemen dalam sebuah level
hirarki dengan mengacu pada sebuah elemen dari level yang lebih tinggi
dibangun sebagai prioritas dan merubah keputusan perbandingan individu
menjadi rasio skala pengukuran dengan menggunakan skala 9. Nilai dan
definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut:
Intensitas
Keterangan Penjelasan
Kepentingan
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar
1 Kedua elemen sama pentingnya
terhadap tujuan
Element yang satu sedikit lebih Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu
3
penting daripada elemen lainnya elemen dibandingkan elemen lainnya
Elemen yang satu lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung
5
daripada elemen yang lainnya satu elemen dibandingkan elemen lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak Satu element yang kuat didukung dan dominan
7
penting daripada elemen lainnya terlihat dalam praktek
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap
Satu elemen mutlak penting
9 elemen lainnya memiliki tingkat penegasan
daripada elemen lainnya
tertinggi yang mungkin menguatkan
Nilai-nilai antara dua nilai Nilai ini yang diberikan bila ada dua kompromi
2,4,6,8
pertimbangan yang berdekatan diantara dua pilihan
Sumber : Dwi Puspitasari (2009)
18
Apabila responden lebih dari satu orang maka perlu menyatukan pendapat
para responden dengan persamaan rata-rata geometri:
𝑛
𝐺𝑀 = √(𝑋1 )(𝑋2 )(𝑋3 ) … . (𝑋𝑛 ) …………………. (2.3)
Dimana :
GM = Geometric Mean
X1 = Pakar ke-1
X2 = Pakar ke-2
X3 = Pakar ke-3
Xn = Pakar ke-n
Nilai λmax adalah sebuah parameter validasi penting dalam AHP, yang
biasanya digunakan sebagai indeks acuan untuk menyaring informasi
dengan menjumlahkan rasio konsistensi CR dari vektor estimasi untuk
validasi apakah matriks perbandingan berpasangan menyediakan sebuah
19
a. Jumlahkan eigen vektor atau bobot relatif dan λmax untuk setiap
matriks dari n
b. Masukkan indeks konsistensi untuk setiap matriks dari n dengan
rumus: CI = (λmax – n)/(n-1). Perhitungan indeks konsistensi
(CI) dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang
akan berpengaruh pada kesahihan hasil.
CI = Consistency Index
RI = Ratio Index
Consistency ratio (CR), merupakan parameter yang digunakan untuk
memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan
konsekuen atau tidak. Nilai RI merupakan nilai random index yang
dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory yang berupa Tabel 2.3 berikut ini:
C1 C2 C3 C4 C5 C6 . Cn
C1 1 a12 a13 a14 a15 a16 . a1n
C2 a21 1 a23 a24 a25 a26 . a2n
C3 a31 a32 1 a34 a35 a36 . a3n
C a41 a42 a43 1 a45 a46 . a2n
A= 4
C5 a51 a52 a53 a54 1 a56 . a1n
C6 a61 a62 a63 a64 a65 1 . a2n
. . . . . . . 1 .
Cn an1 an2 an3 an4 an5 an6 an7 1
hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang
dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.
i. Relatif
Mengurutkan beberapa alternatif dengan membandingkannya secara
berpasangan dengan alternatif-alternatif tersebut, dan terutama
digunakan dalam keputusan baru.
ii. Absolute
Mengurutkan alternatif yang jumlahnya tidak terbatas dengan suatu
skala intensitas untuk setiap kriteria.
iii. Benchmarking
Mengurutkan alternatif dengan mengikutsertakan alternatif yang
diketahui kedalam kelompok dan membandingkan alternatif lainnya
dengan alternatif tersebut.
c. Sensitivitas eigenvector
Memberikan batasan jumlah elemen di setiap set perbandingan dan
diharuskan homogenitas.
e. Sintesis
Digunakan untuk membuat skala rasio uni-dimensional untuk menampilkan
keseluruhan keluaran.
g. Penilaian kelompok
Harus dilakukan secara hati-hati dan matematis, dengan
mempertimbangkan pengalaman, pengetahuan, dan kekuatan dari masing-
masing orang yang dilibatkan dalam keputusan, tanpa membutuhkan
persetujuan, atau menggunakan cara lain dari voting.
24
3 Rahmawati Perbaikan evaluasi supplier 2011 Perbaikan evaluasi pemilihan supplier yang digunakan untuk alokasi
dengan menggunakan pembelian bahan baku
metode AHP-Goal
Programming
26
8 Miftakhul Pengambilan Keputusan 2011 Alternatif pemilihan Supplier yang tepat bagi perusahaan adalah
Jannah,Muhammad Untuk Pemilihan Suplier (daerah Madura 0,311, Tulungagung 0,234, Bondowoso 0,253 ,
Fakhry dan Bahan Baku Dengan Malang 0,202). Supplier dengan bobot yang paling besar adalah
Rakhmawati Pendekatan Analytical supplier terbaik.
Hierarchy Process Di PR
Pahala Sidoarjo
9 Lidya Merry, Lidya Pemilihan Supplier Buah 2014 Terdapat tujuh kriteria yang digunakan oleh PT Hero Supermarket,
Merry dan Budi Dengan Pendekatan Tbk dalam menentukan dan mengevaluasi supplier. Adapun kriteria
Marpaung Metode Analytical tersebut dengan bobotnya masing-masing adalah pengiriman (0,230),
Hierarchy Process (AHP) kualitas (0,168), pelayanan (0,154), profil supplier (0,138), harga
dan TOPSIS : Studi Kasus (0,130), kelengkapan dokumen (0,106), dan risiko (0,074). Adapun
Pada Perusahaan Retail evaluasi supplier dengan metode TOPSIS menghasilkan supplier
terbaik adalah alternatif A, selanjutnya berturut-turut alternatif C,
alternatif D dan alternatif B.
28